PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

142
PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL HOTS MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL PADA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PALLANGGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh NURUL FATIKASARI NIM 10536 1109616 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2020

Transcript of PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

Page 1: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

i

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL

HOTS MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL PADA KELAS VIII

SMP NEGERI 3 PALLANGGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

NURUL FATIKASARI

NIM 10536 1109616

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

2020

Page 2: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

iii

Page 3: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

iv

Page 4: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

v

Page 5: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

vi

Page 6: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Lakukan sekarang juga

Sebelum “nanti” berubah

Menjadi “tidak sama sekali”

Kupersembahkan karya ini untuk:

Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, baik

berupa mikmat kesehatan maupun kesempatan, serta dipermudah dalam setiap

urusan sehingga karya ini dapat terselesaikan. Selanjutnya kepada Ibu dan

bapak tercinta, atas doa, serta kasih sayang yang tidak henti-hentinya, yang

penuh kesabaran dalam mendidik dan membesarkanku, dan segala dukungan

yang menjadi motivasi untukku. Karya ini juga saya persembahkan kepada

teman-teman seperjuanganku serta almamaterku tercinta, Universitas

Muhammadiyah Makassar

Page 7: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

vii

ABSTRAK

Nurul Fatikasari. 2020. Profil Berpikir Kritis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal

HOTS Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Ditinjau Dari

Kemampuan Awal Pada Kelas VIII SMP Negeri 3 Pallangga. Skripsi. Program

Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Nurdin Arsyad Dan

Pembimbing II Haerul Syam.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan

berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal HOTS berdasarkan kemampuan

awal siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pallangga yang berpikir kritis tinggi, sedang

dan rendah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dirancang untuk

mengetahui kemampuan berpikir kritis subjek dalam menyelesaikan soal HOTS

berdasarkan kemampuan awal siswa. Data yang diolah adalah kemampuan

berpikir kritis dalam menyelesaikan soal HOTS berdasarkan kemampuan awal

siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pemberian tes dan

wawancara. Soal yang digunakan dalam tes mengukur kemampuan berpikir kritis

berupa soal essay berjumlah 3 nomor pada materi Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel. Wawancara bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis

subjek dalam menyelesaikan soal HOTS berdasarkan tes kemampuan awal siswa

terlebih dahulu. Berdasarkan olahan data tersebut, diperoleh bahwa subjek yang

berpikir kritis tinggi adalah subjek yang mampu menguasai indikator FRISCO

(focus, reason, inference, situation, clarity, dan overview). Subjek yang berpikir

kritis sedang yaitu subjek yang hanya menguasai sebagian indikator FRISCO

yaitu subjek tidak menjawab pertanyaan konteks permasalahan tetapi subjek dapat

menjelaskan pada saat wawancara (focus), subjek tidak menuliskan pada saat tes

terkait dengan indikator tersebut yaitu dapat memberikan alasan terkait fakta atau

bukti yang relevan pada setiap langkah dalam membuat kesimpulan tetapi pada

saat wawancara subjek dapat menjelaskannya (reason), subjek dapat membuat

kesimpulan dengan tepat berdasarkan proses identifikasi pada langkah

penyelesaian (inference), subjek mampu mengumpulkan informasi- informasi

yang relevan dan menggunakan konsep-konsep matematika yang relevan untuk

menjawab soal (situation), subjek dapat memberikan kejelasan simbol atau hal-hal

yang belum jelas keterangannya (clarity) dan subjek tidak konsisten mengecek

ulang pekerjaannya dari awal sampai akhir terlihat dari hasil wawancara

(overview). Subjek yang berpikir kritis rendah, subjek tidak mampu memahami

materi sistem persamaan linear dua variabel. Subjek sama sekali tidak mengerti

cara penyelesaian dari awal sampai akhir dan tidak menguasai indikator FRISCO.

Kata Kunci : Berpikir kritis, soal HOTS, kemampuan awal

Page 8: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita curahkan kepada sang pencipta atas segala

karunia, nikmat yang berlimpah sehingga kita senantiasa dalam lindungan rahmat

dan hidayahnya. Salam berserta shalwat senantiasa kita haturkan kepada baginda

Rasulullah SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi seluruh ummat di muka

bumi ini.

Alhamdulillah atas karunia yang telah diberikan penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Profil Berpikir Kritis Siswa Dalam

Menyelesaikan Soal HOTS Materi Sitem Persamaan Linear Ditinjau Dari

Kamampuan Awal Pada Kelas VIII SMP Negeri 3 Pallangga“

Skripsi ini selesai tentunya berkat beberapa partisipasi, dukungan dan

bimbingan dari sekitar, olehnya itu izinkan penulis menyampaikan banyak

terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua beserta keluarga yang senantiasa memberikan kasih dan

sayangnya dalam menyelesiakan pendidikan.

2. Ayahanda Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Ayahanda Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ayahanda Mukhlis, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 9: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

ix

5. Ayahanda Ma‟rup, S.Pd., M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

6. Ayahanda Prof. Dr. H. Nurdin Arsyad, M.Pd., dan Ayahanda Dr. Haerul

Syam, M.Pd., selaku dosen pembimbing telah membimbing, mengarahkan

dan memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

7. Ayahanda Ma‟rup, S.Pd., M.Pd., dan Ibunda Kristiawati, S.Pd., M.Pd., selaku

validator yang telah memberikan arahan dan petunjuk terhadap instrumen

penelitian.

8. Para Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah bersedia

memberikan ilmunya dalam proses studi.

9. Para staf Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang memberikan arahan

dalam proses perkuliahan dan akademik.

10. Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Pallangga yang telah membantu penelitian

dalam hal pemberi izin penelitian.

11. Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri 3 Pallamgga yang telah

membantu peneliti selama proses penelitian.

12. Siswa-siswi kelas VIII.1 SMP Negeri 3 Pallangga yang telah bekerja sama

dalam terlaksananya penelitian ini.

13. Teman-teman angkatan 2016 Pendidikan Matematika khususnya 2016 C dan

Firmansyah yang senantiasa bersedia menemani peneliti selama proses

Page 10: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

x

penelitian, untuk bantuannnya dalam memberikan ide dan motivasi selama

penyusunan skripsi ini.

14. Seluruh pihak yang telah memberikan masukan, saran, motivasi dan

supportnya dalam menyelesaikan tulisan ini yang peneliti tidak sempat

tuangkan satu persatu dalam tulisan ini.

Akhirnya penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi rekan-

rekan mahasiswa dan para pembaca. Semoga segala bentuk kebaikan senantiasa

bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Makassar, Oktober 2020

Penulis

Page 11: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... iii

SURAT PERNYATAAN ........................................................................ iv

SURAT PERJANJIAN ........................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL.................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 5

E. Batasan Istilah ....................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori...................................................................... 7

1. Profil .............................................................................. 7

2. Berpikir Kritis ................................................................ 8

3. HOTS (Higher Older Thinking Skill) ............................. 10

4. Kemampuan Awal .......................................................... 14

5. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ......................... 17

B. Penelitian Yang Relevan ....................................................... 21

Page 12: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

xii

C. Kerangka Pikir ..................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian...................................................................... 24

B. Lokasi Penelitian ................................................................... 24

C. Subjek Penelitian .................................................................. 24

D. Prosedur Penelitian ............................................................... 25

E. Instrumen Penelitian ............................................................. 26

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 32

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data .................................... 33

H. Teknik Analisis Data............................................................. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Tes Pemilihan Subjek .................................................. 35

B. Pengkodean Subjek Penelitian .............................................. 37

C. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................... 37

D. Analisis dan Pembahasan Data ............................................ 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................... 78

B. Saran ..................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 82

Page 13: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

DAFTAR TABEL

Tabel , Halaman

2.1 Indikator Tahap Proses Berpikir Kreatif Berdasarkan Ennis ............... 10

3.1 Kisi-kisi Tes Soal Kemampuan Awal Matematika .............................. 27

3.2 Penilaian Validator Soal Kemampuan Awal ........................................ 28

3.3 Saran Revisi Validator Soal Kemampuan Awal ................................... 29

3.4 Kisi-kisi Tes soal HOTS ...................................................................... 30

3.5 P enilaian Validator Soal HOTS .......................................................... 31

3.6 Saran Revisi Validator Soal HOTS ....................................................... 31

4.1 Hasil Tes Kemampuan Awal Subjek ................................................... 36

4.2 Pengkodean Subjek Penelitian ............................................................. 37

Page 14: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Hasil Kerja Nomor Satu Subjek yang Berprestasi Tinggi .................... 38

4.2 Hasil Kerja Nomor Dua Subjek yang Berprestasi Tinggi ..................... 41

4.3 Hasil Kerja Nomor Tiga Subjek yang Berprestasi Tinggi .................... 45

4.4 Hasil Kerja Nomor Satu Subjek yang Berprestasi Sedang ................... 50

4.5 Hasil Kerja Nomor Dua Subjek yang Berprestasi Sedang .................... 52

4.6 Hasil Kerja Nomor Tiga Subjek yang Berprestasi Sedang ................... 56

4.7 Hasil Kerja Nomor Satu Subjek yang Berprestasi Rendah ................... 61

4.8 Hasil Kerja Nomor Dua Subjek yang Berprestasi Rendah ................... 64

4.9 Hasil Kerja Nomor Tiga Subjek yang Berprestasi Rendah .................... 67

Page 15: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan yang ingin dicapai pada kurikulum 2013 ialah

kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam pembelajaran matematika, berpikir

kritis merupakan salah satu bagian terpenting dimana Soedjadi mengatakan

bahwa kemampuan berpikir kritis dan belajar matematika adalah sesuatu yang

tidak dapat terpisahkan karena berpikir kritis diasah dengan belajar matematika

dan materi matematika dimengerti dengan berpikir kritis (Lambertus, 2009).

Meneurut Ennis (2011): “Berpikir kritis adalah pemikiran masuk akal dan

reflektif dengan berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau

dilakukan”.

Beberapa pendapat diatas dapat dipaparkan bahwa berpikir kritis

merupakan sesuatu yang dipusatkan ke sebuah pengertian yaitu sesuatu yang

dikerjakan dengan sadar dan terfokus ke sebuah tujuan. Adapun tujuan berpikir

kritis ialah meninjau dan menilai informasi yang pada akhirnya menguatkan

peneliti untuk pembuatan keputusan.

Adapun enam indikator atau tolak ukur berpikir kritis yang diungkapkan

oleh Ennis yang disingkat menjadi FRISCO. Enam indikator FRISCO yaitu (a)

Focus (fokus) yaitu siswa mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan situasi

permasalahan yang ada, (b) Reason (alasan) yaitu siswa mampu

menyampaikan alasan terikat dengan informasi ataupun fakta yang relevan

pada langkah selanjutnya yaitu membuat kesimpulan, (c) Inference

(kesimpulan) yaitu siswa mampu merancang kesimpulan dengan tepat sesuai

Page 16: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

2

dengan langkah dan cara penyelesaiannya, (d) Situation (situasi) yaitu siswa

dapat menyatukan fakta atau informasi yang relevan dengan memakai konsep-

konsep matematika yang relevan untuk menjawab pertanyaan, (e) Clarity

(kejelasan) yaitu siswa mampu menjelasakan sesuatu dengan jelas terkait hal

ataupun simbol yang belum jelas keterangannya, (f) Overview (memeriksa

kembali) yaitu siswa telah mengecek kembali hasil kerjanya dari awal hingga

akhir.

Untuk mengerjakan soal matematika siswa dituntut untuk mampu berpikir

dengan kritis, begitu juga dengan materi Sistem Persamaan Linear Dua

Varibel. Materi sistem persamaan linear dua variabel dipelajari dikelas VIII

semester ganjil. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas No.24) menyatakan bahwa Kompetensi Inti (KI) dan

Kompetensi Dasar (KD) dalam mempelajari materi sistem persamaan linear

dua variabel yaitu mendeskripsikan dan menentukan penyelesaian sistem

persamaan linear dua variabel menggunakan masalah kontekstual, serta

keterkaitannya (Depdiknas, 2016).

Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan

soal dengan materi sistem persamaan linear dua varibel diberikan test

kemampuan awal terlebih dahulu pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 3

Pallangga agar dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap

materi sistem persamaan linear dua variabel. Adapun indikator atau kriteria

yang digunakan untuk mengatui kemampuan berpikir kritis siswa adalah

indikator yang diungkapkan oleh Ennis yaitu FRISCO.

Agara dapat mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa, peneliti harus

Page 17: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

3

melakukan sebuah pengembangan soal. Pengembangan soal yang digunakan

peneliti disini yaitu dengan bentuk soal HOTS (Higher Order Thinking Skill).

HOTS merupakan sebuah kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu

kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, metakognitif, logis dan reflektif.

Pada kurikulum 2013 pemerintah telah menetapkan pembelajaran dengan

berbasis soal HOTS, tetapi masih banyak sekolah belum bisa memberikan soal

HOTS ke siswanya begitu juga dengan SMP Negeri 3 Pallangga. Pada saat

observasi, guru matematika SMP Negeri 3 Pallangga mengatakan bahwa

sekolah tersebut belum pernah memberikan soal HOTS dikarenakan dalam

pembuatan soal HOTS memakan waktu yang cukup lama karena harus

menyesuaikan dengan indikator HOTS, kompetensi dasar materi dan juga

kondisi siswa dikelas. Jadi, di SMP Negeri 3 Pallangga sendiri lebih

mengutamakan memberikan soal-soal yang sudah lazim secara umum.

Dari beberapa uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk menggambarkan

kemampuan berpikir kritis dari siswa dalam menyelesaikan soal pada materi

sistem persamaan linear dua variabel di SMP Negeri 3 Pallangga, dikarenakan

sekolah yang akan ditempati penelitian belum menggunakan soal HOTS dalam

pembelajaran matematika. Sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui

kemampuan siswa terhadap materi sistem persamaan linear dua variabel di

SMP Negeri 3 Pallangga dengan cara menggunakan soal HOTS sebagai tolak

ukur dalam mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dilihat permasalahan yang

dimiliki oleh peneliti yaitu:

Page 18: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

4

1. Bagaimana kemampuan berpikir kritis tinggi siswa dalam menyelesaikan

soal HOTS materi Sistem Persaman Linear dua Variabel yang ditinjau dari

kemampuan awal pada kelas VIII.1 SMP Negeri 3 Pallangga?

2. Bagaimana kemampuan berpikir kritis sedang siswa dalam menyelesaikan

soal HOTS materi Sistem Persaman Linear dua Variabel yang ditinjau dari

kemampuan awal pada kelas VIII.1 SMP Negeri 3 Pallangga?

3. Bagaimana kemampuan berpikir kritis rendah siswa dalam menyelesaikan

soal HOTS materi Sistem Persaman Linear dua Variabel yang ditinjau dari

kemampuan awal pada kelas VIII.1 SMP Negeri 3 Pallangga?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis tinggi siswa dalam

menyelesaikan soal HOTS materi Sistem Persaman Linear dua Variabel

yang ditinjau dari kemampuan awal pada kelas VIII.1 SMP Negeri 3

Pallangga.

2. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis sedang siswa dalam

menyelesaikan soal HOTS materi Sistem Persaman Linear dua Variabel

yang ditinjau dari kemampuan awal pada kelas VIII.1 SMP Negeri 3

Pallangga.

3. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis rendah siswa dalam

menyelesaikan soal HOTS materi Sistem Persaman Linear dua Variabel

yang ditinjau dari kemampuan awal pada kelas VIII.1 SMP Negeri 3

Pallangga.

D. Manfaat Penelitian

Page 19: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

5

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan referensi yang diinginkan mampu memberikan sumbangan

pemikiran yang dapat menelaah kemampuan berpikir kritis siswa dalam

menyelesaikan soal HOTS yang ditinjau dari kemampuan awal.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa, dapat meningkatkan kreativitas dan daya pikir siswa

dalam menyelesaikan soal-soal utamanya soal HOTS

b. Bagi Pendidik, Bahan pertimbangan untuk melihat sisi lain dari

berbagai macam penyelesaian soal. Tidak hanya terfokus pada cara-

cara penyelesaian soal yang sudah lazim secara umum, melainkan

adanya kreativitas baru dalam menyelesaikan soal

c. Bagi Sekolah, dapat memberikan masukan positif sehingga mampu

meningkatkan kualitas sekolah sebagai lembaga pendidikan

masyarakat.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya, dapat dijadikan sebagai bahan pembanding

dan sebagai referensi bagi penelitian yang relevan.

E. Batasan Istilah

1. Profil adalah gambaran yang lebih detail tentang bagaimana siswa

berpikir kritis dalam menyelesaikan soal HOTS pada materi sistem

persamaan linear dua variabel yang ditinjau dari kemampuan awal.

2. Berpikir kritis merupakan sesuatu yang dikerjakan dengan sadar dan

terfokus ke sebuah tujuan. Adapun tujuan berpikir kritis ialah meninjau

Page 20: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

6

dan menilai informasi yang pada akhirnya menguatkan peneliti untuk

pembuatan keputusan.

3. Soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) yaitu sebuah instrumen yang

dapat digunakan dalam mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi

yaitu kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, metakognitif, logis dan

reflektif.

4. Kemampuan awal siswa merupakan kemampuan yang sudah siswa miliki

sebelum berlangsungnya proses belajar mengajar. Kemampuan awal juga

biasa dijadikan syarat agar dapat mengikuti jalannya pembelajaran dan

menjadi peran yang penting dalam proses belajar mengajar selanjutnya,

begitu pula pada pembelajaran matematika pada materi sistem persamaan

linear dua variabel.

5. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah sebuah persamaan dimana

didalamnya terkandung dua variabel yang didalamnya adalah satu. Bentuk

umum SPLDV:

{

Dengan dan disebut variabel

, disebut koefisien

disebut konstanta

Page 21: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Profil

Ada beraneka ragam pendapat yang dikemukakan oleh para ahli

tentang arti profil. Profil menurut Sri Mulyani (1983: 1) profil merupakan

sebuah garis besar, pandangan sisi maupun biografi dari pribadi seseorang

atau sekelompok yang mempunyai usia yang sama. Desi Susiani (2009:

41) juga menjelaskan tentang profil ialah sebuah tulisan, grafik maupun

digram yang menerangkan suatu keadaan yang merujuk pada data orang

ataupun sesuatu. Sedangkan profil menurut Hasan Alwi (2005 : 40)

merupakan pandangan akan seseorang.

Dari berbagai pendapat dan pengertian yang dikemukakan oleh

beberapa ahli tentang profil bisa dipahami bahwa pengertian dari pendapat

tersebut hampir sama bahwa profil merupakan suatu paparan secara garis

besar tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Misalkan dilihat dari

segi seni profil bisa dilihat sebagai sketsa atau gambar wajah seseorang

yang dilihat dari sudut samping kiri maupun kanan. Sedangkan jika

dipandang oleh segi statistik profil merupakan sebuah kumpulan data

yang dapat menjelaskan suatu keadaan dalam bentuk tabel maupun grafik.

Dalam penelitian ini yang dimaksudkan dengan profil ialah

gambaran tentang bagaimana siswa berfikir kritis dalam menyelesaikan

soal HOTS pada materi sistem persamaan linear dua variabel.

Page 22: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

8

2. Berpikir Kritis

Ada beberapa definisi berpikir kritis menurut beberapa ahli.

Menurut Fisher (2011) berpikir kritis ialah bagaikan kemampuan untuk

menginterpreitasikan, menganalisis, dan mengevaluasi ide maupun

argumen. Saat ini kemampuan berpikir kritis telah dianggap sebagai

kemampuan mendasar yang berperan sangat penting untuk dimiliki sama

halnya dengan kemampuan menulis dan membaca. Pikket dan Foster

(dalam Susiyati, 2014) mengungkapkan bahwa berpikir kritis merupakan

jenis berpikir lebih tinggi dibandingkan dengan pemikiran biasa yang tidak

hanya mampu mengingat materi namun pemakaian dan memanipulasikan

sesuatu yang dipelajari dalam hal yang baru. Menurut Scrivan (Fisher,

2011) berpikir kritis sebagai aktivitas „keahlian‟ menginterpretasikan,

mengevaluasi hasil pengamatan dan koneksi argumen. Sedangkan menurut

Nugent dan Vitale (dalam Susiyati, 2014) berpikir kritis mengaitkan

sebuah tujuan, tujuan langsung dari berpikir ke proses pembuatan

keputusan didasari oleh bukti dan bukan hanya asal menebak dalam proses

pemecahan masalah ilmiah tersebut. Berdasarkan dari beberapa definisi

dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis yaitu sesuatu yang dikerjakan

dengan sadar dan terfokus ke sebuah tujuan. Adapun tujuan berpikir kritis

ialah meninjau dan menilai informasi yang pada akhirnya menguatkan

peneliti untuk pembuatan keputusan.

Berpikir kritis Menurut Glazer (2001) ialah kemampuan yang

digabungkan dengan pengetahuan awal, sebuah kekampuan nalar

matematika, dan cara psikologis untuk mengeneralisasikan, memberi

Page 23: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

9

pembuktian, mengasah situasi matematik yang tidak umum secara

introspektif. Berpikir kritis yang diungkapkan oleh Sumarmo (2012) Sama

halnya dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi karena berpikir kritis

memenuhi semua unsur berpikir tingkat tinggi.

Berdasarkan Ennis (dalam Julita, 2014) ada enam kriteria atau

indikator berpikir kritis yang diungkapkan adalah Ennis yaitu FRISCO

(Focus, Reason, Inference, Situation, Clarity, dan Overview). Berikut

penjelasan FRISCO, yaitu:

1. Focus (fokus), yaitu pusat perhatian siswa terhadap pengambilan

langkah dari masalahan yang ada.

2. Reason (alasan), yaitu dapat memeberikan alasan yang logis terhadap

langkah yang diambil.

3. Inference (simpulan), yaitu dapt membuat kesimpulan berlandaskan

fakta yang meyakinkan dengan cara mengidentifikasi berbagai

argumen atau anggapan dan mencari alternatif pemecahan, serta tetap

mempertimbangan situasi dan bukti yang ada.

4. Situation (situasi), memahami kunci dari permasalahan yang

menyebabkan suatu keadaan atau situasi.

5. Clarity (kejelasan), yaitu dapat memberikan kejelasan tentang simbol,

hal-hal dan istilah yang digunakan.

6. Overview (memeriksa kembali), yaitu memeriksa ulang secara

menyeluruh untuk mengetahui kebenaran keputusan yang sudah

diambil.

Page 24: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

10

Tabel 2.1 Salah satu kriteria dan indikator berpikir kritis yang

diungkapkan olrh Ennis yang disingkat menjadi FRISCO

KRITERIA

BERPIKIR

KRITIS

INDIKATOR

F (Fucos) - Siswa mampu menafsirkan persoalan pada

pertanyaan yang diberikan.

R (Reason) - Siswa mampu menyampaikan alasan bersumber

pada bukti atau fakta yang relevan untuk setiap

langkah dalam mengerjakan keputusan maupun

keisimpulan.

I (Inference) - Siswa memilah alasan yang benar untuk

membuat kesimpulan yang telah dibikin.

S (Situation) - Siswa memanfaatkan informasi yang sesuai pada

persoalan.

C (Clarity) - Siswa menyampaikan kejelasan yang lebih

lanjut.

O (Overview) - Siswa meneliti atau memeriksa kembali dari awal

sampai akhir secara menyeluruh.

3. HOTS (Higher Order Thinking Skill)

Soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) yaitu sebuah instrumen

yang dapat digunakan dalam mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi

yaitu kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, metakognitif, logis dan

Page 25: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

11

reflektif, yaitu keterampilan berpikir yang tidak sekedar mengignat,

menyatakan kembali, atau mreujuk tanpa melakukan pengolahan. Soal-

soal HOTS pada kondisi asesmen menaksir kemampuan: a) mentransfer

konsep, b) menjalankan dan diterapkannya informasi, c) mencari kaitan

dari informasi yang berbeda, d) memanfaatkan informasi untuk

penyelesaian masalah, dan e) mengkaji informasi dan ide dengan kritis.

HOTS memiliki ciri yang khas. “Level kemampuan HOTS

mencakup kemampuan atau keterampilan siswa dalam menganalisis

(analyze), mengevaluasi (evaluate), dan mencipta (create), indikator

keterampilan menganalisis,mengevaluasi dan mencipta didasarkan pada

teori yang dipaparkan dalam revisi Taksonomi Bloom.”

Indikator HOTS apabila disinergikan dengan Taksonomi Bloom,

yaitu sebagai berikut:

1. Level Analisis

Menyusun sebuah bagian-bagian pemecah materi dan memutuskan

hubungan antar bagian ataupun keseluruhannya. Berikut adalah level

analisis, yaitu:

a. Menyeleksi

Pada suatu permasalahan disajikan berbagai data.

Berlandaskan data tersebut, siswa diminta memilah data antara

data yang berkorelasi dengan kesimpulan atau tidak

berkolerasi dengan kesimpulan. Kapasitas data tidak akan

selalu menjamin sebuah validnya kesimpulan.

b. Mengorganisasi

Pengajar dapat membuat contoh soal matematika yang telah

Page 26: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

12

dikerjakan namun salah. Kemudian siswa diminta untuk

mencari letak kesalahannya dengan pembuatan diagram.

c. Mengatribusi

Siswa diminta untuk membandingkan dua data yang berbeda

mengenai sebuah permasalahan ataupun fenomena. Dari data

tersebut selanjutnya diminta untuk membuktikan yang mana

yang tepat dan yang lain mengapa bisa tidak tepat.

2. Level Evaluasi

Level evaluasi ialah sebuah kemampuan untuk pengambilan

keputusan yang berdasar pada sebuah kriteria, adapun level evaluasi

sebagai berikut:

a. Pengecekan

Siswa diminta agar dapat mengukur dan mengambil data dari

cara dan sudut pandang yang berbeda. Kemudian siswa

tersebut diminta untuk membuat kesimpulan dari data yang

telah ada. Dari data tesebut, beberapa siswa diminta utk

mendiskusikan untuk pengecekan data, dan apakah semua data

mendukung dalam pengambilan keputusan.

b. Mengkritisi

Siswa dapat diajak dengan mengevaluasi kegiatan PASKIBRA

yang telah dilaksanakan bulan lalu. Kemudian, beberapa siswa

diminta untuk melakukan sebuah program kerja baru

PASKIBRA dengan didasari program yang pernah dilakukan.

Dari masalah tersebut dapat membuat siswa menyusun sebuah

proses dalam menghitung berapa anggaran biaya yang

dikeluarkan.

Page 27: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

13

3. Level Mencipta

Siswa mengumpulkan beberapa informasi dengan cara maupun

strategi yang tidak biasa. Siswa dibimbing untuk menggabungkan

suatu bagian untk membentuk sesuatu yg lebih asli dan terbaru.

Didalam level mencipta membuat siswa untuk mampu berpikir yang

lebih inovatif dan kreatif. Adapun level mencipta sebagai berikut:

a. Merumuskan

Siswa diminta merumuskan suatu cara dengan perhitungan

sebuah luas ataupun keliling sebuah bangun datar. Siswa dapat

menghitung tanpa memakai rumus yang baku, tetapi

menggunakan cara lain untuk menghitung sebuah luasa atau

keliling daari bangun datar.

b. Merencanakan

Siswa diminta untuk membuat sebuah rencana untuk

menjawab masalah matematika dengan kehidupan sehari-hari.

Contuhnya, siswa diminta untuk bercerita tentang perjalanan

yang siswa jalani dari rumah ke sekolah. Lalussiwa diminta

untuk memberi penggambaran sesuatu dengan pembelajaran

matematika.

c. Memproduksi

Siswa diminta untuk membuat penyelesaian masalah

kontekstual matematika. Hasil dari masalah penyelesaian

tersebut dengan memakai kajian karya ilmiah.

Page 28: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

14

HOTS

Bagan tentang tata cara pembuatan soal hots:

4. Kemampuan Awal

Kemampuan awal sangat berpengaruh didalam pembelajaran dan

apa yang sudah siswa ketahui kurang dan banyaknya sangat

berpengaruh dengan apa yang telah dipelajari (Muhamad Nur, 2000).

Kemampuan awal merupakan sebuah kererampilan maupun pengatuan

yang siswa sudah miliki jadi siswa bisa ikut dalam proses belajar

dengan baik (Atwi Suparman, 2001). Sedangkan menurut Sudjana

(2005) kemampuan awal ialah sebuah kemampuan yang lebih dibawah

Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS

Menyusun kisi-kisi soal

Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual

Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal

Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci

jawaban

Page 29: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

15

dari pengetahuan yang baru dipelajari. Jadi dapat disimpulkan,

kemampuan awal merupakan sebuah hasil dari proses belajar mengajar

yang ditemukan sebelum menemukan kemampuan yang lebih dari

sebelumnya begitu pula pada pembelajaran matematika.

Prior Knowledge atau yang lebih umum disebut dengan

kemampuan awal. Prior Knowledge atau disingkat dengan PK ialah

sebuah langkah yang sangat penting di dalam pembelajaran, jadi setiap

pendidik harus mengetahui tingkatan kemampuan awal yang dimiliki

siswa. Didalam langkah untuk pemahaman, PK ialah sesuatu yang

sanagt utama yang akan mempengaruhi kebiasaan belajar bagi para

siswa. Dari beberapa penelitian diungkapkan bahwa lingkungan

pembelajaran diperlukan suasana yang telah familiar, nyaman dan

santai. Didalam konteks kemampuan awal lingkungan belajar harus

dengan suasana yang dapat mendukung perasaan peserta didik, dimana

semangat untuk menemukan sesuatu yang baru, penuh makna, dan

tertantangnya siswa. Menciptakan sebuah hal yang menantang para

siswa untuk belajar. Kemampuan awal juga merupakan dorongan

yang murni. Dengan cara tersebut maka pengajar dapat mendorong

pola pikir siswa, dari mengingat informasi yang telah siswa miliki akan

menjadikan proses belajar mengajar dengan penuh arti dan memulai

perjalanan untuk penggabungan berbagai jenis peristiwa atau kejadian

dan tidak lagi mengingat pengalaman yang ada dengan terpisah. Dalam

semua proses, kemampuan awal ialah sesuatu elemen esensial untuk

menciptakan proses belajar agar menjadi lebih bermakna.

Page 30: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

16

Dari beberapa pendapat tentang kemampuan awal bisa

disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa merupakan suatu

kemampuan yang sudah siswa miliki sebelum berlangsungnya proses

belajar mengajar. Kemampuan awal dijadikan sebagai prasyarat dalam

mengikuti proses belajar mengajar dan membaawa peran yang penting

didalam proses belajar mengajar yang akan datang. Kemampuan awal

merupakan alah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa nantinya. Proses belajar mengajar berpengaruyh dengan

bagaimana kemampuan awal. Karena kemampuan awal siswa dijadikan

prasyarat awal yang siswa harus miliki agar proses belajar mengajar

yang dilakukan berjalan secara baik.

Setiap siswa mempunyai kemampuana awal yang tidak sama. Jadi

guru perlu memberi perhatian yang penting sebelum melaksanakan

proses belajar mengajar, karena proses belajar mengajar kurang lebih

terpengaruh oleh kemampuan awal yang telah siswa miliki. Secara

tidak langsung kemampuan dapat diartikan dengan intelegensi yaitu

merupakan sebuah kemampuan yang dibawah sejak lahir, seseorang

dapat melakukannya dengan sesuatu cara tertentu. Antara masing-

masing siswa terdapat perbedaan bisa mempengaruhi tingkatan sebuah

penguasaan materi bahan pelajaran. Walaupun belum terjamin siswa

dengan kemampuan awal yang tinggi, bisa mendapatkan prestasi yang

lebih dari pada siswa yang lain.

Page 31: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

17

5. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

5.1 Persamaan Linear Dua Variabel

Persamaan linear dua variabel ialah persamaan yang

mengandung dua variabel dimana pangkat derajat tiap-tiap

variabelnya sama dengan satu. Bentuk umum PLDV:

dan disebut variabel

, R

, ≠ 0

5.2 Sistem Persamaan Linear Dua Variabel(SPLDV)

Menurut Sukino, Wilson Simangunsong (dalam Nugraheni,

Agnesia Swara 2019 : 24) Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

adalah sebuah persamaan dimana didalamnya terkandung dua

variabel yang didalamnya adalah satu.

Bentuk umum SPLDV:

{

Dengan dan disebut variabel

, disebut koefisien

disebut konstanta

Berbeda dengan persamaan linear dua variabel, SPLDV memiliki

penyelesaian atau himpunan yang harus memenuhi kedua

persamaan dimana di dalamnya terkandung dua variabel tersebut:

Contoh, SPLDV (1):

{

Penyelesaian dari sistem persamaan linear adalah mencari nilai-

nilai dan yang dicari demikian sehingga memenuhi kedua

persamaan linear.

SPLDV diatas memiliki himpunan penyelesaian { } = { }

Page 32: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

18

5.3 Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Penyelesaian SPLDV dapat ditentukan dengan cara mencari

nilai variabel yang memenuhi variabel persamaan linear dua

variabel. Untuk menyelesaikan SPLDV dapat dilakukan dengan

metode grafik, substitusi, eliminasi.

a. Metode Grafik

Grafik untuk persamaan linear dua variabel berbentuk garis

lurus SPLDV terdiri dari dua buah persamaan dua variabel,

berarti SPLDV digambarkan berupa dua buah garis lurus.

Penyelesaian dapat ditentukan dengan menentukan titik potong

kedua garis lurus tersebut. Untuk menyelesaikan SPLDV

menggunakan grafik, langkah-langkah yang harus dilakukan

adalah sebagai berikut:

1) Menggambaar grafik kedua persamaan dalam satu bidang

koordinat.

1.) Memperkirakan titik perpotongan kedua grafik.

2.) Memeriksa titik poyong kedua grafik dengan

menyubstitusikan nilai x dan y ke dalam setiap persamaan.

b. Metode Substitusi

Substitusi artinya menggantikan, adapun langkah-langkahnya

yaitu sebagai berikut:

1.) Menyatakan sebuah variabel dalam variabel yang lain,

misalkan menyatakan variabel x dan y atau sebaliknya.

2.) Mensubstitusikan persamaan yang telah kita rubah pada

Page 33: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

19

persamaan yang lain.

3.) Mensubstitusikan nilai yang telah ditemukan dari variabel x

atau variabel y ke dalam salah satu persamaan.

Penggunaan metode substitusi untuk menyelesaikan SPLDV

4x + y = 6

2x + 3y = 8

a. Tuliskan persamaan ke dalam bentuk persamaan (1) dan

persamaan (2)

4x + y = 6. . . (1)

2x + 3y = 8. . . (2)

b. Pilihlah salah satu persamaan, misalnya persamaan(1).

Selanjutnya, nyatakan salah satu variabel dalam bentuk

variabel yang lain:

4x + y = 6

y = 6 - 4x . . . (3)

c. Masukkan nilai variabel y pada persamaan (3) untukk

mengganti variabel pada persamaan (2).

2x + 3y = 8

2x + 3(6 – 4x) = 8

2x + 18 – 12x = 8

2x – 12x= 6 – 18

-10x = -10

x = 1 . . . (4)

d. Nilai x dari persamaan(4) menggantikan variabel x ke salah

Page 34: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

20

satu persamaan awal, contohnya persamaan (1)

4x + y = 6

4(1)+y = 6

4 + y = 6

y =6 – 4

y = 2

e. Menentukan himpunan penyelesaian Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel(SPLDV) tersebut. Dari uraian didapat

nilai x = 1 dan nilai y = 2. Jadi, himpunan penyelesaian atau

dapat dituliskan HP = { }

c. Metode Eliminasi

Tidak sama dengan metode substitusi yang caranya mengganti

variabel, tetapi metode eliminasi malah menghilangkan salah

satu variabel agar bisa mendapatkan nilai dari variabel yang

lainnya. Jadi, koefisien dari salah satu variabel yang bisa

dihilangkan atau akan dibuat sama.

Adapun langkahnya yaitu sebagai berikut:

1) Nyatakanlah ke dua persamaan ke dalam bentuk ax + by = c

2) Samakanlah koefisien dari variabel yang akan dihilangkan,

dengan cara mengalikan bilangan yang sudah sesuai (tanpa

memperhatikan tanda kurang atau tambah)

3) Mengurangkan atau menjumlahkan kedua persamaan.

a) Jika koefien dari variabel bertanda sama (sama positif

atau sama negatif), maka kurangkan kedua persamaan

Page 35: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

21

b) Jika koefisien dari variabel yang dihilangkan tandanya

berbeda (positif dan negatif), maka jumlahkan kedua

persamaan.

B. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Arifin, dkk (2018). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan yang

telah dilakukannya, maka kesimpulannya adalah: Subjek yang

berkemampuan tinggi dan sedang telah menggapai ranah HOTS, subjek

dapat menggapai tahap menganalisis dan tahap mengevaluasi tetapi tidak

menggapai pada tahap mencipta. Sedangkan subjek yang berkemampuan

rendah belum menggapai ranah HOTS, subjek tidak mampu menggapai

tahap menganalisis, tahap mengevaluasi, dan tahap mencipta.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Nurhalyzah (2018). Hasil penelitian

mengarah bahwa subjek masih lemah dalam menggapai kemampuan

berpikir kritis, subjek lebih mudah menyelesaikan soal yang telah

dirumuskan dengan cara matematis dibandingkan dengan soal yang ada

hubungannya dengan soal yang memerlukan berpikir tinggi seperti soal

standar HOTS. Siswa lebih mudah dan biasa menjawab soal dengan

pertanyaan seperti 1)apa, 2)tentukan, dan 3)sebutkan, dibandingkan dengan

menjawab soal-soal dimana pertanyaannya berbentuk 1)bagaimana,

2)perkirakan, dan 3)tinjaulah.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Zakkina Gais, dkk (2017). Subjek masuk

kategori bisa dalam menyelesaikan soal HOTS. Untuk soal prasyaratnya

ataupun kemampuan awalnya aspek analisis yang dimiliki ialah 77,78% dan

Page 36: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

22

untuk aspek evaluasi yang dimiliki ialah 67,59% dan kedua kategori baik,

sedangkan untuk aspek mencipta dimiliki ialah 45,37% dikategorikan

cukup. Tetapi untuk soal post test aspek analisis mendapat rata-rata adalah

78,70% dan untuk aspek evaluasi yang dimiliki ialah77,64% keduanya

kategori baik, sedangkan untuk aspek menciptanya adalah 60,83%

dikategorikan cukup.

4. Penelitian yangg dilakukan oleh Erwinda Gracya Laman (2019). penulis

mengidentifikasi siswa masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal

Matematika yang terkait dengan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Hal tersebut ditunjukkan dengan seringnya siswa mengalami kesalahan pada

saat mengerjakan soal tersebut yang menyebabkan nilai siswa kurang

memuaskan.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Zeni Ernaningsih, dkk (2016). Dari hasil

analisis bisa diketahui dalam menyelesaikan soal no.1: kemampuan berpikir

subjek dalam memecahkan masalah ini hanya sampai pada tahap

remembering, tahap understanding, dan tahap applying karena subjek hanya

mengingat, memahami dan mengerjakan operasi perkalian secara bersusun

untuk mendapatkan solusi yang benar untuk penyelesaian soal.

C. Kerangka Pikir

Soal-soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan instrumen

pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat

tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall),

menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan

(recite). Untuk itu perlu dilakukan sebuah tes kemampuan awal untuk

Page 37: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

23

mengetahui kemampuan berpikir siswa dan mendapatkan subjek yang

diinginkan yaitu dengan kategori kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

Setelah dikelempokkan tiga kategori tinggi, sedang dan rendah diberikan

sebuah tes soal HOTS dengan materi sistem persamaan linear dua variabel

yang secara umum dipelajari pada kelas VIII. Untuk melihat kemampuan

berpikir kritis siswa digunakan indikator berpikir krtitis yang diungkapkan

oleh Ennis yang disingkat dengan FRISCO, yaitu (1) Focus(fokus) artinya

siswa mampu menjawab pertanyaan dengan konteks permasalahan yang

benar, (2) Reason(alasan) artinya siswa bisa memberikan alasan terkait bukti

maupuan fakta yang relevan untuk setiap langkah dalam pembuatan

kesimpulan, (3) Inference(simpulan) artinya siswa mampu membuat

kesimpulan dengan sesuai dengan proses identifikasi dalam langkah

penyelesaiannya, (4) Situation(situasi) artinya siswa dapat mengumpulkan

informasi yang relevan dengan memakai konsep-konsep matematika yang

relevan untuk menjawab pertanyaan, (5) Clarity(kejelasan) artinya siswa

mampu memberi kejelasan hal ataupun simbol yang tidak jelas

keterangannya, (6) Overview(memeriksa kembali) artinya siswa sudah

memeriksa kembali pekerjaannya dari awal hingga. Dengan indikator tersebut

lebih mempermudah untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa

dalam menyelesaikan soal HOTS materi sistem persamaan linear dua

variabel.

Page 38: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penyusunan skripsi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Penelitian ini menggambarkan data kualitatif dan selanjutnya dideskripsikan

berupa kata-kata tertulis atau uraian dari subjek penelitian untuk

menghasilkan gambaran yang mendalam serta terperinci mengenai Profil

Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS Materi Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel Ditinjau dari Kemampuan Awal pada Kelas

VIII SMP Negeri 3 Pallangga.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 3 Pallangga, pada kelas

VIII.1 Lokasi penelitian beralamatkan di Jl. Benteng Somba Opu No.221,

Jenetallasa, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

C. Subjek Penelitian

Untuk menentukan subjek penelitian dilakukan dengan menggunakan

teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan beberapa

pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa

lebih representative (Sugiyono, 2018: 220).

Cara pemilihan subjek menggunakan test kemampuan awal pada siswa

kelas VIII.1 SMP Negeri 3 Pallangga sebagai subjek awal dari penelitian.

Tes pertama yaitu tes kemampuan awal yang terdiri dari 3 nomor dengan

materi sistem persamaan linear dua variabel(SPLDV). Subjek yang

mendapat nilai lebih atau sama dengan 80 maka subjek tersebut

Page 39: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

25

dikategorikan tinggi, subjek yang mendapat nilai kurang dari 80 dan lebih

dari 60 maka subjek tersebut dikategorikan sedang, dan subjek yang

mendapat nilai kurang dari 20 maka subjek tersebut dikategorikan rendah.

Selanjutnya masing-masing 1 subjek dengan kategori yang berprestasi

tinggi, sedang, dan rendah diberikan tes kedua yaitu tes soal HOTS.

Selanjutnya subjek yang telah ditentukan akan diwawancara dengan

kesiapan subjek tersebut dan berdasarkan pertimbangan guru Matematika

terkait.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

persiapan sebagai berikut:

a. Menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari tes kemampuan awal,

tes HOTS dan instrumen pedoman wawancara.

b. Melakukan validasi pada instrumen penelitian.

c. Membuat surat izin penelitian.

d. Meminta izin kepada Kepala SMP Negeri 3 Pallangga untuk melakukan

penelitian.

e. Membuat persetujuan dengan guru mata pelajaran matematika SMP

Negeri 3 Pallangga tentang waktu yg digunkan dan kelas yang akan

diberikan selama penelitian.

Page 40: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

26

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap ini, peneliti melaksanakan penelitian sebagai berikut.

a. Memberikan tes kemampuan awal kepada semua siswa di kelas VIII.1

SMP Negeri 3 Pallangga.

b. Menganalisis hasil pengerjaan siswa pada tes kemampuan awal

c. Memilih masing-masing 1 subjek yang berpikir kritis tinggi, sedang, dan

rendah

d. Memberikan tes HOTS masalah kepada 3 subjek yang berbentuk uraian.

e. Melakukan wawancara kepada subjek penelitian.

3. Tahap Analisis

Setelah melakukan penelitian, selanjutnya semua data yang telah

dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif.

Teknik analisis digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis

dalam menyelesaikan soal HOTS berdasarkan indikator FRISCO SMP

Negeri 3 Pallangga.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat untuk mengukur. Ada dua

instrumen yg dipakai yaitu instrumen utamanya dan instrumen pendukung.

Instrumen utama pada penelitian ini yaitu peneliti sendiri. Sedangkan

Instrumen pendukungnya yaitu berupa tes kemampuan awal agar

mempermudah mendapatkan subjek penelitian, tes mengenai soal HOTS

untuk menentukan kemampuan berpikir kritis siswa dan pedoman

wawancara. Berikut adalah instrumennya, yaitu:

Page 41: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

27

1. Tes Keampuan Awal

Tes kemampuan awal yaitu pemberian tes sebelum diberikan tes HOTS

ini mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui seberapa kemampuan

siswa sebelum diberikannya tes HOTS. Tes kemampuan awal juga

disini bertujuan untuk mendapatkan subjek yang diinginkan yaitu

dengan kemampuan berpikir tinggi, sedang dan rendah.

Bentuk soal yang diberikan berupa soal yang berbentuk uraian (essay)

sebanyak 3 butir soal. Tujuan diberikannya soal uraian agar mengetahui

cara kerja siswa tentang soal yang diberikan pada materi Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel(SPLDV) sekaligus melihat seberapa

kemampuan siswa. Berikut adalah kisi-kisi dan indikator pembuatan

kemampuan awal

Tabel 3.1 Tabel kisi-kisi Tes soal kemampuan awal matematika

NO. KOMPETENSI

DASAR MATERI INDIKATOR

JENIS

SOAL

N0

SOAL

1. 3.1Menyelesaika

n sistem

persamaan

linear dua

variabel

Sistem

Persamaan

Linear

Dua

Variabel

3.1.1 Menentukan

mana yang

merupakan

SPLDV dan

mana y ang

bukan

SPLDV dari

pernyataan-

pernyataan

bentuk

aljabar

Essay 1

(a,b,c)

3.1.2 Menentukan

himpunan

penyelesaian

SPLDV

dengan

Essay 2

Page 42: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

28

metode

substitusi

3.1.2 Menentukan

himpunan

penyelesaian

SPLDV

dengan

metode

eliminasi

Essay 3

1.1 Validasi Soal Kemampuan Awal

Validasi dengan pakar yaitu dengan cara peneliti memberikian

instrumennya antaranya yaitu: kisi-kisi, soal tes 1, jawaban, dan

pedoman penilaiannya kepada 2 validator yaitu dosen Pendidikan

Matematika Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar ialah sebagai berikut:

Validator 1: Ma‟rup, S.Pd., M.Pd.

Validator 2: Kristiawati, S.Pd., M.Pd.

Tabel 3.2 Penilaian Validator Soal Kemampuan Awal

Validator Penilaian

Validator1 Ada beberapa komponen soal yang harus direvisi

Validator2 Ada beberapa komponen soal yang harus direvisi

Berdasarkan Saran revisi validator terhadap instrumen yang

meliputi kisi-kisi, soal tes 1, jawaban, dan pedoman penilaiannya dapat

dilihat pada tabel 3.3 berikut.

Page 43: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

29

Tabel 3.3 Saran Revisi oleh Validator Soal Kemampuan Awal

No.

Validator Instrumen Saran Revisi

1 Validator1

Kisi-kisi Tes Tambahkan kisi-kisi dengan

cantumkan indikatator dari materi

Pedoman Penilaian

Skor penilainnya tidak harus sampai

100 jadi sesuaikan saja dengan

jawaban dan proses cara kerja

2 Validator2 Soal Tes Cara penulisan yang yang tidak

sesuai

Berdasarkan tabel 3.3 saran dan komentar yang diberikan oleh

validator dapat dijaadikan sebagai pertimbangan dalam merevisi instrumen

tes kemampuan awal siswa.

2. Tes HOTS

Level kemampuan soal HOTS mencakup kemampuan atau

keterampilan siswa dalam menganalisis (analyze), mengevaluasi

(evaluate), dan mencipta (create). Keterampilan menganalisis,

mengevaluasi dan mencipta didasarkan pada teori yang dipaparkan

dalam revisi Taksonomi Bloom, sehingga soal yang akan dibuat harus

memenuhi tiga level tersebut.

Bentuk tes yang diberikan yaitu tes soal HOTS dengan indikator

berpikir kritis yang dipaparkan oleh ennis yang disingkat dengan

FRISCO, siswa diberikan soal HOTS sebanyak 3 butir yang berbentuk

uraian (essay). Berikut adalah kisi-kisi dan indikator pembuatan soal

HOTS

Page 44: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

30

Tabel 3.4 Tabel kisi-kisi Tes soal HOTS

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR RANAH KOGNITIF

N

O

SO

AL

3.5. Menjelaskan

sistem

persamaan

linear dua

variabel

(SPLDV) dan

penyelesaianny

a yang

dihubungkan

dengan masalah

kontekstual

Membuat model

matematika dari masalah

sehari-hari yang

berkaitan dengan materi

SPLDV

C4 (Menganalisis)

1

4.5. Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan

dengan

persamaan

linear dua

variabael

Menyelesaikan model

matematika dari masalah

sehari-hari yang

berkaitan dengan

SPLDV

C5 (Mengevaluasi)

2

Memodelkan masalah

sehari-hari yang

berkaitan dengan

SPLDV

C6

(Mencipta/Mengkreasi)

3

2.1 Validasi Soal HOTS

Validasi dengan pakar yaitu dengan cara peneliti memberikian

instrumennya antaranya yaitu: kisi-kisi, soal tes 2, jawaban, dan

pedoman penilaiannya kepada 2 validator yaitu dosen Pendidikan

Matematika Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar ialah sebagai berikut:

Validator 1: Ma‟rup, S.Pd., M.Pd.

Validator 2: Kristiawati, S.Pd., M.Pd.

Page 45: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

31

Tabel 3.5 Penilaian Validator soal HOTS

Validator Penilaian

Validator1 Ada beberapa komponen soal yang harus direvisi

Validator2 Ada beberapa komponen soal yang harus direvisi

Berdasarkan Saran revisi validator terhadap instrumen yang meliputi

kisi-kisi, soal tes 1, jawaban, dan pedoman penilaiannya dapat dilihat pada

pada tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Saran Revisi oleh Validator Soal HOTS

No.

Validator Instrumen Saran Revisi

1 Validator1

Kisi-kisi tes Tambahkan ranah kognitif HOTS

Soal Tes Penggunaan Kata

Pedoman Penilaian Harus ada dasar teorinya

2 Validator2

Soal Tes

Cara penulisan yang tidak sesuai

Penggunaan kata

Berdasarkan tabel 3.6 saran dan komentar yang diberikan oleh validator

dapat dijaadikan sebagai pertimbangan dalam merevisi instrumen tes soal

HOTS.

3. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara pada penelitian ini dipakai untuk membantu

mendapatkan informasi lebih dalam tentang kemampuan berpikir kritis

siswa dalam menyelesaikan soal HOTS. Pedoman wawancara yang

digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang

Page 46: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

32

ditanyakan. Wawancara dilakukan setelah pemberian tes soal HOTS

pada subjek.

Wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara tak

berstruktur adalah pengambilan data dengan wawancara yang dilakukan

peneliti bersifat terbuka, tidak terstruktur, tidak dalam suasana formal

dan bisa dilakukan berulang pada objek yang sama.

Langkah pelaksanaan :

1. Wawancara dilakukan secara face to face dan ada juga secara

online dengan cara video call

2. Wawancara dilakukan setelah terjadi kesepakatan waktu dan

tempat pelakssanaan wawancara antara peneliti dan informan.

3. Pertanyaan yang diberikan tidak harus sama, tetapi memuat

pokok permasalahan yang sama.

4. Apabila siswa mengalami kesulitan dengan pertanyaan

tertentu, siswa akan diberikan pertanyaan yang lebih

sederhana tanpa menghilangkan inti permasalahan.

Indikator :

Proses berpikir kritis menurut Ennis yang disingkat menjadi

FRISCO, yaitu :

1. Focus

Siswa menjawab pertanyaan konteks permasalahan.

2. Reason

Siswa dapat memberikan alasan terkait fakta atau bukti yang

relevan pada setiap langkah dalam membuat kesimpulan.

3. Inference

siswa dapat membuat kesimpulan dengan tepat berdasarkan

proses identifikasi pada langkah penyelesaian.

4. Situation

Siswa mampu mengumpulkan informasi- informasi yang

relevan dan menggunakan konsep-konsep matematika yang

relevan untuk menjawab soal.

5. Clarity

Siswa dapat memberikan kejelasan simbol atau hal-hal yang

belum jelas keterangannya.

6. Overview

Siswa telah mengecek ulang pekerjaannya dari awal sampai

akhir.

Page 47: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

33

2.1 Validasi Tes Wawancara

Validasi dengan pakar yaitu dengan cara peneliti memberikian

instrumennya antaranya yaitu: indikator berpikir kritis kepada 2

validator yaitu dosen Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar ialah

sebagai berikut:

Validator 1: Ma‟rup, S.Pd., M.Pd.

Validator 2: Kristiawati, S.Pd., M.Pd.

Tabel 3.5 Saran Revisi oleh Validator Tes Wawancara

Validator Penilaian

Validator1 Pertanyaan sesuaikan nanti dengan hasil dari tes soal

HOTS subjek

Validator2 Gunakan bahasa dan kata yang mudah dipahami oleh

subjek

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Tes

Tes yang dipakai pada penelitian ini adalah berbentuk uraian

(essay) pada materi sistem persamaan linear dua variabel kelas VIII SMP

Negeri 3 Pallangga. Untuk tes uraian (essay) digunakan untuk melihat

kemampuan awal subjek dan tes soal HOTS subjek.

Pembuatan soal dalam bentuk uraian bertujuan untuk memudahkan

mendeskripsikan profil berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal

HOTS. Aspek yang diamati dalam tes berpikir kritis siswa yaitu

bagaimana siswa bisa fokus (fokus), reason (alasan), inference

Page 48: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

34

(menyimpulkan), situation (situasi), clarity (kejelasan), and overview

(pandangan menyeluruh).

2. Metode Wawancara

Wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara

tak berstruktur agar dapat mendalami kemampuan berpikir kritis subjek.

Wawancara dilaksanakan setelah diberikan tes kemampuan berpikir kritis

siswa. Siswa yang akan diwawancarai ada 3 yaitu dengan yang

berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Ini bertujuan untuk lebih

mudah melihat gambaran siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan

rendah.

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data

Rencana pengujian keabsahan data yang akan dilakukan pada penelitian ini

dengan memakai triangulasi teknik. Dimana triangulasi teknik adalah teknik

pemeriksa kebenara dari data yang diperoleh yang menggunakan sesuatu

yang beda diluar data tersebut sebagai bahan pengecekan atau pembanding

terhadap data tersebut (Moleong, 2017). Dari hal ini teknik triangulasi yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi dengan metode

yaitu tes tertulis dan wawancara. Dari hasil tes tertulis nantinya akan

dicocokkan dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara, kemudian

dilihat apakah data hasil tes tertulis konsisten dengan data hasil wawancara.

H. Teknik Analisis Data

Setelah dikumpulkannya data, dilakukan analisis data untuk memperoleh

data yang tesusun secara sistematis dan mempermudah untuk ditafsirkan dan

dipahami sehingga temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Page 49: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

35

Teknik analisis data yang dipakai penulis pada penelitian ini yaitu dengan

model Miles dan Huberman (Sugiono, 2018) yang dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan sesuatu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data tidak perlu

dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga

memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang dianalisis dan

memudahkan penelitian dalam pengumpulan data selanjutnya. Adapun

tahap reduksi data yang digunakan pada penelitian ini adalah yaitu:

1) Memberikan soal tes kemampuan awal

2) Menganalisis hasil tes pekerjaan subjek

3) Menggolongkan subjek ke dalam 3 kategori subjek yang berpikir kritis

rendah, sedang, dan tinggi berdasarkan hasil uraian jawaban subjek

4) Memberikan tes soal HOTS kepada subjek yang berprestasi rendah,

sedang, dan tinggi.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah penyajian data.

Penyajian data disajikan dalam bentuk uraian deksriptif yang didukung

grafik atau sejenisnya yang mendukung data yang disajikan. Dengan

penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami

tersebut. Adapun tahapan penyajian datanya yaitu:

1) Menampilkan hasil pekerjaan subjek, dari hasil pekerjaannya dapat

Page 50: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

36

dijadikan sebagai bahan untuk wawancara.

2) Menampilkan hasil wawancara subjek untuk disusun dalam bentuk

sebuah dialog.

3. Penarikan kesimpulan

Membuat kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi

data, dan penyajian data. Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini

dengan cara melihat perbedaan hasil pekerjaan pada saat tes subjek dan

hasil wawancara. Berdasarkan dari hasil tes dan wawancara ini dapat

ditarik suatu kesimpulan bahwa bagaimana kemampuan berpikir kritis

subjek yang diteliti dengan menggunakan soal HOTS.

Page 51: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Tes Pemilihan Subjek

Penelitian yang berjudul “Profil Berpikir Kritis Siswa Dalam

Menyelesaikan Soal HOTS Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel Ditinjau dari kemampuan Awal pada Kelas VIII SMP Negeri 3

Pallangga” merupakan sebuah penelitian yang dilakukan di kabupaten Gowa

yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa

dalam menyelesaikan soal HOTS pada materi sistem persamaan linear dua

variabel dengan menggunakan indikator berpikir kritis yang dikemukakan

oleh Ennis yaitu FRISCO. Tes I dilakukan dikelas VIII yang berjumlah 35

subjek, namun karena kondisi Covid 19 sehingga peneliti hanya diizinkan

oleh sekolah sebanyak 12 subjek untuk diberikan test kemampuan awal.

Tahapan atau proses pelaksanaan penelitian ini diawali dengan

melakukan observasi sekaligus meminta izin kepada kepala sekolah untuk

melakukan penelitian di SMP Negeri 3 Pallangga pada tanggal 24 Agustus

2020 Peneliti mendapat izin dari pihak sekolah sekaligus mewawancarai

guru mata pelajaran matematika. Pada tanggal 19 Oktober 2020 peneliti

memberikan surat izin penelitian ke SMP Negeri 3 Pallangga untuk

melakukan penelitian. Kemudian peneliti diarahkan untuk melakukan

penelitian dikelas VIII.1, pada tanggal 27 Oktober peneliti memberikan tes

kemampuan awal dikelas VIII.1. Adapun hasil tes kemampuan awal pada

subjek dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 52: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

38

Tabel 4.1. Hasil Tes Kemampuan Awal Subjek

No. Nama Nilai

1. L 95,8

2. SFA 91

3. DRS 87,5

4. PAP 79

5. MIA 70,8

6. ASA 70,8

7. IRS 37,5

8. MAR 29

9. PA 20,8

10. ANM 20,8

11. MI 16,6

12. AP 16,6

Dari tabel 4.1 diperoleh subjek yang berprestasi tinggi, sedang dan

rendah, Selanjutnya peneliti memberikan tes kedua untuk mengukur

kemampuan berpikir kritis siswa dan selanjutnya subjek tersebut

diwawancarai. Tes kedua merupakan tes soal HOTS.

Page 53: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

39

B. Pengkodean Subjek Penelitian

Subjek penelitian dipilih berdasarkan hasil tes diagnostik yang

masing-masing berpikir kritis tinggi, sedang dan rendah. Adapun pengkodean

subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 4.2 Pengkodean Subjek Penelitian

No. Tipe Berprestasi Kode Subjek

1. Berpikir Kritis Tinggi BKT

2. Berpikir Kritis Sedang BKS

3. Berpikir Kritis Rendah BKR

Untuk memudahkan dalam menganalisis data pada bagian ini, maka

setiap petikan dialog diberikan kode tertentu. Untuk petikan dialog

pewawancara diberi kode “P” dan untuk petikan subjek yang berpikir kritis

tinggi diberi kode “BKT” untuk petikan subjek yang berpikir kritis sedang

diberi kode “BKS” dan untuk petikan subjek yang berpikir kritis rendah

diberi kode“BKR”.

C. Paparan Data

Pada bagian ini akan dipaparkan data-data yang berkenaan dengan

kegiatan penelitian dan subjek penelitian selama pelaksanaan penelitian. Ada

dua bentuk data dalam kegiatan penelitian ini yaitu hasil tes tertulis dan hasil

wawancara dengan subjek penelitian. Dua data tersebut akan jadi tolak ukur

dalam menyimpulkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan

soal HOTS materi sistem persamaan linear dua variabel yang ditinjau dari

kemampuan awal siswa.

Berikut adalah uraian hasil tes dan wawancara yang telah dilakukan pada

siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pallangga.

Page 54: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

40

1. Subjek yang Berpikir Kritis Tinggi

a. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi dan Wawancara

Berikut adalah jawaban tertulis subjek BKT untuk soal nomor 1

disajikan pada gambar 4.1 sebagai berikut:

Gambar 4.1 Hasil Kerja Nomor 1 Subjek yang Berpikir Kritis

Tinggi

Adapun hasil wawancara dengan subjek yang berpikir kritis tinggi

berikut ini:

Fokus

Pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap

focus, subjek menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks

permasalahan (pada pengerjaan jawaban dituliskan ditulidkan

diketahui dan ditanyakan secara lengkap dan tepat)). Berikut petikan

wawancaranya:

Kode Uraian

P : Apakah pertanyaan itu benar atau salah?

BKT : Benar kak.

P : Kenapa bisa dikatakan benar?

BKT : Karena terdiri dari 2 persamaan linear dua variabel

focus

reason

inference

Page 55: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

41

P : Bagaimana carata dapat ide untuk menjawab seperti itu?

BKT : Karena saya tentukan dulu apa yang diketahui sama

ditanyakan itu soalnya kak.

P : Jadi apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal?

BKT : Yang diketahui adalah 3 bilangan pertama ditambah 4

bilangan kedua adalah 36 dan 4 bilangan pertama

dikuranfi 3 bilangan kedua adalah 13 dan yang ditanyakan

adalah model matematikanya.

Reason

Pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap

reason, subjek dapat memberikan alasan terkait fakta atau bukti yang

relevan pada setiap langkah dalam membuat kesimpulan (menuliskan

jawaban dengan memberikan alasan yang tepat dan lengkap). Berikut

petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Apa langkah selanjutnya lagi dek setelah kita tuliskan

yang diketahui dan ditanyakan?

BKT : Saya misalkanki kak

P : Apa yang kita misalkan?

BKT : Saya misalkan yang diketahyui itu kak, yang bilangan

pertama saya misalakan jadi a dan yang bilangan kedua

ssaya misalkan b.

P : Apa alasanta kenapa kita misalkanki?

BKT : Untuk napermudah nanti pada saat mau dituliskan model

matematikanya kak.

Inference

Pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap

inference, subjek mampu menyimpulkan permasalahan dengan

tepat(menuliskan jawaban dengan memberikan kesimpulan yang tepat

dan lengkap). Berikut petikan wawancaranya:

Page 56: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

42

Kode Uraian

P : Kan tadi kita sudah misalkan. Setelah dimisalkan diapakan

lagi dek?

BKT : Saya jawabmi pertanyaannya kak, yaitu menuliskan model

matematikanya

P : Bagaimana model matematikanya dek?

BKT : Kan tadi kumislkan bilangan pertama itu a dan bilangan

kedua itu b toh kak, jadi model matematikanya itu

3a+4b=66 dan 4a-3b=13 kak.

Overview

Pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap

overview, subjek telah mengecek ulang pekerjaannya dari awal hingga

akhir. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Jadi yakinki begitumi jawabannya?

BKT : Iya kak

P : Sudah dicek kembali pekerjaanta?

BKT : Sudahmi kak

P : Dicek satu persatu baru ditulis kembali atau selesai

semuapi baru dicek?

BKT : Kucek satu persatu kak kalau sudah kucek bisa kutau apa

lagi langkah selanjutnya kak

P : Ohiya dek.

Berikut adalah jawaban tertulis subjek BKT untuk soal nomor 2

disajikan pada gambar 4.2 sebagai berikut:

Page 57: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

43

Gambar 4.2 Hasil Kerja Nomor 2 Subjek yang Berpikir Kritis Tinggi

Adapun hasil wawancara dengan subjek yang berpikir kritis tinggi

berikut ini:

Focus

Pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap

focus, subjek menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks

permasalahan (pada pengerjaan jawaban dituliskan yang diketahui dan

ditanyakan secara lengkap dan tepat). Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Susah nomor 2 dek?

BKT : Iya kak karna banyak sekali yang diketahuinya

P : Apa saja yang diketahui dek?

BKT : Jumlah penonton 400 orang, harga tiket kelas eksekutif

seharga Rp.70.000, harga tiket kelas biasa seharga

Rp.50.000,dan hasil penjualan tiket sebanyak

Rp.23.000.000.

P : Dan apa yang ditanyakan dek?

BKT : Jumlah orang yang membeli tiket dikelas eksekutif dan

kelas biasa kak

focus

inference

situation

clarity

Page 58: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

44

Reason

Pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap

reason, subjek mampu membuat alasan atas jawaban yang dikerjakan

pada proses penyelesaian, tetapi pada saat tes subjek tidak menuliskan

jawaban dan alasan. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Kenapa kita tidak tuliskan yang dimisalkan?

BKT : Yang dimisalkan a dan b kak?

P : Yah yg itu dek, coba kita jelaskan!

BKT : Peserta eksekutif a dan peserta biasa b jadi a+b=400

dan 70.000a+50.000b=23.000.000

Inference

Pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap

inference, subjek mampu menyimpulkan permasalahan sesuai dengan

penyelesaian yang dikerjakan. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Kan tadi kita sudah tuliskan yang diketahui dan

ditanyakan toh dek, apalagi langkah selanjutnya?

BKT : Samaji nomor 1 kak yang dikasih simbol a dan b. Jadi

model matematikanya a+b=400 adalah persamaan 1 dan

70.000a+50.000b=23.000.000.

P : Kenapa kita tidak tuliskan yang dimisalkan itu dek?

BKT : karena saya kirai tidak harusji kak, jadi langsung saja

saya tuliskanmi model matematikanya kak

Situation

Pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap

situation, subjek dapat memperoleh informasi yang yang terkait

dengan proses penyelesaian permasalahan yang ada serta mengetahui

Page 59: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

45

konsep yang akan digunakan (menuliskan jawaban disertai proses

berhitung dan disertai jawaban akhir tepat). Berikut petikan

wawancaranya:

Kode Uraian

P : Pakai cara apaki lagi dek setelahta tulisakan model

matematikanya?

BKT : Kueliminasi kak

P : Apa yang dieliminasi dek?

BKT : Persamaan satu dan dua kak supaya kudapatki nilai b

P : Bagaimana itu yg dimaksud dieliminasi dek?

BKT : Persamaan 1 kukalikan 70.000 dan persamaan 2 kukali 1

supaya nanti hasil nilai a nya sama ki kak. Jadi sisa yang

b dikurangkan. Kan disitu nilainya toh kak yang a sama

dengan 70.000 kak, terus yang nilai b nya itu yang

persamaan satu 70.000 dan persamaan 2 nya 50.000 jadi

sisa dikurangkan yang b jadi 20.000 dan hasilnya itu 28

juta dikurang 23 juta sama dengan 5juta

P : Setelah dikurangi diapakan dek?

BKT : Kan tadi toh kak 20.000b sama dengan 5 juta

P : Iya dek, terus?

BKT : Terus utk didapat nilai b nya itu kak itu yang 5juta dibagi

dengan 20.000 hasilnya sama dengan 250

Clarity

Pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap

clarity, subjek membaca dan memahami simbol (menuliskan jawaban

dengan keterkaitan konsep yang tepat). Berikut petikan

wawancaranya:

Kode Uraian

P : Kan tadi ditaumi toh dek nilai b nya?

Page 60: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

46

BKT : Iya kak

P : Selanjutnya apa lagi dek?

BKT : Dicari lagi nilai a nya kak

P : Bagaimana itu carata cariki nilai a nya?

BKT : Sisa disubstitusikanki kak nilai b nya di persamaan 1

P : Coba jelaskan dek?

BKT : Persamaan 1 kan a+b= 400 trs kan tadi sudah didapatmi

nilai b jadi masukkan mi kak a+250=400 jadi a+400-250

jadi nilai a nya adalah 150 kak

P : Setelah itu apalagi dek?

BKT : Tidak adami kak

Overview

Pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap

overview, subjek telah mengecek ulang pekerjaannya dari awal hingga

akhir. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Jadi itu sajaji dek?

BKT : Iya kak

P : Tidak dicek kembali pekerjaanta betulmi atau salah?

BKT : Tidak kak, karna saya kira betulmi karna sisa dicari

sajaji nilai a sam b nya

P : Jadi sampai situji dek?

BKT : Iya kak

Berikut adalah jawaban tertulis subjek BKT untuk soal nomor 3

disajikan pada gambar 4.3 sebagai berikut:

Page 61: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

47

Gambar 4.3 Hasil Kerja Nomor 3 Subjek yang Berpikir Kritis

Tinggi

Adapun hasil wawancara dengan subjek yang berpikir kritis tinggi

berikut ini:

Focus

Subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap focus,

subjek menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks permasalahan

(pada pengerjaan jawaban dituliskan diketahui dan ditanyakan secara

lengkap dan tepat). Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Bagaimana nomor 3 dek?

BKT : Susah kak, hehe

P : Apanya dek?

BKT : Pertanyaannya kak

P : Jadi bagaimana carata jawabki??

BKT : Kutuliskan yang diketahui dulu kak

P : Apa yang diketahui dek?

BKT : 5 pensil+ 4 buku = 27.500 dan 3 pensil +4 buku =

focus

inference

situation

situation

clarity

Page 62: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

48

20.500

Reason

Pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap

reason, subjek mampu membuat alasan atas jawaban yang dikerjakan

pada proses penyelesaian, tetapi pada saat tes subjek tidak menuliskan

jawaban dan alasan. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Tidak dituliskan yang dimisalkan?

BKT : Tidak kak

P : Tapi bisaki jelaskanki pemisalannya?

BKT : Iya kak

P : Coba kita jelaskan!

BKT Misalkan pensil a dan buku b

Inference

Pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap

inference, subjek mampu menyimpulkan pemasalahan sesuai dengan

penyelesaian yang dikerjakan (menuliskan jawaban dengan

memberikan kesimpulan yang tepat dan lengkap). Berikut petikan

wawancaranya:

Kode Uraian

P : Kan tadi kita sudah tuliskan yang diketahui, selanjutnya

apa lagi?

BKT : Dituliskan model matematikanya lagi kak?

P : Bagaimana model matematikanya dek?

BKT : 5a+4b=27.500 persamaan 1 dan 3a+4b=20.500

persamaan 2

Page 63: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

49

Situation

Pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap

situation, subjek dapat memperoleh informasi yang terkait dengan

proses penyelesaian permasalahan yang ada serta mengetahui konsep

yang akan digunakan (menuliskan jawaban disertai proses berhitung

dan disertai jawaban akhir tepat). Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : setelahta tulisakan model matematikanya diapakan lagi?

BKT : Kueliminasi kak kayak nomor 2

P : Bagaimana cara dieliminasinya dek?

BKT : 5a+4b=27.500 dikurangkan 3a+4b=20.500 hasilnya

2a= 7.000

P : Setelah itu diapakan lagi dek?

BKT : Dibagi 2 kak yang 7.000 untuk dapat nilai a

P : Jadi berapa nilai a nya?

BKT : 3.500 kak

P : Setelah itu?

BKT : Disbstitusikan nilai a ke persamaan 1 kak, kan tadi nilai

a= 3.500 dimasukkan saja kak 5a+4b=27.500 jadi 5

dikali 3.500 +4b = 27.500 terus hasilnya

17.500+4b=27.500 jadi nilai 4b=27.500-17.500=10.000

P : Setelah itu?

BKT : 4b=10.000 jadi b=10.000 dibagi 4 sama dengan 2.500

Clarity

Pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap

clarity, subjek mampu membaca dan memahami simbol (menuliskan

jawaban dengan keterkaitan konsep yang tepat). Berikut petikan

wawancaranya:

Page 64: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

50

Kode Uraian

P : Setelah diketahui nilai a dan b apalagi dek?

BKT : Dimasukkan saja kak nilai dari 5a+7b sama dengan

berapa kak

P : Bagaimana caranya itu didapat dek?

BKT : 5 dikali 3.500 + 7 dikali 2.500 jadi hasilnya itu kak

17.500+17.500 = 35.000

P : Setelah itu apalagi dek?

BKT : Tidak adami kak

Overview

Pada subjek yang berpikir kritis tinggi menunjukkan pada tahap

overview, subjek telah mengecek ulang pekerjaannya dari awal hingga

akhir. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Jadi itu sajaji dek?

BKT : Iya kak

P : Tidak dicek kembali pekerjaanta betulmi atau salah?

BKT : Sudahmi kak

P : Kenapa tidak dijawab pertanyaannya dek?

BKT : Sudahmi kak

P : Yang apakah uang Firman kurang atau lebih dari

100.000 setelah membeli 5 pensil dan 7 buku

BKT : Astaga nda kuperhatikanki itu kak, saya kira hasil

dari membeli 7 pensil dan 5 buku ji kak

P : Tapi ditauji dikerjakan kalau ada lagi pertanyaan

begitunya?

BKT : Iya kak

P : Bagaimana ple itu?

BKT : Harusnya Rp.100.000 – Rp.35.000 jadi sisa uangnya

sisa Rp.75.000

Page 65: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

51

P : Yakinki begitu?

BKT : Iya kak

Adapun yang dapat disimpulkan dari wawancara diatas bahwa

subjek yang berpikir kritis tinggi mampu memahami soal dengan cara:

1. Focus : subjek menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks

permasalahan (menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dari soal

dengan tepat dan lengkap),

2. Reason : subjek dapat memberikan alasan terkait fakta atau bukti

yang relevan pada setiap langkah dalam membuat kesimpulan

(menuliskan jawaban dengan memberikan alasan yang tepat dan

lengkap),

3. Inference : subjek mampu menyimpulkan pemasalahan sesuai

dengan penyelesaian yang dikerjakan (menuliskan jawaban dengan

memberikan kesimpulan yang tepat dan lengkap),

4. Situation : subjek dapat memperoleh informasi yang terkait dengan

proses penyelesaian permasalahan yang ada serta mengetahui konsep

yang akan digunakan (menuliskan jawaban disertai proses berhitung

dan disertai jawaban akhir tepat),

5. Clarity : subjek mampu membaca dan memahami simbol

(menuliskan jawaban dengan keterkaitan konsep yang tepat), dan

6. Overview : subjek telah mengecek ulang pekerjaannya dari awal

hingga akhir.

2. Subjek yang Berpikir Kritis Sedang

a. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Sedang dan Wawancara

Page 66: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

52

Berikut adalah jawaban tertulis subjek BKS untuk soal nomor 1

disajikan pada gambar 4.4 sebagai berikut:

Gambar 4.4 Hasil Kerja Nomor 1 Subjek yang Berpikir Kritis

Sedang

Adapun hasil wawancara dengan subjek yang berpikir kritis sedang

berikut ini:

Focus

Pada subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada tahap

focus, subjek menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks

permasalahan tetapi subjek tidak menuliskan yang diketahui dan

ditanyakan pada saat tes. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Apa yang dipikirkan tentang soal nomor 1?

BKS : Susah soalnya kak, angka di soal kayak berulangki jadi

harus dibaca berulang-ulang.

P : Kenapa tidak dituliskan yang diketahui dan ditanyakan?

BKS : Kutauji apa yang diketahui dan ditanyakan kak tapi saya

kira langsung ditulis cara penyelesaiannya.

P : Jadi apa diketahui dan ditanyakan?

BKS : Yang diketahui adalah 3 bilangan pertama + 4 bilangan

kedua = 66 dan 4 bilangan pertama + 3 bilangan kedua

= 13 dan yang ditanyakan itu model matematikanya.

inference

Page 67: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

53

Reason

Pada subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada tahap

reason, subjek mampu membuat alasan atas jawaban yang dikerjakan

pada proses penyelesaian tetapi subjek tidak menuliskan jawaban dan

alasan pada saat tes. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Jadi bagaimana langkah penyelesaian selanjutnya dek?

BKS : Jadi kutulismi kalau bilangan pertama itu x dan bilangan

kedua itu y.

P : Tapi tidak kita tuliskan misalnya dek?

BKS : Iya kak

P : Kenapa kita tidak tuliskan?

BKT : Saya kira langsung model matematikanya ji kak dituliskan

Inference

Pada subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada

tahap inference, subjek mampu menyimpulkan pemasalahan sesuai

dengan penyelesaian yang dikerjakan (menuliskan jawaban dengan

memberikan kesimpulan yang tepat dan lengkap). Berikut petikan

wawancaranya:

Kode Uraian

P : Jadi bagaimana langkah penyelesaian selanjutnya?

BKS : Kutuliskan langsung model matematikanya kak,

karena 3 kali bilangan pertama ditambah 4 kali

bilangan kedua sama dengan 66. Jadi kutulismi

kalau bilangaan pertama itu x dan bilangan kedua

itu y. Jadi, model matematikanya 3x+4y=66 begitu

juga yang dibawah kak.

Page 68: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

54

P : Jadi begitu sajaji carata?

BKS : Iya kak

Overview

Pada subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada tahap

overview, subjek telah mengecek ulang pekerjaannya dari awal hingga

akhir. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Jadi yakinki begitumi jawabannya?

BKS : Yakinka kak

P : Sudah dicek kembali pekerjaanta?

BKS : Sudah kak

P : Dicek satu persatu baru ditulis kembali atau selesai

semuapi baru dicek?

BKS : Selesaipi kak

P : Ohiya dek.

Berikut adalah jawaban tertulis subjek BKS untuk soal nomor 2

disajikan pada gambar 4.5 sebagai berikut:

Gambar 4.5 Hasil Kerja Nomor 2 Subjek yang Berpikir Kritis

Sedang

inference

situation

clarity

Page 69: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

55

Adapun hasil wawancara dengan subjek yang berpikir kritis

sedang berikut ini:

Focus

Subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada tahap

focus, subjek menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks

permasalahan tetapi subjek tidak menuliskan yang diketahui dan

ditanyakan pada saat tes. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Susah nomor 2 dek?

BKS : Iya kak

P : Kita tahuji apa-apa saja yang diketahui?

BKS : Iya kak

P : Apa pale dek?

BKS : Yang pertama itu harga tiket kelas eksekutif 70.000 dan

harga tiket kelas biasa 50.000 dan yang kedua itu jumlah

penonton 400 orang dan hasil penjualan tiket 23 juta

kak.

P : Terus yang ditanyakan?

BKS : Nilai x dan y kak

Reason

Pada subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada

tahap reason, subjek mampu membuat alasan atas jawaban yang

dikerjakan pada proses penyelesaian tetapi subjek tidak menuliskan

jawaban dan alasan pada saat tes. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Bisaki jelaskan itu yang dimaksud tadi yang ditanyakan

Page 70: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

56

dek?

BKS : Nilai x dan y toh kak, itu maksudnya pemisalan dari

harga tiket biasa dan harga tiket eksekutif kak

P : Kenapa kita tidak tuliskan dek?

BKS : Saya kirai tidak harusji ditulis kak

Inference

Pada subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada

tahap inference, subjek mampu menyimpulkan pemasalahan sesuai

dengan penyelesaian yang dikerjakan (menuliskan jawaban dengan

memberikan kesimpulan yang tepat dan lengkap). Berikut petikan

wawancaranya:

Kode Uraian

P : Kan tadi kita sudah misalkan x dan y toh dek selanjutnya

apa lagi?

BKS : Dituliskan model matematikanya

P : Bagaimana model matematikanya dek?

BKS : Samaji nomor 1 kak yang dikasih simbol x dan y jadi

nadapatmi persamaan 1 adalah x+y=400 dan persamaan

2 adalah 70.000x+50.000y=23.000.000

Situation

Pada subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada

tahap situation, subjek dapat memperoleh informasi yang terkait

dengan proses penyelesaian permasalahan yang ada serta mengetahui

konsep yang akan digunakan (menuliskan jawaban disertai proses

berhitung dan disertai jawaban akhir tepat). Berikut petikan

wawancaranya:

Page 71: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

57

Kode Uraian

P : Kenapa langsungki pakai metode eliminasi?

BKS : Supaya kudapat nilai b nya kak, lebih mudah juga

P : Bisaki jelaskanki dek?

BKS : x+y=400 dikalikan 70.000 kak terus 70.000x +

50.000y=23.000.000 dikalikan 1 itu kak.

P : Selanjutnya bagaimana lagi dek?

BKS : Setelah didapatmi hasilnya dikurangi mi kak untuk dapat

nilau y

P : Jadi berapa nilai y yang didapat dek?

BKS : 250 kak

P : Caranya?

BKS : Kan tadi itu 70.000 y dikurang 50.000 y hasilnya 20.000

y dan 28.000.000 dikurangi 23.000.000 itu hasilya

5.000.000 juta kak. Jadi 20.000y=5.000.000 dibagimi

kak 5.000.000 dibagi 20.000 hasilnya 250

Clarity

Pada subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada

tahap clarity, subjek mampu membaca dan memahami simbol

(menuliskan jawaban dengan keterkaitan konsep yang tepat). Berikut

petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Setelah didapat nilai y=250 selanjutnya apa lagi dek?

BKS : Saya subtitusikan nilai y di persamaan satu kak untuk

dapatkan nilai x nya lagi

P : Persamaan yang mana dek?

BKS : Yang x+y=400 kak

P : Coba kita jelaskan carata dapatkan nilai x dek!

BKS : x+y=400 terus y nya diubah menjdai 250 jadi

x+250=400 jadi x=400-250 jdi nilai x=150 kak

Page 72: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

58

P : Begituji dek?

BKS : Iya kak, jadi nilai x=150 dan y=250

P : 0k dek

Overview

Pada subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada tahap

overview, subjek telah mengecek ulang pekerjaannya dari awal hingga

akhir. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Kita cek ji cara penyelesaianta dek?

BKT : Iya kak

P : Kita cek satu per satu?

BKT : Tidak kak, pas selesaipi semua

P : Ohiya dek

Berikut adalah jawaban tertulis subjek BKS untuk soal nomor 3

disajikan pada gambar 4.6 sebagai berikut:

Gambar 4.6 Hasil Kerja Nomor 3 Subjek yang Berpikir Kritis

Sedang

Adapun hasil wawancara dengan subjek yang berpikir kritis

sedang berikut ini:

situation

Page 73: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

59

Focus

Subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada tahap

focus, subjek menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks

permasalahan tetapi tidak mengetaahui dengan tepat apa yang

ditanyakan dan subjek tidak menuliskan yang diketahui dan

ditanyakan pada saat tes. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Tidak kita tahu yang diketahui sama yang ditanyakan

dek?

BKS : Kutau ji kak

P : Kenapa kita tidak tuliskanki?

BKS : Karena jelasji di soal kak

P : Apa yang diketahui di soal dek?

BKS : 5 pensil + 4 buku harganya 27.500 dan 3 pensil + 4

buku harganya 20.500

P : Yang ditanyakan?

BKS : Harga buku dan pensil

Reason

Pada subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada tahap

reason, subjek mampu membuat alasan atas jawaban yang dikerjakan

pada proses penyelesaian tetapi subjek tidak menuliskan jawaban dan

alasan pada saat tes. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Bisaki jelaskan apa-apa saja yang dimisalkan pada soal

dek?

BKS : Yang seperti nomor 2 kak, yang dimisalkan dengan x dan

y?

Page 74: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

60

P : Iya dek

BKS : Ohiya kak, yang dimisalkan itu x=pensil dan y=buku

Inference

Pada subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada tahap

inference, subjek mampu menyimpulkan pemasalahan sesuai dengan

penyelesaian yang dikerjakan tetapi subjek tidak menuliskan jawaban

dan kesimpulan pada saat tes. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Setelah dimisalkan apa langkah selanjutnya dek??

BKS : Langsung dicari nilai x dan y kak

P : Tidak dituliskan model matematikanya?

BKS : Tidak kak

P : Jadi kita tidak tahu model matematiknya?

BKS : Kutahu ji kak

P : Jelaskan coba dek!

BKS : Yang 5x+4y=27.500 dan 3x+4y=20.500 toh kak?

P : Iya dek

Situation

Pada subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada

tahap situation, subjek dapat memperoleh informasi yang terkait

dengan proses penyelesaian permasalahan yang ada serta mengetahui

konsep yang akan digunakan (menuliskan jawaban disertai proses

berhitung dan disertai jawaban akhir tepat). Berikut petikan

wawancaranya:

Page 75: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

61

Kode Uraian

P : Pakai metode apaki itu dek pada saat tes?

BKS : Campuran kak, yang dieliminasi dulu baru

disubstitusikan kak

P : Bisa dijelaskan dek maksudta itu?

BKS : Langsung saja kutuliskan 5x+4y=27.500 persamaan 1

dan 3x+4y=20.500 persamaan 2 kak. Terus setelah itu

langsungmi dikurangi kak, jadi y nya habis dan 2x=7.000

kak

P : Setelah itu diapakan lagi dek?

BKS : Dibagi duami itu yang 7.000 kak supaya didapat nilai x

nya. Jadi nilai x nya = 3.500

P : Setelah didapat nilai x apalagi dek?

BKS : Di substitusikanki kak untuk dapat nilai y nya

P : Cobaki jelaskan carata substitusi!

BKS : 5x+4y=27.500 masukkan langsung x=3.500 kak. Jadi 5

dikali (3.500)+4y = 27.500. setelah itu dihitungmi kak

17.500+4y=27.500 jadi 4y=27.500-17.500 hasilnya itu

kak 4y=10.000. Setelah y=10.000 dibagi 4 jadi nilai y

nya = 2.500 kak

Clarity

Pada subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada tahap

clarity, subjek mampu membaca dan memahami simbol dan subjek

tidak menuliskan jawaban pada saat tes. Berikut petikan

wawancaranya:

Kode Uraian

P : Berapa hasil dari x dan y dek?

BKS : X=3.500 dan y=2.500

P : Setelah didapa nilai x dan y apalagi dek?

BKS : Tidak adami kak karna hanya utk dicariji nilai x dan y

kak

Page 76: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

62

P : Yakinki dek?

BKS : Iya kak

Overview

Pada subjek yang berpikir kritis sedang menunjukkan pada tahap

overview, subjek tidak mengecek ulang pekerjaannya dari awal

hingga akhir. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Kita cek ji cara penyelesaianta dek?

BKS : Tidak kak

P : Kenapa?

BKS : Karna kutiru sajaji nomor 2 caranya kak sisa angkanya

kuubah

P : Jadi tidak dibaca baik-baik pertanyaannya dek?

BKS : Kubaca ji kak

P : Tapi kenapa tidak dicariki berapa harga dari 5 pensil

dan 7 buku dek?

BKS : Tidak kutaumi kak

P : Sampai disitu saja ji ditau dek?

BKS : Iya kak

Berdasarkan hasil tes dan petikan wawancara di atas, dapat dilihat

bahwa subjek yang berpikir kritis sedang memahami soal dengan cara:

1. Focus : subjek menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks

permasalahan tetapi subjek tidak menuliskan yang diketahui dan

ditanyakan pada saat tes,

2. Reason : subjek mampu membuat alasan atas jawaban yang

dikerjakan pada proses penyelesaian tetapi subjek tidak menuliskan

jawaban dan alasan pada saat tes,

Page 77: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

63

3. Inference : subjek mampu menyimpulkan pemasalahan sesuai

dengan penyelesaian yang dikerjakan (menuliskan jawaban dengan

memberikan kesimpulan yang tepat dan lengkap),

4. Situation : subjek dapat memperoleh informasi yang terkait dengan

proses penyelesaian permasalahan yang ada serta mengetahui konsep

yang akan digunakan (menuliskan jawaban disertai proses berhitung

dan disertai jawaban akhir tepat),

5. Clarity : subjek tidak dapat membaca dan memahami simbol dan

subjek tidak menuliskan jawaban pada saat tes dan

6. Overview : subjek tidak konsisten mengecek pekerjannya dari awal

hingga akhir dari nomor 1 sampai 3.

3. Subjek yang Berpikir Kritis Rendah

a. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Rendah dan Wawancara

Berikut adalah jawaban tertulis subjek BKR untuk soal nomor 1

disajikan pada gambar 4.7 sebagai berikut:

Gambar 4.7 Hasil Kerja Nomor Satu Subjek yang Berpikir

Kritis Rendah

Adapun hasil wawancara dengan subjek yang berpikir kritis

rendah berikut ini:

Page 78: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

64

Focus

Subjek yang berpikir kritis rendah menunjukkan pada tahap

focus, subjek menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks

permasalahan tetapi tidak mengetahui dengan tepat apa yang

ditanyakan dan subjek hanya menuliskan yang diketahui saja dan

tidak menuliskan yang ditanyakan pada saat tes. Berikut petikan

wawancaranya:

Kode Uraian

P : Susah soalnya dek?

BKR : Susah sekali kak

P : Ditau dijelaskan apa saja yang diketahui?

BKR : Ituji saja yang kutulis kak

P : Coba pale jelaskan!

BKR : Diketahui 2 bilangan asli dengan jumlah 3 kali bilangan

pertama dengan 4 kali bilangan kedua=66 dan selisih

dari 4 kali bilangan pertama dengan 3 kali bilangan

kedua = 13. Ituji saja kutau kak

P : Tidak ditau apa ditanyakan?

BKR : Tidak ada kak, tidak mengerti sekalika karna susah sekali

kak

Reason

Pada subjek yang berpikir kritis rendah menunjukkan pada tahap

reason, subjek tidak mampu membuat alasan atas jawaban yang

dikerjakan pada proses penyelesaian tetapi subjek tidak menuliskan

jawaban dan alasan pada saat tes. Berikut petikan wawancaranya:

Page 79: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

65

Kode Uraian

P : Tidak ditau pemisalannya dek?

BKR : Tidak ada betul kutau kak

P : Apaji pale ditau?

BKR : Tidak ada kak

Inference

Pada subjek yang berpikir kritis rendah menunjukkan pada tahap

inference, subjek tidak dapat membuat kesimpulan dengan tepat

berdasarkan proses identifikasi pada langkah penyelesaian tetapi

subjek tidak menuliskan jawaban dan kesimpulan pada saat tes.

Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Kalau model matematikanya iya?

BKR : Lebih-lebih itu kak, tidak kutauki apa itu model

matematika kak

P : Iya pale dek

Overview

Pada subjek yang berpikir kritis rendah menunjukkan pada tahap

overview, subjek tidak mengecek ulang pekerjaannya dari awal

hingga akhir. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Kita cek ji cara penyelesaianta dek?

BKR : Tidak kak

P : Kenapa?

BKR : Soalnya sajaji kubaca karna tidak kutau apa lagi mau

kucek

Page 80: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

66

P : Jawabanta dek, tidak dicekki?

BKR : Tidak kak

Berikut adalah jawaban tertulis subjek BKR untuk soal nomor 2

disajikan pada gambar 4.8 sebagai berikut:

Gambar 4.8 Hasil Kerja Nomor Dua Subjek yang Berpikir Kritis

Rendah

Adapun hasil wawancara dengan subjek yang berpikir kritis

rendah berikut ini:

Focus

Subjek yang berpikir kritis rendah menunjukkan pada tahap focus,

subjek tidak menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks

permasalahan, subjek hanya menuliskan salah satu yang diketahui dan

tidak menuliskan yang ditanyakan pada saat tes. Berikut petikan

wawancaranya:

Kode Uraian

P : Bagaimana nomor 2 dek?

BKR : Lebih susah lagi kak

P : Bisaki jelaskan apa yg ditau di soal?

BKR : Yang jumlah peserta ji kak 400 sama peserta eksekutif

dan peserta biasa.

P : Yang ditanyakan iya?

BKR : Tidak kutau kak

Page 81: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

67

Reason

Pada subjek yang berpikir kritis rendah menunjukkan pada tahap

reason, subjek mampu membuat alasan atas jawaban yang dikerjakan

pada proses penyelesaian tetapi subjek tidak menuliskan jawaban dan

alasan pada saat tes. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Kalau pemisalannya iya dek?

BKR : Tidak kutau juga kak

P : Biar sedikit?

BKR : Iya biar sedikit tidak kutau kak

Inference

Pada subjek yang berpikir kritis rendah menunjukkan pada tahap

inference, subjek tidak mampu menyimpulkan pemasalahan sesuai

dengan penyelesaian yang dikerjakan tetapi subjek tidak menuliskan

jawaban dan kesimpulan pada saat tes. Berikut petikan

wawancaranya:

Kode Uraian

P : Model matematikanya iya?

BKR : Yang bagaimana yah itu kah kak?

P : Contohnya 2x+2y=12 persamaan 1 dan 3x+5y=15

persamaan 2. Yang begitu dek

BKR : Tidak kutauki kak

Situation

Pada subjek yang berpikir kritis rendah menunjukkan pada tahap

situation, subjek dapat memperoleh informasi yang terkait dengan

Page 82: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

68

proses penyelesaian permasalahan yang ada serta mengetahui konsep

yang akan digunakan dan subjek tidak memberikan jawaban pada saat

tes. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Bisaki jelaskan metode apa yang dipakai biasa kalau

soal sistem persamaan linear dua variabel?

BKR : Yang eliminasi?

P : Yah itu dek, bisaki jelaskan?

BKR : Tidak kak, kuingat sajaji pas itu hari dikasih tes pertama

P : Jadi tidak mengertiki caranya?

BKR : Tidak kak

Clariy

Pada subjek yang berpikir kritis rendah menunjukkan pada tahap

clarity, subjek tidak mampu membaca dan memahami simbol dan

subjek tidak menuliskan jawaban pada saat tes. Berikut petikan

wawancaranya:

Kode Uraian

P : Tidak ada ditau masalah soal sistem persamaan linear

dua variabel?

BKR : Tidak kak

P : Sudah mi dipelajari?

BKR : Iya kak

P : Tapi kenapa tidak mengertiki?

BKR : Susah kak

Page 83: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

69

Overview

Pada subjek yang berpikir kritis rendah menunjukkan pada tahap

overview, subjek tidak mengecek ulang pekerjaannya dari awal

hingga akhir. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Dicek kembaliji soal dan jawabanta?

BKR : Tidak kak

Berikut adalah jawaban tertulis subjek BKR untuk soal nomor 3

disajikan pada gambar 4.9 sebagai berikut:

Gambar 4.9 Hasil Kerja Nomor Tiga Subjek yang Berpikir

Kritis Rendah

Adapun hasil wawancara dengan subjek yang berpikir kritis

rendah berikut ini:

Focus

Subjek yang berpikir kritis rendah menunjukkan pada tahap

focus, subjek tidak menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks

permasalahan, subjek hanya menuliskan yang ditanyakan dan tidak

menuliskan yang diketahui pada saat tes. Berikut petikan

wawancaranya:

Kode Uraian

P : Kenapa pertanyaannya ji ditulis dek?

BKR : Karena tidak kutaumi apa mau kutulis kak

Page 84: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

70

P : Betu-betul tidak mengertiki dek?

BKR : Iya kak

Reason

Pada subjek yang berpikir kritis rendah menunjukkan pada tahap

reason, subjek tidak mampu membuat alasan atas jawaban yang

dikerjakan pada proses penyelesaian tetapi subjek tidak menuliskan

jawaban dan alasan pada saat tes. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Tidak ditau pemisalannya juga?

BKR : Tidak

Inference

Pada subjek yang berpikir kritis rendah menunjukkan pada tahap

inference, subjek tidak mampu menyimpulkan pemasalahan sesuai

dengan penyelesaian yang dikerjakan tetapi subjek tidak menuliskan

jawaban dan kesimpulan pada saat tes. Berikut petikan

wawancaranya:

Kode Uraian

P : Model matematikanya iya?

BKR : Tidak kutau juga kak

P : Iya pale dek

Situation

Pada subjek yang berpikir kritis rendah menunjukkan pada tahap

situation, subjek tidak dapat memperoleh informasi yang terkait

dengan proses penyelesaian permasalahan yang ada serta mengetahui

Page 85: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

71

konsep yang akan digunakan dan subjek tidak memberikan jawaban

pada saat tes. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Tidak adami lagi ditau dari jawab sistem persamaan

linear dua variabel?

BKR : Tidak adami kak

Clarity

Pada subjek yang berpikir kritis rendah menunjukkan pada tahap

clarity, subjek tidak mampu membaca dan memahami simbol dan

subjek tidak menuliskan jawaban pada saat tes. Berikut petikan

wawancaranya:

Kode Uraian

P : Susah sekali kah dek?

BKR : Iya kak, berbeli-belit soalnya nah, tidak kutau yang

pertanyaannya karna penjang sekali soalnya

P : Maksudnya?

BKR : Pokoknya suah sekali kak

Overview

Pada subjek yang berpikir kritis rendah menunjukkan pada tahap

overview, subjek tidak mengecek ulang pekerjaannya dari awal

hingga akhir. Berikut petikan wawancaranya:

Kode Uraian

P : Jadi dicekji jawabanta?

BKR : Tidak kak

P : Tidak mengerti sekaliki sama ini materi?

BKR : Bukan hanya ini materi kak, tapi semua kalau

Page 86: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

72

matematika susah sekali kak.

P : Tapi tahu jaki penjumlahan sama pengurangan?

BKR : Tahuja kak, yang tambah-tambah sama kurang-kurang

toh?

P : Iya dek, kalau perkalian sama pembagian?

BKR : Tahuja kalau perkalian kak pembagianji tidak terlalu

lancarka.

P : Banyak-banyak ki belajar nah dek, kan ini sekolah

onlineki pakai hp terus jaki jadi banyak-banyak ki nonton

video di youtube tentang belajar matematika

BKR : Iya kak

Berdasarkan hasil tes dan petikan wawancara di atas, dapat dilihat

bahwa subjek yang berpikir kritis rendah memahami soal dengan cara

1. Focus : subjek menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks

permasalahan tetapi tidak mengetahui dengan tepat apa yang

ditanyakan dan subjek hanya menuliskan yang diketahui saja dan

tidak menuliskan yang ditanyakan pada saat tes,

2. Reason : subjek tidak mampu membuat alasan atas jawaban yang

dikerjakan pada proses penyelesaian tetapi subjek tidak

menuliskan jawaban dan alasan pada saat tes,

3. Inference : subjek tidak mampu menyimpulkan pemasalahan

sesuai dengan penyelesaian yang dikerjakan tetapi subjek tidak

menuliskan jawaban dan kesimpulan pada saat tes,

4. Situation : subjek tidak dapat memperoleh informasi yang terkait

dengan proses penyelesaian permasalahan yang ada serta

mengetahui konsep yang akan digunakan dan subjek tidak

memberikan jawaban pada saat tes,

Page 87: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

73

5. Clarity : subjek tidak mampu membaca dan memahami simbol,

6. Overview : subjek tidak menuliskan jawaban pada saat tes dan

subjek tidak mengecek ulang pekerjaannya dari awal hingga akhir.

D. Analisis dan Pembahasan Data

Berdasarkan analisis data, maka akan dijawab rumusan masalah pada bab

1 yaitu bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal

HOTS materi sistem persamaa linear dua variabel ditinjau dari kemampuan

awal pada kelas VIII SMP Negeri 3 Pallangga

1. Subjek Dengan Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi Dalam

Menyelesaikan Soal HOTS

Pada bagian ini, dilakukan analisis data yang bertujuan untuk

mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal

HOTS pada materi sistem persamaan linear dua variabel ditinjau dari

kemampuan awal khususnya pada subjek yang berkemampuan tinggi.

Hasil analisis ini akan memuat kesimpulan sebagai wujud dari jawaban

rumusan masalah penelitian.

Berdasarkan hasil petikan wawancara, dapat dilihat bahwa subjek

yang berkemampuan tinggi memahami soal dengan:

1. Focus : subjek mampu memahami apa yang diketahui dan ditanyakan

pada soal

2. Reason : Subjek mampu menjelaskan jawaban dan alasan untuk

memberi simbol a dan b terlebih dahulu.

3. Inference : Subjek mampu menjelaskan alasan menuliskan model

matematikanya .

Page 88: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

74

4. Situation : Subjek menjawab soal sesuai konteks permasalahan

dengan menggunakan metode eliminasi terlebih dahulu untuk

mendapatkan nilai dari salah satu variabelnya

5. Clarity : Subjek mampu memberikan kejelesan lebih lanjut

keterkaitan konsep dengan menggunakan metode substitusi untuk

mendapatkan nilai dari variabel lainnya.

6. Overview : Subjek juga telah mengecek pekerjaannya dari awal

hingga akhir

Berdasarkan paparan hasil tes dan wawancara subjek yang

berkemampuan berpikir kritis tinggi dalam menyelesaikan soal HOTS

pada materi sitem persamaan linear dua variabel yang ditinjau dari

kemampuan awal, menunjukkan bahwa subjek yang berkemampuan

tinggi keenam indikatornya, yaitu Focus, Reason, Inference, Situation,

Clarity, dan Overview. Pada aspek focus, subjek menjawab pertanyaan

konteks permasalahan sesuai yang ada pada soal. Pada indikator reason,

subjek mampu membuat alasan atas jawaban yang dikerjakan pada

proses penyelesaian. Pada indikator inference, subjek mampu

menyimpulkan pemasalahan sesuai dengan penyelesaian yang

dikerjakan. Pada indikator situation subjek dapat memperoleh informasi

yang terkait dengan proses penyelesaian permasalahan yang ada serta

mengetahui konsep yang akan digunakan. Pada indikator Clarity, subjek

mampu membaca dan memahami simbol. Dan pada indikator Overview

subjek teliti dalam pengerjaan dengan memeriksa kembali jawaban dari

awal sampai akhir.

Page 89: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

75

2. Subjek Dengan Kemampuan Berpikir Kritis Sedang Dalam

Menyelesaikan Soal HOTS

Pada bagian ini, dilakukan analisis data yang bertujuan untuk

mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal

HOTS pada materi sistem persamaan linear dua variabel ditinjau dari

kemampuan awal khususnya pada subjek yang berkemampuan sedang.

Hasil analisis ini akan memuat kesimpulan sebagai wujud dari jawaban

rumusan masalah penelitian.

Berdasarkan hasil petikan wawancara, dapat dilihat bahwa subjek

yang berkemampuan sedang memahami soal dengan

1. Focus : subjek memahami apa yang diketahui dan ditanyakan pada

saat waawancara tetapi tidak menuliskan pada saat diberikannya tes.

2. Reason : Subjek mampu menjelaskan jawaban dan alasan untuk

memberi simbol x dan y terlebih dahulu tetapi subjek tidak

menuliskannya pada saat.

3. Inference : Subjek mampu menjelaskan alasan menuliskan model

matematikanya.

4. Situation : Subjek menjawab soal sesuai konteks permasalahan

dengan menggunakan metode eliminasi terlebih dahulu untuk

mendapatkan nilai dari salah satu variabelnya.

5. Clarity : Subjek mampu memberikan kejelesan lebih lanjut

keterkaitan konsep dengan menggunakan metode substitusi untuk

mendapatkan nilai dari variabel

Page 90: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

76

6. Overview : subjek tidak konsisten mengecek ulang perkerjaannya

dari awal hingga akhir.

Berdasarkan paparan hasil tes dan wawancara subjek yang

berkemampuan sedang tentang kemampuan berpikir kritis dalam

menyelesaikan soal HOTS berdasarkan salah satu indikator berpikir kritis

yang diungkapkan oleh Ennis yaitu FRISCO pada materi sitem

persamaan linear dua variabel, menunjukkan bahwa subjek yang

berkemampuan sedang melalui keenam indikatornya, yaitu Focus,

Reason, Inference, Situation, Clarity, dan Overview. Pada indikator

focus, subjek tidak menjawab pertanyaan konteks permasalahan pada saat

tes tetapi subjek dapat menjelaskan pada saat wawancara. Pada indikator

reason, subjek juga tidak menuliskan pada saat tes terkait dengan

indikator tersebut yaitu mampu membuat alasan atas jawaban yang

dikerjakan pada proses penyelesaian tetapi pada saat wawancara subjek

dapat menjelaskannya. Pada indikator inference, subjek mampu

menyimpulkan pemasalahan sesuai dengan penyelesaian yang

dikerjakan. Pada indikator situation subjek dapat memperoleh informasi

yang terkait dengan proses penyelesaian permasalahan yang ada serta

mengetahui konsep yang akan digunakan. Pada indikator Clarity, subjek

mampu membaca dan memahami simbol. Dan pada indikator Overview

subjek tidak mengecek ulang pekerjaannya dari awal sampai akhir

terlihat dari hasil tes yang tidak menuliskan pengecekan kembali dan

hasil wawancara juga yang menunjukkan bahwa subjek tidak mengerti

cara penyelesaiannya selanjutnya pada soal nomor 3 yaitu subjek tidak

Page 91: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

77

mengerti terhadap soal yang diberikan jadi subjek tidak bisa menjelaskan

jawaban secara menyeluruh yaitu berapa harga 5 pensil dan 7 buku.

Subjek juga tidak mengetahui apakah uang Firman berlebih atau kurang.

3. Subjek Dengan Kemampuan Berpikir Kritis Rendah Dalam

Menyelesaikan Soal HOTS

Pada bagian ini, dilakukan analisis data yang bertujuan untuk

mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal

HOTS pada materi sistem persamaan linear dua variabel ditinjau dari

kemampuan awal khususnya pada subjek yang berkemampuan rendah.

Hasil analisis ini akan memuat kesimpulan sebagai wujud dari jawaban

rumusan masalah penelitian.

Adapun yang dapat disimpulkan dari wawancara diatas bahwa

subjek yang berpikir kritis rendah mampu memahami soal dengan cara:

1. Focus : tidak dapat memahami secara baik tentang materi sistem

persamaan linear dua variabel. Pada soal nomor 1 subjek hanya

menuliskan yang diketahui saja dan tidak menuliskan yang

ditanyakan (mengidentifikasi masalah), pada soal nomor 2 dimana

subjek hanya menuliskan salah satu yang diketahui saja dan tidak

menuliskan yang ditanyakan (mengidentifikasi masalah), sedangkan

pada soal nomor 3 subjek tidak menuliskan yang diketahui dan

menuliskan 1 yang ditanyakan (mengidentifikasi masalah).

2. Reason : Subjek tidak mampu menjelaskan alasan untuk menjawab

soal.

Page 92: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

78

3. Inference : Subjek tidak mampu memberikan kesimpulan untuk

menuliskan model matematika pada soal

4. Situation : Subjek tidak dapat menjelaskan konsep yang terkait

dengan proses penyelesaian jawaban pada soal yang diberikan.

5. Clarity : Subjek tidak mampu menjelaskan lebih lanjut keterkaitan

konsep pada soal.

6. Overview : subjek tidak mengecek ulang perkerjaannya dari awal

hingga akhir.

Berdasarkan paparan hasil tes dan wawancara subjek yang

berkemampuan rendah tentang kemampuan berpikir kritis dalam

menyelesaikan soal HOTS berdasarkan salah satu indikator berpikir kritis

yang diungkapkan oleh Ennis yaitu FRISCO pada materi sitem

persamaan linear dua variabel, menunjukkan bahwa subjek yang

berkemampuan rendah melalui keenam indikatornya, yaitu Focus,

Reason, Inference, Situation, Clarity, dan Overview. Pada aspek focus,

subjek hanya menuliskan beberapa pertanyaan konteks permasalahan.

Pada indikator reason, subjek juga tidak mampu membuat alasan atas

jawaban yang dikerjakan pada proses penyelesaian. Pada indikator

inference, subjek tidak mampu menyimpulkan pemasalahan sesuai

dengan penyelesaian yang dikerjakan. Pada indikator situation subjek

tidak dapat memperoleh informasi yang terkait dengan proses

penyelesaian permasalahan yang ada serta mengetahui konsep yang akan

digunakan. Pada indikator Clarity, subjek tidak mampu membaca dan

memahami simbol. Dan pada indikator Overview subjek tidak mengecek

Page 93: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

79

ulang pekerjaannya dari awal sampai akhir terlihat dari hasil tes yang

tidak menuliskan pengecekan kembali. Berdasarkan hasil wawancara dan

tes, subjek tidak mampu memahami materi sistem persamaan linear dua

variabel. Subjek sama sekali tidak mengerti cara penyelesaian dari awal

sampai akhir

Page 94: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada Bab IV, maka dapat disimpulkan

deskripsi yang lebih detail tentang bagaimana kemampuan berpikir kritis

siswa dalam menyelesaikan soal HOTS pada materi sistem persamaan linear

dua variabel yang ditinjau dari kemampuan awal pada kelas VIII.1 SMP

Negeri 3 Pallangga sebagai berikut:

1. Subjek yang Berpikir Kritis Tinggi

Subjek yang berpikir kritis tinggi yang ditinjau dari kemampuan

awal dalam menyelesaikan soal HOTS materi sistem persamaan linear

dua variabel dengan indikator FRISCO, yaitu:

a. Pada indikator focus, subjek menjawab pertanyaan konteks

permasalahan sesuai yang ada pada soal.

b. Pada indikator reason, subjek mampu membuat alasan atas jawaban

yang dikerjakan pada proses penyelesaian.

c. Pada indikator inference, subjek dapat menyimpullkan secara tepat

berdasarkan proses identifikasi pada langkah penyelesaian.

d. Pada indikator situation subjek dapat memperoleh informasi yang

terkait dengan proses penyelesaian permasalahan yang ada serta

mengetahui konsep yang akan digunakan.

e. Pada indikator Clarity, subjek mampu membaca dan memahami

simbol.

Page 95: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

81

f. Dan pada indikator Overview subjek teliti dalam pengerjaan dengan

memeriksa kembali jawaban dari awal sampai akhir.

2. Subjek Berpikir Kritis Sedang

Subjek yang berpikir kritis sedang yang ditinjau dari kemampuan

awal dalam menyelesaikan soal HOTS materi sistem persamaan linear

dua variabel dengan indikator FRISCO, yaitu:

a. Pada indikator focus, subjek tidak menjawab pertanyaan konteks

permasalahan tetapi subjek dapat menjelaskan pada saat wawancara.

b. Pada indikator reason, subjek juga tidak menuliskan pada saat tes

terkait dengan indikator tersebut yaitu mampu membuat alasan atas

jawaban yang dikerjakan pada proses penyelesaian tetapi pada saat

wawancara subjek dapat menjelaskannya.

c. Pada indikator inference, subjek mampu menyimpulkan pemasalahan

sesuai dengan penyelesaian yang dikerjakan.

d. Pada indikator situation subjek dapat memperoleh informasi yang

terkait dengan proses penyelesaian permasalahan yang ada serta

mengetahui konsep yang akan digunakan.

e. Pada indikator Clarity, mampu membaca dan memahami simbol.

f. Dan pada indikator Overview subjek tidak konsisten mengecek

pekerjaannya dari awal sampai akhir.

Page 96: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

82

3. Subjek yang Berpikir Kritis Rendah

Subjek yang berpikir kritis rendah yang ditinjau dari kemampuan

awal dalam menyelesaikan soal HOTS materi sistem persamaan linear

dua variabel dengan indikator FRISCO, yaitu:

a. Pada indikator focus, subjek hanya menuliskan beberapa pertanyaan

konteks permasalahan.

b. Pada indikator reason, subjek juga tidak mampu membuat alasan

atas jawaban yang dikerjakan pada proses penyelesaian.

c. Pada indikator inference, subjek tidak mampu menyimpulkan

pemasalahan sesuai dengan penyelesaian yang dikerjakan.

d. Pada indikator situation subjek tidak dapat memperoleh informasi

yang terkait dengan proses penyelesaian permasalahan yang ada serta

mengetahui konsep yang akan digunakan.

e. Pada indikator Clarity, mampu membaca dan memahami simbol.

f. Dan pada indikator Overview subjek tidak mengecek ulang

pekerjaannya dari awal sampai akhir terlihat dari hasil tes yang tidak

menuliskan pengecekan kembali. Berdasarkan hasil wawancara dan

tes, subjek tidak mampu memahami materi sistem persamaan linear

dua variabel. Subjek sama sekali tidak mengerti cara penyelesaian

dari awal sampai akhir.

Page 97: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

83

B. Saran

Mengacu pada hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat

disarankan kepada:

1. Siswa agar semakin giat belajar menjawab soal-soal lebih banyak

utamanya soal HOTS yang dapat meningkatkan kreativitas dan daya

pikir siswa dalam menyelesaikan soal

2. Guru hendaknya selalu memberikan soal-soal berupa soal HOTS agar

mampu melihat sisi lain dari berbagai macam penyelesaian soal yang

tidak hanya berfokus pada cara-cara penyelesaian soal yang sudah lazim

secara umum, melainkan adanya kreativitas baru dalam menyelesaikan

soal

3. Sekolah yaitu sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan

kedepannya khususnya pada mata pelajaran matematika yang lebih

menekankan soal hots untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa.

4. Peneliti selanjutnya untuk menguji cobakan penelitian ini ke subjek

yang berbeda dan lebih luas lagi agar bisa memperoleh informasi-

informasi baru yang belum ada dalam penelitian ini.

Page 98: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

84

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2016). Permendiknas No 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti

dan Kompetensi Dasar Matematika SMA/ MA/ SMK/ MAK. Jakarta:

Depdiknas.

Ennis, RH. (2011). The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities.

Ennis, R.H. (1996). Critical Thinking. USA: Prentice Hall, Inc.

Fisher, Alec. 2011. Critical Thinking An Introduction Second Edition. United

Kingdom: Cambridge University Press.

Glazer, Evan. 2001. Using Internet Primary Sources to Teach Critical Thinking

Skills in Mathematics. Amerika: Greenwood Press.

Icha Shofia Karlita Ulfa, dkk 2018. Profil Berfikir Kritis Siswa Dalam

Menyelesaikan Soal Fungsi Komposisi Melalaui Model Pembelajaran

Kolaboratif

Julita. 2014. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik melalui

Pembelajaran Pencapaian Konsep. Prosiding Seminar Nasional

Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana STKIP Siliwangi, 27

November 2014. Bandung.

Kemendikbud, (2017), Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill

(HOTS), Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, hal. 3.

Lambertus. (2009). Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika. Forum Kependidikan. Volume: 28, No. 2, hal.

136-142.

Moleong, Lexy J. (2017). Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nugrahaeni, Agnes Iswara (2019) Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah

Ditinjau dari Hasil Belajar dan Sikap Kreatif Siswa Kelas VIII SMP N 2

Yogyakarta pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel .

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Siti Nurhalyzah,2018. Kemampuan Berfikir Siswa Dalam Menyelesaikan Soal

Berstandar PISA dan HOTS Berdasarkan Taksonomi Solo SMP Negerri 3

Hamparan Perak

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sumarmo, Utari, dkk. 2012. Kemampuan Disposisi Berpikir Logis, Kritis, dan

Kreatif Matematika (Eksperimen terhadap Siswa SMA Menggunakan

Pembelajaran Berbasis Masalah dan Strategi Think talk Write). Jurnal

Pengajaran MIPA, 17(1), 17-33.

Page 99: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

85

Supianti, In. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA melalui

Pembelajaran Matematika Realistik. Prosiding Seminar Nasional

Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana STKIP Siliwangi, 27

November 2014. Bandung.

Susiyati. 2014. Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik dalam

Pemecahan Masalah. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Program Pasca Sarjana STKIP Siliwangi, 27 November 2014. Bandung.

Trinovita, Evi. (2017). Deskripsi kelancaran procedural dalam pemecahan

masalah matematika ditinjau dari Gaya kogniti dan efikasi diri pada siswa

kelas IX A SMP Negeri 5 Mandai. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar:

Universitas Negeri Makassar.

Universitas Negeri Yogyakarta, Kajian Pustaka.

http://eprints.uny.ac.id/7652/3/BAB%202%20-%2008601241081.pdf

Diakses pada tanggal 13 januari 2020

Wahyono, B. (2017). pendidikan ekonomi. Retrieved from

http://www.pendidikanekonomi.com/2013/07/kemampuan-awal-

siswa.html

Suhri Indonesia, 2018. Langkah-langkah meyusun soal HOTS, format kisi-kisi

soal HOTS, dan kartu Soal HOTS

https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/08/langkah-langkah-menyusun-

soal-hots.html

Page 100: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

LAMPIRAN

Page 101: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

LAMPIRAN A INSTRUMEN PENELITIAN

LEMBAR SOAL TES I (TES KEMAMPUAN AWAL)

Sekolah : SMP Negeri 3 Pallangga

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/Ganjil

Waktu : 45 Menit

Petunjuk Pengerjaan Soal:

1. Tulislah Nama, Nis dan Kelas

2. Bacalah soal dibawah ini dengan cermat dan teliti.

3. Kerjakan secara individu dan tanyakan pada guru apabila terdapat soal yang kurang

jelas.

4. Periksalah perkerjaan Anda sebelum dikumpul.

Kerjakan soal berikut !

1. Apakah persamaan berikut merupakan sistem persamaan linear dua variabel ?

berikan alasannya !

a. {

b. = 15

c.

2. Selesaikan sistem persamaan berikut menggunakan substitusi

{

3. Selesaikan sistem persamaan berikut menggunakan eliminasi

{

Page 102: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

ALTERNATIF PENYELESAIAN SOAL TES I

No. Penyelesaian Bobot

1. a. {

Pembahasan :

Merupakan SPLDV, karena terdiri dari dua PLDV dan masing-

masing variabelnya berpangkat satu.

2

b. = 15

Pembahasan :

Bukan SPLDV, karena hanya terdiri dari satu PLDV, SPLDV harus

terdiri dari dua PLDV

2

c.

Pembahasan:

Bukan SPLDV karena hanya terdiri dari satu PLDV, sistem

persamaan tersebut harus terdiri dari dua persamaan linear dan

memuat dua variabel

2

2. {

Ubahlah persamaan menjadi

Substitusi nilai ke persamaan sehingga :

– 26

=

7

Page 103: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

= 2

Substitusi nilai = 2 ke persamaan

3

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { } 1

3. {

Dit : Himpunan Penyelesaian

Pembahasan :

Eliminasi variabel y

|

|

= 4

5

Eliminasi variabel x

|

|

=

= 3

3

Jadi, himpunan penyelesainnya adalah { } 1

_

_

Page 104: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

LEMBAR SOAL TES II (TES SOAL HOTS)

Sekolah : SMP Negeri 3 Pallangga

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/Ganjil

Waktu : 60 Menit

Petunjuk Pengerjaan Soal:

1. Tulislah Nama, Nis dan Kelas

2. Bacalah soal dibawah ini dengan cermat dan teliti.

3. Kerjakan secara individu dan tanyakan pada guru apabila terdapat soal yang kurang

jelas.

4. Periksalah perkerjaan Anda sebelum dikumpul.

Kerjakan soal berikut !

1. Diketahui 2 bilangan asli, jumlah 3 kali bilangan pertama dengan 4 kali bilangan

kedua sama dengan 66. Selisih dari 4 kali bilangan pertama dengan 3 kali

bilangan kedua sama dengan 13. Tentukan model matematika dari masalah

tersebut !

2. Pada suatu hari Zahra dan Lea mengikuti sebuah seminar nasional dengan jumlah

peserta saat itu 400 orang termasuk Zahra dan Lea. Harga tiket kelas eksekutif

sebesar Rp. 70.000,- sedangkan harga tiket kelas biasa sebesar Rp. 50.000,-. Hasil

penjualan tiket yang diperoleh panitia pelaksana seminar nasional sebesar Rp.

23.000.000,-. Tentukan jumlah orang yang membeli tiket dikelas eksekutif dan

biasa !

3. Firman membeli 5 batang pensil dan 4 buku dengan harga seluruhnya Rp.27.500,.

Pada waktu yang lain di toko yang sama, ia membeli 3 batang pensil dan 4 buku

dengan harga Rp. 20.500,-. Firman memiliki uang Rp. 100.000,-. Periksalah

apakah uang Firman lebih atau kurang untuk membeli 5 batang pensil dan 7

buku!

Page 105: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

ALTERNATIF PENYELESAIAN SOAL TES II

No. Penyelesaian Indikator Skor

1. Dik : jumlah 3 kali bilangan pertama dengan 4 kali bilangan kedua = 66

Selisih dari 4 kali bilangan pertama dengan 3 kali bilangan kedua = 13

Dit : Tentukan nilai kedua bilangan tersebut !

Focus 4

Pembahasan :

Misal :bilangan pertama = a

bilangan kedua = b

Reason 4

Dari pernyataan diatas maka model matematikanya adalah

3a+4b = 66...(1)

4a-3b = 13...(2)

Inference 4

2. Dik: jumlah penonton = 400

Harga tiket kelas eksekutif = Rp. 70.000.-

Harga tiket kelas biasa = Rp. 50.000.-

Hasil penjualan = Rp. 23.000.000.-

Dit: jumlah orang yang membeli tiket dikelas eksekutif dan biasa

Focus 4

Pembahasan: Reason 4

Page 106: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

Misal: Banyaknya peserta eksekutif = a

Banyaknya peserta biasa = b

Dari pernyataan diatas maka model matematika

a + b = 400 . . . (1)

70.000 a + 50.000 b = 23.000.000 . . . (2)

Inference 4

Persamaan (1) dan (2) di eliminasi untuk mendapatkan nilai b

|

|

20.000b = 5.000.000

b =

b = 250

Situation 4

kemudian nilai b disubstitusikan ke persamaan (1) diperoleh :

a + b = 400

a + 250 = 400

a = 400 – 250

a = 150

Jadi, jumlah peserta dikelas eksekutif adalah 150 orang dan dikelas biasa adalah 250 orang

Clarity 4

Pengecekan kembali:

_

Page 107: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

70.000 a + 50.000 b = 23.000.000

70.000(150) + 50.000(250) = 23.000.000

3. Dik : 5 batang pensil + 4 buku = Rp. 27.500,-

3 batang pensil + 4 buku = Rp. 20.500,-

Dit : Apakah uang Firman sebesar Rp. 100.000,- lebih atau kurang untuk membeli 5 batang

pensil dan 7 buku?

Focus 4

Pembahasan :

Misal : Pensil = a

Buku = b

Reason 4

Dari pernyataan diatas maka model matematikanya :

5a + 4b = 27.500

3a + 4b = 20.500

Inference 4

Persamaan (1) dan (2) dieliminasi untuk mendapatkan nilai a

2a = 7.000

a =

a = 3.500

Situation 4

_

Page 108: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

kemudian nilai a disubstitusikan ke persamaan (1)

5a + 4b = 27.500

5(3.500) + 4b = 27.500

17.500 + 4b = 27.500

4b = 27.500 – 17.500

4b = 10.000

b =

b = 2.500

Maka, a = 3.500 dan b = 2. 500

Firman ingin membeli 5 batang pensil dan 7 buku

5a + 7b = 5(3.500) + 7 (2.500)

= 17.500 + 17.500

= 35.000

Clarity 4

Uang Firman = 100.000 – 35.000

= 75.000

Jadi, uang Firman lebih sebesar Rp. 75.000,- setelah membeli 5 batang dan 7 buku.

Overview 4

Page 109: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

PEDOMAN WAWANCARA

Tujuan : Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis

siswa dalam menyelesaikan soal HOTS ditinjau dari kemampuan awal siswa

Metode : Wawancara tak berstruktur

Langkah pelaksanaan :

1. Wawancara dilakukan secara face to face, yakni terjadi kontak langsung

antara peneliti dan informan. (Disesuaikan dengan kondisi saat ini)

2. Wawancara dilakukan setelah terjadi kesepakatan waktu dan tempat

pelakssanaan wawancara antara peneliti dan informan.

3. Pertanyaan yang diberikan tidak harus sama, tetapi memuat pokok

permasalahan yang sama.

4. Apabila siswa mengalami kesulitan dengan pertanyaan tertentu, siswa akan

diberikan pertanyaan yang lebih sederhana tanpa menghilangkan inti

permasalahan.

Indikator :

Proses berpikir kritis menurut Ennis yang disingkat menjadi FRISCO, yaitu :

1. Focus

Siswa menjawab pertanyaan konteks permasalahan.

2. Reason

Siswa dapat memberikan alasan terkait fakta atau bukti yang relevan pada

setiap langkah dalam membuat kesimpulan.

3. Inference

siswa dapat membuat kesimpulan dengan tepat berdasarkan proses identifikasi

pada langkah penyelesaian.

4. Situation

Siswa mampu mengumpulkan informasi- informasi yang relevan dan

menggunakan konsep-konsep matematika yang relevan untuk menjawab soal.

5. Clarity

Siswa dapat memberikan kejelasan simbol atau hal-hal yang belum jelas

keterangannya.

6. Overview

Siswa telah mengecek ulang pekerjaannya dari awal sampai akhir.

Page 110: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

LAMPIRAN B HASIL KERJA SISWA TES I

No. Nama Nilai No. Nama Nilai

1. L 95,8 7. IRS 37,5

2. SFA 91 8. MAR 29

3. DRS 87,5 9. PA 20,8

4. PAP 79 10. ANM 20,8

5. MIA 70,8 11. MI 16,6

6. ASA 70,8 12. AP 16,6

1.

Page 111: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

2.

3.

Page 112: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

4.

5.

Page 113: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

6.

7.

Page 114: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

8.

Page 115: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

10.

9.

Page 116: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

11.

12.

Page 117: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

LAMPIRAN C HASIL KERJA SISWA TES II

1. SUBJEK YANG BERPIKIR KRITIS TINGGI

Page 118: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

2. SUBJEK YANG BERPIKIR KRITIS SEDANG

Page 119: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

2. SUBJEK YANG BERPIKIR KRITIS RENDAH

Page 120: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

LAMPIRAN D. HASIL WAWANCARA SUBJEK

1. Subjek yang Berpikir Kritis Tinggi

a) Soal Nomor 1

Kode Uraian

P : Apakah pertanyaan itu benar atau salah?

BKT : Benar kak.

P : Kenapa bisa dikatakan benar?

BKT : Karena terdiri dari 2 persamaan linear dua variabel

P : Bagaimana carata dapat ide untuk menjawab seperti itu?

BKT : Karena saya tentukan dulu apa yang diketahui sama ditanyakan

itu soalnya kak.

P : Jadi apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal?

BKT : Yang diketahui adalah 3 bilangan pertama ditambah 4 bilangan

kedua adalah 36 dan 4 bilangan pertama dikurangi 3 bilangan

kedua adalah 13 dan yang ditanyakan adalah model

matematikanya.

P : Apa langkah selanjutnya lagi dek setelah kita tuliskan yang

diketahui dan ditanyakan?

BKT : Saya misalkanki kak

P : Apa yang kita misalkan?

BKT : Saya misalkan yang diketahyui itu kak, yang bilangan pertama

saya misalakan jadi a dan yang bilangan kedua ssaya misalkan

b.

P : Apa alasanta kenapa kita misalkanki?

BKT : Untuk napermudah nanti pada saat mau dituliskan model

matematikanya kak.

P : Kan tadi kita sudah misalkan. Setelah dimisalkan diapakan lagi

dek?

BKT : Saya jawabmi pertanyaannya kak, yaitu menuliskan model

Page 121: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

matematikanya

P : Bagaimana model matematikanya dek?

BKT : Kan tadi kumislkan bilangan pertama itu a dan bilangan kedua

itu b toh kak, jadi model matematikanya itu 3a+4b=66 dan 4a-

3b=13 kak.

P : Jadi yakinki begitumi jawabannya?

BKT : Iya kak

P : Sudah dicek kembali pekerjaanta?

BKT : Sudahmi kak

P : Dicek satu persatu baru ditulis kembali atau selesai semuapi

baru dicek?

BKT : Kucek satu persatu kak kalau sudah kucek bisa kutau apa lagi

langkah selanjutnya kak

P : Ohiya dek.

b) Soal Nomor 2

Kode Uraian

P : Susah nomor 2 dek?

BKT : Iya kak karna banyak sekali yang diketahuinya

P : Apa saja yang diketahui dek?

BKT : Jumlah penonton 400 orang, harga tiket kelas eksekutif seharga

Rp.70.000, harga tiket kelas biasa seharga Rp.50.000,dan hasil

penjualan tiket sebanyak Rp.23.000.000.

P : Dan apa yang ditanyakan dek?

BKT : Jumlah orang yang membeli tiket dikelas eksekutif dan kelas

biasa kak

P : Kenapa kita tidak tuliskan yang dimisalkan?

BKT : Yang dimisalkan a dan b kak?

Page 122: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

P : Yah yg itu dek, coba kita jelaskan!

BKT : Peserta eksekutif a dan peserta biasa b jadi a+b=400 dan

70.000a+50.000b=23.000.000

P : Kan tadi kita sudah tuliskan yang diketahui dan ditanyakan toh

dek, apalagi langkah selanjutnya?

BKT : Samaji nomor 1 kak yang dikasih simbol a dan b. Jadi model

matematikanya a+b=400 adalah persamaan 1 dan

70.000a+50.000b=23.000.000.

P : Kenapa kita tidak tuliskan yang dimisalkan itu dek?

BKT : karena saya kirai tidak harusji kak, jadi langsung saja saya

tuliskanmi model matematikanya kak

P : Pakai cara apaki lagi dek setelahta tulisakan model

matematikanya?

BKT : Kueliminasi kak

P : Apa yang dieliminasi dek?

BKT : Persamaan satu dan dua kak supaya kudapatki nilai b

P : Bagaimana itu yg dimaksud dieliminasi dek?

BKT : Persamaan 1 kukalikan 70.000 dan persamaan 2 kukali 1

supaya nanti hasil nilai a nya sama ki kak. Jadi sisa yang b

dikurangkan. Kan disitu nilainya toh kak yang a sama dengan

70.000 kak, terus yang nilai b nya itu yang persamaan satu

70.000 dan persamaan 2 nya 50.000 jadi sisa dikurangkan yang

b jadi 20.000 dan hasilnya itu 28 juta dikurang 23 juta sama

dengan 5juta

P : Setelah dikurangi diapakan dek?

BKT : Kan tadi toh kak 20.000b sama dengan 5 juta

P : Iya dek, terus?

BKT : Terus utk didapat nilai b nya itu kak itu yang 5juta dibagi

dengan 20.000 hasilnya sama dengan 250

P : Kan tadi ditaumi toh dek nilai b nya?

Page 123: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

BKT : Iya kak

P : Selanjutnya apa lagi dek?

BKT : Dicari lagi nilai a nya kak

P : Bagaimana itu carata cariki nilai a nya?

BKT : Sisa disubstitusikanki kak nilai b nya di persamaan 1

P : Coba jelaskan dek?

BKT : Persamaan 1 kan a+b= 400 trs kan tadi sudah didapatmi nilai b

jadi masukkan mi kak a+250=400 jadi a+400-250 jadi nilai a

nya adalah 150 kak

P : Setelah itu apalagi dek?

BKT : Tidak adami kak

P : Jadi itu sajaji dek?

BKT : Iya kak

P : Tidak dicek kembali pekerjaanta betulmi atau salah?

BKT : Tidak kak, karna saya kira betulmi karna sisa dicari sajaji nilai

a sam b nya

P : Jadi sampai situji dek?

BKT : Iya kak

c) Soal Nomor 3

Kode Uraian

P : Bagaimana nomor 3 dek?

BKT : Susah kak, hehe

P : Apanya dek?

BKT : Pertanyaannya kak

P : Jadi bagaimana carata jawabki??

BKT : Kutuliskan yang diketahui dulu kak

Page 124: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

P : Apa yang diketahui dek?

BKT : 5 pensil+ 4 buku = 27.500 dan 3 pensil +4 buku = 20.500

P : Tidak dituliskan yang dimisalkan?

BKT : Tidak kak

P : Tapi bisaki jelaskanki pemisalannya?

BKT : Iya kak

P : Coba kita jelaskan!

BKT Misalkan pensil a dan buku b

P : Kan tadi kita sudah tuliskan yang diketahui, selanjutnya apa

lagi?

BKT : Dituliskan model matematikanya lagi kak?

P : Bagaimana model matematikanya dek?

BKT : 5a+4b=27.500 persamaan 1 dan 3a+4b=20.500 persamaan 2

P : setelahta tulisakan model matematikanya diapakan lagi?

BKT : Kueliminasi kak kayak nomor 2

P : Bagaimana cara dieliminasinya dek?

BKT : 5a+4b=27.500 dikurangkan 3a+4b=20.500 hasilnya 2a= 7.000

P : Setelah itu diapakan lagi dek?

BKT : Dibagi 2 kak yang 7.000 untuk dapat nilai a

P : Jadi berapa nilai a nya?

BKT : 3.500 kak

P : Setelah itu?

BKT : Disbstitusikan nilai a ke persamaan 1 kak, kan tadi nilai a=

3.500 dimasukkan saja kak 5a+4b=27.500 jadi 5 dikali 3.500

+4b = 27.500 terus hasilnya 17.500+4b=27.500 jadi nilai

4b=27.500-17.500=10.000

P : Setelah itu?

Page 125: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

BKT : 4b=10.000 jadi b=10.000 dibagi 4 sama dengan 2.500

P : Setelah diketahui nilai a dan b apalagi dek?

BKT : Dimasukkan saja kak nilai dari 5a+7b sama dengan berapa kak

P : Bagaimana caranya itu didapat dek?

BKT : 5 dikali 3.500 + 7 dikali 2.500 jadi hasilnya itu kak

17.500+17.500 = 35.000

P : Setelah itu apalagi dek?

BKT : Tidak adami kak

P : Jadi itu sajaji dek?

BKT : Iya kak

P : Tidak dicek kembali pekerjaanta betulmi atau salah?

BKT : Sudahmi kak

P : Kenapa tidak dijawab pertanyaannya dek?

BKT : Sudahmi kak

P : Yang apakah uang Firman kurang atau lebih dari 100.000

setelah membeli 5 pensil dan 7 buku

BKT : Astaga nda kuperhatikanki itu kak, saya kira hasil dari membeli

7 pensil dan 5 buku ji kak

P : Tapi ditauji dikerjakan kalau ada lagi pertanyaan begitunya?

BKT : Iya kak

P : Bagaimana ple itu?

BKT : Harusnya Rp.100.000 – Rp.35.000 jadi sisa uangnya sisa

Rp.75.000

P : Yakinki begitu?

BKT : Iya kak

Page 126: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

2. Subjek yang Berpikir Kritis Sedang

a) Soal Nomor 1

Kode Uraian

P : Apa yang dipikirkan tentang soal nomor 1?

BKS : Susah soalnya kak, angka di soal kayak berulangki jadi harus

dibaca berulang-ulang.

P : Kenapa tidak dituliskan yang diketahui dan ditanyakan?

BKS : Kutauji apa yang diketahui dan ditanyakan kak tapi saya kira

langsung ditulis cara penyelesaiannya.

P : Jadi apa diketahui dan ditanyakan?

BKS : Yang diketahui adalah 3 bilangan pertama + 4 bilangan kedua

= 66 dan 4 bilangan pertama + 3 bilangan kedua = 13 dan yang

ditanyakan itu model matematikanya.

P : Jadi bagaimana langkah penyelesaian selanjutnya dek?

BKS : Jadi kutulismi kalau bilangan pertama itu x dan bilangan kedua

itu y.

P : Tapi tidak kita tuliskan misalnya dek?

BKS : Iya kak

P : Kenapa kita tidak tuliskan?

BKT : Saya kira langsung model matematikanya ji kak dituliskan

P : Jadi bagaimana langkah penyelesaian selanjutnya?

BKS : Kutuliskan langsung model matematikanya kak, karena 3 kali

bilangan pertama ditambah 4 kali bilangan kedua sama dengan

66. Jadi kutulismi kalau bilangaan pertama itu x dan bilangan

kedua itu y. Jadi, model matematikanya 3x+4y=66 begitu juga

yang dibawah kak.

P : Jadi begitu sajaji carata?

BKS : Iya kak

P : Jadi yakinki begitumi jawabannya?

Page 127: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

BKS : Yakinka kak

P : Sudah dicek kembali pekerjaanta?

BKS : Sudah kak

P : Dicek satu persatu baru ditulis kembali atau selesai semuapi

baru dicek?

BKS : Selesaipi kak

P : Ohiya dek.

b) Soal Nomor 2

Kode Uraian

P : Susah nomor 2 dek?

BKS : Iya kak

P : Kita tahuji apa-apa saja yang diketahui?

BKS : Iya kak

P : Apa pale dek?

BKS : Yang pertama itu harga tiket kelas eksekutif 70.000 dan harga

tiket kelas biasa 50.000 dan yang kedua itu jumlah penonton 400

orang dan hasil penjualan tiket 23 juta kak.

P : Terus yang ditanyakan?

BKS : Nilai x dan y kak

P : Susah nomor 2 dek?

BKS : Iya kak

P : Kita tahuji apa-apa saja yang diketahui?

BKS : Iya kak

P : Apa pale dek?

BKS : Yang pertama itu harga tiket kelas eksekutif 70.000 dan harga

tiket kelas biasa 50.000 dan yang kedua itu jumlah penonton 400

Page 128: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

orang dan hasil penjualan tiket 23 juta kak.

P : Terus yang ditanyakan?

BKS : Nilai x dan y kak

P : Bisaki jelaskan itu yang dimaksud tadi yang ditanyakan dek?

BKS : Nilai x dan y toh kak, itu maksudnya pemisalan dari harga tiket

biasa dan harga tiket eksekutif kak

P : Kenapa kita tidak tuliskan dek?

BKS : Saya kirai tidak harusji ditulis kak

P : Kan tadi kita sudah misalkan x dan y toh dek selanjutnya apa

lagi?

BKS : Dituliskan model matematikanya

P : Bagaimana model matematikanya dek?

BKS : Samaji nomor 1 kak yang dikasih simbol x dan y jadi nadapatmi

persamaan 1 adalah x+y=400 dan persamaan 2 adalah

70.000x+50.000y=23.000.000

P : Kenapa langsungki pakai metode eliminasi?

BKS : Supaya kudapat nilai b nya kak, lebih mudah juga

P : Bisaki jelaskanki dek?

BKS : x+y=400 dikalikan 70.000 kak terus 70.000x +

50.000y=23.000.000 dikalikan 1 itu kak.

P : Selanjutnya bagaimana lagi dek?

BKS : Setelah didapatmi hasilnya dikurangi mi kak untuk dapat nilau y

P : Jadi berapa nilai y yang didapat dek?

BKS : 250 kak

P : Caranya?

BKS : Kan tadi itu 70.000 y dikurang 50.000 y hasilnya 20.000 y dan

28.000.000 dikurangi 23.000.000 itu hasilya 5.000.000 juta kak.

Jadi 20.000y=5.000.000 dibagimi kak 5.000.000 dibagi 20.000

Page 129: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

hasilnya 250

P : Setelah didapat nilai y=250 selanjutnya apa lagi dek?

BKS : Saya subtitusikan nilai y di persamaan satu kak untuk dapatkan

nilai x nya lagi

P : Persamaan yang mana dek?

BKS : Yang x+y=400 kak

P : Coba kita jelaskan carata dapatkan nilai x dek!

BKS : x+y=400 terus y nya diubah menjdai 250 jadi x+250=400 jadi

x=400-250 jdi nilai x=150 kak

P : Begituji dek?

BKS : Iya kak, jadi nilai x=150 dan y=250

P : 0k dek

P : Kita cek ji cara penyelesaianta dek?

BKT : Iya kak

P : Kita cek satu per satu?

BKT : Tidak kak, pas selesaipi semua

P : Ohiya dek

c) Soal Nomor 3

Kode Uraian

P : Tidak kita tahu yang diketahui sama yang ditanyakan dek?

BKS : Kutau ji kak

P : Kenapa kita tidak tuliskanki?

BKS : Karena jelasji di soal kak

P : Apa yang diketahui di soal dek?

BKS : 5 pensil + 4 buku harganya 27.500 dan 3 pensil + 4 buku

Page 130: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

harganya 20.500

P : Yang ditanyakan?

BKS : Harga buku dan pensil

P : Bisaki jelaskan apa-apa saja yang dimisalkan pada soal dek?

BKS : Yang seperti nomor 2 kak, yang dimisalkan dengan x dan y?

P : Iya dek

BKS : Ohiya kak, yang dimisalkan itu x=pensil dan y=buku

P : Setelah dimisalkan apa langkah selanjutnya dek??

BKS : Langsung dicari nilai x dan y kak

P : Tidak dituliskan model matematikanya?

BKS : Tidak kak

P : Jadi kita tidak tahu model matematiknya?

BKS : Kutahu ji kak

P : Jelaskan coba dek!

BKS : Yang 5x+4y=27.500 dan 3x+4y=20.500 toh kak?

P : Iya dek

P : Pakai metode apaki itu dek pada saat tes?

BKS : Campuran kak, yang dieliminasi dulu baru disubstitusikan kak

P : Bisa dijelaskan dek maksudta itu?

BKS : Langsung saja kutuliskan 5x+4y=27.500 persamaan 1 dan

3x+4y=20.500 persamaan 2 kak. Terus setelah itu langsungmi

dikurangi kak, jadi y nya habis dan 2x=7.000 kak

P : Setelah itu diapakan lagi dek?

BKS : Dibagi duami itu yang 7.000 kak supaya didapat nilai x nya.

Jadi nilai x nya = 3.500

P : Setelah didapat nilai x apalagi dek?

BKS : Di substitusikanki kak untuk dapat nilai y nya

Page 131: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

P : Cobaki jelaskan carata substitusi!

BKS : 5x+4y=27.500 masukkan langsung x=3.500 kak. Jadi 5 dikali

(3.500)+4y = 27.500. setelah itu dihitungmi kak

17.500+4y=27.500 jadi 4y=27.500-17.500 hasilnya itu kak

4y=10.000. Setelah y=10.000 dibagi 4 jadi nilai y nya = 2.500

kak

P : Berapa hasil dari x dan y dek?

BKS : X=3.500 dan y=2.500

P : Setelah didapa nilai x dan y apalagi dek?

BKS : Tidak adami kak karna hanya utk dicariji nilai x dan y kak

P : Yakinki dek?

BKS : Iya kak

P : Kita cek ji cara penyelesaianta dek?

BKS : Tidak kak

P : Kenapa?

BKS : Karna kutiru sajaji nomor 2 caranya kak sisa angkanya kuubah

P : Jadi tidak dibaca baik-baik pertanyaannya dek?

BKS : Kubaca ji kak

P : Tapi kenapa tidak dicariki berapa harga dari 5 pensil dan 7

buku dek?

BKS : Tidak kutaumi kak

P : Sampai disitu saja ji ditau dek?

BKS : Iya kak

Page 132: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

3. Subjek yang Berpikir Kritis Rendah

a) Soal Nomor 1

Kode Uraian

P : Susah soalnya dek?

BKR : Susah sekali kak

P : Ditau dijelaskan apa saja yang diketahui?

BKR : Ituji saja yang kutulis kak

P : Coba pale jelaskan!

BKR : Diketahui 2 bilangan asli dengan jumlah 3 kali bilangan

pertama dengan 4 kali bilangan kedua=66 dan selisih dari 4 kali

bilangan pertama dengan 3 kali bilangan kedua = 13. Ituji saja

kutau kak

P : Tidak ditau apa ditanyakan?

BKR : Tidak ada kak, tidak mengerti sekalika karna susah sekali kak

P : Tidak ditau pemisalannya dek?

BKR : Tidak ada betul kutau kak

P : Apaji pale ditau?

BKR : Tidak ada kak

P : Kalau model matematikanya iya?

BKR : Lebih-lebih itu kak, tidak kutauki apa itu model matematika kak

P : Iya pale dek

P : Kita cek ji cara penyelesaianta dek?

BKR : Tidak kak

P : Kenapa?

BKR : Soalnya sajaji kubaca karna tidak kutau apa lagi mau kucek

P : Jawabanta dek, tidak dicekki?

BKR : Tidak kak

Page 133: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

b) Soal Nomor 2

Kode Uraian

P : Bagaimana nomor 2 dek?

BKR : Lebih susah lagi kak

P : Bisaki jelaskan apa yg ditau di soal?

BKR : Yang jumlah peserta ji kak 400 sama peserta eksekutif dan

peserta biasa.

P : Yang ditanyakan iya?

BKR : Tidak kutau kak

P : Kalau pemisalannya iya dek?

BKR : Tidak kutau juga kak

P : Biar sedikit?

BKR : Iya biar sedikit tidak kutau kak

P : Model matematikanya iya?

BKR : Yang bagaimana yah itu kah kak?

P : Contohnya 2x+2y=12 persamaan 1 dan 3x+5y=15 persamaan

2. Yang begitu dek

BKR : Tidak kutauki kak

P : Bisaki jelaskan metode apa yang dipakai biasa kalau soal sistem

persamaan linear dua variabel?

BKR : Yang eliminasi?

P : Yah itu dek, bisaki jelaskan?

BKR : Tidak kak, kuingat sajaji pas itu hari dikasih tes pertama

P : Jadi tidak mengertiki caranya?

BKR : Tidak kak

P : Tidak ada ditau masalah soal sistem persamaan linear dua

variabel?

Page 134: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

BKR : Tidak kak

P : Sudah mi dipelajari?

BKR : Iya kak

P : Tapi kenapa tidak mengertiki?

BKR : Susah kak

P : Dicek kembaliji soal dan jawabanta?

BKR : Tidak kak

c) Soal Nomor 3

Kode Uraian

P : Kenapa pertanyaannya ji ditulis dek?

BKR : Karena tidak kutaumi apa mau kutulis kak

P : Betu-betul tidak mengertiki dek?

BKR : Iya kak

P : Tidak ditau pemisalannya juga?

BKR : Tidak

P : Model matematikanya iya?

BKR : Tidak kutau juga kak

P : Iya pale dek

P : Tidak adami lagi ditau dari jawab sistem persamaan linear dua

variabel?

BKR : Tidak adami kak

P : Susah sekali kah dek?

BKR : Iya kak, berbeli-belit soalnya nah, tidak kutau yang

pertanyaannya karna penjang sekali soalnya

P : Maksudnya?

Page 135: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

BKR : Pokoknya suah sekali kak

P : Jadi dicekji jawabanta?

BKR : Tidak kak

P : Tidak mengerti sekaliki sama ini materi?

BKR : Bukan hanya ini materi kak, tapi semua kalau matematika susah

sekali kak.

P : Tapi tahu jaki penjumlahan sama pengurangan?

BKR : Tahuja kak, yang tambah-tambah sama kurang-kurang toh?

P : Iya dek, kalau perkalian sama pembagian?

BKR : Tahuja kalau perkalian kak pembagianji tidak terlalu lancarka.

P : Banyak-banyak ki belajar nah dek, kan ini sekolah onlineki

pakai hp terus jaki jadi banyak-banyak ki nonton video di

youtube tentang belajar matematika

BKR : Iya kak

Page 136: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

LAMPIRAN E. DOKUMENTASI

Page 137: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …
Page 138: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …
Page 139: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …
Page 140: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …
Page 141: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …
Page 142: PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN …

RIWAYAT HIDUP

NURUL FATIKASARI. Lahir di Makassar, Sulawesi

Selatan pada tanggal 23 Juni 1997. Ia anak ketiga dari

empat bersaudara dari pasangan bapak Ibrahim Yahya dan

Nurhasnah Ngurawan Menyelesaikan pendidikan sekolah

dasar di SD Negeri Taeng pada tahun 2009. Ia lulus dari

sekolah menengah pertama pada tahun 2012 di SMP

Negeri 3 Pallangga dan lulus dari sekolah menengah atas

di SMA Negeri 1 Sugguminasa pada tahun 2015.

Pada tahun 2016, ia melanjutkan kuliah di Universitas Muhammadiyah

Makassar mengambil Program Studi S1 Pendidikan Matematika dan lulus pada tahun

2020. Berkat karunia Allah SWT. Penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas

Muhammadiyah Makassar dengan tersusunnya skripsi dengan judul “Profil Berpikir

Kritis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal HOTS Materi Sistem Persamaan

Linear Dua Variabel Ditinjau Dari Kemampuan Awal Pada Kelas VIII SMP

Negeri 3 Pallangga”