Profesional 1

download Profesional 1

of 22

description

profesionalitas

Transcript of Profesional 1

BAB IPENDAHULUAN

A.PengertianYang dimaksud tenaga kependidikan di sekolah adalah guru mata pelajaran, guru pembimbing, tata usaha, laboran, teknisi, dan pustakawan. Tidak dapat diragukan bahwa untuk mengembangkan sekolah diperlukan tenaga kependidikan yang profesional. Hasil-hasil penelitian menunjukkan profesionalismetenaga kependidikan merupakan salah satu syarat utama keberhasilan pengembangan sekolah. Namun demikian, semua orang menyadari bahwa tingkat profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah pada umumnya masih rendah. Apalagi jika diingat bahwa perkembangan iptek, termasuk teknologi pembelajaran, sangat cepat, sehingga tenaga kependidikan ditantang untuk dapat mengikuti dan menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.Jadi salah satu masalah pokok yang dihadapi kepala sekolah, adalah bagaimana cara membina dan menumbuhkan profesionalisme tenaga kependidikan disekolah yang dipimpinnya, agar mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, kemudian menerapkanya dalam rangka pengembangan sekolah. Dikaitkan dengan hak mereka, pasal 30 ayat 2 undang-undang no.2 tahun 1989 menyatakan bahwa tenaga kependidikan berhak memperoleh pembinaan karier yang sesuai dengan prestasi kerjanya. Sedangkan pasal 31 ayat 4, menyatakan bahwa tenaga kependidikan berkewajiban meningkatkan kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta perkembangan bangs. Jadi pembinaan profesionalisme tenaga kependidikan (dengan harapan kariernya meningkat) sesuai dengan kebutuhan sekolah dan sekaligus sesuai dengan hak yang diterima mereka.Profesional artinya mamu bekerja dengan baik, sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan norma yang berlaku. Oleh karena itu menjadi profesiona, paling tidak tenaga kependidikan harus memiliki dua syarat, yaitu : (1) memili kemampuan yang baik, dalam aspek teori maupun praktis, sesuai dengan tugas yang diemban, sesuai dengan norma yang berlaku. Dengan demikian pembinaan profesionalisme tenaga kependidikan harus mencakup dua aspek besaritu, yaitu kemampuan, teritis dan praktis sesuai dengan tuntutan pekerjaan, dan motivasi kerja.B.Prinsip-prinsip PembinaanSebelum membahas bagaimana cara membina profesinalisme tenaga kependidikan, ada baiknya diketahui prinsip-prinsip dasarnya, karena banyak menjadi salah pengertian/salah konsep di masyarakat.1.Pembinaan tenaga kependidikan merupakan bagian dari program pengembangan sekolah

Pembinaan tenaga kependidikan bukan kegiatan yang berdiri sendiri, tetapi harus merupakan bagian integral dari upaya pengembangan sekolah sebagai konsekwensinya pembinaan tenaga kependidikan harus sesuai dengan tujuan, target, dan tahap pengembangan sekolah. Sebagai contoh, jika dalam pembiaan tenaga kependidikan terdapat pengiriman guru atau tata usaha untuk mengikuti pelatihan, jenis dan materi pelatihan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan dan upaya pengembangan sekolah. Jika ada dua tawaran pelatihan dan sekolah harus memilih, maka criteria pemilihan harus didasarkan kesesuaian dengan program pengembangan sekolah. Karena merupakan bagian integral dari program pengembangan sekolah, maka program pembinaan tenaga kependidikan disusun berdasarkan tujuan dan target-target dari program pengembangan sekolah yang telah ditetapkan. Misalnya dalam program pengembangan sekolah ditargetkan selama dua tahun, daya serap mata pelajaran Matematika mencapai 80%. Berdasarkan target tersebut, program pembinaan tenaga kependidikan perlu diarahkan untuk melakukan analisis dan upaya untuk meningkatkan kinerja gurunya, misalnya melalui pelatihan, mendorong untuk melakukan tes dianostik sehingga diketahui kesulitan yang di alami siswa dan kemudian dilakukan upaya untuk mengatasinya.

2.Tujuan pembinaan tenaga kependidikan adalah meningkatkan mutu kinerja yang bersangkutan.

Tujuan pembinaan tenaga kependidikan bukan sekedar meingkatkan kemampuan dan keterampilan yang bersangkutan, tetapi yang pokok adalah meningkatkan kinerja. Oleh karena itu, berhasil tidaknya pembinaan tenaga kependidikan harus diukur dari kinerja yang bersangkutan dan bukan dari tambahan pengetahuan dan atau keterampilan. Sebagai contoh, jika guru mengikuti program pembinaan melalui serangkaian kegiatan MGMP, maka hasilnya harus dilihat dari peningkatan mutu kegiatan pembelajaran yang dibina dan hasil belajar siswanya. Jika tata usaha mengikuti program pembinaan melalui pelatihan administrasi sekolah, maka hasil harus dilihat. Apakah setelah itu adminitsrasi sekolah menjadi yang menjadi tanggung jawabnya menjadi lebih rapih, arsip/dokumen dapat dicari dengan cepat, seterusnya. Jika kepala sekolah mengikuti pelatihan manajemen, maka hasilnya harus dilihat dari peningkatan manajemen sekolah.Jadi hasil program pembinaan tenaga kependidikan diukur dari keberhasilan yang bersangkutan dalam menerapkan teori dan praktek yang diperoeh ke dalam tugas-tugasnya di sekolah, dan bukan sekedar meningkatkan kemampuan yang bersangkutan. Sebagai contoh, dari evaluasi antara nasional diketahui bahwa program pembinaan guru melalui MGMP berhasil menaikkan kemampuan guru, tetapi belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, program tersebut mencapai tujuan pokoknya, yaitu meningkatkan kinerja guru dikelas yang salah satu tolak ukurnya adalah peningkatan hasil belajar siswa.3.Pembinaan profesionalisme tenaga kependidikan adalah program jangka panjang dan berkesinambungan

Seperti halnya program kependidikan pada umumnya, pembinaan tenaga kependidikan memerlukan waktu lama sampai hasilnya signifikan dan menetap. Berbagai hasil studi menunjukkan bahwa program pengembangan tenaga kependidikan yang berjangka pendek dan tidak di tindak lanjuti dengan program berikutnya dan atau program pendukung, akan hilang dan kinerja yang bersangkutan kembali seperti sebelum ada program pembinaan dilakukan. Mengapa demikian, karena pembinaan profesionalisme tenaga kependidikan pada dasarnya lebih merupakan pengubahan sikap dan perilaku, sehingga memerlukan serangkaian program yang berkesinambunganSebagai contoh, program pembinaan tenaga pustakawan sekolah dengan mengirim mereka ke suatu pelatihan, maka pembinaan harus terus dilanjutkan setelah yang bersangkutan pulang kembali ke sekolah. Misalnya dengan meminta guru, staff tata usaha dan siswa untuk mendukung program tersebut, memberi dukungan moral, supervise, dan member reward jika telah menunjukan hasil yang positif. Dukungan semacam itu bukan semata-mata pemberian fasilitas agar program yang disusun berhasil, tetapi memberikan kepecayaan diri bahwa dia mampu melaksanakan, dan pada akhirnya membutuhkan motivasi kerja.Perlu dicatat, bahwa penumbuhan kepercayaan diri dan motivasi semacam itu sangat penting dan bukan menjadi kunci keberhasilan pembinaan tenaga kependidikan. Dengan kepercayaan diri dan motivasi kerja yang baik, yang bersangkutan akan berusaha meningkatkan pengetahuan dan upaya lain guna mewujudkan program kerjanya, yang tidak lain adalah bagian dari program sekolah. Hanya saja perlu dicatat, bahwa penumbuhan rasa percaya diri dan motivasi kerja perlu waktu cukup lama, sehingga pimpinan harus telaten membinanya.Seringkali pelatihan harus dirancang secara bertahap. Misalnya pelatihan guru fisika harus dilakukan beberapa tahap, sehingga semestinya sekoah mengirim orang yang sama untuk mengikuti pelatihan tersebut. Mengingat kesempatan semacam itu biasanya sangat terbatas, maka setelah pulang yang bersangkutan diminta untuk mendieminasikan kepada rekan yang lain, baik lewat pertemuan formal maupun tidak formal.4.Pelatihan bukan satu-satunya pilihan dalam pembinaan profesionalisme tenaga kependidikan.

Saat ini banyak orang menafsirkan bahkan satu-satunya cara peningkatan profesionalisme sumberdaya manusia, termasuk tenaga kependidikan, adalah melalui kependidikan atau pelatihan. Penafsiran semacam itu kurang tepat bahkan menyesatkan. Seakan-akan ketika di sekolah atau sedang bekerja tidak perlu ada upaya pembinaan tenaga kependidikan. Bahkan beberapa studi menunjukkan bahwa program kependidikan atau pelatihan guru baru dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Jika ketika yang bersangkutan pulang diberi dukungan untuk menerapkan hasilnya dikelas.Pembinaan tenaga kependidikan seharusnya dilakukan terus menerus, misalnya pertemuan profesi (MGMP, MGP, MKKTU, MKKS dan sebagainya), mendorong dan member kesempatan kepada guru/staf untuk mengajukan gagasan untuk meningkatkan keinerja sekolah, supervisi yang baik member reward bagi berprestasi dan sebagainya. Prinsipnya pengembangan tenaga kependidikan di sekolah, mencakup berbagai upaya yang dapat meningkatkan kinerja mereka.C.Cara-cara Pembinaan ProfesionalismeSebagaimana dijelaskan di depan bahwa pembinaan tenaga kependidikan bertujuan untuk meningkatkan kinerja mereka dan harus dilakukan secara terus menerus, sepanjang yang bersangkutan masih bekerja. Disamping itu, pembinaan harus sesuai arahnya, harus sesuai dengan tugas/fungsi yang bersangkutan dalam program sekolah. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk maksud itu, antara lain :1.Mengirim untuk mengikuti program pendidikan atau pelatihan.Harus diakui bahwa secara umum kemampuan tenaga kependidikan di Indonesia masih rendah, sehingga salah satu langkah pembinaannya adalah mengirim untuk mengikuti program pendidikan dan atau pelatihan. Pendidikan atau pelatihan dapat menyangkut peningkatan atau pendalaman materi dan atau strategi pembelajaran, termasuk cara mengevaluasinya.Program pendidikan sebaiknya diarahkan bagi mereka yang belum memiliki tingkat pendidikan yang dipersyaratkan, misalnya masih banyak guru SMA yang berlatar pendidikan D2 atau D3, sehingga perlu didorong untuk mengikuti pendidikan S-1.Perlu diingatkan bahwa program S-1 yang diambil harus diarahkan sesuai bidang studi/mata pelajaran yang dibina di sekolah. Hal itu perlu ditekankan, karena masih banyak guru yang mengikuti pendidikan tetapi tidak sesuai dengan bidang studi yang dibina sehingga kemanfaatan terhadap peningkatan pembelajaran disekolah kurang optimal.Mengingat jumlah guru yang belum memenuhi persyaratan pendidikan masih cukup banyak, sementara kemampuan pemerintah sangat terbatas, maka pola mengikuti pendidikan secara swadana perlu terus dikembangkan. Saat ini cukup banyak tenaga kependidikan yang mengikuti pendidikan dengan biaya sendiri. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana mendukung keinginan semacam itu, dengan cara mengatur waktu bekerjasama dengan penugasan lain, agar yang bersangkutan dapat mengikuti pendidikan dengan baik.Program pelatihan sebenarnya cukup banyak tersedia bagi tenaga kependidikan. Disamping yang disediakan (dibiayai) oleh Ditjen Dikdasmen, banyak pelatihan yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi sebagai kegiatan pengabdian pada masyarakat, oleh lembaga-lembaga pelatihan, dan oleh lembaga masyarakat. Yang penting dilakukan oleh pimpinan adalah mencarikan peluang, sehingga guru / staf dapat mengikuti pelatihan. Seperti halnya pendidikan pengiriman tenaga kependidikan kepelatihan harus sesuai dengan bidan tugasnya di sekolah.Setelah staf selesai mengikuti pendidikan dan atau pelatihan, masih diperlukan tindak lanjut di sekolah, agar mencapai tujuan pokoknya, yaitu meningkatkan kinerja yang bersangkutan. Pertama mendisminasikan dan keterampilan yang diperoleh kepada teman lain. Kegiatan disminasi bertujuan agar hasil pendidikan atau pelatihan tertular kepada rekan sejawat, sehingga menimbulkan manfaat berantai, sekaligus menciptakan kesatuan bahasa untuk penerapannya. Kedua mendorong yang bersangkutan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan tersebut di dalam pelaksanaan tugasnya. Dorongan dapat diwujudkan dalam penugasan kepada yang bersangkutan untuk menyusun rencana penerapan, sekaligus penyediaan sarana yang diperlukan.Sekolah seharusnya memiliki program pengiriman staf untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, baik untuk jangka menengah maupun tahunan, yang dijabarkan dari pengembangan program sekolah. Dalam program tersebut harus tercantum, program pendidikan dan pelatihan apa yang bersangkutan berangkat mengikuti pendidikan atau pelatihan diluar sekolah. Agar tidak banyak mengganggu jalannya program sekolah, sebaiknya program pelatihan sedapat mungkin diletakkan pada sehari-hari libur atau sehari-hari tidak efektif.

2.Mengikuti Pertemuan Profesi Secara RegulerPertemuan profesi, seperti MGMP, MGP, MKKS dan sejenisnya merupakan wahana yang sangat baik untuk pendiseminasikan pengetahuan, keterampilan, atau hasil-hasil penelitian, antara rekan seprofesi. Misalnya dalam perteuan MGMP seorang guru yang baru mengikuti suatu pelatihan dapat mendiseminasikan hasil pelatihan yang diikuti. Demikian juga, kepala sekolah yang melakukan penelitian tentang cara pembinaan staf yang efektif, dapat mendiskusikan hasil pertemuan MKKS. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu mendorong tenaga pendidik yang berada di bawah pembinaannya untuk secara regular mengikuti profesi. Misalnya, selama ini Kanwil sudah menetapkan hari-hari pertemuan MGMP, sehingga pada hari itu guru bersangkutan perlu dibebaskan dari jam mengajar dan kegiatan rutin lain.Fungsi pertemuan MGMP, MKKS, MGP dan sejenisnya adalah sebagai wahana tukar menukar pengalaman. Oleh karena itu, agar pertemuan dapat efektif, perlu ada penjadwalan acara yang rapid an setiap peserta mensiapkan materi pertemuan dengan baik. Sebagai pimpinan kepala sekolah perlu meningkatkan guru dan staf yang akan mengikuti pertemuan profesi untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Sebagai contoh guru dapat mempersiapkan bahan dan data tentang yang terjadi disekolah untuk dicarikan pemecahannya bersama di forum MGMP/MGP. Sebaiknya, jika guru memiliki pengalaman tertentu, misalnya menemukan cara yang efektif untuk menyampaikan pokok bahasan selama itu dianggap sukar, perlu menyiapkan naskah yang singkat untuk diseminasikan kepada rekan sejawat.Forum MGMP juga sangat efektif untuk menyusun pokok-pokok program tahunan, program semesteran, dan rencana pengajaran. Hal itu didasarkan pada pemikiran bahwa sekolah menggunakan kurikulum yang sama, sehingga secara garis besar program penerapannya mirip. Garis besar program tersebut , selanjutnya dijabarkan oleh masinh-masing guru, sesuai dengan kondisi sekolahnya. Kepala sekolah perlu mengingatkan guru akan pemanfaatan forum MGMP tersebut, sehingga pekerjaan guru dapat efisien.Sebagai pertemuan pembinaan tenaga kependidikan, mengirim guru / staf mengikuti pertemuan profesi adalah untuk meningkatkan kinerjanya, kepala sekolah perlu memantau dan mendorong guru / staf yang bersangkutan untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam pertemuan profesi tersebu guna meningkatkan kinerjanya. Hal itu dapat dilakukan secara periodic, meminta laporan hasil pertemuan (lisan dan tulisan) dan bagaimana penerapannya di sekolah. Dengan cara itu, diharapkan manfaat pertemuan profesi betul-betul dapat sampai pada peningkatan kinerjanya yang bersangkutan.Pertemuan profesi juga dapat difungsikan untuk memotivasi tenaga kependidikan agar mampu memprestasikan karyawan/temuannya. Tentu karya atau temuan yang pantas dapat dipresentasikan adalah yang baik kualitasnya. Dengan kata lain, mendorong tenaga kependidikan untuk mampu mempresentasikan karya dipertemun profesi, berarti mendorong mereka berkarya/bekerja dengan baik. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu mendorong dan memberikan penghargaan kepada guru/staff yang mempresentasikan karyanya dalam forum pertemuan profesi.

3.Menyediakan Sarana/prasarana untuk Belajar SendiriTenaga kependidikan selalu dituntut untuk meningkatkan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu mereka memerlukan sarana, khususnya bahan bacaan dapat dilakukan disela-sela tugas sehari-hari, tanpa harus meningkatkan tugas pokok.Harus diakui bahwa untuk dapat membeli buku, majalah/jurnal, dan makalah secara periodic diperlukan untuk dana yang cukup besar. Namun demikian, mengingat pentingnya dalam mendukung pembinaan profesionalisme tenaga kependidikan, tetapkan dianjurkan, khususnya bagi sekolah yang memiliki cukup anggaran. Disamping itu, sekolah perlu mencari kiat-kiat untuk dapat menyediakan sumber bacaan tanpa harus membeli. Misalnya bekerjasama dengan perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan daerah, dan perpustakaan lain yang dekat. Peminjaman dapat dilakukan secara periodic, sehingga guru dan staf dapat membacanya di sekolah.Bagi sekolah yang berada diperkotaan atau memeiliki siswa yang berasal dari kalangan terdidik, sekolah perlu bekerjasama dengan orang tua siswa/BP3 dalam memperoleh bahan bacaan bagi guru. Misalnya dengan menghimbau kepada orang tua siswa yag memiliki buku atau majalah atau bahan bacaan lain yang sesuai dapat meminjamkan kepada sekolah.Bahan bacaan yang disebutkan diatas, sebaiknya ditempatkan diperpustakaan sekolah dan guru meminjamkan atau membaca diruang baca, sesuai dengan aturan yang berlaku. Mengapa? Dengan cara itu, menumbuhkan motivasi siswa membaca dan memanfaatkan sumber bacaan yang ada diperpustkaan.

4.Mendorong untuk Mengajukan, Membuat, dan Melaksanakan gagasannya dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Sekolah

Seperti disebutkan terdahulu bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh tenaga kependidikan dari berbagai kesempatan, akhirnya hrus diimplementasikan dalam tugas sehari-hari guna meningkatkan kinerjanya. Seringkali hal semacam itu merupakan sesuatu yang berbeda dengan apa yang selama ini telah dilaksankan. Oleh karena itu, diperlukan kemauan dan keberanian dari yang bersangkutan untuk mencoba sesuatu yang baru dan lain dari biasanya. Kemauan diperlukan, karena penyempurnaan semacam itu seringkali memerlukan kerja lebih repot dibanding sebelumnya. Keberanian diperlukan, karena hal semacam itu seringkali ditentang atau paling tidak mendapat hambatan dari rekan sejawat atau pihak yang lain kurang setuju.Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi disekolah pelu member dukungan agar tenaga kependidikan di sekolah berani dan mau mengimplementasikan gagasan, hasil penelitian, maupun pertemuan profesi. Untuk maksud itu, kepala sekolah perlu mendorong setiap guru dan staf untuk mengajukan gagasan dan program yang terkait dengan tugasnya maupun pengembangan sekolah. Gagasan semacam itu harus selalau ditanggapi secara positif, selanjutnya dibahas kemungkinan dan kelayakannya untuk diterapkan.Jika memang layak, maka yang bersangkutan (mungkin dibantu rekan lain) diminta untuk menyusun program pelaksanaan dan selanjutnya melaksanakannya.Dengan dorongan semecam itu, secara terus menerus dan disertai dukungan sarana yang diperlukan untuk melaksanakan program yang diajukan, secara bertahap guru dan staf sekolah akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.5.Melaksanakan Supervisi dan Memberikan Reward Bagi Mereka yang Berprestasi.

Ketika guru dan staf melaksanakan tugasnya, secara periodik kepala sekolah perlu melakukan supervise, dengan tujuan membantu jika mereka mengalami kesulitan, membentuk jika yang bersangkutan melakukan kesalahan. Supervise seharusnya dilakukan secara terjadwal.Sebagai pemimpin, kepala sekolah perlu memberikan reward (penghargaan) kepada setiap staf yang telah melakukan tuganya dengan baik. Penghargaan dapat diberikan berupa piagam, surat ucapan terimakasih, mengumumkan dalam suatu acara tertentu, bahkan meminta yang bersangkutan menceritakan pengalamannya sehingga dapat mengerjakan tugasnya dengan sukses. Reward semacam itu akan lebih mendorong yang bersangkutan untuk lebih giat bekerja, dan sekaligus merangsang rekan lain untuk menirunya.Keberhasilan staf dalam mengerjakan tugas juga perlu dikaitkan dengan pembinaan karier yang bersangkutan. Artinya staf yang berprestasi tentunya harus memperoleh peningkatan karier lebih baik disbanding mereka yang biasa saja. Dengan demikian, mereka dapat merasakan manfaat pribadi dari jerih payah dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

BAB IIPERBAIKAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN

A.Fungsi dan PerananDalam analisis masukan, proses hasil dan fungsi dalam pendidikan, faktor guru berperan sangat penting sebagai masukan maupun keterlibatannya dalam proses untuk mencapai hasil pendidikan. Dengan menggunakan model tersebut, hasil pendidikan dikategorikan menjadi dua yaitu dalam pengertian out put dan out come. Hasil pendidikan dalam pengertian out put biasanya dalam bentuk prestasi akademik dan perubahan tingkah laku dan keterampilan setelah mereka terjun dalam kehidupan social masyarakat.Berkenaan dengan kedua pengertian hasil tersebut guru mempunyai fungsi ganda yaitu :1.Mengantar anak didik mampu mencapai prestasi akademik dan keterampilan yang tinggi, serta berperilaku ang baik. Dalam melakukan fungsinya yang pertama guru berperan sebagai transformator ilmu pengetahuan dan nilai yang berlaku. Dalam melaksanakan peranannya sebagai transformator guru senantiasa merujuk kepada kurikulum yang berlaku (kurikulum KTSP).2.Sedang dalam melakukan fungsi yang kedua guru berperan sebagai tauladan (rolel model) bagi siswa. Sedangkan dalam melakukan peranannya sebagai suri tauladan dimaksudkan untuk membentuk kepribadian peserta didik. Ada dua prasyarat yang perlu untuk dipertimbangkan dalam melakukan peranan ini. Pertama adalah guru hendaknya mempunyai pengetahuan tentang pertumbuhan anak (Ilmu Jiwa Anak). Sedangkan prasyarat yang kedua adalah guru hendaknya juga mempunyai perilaku yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai panutan bagi siswa dalam perilaku sehari-hari.B.Profesional1.Guru yang ProfesionalGuru yang profesional memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tidak dimiliki orang awam. Dengan pengetahuan dan keterampilan ini guru dapat melaksanakan fungsi khusus yaitu membuat dan melaksanakan keputusan-keputusan dalam membelajarkan peserta didik dengan hasil paling efektif dan efisien. Guru sebagai profesi bilamana memiliki persyaratan-persyaratan tertentu, ini berarti guru yang profesional harus memiliki :a.Tiga dimensi kompetisi sebagai uatu kesatuan yang organis, harmonis dan dinamis :1)Kompetisi profesional, ia menguasai kurikulum yang berlaku dan memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai bidang studi yang akan disampaikan kepada peserta didik serta penugasan metodologinya, memiliki pengetahuan keterampilan (know how) yang vital bagi guru (mampu memilih dan menggunakan sebagai strategi yang dalam proses pembelajaran).2)Kompetisi Persenoal, artinya memiliki kepribadian yang mantap, memiliki komitmen dan kedisiplinan yang kuat terhadap tugas kewajiban-kewajibannya sehingga maupun mnjadi sumber inspirasi, khususnya bagi peserta didik, umumnya bagi sesame manusia memiliki kepriadian yang patut diteladani, sehingga mampu melaksanakan kepemimpinan ing ngarso ing tulodo, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani.

3)Kompetensi social untuk mengetahui hak-hak siswa, orang tua, dan masyarakat dan guru menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan baik terhadap peserta didiknya, sesama guru, pemimpinnya, dan dengan masyarakat luas. Ketiga kompetensi tersebut pada hakekatnya mempunyai kaitan terpadu dalam diri guru atau kesatuan yang organis, harmonis yang perwujudannya Nampak dalam diri guru.

b.Kemampuan memberikan yang ebaik-baiknya (to serve the common good) disertai dedikasi yang tinggi untuk mencapai kesejahteraan insani, yang mengutamakan nilai kemanusiaan dari pada nilai materil.

2.Guru dalam Proses Beajar MengajarAgar mutu pendidikan dapat tercapai, maka seorang guru yang profesional harus memiliki 5 kemampuan dasar (kompetensi), yaitu :a.Guru harus menguasai kurikulum GBPP. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup sentraldalam kesluruhan kegiatan pendidikan menentukan elaksanaan dan hasil pendidikan. Untuk meningkatkan aktivitas, kecakapan, kesungguhan dan ketekunan, gur dituntut memiliki berbagai kemampuan atau kualifikasi profesional meliputi tugas mendidik (untuk mengmbangkan kepribadian siswa), mengajar (untuk mengembangkan kemampuan berpikir), dan melatih (untuk mengembangkan keterampilan siswa).

b.Guru harus sebagai menguasi materi setiap mata pelajaran. Guru tidak hanya dituntut untuk menyampaikan bahan bakar saja, tetapi lebih dari itu, dia harus merasa yakin bahwa apa yang da usahakan untuk disampaikan kepada anak didik harus telah dikuasau dan dihayati secara memadai dan mendalam. Dalam melaksanakan tugasnya guru harus dapat memadukan yang memadai dari unsur logika, etika, dan estetika yang luhur.

c.Guru harus menguasai multi metode, multi media, dan evaluasi. Guru dituntut untuk menguasai metode dalam mengajar serta cara mengevaluasinya. Kadar keaktifan murid harus selalu diupayakan tercipta dan berjalan terus dengan menggunakan ramuan metode/media belajar mengajar. Tugas pokok seanjutnya buku hanya memberikan ilmu pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi yang dapat mengiringi siswa untuk mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri, maka media pendidikan dan alat peraga sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Dan metode yang paling bak adalah yang sesuai dengan materi yang disiapkan dan metode yang sudah dikuasai olh guru itu sendiri, untuk mengimrovisasi sesuai dengan kondisi lapangan dan tidak terpaku pada kebijaksanaan yang dibakukan. Sedangan yang terkait dengan evaluasi, maka secara teori dan praktek guru harus dapat melaksanakannya. Realita di lapangan menunjukkan bahwa tes obyektif digunakan oleh hamper selurh guru sebagai alat evaluasi dan melupakan tes uraian. Dalam menyusun tes obyektif harus memperhatikan dampak-dampak negatf, sehingga siswa mampu menghindari unsur tebakan.

d.Guru harus komitmen terhadap pelaksanaan tugas. Pelaksanaan tugas selaku seorang guru harus didukung oleh suatu peranan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya. Seorang guru hars bangga akan tugasnya yaitu mempersiapkan hari depan bangsa, tentunya dituntut untuk melengkapi diri dengan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugasnya. Secara filosofis pusat interaksi pedagogis terletak pada sikap guru yang bertolak tiga azas pokok yaitu asih, asah dan asuh.e.Guru harus disiplin dalam arti luas. Penerapan disilplin yang baik dan kuat dalam proses pendidikan akan menghasilkn sikap mental, watak, dan kepribadian yang kuat. Semua ini akan berhasil apabila guru mampu mendisiplinkan diri dalam tugas, dan kewajibannya sebelum mendisiplinkan anak didiknya. Oleh karena itu, perlu peninkatan mutu pendidikan yang didukung oleh kehadiran guru yang berkualitas, berdedikasi, dan berdisiplin. Tidak mudah untuk meminta izin tanpa alas an yang kuat.

C.Program Peningkatan KinerjaDengan memperhatikan permasalahan yang guru, dan tantangan yang dihadapi dunia pendidikan untuk menyongsong masa depan, berikut ini beberapa pembinaan dunia pendidikan untuk memperbaiki kinerja guru.1.Sesuai dengan pencanangan Presiden R.I. tentang Gerakan Displin Nasional (GDN), maka pelaksanaa budaya tertib budaya kerja dan budaya bersih, dilaksanakan oleh dan ditindak lanjuti oleh GDS, yaitu budaya bersih, tertib, dan etos belajar di sekolah.

2.Agar dapat mengikuti perkembangan iptek dan tuntutan zaman guru harus selalu ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya, dengan melalui berbagai cara terutama melalui penataran. Penataran guru harus didasarkan atas kebutuhan nyat masing-masing guru.3.Bentuk pembinaan dalam rangka peningkatan kempuan guru tidaklah harus berbetuk penataran yang tersentralisir (misalnya penataran dipusat/propinsi), tetapi kit dapat memnfaatkan bentuk-bentuk kegiatan yang selama ini dinilai cukup efektif dan efisien, seperti kegiatan PKG, LKG, MGMP, MGP dan sejenisnya.

4.Penilaian terhadap kmampuan dan kinerja guru perlu dilakukan dengan intensif serta sistematik dan bekerja dengan tujuan agar guru selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilnanya. Dan dikaitkan dengan penilaianangka kredit jabatan fungsional guru, sehingga tujuan profesional maupun kesejahteraan dapat tercapai. Dalam hal ini pembinaan guru dalam bentuk supervise oleh pengawas sekolah dan kepala sekolah, hendaknya ditekankan pada aspek sikap profesional, teknis edukatif, dan aspek administratif.

5.Program pendidikan dan latihan bagu guru untuk menguasai media pendidikan dan alat peraga guna mengintensifkan kegiatan proses belajar mengajar.

6.Untuk menerbitkan penyebaran guru agar lebih merata di semua sekolah sesuai kebutuhan, perlu dibuat peraturan tentang mutasi guru. Mutasi guru atas permintaan sendiri mnimal 5 tahun sedang mutasi kerja karena kebutuhan pemerintah disesuaikan dengan kebutuhan pemenuhan guru.7.Program penyetaraan D3 untu guru SLTP terus dilaksanakan dan setelah lulus didorong untuk melanjutkan S1, sedangkan penerimaan guru SMU yang baru diharapkan dari S1.

D.Merintis KemandirianSekolah merupakan suatu system dimana sekolah memiliki peran sentral dalam peningkatan mutu sekolah. Kepala sekolah yang berkualitas dalam melaksanakan fungsi administratif, edukatif, superivisi, dan manajerial dapat mengembangkan mutu guru, laboran, pustakawan, dan staf kependidikan lainnya. Selain kepemimpinan dan pengalaman, kepala sekolah perlu memiliki visi kemandirian. Kemandirian berangkat dari pengenalan kapasitas yang dimiliki oleh kepala sekolah itu sendiri. Aspek psikologi, seperti kepercayaan diri, visi inovatif dalam dunia sekolah, motiasi berprestasi dan komitmen terhadap kesuksesan harus terbangun dengan kuat bagi kepala sekolah.Kemandirian berarti self-self. Kepala sekolah harus mampu menolong dirnya sendiri dalam mengembangkan kualitas guru dan tenaga administrasi lainnya. Kemandirian dalam arti awali dengan kemampuan kepala sekolah untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan, lalu berusaha memanfaatkan segala sumber daya dan menciptakan sumber dana bagi pengembangan sekolah itu sendiri. Sehingga keduanya, kebutuhan sumber daya dan dana, akan secara pendidikan terumuskan dalam program kerja kepala sekolah.Kemandirian memberi peluangbagi tumbuhnya keswadayaan. Dalam batas-batas yang dibenarkan oleh undang-undang, kepala sekolah harus merintis sikap kreatif dalam membiayai kegiatan dan program yang direncanakan disekolahnya. Hambatan-hamabatan birokrasi dan ketergantungan dengan dana dari lembaga diatasnya di usahakan dikurangi dengan kebijaksanaan tingkat sekolah. Untuk bisa melakukan keswadayaan tersebut, kepala sekolah harus berani, cermat dan teliti. Pada masa mendatang, pengalaman keguruan seorang kepala sekolah masih diperlukan. Tetapi, sikap futuristik dan orientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih diperlukan bagi jabatan kepala sekolah. Untuk meningkatkanmutu kepala sekolah dapat dilakukan dalam bentuk dan jenis kegiatan sebagai berikut :1.Sosialisasikan tugas tambahan guru sebagai kepala sekolah sebagai jabatan profesi.2.Kembangkan criteria calon kepala sekolah, misalnya dengan action research mempunyai visi dan komitmen ke masa depan.3.Teruskan program LKKS, MKKS untuk kepala sekolah yang ada.4.Kembangkan komunikasi dialog dan evaluasi terpadu sehingga kepala sekolah, guru, orang tua siswa dan (siswa jika perlu) termasuk pengawas sekolah pendidikan dan pelatihan secara bersama-sama saling mengevaluasi kinerjanya.5.Teruskan program seleksi dan pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah.BAB IIIPEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIBIDANG PEMBELAJARAN

A.Pembinaan Kemampuan dan Keterampilan1.Pembinaan dalam Pendalaman MateriYang dimaksud dengan pendalaman materi adalah usaha guru melalui musyawarah guru mata pelajaan sejenis untuk lebih menigkatkan penguasaan terhadap materi esensial (utama) baik menyangkut konsepsi tujuan akademis, maupun para nara sumber. Pendalaman materi ini lebih diutamakan pada materi-materi utama yang dianggap sulit dicerna atau dikuasai baik dilihat dari segi guru maupun segi siswa.Tujuan :Mendorongagar guru senantiasa memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan dalam untuk menambah kepercayaan diri melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Guru sekolah menengah adalah guru mata pelajaran,yaitu yang mengajarkan khusus satu mata pelajaran, atau lebih sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Bahan pengajaran yang disajikan kepada siswa, harus mengacu pada materi dan strategi yang terdapat dalam kurikulum, khususnya GBPP mata pelajarannya harus melebihi dari sekedar yang tercantum dalam GBPP. Guru-guru diwajibkan menambah wawasan keilmuannya, agar apa yang diajarkan kepada siswa selalu sesuai dengan perkembangan ilmu. Bahkan guru dianjurkan untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya melalui berbagai cara yang dapat dibenarkan oleh peraturan.Cara-cara tersebut antara lain melalui :1)Mengikuti program Universitas Terbuka2)Mengikuti kegiatan MGMP3)Pertemuan-pertemuan dalam asosiasi yang lain dan4)Banyak membaca buku5)Lain-lainnya relevanPendalaman materi oleh guru berfungsi untuk :Meningkatkan kepercayaan dii akan kemampuan profesionalnya sehingga tidak ragu lagi dalam kegiatan belajar mengajar.

2.Pembuatan Perangkat Kegiatan Belajar MengajarPerangkat-perangkat kegiatan belajar mengajar yang harus dibuat da memiliki gurua)Analisis Materi Pelajaran (AMP)b)Program tahunan dan program semesteranc)Lembar Kerja Siswad)Satuan PelajaranUntuk lebih jelasnya dapat dilihat pada petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) yang dicetak oleh Direktorat Pendidika Menengah Umum.

B.Pembinaan dalam PenilaianTujuan :Tujuan dalam pembinaan dalam penilaian ialah agar guru mampu dan terampil membuat alat penilaian, pensekoran dan pengolahan hasil penilaian. Kegiatan guru dalam proses belajar mengajar adalah menyampaikan atau menyajikan bahan pelajran kepada siswa. Sedangkan kegiatan siswa adalah diharapkan menyerap atau memahami sejauh mungkin apa yang disajikan oleh guru.Untuk dapat mengetahui sejauhmana proses belajar mengajar dan bagaimana hasil yang diperoleh guru melakukan penliaian.Kegiatan penilaian itu, dapat dibagi atas tiga bagian yaitu :Merencanakan penilaianMembuat alat penilaianPengolahan hasil penilaianTindak lanjutPembinaan dalam analisis belajarAgar guru mampu mengetahui ketuntasan belajar siswa, melaksanakan program satuan pelajaran berikutnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru harus mengetahui dan memahami jenis penilaian, pengolahan nda kegunaannya.

C.Pembinaan dalam Mendayagunakan Alat Pendidikan1.Tujuan pembinaan dalam mendayagunakan alat pendidikan adalah :Memperoleh dan memperluas wawasan terhadap konsepsi tijauan akademis dan penerapannya, sehingga dapat dimanfaatan untuk melaksanakan analisis materi pelajaran (AMP).Kriteria materi yang esensial :1)Materi tersebut merupakan konsep dasar2)Materi tersebut merupakan prasyarat untuk materi berikutnya3)Materi tersebut memiliki aplikasi tinggi4)Mater tersebut menunjang pencapaian tujuan5)Materi tersebut sesuai dengan tuntutan dunia kinerja

2.Tujuan :Agar guru terampil dalam menggunakan berbagai metode yang sesuai untuk mengajukan pokok/sub pokok bahasan tertentu. Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar :1)Perencanaan pengajaran dalam arti yang luas berlangsung sejak seorang guru meneliti GBPP, kemudian menganalisis materi danmerumuskan tujuan-tujuan pengajaran (kegiatan ini dinamakan Analisis Materi Pengajaran atau AMP). Selanjutnya disusun program pengajaran satu semester. Kegiatan berikutnya yaitu merencanakan proses belajar mengajar dikelas yang lebih dikenal dngan Program Satuan Pelajaran (PSP). Penyusunan AMP menitikberatkan pada penjabaran materi esensial, tidak banyak tergantung pada kemampuan guru, kemampuan siswa, dan fasilitas (variabel pengajaran). Demikian juga penyusunan PSP lebih menitikberatkan pada pendistribusian waktu serta urutan esensial, juga tidak banyak tergantung pada variabel pengajaran. Sedangkan penyusunan PSP lebih menitikberatkan pada belajar mengajar karena itu sangat bergantung pada variabel-variabel pengajaran. Dengan pertimbangan itu, seyogyanya MGMP membantu guru dalam mengembangkan AMP dan selengkapnya untuk kemudian didiskusikan oleh peserta. Sedangkan penyusunan PSP sewajarnya diserahkan kepada guru-guru, karena guru-guru tersebut yang lebih tahu variabel-variabel pengajaran di kelasnya. Namun demikian, MGMP dapat membantu guru dalam penyusunan PSP dengan memberikan kerangka perencanaan dan pedoman pendiskusiannya. Yang penting diingat oleh guru adalah bahwa perencanaan pengajaran itu penting sekali, karena dengan perencanaan itu proses belajar mengajar dapat lebih efektif, efisien dan terarah. Efektif dalam pencapaian hasil belajar, efisien dalam penggunaan waktu, tenaga, dana, serta terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Namun perlu diingat juga bahwa bagusnya perencanaan, jika dalam pelaksanaannya ditemui hambatan-hambatan, guru segera tanggap bahwa rencana itu disempurnakan.

D.Pembelajaran Angka KreditPembinaan peroleh angka kredit bagi guru bertujuan agar guru dapat memahami dan memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh angka kredit sebaik-baiknya untuk kenaikan pangkat dan menduduki pangkat/jabatan maksimal sebagai pegawai negeri sipil.Kenaikkan pangkat dan menduduki pangkat/jabatan maksimal bagi pegawa negeri pemangku jabatan fungsional, telah ditetapkan dalam pasal 12 no.3 tahun 1980.Dengan dikeluarkan/diterbitkannya PP tersebut, merupakan kesempatan yang baik bagi guru untuk mengacu diri mengembangkan profesi dan meningkatkn prestasi.a.Mengenai teknis pelaksanaan dan penerapannya telah diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pendayagunaa Aparatur Negara Nomor 26 tahun 1989, tangal 2 Mei 1989 dan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Negara nomor 0433/1993, nomor 25 tahun1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, antara lain yang dinilai :1)Unsur utama meliputi pendidikan proses belajar mengajar atau bimbingan dan penyuluhan serta pengembangan profesi.2)Unsur penunjang yaitu menunjang proses belajar mengajar atau bimbingan penyuluhan meliputi kegiatan :Pengabdian pada masyarakatPendukung pendidikan

b.Kewajiban jam mengajar dan bonus mengajar guru wajib mnegajar 24 jam pelajaran setiap minggu, sedangkan sebagai kepala sekolah diwajibkan mengajar minimal6 jam setiap minggu, apabila guru mengajar lebih dari 24 jam setiap minggu maka yang bersangkutan diberi bonus angka kredit.

c.Angka kredit komulatif minimal1)Sekurang-kurangnya 70% angka kredit berasal dari unsur utama2)Sebanyak-banyaknya 30% angka kredit dari unsur penunjangBerdasarkan ketentuan perolehan angka kredit komulatif, guru harus mengutamakan kepentingan dinas.

BAB IVPENUTUP

Demikian beberapa pokok pikiran Pembinaan Profesionalisme Tenaga Kependidikan yang mungkin dapat diterapkan di lingkungan guru-guru SMP/SMA.Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas profesionalisme tenaga kependidikan yang ada didalamnya. Itu semua didalamnya sangat mendukung sekolah dalam melaksanakan program-program yang telah direncanakan dan merupakan suatu kekerasan bahwa dengan tenaga kependidikan yang profesional diharapkan sekolah dapat berhasil mencapa tujuannya dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masyarakat, sementara kualitas profesionalisme tenaga kependidikan tersebut hanya dapat dicapai manakala dibarengi dengan kemampuan kepala sekolah dalam mengenal karakteristik individu dan berusaha memilih, menerapkan teknik atau gaya yang sesuai dengan urutan situasi yang dihadapi oleh sekolah.