Prof Sylvi-hirschprung Pada Neonatus
-
Upload
habiby-habibaty-qolbi -
Category
Documents
-
view
94 -
download
27
Transcript of Prof Sylvi-hirschprung Pada Neonatus
PENYAKIT HIRSCHSPRUNGPADA NEONATUS
11
Syviati M. DamanikSyviati M. DamanikSyviati M. DamanikSyviati M. Damanik
Divisi Neonatologi - Departemen / SMF Ilmu Kesehatan AnakRSU Dr. Soetomo – Universitas Airlangga
Surabaya
Penyakit Hirschsprung (PH)
= megakolon aganglionik kongenital
= megakolon kongenitum
Pendahuluan
22
= megakolon kongenitum
l Sebab : pleksus Auerbach dan Meissner
ll Penyebab tersering terjadinya obstruksi Penyebab tersering terjadinya obstruksi
usus distal neonatususus distal neonatus
ll Gangguan defekasi Gangguan defekasi ▬►▬► berbagai akibatberbagai akibat
ll Insiden Insiden ▬►▬► 1 : 5000 kelahiran (matur)1 : 5000 kelahiran (matur)
ll Rasio : lakiRasio : laki--laki >, 4:1laki >, 4:1
l Indonesia : data (-)
33
l Indonesia : data (-)
l Hariastawa dan Poerwadi (2003); RSU Dr. Soetomo
l Insiden penderita PH masa neonatus di RSU
Dr. Soetomo 0,07%
Definisi
PH adalah suatu kelainan bawaan diakibatkan tidak adanya ganglion parasimpatis berupa pleksus Auerbach
44
parasimpatis berupa pleksus Auerbach dan Meissner
Etiologi
ll Melibatkan mekanisme pewarisan yang Melibatkan mekanisme pewarisan yang
kompleks dan dipengaruhi oleh multifactorkompleks dan dipengaruhi oleh multifactor
ll chromosome 10chromosome 10
55
chromosome 10chromosome 10
ll RETRET-- protooncogeneprotooncogene
ll Autosomal dominant (pada aganglionic total)Autosomal dominant (pada aganglionic total)
ll Sering terjadi pada penderita Down Sering terjadi pada penderita Down
syndromesyndrome
Penyakit Hirschprung
Penampilan kolon penyakit Hirschsprung bervariasi tergantung pd usia saat ditemukan
66
ditemukan
77
Gambaran MakroskopisGambaran MakroskopisGambaran MakroskopisGambaran Makroskopis
• Usia neonatus
Ø Kolon seringkali terlihat normal, segmen yg mengalami kelainan hanya terlihat sedikit
88
Ø Taenia masih terlihat
Ø Dinding kolon tidak terlalu hipertrofik
Ø Perabaan terasa masih lembut, tidak kasar atau kaku
Usia beberapa bulan atau beberapa tahun
Ø Kolon berganglion normal terlihat sangat dilatasi nyata
Ø dindingnya sangat berotot, gambaran taenia
99
Ø dindingnya sangat berotot, gambaran taenia tidak terlihat nyata lagi
Ø perabaan terasa tebal dan kaku
1010
Gambaran colonic aganglionosis pada saat dioperasi. Terlihat
struktur kolon yang tidak lagi memiliki taenia.
Visible transitional zone in mid-sigmoid colon.
1111
Visible transitional zone
1212
Gross photograph (of another patient) of a distal colonic segment Gross photograph (of another patient) of a distal colonic segment
resected for Hirschsprung disease. Note the dilated, proximal portion resected for Hirschsprung disease. Note the dilated, proximal portion
separated from the constricted distal portion by a transition zone. separated from the constricted distal portion by a transition zone.
1313
Gambaran MikroskopisGambaran MikroskopisGambaran MikroskopisGambaran Mikroskopis
• Pd lapisan submukosa tdk ditemukan sel ganglion Meissner dan di lapisan intermuskular tdk ditemukan ganglion pleksus Auerbach
• Pd sediaan pewarnaan hematoksilin dan eosin
1414
• Pd sediaan pewarnaan hematoksilin dan eosin terlihat serabut saraf
• Aganglionosis dimulai dari sfingter anal interna sampai segmen rektosigmoid (80%) dan tdk terputus sampai mencapai daerah segmen berganglion
Keberadaan sel-sel aganglionik pada usus bagian distal menyebabkan gangguan pada fungsi motilitas usus
1515
Usus bagian proksimal akan terdilatasi sekunder karena obstruksi fungsional
DIAGNOSIS
Berdasarkan :
• Gejala klinis
1616
• Pemeriksaan penunjang
l Seharusnya sudah bisa didiagnosa
sedini mungkin
l Keterlambatan diagnosis ▬► komplikasi
Diagnosis sedini mungkin dpt mencegah
1717
l Diagnosis sedini mungkin dpt mencegah
morbiditas dan mortalitas
• Gangguan defekasi, terdeteksi sejak neonatus
à mekoneum terlambat keluar > 48 jam
• Muntah hijau sampai kuning, banyak, sifatnya
terus menerus tdk berhubungan dgn minum
Gejala klinis
1818
terus menerus tdk berhubungan dgn minum
• Kembung krn adanya obstruksi fungsional dari
kolon yg aganglioner sehingga terjadi
gangguan aliran isi usus
Manifestasi pada neonatus
Tergantung dr panjang / pendeknya
segment aganglioner tersebut, makin
panjang segmen tersebut akan makin
1919
panjang segmen tersebut akan makin
cepat manifestasinya pada neonatus
Clinical Manifestation :Clinical Manifestation :Clinical Manifestation :Clinical Manifestation :Clinical Manifestation :Clinical Manifestation :Clinical Manifestation :Clinical Manifestation :
Failure to pass meconium
in the first 48 hours of life
or chronic constipation Bilious vomiting or gastric retention
2020
Gejala Klinis PH pada neonatus …
ll ibu menderita polyhidramnion, ibu menderita polyhidramnion,
ll mekonium terlambat keluar, mekonium terlambat keluar,
ll muntah hijau dan perut kembung, muntah hijau dan perut kembung,
pada colok dubur : keluar mekonium cair pada colok dubur : keluar mekonium cair
2121
ll pada colok dubur : keluar mekonium cair pada colok dubur : keluar mekonium cair
dan udara menyemprot saat jari ditarik dan udara menyemprot saat jari ditarik (bila segment aganglionernya tidak lebih (bila segment aganglionernya tidak lebih
panjang dari jari pemeriksa).panjang dari jari pemeriksa).
l pipa rektum ▬►bila mekonium tidak
menyemprot
l bila pipa rektum dapat melewati segment usus
aganglioner maka akan keluar mekonium
menyembur dan perut akan kempes.
2222
menyembur dan perut akan kempes.
l Untuk skrining ▬► foto polos perut posisi
tegak dan lateral cross table dengan posisi
”knee chest position”
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
Foto polos abdomen
posisi tegak dan lateral cross table dengan posisi
”knee chest position”, dapat ditemui gambaran :
2323
”knee chest position”, dapat ditemui gambaran :
a) Distensi massif pada kolon akibat gas dan
feses
b) Adanya gambaran air-fluid levels
c) Gambaran udara di dinding usus,
menunjukkan adanya enterocolitis
2424
Bayangan radiografis obstruksi usus halus dan megakolon
pada PH. (Dikutip dari Gupta AK, Guglani B. Imaging of
Congenital Anomalies of the Gastrointestinal Tract. Indian J
Pediatr 2005; 72 (5) : 403-414).
Foto Kolon Barium Enema
Segera dilakukan pada neonatus dg
gejala :
• Keterlambatan pengeluaran
mekonium
•
2525
• Disertai abdomen distended
• Muntah hijau
Tanda-tanda khas pada pemeriksaan
barium enema PH, didapatkan
gambaran :
a) Segmen sempit dari sfinkter ani
dengan panjang tertentu,
b) Segmen transisional yang spastik
(terlihat sebagai saw-toothed
2626
(terlihat sebagai saw-toothed
outline yang tidak beraturan)
c) Segmen yang berdilatasi
Gambaran radiografis pasca pemberian barium enema
menunjukkan transition zone, yaitu daerah transisi antara usus
yang berdilatasi ke bagian normal. (Dikutip dari Gupta AK,
Guglani B. Imaging of Congenital Anomalies of the
Gastrointestinal Tract. Indian J Pediatr 2005; 72 (5) : 403-414).
Pemeriksaan Patologi Anatomi Biopsi Rektum
• Merupakan gold standard
• Diagnosis pasti jika tdk didapati pleksus
Meissner dan Auerbach
•
2727
Meissner dan Auerbach
• Sulit dilakukan dan memerlukan anestesi
umum
• Komplikasi terjadinya inflamasi dan jaringan
parut
Pemeriksaan Elektromanometri
• Mengetahui tekanan di dlm anus dan rektum
à hilangnya refleks relaksasi yg normalnya
ada di anus dan rektum, serta keterlibatan
otot sphinkter ani interna pd terjadinya
2828
otot sphinkter ani interna pd terjadinya
distensi rektum
• Akhir-akhir ini sudah kurang populer untuk
menegakkan diagnosa
A supine abdominal film from the first day of life shows multiple dilated A supine abdominal film from the first day of life shows multiple dilated
loops of proximal small bowel.loops of proximal small bowel.
2929
A left lateral decubitus film from the second day of life demonstrates A left lateral decubitus film from the second day of life demonstrates
multiple dilated loops of bowel and a low bowel obstruction.multiple dilated loops of bowel and a low bowel obstruction.
3030
3131
A CystoA Cysto--Conray enema was performed on the second day of life. An AP view Conray enema was performed on the second day of life. An AP view taken during the study demonstrates a transition zone in the mid sigmoid taken during the study demonstrates a transition zone in the mid sigmoid colon with the rectum and distal sigmoid being narrower in caliber that the colon with the rectum and distal sigmoid being narrower in caliber that the
rest of the colon, as evidenced on a lateral film from the study.rest of the colon, as evidenced on a lateral film from the study.
3232
The acetylcholinesterase stained section illustrates the increase in positively The acetylcholinesterase stained section illustrates the increase in positively
(darkly) staining fibers within the lamina propria and muscularis propria which, (darkly) staining fibers within the lamina propria and muscularis propria which,
in the absence of ganglion cells, is diagnostic of Hirschsprung disease. in the absence of ganglion cells, is diagnostic of Hirschsprung disease.
3333
3434
Diagnosis banding
• Atresia ileum
• Sumbatan mekonium,
• Atresia rektal,
• Enterokolitis Nekrotikans Neonatal,
•
3535
• Enterokolitis Nekrotikans Neonatal,
• Peritonitis Intrauterin,
• Neonatus dengan sepsis,
• Sindrom kolon kiri kecil,
• Obstipasi psikogenik,
PENATALAKSANAAN
3636
• Tujuan pokok pengobatan PH à pasien
bisa defekasi dengan baik
• Problematika PH >>, perlu diketahui
sebelum menentukan tindakan diagnosis,
3737
sebelum menentukan tindakan diagnosis,
kondisi penderita, fasilitas yg tersedia,
tehnik pembedahan, komplikasi, dan
kemungkinan relapse
Tindakan Konservatif Non Bedah
Hal yang menjadi perhatian utama pd tindakan
konservatif adalah untuk :
• Membantu menjaga kondisi neonatus tetap
3838
• Membantu menjaga kondisi neonatus tetap
stabil
• Diperlukan dekompresi dan evakuasi feses
sebagai langkah awal perawatan
• Memasang nasogastric tube serta
melakukan pengosongan di rectum
v Segment aganglionernya tdk panjang
v Segment aganglionernya panjang
Pemasangan pipa rectum dan pembilasan dgn normal salin secara berkala
Kolostomi proksimal dari daerah trassional
3939
Tindakan konservatif untuk persiapan tindakan operatif
§ Diet cair
§ Antibiotika untuk gram positif,negative & anaerob
§ Informed concern
Tindakan Bedah Sementara
Melakukan upaya operasi rekonstruktif
Menjaga kondisi neonatus tetap stabil
Membuat stoma dengan tujuan utamanya adalah
4040
Membuat stoma dengan tujuan utamanya adalah melakukan dekompresi dan mengalihkan aliran feses
sementara
Tindakan Bedah Definitif
Kondisi penderita
•Kolitis
•Gizi
Fasilitas yang tersedia
•Diagnostik
4141
•Gizi
•Kelainan bawaan
•Perawatan
•Kamar operasi
Tindakan definitif pada PH adalah operasi terobos tarik (pull through):
Teknik terabas tarik yang banyak dikenal adalah :
o Prosedur Swenson
o Prosedur Duhamel
o Prosedur Soave
4242
o Prosedur Soave
o Prosedur Rehbein
o Prosedur bedah definitif melalui Laparoskopi
o Prosedur Soave satu tahap transanal
RINGKASAN
4343
RINGKASAN
PH adalah kelainan yg disebabkan oleh tdk adanya sel ganglion pd dinding usus dgn panjang yg bervariasi
Penyebab paling sering terjadinya obstruksi intestinal bagian bawah pd neonatus
Upaya non bedah sebelum dilakukannya tindakan
4444
Upaya non bedah sebelum dilakukannya tindakan pembedahan sangat berperan dlm mengurangi morbiditas dan mortalitas
Banyak tehnik pembedahan diperkenalkan, namun problem enterokolitis belum jg terselesaikan
Prosedur operasi dipilih tindakan yg paling optimal dgn penyulit terendah
Terdapat 3 pilihan prosedur pembedahan dasar yaitu Swenson, Duhamel, dan Soave
Teknik terbaru yg mulai dilakukan adalah
4545
Teknik terbaru yg mulai dilakukan adalah
Transanal Endorectal Pull-Through
Prognosis pembedahan yg dilakukan terhadap PH
secara umum memuaskan
Masalah yg sering muncul setelah operasi adalah
enterokolitis, dilatasi lambung, strikture,
inkontinensi, relaps, dan bahkan kematian
4646