PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

download PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

of 53

Transcript of PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    1/53

    PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADAKEGIATAN COAL GETTING PIT 3 PT SAROLANGUN BARA

    PRIMA, KECAMATAN MANDIANGIN, KABUPATENSAROLANGUN, PROVINSI JAMBI

    LAPORAN KERJA PRAKTEK

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mata KuliahKerja Praktek (TTA-300) Pada Program Studi Pertambangan

    Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung

    Disusun Oleh :

    Redha Fathoni (100.701.10.085)

    PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

    2015 M / 1436 H

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    2/53

    LEMBAR PENGESAHAN

    Judul : Produktivitas Alat Muat dan Alat Angkut Pada Kegiatan CoalGetting Pit 3 PT Sarolangun Bara Prima Kecematan MandianginKabupaten Sarolangun Provinsi Jambi

    Nama : Redha FathoniNPM : 10070110085

    Bandung, 1 Juli2015Menyetujui,

    Zaenal, Ir.,M.T. Elfida Moralista, S.Si., MT.Pembimbing Koordinator Kerja Praktik

    Mengetahui,

    Sri Widayati ST.,MT.Ketua Program studi Teknik Pertambangan

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    3/53

    PRODUKTIFITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA

    KEGIATAN COAL GETTINGPIT 3 PT SAROLANGUN BARAPRIMA KECEMATAN MANDIANGIN KABUPATEN

    SAROLANGUN PROVINSI JAMBI

    SARI

    Dalam Kegiatan pemindahan tanah mekanis, produktivitas dan

    keserasian alat muat dan alat angkut merupakan faktor penting dalam kegiatanCoal Getting. Hal ini sangat berpengaruh kepada seberapa besar dapatmengetahui waktu kerja efektif dan produktifnya.

    Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui effisiensi kerja di PTsarolangun Bara Prima dan menghitung produktivitas setiap alat dan nilai MatchFactor alat muat dan alat angkut pada kegiatan coal getting. Untuk mencapaimaksud dan tujuan pengamatan maka dilakukan tahapan penelitian yaitu Studiliteratur merupakan kegiatan mempelajari teori yang berkaitan dengan masalahyang akan dibahas, Observasi lapangan merupakan kegiatan pengamatanlangsung terhadap masalah yang akan dibahas, Pengambilan danpengumpulan data merupakan kegiatan pengambilan langsung dilapangan danpengumpulan data dari laporan perusahaan.

    Dari pengamatan serta pengolahan data yang telah dilakukan, makadapat diambil kesimpulan sebagai berikut, waktu kerja efektif didapatkaneffIsiensi kerja sebesar 84,67 %. Produktivitas alat gali-muat excavatorKobelcoSK 330 Coal getting adalah 177,98 Ton/jam dan alat angkut dump truck HinoFM 260 JD untuk Coal Getting adalah 30,76 Ton/jam. Dari hasil evaluasiterhadap 1 unit alat gali-muat excavatorKobelco SK 330 dan 5 unit alat angkutdump truckHino FM 260 JD pada Coal Getting di lapangan, didapatkan MatchFactor (0,89)

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    4/53

    KATA PENGANTAR

    Bismil lahirrahmaanirrahi im

    Assalamualaikum Wr.Wb.

    Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat

    menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan judul Produktivitas Alat Muat dan

    Alat Angkut Pada Kegiatan Coal Getting PIT 3 PT Sarolangun Bara Prima,

    Kecamatan Mandiangin Kabupaten, Sarolangun, Provinsi Jambidengan baik.

    Banyak pihak yang telah membantu, memberi dukungan, dan mempermudah

    pengerjaan dan penyelesaian laporan ini, baik secara langsung maupun tidak. Untuk

    itulah, saya mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Program Studi Teknik Pertambangan UNISBA:

    a. Ibu Sri Widayati, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Pertambangan

    Universitas Islam Bandung dan dosen wali.

    b. Bapak Dono Guntoro, ST., M.T., selaku Sekertaris Program Studi Teknik

    Pertambangan Universitas Islam Bandung.

    c. Bapak Yuliadi, ST., MT., selaku Dosen Wali Program Studi Teknik

    Pertambangan Universitas Islam Bandung

    d. Ibu Elfida Moralista, S.Si., MT., selaku Koordinator Kerja Praktek Program Studi

    Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung.

    e. Bapak Zaenal, Ir., M.T., selaku Pembimbing Penyusunan Laporan Kerja

    Praktek.

    f. Semua dosen Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandungyang telah memberikan ilmu dan materi kepada penulis.

    2. PT Sarolangun Bara Prima:

    a. Bapak Slamet, S.T., selaku KTT di PT Sarolangun Bara Prima.

    b. Bapak Boby, S.T., selaku Pembimbing lapangan di PT Sarolangun Bara Prima.

    c. Bapak Sarbani, S.T., selaku HRD di PT Sarolangun Bara Prima.

    d. Seluruh staff karyawan di PT Sarolangun Bara Prima.

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    5/53

    Penulis menyadari dalam penulisan dan penyusunan laporan ini banyak sekali

    kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari semua

    pihak dari kesempurnaan laporan ini.

    Akhirul kalam, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita

    semua, khususnya bagi penyusun sendiri.

    Wassalamualaikum Wr.Wb.

    Bandung, 1 Juli 2015

    Redha Fathoni

    (10070110085)

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    6/53

    DAFTAR ISI

    Halaman

    LEMBAR PENGESAHAN................................................................... iiSARI................................................................................................... iiiKATA PENGANTAR ......................................................................... ivDAFTAR ISI ...................................................................................... viDAFTAR FOTO.................................................................................. viiiDAFTAR GAMBAR............................................................................ ixDAFTAR TABEL................................................................................ xLAMPIRAN......................................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 11.1 Latar Belakang ............................................................ 11.2 Ruang Lingkup Masalah ............................................. 11.3 Maksud Dan Tujuan ..................................................... 21.4 Metedologi ................................................................... 41.5 Sistematika Penulisan .................................................. 5

    BAB II TINJAUAN UMUM............................................................... 5

    2.1 Lokasi dan Kesampaian ............................................... 52.1.1 Lokasi .................................................................. 52.3.2 Kesampaian daerah Penelitian ............................ 5

    2.2 Geologi dan Stratigrafi ................................................. 62.2.1 Geologi ................................................................ 62.2.2 Stratigrafi ............................................................. 6

    2.3 Iklim dan Curah Hujan ................................................. 72.4 Kualitas Batubara ......................................................... 72.5 Aktivitas Penambangan ............................................... 82.6 Pemasaran batubara ................................................... 8

    BAB III LANDASAN TEORI............................................................. 113.1 Kegiatan Penambangan .............................................. 11

    3.1.1 Pembongkaran (Breaking/Loosening) ................. 113.1.2 Penggalian .......................................................... 113.1.3 Pemuatan (Loading) ............................................ 123.1.4 Pengangkutan (Hauling) ...................................... 15

    3.2 Alat Alat Tambang Utama ......................................... 153.2.1Hydraulic Excavator............................................. 153.2.2Dump Truck......................................................... 163.2.3Bulldozer ............................................................. 17

    3.3 Faktor yang Mempengaruhi Produksi Alat Mekanis ..... 19

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    7/53

    3.3.1 Faktor Material..................................................... 193.3.2 Pola Penggalian dan Pemuatan .......................... 21

    3.3.3 Waktu Edar .......................................................... 223.4 Produktivitas Alat Gali Muat Dan Alat Angkut .............. 24

    3.4.1 Produktivitas Alat Gali Muat ................................ 243.4.2 Produktivitas Alat Angkut ..................................... 243.4.3 Keserasian Kerja ................................................. 25

    BAB IV DATA PENGAMATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN 264.1 Kegiatan Penambangan .............................................. 264.2 Pengamatan Waktu Kerja ............................................ 264.3 Efisiensi Kerja Bulan Februari 2015 ............................. 27

    4.3.1 Jam Kerja Efektif ................................................. 294.3.2 Efisiensi Kerja Alat Gali-Muat .............................. 294.3.3 Efisiensi Kerja Alat Angkut .................................. 30

    4.4 Peralatan Yang Digunakan .......................................... 314.4.1 Alat Gali Muat Excavator ..................................... 32

    4.4.1.1 Waktu Edar Alat GaliMuat ..................... 324.4.1.2 Produktivitas Alat Gali Muat Excavator .... 34

    4.4.2 Alat Angkut Dump Truck...................................... 354.4.2.1 Waktu Edar Alat Angkut Dump Truck...... 354.4.2.2 Produktivitas Alat Angkut Dump Truck.... 37

    4.4.3 Keserasian Alat Gali, Muat dan Angkut ............... 394.5 Alat Pendukung Kegiatan Penambangan .................... 40

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 415.1 Kesimpulan .................................................................. 415.2 Saran ........................................................................... 41

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 42

    LAMPIRAN......................................................................................... 43

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    8/53

    DAFTAR FOTO

    Foto Halaman

    3.1 Hydroulic Excavator...................................................................................... 16

    3.2 Dump Truck.................................................................................................. 17

    3.3 BulldozerCAT D8SE-SS ............................................................................... 18

    4.1 Alat Gali-Muat Kobelco SK 330 ..................................................................... 32

    4.2 Alat Angkut Hino FM 260 JD ......................................................................... 35

    4.3 Bulldozer....................................................................................................... 40

    4.4 Motor Grader................................................................................................. 40

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    9/53

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar

    Halaman

    1.1 Diagram Alir Penelitian .................................................................................. 4

    2.1 Peta Kesampapian Daerah ........................................................................... 9

    2.2 Peta Geologi Regional .................................................................................. 10

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    10/53

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    2.1 Koordinat Wilayah KP Eksploitasi PT Sarolangun Bara Prima.................... 5

    2.2 Spesifikasi Batubara ..................................................................................... 8

    4.1 Waktu Kerja Perusahaan .............................................................................. 26

    4.2 Efisiensi Waktu Kerja .................................................................................... 27

    4.3 Efisiensi Waktu Kerja Aktual.......................................................................... 28

    4.4 Faktor Efisiensi Kerja dan Manajemen .......................................................... 294.5 Waktu Hambatan Alat Gali-Muat Excavator Kobelco SK 330........................ 30

    4.6 Waktu Hambatan Alat Angkut Hino FM 260 JD............................................. 31

    4.7 Rata-Rata Cycle Time Excavator Kobelco SK 330 ....................................... 33

    4.8 Bobot Isi dan Swell Factor............................................................................. 34

    4.9 Jumlah Alat Gali-Muat Excavator Kobelco SK 330........................................ 34

    4.10 Rata-Rata Cycle TimeAlat Angkut Hino FM 260 JD..................................... 36

    4.11 Bobot Isi dan Swell Factor............................................................................. 38

    4.12 Jumlah Alat Angkut Hino FM 260 JD............................................................. 38

    4.13 Jumlah dan Waktu Edar Alat Gali-Muat dan Alat Angkut ............................... 39

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    11/53

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Dalam Kegiatan pemindahan tanah mekanis, keserasian alat muat dan alat

    angkut merupakan faktor penting dalam kegiatan coal getting. Hal ini sangat

    berpengaruh kepada seberapa besar dapat mengetahui waktu kerja efektif dan

    produktifnya.

    Namun demikian kenyataan yang terjadi ketika di lapangan bisa lain. Banyak

    kendala yang mungkin timbul yang dapat menyebabkan tidak serasinya alat muat dan

    alat angkut tersebut, sehingga waktu kerja tidak efektif dan tidak produktif. Hal ini

    sebabkan oleh berbagai faktor yang tidak atau diperhitungkan yang menjadi hambatan

    dilapangan.

    Oleh karena itu, keserasian alat muat dan alat angkut ini dibahas cara kerja dan

    kemampuan kerja masing-masing alat tersebut serta hambatan-hambatan yang

    ditimbulkan dilapangan.

    Kegiatan tersebut memiliki korelasi dengan teori kuliah yang diajarkan di Teknik

    Pertambangan sehingga kerja praktik di PT Sarolangun Bara Prima akan sangat

    menunjang perluasan wawasan dan pengaplikasian ilmu Teknik Pertambangan di

    dunia industri secara nyata. Untuk itu perlu kiranya kami memilih Perusahaan ini, unit

    Pertambangan Wilayah Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi

    Jambi sebagai tempat pelaksanaan kerja praktik.

    1.2 Ruang Lingkup MasalahAdapun dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup masalah sebagai

    berikut :

    1. Berapa efisiensi kerja di Perusahaan

    2. Berapa produktivitas alat gali muat pada kegiatan coal getting

    3. Berapa produktivitas alat angkut pada kegiatan coal getting

    4. Apakah serasi atau tidak antara alat gali muat dan angkut

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    12/53

    1.3 Maksud dan Tujuan

    Maksud dari kegiatan ini untuk mengamati aktivitas alat gali muat dan alat

    angkut pada kegiatan coal getting.

    Tujuan dari kegiatan ini :

    1. Mengetahui efisiensi kerja di Perusahaan

    2. Mengetahui efisiensi kerja alat gali muat dan alat angkut

    3. Mengetahui produksi alat gali muat dan alat angkut

    4. Mengetahui nilai Match Factor antara alat gali muat dan angkut pada kegiatan coal

    getting.

    1.4 Metedologi Penelitian

    Dalam pembuatan laporan ini, diperlukan data yang dijadikan sebagai dasar

    penulisan. Adapun sumber-sumber penulisan tersebut diperoleh dari :

    1. Teknik pengambilan data

    a. Studi literatur yang mendukung kegiatan penelitian dilapangan sehingga

    didapatkan data-data yang bersifat sekunder.

    b. Observasi (penelitian) lapangan, yaitu kegiatan pengamatan langsung terhadap

    masalah yang akan dibahas. Adapun data

    data yang diamati secara langsung

    dilapangan, yaitu :

    i. Waktu hambatan kerja.

    ii. Waktu edar dari alat gali dan muat batubara.

    iii. Waktu edar dari alat angkut batubara.

    c. Data dari laporan Wawancara dan pengumpulan data, yaitu kegiatan

    pengambilan atau langsung di lapangan dan pengumpulan Perusahaan.

    2. Teknik pengolahan data, yaitu kegiatan pengolahan data yang didapat dari

    lapangan maupun literatur Perusahaan. Dengan menggunakan rumus-rumus

    produksi dan produktivitas alat muat dan alat angkut serta Match Factor.

    3. Teknik analisa, yaitu mengevaluasi dari hasil pengolahan data yang didapat dari

    produktivitas antara alat muat dan alat angkut dengan mempertimbangkan nilai

    Match Factor yang didapat.

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    13/53

    1.5 Sistematika Penulisan

    Sistematika laporan ini dibagi menjadi beberapa bab, tujuannya agar dapat

    memudahkan dalam memahami permasalahan dan penanganan dalam bentuk tulisan.

    Adapun dalam penulisan laporan ini secara umum dibagi menjadi beberapa bab, yaitu :

    BAB I PENDAHULUAN

    Merupakan bab pendahuluan dengan pokok penulisan mengenai latar

    belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup masalah, metoda penelitian dan

    sistematika penulisan laporan.

    BAB II TINJAUAN UMUM

    Dalam bab ini berisikan tentang sejarah singkat dari Perusahaan, strukturorganisasi, lokasi dan kesampaian daerah, iklim dan cuaca, keadaan geologi

    keadaan sosial.

    BAB III LANDASAN TEORI

    Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan langsung dengan ruang lingkup

    penelitian yang dilakukan di Perusahaan.

    BAB IV DATA PENGAMATAN LAPANGAN

    Bab ini membahas data data yang didapatkan di lapangan dan kegiatan

    yang dilakukan di Perusahaan yang diambil pada saat di lapangan.BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

    Bab ini membahas tentang pengolahan data selama penelitian kerja praktik di

    Perusahaan, serta pembahasan yang didapat dari datadata tersebut.

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan pengalaman selama melaksanakan

    penelitian kerja praktik diPerusahaan serta memberikan masukan atau saran

    yang mungkin dapat dipertimbangkan oleh Perusahaan.

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    14/53

    Gambar 1.1Diagram Alir Penelitian

    Prodjosumarto, Partanto. Pemindahan Tanah

    Mekanis . Jurusan Teknik Pertambangan Institut

    Teknologi Bandung, Bandumg 1993

    Prodjosumarto, Partanto. Tambang Terbuka .

    Jurusan Teknik Pertambangan Institut TeknologiBandung, Bandumg 1993

    Menghitung : Efisiensi Kerja

    Menghitung : Produktivitas alat

    Menghitung : Match Factor

    Kesimpulan

    METODE PENELITIAN

    SEKUNDER PRIMER

    WAWANCARASTUDI LITERATUR 1. Waktu Kerja

    2. Cycle Time AlatMuat

    3. Cycle Time AlatAngkut

    4. Jumlah AlatDalam satu Fleet

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    15/53

    BAB II

    TINJAUAN UMUM

    2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah

    2.1.1 Lokasi

    Wilayah Kuasa Pertambangan Eksploitasi PT Sarolangun Bara Prima

    secara administratif terletak di Desa Taman Dewa dan Talang Serdang,

    Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.

    Tabel 2.1Koordinat Wilayah KP Eksploitasi

    PT. Sarolangun Bara Prima

    Sumb er: PT Sarolang un Bara Prima, Engineer, 2015

    2.1.2 Kesampaian Daerah Penelitian

    Kesampaian menuju lokasi penelitian, Menggunakan jalur darat dari

    Bandung ke bandara Soekarno Hatta Jakarta dengan waktu tempuh 3 jam,

    dari bandara Soekarno Hatta menuju bandara Sultan Taha Jambi dengan

    TITIK BUJUR TIMUR (BT) LINTANG SELATAN (LS)

    1 102 57 50 -02 0 24

    2 103 1 30 -02 0 24

    3 103 1 30 -02 1 30

    4 103 0 41 -02 1 30

    5 103 0 41 -02 1 50

    6 103 0 25 -02 1 50

    7 103 0 25 -02 2 20

    8 103 0 0 -02 2 20

    9 103 0 0 -02 3 0

    10 102 58 50 -02 3 0

    11 102 58 50 -02 1 30

    12 102 59 50 -02 1 30

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    16/53

    waktu tempuh 1 jam dilanjutkan menuju kantor pusat (Head Office)

    Perusahaan dengan waktu tempuh 15 menit.

    Dari kantor pusat Perusahaan menuju lokasi penelitian di daerah Taman

    Dewa dengan menggunakan mobil travel melalui jalan lintas Jambi

    Sarolangun, tepatnya di Desa Talang Serdang, Kecamatan Mandiangin

    Kabupaten Salorangun, Jambi. Dengan menempuh waktu sekitar 3 jam dengan

    jarak tempuh 130 km.

    2.2 Geologi dan Stratigrafi

    2.2.1 Geologi

    Lapisan batubara dalam daerah Kuasa Pertambangan Perusahaan

    menempati tepi barat bagian dari Cekungan Sumatera Selatan, dimana

    cekungan ini merupakan bagian dari Cekungan Sumatera Selatan (Coster,

    1974 dan Harsa, 1975). Geologi daerah taman Dewa (Gambar 2.2) dan

    sekitarnya tersusun oleh batuan batuan sedimen yang terendapkan diatas

    batuan dasar granit berumur pratersier, satuan batuan yang berkembang

    didaerah tersebut yaitu satuan batu lempung dan satuan batu pasir.

    2.2.2 Stratigrafi

    Lokasi pertambangan milik Perusahaan khususnya Pit 3 yang terletak di

    Taman Dewa, Sarolangun termasuk kedalam cekungan Sumatera Selatan.

    Cekungan tersebut terletak dibagian timur daratan Sumatera. Formasi

    pembawa batubara pada cekungan Sumatera Selatan ini adalah formasi Muara

    Enim. Adapun formasi

    formasi yang terdapat di stratigrafi regional Sarolangun

    dari umur termuda sampai umur tertua adalah sebagai berikut :

    1. Formasi Alluvium

    Satuan batuan ini tersusun oleh material bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan

    lumpur dengan sisa tumbuhan. Formasi ini memiliki umur batuan adalah

    Holosen.

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    17/53

    2. Formasi Kasai

    Formasi ini tersusun atas tuf berbutir halus hingga kasar dan tuf pasiran

    dengan lensa rudit mengandung kepingan batu apung dan tuf berwarna

    abu abu sampai abu abu kekuningan, banyak dijumpai sisa tumbuhan,

    dan terdapat lapisan tipis lignit. Formasi ini memiliki ketebalan sekitar 400

    meter dengan umur batuan adalah Pliosen.

    3. Formasi Muara Enim

    Formasi Muara Enim tersusun atas batu pasir tufan berbutir sedang, batu

    lempung tufan pasiran dan batu lempung berfosil berwarna kuning abu

    abu, bersisipan lignit berwarna coklat kehitaman mengandung oksida besi

    berupa konkresi dan lapisan tipis. Formasi ini memiliki ketebalan lebih dari

    600 meter dengan umur batuan adalah Miosen Akhir.

    4. Formasi Air Benakat

    Pada formasi ini terdapat batu lempung yang berwarna putih kelabu

    dengan sisipan batu pasir halus, batu pasir abuabu hitam kebiruan

    glokonitan dan terdapat lignit. Dibagian atas terdapat tufan dan bagian

    tengah berfosil. Formasi ini memiliki ketebalan lebih dari 450 meter yang

    batuannya berumur Miosen Tengah. Dibawah ini merupakan gambaran

    umum dari stratigrafi geologi Desa Taman Dewa dan stratigrafi dari

    Cekungan Sumatera Selatan.

    2.3 Iklim dan Curah Hujan

    Seperti kebanyakan daerah di Indonesia, daerah penambangan

    batubara di Pit 3 Perusahaan memiliki iklim tropis dengan kelembaban dan

    temperatur tinggi, yaitu berkisar antara 230 C sampai dengan 36,50 C. Pada

    umumnya daerah ini terdiri dari dua musim yaitu musim hujan dan musim

    kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai dengan April dan

    musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai dengan September. Rata-rata

    jumlah hari hujan terjadi pada Bulan Oktober sampai dengan Bulan April yang

    merupakan bulan-bulan hujan (basah) dengan frekuensi hujan berkisar rata-

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    18/53

    rata 12 hari/bulan. Untuk bulan-bulan kering memiliki jumlah hari hujan rata-rata

    8 hari/bulan yang terjadi pada Bulan Mei sampai dengan Bulan September.

    2.4 Kualitas Batubara

    Berdasarkan sifat fisik batubara khususnya di pit 3 Perusahaan dapat

    dilihat jenis batubara termasuk kelas sub bituminous. Adapun spesifikasi

    batubara yang terdapat di wilayah penambangan Perusahaan sesuai dengan

    hasil pengujian SUCOFINDO, dapat dilihat dibawah ini (Tabel 2.2).

    Tabel 2.2Spesifikasi Batubara PT Sarolangun Bara Prima

    Parameter Unit Result Methode

    Total Moisture %, ar 44,46 50,74 ASTM D.3302-02

    -Moisture in Analysis %, adb 11,99 14,87 ASTM D.3173-02

    -Ash Content %, adb 1,02 1,71 ASTM D.3174-02

    -Volatile Matter %, adb 41,60 44,80 ISO 562-1998

    -Fixed Carbon %, adb 33,04 37,94 ASTM D.3172-02

    Total Sulfur %, adb 0,13 0,31 ASTM D.4239-02a

    Gross Calorific Value Kcal/kg, adb 5.400 ASTM D.5865-04

    Hardgrove Grindability Index - 49 -55 ASTM D.409-02

    Sumb er : Hasil Uji Laborato rium SUCOFINDO,2012

    2.5 Aktivitas Penambangan

    Lapisan (seam) endapan batubara di daerah studi, secara umum

    tersingkap di permukaan tanah sebagai out-crop. Kemiringan (dip) seam rata-

    rata antara 9 - 12 dengan ketebalan rata-rata berkisar antara 10-17 meter.

    Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa lapisan endapan batubara yang

    akan ditambang, letaknya relatip dekat dengan permukaan tanah dengan

    kemiringan relatip datar. Mengacu kepada hasil perhitungan dengan metode

    BESR, ditetapkan bahwa nisbah pengupasan yang diterapkan dalam operasi

    penambangan adalah 2 : 1. Secara ekonomi nilai SR tersebut memberikan

    keuntungan pada kegiatan penambangan. Oleh sebab itu, kegiatan

    penambangan di daerah studi, apabila dilakukan dengan cara mengupas

    lapisan penutup, secara ekonomi masih dapat dilakukan.

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    19/53

    Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor diatas maka sistem

    penambangan baturbara yang di terapkan perusahaan adalah sistem tambang

    terbuka (open pit). Peralatan tambang yang digunakan adalah kombinasi

    Excavator dan dump truckdibantu dengan bulldozersebagai alat garu-dorong

    dan grader untuk perawatan jalan. Arah penambangannya menyesuaikan

    dengan arah dipdan strikebatubara.

    2.6 Pemasaran Batubara

    Batubara yang dihasilkan oleh Perusahaan akan di ekspor ke beberapa

    negara tujuan seperti Jepang, India, China, Taiwan, Korea Selatan dan

    Malaysia, serta negara-negara yang dapat menerima kualitas batubara yang

    dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan tujuan utama ekspor perusahaan adalah

    Negara India.

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    20/53

    Sumber: PT Sarolangun Bara Prima, Enginer, 2015

    Gambar 2.1Peta Administratif Kesampaian Daerah

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    21/53

    Sumber: PT Sarolangun Bara pr ima, Enginer, 2015Gambar 2.2

    Peta Geologi Regional

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    22/53

    BAB III

    LANDASAN TEORI

    3.1 Kegiatan Penambangan

    Penambangan adalah pengambilan endapan bahan galian dari kulit bumi dan

    dibawa ke permukaan untuk dimanfaatkan atau diproses lebih lanjut. Penambangan

    secara umum meliputi aktivitas dasar sebagai berikut :

    3.1.1 Pembongkaran (Breaking/Loosening)

    Pembongkaran atau looseningadalah suatu kegiatan yang meliputi pekerjaan

    untuk melepaskan batuan atau bijih dari batuan induknya. Untuk melakukan

    pembongkaran diperlukan alat-alat yang sesuai dan tepat untuk daerah yang akan

    dikerjakan. Pemilihan alat-alat tersebut tergantung pada faktor teknis dan ekonomis.

    Faktor teknis misalnya jenis, sifat fisik dan letak endapan, sedangkan faktor ekonomis

    misalnya harga alat dan biaya perawatan alat tersebut. Dimana pekerjaan

    pembongkaran pada PT Sarolangun Bara Prima dilakukan bersamaan denganpemuatan.

    3.1.2 Penggalian

    Alat-alat mekanis yang digunakan untuk penggalian tergantung dari macam

    batuan yang akan digali. Adapun macam batuan dan alat mekanis yang digunakan

    untuk menggalinya adalah :

    1. Batuan Sangat Keras Sekali

    Batuan ini disebut juga massive rockyaitu semua formasi batuan yang kompak

    dan dalam bentuk yang sangat besar seperti granit, basalt dan diorite. Untuk

    batuan ini harus diledakkan terlebih dahulu dengan menggunakan bahan peledak

    high explosivedalam jumlah yang banyak.

    2. Batuan Sangat Keras

    Batuan ini disebut juga very hard rockyaitu semua batuan beku yang masih segar

    dan semua batuan metamorf yang masih segar seperti geneiss, schist dan grafit.

    Batuan ini harus diledakkan dengan bahan peledak high explosive.

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    23/53

    3. Batuan Keras

    Batuan ini antara lain, batuan pasir berpartikel besar-besar yang tersemen. Batuan

    ini dapat digali dengan ripper. Terlebih dahulu batuan ini harus diledakkan dengan

    bahan peledak high explosivedalam jumlah yang sedikit atau bahan peledak low

    explosivedalam jumlah yang banyak.

    4. Batuan Sedang

    Batuan ini disebut juga medium hard rock yang antara lain adalah : silt, batuan

    yang mudah lapuk, batuan yang banyak memiliki retakan-retakan (joint, krack).

    Batuan ini digali dengan menggunakan alat seperti dragline, power shovel, dan

    back hoe tanpa dilakukan peledakan.

    5. Batuan Sangat Lunak

    Batuan ini disebut juga very soft rockyaitu batuan yang sedikit mengandung air

    atau tidak mengandung air, seperti pasir, kerikil, tanah liat yang berpasir. Tetapi

    dapat juga batuan yang mengandung air seperti tanah atas (soil), tanah liat dan

    lumpur. Untuk menggali batuan jenis ini dapat digunakan alat mekanis seperti

    dragline, back hoe dan power shovel tanpa perlu diledakan.

    3.1.3 Pemuatan (Loading)

    Setelah pembongkaran maka dilakukan pekerjaan selanjutnya, yaitu pemuatan.

    Pemuatan atau loading adalah serangkaian kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan

    untuk mengambil dan memuat material bahan galian ke dalam alat angkut ke suatu

    tempat penampungan material (stock yard), ataupun ke dalam suatu alat pengatur

    aliran material (hooper, bin, feederdan sebagainya). Macam-macam alat muat antara

    lain:

    1. Power Shovel

    Alat ini digunakan untuk menggali dan memuatkan batuan, khususnya untuk

    batuan lunak ke dalam alat angkut, seperti truck, lori dan belt conveyor. Kecepatan

    gerak power shovel sangat lambat.

    2. Dragline

    Berdasarkan roda penggeraknya atau penopangnya, maka dragline dibagi

    menjadi tiga macam antara lain :

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    24/53

    a. Wheel mounted dragline, adalah jenis dragline dengan roda penggerak atau

    penopangnya ban karet.

    b. Crawler mounted dragline, adalah jenis draglinedengan roda penggerak atau

    penopangnya dari rantai.

    c. Truck mounted dragline, adalah dragline yang diletakan diatas truck.

    Dragline merupakan alat yang cocok untuk pekerjaan menggali dan memuatkan

    material/batuan lunak dan lepas ke dalam alat angkut seperti truck atau lori. Wheel

    mounted draglinedapat bergerak dengan kecepatan 30 mph, sedangkan crawler

    mounted dragline kurang dari 1 mph. Ukuran dari pada dragline dinyatakan

    dengan besar kecilnya bucket dinyatakan dalam cuyd atau cu meter yang

    bervariasi dengan panjangnya bom. Umumnya bucket dragline berkisar antara

    1,25 2,5 cuyd.

    3. Back Hoe

    Alat ini termasuk grup power shoveldimana dipper-nya diganti dengan back hoe

    yang menggali ke belakang. Back hoe shovelini disebut pula back shovelataupull

    shovel. Alat ini cocok untuk menggali trench, pits dan cocok untuk pekerjaan-

    pekerjaan pada daerah yang miring. Kemampuan back hoe dinyatakan dalam

    ukuran dipper-nya yang bervariasi dengan panjang bom. Back-Hoe Excavator,

    berfungsi:

    a. Melakukan penggalian batubara secara box-cut.

    b. Memindahkan permukaan tanah di lokasi penggalian.

    c. Membantu mengupas lapisan tanah penutup yang tipis di permukaan lapisan

    batubara.

    d. Pembuatan saluran untuk keperluan penirisan (dewatering).

    4. Clam Shells

    Alat ini cocok untuk mengambil dan memuatkan material lepas seperti pasir,

    kerikil, batuan yang telah dihancurkan (di-crushing), batubara dan kemudian

    memuatkannya ke dalam alat angkut seperti truck dan lori. Clam shells

    merupakan group draglineyang mana bucketnya diganti dengan clamshell bucket.

    Kapasitas clamshells dinyatakan dalam cuyd dan merupakan ukuran besar kecil

    nya draglineyang bervariasi dengan panjang bom.

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    25/53

    5. Tractor Shovel

    Berdasarkan roda penggeraknya alat ini dibedakan menjadi dua macam yaitu:

    a. Crawler tractor shovel, umumnya disebut truck loader, karena menggunakan

    roda rantai.

    b. Wheel tractor shovel, umunya disebut wheel loader, karena menggunakan roda

    dari ban karet.

    Alat ini cocok untuk pekerjaan mengambil, mengangkut dan memuatkan

    material/batuan ke dalam truck, juga untuk menggali seperti halnya bulldozer.

    Klasifikasi alat ini dinyatakan dalam kapasitas bucket atau berat bucket dan

    muatannya yang dapat diangkat.

    6. Buc ket Wheel Excavator

    Alat ini disebut juga land dredger yang bekerja menggali dan memuatkan

    material/batuan secara kontineu ke dalam alat angkut seperti lori atau truck.

    Beberapa buah bucket jika dirangkai akan menyerupai roda (Gambar 3.7). Dalam

    operasinya rangkaian bucket berputar pada porosnya. Cocok dipekerjakan untuk

    material yang lepas dan lunak.

    7. Down Bo om Chain And Bu cket Excavator

    Alat ini sama prinsipnya dengan bucket wheel excavator. Bucket dirangkai dengan

    chain. Cocok untuk menggali dan memuatkan material lepas dan kering dan

    memuatkannya ke dalam lori secara kontineu.

    8. Bulldozer

    Alat ini umumnya digunakan sebagai alat gali. Tetapi alat ini dapat juga digunakan

    sebagai alat muat dalam keadaan tertentu dan memaksa karena tidak dimiliki alat

    muat yang lain. Bulldozer, berfungsi:

    a. Mengumpankan material yang terjatuh saat penggalian.

    b. Membersihkan dan meratakan permukaan kerja alat tambang utama.

    c. Mengupas permukaan tanah tipis di atas lapisan batubara.

    d. Meratakan tumpukan batubara di stock pile.

    e. Meratakan permukaan tanah dan pemadatan di dumping area

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    26/53

    3.1.4 Pengangkutan (Haul ing)

    Pengangkutan adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk

    mengangkut endapan bahan galian dari suatu operasi penambangan. Pengangkutan

    ini sangat mempengaruhi kegiatan penambangan, kadang-kadang untung dan rugi

    suatu perusahaan pertambangan terletak pada lancar atau tidaknya pengangkutan.

    Beberapa alat angkut yang sering digunakan pada tambang terbuka adalah : dump

    truck, lori dan lokomotif, belt conveyor, cable way transportation, power scraper, pipa

    dan pompa, tongkang dan kapal tunda, kapal curah, dan lain-lain.

    3.2 Alatalat Tambang Utama

    3.2.1 Hydraul ic Excavator

    Mesin yang menggunakan tekanan hydraulic untuk menggerakkan bucket

    sehingga dapat menggali material. Berdasarkan pada cara bergeraknya bucket,

    Hydraulic Excavator terbagi menjadi dua macam: Back Hoedan Power Shovel.

    Pada kegiatan pengupasan overburden di PTMMI digunakan jenis BackHoe,

    yang merupakan alat gali yang menggunakan tekanan hydraulic untuk

    menggerakkannya. Alat ini dalam pengoerasiannya hampir sama dengan Power

    Shovel, tetapi yang membedakannya adalah cara penggalian materialnya. Bagianutama dari Excavatorantara lain :

    1. Bagian atas revolving unit (dapat berputar)

    2. Bagian bawah travel unit (untuk berjalan)

    3. Bagian attrachment(bagian yang dapat diganti)

    Penggalian yang dapat dilakukan oleh Hydraulic Excavator (Foto 3.1)Antara lain:

    1. Menggali di bukit, misalnya untuk menggali tanah liat, pasir, batu gamping dan

    pengupasan tanah penutup (Striping Overburden).

    2. Memuat (Loading) material ke sebuah alat angkut, misalnya lori, dump truck, belt

    conveyor dan lain-lain.

    3. Membuang tanah penutup ke bagian belakang daerah yang sudah kosong

    (Dumping of Top Soil into Spoil Bank).Cara kerja ini di sebut Back Filling Digging

    Method .

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    27/53

    Sumber : Dokum entasi Kerja Praktik PT Sarolangun Bara Prima,2015

    Foto 3.1Hydroul ic Excavator

    Waktu edar alat gali muat yang diamati adalah yang dibutuhkan oleh alat ini

    untuk melakukan satu kali kegiatan penggalian yang meliputi:

    1. Waktu untuk menggali

    2. Waktu untuk swing isi

    3. Waktu untuk dumping

    4. Waktu untuk swingkosong

    3.2.2 Dump Truck

    Alat angkut ini banyak dipakai untuk mengangkut material-material seperti

    tanah, endapan bijih, batuan untuk bangunan dan lainnya pada jarak yang dekat

    sampai sedang. Dump truck cukup fleksibel, artinya dapat dipakai untuk mengangkut

    bermacam-macam barang dengan muatan, bentuk dan jumlahnya beranekaragam dan

    tidak tergantung pada jalur jalan. Alat angkut ini dapat digerakkan dengan

    menggunakan motor bensin, diesel, butane dan propane (Foto 3.2).

    Adapun waktu edar dump truck merupakan waktu yang dihitung sejak dump

    truck tersebut melakukan suatu kegiatan yang serupa dalam satu putaran. Waktu edar

    dump truckyang dihitung meliputi:

    1. Waktu untuk memuat

    2. Waktu dari frontke timbangan

    3. Waktu untuk menunggu antrian di timbangan

    4. Waktu untuk menunggu ditimbang

    5. Waktu dari timbangan ke Stock Pile

    6. Waktu untuk manuver dumping

    7. Wakttu untuk dumping

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    28/53

    8. Waktu kembali kosong

    9. Waktu menunggu untuk dimuat

    10. Waktu untuk manuvermuat

    Sumber : Dokum entasi Kerja Praktik PT Sarolangun Bara Prima,2015

    Foto 3.2

    Dump t ruck

    3.2.3 Bulldozer

    Alat ini digunakan untuk pekerjaan menggaru (ripping) dan mendorong

    (Gambar 3.4) agar memudahkan pekerjaan hydraulic excavator memuat material ke

    dalam alat angkut. Ditinjau dari segi penggeraknya ada dua macam bulldozer, yaitu:

    1. Bulldozeryang memakai roda karet (Rubber Tired Bulldozer or Wheel Dozer)

    2. Bulldozeryang memakai rantai (Track Type Bulldozer or Crawler Dozer)

    Ditinjau dari penggerak bilahnya (Blade Control ), ada dua macam bulldozer, yaitu:

    1. Bulldozeryang bilahnya digerakkan oleh kabel (Cable Controlled Blade)

    2. Bulldozeryang bilahnya digerakkan dengan tenaga hydraulic (Hydraulic Controlled

    Blade)

    Kemampuan bulldozer sangat beranekaragam, antara lain :

    1. Pembabatan atau penebasan (Clearing), yaitu semua pembersihan tempat kerja

    dari semak-semak, pohon-pohon kecil, sisa pohon yang sudah ditebang,

    kemudian membuang bagian tanah atau batuan. Seluruh pekerjaan ini dapat

    dilakukan atau dikerjakan bersama-sama, artinya bagian yang telah dibersihkan

    dapat segera dilakukan pemindahan tanah, sementara pekerjaan pembabatan,

    penebasan dan pembersihan terus dilakukan di tempat lain.

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    29/53

    2. Merintis (Pioneering), merupakan kelanjutan dari pekerjaan pembabatan atau

    penebasan dan meliputi pekerjaan meratakan, membuat jalan darurat untuk

    lewatnya alat-alat mekanis, lalu membuat saluran air untuk penirisan tempat kerja.

    3. Mendorong tanah ke tempat tertentu, misalkan membersihkan suatu tempat

    penggalian pada tambang terbuka agar loading unit bias lebih mudah untuk

    memuat material tersebut.

    4. Menyebarkan material (Spreading), yaitu menyebarkan material ke tempat-tempat

    tertentu dengan ketebalan yang di kehendaki.

    5. Menimbun kembali (Backfilling), yaitu pekerjaan penimbunan kembali terhadap

    bekas-bekas lubang galian, seperti menutup saluran air, menimbun lubang

    fondasi atau tiang penyangga.

    Pada bagian belakang bulldozerterdapat ripperyang memiliki fungsi, yaitu:

    1. Dapat digunakan untuk membongkar batuan pada material yang tidak terlalu

    kompak sehingga tidak membutuhkan peledakan.

    2. Mempermudah kerja dari alat gali dengan memperkecil ukuran material yang

    akan digali agar ukurannya sesuai denga kapasitas bucket dari alat gali.

    Sumber : Dokumentasi Kerja Praktik PT Sarolangun Bara Prima,2015

    Foto 3.3Bul ldozerCAT D8SE-SS

    Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas bulldozerdalam melakukanrippingdan

    dozing:

    1. Kekerasan Material yang Akan Digali

    Material yang semakin keras maka akan berpengaruh pada kecepatan rippingdan

    dozing. Oleh karena itu, jika material tersebut tidak dapat diripping maka

    sebaiknya digunakan peledakan untuk memburaikan material.

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    30/53

    2. Panjang Rippingdan Dozing

    Panjang ripping dan dozing yang optimal antara 1025 meter tergantung dari

    kekerasan material. Apabila panjang ripping dan dozing yang terlalu jauh dapat

    menyebabkan penurunan produktivitas bulldozer.

    3. Jarak SpacingAntara Masing-Masing Ripping

    Jarak spacing untuk ripping tergantung dari hasil fragmentasi yang diinginkan.

    Untuk overburden jarak spacing yang dibuat 1 meter disesuaikan dengan

    bucketdari alat gali, sedangkan untuk batubara 30 cm atau lebih kecil.

    4. Keahlian Operator

    Operator harus dapat memahami kondisi material, serta mengetahui teknik yang

    benar pada saat melakukan ripping. Pada saat menggali bagian-bagian yang

    keras harus diambil jalan lurus, dan pada saat penggalian berbelok, giginya harus

    diangkat untuk menghindari giginya terpuntir patah.

    3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Alat Mekanis

    3.3.1 Faktor Material

    Jenis dan kondisi material yang akan digali akan berpengaruh pada hasil

    produksi.1. Berat jenis (Density)

    Berat jenis adalah sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan suatu alat

    berat untuk melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, mengangkut

    dan lain sebaginya akan dipengaruhi oleh berat material tersebut.

    2. Faktor Pengembangan Material

    Pengembangan material adalah penambahan volume material atau tanah yang

    diganggu dari bentuk aslinya. Material di alam itu terdapat dalam bentuk padat

    dan terkonsolidasi dengan baik sehingga hanya sedikit bagian-bagian yang

    kosong atau yang terisi oleh udara di antara butir-butirnya, terutama kalau butir

    tersebut halus sekali. Tetapi bila material tersebut digali dari tempat aslinya akan

    terjadi pengembangan volume.

    Untuk material yang ada di alam kita mengenal istilah :

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    31/53

    a. Kekuatan Asli (Bank)

    Keadaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan. Dalam

    keadaan seperti ini, butiran-butiran yang dikandunginya masih terkonsolidasi

    dengan baik.

    b. Keadaan Gembur (Loose)

    Material yang telah digali dari tempat aslinya, akan mengalami perubahan

    volume yaitu pengembangan. Hal ini disebabkan adanya penambahan hingga

    udara di antara butir-butir tanah.

    c. Keadaan Padat (Compact)

    Keadaan ini akan dialami oleh material yang mengalami proses pemadatan

    atau pemampatan. Perubahan volume terjadi karena adanya penyusutan

    rongga udara di antara partikel-partikel tersebut.

    3. Sifat Kohesi

    Sifat pengikatan/kelengketan material yang sama jenis, terutama ditentukan oleh

    kadar lempung.

    4. Sifat Mekanik Material

    Berpengaruh pada kemampuan alat gali saat pengoperasian penggalian. Sifat ini

    dipengaruhi oleh kuat tekan, kuat geser material penggalian.

    Faktor-faktor tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan kekerasan material.

    Karena perbedaan kekerasan material yang digali sangat bervariasi maka sering

    dilakukan pengelompokan sebagai berikut:

    a. Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya tanah atas atau top

    soil, pasir (sand), lempung pasiran (sandy clay), pasir lempungan (clayed

    sand).

    b. Agak keras atau (medium hard digging), misalnya tanah liat atau lempung

    (clay) yang basah dan lengket. Batuan yang sudah lapuk (weathered rock).

    c. Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya : batu sabak (slate), material

    yang kompak (compacted material), batuan sediman (sedimentary rock),

    konglomerat (conglomerate), breksi (breccia).

    d. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar

    (fresh rock) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat digali,

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    32/53

    misalnya: batuan beku segar (fresh igneous rock), batuan malihan segar (fresh

    metamorphic rock).

    3.3.2. Pola Penggalian dan Pemuatan

    Pola pemuatan yang digunakan tergantung pada kondisi lapangan operasi

    pengupasan serta alat mekanis yang digunakan dengan asumsi bahwa setiap alat

    angkut yang datang, mangkuk (bucket) alat gali muat sudah terisi penuh dan siap

    ditumpahkan. Setelah alat angkut terisi penuh segera keluar dan dilanjutkan dengan

    alat angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu tunggu pada alat angkut maupun alat

    gali-muatnya.

    Pola pemuatan pada operasi pengangkutan di tambang terbuka dikelompokkan

    berdasarkan posisi excavator terhadap front penggalian dan posisi dump truck

    terhadap excavator. Proses pemuatan pada operasi penambangan dapat dibagi tiga

    macam yaitu frontal cut,parallel cut with drive-by, danparallel cut with turn and back.

    1. Frontal cut

    Excavatorberhadapan dengan muka jenjang atau frontpenggalian. Pada pola ini

    excavatormemuat pertama padadump truck sebelah kanan sampai penuh dan

    berangkat, setelah itu dilanjutkan pada dump trucksebelah kiri.

    2. Paralel cut w ith Drive-byExcavator bergerak melintang dan sejajar dengan front penggalian. Pola ini

    ditetapkan apabila lokasi pemuatan memiliki dua akses dan berdekatan dengan

    lokasi penimbunan. Sudut putar rata-rata lebih besar daripada sudut frontal cut,

    tetapi waktu tunggu bagi excavatordan dump trucklebih kecil daripadaparallel cut

    with turn and back.

    3. Paral lel cut with turn and back

    Parallel cut with turn and back terdiri dari dua metode berdasarkan cara

    pemuatannya, yaitu:

    a. Single stopping, dump truck kedua menunggu selagi excavator memuat ke

    dump truck pertama. Setelah dump truck pertama berangkat, dump truck

    kedua berputar dan mundur. Saat dump truck kedua diisi, dump truckketiga

    datang dan menunggu untuk manuver dan seterusnya.

    b. Double stopping, dump truck memutar dan mundur ke salah satu sisi

    excavator selagi excavatormemuati dump truck pertama. Begitu dump truck

    pertama berangkat, excavatormengisi dump truckkedua. Ketika dump truck

    kedua diisi dump truckketiga datang dan seterusnya.

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    33/53

    Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan yang ditunjukkan alat

    gali-muat dan alat angkut, yaitu:

    1. Pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan posisi alat angkut untuk dimuati

    terhadap posisi alat gali muat.

    a. Single back up

    Yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuat pada satu tempat

    sedangkan alat angkut berikutnya menunggu alat angkut pertama dimuati

    sampai penuh, setelah alat angkut pertama berangkat maka alat angkut

    kedua memposisikan diri untuk dimuati sedangkan truk ketiga menunggu, dan

    begitu seterusnya.

    b. Double back up

    Yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuati pada dua tempat, kemudian

    alat gali muat mengisi salah satu alat angkut sampai penuh setelah itu

    mengisi alat angkut kedua yang sudah memposisikan diri di sisi lain

    sementara alat angkut kedua diisi, alat angkut ketiga memposisikan diri di

    tempat yang sama dengan alat angkut pertama dan seterusnya .

    2. Pola pemuatan yang didasarkan pada keadaan alat gali muat yang berada di atas

    atau di bawah jenjang.a. Top Loading, yaitu alat gali muat melakukan penggalian dengan

    menempatkan dirinya di atas jenjang atau alat angkut berada di bawah alat

    gali muat.

    b. Bottom Loading, yaitu alat gali muat melakukan penggalian dengan

    menempatkan dirinya di jenjang yang sama dengan posisi alat angkut.

    3.3.3. Waktu Edar

    Waktu edar (cycle time) adalah waktu yang diperlukan alat mulai dari aktivitas

    pengisian atau pemuatan (loading),pengangkutan (hauling) untuk truck dan sejenisnya

    atau swing untuk back hoe dan shovel, pengosongan (dumping), kembali kosong dan

    mempersiapkan posisi (manuver) untuk diisi atau dimuat. Disamping aktivitas-aktivitas

    tersebut terdapat pula waktu menunggu (delay time)bila terjadi antrian untuk mengisi

    atau memuat. Komponen waktu edar (cycle time)untuk alat dorong, misalnya bulldozer

    adalah waktu dorong material sampai jarak tertentu, waktu kembali mundur, manuver,

    maupun siap dorong kembali.

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    34/53

    Waktu edar (cycle time)terdiri dari dua jenis, yaitu waktu tetap (fixed time)dan

    waktu variable (variable time). Jadi waktu edar total adalah penjumlahan waktu tetap

    dan waktu variable. Yang termasuk ke dalam waktu tetap adalah waktu pengisian atau

    pemuatan termasuk manuver dan menunggu, waktu pengosongan muatan, waktu

    membelok dan mengganti gigi dan percepatan, sedangkan waktu variable adalah

    waktu mengangkut muatan dan kembali kosong.

    1. Waktu edar alat gali-muat

    Waktu edar alat gali muat dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Ctgm= Tm1 + Tm2 + Tm3 + Tm4

    Keterangan:

    Ctgm = waktu edar alat gali-muat (detik)

    Tm1 = waktu menggali material (detik)

    Tm2 = waktu putar dengan bucket terisi (detik)

    Tm3 = waktu menumpahkan muatan (detik)

    Tm4 = waktu putar dengan bucketkosong (detik)

    2. Waktu edar alat angkut

    Waktu edar alat angkut dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Cta = Ta1+ Ta2 + Ta3+ Ta4 + Ta5+ Ta6

    Keterangan:

    Cta = waktu edar alat angkut (menit)

    Ta1 = waktu mengambil posisiuntuk dimuati (menit)

    Ta2 = waktu diisi muatan (menit)

    Ta3 = waktu mengangkut muatan (menit)

    Ta4 = waktu mengambil posisi untuk penumpahan (menit)

    Ta5 = waktu pengosongan muatan (menit)

    Ta6 = waktu kembali kosong (menit)

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    35/53

    3.4 Produktivitas Alat Gali Muat Dan Alat Angkut

    Untuk memperkirakan produktivitas alat gali-muat dan alat angkut, dapat

    digunakan rumus sebagai berikut:

    3.4.1. Produktivitas Alat Gali Muat

    Untuk memperkirakan produktivitas alat gali-muat dan alat angkut, dapat

    digunakan rumus berikut ini:

    Pm=0

    xHmx FFmx SF x , (Ton/jam)

    Dimana :

    Pm = Kemampuan Produksi Alat Muat (Ton/Jam)Cm = Waktu Edar Alat Muat Sekali Pemuatan (Menit)

    H = Kapasitas Bucket Munjung Alat Muat (Lcm)

    FF = Faktor Pengisian (%)

    EK = Effisiensi Kerja (%)

    SF = Swell Factor

    = Density (Ton/Bcm)

    3.4.2. Produktivitas Alat Angkut

    Untuk memperkirakan produktivitas alat gali-muat dan alat angkut, dapat

    digunakan rumus berikut ini:

    Pa=0

    x (Np x Hmx FFm)x SF x , Ton/Jam

    Dimana :

    Pa = Kemampuan Produksi Alat Angkut, (Ton/Jam)

    Ea = Effisiensi Kerja Alat Angkut, (%)

    Np = Banyak Pengisian Dalam Satu Kali Loading

    Hm = Kapasitas Bucket Munjung Alat Muat (Lcm)

    FFm = Faktor Pengisian (%)

    SF = Swell Factor

    Ca = Waktu Edar Alat Angkut, (Menit)

    = Density (Ton/Bcm)

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    36/53

    3.4.3 Keserasian Kerja

    Untuk mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara alat gali muat dan alat

    angkut, maka produktivitas alat gali muat harus sesuai dengan produktivitas alat

    angkut. Faktor keserasian alat gali-muat dan alat angkutdidasarkan pada produktivitas

    alat gali-muat dan produktivitas alat angkut, yang dinyatakan dalam Match Factor

    (MF). Secara perhitungan teoritis, produktivitas alat gali muat haruslah sama dengan

    produktivitas alat angkut, sehingga perbandingan antara alat angkut dan alat gali-muat

    mempunyai nilai satu, yaitu:

    MF =

    Keterangan:

    MF = Match Factoratau faktor keserasian

    Na = Jumlah Alat angkut

    Ltm = Jumlah Alat Muat x Jumlah Pengisian

    Nm = Jumlah Alat Muat

    Ca =Cycle TimeAlat angkut

    Bila hasil perhitungan diperoleh:

    1. MF < 1, artinya alat muat bekerja kurang dari 100%, sedang alat angkut bekerja

    100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena menunggu alat

    angkut yang belum datang.

    2. MF = 1, artinya alat muat dan angkut bekerja 100%, sehingga tidak terjadi waktu

    tunggu dari kedua jenis alat tersebut.

    3. MF > 1, artinya alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja kurang

    dari 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut.

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    37/53

    BAB IV

    DATA PENGAMATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Kegiatan Penambangan

    Kegiatan penambangan yang dilakukan di tambang PT Sarolangun Bara

    Prima menggunakan sistem penambangan konvensional (Conventional System)

    dengan menggunakan kombinasi excavator dan dump truck. Sistem penambangan

    konvensional meliputi kegiatan pengupasan lapisan penutup (top soil), pemuatan(loading), pengangkutan (hauling), penimbunan disposal (dumping), pemuatan

    batubara, hauling batubara, dumpingbatubara.

    4.2 Pengamatan Waktu Kerja

    Waktu kerja efektif adalah waktu kerja yang sesungguhnya digunakan pada

    operasi. Dalam 1 hari kerja Perusahaan ditetapkan 2 shiftkerja (tabel 4.1) :

    Tabel 4.1Waktu Kerja PT Sarolangun Bara Prima

    Jam Masuk Kerja Shift 1

    SabtuKamis Jum'at

    Kegiatan Waktu Durasi Kegiatan Waktu Durasi

    Kerja Produktif 1 07.00 -12.00 5 Jam Kerja Produktif 1 07.00 -11.30 4,5 Jam

    Istirahat 12.00 - 13.00 1 Jam Istirahat 11.30 - 13.30 2 Jam

    Kerja Produktif 2 13.00 - 17.00 4 Jam Kerja Produktif 2 13.30 - 17.00 3,5 Jam

    Total Waktu Kerja Produktif 9 Jam 8 Jam

    Tabel 4.1Jam Masuk Kerja Shift 2

    SabtuKamis Jum'at

    Kegiatan Waktu Durasi Kegiatan Waktu Durasi

    Kerja Produktif 1 19.00 - 00.00 5 Jam Kerja Produktif 1 19.00 - 00.00 5 Jam

    Istirahat 00.00 - 01.00 1 Jam Istirahat 00.00 - 01.00 1 Jam

    Kerja Produktif 2 01.00 - 05.00 4 Jam Kerja Produktif 2 01.00 - 05.00 4 Jam

    Total Waktu Kerja Produktif 9 Jam 9 Jam

    Sumb er : Jadwal Kerja PT Sarolangun B ara Prima. 2015

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    38/53

    4.3 Efisiensi Kerja Bulan Februari 2015

    Untuk mengetahui efisiensi kerja dari produksi alat excavator dan dump truck,

    harus diketahui terlebih dahulu waktu kerja yang terdapat di PT Sarolangun Bara

    Prima. Waktu kerja sangat berpengaruh bagi efektifitas kerja alat dan hasil yang

    diperoleh oleh alat tersebut. Waktu kerja yang digunakan adalah waktu untuk produksi,

    berarti ada kehilangan waktu yang disebabkan oleh adanya hambatan-hambatan

    selama jam kerja (Tabel 4.2).

    Tabel 4.2Efisiensi Waktu Kerja di PT Sarolangun Bara Prima, Februari 2015

    JAM KERJA EFEKTIF

    No KegiatanKeterangan

    Total (jam)Jumlah Satuan

    I. Jam Tersedia

    a. Hari Kalender 28 hari 504

    b. hari Libur 1 hari 18

    c. Solat Jumat 1 jam/jumat 4

    d. Total Waktu Tersedia 27 hari 486

    e. Total waktu Produktif 27 hari 482

    II. Waktu Hambatan Yang Dapat Dihindari

    a. Kebutuhan Operator 5,19 mnt/shift 4,67

    b. Persiapan Pulang 5,41 mnt/shift 4,87

    c. Waktu tunggu Dump Truck Datang 10,32 mnt/shift 9,29

    Total 18,82

    III. Waktu Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari

    a. Hujan + Slippery 1 bulan 28,15

    b. Safety Talk (Pengarahan Safety) 15 mnt/senin 1

    c. Isi Bahan Bakar 30 mnt/hari 13,50d. Persiapan Alat 10 mnt/shift 9

    Total 51,65

    Total Hambatan 70,47

    Waktu Efektif/bulan 415,53

    Waktu Efektif/hari 15,39

    Waktu Efektif/shift 7,69

    Sumb er : Pengolahan Data PT Sarolangu n Bara Prim a, 2015

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    39/53

    Tabel 4.3Efisiensi Waktu Kerja Aktual di PT Sarolangun Bara Prima, Februari 2015

    Hambatan Yang Dapat Dihindari Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari

    HariKebutuhanOperator(menit)

    PersiapanPulang(menit)

    TunggudumpTruck

    (menit)

    Persiapanalat

    (menit)

    Isibahanbakar

    (menit)

    Hujan +Slippery

    (jam)

    SafetyTalk

    (menit)

    1 5 6 9

    10 30

    0

    2 4 5 11 2,43 15

    3 6 5 9 0

    4 5 5 10 0

    5 6 7 10 0

    6 4 6 10 4,6

    7 5 7 9 0

    8 6 5 11 0

    9 7 6 7 0 15

    10 5 5 9 5,7

    11 4 5 13 0

    12 5 4 9 0

    13 4 5 9 0

    14 5 6 10 0

    15 7 5 11 3,18

    16 4 5 13 0 15

    17 6 5 10 0

    18 5 6 9 5,1

    19 6 5 11 0

    20 5 7 8 0

    21 5 7 13 0

    22 8 4 11 3,9

    23 5 5 9 0 15

    24 4 4 11 025 5 5 10 3,25

    26 3 5 12 0

    27 6 5 14 0

    Jumlah 140 146,09 278,65 540 810 28,15 60

    Rata-rata 5,19 5,41 10,32

    Sumb er : Pengo lahan Data PT Sarolang un Bara Prim a, 2015

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    40/53

    4.3.1 Jam Kerja Efektif

    Untuk menentukan jam kerja efektif, dapat dihitung dengan :

    Jam Kerja Efektif bulan Februari :

    We Per Bulan = Waktu Kerja produktifTotal Hambatan

    = 486 jam/bulan 70,47 Jam/bulan

    = 415,5 jam/bulan

    We Per Hari =hari27

    bulan/jam415,5

    = 15,4 jam/hari

    Untuk mencari efisiensi kerja :

    Efisiensi Kerja=Waktu kerja efektif

    Waktu kerja yang tersedia100%

    = 100%xjam486

    jam415,5

    = 85,5 %

    Kondisi pengelolaan operasi dan manajemen waktu kerja Perusahaan

    termasuk dalam golongan Kondisi pengelolaan baik dengan kondisi kerja baik.

    Tabel 4.4Faktor Efisiensi Kerja Operasi Dan Manajemen

    Kondisi Kerja

    Kondisi Pengelolaan (Manajemen)

    Baik Sekali Baik Sedang Buruk

    Baiksekali 0,84 0,81 0,75 0,7

    Baik 0,78 0,75 0,71 0,65

    Sedang 0,72 0,69 0,65 0,6

    Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52

    Sumb er: Diktat Kul iah PTM Ir, Partanto,1993

    4.3.2 Efisiensi Kerja Alat Gali dan Muat

    Untuk mengetahui efisiensi kerja alat gali dan muat Perusahaan maka terlebih

    dahulu perlu diketahui waktu kerja. Waktu kerja akan sangat berpengaruh pada tingkat

    produksi yang akan dihasilkan karena semakin besar efisiensi kerja maka akan

    semakin besar pula tingkat produksi yang dihasilkan. Waktu kerja yang digunakan

    yaitu waktu produktif, maka waktu tersebut telah dipengaruhi oleh hambatan-hambatan

    selama jam kerja (Tabel 4.5).

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    41/53

    Tabel 4.5Waktu Hambatan Alat Gali-Muat

    Waktu Hambatan Yang Dapat Dihindari Jumlah Satuan Total (Jam)

    a. Kebutuhan Operator 5,19 mnt/shift 4,67

    b. Persiapan Pulang 5,41 mnt/shift 4,87

    c. Tunggu Dump Truck Datang 10,32 mnt/shift 9,29

    Total 18,82

    Waktu Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari Jumlah Satuan Total (Jam

    a. Hujan + Slippery 1 bulan 28,15

    b. Safety Talk (Pengarahan Safety) 15 mnt/senin 1

    c. Isi Bahan Bakar 30 mnt/hari 13,50

    d. Persiapan Alat 10 mnt/shift 9Total 51,65

    Total Hambatan 70,47Sumb er : Pengolahan Data PT Sarolangu n Bara Prim a, 2015

    Untuk menentukan jam kerja efektif, dapat dihitung dengan :

    Jam Kerja Efektif bulan Februari :

    We Per Bulan = Waktu Kerja produktifTotal Hambatan

    = 486 jam/bulan 70,47 Jam/bulan

    = 415,5 jam/bulan

    We Per Hari =hari27

    bulan/jam415,5

    = 15,4 jam/hari

    Untuk mencari efisiensi kerja :

    Efisiensi Kerja=Waktu kerja efektif

    Waktu kerja yang tersedia100%

    = 100%x

    jam486

    jam415,5

    = 85,52 %

    4.3.3 Efisiensi Kerja Alat Angkut

    Untuk mengetahui efisiensi kerja alat angkut Perusahaan maka terlebih dahulu

    perlu diketahui waktu kerja. Waktu kerja akan sangat berpengaruh pada tingkat

    produksi yang akan dihasilkan karena semakin besar efisiensi kerja maka akan

    semakin besar pula tingkat produksi yang dihasilkan. Waktu kerja yang digunakan

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    42/53

    yaitu waktu produktif, maka waktu tersebut telah dipengaruhi oleh hambatan-hambatan

    selama jam kerja (Tabel 4.6).

    Tabel 4.6Waktu Hambatan Alat Angkut

    Waktu Hambatan Yang Dapat Dihindari Jumlah Satuan Total (Jam)

    a. Kebutuhan Operator 5.19 mnt/shift 4,67

    b. Persiapan Pulang 5,41 mnt/shift 4,87

    Total 9,54

    Waktu Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari Jumlah Satuan Total (Jam)

    a. Hujan + Slippery 1 bulan 28,15

    b. Safety Talk (Pengarahan Safety) 15 mnt/senin 1

    c. Isi Bahan Bakar 30 mnt/hari 13,50

    d. Persiapan Alat 10 mnt/shift 9

    Total 51,65

    Total Hambatan 61,19

    Sumb er : Pengolahan Data PT Sarolangu n Bara Prim a, 2015

    Untuk menentukan jam kerja efektif, dapat dihitung dengan :

    Jam Kerja Efektif bulan Februari :

    We Per Bulan = Waktu Kerja produktifTotal Hambatan

    = 486 jam/bulan

    61,19 Jam/bulan

    = 424,8 jam/bulan

    We Per Hari =hari27

    bulan/jam426,8

    = 15,81 jam/hari

    Untuk mencari efisiensi kerja :

    Efisiensi Kerja=Waktu kerja efektif

    Waktu kerja yang tersedia100%

    = 100%xjam486

    426,8jam

    = 87,81 %

    4.4 Peralatan yang Digunakan

    Adapun peralatan-peralatan yang digunakan dalam kegiatan Coal Gettingpada

    penambangan yakni :

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    43/53

    4.4.1 Alat Gali Muat Excavator

    Pada operasi penambangan excavatordigunakan untuk melakukan penggalian

    material lempung, Mengumpulkannya pada suatu lokasi dekat penggalian dan memuat

    ke atas alat angkut. Jenis atau tipe excavatoryang digunakan untuk pemuatan tanah

    penutup adalah Kobelco SK 330.

    (Lampiran A).

    Sumber : Foto kegiatan coal getting PT Sarolangun Bara Prima, 2015

    Foto 4.1Alat Gali-Muat Excavator K obelco SK 330

    4.4.1.1 Waktu Edar Alat GaliMuat

    Waktu edar alat gali-muat adalah waktu yang digunakan alat muat untuk

    menyelesaikan satu siklus pemuatan yang didapat dari hasil pengamatan terdiri dari :

    1. Waktu menggali material

    Waktu menggali material adalah waktu bucket diposisikan menggali material

    sampai bucket dalam keadaan penuh. Waktu ini sangat ditentukan oleh jenis

    material dan jenis penggalian (penggalian langsung atau penggalian tidak

    langsung).

    2. Waktu swing(memutar) saat bermuatan

    Waktu swingadalah waktu yang dihitung sejak bucket penuh dan siap memutar

    kearah dump body dump truck sampai posisi bucket siap menumpahkan.

    Lamanya waktu ini ditentukan oleh posisi dump truck, bila posisi dump truck yang

    dimuati jauh maka waktu memutar ini akan lebih lama.

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    44/53

    3. Waktu menumpahkan material kedalam truck

    Waktu menumpahkan material adalah waktu yang dimulai dari bucket siap

    menumpahkan material kedalam dump truck sampai bucket selesai menutup dan

    siap kembali memutar untuk menggali.

    4. Waktu swing(memutar) saat muatan kosong

    Waktu memutar bucket dalam keadaan kosong dimulai dari selesai proses

    menumpahkan material sampai bucket siap menggali material lagi.

    Waktu edar (cycle Time) alat muat dapat dihitung dengan menggunakan rumus

    sebagai berikut :

    Dimana :

    Ca = Cyle TimeAlat Muat, (menit)

    A = Waktu Mengisi bucket / Digging, (detik)

    B = Waktu Ayunan Bermuatan / SwingIsi, (detik)

    C = Waktu Menumpahkan Isi / Dumping, (detik)

    D = Waktu Ayunan Kosong / Swing Kosong, (detik)

    JP = Jumlah Pengisian dalam Satu Kali Pengisian Bak

    Tabel 4.7Rata-Rata Cycle Time Exc avator Type Backh oeKOBELCO 330SK

    Waktu

    Cycle Time

    TotalGali Swing Isi Tumpah Swing Kosong

    ( A ) ( B ) ( C ) ( D )

    Detik 5,5 6,33 2,65 5,47 19,98

    Menit 0,09 0,10 0,04 0,09 0,33

    Sumber : Hasil Data Pengam atan Kerja Praktik Di PT Sarolangun B ara Prima, 2015

    Dari hasil pengamatan lapangan (tabel 4.7), maka dapat dihitung waktu edar

    (cycle time) alat gali dan muat sebagai berikut :

    CTm = (A + B + C + D) JP

    = (5,5 + 6,33 + 2,65+ 5,47) 8

    = 159,6 detik

    = 2,7 menit

    Ca = (A + B + C + D) JP

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    45/53

    4.4.1.2 Produktivitas Alat Gali-Muat Excavator Kobelco 330 SK

    Kemampuan produksi pada alat gali dan muat dapat dirumuskan sebagai

    berikut :

    Pm=0

    xHmx FFmx SF x , (Ton/jam)

    Dimana :

    P = Kemampuan Produksi Alat Muat (Ton/Jam)

    Cm = Waktu Edar Alat Muat Sekali Pemuatan (menit)

    H = Kapasitas Bucket Munjung Alat Muat (m3)

    FF = Faktor Pengisian (%)

    EK = Effisiensi Kerja (%)

    SF = Swell Factor

    = Density (Ton/Bcm)Table 4.8

    Bobot Isi dan Faktor Pengembangan (Swell Factor)

    Macam Material Bobot Isi lb/cu yd in-situ Swell Factor

    Batubara Bituminus 1900 0,74

    Sumb er : Partanto, P. Pemi ndahan Tanah Mekani s, 1993

    Table 4.9Jumlah Alat Gali dan Muat

    Alat Gali MuatJenis Alat Jumlah Alat

    Excavator tipe Kobelco 330 SK 1

    Sumb er : Pengamatan Kegi atan Lapangan,2015 (Lampir an A)

    Dari data diatas, maka dapat dihitung kemampuan produksi pada alat gali dan

    muat dengan parameter nilai FF sebagai berikut :

    1 yd = 0,914 m

    i

    (,)= 1,24 Ton/Bcm

    Pm =0

    xHmx FFm x SF x , (Ton/jam)

    Pm =0 8,

    0,33x1,8x 0,7 x 0,74 x 1,24

    = 179,77 Ton/Jam

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    46/53

    4.4.2 Alat Angkut Dump truck Hino FM 260JD

    Pada operasi penambangan dump truck digunakan untuk melakukan tugas-

    tugas yakni melakukan pengangkutan, pencurahan hasil kegiatan coal getting dari

    tambang ke lokasi stock room.

    Jenis atau tipe dump truck yang akan digunakan untuk pengangkutan tanah

    penutup di tambang adalah dump truck HINO FM 260 JDsebanyak 5 unit (Lampiran

    A).

    Sumber : Foto kegiatan Pengangkutan PT Sarolangun B ara Prima, 2015

    Foto: 4.2Alat Angkut Hino FM 260 JD

    4.4.2.1 Waktu Edar Alat Angkut

    Waktu edar (cycle time) dump truck adalah waktu yang digunakan dump truck

    menyelesaikan satu siklus pengangkutan yang terdiri dari memuat material oleh alat

    gali-muat dan mengangkutnya ke lokasi pembuangan dengan jarak 700 m, serta

    kembali ke alat gali-muat untuk dimuati kembali.

    Adapun elemen dari waktu edar ini adalah :

    1. Waktu dump t ruck untuk memuat muatan di alat gali-muat (Loading Time)Waktu ini dihitung mulai dari dump truck selesai manuver mundur dan siap diisi

    sampai dump truck penuh, dan mulai berangkat untuk mengangkut material ke

    lokasi pembuangan. Waktu muat ini akan dapat lebih efisien bila alat gali-muat nya

    berukuran seimbang dengan kapasitas dump truck, kondisi loading point yang baik

    dan luas, keahlian operator alat gali-muat yang bagus dan jenis material yang

    digali tidak keras.

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    47/53

    2. Waktu angkut bermuatan ke lokasi pembuangan (Loaded Travel ing Time)

    Dimulai sejak dump truck meninggalkan lokasi pemuatan menuju ke lokasi

    pembuangan sampai dump truck siap untuk manuver(pada posisi siap mundur di

    lokasi pembuangan). Lama waktu ini sangat berpengaruh pada kondisi jalan

    sehingga kecepatan dump truck dapat optimal dan jauh dekatnya lokasi.

    3. Waktu manuverdi tempat pembuangan (Manuver Time)

    Waktu yang diperlukan dump truck untuk memposisikan posisinya di disposal

    yang dihitung dari mulai mundurnya dump truck sampai berhenti dan siap

    membuang muatan.

    4. Waktu membuang material (Dumping Time)

    Waktu yang digunakan untuk membuang muatan Dump truck yang dimulai dari

    saat dump truck berhenti manuver dan siap mengangkat dump body sampai dump

    truck siap hendak bergerak maju setelah muatan selesai dibuang.

    a. Waktu angkut kosong (Empty Traveling)

    Waktu dump truck kembali ke lokasi alat gali muat untuk di isi lagi muatannya.

    Adapun perhitungan lama waktunya sama seperti waktu angkut dump truck

    saat bermuatan.

    b. Waktu manuverdi loading point(lokasi alat gali-muat)

    Definisi dan perhitungan waktu ini sama seperti waktu manuver dump truckdi

    stock room.

    c. Waktu antrian (Unloading Time)

    Waktu dump truck pada saat menunggu antrian untuk melakukan pemuatan.

    Waktu ini juga tergantung pada jenis alat muat, posisi alat muat dan

    kemampuan alat pengangkutan untuk berputar.

    Table 4.10RataRata Waktu Edar (Cycle Time) Alat Angkut HINO FM 260 JD

    WaktuWaktutungguLoading

    Manuverloading

    LoadingAngkutmaterial

    waktutunggu

    dumping

    ManuverDumping

    DumpingAngkutkosong

    Total

    ( A ) ( B ) ( C ) ( D ) ( E ) ( F ) ( G ) ( H )

    Detik 61,79 51,4 187,09 332,0 0,0 17,33 49,92 237,57 937,17

    Menit 1,03 0,86 3,12 5,53 0,0 0,29 0,83 3,96 15,62Sumb er : Hasil Data pengam atan Kerja Praktik, PT Sarolangu n Bara Prim a, 2015

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    48/53

    Waktu edar (cycle time) alat angkut dapat dihitung dengan menggunakan rumus

    sebagai berikut :

    Dimana :

    Ca = Cycle TimeAlat Angkut, (menit)

    A = Waktu Tunggu Pengisian, (detik)

    B = Waktu Mengatur Posisi Pengisian / Manuever Loading, (detik)

    C = Waktu Pengisian / Loading,(detik)

    D = Waktu Angkut material, (detik)

    E = Waktu Tunggu Dumping,(detik)

    F = Waktu Mengatur Posisi Dumping /Manuever Dumping, (detik)

    G = Waktu Dumping, (detik)

    H = Waktu Angkut Kosong, (detik)

    Dari hasil pengamatan lapangan (tabel 4.11), maka dapat dihitung waktu edar

    (cycle time) angkut sebagai berikut :

    Ca = A + B + C + D + E + F + G + H

    = 61,79 + 51,4 + 187.09 + 332 + 3,86 + 17.33 + 49.92 + 237,57= 937,17 Detik

    = 15,62 Menit

    4.4.2.2 Produktivitas Alat Angkut HINO FM 260 JD

    Didalam menghitung kemampuan produksi alat angkut dapat digunakan

    persamaan sebagai berikut :

    Pa=0

    x (Np x Hm x FFm) x SF x , Ton/Jam

    Dimana :

    Pa = Kemampuan Produksi Alat Angkut, (Ton/Jam)

    Ea = Effisiensi Kerja Alat Angkut, (%)

    Np = Banyak Pengisian Dalam Satu Kali Loading

    Hm = Kapasitas Bucket Munjung Alat Muat (Lcm)

    FFm = Faktor Pengisian (%)

    Ca= A + B + C + D + E + F + G + H

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    49/53

    SF = Swell Factor

    Ca = Waktu Edar Alat Angkut, (Menit)

    = Density (Ton/Bcm)Table 4.11

    Bobot Isi dan Faktor Pengembangan (Swell Factor)

    Macam Material Bobot Isi lb/cu yd in-situ Swell Factor

    Batubara Bituminus 1900 0,74

    Sumber : Partanto, P. Pemi ndahan Tanah Mekanis, 1993

    Table 4.12Jumlah Alat Angkut

    Alat AngkutJenis Alat Jumlah Alat

    Dumptruck tipe Hino FM 260 JD 5

    Sumber : Kegiatan Kerj a Praktik, PT Sarolang un Bara Prim a, 2015

    Dari data kedua tabel diatas, maka dapat dihitung kemampuan produksi pada alat

    angkut sebagai berikut :

    1 yd = 0,914 m

    i =

    (,)= 1,24 ton/bcm

    Pa = 0

    =8,8 % 08,80,0,4,4

    ,

    =0,8808,80,0,4,4

    ,

    = 31,19 Ton/jam (untuk satu alat)

    Produktivitas alat angkut dalam satu jam :

    Pj = Pj x Ja

    = 31,19 x 5

    = 155,99 Ton/jam

    Produktivitas alat angkut dalam satu hari :

    Ph = Pj x waktu kerja efektif

    = 155,99x 15,39

    = 2.400,68 Ton/hari

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    50/53

    Produktivitas alat angkut dalam satu bulan (periode bulan Februari 2015) :

    Pb = Ph x hari kerja dalam satu bulan

    = 2.400,68 x 27

    = 64.818,52 Ton/bulan

    4.4.3 Keserasian Alat Gali, Muat dan Alat Angkut

    Untuk mengetahui keserasian alat angkut dan alat muat digunakan persamaan

    sebagai berikut :

    MF =

    Dimana :

    MF = Match Factoratau faktor keserasian

    Na = Jumlah Alat angkut

    Ltm = Jumlah Alat Muat x Jumlah Pengisian

    Nm = Jumlah Alat Muat

    Ca =Cycle TimeAlat angkut

    Table 4.13

    Jumlah dan Waktu Edar Alat Gali, Muat dan Angkut

    Jenis Alat Jumlah Alat Waktu edar

    Alat Gali Muat Excavator tipe Kobelco sk 330 1 2,7

    Alat Angkut Dumptruck tipe Hino FM 260 JD 5 15,62

    Sumber : Kegiatan Lapangan PT Sarolangun B ara Prima,2015

    Dari data table diatas, maka dapat dihitung keserasian alat gali, muat dan

    angkut sebagai berikut :

    =

    Na x Ltm

    Nm x Cta

    =5 x 2,7

    1 x 15,62

    = ,

    MF 1, kemampuan produksi alat muat lebih besar dari pada kemampuan alat

    angkut, sehingga ada waktu tunggu bagi alat gali-muat.

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    51/53

    4.5 Alat Pendukung Kegiatan Penambangan

    4.5.1 Bulldozer

    Alat ini digunakan untuk pekerjaan menggaru (ripping) dan mendorong agar

    memudahkan pekerjaan hydraulic excavatormemuat material ke dalam alat angkut.

    Sumber : Foto K egiatan Lapangan PT Sarolangun B ara Prima, 2015

    Foto 4.3Alat Menggaru (Ripping dan Mendorong)

    4.5.2 Motor Grader

    Motor grader sebagai alat pendukung pada penambangan yang memiliki fungsi

    utama yaitu membuat jalan, dan finishing.

    Sumber : Foto K egiatan Lapangan PT Sarolangun B ara Prima, 2015

    Foto 4.5Alat Scrub Road

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    52/53

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat

    ditarik kesimpulan sebagai berikut :

    1. Besarnya nilai efisiensi kerja di PT Sarolangun Bara Prima, didapatkan efisiensi

    kerja sebesar 84,67 %.

    2. Besarnya nilai efisiensi kerja alat gali-muat excavatorKobelco SK 330 coal getting

    sebesar 85,52 % dan efisiensi alat angkut angkut dump truck Hino FM 260 JD

    sebesar 87,81 %

    3. Produksi alat gali-muat excavator Kobelco SK 330 coal getting adalah 179,77

    Ton/Jam dan alat angkut dump truck Hino FM 260 JDuntuk coal getting adalah

    64.818,52 Ton/bulan.

    4. Dari hasil evaluasi terhadap 1 unit alat gali-muat excavatorKobelco SK 330 dan 5

    unit alat angkut dump truck Hino FM 260 JD pada coal getting di lapangan,

    didapatkan Match Factor (0,89)

  • 7/24/2019 PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN COAL GETTING DI PT SAROLANGUN BARA PRIMA

    53/53

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Anonim, 2015. RitchieSpecs Equipment Specif icat ion Ritchie Bros,

    http://www.ritchiespecs.com/ Diakses tanggal 20 Mei 2015

    2. PT Sarolangun Bara Prima,2010, Laporan Studi Kelayakan, Jambi

    3. Prodjosumarto, Partanto. 2000. Tambang Terbuka, Jurusan Teknik

    Pertambangan Fakultas Ilmu Kebumian Institut Teknologi Bandung,Bandung.

    4. Prodjosumarto, Partanto. 1993. Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik

    Pertambangan, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

    5. Rochmanhandi, Ir., 1982., Kapasitas dan Produ ksi Alat alat Berat, Dunia

    Grafika Indonesia, Jakarta

    http://www.ritchiespecs.com/http://www.ritchiespecs.com/