PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf ·...

78
i PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB SKRIPSI ROSMALINDA 09C104320113 PROGRAM STUDI PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2014

Transcript of PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf ·...

Page 1: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

i

PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL

MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI

AEROB DAN ANAEROB

SKRIPSI

ROSMALINDA

09C104320113

PROGRAM STUDI PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH

2014

Page 2: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL

MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI

AEROB DAN ANAEROB

ROSMALINDA

09C10432113

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sarjana Perikanan Pada

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar

PROGRAM STUDI PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH

2014

Page 3: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

iii

Page 4: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB
Page 5: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, pada

Tanggal 02 Januari 1992. Penulis merupakan anak ke empat

dari lima orang bersaudara. Pada tahun 2003 penulis

menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 12 Meulaboh,

kemudian penulis melanjutkan pendidikan di sekolah SMPN 3 Meulaboh dan

lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2009 penulis menamatkan pendidikan Sekolah

Menengah Atas di SMA Negeri 2 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Setelah

menyelesaikan pendidikan menengah atas penulis mengikuti Seleksi Penerimaan

Mahasiswa Baru di Universitas Teuku Umar Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan serta lulus sebagai mahasiswa Universitas Teuku Umar Angkatan 2009.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi Asisten Praktikum

beberapa mata kuliah dan bahkan pernah menjadi ketua Asisten Praktikum mata

kuliah, Adapun mata kuliahnya yaitu Kimia Dasar, Pengantar Biokimia, Biologi

Perikanan, Fisiologi Ikan dan Avetebrata. Dan juga selama mengikuti perkuliahan

penulis sering mengikuti kegiatan-kegiatan dikampus baik berupa kegiatan

seminar maupun yang lainnya.

Sebagai penambah wawasan pendidikan perikanan penulis mengikuti

Praktek Kerja Lapang pada tahun 2012 di Stasiun Karantina Ikan Pengendalian

Mutu Kelas I Aceh dengan judul “Identifikasi Mikotik Pada Ikan Yang

Dilalulintaskan di Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu Kelas I Aceh”.

Untuk memperoleh gelar sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Universitas Teuku Umar penulis menulis tugas akhir/Skripsi yang

Page 6: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

berjudul ” Produksi Pakan Ikan Dari Limbah Lokal Menggunakan Metode

Fermentasi Aerob dan Anaerob”.

Page 7: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

vii

Skripsi Ini Dipersembahkan “Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi

dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan

habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha

Bijaksana”. (QS. Lukman: 27)

Alhamdulillahirrabil’alamin Sebuah Langkah Telah Berhasilku ku gapai, Berkat Rahmat Mu hidupku memiliki sebercah harapan untuk terus menatap kedepan, Doa ku pada Mu teruslah beri ilmu yang bermanfaat untuk ku dan semoga jalanku menuju jalan- Mu....

"Barangsiapa yang melalui suatu jalan guna mencari ilmu pengetahuan, niscaya Allah SWT akan memudahkan baginya jalan

ke surga." ( H.R Imam Muslim ra ) Ini adalah awal dan akhir bagi ku.. Awal dari sebuah perjuangan dan akhir dari sebuah perjalanan... dan menuju perjalanan yang baru... Terima Kasih...Untuk semua yang telah ku terima selama ini, mungin kata terima kasih tak cukup untuk hidup dan berdiri diantara kalian.. Walaupun kita tak seperti keluarga yang lain, tapi ini

lah kita, yang berdiri didalam keluarga yang paling bahagia sedunia dan aku bersyukur terlahir diantara kalian.. Terima kasih untuk Keluarga bahagiaku.. Ahmad K.I ( Ayah ) & Asiyah Nyak Cut ( Ibu )..... B’ emi (Abang ), K’ema (kakak), B’edi (Ulem), Elli (adik).. Pak Ris dan kk ida (saudara ipar).. dan yang terakhir Muhammad Qusyairi dan Muhammad Syaubari (Keponaan ku abang & adek)... Banyak yang ingin ku tuliskan tentang kalian, karena kadang-kadang cintaku tak bisa ku ungkapkan dengan lisan, melainkan ada beribu semangat untuk menulis cintaku ke kalian.. terima kasih

Page 8: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

Untuk kalian yang telah membantuku menyelesaikan sebuah karya kecil ini juga ku ucapkan terima kasih ,.. Hidupku tak akan seindah ini apabila kau tak memiliki keluarga dan kalian... Terima kasih kepada ibu Uswatun Hasanah (bu usi), bu erlita, Pak Afrizal Hendri, Pak Husni Yulham, Kakak Asmaul Husna, Eka juniar, Reska Tini Ulflah...... Try Rudi Andhica (b’dika), Radhi Fadhillah (b’radi), Armansyah (b’arman)…. Sri Ayu Insani (kk iin), Yandi Mirza (b’yandi), Wahyu Syahputra, Mutya Ramadhaniati, Zul fadhli (b’ipan), Yori sayhril (b’yori), Adi Putra (b’adi), Jaliadi (b’jal), ... K’Fachrul Razi, K’Sherly Marshelina, K’Tabrani, Agus, Ika Bela, Leni Marlina, Ayun, Heri, Silvi, Satria.... Maret, Ima, Neki, Iis, Heni, Feli, Iwan, Eka... Untuk Community Eel... Yusran, Hamidi, Ayu, Teuku, Budi, Ayed, Semi, b’romi, Deniel, Saipol, TM, Kausar, Hendra Komting, Cut devi, Ida, Ningsih, Musaimin, Eni, Icut, Riska, Nila, Diana, mira dan untuk semua angkatan 2009, Salam kompak !!!

Terima Kasih Khususku Untuk Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Aceh Barat

& Dewan Kerja Cabang Aceh Barat

Manusia yang paling lemah adalah orang yang tidak mampu mencari teman. Namun yang

lebih lemah dari itu adalah orang yang mendapatkan banyak teman tetapi menyia-

nyiakannya. (Ali bin Abi Thalib)

Tetaplah tersenyum walau hatimu sedang menangis, dan jangan pernah biarkan senyum

itu hilang diwajahmu, karena pasti ada seseorang yang bahagia dengan melihat

senyum itu (Rosmalinda Eel)

Page 9: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

ix

PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN

METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

Oleh

Rosmalinda1)

Uswatun Hasanah2)

Erlita2)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan formulasi pakan dengan

konsentrasi yang tinggi dan diproduksi dengan menggunakan bahan baku limbah

dengan metode fermentasi. Penelitian dilakukan dalam tiga tahapan dengan

tahapan pertama yaitu optimasi fermentasi aerob, tahapan kedua yaitu optimasi

fermentasi anaerob dan tahapan ketiga yaitu produksi pakan hasil fermentasi.

Proses optimasi fermentasi aerob menggunakan perbandingan kotoran kerbau dan

dedak mampu menghasilkan ulat dengan berat 597 gram dan kadar protein

14,83% dengan menggunakan perlakuan nisbah kotoran kerbau : dedak (4 : 3)

(b/b) dan tingkat pengulangan tiga kali. Proses optimasi fermentasi anaerob

menggunakan perbandingan kotoran kerbau : sagu : dedak mampu menghasilkan

kandungan protein 8,4069% pada perlakuan optimasi nisbah (4 : 4 : 3) (b/b/b).

Pembuatan pakan ikan hasil fermentasi mampu menghasilkan konsentrasi protein

22,1108% pada perlakuan tepung aerob 40%. Pada uji tingkat kehalusan pakan,

semua percobaan tergolong halus. Untuk uji tingkat kekerasan pakan, pakan

mampu pecah dengan beban 205,33 gr pada perlakuan tepung aerob 40% dan

daya apung pakan mencapai 1,61 menit dan daya tahan dalam air selama 16,43

menit yaitu pada perlakuan tepung aerob 40%.

Kata Kunci : Pakan, limbah, fermentasi

Page 10: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

PRODUCING FISH FEED FROM LOCAL WASTE BY USING AEROBIC

AND ANAEROBIC FERMENTATION

By

Rosmalinda1)

Uswatun Hasanah2)

Erlita2)

ABSTRACT

This research aims at determining feed formulation with high

concentration which is made of waste material and is produced by using

fermentation method. Three steps were done in this research. The first step was

optimizing aerobic fermentation. Optimizing anaerobic fermentation was the

second step. Finally, producing feed by fermentation of buffalo dung and bran can

result maggot of being 597 gr and protein amount of being 14.83 %. It was done

through ratio treatment of buffalo dung : bran (4 : 3 (b/b)) and three time

repetitions. Optimizing process of anaerobic fermentation used buffalo dung :

sago : bran can produce protein of being 8.4069 % at ratio treatment (4 : 4 : 3

(b/b/b)). Producing fish feed through fermentation can produce protein

concentration of being 22.1108 % at 40% aerobic flour treatment. At a

smoothness test feed, all trials classified as fine. To test the level of hardness of

feed, feed capable broke with a load of 205.33 g at 40% aerobic treatment of flour

and feed achieve buoyancy and resistance of 1.61 minutes for 16.43 minutes in

water that is at 40% aerobic treatment of flour.

Key Words : Feed, Waste, Fermentation

Page 11: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul “Produksi Pakan Ikan Dari Limbah Lokal Dengan

Menggunakan Metode Fermentasi Aerob dan Anaerob. Selanjutnya salawat

beserta salam kita sanjungkan kehadirat Nabi Besar Muhammad SAW yang telah

membawa kita dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan.

Kata-kata terima kasih penulis sampaikan :

1. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan serta civitas akademik

yang telah banyak mendukung sehingga penyelesaian skripsi ini

lancar.

2. Ayahanda dan Ibunda tercinta atas doa dan bimbingan, kasih dan sayang

serta perhatiannya selama ini yang tidak pernah habisnya untukku. Untuk

saudara-saudaraku terima kasih telah memberi semangat untukku sehingga

dapat temotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Uswatun Hasanah, S.Si., M.Si dan Ibu Erlita, S.Pi. selaku dosen

pembimbing yang telah membimbing, memberi arahan dan menuangkan

ide-idenya dalam penyusunan skripsi ini.

4. Teman-teman angkatan 2009 serta rekan-rekan yang telah banyak

membantu dalam melakukan penelitian ini.

Akhir kata tiada gading yang tak retak begitu juga dengan skripsi ini yang

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu apabila ada kritik dan saran yang

sifatnya membangun sangat diharapkan guna untuk ilmu di masa yang akan

datang.

Semoga rahmat dan hidayah serta lindungan-Nya selalu dilimpahkan kepada

kita semua selaku orang-orang yang selalu ingin mencari kehidupan yang lebih

baik di dunia dan akhirat. Amin…

Meulaboh, 12 April 2014

Penulis

Page 12: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................. xii

DAFTAR ISI ............................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii

I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 3

1.5 Hipotesis ................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4

2.1 Produksi Pakan Ikan (Pakan Buatan) ....................................... 4

2.2 Bahan Baku Penyusun Pakan ................................................... 5

2.2.1 Kotoran Kerbau .............................................................. 6

2.2.2 Dedak .............................................................................. 7

2.2.3 Kulit Kakao ..................................................................... 8

2.2.4 Tepung Sagu ................................................................... 9

2.2.5 Tepung Kedelai ............................................................... 10

2.2.6 Tepung Ikan .................................................................... 10

2.2.7 Tepung Tapioka .............................................................. 11

2.3 Fermentasi ................................................................................ 11

2.3.1 Fermentasi Aerob ............................................................ 13

2.3.2 Fermentasi Anaerob ........................................................ 15

2.4 Pengujian Pakan Ikan ............................................................... 16

2.4.1 Uji Fisika ........................................................................ 16

2.4.2 Uji Kimia ........................................................................ 17

III. METODELOGI PENELITIAN .................................................... 19

3.1 Waktu dan Tempat .................................................................. 19

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 19

3.3 Metode Penelitian ..................................................................... 20

3.3.1 Optimasi Fermentasi Aerob ........................................... 20

3.3.2 Optimasi Fermentasi Anaerob ........................................ 21

3.3.3 Proses Produksi Pakan Dari Hasil Fermentasi ................ 22

3.4 Parameter Uji ........................................................................... 23

Page 13: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xiii

3.4.1 Uji Fisika ........................................................................ 23

3.4.2 Uji Kimia ........................................................................ 25

3.5 Rancangan Percobaan .............................................................. 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 28

4.1 Optimasi Fermentasi Aerob ..................................................... 28

4.2 Optimasi Fermentasi Anaerob .................................................. 30

4.3 Pakan Hasil Fermentasi ............................................................ 34

4.3.1 Uji Kimia ........................................................................ 34

4.3.2 Uji Fisika Pakan Hasil Fermentasi ................................. 37

a. Tingkat Kehalusan .................................................... 37

b. Tingkat Kekerasan .................................................... 37

c. Daya Tahan Pakan .................................................... 39

V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 41

5.1 Kesimpulan............................................................................... 41

5.2 Saran ......................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 42

LAMPIRAN

Page 14: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Komposisi unsur hara kotoran kerbau ................................................... 7

2. Kandungan nutrisi dedak ........................................................................ 8

3. Kandungan proksimat kakao .................................................................. 9

4. Kandungan nutrisi sagu .......................................................................... 10

5. Keuntungan dan kerugian fermentasi anaerob ....................................... 16

6. Alat yang digunakan pada penelitiaan .................................................... 19

7. Bahan yang digunakan pada penelitiaan ................................................ 20

8. Penerapan perlakuan tahap fermentasi aerob ......................................... 26

9. Pernerapan perlakuan fermentasi anaerob .............................................. 27

10. Percobaan Proses produksi hasil fermentasi .......................................... 27

Page 15: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Skema proses fermentasi ....................................................................... 12

2. Grafik berat ulat hasil fermentasi ........................................................... 28

3. Grafik kadar protein hasil fermentasi anaerob ....................................... 31

4. Grafik kadar protein pakan hasil fermentasi .......................................... 35

5. Grafik Tingkat Kekerasan Pakan ........................................................... 38

6. Lama apung dan tingkat daya tahan pakan dari perbandingan tepung

fermentasi aerob dalam air ..................................................................... 39

Page 16: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Alur Optimasi Fermentasi Aerob ......................................................... 44

2. Alur Optimasi Fermentasi Anaerob ..................................................... 45

3. Perhitungan Bujur Sangkar Pembuatan Pakan..................................... 46

4. Analisis Data Hasil Fermentasi Aerob ................................................. 50

5. Analisis Data Hasil Fermentasi Anaerob ............................................. 52

6. Analisis Data Protein Pakan Hasil Fermentasi .................................... 54

7. Hasil Uji Analisis Setiap Optimasi ...................................................... 56

8. Hasil Uji Fisika Pakan Hasil Fermentasi ............................................. 57

9. Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 58

10. Hasil Analisa Sampel

Page 17: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xvii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha budidaya ikan yang semakin intensif menuntut ketersediaan

makanan dalam jumlah yang cukup, tepat waktu dan berkesinambungan. Oleh

karena itu masalah penggadaan makanan perlu ditangani secara sungguh-sungguh,

sebab apabila penggadaan makanannya tidak seimbang dengan usaha intenfikasi

yang semakin meningkat hasilnya tidak akan seimbang (Endar, 2005).

Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan budidaya

ikan. Disatu sisi pakan merupakan sumber materi dan energi untuk menopang

kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan dan disisi lain pakan merupakan

komponen terbesar (50% - 70%) dari biaya produksi. Oleh karena itu, pakan yang

diberikan kepada ikan harus selalu diusahakan seefisien mungkin karena nilai

efisiensi pakan ini secara langsung akan berkaitan dengan besar kecilnya profit

pada kegiatan budidaya ikan (Yulfiperius, 2008).

Pakan yang selama ini digunakan oleh para pembudidaya ikan adalah

pakan komersil yang memiliki harga yang mahal. Pada dasarnya pakan alternatif

bisa diramu sendiri dengan melihat karakteristik bahan baku yang dipilih harus

tetap terjaga ketersediaannya secara kualitas dan kuantitas. Disamping itu, bahan

baku ini harus mudah diperoleh, tidak bersaing dengan kebutuhan manusia,

ekonomis dan tersedia sepanjang waktu (Gusrina, 2008).

Limbah lokal seperti kotoran kerbau, dedak, kulit kakao dapat menjadi

sumber bahan baku pakan yang diolah melalui metode fermentasi. Berdasarkan

riset menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar protein ampas kelapa setelah

difermentasi dari 11,35% menjadi 26,09% atau sebesar 130% dan penurunan

Page 18: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

kadar lemak sebesar 11,39%. Kecernaan bahan kering dan bahan organik

meningkat masing-masing dari 78,99% dan 98,19% menjadi 95,1% dan 98,82%

(Miskiyah, 2006).

Pengolahan dengan menggunakan metode fermentasi dapat meningkatkan

kadar nutrisi dalam bahan baku yang terfermentasi, sehingga dapat menghasilkan

pakan buatan yang mengandung nutrisi dan bisa dimanfaatkan oleh ikan. Selain

itu ketersediaan limbah ini cukup banyak di Aceh, khususnya Aceh Barat. Limbah

ini juga memilki nilai nutrisi yang dibutuhkan ikan dan sangat ekonomis sehingga

memenuhi suatu karakterisktik pemilihan bahan baku pakan. Pakan yang akan

diramu harus memerhatikan nutrisi dari suatu pakan yang harus benar-benar

terkontrol dan memenuhi kebutuhan dari ikan. Selain dari nutrisi, sifat fisik dan

nilai proksimat seperti kandungan protein dari suatu pakan juga harus

diperhatikan sehingga dapat mengetahui kualitas dari pakan yang diramu. Oleh

karena itu perlu dilakukan penelitian tentang proses produksi pakan ikan dari

limbah lokal dengan menggunakan metode fermentasi.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui proses fermentasi aerob yang optimal dan

menghasilkan ulat yang maksimal

2. Untuk mengetahui proses fermentasi anaerob yang optimal dengan

kandungan protein yang tinggi dari bahan baku hasil fermentasi

3. Untuk mengetahui formulasi yang optimal dengan kandungan protein yang

tinggi dari bahan baku hasil fermentasi.

Page 19: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xix

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Menentukan proses fermentasi aerob yang optimal untuk menghasilkan ulat

yang maksimal.

2. Menentukan proses fermentasi anaerob yang optimal untuk menghasilkan

bahan baku pakan yang bernilai protein tinggi.

3. Mendapatkan formulasi pakan yang optimal dengan kandungn protein yang

tinggi dari bahan baku hasil fermentasi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Diharapkan dapat menjadi informasi mengenai mutu dan kualitas dari suatu

pakan yang diproduksi menggunakan limbah lokal sebagai bahan baku

penyusun pakan sehingga dapat menekan penggunaan tepung ikan dalam

formulasi pembuatan pakan ikan.

2. Dapat menjadi referensi mengenai pemanfaatan limbah lokal yang ada di

Aceh Barat sehingga limbah lokal dapat termanfaatkan dengan baik.

1.5 Hipotesis

Produksi pakan ikan dari limbah lokal dengan menggunakan metode

fermentasi akan menghasilkan pakan ikan dengan kandungan protein yang tinggi.

Page 20: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produksi Pakan Ikan (Pakan Buatan)

Menurut Mudjiman (2004), Makanan buatan merupakan makanan yang

dibuat dengan bentuk khusus sesuai keinginan dan diramu dari berbagai macam

bahan. Lebih lanjut ditambahkan bahwa ada beberapa keuntungan dari pemberian

pakan buatan yakni pembudidaya dapat meningkatkan produksi melalui padat

penebaran tinggi dengan waktu pemeliharaan yang pendek, pembudidaya dapat

memanfaatkan limbah industri pertanian yang tidak terpakai untuk dijadikan

pakan.

Untuk menunjang kelangsungan hidup dan juga untuk mempercepat

pertumbuhannya, ikan membutuhkan nutrisi yakni zat-zat gizi yang terdapat

dalam pakan yang diberikan. Setiap jenis ikan memiliki kebutuhan nutrisi baik

jumlah maupun komposisi yang berbeda-beda menurut spesies, ukuran, jenis

kelamin, kondisi tubuh dan kondisi lingkungan. Zat-zat gizi tersebut dapat

digolongkan menjadi dua kelompok yakni zat gizi yang menghasilkan energi dan

zat gizi yang tidak menghasilkan energi (Afrianto, 2005).

Menurut Afrianto (2005), Pakan buatan yang berkualitas baik harus

memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

Kandungan gizi pakan terutama protein harus sesuai dengan kebutuhan ikan

Diameter pakan harus lebih kecil dari ukuran bukaan mulut ikan

Pakan mudah dicerna

Kandungan nutrisi pakan mudah diserap tubuh

Memiliki rasa yang disukai ikan

Kandungan abunya rendah

Page 21: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xxi

Tingkat efektivitasnya tinggi

Menurut Djarijah (1998), pakan tambahan yang baik untuk ikan adalah

pakan yang mengandung kadar protein 20-40 %. Selain dilihat dari kadar

proteinnya, kulaitas dari pakan tambahan untuk ikan juga ditentukan oleh

kehalusan dari bahanya. Semakin halus bahan baku pelet maka daya apung dari

pelet tersebut akan semakin tinggi sehingga waktu yang dibutuhkan ikan untuk

memakannya juga semakin panjang.

2.2 Bahan Baku Penyusun Pakan Ikan

Menurut Endar (2005), Persyaratan sosial ekonomis yang perlu

diperhatikan dalam memilih bahan baku untuk pembuatan pakan buatan adalah :

Mudah diperoleh

Mudah diolah

Harganya relatif murah

Bukan merupakan makanan pokok manusia, sehingga tidak merupakan

saingan.

Sedapat mungkin memanfaatkan limbah industri pertanian

Jenis-jenis bahan baku yang digunakan dalam membuat pakan buatan

dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu bahan baku hewani, bahan

baku nabati dan bahan baku limbah industri pertanian. Bahan baku hewani adalah

bahan baku yang berasal dari hewan atau bagian-bagian tubuh hewan. Bahan baku

hewan ini merupakan sumber protein yang relatif lebih mudah dicerna dan

kandungan asam aminonya lebih lengkap dibandingkan dengan bahan baku

nabati. Beberapa macam bahan baku hewani yang biasa digunakan dalam

pembuatan pakan ikan antara lain adalah : tepung ikan, Silase ikan, tepung udang,

Page 22: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

tepung cumi-cumi, tepung cacing tanah, tepung benawa/kepiting, tepung darah,

tepung tulang, tepung hati, dan tepung artemia (Gusrina, 2008).

Bahan baku nabati adalah bahan baku yang berasal dari tumbuhan atau

bagian dari tumbuh-tumbuhan. Bahan nabati pada umumnya merupakan sumber

karbohidrat, namun banyak juga yang kaya akan protein dan vitamin. Beberapa

macam bahan baku nabati yang biasa digunakan dalam pembuatan pakan ikan

antara lain terdiri dari : tepung kedelai, tepung jagung, tepung terigu, tepung

tapioka, tepung sagu, tepung daun lamtoro, tepung daun singkong, tepung kacang

tanah, dan tepung beras (Endar, 2005).

Bahan baku limbah industri pertanian adalah bahan baku yang berasal dari

limbah pertanian baik hewani maupun nabati. Beberapa macam bahan limbah

yang sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan ikan antara lain

terdiri dari: dedak halus, kotoran kerbau/sapi, kulit kakao, tepung kepala udang,

tepung anak ayam, tepung darah, tepung tulang, ampas tahu, bungkil kelapa,

dedak halus, dan isi perut hewan mamalia (Gusrina, 2008).

2.2.1 Kotoran Kerbau

Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak,

baik berupa padatan (feses) yang bercampur sisa makanan, ataupun air kencing

(urine). Walaupun demikian sepertinya orang–orang enggan membicarakan

kotoran cair yang berupa urine ternak. Dalam hal ini, mengumpulkan kotoran

padat memang jauh lebih praktis dibandingkan urine ternak. Padahal dari segi

kadar haranya, urine jauh lebih tinggi dibandingkan feses. Kandungan hara

kotoran ternak berbeda-beda karena masing-masing ternak mempunyai sifat khas

tersendiri. Makanan masing-masing ternak berbeda-beda. Padahal makanan inilah

yang menentukan kadar hara. jika makanan yang diberikan banyak mengandung

Page 23: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xxiii

hara N, P dan K maka kotorannya pun akan kaya dengan zat tersebut (Ayu IS,

2012).

Selain jenis makanan usia ternak juga menentukan kadar hara dalam

kotorannya. Ternak muda akan menghasilkan feses dan urine yang kadar haranya

rendah terutama N, karena ternak muda memerlukan sangat banyak zat hara N dan

beberapa macam mineral dalam pembentukan jaringan tubuhnya. Komposisi

unsur hara kotoran dari kerbau dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1 . Komposisi unsur hara kotoran kerbau

Jenis ternak Kadar Hara %

Nitrogen Phospor Kalium Air

Kerbau

*Padat 0.60 0.30 0.34 85

*Cair 1.00 0.15 1.50 92

Sumber : Yusuf T, 2009 dalam Ayu IS, 2012

Selain mengandung 3 unsur diatas, pupuk kandang mempunyai kandungan

unsur hara mikro yang sangat lengkap walaupun dalam jumlah yang sangat

sedikit. Perlu diingat sekali lagi bahwa makanan yang dimakan ternak dan umur

ternak sangat berpengaruh terhadap kandungan hara yang ada pada kotoran

(Yusuf T, 2009 dalam Ayu IS, 2012)

2.2.2 Dedak

Makanan tambahan, umumnya berbentuk tepung yang agak kasar. Dedak

cocok untuk makanan tambahan. Dedak, selain dapat diberikan secara langsung,

juga digunakan sebagai bahan campuran membuat pakan bagi ikan. Kandungan

gizi dedak yang terbanyak adalah karbohidrat yaitu 28,26% (Kasno, 1990).

Menurut Murtijdjo B.A. (2001), Kandungan serat kasar dedak 13,6 % atau

6 kali lebih besar daripada jagung kuning. Kandungan asam amino dedak,

walaupun lengkap tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan ikan, demikian

Page 24: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

pula dengan vitamin dan mineralnya. Untuk kandungan nutrisi dedak dapat dilihat

pada tabel 2 dibawah ini:

Tabel 2 . Kandungan nutrisi dedak

Kandungan Nilai

Bahan Kering 91,0 %

Protein Kasar 13,5 %

Lemak Kasar 0,6 %

Serat kasar 13,0 %

Energi metabolis 1890,0 kal/kg

Calcium 0,1 %

Total Fosfor 1,7 %

Asam Pantonetat 22,0 mg/kg

Riboflavin 3,0 mg/kg

Tiamin 22,8 mg/kg

Sumber : Murtidjo B.A (2001)

Menurut Djarijah (1998), dedak sebaiknya dipilih yang masih segar dan

tidak tercampur dengan potongan sekam. Dedak harus kering dan tidak kasar. Bila

dedak digenggam, akan terasa lembut (halus) dan gumpalannya mudah pecah.

Kondisi seperti ini berarti dedak cukup baik untuk digunakan sebagai bahan baku

pembuatan pakan ikan. Tingkat kesegaran dedak diketahui dengan mencium

baunya. Dedak segar berbau beras dan tidak berbau apek atau amoniak yang

menyengat.

2.2.3 Kulit kakao

Salah satu limbah industri pertanian yang dimanfaatkan potensial sebagai

bahan makanan ternak adalah limbah industri coklat, yaitu berupa kulit buah, kulit

biji dan lumpur coklat. Kulit biji merupakan salah satu limbah pengolahan buah

coklat yang mempunyai kandungan gizi. Adapun komposisi kandungan proksimat

dari kakao dapat dilihat pada tabel 3 dihalaman berikut ini :

Page 25: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xxv

Tabel 3 . Kandungan Proksimat kakao

Kulit Buah Kulit Biji Lumpur Kakao

Bahan Kering % 17,00 68,40 8,70

Komposisi bahan kering (%)

Abu 12,20 6,64 7,78

Protein kasar 7,16 16.60 20,30

Lemak 0,80 8,82 33,00

Serat Kasar 32,50 25,10 13,40

Beta-N 47,34 42,84 25,02

TDN 53,00 72,00 98,00

*Ca 0,58 0,34 -

*P 0,18 0,39 -

Sumber : Sutardi, 1991

Untuk optimalisasi penggunaan kulit biji coklat (kakao) sebagai pakan,

maka perlu dilakukan perlakuan-perlakuan tertentu sehingga nilai nutrisinya

menjadi lebih baik. Perlakuan tersebut antara lain adalah fermentasi. Fermentasi

dapat memperbaiki sifat-sifat tertentu dari bahan seperti lebih mudah dicerna,

lebih tahan disimpan dan dapat menghilangkan senyawa racun yang

dikandungnya sehingga nilai ekonomis bahan dasarnya menjadi lebih baik.

2.2.4 Tepung Sagu

Sagu adalah tepung atau olhan yang diperoleh dari pemprosesan teras

batang rumbia atau pohon sagu (Metroxylon sago Rottb). Tepung sagu memiliki

karakteristik fisik yang mirip dengan tepung tapioka. Tepung sagu ini merupakan

salah satu bahan baku nabati pembuatan pakan ikan yang kaya akan

karbohidrat/pati. Adapun kandungan nutrisi dalam sagu dapat dilihat pada tabel 4

di halaman berikut ini:

Page 26: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

Tabel 4 . Kandungan nutrisi sagu

Kandungan Jumlah

Pati 84,7 %

Air 14 %

Protein 0,7 %

Lemak 0,2 %

Impuritis 0,4 %

Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan R.I (1981)

2.2.5 Tepung Kedelai

Protein kedelai merupakan salah satu yang memiliki profil asam amino

terbaik dari seluruh bahan pakan kaya protein nabati yang memenuhi kebutuhan

asam amino esensial bagi ikan (Lovell 1989 dalam Pamungkas 2009).

Tepung kedelai merupakan sumber protein paling penting bagi budidaya

produktif dan sebagian atau seluruhnya dapat menggantikan tepung ikan. Tepung

kedelai umum digunakan bukan hanya karena kandungan protein yang tinggi

tetapi juga ketersediaannya di dunia. Komposisi kimia dari tepung kedelai cukup

konsisten. Kandungan protein kasar tepung kedelai sebesar 39,6%, namun

tergantung dari kualitas kedelai. Faktor yang menyebabkan adanya variasi

kandungan protein adalah tanah, pengolahan, kondisi cuaca dan musim selama

masa pertumbuhan kedelai. Tepung kedelai adalah tepung berasal dari tumbuhan

yang memiliki profil asam amino terbaik. (Hertrampf dan Pascual 2000 dalam

Pamungkas 2009).

2.2.6 Tepung Ikan

Tepung ikan dibuat dari sejumlah ikan berkualitas baik yang diolah sebaik-

baiknya sebagai sumber protein kualitas tertinggi yang biasa dipakai untuk

menghasilkan pakan ikan. Tepung ikan merupakan sumber yang kaya akan energi

dan mineral, kecernaan yang tinggi, dan palatabilitas yang tinggi bagi sebagian

Page 27: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xxvii

besar ikan. Tepung ikan terbuat dari sejumlah ikan yang mengandung 60-80%

protein yang 80-95% dapat dicerna oleh ikan, selain itu tepung ikan mengandung

lysine dan methionine yang tinggi, yaitu dua asam amino yang paling sedikit

pada bahan pakan tumbuhan. Namun tepung ikan juga memiliki kadar abu yang

tinggi maka harus digunakan dengan hati-hati dalam pakan ikan karena bisa

menghasilkan ketidakseimbangan mineral (Hasibuan, 2007).

Tepung ikan secara umum dianggap sumber protein yang paling baik,

sehingga bukan hanya dimanfaatkan oleh akuakultur saja dan harganya menjadi

tinggi. Harga pakan menjadi tinggi karena penggunaan tepung ikan sebagai bahan

baku penyusunnya. Oleh karena itu, diperlukan penyelesaian untuk menurunkan

biaya pakan, dengan menekan kadar tepung ikan pada formulasi pakan atau

menjadikan tepung ikan hanya bahan pelengkap bukan bahan utama penyusun

pakan. Dari hasil riset penggunaan tepung ikan dapat digunakan sebagai pakan

ikan lele dumbo Clarias sp. pada kadar minimal 5% (Pamungkas, 2009).

2.2.7 Tepung Tapioka

Beberapa bahan yang berfungsi sebagai bahan perekat antara lain adlaah

agar-agar, gelatin, tepung tapioka, tepung terigu dan tepung sagu. Bahan perekat

sangat penting dalam pembuatan pakan karena harus memiliki ketahanan yang

tinggi agar tidak cepat hancur didalam air (Mujiman, 2004).

2.3 Fermentasi

Fermentasi mempunyai arti yang berbeda bagi ahli biokimia dan

mikrobiologi industri. Arti fermentasi pada bidang biokimia dihubungkan dengan

pembangkitan energi oleh katabolisme senyawa organik. Pada bidang

mikrobiologi industri, fermentasi mempunyai arti yang lebih luas, yang

Page 28: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

menggambarkan setiap proses untuk menghasilkan produk dari pembiakan

mikroorganisme (Suprihatin, 2010).

Menurut Yusra dan Efendi (2010), Fermentasi merupakan suatu cara untuk

mengubah substrat menjadi produk tertentu yang dikehendaki dengan

menggunakan bantuan mikroba. Produk-produk tersebut biasanya dimanfaatkan

sebagai minuman atau makanan. Fermentasi suatu cara telah dikenal dan

digunakan sejak lama sejak jaman kuno. Sebagai suatu proses fermentasi

memerlukan:

1. Mikroba sebagai inokulum

2. Tempat (wadah) untuk menjamin proses fermentasi berlangsung dengan

optimal.

3. Substrat sebagai tempat tumbuh (medium) dan sumber nutrisi bagi mikroba.

Gambar 1. Skema Proses Fermentasi

Fermentasi bahan pangan adalah sebagai hasil kegiatan beberapa jenis

mikroorganisme baik bakteri, khamir, dan kapang. Mikroorganisme yang

memfermentasi bahan pangan dapat menghasilkan perubahan yang

menguntungkan (produk-produk fermentasi yang diinginkan) dan perubahan yang

merugikan (kerusakan bahan pangan). Dari mikroorganisme yang memfermentasi

bahan pangan, yang paling penting adalah bakteri pembentuk asam laktat, asam

asetat, dan beberapa jenis khamir penghasil alkohol (Suprihatin, 2010).

Raw

Material

Fermenter

mikroba Produk

Page 29: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xxix

Produk fermentasi dapat mengalami kerusakan jika tahapan yang

dilakukan tidak tepat. Suhu penyimpanan yang terlalu tinggi juga akan

mengakibatkan enzim menjadi tidak aktif dan pertumbuhan bakteri yang

diinginkan menjadi terhambat. Apabila suhu terlalu rendah akan mengakibatkan

bakteri yang tidak kita inginkan tumbuh. Kadar garam yang tidak sesuai dengan

pertumbuhan bakteri halofilik mengakibatkan bakteri proteolitik tidak dapat

tumbuh, justru bakteri pembusuk yang akan tumbuh. Disamping itu, alat-alat yang

digunakan harus juga steril (Yusra dan Efendi, 2010).

Fermentasi dapat meningkatkan nilai gizi bahan yang berkualitas rendah

serta berfungsi dalam pengawetan bahan dan juga merupakan suatu cara untuk

menghilangkan zat antinutrisi atau racun yang terkandung dalam suatu bahan

makanan. Sedangkan sifat fermentasi terbagi menjadi dua, yaitu aerob

memerlukan adanya oksigen dan anaerob tidak memerlukan adanya oksigen

(Yusra dan Efendi, 2010).

2.3.1 Fermentasi Aerob

Fermentasi aerob merupakan fermentasi yang menggunakan oksigen.

Fermentasi aerob akan menghasilkan asam laktat dan dalam proses fermentasi

aerob akan menghasilkan alkohol. Fermentasi aerob dapat dilakukan dengan

menggunakan inokulum mikroba (mikroorganisme) yang disebut Effective

Microorganism (EM-4). Inokulum ini dapat diaplikasikan (diinokulasikan)

langsung ke media pembibitan karena mengandung bakteri fotosintetik dan asam

laktat (Lactobacillus), ragi atau jamur (Actinomycetes). Mikroba tersebut

mengaktifkan proses dekomposisi melalui fermentasi, sehingga mempercepat laju

dekomposisi. Fungsi lainnya adalah menekan pertumbuhan patogen, serta

Page 30: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

penggunaanya ramah lingkungan. EM-4 merupakan produk yang sudah

dikomersilkan atau banyak dipasarkan dengan harga relatif murah. Aplikasi EM-4

yang langsung pada media caranya sangat sederhana, dan dapat dilakukan tanpa

keahlian khusus (Suhartati, 2008).

Menurut Higa (1980 dalam Winedar 2004). Effective Microorganisms-4

(EM-4) adalah salah satu jenis probiotik yang merupakan kultur campuran dari

mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman dan ternak

yang dapat digunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan

populasi mikroorganisme. penggunaan EM-4 dapat meningkatkan kesehatan,

pertumbuhan dan kualitas produksi tanaman dan ternak. EM-4 terdiri dari bakteri

fotosintetik, bakteri asam laktat (Lactobacillus sp), khamir (Saccharomyces sp)

serta Actinomycetes.

Deptan (1996) dan Subadiyasa (1997 dalam Winedar 2004) menambahkan

di dalam EM-4 juga terdapat jamur fermentasi (peragian) yaitu Penicillium sp dan

Aspergillus sp. Prinsip fermentasi adalah mengaktifkan pertumbuhan

mikroorganisme yang dibutuhkan, sehingga membentuk produk baru yang

berbeda dari bahan asal . Menurut Winarno dan Fardiaz (1980 dalam Winedar

2004), bahan pakan yang mengalami fermentasi dapat meningkatkan nilai gizinya

jika dibandingkan dengan bahan asalnya.

Aplikasi EM-4 dengan metode fermentasi dapat meningkatkan kadar

nutrisi dari sebuah bahan baku. Dari hasil Proximate Analysis, di laboratorium

Nutrisi ternak , fakultas peternakan UNUD, jerami yang difermentasi dengan

EM4 terjadi peningkatan protein kasar. Protein kasar jerami dari 3,50 % naik

menjadi 7,05355, serat kasarnya dari 35,0 % turun menjadi 25,5949.

Page 31: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xxxi

kesimpulannya, setelah difermentasi terjadi peningkatan protein kasar sebesar

4,05355 % dan penurunan serat kasar sebesar 4,405075 % (Suhartati, 2008).

2.3.2 Fermentasi Anaerob

Fermentasi anaerob yaitu terjadinya perubahan-perubahan bahan organik

yang kompleks menjadi bahan-bahan yang lebih sederhana oleh adanya kegiatan

enzim, dimana bahan-bahan yang dihasilkan dapat menghambat kegiatan

mikroorganisme pembusuk tanpa adanya kontak dengan udara bebas. Selain

menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan, perubahan-

perubahan yang terjadi dapat memperbaiki nilai gizi dari produk. Pada dasarnya,

pembuatannya adalah menurunkan pH dari bahan sehingga tercipta suatu kondisi

yang tidak cocok bagi pertumbuhan bakteri pembusuk dan bakteri pathogen

(Billah, 2008).

Beberapa alasan yang dipakai untuk penggunaan proses anaerobik dalam

penanganan limbah antara lain tingginya laju reaksi dibandingkan dengan proses

aerobik, kegunaan dari produk akhirnya, stabilisasi dari komponen organik dan

memberikan karakteristik tertentu pada daya ikat air produk yang menyebabkan

produk dapat dikeringkan dengan mudah (Jenie 1994 dalam Romulo, 2012).

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Metcalf dan Eddy, 2003 dalam

Mahajoeno, 2008). Mengenai keuntungan dan kerugian fermentasi anaerob dapat

dilihat pada tabel 5 dihalaman berikut ini :

Page 32: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

Tabel 5 . Keuntungan dan kerugian dari fermentasi anaerob.

Keuntungan Kerugian

Energi yang dibutuhkan sedikit Membutuhkan waktu pembiakan yang lama

Manfaat produk yang dihasilkan Membutuhkan penambahan senyawa

alkalinity

Nutrisi yang dibutuhkan sedikit Tidak mendegradasi senyawa nitrogen dan

fosfor

Dapat menghasilkan senyawa

metana sebagai sumber energi

potensial

Sangat sensitif terhadap efek perubahan

temperature

Hanya membutuhkan reaktor

dengan volume yang kecil

Menghasilkan senyawa yang beracun seperti

H2S

2.4 Pengujian Pakan Ikan

2.4.1 Uji Fisika

Uji coba yang kedua adalah uji coba pakan secara fisik. Uji coba pakan

secara fisik bertujuan untuk mengetahui stabilitas pelet di dalam air (Water

Stability Feed) yaitu daya tahan pakan buatan di dalam air. Selain itu uji fisik

dapat dilakukan dengan melihat kehalusan dan kekerasan bahan baku pakan yang

akan sangat berpengaruh terhadap kekompakan pakan di dalam air. Hal ini dapat

dideteksi dengan daya tahan pakan buatan di dalam air. Dengan mengetahui daya

tahan pakan buatan didalam air akan sangat membantu para praktisi perikanan

dalam memberikan pakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh ikan untuk

mengejar pakan dikaitkan dengan lama waktu pakan itu bertahan di dalam air

sebelum dimakan oleh ikan. Oleh karena itu, dalam membuat pakan buatan, bahan

baku yang digunakan harus dalam bentuk tepung, dengan semakin halusnya bahan

baku yang digunakan maka bentuk fisik akan semakin baik, dan seluruh bahan

baku akan tercampur secara sempurna. Hal ini akan menghasilkan dampak

terhadap pakan buatan yang dibentuk menjadi lebih kompak dan stabil. Dengan

pakan buatan yang kompak dan stabil maka pakan buatan akan mudah dicerna

oleh ikan. Pakan buatan yang mudah dicerna oleh ikan akan mengakibatkan

Page 33: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xxxiii

efisiensi pakan yang sangat baik dan sangat menguntungkan pemakai/petani ikan

(Gusrina, 2008).

2.4.2 Uji Kimia

Menurut Gusrina (2008), Uji pakan ikan secara kimia dapat dilakukan jika

memiliki peralatan analisa proximat yang lengkap. Pada uji secara kimia

bertujuan untuk mengetahui kandungan gizi pada pakan buatan yang telah dibuat

pakan sesuai dengan formulasi pakan yang disusun. Uji coba ini sangat berguna

bagi konsumen dan juga sebagai pengawasan mutu pakan yang diproduksi. Uji

pakan secara kimia meliputi:

1. Uji kadar air, kadar air yang baik untuk pelet/pakan buatan adalah kurang

dari 12%. Hal ini sangat penting karena pakan buatan tidak langsung

dikonsumsi oleh ikan setelah diproduksi tetapi disimpan beberapa saat.

Prinsip makanan (pelet) dipanaskan pada suhu 105–10°C, dengan

pemanasan tersebut maka air akan menguap. Peralatan yang digunakan

untuk melakukan uji kadar air adalah oven dan peralatan gelas.

2. Uji kadar protein, kadar protein pelet yang dibuat harus benar-benar

disesuaikan dengan ukuran ikan dan jenis ikan yang akan mengkonsumsi

pakan tersebut.

3. Uji kadar lemak, kadar lemak dalam pakan buatan menurut hasil penelitian

sebaiknya kurang dari 8%. Hal ini dikarenakan jika kadar lemak dalam

pakan tinggi akan mempercepat proses ketengikan pakan buatan.

4. Kadar Serat kasar dalam pakan buatan menurut hasil penelitian sebaiknya

kurang dari 7%. Serat kasar ini diperlukan untuk menambah baik Struktur

pelet. Kandungan serat kasar yang terlalu tinggi pada pakan buatan akan

Page 34: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

mempengaruhi data cerna dan penyerapan di dalam alat pencernaan ikan.

Prinsip pengujian kadar serat kasar adalah menentukan zat organik yang

tidak larut dalam asam kuat dan basa kuat dan disertai pemanasan.

5. Kadar abu, kadar abu dalam pakan buatan sebaiknya kurang dari 12%.

Kadar abu ini merupakan bahan anorganik, jika kadar abu tinggi dalam

pakan buatan berarti pakan buatan tersebut tidak akan memberikan

pertumbuhan yang baik untuk ikan.

Page 35: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xxxv

III. METODELOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Juni sampai dengan tanggal 1

November 2013, untuk proses fermentasi bahan baku, dilaksanakan di Jl.

Sisingamangaraja Gampong Leuhan Kec. Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat.

Sedangkan untuk pembuatan pakan ikan akan dilaksanakan di Laboratorium

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat - alat yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada

tabel 6 dibawah ini :

Tabel 6. Alat yang digunakan pada penelitian

Alat Fungsi

Timbangan Digunakan untuk menimbang bahan

Kantung plastik hitam Sebagai wadah terjadinya fermentasi

Suntik Untuk mengambil EM4 pada proses pencampuran

dengan air sumur dan juga digunakan untuk

mengambil darah ayam.

Gelas Ukur Untuk mengukur banyaknya larutan EM4 yang dipakai

Ember Tempat bahan baku

Lesung Alat untuk menghancurkan kulit kakao

Mesin penggiling

tepung

Penggiling bahan untuk membuat pakan

Kertas plastik ¼ Tempat untuk sampel yang akan diuji

Pencetak pakan Untuk mencetak pakan

Nampan Wadah untyuk proses pembuatan pakan

Oven listrik Untuk mengeringkan pakan

Sarung tangan Untuk menghindari kontak langsung dengan tangan

Stopwatch Untuk menghitung waktu pada proses uji fisika

Neraca digital Untuk menimbang bahan pembuatan pakan dan ulat

fermentasi

Kertas label Untuk penamaan setiap perlakuan

Sedangkan bahan – bahan yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 7 dihalaman berikut ini:

Page 36: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

Tabel 7. Bahan yang digunakan pada penelitian

Bahan Fungsi

Kotoran kerbau Bahan fermentasi

Dedak Bahan fermentasi

Sagu Bahan fermentasi

Kulit kakao Bahan fermentasi

Darah ayam Sebagai nutrisi dalam fermentasi anaerob

EM4 Sebagai fermentor

Air Sumur Sebagai pengencer

Tepung Kedelai Bahan pembuatan pakan

Tepung Tapioka Bahan pembuatan pakan

Tepung Ikan Bahan pembuatan pakan

Air panas Digunakan untuk melarutkan bahan pembuatan pakan.

3.3 Metode Penelitian

Proses produksi pakan ikan terdiri dari tiga tahapan yaitu optimasi

fermentasi aerob, optimasi anaerob dan produksi pakan hasil fermentasi dan

karakteristik produk mencakup uji kualitas dan uji kuantitatif.

3.3.1 Optimasi fermentasi aerob

Pada tahap ini digunakan bahan baku dari kotoran kerbau dan dedak.

Optimasi aerob ini ditentukan dengan penerapan tiga perlakuan dan tiga kali

ulangan yaitu perbandingan kotoran kerbau dengan dedak, yang masing-masing

perlakuan kotoran kerbau : dedak, P1 = 4 : 1 (b/b), P2 = 4 : 2 (b/b), P3 = 4 : 3 (b/b).

Pada optimasi ini, bahan fermentasi yang dibuat sebanyak 1 kg, jadi perhitungan

tiap bahan baku ialah P1 = 640 gr : 160 gr, P2 = 533 gr : 267 gr, P3 = 457 gr : 342

gr. Formulasi perbandingan diatas mengacu pada penelitian Pebriyansyah (2010),

tentang pembuatan pakan ikan dengan penerapan NT 45 Seri J yang

menggunakan perbandingan seperti yang tertera pada penelitian ini.

Tahap awal, diawali dengan menimbang kedua bahan baku dengan

masing-masing perlakuan dan ulangan seperti tersebut diatas, kemudian

Page 37: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xxxvii

ditambahkan kulit kakao sebanyak 20% ( 200 gr ) dari jumlah keseluruhan bahan

yang menjadi fermentasi. Setelah diaduk merata, kemudian ditambahkan EM4

dengan perbandingan 1 liter EM4 dengan 200 liter air sumur sebanyak 750 ml.

Pencampuran ketiga bahan tersebut dilakukan didalam kantong plastik hitam dan

kemudian dibiarkan selama 5 hari sampai menghasilkan ulat. Setelah itu, ulat

yang tumbuh dipisahkan untuk ditimbang denagn menggunakan neraca digital dan

kemudian dikeringkan bersamaan dengan media fermentasi sampai kering dan

kemudian dihaluskan sehingga menjadi tepung. Uji analisis yang dilihat pada

percobaan ini ialah banyaknya ulat yang tumbuh. Sehingga perlakuan yang

menghasilkan ulat yang paling banyak dianggap perlakuan yang baik dan

digunakan untuk perlakuan produksi pakan. Perlakuan ini dilakukan uji protein di

Balai Riset dan Stadarisasi Industri Banda Aceh dan hasil ujinya digunakan dalam

perhitungan bujur sangkar pembuatan pakan.

3.3.2 Optimasi fermentasi anaerob

Pada tahap ini menggunakan bahan kotoran kerbau, sagu dan dedak.

Optimasi anaerob juga ditentukan dengan penerapan tiga perlakuan dan tiga kali

ulangan yaitu perbandingan kotoran kerbau, sagu dan dedak, yang masing-masing

perlakuan kotoran kerbau : sagu : dedak, P1 = 4 : 4 : 1 (b/b/b), P2 = 4 : 4 : 2 (b/b/b),

P3 = 4 : 4 : 3 (b/b/b). Pada optimasi ini bahan fermentasi yang diinginkan juga

sebanyak 1 kg. Jadi untuk masing-masing perlakuan banyaknya bahan baku yang

digunakan ialah P1 = 356 gr : 356 gr : 89 gr, P2 = 320 gr : 320 gr : 160 gr, P3 =

291 gr : 291 gr : 228 gr. Pada optimasi ini sagu dipakai untuk penambahan nutrisi

bagi mikroba karena fermentasinya terjadi secara anaerob.

Page 38: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

Ketiga bahan yang digunakan dalam fermentasi anaerob ini dicampur, dan

masing-masing perlakuan ditambahkan 20% kulit kakao dari jumlah keseluruhan

bahan baku fermentasi. Kemudian ditambahkan EM4 dengan perbandingan 1 liter

EM4 dengan 200 liter air sumur sebanyak 750 ml dan kemudian di tambahkan

darah ayam dengan perbandingan 1 ml darah ayam dengan 100 gr bahan

fermentasi yaitu sebanyak 10 ml. Kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik

yang merupakan media terjadinya proses fermentasi anaerob dan didiamkan

selama 7 hari. Selanjutnya hasil fermentasi dijemur (diangin-anginkan) sampai

terlihat kering dan kemudian dihaluskan sehingga menjadi tepung. Uji analisis

yang dilakukan pada percobaan ini ialah uji kandungan protein dari setiap

perlakuan dan ulangan . Kemudian diambil sebagai perlakuan yang terbaik untuk

produksi pakan. Uji protein dilakukan di Laboratorium Makanan Ternak Fakultas

Pertanian Universitas Syiah Kuala.

3.3.3 Proses produksi pakan dari hasil fermentasi

Proses produksi pakan dengan metode fermentasi yaitu dengan

menggunakan hasil fermentasi yang merupakan perlakuan dan ulangan yang baik

pada tahap optimasi aerob dan anaerob. Pada proses ini, juga menerapkan tiga

perlakuan dan tiga kali ulangan. perlakuan yang digunakan ialah pada hasil

optimasi fermentasi aerob, yaitu pada P1 = Tepung fermentasi aerob sebanyak

20% , P2 = Tepung fermentasi aerob sebanyak 40%, P3 = Tepung fermentasi

aerob sebanyak 60%. Untuk perhitungan masing-masing perlakuan menggunakan

metode bujur sangkar (dapat dilihat pada lampiran 2) dan juga menambahkan

tepung kedelai, tepung ikan dan tepung tapioka dalam bahan pembuatan pakan.

Page 39: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xxxix

Formula yang sudah dicampur sesuai dengan perlakuan dilarutkan dengan

menggunakan air panas untuk masing-masing perlakuan dan ulangan sebanyak 60

ml dan kemudian diaduk sehingga menjadi adonan. Setelah itu dicetak

menggunakan alat pencetak pakan. Pakan yang telah dicetak dikeringkan dengan

menggunakan oven listrik dengan suhu 100 0C selama 20 menit dan kemudian

diambil beberapa dari setiap perlakuan dan ulangan sabagai sampel yang akan di

uji kadar protein. Sedangkan sisanya digunakan untuk uji fisika. Untuk uji protein

dilakukan di Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara.

3.4 Parameter Uji

3.4.1 Uji Fisika

Pengujian fisik ini dilakukan dengan mengukur tingkat kehalusan bahan

penyusunnya, kekerasan dan daya tahan hasil cetakan didalam air (water

stability).

1. Tingkat kehalusan

Kehalusan bahan penyusun pelet dapat dilihat dengan mata telanjang. Cara

pengujian ini dilakukan dengan menggiling atau menghancurkan contoh pelet

yang akan diuji. Alat penghancur yang digunakan dapat berupa gilingan daging

yang plat penutupnya di buka (tidak dipasang), kemudian hasil gilingan tersebut

diamati. Berdasarkan ukuran butirannya, maka tingkat kehalusan pelet dapat

dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: sangat halus, halus, agak kasar, kasar,

sangat kasar, dan lain-lain. Makin halus bahan penyusun pelet, makin baik

kualitasnya. Pakan ikan yang dibuat sendiri tidak perlu dilakukan uji fisik karena

Page 40: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

sejak bahan diseleksi sampai proses telah diketahui tingkat kehalusannya

(Yulfiperius, 2008).

2. Tingkat Kekerasan/Kepadatan

Pengujian tingkat kepadatan (kekerasan) dapat dilakukan dengan memberi

beban pada contoh pelet yang akan diuji. Pemberian beban ini dapat dilakukan

dengan pemberat yang bobotnya berbeda-beda. Pelet yang diuji ditindih dengan

beban pemberat paling ringan. Jika sampel tidak pecah, maka perlu diulang lagi

dengan pemberat yang bobotnya lebih besar. Demikian seterusnya, pengujian ini

diulang-ulang sampai pelet pecah saat ditindih dengan pemberat yang memiliki

bobot tertentu. Pelet yang baik umumnya tingkat kekerasan cukup tinggi.

Biasanya tingkat kekerasan berhubungan dengan tingkat kehalusan bahan

penyusunnya. Makin halus bahan penyusun pelet, makin tinggi tingkat

kekerasannya (Gusrina, 2008). Beban yan dipakai pada penelitian ini ialah batu

yang masing – masing beratnya : Batu A 111 gr, batu B 139 gr, batu C 173 gr dan

batu D 270 gr.

3. Daya Tahan Pakan

Pengujian daya tahan (stabilitas) pakan dilakukan dengan cara merendam

contoh pakan yang akan diuji selama beberapa waktu di dalam air. Tingkat daya

tahan pakan dalam air (water stability) diukur sejak pakan direndam sampai

pecah. Makin lama waktu yang dibutuhkan untuk membuyarkan pakan dalam

proses perendaman, berarti makin baik mutunya. Pakan ikan yang baik

mempunyai daya tahan dalam air minimal 10 menit. Sedangkan pakan udang

harus mempunyai daya tahan lebih lama lagi, yaitu sekitar 30 – 60 menit

Page 41: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xli

(Yulfiperius, 2008). Pada penelitian ini, uji fisika merupakan faktor pendukung

yang anggap dapat menunjang hasil penelitian ini.

3.4.2 Uji Kimia

Pengujian secara kimia dilakukan di laboratorium. Pengujian ini

dimaksudkan untuk mengetahui kandungan nutrisi pakan ikan. Beberapa zat gizi yang

perlu diketahui adalah kandungan protein, lemak, karbohidrat, kadar air, abu dan serat

kasar. Pengujian kimia ini tidak perlu dilakukan sendiri, tetapi dapat mengirim

sampel pelet (pakan) ikan yang akan diuji ke laboratorium kimia terdekat

(Yulfiperius, 2008).

Pelet yang baik memiliki kandungan abu dan serat kasar maksimal 7%.

Sedangkan kandungan protein, lemak, dan karbohidrat tergantung kepada

kebutuhan nutrisi ikan/udang yang akan diberi pakan. Sebagai patokan untuk pelet

pakan ikan sebaiknya mengandung protein lebih dari 25% dan karbohidrat antara

30 - 40% (Yulfiperius, 2008). Uji kimia pada penelitian ini hanya dilakukan uji

kadar protein. Hal itu disebabkan pengujian kandungan lemak, karbohidrat, kadar

air, dan serat kasar membutuhkan biaya yang besar. Selain itu dalam informasi

mengenai pakan, informasi tentang kandungan kadar protein sangat dibutuhkan.

3.5 Rancangan Percobaan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,

sedangkan rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap (RAL)

dengan tiga perlakuan dan masing-masing perlakuan ada tiga kali ulangan

perlakuan. Layout rancangan penelitian tersaji pada tabel 8, 9 dan 10.

Page 42: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

Model rancangan acak lengkap yang digunakan adalah model tetap dengan

merujuk pada Kemas, (2000) yaitu:

Yij= µ + π + ε

Dimana:

i = 1,2,3….(perlakuan)

j = 1,2,3,….(ulangan)

Yij = Variable yang akan di analisis dari perlakuan ke 1 dan ulangan ke –j

µ = Nilai rata-rata umum

π = Efek perlakuan

ε = Kesalahan percobaan dari perlakuan ke-1 dan ulangan ke-j

Data yang diperoleh dalam penelitiaan ini akan di tabulasikan dalam

bentuk tabel dan dianalisis dengan uji statistik F (anova), jika uji statistik

menunjukkan perbedaan nyata dimana F>0,05 maka akan dilanjutkan dengan uji

rentang BNT (Beda Nyata Terkecil) untuk melihat perlakuan mana yang terbaik.

Untuk analisis data yang dilakukan dari setiap percobaan, dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 8. Pernerapan perlakuan pada tahap optimasi aerob

Perlakuan

Perbandingan kotoran kerbau :

dedak (b/b)

Ulangan

1 2 3

P1 ( 4 : 1 ) P1.1 P1.2

P1.3

P2 ( 4 : 2 ) P2.1 P2.2

P2.3

P3 ( 4 : 3 ) P3.1 P3.2

P3.3

Page 43: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xliii

Tabel 9 . Penerapan perlakuan pada tahap optimasi anaerob

Perlakuan

Perbandingan

Kotoran kerbau : sagu : dedak

(b/b/b)

Ulangan

1 2 3

P1 ( 4 : 4 : 1 ) T1.1 T1.2

T1.3

P2 ( 4 : 4 : 2 ) T2.1 T2.2

T2.3

P3 ( 4 : 4 : 3 ) T3.1 T3.2

T3.3

Tabel 10. Percobaan proses produksi hasil dari fermentasi

Perlakuan

Subtitusi formula tepung

fermentasi aerob

Ulangan

1 2 3

P1 ( 20 % ) R1.1 R1.2

R1.3

P2 ( 40 % ) R2.1 R2.2

R2.3

P3 ( 60 % ) R3.1 R3.2

R3.3

Page 44: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Optimasi Fermentasi Aerob

Pada optimasi fermentasi aerob, bahan baku yang digunakan ialah kotoran

kerbau dan dedak. Optimasi ini juga melakukan perbandingan untuk masing-

masing perlakuan. Perbandingan tersebut ialah kotoran kerbau : dedak dengan P1

= 4 : 1 (b/b), P2 = 4 : 2 (b/b), P3 = 4 : 3 (b/b). Fermentasi dilakukan didalam

kantung plastik hitam selama 5 hari. Pada saat fermentasi kantung plastik hitam

tersebut hanya ditutup sehingga oksigen dapat masuk kedalam media fermentasi.

Hasil dari fermentasi ini menghasilkan ulat yang bewarna putih susu. ulat yang

telah dihasilkan dari fermentasi dipisahkan dan kemudian ditimbang dengan

menggunakan neraca digital. Untuk melihat berat ulat yang tumbuh dapat dilihat

pada lampiran 7 dan pada gambar 2.

Gambar 2. Grafik berat ulat hasil fermentasi.

Perlakuan dengan ulat terbanyak dilakukan uji protein di Balai Riset dan

Stadarisasi Industri Banda Aceh. Kandungan protein yang diperoleh dari

pengujian tersebut adalah 14,83%. Nilai terbaik dari proses fermentasi ini

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

1 (4 : 1) 2 (4 : 2) 3 (4 : 3)

Page 45: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xlv

ditentukan oleh banyaknya ulat yang dihasilkan (gambar 2). Pada perlakuan P3

dengan perbandingan kotoran kerbau : dedak (4 : 3(b/b)) menghasilkan ulat

terbanyak yaitu dengan rata – rata 0,481 kg, sedangkan pada perlakuan P2 ( 4 : 2

(b/b)) menghasilkan ulat terendah dengan rata – rata 0,338 kg dan P1

menghasilkan ulat dengan rata – rata 0,357 kg.

Untuk mengetahui adanya tingkat perbedaan tiap perlakuan maka

dilakukan analisis sidik ragam (uji F). Berdasarkan hasil analisis sidik ragam

(lampiran 4) dapat diketahui bahwa nilai Fhitung < Ftabel. Hal ini menunjukkan

bahwa perbedaan tiap perlakuan tidak berpengaruh nyata.

Pada pelakuan ketiga, P3.3 (4 : 3 (b/b)) menghasilkan ulat terbanyak dengan

kandungan protein 14,83%, karena pada fermentasi aerob adanya suplai oksigen

dari lingkungan luar. Sehingga mikroba yang ada dalam fermentasi melakukan

aktifitas perombakan dengan memanfaatkan glukosa untuk menjadi

karbondioksida dan air. Dengan adanya karbondioksida dan air tersebut maka

pertumbuhan organisme yang baru akan dapat tumbuh. Organisme tersebut berupa

ulat yang telurnya berasal dari lalat atau biasanya disebut larva lalat. Hal ini

disebabkan karena kotoran hewan (kotoran kerbau) yang keadaannya lembab

merupakan tempat yang paling disukai lalat untuk bertelur. Gagasan ini diperkuat

oleh penyataan Learmount (2002) dalam Eka, dkk (2013) menyatakan bahwa

melimpahnya limbah organik hewan ternak menyediakan tempat bertelur dan

menjadi media tumbuh bagi larva lalat terutama pada daerah-daerah dengan suhu

dan kelembaban udara tinggi. Sehingga kotoran kerbau dan dedak mampu

memancing kedatangan lalat, sehingga lalat bertelur dan kemudian menghasilkan

ulat atau larva.

Page 46: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

Fermentasi ini berlangsung selama 5 hari, hasil yang dilihat pada

fermentasi ini berupa larva dewasa dari telur lalat. Menurut Kowasno, dkk (2013)

Selama dalam siklus hidupnya lalat mempunyai 4 stadium. Pertama, stadium

telur. Stadium ini lamanya 12–24 jam. Bentuk telur lonjong bulat berwarna putih.

Kedua, stadium larva. Stadium larva ini ada tiga tingkatan. (a) Setelah keluar dari

telur belum banyak bergerak. (b) Tingkat dewasa, banyak bergerak. (c) Tingkat

terakhir, tidak banyak bergerak.. Larva ini selalu bergerak dan makan dari bahan

bahan organik yang terdapat di sekitarnya. Pada tingkat terakhir (c) larva

berpindah dari tempat yang kering ke tempat yang sejuk. Untuk berubah menjadi

kepompong lamanya stadium ini 2-8 hari tergantung dari temperatur setempat.

Larva lalat mempunyai nilai protein yang cukup untuk dijadikan bahan

baku pakan. Menurut Bernard dan Allen (1997) dalam Eka, dkk (2013) bahwa

pada tubuh lalat mengandung 58% protein dan pada larva lalat terkandung 56%

protein. Pada penelitiaan ini, larva lalat digiling bersamaan dengan bahan

fermentasi hingga menjadi tepung yang kemudian digunakan untuk komposisi

bahan baku pakan.

4.2 Optimasi Fermentasi Anaerob

Pada optimasi ini bahan baku yang digunakan ialah perbandingan antara

kotoran kerbau : sagu : dedak, dengan perbandingan masing-masing perlakuan

ialah P1 = 4 : 4 : 1 (b/b/b), P2 = 4 : 4 : 2 (b/b/b), P3 = 4 : 4 : 3 (b/b/b). Fermentasi

anaerob ini dilakukan dengan menggunakan kantung plastik bewarna hitam yang

kemudian ditutup/diikat dengan rapat dan didiamkan selama 7 hari sehingga

diperoleh bahan baku hasil fermentasi. Setelah bahan baku hasil fermentasi

Page 47: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xlvii

dikeringkan kemudian dilakukan pengujian kadar protein sehingga diperoleh hasil

persentase kadar protein untuk masing-masing perlakuan dan ulangan. Pengujian

kadar protein dilakukan di Laboratorium Ternak Fakultas Pertanian – UNSYAH.

Untuk hasil uji tersebut dapat dilihat pada lampiran 7 dan pada gambar grafik 3.

Gambar 3. Grafik kadar protein hasil fermentasi Anaerob

Berdasarkan gambar grafik diatas dapat diketahui bahwa uji kadar protein

perlakuan P3 dengan perbandingan kotoran kerbau : sagu : dedak (4 : 4 : 3 (b/b/b))

mempunyai nilai tertinggi yaitu sebesar 7,885%. Sedangkan nilai terendah pada

P1 ( 4 : 4 : 1 (b/b/b)) yaitu sebesar 5,931% dan pada P2 mempunyai nilai sebesar

7,117%.

Untuk mengetahui adanya tingkat perbedaan tiap perlakuan maka

dilakukan analisis sidik ragam (uji F). Berdasarkan hasil analisis sidik ragam

(lampiran 5) dapat diketahui bahwa nilai Fhitung < Ftabel. Hal ini menunjukkan

bahwa perbedaan tiap perlakuan tidak berpengaruh nyata.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

1 (4 : 4 : 1) 2 (4 : 4 : 2) 3 (4 : 4 : 3)

Page 48: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

Pada optimasi fermentasi anaerob kadar protein tertinggi pada perlakuan

P3 (4 : 4 : 3 (b/b/b)) menunjukkan bahwa pada proses fermentasi anaerob

membutuhkan suplai karbohidrat tinggi. Sesuai penyataan Zakaria (2013)

menyatakan hasil limbah industri pertanian seperti dedak, sagu dan kulit coklat

dapat dijadikan sumber substrat untuk aktifitas mikroorganisme selama

fermentasi, karena substrat tersebut masih banyak mengandung karbohidrat yang

merupakan sumber energi bagi mikroorganisme. Sagu dan dedak merupakan

bahan baku yang mempunyai nilai karbohidrat yang tinggi seperti pernyataan

Mujiman (2004) menyatakan bahwa kandungan gizi dedak yang terbanyak adalah

karbohidrat yaitu 28,26% dan menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R.I

(1981) kandungan karbohidrat sagu sebanyak 84,7%.

Keberhasilan fermentasi anaerob pada penelitian ini dibuktikan adanya bau

tajam pada hasil fermentasi. Menurut Soeryo (1999) dalam Buku Pelaksanaan

Laboratorium Teknik Kimia ITB menyatakan pada kondisi anaerobik, mikroba

menggunakan senyawa organik sebagai akseptor elektron terakhir pada jalur

reaksi bioenergetik. Dalam hal ini yang digunakan adalah glukosa dari substrat

dengan hasil akhir perombakan berupa alkohol (etanol), aldehid, asam organik,

dan fussel oil. Reaksi yang berlangsung dalam keadaan anaerobik tersebut adalah

sebagai berikut:

C6H12O6 → 2 C2H5OH + 2 CO2 + produk samping

Pada Penelitian ini, mikroba yang digunakan ialah mikroba yang

terkandung dalam produk EM-4. EM-4 terdiri dari bakteri fotosintetik

(Rhodopseudomonas spp), bakteri asam laktat (Lactobacillus sp), khamir

(Saccharomyces sp) serta Actinomycetes. Mikroba-mikroba tersebut memiliki

Page 49: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

xlix

kemampuan hidup pada keadaan aerob maupun anaerob dengan persediaan nutrisi

yang cukup. Penggunaan EM-4 pada fermentasi anaerob ini tidak menunjukkan

peningkatan kadar protein yang tinggi. Hal ini dikarenakan sifat mikroba yang

hidup memamfaatkan nutrisi yang ada dalam bahan fermentasi. Sesuai dengan

pernyataan Suhartati (2008) dalam Buku Penuntun Praktikum Kimia Fakultas

Teknik Kimia ITB menyatakan bila fermentasi secara anaerob dilakukan dengan

umpan nutrisi dimasukkan hanya pada awal proses fermentasi, pada waktu

tertentu saat jumlah mikroba yang mengkonsumsi nutrisi tersebut melebihi daya

dukung nutrisi akan terjadi kekurangan nutrisi. Hal lain yang memperlambat

pertumbuhan mikroba yang semakin lama menjadi hambatan untuk pertumbahan

mikroba dan akhir mikroba mengalami fase kematian lebih cepat daripada

mikroba yang hidup pada keadaan aerob. Selain itu, pada keadaan anaerob yang

sifatnya tanpa oksigen mikroba memanfaatkan glukosa dengan mengoksidasi

glukosa sehingga terjadi pemutusan ikatan rangkap pada gugus karbonil glukosa.

Soeryo (1999) dalam Buku Pelaksanaan Laboratorium Teknik Kimia ITB juga

menyatakan pada fermentasi yang keadaannya anaerobik glukosa terjadi

perombakan oleh mikroba sehingga menghasilkan C2H5OH (etanol), CO2

(karbodioksida) dan produk sampingan (tergantung bahan fermentasi).

Pada fermentasi ini kondisi aerob dalam anaerob di bantu oleh bakteri

fotosintetik yang mampu menghasilkan oksigen dari pemanfaatan nutrisi yang ada

dalam fermentasi anaerob sehingga terjadi kondisi aerob didalamnya. Pernyataan

tersebut juga dibuktikan oleh Dharma (2007) pada penelitiannya yg menjelaskan

bahwa, pada permulaan proses fermentasi, khamir memerlukan oksigen untuk

Page 50: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

pertumbuhannya sehingga fermentasi terjadi secara aerob. Setelah terbentuk CO2,

reaksi akan berubah menjadi anaerob.

Pada penelitian ini, hasil uji protein yang diperoleh memiliki perbedaan

nilai yang tidak jauh berbeda (Lampiran 7). Hal ini karenakan perbedaan jumlah

kadar bahan baku fermentasi yang kandungannya tidak jauh berbeda dan

sedikitnya nutrisi yang tersisa oleh aktifitas mikroba yang terkandung dalam EM-

4.

4.3 Pakan hasil fermentasi

4.3.1 Uji Kimia

Pada tahap ini, pakan ikan yang dibuat menggunakan bahan baku hasil

fermentasi dengan menggunakan metode bujur sangkar. Pada metode ini tepung

fermentasi aerob merupakan bahan baku yang yang menjadi perlakuan berbeda-

beda. Untuk P1 subtitusi tepung fermentasi aerob 20%, P2 subtitusi tepung

fermentasi aerob 40% dan P3 subtitusi tepung fermentasi aerob 60% (lihat

lampiran 2). Selain tepung fermentasi aerob dan tepung fermentasi anaerob bahan

penyusun pakan lainnya berupa tepung kedelai, tepung ikan dan tepung tapioka.

Setelah diramu, semua bahan penyusun pakan kemudian ditambahkan air panas

sehingga menjadi adonan dan dicetak dengan menggunakan alat pencetak.

Pakan yang telah dicetak dikeringkan dengan menggunakan oven listrik

yang selanjutnya dipisahkan sebagian untuk dijadikan sampel uji kadar protein.

Uji protein dari pakan hasil fermentasi dilakukan di Laboratorium Ternak

Fakultas Pertanian-USU. Untuk hasil uji protein tersebut dapat dilihat pada

lampiran 7 gambar 4 dihalaman berikut ini :

Page 51: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

li

Gambar 4. Grafik kadar protein pakan hasil fermentasi

Hasil Pengujian kimia (uji protein) terhadap pakan hasil fermentasi

(gambar 4) dapat dilihat bahwa pada perlakuan P2 dengan penggunaan tepung

fermentasi aerob 40% merupakan nilai protein tertinggi yaitu sebesar 18,727%.

Sedangkan nilai protein terendah pada perlakuan P3 ( tepung fermentasi aerob

60% ) yaitu dengan nilai sebesar 11,223% dan pada P1 memiliki nilai protein

sebesar 13,87 %.

Untuk mengetahui adanya tingkat perbedaan tiap perlakuan maka

dilakukan analisis sidik ragam (uji F). Berdasarkan hasil analisis sidik ragam

(lampiran 6) dapat diketahui bahwa nilai Fhitung > Ftabel pada taraf 5%. Hal ini

menunjukkan bahwa perbedaan tiap perlakuan berbeda nyata. Maka analisis

dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk perlakuan mana yang

paling signifikan. Hasil analisis uji BNT dapat di lihat pada lampiran 6.

Setelah dilakukannya uji BNT didapatkan hasil bahwa P2 (tepung

fermentasi aerob 40%) berbeda sangat nyata dengan P3 (tepung fermentasi aerob

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

1 (Aerob 20%) 2 ( Aerob 40%) 3 (Aerob 60%)

Page 52: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

60%) dan P1 (tepung fermentasi aerob 20%) berbeda nyata dengan P2 (tepung

fermentasi aerob 40%). Hal ini menunjukkan bahwa subtitusi tepung fermentasi

aerob 40% dalam proses pembuatan pakan ikan dalam penelitian ini memiliki

nilai protein paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Penggunaan tepung aerob atau tepung larva lalat harus disubtitusi dalam

persentase tidak jauh berbeda dengan persentase tepung ikan dan tepung kedelai.

Hal ini disebabkan karena kandungan protein dari tepung fermentasi aerob sebesar

14,83%, sedangkan tepung ikan sebesar 60% dan tepung kedelai sebesar 39,6%.

Apabila persentasenya jauh sekali perbedaannya atau lebih tinggi penggunaan

tepung aerob, akan menyebakan penurunan kadar protein. Tetapi tepung aerob ini

juga mampu menekan penggunaan tepung ikan dan tepung kedelai dalam subtitusi

bahan baku pembuatan pakan. Sesuai dengan hasil diatas, penggunaan tepung

fermentasi aerob 40%, tepung ikan 30% dan tepung kedelai 30% memiliki kadar

protein yang tinggi dibandingkan dengan persentase subtitusi tepung lainnya.

Sesuai dengan pernyataan Gusrina (2008), menyatakan bahwa pengunaan

bahan baku penyusun pakan harus dilihat dari kadar protein yang dikandungnya.

Karena akan berpengaruh terhadap kadar protein pakan yang dihasilkan. Bahan

penyusun pakan yang memiliki kandungan protein tinggi digunakan lebih banyak

atau dalam bahan penyusun pakan. Berdasarkan penyataan diatas dapat

disimpulkan bahwa penggunaan tepung fermentasi aerob 60%, tepung ikan 20%

dan tepung kedelai 20% pada P3 memiliki kadar protein yang rendah.

Page 53: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

liii

4.3.1 Uji Fisika Pakan Hasil Fermentasi

a. Tingkat kehalusan

Tingkat kehalusan diperoleh dari hasil pengamatan langsung dengan cara

pakan yang telah dikeringkan digiling dan kemudian hasil gilingan tersebut

diamati. Hasil pengamatan dari semua perlakuan dan ulangan menunjukkan

bahwa tingkat kehalusannya tergolong dalam katagori halus.

Hasil uji tingkat kehalusan pakan pada penelitiaan ini yaitu halus. Hal itu

disebabkan karena bahan baku yang digunakan semuanya dalam bentuk tepung.

Sesuai dengan pernyataan Gusrina (2008), menyatakan bahwa tingkat kehalusan

pakan sangat ditentukan pada saat pemilihan bahan baku di mana bahan baku

yang digunakan untuk membuat pakan ikan harus dari bahan yang benar halus

dalam bentuk tepung. Semakin halus ukuran tepung maka kekompakan pakan

dalam komposisi pakan semakin bagus sehingga relatif mudah dicerna.

b. Tingkat Kekerasan Pakan

Tingkat kekerasan diperoleh dengan cara pakan yang telah dikeringkan

diberi beban yang berbeda-beda, sehingga dilihat pada beban yang mana pakan

tersebut hancur. Tingkat kekerasan pakan sangat berpengaruh terhadap halusnya

bahan penyusun pakan. Tingkat kekerasan pakan dapat dilihat pada gambar 5

dibawah ini :

Page 54: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

Gambar 5. Grafik Tingkat Kekerasan Pakan

Tingkat kekerasan pakan dilihat dari seberapa tahannya pakan yang

dipenambahan berat beban yang berbeda. Untuk tingkat kekerasan pakan tertinggi

(Lampiran 8) terdapat pada perlakuan P2 (Tepung fermentasi aerob 40%) yaitu

hancur pada beban dengan berat 205,33 gr. Sedangkan untuk tingkat kepadatan

terendah terdapat pada perlakuan P1 (Tepung fermentasi aerob 20%) yaitu hancur

pada beban dengan berat 141 gr. Untuk perlakuan P3 (Tepung fermentasi aerob

60%) hancur pada beban yang mempunyai berat 194 %.

Semakin berat beban yang ditambahkan maka kepadatan pakannya

semakin tinggi yang berarti pakan semakin bagus. Menurut Yulfiperius, (2008)

Pelet yang baik umumnya tingkat kekerasan cukup tinggi. Biasanya tingkat

kekerasan berhubungan dengan tingkat kehalusan bahan penyusunnya. Makin

halus bahan penyusun pelet, makin tinggi tingkat kekerasannya.

0

50

100

150

200

250

Aerob 20% Aerob 40% Aerob 60%

Page 55: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

lv

c. Daya Tahan Pakan

Pada tahap melihat daya tahan pakan ini dilakukan dua pengamatan, yaitu

lama apung pakan dan tingkat daya tahan pakan dalam air. Untuk hasil dari kedua

pengamatan tersebut dapat dilihat pada gambar 6 dibawah ini :

Gambar 6. Lama apung dan tingkat daya tahan pakan dari perbandingan tepung

fermentasi aerob dalam air

Daya tahan pakan dalam air dipengaruhi oleh kehalusan bahan pakan dan

penambahan perekat dalam bahan baku. Pakan yang terbuat dari bahan yang halus

akan membuat pakan stabil didalam air sehingga tidak cepat pecah atau hancur.

Pada penelitiaan ini tingkat daya tahan pakan yang tinggi terdapat pada perlakuan

P2 (Tepung fermentasi aerob 40%) dengan daya tahan dalam air selama 16,43

menit dan daya apung pakan selama 1,61 menit. sedangkan daya tahan yang

paling rendah terdapat pada perlakuan P1 (Tepung fermentasi aerob 60%) dengan

daya tahan pakan dalam air selama 15,27 menit dan tidak memiliki daya apung.

Untuk P3 mempunyai daya apung selama 0,35 menit dan daya tahan dalam air

Lama Apung

Daya Tahan Dalam Air 0

5

10

15

20

20% 40%

60%

Lama Apung

dan

daya tahan

pakan dalam

air (menit)

Page 56: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

selama 15,84 menit. Untuk hasil masing-masing perlakuan dan ulangan dapat

dilihat pada lampiran 8.

Tingkat daya tahan pakan dalam air pada penelitiaan ini tergolong bagus,

karena hasil yang diperoleh masing-masing perlakuan dan ulangan semuanya

diatas 10 menit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yulfiperius (2008), menyatakan

pakan ikan yang baik mempunyai daya tahan dalam air minimal 10 menit.

Sedangkan pakan udang harus mempunyai daya tahan lebih lama lagi, yaitu

sekitar 30 – 60 menit.

Tingkat daya tahan pakan dalam air yang dihasilkan memiliki nilai yang

berbeda. Hal ini dapat sangat berhubungan erat dengan tingkat kekerasan pakan.

Sesuai pernyataan Wikantiasi (2001), menyatakan semakin tinggi kekerasan pelet

yang dihasilkan maka semakin lama stabilitas atau daya tahan pakan pelet tersebut

berada diair.

Page 57: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

lvii

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Optimasi fermentasi aerob menggunakan perbandingan kotoran kerbau :

dedak (4 : 3 (b/b)) mampu menghasilkan ulat terbanyak yaitu 0,481 kg.

2. Hasil penelitian optimasi fermentasi menggunakan perbandingan kotoran

kerbau : sagu : dedak (4 : 4 : 3 b/b/b)) mampu menghasilkan konsentrasi

protein sebesar 7,885%.

3. Formulasi pakan yang optimal dengan kandungan protein yang tinggi dari

bahan baku hasil fermentasi dihasilkan pada penggunaan tepung fermentasi

aerob 40% dengan tingkat konsentrasi protein 18,727% dan memiliki tingkat

kehalusan, tingkat kekerasan dan daya tahan pakan dalam air yang tinggi.

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan adanya penelitian

lanjutan mengenai uji biologi pakan pelet dari fermentasi, sehingga dapat menjadi

informasi baru mengenai pakan pelet dari bahan fermentasi aerob dan anaerob.

Page 58: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. 2005. Pakan Ikan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Insani, A, S. 2012. Tingkat Pertumbuhan Populasi Maggot (Hermetia Illucens)

Pada Kombinasi Media yang Berbeda. Skripsi. Universitas Teuku

Umar.

Eka, P, R. Pertumbuhan dan Perkembangan Larva Usca Domestica Linnaeus

(Diptara Muscidae) Dalam Beberapa Kotoran Ternak. Jurnal

Indonesian Journal of Entomology. Vol. 10 No. 1 : 31-38.

Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Kejuruan. Jakarta.

Hasibuan, R, D. 2007. Penggunaan Meat Bone Meal (MBM) sebagai Bahan

Subtitusi Tepung Ikan dalam Pakan Ikan Patin (Pangasius sp).

Skripsi. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Kemas A, H. 2012. Rancangan Percobaan (Teori dan Aplikasi). Edisi ketiga.

Penerbit Raja Grafindo. Jakarta.

Kowasno, B, U, dkk. Mengubah Dampak Negatif Lalat Menjadi Tepung Lalat

Sebagai Alternatif Sumber Protein Pakan Ternak Unggas. Jurnal

Indonesian Journal of Entomology.

Mahajoeno, E. 2008. Potensi Limbah Cair Pabrik Minyak Kelapa Sawit untuk

Produksi Biogas. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Mujiman, A, 2004. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Romulo, A. 2012. Kajian Penggunaan Ekstrak Angkak Dalam Pembuatan Low

Fat Fruity Yogurt Sebagai Pangan Fungsional. Skripsi. Institut

Pertanian Bogor.

Pamungkas, A, J. Penggunaan Tepung Ikan Pada Kadar yang Berbeda dalam

Pakan Ikan Lele Dumbo. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan.

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Pebriyansyah, 2010. Teknologi Pembuatan Pakan Ikan Dengan Penerapan

Bioteknologi Nt 45. Ditjen KP3K – Kementerian Kelautan dan

Perikanan.

Suhartati, 2008. Aplikasi Inokulum EM-4 dan Pengaruhnya Terhadap

Pertumbuhan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)

(Application of EM-4 Inoculum and Its Effects on Growth of Sengon

(Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen Seedling)*). Jurnal Balai

Penelitian Hutan Penghasil Serat Kuok. Riau. Vol. V No. 1 : 55-65.

Suprihatin. 2010. Teknologi Perpindahan Massa Dalam Perancangan Proses

Reaksi”. Penerbit UNESA Press.

Sutardi, T. 1991. Aspek nutrisi sapi Bali. Proc. Sem. Nas. Sapi Bali. Fakultas

Peternakan UNHAS, Ujung Pandang. Hal. 85-109.

Page 59: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

lix

Winedar, H. 2004. Daya Cerna Protein Pakan, Kandungan Protein Daging, dan

Pertambahan Berat Badan Ayam Broiler setelah Pemberian Pakan

yang Difermentasi dengan Effective Microorganisms-4 (EM-4).

Skripsi. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS).

Wikantiasi, A. 2001. Uji Sifat Fisik Pakan Ikan Jenis Pelet Tenggelam Dengan

Proses Pengukusan dan Tingkat Penambahan Tepung Tapioka

Sebagai Perekat. Skripsi. Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak

Fakultas Pertanian Institut pertanian Bogor (IPB).

Yulfiperius. 2008. Nutrisi Ikan. Bogor.

Yusra dan Efendi, Y. 2010. Dasar - Dasar Teknologi Hasil Perikanan.

Universitas Bung Hatta. Padang.

Zakaria. 2001. Efectivitas Fermentasi dengan Sumber Substrat yang Berbeda

Terhadap Kualitas Jerami Padi. Jurnal Unsyiah. Volume (13) No. 1 :

22-25.

Page 60: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

Lampiran 1. Alur Optimasi Fermentasi Aerob

Pengumpulan Kotoran

Kerbau dan Dedak

Perbandingan Kotoran Kerbau : Dedak (b/b)

P1 = 4 : 1

P2 = 4 : 2

P3 = 4 : 3

- Ditambahkan Kakao 20%

- Ketiga bahan diaduk merata didalam media fermentasi

(kantung plastik hitam)

- Ditambahkan EM4 sampai becek

Bahan yang sudah dicampur

berbentuk pasta

- Media fermentasi disusun dengan rapi dan didiamkan

selama 5 hari

Bahan telah tefermentasi dibuktikan

dengan tumbuhnya ulat/larva lalat

- Ulat dipisahkan dan kemudian ditimbang

- Ulat dan subtrat dihaluskan hingga menjadi tepung

Tepung Fermentsi Aerob

Page 61: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

lxi

Lampirn 2. Alur Optimasi Fermnetasi Anaerob

Pengumpulan Kotoran

Kerbau, sagu dan Dedak

Perbandingan Kotoran Kerbau : Sagu : Dedak (b/b/b)

P1 = 4 : 4 : 1

P2 = 4 : 4 : 2

P3 = 4 : 4 : 3

- Ditambahkan Kakao 20%

- Ketiga bahan diaduk merata didalam media fermentasi

(kantung plastik hitam)

- Ditambahkan EM4 sampai becek

Bahan yang sudah dicampur

berbentuk pasta

- Kantung plastik hitam diikat/ditutup rapat dan didiamkan 7

hari

Bahan telah tefermentasi ditandai dengan

perubahan warna dan bau yang menyengat

- Subtrat fermentasi dihaluskan hingga menjadi tepung

Tepung Fermentasi Anaerob

Page 62: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

Lampiran 3. Perhitungan Bujur Sangkar Pembuatan Pakan

Perlakuan 1 ( Subtitusi tepung fermentasi Aerob 20% )

Sumber protein suplemen

Tepung Fermentasi Aerob =

x 14, 83% = 2,96 %

Tepung Kedelai =

x 39,6 % = 15,84 %

Tepung Ikan =

x 60 % = 24 %

Sumber protein Basal

Tepung Tapioka =

x 0,41 % = 0,20 %

Tepung Anaerob =

x 8,4 % = 4,2 %

Suplemen 42, 8% 25,6%

38,4%

Basal 4, 4% 12,8%

Suplemen =

x 50 gr = 33,33 gr

Basal = =

x 50 gr = 16,66 gr

Tepung Fermentasi Aerob =

x 33,33 gr = 6,66 gr

Tepung Kedelai =

x 33,33 gr = 13,33 gr

Tepung ikan =

x 33,33 gr = 13,33 gr

Tepung Tapioka =

x 16,66 gr = 8,33 gr

Tepung Fementasi Anaerob =

x 16,66 gr = 8,33 gr

Perlakuan 2 ( Subtitusi Fermentasi Aerob 40%)

Sumber protein suplemen

Tepung fermentasi Aerob =

x 14, 83% = 5,93 %

Tepung Kedelai =

x 39,6 % = 11,88 %

Tepung Ikan =

x 60 % = 18 %

42,8 %

4, 4%

30

35,81 %

Page 63: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

lxiii

Sumber protein Basal

Tepung Tapioka =

x 0,41 % = 0,20 %

Tepung fermentasi anaerob =

x 8,4 % = 4,2 %

Suplemen 35,81% 25,6%

31,41%

Basal 4, 4% 5,81%

Suplemen =

x 50 gr = 40,75 gr

Basal = =

x 50 gr = 9,25 gr

Tepung fermentasi Aerob =

x 40,75 gr = 16,3 gr

Tepung Kedelai =

x 40,75 gr = 12,22 gr

Tepung ikan =

x 40,75 gr = 12,22 gr

Tepung Tapioka =

x 9,25 gr = 4,62 gr

Tepung fermentasi Anaerob =

x 9,25 gr = 4,62 gr

Perlakuan 3 (Subtitusi Tepung Fermentasi Aerob 60%)

Sumber protein suplemen

Tepung Fermentasi Aerob =

x 14, 83% = 8,90 %

Tepung Kedelai =

x 39,6 % = 7,29 %

Tepung Ikan =

x 60 % = 12 %

Sumber pritein Basal

Tepung Tapioka =

x 0,41 % = 0,20 %

Tepung fermentasi Anaerob =

x 8,4 % = 4,2 %

Suplemen 28,19% 25,6%

27,41%

Basal 4, 4% 1,81%

4, 4%

30

28,19 %

4, 4%

30

Page 64: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

Suplemen =

x 50 gr = 46,70 gr

Basal = =

x 50 gr = 3,30 gr

Tepung fermentasi Aerob =

x 46,70 gr = 28,02 gr

Tepung Kedelai =

x 46,70 gr = 9,34 gr

Tepung ikan =

x 46,70 gr = 9,34 gr

Tepung Tapioka =

x 3,30 gr = 1,65 gr

Tepung fermentasi Anaerob =

x 3,30 gr = 1,65 gr

Page 65: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

lxv

Lampiran 4 : Analisis Data hasil Fermentasi Aerob

Tabel 1. Jumlah ulat yang dihasilkan pada fermentasi Aerob (Kg)

Perlakuan

Perbandingan kotoran

kerbau : dedak

Ulangan Jumlah Rata-Rata

1 2 3

1 0,343 0,351 0,376 1,0700 0,356666667

2 0,303 0,401 0,311 1,015 0,338333333

3 0,397 0,450 0,597 1,444 0,481333333

Jumlah 3,5290 1,176333333

Total 0,392111111

db perlakuan = p-1 = 3 - 1 = 2

db galat = p (u-1) = 3 (3-1) = 3 x 2 = 6

db total = pu - 1 = (3x3) - 1 = 9 - 1 = 8

FK =

=

= 1,383760111

JKT =( P1.1) 2 + ( P1.2)

2 + ( P1.3)

2 + ........+ ( P3.3)

2 - FK

= 1,448075 - 1,38376111

= 0,064314889

JKP =

– FK

=

– 1,38376111

= 0,036316889

JKG = JKT – JKP

= 0,064314889 - 0,036316889

= 0,027988

Tabel 2. Analisis sidik ragam (uji F)

Sumber

keragaman

DB JK KT F hit F tabel

0,05 0,01

Perlakuan 2 0,036316889 0,018163445 3,893835465t

n

5,143253 10,92477

Galat 6 0,027988 0,004664667

Total 8 0,064314889

Keterangan : tn = tidak nyata

Page 66: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

Lampiran 5 : Analisis Data hasil Fermentasi Anaerob

Tabel 1. Hasil Protein Pada Fermentasi Anaerob (%)

Perlakuan Perbandingan

kotoran kerbau : dedak

Ulangan Jumlah Rata-Rata

1 2 3

1 8,1375 4,2892 5,3656 17,7923 5,9307667

2 7,1750 6,5625 7,6125 21,35 7,1166667

3 8,4069 7,6125 7,6348 23,6542 7,884733

Jumlah 62,7965 20,932166

Total 6,9773887

db perlakuan = p-1 = 3 - 1 = 2

db galat = p (u-1) = 3 (3-1) = 3 x 2 = 6

db total = pu - 1 = (3x3) - 1 = 9 - 1 = 8

FK =

=

= 438,1556014

JKT =( P1.1) 2 + ( P1.2)

2 + ( P1.3)

2 + ........+ ( P3.3)

2 - FK

= 452,8192887 - 438,1556014

= 14,66368729

JKP =

– FK

=

- 438,1556014

= 5,814270949

JKG = JKT – JKP

= 14,66368729 – 5,814270949

= 8,84941634

Tabel 2. Analisis sidik ragam (uji F)

Sumber

keragaman

DB JK KT F hit F tabel

0,05 0,01

Perlakuan 2 5,814270949 2,907135475 1,971069297tn

5,14325285 10,9247665

Galat 6 8,84941634 1,474902723

Total 8 14,66368729

Keterangan : tn = tidak nyata

Page 67: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

lxvii

Lampiran 6 : Analisis Protein Pakan Hasil Fermentasi

Tabel 1. Kadar Protein Pakan Hasil fermentasi

Perlakuan Subtitusi

Tepung Aerob

Ulangan Jumlah Rata-Rata

1 2 3

1 ( T. Fermentasi

Aerob 20%)

12,5371 13,3948 15,6788 41,6107 13,87023333

2 (T. Fermentasi

Aerob 40%)

22,1108 17,7172 16,3524 56,1804

18,7268

3 (T. Fermentasi

Aerob 60%)

9,1243 11,9642 12,5820 33,6705 11,2235

Jumlah 131,4616 43,82053333

Total 14,60684444

db perlakuan = p-1 = 3 - 1 = 2

db galat = p (u-1) = 3 (3-1) = 3 x 2 = 6

db total = pu - 1 = (3x3) - 1 = 9 - 1 = 8

FK =

=

= 1920,239142

JKT =( P1.1) 2 + ( P1.2)

2 + ( P1.3)

2 + ........+ ( P3.3)

2 - FK

= 2037,313607 – 1920,239142 = 117,0744656

JKP =

– FK

=

– 1920,239142

= 86,89094802

JKG = JKT – JKP

= 117,0744656- 86,89094802

= 30,18351763

Tabel 2. Analisis sidik ragam (uji F)

Sumber keragaman DB JK KT F hit F tabel

0,05 0,01

Perlakuan 2 86,89094802 43,445475 8,636264772* 5,143253 10,92477

Galat 6 30,18351763 5,030586272

Total 8 117,0744656

Keterangan : * = Berbeda Nyata

BNT 5% = t (0,05.dbG)

= t(2,447)

= 2,447 x 1,83131760798 = 4,48123418672 = 4,48

Page 68: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

BNT 1% = t (0,01.dbG)

= t(3,707)

= 3,707 x 1,83131760798 = 6,78869437278 = 6,79

Tabel 3. Uji BNT

Perlakuan

Rata-Rata Perlakuan Rata-Rata Perbedaan BNT

0,05

BNT

0,01

3

11,22 1 13,87 2,65 4,48 6,79

3

11,22 2 18,72 7,5** 4,48 6,79

1

13,87 2 18,72 4,85* 4,48 6,79

Keterangan : * = Berbeda Nyata

** = Berbeda sangat Nyata

Lampiran 7. Hasil Uji Analisis Setiap Optimasi

Uji Kadar Protein Optimasi Aerob

Tabel 1. Jumlah ulat yang dihasilkan pada fermentasi Aerob (Kg)

Perlakuan

Perbandingan kotoran

kerbau : dedak

Ulangan Jumlah Rata-Rata

1 2 3

1 (4 : 1) 0,343 0,351 0,376 1,0700 0,356666667 =

0,357

2 (4 : 2) 0,303 0,401 0,311 1,015 0,338333333 =

0,338

3 (4 : 3) 0,397 0,450 0,597 1,444 0,481333333 =

0,481

Jumlah 3,5290 1,176333333 =

1,176

Total 0,392111111 =

0,392

Uji Kadar Protein Optimasi Anaerob

Page 69: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

lxix

Tabel 2. Hasil Protein Pada Fermentasi Anaerob (%) Perlakuan Perbandingan

kotoran kerbau : sagu :

dedak

Ulangan Jumlah Rata-Rata

1 2 3

1 (4 : 4 : 1) 8,1375 4,2892 5,3656 17,7923 5,9307667 = 5,931

2 (4 : 4 : 2) 7,1750 6,5625 7,6125 21,35 7,1166667 = 7,117

3 (4 : 4 : 3) 8,4069 7,6125 7,6348 23,6542 7,884733 = 7,885

Jumlah 62,7965 20,932166 = 20,932

Total 6,9773887 = 6,977

Uji Kadar Protein Pakan Hasil Fermentasi

Tabel 3. Kadar Protein Pakan Hasil fermentasi

Perlakuan Subtitusi

Tepung Aerob

Ulangan Jumlah Rata-Rata

1 2 3

1 ( T. Fermentasi

Aerob 20%)

12,5371 13,3948 15,6788 41,6107 13,87023333 =

13,870

2 (T. Fermentasi

Aerob 40%)

22,1108 17,7172 16,3524 56,1804 18,7268 = 18,727

3 (T. Fermentasi

Aerob 60%)

9,1243 11,9642 12,5820 33,6705 11,2235 = 11,223

Jumlah 131,4616 43,82053333 =

43,820

Total 14,60684444 =

14,607

Page 70: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

Lampiran 8. Hasil Uji Fisika Pakan Hasil fermentasi

Tingkat kepadatan pakan

Tabel 1. Tingkat kepadatan pakan

Perlakuan Ulangan Rata-Rata

1 2 3

T. Fermentasi

Aerob 20%

Beban 111 gr Beban 173 gr Beban 139 gr 141 gr

T. Fermentasi

Aerob 40%

Beban 270 gr Beban 173 gr Beban 173 gr 205,33 gr

T. Fermentasi

Aerob 60%

Beban 173 gr Beban 270 gr Beban 139 gr 194 gr

Daya Tahan Pakan

Tabel 2. Lama Apung Pakan dan Tingkat Daya Tahan Pakan Dalam Air

Perlakuan Ulangan Lama apung

(menit)

Rata -

Rata

Daya tahan

dalam air

(menit)

Rata -

Rata

1

1 0

0

11,25

15,27 2 0 17,4

3 0 17,15

2

1 2,32

1,61

17,7

16,43 2 1,43 16,37

3 1,1 15,27

3

1 0,17

0,35

16,72

15,84 2 0,82 17,37

3 0,07 13,45

Page 71: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

lxxi

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian

A B

C D

E F

Keterangan Gambar :

A = Bahan Baku untuk fermentasi

B = EM4 sebagai fermentor

C = Bahan Baku setelah penambahan EM4

D = Penyimpanan pada proses fermentasi Anaerob

E = Penyimpanan pada proses fermnetasi Aerob

F = Bahan baku setelah terfermentasi (fermentasi

Aerob)

Page 72: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

G H

I J

K L

Keterangan Gambar :

G = Ulat / larva lalat pada saat dipisahkan dari subtrat

H = Ulat / Larva lalat hasil fermentasi Aerob

I = Hasil fermentasi Anaerob

J = Pengeringan hasil fermentasi

K = Hasil fermentasi dipacking untuk dilakukan uji protein

L = Bahan Pembuatan Pakan

Page 73: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

lxxiii

M N

O P

Q R

Keterangan Gambar :

M = Tepung Anaerob

N = Tepung Aerob

O = Pakan hasil bahan fermentasi dan pencampuran bahan lainnya

P = Uji tingkat kekerasan pakan

Q = Uji tingkat daya tahan pakan dalam air

R = Uji daya apung pakan dalam air

Page 74: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB
Page 75: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

lxxv

Page 76: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB
Page 77: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB

lxxvii

Page 78: PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN …repository.utu.ac.id/1388/1/BAB I-V.pdf · PRODUKSI PAKAN IKAN DARI LIMBAH LOKAL MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI AEROB DAN ANAEROB