Produksi Padi Organik dengan System of Rice Intensification.pptx

12
Produksi Padi Organik dengan System of Rice Intensification KELOMPOK 3 ILMAN FAUZI 150510120002 AULIA NUR ISTIQOMAH 150510120004 HILDA AULIA R 150510120009 ANGGUN SUCIATI 150510120014

Transcript of Produksi Padi Organik dengan System of Rice Intensification.pptx

Produksi Padi Organik dengan System of Rice Intensification

Produksi Padi Organik dengan System of Rice IntensificationKELOMPOK 3ILMAN FAUZI150510120002AULIA NUR ISTIQOMAH150510120004HILDA AULIA R150510120009ANGGUN SUCIATI150510120014

PENDAHULUANDampak Negatif TanahLingkunganTanaman PanganInput Pertanian1960Revolusi HijauPertumbuhan Penduduk MeningkatSRISystem Rice Intencification

BERTANI PADI ORGANIK???

SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI)SRI lahir di Madagaskar (Afrika), dan di Indonesia untuk pertama kali SRI diperkenalkan pada bulan Februari tahun 2000, oleh IPPHTI di Kelompok Studi Petani Tirta Bumi Cikoneng, Ciamis, Jawa Barat. SRIPRODUKSI INTENSIF DAN EFISIENMANAJEMEN SISTEM PERAKARANPENGELOLAAN TANAH, TANAMAN DAN AIRPRINSIP-PRINSIP BUDIDAYA PADI ORGANIK METODE SRI

Tanaman bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai (hss) ketika bibit masih berdaun 2 helai Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak 30 x 30, 35 x 35 atau lebih jarangPindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal.Pemberian air maksimal 2 cm (macak-macak) dan periode tertentu dikeringkan sampai pecah (Irigasi berselang/terputus) Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari Sedapat mungkin menggunakan pupuk organik (kompos atau pupuk hijau)

Teknik Budidaya padi organik metode SRIPengolahan TanahPenaburan pupuk organik, kondisi tanah basah, tidak tergenang.BenihSeleksi dengan air garamPenyemaianPenanamanPemelihaaraan

KEUNGGULAN METODE SRI

Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen memberikan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak ( Irigasi terputus) Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang dll. Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 - 12 hss, dan waktu panen akan lebih awal.Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton/ha Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan Mikro-oragisme Lokal), begitu juga penggunaan pestisida.

PERBEDAAN SISTEM KONVENSIONAL DAN SRI

PERPERBANDINGAN BUDIDAYA PADI TRADISIONAL DAN METODE SRI

ALASAN KEBERHASILAN SRI

SRI berhasil karena menerapkan konsep sinergi. Dalam konteks ini, sinergi menunjukkan bahwa semua praktek dalam SRI berinteraksi secara positif, saling menunjang, sehingga hasil keseluruhan lebih banyak daripada jumlah masing-masing bagian. Setiap bagian dari SRI bila dilakukan akan memberikan hasil yang positif, tapi SRI hanya akan berhasil kalau semua praktek dilaksanakan secara bersamaan. Ketika dipakai bersamaan, praktek SRI memberi dampak pada struktur tanaman padi yang berbeda dibandingkan praktek tradisional.

HAMBATAN PENERAPAN CARA BERTANI SRI

Pada saat musim hujan, benih-benih yang sudah ditanam umumnya masih sangat rentan dan bila terjadi hujan lebat benih-benih tersebut dikhawatirkan akan hanyut.Kondisi kemampuan dan pemahaman petani kita yang kurang adaftif terhadap inovasi baru.

KESIMPULANSRI merupakan suatu sistem produksi padi secara organik dengan memanfaatkan berbagai bahan alami sebagai input pertanian.Manfaat SRI dibandingkan konvensional adalah hemat air, hemat biaya, hemat waktu, produksi lebih tinggi, dan ramah lingkunganDalam metode SRI, tanaman padi memiliki lebih banyak batang, perkembangan akar lebih besar, dan lebih banyak bulir pada malai dibandingkan dengan sistem konvensional.Hambatan dari produksi padi sistem SRI adalah pada saat musim hujan, benih- benih yang sudah ditanam umumnya masih sangat rentan dan bila terjadi hujan lebat benih - benih tersebut di -khawatirkan akan hanyut, kendala lain diluar kendala teknis adalah kondisi kemampuan dan pemahaman petani kita yang kurang adaftif terhadap inovasi baru