PROBLEMATIKA PENYALURAN ALAT TANGKAP BAGI NELAYAN...

13
PROBLEMATIKA PENYALURAN ALAT TANGKAP BAGI NELAYAN DI KELURAHAN TANJUNG AYUN SAKTI NASKAH PUBLIKASI Oleh PEBRI PUJIYANTO NIM. 100569201091 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

Transcript of PROBLEMATIKA PENYALURAN ALAT TANGKAP BAGI NELAYAN...

Page 1: PROBLEMATIKA PENYALURAN ALAT TANGKAP BAGI NELAYAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...penyaluran alat tangkap bagi nelayan di Kelurahan Tanjung

PROBLEMATIKA PENYALURAN ALAT TANGKAP BAGI

NELAYAN DI KELURAHAN TANJUNG AYUN SAKTI

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

PEBRI PUJIYANTO

NIM. 100569201091

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: PROBLEMATIKA PENYALURAN ALAT TANGKAP BAGI NELAYAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...penyaluran alat tangkap bagi nelayan di Kelurahan Tanjung

1

ABSTRAK

Pada dasarnya peran pemerintah merupakan salah satu faktor yang sangat

penting untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat nelayan. Salah

satunya adalah menyalurkan alat tangkap melalui Dinas Kelautan dan Perikanan

Kota Tanjungpinang. Terjadinya proses penyaluran alat tangkap yang tidak tepat

sasaran disebabkan kurang adanya kerjasama yang baik semua pihak khususnya

untuk melihat kebutuhan masyarakat nelayan. Judul penelitian ini yaitu

“Problematika Penyaluran Alat Tangkap Bagi Nelayan Di Kelurahan Tanjung

Ayun Sakti.” Dengan teori yang digunakan untuk membahas permasalahan yaitu

tentang interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan komunikasi.

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang problematika

penyaluran alat tangkap bagi nelayan di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti, dan

mengetahui penyaluran alat tangkap bagi nelayan Kampung Sei Jang Laut

Kelurahan Tanjung Ayun Sakti yang tepat sasaran. Jenis penelitian yang bersifat

deskriptif dengan analisa metode kualitatif. Pada penelitian kualitatif tidak

menggunakan pendekatan populasi, tetapi masih mengenal istilah sampel, dengan

menggunakan teknik purposive sampling, adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu dan yang menjadi informan sebanyak 6 orang. Pengolahan

data yaitu menganalisa data dengan teknik trianggulasi adalah mengecek

keabsahan data dari jawaban semua informan terkait dengan penelitian.

Hasil penelitian dari kontak sosial dalam psoses sosialisasi bantuan yang

disalurkan pemerintah sudah berjalan. Kemudian kerjasama proses penyaluran

alat tangkap belum berjalan dengan baik antara semua pihak, menyebabkan

kecemburuan sosial dan bantuan tersebut kurang tepat sasaran. Dari komunikasi

bahwa Informasi bantuan yang disalurkan tidak diberitahukan kembali pada

kelurahan. Selain itu partisipasi belum berjalan karena pihak kelurahan tidak

dilibatkan. Akibat masyarakat tidak dapat secara langsung menyampaikan

keluhannya terkait bantuan yang diinginkan, menyebabkan kualitas alat tangkap

tidak sesuai harapan.

Pada penelitian ini sebagai masukan memperbaiki proses penyaluran alat

tangkap disarankan yaitu seharusnya pihak dinas kelautan dan perikanan dapat

berinteraksi secara langsung pada semua pihak sebelum bantuan alat tangkap

disalurkan, Memantau secara langsung dan mendata alat tangkap yang dibutuhkan

dan seharusnya nelayan dapat lebih mandiri dengan memanfaatkan bantuan alat

tangkap yang diberikan Dinas Kelautan dan Perikanan.

Kata Kunci : Interaksi Sosial, Kerjasama Proses Penyaluran Alat Tangkap

Page 3: PROBLEMATIKA PENYALURAN ALAT TANGKAP BAGI NELAYAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...penyaluran alat tangkap bagi nelayan di Kelurahan Tanjung

2

ABSTRACT

Basically, the role of government is one of the factors that are critical to

improving the economic prosperity of fishing communities. One is to distribute

fishing gear through the Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tanjungpinang. The

process of distribution of fishing gears which are not effective due to lack of good

cooperation of all parties, especially to see the needs of the fishing community.

This research title is "Problems of Distribution Capture Device For Fisherman In

Kelurahan Tanjung Ayun Sakti". With the theory used to address issues of social

interaction that is their social contact and communication.

The purpose of this study to gain an overview of the problem of the

distribution of fishing equipment for fishermen in Kelurahan Tanjung Ayun Sakti,

and determine the distribution of fishing equipment for fishermen Kampung Sei

Jang Laut Kelurahan Tanjung Ayun Sakti right target. Type a descriptive study

with qualitative methods of analysis. In qualitative research does not approach the

population, but still recognize the term sample, using purposive sampling

techniques, is a sampling technique with a certain consideration and that an

informant as much as 6 people. The data processing is to analyze the data by

triangulation technique is to check the validity of the data from the answers to all

informants related to the research.

The results of the social contacts in the socialization process of

government aid distributed been running. Then the cooperation process of

distribution of fishing gear have not been going well between all parties, cause

social jealousy and relief efforts are less well targeted. Of communication that the

information is not notified aid is channeled back to the Kelurahan. Besides

participation is not running because the Kelurahan is not involved. As a result of

the public can not directly submit complaints related assistance desired, causing

the quality of fishing gear does not match expectations.

In this study as an input to improve the process suggested the distribution

of fishing gear that is supposed to be the Dinas Kelautan dan Perikanan can

interact directly to all parties before the aid is distributed fishing gear, Directly

monitor and record the necessary fishing gear and fishing should be more

independent by utilizing the help of fishing gear provided Dinas Kelautan dan

Perikanan.

Keywords: Social Interaction, Cooperation Process Distribution Capture

Device

Page 4: PROBLEMATIKA PENYALURAN ALAT TANGKAP BAGI NELAYAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...penyaluran alat tangkap bagi nelayan di Kelurahan Tanjung

3

I. PENDAHULUAN

A. latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu

Negara kepulauan terbesar di dunia. Yang

terdiri dari pulau-pulau kecil yang tersebar di

seluruh wilayah Indonesia. Adanya daerah

perairan yang luas maka masalah

perekonomian salah satunya bersumber dari

hasil laut. Namun hasil laut yang menjadi

salah satu aset suatu daerah terkadang tidak

mencukupi, hal ini disebabkan faktor

masyarakat yang kurang memiliki

pengetahuan tentang pengelolaan sumber

daya alam dengan baik. Tetapi masyarakat

yang mayoritas nelayan sebagai

matapencaharian mereka, bahwa hasil laut

yang didapatkan untuk kehidupan masyarakat

nelayan sampai saat ini masih dikategorikan

tingkat ekonomi rendah.

Permasalahan tingkat ekonomi yang

masih memprihatinkan merupakan salah satu

masalah sosial yang serius di dalam

kehidupan masyarakat nelayan. Pada

umumnya masyarakat nelayan masih banyak

masuk ke dalam kelompok miskin. Oleh

sebab itu untuk membantu perekonomian

masyarakat nelayan tersebut perlu adanya

peran pemerintah dalam menyalurkan alat

tangkap. Hal ini menjadi salah satu harapan

masyarakat nelayan yang tinggal di

Kelurahan Tanjung Ayun Sakti. Keadaan

yang terjadi di lapangan bahwa sebahagian

besar masyarakat Kelurahan Tanjung Ayun

Sakti bermatapencaharian sebagai nelayan.

Mereka pada umumnya tinggal di

pinggir pantai, sebuah lingkungan

pemukiman yang dekat dengan lokasi

kegiatannya. Dari pendapat ini sangat jelas

bahwa masyarakat nelayan yang tinggal di

Kampung Sei Jang Laut juga berada di pesisir

dengan mata pencaharian mereka mayoritas

nelayan. Biasanya kegiatan nelayan pesisir ini

tidak setiap hari berangkat melaut karena

bergantung keadaan cuaca, rata-rata nelayan

melaut tiga sampai lima kali dalam seminggu.

Kegiatan nelayan pesisir ini lebih banyak

mencari ikan disekitar pinggiran laut atau

tempat tinggal mereka dan hasilnya tidak

tetap. Hal ini juga karena tidak di dukung

sarana alat tangkap yang tidak memadai.

Bila dilihat dari sisi sarana dan

prasarana alat tangkap yang digunakan para

nelayan saat ini dapat dikatakan masih minim

atau terbatas. Pada dasarnya peran

Pemerintah merupakan salah satu faktor yang

sangat penting untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi masyarakat nelayan.

Salah satunya adalah menyalurkan alat

tangkap melalui Dinas Kelautan dan

Perikanan Tanjungpinang, yang disebut

sebagai program bantuan alat tangkap atau

program pengentaasan kemiskinan. Keadaan

masyarakat nelayan yang membutuhkan

bantuan alat tangkap seharusnya mereka

dapatkan, tetapi bantuan alat tangkap yang

diberikan Dinas Kelautan dan Perikanan

Tanjungpinang tidak sesuai/merata dengan

kebutuhan masyarakat nelayan. Akibatnya

menimbulkan keluhan masyarakat nelayan

Kelurahan Tanjung Ayun Sakti.

Terjadinya proses penyaluran alat

tangkap yang tidak tepat sasaran disebabkan

kurang adanya kerjasama yang baik semua

pihak khususnya untuk melihat kebutuhan

Page 5: PROBLEMATIKA PENYALURAN ALAT TANGKAP BAGI NELAYAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...penyaluran alat tangkap bagi nelayan di Kelurahan Tanjung

4

masyarakat nelayan. Hal ini disebabkan

adanya beberapa faktor yang kurang

bersinergi antara lain kurangnya interaksi

sosial dalam proses hubungan timbal balik

antara pihak Dinas Kelautan dan Perikanan

maupun Kelurahan Tanjung Ayun Sakti.

Selain itu interaksi sosial juga tidak berjalan

disebabkan adanya pihak lain yang kurang

mendukung untuk tersalurkannya alat tangkap

secara merata yaitu kelompok nelayan yang

seharusnya dapat berinteraksi langsung

dengan pihak dinas. Tetapi karena tidak

berjalannya interaksi tersebut dapat

menimbulkan problematika kecemburuan

antara nelayan dengan nelayan, dan

sebaliknya problematika komunikasi antara

nelayan dengan dinas kelautan dan perikanan.

Awal proses penyaluran alat tangkap

yaitu dari pengurus kelompok nelayan

menyampaikan proposal ke Kelurahan

Tanjung Ayun Sakti pada saat pelaksanaan

musyawarah rencana pembangunan

(Musrembang) . pihak kelurahan melanjutkan

proposal ke Dinas Kelautan dan Perikanan

Kota Tanjungpinang. Sedangkan proses

penyaluran selanjutnya menjadi

tanggungjawab dinas untuk membagikan alat

tangkap ke masyarakat. Adapun masyarakat

nelayan yang mendapatkan alat tangkap dari

Dinas Kelautan dan Perikanan terdiri dari

kelompok nelayan Baracuda, kelompok

nelayan Selangat, kelompok nelayan Kuraw

dan kelompok nelayan Tuna.

Berdasarkan fenomena tersebut, maka

ada beberapa gejala penelitian yang dapat

ditarik sebagai berikut : Pertama, masih ada

nelayan yang belum mendapatkan bantuan

alat tangkap sehingga berdampak pada

kecemburuan sosial dengan adanya

penyaluran bantuan alat tangkap yang kurang

tepat sasaran dari Dinas Kelautan dan

Perikanan Tanjungpinang. Kedua,Bantuan

alat tangkap yang diberikan pemerintah tidak

sesuai dengan kebutuhan para masyarakat

nelayan di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti,

seperti sampan sangat dibutuhkan tetapi tidak

terpenuhi. Kemudian yang ketiga, kurangnya

pengawasan dari pihak Dinas Kelautan dan

Perikanan Tanjungpinang dalam menyalurkan

bantuan alat tangkap yang diberikan pada

masyarakat saat ini.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di

atas bahwa fakta yang terlihat di lapangan,

maka perumusan masalah dalam penelitian

ini sebagai berikut : “BAGAIMANA

PROBLEMATIKA PENYALURAN

ALAT TANGKAP BAGI NELAYAN DI

KELURAHAN TANJUNG AYUN

SAKTI.”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum penelitian ini

bertujuan untuk memperoleh gambaran

tentang problematika penyaluran alat

tangkap bagi nelayan di Kelurahan Tanjung

Ayun Sakti. Dan secara khusus tujuan

penelitian ini untuk mengetahui penyaluran

alat tangkap bagi nelayan Kelurahan

Tanjung Ayun Sakti yang tepat sasaran

Page 6: PROBLEMATIKA PENYALURAN ALAT TANGKAP BAGI NELAYAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...penyaluran alat tangkap bagi nelayan di Kelurahan Tanjung

5

diberikan Dinas Kelautan dan Perikanan

Tanjungpinang.

II. Konsep Teori

A. Proses dan Interaksi Sosial

Interaksi sosial sepakat yang

disepakati ahli sosiologi bahwa syarat utama

bagi terjadinya aktifitas sosial dan hadirnya

kenyataan social. Max Weber melihat

kenyataan sosial sebagai sesuatu yang

didasarkan pada motivasi individu dan

tindakan-tindakan sosial (Johnson,

1986:214-215). Ketika berinteraksi,

seseorang atau kelompok sebenarnya tengah

berusaha atau belajar bagaimana memahami

tindakan sosial orang atau kelompok lain.

Sebuah interaksi sosial akan kacau bilamana

antara pihak-pihak yang berinteraksi tidak

saling memahami motivasi dan makna

tindakan sosial yang mereka lakukan.

Menurut Nazsir (25:2008)

Interaksi sosial merupakan bentuk umum

dari proses sosial, dapat didefinisikan

sebagai hubungan-hubungan timbal-balik

antara individu dengan individu, kelompok

dengan kelompok, serta antara individu

dengan kelompok. Terjadinya interaksi

sosial sebagaimana dimaksud, diungkapkan

Abdulsyani (2007:153) karena adanya

saling mengerti tentang maksud dan tujuan

masing-masing pihak dalam suatu

hubungan sosial. Menurut Roucek dan

Warren, interaksi adalah salah satu masalah

pokok karena ia merupakan dasar segala

proses sosial. Interaksi merupakan proses

timbal-balik, dengan mana satu kelompok

dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain

dan dengan demikian ia mempengaruhi

tingkah laku orang lain.

Permasalahan interaksi sosial

terbagi kedalam dua bentuk menurut Gillin

dan Gillin (Syarbaini dan Rusdiyanta,

2009:28), yaitu :

1. Proses yang assosiatif yaitu suatu

proses sosial yang mengindikasikan

adanya gerak pendekatan atau

penyatuan. Bentuk-bentuk khusus

proses sosial yang assosiatif adalah

koperasi, akomodasi, assimilasi dan

akulturasi.

2. Proses yang dissosiatif yaitu proses

sosial yang mengindikasikan pada

gerak ke arah perpecahan. Bentuk-

bentuk khusus proses sosial yang

dissosiatif adalah kompetisi, konflik

dan kontrafersi.

Fokus penelitian ini akan melihat

interaksi sosial yang terjadi di lingkungan

masyarakat nelayan tentang penyaluran alat

tangkap yang diberikan oleh Dinas Kelautan

dan Perikanan.

Page 7: PROBLEMATIKA PENYALURAN ALAT TANGKAP BAGI NELAYAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...penyaluran alat tangkap bagi nelayan di Kelurahan Tanjung

6

B. Kontak Sosial

Kontak sosial berasal dari bahasa

latin, disebut Soekanto (Bungin, 2008:55)

terdiri dari con atau cum (bersama-sama)

dan tango (menyentuh), jadi, artinya secara

harfiah adalah bersama-sama menyentuh.

Pengertian kontak sosial dijelaskan

Abdulsyani (2007:154) adalah hubungan

antara satu orang atau lebih, melalui

percakapan dengan saling mengerti tentang

maksud dan tujuan masing-masing dalam

kehidupan masyarakat. Kontak sosial dapat

terjadi secara langsung ataupun tidak

langsung antara satu pihak dengan pihak

yang lainnya.

Permasalahan kontak sosial yang

dihadapi masyarakat nelayan saat ini, adalah

tentang penyaluran alat tangkap yang

menjadi program pemerintah untuk

membantu nelayan belum tepat sasaran. Hal

ini menyebabkan timbul konflik yang terjadi

di dalam lingkungan masyarakat,

sebagaimana yang disebutkan pandangan

ahli klasik (Muhammad, 2002:58)

menekankan pada “kontrol sosial dan

norma-norma sosial menyebutkan konflik

adalah masalah yang mengganggu dalam

penyelesaian tujuan-tujuan organisasi. Suatu

fungsi otoritas adalah menyelesaikan

konflik.”

C. Komunikasi

Istilah komunikasi saat ini sudah

demikian populer dan dipergunakan oleh

kebanyakan orang. Ia dipergunakan dalam

semua kesempatan baik dalam pembahasan

maupun membicarakan berbagai masalah.

Menurut Widjaja (2010:4) bahwa

komunikasi adalah “inti semua hubungan

sosial, apabila orang telah mengadakan

hubungan tetap, maka sistem komunikasi

yang mereka lakukan akan menentukan

apakah sistem tersebut dapat mempererat

atau mempersatukan mereka, mengurangi

ketegangan atau melenyapkan persengketaan

apabila muncul.

Prinsip dari komunikasi menurut

Seiler (Muhammad, 2002:19) ada empat

prinsip dasar yaitu : “suatu proses, suatu

sistemik, interaksi dan transaksi,

dimaksudkan atau tidak dimaksudkan.”

Jenis-jenis kelompok yang paling penting

dalam komunikasi, menurut Saverin dan

James (2009:219) sebagai berikut :

1. Kelompok primer (primary group)

adalah sebuah kelompok (dua orang

atau lebih) yang melibatkan

Page 8: PROBLEMATIKA PENYALURAN ALAT TANGKAP BAGI NELAYAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...penyaluran alat tangkap bagi nelayan di Kelurahan Tanjung

7

perkumpulan yang anggotanya

bertemu langsung dengan akrab

selama jangka waktu yang lama.

2. Kelompok acuan (reference group)

adalah sebuah kelompok yang

dikenali dan digunakan sebagai

standar acuan namun tidak mesti

dimiliki.

3. Kelompok kasual (casual group)

adalah sekelompok orang yang

terbentuk satu kali saja dan anggota

kelompok tersebut tidak saling

mengenali satu sama lainnya

sebelum mereka berkumpul.

Dipertegas oleh Bungin

(2008:55) menyebutkan interaksi sosial

adalah adanya kontak sosial (social contact

communication) sebagai berikut :

1. Kontak sosial dapat berlangsung

dengan bentuk yaitu :

a. Bentuk proses sosialisasi yang

berlangsung antara pribadi orang

perorang. Proses sosialisasi ini

memungkinkan seseorang

mempelajari norma-norma yang

terjadi dimasyarakatnya.

b. Antara orang perorang dengan

suatu kelompok masyarakat atau

sebaliknya.

2. Komunikasi yaitu sebagai sebuah

proses memaknai yang dilakukan

seseorang :

a. Terhadap informasi, sikap dan

perilaku orang lain

b. Terhadap bentuk pengetahuan,

pembicaraan, gerak-gerik atau

sikap perilaku seseorang

Berdasarkan pendapat Bungin

(2008:55) maka akan peneliti jadikan

sebagai teori untuk membahas permasalahan

berkaitan dengan problematika penyaluran

alat tangkap bagi Nelayan Di Kampung Sei

Jang Laut Kelurahan Tanjung Ayun Sakti.

III. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada jenis

penelitian yang bersifat deskriptif dengan

analisa metode kualitatif. Dan pelaksanaan

penilitian ini berlokasi pada Kampung

Seijang Laut Kelurahan Tanjung Ayun Sakti

Kota Tanjungpinang.

2. Populasi dan Sampel

Adapun yang menjadi informan

ditentukan dengan teknik Purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu yaitu

sebanyak 8 orang informan yang memenuhi

kriteria sebagai berikut nelayan yang

mendapatkan dan tidak mendapatkan

bantuan alat tangkap, pihak Kelurahan

Tanjung Ayun Sakti, dan pihak Dinas

Kelautan Perikanan, Pertanian, Kehutanan

dan Energi (Dinas Kelautan Dan Perikanan)

Kota Tanjungpinang.

3. Sumber dan Jenis Data

a. Data Primer merupakan data pokok

yang diambil secara langsung dari

Page 9: PROBLEMATIKA PENYALURAN ALAT TANGKAP BAGI NELAYAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...penyaluran alat tangkap bagi nelayan di Kelurahan Tanjung

8

sumber aslinya melalui wawancara

dengan para nelayan

b. Data Sekunder merupakan data

pendukung dari Dinas Kelautan dan

Perikanan Kota Tanjungpinang berupa

dokumen, buku-buku (literatur) dan

berbagai dokumentasi yang ada

kaitannya dengan penelitian.

4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

b. Observasi yaitu melakukan pengamatan

dan mencatat semua kejadian, perilaku,

obyek yang dilihat dari penyaluran alat

tangkap dan alat yang digunakan untuk

mendukung penelitian yakni checklist.

c. Wawancara yaitu tanya jawab untuk

mendapatkan informasi terkait dengan

permasalahan penyaluran alat tangkap

dan alat yang dipergunakan pedoman

wawancara berupa pertanyaan-

pertanyaan.

Dokumentasi, merupakan data

pendukung dalam mengumpulkan data atau

informasi melalui foto proses penyaluran

alat tangkap di Kelurahan Tanjung Ayun

Sakti.

5. Teknik Analisa Data

Pengolahan data yaitu menganalisa

data yang sudah terkumpul dipilah menurut

jenisnya. Selanjutnya menganalisis data-data

indikator yang terkumpul dengan cara

deskriptif yaitu memaparkan data apa

adanya sesuai dengan fakta yang diperoleh

menjadi data yang sitematik, teratur

terstruktur dan mempunyai makna. Dari

data tersebut yang diperoleh melalui

wawancara dengan informan sehingga dapat

kesimpulan hasil penelitian di lapangan

adapun pengolahan menggunakan teknik

trianggulasi sumber berarti membandingkan

dan mengecek balik derajat kepercayaan

suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda dalam

penelitian kualitatif

IV. Pembahasan

A. Kontak Sosial (Problematika Antar

Nelayan Dengan Nelayan)

Problematika penyaluran alat

tangkap antar nelayan dengan nelayan

disebabkan karena tidak transparannya

informasi yang mereka terima bahkan ridak

diketahui semua nelayan. Keadaan yang

sangat memperihatinkan karena tidak

terjadinya interaksi menyebabkan

Page 10: PROBLEMATIKA PENYALURAN ALAT TANGKAP BAGI NELAYAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...penyaluran alat tangkap bagi nelayan di Kelurahan Tanjung

9

penyaluran alat tangkap tidak merata. Pada

pembahasan temuan penelitian dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Problematika proses sosialisasi

penyaluran alat tangkap yang diberikan

pihak Dinas Kelautan dan Perikanan

Kota Tanjungpinang yaitu sosialisasi

sudah berjalan dengan semua pihak dan

bentuk sosialisasi seperti pemanfaatan

alat tangkap, monitoring terumbu karang

melalui petugas pendamping dari dinas.

2. Adanya kerjasama semua pihak untuk

menyalurkan alat tangkap agar tepat

sasaran yaitu penyaluran alat tangkap di

kampung sei jang laut kelurahan tanjung

ayun sakti hanya sebatas pengumpulan

data nelayan melalui musrembang.

Dengan kata lain kerjasama antara

nelayan dengan nelayan belum berjalan

menyebabkan penerima bantuan ada

yang dua kali, pendataan penerima tidak

sesuai kebutuhan nelayan kemudian tidak

berjalannya nilai-nilai kebersamaan

antara nelayan dengan nelayan yang

menimbulkan kecemburuan sosial baik

antar pribadi maupun kelompok.

B. Komunikasi (Problematika antara

nelayan dengan dinas)

Dari hasil temuan penelitian

melalui wawancara dengan informan yaitu

bentuk komunikasi seharusnya dapat terjalin

dengan dua arah antara nelayan dengan

dinas sebelum alat tangkap disalurkan

sehingga tidak terjadi problematika. Dari

permasalahan komunikasi yaitu tidak

berjalannya komunikasi langsung antara

nelayan dengan dinas menyebabkan

permasalahan sebagai berikut :

1. Adanya informasi yang diterima pihak

dinas kelautan dan perikanan tentang

alat tangkap yang dibutuhkan

masyarakat nelayan yaitu informasi

hanya didapatkan dari hasil

musrembang kelurahan tetapi tidak

diinformasikan kembali kepada nelayan

terkait jenis bantuan alat tangkap

menyebabkan bantuan alat tangkap

tidak merata bahkan tidak tepat sasaran.

Dengan demikian problematika antara

nelayan dengan dinas kurangnya

hubungan langsung melalui komunikasi

yang transparan sehingga tidak

didapatkan semua kelompok nelayan

Page 11: PROBLEMATIKA PENYALURAN ALAT TANGKAP BAGI NELAYAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...penyaluran alat tangkap bagi nelayan di Kelurahan Tanjung

10

tentang informasi jenis bantuan alat

tangkap.

2. Pihak dinas menunjukan sikap perduli

dengan ikut mengawasi penyaluran alat

tangkap bahwa pihak dinas sudah ikut

terlibat langsung memantau dan

menyerahkan bantuan namun pihak

kelurahan tidak ikut dilibatkan sehingga

bentuk partisipasi semua pihak belum

maksimal karena salah satu pihak tidak

dilibatkan menyebabkan penyaluran alat

tangkap tidak tepat sasaran dan

menimbulkan kecemburuan sosial

antara nelayan dengan nelayan.

3. Masyarakat dapat secara langsung

menyampaikan keluhan alat tangkap

yang dibutuhkan bahwa hasil temuan

penelitian yaitu masyarakat tidak dapat

menyampaikan secara langsung

keluhannya, dan nelayan yang belum

pernah mendapatkan bantuan tidak tau

mau menyampaikan keluhannya

kepihak mana sehingga bantuan

pemerintah tidak tersalurkan dengan

merata termasuk dan kualitas alat

tangkap kurang baik

V. Penutup

Problematika penyaluran alat

tangkap di kampung sei jang laut

kelurahan tanjung ayun sakti masih

menyimpan kecemburuan sosial baik

dari sisi interaksi sosial antara nelayan

dengan nelayan yang kurang memiliki

nilai-nilai kebersamaan sehingga

menimbulkan interaksi yang dissosiatif

pada proses penyaluran alat tangkap.

Selain itu problematika juga muncul

dari sisi komunikasi antara nelayan

dengan pihak dinas, dimana tidak

terjadinya komunikasi secara langsung

yang transparan pada pemberian

informasi pendataan penerima bantuan

alat tangkap sehingga ada nelayan yang

sudah mendapatkan dua kali, dan yang

memprihatinkan ada nelayan yang tidak

mendapatkan sama sekali bantuan alat

tangkap. Hal ini dapat menimbulkan

problematika kecemburuan sosial antar

pribadi nelayan maupun kelompok.

Page 12: PROBLEMATIKA PENYALURAN ALAT TANGKAP BAGI NELAYAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...penyaluran alat tangkap bagi nelayan di Kelurahan Tanjung

11

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani, 2007. Sosiologi skematika, teori, dan terapan. Jakarta: Bumi Aksara.

Adisasmita, Raharjdo, 2006. Pembangunan Kelautan dan Kewilayahan, Yogyakarta: Graha Ilmu

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Bungin, M. Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi. Jakarta, Kencana.

Damsar, 2011. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana

Kaho, Riwu, Josef, 2007. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia (identifikasi

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyelenggaraan Otonomi Daerah). Jakarta,

RajaGrafindo Persada.

Kusnadi, 2007. Jaminan Sosial Nelayan. Yogyakarta. LKiS Pelangi Aksara

Kusnadi, 2009. Keberdayaan Nelayan dan Dinamika Ekonomi Pesisir. Ar-Ruzz Media.

Yogyakarta

Muhammad, Arni. 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta, Bumi Aksara

Mulyadi, 2007. Ekonomi Kelautan. RajaGrafindo Persada. Jakarta

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto, 2006, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, Jakarta:

Kencana

Nasrullah, Nazsir, 2008, Sosiologi Kajian Terhadap Konsep dan Teori Sosiologi Sebagai Ilmu

Sosial. Bandung: Widya padjadjaran

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2008, Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Yogyakarta, Graha Ilmu

Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sunarto, Kamanto, 2000. Pengantar Sosiologi. Jakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Syarbaini, Syahrial dan Rusdiyanta, 2009. Dasar-dasar Sosiologi. Yogyakarta, Graha Ilmu

Usman, Husaini, dan Akbar, Purnomo Setiady. 2006. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung,

Bumi Aksara.

Page 13: PROBLEMATIKA PENYALURAN ALAT TANGKAP BAGI NELAYAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...penyaluran alat tangkap bagi nelayan di Kelurahan Tanjung

12

Usman, Sunyoto. 2006. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta, Pustaka

Pelajar

Severin J. werner dan tankard w. james. 2009. Teori Komunikasi: sejarah, metode, & terapan di

dalam media massa. Jakarta, Kencana.

Tesoriero, frank, dan Ife Jim. 2006, Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi

(Community Development). Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Widjaja, 2010. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta, Bumi Aksara

Sumber Lain :

Monografi Kelurahan Tanjung Ayun Sakti

Profil Kelurahan Tanjung Ayun Sakti

Data Kelompok Nelayan Kampung Sei Jang Laut Kelurahan Tanjung Ayun Sakti