Problem Based Learning Unila

4
Problem-Based Learning (PBL) dr. Rika Lisiswanti Bagian Pendidikan Kedokteran FK Unila Pengertian pbl Pbl adalah cara belajar yang efektif dengan kelompok kecil yang di inisiasi oleh suatu masalah atau skenario. Pbl pertama kali dikenalkan oleh Howard Barrow 1976 di Universitas McMaster Kanada. General Medical Council (GMC) di inggris, menyarankan bahwa pendekatan berdasarkan masalah merupakan pendekatan pendidikan kedokterann pada tahun 1993. Istilah pbl merupakan istilah yang membingungkan terutama dalam penerapannya karena berbeda konsep dan berbeda pengertian. Peranan dosen dalam pbl berbeda dengan peranan dosen pada kurikulum tradisional dan perubahan peran ini mungkin terlihat akan mengancam beberapa dosen dalam pendidikann profesi kesehatan (Davis&Harden, 1999). Kegiatan dalam pbl Pbl di inisisasi oleh suatu masalah. Masalah berperan sebagai ransangan untuk berfikir kritis dan menggunakan bukti ilmiah dengan mencari literatur yang relevan. Masalah bisa berasal dari aspek kesehatan, penyakit, sosial, psikologi, etika dan profesionalisme. Masalah disarankan didisain secara terstruktur dan tujuan yang eksplisit (Sefton, 2005). Jumlah mahasiswa yang belajar kelompok kecil dengan pbl adalah anatar 8-12 orang mahasiswa. Dosen sebagai fasilitator yang akan menfasilitasi mahasiswa dalam berdiskusi. Kelompok mahasiswa tersebut akan memilih seorang ketua dan 2 orang sekretaris. Kelompok diskusi yang efektif akan mendorong mahasiswa berbagi ilmu baru, tentang kedokteran, evaluasi ide dan mendapatkan feedback dari anggota kelompok lain. Prinsip belajar PBL 1. Adult learning Adult learning atau disebut juga andragogy yang berarti “ the art and science of helping adult learn”. Teradapat 5 sifat andragogi yaitu a. orang dewasa adalah orang mandiri (self directing) b. Memilki pengalaman luas dan kaya sumber belajar c. Menilai pembelajaran sebagai suatu hal yang terintegrasi dengan kebutuhan dan tuntutan kehidupan sehari-hari d. Lebih tertarik kepada pemecahan masalah 1

description

n n

Transcript of Problem Based Learning Unila

Page 1: Problem Based Learning Unila

Problem-Based Learning (PBL)dr. Rika Lisiswanti

Bagian Pendidikan Kedokteran FK Unila

Pengertian pblPbl adalah cara belajar yang efektif dengan kelompok kecil yang di inisiasi oleh suatu

masalah atau skenario. Pbl pertama kali dikenalkan oleh Howard Barrow 1976 di Universitas McMaster Kanada. General Medical Council (GMC) di inggris, menyarankan bahwa pendekatan berdasarkan masalah merupakan pendekatan pendidikan kedokterann pada tahun 1993. Istilah pbl merupakan istilah yang membingungkan terutama dalam penerapannya karena berbeda konsep dan berbeda pengertian. Peranan dosen dalam pbl berbeda dengan peranan dosen pada kurikulum tradisional dan perubahan peran ini mungkin terlihat akan mengancam beberapa dosen dalam pendidikann profesi kesehatan (Davis&Harden, 1999).

Kegiatan dalam pblPbl di inisisasi oleh suatu masalah. Masalah berperan sebagai ransangan untuk berfikir

kritis dan menggunakan bukti ilmiah dengan mencari literatur yang relevan. Masalah bisa berasal dari aspek kesehatan, penyakit, sosial, psikologi, etika dan profesionalisme. Masalah disarankan didisain secara terstruktur dan tujuan yang eksplisit (Sefton, 2005).

Jumlah mahasiswa yang belajar kelompok kecil dengan pbl adalah anatar 8-12 orang mahasiswa. Dosen sebagai fasilitator yang akan menfasilitasi mahasiswa dalam berdiskusi. Kelompok mahasiswa tersebut akan memilih seorang ketua dan 2 orang sekretaris. Kelompok diskusi yang efektif akan mendorong mahasiswa berbagi ilmu baru, tentang kedokteran, evaluasi ide dan mendapatkan feedback dari anggota kelompok lain.

Prinsip belajar PBL1. Adult learning

Adult learning atau disebut juga andragogy yang berarti “ the art and science of helping adult learn”. Teradapat 5 sifat andragogi yaitu

a. orang dewasa adalah orang mandiri (self directing)b. Memilki pengalaman luas dan kaya sumber belajarc. Menilai pembelajaran sebagai suatu hal yang terintegrasi dengan kebutuhan dan

tuntutan kehidupan sehari-harid. Lebih tertarik kepada pemecahan masalahe. Termotivasi belajar atas dorongan internal

2. Self directed learningSuatu metode pengorganisasian pengajaran dan pembelajaran tugas-tugas belajar

sepenuhnya dikontrol oleh mahasiswa atau suatu usaha keras dari mahasiswa untuk memiliki kemampuan bertanggungjawab atas pembelajaran mereka, otonomi pribadi dan pilihan masing-masing individu.

Kelebihan PBL1. Student centered: active learning, memperbaiki pembelajaran, pemahaman, retensi, dan

keterampilan belajara sepanjang hayat2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan generic skills dan

attitude yang diiperlukan pada saat menjadi dokter3. Memotivasi mahasiwa dan tutor4. Pembelajaran lebih mendalam5. Pendekatan konstruktif: mahasiswa mengaktifkan priorknowledge dan mengembangkan

kerangka pengetahuan6. Meningkakan kolaborasi anatar berbagai displin ilmu

1

Page 2: Problem Based Learning Unila

7. Mengurangi beban kurikulum yang berlebihan pada konvesnionalKekurangan

1. Tutor tidak dapat mengajar, tutor menyenangi ilmunya sendiri sehingga sulit untuk menjadi fasilitator

2. Jumlah pengajar yang dibutuhkan lebih banyak daripada konvensional3. Banyaknya mahasiswa yang mengakses perpustakaan dan internet yang bersamaan4. Menyediakan buku dan jurnal-jurna sebagai sumber belajar5. Tutor harus menjadi role model6. Mahasiswa mengalami kegamangan sampai sejauh mana mereka harus self directed

learningPerbedaan sistem konvensional dan PBLKonvensional:

1. Tutor atau dosen sebagai pengajar, ahli, otoritas formal2. Pengajar bekerja dalam situasi terisolasi3. Transfer ilmu kepada mahasiswa4. Mengorganisasikan konten dalam satuan acara pengajaran5. Pengajar mengajar secara individual didalam kelas6. Mahasiswa pasif atau sebagai tong kosong7. Mahasiswa menyerap, menyalin, mengingat dan mengulang informasi8. Mahasiswa mencari jawaban yang benar untuk hasil yang bagus9. Kinerja diukur hanya berdasarkan konten

PBL:1. Pengajar berperan sebagai fasilitator, mentor, pemandu, coach dan konsultan profesional2. Pengajara bekerjasama dengan anggota tim3. Mahasiswa bertanggungjawab atas pembelajarannya dan menjaga kemitraan antar

pengajar dan mahasiswa4. Pengajar merancang pembelajaran berdasarkan masalah5. Struktur fakultas bersifat suportif dan fleksibel6. Pengajar mendorong mahasiswa dan menyemangati mahasiswa7. Mahasiswa saling memberikan umpan balik dengan fakultas8. Mahasiwa belajar secara aktif dan mandiri9. mahasiswa belajar dengan suasana kolaboratif dan suportif10. Fakultas tidak mengajukan satu jawaban yang benar tetapi membantu mahasiswa

merangkai pertanyaan, menyususn masalah, mengeksplorasi dan membuat keputusan yang efektif

11. Mahasiswa mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah dengan menggunakan priorknowledge dan pengalaman sebelumnya bukan recall

Prior knowledgePrior knowledge atau PK adalah pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang. PK

yang dimiliki oleh mahasiswa atau peserta didik biasanya bersifat fragmatis dan local dan sering miskonsepsi.PK merupakan faktor penting dalam pembelajaran untuk itu setiap tutor, instruktur perlu mengetahui tingkat PK yang dimiliki oleh peserta didik. Dalam proses pemahaman, PK merupakan faktor utama yang akan mempengaruhi pengalaman belajar bagi peserta didik. Menciptakan kesempatan yang menantang untuk para peserta didik memanggil kembali PK merupakan upaya yang esensial. Dengan cara seperti itu para instruktur atau tutor dapat mendorong peserta didik untuk mengubah pola pikir dan mengingat informasi yang pernah dimiliki merupakan proses belajar yang berarti serta dapat menghubungkan berbagai jenis kejadian peristiwa menjadi suatu pengetahuan baru.Pada umumnya tingkat PK pada peserta didik ada tiga:

2

Page 3: Problem Based Learning Unila

1. Much (Superordinate concepts, definisi, analog, linking)2. Some (contoh, attribute, mendefinisikan ciri-ciri tertentu3. Little (asosisasi, morphemes, suara, pengalaman pertama)

Pada PBl peserta didik mencari pengetahuan baru melalui diskusi kelompok dibawah bimbingan fasilitator . Kunci utamnya adalah PK yang dimiliki oleh mahasiswa. PK ini akan dikeuarkan oleh peserta didik jika ada trigger (skenario subtopik dari topik tertentu).

Critical thinking Mempertanyakan apa yang didengar ataua dilihat, kemudian dilanjutkan dengan mengapa

atau kenapa? Berprilaku hati-hati dan tidak tergesa-gesa dalam menyikapi masalah Berpikir dengan konsep yang matang dan mempertanyakan sesuatu dengann cara baik

Gambar: model critical thinkingSumber: Learning development with plymouth university

3