Pro Sidings

104

Click here to load reader

description

prosiding

Transcript of Pro Sidings

PROSIDINGSSEMINAR PENDIDIKAN ASTRONOMI Astronomi untuk Indonesia: Menuju Terbentuknya Jaringan Pendidikan Astronomi di Indonesia Editor: Premana W. Premadi Dhani Herdiwijaya Kiki Vierdayanti PROSIDINGS SEMINAR PENDIDIKAN ASTRONOMI Astronomi untuk Indonesia: Menuju Terbentuknya Jaringan Pendidikan Astronomi di Indonesia Aula Barat Institut Teknologi Bandung 26 Oktober 2011 Observatorium Bosscha ITB Seminar Pendidikan Astronomi Aula Barat Institut Teknologi Bandung, 26 Oktober 2011 Diselenggarakan atas kerjasama: Observatorium Bosscha ITB, Program Studi & KK Astronomi FMIPA-ITB,Himpunan Astronomi Indonesia dan. Seluruh Sponsor. Editor: Premana W. Premadi Dhani Herdiwijaya Kiki Vierdayanti Editor Teknis Bahasa Indonesia: Dian Suryahandayani Koleksi foto untuk halaman depan: Ferry M. Simatupang Emanuel Sungging Mumpuni Penerbit Observatorium Bosscha ITB 2012. Peringatan 60 tahun Pendidikan Tinggi Astronomi di Indonesia ISBN 9786021810804April 2012 Daftar Isi Kata Pengantar i Dedikasi iii Daftar Peserta v Jadwal Acara Seminar viii Dokumentasix Editorial1 Artikel Pembicara Undangan5 Sesi 1 Astronomy for Development Kevin Govender7 Sesi 2 Sejarah Pendidikan Tinggi Astronomi di Indonesia Suhardja D. Wiramihardja13 Pendidikan Tinggi Astronomi di Indonesia Tahun 2001 2011Mahasena Putra19 Extending Astronomical Education by Astronomy Olympiad ActivitiesChatief Kunjaya25 Sesi 3 Geliat Astronomi di Kampus Bumi Siliwangi Judhistira Aria Utama31 Perkembangan Pendidikan Astronomi di SMAMariano Nathanael35 Pendidikan Astronomi dalam Kurikulum SekolahWasis, Mikrajuddin Abdulah39 Program-program DIKTI untuk Mendukung Pengembangan PendidikanAstronomi di Indonesia Biemo Soemardi43 Penyelenggaraan Pendidikan Astronomi pada Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPIAndi Suhandi47 Artikel Peserta51 Inisiasi Kegiatan Astronomi di Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 1Banjarmasin Prahesti Husnindriani, Anita R. Audina, Fuji Hidjriyati, Muji Lestari,Budi Dermawan, Hakim L. Malasan53 Astronomi di Sekolahku Mahdi Nurianto Ahmad 55 Perlukah Astronomi Masuk Kurikulum Sekolah? Slamet M. Tohar57 Pendidikan Astronomi sebagai Sains Soekiyah Permani, Premana W. Premadi59 Pendidikan Astronomi di Indonesia dan Permasalahannya Eddy Susianto, Hasanah Pratiwi61 Perkembangan Ilmu Astronomi di Indonesia Asep Yoyo Wardaya63 Jaringan Ke-Astronomia-an Widya Sawitar65 Membangun Jejaring Pendidikan Astronomi Melalui pusat Peraga IlmuPengetahuan dan Teknologi (PUSPITEK) Indrawan67 Folk Astronomy: Upaya Meraih (Kembali) Posisi Keemasan Astronomi Halmar Halide, Nur Hasanah69 Penutup 71 Laporan DiskusiKiki Vierdayanti, Soekiyah Permani73 Concluding Remarks Dhani Herdiwijaya75 Lampiran77 Ucapan Terimakasih 87 i Kata Pengantar SeminarPendidikanAstronomiyangdilaksanakandiAulaBaratInstitutTeknologi Bandung,pada26Oktober2011,merupakansalahsatuacaradarirangkaianacara Peringatan60TahunPendidikanTinggiAstronomidiIndonesia.Temaseminarini adalahAstronomiuntukIndonesia:MenujuTerbentuknyaJaringanPendidikan Astronomi di Indonesia. HinggasaatiniProgramStudiAstronomiInstitutTeknologiBandung(disingkatAS-ITB) masih merupakan satu-satunya penyelenggara pendidikan tinggi formal untuk ilmu astronomidiIndonesia.Sesuaisifatilmuastronomiyanguniversal,AS-ITBdirancang untukmempersiapkanlulusanyangdapatmengembangkanilmuastronomibaikdalam bidang pendidikan, penelitian, maupun komunikasi astronomi baik di dalam maupun di luarnegeri.Olehkarenaitu,AS-ITBberusahauntukdapatmengikutiperkembangan ilmudanteknologiastronomiyangsemakinpesatdiduniadewasaini.Ironisnya,di lingkungan sekolah dasar dan menengah di Indonesia, ilmu astronomi masih dipandang sebagaiilmualamterapanataubagiandariilmuFisikadan/atauGeografi.Akibatnya, para lulusan SMA tidak memiliki bekal dasar dan minat pada astronomi sebaik mereka menguasai ilmu dasar lainnya. Paradigma ini menimbulkan masalah tersendiri bagi AS-ITB yang memerlukan input mahasiswa dengan kompetensi dasardan minat padailmu astronomiyangmemadai.TerlepasdarimasalahAS-ITB,paradigmabahwailmu astronomibukanilmualamdasaryangwajibadalahtidaktepatdanperludiperbaiki, dan ini menjadi tanggung jawab tambahan bagi AS-ITB.UpayaperubahanparadigmatersebuttentusajatidakdapatdilakukanolehAS-ITB sendiri.Kerjasamadenganpihak-pihakyangberwenangyangberhubunganlangsung dengan pendidikan di tingkat sekolah dasar dan menengah serta pihak-pihak sekolah itu sendiriperludikembangkan.Pendekatandenganpihaksekolahsudahmulaidilakukan denganmenumbuhkanketertarikansiswapadailmuastronomimelaluikegiatan olimpiadebidang astronomi,baiknasionalmaupuninternasional.Beberapamahasiswa AS-ITBjugadijaringmelaluikegiatanolimpiadeini.Kendalaterbesaradalah kurangnyasumberdayasekolahuntukmemberikankompetensidasarastronomi.Oleh karenaitu,AS-ITBjugaperluberupayamenyuarakankebutuhanguruberkompetensi astronomikepadapihakterkaitsepertiuniversitaspenyelenggarailmukependidikan sebagaipencetakguru-guru.Upayainikurangefektifbilaastronomitidakdipandang perludidalamkurikulumsekolah.Olehkarenaitu,upayapendekatankepadaBadan StandarNasionalPendidikanmaupunKementrianPendidikandanKebudayaanharus dilakukan. Selainpendekatankepadapihak-pihaktersebut,budayaberpikirmasyarakatperlujuga untukdiperbaikisecaraperlahan-lahanmelaluikegiatan-kegiatanpopularisasi ii astronomi.Kegiatan-kegiatanpopularisasiastronomidiseluruhIndonesiamerupakan kegiatanyangmemerlukansumberdayayangbesar.Untukitu,jaringanpendidikan astronomidiIndonesiamutlakdiperlukan.DenganpenyelenggaraanseminariniAS-ITBberupayauntukmenginisiasipembentukanjaringantersebut.Harapanuntuk keberhasilanpembentukanjaringansangatbesarbilamelihatkerjasamadengan beberapainstitusimaupunkelompokyangtelahterjalindalamsepuluhtahunterakhir ini,misalnyakerjasamadenganintitusiterkaitsepertiLAPAN,BMKG,Kementerian RisetdanTeknologi,KementerianKeagamaan,KementerianKomunikasidan Informatika,planetarium,puspitekdanlainsebagainya.Selainitujugaterjalin kerjasamadengankelompokpecintaastronomisepertihimpunanastronomiamatirdi berbagai kota di Indonesia, Universe Awareness, Langit Selatan, dan lain sebagainya.DengansemangatuntukmembangunjaringanpendidikanastronomidiIndonesia SeminarPendidikanAstronomiinidiselenggarakandanprosidingsinimerupakan dokumentasi pemikiran, ide maupun keluh kesah berbagai pihak pemerhati astronomi di Indonesia.Akhirkata,semogaSeminarPendidikanAstronomi2011danprosidings seminarinidapatbermanfaatbagikemajuanpendidikanastronomidiIndonesiasecara umum dan khususnya bagi pembentukan jaringan pendidikan astronomi di Indonesia. Bandung, April 2012 Tim Editor dan Panitia Seminar Pendidikan Astronomi 2011 iii DEDIKASI Seminar Pendidikan Astronomi 2011 dalam rangka Peringatan 60 Tahun Pendidikan Tinggi Astronomi di Indonesia didedikasikan kepada: Prof. Dr. Suhardja D. Wiramihardja dan Dr. I ratius Radiman atas dedikasi dalam melaksanakan tugas sebagai staf pengajar pada Program Studi Astronomi dan peneliti pada KK Astronomi, FMIPA, Institut Teknologi Bandung. Selamat memasuki masa purna bakti. iv v DAFTAR PESERTA NamaInstansi Achmad LutfiFMIPA UNESA Adeline FlorenzSDN Nilem III Adey TanaumaJurusan Fisika FMIPA UNSRAT Ai RubaiahSMAN 22 Bandung Aldino Adry BaskoroSekolah Alam Allisa Duhita A.Astronomi ITB Andi SuhandiUniversitas Pendidikan Indonesia Andika Bagus PriambodoAstronomi - Institut Teknologi BandungAnida NurafifahUNJ Annisa Novia Indra P.Astronomi ITB ApriliaAstronomi ITB AsikinSMAN 17 Bandung AsrizaHimpunan Astronomi Amatir Jakarta Avianto W. N.Alumni Astronomi ITB Avivah Yamanilangitselatan AwalluddinUPTD. Graha Teknologi Sriwijaya Ayub SiregarUPTD. Graha Teknologi Sriwijaya Azis Taz SunjayaHimpunan Astronomi Amatir Jakarta Biema SoemardiTeknik Sipil ITBBubun WidartaSBM-MBACCE- ITB Budi DermawanAstronomi, FMIPA-ITB Cahyo Puji AsmoroCAKRAWALA UPI Chatief KunjayaAstronomi ITB Daniel BudimanAstronomi ITB Dessy EprilyaHimpunan Astronomi Amatir Jakarta Dhani HerdiwijayaAstronomi ITB Dhimaz Gilang R.Astronomi ITBDmirza Pahlavi Al AmamuHimpunan Astronomi Amatir Jakarta Eddy SusiantoPPPPTK IPA Bandung Eko Wiyando PutraAstronomi ITB Emanuel Sungging M.Astronomi ITB Endang SoegiartiniAstronomi ITB Erma EmiliaUPTD. Graha Teknologi Sriwijaya Febrie AzisAstronomi ITB Ferry M. Simatupang Astronomi ITB Fitria YuliantiUPTD. Graha Teknologi Sriwijaya Fransisca S. W.SMAN 12 Bandung Gabriela Kezia HaansAstronomi ITB Hakim L. MalasanAstronomi ITB Hanzel Zaki AlexanderSDN Nilem III Hasanah Pratiwi SerojaSMP Negeri 10 Cimahi I Putu Wira HadiputrawanAstronomi ITB I'ah F. ImaniahAstronomi ITB Ichsan IbrahimAstronomi ITBIndra FirdausHimpunan Astronomi Amatir Jakarta vi IndrawanUPTD Graha Teknologi Sriwijaya Intan TatikSMAN 2 Bandung Iratius RadimanAstronomi ITB Jaha HerwandiSMAN 26 Bandung Janette SuherliAstronomi ITB Jannus Berlin Hotmanson MalauSMA Methodist-2 Medan Janu Eko HerwantoSMAN 23 Bandung Judhistira Aria UtamaUniversitas Pendidikan Indonesia Karel A. van der HuchtSRON Utrecht KaryawanSMAN 4 Bandung Kevin GovenderInternational Astronomical Union Kiki VierdayantiAstronomi ITB Lilies HerniSMAN 11 Bandung Lita Lestari UtamiHimpunan Astronomi Amatir Jakarta M. Ikbal ArifyantoAstronomi ITB M. TajudinSMPN 8 Purwakarta Mahasena PutraAstronomi ITB Mahdi Nurianto AhmadSMA Negeri 5 Surabaya Mariano NathanaelSMA Negeri 2 Bandung Mikrajuddin AbdullahBSNP/ITB Moedji RahartoAstronomi ITB Muhamad IqwalSTT Tekstil Bandung Muhamad Zamzam NurzamanAstronomi ITB Muhammad RayhanHimpunan Astronomi Amatir Jakarta Mutoha ArkanuddinJogja Astro Club (JAC) Norma YunitaHimpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) Nur HasanahJurusan Fisika, FMIPA, Universitas Hasanuddin Omar SharifSAPPK ITB Prahesti HusnindrianiProdi Astronomi-ITB Premana W. PremadiAstronomi ITB PriyadiSMAN 3 Bandung Puji IrawatiAstronomi ITB Ramadhani Putri AyuAstronomi ITB Rameli AgamGalura RatnaningsihSMAN 2 Bandung Reza Primawan HudritaArsitektur ITB Rezky PutraSMAN 77Jakarta Rhorom P.Astronomi ITB Ridlo W. W. Astronomi ITB Rika RahidaInstitut Teknologi Bandung RinawatiSMAN 27 Bandung Rinto Anugraha NQZJurusan Fisika FMIPA UGM Riries RulaningtyasProgram Studi Fisika Universitas Airlangga Roni Firmansyah M.Himpunan Astronomi Amatir Jakarta Ronny SyamaraHAAJ (Himpunan Astronomi Amatir Jakarta) Rukman NugrahaBMKG Ryandhika RukmanaHAAJ (Himpunan Astronomi Amatir Jakarta) Saeful AkhyarProgram Studi Astronomi ITB vii Saleh TulhayatSMPN 8 Purwakarta Sarlon HutagaolSMP Negeri 10 Cimahi Siti Bunga F.STT Tekstil Bandung Siti MulyatiSMAN 21 Bandung Slamet MTJur. Pendidikan Fisika FMIPA-UNY Soekiyah PermaniAstronomi ITB Sri WahyuningsihSMA Negeri 1 Rembang Suhardja D. WiramihardjaAstronomi ITB SulfiyantiHimpunan Astronomi Amatir Jakarta Taufiq HidayatAstronomi ITB Titania VirginiflosiaAstronomi ITB Vina Rieza RahmawatyHimpunan Astronomi Amatir Jakarta WahriaSMAN 1 Bandung WasisBSNP/UNESA Widya SawitarPlanetarium Jakarta Yayan RosendiSMAN 17 Bandung Yayan SugiantoAstronomi ITB Yolanda GheaAstronomi ITB Yusuf PangsibidangSMAK Barana Sulawesi Selatan viii Jadwal Acara NoWaktuAcara / Topik (Isi) PresentasiPembicaraKeterangan 108.00 08.10Pembukaan (laporan penyelenggara) Dr. Moedji Raharto (Ketua Kelompok KeahlianAstronomi FMIPA-ITB) 208.10 08.20Sambutan oleh Rektor ITBProf.Akhmaloka, Ph.D. (Rektor ITB) 308.20 08.25Ucapan terima kasih kepada Dr. Karel A. van der Hucht (LKBF) oleh Rektor ITB -Disampaikan oleh Rektor ITB 408.25 08.30Ucapan terima kasih kepada Dr. Karel A. van der Hucht , Prof. Dr. Suhardja D. Wiramihardja dan Dr. Iratius Radiman oleh Dekan FMIPA -Disampaikan olehDekan FMIPA 508.30 09.30 Astronomy for DevelopmentInternational Astronomy Union [IAU] (Dr. Kevin Govender: Director IAU Global Office of Astronomy for Development) 50 menit presentasi + 10 menit tanya-jawab 609.30 10.00Coffee Break 710.00 10.30 Sejarah Pendidikan Tinggi Astronomi di Indonesia Prof. Dr. Suhardja D. Wiramihardja 30 menit presentasi tanpa tanya jawab 810.30 11.00 Pendidikan Tinggi Astronomi di Indonesia Tahun 2001 2011 Dr. Mahasena Putra (Ketua Program Studi Astronomi ITB) 20 menit presentasi + 10 menit tanya-jawab 911.00 11.30 Observatorium Bosscha: up close and personal Dr. Hakim L. Malasan (Kepala Observatorium Bosscha) 20 menit presentasi + 10 menit tanya-jawab 1011.30 12.00 Extending Astronomical Education by Astronomy Olympiad Activities Dr. Chatief Kunjaya (Presiden International Olympiad of Astronomy and Astrophysics) 20 menit presentasi + 10 menit tanya-jawab 1112.00 13.30Ishoma 1213.30 13.50Geliat Astronomi di Kampus Bumi Siliwangi Judhistira Aria Utama, M.Si.(Universitas 20 menit presentasi + tanya-jawab ix Pendidikan Indonesia) 1313.50 14.10Perkembangan Pendidikan Astronomi di SMA Mariano Nathanael, S. Si.(SMAN 2 Bandung) 20 menit presentasi + tanya-jawab 1414.10 14.40 Pendidikan Astronomi dalam Kurikulum Sekolah Dr. Wasis, M.Si. (Perwakilan BSNP/ Universitas Negeri Surabaya) @10 menit presentasi + 10 menit tanya-jawab Prof. Dr. Eng. Mikrajuddin Abdullah (Perwakilan BSNP/ ITB) 1514.40 15.10Program-program DIKTI untuk Mendukung Perkembangan Pendidikan Astronomi di Indonesia Dr. Biemo Soemardi (Perwakilan DIKTI/ ITB) 20 menit presentasi + 10 menit tanya-jawab 1615.10 15.40 Penyelenggaraan Pendidikan Astronomi pada Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Dr. Andi Suhandi, M.Si (FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia) 20 menit presentasi + 10 menit tanya-jawab 1715.40 15.50Coffee Break 1815.50 16.50Diskusi terbuka mengenai seluruh materi seminar serta upaya tindak lanjut dari oleh pihak-pihak terkait Moderator: Dr. Taufiq Hidayat Bentuk: 60 menit diskusi +tanya-jawab yang terbuka untuk seluruh peserta 1916.50 17.00Concluding RemarksDr. Dhani Herdiwijaya 2017.00 17.15PenutupanDr. Mahasena Putra (Ketua Program StudiAstronomi FMIPA- ITB) 2117.15 17.30Foto Bersama x DOKUMENTASI xi Prof. Akhmaloka, PhD (Rektor ITB) memberikan sambutan sekaligus membuka acara Seminar Pendidikan Astronomi Dr. Karel A. van der Hucht (Leids-Kerkhoven-Bosscha Fonds) memberikan sambutan atas penghargaan yang diberikan oleh Rektor ITB atas perannya dalam mendukung Astronomi di Indonesia selama lebih dari 30 tahun Dr. Moedji Raharto (Ketua KK Astronomi) menyampaikan laporan penyelenggara kegiatan Peringatan 60 Tahun Pendidikan Tinggi Astronomi di Indonesia xii Foto-Foto Tanya Jawab xiii 1 EDITORIAL Peringatan60tahunPendidikanTinggiAstronomidiIndonesiamerupakanmomenyangsangat pentingbagiProgramStudidanKKAstronomiITB(disingkatAS-ITB)yangmerupakantempat lahir dan berkembangnya pendidikan tinggiAstronomi di Indonesia. Sepuluh tahunyanglalu, pada peringatan 50 tahun, sejarah dan awalmula perkembanganAstronomi di Indonesia telah digali dan disarikandalambukukenanganyangterbitpadatahun2001.Sejarahberhargainimenawarkan refleksiyangsangatpentinguntukmembangunpondasikokohbagiperkembanganAstronomi Indonesia saat ini. HinggasaatiniAS-ITB,sebagaisatu-satunyapenyelenggarapendidikantinggiAstronomidi Indonesia,masihmenjadimotorpendidikanAstronomidikawasanregionalAsiaTenggara.AS-ITB juga berperan aktif dalam kegiatan internasionalmisalnya dalam konferensi ilmiah,juga dalam kerjasama dengan berbagai instansi internasional melaluipengiriman mahasiswa untuk melanjutkan studisertamengikutisummerschool,maupunkunjungandankerjasamariset.AS-ITBjugaturut berperan dalam kegiatanyang diselenggarakan olehInternational Astronomical Union (IAU),yang merupakanwadahAstronomiinternasional.PeranAS-ITB tidakterlepasdariperanObservatorium Bosschayangtelahberdirisejaktahun1923.ObservatoriumBosschayangawalnyahanyadikenal sebagai sebuah laboratorium tempat aktivitas penelitian Astronomi di Indonesia dilaksanakan, sejak 6dekadelalujugaaktifdalampendidikantinggiAstronomidanmendekatkanAstronomike masyarakat luas. Kendalamulaidirasakanketikabebantugassemakinmeningkatsementarasumberdayamanusia praktis tidak banyak berubah. AS-ITB sebagai salah satu penyelenggara program studi di perguruan tinggitentusajamemilikitigatanggungjawabutama,yaitupendidikanprogramsarjana,magister maupundoktor,penelitiandanpengabdianmasyarakat.Meningkatnyaminatmasyarakatterhadap Astronomisepuluhtahunterakhirinijelasmerupakanberkahyangberlimpahbagikelangsungan AS-ITB,yaitumisalnyadenganbertambahnyajumlahmahasiswaAS-ITB.Namun,peningkatan animomasyarakattidakterbataspadakalangancalon-calonmahasiswatetapijugamasyarakat umum dengan rentang usia dan rentang wilayah yang sangat luas. Peningkatan animo tersebut boleh dibilangjauhmelebihiharapansehinggatimbulkendalaakibatmasihkurangnyakesiapanAS-ITB dalammewadahiminatmasyarakattersebut.Tentusaja,dalamhaliniAS-ITBmembutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak terkait, misalnya dengan pihak sekolah dasar hingga menengah di jalur pendidikan formal. Sejaktahun2003,AS-ITBturutberperandalamkegiatanolimpiadeAstronomiinternasionalyang diperuntukkanbagisiswa-siswisekolahmenengah.Sejaksaatitu,pembinaanilmuAstronomidi lingkungansekolahmulaiberkembang.Prestasimembanggakanyangdiraihparasiswa-siswi indonesiadiajanginternasionalmemotivasiterselenggaranyaolimpiadeAstronomiditingkat 2 nasionalhingga akhirnyaAstronomimenjadisalah satu cabang di olimpiade sainsnasional (OSN). DenganadanyaOSN,seleksiuntukajangolimpiadeAstronomiinternasionalmenjadilebih terorganisasi.Namun,maraknyaaktivitasolimpiadeAstronomidiIndonesiajugamenumbuhkan kebutuhan akan tenaga pembinailmuAstronomidi tingkat sekolahmenengah diseluruh Indonesia yang ternyata tidakmudah untuk dipenuhi. Halini sangatironis, karenaAstronomi Indonesiayang merupakanmotordikawasanregionalAsiaTenggaradanberperanaktifdikancahinternasional, ternyatamemilikipersoalanbesarditingkatnasional.TantanganinimemotivasiAS-ITBuntuk memanfaatkanmomentumperingatan60tahuniniuntukmengajaksemuapihakmembenahi pendidikanAstronomiditingkatnasional,baikdalamtingkatdasar,menengahmaupundilevel perguruantinggi.Salahsatulangkahyangharussegeradiambilsaatiniadalahmembangun komunikasisertajaringanpendidikanAstronomidiIndonesia.Kontekspendidikandisinitidak hanya berupa pendidikan formal di bangku sekolah maupun perguruan tinggi, tetapi juga pendidikan non formal, yaitu segala bentuk kegiatan yang bertujuan untuk mencerdaskan bangsa Indonesia. KeilmuanAstronomitelahlamadikenaldibuminusantaradansalahsatunyaterwujuddalam pembangunancandi-candidenganlegenda,yaituCandiBorobudurdanCandiPrambanan. Kemudianwaktumengubahsifateksklusifyangmungkinhanyadiketahuilingkardalampengaruh kerajaanmenjadikeperluanhajatorangawam,misalkanpenentuanawalpuasaRamadanuntuk kalanganumatMuslim.KelahiranObservatoriumBosschatahun1923seolahmenjadipilaratau pijakanbaruuntukmemasyarakatkanAstronomi.InstitusipendidikantinggiAstronomidiInstitut Teknologi Bandung merupakan pijakan baru yang berdiri hampir tiga dasa warsa kemudian.Astronomisecarakeilmuanmengajarkankitacaraberpikirsaintifik.Datadikumpulkandandapat dipertanggungjawabkan, analisa dilakukan, kesimpulan diambil, dapat diuji dan harus terbuka untuk dikembangkan,karenasainsselalubersifatprogresifsesuaikemajuandayapikirmanusia.Bahkan beberapateorifisikapundidapatkandaripengamatanAstronomi,dengancaramengamatiperilaku bendalangitdalamselangwaktuyangsangatpanjang.TeorigerakplanetKeplerdankemudiaan teori gravitasi Newton diturunkan dari hasil pengamatan seperti ini. Oleh karena itu ilmu Astronomi sangatbaikdiajarkanpadagenerasimuda,karenadapatmembangunjiwamudayangbertanggung jawab dan jujur. DalamtingkatansekolahmenengahdiberlakukanKurikulum2004(KTSP)yangmasihdipakai sampaisekarang.PelajaranAstronomiyangberakarkuatdenganpelajaranFisikajustrutidaklagi berada dalam pelajaran Fisika, tetapi ada di pelajaran Geografi kelas X. Kompetensi Dasar minimal (KD) yang dikehendaki adalah mendeskripsikan tata surya dan jagat raya. Dualisme penanggung-jawabpelajaranAstronomimemberidampakkepadaguru-gurupengajarAstronomi,yaitu pengajaranAstronomiyangterjadidikelasmenjadiberkurangkedalamanmaterinyaketika disampaikan.HalinidisebabkanpenguasaanmateriAstronomidikalangangurufisikadanguru geografi pada umumnya masih sangat minim. 3 Disisilain,setiaptahunajangkompetisiOlimpiadeSainsNasionalselalumenuntutpesertadidik menguasaiilmuAstronomi,baikteorimaupunpraktek,cukupmendalamsupayadapatbersaing dengan propinsilain bahkan negara lain di tingkat dunia. Dengan melihat kenyataan yang terjadi di sekolahini,hanyasegelintirsiswayangmemilikisaranayangtepat,pembinayanghandalatau situasiyangmendukung (termasukmotivasiyang kuat) yang dapat berkompetisi denganbaik sejak daritingkatKota/Kabupatensampaitingkatnasional.Artinyakesempatanberkompetisidiajang OSNAstronomitidaklahsamauntukseluruhsiswaSMAdiIndonesiakarenatidakmeratanya pengetahuan dan sarana pendukung pengetahuan keAstronomian di SMA seluruh Indonesia. Jadi berbicara tentang penyelenggaraan pendidikanAstronomi di sekolah menengah sampai sekolah dasartidakterlepasdarikurikulumdanpenyiapanataupembinaanguru.UniversitasPendidikan Indonesia(UPI)diBandungberusahauntukmembekaliparalulusandenganpengetahuandan pemahamantentangilmuAstronomi,agarkelakmerekadapatmenunaikantugasnyadenganbaik manakala membahas materi Astronomi. Tetapi lebih dari itu ada pemikiran bahwa ada atau tidak ada materiAstronomidimatapelajaranfisika,mestinyakajianbidangAstronomitetapharusdiadakan dalamkurikulumpendidikanfisika,karenarasanyakuranglengkapjikayangberukuranmikro sepertiatomdaninteraksinyadibahasdengancukupluastetapiyangskalanyamakroyaitutentang galaksi,tatasuryadanjagatrayatidakdibahas,padahalhukum-hukumfisikaberlakuumum, termasukdalaminteraksi-interaksiantarbenda-bendapenyusunjagatraya.Dengandemikianpara guru memiliki wawasanyanglengkap dan setiapsaat dapat menjelaskanberbagai kejadian dijagat raya melalui proses analisis fisis. UpayaperbaikankurikulumyangmencakuppelajaranAstronomitelahdilakukanolehBadan StandarNasionalPendidikan.PembelajaranmateriAstronomidalamkurikulumsekolahtelah berevolusidenganberbagaimodel,antaralainmenjadipelajarantersendiri,masukkedalammata pelajaranIlmuPengetahuanBumidanAntariksa(IPBA),danmenjadibagianmatapelajaranIPA-Fisika. Dalam draft penyempurnaan Standar Isi edisi terbaru, materiAstronomi menjadi bagian mata pelajaran IPA. Materi Astronomi tersebut pada tingkat SD/MI dikemas dalam topik Bumi dan Alam Semesta dan disajikan secara spiral; untuk SMP/MTs dikemas dalam topik Tata Surya dan disajikan secara blok pada semester 2 kelas IX; dan diintegrasikan dalam mata pelajaran Fisika sebagai aspek terapan pada tingkat SMA/MA. Banyaknyaartikelyangmunculdalammediapublik(cetakmaupunelektronik)tentangberagam objekmaupunfenomenaAstronomisdapatdijadikanindikatorbahwaAstronomitermasukcabang sainsyangpalingpopuler.Walaupundemikian,bagaimanacaraberpikirsaintifikyangdapat diperkenalkanolehAstronomibelumbanyakmengenadalamkulturberpikirmasyarakatdunia, termasuk masyarakat Indonesia. DiIndonesiasendiriAstronomimasihlebihbanyakdipersepsisebagaiilmupengetahuanalam ekstra (seperti hidangan penutup yangmanis,yang menyenangkanjika ada tapi tak membuat orang kekurangangizijikataktersedia),bukannyailmupengetahuanalamdasar.Olehkarenaituamat 4 jarang ditemukan Astronomi mendapatkan tempatdalam kurikulum sebagai ilmu alam dasar sejajar dengan fisika, kimia, dan biologi dalam jalur pendidikan formal. Yang dimaksud dengan kurikulum disiniadalahkurikulumdalamartiluas,yaknialokasi,persiapansubstansidanperangkatajar termasuk perangkat evaluasi, dan tentu saja persiapan pengajarnya.KesenanganmasyarakatakanAstronomimembukapeluanguntukjalurpendidikaninformal diciptakandandikembangkan,dandalambanyakaspektelahdapatmengkompensasirendahnya eksistensiAstronomipadajalurpendidikanformal.Institusi-institusiyangrelevandengan AstronomisepertiObservatoriumBosschadanLAPANmenyediakanprogrampendidikanpublik yangterorganisirdenganbaik;PlanetariumJakartatelahpuluhantahundiandalkansebagaitempat publik menjadi aware tentang alam raya; serta berbagai establishment baru yang bermunculan untuk berkaryadalampendidikanAstronomiuntukpublik.Banyaksekolah,terutamadikota-kotabesar, menyelenggarakankegiatanekstrakurikuleryangmemasukkanAstronomidalamagendanya. Kegiatanekstrakurikulerinimendapatkanbanyakdukungandariforum-forumkeastronomian sepertiHimpunanAstronomiAmatirJakarta,HimpunanMahasiswaAstronomiInstitutTeknologi Bandung,LangitSelatan,danUniverseAwareness.Forum-foruminijugabergerakdalamlapangan pendidikanyangindependenterhadapkurikulum,danacapkaliinilebihdapatditerimadengan meluas,menembusberbagailapisanartifisialmasyarakat.BelakanganiniLIPIpunmenyediakan agendadanposdalamstrukturnyauntukmenopangkegiatanekstrakurikulersains.Selainitu, terdapatjugapusat-pusatperagailmupengetahuandanteknologi(puspitek),misalnyaGraha TeknologiSriwijayadiPalembangyangmemilikiperhatianbesarterhadappopularisasiAstronomi di Indonesia.Semakin jelasnya Astronomi dalam keperluan spesifik seperti penentuan waktu ibadah dan hari raya keagamaantelahjugamenggugahminatmasyrakatdalamAstronomi,danjugamenggiatkangerak forum-forumbarudalampengamatanAstronomimaupunpendidikanpublikyangrelevandengan keperluannya. Namun perlu diakui bahwa tak semua komponen pendidikan sains dapat diwujudkan dalammenu pendidikaninformal. Tiapinstitusi danforummenawarkan eskposisi utamayang khas dengankapasitaslayananmasing-masing.Pertemuaninimerupakansalahsatuusahauntukdapat salingmengidentifikasisektorlayananpendidikanmaupuanlahanlayananinstitusidanforum terkait.Pengenalaninipentinguntukdapatmenyelaraskanarahmaupunpelaksanaanpendidikan informal Astronomi dan juga untuk dapat terus membuat usaha dalam aspek ini sebagai komplemen positifdalampendidikanformalAstronomipadakhususnya,danpendidikanberpikirrasional secara umum. Artikel Pembicara Undangan PROSIDINGS SEMINAR PENDIDIKAN ASTRONOMI, 7 11, April 2012 2012. Peringatan 60 Tahun Pendidikan Astronomi di Indonesia ASTRONOMY FOR DEVELOPMENT KEVINDRAN GOVENDER International Astronomical Union Global Office of Astronomy for Development, Cape Town, South [email protected] Abstract.TheInternationalAstronomicalUnion(IAU)hasdevelopedadecadal strategicplanentitled"AstronomyfortheDevelopingWorld".Inorderto implementthisplan,theIAUhasestablishedaglobalOfficeofAstronomyfor Development (OAD). South Africa bid in 2010 to host this office and was selected asthehostcountry,withtheSouthAfricanAstronomicalObservatory,being selectedasthehostinstitute.WithstrongsupportfromtheSouthAfrican DepartmentofScienceand TechnologyandtheNationalResearchFoundation, the OADbeganitsworkon1stMarch2011.Thispaperwilldescribethehistoryand implications of the Office and its basic implementation plan moving into the future. The intention of this paper is to invite discussion about ways in which the IAU OAD could assist with the development of astronomy in Indonesia. Keywords: astronomy, development, education, schools, university, public 1.Introduction The International Astronomical Union (IAU) has, overmanydecades,engagedinactivitiesrelatedto educationanddevelopment.Thishasmainlybeen through its Commission 46. In recent years, especially surroundingtheInternationalYearofAstronomy (IYA2009),theIAUhasbecomeincreasingly involvedinthepublicunderstandingofastronomy throughitsCommission55.Muchoftheseactivities wereconductedindevelopingcountriesinorderto stimulateandutilizethefieldofastronomyfor education and development.InJanuary2008theIAUcalledtogetheragroup of stakeholders from across the world to help develop adecadalstrategicplanentitled"Astronomyforthe DevelopingWorld"[1].Thisplanthenwentthrough an extensive process of consultation and was endorsed by the General Assembly of the IAU in Rio de Janeiro inAugust2009.Itbuildsonthemomentumofthe verysuccessfulIYA2009.Theintentionistouse astronomytostimulatedevelopmentinallregionsof the world. Central to the implementation of the plan is thecreationofaGlobalOfficeofAstronomyfor Development" (OAD). 2.Who is the IAU? TheIAUwasfoundedin1919 anditsmissionis to promote and safeguard the science of astronomy in all its aspectsthrough internationalcooperation. The membershipoftheIAUcomprisesmainly professionalastronomersfromallovertheworld over10000individualmembersin90countries.The scientificandeducationalactivitiesoftheIAUare organizedinDivisions,Commissions,Working GroupsandProgrammeGroups,withasecretariat hostedbytheInstitutd'AstrophysiquedeParisin France.[2]The IAU, in partnership with UNESCO, was also themaincoordinatoroftheInternationalYearof Astronomy2009(IYA2009).Withstrongbacking fromtheIAUsCommission55(theCommission responsibleforCommunicatingAstronomytothe Public),theIAUledaninternationalteamof thousands ofvolunteers to conduct global activities in one of the biggest science outreach events ever. TheIAUsCommission46isresponsiblefor astronomyeducationanddevelopment.Thevarious ProgrammeGroups(PGs)ofthisCommissionwork togethertooptimizetheimpactofastronomyfor development and are briefly described here: a)WorldwideDevelopmentofAstronomy (WWDA): This PG is usually responsible for first contactwithatargetcountryandtakestheform ofvisitstoinstitutionsthathavethepotentialto developastronomyintheircountry.Depending onthereportsproduced,thesevisitswouldthen befollowed up byother activities of Commission 46 PGs. b)InternationalSchoolsforYoungAstronomers (ISYA): This highlyeffective regional astronomy schoolfortertiarylevelstudentsisdesignedfor maximum contact between lecturers and students. Currently one school (of duration 2 to 3 weeks) is held every year in different parts of the world.c)TeachingAstronomyforDevelopment(TAD): TheTADprogrammeusually(butnot necessarily)followsaWWDAactivityandtakes theformofamoreintensiveinterventionto develop astronomy in the country/region. 8 K. Govender d)NetworkforAstronomySchoolEducation (NASE):ThisyoungestPGaimsattraining primary and secondary teachers on astronomy and relatedtopics.Theactivitiestaketheformof intensive teacher workshops and establishment of regional networks. e)CollaborativeProgrammes(CP):Thisworking groupdealsspecificallywithactivitiesco-sponsoredbyvariousorganisationssuchas UNESCO, COSPAR, UN, ICSU, etc. f)CommissionNewsletter&NationalLiaisons (CNNL):Thereisaregularnewsletterthatgoes outtoIAUmembershipandbeyond.Theseare usedasavaluablecommunicationchannelfor issues relating to Commission 46. g)PublicUnderstandingattheTimesofSolar Eclipses and Transits Phenomena: This PG offers informationandadvicetocountriesbeforeand during an eclipse or transit event. 3.TheIAUStrategicPlanAstronomyforthe Developing World [1] ThevisionoftheIAUstrategicplanreadsas follows: Allcountrieswillparticipateatsomelevelin international astronomical research.Allchildren throughouttheworldwillbeexposed to knowledge about astronomy and the Universe.Following from this, the goals are described as: Raisingthelevelofastronomydevelopmentinas manycountriesaspossible,soastomaximizethe size of the population reached.Working to include aspects of astronomy as aids to theprimaryandsecondaryeducationofasmany children as possible.Although this plan, from its title, may appear to be directed solely at the developing world, its ambition reaches out to every country. Astronomy development has several elements as indicated in Figure 1. In order toimpactmaximallyonacountryorregion,all elementsshouldbetakenintoaccountinsomeway. Therearenocountriesintheworldwheresome degree of improvement would not be welcome.Figure2isanassessmentofthestateofresearch levelastronomyacrosstheworld.Asimilarexercise forschoolleveleducationandoneforpublic understanding of astronomy is currently not available. However,itisareasonableassumption,basedonthe progressivenatureofeducation,thatsuchplotsfor schooleducationandpublicunderstandingof astronomywouldfollowsimilartrendstothosein Figure 2. A glaring area of underdevelopment is Sub-Saharan Africa and has been identified as a focus area for the IAU.Thestrategicplan has twosignificantcomponents whichwillbeessentialforrealisingglobal developmentalimpact.Oneistheestablishmentof regional nodes which would coordinate activities on a regionalbasisandthusbemoreinformedand effective.Thesecondistheestablishmentofthree sectortaskforces:(i)AstronomyforUniversities;(ii) AstronomyforSchools,and(iii)Astronomyforthe Public.Thesestructureswillbepopulatedbypaid employeeswherepossible,butmainlybyvolunteers fromtheIAUmembershipandbeyond(educators, students, postdocs, amateur astronomers, etc.)AttheheartoftheIAUstrategicplanisthe establishmentofacentralcoordinatingofficewhich willfacilitatetheenvisagedactivities.Thisoffice wouldnotonlybechargedwiththetaskofgrowing the astronomy field but also, and just as significant, to findwaysofusingastronomyasatoolforglobal development.ThisofficeistheIAUsGlobalOffice of Astronomy for Development (OAD). 4.Establishing the OAD: InOctober2009,verysoonaftertheratification oftheStrategicPlanattheGeneralAssembly,the IAUissuedanAnnouncementofOpportunityfor countries and institutions to host the OAD. Following numerousExpressionsofInteresttherewerefull proposalssubmittedfromallovertheworld.These wereevaluatedbytheIAUExecutiveCommitteein May2010andanannouncementoftheselectedhost wasmadethatsamemonth.TheIAUhadchosen South Africa as the host countryfor the OAD and the SouthAfricanAstronomicalObservatory(SAAO),a facilityoftheNationalResearchFoundation(NRF), as the host institution. After a period of negotiation an agreementwassignedbetweentheIAUandtheNRF on 30th July 2010. Figure 1. Elements of Astronomy Development [1] Figure 2. Astronomy Research Development by Region [1] Astronomy for Development9 Almostimmediatelythereafteraninternational search committee was formed to find a director for the OAD.InNovember2010interviewswereheldin CapeTownandKevinGovenderwasselectedasthe firstOADDirector,totakeupthepositionfrom1st March2011.Inthemeantimeasteeringcommittee wasformedfortheOADwith3nomineesfromeach ofthe2partners(IAUandNRF).ThefirstOAD steering committee consisted of George Miley (Chair), Khotso Mokhele (Vice Chair), Kaz Sekiguchi, Claude Carignan,MeganDonahueandPatriciaWhitelock. Thefirstface-to-facemeetingofthisSteering Committeewasheldfrom16to17April2011, following the official launch of the OAD by the South AfricanMinisterofScienceandTechnology,Naledi Pandor.Itwasthenlefttothedirectortoappointthe other two full time staff members (Project Officer and AdministrativeAssistant)accordingtotheagreed budget. Itisimportanttonoteheresomeofthereasons behindtheselectionofSouthAfricaasthehost countryfortheOAD,asunderstoodbytheauthor. FirstlySouthAfricahasanincrediblystrongvision towardsScienceandTechnology.Thisisstrongly emphasized in the famous South African policy paper from 1996 [3]: Scientificendeavourisnotpurelyutilitarianinits objectivesandhasimportantassociatedculturaland socialvaluesNottoofferflagshipsciences(such as physics and astronomy) would be to take a negative viewofourfuture-theviewthatweareasecond classnation,chainedforevertothetreadmillof feeding and clothing ourselves. SouthAfricaalsohasaverystrongastronomy communityinresearch,educationandpublic outreach.Theproposedsitewasawellestablished observatorydatingbacktotheearly1800sand currentlythehostinstitutionofoneofthelargest, mostmoderntelescopesintheworld,theSouthern AfricanLargeTelescope(SALT).TheSouthAfrican educationandoutreachcommunity(mathematics, science, engineering and technology) is notably large, withsciencecentres,non-profitorganizationsand researchfacilityoutreachdepartmentsforminga strongcoherentforceagainstscienceilliteracy.South Africaalsohasatrackrecordofdevelopment activitiese.g.developingastronomyinotherAfrican countriesandcoordinatingtheDeveloping AstronomyGloballyCornerstoneprojectof IYA2009.ThisexperienceisinvaluableasSub-SaharanAfricawasidentifiedasafocusareainthe IAU Strategic Plan. South Africa tends to be the ideal bridgeforNorth-Southcollaborationssinceit has a healthy economy while still facing many challenges in termsofpovertyandeducation.Finally,the governmentalsupportfromSouthAfricahasbeen exemplarybothintermsofmonetarycontributions to the OAD as well as in vocal support. 5.The OAD Implementation PlanTheOADsetsouttorealizeasimple,yet profoundvision:Astronomyforabetterworld!Its missionstatement:Tohelpfurthertheuseof astronomy as a tool for development by mobilizing the humanandfinancialresourcesnecessaryinorderto realizeitsscientific,technologicalandcultural benefits to society. Inordertoachievethisratherlargevisionand mission the OAD needs to function fundamentally as a strategic coordinating centre. As such it is guided by a fewoverarchingprinciples.Firstlyitmustadopta regionalapproach.Itisrecognisedthattherewillbe differentwaysofdealingwithdifferentregionsand countriesoftheworld.Thereisnosingleapproach thatcanbeappliedglobally.ThereforetheOAD developmentactivitiesmusttakeintoaccountthe specificneedsandsituationofeachregionand country.FollowingfromthistheOADshouldbe bottom-up.Activitiesshouldbedemanddriven. Every effort must be made to obtain input from people onthegroundandestablishcloseworking relationships with them. Interventions should be made onlywiththesupportandinvolvementofthose people. The OAD needs to be innovative: where relevant, activitiesshouldexploreinnovativeoptimisation techniques,fromnewtechnologytopeerreviewed bestpractice.Thesemayincludenoveloutreach methods, data mining for research, robotic telescopes, mobileplanetariaetc.Allthewhilethefocusshould remainondevelopment.TheOADshouldasfaras possiblecontributetowardsMillenniumDevelopment Goals and other international development objectives, thusrealisingthemissionofastronomyfor development. Theprincipleoftransparencywillbevital.The OADmustsubjectitselfanditsactivitiestoscrutiny fromitsfundersandbeneficiariesalike.Allactivities shouldbetransparentandoutcomesshouldbe measuredandevaluated,withresultsbeingpublicly accessible.Atthesametimeitisimportanttobe dynamic.Structuresandprojectsshouldremainas dynamicaspossibleduetotheenvisagedgrowthand constantlychangingdevelopmentalenvironment.As newregionsstrengthen,theOADneedstoadaptto accommodatethem.Aboveall,theOADshouldbe humble.Thereshouldbeduerecognitionofthevast poolofexperienceandskillsinthefieldandevery attemptshouldbemadetobuildonthosestrengths. TheOADshouldnottrytoreinventactivitieswhich havealreadybeendeveloped,butratherhelpto optimize them for maximum benefit to society. Role of the OAD: TheroleoftheOADisfundamentallythatofa strategiccoordinatingcentre.Inordertocarryoutits missiontheOADwillplayseveralrolesrelatingto this.PrimarilytheOADwassetuptoimplementthe 10 K. Govender IAUStrategicPlan(SP),whichinitselfisaliving documentandprovidesthebroadguidelinesinterms ofrealisingdevelopmentalbenefitsfromastronomy. TheOAD,guidedbytheSPandaglobalviewof developmentactivities,willprovidestrategicadvice whereneededtoindividualsandorganisations involved in similar activities. As such the OAD should bethefirstportofcallfordevelopmentactivities usingastronomy.Itwillalsocoordinateandfacilitate globalactivitiesinlinewithitsmission.Suchefforts do not implycarrying out activities on the ground but rathersourcingpartnersorvolunteersandproviding themwiththecontacts,assistanceandguidance necessary for them to implement a project. In terms of projects, the OAD will seek to acquire or assist in the acquiring offunding and infrastructure as required by itselfanditspartners.Theremayalsobespecific developmentalprojectswhichwillbemanagedand administered by the OAD team.TheOADwillcarryoutseveraltasksinorderto fulfillitsmission.Thelistoftaskswillevolveasthe OADgathersmomentumandreceivesinputfrom partners.However,thereare5importanttasksthat need to be given priority: i.Obtaininginputfromstakeholders:Besides electroniccommunicationwithstakeholders, theOADwillorganizeamajorworkshopin late 2011 to obtain input on the implementation oftheSP.Theworkshopwillbringtogether organisationsandpersonsinterestedin contributingtotheimplementationoftheSP. Participants will include representatives of IAU Commissions46and55andotherastronomy-for-developmentactivities.Otherkeyplayers thatwillbeinvitedarerepresentativesof organisationsinterestedincontributingas regional nodes or as partners in other ways.ii.Increasingthenumberofvolunteers:During 2011 and before the workshop, a questionnaire willbesenttoallIAUmembersbytheOAD jointly with the IAU Office, asking them if they would bewilling to participate in development activitiesandifso,tospecifytheirexpertise, languagesetc.Theywillalsobeaskedto nominateinterestedpostdocsandothernon-IAUmembers(e.g.teachers)withrelevant expertise,whocouldcontributeusefullytothe implementationoftheSP.Expatriate volunteerswillbegivenspecialattention.Itis envisaged that a similar call for interest will be submittedtootherpossiblecontributors,e.g. IYA SPOCS, amateur astronomers etc.iii.EstablishingtheTaskForces:Itishopedto establish theTaskForcesduringlate2011and early2012,takingaccountoftheexpected numberofvolunteers(questionnairesandthe workshop),theirexpertiseandtheavailable funding.ItisenvisagedthattheTaskForces andtheiractivitygroupswillbesubstantially largerthantheexistingPGs.Settingupthese taskforceswillbecarriedoutinclose consultation with representatives of the existing relevantactivities(e.g.ChairsofCommission 46PGs).Theorganisationalstructureofthe TaskForceswillbeasubjectfordiscussionat the workshop. iv.Establishingregionalnodes:Itisenvisaged thatfollowingtheOADworkshop,an AnnouncementofOpportunityforregional nodeswillbeissued,takingaccountofthe input received. v.Fundraising:During2011,theOADwill investigatepossiblesourcesoffunding,draw upaprioritizedfundraisingplanfor2012 2013andpublish aprospectusforfund-givers, basedonanupdatedversionoftheStrategic Plan. The structure of the OAD is given in Figure 3. The OAD Steering Committee oversees all activities of the OAD.TheOADinturnisindirectcontactwiththe regional nodes and the sector task forces. Within these taskforces,andinconsultation/partnershipwiththe respectiveregionalnodes,specificprojectswillbe implemented by volunteers. Currentlythisstructureisnotyetinplace.The presentIAUdevelopmentactivitiesareorganisedin Commission46PGs.Intransitioningtotheglobal taskforcesenvisagedintheSP,itisrecognisedthat certainactivitieswillcontinuewithverymuchthe samestructure,suchasthehighlysuccessfulISYA program.Animportantadditionalelementhowever, will be enlarging the number of volunteers involved in the activities.TheSPforeseesthatduringthecomingdecade there will be a substantial expansion of programs, and funding,togetherwithalargeincreaseinthenumber ofvolunteers.BuildingontheIYA2009model,the focuswillbeonademand-drivencoherentmixof sustainable activities. According to the SP, the strategy for each of these taskforceswillbedeterminedbyagreementbetween the task force, the OAD and the regional coordinators, Figure 3. Structure of the OAD Astronomy for Development11 ortherelevantinstitutesorauthorities.Inaccordance withtheIYA2009model,theactivitieswillbe bottom-upanddemand-drivenbytheregions,with largetaskforcesprovidingthenecessaryglobal expertise.Inthiswaytheoutstandingrecordof achievementbuiltupovertheyearsbythePGsand other astronomy-for-development programmes will be complementedbythehugelysuccessfulIYA2009 philosophy and strong support from the OAD. 6.Summary or Conclusions TheOADhassetoutwithanambitiousvision and asolidplan toachieveit.However,thefirstyear oftheexistenceoftheOADwillbealearning experience.Whilebeingpragmaticinimplementing the details of the SP, the general goal is to mobilize a substantiallylarger numberofvolunteerstocarryout activitiesthataredemand-drivenbytheneedsof targetcountries(IYA2009-style)andhaveaneffect that is sustainable over a long time period.The word has gone out to the world via the OAD website[4]callingforvolunteersandsupport.The nextmajoreventwillbetheOADStakeholders Workshop from 12-14 December 2011 in Cape Town, South Africa. At this workshop the future of the OAD will be shaped and input will be sought from as many concerned parties as possible. Following this event the OAD will provide feedback to the IAU membership at theIAUGeneralAssemblyinAugust2012,inthe form of a special session, an exhibition, and available stafffordiscussion.Allreadersareinvitedtocontact theauthorinordertodiscussthecontentsofthis paper,especiallywithregardtothedevelopmentof astronomy in Indonesia. Acknowledgment Iwouldliketothank thelocalorganizersforinviting metoshareinformationabouttheOADandlook forward to working with them and others to further the development of astronomy in Indonesia. References [1]http://iau.org/static/education/strategicplan_091001.pdf [2]http://www.iau.org/about/ [3]WhitePaperonScienceandTechnology Preparingforthe21stCentury,Departmentof Arts, Culture, Science and Technology, 1996[4]http://www.astronomyfordevelopment.org Discussion Question:Inmostcountries,especiallyinIndonesia, religionhasbecomeanimportantpartindailylife. Someaspectsofscience,especiallyastronomy,has beenapplicableinsomereligiousaffairs.However, manydisagreementsremainbetweenscienceand religiousbelieveandwhichisveryinconvenient. What can we do about this? Answer:Itisnotunusualtocomeacrosssuch disagreements.However,scienceandreligionarenot atwarandoneisnottryingtodisprovetheother- theycanquiteeasilyco-existandtherearemany religiousscientistswhohavefoundthatbalance. There is also no harm in observing and discovering the beautifuluniversethroughscience,nomatterhow religious you are. As we learn more we start to realize howmuchgreaterthisUniverseisthanwehad previously imagined. To a religious person this means that exploring the Universe through science can show themhowmuchgreatertheirGodisthantheyhad previouslyimagined.Ontheother handtherearestill manyunansweredquestionsinscience.WhatisDark Matter?WhatisDark Energy?Whatcamebeforethe BigBang?Untilweareabletoexplorethose questionsscientificallymanypeoplemayusetheir religionstoprovidethoseanswers.Ifwethinkabout it,thishasbeenthehumanapproachforcenturies since the days when we thought the earth was flat. Question:Peoplefromtheastronomysocietyalways saidthatastronomyisanimportantknowledge.Itis, however,difficulttoappreciatetheimportantof astronomy since its application is not closely related to dailylife,inasensethatitcannotsolvedailylife problemslikeeconomicandenvironmentalproblems. Howcanweappreciateastronomyasanimportant knowledge that closely related to our daily life. Answer:Actuallyastronomyisrelatedtoourevery partoflifebecauselearningastronomychangesour perspective about life and how to live. Astronomy also trainspeopletosolveproblems,andtheseproblem solving skills can be applied to any challenges we face intheworldtodayincludingthoserelatingto development.Tides,seasons,dayandnight,the effectsoftheSunaresomeotherexamplesclosely relatedtodailylifeandunderstandingthesethingsis essential for the life we live today. It is also important to make people realize how important astronomy is as a gateway science, in other words astronomy is a way ofattractingyoungpeopleintomathsandscience careers - and these careers are essential for a country's development. 12 Foto presentasi Dr. Kevin Govender (Office of Astronomy for Development, International Astronomical Union). PROSIDINGS SEMINAR PENDIDIKAN ASTRONOMI, 13 18, April 2012 2012. Peringatan 60 Tahun Pendidikan Astronomi di Indonesia SEJARAH PENDIDIKAN TINGGI ASTRONOMI DI INDONESIA SUHARDJA D. WIRAMIHARDJA Kelompok Keahlian Astronomi, FMIPA, Institut Teknologi Bandung [email protected] Abstrak. Peringatan 60 tahun pendidikan tinggi astronomi di Indonesia merupakan saat yang tepat untuk sejenak melihat perkembangan yang telah dicapai hingga saat ini serta peluang peningkatan ke depan. Tentu saja capaian masa kini tidak terlepas dariperanparapendahuluyangluarbiasadantidakbolehdilupakan.Padaartikel ini, sejarah pendidikan tinggi astronomi di Indonesia akan kembali diceritakan tidak saja sebagai penghormatan bagi pari pendahulu tetapi terutama untuk menginspirasi generasimuda,khususnyaparaastronomdanpemerhatiastronomidiIndonesia. Dengankekayaanpengalamanselama60tahun,kamiyakininsanastronomidapat mempersembahkansesuatuyanglebihbaiklagikepadabangsadannegara.Masih banyakyang harus dilakukan, dan tidak akan habis-habisnya. Karena manusia akan bertanya terus. Kata Kunci: pendidikan tinggi astronomi, sejarah 1.Pendahuluan Bulan ini genap enam puluh tahun usia pendidikan tinggi astronomidiIndonesia. Enam puluhtahunbisa disebut sangat pendek kalau dibandingkan dengan usia alam semesta, namun bisa juga menjadi sebuah angka yangistimewa.Hanyaenamtahunlebihmuda daripadausiaRepublikIndonesia,danyang membanggakanjugaberartidelapantahunlebihtua daripadaInstitutTeknologiBandungyangsekarang menjadi ibunya. Mengenai astronomi itu sendiri, tidak diragukanlagisetiaporangtahubahwasecara universal,astronomiadalahsalahsatuilmuyang palingtua,danhaliniternyataberlakupuladalam pendidikanastronomidiIndonesia.Semuaini barangkalitidakbisalepasdarikenyataanbahwa astronomimemangpenuhdenganfantasi.Keindahan astronomi,padasatusisi,berasaldarifaktabahwa sainsastronomiberhadapandenganpertanyaanyang palingmendasartentangapahakekatdanasaljagat raya,danbenda-bendayangadadidalamnya,seperti planet,bintang,galaksi,bahkandirikitasendiri pertanyaanyangtelahmemunculkanrasapenasaran umat manusia sejak fajar sejarah. 2.Awal Pendidikan Tinggi Astronomi Terusterang,sesungguhnyaagaksulitmenulis sesuatuyangbelumbiasasayalakukansepertijudul tulisandiatasini.Tetapi,terimakasihkepadapara foundingfathersastronomidiIndonesiayangtelah mendokumentasikanpengalaman,perjalanan,kiprah danpengetahuannyadalammenjalanimasa-masa awal,tahun-tahunyangsulitsampaidengantetap ajegnyapendidikantinggiastronomisepertiyangkita lihat dan rasakan sekarang ini.Untukdiketahui,sebagianbesarisitulisanini merupakanrangkumanmakalahdariBuku Kenangan50TahunPendidikanTinggiAstronomidi Indonesia1951-2001yangdisuntingolehHidayatet al(2001),dansebagianlagiberasaldaribeberapa sumberyanglain.Disitudisebutkan,mengutipbuku PenerangantentangPelajaranyangditerbitkanoleh FakulteitvanWiskundeenNatuurwetenschapte BandungdalambulanMei1951,bahwakuliah astronomitelahadadengannamaIlmuBintang (sterrenkunde)yangdiberikanolehDr.G.B.van AlbadadanDr.ElsavanDien.Keduanyaadalah astronomBelandayangbekerjauntukObservatorium Bosscha.Sebelumnya,tahun1949,astronomi diajarkanolehDr.C.H.Hins,yangsaatitumenjabat sebagai Direktur Observatorium Bosscha. Dalam pada ituunityangsekarangkitakenalsebagaiProgram StudiAstronomilahirmelaluiprosesyangpanjang, dantidakbisadipisahkansebagaibagiandarisejarah fakultasyangsekarang menjadiFMIPA-ITB.Sebagai bagiandariFakulteitvanWiskundeen Natuurwetenschap te Bandung saat itu,maka tanggal resmiberdirinyaVakAstronomiatauBagian Astronomimestinyabersamaandenganberdirinya FakulteitvanWiskundeenNatuurwetenschapte Bandungyaitutanggal6Oktober1947.Akantetapi, berdasarkankesepakatandiDepartemenAstronomi awaltahun2000-an,diputuskanbahwatanggal18 Oktober1951merupakantanggalmulaipendidikan tinggiastronomidiIndonesia.Tanggalinidiambil berdasarkanduaperistiwapentingyaitu,pertama pengukuhanDr.G.B.vanAlbadasebagaiMahaguru AstronomiyangpertamadiFakulteitIlmuPastidan IlmuAlam,UniversiteitvandeRepublikIndonesia Serikat,padatanggal18Oktober1951.Radiman (2001)mengungkapkan,vanAlbadadalampidato pengukuhannyasebagaiMahagurumengemukakan suatu istilah yang penting yaitu tentang bendasangat-sangatkecilyangdiberinamaoeratom,yangberarti 14 S. D. Wiramihardja bendapadatyangmassadantemperaturnyatak hingga. Kenapa penting? Tidak lain, menurut Ibrahim (2001)karenaistilahoeratominisesungguhnya mencerminkandukunganvanAlbadaterhadapteori BigBangyangsaatitumasihbelumbanyakditerima orang.Alasankedua,kenapatanggaltersebutdiatas yangdiambil,karenapadahariyangsama ObservatoriumBosschadiserahkandariPerhimpunan IlmuBintangHindiaBelanda(Nederlands-Indische SterrenkundigeVereeniging)kepadaPemerintah RepublikIndonesia,dandalamhaliniditerimaoleh Fakulteit Ilmu Pasti dan Ilmu Alam. Peristiwa ini tidak terlepasdariperhatianseriusDekanFakultasIlmu PastidanIlmuAlam(FIPIA),UniversitasIndonesia waktuitu,Prof.M.Th.Leeman.SebagaiDekan,ia dapatmelakukanpengaturanyangdiperlukanuntuk menimbang-terimakansebuahobservatoriumdari institusiswastakepadalingkunganuniversitas (Hidayat, 2001).Peristiwainisekaligusmenandaidimulainya asosiasiObservatoriumBosschadenganuniversitas yangtidakhanyaakanmenjaminpasokanastronom, tetapijugamemungkinkanastronomidiperkenalkan kedalamkurikulumfisikadiuniversitas.Untuk pertamakalinyabahwaIndonesiamemasukkan kurikulumastronomikedalamtingkatpendidikan tertier.Sebelumituastronomihanyadiajarkanpada tingkatsekolahmenengahdengannama Cosmography,denganmenggunakanbukuteks klasikkaranganVisseratauRaymondsebagaiacuan untuk seluruh Indonesia. Model pendidikan astronomi mengikutisistemuniversitasdiBelanda,yaitupada tigatahunpertamalebihbanyakmatakuliahdalam bidangfisikadanmatematikayangdiberikandan hanya sedikit saja dari bidang astronomi. Setelah lulus dalamfasatigatahunpertamainimahasiswamulai menggeluti kuliah astronomi yang sesungguhnya. Fasa akhir studinya biasanya diselesaikan dalam waktu dua atauduasetengahtahundandiberigelarDrs(The, 2001). Menyadari posisi Observatorium Bosscha yang agakterisolasidanilmuastronomidiIndonesiayang masihdalamtahapawal,sarjanabarudiharapkan mengejarpendidikanyanglebihtinggidiluarnegeri. Programinimemungkinkanastronommuda mempunyaipengalamanberhubungandengan lingkungan astronomi yang lebih luas.PendidikandanpengajaranastronomidiITBini bertujuanuntukmempersiapkansarjana-sarjana astronomiyangdiharapkandapatikutmenunjang pengembanganastronomi,dancabang-cabang keilmuanyangberkaitandengannya.Fasilitas pengamatan,instrumenpembantu,sertaperpustakaan yanglengkapdanmutakhir,yangmendukungtujuan tersebut saat itu terkumpul di Observatorium Bosscha. Padamasaawalsampaipertengahantahun1980-an jumlahastronommasihdapatdihitungdenganjari, yangberartispesialisasidalamcabangastronominya sangatterbatas.StafakademikdiJurusanAstronomi dan/atauObservatoriumBosschapadaumumnya tergolongkedalamduagrup,yaitugrupteoritisdan pengamatan.Sekarangdisiplindiatastelahberkembangdan bertambah.Pengembaraandanpenyelidikanangkasa luarsertapenelitianmataharimemerlukanastronom yangspesialisdalamlapangan ini dalamjumlahyang tidaksedikit.Sementaraitubanyaklembaga pendidikantinggidanmenengahjugamembutuhkan tenagaastronomuntukmenunjangkegiatan pendidikan.Telaahteoritisdanpengamatanyang melibatkanpenelitianuntukmasalah-masalah mutakhir juga terangkum dalam pengembangan ini. Sampaisaatinipendidikanformalastronomidi IndonesiamasihhanyadiITB.Upayauntuk mendoronglahirnyasentra-sentrapendidikan astronomiditempatlaintelahdilakukansejak pertengahan1980-ansampaisekarang,dimulaidalam bentukmatakuliahpilihandiProdiFisikaPerguruan Tinggilain.Saatinisudahbeberapaorangalumni Astronomi yang bekerja sebagai dosen di Prodi Fisika diluarITB.Begitujugaalumniastronomiyangbaik didoronguntukmendapatkanposisisebagai peneliti/pengajardisentra-sentratadi,sehinggabisa diharapkancriticalmassbisadicapaidenganlebih cepat.Dengancriticalmasstersebutkeinginanuntuk dibangunnyafasilitaspenelitianyangadvancedakan mendapatkan tambahan justifikasi. 3.Peranan Observatorium Bosscha Sebenarnyasebagaibidangkajianataupenelitian, astronomitelahadajauhsebelumdimulainya pendidikantinggiastronomi,yaitusejakberdirinya ObservatoriumBosschadiLembangpada tahun1923 yangmenandaiawaldarieraastronomimoderndi Indonesia.Astronomidan/ataupendidikantinggi astronomidiIndonesiatidakbisadipisahkandari eksistensiObservatoriumBosscha.Teleskop pertamanyasaatitu,sebuahDoubleRefractorZeiss berdiameter 60 cm, mulai beroperasi pada tahun 1928. Instrumenutamainidigunakankhususnyauntuk pengamatanvisualdanfotografikbintangganda. SejakpendiriannyaObservatoriumBosschasangat terkenaldenganpekerjaanbintangkembarnya. Penelitian bintang ganda ini tetap berlangsung setelah observatoriuminidiserahkankepadaPemerintah Indonesia dibawah administrasi ITB. Saat itu biasanya skripsimahasiswamerupakanbagiandariprogram penelitian di Observatorium Bosscha. Selain untuk pengamatan bintang ganda, pada saat-saattertentu, teleskopDoubleRefractorZeissinipun seringdigunakanuntukpengamatanplanetMarssaat fasa oposisi, baik oleh astronom Indonesia sendiri mau punbersamaastronomtamudariluarnegeri.Karena posisigeografisnyayangmenguntungkan,sebelum masapenjelajahanangkasaluardimulai, ObservatoriumBosschaterlibatdalampengamatan oposisi Mars tahun 1954 dan 1956, dan tahun 1970-an bersamaastronomdariTheLunarandPlanetary Laboratory,Arizona,AmerikaSerikat.Kemudian pengamatansetiapoposisiMarssejaktahun1986 Sejarah Pendidikan Tinggi Astronomi di Indonesia15 sampaitahun1994,dilakukanbersamadengan astronom Jepang dari Kyoto University. Sayatidakakanberbicarabanyakmengenai ObservatoriumBosschainikarenaDr.HakimL. Malasanakanmemaparkannyadalambeberapamenit ke depan. 4.Kerjasama Internasional Dengansifathakikinyayanguniversal,kerjasama internasional sudah menjadi ciri utama dari komunitas astronomi.Merekayangmemilihrisetsebagaijalan hidupnya,akanmerasakanbahwasikapsetia-kawan antarastronomdanantardisiplinsangatdiperlukan. KarenasejarahnyaObservatoriumBosschadan ProgramStudiAstronomimempunyaikemampuan untukmengejawantahkannya.Hubunganeratdengan lembaga-lembaga sejenisnya di luar negeri merupakan hal yang dibina sejak semula.Kerjasama yang sangat historisyangsudahberlangsungsangatlamaadalah denganBelandadalampayungIndonesia-Netherland Association(Hidayat1994).Contohlaindari kerjasamainternasionaladalahhubunganantara Indonesia dan Jepang yang dimulai tahun 1978 dalam programJapanSocietyforPromotionofSciences yangtelahmembuahkanbanyakhasil(Koguredan Hidayat1985,IshidadanHidayat1989,danIshida danHidayat1993).Keberhasilankerjasamadengan Jepangyangmonumentalini,baikuntukAstronomi sendirimaupununtukITBsecarakeseluruhan,tidak bisa lepas dari upaya Prof. B. Hidayat, Dr. Y. Ibrahim, danProf.W.Sutantyo(Alm),denganperannya masing-masing.KerjasamaantaraITBdenganGunma AstronomicalObservatorytelahdimulaisejakawal mileniumini,dimotoriolehDr.HakimL.Malasan. Programnyamencakuppertukaranastronommuda, penelitian,dan penyelenggaraan seminar bersama. South-EastAseanAstronomicalNetwork (SEAAN)adalahkerjasamanegaradikawasanAsia Tenggarayangmelibatkansebagianbesarnegara Aseandalambidangastronomi.Dalamkerangka kerjasamaSEAANinitelahdiselenggarakan tigakali konferensi. Yang pertama di Bangkok tahun 2007, dan yang kedua di Manila Pebruari 2010, dan yang ketiga diChiangMaiJuli2011yanglalu.Sebagainegara yangtelahlamamemilikiinstitusidanSDMdalam astronomi,dalamforuminikitaseringdianggap sebagai saudara tua. 5.AstronomidiIndonesiadalamKomunitas Internasional KetertarikandankeinginanIndonesiadalam kerjasamainternasionalmungkindapatdigambarkan dengankesiapannyauntukmenjadituanrumah pertemuaninternasionaldinegeriini.Dalam sejarahnya,tahun1963telahdiselenggarakansebuah simposiuminternasionaldengantemaStellar Photometry and Spectral Classification yang diketuai olehProf.ThePikSindenganITBsebagaituan rumah,tempatObservatoriumBosschabernaung. Padatahun1973,theInternationalAstronomical Union(IAU)memberikepercayaankepadaIndonesia untukmenyelenggarakanIAUSchoolforYoung Astronomers.Kegiatanserupadiselenggarakanlagi dalam tahun 1983, dalam rangka peringatan pendirian ObservatoriumBosschayangke-60danperistiwa GerhanaMatahari Totalyangbisadilihatdaribanyak bagiandiIndonesia.Dalamwaktuyangberdekatan diselenggarakanpulaIAUColloquiumNo.80dengan temaDoubleStars:PhysicalPropertiesandGeneric RelationsdiLembang.Padatahun1990dan1994 diselenggarakanlagiduapertemuaninternasional, yaituSymposiumonWolf-RayetStarsand InterrelationswithOtherMassiveStarsinGalaxies danSymposiumofFutureUtilizationofSchmidt TelescopesyangdiadakandiSanur,BalidanHotel HommanBandung.Keempatpertemuaninidiketuai oleh Prof. B. Hidayat.Setelahsatudekade,Indonesiabarumendapat kehormatanlagiuntukmenyelenggarakanThe9th AsianPacificRegionalMeetingoftheIAUtahun 2005diSanur,Bali,yangdiketuaiolehgenerasi berikutnyayaituDr.P.W.Premadi.Ajang internasionallainyangmelibatkancalon-calon astronom muda yaitu The International Olympiad on AstronomyandAstrophysicsdiselenggarakantahun 2008 di Bandung dengan ketua Dr. T. Hidayat. Dalam tahun2013masyarakatastronomidiIndonesia kembalidimintauntukmenyelenggarakankonferensi internasionallagiyaituThe10thPacificRim Conference on Stellar Astrophysics (Malasan, 2011).6.Astronomi ke Depan Adalahpentinguntukmemegangpengalaman yangbaikdarimasalalu,danjikaastronomidi Indonesia ingin tetap tumbuh dan berkembang di masa yangakandatang,kitaharusmemperhitungkan perkembanganyangdinamisdansiapdengansegala tantangankarenaastronomiduniaterusberkembang denganpesat.Berbagaifasilitasastronomiyang canggihsepertiteropong-teropongbesarhingga berdiameter10metersudahberoperasi,yang berdiameter30metersudahdirencanakan,Teropong Angkasa Luar Hubble, teropong sinar X danteropong sinargammasudahbanyakdiluncurkan.Diwilayah ASEAN,tahundepanThailandakanmulai mengoperasikanteropongberdiameter2,4meter. BagaimanadenganIndonesia?Hinggasaatini,Indonesiahanyamempunyaiteropongdengan diameter0,7myangdipasangtahun1960sebagai bantuandariUNESCO.Padamasajayanyateropong ini sangat berperan dalam telaah struktur galaksi. Saat ituteleskoptipeSchmidtinitidakhanyadigunakan olehastronomlokal,tapijugaolehastronom mancanegara.Dalamjamanteleskopbesarsekarang ini masihkah kita bisa melakukan pengamatan dengan teleskopkecil?Tentumasihbisa,tapipastisulit 16 S. D. Wiramihardja mengharapkan penemuan besar dengan teleskop kecil. Bagaimanapun teleskop kecil tidak bisa melihat tepian alamsemestatempatbanyakbendayangbelum diketahui berada.Adapilihanmurahyanglainbagiastronom Indonesia,yaitumelakukanrisetdengan menggunakandatapengamatansatelitdanteropong besarberkualitastinggiyangtersediadivirtual observatory.Namundatayangdi-releasedivirtual observatoryadalahdata"sisa"setelahinformasi terpentingnyadiambilduluolehparaperisetdi lembaga yang mengoperasikan teropong itu. Sehingga, meskipunkitamasihbisamelakukanriset,tapi penemuan besarnya tentu sudah didahului oranglain. Olehkarenaitumempunyaiteropongbesarsendiri tetapmerupakanhalyangpentingbagimasadepan astronomiIndonesia.BahwaIndonesiapantasuntuk memilikiteropongbesartelahdisampaikanolehvan derHucht(1984),yangmenyarankanteleskopkelas 2,5msangatcocokuntukIndonesia.Seyogianya konsepiniperludipertimbangkanlagiuntuk dikembangkandanditindaklanjuti.Karena,the excitementofanewinstrumentisnotintheold questions it will answer but in the new questions it will raise;sebuahungkapanuniversalastronomyang sebenarnyamerupakansifatyangkhasmanusiayang selalubertanya terus. Masalahyangberikutmungkinjugaakan disampaikanolehbeberapaorangpembicaralainnya. Olehkarenaitusayatidakakanterlalubanyak menyinggungnya.Tanpamaksudsedikitpununtuk menutupataumemindahkanObservatoriumBosscha, setelahhampir90tahunusianya,sudahtibasaatnya untukmendirikanBosschake-2diIndonesia. Mahasena et al (2009) telah mempelajari daerah Nusa TenggaraTimur,yangsebelumnyatelahditelaah sebagaikandidatsituspengamatanastronomiyang menjanjikanuntukmasadepan.Datamencakup perioda pengamatan dari tahun1996 sampai 2008. Dari analisa atas 32 daerah di Indonesia disimpulkan bahwa NusaTenggaraTimurmempunyaiiklimyanglebih baikdaripadadaerahlainnyadiIndonesia.Pekerjaan ini diikuti oleh telaah-telaah sejenis lainnya. ApabilakelakteropongbesarIndonesiasudah terwujud,kerjasamadenganparaastronomThailand akanmenjadisalingmenguntungkan,karenamusim kemaraudanpenghujandiIndonesiadanThailand berkebalikan.PadaakhirtahunketikadiIndonesia sedangberlangsungmusimhujan,diThailandadalah masapengamatanyangterbaik.Sementarapada pertengahantahun,ketikamusimpenghujansedang berlangsung di Thailand, Indonesia sedang mengalami musimkemarauyangmerupakansaatterbaikuntuk melakukan pengamatan astronomi.Kemudian,agarteropongbesarberbiayamahal dapatoptimumpenggunaannyauntukmendapatkan penemuan-penemuanbaru,diperlukansumberdaya manusiayangberkualitastinggi.Olehkarenaitukita perlumenarikperhatiananak-anakmudayangpintar untuk belajar astronomi. Salah satu sarana yang efektif untukmenarikminatsiswaSMAmempelajari astronomiadalahdiselenggarakannyaOlimpiade Astronomi,selaintentusajamelaluijalurpendidikan yangumum.Sudahbanyakalumniolimpiade astronomiyangmasukkeProgramStudiAstronomi ITBdankemudianmenunjukkanprestasiakademik yangsangatbagus.Merekalahharapanmasadepan astronomiIndonesia,astronompilihanyang mengoperasikanperalatanastronomicanggihyang akanmengharumkannamabangsadannegara. Sebenarnyabukanhanyanantimerekaakan mengharumkan nama bangsa dan negara, bahkan sejak sekarang,dengankemampuanmerekameraihmedali diarenaolimpiadeastronomidanastrofisika internasionalmerekasudahmengharumkannama bangsa dan negara.Dalamtahun2007,ObservatoriumBosscha memulaistudiuntukmenyiapkanprogramastronomi multi-wavelength, termasuk astronomi radio dalam arti fasilitas baru, menujusebuah observatorium nasional. Teleskop radiountuk riset dan pendidikan dewasa ini sedangdalamfasapengembangandiObservatorium Bosscha. Keberadaan sains-sains lain di ITB telah dan akanmakinmemperkayakerjasamaantarkomunitas Astronomidengankomunitaskeilmuanlaintermasuk darirekayasa.Pengembanganradioastronomidi ObservatoriumBosschamerupakankaryanyata kerjasamadengankelompokrekayasa.Astronomi meskipunsainsyangindependenttapisebenarnyaia mampumembangunjembatandenganmatematika, fisika, kimia, rekayasa, dan lain sebagainya.7.Untuk Apa Pendidikan Astronomi PendidikanastronomidiITB(bacaIndonesia) telahberumur60tahun,tetapikadang-kadangmasih saja ada yang mempertanyakan untuk apa pendidikan astronomi?FranzMagnis-Suseno,SJdalam Seminar50tahunPendidikanAstronomidiITB tahun 2001 menyatakan bahwa pertanyaan Untuk apa pendidikan astronomi adalah sebuah pertanyaan yang sah.Sahsecaraumum,apalagiuntukIndonesiayang masihharusberjuangmenghadapimasalahsosio-ekonomi yang carut marut. Mengapa pemerintah harus mengeluarkanuanguntuksesuatuyangtidak bermanfaatbagimanusiasepertiastronomi? Memangorangbisamenjawabbahwaastronomi bukantanpamanfaatjuga.Misalnyauntuknavigasi. Tetapikalaucumauntuknavigasi,hanyadiperlukan sedikitsajapengetahuantentangbagaimanabintang-bintangterlihatdaribumidanbagaimana menerapkannya dalam navigasi. Tidak perlu seseorang harus bersusah payah mendalami astronomi.JadiuntukapamendidikorangIndonesiadalam astronomi?Dengandasarsudutpandangekonomi, orangakanselalubertanyaapamanfaatsuatuusaha dalammeningkatkankesejahteraanmasyarakat.Berdasarpandanganinimanfaatastronomijelas sangat-sangatterbatasdanakansulituntuk membenarkanpengeluaranbiayayangbesar. Pandangansepertiinisebenarnyabukanhanya Sejarah Pendidikan Tinggi Astronomi di Indonesia17 memarjinalkansainsastronomisajatapijugasains murnilainyangmempunyaihasratuntukmengetahui hanya demi untuk mengetahui. Apabila segala usaha manusiahanyadiukurdengankriteriaekonomisaja, manusia akan kehilangan kekhasannya sendiri sebagai makhlukyanginginmengetahui,yangpadaakhirnya juga akan merugikannya secara ekonomi kelak. Untukbertindakmanusiaperluorientasi,dan orientasi itu diperolehnya dengan mencari tahu. Lebih dari ituyangkhasdari manusia adalahbahwaia mau tahulebihjauh.Pengetahuanmanusiaituterbatas, tetapiwawasannyatidakterbatas.Makatidakada pengetahuanyangmampumemenuhicakrawala perhatiannya,dankarenaitumanusiabertanyaterus. Karenapengetahuanitusendirimerupakannilai baginya. Maka, janganlah nilai sebuah pengetahuan dibatasi pada manfaat ekonominya saja.Begitujuganafsuilmiahtidakdapatdijelaskan dengankriteriaekonomi.Seakan-akanmengejarilmu mestiuntukmembahagiakanumatmanusia,untuk menurunkanhargaberasataumenaikkangajiPNS. Tentu,ilmupengetahuandiharapkan,bahkanharus diarahkankepadapeningkatankualitashidup manusia.Tetapikualitashidupmanusiahanya sebagian saja ditentukan oleh unsur-unsur ekonomi.Marikitacobamenengokkebelakang,kemasa beberapamileniasilam,ketikabangsaMesirtelah dengancermatmengamatiMatahariselamaratusan tahun. Mereka menghitung jumlah matahari terbit dan matahariterbenamdarisatumusimpanaskemusim panasberikutnyadanmenemukanbahwaMatahari terbitdanterbenamsebanyak365kalidalamsatuan yangsekarangkitasebutsatutahun.Jikaseseorang mulai menghitung saat Matahari mencapai titik paling Utaraketikaterbitdanterbenam,danterus menghitungnya sampai Matahari mencapai titik paling Selatan,iaakanmenemukanjumlahMatahariterbit danterbenamadalah365.BangsaMesirtahuinidan memperkenalkansebuahkalendaryangisinya365 hari pada tahun 4.000-an S.M.Siapayangmenyangkabahwayangmereka lakukanadalahawaldarikonseppemahamandan penentuantentangwaktu?Bayangkan,ketikapara rajaataupejabatnegara(saatitu)kerjanyacumamakandankawinsaja,adasekelompokorangyang kerjanyamengukur-ngukurterbitdanterbenamnya Matahari. Apa yang dikatakan pejabat atau masyarakat tentangsekelompokorangitu.Kalautidakdianggap oranggila,pastidianggapngarang-ngarangkerjaan. Kenapa mereka lakukan hal itu, pada dasarnya karena merekahanya ingin tahu, mirip dengan sekarang, para astronommengembangkanteori-teoritentangjagat rayadimanadidalamnyakitahidup.Kalautidak karena mereka dulu, yang ngeceng-negeceng Matahari terbitdantenggelamitu,PresidenSBYtidakbisa mengundangagarparamenterihadirpadaacara reshuffleKabinetpada hariRabu,tanggal 19Oktober 2011, jam 10 pagi !Orangmelakukanpekerjaanastronomiadalah untukmencaritahulebihbanyak,untukmengejar sebuahimpian.Namundiatasitusemuaastronomi bukanhanyasebuahnilaiuntukdirinyasendiri, melainkansebenarnyajugamempunyaimanfaatbagi semua.Manfaatastronomibukankarenauntuk kepentingannavigasisaja,melainkankarenaia merangsangmanusiauntukmemperluas wawasannyadanmengembangkanfantasinya.Dan fantasiitulahyangpalingdiperlukanapabila manusia ingin maju. Dengan demikian bagi kita di Indonesia astronomi memangperlu.Selamainikitaseakan-akanhanya terusterpurukdalammasalahkita,dalamkonflik-konflik,dalammasalahtawurananaksekolah,dalam masalahmencarinafkahtambahandiBanggarDPR, demoantidiskoataukelabmalam,danlain sebagainya.Disinilahkitamemerlukanorangyang tertarikakansesuatuyangjauh,yangtidaklangsung bermanfaat,yangmemperluasbatas-batasperhatian kita.Jadijangankitamengukurkegiatan astronomi dari manfaat ekonomi saja. 8.Penutup Ditengahrasabahagiahariini,adalahsebuah paradoks,ketikakitamakinmenyadaribagaimana rapuhnyaplanetyangmengembankehidupankita, ketika ruang kosmos telah menjadi sebuah lingkungan dimana kitabisaberlanglangbuana,ketikapendidikan tinggiastronomitelahmencapaiusia60tahun, pengajaran astronomi telah kehilangan dasarnya. Lebihdarisekadarmemprihatinkan,ketikadi Republiktercintainipelajaranastronomiditingkat sekolahmenengahdihilangkandanhanyamenjadi salahsatubabdalammatapelajaranfisika.Tambah menyedihkanlagikarenagurufisikamerasatidak punyakompetensiuntukmengajarastronomi,sebab merekabelumpernahmendapatmatakuliah astronomisemasapendidikannyadiperguruantinggi, sekarangastronomidilemparmasukkedalammata pelajarangeografi.Sudahbisadipastikanmateri astronomi hanya diajarkan sebagai hapalan semata. Ini sebuahkekeliruanbesaryangharussegeradikoreksi. Mengembalikan astronomi ke dalam kurikulum di sekolahmenengahadalahsuatukeharusan!Dalam hal ini terimakasih kepada Institut Teknologi Bandung yang telah berpikir jauh ke depan dengan mewajibkan mahasiswaTingkatPertamaBersama ITBdarisemua prodimengikutiempatmingguperkuliahanSistem Alam Semesta. Tentukitaberharapkondisiyangidealkitamiliki untuk mencapaiprestasiyangmaksimal. Tetapientah kapankondisiidealiniakantiba.Sayasangat bersukacitamenyaksikankolegamudadiProdi/KK Astronomibersikaptidakmenunggukondisiideal dulu,tidakusahmenunggukitamemilikiteleskop besardulu,ataumenungguyanglainnya.Tapiapa yangbisakitaperbuatdenganmengoptimalkanapa yangkitamiliki.Kamimerasakansuasanayang 18 S. D. Wiramihardja hangatdanbersemangatdalamkomunitasastronomi. Semuaorangbekerjakerasbaikdalampendidikan, penelitian,maupundalampengabdianmasyarakat. Banyakprestasiyangtelahdiukirdalammasa kepemimpinanDr.MahasenaputrasebagaiKetua ProdiAstronomidanDr.MoedjiRahartosebagai KetuaKKAstronomisekarang.Tapidalam kesempataninisayahanyaakanmenyampaikan beberapasaja,yaitudalambulaninitelahdilahirkan DoktorAstronomipertama dariITB,yaituDr.Yayan Sugianto.Kemudiandengansegalakerendahanhati, barulimapublikasidalamjurnalinternasionalterbit atasnamaDr.BudiDermawan,Dr.ChatiefKunjaya, danDr.SuryadiSiregarbaiksebagaipenulispertama maupun kedua. Dan tahun ini pun Dr. Chatief Kunjaya terpilihsebagaiPresidendariTheInternational Olympiad of Astronomy and Astrophysics untuk masa jabatan5tahun.Paparanlengkapdisampaikanoleh Ketua Prodi/KK Astronomi. Dengankekayaanpengalamanselama60tahun, kamiyakininsanastronomidapatmempersembahkan sesuatuyanglebihbaiklagikepadabangsadan negara. Masih banyak yang harus dilakukan, dan tidak akanhabis-habisnya.Karenamanusiaakanbertanya terus.Bagikamitheskyisthelowerlimit.Terima kasih.Daftar Pustaka Hidayat,B.1994,dalam400-yearDutch-Indonesia Relation, Erasmus Huis, Jakarta. Hidayat,B.,2001,BukuKenangan50TahunPendidikan Tinggi Astronomi di Indonesia, halaman 57. Hidayat,T.,Herdiwijaya,D.,Radiman,I.,Raharto,M., Premadi,P.W.,danWiramihardja,S.D.,2001,Buku Kenangan50TahunPendidikanTinggiAstronomidi Indonesia.Ibrahim, J., 2001, idem, halaman 73. Ishida, K. and Hidayat, B., 1989, Proceedings of the Three-YearCooperationinAstronomybetweenIndonesiaand Japan 1986-1988,Evolution of Stars and Stellar Systems. Ishida, K. and Hidayat, B., 1992, Proceedings of the Three-YearCooperationinAstronomybetweenIndonesiaand Japan1989-1991,EvolutionofStarsandGalactic Structures. Kogure,T. andHidayat,B.,1985,ProceedingsoftheSix-YearCooperationinAstronomybetweenIndonesiaand Japan 1979-1984,Galactic Structures and Variable Stars. Magnis-Suseno,F.,2001,BukuKenangan50Tahun Pendidikan Tinggi Astronomi di Indonesia, halaman 91.Mahasena,P.,Hidayat,T.,Dermawan,B.,Lestari,I.A., Irfan,M.,andHerdiwijaya,D.,2009,Proceedingsofthe ConferenceoftheIndonesiaAstronomyandAstrophysics, 29-31 October, 2009, Premadi et al., Eds., 137. Malasan, H.L., 2011, private communication Radiman,I.,2001,BukuKenangan50TahunPendidikan Tinggi Astronomi di Indonesia, halaman 5.. The, P.S., idem, halaman 49. Van der Hucht, Karel A., 1984, in Double Stars : Physical PropertiesandGenericRelationhip,eds.B.Hidayat,J. Rahe, and Z. Kopal, p. 409.

PROSIDINGS SEMINAR PENDIDIKAN ASTRONOMI, 19 23, April 2012 2012. Peringatan 60 Tahun Pendidikan Astronomi di Indonesia

PENDIDIKAN ASTRONOMI DI INDONESIA TAHUN 2001 2011 PUTRA MAHASENA Kelompok Keahlian Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10, Bandung 40132, [email protected] Abstrak.Padatahun2011,pendidikanformalastronomidiInstitutTeknologi Bandung(ITB)genapberusia60tahun.Kelahirannyadisepakatibertepatan dengandisampaikannyapidatopengukuhangurubesarpertamaAstronomidiITB, Prof. Dr. G. B. van Albada, pada tahun 1951. Sebuah buku yang merangkum sejarah danaktivitasprogramstudiAstronomisejaktahun1951hinggatahun2001telah ditulis sepuluh tahun yang lalu. Selama sepuluh tahun terakhir (20012011) aktivitas yang berkaitan dengan astronomi telah berkembang dengan pesat frekuensi maupun ragamnya,baikdalambidangpendidikan,penelitian,maupunpemberdayaan masyarakat.Makalahiniberusahamerangkumaktivitas,capaian,danharapanke depankeastronomiandarisudutpandangProgramStudiAstronomi,Fakultas MatematikadanIlmuPengetahuanAlam(MIPA),ITB,selamasepuluhtahun terakhir tersebut. Kata Kunci: pendidikan Astronomi, Astronomi Indonesia 1.Pendahuluan AktivitaskeastronomianmoderndiIndonesia telah ada setidaknya sejak tahun 1920-an ketika K. A. R.Bosscha,seorangpengusahaperkebunantehdi daerahPangalengan,JawaBarat,mendirikansebuah observatoriumdiLembang[1].Observatorium tersebutdapatdibangunberkatkeberhasilanBosscha menggalangdanadandukunganmorildariberbagai pihak,yangmemilikiketertarikankepadaastronomi, baikdiBelandamaupundiHindia-Belanda.Sebagian dariorang-oranginibergabungdalamsebuah Perhimpunan Astronomi Hindia-Belanda (Nederlands-IndischeSterrenkundigVereeniging,NISV),yang bukandibentukolehpemerintahHindia-Belanda. ObservatoriumitukemudiandisebutObservatorium Bosscha (OB), ketika diresmikan penggunaannya pada tahun1928,dankegiatansehari-harinyadikelolaoleh NISV. Sebagaisebuahobservatoriumyangmemiliki teleskop cukup besar (pada waktu itu), dan merupakan salah satu dari sedikit observatorium di belahan Bumi bagianselatan,OBditungguhasilobservasinyaoleh masyarakatastronomiinternasional. Kerjasama/koordinasi(tidakmengikat)dengan Observatorium Leiden di Belanda terjalin dengan erat. Salahsatuwujudkerjasamaituadalahhadirnya beberapaastronomBelandauntuktinggaldan melakukanpengamatanlangitdiOBuntukjangka waktuyangcukuppanjang(hinggabeberapatahun). Salah satu dari para astronom itu adalah Dr. G. B. van AlbadayangtibadiIndonesia padatahun 1949.Pada waktuitu,ObservatoriumBosschastatusnyamasih merupakanmilikNISVyangdiberikan(inloan) kepadaUniversitasIndonesia,FakultasMatematika danIlmuPengetahuanAlam(FIPAUI)yang berkedudukandiBandung,yangpadatahun1959 diresmikanmenjadiInstitutTeknologiBandung (ITB).PadawaktuituUniversitasIndonesia berkomitmenmembantuperawatan/perbaikandan menyediakan staf teknis maupun akademis. EnamtahunsetelahRepublikIndonesiaberdiri, tepatnya pada tanggal 18 Oktober 1951, Dr. G. B. van AlbadadikukuhkanmenjadigurubesarAstronomi pertamadiUniversitasIndonesia.Padahariyang sama,ObservatoriumBosschadiserahterimakandari NISVkepadaPemerintahRepublikIndonesia(dalam haliniditerimaolehFIPAUI).Hariitudisepakati sebagai hari kelahiran pendidikan formal Astronomi di ITB.Padamulanya,jenjangpendidikanyang diselenggarakanhanyalahjenjangsarjana(S1).Pada tahun2011,setelahberusia60tahun,pendidikan formalAstronomidiITBtelahmencakupjenjang magister(S2;mulaitahun1999)danjenjangdoktor (S3; mulai tahun 2006). Sebuahbukuyangmerangkumsejarahdan aktivitasprogramstudiAstronomisejaktahun1951 hinggatahun2001telahditulissepuluhtahunyang lalu(Hidayatetal.2001).Selamasepuluhtahun terakhir(20012011)aktivitasyangberkaitandengan astronomitelahberkembangdenganpesatfrekuensi maupunragamnya,baikdalambidangpendidikan, penelitian,maupunpemberdayaanmasyarakat. Makalahiniberusahamerangkumaktivitas,capaian, danharapankedepankeastronomiandarisudut pandangProgramStudiAstronomi,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) ITB, selama sepuluh tahun terakhir tersebut. 20 P. Mahasena 2.Evolusi Organisasi Kedudukan/nama unit yang mengelola pendidikan AstronomidiITBtelahbeberapakaliberubah, menyesusaikan dengan perubahan yang terjadi di ITB secaraumum.Dalamkurunwaktu20012005unit pengelola itu disebut Departemen Astronomi, di dalam FakultasMIPA,sedangkandalamkurun2006sekarangdisebutProgramStudiAstronomi, masihdidalamFakultasMIPA.Perbedaanutama dalamduaorganisasiituadalahbahwaKetua Departemenbertanggungjawab/berwenangmengelola kegiatanpendidikan,penelitian,danpemberdayaan masyarakat,sedangkanKetuaProgramStudihanya bertanggungjawab/berwenangmenge-lolakegiatan pendidikan. Kegiatandibidangpenelitiandanpemberdayaan masyarakatmerupakantanggungjawab/wewenang KetuaKelompokKeahlian(KK).Padatahun2006 semuadosendiDepartemenAstronomimembentuk Kelom-pok Keahlian Astronomi. 3.Kurikulum InstitutTeknologiBandungmenetapkan kebijakanbahwakurikulumpendidikannyaharus dievaluasisekalidalamlimatahun.Dalamsepuluh tahunterakhirtelahterjadiduakalievaluasiyang hasilnya adalah Kurikulum 2003 dan Kurikulum 2008. Untuklulusjenjangsarjana(S1),seorang mahasiswaAstronomiharusmenyelesaikan matakuliahsebanyak144SKS(satuankredit semester), yang normalnya harus diselesaikan dalam 8 semester.Perubahanyangcukupsignifikanterjadi dalam Kurikulum 2008: 1.JumlahSKSmatakuliahyangharusdiambildi programstudilain(FisikadanMatematika) berkurang; 2.AdamatakuliahwajibbagimahasiswaTPB (TahunPertamaBersama)seluruhITByangdi dalamnyamemperkenalkantopik-topikdalam astronomi; 3.Diberlakukannyakonsepmajor/minor,dimana mahasiswaAstronomibisamenaikkannilai tawarnyajikamerekamemutuskanuntuk langsungmasukkeduniakerjasetelahlulusdari jenjang sarjana (S1). Untuklulusjenjangmagister(S2),seorang mahasiswaAstronomiharusmenyelesaikan matakuliahsebanyak36-37SKS,yangnormalnya harusdiselesaikandalam4semester.Adaperubahan yangcukupsignifikanterjadidalamKurikulum 2003. Padasaatitudiidentifikasiadanyakebutuhannyata akanpraktisipendidikan,terutamagurusekolah menengah,yang menguasai substansi ilmu astronomi denganjenjangmagister(S2).Olehkarenaitu,di dalamKurikulum2003(dandipertahankandalam Kurikulum 2008) dibuat dua jalur yang berbeda: 1.JalurAstrofisikaLanjutyanglulusannya dipersiapkanuntukdapatmelanjutkan studi/penelitian ke jenjang doktor (S3); 2.JalurPengembangandanPendidikanAstronomi yangcalonmahasiswanyabisaberlatarbelakang sarjana(S1) kependidikansains.Lulusannyatidak dipersiapkanuntukdapatmelanjutkan studi/penelitian ke jenjang doktor (S3). Jenjangdoktor(S3)diprogramstudiAstronomi dimulaipadatahun2006.Kurikulumuntukjenjang doktorlebihbanyakditentukanolehITB(melalui Dekan Sekolah Pasca Sarjana). Calon mahasiswa bisa berasaldariprogramstudimagisterAstronomiITB (disebutekstensilinier)ataudariprogramstudi magistersainsdariperguruantinggimanapun (bukan ekstensi linier). Untuklulusjenjangdoktor(S3),bagimahasiswa linierekstensionharusmenyelesaikan43SKS, sedangkanmahasiswabukanlinierekstensionharus menyelesaikan52SKS.Sesuaidengannature-nya,kurikulum S3 bertitik berat kepada kegiatan penelitian yang harus dilakukan oleh mahasiswa. Padaakhirtahun2011dosenyangmengampu Kurikulum2008diProgramStudiAstronomi berjumlah 17orang.Dari17orangtersebut,14orang bergelardoktor,dan3oranglainnyasedang menempuh pendidikandoktor.Matakuliahdijenjang magisterdandoktorhanyabolehdiampuolehdosen yangsudahbergelardoktor,dandosenyangsedang menempuhpendidikandoktorhanyadiberibeban mengajarmaksimum4SKS.Sejakberlakunya Kurikulum2008diITB,dosen-dosendiKK Astronomimendapattugasmengajarbeberapamata kuliahwajibdiTPB(KonsepPengembanganIlmu Pengetahuan,SistemAlamSemesta,Pengantar Teknologi Informasi, dan lain-lain). Masihrelevandenganpembahasankurikulum, programstudiAstronomisecaraberkalamengajukan prosesakreditasikepadaBadanAkreditasiNasional Perguruantinggi(BAN-PT).Diakhirtahun2011, programstudisarjanamemperolehakreditasiA, sedangkan program studi magister dan doktor masing-masing memperoleh akreditasi B. 4.Mahasiswa Sepertidimanapundidunia,studentbodydi programstudiAstronomiITBtidaklahbesar.Dalam Gambar1dapatdilihatbagaimanasejarah mahasiswa yang masuk ke- dan mahasiswa yang lulus dariprogramstudisarjanaAstronomi,sejaktahun 1953(mahasiswapendaftarpertama)hingga2011. Tampakbahwaditahun-tahunawalberdirinya program studi Astronomi tidak setiap tahun selalu ada mahasiswayangmendaftar.Tetapi,dalamsepuluh tahunterakhirtampakbahwarata-ratamahasiswa yang masuk sekitar 20 orang/tahun. Padatahun2006ITBmenetapkankebijakan penerimaanmahasiswabarudimanamahasiswa Pendidikan Astronomi di Indonesia Tahun 2001 201121

memilihfakultas,bukanprogramstudi.Penentuan programstudidilaksanakanpadaakhirsemester2, bagimahasiswayangbersangkutan.Untukbeberapa program studi yang dianggap langka peminat, seperti Astronomi,Meteorologi,danOseanografi,ITB memberikan beasiswa berupapembebasanSDPA 0.000.501.001.502.002.503.003.504.001982 (13)1983 (11)1984 (14)1985 (5)1986 (8)1987 (5)1988 (8)1989 (8)1990 (8)1991 (6)1992 (6)1993 (11)1994 (9)1995 (10)1996 (9)1997 (9)1998 (11)1999 (13)2000 (16)2001 (12)2002 (15)2003 (14)2004 (8)2005 (4)Angkatan (# lulusan)IP0.002.004.006.008.0010.0012.0014.0016.0018.00Lama Studi [semester]IP Lama Studi Gambar3.GrafikperkembanganIndeksPrestasirata-rata dan lama studi rata-rata lulusan, mulai angkatan 1982 hingga 2005. (Sumbangan Dana Pengembangan Akademik) kepada mahasiswayangsejakawalmemilihprogramstudi tersebut.PemberianbeasiswaolehITBtersebut dirasakansangatbaikmanfaatnyabagimotivasi mahasiswa program studi sarjana Astronomi. Hinggaakhir2011,totallulusanprogramstudi sarjanaberjumlah288orang.Untukmemberikan gambaran perkembangan proses akademik di program studi Astronomi, dalam Gambar 3 ditunjukkan Indeks Prestasi (IP) rata-rata dan lama studi rata-rata lulusan, dariangkatan1982hingga2005.Tampaktrendyang jelaskearahperbaikan.Jikadiawaltahun1980-an lamastudirata-ratasekitar14semesterdanIPrata-ratasekitar2,makadisekitartahun2010lamastudi rata-ratamendekati8semesterdanIPrata-rata mendekati 3. Dalamsepuluhtahunterakhir,kesempatanbagi mahasiswaS1,S2,maupunS3,untukmelakukan perjalanankeluarnegeridalamrangkashortcourse,winter/summerschool,workshop,danlain-lain, bertambahbanyak.Danauntukkeperluaninidatang dari berbagai pihak, antara lain: 1.LeidsKerkhoven-BosschaFonds(LKBF,sebuah yayasandanayangsecaraberkesinambungan mendukungkegiatankeastronomianyang berkaitan dengan Observatorium Bosscha); 2.DirektoratJenderalPendidikanTinggi, KementerianPendidikandanKebudayaan Nasional Republik Indonesia; Gambar 1. Histogrammahasiswa yang diterima di- dan mahasiswa yang lulus dari program studi sarjana Astronomi ITB sejak tahun 1953 hingga 2011. Gambar 2. Panel kiri: Histogram mahasiswa yang diterima di- dan mahasiswa yang lulus dari program studi magister Astronomi ITB sejak tahun 1999 hingga 2011. Panel kanan: Histogram mahasiswa yang diterima di- dan mahasiswa yang lulus dari program studi doktor Astronomi ITB sejak tahun 2006 hingga 2011. 05101520253019531956195919621965196819711974197719801983198619891992199519982001200420072010Diterima Lulus024681999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011Diterima Lulus012342006 2007 2008 2009 2010 2011Diterima Lulus22 P. Mahasena 3.DanaCSR(corporatesocialresponsibility) berbagaiperusahaanyangdiperolehmahasiswa melalui pengajuan proposal kegiatan; 4.Lembaga Kemahasiswaan ITB; 5.dan lain-lain. PadapanelkiridalamGambar2dapatdilihat bagaimanaperkembanganmahasiswamasukke-dan lulusdariprogrammagisterAstronomi,daritahun 1999hinggatahun2011.Jumlahmahasiswayang masukmasihdibawah10pertahun,danfluktuatif. Lulusanprogramsarjanayangberminatmelanjutkan studikeprogrammagistercukupbanyak,tetapi merekahanyabisamelakukannyajikaadabantuan beasiswa. Menarik untuk dicatat bahwa hingga saat ini mahasiswaprogrammagisteryang latarbelakangS1-nyabukandariAstronomiITBsudahcukupbanyak. Hingga akhir 2011 program studi magister Astronomi sudahmeluluskan29orangmagister(termasukdi dalamnya dari kedua jalur kurikulum yang disebutkan dalamBab3.Sebagiandarimerekamendapatkan kesempatanpergikeluarnegeri,sebagaimahasiswa, mengikuti beberapa kegiatan keastronomian. Perkembanganmahasiswamasukke-danlulus dariProgramStudiDoktorAstronomiditunjukkandi panelkananGambar2.Sejakdibukanyaprogram studidoktorpadatahun2006hinggaakhir2011, sudahada7mahasiswayangmasuk,danlulusan pertama baru saja diwisuda pada bulan Oktober 2011, bertepatandenganusiayangke-60tahunprogram studiAstronomi.Sebagianbesarmahasiswayang masukberlatarbelakangS2dariprogramstudi Astronomi atau Fisika ITB.Sebagiandarimerekajugamendapatkan kesempatanpergikeluarnegeri,sebagaimahasiswa S3.Sejaktigatahunyanglalu,Kementerian PendidikandanKebudayaanNasionalmenyediakan danabagimahasiswaS3untukmelakukan penelitian/kunjunganselama3bulankemanapundi luar negeri. 5.Alumni Meskipuntracerstudyterhadaplulusanprogram studiAstronomimasihjauhdarilengkap,danbelum dapatdilakukandengancarayangsistematis, gambaranumumyangdiperolehtentangaktivitas (yangberkaitandenganastronomi)dariparaalumni dapat dilihat pada Gambar 4. Pekerjaanutamamerekasangatbervariasi,tidak jauhberbedadenganparaalumniprogramstudi (sains)lainnya.Jikadikelompokkansecarakasar, mereka bekerja di/sebagai Gambar 4. Gambaran skematik aktivitas para alumni program studi Astronomi. 1.bidangmanajerialdiperusahaanswastaatau instansi pemerintah (S/P), 2.bidang research and development di S/P,3.bidang teknologi dan informasi di S/P, 4.jurnalis di berbagai media, 5.guru,mulaidaritingkattamankanak-kanak hinggasekolahmenengahatas,danlembaga pendidikan non-formal, 6.dosen di perguruan tinggi, 7.peneliti di instansi pemerintah, 8.lembaga sosial, 9.pemilik perusahaan (wiraswasta), 10.ibu rumah-tangga, 11.dan lain-lain. SepertidiilustrasikandalamGambar4,sebagian terbesar dari para alumni, apapun pekerjaan utamanya, (pernah)terlibatdalampublicoutreach, mempopulerkanastronomikepadamasyarakatdi sekitarnya.Inisangatmudahdipahamikarenadi Indonesia,secararata-rata,hanyaadasatusarjana astronomi dalam setiap sejuta penduduk. Ketika orang disekelilingAndatahubahwaAndaadalahseorang yangpernahmempelajariastronomi,secaraalami merekaakanbanyakbertanyatentangastronomi kepada Anda. Beberapa alumni bahkan sering diminta menjadipembicara(tentangastronomipopuler)di acara-acara yang lebih terprogram. Dalamproporsiyanglebihkecil(Gambar4), sebagianalumniterlibatdalampendidikanformaldi sekolah.Akantetapi,umumnyamerekasecararesmi berpredikatsebagaiguruFisika,Matematika,atau IlmuPengetahuanAlam,sesuaidengankurikulum yangberlakusecaranasionalsaatini.Adabeberapa orangyangmendapattugasmembinakelompok astronomi(ekstra-kurikuler)disekolahnya. Bagaimanapun,disekolah-sekolahyangmemiliki guruberpendidikanastronomi,parasiswanya beruntungadatempatbertanyatentangartikel-artikel astronomi yang akhir-akhir ini semakin sering muncul Pendidikan Astronomi di Indonesia Tahun 2001 201123

diberbagaimedia.Demikianpuladengan dimasukkannyaastronomidalamOlimpiadeSains Nasional yang diselenggarakan tiap tahun (sejak tahun 2004). Proporsi jumlah paling kecil (Gambar 4) ditempati olehparaalumniyangmenjadipenelitiprofesional. Termasukdalamkategoriiniadalahmerekayang menempatiposisidiberbagailembagapenelitian,di dalam maupun di luar negeri, dan di perguruan tinggi. Dinamikadankesaling-terkaitankegiatanantar berbagai komponen yang digambarkan dalam Gambar 4belumlahberlangsungdibawahkoordinasiyang mapandanjelas.Salahsatuforumterbaikuntuk bertemunyaketigakomponentersebutadalahseminar tahunan,yanghinggakinimasihselalu diselenggarakandilingkunganInstitutTeknologi Bandung. 6.Prestasi Alumni Tanpabermaksudmengecilkanprestasialumni yang lain, berikut ini adalah prestasi tiga alumni yang patutdibanggakan.Yangpertamaadalahsitusweb LangitSelatan(LS)yangdikelolaolehAvivah Yamani,dankawan-kawan(http://langitselatan.com). Berbagaiartikelastronomipopulersecarakonsisten ditulisolehparakontributornyayangsebagianadalah alumniprogramstudiAstronomi.Situswebini, menurutkomentarparapembacanya,merupakan pengisikekurangansumberastronomiberbahasa Indonesiadaripenulisyangkompeten.Disajikan dalambentukblog,komentarparapembaca,atau bahkandiskusidiantaramereka,bisamemberikan gambarantentangminatd