Print Mukk

44
LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN USAHA KECIL DAN KOPERASI DI UKM MINO ARTO DAN KUD MINO SAROYO BIDANG KAJIAN USAHA KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH Disusun Oleh : Nofita Utami H3410012 PROGRAM D-III AGRIBISNIS

Transcript of Print Mukk

Page 1: Print Mukk

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN USAHA KECIL DAN KOPERASI

DI UKM MINO ARTO DAN KUD MINO SAROYO

BIDANG KAJIAN USAHA

KABUPATEN CILACAP

PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun Oleh :

Nofita Utami

H3410012

PROGRAM D-III AGRIBISNIS

FAKULTAS PETERANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: Print Mukk

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN USAHA KECIL DAN KOPERASI

DI UKM MINO ARTO DAN KUD MINO SAROYO

BIDANG KAJIAN USAHA

KABUPATEN CILACAP

PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun dan diajukan Oleh :

Nofita Utami

H3410012

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Surakarta, Juni 2012

Mengetahui

Direktur D-III Agribisnis Dosen Penguji

Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Ir. Wartoyo, S.P, M.Si R. Kunto Adi, S.P, M.PNIP. 19520915 1979 03 1 003 NIP.19731017 2003 121 002

Page 3: Print Mukk

INTISARI

Nofita Utami H3410012, koperasi merupakan salah satu sektor dalam

ekonomi kerakyatan. Disamping orientasi pemerataan koperasi juga menjalankan

fungsi lain yang mendukung pembangunan ekonomi dan mobilitas ekonomi.

Koperasi memiliki definisi yaitu badan usaha yang beranggotakan orang seorang

atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip

koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas

kekeluargaan.

Laporan Praktikum Manajemen Usaha Kecil dan Koperasi bidang kajian

permodalan di KUD “Mino Saroyo” dan usaha kecil menengah “Mino Arto” di

cilacap. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2012 bertujuan agar

mahasiswa dapat mensinergikan antara teori dibangku kuliah dengan aplikasinya

di lapangan. Mengetahui secara langsung bagaimana sejarah perkembangan dan

pengembangan pengelolaan badan usaha yang bersangkutan. Memperluas

pengetahuan mahasiswa tentang berbagai bentuk-bentuk organisasi ekonomi di

Indonesia khususnya UKM dan koperasi. Mahasiswa mampu memahami

dinamika pembangunan perkoperasian, serta kendala-kendala pertumbuhan UKM

dan koperasi terutama dari faktor internal dan dapat memberikan pemecahan

masalahnya. Mengkaji usaha-usaha yang telah dilakukan serta membandingkan

kelebihan dan kekurangan dari UKM dan koperasi.

Metodologi yang digunakan meliputi metode dasar, metode pengumpulan

data dan metode analisis data. Metode dasar yang digunakan dalam praktikum

Koperasi ini adalah deskriptif analitis. Metode pengumpulan data dengan

menghimpun keterangan dengan ceramah dan tanya jawab dari pengurus ketua

umum KUD Mino Saroyo dan UKM Mino arto. Data juga diperoleh dari laporan

pertanggungjawaban pengurus dan pengawas kepada RAT.

Unit usaha yang dikembangkan oleh KUD Minosaroyo adala : unit

produksi, unit simpan pinjam, unit pemasaran, unit penangkapan ikan, unit jasa.

Dalam menjalankan unit usahanya, koperasi bekerjasama dengan beberapa pihak

guna memenuhi kebutuhan modal. Koperasi ini bermitra dengan beberapa bank

Page 4: Print Mukk

yang ada didaerah cilacap, seperti Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI dan

sebagainya.

Untuk unit usaha yang ada di UKM Mino arto, jenis kegiatannya meliputi

pengolahan ikan asin. UKM Mino arto yang terletak di Jl. Bakung No. 19 Cilacap

ini bermitra dengan Dinas-dinas di Kabupaten Cilacap, Kodim, dan Bank di

Cilacap terutama dalam hal promosi dan UNICEF yang dalam hal ini merupakan

mitra setia dari UKM ”Mino Arto”.

Page 5: Print Mukk

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allh SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan

laporan hasil Praktikum Manajemen Usaha Kecil dan Koperasi ini. Penulisan

laporan hasil praktikum ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Manajemen Usaha Kecil dan Koperasi Dalam pelaksanaan praktikum dan

penulisan hasil praktikum, penyusun banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan

berbagai pihak. Maka penyususn menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dosen Pengampu mata kuliah Manajemen Usaha Kecil dan Koperasi Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Teman-teman serta semua pihak yang telah membantu, baik dalam

pelaksanaan maupun penulisan laporan Praktikum Manajemen Usaha Kecil

dan Koperasi.

Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penyusun

berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, Juni 2012

Penyusun

Page 6: Print Mukk

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................

INTISARI ......................................................................................................

KATA PENGANTAR ...................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................

DAFTAR TABEL .........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................

I. PENDAHULUAN ...................................................................................

A. Latar Belakang ...................................................................................

B. Permasalahan ......................................................................................

C. Tujuan dan Kegunaan .........................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ............................

A. Tinjauan Pustaka ...............................................................................

B. Kerangka Teori ..................................................................................

III. METODOLOGI ......................................................................................

A. Metode Dasar ...................................................................................

B. Metode Pengumpulan Data ...............................................................

C. Metode Analisis Data ........................................................................

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................

A. Kondisi Umum UKM dan KUD ........................................................

B. Kondisi Bidang Kajian UKM dan KUD ...........................................

V. KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................

A. Kesimpulan .........................................................................................

B. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 7: Print Mukk

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kelompok Nelayan di KUD “Mino Saroyo”.....................................

Tabel 2. Sarana Usaha di KUD Mino Saroyo .................................................

Tabel 3.Volume Usaha di KUD Mino Saroyo ................................................

Page 8: Print Mukk

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

UKM merupakan tulang punggung perekonomian di Indonesia,

meskipun pengembangan UKM mengalami berbagai hambatan dan

tantangan.UMKM masih diharapkan mampu menjadi andalan perekonomian di

indonesia, karena mayoritas masyarakat indonesia melakukan

UMKM.Perekonomian nasional dapat didukung dengan jumlah yang sangat

banyak usaha kecil berpotensi menciptakan lapangan kerja yang luas bagi

masyarakat Indonesia dan sesuai dengan system yang dianut Indonesia adalah

padat karya. Menurut Sutrisno dan Hs (2004), "Perekonomian nasional tahun

1997 telah diporak-porandakan akibat krisis ekonomi sehingga membangkitkan

pentingnya peran Usaha Kecil dan Menengah (UKM)". Namun masih banyak

juga masyarakat yang enggan untuk berwirausaha. Hal tersebut disebabkan

karena alasan minimnya modal. Indonesia memang memiliki tingkat

kemiskinan yang cukup tinggi. Masih banyak masyarakat Indonesia yang

masih jauh dari kemakmuran. Memilki penghasilan yang minim, pekerjaan

yang tidak tetap atau kerja serabutan, bahkan tidak sedikit pula penduduk

Indonesia yang malah tidak memiliki pekerjaan sama sekali atau pengangguran

menjadikan masyarakat Indonesia jauh dari kemakmuran. Hal tersebut

disebabkan karena minimnya pendidikan serta keahlian yang dimiliki.

Banyaknya masyarakat Indonesia yang belum mampu mengenyam bangku

sekolahan menjadi salah satu faktor penyebab dari banyaknya angka

pengangguran di Indonesia, apalagi saat ini jenjang pendidikan sangat

diperhatikan dalam dunia kerja.

Dewasa ini banyak sekali kesempatan untuk berwirausaha bagi setiap

orang yang mampu melihat peluang bisnis tersebut. Karier kewirausahaan

dapat mendukung kesejahteraan masyarakat serta memberikan banyak pilihan

barang dan jasa bagi konsumen, baik dalam maupun luar negeri. Meskipun

perusahaan raksasa lebih menarik perhatian publik dan sering kali menghiasi

Page 9: Print Mukk

berita utama, bisnis kecil tidak kalah penting perannya bagi kehidupan sosial

dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Dan karena itu pemerintah mengharapkan para sarjana yang baru lulus

mempunyai kemampuan dan keberanian untuk mendirikan bisnis baru

meskipun secara ukuran bisnis termasuk kecil, tetapi membuka kesempatan

pekerjaan bagi banyak orang. Pihak perguruan tinggi bertanggung jawab dalam

mendidik dan memberikan kemampuan dalam melihat peluang bisnis serta

mengelola bisnis tersebut serta memberikan motivasi untuk mempunyai

keberanian menghadapi resiko bisnis. Peranan perguruan tinggi dalam

memotivasi para sarjananya menjadi young entrepreneurs merupakan bagian

dari salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan.

Menurut Ali (2006)," Perekonomian Indonesia secara garis besar dalam

kegiatan UKM dan Usaha Mikro telah mencapai banyak manfaat bagi

masyarakat indonesia dalam menanggulangi kemiskinan dan pengangguran

yang tejadi pada bangsa indonesia”. Kegiatan ini sangatlah penting untuk

kemajuan negara maupun bangsanya sendiri. Pemerintah telah mencapai

tujuannya dengan membantu perekonomian bangsa yang kurang mampu

dengan kegiatan ini. Program pemerintah ini akan terus menerus berjalan

dengan baik untuk kemajuan negara indonesia.

B. Permasalahan

1. Apakah UKM itu ?

2. Jenis usaha apa yang terdapat dan mana yang diprioritaskan ?

3. Dengan siapa saja UKM menjalin kemitraan ?

4. Bagaimana perencanaan dan pengembanga usaha UKM tersebut kedepan ?

5. Sistem pemasaran yang bagaimana yang diterapkan ?

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Agar mahasiswa memahami dan mengerti bagaimana sebuah UKM itu

berkembang

2. Agar mahasiswa dapat mengsinergikan antara teori di bangku kuliah dengan

aplikasinya di lapangan

Page 10: Print Mukk

3. Agar mahasiswa dapat memahami dinamika pembangunan Ukm dan

perkoperasian

4. Agar mahasiswa dapat memahami kendala-kendala pertumbuhan UKM dan

koperasi, terutama faktor internal

Page 11: Print Mukk

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Perekonomian Indonesia secara garis besar dalam kegiatan UKM dan

Usaha Mikro telah mencapai banyak manfaat bagi masyarakat indonesia dalam

menanggulangi kemiskinan dan pengangguran yang tejadi pada bangsa

indonesia”. Kegiatan ini sangatlah penting untuk kemajuan negara maupun

bangsanya sendiri. Pemerintah telah mencapai tujuannya dengan membantu

perekonomian bangsa yang kurang mampu dengan kegiatan ini. Program

pemerintah ini akan terus menerus berjalan dengan baik untuk kemajuan

negara indonesia ( Ali, 2006).

Pengertian koperasi menurut UU Koperasi No. 12 Tahun 1967 tentang

pokok-pokok perkoperasian adalah sebagai berikut :  “ Koperasi Indonesia

adalah organisasi ekonomi yang berwatak sosial , beranggotakan orang-orang

atau badan hukum yang merupakan tata susunan ekonomi usaha bersama atas

asas kekeluargaan “(Anoraga , 1995).

Koperasi pertanian (koperasi yang bergerak di bidang usaha pertanian),

dalam hal ini koperasi tidak semata-mata berusaha menyelenggarakan produksi

saja, melainkan juga membantu para anggotanya dalam usaha pengolahan

hasil-hasil pertanian pada tingkat yang lebih tinggi baik kuantitas maupun

kualitas, membantu usaha-usaha pemasaran, membantu menyediakan sarana-

sarana pertanian (alat-alat pertanian, pupuk, obat-obat pemberantas hama),

membantu menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari bagi para

anggota dengan harga yang wajar dan dapat dibeli secara kredit dan

menyediakan kredit investasi lainnya guna menunjang keberhasilan usahatani

(Kartasapoetra , 2000).

Koperasi unit desa ini berdasar Instruksi Presiden Republik Indonesia

No. 4 Tahun 1973, adalah merupakan bentuk antara dari Badan Usaha Unit

Desa (BUUD) sebagau suatu lembaga ekonomi berbentuk koperasi, yang

dalam perkembangannya kemudian dilebur atau disatukan menjadi satu KUD.

Dengan keluarnya Instruksi Presiden RI No. 2 Tahun1978, KUD bukan lagi

Page 12: Print Mukk

merupakan bentuk antara dari BUUD tetapi telah menjadi organisasi ekonomi

yang merupakan wadah bagi pengembangan berbagai kegiatan masyarakat

pedesaan itu sendiri serta memberikan pelayanan dan masyarakat pedesaan

(Anonim,2012).

Setiap koperasi memiliki tiga alat perlengkapan organisasi yaitu Rapat

Anggota koperasi, Pengurus dan Badan Pemeriksa. Ketiga-tiganya harus ada,

jika tidak koperasi itu tidak lengkap organisasinya. Rapat Anggota koperasi

merupakan kekuasaan tertinggi dalam kehidupan koperasi. Untuk

membicarakan sesuatu tentang koperasi di kalangan anggota, maka diadakan

Rapat Anggota, dimana seluruh anggotanya diundang. Dalam rapat ini, para

anggota boleh berbicara, memberikan usul dan pertimbangan, menyetujui

sesuatu usul atau menolaknya. Keputusan yang diambil Rapat Anggota

mengikat semua anggota untuk ditaati dan juga mengikat pengurus koperasi

untuk melaksanakannya. Walaupun demikian, tidak semua urusan dalam

koperasi harus melalui Rapat Anggota (Sagimun, 1984).

Struktur organisasi koperasi adalah mekanisme untuk mencapai tujuan

koperasi yang telah ditetapkan, dimana diletakkan pembagian pekerjaan dari

unsur-unsur / fungsi-fungsi yang ada menurut suatu sistem yang cocok dengan

maksud dan tujuan organisasi, hubungan kerja antara fungsi-fungsi, kekuasaan,

wewenang dan tanggung jawab masing-masing yang semuanya harus

dilaksanakan secara murni dan konsekuen (Kusumah, 1982).

B. Kerangka Teori

Dalam Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor. 44 Tahun 1997

terutama dalam Pasal 1 menyatakan bahwa : “Kemitraan adalah kerjasama

usaha antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah dan atau dengan Usaha

Besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh Usaha Menengah dan

atau Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan,

saling memperkuat dan saling menguntungkan”

Menurut Penjelasan Undang-undang No.5 Tahun 1995 “Kerjasama

usaha, yang didasari oleh kesejajaran kedudukan atau mempunyai derajat yang

sama bagi kedua pihak yang bermitra, tidak ada pihak yang dirugikan dalam

Page 13: Print Mukk

kemitraan dengan tujuan bersama untuk meningkatkan keuntungan atau

pendapatan melalui pengembangan usaha tanpa saling mengeksploitasi satu

sama lain serta saling berkembangnya rasa saling percaya diantara mereka”

Page 14: Print Mukk

III. METODOLOGI

A. Metode Dasar

Menurut Narbuko dan Achmadi (2004), metode deskriptif bertujuan

untuk pemecahan masalah secara sistematis dan factual mengenai fakta-fakta

dan sifat-sifat populasi sehingga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Pada umumnya menyajikan potret keadaan yang bisa mengajukan

hipotesis atau tidak

2. Merancang cara pendekatannya, hal ini meliputi macam datanya,

penentuan sampelnya, penentuan metode pengumpulan datanya, melatih

para tenaga lapangan dan sebagainya

3. Mengumpulkan data

4. Menyusun laporan

B. Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan laporan praktikum Manajemen Usaha Kecil dan

Koperasi, kami berusaha mengumpulkan data dengan menggunakan berbagai

metode guna mempermudah dan menambah materi dalam penulisan laporan

ini. Adapun sebagai metode yang kami gunakan yaitu sebagai berikut :

1. Observasi (Pengamatan)

Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data penunjang

dengan cara melakukan pengamatan secara langsung.

2. Interview

Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan

atau tanya jawab secara langsung.

3. Pencatatan

Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data penunjang

yang dilakukan dengan pengambilan data-data dari narasumber maupun

dari media massa yang relevan kita tulis sebagai bahan penyusunan

laporan ini.

Page 15: Print Mukk

C. Metode Analisis Data

Dalam proses pengolahan data, ada sejumlah langkah-langkah ilmiah

yang perlu dilakukan untuk memudahkan proses pengolahan data. Dari

beberapa referensi tentang metode penelitian ilmiah, ada sejumlah langkah-

langkah yang perlu dilakukandalam proses pengolahan data, yaitu: (1)

editing; (2) mengkode data atau kodefikasi data; dan (3) membuat tabulasi.

Page 16: Print Mukk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum UKM dan KUD

1. Kondisi Umum KUD

KUD Mino Saroyo Cilacap yang beralamat di Jalan Kolonel Sugiono

No.57 Kelurahan Cilacap Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap

Provinsi Jawa Tengah. Koperasi Perikanan ini mulai berdiri pada tahun

1942 dengan nama Gyo-gyo Kumiai, selanjutnya menyesuaikan Undang-

undang Koperasi Tahun 1958 menjadi Primer Koperasi Perikanan Laut

(KPL), dengan keluarnya Inpres No. 2 Tahun 1978, maka KPL dan BUUD

diamalgamasikan/dileburkan menjadi KUD “Mino Saroyo” Cilacap dengan

Badan Hukum Nomor 2479/12-67/6174/a/BH/VI. Telah beberapa kali

mengalami perubahan sehingga sekarang Badan Hukum Nomor 2479/12-

67/6174/d/BH/PAD/KWK.11/IX/96 Tanggal 30 September 1996. Tanggal

15 Januari 1990 KUD “Mino Saroyo” Cilacap mendapat predikat menjadi

KUD Mandiri, tanggal 15 Februari 1990 SK KUD Mandiri diserahkan oleh

Bapak Dirjen Binus Koperasi.

KUD Mino Saroyo Cilacap memiliki Visi dan Misi, Visi dari KUD

Mino Saroyo Cilacap sendiri adalah terwujudnya koperasi nelayan sebagai

kekuatan ekonomi rakyat yang tangguh dan profesional dengan kerja sama

yang saling menguntungkan anggota dan untuk Misi KUD Mino Saroyo

Cilacap antara lain meningkatkan partisipasi anggota dalam menumbuhkan

usaha koperasi, meningkatkan produktivitas daya saing dan pangsa pasar

koperasi dalam kegiatan usaha, meningkatkan kualitas SDM koperasi

mengembangkan organisasi dan manajemen koperasi dan meningkatkan

citra koperasi sebagai pelaku ekonomi yang tangguh, profesional, mandiri

sebagai basis ekonomi kerakyatan dan meningkatkan akses permodalan bagi

koperasi dengan melakukan kemitraan usaha dengan BUMN maupun

swasta dan memberikan kemudahan, kepastian berinvestasi serta

menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Page 17: Print Mukk

Wilayah kerja meliputi 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Cilacap

Selatan, Cilacap Utara dan Cilacap Tengah dengan 8 koperasi. Regenerasi

KUD Mino Saroyo mengalami perubahan yaitu ketua umum dari periode

1942-2012 sebagai berikut : Djumingan, Atas Munandar, Indon Tjahjono,

Narsim, Rosikin, Paijan dan Untung Jayanto. Kepengurusan KUD Mino

Saroyo adalah sebagai berikut :

Susunan Pengurus

Ketua Umum : Untung Jayanto

Ketua I : Subari

Ketua II : Darman M

Ketua III : Paijan

Sekretaris I : Wawan Suwardo, A.Md

Sekretaris II : Tri Martono

Bendahara : Suwarno

KUD Mino Saroyo mempunyai badan pengawa dengan masa

jabatan 3 tahun. Badan pengawas bertugas untuk mengawasi dan

memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam menyelesaikan suatu

masalah. Untuk masa jabatan tahun 2012 Badan pengawas terdiri dari 3

orang yaitu :

Susunan Pengawas

Ketua : Sujono

Anggota : Wachman

Anggota : Yogi Nofyan

Dalam melaksanaan tugas sehari-hari untuk pelayanan kepada

Anggota dan masyarakat, Pengurus dibantu oleh Karyawan sebanyak 110

orang yang dipimpin oleh Manager : Kusiyati.

Usaha pokok melayani kebutuhan-kebutuhan anggota nelayan dan

kebutuhan perbekalan melaut sampai pemasaran hasil perikanan,

penjualan hasil tangkapan ikan nelayan dijual melalui tempat pelelangan

ikan (TPI) sebanyak 9 unit.

Page 18: Print Mukk

Tabel 1. Kelompok Nelayan di KUD “Mino Saroyo”

NO. KETERANGAN Th.2009 Th.2010 Th.2011

1 Kel. Sentolokawat 2.570 orang 2.556 orang 2.538 orang

2 Kel. Sidakaya 984 orang 1.046 orang 963 orang

3 Kel. Pandanarang 1.062 orang 977 orang 1.033 orang

4 Kel. Tegalkatilayu 766 orang 758 orang 757 orang

5 Kel. Lengkong 915 orang 909 orang 905 orang

6 Kel. B. Donan 803 orang 795 orang 792 orang

7 Kel. PPSC 915 orang 912 orang 957 orang

8 Kel. Kemiren 340 orang 332 orang 333 orang

Total 8.355 orang 8.285 orang 8.278 orang

Sumber : Company Profile

Yang terletak dimasing-masing Kelompok Nelayan dimana di

Tempat Pelelangan ikan tersebut terdapat pula sarana usaha milik KUD

Mino Saroyo Cilacap yang terdiri dari :

Page 19: Print Mukk

Tabel 2. Sarana Usaha di KUD Mino Saroyo

NO SARANA JUMLAH

1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) 9 Buah

2 Bongkar Muat 1 Buah

3 SPBB 1 Unit

4 SPDN (Solar Packed Dealer Nelayan) 1 Unit

5 PPDN (Premiun Packed Dealer Nelayan) 2 Unit

6 Freezing Center / Cold Storage 1 Unit

7 Waserda 2 Unit

8 Fish Basket 500 Buah

9 Mesin Foto Copy 2 Unit

10 Mobil Jenasah 1 Unit

11 Gedung Pertemuan 1 Unit

12 Swamitra Usp 1 Unit

13 Apotik 1 Unit

14 Pelayanan Air Bersih 1 Unit

15 Refil Isi Ulang Air Galon / AMDK 1 Unit

16 Balai Pengobatan (3 Dokter ) 1 Unit

17 Pelayanan Listrik 1 Unit

18 Unit Kontraktor 1 Unit

19 Unit Penangkapan (2 Kapal) 2 Unit

20 Gedung Olah raga Futsal 1 Unit

21 Perpustakaan 1 Unit

Sumber : Company Profile

Page 20: Print Mukk

Volume Usaha

Page 21: Print Mukk

2. Kondisi Umum UKM

Mino Arto merupakan suatu UKM yang bergerak di bidang

pengolahan ikan laut. UKM Mino Arto dimiliki oleh Ibu Pujiyanti yang

merupakan generasi kedua dari pemilik terdahulu. UKM ini berlokasi di Jl.

Bakung no 19 Cilacap. UKM ini berdiri sejak tahun 1984, hingga sekarang

UKM ini berkembang menjadi sentra ikan asin dan pusat oleh-oleh. Usaha

ini pada awalnya berkembang dengan tenaga kerja sendiri tanpa adanya

karyawan, sekarang karyawan tetap yang dimiliki UKM ini sebanyak 10

orang. Pada musim panen yang melimpah jumlah karyawan musiman

bertambah hingga 5 orang bahkan lebih. Karyawan tetap berasal dari daerah

sekitar, dengan pendidikan yang tidak diperhatikan. Hal ini tergantung pada

jumlah bahan baku produksi yaitu ikan laut yang diperoleh dari TPI

(Tempat Pelelangan Ikan). Jenis ikan laut yang diolah antara lain ikan pari,

ikan jambal, ikan lendra, ikan tuna, ikan tiga waja dan ikan bilis.

Pengolahan ikan dilakukan dengan cara tradisional. Produk hasil olahan

ikan diantaranya abon ikan, ikan asin, balado ikan teri dan balado udang.

Produk dipasarkan didaerah sekitar dengan mebuka toko oleh-oleh.

B. Kondisi Bidang Kajian

1. Kondisi Bidang Usaha pada KUD Mino Saroyo

Tentu, bukan soal banyaknya umur atau kenyang makan asam garam

yang membuat koperasi beranggotakan 8.382 orang ini eksis. Alih generasi

(regenerasi) pengelolaan yang terus berjalan yang membuatnya tetap

bertahan. Sedang pengayaan pengalaman hanya menjadi salah satu pemicu,

sehingga KUD di bibir pantai Teluk Penyu ini pun maju. Kepercayaan

anggota terus tumbuh dan koperasi pun utuh. Bahkan ditegaskannya, KUD

Page 22: Print Mukk

Mino Saroyo yang turut diawakinya menjadi salah satu koperasi yang tidak

ikut runtuh tergerus badai krismon akhir 1997 lalu. Berkat telah menerapkan

kaidah-kaidah yang benar, sehingga koperasi perikanan di pesisir pantai

selatan Jawa ini pun selamat. Tak peduli era pemanjaan dari pemerintah

telah berakhir. Intinya, pengurus selalu berupaya memberikan pelayanan

pada anggota dengan memuaskan. Untuk melayani kebutuhan anggota

sehari-hari mudah dan nyaman misalnya, pengurus membaginya dalam

tujuh kelompok, yakni kelompok Sentolokawat, Sidakaya, Pandanarang,

Tegal katilayu, Lengkong, Donan dan PPSC. Anggota bisa memilih tempat

melelang hasil tangkapan di sembilan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). 

Unit-unit usaha lain yang dikembangkan untuk melayani anggota

yang tersebar di 10 kelurahan di wilayah Kota Cilacap. Bidang usaha dapat

dibagikan dalam 2 (dua) kelompok yaitu unit-unit usaha yang peka terhadap

perkembangan produksi di TPI dimana kesuksesan TPI berpengaruh besar

terhadap kesuksesan unit tersebut dan unit-unit usaha yang tidak

berpengaruh terhadapa perkembangan TPI. Untuk yaitu unit-unit usaha yang

peka terhadap perkembangan produksi di TPI antara lain Unit Tempat

Pelelangan Ikan (TPI), Unit Simpan Pijam (USP) khususnya Pinjaman

Juragan, Unit Persewaan Keranjang, Unit Waserda khususnya Barang Alat

Perikanan, Unit Perbekalan ke laut (SPBU, SPDN, PPDN dan Air), Unit

Cold Storage/Freezing Centre dan Unit Penangkapan Ikan, sedangkan untuk

unit-unit usaha yang tidak berpengaruh terhadapa perkembangan TPI antara

lain Unit Waserda, Unit Listrik, Unit Fotocopy, Unit Persewaan Mobil

Jenazah, Unit Apotik, Unit Refil Mina Qua, USP Swamitra, Unit Kontraktor

dan Unit futsal.

Sarana penunjang lain yang dimiliki KUD Mino Saroyo adalah kapal

menangkap ikan bagi anggota seperti armada kapal berbadan besar

sebanyak 1.797 unit. Masing-masing berjenis kapal Ex Trwal/Jalur III

sebanyak 210 unit dan Kapal Inboard/Jalur II sebanyak 236 unit, compreng

mesin 663 unit dan jukung mesin 668 unit. Untuk alat mengalami

penurunan jumlah sejak periode 2003. Total armada yang dimiliki pada

Page 23: Print Mukk

tahun buku 2009 sebanyak 1.233 unit dan padan tahun buku 2010 sebanyak

1.236 unit dan pada tahun 2012 sebanyak 1797 unit. Namun mulai tahun

2009 kapal tidak dioperasikan sehingga memerlukan biaya-biaya perawatan

rutin dan kondisi kapal semakian rusak maka Pengurus KUD Mino Saroyo

melakukan langkah-langkah yaitu menjual satu unit kapal dengan harga Rp.

250.000.000,00 dan dari hasil penjualan kapal tersebut untuk

menyelamatkan dua unti kapal yang masih ada dengan melapisi Fiber glass

estimasi perhitungan setelah kapal dilapisi Fiber glass maka biaya rutin

perawatan kapal lebih efisien dan nilai jual kapal lebih tinggi. Dan pada

tahun 2012 KUD Mino Saroyo melakukan perbaikan dua kapal dengan

biaya Rp. 357.006.975,00.

Volume usaha sejak tahun buku 2009 mengalami penurunan, dari

Rp 106,395 miliar turun menjadi Rp 94,639 miliar pada 2010 dan pada 2011

berjumlah Rp 105,729 miliar. Unit-unit usaha yang mengalami kenaikan

yaitu SPBU, jasa kontraktor, fish basket, jaasa cold storage, jasa futsal dan

apotik. Sejak tahun buku 2009 permodalan yang dimiliki KUD Mino Saroyo

merambat turun.

Koperasi yang berjalan dalam rel yang benar, walau merupakan

badan usaha namun tidak meninggalkan watak sosial. Oleh karena itu, KUD

Saroyo Mino juga melaksanakan misi tersebut. Langkah-langkah yang telah

ditempuh diantaranya mengajak anggota untuk gemar menabung dengan

cara melakukan pemotongan penghasilan sesuai kesepakatan saat

melakukan penjualan ikan melalui lelang di TPI. Untuk lebih meningkatkan

pelayanan permodalan terhadap anggota, KUD juga menjalin kerja sama

dengan Bank Bukopin dengan membentuk Swamitra. Walau dibentuk

belum lama telah menunjukan pertumbuhan lumayan bagus. Sehingga

keberadaan lembaga keuangan mikro tersebut sudah dirasakan manfaatnya.

Sebab, Swamitra ini telah memiliki pangsa pasar yang jelas, yakni para

anggota KUD Mino Saroyo yang berprofesi sebagai bakul ikan basah.

Swamitra yang didirikan 1 Mei 2005 dengan menginvestasikan

modal sekitar Rp 100 jutaan, kini asetnya sudah lebih dari Rp 1 miliar. Per

Page 24: Print Mukk

31 Oktober 2006 telah membukukan sekitar Rp 35 juta SHU. Jumlah

pinjaman yang telah digulirkan kepada 396 nasabah per 31 Oktober 2006

mencapai Rp 600 juta lebih. Plafon yang diberikan Rp 1 juta – Rp 50 juta

tetapi maksimal kredit yang diberikan baru Rp 30 juta. Semua peminjam

adalah para pengusaha mikro dilingkungan nelayan, dengan jangka waktu

maksimal dua tahun.

Bukti Swamitra ini berjalan baik selain menyalurkan pinjaman juga

menghimpun dana dari anggota KUD. Jumlah simpanan reguler sebesar Rp

460 juta dan simpanan berjangka Rp 160 juta. Bunga pinjaman sebesar 2

persen per tahun, bunga simpanan 10% dan bunga deposito 12% per tahun.

Bukti Swamitra ini eksis, tingkat kemacetan rata-rata hanya 1,5% per bulan.

Untuk perencanaan dan pengembangan KUD Mino Saroyo sendiri

telah mempunyai ancang-ancang antara lain menumbuh kembangkan usaha

yang telah ada dengan skala prioritas sesuai dengan kelayakan usaha,

bekerjasama dengan pihak lain untuk mengembangkan usaha diluar sektor

perikanan, meningkatkan sarana dan prasarana TPI yang dikelola oleh KUD

Mino Saroyo Cilacap guna meningkatkan pelayanan kepada anggota dan

meningkatkan SDM karyawan untuk memperluas usaha-usaha KUD Mino

Saroyo Cilacap terutama Unit Kontraktor. Sedangkan untuk sistem

pemasaran sendiri KUD Mino Saroyo Cilacap bukan hanya mencakup

Kabupaten Cilapacap saja namun telah sampai luar negeri, seperti Jepang.

Utnuk lokal hanya mencapai prosentase 30% dan untuk ekspor sendiri

mencapai 70%. KUD Mino Saroyo dalam pemasaran ke luar negeri mereka

bekerjasama dengan perusahaan Ekstindo Prima dan Tuan Muara Baru.

2. Kondisi Bidang Usaha pada UKM Mino Arto

Nama membawa berkah, itulah yang setidaknya dialami oleh

Wagirah Pariman. Nama Mino  Arto yang dalam bahasa Indonesia berarti

ikan yang mendatangkan uang, benar-benar membawa berkah bagi dirinya

dan Ibu Romlah Wagiman. “Mino Arto diberikan langsung oleh Istri dari

Bupati Poedjono Pranoto tahun 1984,” kenang Ibu Wagirah. Dari sepuluh

orang penerima bantuan UNICEF, hanya tinggal Ibu Wagirah dan Ibu

Page 25: Print Mukk

Romlah yang masih bertahan menjalankan usaha ikan asin hingga sekarang.

Dua wanita tersebut berbagi peran yakni urusan pemasaran dipegang oleh

Ibu Romlah, sedangkan urusan pengolahan diserahkan kepada Ibu Wagirah.

Sejak tahun 1984, Ibu Wagirah mulai mengolah jenis ikan asin super

seperti jambal roti, pari, ikan lendra (lidah), tiga waja dan bilis. Jenis ikan

asin super memiliki ciri-ciri bentuk fisik mulus, warna putih dan ukuran

seragam. Pada mulanya, Ibu Wagirah hanya mampu memproduksi 10-20 kg

ikan asin karena pemasarannya masih terbatas dan produknya belum begitu

dikenal. Kini, dalam sehari ia mampu mengolah 2 kuintal ikan jambal

kering, 2 kuintal lagi jenis lainnya. Pasokan bahan baku ikan ia peroleh dari

bakul-bakul ikan di TPI Cilacap. Saat musim paceklik, kadang ia harus

mencari bahan baku dari luar karena pasokan lokal tidak mencukupi salah

satunya dari Juwana. “Kualitas bahan baku lokal sebenarnya lebih baik

daripada dari luar,” tuturnya bersemangat.

Pemasaran yang awalnya hanya di meja rumah, sejak tahun 1990

Wagirah dan Romlah punya toko sendiri di depan rumahnya. Wagirah

mengaku banyak dibantu oleh Dinas-dinas di Kabupaten Cilacap, Kodim,

dan Bank di Cilacap terutama dalam hal promosi. Menurutnya, tiap ada

tamu instansi tersebut selalu memborong ikan asin produksinya. Ikan asin

Mino Arto juga kerap diikutkan dalam pameran sebagai produk olahan ikan

khas Cilacap. Setiap bulan, Ia juga rutin memasok ikan pari asin dan jambal

roti sebanyak 2 kuintal ke Cirebon.

Ikan asin jambal dijual seharga Rp50.000/kg, pari asin Rp70.000/kg,

sedangkan bilis, tiga waja dan lendra ia banderol dengan harga yang sama

yaitu Rp35.000/kg. Menurut Ibu Wagirah, saat ini bahan baku sulit

diperoleh sehingga produksi ikan asinnya turun. Selain itu, harga bahan

baku juga cenderung naik. Jika pada kondisi normal harga ikan jambal

Rp8.000/kg naik menjadi Rp11.000/kg, pari Rp5.000/kg menjadi

Rp7.000/kg, tiga waja dan bilis dari Rp2.000/kg menjadi Rp3.500/kg dan

ikan lendra (lidah) Rp6.000/kg. “Itupun barangnya susah dicari,” ujarnya.

Page 26: Print Mukk

Meskipun harga bahan baku naik, namun ia tidak memberlakukan kenaikan

harga pada harga ikan asin produksinya.

Toko Mino Arto tidak hanya menjual ikan asin, tetapi juga

menyediakan olahan produk perikanan lainnya seperti kerupuk ikan, getas,

keripik belut, teri nasi dan abon ikan. Bagi pembeli yang hendak membawa

produk dari Mino Arto dalam jumlah banyak, toko ini siap membungkus

dalam kemasan kardus yang rapih dan cantik. Untuk jasa ini, pembeli

dikenakan tambahan biaya Rp5.000-7.000/kardus tergantung ukurannya.

Jadi, bagi anda yang hendak mengunjungi Cilacap, jangan lupa mampir ke

toko Mino Arto. Dijamin ikan asinnya bikin anda ketagihan.

Page 27: Print Mukk

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilaksanakan ini maka dapat ditarik kesimpulan

antara lain:

1. KUD Mino Saroyo dan UKM Mino Arto adalah koprasi mandiri dengan

klasifikasi “A”

2. KUD Mino Saroyo Cilacap yang beralamat di Jalan Kolonel Sugiono No.57

Kelurahan Cilacap Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap Provinsi

Jawa Tengah.

3. Unit-unit usaha lain yang dikembangkan untuk melayani anggota yang

tersebar di 10 kelurahan di wilayah Kota Cilacap itu di antaranya, unit usaha

produksi yaitu memproduksi ikan basah dan es batu.

4. Unit pemasaran meliputi waserda, SPBU, air bersih, voucher ponsel, apotik,

unit simpan pinjam, unit penangkapan ikan dan unit usaha jasa di antaranya

fish basket, wartel, fotocopy freezing center, listrik dan jasa ambulan.

5. Pemasaran lokal hanya mencapai 30% sedangkan 70% diekspor ke luar

negeri seperti Jepang yang bekerjasama dengan perusahaan Ekstido Prima

dan Tuan Muara Baru.

B. Saran

Setelah melakukan praktikum dan menganalisis keadaan pada KUD

Getasan dan koperasi Kendali Harta maka terdapat beberpa saran, yaitu:

Page 28: Print Mukk

1. Peningkatan partisipasi anggota dalam segala bentuk kegiatan yang

dilaksanakan agar nantinya koperasi dapat meningkatkan perannya sebagai

lembaga pembelajaran bagi anggota.

2. Diadakan penyuluhan kepada anggota agar distribusi informasi dapat

berjalan dengan baik.

3. Menjalin kerja sama dengan pihak luar agar perkembangan koperasi  dapat

maksimal.

Page 29: Print Mukk

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji, SE, ME. 1995. BUMN, Swasta, dan Koperasi, Tiga Pelaku Ekonomi. Pustaka Jaya: Jakarta.

Chaniago, A. 1984. Perkoperasian Indonesia. Penerbit Angkasa: Bandung

Moch Hatta, 1971. Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun. Pusat Koperasi Pegawai Negeri. Jakarta

Riyanto., Bambang 1993. Koprerasi Dalam Teori Dan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta

David, B. Gordon. 1995. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian III ; Struktur Pengembangan. Pustaka Binaan Pressindo. Jakarta.

Martino, R.L. 1986. Manajemen Informasi. Bina Aksara. Jakarta.

Nasution, M. 1983. Pengembangan Perkoperasian Dalam Usaha – Usaha Meningkatkan Taraf Hidup Petani Berlahan Sempit dan Buruh Tani. UI. Press. Jakarta.

Reskohadiprojo, S. 1974. Manajemen Koperasi. BPFE. Yogyakarta.

Sagimun. 1983. Koperasi Indonesia. Depdikbud. Jakarta.

Swasono, Sri E. 1987. Koperasi di Dalam Orde Ekonomi Indonesia. UI Press. Jakarta.

Yusuf, Amir. 1995. Sistem Informasi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.