Print Cara Kerja Otot
-
Upload
maria-priscilla-siboe -
Category
Documents
-
view
58 -
download
14
description
Transcript of Print Cara Kerja Otot
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara kerja otot dan faktor
yang mempengaruhinya untuk dapat memecahkan skenario kasus. Penulisan makalah ini
menggunakan metode tinjauan pustaka. Otot dan tulang adalah penggerak utama tubuh manusia,
otot rangka menggerakan tulang sehingga memungkinkan gerakan terjadi. Pergerakan terjadi
oleh manipulasi kontraksi dan relaksasi otot. Dalam relaksasi dan kontraksi dibutuhkan energi,
energi didapat dari kreatin-P, fosforilasi oksidase, glikolisis, respirasi aerob dan anaerob yang
bersumber pada glukosa. Respirasi anaerob yang terjadi karena otot mengalami kontraksi
berlebihan menghasilkan asam laktat yang menyebabkan terjadinya kelelahan otot,
Kata kunci: Jaringan ikat, mekanisme kerja otot, sumber energi, kelelahan otot.
Otot
Otot memiliki sifat kontraksilitas yang hampir dimiliki semua selnya. Pada jaringan otot
ini, kemampuan mengkonversi energi kimia menjadi energi gerak kinetik sangat berkembang
pesat. Daya gerak hewan multisel, denyut jantungm dan gerakan organ internalnya tergantung
dari otot yang berbeda jenis. Masing-masing dikkhususkan bagi jenis kekuatan atau gerakan
yang dibutuhkan.1-3
Otot dibedakan menjadi 3 jenis yaitu otot polos, otot lurik dan otot jantung. Otot polos
terdiri atas sel-sel fusiform berinti satu yang tidak dapat dikendalikan, namun berespons terhadap
ransangan dari susunan saraf otonom. Otot rangka, yang berhubungan dengan kerangka, disarafi
susunan saraf serebrospinal dan berfungsi untuk daya gerak dan gerakan volunter lain. Subunit
selnya disebut serat otot, adalah sinsitium multinukleus yang dipenuhi miofibril.3
Miofibril ini menampakan pita-pita gelap dan terang selebar serat bergantian sepanjang
serat. Susunan yang sangat lentur ini menghasilkan pola bergurat melintang yang merupakan
dasar istilah otot bergaris. Otot lurik ini sering disebut otot rangka dan berbeda dengan otot
jantung, otot jantung sendiri tidak dibawah kendali sadar meskipun ia berebentuk sama dengan
otot lurik tetapi gerakannya tidak dapat diatur karena dipersarafi saraf otonom. Ia memiliki sistim
intrinsik untuk menghasilkan kotraksi ritmik namun menerima masukan dari susuan saraf pusat
yang mempengaruhi kecepatannya.3
Sesuai dengan fungsinya maka otot ini terdapat di lokasi yang berbeda-beda. Pada otot
polos sangat sering dijumpai di organ-organ bagian dalam baik dalam sistem percernaan dan
1
sistem pernafasan. Otot ini juga terdapat di sebagian sistem gerak tetapi hanya sedikit jumlahnya
karena otot ini terdapat di pembuluh darah manusia.
Lokasi otot jantung hanya terdapat di jantung saja, berbeda dengan otot lurik. Otot lurik
atau yang sering disebut otot rangka ini ada di setiap bagian alat gerak manusia dan terhubung
dengan tulang. Hubungan ini disebut dengan tendon. Dengan melacak lokasi awal tendon ini
maka otot-otot dapat dibedakan berdasarkan lokasi ia menempelnya.
Otot Rangka
Satu sel otot rangka yang dikenal sebagai serat otot, adalah relatif besar, memanjang, dan
berbentuk silindris dengan ukuran garis tengah berkisar 10-100 mikrometer dan panjang hingga
750.000 mikrometer atau 75 cm. Otot rangka ini tersdiri dari sejumlah serat otot yang terletak
sejajar satu sama lain dan disatukan dengan jaringan ikat. Serat-serat biasanya terbentang di
keseluruhan panjang otot. Selama perkembangan masa mudigah, terbentuk serat-serat otot
rangka besar melalui fusi sel-sel yang lebih kecil yang dinamai mioblas. Karena itu satu
gambaran mencolok dari otot rangka adalah banyaknya nukleus di sebuah sel otot. Fitur lain
yang terdapat di otot ini adalah banyaknya mitokondria, yaitu organel penghasil energi seperti
yang diharapkan pada jaringan seaktif otot rangka dengan kebutuhan energi tinggi.1,2
Perbedaan utama yang dapat dilihat dengan mikroskop antara otot rangka dan otot polos
adalah pada seratnya. Pada serat otot lurik terdapat corak yang berbentuk saling silang berbeda
dengan otot polos yang tidak memiliki garis saling silang. Akan tetapi otot jantung memiliki
bentuk yang sama dengan otot rangka ini, untuk membedakannnya yaitu secara mikroskopis.
Pada otot jantung banyak terdapat sinsitium atau cabang sedangkan pada otot rangka tidak
terdapat sinsitium sama sekali.
2
Gambar 1. Serat otot secara mikroskopis.1
Otot rangka ini juga memiliki ciri terentu yang dapat terlihat yaitu adanya pita terang dan
pita gelap dari kedua gambar 1 dapat dilihat apa saja pembentuk pita gelap dan pita terang
tersebut. Pita A gelap dibentuk oleh tumpukan filamen tebal bersama dengan sebagian filamin
tipis yang tumpang tindih di kedua ujung filamen tebal. Sedangkan untuk pita A yang kurang
gelap berada di tengah pita A yang tidak tumpang tindihh dengan filamen tipis, daerah ini
dinamakan sebagai zona H.bagian tengah dari zona H disebut sebagai garis M.1
Berbeda dengan pita A yang tersusun oleh filamen tebal, ada filamen tipis yang dikenal
sebagai pita I. Pita I ini memiliki bagian dengah yang disebut sebagai garis Z. Garis ini adalah
lempeng sitoskeleton gepeng yang menghubungkan filamen tipis 2 sarkomer berdekatan.
Sarkomer sendiri adalah jarak antara 2 garis Z sehingga 1 sarkomer berisi oleh pita A, separuh
masing-masing dari 2 pita I, zona H dan garis M. Selama masa pertumbuhan otot bertambah
panjang dengan menambahkan sarkomer baru di ujung miofibril, bukan dengan meningkatkan
ukuran masing-masing karena sarkomer ini merupakan unit fungsional otot rangka yang juga
merupakan komponen terkecil dalam melakukan kontraksi.1,2
Bagian pita A yang tebal tersusus dari miosin yang berbentuk fibrose dan jembatan
silang, sedangkan pita I tersusun dari filamen tipis yang tersusun dari molekul aktin globuler
yang tersusun secara fibrose. Molekul aktin ini tidak sendirian karena ada filamen lain yang
berbentuk double helix. Filamen ini disebut sebagai tropomiosin. Ada juga suatu unti globular
3
yang kecil yang menempel pada filamen ini, unit ini disebut troponin. Toponin ini adalah
kesatuan 3 unit globular yang saling menempel dengan tropomiosin. Maka troponin terbagi
menjadi 3 yaitu troponin C, troponin T, dan troponin I yang masing-masing memiliki
kegunaannya sendiri.
Bahan Baku Mekanisme Kerja Otot
Sama seperti sel lain, untuk bekerja otot juga memerlukan bahan-bahan lain sbagai bahan
baku dalam melaksanakan tugasnya. Bahan-bahan ini umumnya adalah sumber energi dari otot
itu sendiri tetapi ada juga bahan yang mengatur cara kerja otot. Bahan penghasil energi utama
dalam otot adalah glukosa. Glukosa ini dipecah menjadi ATP melalui serangkaian proses.
Ada pula sumber energi lain yaitu kreatin fosfat. Kreatin fosfat ini merupakan senyawa
berenergi tinggi yang langsung tersedia untuk memperbaharui ATP dari ADP (CP + ADP =
ATP + Kreatin). Cp memungkinkan kontraksi otot berlangsung saat ATP tambahan dibentuk
melalui metabolism glukosa baik aerob maupun anaerob. CP ini menyediakan energy untuk
sekitar 100 kontraksi dan harus disentisis ulang. Pada jalut glikolisis ada 2 hal yang terjadi bila
otot sedang bekerja.5
Selama otot beristirahat jumlah kreatin fosfat ini bisa berjumlah 5X lebih banyak
daripada ATP. Maka ATP disimpan dalam bentuk kreatin fosfat dengan bantuan kreatin kinase.
Kreatin fosfat ini merupakan sumber energi pertama yang digunakan ketika otot mulai
berkontraksi. Sumber utama kreatin ini biasa pada makanan berupa daging. Akan tetapi jumlah
kreatin fosfat ini akan cepat habis menjadi ATP dan hanya bertahan untuk sementara saja.
Sehingga otot membutuhkan sumber energi lain untuk bisa bekerja.1
Bila kreatin fosfat ini sudah habis maka proses glikolisis akan dilakukan. Proses glikolisis
ini merupakan sumber utama energi yang digunakan oleh otot. Pada saat glikolisis tahap awal
akan dihasilkan 2 ATP dan asam piruvat. Proses glikolisis akan dilanjutkan kepada siklus krebs
dan fosforilasi oksidatif yang sering dikenal dengan transport elektron. Pada tahap ini oksigen
dibawa oleh darah dan disalurkan ke otot melalui proses respirasi selular. Jika pekerjaan yang
dilakukan termasuk pekerjaan ringan atau sedang, oksigen masih dapat dialirkan ke dalam sel
shingga fosforilasi oksidatif dapat terjadi dan 36 ATP dihasilkan. Proses glikolisis sampai
fosforilasi oksidatif ini tergolong respirasi aerob karena membutuhkan oksigen.1,5
Akan tetapi proses respirasi aerob tergolong lambat, maka cara terakhir menghasilkan
energi adalah dengan menggunakan respirasi aerob dimana energi yang dihasilkan adalah 2 ATP,
4
reaksi ini menghasilkan energi lebih sedikit tetapi berlangsung lebih cepat dan tidak
membutuhkan oksigen. Proses respirasi anaerob ini juga menghasilkan produk sampingan berupa
asam laktat yang akan menumpuk di darah. Pada saat energi ini tidak dibutuhkan lagi, maka
glukosa akan disimpan di dalam hari dan otot dalam bentuk glikogen dan dalam bentuk kreatin
fosfat(hanya di otot saja).1,5 Proses ini dapat dilihat di gambar 2.
Mekanisme Kerja Otot
Kerja otot dibagi atas 2 yaitu kontraksi dan relaksasi. Proses terjadinya kontraksi dan
relaksasi ini cukup rumit prosesnya tetapi hasilnya dapat langsung dilihat dalam kehidupan
sehari-hari. Kontraksi dan relaksasi. Proses kontraksi terjadi bila ukuran otot memendek. Atau
bila dilihat secara fisiologisnya saat miosin bertemu dengan aktin.
Mekanisme kontraksi dapat dilihat dari gambar 3. Kontraksi ditandai dengan menempelnya aktin
dan miosin. Pada saat otot berkontraksi maka pita I akan masuk ke dalam rongga pita A atau
zona H. Ukuran dari pita A ini sendiri tidak berubah. Akan tetapi jarak antara kedua garis Z akan
mendekat karena tertarik dengan pita I yang masuk ke dalam zona H tersebut yang arahnya
mendekati garis M.
sebelum aktin menempel kepada miosin (gambar 4), kepala miosin (heavy meromiosin)
mengubah ATP menjadi ADP+Pi dengan bantuan ATPase. Kepala miosin ini merupakan
jembatan silang yang memiliki 2 tempat yaitu tempat pertama sebagai ATPase yang menampung
hasil produk dari pemecahan ATP dan satunya lagi yaitu tempat melekatnya dengan aktin.1
Di aktin sendiri ada sisi yang bisa menempel kepada miosin (gambar 5), sisi ini akan
menempel pada saat munculnya ransangan. Ransangan yang dimaksud disini adalah ion Ca2+.
Troponin yang menempel kepada tropomiosin ini mempunyai 3 fungsi. Troponin C berguna
untuk menangkap ion Ca2+ terseebut, troponin T untuk melekat dengan tropomiosin, sedangkan
troponin I berguna untuk menghambat menempelnya aktin dan miosin. Pada saat ransangan dari
luar muncul dan berubah menjadi asetilkolin di saraf motorik, maka akan timbul daya listrik
hantar yang berupa potensial aksi. Ransangan ini mengarah kepada otot yang dituju, di otot ini
terdapat retikulum sarkoplasma yang berasal dari retikulum endoplasma termodifikasi.
Retikulum sarkoplasma ini terletak di ruang antar sel otot dan berisi ion Ca2+ yang melimpah.1,5
5
Pada saat ransangan masuk ke dalam retikulum sarkoplasma, maka retikulum
sarkoplasma ini akan melepaskan ion Ca2+ dan keluar melalui protein kaki yang terhubung
dengan tubulus T yang berada di kantung lateral. Pada saat Ca2+ dilepas posisi aktin sedikit
berubah karena troponin C akan menangkat ion yang dilepaskan. Perubahan ini menyebabkan
sisi aktin yang bisa menempel kepada miosin terpajan dan menempel kepada jembatan silang
kepala miosin. Jembatan silang yang menempel pada miosin ini akan terus terikat dan bergerak
menuju garis M. aktin yang merupakan filamen tipis ini ikut terbawa kepala miosin yang
menekuk ke arah dalam (garis M) tersebut. Akibatnya otot menjadi memendek karena celahnya
semakin merapat. Di sini aktin dan miosin akan terus terikat sampai munculnya ATP baru.
Terikatnya aktin dan miosin ini menandai terjadinya kontraksi, dan saat ATP baru datang
menggantikan posisi ADP + Pi yang sudah hilang karena berubah menjadi energi panas maka
aktin dan miosin kembali terlepas fase ini disebut relaksasi singkat. Siklus ini berulang selama
adanya ransangan yang terjadi.1,5
Sedangkan setelah otot selesai berkontraksi dan masuk dalam fase relaksasi, otot kembali
melemas, jika kontraksi terjadi karena kantung lateral retikulum sarkoplasma ini mengeluarkan
ion Ca2+ maka proses kontraksi terhenti saat ion Ca2+ masuk kembali ke retikulum sarkoplasma.
Retikulum sarkoplasma ini memiliki protein pembawa yang disebut pompa Ca2+-ATPase yang
merupakan transpot aktif sehingga ia memerlukan energi untuk mengeluarkan ion Ca2+ tersebut.
Ion ini tidak bisa dikeluarkan secara pasif karena konsentrasi ion Ca2+ yang berada di dalam
retikulum sarkoplasma lebih tinggi daripada yang dikeluarkan. Pompa Ca2+ ini membutuhkan
energi berupa ATP sehingga untuk relaksasi ATP juga diperlukan, karena dengan keluarnya ion
Ca2+ ini maka troponin tropomiosin ini kembali ke posisi semula dimana aktin dan miosin
dihalangi oleh troponin I. Setelah aktin dan miosin ini lepas, secara pasif otot akan kembali ke
posisi awal lagi.1,5
Pembahasan Kasus
Pada kasus dikatakan bahwa Wanita tersebut merupakan seorang penjual kue keliling
dan tungkai kaki wanita tersebut terasa lemas dan lelah yang sudah terjadi beberapa kali selama
minggu ini. Penyebab dari kasus ini berhubungan dengan tungkai bawah, tungkai bawah terdiri
dari tulang tibia dan fibula yang masing-masing menempel dengan berbagai macam otot untuk
6
menggerakannya. Untuk menggerakan tulang tersebut maka diperlukan otot yang bersifat
volunter, dalam hal ini otot yang bersifat sadar digerakan adalah otot lurik atau disebut sebagai
otot rangka.
Otot lurik ini bergerak dengan proses kontraksi dan relaksasi (memanjang dan
memendek) dengan memanipulasi kemampuan ini maka manusia dapat bergerak. Saat otot
melakukan kontraksi, maka aktin dan miosin akan menempel, menempelnya aktin dan miosin ini
membutuhkan pemecahan produk ATP yaitu ADP + Pi. Dengan asumsi bahwa wanita tersebut
memikul dagangannya sambil berjalan maka ATP yang pada awalnya digunakan berasal dari
kreatin fosfat ini akan habis.
Asumsi selanjutnya yaitu wanita berjalan dalam waktu yang cukup lama. Setelah otot
berkontraksi, maka otot membutuhkan relaksasi singkat dan hal ini membutuhkan ATP untuk
melepas aktin dan miosin, ATP yang digunakan tidak lagi melalui proses kreatin fosfat
melainkan melalui proses glikolisis dan fosforilasi oksidasi selama awal dia berjalan. ATP yang
dihasilkan oleh proses ini cukup banyak sehingga kebutuhan energi otot pada saat awal berjalan
masih dapat terpenuhi respirasi aerob ini. Pada saat ia berjalan cukup lama dengan memikul
beban yang berlebih, otot membutuhkan energi yang lebih dari yang disediakan. Hal ini
dikarenakan sebagian besar energi yang dihasilkan berubah menjadi energi panas dan hanya
separuh saja yang digunakan untuk proses bergerak.6
Saat respirasi aerob tidak mencukup secara tidak langsung respirasi anaerob dilakukan
energi yang dihasilkan lebih banyak akan tetapi efek yang dihasilkannya tidak mengenakan.
Hasil dari respirasi anaeron ini berupa asam laktat yang jika menumpuk akan membuat otot nyeri
dan lemas.1,6 Penimbunan asam laktat pada darah ini menyebabkan ezim-enzim penghasil energi
tidak bekerja dengan baik karena PH otot akibat menumpuknya asam laktat ini akan menurun.
Asam laktat juga membuat kondisi relaksasi terhambat karena ia menghambat ion Ca2+ kembali
ke sarkoplasma.1 Hal ini bila terus berlanjut akan menyebabkan tungkai kaki wanita tersebut
menjadi lemas dan lelah karena energi di otot sudah mulai habis dan otot tetap dipaksa untuk
berkontraksi.
Pada kasus tersebut sebaiknya wanita beristirahat sejenak ketika tungkai kaki sudah
merasa lemah. Wanita tersebut sebaiknya duduk sejenak untuk mengurangi kontraksi pada otot
tungkai kaki. Hal ini dapat membantu darah mengalirkan kembali asam laktat ke hati untuk
7
diubah kembali mejadi glukosa. Otot yang sudah tidak berkontraksi ini membutuhkan energi
lebih untuk relaksasinya maka wanita tersebut disarankan untuk menarik nafas lebih untuk
sejenak agar respirasi aerob kembali berjalan sehingga relaksasi sempurna dapat terjadi dimana
ion Ca2+ kembali ke dalam sarkoplasma.
Kesimpulan
Manusia bergerak dengan bantuan otot yang melekat pada tulang. Otot menggerakan
tulang melalui proses kontraksi dan relaksasi. Otot yang menggerakan tulang ini adalah otot
rangka. Otot rangka ini terdiri dari serat otot yang dikelilingi retikulum sarkoplasma. Serat otot
ini unit terkecil dari otot yang mengatur mekanisme kontraksi dan relaksasi otot. Retikulum
sarkoplasma mengerluarkan Ca2+ sebagai ransangan untuk aktin agar aktin menempel pada
jembatan silang miosin. Di miosin sebelumnya ATP dipecah menjadi ADP + Pi yang berguna
sebagai sumber energi kontraksi.
Sumber energi pertama dari otot adalah kreatin P yang bila habis akan menggunakan
glukosa yang diproses melalui glikolisis dan forforilasi oksidasi jika dalam keadaan aerob (kerja
otot masih belum berat). Jika glikolisis masih belum mencukupi ATP yang diperlukan dan kerja
otot sudah berat, energi didapat melalui proses anaerob.
Proses anaerob ini menghasilkan asam laktat yang bila tertimbun di dalam peredaran
darah akan menggangu kadar PH dalam otot serta menggangu proses relaksasi otot. Asam laktat
ini menyebabkan produksi energi berkurang, maka seseorang perlu beristirahat bila asam laktat
sudah banyak tertimbun karena asam latat dapat diubah menjadi glukosa kembali. Maka
penyebeb utama dari kelemasan dan kelelahan di tungkai kaki adalah tertimbunnya asam laktat
karena otot terus bekerja.
8