PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

23
PRINSIP PEMUPUKAN DAN PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA HORTIKULTURA Anas D. Susila, Ph.D Kuliah Dasar dasar Hortikultura Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta-Institut Pertanian Bogor

description

Anas D. Susila, Ph.D Kuliah Dasar dasar Hortikultura Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta-Institut Pertanian Bogor. PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA. Prinsip pemupukan pada tanaman Hortikultura. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Page 1: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

PRINSIP PEMUPUKAN PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA DAN IRIGASI PADA

TANAMAN TANAMAN HORTIKULTURAHORTIKULTURA

Anas D. Susila, Ph.D

Kuliah Dasar dasar HortikulturaDepartemen Agronomi dan Hortikultura

Faperta-Institut Pertanian Bogor

Page 2: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Prinsip pemupukan pada tanaman Hortikultura

Program pepupukan sayuran secara modern dipengaruhi berbagai faktor yang sangat kompleks.Kompleksitas program pemupukan disebabkan karena: bervariasinya jenis pupuk, formulasi, metode dan saat aplikasi. Juga tergantung dari jenis tanaman dan tanah.Perkembangan teknologi metode aplikasi: fertigasi, drip irigasi, dan ijnection wheel.Berkembangnya berbagai varietas baru memerlukan kebutuhan hara yang berbeda. Perlu analisis tanah sebelum penanaman.

Page 3: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Terminologi pemupukan-1 Band - A narrow strip of fertilizer placed along the row of plants or seeds on or below the soil surface.

Blend - A mixture of several fertilizer sources to be applied to the crop. Blends may be dry, or in suspensions or solutions.

Broadcast - to spread fertilizer evenly over the entire soil surface and, usually, thoroughly incorporate it. The broadcast method involves broadcasting the fertilizer in a 3- to 4-foot swath in the bed area only.

Page 4: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Terminologi pemupukan-2 Controlled (slow)-release fertilizer - A fertilizer where granules are formulated in such a manner to provide nutrient release over a period of time, depending on temperature and moisture, i.E., Not rapidly soluble. Controlled release is achieved by special coatings such as sulfur or polymers.

Crop nutrient requirement - the total amount of plant nutrients needed by a crop for maximum productivity in most situations. This amount is supplied by native soil fertility, which is supplemented as needed by fertilizers.

Page 5: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Terminologi pemupukan-3 Fertilizer grade - the minimum guarantee of available plant nutrients expressed in terms of total nitrogen (N), available phosphorus (P), and soluble potassium (K). For example, a grade of 5-16-8 contains 5 percent N, 16 percent available P (expressed as P2O5), and 8 percent soluble K (expressed as K2O).

Fertigation - application of fertilizer to crops by injecting nutrients through the irrigation system, specifically drip irrigation.

Filler - A substance added to fertilizer materials to provide weight and prevent caking. Common fillers are dolomite and sand.

Page 6: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Terminologi pemupukan - 4

Granular fertilizer - fertilizer present in small, solid particles.

Liquid fertilizer - fertilizer nutrients supplied in true solution.

Micronutrients - essential plant nutrients required in small quantities. The micronutrients are iron (Fe), boron (B), chlorine (Cl), copper (cu), manganese (Mn), zinc (Zn), and molybdenum (mo). In most cases there is a fine line between sufficient amounts and toxic amounts of these nutrients.

Placement - location of the fertilizer in the soil relative to the plant or seed.

Page 7: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Terminologi pemupukan-5 Primary nutrients - the term used by the fertilizer trade for N, P, and K. Secondary nutrients - the term used by the fertilizer trade for Ca, Mg, and sulfur (S). Sidedress - application, usually by banding, of fertilizer after the crop is planted.

Soil reaction or pH - A measure of the acidity or alkalinity of the soil. The ph is defined as the negative logarithm of the hydrogen ion concentration. A ph of 7 is neutral; Above 7 is basic and below 7 is acidic.

Page 8: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Terminologi pemupukan-6 Source - The kind or origin of the fertilizer nutrients. For example, sources of N include urea, ammonium nitrate, ammonium sulfate, potassium nitrate, chicken manure, and sludge. The source is sometimes important when deciding how to supply plant nutrients to a vegetable crop. Sometimes a certain N source, for example, might be chosen over another because the former also supplies a second needed nutrient that the latter does not. Also, cost per unit of nutrient might be important.

Split application - The required fertilizer amount applied in two or more portions during the growth cycle.

Page 9: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Terminologi pemupukan-7 Supplemental application - fertilizer (in addition to the fertilizer portion of the crop nutrient requirements) applied to a crop during the growing season. The uses and number of supplemental applications depend largely on the intensity and duration of rainfall and the length of the cropping season.

Suspension fertilizer - A fluid mixture containing dissolved and undissolved nutrient materials and inert materials often requiring continuous mechanical agitation.

Timing - coordination of the time periods during the crop growth cycle when the fertilizer is to be applied; For example, pre-plant, at-planting, etc.

Page 10: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Jenis Tanah Tanaman ortikultura dapat di budidayakan di

berbagai jenis tanah. Untuk menyederhakan rekomendasi pemupukan jenis tanah untuk produksi tanaman dapat dikategorikan ke dalam:

Tanah mineral : sand, sandy loam, loamy sand. Irrigasi dan pemupukan memerlukan management yang baik. Sebab N dan K mudah tercuci.Tanah berkapur (calcareous): ph 7.5-8.5, memfiksasi nutrisi tanaman memnjadi bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman.

Tanah Organik : tinggi kandungan N, tidak perlu pemupukan N, fiksasi P.

Page 11: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Analisis Tanah-1 16 unsur essensial: (C, H, O, P, K, N, S, Ca, Fe, Mg, B, Mn, Cu, Zn, Mo, Cl).Analisis tanah digunakan untuk mengetahui unsur mana dan dalam jumlah berapa yang dapat di suplai oleh tanah.Dengan soil analisis jumlah pupuk yang harus ditambahkan juga dapat diketahui.Sampel tanah harus dianalisis di lab yang kompeten, sebab lab yang berbeda menggunakan metodologi yang berbeda pulaLab tanah dapat memberikan rekomendasi pemupukan berdasarkan Uji kalibrasi untuk jenis tanah, tanaman dan sistem produksi tertentu.

Page 12: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Analisis Tanah-2 Uji kalibrasi dilakukan untuk mempelajari hubingan antara konsentratsi nutrisi didalam tanah dengan jumlah pupuk tambahan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang maksimum

pH Tanah-1 Pada umumnya sayuran optimum tumbuh pda

kisaran pH tanah 6.0 –6.5, Akan tetapi beberapa jenis sayuran mempunyai ketahanan terhadap ptingkat kemasaman tanah (Tabel 1)

Pengapuran dapat meningkatkan pH tanah dan mengurangi toksisitas Al dan Mn .

Page 13: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

pH Tanah-2 Pengapuran biasanya dilakukan dengan target

pH sekitar 6.0 – 6.5 dimana pada kisaran pH ini ketersedianan hampir semua nutrisi cukup tinggi, juga aktivitas mikro organisme meningkat.

Pengapuran yang berlebihan akan menyebabkan deficiensi unsur tertentu, terutama unsur mikro.

Pengapuran biasanya dapat dilakukan dengan pemberian kalsit (CaCO3) dan dolomit (Ca CO3Mg CO3), dolomit lebih menguntungkan karena juga mengandung magnesium

Page 14: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

pH Tanah-3

Unsur Ca biasanya dihubungkan dengan pH tinggi, padahal tidak selalu demikian. pH tinggi berkaitan dengan karbonat (CO3

-2) yang dibawa oleh bahan kapur. Jadi calsium sulfate, dan calsium nitrat tidak mempunyai effek pengapuran, sebaliknya mgnesium karbonat dan kalium karbonat malah bisa menaikkan pH tanah.

Penurunan pH tanah dapat dilakukan dengan elemental Sulfur (S).

Page 15: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Pupuk-1

Kebutuhan nutrisi tanaman (CNR=Crop Nutrient Requirement) biasanya ditentukan dari percobaan lapang.

Rekomendasi pemupukan sayuran biasanya didasarkan bukan hanya pada hasil saja (biomass) akan tetapi juga pada kualitas produk

Terdapat berbagai macam jenis pupuk yang diperlukan oleh tanaman. Beberapa lebih ekonomis dibanding yang lain, beberapa juga mengandung lebih dari satu element.

Beberapa jenis pupuk dapat dilihat di Tabel 3.

Page 16: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Pupuk-2 Bahan organik dapat dimanfaatkan sebagai bahan

pemupukan bagi sayuran disamping kandungan nutrisinya juga kemampuan nenahan air yang cukup baik.

Beberapa kekurangan bahan organik adalah biaya transportasi, dan kandungan unsur yang sangat rendah sehingga tidak dapat langsung mensuplai seluruh kebutuhan unsur hara bagi tanaman.

Nitrates, Chlorides dan Sulfates mudah terbawa aliran air tanah, sehingga mudah terkonsentrasi dipermukaan tanah bila evaporasi tinggi, atau akan tercuci bila curah hujan cukup tinggi. Ditanah berpasir K, Mg, dan B juga demikian, kecuali unsur P yang terbatas pergerakannya di dalam tanah.

Page 17: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Aplikasi pupuk-1DOSISDosis pemupukan adalah jumalh pupuk yang

diaplikasikan per satuan luas. Ex: 150 kg/ha NUkuran bedeng bagi petani sayur biasanya

bervariasi. Bila dosis pemupukan sudah direkommendasikan dalam jumlah tertentu (misal 150 kg/ha N). Maka bila populasi tanaman berubah, maka jumlah pupuk yang harus diberikan tetap sama.

PENEMPATAN (Umum)Dosis pupuk dan penempatan merupakan dua hal

yang saling berkaitan. Dosis rendah yang diaplikasikan dekat perakaran akan sama dampaknya negativ-nya dengan dosis tinggi yang diaplikasikan di seluruh bedeng.

Page 18: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Aplikasi pupuk-2 P dan unsur mikro pergerakan sangat terbatas,

sehingga aplikasi di dalam ‘Bend’ yang dekat dengan perakaran akan membantu serapan bagi tanaman.

Dalam kondisi pH tinggi unsur mikro tertentu Fe, Mn, B lebih efektif bila diaplikasikan lewat penyemprotan pada daun.

Karena unsur N dan K cukup mobil dalam tanah maka aplikasi bisa di’split’ (30-50%) saat tanam dan sisanya bisa diaplikasikan sekali atau dua kali diawal pertumbuhan tanaman. Hal ini juga dapat mengurangi salt effect pada tanaman.

Pemupukan tambahan dilakukan untuk N,K bila terjadi hujan deras setelah aplikasi.

Page 19: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Aplikasi pupuk-3PENEMPATAN (Mulsa plastik)Palikasi pemupukan pada tanaman dibawah

mulsa plastik tergantung pada sistem irigasi yang digunakan (Sunsurface, sprinkler, drip) atau dengan penggunaan ‘injection whee’l.

Bila menggunakan springkler, pupuk bisa diaplikasikan (mix) sebelum pemasangan mulsa. Bila dosis terlalu tinggi bisa di ‘band).

Dengan subsurface irigasi, semua P dan mikro diaplikasikan (mix), juga 10-20 % N dan K, sedang sisa KN dan K di ‘bend’ di pinggir bedeng sebelum aplikasi mulsa plastik.

Page 20: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Aplikasi pupuk-4FERTIGATION Fertigation = aplikasi pupuk bersamaan dengan

irigasi.Kombinasi antara penggunaan mulsa plastik dan

fertigation (drip) memberikan hasil maskimum untuk produksi sayuran.

Aplikasi pupuk dengan fertigation pada budidaya sayuran dengan mulsa plastik dilalukan:100 % P dan mikro, 40 % N dan K diaplikasikan sebelum tanam secara ditebar

60% N dan K diaplikasikan 10 kali dengan drip

Page 21: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Pengelolaan Air Pengelolaan air dan pemupukan merupakan dua

hal yang sangat terkait, dimana keberhasilan yang satu sangat ditentukan oleh yang lain.

OVERHEAD irigasi (Sprinkler): aplikasi yang berlebiah dapat menyebabkan tercucinya N dan K

SUB SURFACE (SEEP) irigasi: permukaan air harus dijaga 18-24 inchi dibawah permukaan bedeng.

DRIP irigasi: metode paling efisien untuk aplikasi air dan pupuk. Sistem irigasi ini dapat menghemat air sampai 50% dibanding overhead/sprinkler atupun subsurface irigai.

Page 22: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Gejala Defisiensi Gejala defisiensi nutri kadangkala sulit di

indentifikasi. Analysis jaringan tanaman biasanya dapat membantu menjelaskan penyebab defisiensi.

Sample dari daun normal dan abnormal (MRML=more recent mature leaves) disertai dengan sample tanah dapat dianalisis untuk membantu indentifikasi defisiensi.

Petiole sap testing untuk N dan K, merupakan cara yang cepat di lapang untuk mengetahui status hara N dan K.

Page 23: PRINSIP PEMUPUKAN DAN IRIGASI PADA TANAMAN HORTIKULTURA

APLIKASI TEKNOLOGI FERTIGASI MELALUI DRIP IRIGASI UNTUK PRODUKSI SAYURAN

DI FLORIDA - USA