Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

18
KELOMPOK 1 Dosen: Dina Asminatalia S,kep.Ns PRINSIP PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI Oleh o ISMI HAERUN o MIRNAWATI M o IRMA WAHYUNI o RUSNIATI o MIRNAWATI S YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2014/2015

Transcript of Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

Page 1: Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

KELOMPOK 1 Dosen: Dina Asminatalia S,kep.Ns

PRINSIP PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI

Oleh

o ISMI HAERUN

o MIRNAWATI M

o IRMA WAHYUNI

o RUSNIATI

o MIRNAWATI S

YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA 2014/2015

Page 2: Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt, tuhan seluruh alam, atas rahmat dan hidayahnya

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang kami buat, dengan judul

“Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigenasi”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen dan teman-teman sehingga

makalah kami ini dapat terselesaikan,meskipun makalah kami ini jauh dari

kesempurnaan.

Raha,18 september 2014

Penyusun

Page 3: Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II. PEMBAHASAN

A. Prinsip Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi

B. Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi

C. Proses Oksigenasi

D.Faktor-Faktor Memengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

E.Gangguan/ Masalah Kebutuhan Oksigenasi

F. Tindakan Untuk Mengatasi Masalah Kebutuan Oksigenasi

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

C. Daftar pustaka

Page 4: Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Oksigenasi adalah pemenuhan akan oksigen (O2). Kebutuhan fisiologis

oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan untuk

kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan

untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apa bila lebih dari 4 menit orang tidak

mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak

dapat di perbaiki dan biasanya pasien akan meninggal.

B Rumusan Masalah

1. Bagaimana system tubuh yang berperan dalam proses kebutuhan oksigenasi

2 . Bagaimana proses oksigenasi

3. apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi

4. apa saja gangguan / masalah kebutuhan oksigenasi

5. Apa saja tindakan untuk mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi

C Tujuan

Untuk lebih memahami dan mengetahui tentang pengkajian prinsip pemenuhan

kebutuhan oksigenasi.

Page 5: Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

Kebutuhan oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia,

yaitu kebutuhan sisiologis. Pemenuhan kebutuhan oksigenasi di tunjukan

untuk menjaga kelangsungan metabolisme tubuh, mempertahankan hidupnya

dan melakukan aktifitas bagi berbagai organ atau sel .

System tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi

Sistem pernapasan berperan dalam pemenuhan oksigenasi system terdiri atas

saluran pernapasan bagian atas, saluran pernapasan bagian bawah, dan paru-

paru.

1. saluran pernapasan bagian atas

Saluran pernapasan bagian atas terdiri atas : hidung , faring, laring , dan

epiglotis . saluran ini berfungsi dalam menyaring , menghangatkan, dan

melembabkan udara yang di hirup .

Hidung

Proses oksigenasi di awali dengan masuknya udara melalui hidung . pada

hidung terdapat nares anterior, yang mengandung kelenjar sebaseus dan di

tutupi oleh rambut yang kasar. Bagian ini bermuara ke rongga hidung,

sebagai bagian hidung lainnya, yang di lapisi oleh selaput lendir dan

mengandung pembuluh darah. Udara yang masuk melalui hidung akan di

saring oleh rambut yang ada di dalam vestibulum ( sebagai bagian dari

rongga hidung ) , kemudian udara tersebut akan di hangatkan dan di

lembabkan .

Page 6: Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

Faring

Faring merupakan pipa berotot yang terletak dari dasar tengkorak sampai

dengan esophagus . berdasarkan letaknya, faring di bagi menjadi tiga yaitu :

nasofaring ( di belakang hidung) , orofaring ( di belakang mulut) , dan

laringofaring ( di belakang laring).

Laring ( tenggorokan)

Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring . laring terdiri dari

tulang rawan yang di ikat bersama ligament dan membrane dengan dua

lamina yang bersambung di garis tengah .

Epiglotis

Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup laring saat

proses menelan .

2. saluran pernapasan bagian bawah

Saluran pernapasan bagian bawah terdiri atas trakhea, bronkhus,

segmen bronkhi, dan bronkhiolus . saluran ini berfungsi mengalirkan

udara dan memproduksi surfaktan .

Trakhea

Trakhea ( batang tengkorak) merupakan kelanjutan dari laring sampai

kira-kira ketinggian vertebrae torakalis kelima. Trakea memiliki panjang ±

9 cm dan tersusun atas 16-20 lingkaran tak lengkap yang berupa cincin .

trakhea di lapisi oleh selaput lendir dan terdapat epitelium bersilia yang

bisa mengeluarkan debu atau benda asing.

Bronkhus

Page 7: Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

Bronkhus merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi

bronkhus kanan dan kiri . bronkhus bagian kanan lebih pendek dan lebar

dari pada bagian kiri . bronkhus kanan memiliki tiga lobus , yaitu lobus atas

, tengah, dan bawah .sedangkan bronkhus kiri lebih panjang dari bagian

kanan dengan dua lobus , yaitu lobus atas dan bawah .

Bronkhiolus

Bronkhiolus merupakan saluran percabangan setelah bronkus .

3. paru-paru

Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru-paru

terletak di dalam rongga toraks setinggi tulang selangka sampai dengan

diafragma . paru-paru terdiri atas dua bagian , yaitu paru-paru kanan dan

kiri . pada bagian tengah dari organ tersebut terdapat organ jantung yang

terbentuk kerucut beserta pembuluh darahnya . bagian puncak paru-paru

disebut juga dengan apeks .

Paru-paru terdiri atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura . pleura

tersebut ada dua macam yaitu , pleura parietalis dan pleura viseralis . di

antara kedua pleura tersebut terdapat cairan pleura yang berisi cairan

surfaktan . kebaradaan cairan tersebut di tunjukan untuk melindungi paru-

paru.

Paru-paru memiliki jaringan yang bersifat elastis dan berpori. Paru-paru

berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida.

PROSES OKSIGENASI

Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi di dalam tubuh terdiri dari atas 3

tahapan yaitu:

1. Ventilasi

Page 8: Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

Proses ini merupakan proses keluar dan masukan oksigen dari atmosfer ke

dalam alveoli atau dri alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini di pengaruhi

oleh beberapa faktor antara lain:

Adanya kosentrasi okisigen di atmosfer. Semakin tinggi suatu tempat, maka

tekanan udaranya semakin rendah. Demikian pula sebaliknya, semakin

rendah tmpat tersebut maka tekanan darahnya semakin tinggi.

a. Adanya kondisi jalan napas yang baik. Jalan napas tersebut di mulai dari

hidung hingga alveoli yang terdiri atas berbagai otot polos yang kerjanya

sangat di pengaruhi oleh sistemsaraf otom. System tersebut terdiri atas

system saraf simpatis dan parasimpatis. Terjadinya rangsangan simpatis

dapat menyebabkan relaksasi hingga dapat terjadi vasodilatasi,sedangkan

kerja saraf para simpatis dapat menyebabkan kontriksi sehingga dapat

menyebabkan vasokontriksi atau proses penyempitan. Adapun baiknya

kondisi jalan napas dapat di sebabkan oleh adanya peran mucus siliaris

sebagai penangkal benda asing yang mengandung interveron dan dapat

menyikat virus. Selain itu, baiknya kondisi jalan napas juga di pengaruhi

oleh adanya reflex batuk dan muntah.

b. .Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru melaksnakan

ekspansi atau kembang kempis. Kemampuan paru-paru untuk

mengemban di sebut compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan

untuk mengeluarkan co2 atau konraksinya paru-paru. Apabila compliance

baik, tetapi recoil terganggu gas co2 tidak dapat keluar secara maksimal.

Compliance di pengaruhi oleh berbagai faktor yaitu adanya surfaktan dan

adanya sisa udara. Surfaktan pada lapisan alveoli di produksi saat terjadi

peregangan sel alveoli, dan di sekresi saat pasien menarik napas. Surfktan

tersebut berfungsi untuk menurunkan teganagn permukaan. Sedangkan

adanya sisa udara menyebabkan tidak terjadinyakolaps dan gangguan

toraks.

Pusat pernapasan,yaitu medulla oblongata danj pons, dapat dipengaruhi

oleh proses ventilasi.hal tersebut karena co2 memiliki kemampuan

Page 9: Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

merangsang pusat pernapasan. Peningkatan co2 dalam batas 60 mmHg

dapat dengan baik merangsang pusat pernapasan. Bila paCO2 ≤

80mmHg,maka dapat menyebabkan depresi pusat pernapasan

2. Difus

Difusi gas merupakan pertukaran antara O2 dari alveoli ke kapiler paru-

paru dan CO2 dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi

oleh bebrapa faktor yaitu:

a. luasnya permukaan paru-paru

b. tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas aptel alveoli

dan interstisial. Keduanya dapat memengaruhi proses difusi apabila

terjadi proses penebalan. Makin tebal membrane, maka proses difusi

makin sulit.

c. perbedaan tekanan dan konsesntrasi O2. Hal ini dapat terjadi

sebagaimana O2 dari alveoli masuk ke dalam darah secara berdifusi karena

tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O2 dalam

darah vena pulmonali. Sedangkan CO2 dari arteri pulmonali akan berdivusi

ke dalam alveoli.

3. Transportasi

Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke

jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses

transportasi, O2 akan di berikan dengan Hb membentuk oksihemoglibin

(97%) dan larut dalam plasma (3%). Sedangkan CO2 akan berikatan

dengan Hb membentuk karbuminohemoglobin (30%) larut dalam plasma

(5%) dan sebagian menjadi HCO3 berada dalam darah (65%).

Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya:

a. Kardiak output, dapat dinilai melalui isi sekuncup dan frekuensi

denyut jantung

Page 10: Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

b. kondisi pembuluh darah , latihan dan aktivitas seperti olahraga, dan

lain-lain

Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigenasi

1. Saraf otonom

Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat

mempengaruhi kemampuan untuk dilatasi dan konstriksi. Hal ini dapat

terlihat ketika terjadi rangsangan baik oleh simpatis maupun parasimpatis.

Ujung saraf dapat mengeluarkan neurotrasmiter (simpatis mengeluarkan

noradrenalin yang

berpengaruh pada

bronkhodilatasi; sedangkan parasimpatis mengeluarkan asetilkolin yang

berpengaruh pada brokhonstriksi) karena terdapat reseptor adrenergik

dan reseptor kolinergik pada saluran

pernapasan.

Pengaruh saraf otonom

Simpatis Parasimpatis

Ujung saraf mengeluarkan neurontransmiter

Page 11: Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

2. hormonal dan obat

Semua hormon termasuk derivate katekolamin yang dapat melebarkan

saluran pernapasan. Obat yang tergolong parasimpatis dapat melebarkan

seluruh nafas, seperti sulfas atropine. Ekstrak Belladona dan obat yang

menghadap adrenergik tipe beta (khususnya beta-2) dapat mempersempit

saluran napas (bronkhokontriksi), seperti obat yang tergolong beta bloker

non selektif.

3. Alergi pada seluruh nafas

Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu

binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan, dan lain-lain. Hal-hal

tersebut dapat menyebabkan bersin apabila ada rangsangan di daerah

masal; batuk apa bila rangsangannya di saluran napas bagian atas;

bronkhokontriksi terjadi pada asam bronkhiale; dan rhinitis jika

rangsangannya terletak di saluran napas bagian bawah.

4. Faktor perkembangan

Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan

oksigenasi karena usia organ di dalam tubu seiring dengan usia

perkembangan

anak. Hal ini

dapat terlihat

pada bayi usia premature dengan adanya kecenderungan kurang

pembentukan

Noradrenalin Asetikolin

bronkhodilatasi bronkhokontriksi

Page 12: Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

surfaktan. Setelah anak tumbuh menjadi dewasa kematangan organ terjadi

seiring dengan bertambahnya usia.

5. Faktor lingkungan

Kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi,

seperti faktor alergi, ketinggian dan suhu. Kondisi-kondisi tersebut

memengaruhi kemampuan adaptasi.

6. Faktor perilaku

Perilaku yang dimaksud di antaranya adalah perilaku dalam mengonsumsi

makanan (status nutrisi), aktivitas yang dapat meningkatkan kebutuhan

oksigenasi, merokok, dan lain-lain. Perilaku dalam mengonsumsi makanan

berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan oksigenasi, seperti

obesitasnya seseorang yang memengaruhi proses pengembangan paru-

paru. Sedangkan merokok dapat menyebabkan proses penyempitan pada

pembuluh darah.

Gangguan/Masalah Kebutuhan Oksigenasi

1. Hipoksia

Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan

oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen atau peningkatan

penggunaan oksigen di tingkat sel sehingga dapat memunculkan tanda

seperti kulit kebiruan (sianosis). Secara umum terjadinya hipoksia ini di

sebabkan oleh menurunnya kadar Hb, menurunnya difusi O2 dari alveoli

ke dalam darah, menurunnya perfusi jaringan, atau gangguan fentilasi yang

dapat menurunkan kosentrasi oksigen.

2. Perubahan Pola Pernapasan

Page 13: Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

a. Takipnea merupakan pernapasan dengan frkuensi lebih dari 24 kali/menit.

Proses ini terjadi karena paru-paru dalam keadaan atelektasis atau terjadi

emboli.

b. Bradipnea merupakan pola pernapasan yang lambat abnormal, ± 10

kali/menit. Pola ini dapat di temukan dalam keadaan peningkatan tekanan

intrakranial yang dapat di sertai narkotik atau sedatik.

c. Hiperventilasi merupakan cara tubuh mengompensasi metaboisme tubuh

yang terlampau tinggi dengan pernapasan lebih cepat dan dalam sehingga

terjadi peningkatan jumlah oksigen dalam paru-paru. Proses ini di tandai

adanya peningkatan denyut nadi, napas pendek, adanya nyeri dada,

menurunnya konsentrasi CO2 dan lain-lain. Keadaan demikian dapat di

sebabkan oleh adanya infeksi, ketidakseimbangan asam basa hipokapnea

yaitu berkurangnya CO2 tubuh di bawah batas normal sehingga rangsangan

terhadap pusat pernapasan menurun.

d. Kussmaul merupakan pola pernapasan cepat dan dangkal yang di

temukan pada orang dalam keadaan asidosis metabolik.

e. Hipofentilasi merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan CO2 dengan

cukup pada saat fentilasi alviola, serta tidak cukupnya jumlah udara yang

memasuki alveoli dalam penggunaan O2. Tidak cukupnya O2 untuk di

gunakan di tandai dengan adanya nyeri kepala; penurunan kesadaran

disorientasi atau ketidakseimbangan elektrolit yang dapat terjadi akibat

atelektasis; atau otot pernapasan lumpuh; depresi pusat pernapasa;

peningkatan tahanan jalanan udara pernapasan; penurunan tahanan

jaringan paru-paru dan toraks serta penurunan compliance paru-paru dan

toraks. Keadaan demikian menyebabkan hiperkapnea yaitu retensi CO2

dalam tubuh sehingga PaCO2 meningkat (akibat hipofentilasi) dan

akhirnya mengakibatkan depresi susunan saraf pusat.

f. Dispnea merupakan sesak dan berat saat pernapasan. Hal ini dapat di

sebabkan oleh perubahan kadar gas dalam darah/jaringan, kerja

berat/berlebihan, dan pengaruh psikis.

Page 14: Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

g. Ortopnea merupakan kesulitan bernapas kecuali dalam posisi duduk atau

berdiri dan pola ini sering di temukan pada seseorang yang mengalami

kongestif paru-paru.

h. Cheyne Stokes merupakan siklus pernapasan yang amplitudonya mula-

mula naik kemudian menurun dan berhenti, lalu pernapasan di mulai lagi

dari siklus baru. Periodeapnea berulang secara teratur.

i. Pernapasan Paradoksial merupakan pernapasan dimana dinding paru-

paru bergerak berlawanan arah dari keadaan normal. Sering di temukan

pada keadaan atelektasis.

j. Biot merupakan pernapasan dengan irama yang mirip dengan cheine

stokes, akan tetapi amplitudonya tidak teratur. Pernapasan ini ditandai

dengan periode apnea tak beraturan, bergantian dengan periode

pengambilan empat atau lima napas yang kedalamannya sama. Pola ini

sering di jumpai pada pasien dengan radang selaput otak peningkatan

tekanan intracranial, trauma kepala, danlain-lain.

k. Stridor merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan

pada saluran pernapasan. Pada umumnya di temukan pada kasus spasme

trakhea atau obstruksi laring.

3. Obstruksi jalan napas

Obstruksi jalan napas merupakan suatu kondisi pada indifidu dengan

pernapasan yang mengalami ancaman, terkait dengan ketidakmampuan

batuk secara efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh sekret yang kental atau

berlebihan akibat penyakit infeksi; immobilisasi; stasis sekresi; serta batuk

tidak efektif karena penyakit persarafan seperti cerebro vaskular accident

(CVA), akibat efek pengobatan sedatif, dan lain-lain.

Tanda klinis:

a. Batuk tidak efektif atau tidak ada.

b. Tidak mampu mengeluarkan sekret di jalan napas.

c. Suara napas menunjukkan adanya sumbatan.

Page 15: Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

d. Jumlah, irama, dan kedalaman pernapasan tidak normal.

4. Pertukaran Gas

Pertukaran gas merupakan suatu kondisi pada individu yang mengalami

penurunan gas, baik O2 maupun CO2, antara alveoli paru-paru dan sistem

vaskular. Hal ini dapat di sebabkan oleh sekret yang kental atau

immobilisasi akibat penyakit sistem saraf; depresi susunan saraf pusat;

atau penyakit radang pada paru-paru. Terjadinya gangguan dalam

pertukaran gas ini menunjukkan bahwa penurunan kapasitas difusi dapat

menyebabkan pengangkutan O2 dari paru-paru ke jaringan terganggu,

anemia dengan segala macam bentuknya, keracunan CO2 dan

terganggunya aliran darah. Penurunan kapasitas difusi tersebut antara lain

di sebabkan oleh menurunnya luas permukaan difusi, menebalnya

membrane alveolar kapiler, dan rasio fentilasi perfusi yang tidak baik.

Tanda klinis:

a. Dispnea pada usaha napas

b. Napas dengan bibir pada fase ekspirasi yang panjang

c. Agitasi

d. Lelah atau letargi

e. Meningkatnya tahanan faskular paru-paru

f. Menurunnya satu rasi O2 dan meningkatnya PaCO2.

g. Sianisis

Tindakan untuk mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi

1. Latihan napas

Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki fentilasi

alveoli atau memelihara pertukaran gas, mencegah atelektaksis,

meningkatkan efisiensi batuk dan dapat mengurangi stres

Page 16: Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

2. Latihan batuk efektif

Latihan batuk efektif merupakan cara melatih pasien yang tidak memiliki

kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan jalan napas (laring,

trakhea, dan bronkhiolus) dari sekret atau benda asing.

3. Pemberian oksigen

Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam

paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu O2. Pemberian O2

pada pasien dapat melalui 3 cara yaitu melalui kanula, nasal dan masker.

Pemberian O2 tersebut bertujuan memenuhi kebutuhan O2 dan mencegah

terjadinya hipoksia.

4. Fisioterapi dada

Fisioterapi dada merupakan tindakan melakukan postural drainage,

clapping, dan vibrating pada pasien dengan gangguan system pernapasan

untuk meningkatkan efisiensi pola pernapasan dan membersihkan jalan

napas.

5. Pengisapan lendir

Pengisapan lendir erupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu

mengeluarkan secret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut

dilakukan untuk membersihkan jalan napas dan memiliki kebutuhan

oksigenasi.

Page 17: Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kebutuhan oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia,

yaitu kebutuhan fisiologis. Pemenuhan kebutuhan oksigenasi di tujukan untuk

menjaga kelengsungan metabolisme sel tubuh, Mempertahankan hidupnya ,

dan melakukan aktifitas bagi berbagai organ atau sel.

B. SARAN

Dengan selesainya makalah ini, di sarankan kepada pembaca agar dapat

lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan

oksigenasi pada rumah sakit serta dapat mengaplikasikannya dalam dunia

kebidanan.

Page 18: Prinsip pemenuhan kebutuhan oksigen akbid paramata raha

Daftar pustaka

Uliyah, Musrifatul, (2008), Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk

Kebidanan, Surabaya.

Hidayat, A. Azis Alimul, (2008), Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk

Kebidanan, Surabaya.