Prinsip Etika

22
PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS DAN PROFESI UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Etika Bisnis Dan Profesi Yang dibina oleh Ibu Sulastri Oleh : Chorina Gian (110422406634) Dimas Rangga Putra P (110422406657) Nurul Wahyunitasari (110422406649) Risa Latus Siam (110422425517) OFFERING C.

Transcript of Prinsip Etika

Page 1: Prinsip Etika

PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS DAN PROFESI

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Etika Bisnis Dan Profesi

Yang dibina oleh Ibu Sulastri

Oleh :

Chorina Gian (110422406634)

Dimas Rangga Putra P (110422406657)

Nurul Wahyunitasari (110422406649)

Risa Latus Siam (110422425517)

OFFERING C.

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI / JURUSAN AKUNTANSI

S1 AKUNTANSI

September 2013

Page 2: Prinsip Etika

PENDAHULUAN

Terdapat permasalahan moral dalam perusahaan dimana sesuatu yang dianggap

menyimpang dilegalkan. Hal ini menyebabkan pemikiran yang mengacu pada pertimbangan-

pertimbangan moral dan dapat dikelompokkan menurut empat jenis standar moral:

utilitarianisme, hak, keadilan, dan caring (perhatian). Satandar moral utilitarian: sebuah

prinsip moral yang mengkalim bahwa sesuatu dianggap benar apabila mampu menekan biaya

sosial dan memberikan keuntungan sosial yang lebih besar.

2.1 UTILITARIANISME: MENIMBANG BIAYA DAN KEUNTUNGAN SOSIAL

Sebagai contoh perusahaan Ford mengalami krisis pasar karena persaingan ketat

di tahun 1970. Maka manajer menciptakan mobil kecil dan murah yang bernama Pinto.

Model desain Pinto mengharuskan pemasangan tangki bensin di belakang gardan, dan ini

lebih rentan terhadap kebocoran akibat tabrakan dari belakang. Maka terdapat pertimbangan

oleh manajer pakah akan tetap memproduksi mobil Pinto tanpa modifikasi atau memodifikasi

terlebih dahulu sebelum dipasarkan. Maka majaer melakukan kalkulasi biaya dan keuntungan

sebagai berikut:

Biaya: $11 X $12,5 juta mobil = $137 juta

Keuntungan: (180 kematian X $200)+(180 korban luka X $67000)+(2100 kendaraan

X $700) = $49,15 juta

Dari pertimbangan tersebut maka terdapat biaya ($137 juta) lebih besar daripada keuntungan

($49,15 juta). Maka manajer Ford tetap melakukan produksi mobil Pinto tanpa modifikasi.

Banyak analis yang meyakini bahwa cara terbaik untuk mengevaluasi kelayakan

suatu keputusan bisnis atau semua keputusan bisnis adalah dengan mengandalkan pada

analisa biaya-keuntungan utilitarian. Tindakan bisnis yang secara social bertanggung jawab

adalah tindakan yang mampu memberikan keuntungan terbesar atau biaya yang paling rendah

bagi masyarakat.

A. Utilitarinisme Tradisional

Suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang etis jika dan hanya jika jumlah

total utilitas yang dihasilkan dari tindakan tersebut lebih besar dari jumlah utilitas total yang

dihasilkan oleh tindakan lain yang dapat dilakukan.

Sebagai contoh kepuasan yang dirasakan oleh pekerja dari perbaikan lingkungan kerja

setara dengan 500 unit utilitas positif. Sementara biaya 700 unit utilitas negatif. Jadi, nilai

utilitas total dari tindakan ini adalah setara 200 unit utilitas negatif.

Page 3: Prinsip Etika

B. Masalah Pengukuran

1. Bagaimana nilai utilitas dari berbagai tindakan yang berbeda pada orang-orang yang

berbeda dapat diukur dan diperbandingkan

2. Sejumlah biaya dan keuntungan tertentu tampak sangat sulit dinilai

3. Karena banyak keuntungan dan biaya dari suatu tindakan tidak dapat diprediksi

dengan baik

4. Sampai saat ini masih belum jelas apa yang bisa dihitung sebagai keuntungan dan apa

yang bisa dihitung sebagai biaya

5. Semua barang adalah dapat diukur atau dinilai mengimplikasikan bahwa semua

barang dapat diperdagangkan.

C. Tanggapan Utilitarian terhadap Masalah Penilian

1. Kaum utilitarian menyatakan bahawa, meskipun utilitarianisme idealnya

mensyaratkan penilaian-penilaian yang akurat dan dapat dikuantifikasikan atas biaya

dan keuntungan, namun persyaratan ini dapat diperlonggar jika penilaian seperti ini

tidak dapat dilakukan

2. Kaum utilitarian juga menunjukan pada sejumlah kriteria akal sehat yang dapat

digunakan untuk menetukan nilai relatif yang perlu diberikan pada berbagai barang

D. Masalah Hak dan Keadilan

Hambatan utama utilitarianisme, menurut beberapa kritikus adalah prinsip tersebut

tidak mamapu mengahadapi dua jenis permasalahan moral: masalah yang berkaitan dengan

hak dan yang berkaitan dengan keadilan.

E. Tanggapan Utilitarian Terhadap Pertimbangan Hak dan Keadilan

1. Suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang etis jika dan hanya jika tindakan

tersebut dinyatakan dalam peraturan moral yang benar

2. Sebuah peraturan moral dikatakan benar jika dan hanya jika jumlah utilitas total yang

dihasilkannya ; jika semua orang yang mengikuti peraturan tersebut lebih besar dari

jumlah utilitas total yang diperoleh; jika semua orang mengikuti peraturan moral

alternatif lainnya.

2.2 HAK DAN KEWAJIBAN

A. Konsep Hak

• Hak adalah klaim atau kepemilikan individu atau sesuatu

• Terdapat hak moral yakni hak yang bisa berasal dari sistem standar moral yang

tidak bergantung pada sistem hukum tertentu.

Page 4: Prinsip Etika

B. Hak negatif dan positif

• Hak negatif: hak-hak yang termasuk di dalamnya dapat didefiniskan sepenuhnya

dalam kaitannya dengan kewajiban orang lain untuk tidak ikut campur dalam

aktivitas-aktivitas tertentu dari orang yang memiliki hak tersebut

• Hak positif: pemilik hak berhak diberi apa yang diperlukannya

C. Hak dan kewajiban kontraktual

• Hak terbatas dan kewajiban korelatif yang muncul saat seseorang membuat

perjanjian dengan orang lain.

• Fakta: berkaitan dengan individu-individu tertentu, muncul dari suatu transaksi

khusus, hak dan kewajiban bergantung pada sistem peraturan yang diterima publik

D. Dasar Hak Moral

• Semua orang memiliki hak moral dan semua memiliki kewajiban

E. Rumusan Pertama Perintah Kategoris Kant

• Sebuah tindakan secara moral benar bagi sesorang dalam suatu situasi jika, dan

hanya jika, alasannya orang tsb melakukan tindakan itu adalah alasan yang diplih

semua orang dalam situasi yang sama

F. Rumusan Kedua Kategoris Kant

• Suatu tindakan secara moral benar bagi sesorang jika, dan hanya jika, dalam

melakukannya orang tersebut tidak hanya memanfaatkan orang lain sebagai

sarana dalam meraih kepentingan-kepentingannya, namun juga menghargai dan

mengembangkan kapasitas mereka untuk memilih secara bebas bagi diri mereka

sendiri

G. Hak Menurut Kant

• Hak moralmengidentifikasikan bidang-bidang khusus dimana semua orang saling

menghormatisebagai makhluk yang sederajat

H. Masalah pada pandangan Kant

• Teori Kant tidak cukup tepat untuk bisa selalu bermanfaat

• Ada ketidaksepakatan yang cukup besar tentang apa saja batas-batas hak tersebut

dan bagaimana masing-masing hak diseimbangkan dengan hak-hak yang saling

berkonflik lainnya

I. Keberatan Libertarian:Nozick

• Nozick dan kaum libertarian lainnya mengabaikan fakta bahwa kebebasan

sesorang berarti batasan bagi orang lain.

Page 5: Prinsip Etika

2.3 KEADILAN DAN KESAMAAN

Pertentangan antar individu dalam bisnis sering dikaitkan dengan masalah

keadilan dan kesamaan. Keadilan dan kesamaan pada dasarnya bersifat kooperatif.

Keduanya berkaitan dengan perlakuan komparatif yang diberikan pada anggota suatu

kelompok tertentu saat dilakukan pendistribusian keuntungan dan beban,saat peraturan-

peraturan diberlakukan, saat anggota satu kelompok bekerja sama atau bersaing satu sama

lain, dan saat orang-orang dihukum karena telah melakukan kesalahan yang membuat

mereka menderita. Kata keadilan untuk maslah-masalah yang serius. Masalah-masalah

yang berkaitan dengan keadilan dan kesamaan biasanya dibagi ke dalam tiga kategori

yaitu:

1. Keadilan Distributif

Kategori pertama dan paling mendasar, berkaitan dengan distribusi yang adil atas

atas keuntungan dan beban dalam masyarakat. Masalah-masalah tentang keadilan ini

muncul bila ada orang-orang tertentu yang memiliki perbedaan klaim atas keuntungan

dan beban dalam masyarakat dan semua klaim mereka tidak bisa dipenuhi. Prinsip dasar

keadilan distributive adalah bahwa yang sederajat haruslah diperlakukan secara sederajat

dan yang tidak sama juga harus diperlakukan dengan cara yang tidak sama.

a. Keadilan sebagai Kesamaan: Egalitarian

Pandangan egalitarian didasarkan pada proposisi bahwa semua manusia

adalah sama dalam sejumlah aspek dasar dan bahwa,sejalan dengan kesamaan ini,

setiap orang juga memiliki klaim yang sama atas segala sesuatu yang ada dalam

masyarakat. Semuanya haruslah diberikan pada semua orang dalam jumlah yang

sama. Pandangan-pandangan egalitarian juga banyak mendapat kecaman, salah

satunya pernyataan bahwa semua manusia adalah sama dalam sejumlah aspek dasar

dan pandangan egalitarian mengabaikan sejumlah karakteristik yang perlu

dipertimbangkan dalam mendistribusikan barang-barang dana masyarakat dan dalam

kelompok-kelompok kecil : kebutuhan,kemampuan, dan usaha. Sejumlah pendukung

egalitarian berusaha memperkuat posisi mereka dengan membedakan dua jenis

kesamaan, yaitu Kesamaan politik yang mengacu pada partisipasi yang sama atau

setara dalam cara-cara pengendalian dan penanganan system politik dan Kesamaan

ekonomi mengacu pada kesamaan penghasilan dan kekayaan dan kesamaan dalam hal

memperoleh kesempatan.

b. Keadilan berdasarkan Kontribusi: Keadilan Kapitalis

Page 6: Prinsip Etika

Prinsip kontribusi atau sumbangan ini mungkin merupakan prinsip yang

paling banyak digunaka gaji dn dlam menentukan gaji dan upah di perusahan-

perusahaan Amerika. Masalah utama yang muncul dari prinsip ini adalah bagaimana

menilai kontribusi masing-masing individu.Beberapa cara yang digunakan dalam

prinsip ini antara lain menilai menurut jumlah usaha dan menilai kontribusi

berdasarkan produktivitas. Masalah utama dalam menilai kontribusi berdasarkan

produktivitas antara lain mengabaikan kebutuhan orang-orang dan sulit menempatkan

semua ukuran objektif atas nilai produk yang dihasilkan seseorang. Untuk

mengatasinya masalah tersebut diusulkan bahwa nilai produk seseorang haruslah

ditentukan oleh tingkat persediaan dan permintaan di pasar.

c. Keadilan berdasarkan Kebutuhan dan Kemampuan: Sosialisme

Di dasarkan pada gagasan bahwa orang-orang menyadari potensi mereka

dengan menunjukkan kemampian dalam kerja yang produktif. Kebutuhan dan

kemampuan memang harus dipertimbangkan dalam menentukan distribusi

keuntungan dan beban di anata anggota suatu kelompok atau masyarakat. Para

penentang prinsip ini menyatakan bahwa dalam prinsip ini tidak akan ada kaitan

antara jumlah usaha yang dilakukan seorang pekerja dengan jumlah penghargaan

yang diterimanya. Para pekerja tidak akan memperoleh insentif untuk bekerja lebih

keras karena mengetahui bahwa apa yang akan mereka terima akan sama saja.

Akibanya adalah kemacetan ekonomi dengan produktivitas yang semakin menurun.

Kaum sosialis menjawab tuduhan tersebut dengan menyatakan bahwa manusia dilatih

menjadi egois dan kompetitif oleh institusi-institusi sosial dan ekonomi modern yang

mengembangkan dan mendukung perilaku kompetitif dan egois.

d. Keadilan sebagai Kebebasan: Libertarianisme

Tidak ada cara pendistribusian barang yang dapat dikatakan adil atau tidak

adil apabila dipertimbangkan secara terpisah dari pilihan bebas masing-masing

individu. Menurut Nozick satu-satunya distribusi yang adil adalah distribusi yang

dihasilkan dari pilihan individu. Masalah utama prinsip ini adalah mengabaikan

sebuah nilai tertentu, kebebasan dari paksaan orang lain, mengorbankan semua hak

dan nilai-nilai lain tanpa memberikan alasan persuasive mengapa hal tersebut perlu

dilakukan. Selain itu kritikan berikutnya menyatakan bahwa pandangan ini akan

menciptakan perlakuaan yang tidak adil terhadap orang-orang yang kurang beruntung.

Dalam prinsip ini hak seseorang atas barang bergantung sepenuhnya pada apa yang

Page 7: Prinsip Etika

dihasilkan orang tersebut melalui usahanya atau apa yang diberikan oleh orang lain

sebagai pemberian.

e. Keadilan sebagai Kewajaran: Rawls

Konflik yang melibatkan masalah keadilan pertama-tama haruslah

ditangani dengan membuat sebuah metode yang tepat dalam memilih prinsip-prinsip

untuk menanganinya. Rawls menyatakan bahwa distribusi keuntungan dan beban

dalam suatu masyarakat adalah adil jika, dan hanya jika:

- Setiap orang memiliki hak yang sama atas kebebasan dasar paling ekstensif yang

dalam hal ini mirip dengan kebebasan untuk semua orang.

- Ketidakadilan sosial dan ekonomi diatur sedemikian rupa sehingga keduanya:

a. Mampu memberikan keuntungan terbesar bagi orang-orang yang kurang

beruntung

b. Ditangani dalam lembaga dan jabatan yang terbuka bagi semua orang berdasarkan

prinsip persamaan hak dalam memperoleh kesempatan

Rawls mengatakan bahwa prinsip 1 harus lebih diprioritaskan dari prinsip 2

apabila keduanya berkonflik dan dalam prinsip 2, bagian b harus lebih diprioritaskan

dari bagian a. Rawls menyebut situasi yang di alami kelompok individu rasional

imajiner tersebut sebagai posisi awal dan ketidaktahuan mereka atas hal-hal tertentu

tentang diri mereka sebagai selubung ketidaktahuan. Rawls mengklaim bahwa pihak-

pihak dalam posisi awal kemungkinan besar akan memilih prinsip keadilannya

dengan prinsip keadilan sederajat,prinsip perbedaan, dan prinsip kesamaan hak dalam

memperoleh kesempatan.

2. Keadilan Retribusi

Keadilan dalam menyalahkan atau menghukum seseorang yang telah melakukan

kesalahan. Kondisi di mana seseorang di anggap tidak dapat dimintai

pertanggungjawaban atas apa yang dia lakukan yaitu ketidaktahuan dan ketidakmampuan.

Kondisi ini juga relevab dalam menentukan keadilan atas hukuman yang diberikan atas

seseorang yang melakukan kesalahan. Kondisi kedua dari hukuman yang adil adalah

kepastian bahwa orang yang dihukum benar-benar melakukan apa yang dituduhkan.

Kondisi ketiga dari hukuman yang adil adalah hukuman tersebut haruslah konsisten dan

proporsional dengan kesalahannya. Hukuman dianggap konsisten jika semua orang akan

memperoleh hukuman yang sama untuk kesalahan yang sama. Sedangkan hukuman

Page 8: Prinsip Etika

dianggap proporsional dengan kesalahn jika hukuman tersebut tidak lebih besar

dibandingkan kerugian yang diakibatkan dari kesalahan.

3. Keadilan Kompensatif

Keadilan ini berkaitan dengan keadilan dalam memperbaiki kerugian yang dialami

seseorang akibat perbuatan orang lain. Diyakini bahwa saat seseorang melakukan

tindakan yang merugikan kepentingan orang lain, maka pelakunya memiliki kewajiban

moral untuk memberikan semacam ganti rugi pada korbannya. Kaum moralis tradisional

menyatakan bahwa seseorang memiliki kewajiban moral untuk memberikan kompensasi

pada pihak yang dirugikan jika tiga syarat berikut terpenuhi:

- Tindakan yang mengakibatkan kerugian adalah kesalahan atau kelalaian

- Tindakan tersebut merupakan penyebab kerugian yang sesungguhnya

- Pelaku mengakibatkan kerugian secara sengaja

2.4 ETIKA MEMBERI PERHATIAN

A. Parsialitas dan Perhatian

Pendekatan-pendekatan etika yang telah kita lihat semuanya mengasumsikan

bahwa etika haruslah imparsial dan dengan demikian semua hubungan khusus antara

seseorang dengan individu tertentu. Kita memiliki kewajiban untuk memberikan perhatian

khusus pada individu-individu tertentu yang menjalin hubungan baik dengan kita,

khususnya hubungan ketergantungan. Moralitas dalam memberi perhatian didasarkan pada

pemahaman atas hubungan sebagai tanggapan terhadap orang lain. Belas

kasihan,pertimbangan,cinta,persahabatan,dan kebaikan semuanya merupakan perasaan

atau sifat baik yang umumnya mewujudkan dimensi moralitas. Etika komunitarian adalah

etika yang melihat komunitas dan hubungan-hubungan yang ada di dalamnya sebagai

sesuatu yang memiliki nilai fundamental dan perlu diperhatiakan. Terdapat tiga bentuk

perhatian yaitu:

- Perhatian pada sesuatu

- Perhatian terhadap seseorang

- Perhatian dalam arti menjaga dan merawat seseorang

B. Hambatan dalam Etika Perhatian

Page 9: Prinsip Etika

Etika perhatian bisa berubah menjadi favoritisme yang tidak adil. Bersikap parsial.

Namun para pendukung etika perhatian menanggapi bahwa meskipun parsialitas mungkin

berkonflik dengan aspek moralitas lain, namun ini berlaku bagi semua pendekatan etika.

Parsialitas dan perhatian juga bisa berkonflik dengan aspek utilitas,keadilan, dan hak.

Kritikan dalam hal ini mengklaim bahwa persyaratan etika perhatian bisa menyebabkan

kebosanan. Sedangkan keuntungan etika perhatian adalah mendorong untuk focus pada nilai

moral dari sikap parsial terhadap orang-orang yang dekat dengan kita dan arti penting moral

dalam memberikan tanggapan pada mereka secara khusus yang tidak kita berikan pada orang

lain.

2.5 MEMADUKA UTILITAS, HAK, KEADILAN, DAN PERHATIAN

Empat jenis standar moral yang saat ini menjadi dasar dari sebagian besar

penilaian moral kita serta yang mendorong kita untuk memaskkan sejumlah pertimbangan

yang berbeda dalam penalaran moral kita. Pertama, standar utilitarian, saat menggunakan

pertimbangan-pertimbangan utilitarian, dalam penalaran moral perlu memasukkan

pengukuran, perkiraan, dan perbandingan atas sejumlah kentungan da biaya yang relevan.

Pengukuran, perkiraan, dan perbandingan inilah yang membentuk informasi yang menjadi

dasar penilaian moral utilitarian.

Kedua, penilaian moral yang didasarkan pada standar-standar yang

menunjukkan bagaimana individu harus diperlakukan atau dihargai. Ketiga, penilaian

moral yang sebagian juga disasarkan pada standar-standar keadilan yang menunjukkan

bagaimana keuntungan dan beban didistribusikan diantara para anggota kelompok

masyarakat. Keempat, penilaian moral juga didasarkan pada standar-standar perhatian

yang mengacu pada jenis perhatian yang perlu kita berikan pada orang-orang yang

memiliki hubungan khusus dengan kita.

Dengan demikian, moralitas yang memuat empat jenis permibangan moral

dasar yang masing-masing menekankan aspek moral yang berbeda dari perilaku kita,

namun tidak ada satupun yang mampu menangkap semua faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam membuat penilaian-penilaian moral. Standar utilitarian hanya

mempertimbangkan masalah kesejahteraan sosial secara keseluruhan, namun

mengabaikan individu dan bagaimana kesejahteraan tsb didistribusukan. Hak moral

mempertimbangkan aspek individu, namun mengabaikan masalah kesejahteraan dan

Page 10: Prinsip Etika

aspek distributif. Keadilan mempertimbangkan masalah2 distributif, namun mengabaikan

kesejahteraan sosial dan individu. Etika perhatian mempertimbangkan masalah parsialitas

yang perlu ditunjukkan pada orang2 yg dekat dg kita, namun mengabaikan imparsialitas

atau kenetralan

Keempat moral tersebut memang tampaknya tidak dapat direduksi satu sama

lain, tetapi tetap merupakan bagian penting dalam moralitas kita. Dengan kata lain, ada

masalah-masalah moral tertentu dimana pertimbangan utilitarian yang sangat tepat

digunakan sementara untuk masalah-masalah lain perlu menggunakan pertimbangan atas

hak individu dan keadilan distributif, dan bagi yang lainnya masalah paling penting

berkaitan dengan bagaimana kita memberikan perhatian pada orang-orang yang dekat

dengan kita. Ini menunjukkan bahwa penalaran moral harus mencakup keempat

pertimbangan moral di atas, meskipun hanya salah satu yang relevan atau penting dalam

situasi tertentu.

2.6 PRINSIP MORAL ALTERNATIF : ETIKA KEBAIKAN

Pendekatan etika yang telah di bahas sejauh ini semuanya difokuskan pada

tindakan sebagai pokok permasalah etika dan mengabaikan karakter pelaku tindakan

tersebut. Banyak ahli etika yang mengkritik asumsi bahwa tindakan merupakan pokok

permasalahan utama dalam etika. Etika menurut mereka, tidak boleh hanya meliihat jenis

tindakan pelakunya (agen), namun juga memerhatikan jenis karakternya. Fokus pada

“pelaku” (siapa dia), berbeda dengan fokus pada “tindakan” (apa yang dia lakukan) akan

mampu menunjukkan dengan cermat karakter seseorang termasuk, diantaranya, apakah

karakter tersebut lebih mengarah pada kebaikan atau keburukan. Pendekatan etika lain

yang lebih baik, haruslah mempertimbangkan aspek kebaikan (misalnya kejujuran,

keberanian, keteguhan, integritas, bellas kasih, pengendalian dir) dan keburukan

(misalnya sikap tidak jujur, kejam, serakah, tidak punya integritas, pengecut) sebagai

awalan penting dalam penalaran etika.

Meskipun etika kebajikan melihat persoalan moral dari perspektif yang

sangat berbeda dari etika yang berdasarkan pada tindakan, namun tidak berarti

kesimpulan-kesimpulan dari etika ini berbeda jauh dengan etika tindakan. Etika kebaikan

dapat dilihat sebagai suatu perspektif yang bertujuan sama dengan keempat pendekatan

lainnya, namun dari sudut pandang yang sama sekali berbeda. Teori kebaikan

mengatakan bahwa tujuan kehidupan moral adalah untuk mengembangkan disposisi-

Page 11: Prinsip Etika

disposisi umum yang kita sebut kebaikan moral, dan melaksanakan serta menerapkannya

dalam berbagai situasi kehidupan manusia. Baik buruknya tindakan dapat ditentukan

dengan memelajari jenis karakter yang dihasilkan dari tindakan tersebut.

Sebagian kebaikan memungkinkan orang-orang melakukan apa yang

diisyaratkan oleh prinsip moral. Etika kebaikan tidak menyarankan tindakan-tindakan

yang berbeda dari yang disarankan etika prinsip (misalnya prinsip utilitarian

menyarankan tindakan yang berbeda dari yang disarankan prinsip keadilan). Demikian

juga, etika prinsip tidak menyarankan disposisi moral yang berbeda dari etika kebaikan.

Sebaliknya, teori kebaikan berbeda dari etika prinsip dalam cara pendekatan evaluasi

moral. Teori kebaikan, misalnya, menilai tindakan dalam kaitannya dengan disposisi atau

karakteristik yang berhubungan dengan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan

disposisi tersebut.

2.7 MORALITAS DALAM KONTEKS INTERNASIONAL

Perusahaan multinasional menjalankan operasinya di Negara yang peraturan hukum,

adat, dan budayanyaterkadang sangat berbeda dengan Negara asal. Lebih jauh lagi, penerapan

peraturan pemerintah dan kebiasaaan umumpun juga berbeda. Begitu juga dengan tingkat

perkembangan, beberapa memiliki sumber daya teknis, social dan ekonomi yang tinggi,

sementara yang lainnya sangat kurang. Kemajuan teknologi, serikat pekerja, pasar keuangan,

tunjangan pengangguran, jaminan social, dan pendidikan umum merupakan hal lazim yang

ada di Negara Maju. Praktik budaya disejumlah Negara mungkin berbeda sehingga tindakan

kadang memiliki arti yang sangat berbeda dalam dua budaya.

Saat melakukan operasi di Negara kurang Berkembang, maka perusahaan

multinasional yang berasal dari Negara Maju wajib mengikuti aturan-aturan di Negara yang

lebih maju yang otomatis memiliki standar operasi lebih tinggi dan ketat. Akan tetapi hal ini

menampik pemahaman soal bagaimana pengaruhnya jika Negara harus menerapkan praktik

peraturan Negara lain yang notabene lebih maju darinya, kemungkinan yang ada yakni

menjadikan kerugian sebuah pelanggaran standar etika utilitarian. Dengan demikian, jelas

bahwa kondisi perkembangan local, setidaknya perlu dipertimbangkan saat memutuskan

apakah suatu perusahaan perlu menerapkan standar dari Negara yang lebih maju ke Negara

yang kurang maju, dan salah apabila kita harus menerima klaim bahwa perlu menerapkan

standar yang lebih tinggi dari Negara maju manapun berada.

Page 12: Prinsip Etika

Di sisi lain, dikatakan bahwa perusahaan mutinasional haruslah mengikuti praktik

local apapun, bahkan mereka harus melakukan apapun yang diinginkan pemerintah setempat,

karna merupakan representasi dari warganya sendiri. Namun kerap kali tidak etis ketika

mengikuti praktik local tersebut karena mungkin saja hal tersebut akan merugikan

perusahaan. Jadi, klaim bahwa praktik lokal harus selalu diterapkan juga tidak dibenarkan.

Dalam hal ini jelas bahwa sementara peraturan pemerintah, kebiasaan, tingkat perkembangan,

dan pemahaman budaya local semuanya harus dipertimbangkan saat mengevaluasi etika

kebijakan dan tindakan bisnis di Negara asing, tidak dapat diterima tanpa pertanyaan oleh

manajer perusahaan multinasional, namun masih perlu dianalisa secara etis.

2.8 CONTOH KASUS

Meskipun banyak orang meyakini bahwa WWW(World Wide Web) merupakan

anonym dan bebas sensor, namun pada kenyataan sangat berbeda. Pemerintah dan pihak

terkait ingin menyensor, dan atau menelusuri file yang dibuat seseorang melalui sebuah

server computer. Dengan kekuasaanya, mereka dapat menyisir seluruh drive guna

menemukan file berikut identitas pembuatnya.

Pada 20 Juni 2000, peneliti dari perusahaan AT&T menciptakan PUBLIUS, sebuah

program computer yang dapat memungkinkan enkripsi suatu file baik lagu, gambar, video dll

memecahnya kedalam bentuk potongan kode rahasia dimana nantinya akan disimpan tidak

dalam satu server melainkan kedalam banyak server berlainan yang acak dan menyebar

diseluruh dunia. Akibatnya, apabila ada orang selain pembuat file itu yang ingin mengetahui

dan mendapatkan file tersebut secara utuh, maka harus dilakukan penelusuran server secara

menyeluruh yang ada didunia, karna kode file itu tersebar secara acak. Sehingga harus

dengan bantuan si pembuat file untuk mendapatkan file tersebut dan hanya si pembuat file

saja yang dapat dengan mudah menemukan file yang telah dia buat sendiri dengan bantuan

PUBLIUS ini sesuai permintaannya.

Meskipun begitu, disamping banyak yang menyambut baik adanya program untuk

melindungi kebebasan berpendapat ini, ada banyak pula pihak yang kesal dan tidak setuju

dengan terciptanya PUBLIUS ini. Seperti Bruce Taylor, aktivis pornografi. Dia menyatakan

bahwa dengan adanya program ini maka akan sulit mengungkap kejahatan internet atau dunia

maya, seperti pornografi, terorisme, pembuat virus dan hacking. Menurut Aviel Rubin dan

Lorrie Cranor, pengguna ideal dari program ini hanyalah orang orang yang ada di Negara

dimana pendapat itu dibatasi dan bahkan dihukum jika berpendapat.

Page 13: Prinsip Etika

Pertanyaan

1. Pelajari etika pemasaran PUBLIUS dengan memakai utilitarianisme, hak, keadilan,

dan perhatian. Menurut Anda, apakah etis memasarkan?

2. Apakah para pembuat PUBLIUS bertanggungjawab atas tindakan criminal yang

terjadi dan tetap menjadi rahasia berkatnya? Apakah AT&T bertanggungjawab atas

hal ini? Jelaskan jawaban Anda.

3. Apakah pemerintah perlu mengizinkan pemakaian PUBLIUS? Mengapa?

Jawaban

1. Jika ditinjau dari standar utilitarian, yang mana hanya mempertimbangkan

kesejahteraan social secara menyeluruh namun mengabaikan individu dan bagaimana

kesejahteraan itu didistribusikan, maka penerapan PUBLIUS ini tidak bisa

dibenarkan. Jika terjadi kejahatan misalkan penyebaran virus computer yang

menjangkit seluruh computer dunia bahkan bisa melumpuhkan jaringan, maka hal ini

akan merugikan dan berdampak terhadap hal layak dan masyarakat luas diseluruh

dunia. Dari sisi pemerintah juga akan kesulitan mengungkap kejahatan yang terjadi.

Jika ditinjau dari standar hak moral, yang mana hanya memperhatikan aspek individu,

namun mengabaikan masalah kesejahteraan social dan aspek distributive, maka

penerapan PUBLIUS ini sangat sah dan bisa dibenarkan. Keinginan pribadi untuk

merahasiakan atau melindungi informasi file yang dibuat supaya tidak diketahui pihak

lain merupakan hak individu yang mana pihak lain tidak boleh mengintervensi.

Jika ditinjau dari standar keadilan, yang mana hanya mengutamakan aspek

pemerataan atau distributive, namun mengabaikan aspek individu dan kesejahteraan

social, maka penerapan PUBLIUS ini tidak dibenarkan. Jika terjadi kejahatan

pornografi atau bahkan terorisme, dapat dipastikan kerugian social yang ditimbulkan

akan berdampak lebih besar dibanding keuntungan pribadi yang didapat, sehingga

dalam hal ini tidak ada keseimbangan dan beban dirasa tidak terdistribusikan dengan

merata.

Jika ditinjau dari standar perhatian, yang mana cenderung menunjukkan perhatian

terhadap kesejahteraan orang terdekat saja, namun mengabaikan kenetralan dan

kesejahteraan utilitas social yang merata, maka penerapan PUBLIUS ini boleh saja

dilakukan. Seorang teroris akan merahasiakan segala informasi tentang kegiatanya

beserta siapa siapa saja yang termasuk dalam jaringannya, hal itu guna melindungi

dirinya beserta kelompoknya.

Page 14: Prinsip Etika

Dapat disimpulkan, apakah PUBLIUS ini etis untuk diberlakukan atau tidak,

tergantung penilaiian keempat aspek moralitas tersebut. Dalam menilai haruslah

mempertimbangkan keempatnya, walaupun nantinya pasti tidak semuanya relevan

dengan kondisi dan situasi yang terjadi.

2. Pihak pembuat PUBLIUS ini harus ikut bertanggungjawab, karena hal ini justru akan

menghambat pemerintah dan pihak berwajib untuk menangkap dan mengungkan

kejahatan yang tengah terjadi. Begitupun pihak AT&T, perusahaan itu juga ikut andil

dalam penciptaan PUBLIUS, peneliti program tersebut merupakan orang atau bagian

dari AT&T itu sendiri.

3. Tidak. Pemerintah dan lembaga lain terkait akan melihat PUBLIUS ini sebagai bentuk

hambatan dalam mengontrol keamanan Negara dan sekaligus mengungkap kasus

criminal yang bisa kapan saja terjadi sekaligus mengancam stabilitas keamaan warga

negaranya sendiri. Pemerintah perlu mengadakan pengawasan terhadap apa yang

terjadi didalam negaranya sendiri termasuk kegiatan yang berpotensi criminal. Kalau

PUBLIUS diterapkan, maka kejahatan seperti pornografi, terorisme, dan segala

bentuk informasi yang merugikan, akan sulit diberantas.