PRINSIP DASAR SEJARAH LISAN

13
PRINSIP DASAR SEJARAH LISAN

Transcript of PRINSIP DASAR SEJARAH LISAN

Page 1: PRINSIP DASAR SEJARAH LISAN

PRINSIP DASAR

SEJARAH LISAN

Page 2: PRINSIP DASAR SEJARAH LISAN

PERKEMBANGAN SEJARAH LISAN

Di Asia Tenggara, sejak tahun 1960-an banyak perhatian dan kegiatan

dicurahkan pada sejarah lisan. Sejarah lisan banyak diakui sebagi suatu carauntuk merekam dan mendokumentasikan perkembangan sejarah dan gejalasosial tertentu, sebab akan hilang tanpa disimpan melalui cara tersebut. Sejarahlisan juga dilihat sebagai usaha untuk menangkap warna dan perasaan daripengalaman manusia yang dapat memperdalam pemahaman kita mengenaimasa lampau. Dengan menangkap kenangan mereka yang pernah mengalamihal-hal itu, sejarah lisan menjalin hubungan antara masa kini dan masa lampau.

Page 3: PRINSIP DASAR SEJARAH LISAN

Sejumlah negara di Asia Tenggara khususnya Lembaga Arsip Nasionaltelah aktif dalam kegiatan penelitian sejarah lisan. Di Malaysia telah dirintis sejaktahun 1963, menyusul Thailand tahun 1977, Indonesia tahun 1978 danSingapura tahun 1979.Menurut Aswi Warman Adam, sejarah lisan sebenarnya telah berkembangsejak lama. Herodotus, sejarawan Yunani yang pertama, telah mengembara ketempat-tempat yang jauh untuk mengumpulkan bahan-bahan sejarah lisan.Sekitar 2400 tahun silam, Thucydides telah menggunakan kisah kesaksianlangsung para prajurit yang ikut dalam Perang Peloponesus untuk menulissejarah lisan.

Page 4: PRINSIP DASAR SEJARAH LISAN

Di nusantara

para penulis hikayat juga menggunakan metode lisan untukmemperoleh data. Ungkapan " kata shibul hikayat" atau "menurut yang empunyacerita" di dalam sejarah tradisional memberikan petunjuk bahwa bahan yangdikisahkan itu tidak berasal dari penulis sendiri, melainkan dari orang lain dandalam banyak hal diperoleh secara lisan.

Page 5: PRINSIP DASAR SEJARAH LISAN

Pada abad ke-17 di Eropa mulai muncul kritik terhadap sejarah lisan, danabad ke-19 sesuatu yang dianggap ilmiah adalah sejarah yang berdasarkansumber tertulis. Charles Victor Longois dan Charles Seignobos dari UniversitasSobonne, Paris mengatakan bahwa: "The historian works with documents…There is no substitute for documents; no documents, no history". Sejarah lisanseakan "disisakan" bagi komunitas non-Eropa atau rakyat jelata. Sikap itusebenarnya menghalangi sebagian besar penduduk dunia yang sejak lahir hinggamati tidak mengenal dokumen (resmi). Sementara itu sejarah masyarakat yangterjajah, yang tak berdaya, buruh, wanita, anak-anak dan minoritas etnis, lebihjarang muncul dalam sumber tertulis. Hal ini sejalan dengan berkembangnya penelitian sejarah lisan serta pemanfaatannyaoleh sejarawan, ditemukannya alat perekam (phonograph) pada tahun1877, sehingga sejak tahun 1960-an tidak sulit untuk mendapatkan taperecorder. 

Page 6: PRINSIP DASAR SEJARAH LISAN

• Baru dalam abad ke-20, sejarah lisan kembali naik "pamor". Metode modernsejarah lisan berkembang di Amerika Serikat pada tahun 1930 dengan dilakukannyapenelitian besar-besaran mengenai kenangan bekas para budak hitam. Satudekade lebih kemudian, tepatnya pada tahun 1948, Allan Nevins mendirikan PusatSejarah Lisan yang pertama di Universitas Colombia, New York. Selanjutnya, disusuldi negara-negara Kanada, Inggris, dan Italia berdiri lembaga-lembaga serupa dankemudian negara-negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Page 7: PRINSIP DASAR SEJARAH LISAN

prinsip-prinsip dalam penelitian sejarah lisan adalahsebagai berikut.

1. Penelitian sejarah lisan adalah suatu penelitian yang sumber utamanyamenggunakan sumber lisan.

2. Teknik yang digunakan untuk mendapatkan data/informasi dalam penelitiansejarah lisan adalah wawancara, dan biasanya wawancara yang digunakanmerupakan wawancara yang lentur, berlangsung akrab, luwes dan fleksibel.Teknik wawancara yang demikian dikenal dengan nama wawancaramendalam (in-depth- iterviewing). Agar wawancaranya bisa tuntas dan tidakmenyimpang jauh dari apa yang telah direncanakan; maka sebelumnyapewawancara (yang akan menulis/meneliti dengan sumber utamanya lisan),bisa menyiapkan seperangkat pertanyaan atau biasa dikenal dengan namapedoman wawancara.

Page 8: PRINSIP DASAR SEJARAH LISAN

• 3. Untuk mendapatkan data yang dipercaya lewat wawancara, dapatdigunakan teknik kritik sumber atau trianggulasi sumber, yakni data yangsama diperoleh dari berbagai sumber. Dengan demikian datanya akan benarbenarvalid, bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah.4. Setelah data terkumpul dan dilakukan interpretasi, maka langkah berikutnyaadalah penulisan suatu karya atau historiografi.

Page 9: PRINSIP DASAR SEJARAH LISAN

A.TAHAPAN PENELITIAN SEJARAH•

Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan topik penelitian dengan tujuan agar dalam melakaukan pencarian sumber-sumber sejarah dpat terarah dan tepat sasaran.Pemilihan topik penelitian dapatdidasarakan pada unsur-unsur berikut ini:1.BernilaiPeristiwa sejarah yang diungkap tersebut harus bersifat unik, kekal, abadi.2.Keaslian (Orisinalitas)Peristiwa sejarah yang diungkap hendaknya berupa upaya pembuktian baru atau ada pandangan baru akibat munculnya teori dan metode baru3.Praktis dan EfesienPeristiwa sejarah yang diungkap terjangkau dalam mencari sumbernya dan mempunyai hubungan yang erat dengan peristiwa itu.4.KesatuanUnsur-unsur yang dijadikan bahan penelitian itu mempunyai satu kesatuan ide.

Page 10: PRINSIP DASAR SEJARAH LISAN

B.LANGKAH-LANGKAH DALAM PENELITIAN SEJARAH

Setelah menentukan topik penelitian selanjutnya meliputi langkah-langkah sebagai berikut:1.HEURISTIK (Pengumpulan Data)Heuristik merupakan langkah awal dalam penelitian sejarah untuk berburu dan mengumpulkan berbagi sumber data yang terkait dengan masalah yang sedeang diteliti.misalnya dengan melacak sumber sejarah tersebut dengan meneliti berbagai dokumen, mengunjungi situs sejarah, mewawancarai para saksi sejarah.2.KRITIK (VERIFIKASI)Kritik merupakan kemampuan menilai sumber-sumber sejarah yang telah dicari (ditemukan). Kritik sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik intern.a.Kritik Eksternkritik ekstern di dalam penelitian ilmu sejarah umumnya menyangkut keaslan atau keautentikan bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber sejarah, seperti prasasti, dokumen, dan naskah.Bentuk penelitian yang dapat dilakukan sejarawan, misalnyatentang waktu pembuatan dokumen itu (hari dan tanggal) atau penelitian tentang bahan (materi) pembuatan dokumen itu sndiri.Sejarawan dapat juga melakukan kritik ekstern dengan menyelidiki tinta untuk penulisan dokumen guna menemukan usia dokumen. Sejarawan dapat pula melakukan kritik ekstern dengan mengidentifikasikan tulisan tangan, tanda tangan, materai, atau jenis hurufnya.b.Kritik InternKritik Intern merupakan penilaian keakuratan atau keautentikan terhadap materi sumber sejarah itu sendiri. Di dalam proses analisis terhadap suatu dokumen, sejarawan harus selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan di dalam dokumen itu sendiri secara menyeluruh. Unsur dalam dokumen dianggap relevan apabila unsur tersebut paling dekat dengan apa yang telah terjadi, sejauh dapat diketahui berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber terbaik yang ada.

Page 11: PRINSIP DASAR SEJARAH LISAN

3.INTERPRETASI (penafsiran)Interfretasi adalah menafsirkan fakata sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta yang ada kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang sempit. Bagi sejarawan akademis, interfretasi yang bersifat deskriptif sajabelum cukup. Dalam perkembangan terakhir, sejarawan masih dituntut untuk mencari landasan penafsiran yang digunkan.

4.HISTORIOGRAFY (Penulisan Sejarah)Historiogray adalah oses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah. Setelah melakukan penafsiran terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibavca orang lain. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisan nya. Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan.

Page 12: PRINSIP DASAR SEJARAH LISAN

PRINSIP-PRINSIP DASAR DALAM PENELITIAN SEJARAH LISAN.•

Metode sejarah lisan adalah suatu metode pengumpulan data atau bahan guna penulisan sejarah yang dilakukan sejarawan melalui wawancara terhadap para pelaku sejarah yang ingin diteliti. Di Indonesia metode wawancara dalam penulisan sejarah mulai dikembangkan dengan diawali adanya proyek sejarah lisan yang ditangani oleh Badan Arsip Nasional.Berkembangnya metode wawancara dalam penulisan sejarah di Indonesia dilatarbelakangi oleh sulitnya menemukan jejak masa lampau berupa dokumen yang sezaman serta makin berkembangnya perhatian studi sejarah yangmengarah ke subyek masyarakat berupa orng kecil dalam peristiwa kecil yang biasanya tidak meninggalkan jejak berupa dokumen.Wawancara adalah kegiatan melakukan tanya jawab dengan narasumber untuk mendapatkan keterangan tertentu. Wawacara merupakan teknik pengumpulan data yang amat penting dalam penelitian survey selain teknik utama berupa Observasi. Oleh karena itu, dalam penelitian survei, teknik wawancara merupakan pembantu utama dari metode Observasi.

Page 13: PRINSIP DASAR SEJARAH LISAN

Teknik pengumpulan data dengan wawancara terbagi menjadi tiga macam:•

1.Poll Type InterviewWawancara dialkukan dengan cara mengajukan pertanyaan dengan jawabanyang etalah ditentukan, narasumber tinggal memilih jawaban yang ada.2.Open Type InterviewWawancara dilakuakn dengan cara pertanyaan ditentukan terlebih dahulu, sedangkan narasumber dapat menjawab bebas.3.Nonstructured InterviewWawancara dilakukan dengan cara pertanyaan ataupun jawaban tidak ditentukan sebelumnya.Teknik wawancara merupakan teknik yang bersifat pelengkap artinya wawancara digunakan untuk melengkapi data atau informasi yang berasal dari sumber dokumen. amun apabila dumber dokumen tidak ada barulah informasi hasil wawancara dapat dianggap sebagai bahan pokok penelitian.