Prinsip Biaya Historis

2

Click here to load reader

Transcript of Prinsip Biaya Historis

Page 1: Prinsip Biaya Historis

.  Prinsip Biaya Historis ( Historical Cost Principle)

Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva. utang, modal, dan biaya. Yang dimaksud dengan-harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetuiui oleh kedua belah pihak vang tersangkut dalam transaksi.  Harga perolehan ini harus terjadi dalam transaksi di antara dua belah pihak yang bebas (arm's-length transaction). Harga pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva, utang, modal atau transaksi lainnya.

Dibawah prinsip biaya historis, harga jual-beli atau biaya yang dikeluarkan pada saat transaksi terjadi merupakan dasar awal pencatatan harta dan hutang. Prinsip ini digunakan pada pencatatan awal disebabkan biaya perolehan biasanya merupakan penaksiran yang paling baik untuk nilai pasar wajar dari harta atau hutang.12Pada saat kas tidak keluar pada tanggal transasksi pembelian, sebagaimana ketika perusahaan memperoleh sebuah mesin dengan mengeluar-kan saham, harga jual- beli historis ditentukan dengan mengacu kepada harga pasar wajar dari barang diterima atau diserahkan, dengan memilih diantaranya yang mana yang lebih jelas tertentukan.

Setelah tanggal perolehan atau jual beli, kelanjutan penggunaan biaya historis, dikurangi dengan penyusutan, jika dapat diterapkan, selalu menghasilkan data harta dengan nilai masa lampau pada laporan. Nilai harta dapat berubah disebabkan faktor inflasi, perubahan permintanaan dan penawaran, teknologi, dan faktor-faktor lainnya. Oleh karenanya biaya historis dapat menjadi tidak relevan bagi pengambilan keputusan. Dibawah GAAP, nilai harta yang tertera dalam neraca dapat berubah sewaktu-waktu atau berkurang hingga menjadi nilai pasar jika nilai pasar yang berlaku lebih rendah dari biaya historisnya. Tetapi nilai harta jarang sekali bertambah lebih besar atau dilaporkan diatas biaya historis. Banyak akuntan meyakini mutu laporan yang dapat teruji keandalanya, nilai transaksi nyata dalam laporan keuangan lebih memberikan kemungkinan ketidak-beruntungan dari data yang telah

kuno (out of date). Dengan kata lain banyak akuntan akan mengutamakan untuk mempertahankan relevan agar lebih meningkatkan keandalan data laporan.