prinsip asepsis prabedah

30
PENDAHULUAN Praktek kedokteran gigi melibatkan banyak komponen,termasuk didalamnya Pasien dan tenaga kesehatan. Kemungkinan untuk terpapar infeksi silang sangatlah besar khususnya tenaga kesehatan. Kesadaran pasien dan professional kesehatan tentang adanya bahaya potensial yang berkaitan dengan kontaminasi silang makin meningkat karena adanya publikasi dan usaha pendidikan mengenai AIDS. Bukti-bukti menunjukkan bahwa tingkat resiko bagi dokter gigi dan stafnya berkaitan langsung dengan kontaknya terhadap darah. Sejalan dengan bermunculannya kasus penyakit menular yang semakin tinggi oleh karena itu, semua prosedur yang mengakibatkan keluarnya darah, menempatkan dokter gigi dan stafnya pada resiko tinggi, terhadap penyakit- penyakit seperti AIDS, virus Hepatitis B, tuberkolosis dan lain-lain. Untuk menghindari atau memperkecil terjadinya infeksi, maka seharusnya seorang praktisi dokter gigi memperhatikan tindakan asepsis, artinya dalam melakukan pekerjaan diklinik diupayakan untuk menjauhkan segala kemungkinan terjadinya kontaminasi dari kuman mikroorganisma. Tindakan mensucihamakan atau desinfeksi, tidak hanya dilakukan terhadap alat-alat yang dipergunakan saja, tetapi lebih menyeluruh terhadap semua yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan luka. 1

Transcript of prinsip asepsis prabedah

Page 1: prinsip asepsis prabedah

PENDAHULUAN

Praktek kedokteran gigi melibatkan banyak komponen,termasuk didalamnya

Pasien dan tenaga kesehatan. Kemungkinan untuk terpapar infeksi silang sangatlah

besar khususnya tenaga kesehatan. Kesadaran pasien dan professional kesehatan

tentang adanya bahaya potensial yang berkaitan dengan kontaminasi silang makin

meningkat karena adanya publikasi dan usaha pendidikan mengenai AIDS. Bukti-

bukti menunjukkan bahwa tingkat resiko bagi dokter gigi dan stafnya berkaitan

langsung dengan kontaknya terhadap darah.

Sejalan dengan bermunculannya kasus penyakit menular yang semakin tinggi

oleh karena itu, semua prosedur yang mengakibatkan keluarnya darah, menempatkan

dokter gigi dan stafnya pada resiko tinggi, terhadap penyakit-penyakit seperti AIDS,

virus Hepatitis B, tuberkolosis dan lain-lain.

Untuk menghindari atau memperkecil terjadinya infeksi, maka seharusnya

seorang praktisi dokter gigi memperhatikan tindakan asepsis, artinya dalam

melakukan pekerjaan diklinik diupayakan untuk menjauhkan segala kemungkinan

terjadinya kontaminasi dari kuman mikroorganisma. Tindakan mensucihamakan atau

desinfeksi, tidak hanya dilakukan terhadap alat-alat yang dipergunakan saja, tetapi

lebih menyeluruh terhadap semua yang berhubungan langsung atau tidak langsung

dengan luka.

Pekerjaan desinfeksi harus meliputi :

1. Evalusi pasien

2. Proteksi operator dan tim

3. Pasien

4. Alat-alat yang dipergunakan

Evaluasi Pasien

Pada awalnya informasi riwayat medik dari pasien merupakan prosedur tata

laksana Pasien yang komprehensip. Dari informasi ini kita dapat mengevaluasi

adanya kemungkinan penyakit atau riwayat Pasien yang dapat menyebabkan

infeksi silang pada saat operasi.

Pada pasien yang beresiko, walaupun dengan memakai teknik sterilisasi yang

adekuat dan antibiotic yang poten, luka paska bedah terjadi 2-9% dari seluruh

tindakan bedah. Bakteri ditemukan 90% pada daerah bedah walaupun dilakukan

1

Page 2: prinsip asepsis prabedah

tindakan aseptic. National Academy of science / National Reaserch Council

(NAS/NRC) .

Proteksi Operator Tim dan kamar operasi

Tindakan kontrol infeksi yang dibuat untuk membatasi atau mengurangi

kontaminasi siulang adalah cerminan langsung dari sikap dokter gigi. Beberapa hal

yang penting untuk diperhatikan oleh operator khususnya seorang dokter gigi sebagai

penentu keberhasilan rencana pengontrolan infeksi pada kamar operasi atau

lingkungan klinik dokter gigi.

Prinsip bedah yang utama adalah mencegah terjadinya infeksi luka sepanjang

yang dapat dilakukan oleh manusia, sehingga bibit penyakit kedalam ruang operasi

(RO) dapat ditekan sekecil mungkin. Untuk melakukan ini, pakain petugas harus

bersih selama memasuki RO. Tidak seorangpun boleh masuk ke ruang operasi dengan

memakai pakaian luar atau pakaian yang telah dipakai dimana saja disekitar rumah

sakit. Selanjutnya setiap orang yang ikut serta dalam operasi pasen yang mengalami

infeksi harus mandi dan mengenakan pakaian operasi yang bersih sebelum membantu

operasi berikutnya. Sebelum meninggalkan RO, setelah menangani kasus infeksi,

petugas harus meletakan pakaian operasi pada tempat yang telah disediakan untuk itu.

Pakaian operasi yang biasa, terbuat dari kain katun dengan lengan pendek. Kemejanya

dimasukan kedalam celana panjang, jadi tidak dibiarkan menggantung di luar.

Pakaian dalam juga terbuat dari kain katun.

Sebelum memasuki ruangan operasi, petugas harus mengenakan topi dan masker.

Topi hendaknya menutupi seluruh rambut kepala dan masker menutupi hidung.

Ketika mengenakan masker yang mempunyai timah penguat disepanjang tepi atasnya

dapat dibentuk sesuai dengan lengkung hidung sehingga udara ekpirasi tidak mengalir

keatas dan mengaburkan lensa adalah dengan menggosok kacamata dengan sabun

biasa dan mengkilatkannya

Triad Barrier

Untuk membatasi kontaminasi silang pada dokter gigi, staf dan pasien, maka

digunakan triad barrier yaitu masker, sarung tangan, dan kaca mata pelindung.

1. Sarung tangan uji disposibel non steril bisa digunakan untuk kebanyakan

prosedur kedokteran gigi. Sarung tangan yang umum digunakan dan dianggap

2

Page 3: prinsip asepsis prabedah

memenuhi syarat adalah jenis Lateks. Apabila sterilitas sangat diperlukan,

gunakan sarung tangan yang steril.

2. Masker digunakan untuk melindungi mukosa oral dari percikan cairan. Masker

bedah dan masker biasa dianggap cukup adekuat untuk melindungi operator

selama prosedur operasi berlangsung. Masker yang baik yaitu yang dapat

menyaring sampai dengan 95% partikel yang berukuran 3-5 mikron. Masker

juga harus diganti setiap ganti pasien.

3. Kaca mata pelindung, Selama perawatan gigi dan mulut mungkin saja timbul

atau adanya cipratan cairan dari instrument putar sehingga dapat

mengkontaminasi mata

Mencuci Tangan

Tujuan mencuci tangan dalam pembedahan adalah untuk mengangkat

mikroorganisme, kotoran, tanah, minyak, losion dari tangan operator dan anggota tim

bedah

Keadaan ini akan tercapai melalui:

1. Proses mekanis (sikat) yang mengangkat kotoran dan mikroorganisme

sementara (transient microorganism) dengan gesekan

2. Proses kimiawi dengan mengurangi bakteri kulit yang menetap (resident skin

bacteria) dan mikroorganisme yang non aktif dengan bahan mikrobisida atau

antiseptic.

Hal ini akan menjaga populasi mikroba dalam jumlah minimum dengan menekan

pertumbuhan dan oleh karena itu akan mengurangi bahaya kontiminasi mikroba pada

luka oleh bakteri kulit.

3

Page 4: prinsip asepsis prabedah

Peralatan mencuci tangan

Peralatan berikut ini diperlukan untuk prosedur cuci tangan yang baik

- Sebuah bak cuci yang dalam dan cukup lebar untuk mencegah percikan air

- Persediaan air yang dapat dikendalikan oleh kaki

- Sikat pengosok yang diresapi bahan detergen anti septic

Tata Cara Mencuci Tangan

Agar yakin cuci tangan yang kita lakukan sudah benar, maka seluruh seluruh

petugas medis harus memperhatikan petunjuk-petunjuk berikut:

1. Tidak seorangpun dengan luka terbuka, luka bakar, atau lesi kulit lainnya pada

tangan diperbolehkan untuk cuci tangan.

2. Lepaskan semua perhiasan.

4

Page 5: prinsip asepsis prabedah

3. Gunakan sikat

4. Buka dan keluarkan pembersih kuku dari dalam kemasan

5. Dibawah air mengalir, bersihkan bagian bawah kuku jari secara teliti (kuku

jari harus pendek dan bebas dari cat kuku)

6. Mulailah menyikat telapak tangan kemudian secara berurutan sikat setiap jari,

dan punggung tangan. Lanjutkan pada seluruh permukaan selama 2 menit

dengan perhatian khusus pada jari dan daerah kutikula

7. Dilanjutkan dengan menyikat lengan keatas sampai dibawah siku selama 30

detik. Jangan kembali ketangan atau kedaerah pergelangan tangan yang sudah

di sikat

8. Setelah 30 detik, pindahkan sikat dari tangan yang belum disikat ke tangan

yang sudah disikat dan ulang cara seperti diatas

9. Setelah langkah ke-6 selesai, sikat ulang kedua telapak tangan selama 30 detik

5

Page 6: prinsip asepsis prabedah

10. Buang sikat (tata cara cucui tangan yang lazim menghabiskan waktu sekitar 5

½ menit.

11. Bilas tangan dan lengan kita

dibawah air yang mengalir,

bersihkan satu tangan dan lengan,

biarkan air menetes dari siku.

Ulangi cara ini untuk tangan dan

lengan lainnya. angkat tangan

keatas sehingga air menetes dari

siku, tidak dari ujung jari.

Mengeringkan Tangan

Setelah mencuci tangan, keringkan dengan handuk steril sebelum mengenakan

jubah steril. Untuk mengeringkan tangan dan lengan, pegang handuk yang terlipat

dengan jari-jari kedua tangan dan jauhi meja atau orang lain sehingga anda tidak

mungkin menyentuh sesuatu. Buka handuk itu dan letakkan satu ujung handuk

pada tangan yang bebas, lakukan dengan keyakinan bahwa handuk itu tidak

menyentuh sesuatu yang tidak steril.

6

Page 7: prinsip asepsis prabedah

Handuk yang sudah dipakai (bagian handuk yang tidak steril) tidak dipertemukan

lagi dengan daerah yang kering. Pegang bagian handuk yang masih steril dengan

tangan yang bebas dan mulai keringkan tangan dan lengan yang bebas dan mulai

keringkan tangan dan lengan yang satunya lagi. Buang handuk pada tempat yang

dibuat untuk itu, hati-hati dalam melakukannya agar tidak menyetuh sesuatu.

Memakai Jubah Operasi

Jubah yang steril dipakai untuk menutup pakaian yang terkontaminasi yang

dapat menyebabkan infeksi dari pasien. Sebelum jubah steril digunakan, gunakan

handuk steril untuk mengeringkan tangan setelah prossedur cuci tangan selesai.

Tata Cara Memakai jubah operasi DanSarung Tangan Tanpa Bantuan Perawat

(Scrub Nurse)

Bila memakai jubah dan sarung tangan tanpa bantuan perawat, semua petugas

RO harus memperhatikan petunjuk-petunjuk berikut.

1. Sebelum mencuci tangan, buka jubah steril pada permukaan yang datar.

Dengan pinset, letakkan sarung tangan dibalik pembungkus steril disamping

jubah dan kemudian baru mencuci tangan

2. Waktu memasuki ruang operasi, angkat handuk yang terlipat dari kemasannya

tanpa menyentuh sarung tangan atau bungkus kertas steril

3. Menjauhlah dari kemasan, buka handuk seluruhnya pegang handuk agak jauh

sehingga tidak terkontaminasi oleh sentuhan baju atau pakaian yang tidak

steril.

4. Gunakan sebagian handuk untuk mengeringkan satu tangan dan kemudian

diteruskan keatas lengan sampai siku. Jangan kembali ke daerah yang sudah

dikeringkan

5. Setelah lengan pertama dikeringkan, balikin handuk dan gunakan ssebagian

sisanya untuk mengeringkan tangan yang lain lalu lengan

6. Jatuhkan handuk kertas kedalam keranjang sampah atau keranjang untuk

pakaian

7. Angkat jubah yang terlipat dari kemasan steril tanpa menyentuh bungkus

sarung tangan atau pembungkus yang steril. Ingat tangan memang bersih, tapi

tidak steril

7

Page 8: prinsip asepsis prabedah

8. wPegang tepi leher yang ada, buka jubah didepan anda tapi hanya menyentuh

bagian dalam jubah. Pastikan anda berada dalam ruang yang cukup luas untuk

membuka jubah tanpa menyentuh pakaian. Berdirilah jauh dari pintu.

9. Temukan lubang lengan pada jubah dan masukan kedua lengan kedalamnya.

Jangan biarkan tangan anda melewati manset jubah ketika melakukan teknik

sarung tangan tertutup.

10. Perawat keliling (Circulating Nurse) yang ada di ruang operasi akan

memegang bagian dalam jubah dan menarik lengan jubah keatas. Kemudian

mengikat tali leher dibelakang, hanya boleh menyentuh bagian dalam jubah

yang terkontaminasi.

8

Page 9: prinsip asepsis prabedah

11. Lakukan teknik sarung tangan tertutup

12. Setelah anda memakai sarung tangan, berikan pelindung yang membungkus

tali pengikat dari panel belakang kepada circulating nurse diruang operasi

13. Selama perawat tersebut memegang kertas pelindung, berputarlah 360 derajat

kemudian ambil tali dari bungkus pelindung dan ikat tali pinggang di depan.

Tata Cara Memakai Jubah Dan Sarung Tangan Dengan Bantuan Perawat

Waktu menggunakan jubah dan sarung tangan dengan bantuan perawat, semua

petugas bedah sebaiknya memperhhatikan pentujuk-petunjuk sebagai berikut:

1. Setelah anda selesai mencuci tangan, terimalah handuk yang terbuka dengan

satu tangan. Kcringkan tangan anda dengan cara yang sama seperti yang

dijelaskan sebelumnya.

2. Perawat pembantu akan membuka jubah dan menunjukan lubang lengan pada

anda sehingga anda tinggal memasukan lengan kedalam jubah sementara

perawat masih memegangnya. Perawat memakai sarung tangan untuk

perlindungan selama membantu mengenakan jubah kepada dokter

3. Tali pinggang dipakai dengan cara yang sama seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya, setelah anda memakai sarung tangan.

Bila petugas meninggalkan ruang operasi dengan menanggalakan jubah dan

sarung tangan, maka sebelum masuk kedaerah steril, harus mencuci tangan lagi

selama 51/2 menit sebelum jubah dan sarung tangan dipakai kembali.

Memakai Sarung Tangan

9

Page 10: prinsip asepsis prabedah

Sarung tangan steril mempunyai dua tujuan yaitu menutupi permukaan tangan

yang tidak steril dari anggota tim bedah, sehingga melindungi pasien dari kontaminasi

dan sebaliknya melindungai tim dari kontaminasi oleh pasien. Agar yakin pas, maka

semua sarung tangan dengan ukuran sesuai harus tersedia untuk semua anggota tim

bedah.

Tata Cara Memakai Sarung Tangan tertutup

Teknik sarung tangan tertutup merupakan metode pilihan dalam mengenakan

sarung tangan. Tetapi apabila sarung tangan dengan cara ini terkontaminasi

penggantian dilakukan dengan menggunakan teknik sarung tangan terbuka.

Jika mengunakan teknik sarung tangan tertutup, semua petugas bedah

hendaknya memperhatikan petunjuk-petunjuk berikut:

1. Kapan saja anda mengenakan sarung tangan steril, dengan teknik apapun,

perlu diingat bahwa kulit tidak boleh menyentuh bagian luar sarung tangan

untuk menjaga sterilitasnya.

2. Dengan tangan tertutup jubah, ambil sarung tangan pertama dari kemasannya.

Jangan biarkan tangan keluar dari kelim manset jubah

3. Letakkan sarung tangan pada lengan jubah dan ibu jari sarung tangan pada ibu

jari sarung tangan, dengan jari-jari menunjuk kearah siku.

4. Pegang bagian bawah manset dengan jari-jari tangan yang terlindungi dari

tangan yang akan dipakai sarung tangan.

5. Pegang bagian atas manset dengan tangan lainnya, yang terbungkus jubah.

6. Naikkan manset bagian atas diatas manset jubah dari tangan yang akan

dipakaikan sarung tangan

7. Pegang manset sarung tangan dan manset jubah secara bersamaan dan

masukan jari-jari kedalam sarung dan atur letaknya

8. Untuk memakai sarung tangan kedua ulangi cara kedua sampai ketujuh

9. Teknik sarung tangan tertutup adalah cara yang paling disukai jika harus

memakai sarung tangan sendiri

10. Bersihkan bubuk pelican dari sarung tangan sebelum memulai pembedahan.

Tata Cara Teknik Sarung Tangan Terbuka

Jika menggunakan teknik sarung tangan terbuka, semua petugas harus

memperhatikan petunjuk-petunjuk berikut:

10

Page 11: prinsip asepsis prabedah

1. Tangan perawat pembantu(scurb nurse) diulurkan sampai keluar dari manset

jubah

2. Bungkus kertas dibuka dengan menggunakan kedua tangan. Pembungkus ini

harus di buka sehingga kertas tidak tertutup rapat dan bila kurang hati-hati

akan mengkontaminasi sarung tangan.

3. Dengan tangan, angkat sarung tangan dengan memegang tepi manset yang

terlipat daerah ini merupakan daerah dalam sarung. Pertahankan manset yang

terlipat 3inci itu dan jauhilah dari kemasan.

4. Sisipkan tangan kita kedalam sarung tangan, dan dengan hati-hati masukan

jari-jari lalu tarik manset sarung tangan secara bertahap disekelilingnya

sehingga lipatan manset yang 3 inchi itu dapat tetap dipertahankan. Usahakan

untuk menarik manset sarung tangan sampai menutupi manset jubah.

5. Angkat sarung tangan kedua dari kemasannya dengan cara memegang tepi

manset oleh tangan kedua. Letakan jari-jari tangan pertama (yang telah

memakai sarung tangan)dibawah lipatan manset yang berukuran3 inci itu dan

masukan tangan kedua seperti cara ke-4

11

Page 12: prinsip asepsis prabedah

6. Bila manset sarung tangan diatas manset jubah, balikluruh lipatan manset

sampai menutupi seluruh manset jubahsehingga hanya tampak bagian sarung

tangan yang steril.

7. Seperti pada pemakaian sarung tangan kedua, letakkan jari-jari yang telah

memakai sarung tangan dibawah manset sarung tangan, dan balik lipatan

manset di atas manset jubah sehingga tampak sisi tangan yang steril.

8. Bersihkan bubuk pelican dari sarung tangan sebelum memulai pembedahan.

Tata Cara Memakaikan Sarung Tangan Kepada Dokter Bedah

Ketika memakaikan sarung tangan kepada dokter bedah, perawat pembantu

sebaiknya memperhatikan petunjuk-petunjuk berikut:

1. Perawat memegang sarung tangan, mempertahankan lipatan manset dan

memastikan ibu jari sarung tangan menghadap dokter bedah.,

2. Manset direnggangkan sehingga tangan dokter bedah dapat masuk kedalam

sarung tangan dan memungkinkan untuk menarik manset sarung tangan

sampai melewati bagian atas manset jubah tanpa tergulung

3. Cara ke-2 diulangi untuk pemakaian sarung tangan berikutnya dari dokter

tersebut

4. Seringkali dokter bedah membantu pada waktu memakai sarung tangan kedua

dengan meletakkan tangan bersarung dibawah manset bersamaan dengan

tangan.

5. Dokter bedah cendrung memasukkan tangannya kedalam sarung tangan secara

paksa, maka perawat memegang sarung tangan dengan kuat

12

Page 13: prinsip asepsis prabedah

Tata Cara Melepaskan Sarung Tangan Yang Terkontaminasi

1. Setiap sarung tangan yang sterilitasnya diragukan dianggap terkontaminasi

mintalah circulating nurse untuk melepaskannya

2. Pegang sarung tangan pada permukaan palmar dengan baik dibawah manset

dan lepaskan.

3. Jangan menyentuh jubah

4. Jangan menyentuh kulit tangan

5. Jika sarung tangan robek, berhati-hatilah dalam melepaskannya

6. Setelah sarung tangan terkontaminasi dilepaskan, manset jubah sebaiknya

tidak ditarik menutup tangan. Pada saat memakai sarung tangan kembali, anda

harus memakai teknik sarung tangan terbuka atau anggota tim bedah lainnya

memakaikannya untuk anda.

Menanggalkan Jubah Yang Terkontaminasi

Jika jubah terkontaminasi dan perlu diganti, pertama kali ditanggalkan jubah

dan kemudian arung tangan. Hal ini memungkinkan anda untuk mengenakan kembali

13

Page 14: prinsip asepsis prabedah

jubah dan sarung tangan tanpa perlu mencuci tangan lagi. Jika sarung tangan sarung

tangan dilepaskan terlebih dahulu, diikuti dengan jubah yang tidak steril, maka harus

dilakukan cuci ulang sebelum memakai kembali jubah dan sarung tangan.

PERSIAPAN PASIEN PRABEDAH

Persiapan prabedah penting sekali untuk memperkecil resiko operasi karena

hasil akhir suatu pembedahan sangat tergantung pada penilaian penderita dan

persiapan prabedah. Dalam persiapan inilah ditentukan adanya indikasi dan

kontraindikasi operasi, toleransi penderita terhadap tindakan bedah, dan

ditetapkannya waktu yang tepat untuk melaksanakan pembedahan.

Pengunaan antibiotic pada masa prabedah ditujukan untuk menanggulangi

infeksi agar resiko pembedahan dapat ditekan serendah mungkin. Dalam hal ini

bila pembedahan dapat ditunda, biasanya infeksi diatasi terlebih dahulu. Tetapi

secara khusus antibiotic diberikan untuk tujuan pencegahan infeksi paskabedah.

Infeksi paskabedah dapat terjadi karena menyebarnya kuman dalam tubuh akibat

pembedahan ditempat yang memang penuh kuman, atau masuknya kuman

dalam tubuh melalui luka bedah. Jadi sebenarnya pemberian antibiotic

profilaksis merupakan pelengkap bagi tindakan antisepsis dan asepsis.

Pada pasien yang beresiko, walaupun dengan memakai teknik sterilisasi

yang adekuat dan atibiotik yang poten, luka paskabedah terjadi dari seluruh

tindakan bedah dan ditemukan 90% daerah bedah walaupun dilakukan tindakan

aseptic.

Tindakan asepsis pada persiapan pra bedah dilakukan untuk mempersiapkan

daerah kulit pasien. Kulit didesinfeksi dan diusahakan terhindar dari kontaminasi

sebelum dilakukan insisi bedah

Ada dua jenis persiapan prabedah yaitu pencukuran dan desinfeksi

Rambut pada daerah pembedahan biasanya dicukur sebelum pasien masuk

keruang bedah karena tidak diperbolehkan adanya rambut didaerah bedah yang

steril (kecuali alis mata). Petugas ruang operasi mempersiapkan, menyelubungi

dan mengisolasi daerah yang akan di bedah dengan handuk steril. Sabun bedah

dicairkan dengan air saline steril, dan wadah cairan tesebut ditambahkan spons.

Untuk prosedur yang dilakukan di rongga mulut, muka bagian bawah dan daerah

servikal atas. pertama-tama digosok kulityang termasuk daerah yang akan di

14

Page 15: prinsip asepsis prabedah

bedah digosok kuat dengan sabun operasi dengan menggunakan spons.

Daerah pembedahan ditutup oleh seorang anggota tim bedah yang telah

menggunakan jubah dan sarung tangan. Langkah awal, daerah operasi di isolir

dengan menggunakan handuk, kain atau kertas. Bila operasi yang akan

dilakukan terbatas pada prosedur pada rongga mulut saja seringkali hanya mulut

yang hanya dibiarkan terbuka. Kemudian di tempatkan kertas penutup sepanjang

tubuh dengan ujung terpisah, diikuti oleh penutup kepala kepala berukuran

pendek. Kertas penutup seringkali dilengkapi dengan tepi berperekat sehingga

mempermudah stabilitasnya.

Sterilisasi Instrumen

Sterilisasi adalah suatu proses membunuh dan menghilangkan semua kuman

dan sporanya yang menempel pada suatu objek atau benda.

Peralatan yang digunakan berkontak langsung dengan daerah yang steril yaitu

semua struktur atau jaringan yang tertutup kulit atau mukosa harus steril

sebelumnya.termasuk dalam kategori ini yaitu jarum suntik, scalpel, elevator, bur,

tang dan peralatan untuk implantasi misalnya implant, bahan aloplastik dan bahan

hemostatik. Apabila memungkinkan sebaiknya peralatan disterilisasi dengan

auotklaf. Namun apabila penggunaan autoklaf tidak memungkinkan, dapat

dilakukan cara lain yaitu dengan merendam alat dalam air mendidih selama paling

sedikit 10 menit

Sterilisasi dibagi dalam 4 tahap yaitu :

15

Page 16: prinsip asepsis prabedah

1. Pencucian pra-sterilisasi.

Instrument yang telah dipergunakan, sesegera mungkin dibersihkan / dicuci.

Pada saat melakukan pencucian , jangan lupa untuk memakai triad barrier

yaitu sarung tangan, masker dan kaca mata pelindung. Setelah semau

instrument di cuci dengan menggunakan sabun, kemudian masukkan ke dalam

larutan klorin. Dekontaminasi dengan menggunakan larutan klorin dapat

membunuh virus hepatitis A, b, C dan juga HIV, oleh karena itu proses ini

membuat barang-barang ini lebih aman ditangani oleh staf saat

membersihkannya.

2.

Pembungkusan

Setelah instrument di cuci, maka di lakukan pembungkusan.

3. Proses sterilisasi

Sterilisasi dengan menggunakan uap bertekanan tinggi, merupakan metoda

yang paling efektif untuk membunuh spora yang resisten serta fungus.

Alat-alat yang disterilkan dengan menggunakan autoclave biasaanya

16

Page 17: prinsip asepsis prabedah

dibungkus dulu dalam kasa, biasaanya di sterilisasi dalam satu paket

bedah. Pembungkusan denga kain kasa ini gunanya untuk

mempertahankan sterilitas alat atau bahan beberapa hari di luar autoclave.

Lama waktu sterilisasi dengan menggunakan autoclave adalah 30 menit

pada suhu 1210C (2500F), dengan tekanan 20 pon (10 Kg).

a. Panas kering (Dry Heat)

Teknik ini sering digunakan di kedokteran gigi, dapat mensterilkan

instrument, powder, minyak, dan bahan- bahan lain yang tidak tahan

dengan menggunakan sterilisasi dingin, autoclave dan lain-lain. Kelebihan

dari cara ini adalah tidak merusak kaca, tidak mengakibatkan alat berkarat.

Kerugiannya adalah membutuhkan waktu yang lebih lama bila

dibandingkan autoclave

.

17

Page 18: prinsip asepsis prabedah

b. Sterilisasi secara kimiawi.

Sterilisasi dengan cara merendam semua instrument dalam cairan kimia,

antara lain klorin. Selama 10 jam, dan selama masa perendaman tidak

boleh memasukkan alat-alat baru lagi ke dalam tempat perendaman.

4. Penyimpanan aseptic.

Setelah di sterilkan, alat di simpan pada tempat penyimpanan yang steril.

Kesimpulan

Tindakan kontrol infeksi yang dibuat untuk membatasi atau mengurangi

kontaminasi silang adalah cerminan langsung dari sikap dokter gigi.

Untuk menghindandari atau memperkecil terjadinya infeksi, maka seharusnya

seorang praktisi kedokteran gigi memperhatikan tindakan asepsis. Persiapan

prabedah penting sekali dilakukan untuk memperkecil resiko operasi karena hasil

akhir suatu pembedahan sangat bergantung pada penilaian keadaan penderita dan

persiapan bedah

18

Page 19: prinsip asepsis prabedah

Prinsip asepsis prabedah yang utama adalah mencegah infeksi silang antara

pasien dan operator beserta tim, berkerja dalam lingkungan dan alat yang steril serta

mencegah terjadinya infeksi luka sepanjang yang dapat dilakukan manusia sehingga

bibit penyakit dalam ruang operasi dapat ditekan sekecil mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

.

1. Kruger, G.O., 1979. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. Ed ke-5

Mosby. St.Louis

2. Nealon, T.F dan Nealon, W.H., 1996. Keterampilan Pokok Ilmu Bedah.

Penerjemah:Irene W dan Brahm U. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta

3. Pedersen, G.W., 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Penerjemah Purwanto

dan Basoeseno.EGC Penerbit Buku Kedokteran.Jakarta.

4. Rofix. 2009.Gambar Autoklaf.http://Rofix.wordpress.com/2009/03/08.alat-

alat-laboratorium-mikrobiology./

5. Rouke J Practical Infection Control. Asia Pasific Dental News April-Juni

1997; 26-27

6. Jong, W.D.,1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerjemah R. Sjamsuhidajat.EGC

Penerbit Buku Kedokteran Jakarta.

7. Smouse B. 2001. Antibiotic Prophylakxis. Midwest Institute For Therapy.

Peoria. Http:/www.miit com/abx/htm.

19