Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

25
Prinsip Analisis Fonem Fakultas Sastra Universitas Negeri Mala

description

Materi Kuliah Pengantar Linguistik

Transcript of Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Page 1: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Prinsip Analisis Fonem

Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Page 2: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Bunyi Suatu Bahasa Cenderung Dipengaruhi oleh Lingkungannya

Perhatikan kata berikut!

tinta; mandi; janda; renta; renda; anda; nanti

mampu; jambu; lampu; lambat; rambu; rompi

pincang; panjang; lancang; jenjang; senjang; bincang

nangka; tangga; bangga; jangka; bangkit; sunggi

Adakah pola yang seirama dari deret tersebut?

Deretan bunyi tersebut saling mempengaruhi dan saling menyesuaikan demi

kemudahan pengucapan.

1

Page 3: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Bagaimana menentukan bunyi yang sefonetis?

Page 4: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Peta Vokoid Berdasarkan Bunyi Sefonetis

Page 5: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Peta Kontoid Bunyi Sefonetis

Page 6: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Sistem Bunyi Suatu Bahasa Berkecenderungan Bersifat Simetris

Bunyi “Serumpun”

Bunyi hambat bilabial: /p/; /b/; /m/

Bunyi hambat dental: /t/; /d/; /n/

Bunyi hambat palatal: /c/ dan /j/

Bunyi hambat velar: /k/ dan /g/

Nasal palatal: /ñ/ Nasal velar: /ŋ/

Pemikiran pola simetris bisa dikembangkan pada sistem bunyi yang lain ketika

menemukan fonem-fonem yang menyangkut bunyi-bunyi bahasa yang diteliti.

2

Page 7: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Bunyi-bunyi Suatu Bahasa Cenderung Berfluktuasi

Dengarkan!

Hal itu disebabkan oleh semakin menguatnya perekonomian AS.

[sǝmakîn] atau [sǝmaŋkîn] atau [sǝmakin] Tidak mengubah makna

Gejala fluktuasi sering dilakukan penutur bahasa, namun dalam batas yang

wajar (tidak sampai mengubah makna).

3

Page 8: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Bunyi-bunyi Yang Mempunyai Kesamaan Fonetis Digolongkan Tidak Berkontras Apabila Berdistribusi Komplementer dan/atau Bervariasi Bebas

Baca kata berikut!

Katak

Tidak

Maklum

Akhir

Khilaf

Khusus

Tidak berkontras adalah tidak membedakan makna

Bunyi dikatakan berdistribusi komplementer apabila bunyi yang mempunyai kesamaan fonetis tersebut saling menginklusifkan.

4

Page 9: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Bunyi-bunyi yang Mempunyai Kesamaan Fonetis Digolongkan ke Dalam Fonem yang Berbeda Apabila Berontras Dalam Lingkungan yang Sama atau Mirip

Perhatikan!

[juri] - [duri]

[saku] - [paku]

[ceri] - [jari]

[garang] - [kerang]

Untuk mengetahui kontras tidaknya bunyi-bunyi suatu bahasa, dilakukan

dengan cara pasangan minimal, yaitu penjajaran dua atau lebih bentuk

bahasa terkecil dan bermakna dalam bahasa tertentu yang secara ideal

(berbunyi) sama, kecuali satu bunyi yang berbeda.

5

Page 10: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Prosedur Analisis Fonem

Page 11: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

12

3

4

5

67

8

9

10

11

12

Langkah Analisis Fonem

Page 12: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Mencatat Korpus Data Setepat Mungkin dalam Transkripsi Fonetis

Korpus data diamblil untuk kemudian ditranskripsikan agar ucapan yang diteliti bisa didengar ulang untuk memantapkan hasil transkripsi fonetis.

Contoh: Dari sebuah perekaman data, didapatkan data sebagai berikut.

[#pa+pan#] ‘papan’ [#kɛ+mah#] ‘kemah’ [#kO+ta#] ‘kota’

[#ra+tap’#] ‘ratap’ [#bǝ+sar#] ‘besar’

[#pi+kîr#] ‘pikir’ [#si+pat’#] ‘sifat’

[#pǝ+pa+ya#] ‘pepaya’ [#kɛ+cap’#] ‘kecap’

[#fa+mi+li#] ‘famili’ [#pa+ham#] ‘faham’

[#pa+sar#] ‘pasar’ [#pa+pa+ya#] ‘pepaya’

[#kǝ+lap’+kǝ+lip’#] ‘kelap-kelip’ [#tap’+tu#] ‘taptu’

[#ku+ku#] ‘kuku’ [#ki+cap’#] ‘kicap’

[#fi+kîr#] ‘pikir’ [#si+fat’#] ‘sifat’

[#pa+mi+li#] ‘famili’ [#fa+ham#] ‘paham’

1

Page 13: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Mencatat Bunyi yang Ada dalam Korpus Data ke Dalam Peta Bunyi

Setelah data ditranskrip, kemudian catat ke dalam peta bunyi!

Contoh: Dari hasil transkripsi fonetis, diperoleh bunyi-bunyi sebagai berikut.

a. Bunyi Vokoid

b. Bunyi Kontoid

2

Depan Tengah Belakang

Tinggi i u

Agak tinggi î ǝ

Agak rendah ɛ O

Rendah a a

Bilabial Labio-Dental

Apiko-Dental

Alveolar Palato-Alveolar

Palatal Velar Glotal

Plosif p p’b

t t’d

k k’

Afrikatif C

Frikatif F s h

Lateral l

Tril r

Flap

Nasal m n

Semivokal

y

Page 14: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Memasangkan Bunyi-Bunyi yang Dicurigai Karena Mempunyai Kesamaan Fonetis

Memilah bunyi-bunyi yang mempunyai kesamaan fonetis.

Contoh: Dalam data transkripsi, ditemukan bunyi yang mempunyai kesamaan fonetis sebagai berikut.

[p] – [p’] [l] – [r] [i] – [u]

[p] – [b] [m] – [n] [î] – [ɛ]

[t] – [t’] [a] – [O] [ǝ] – [a]

[t] – [d] [i] – [î]

[k] – [?] [î] – [O]

3

Page 15: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Mencatat Bunyi-Bunyi Selebihnya Karena Tidak Mempunyai Kesamaan Fonetis

Pilah bunyi-bunyi yang tidak mempunyai kesamaan fonetis!

Contoh: Dalam data, bunyi yang tidak mempunyai kesamaan fonetis adalah bunyi [s]; [c]; dan [h].

4

Page 16: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Mencatat Bunyi-Bunyi yang Berdistribusi Komplementer

Catat bunyi-bunyi yang berdistribusi komplementer!

Contoh: Dalam transkripsi, bunyi yang berdistribusi komplementer adalah sebagai berikut.

[#pa+pan#] ‘papan’ [#pa+sar#] ‘pasar’

[#pi+kîr#] ‘pikir’ [#pǝ+pa+ya#] ‘pepaya’

[#fa+mi+li#] ‘famili’ [#fi+kîr#] ‘pikir’

[#pa+mi+li#] ‘famili’ [#pa+ham#] ‘faham’

[#pa+pa+ya#] ‘pepaya’ [#fa+ham#] ‘paham’

Ternyata, [p] sebagai onset silaba

[p’] sebagai koda silaba

Jadi, [p] dan [p’] alofon dari fonem yang sama, yaitu /p/.

5

Page 17: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Mencatat Bunyi-Bunyi yang Bervariasi Bebas

[p] [f]

Golongan 1 Golongan 2 Golongan 3

[#pa+pan#] [#pi+kîr#] [#fi+kîr#]

[#pa+pa+ya#] [#pa+mi+li#] [#fa+mi+li#]

[#pa+sar#] [#si+pat’#] [#si+fat’#]

[#pǝ+pa+ya#] [#pa+ham#] [#fa+ham#]

Ternyata, [f] sebagai onset silaba dalam kata-kata golongan 2

[p] sebagai onsnet silaba bervariasi bebas dengan [f] dalam kata-kata golongan 2

[p] sebagai onset silaba dalam kata-kata golongan 1

Jadi, [p] dan [f] adalah alofon dari fonem yang sama pada kata-kata golongan 2, yaitu fonem /p/

6

Page 18: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Mencatat Bunyi-Bunyi yang Berkontras Dalam Lingkungan yang Sama (Identis)

Bunyi yang berkontras dalam lingkungan yang sama (identis) dicatat.

Contoh: Dari korpus di atas, bunyi [ɛ] dan [i] berkontras dalam lingkungan yang sama, yaitu

[#kɛ+cap’#] ‘kecap’

[#ki+cap’#] ‘kicap’

Lingkungan identisnya adalah [#k...+cap’#]

Jadi, [ɛ] dan [i] adalah alofon dari fonem yang berbeda, yaitu fonem /ɛ/ dan /i/.

7

Page 19: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Mencatat Bunyi-Bunyi yang Berkontras Dalam Lingkungan yang Mirip (Analogis)

Dari korpus di atas, bunyi [a] dan [e] berkontras dalam lingkungan yang mirip, yaitu

[#pa+sar#] ‘pasar’

[#bǝ+sar#] ‘besar’

Lingkungan yang mirip adalah [#p...+sar#] dan [#b...+sar#]

Jadi, [a] dan [ǝ] adalah alofon dari fonem yang berbeda, yaitu fonem /a/ dan / ǝ/.

8

Page 20: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Mencatat Bunyi-Bunyi yang Berubah Karena Lingkungan

Dari korpus di atas, bunyi [k] dan [k] kemungkinan berubah karena lingkungan.

Bukti korpus:

[k] : Plosif, velar mati [k] : Plosif, palatal mati

[#kǝ+lap’+kǝ+lip’#] ‘kelap-kelip’ [#pi+kîr#] ‘pikir

[#ku+ku#] ‘kuku’ [#fi+kîr#] ‘pikir’

[#kO+ta#] ‘kota’ [#kɛ+mah#] ‘kemah’

[#kɛ+cap’#] ‘kecap

[#ki+cap’#] ‘kicap’

Ternyata, [k] jika diikuti oleh vokoid belakang.

[ķ] jika diikuti oleh vokoid depan.

Jadi, [k] dan [ķ] adalah berubah karena lingkungan. Dengan demikian, [k] dan [ķ] adalah alofon dari fonem yang sama, yaitu /k/.

9

Page 21: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Mencatat Bunyi-Bunyi Dalam Inventori Fonetis dan Fonemis, Condong Menyebar Secara Simetris

Jika [p] dan [p’] adalah alofon dari fonem yang sama, yaitu [k], maka berdasarkan premis kesimetrisan, [t] dan [t’] seharusnya juga merupakan alofon dari fonem /t/.

Pembuktian:

[t] [t’]

[#ra+tap’#] ‘ratap’ [#si+pat’#]

[#tap’+tu] ‘taptu’ [#si+fat’#]

[#kO+ta#] ‘kota’

Terbukti: [t] sebagai onset silaba

[t’] sebagai koda silaba

Jadi, [t] dan [t’] adalah alofon dari fonem yang sama, yaitu /t/.

10

Page 22: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Mencatat Bunyi-Bunyi Yang Berfluktuasi

Dalam langkah kedelapan, diketahui bahwa [a] dan [e] adalah alofon dari dua fonem yang berbeda, yaitu /a/ dan

/ǝ/. Namun demikian, dalam korpus juga dijumpai [a] dan [ǝ] pada kata berikut yang tidak membedakan makna.

[#pa+pa+ya#] ‘pepaya’

[#pǝ+pa+ya#] ‘pepaya’

Oleh karena itu, kedua bunyi pada korpus tersebut dianggap sebagai bunyi yang berfluktuasi. Jadi, [a] dan [ǝ]

adalah alofon dari fonem yang sama, yaitu /a/ atau /ǝ/.

11

Page 23: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Mencatat Bunyi-Bunyi Selebihnya Sebagai Fonem Tersendiri

Bunyi-bunyi selebihnya adalah [s], [c], [h] yang merupakan fonem tersendiri, yaitu /s/, /c/, /h/.

12

Page 24: Prinsip Analisis Fonem (Pertemuan IV)-Jali Yulaeni

Latihan penamaan fonem dan penulisan fonetis

Berilah nama untuk fonem berikut!

/anak/

/adik/

/enak/

/nenek/

/tanggul/

/tutup/

/sakit/

Bagaimanakah penulisan fonetisnya?

‘terbang’

‘kedondong’

‘tentara’

‘denah’

‘kapsul’

‘jembatan’

‘pesawat’