Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
-
Upload
mohammad-subhan -
Category
News & Politics
-
view
728 -
download
2
description
Transcript of Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
KEMENTERIAN DALAM NEGERIDIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH
TAHUN 2013
KEMENTERIAN DALAM NEGERIDIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH
TAHUN 2013
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA PENGELOLAAN KEUANGAN DESA YANG BERSUMBER DARI APBD YANG BERSUMBER DARI APBD
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA PENGELOLAAN KEUANGAN DESA YANG BERSUMBER DARI APBD YANG BERSUMBER DARI APBD
PKDPP 58/2005
PP 58/2005
PERDA
•PERMENDAGRI 13 /2006
UU 32/2004UU 33/2004
UU 17/2003
UU 1/2004
UU 15/2004
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGANPENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Peraturan KDH
UU 32/2004UU 33/2004
OMNIBUS REGULATIONS
•PERMENDAGRI 59 /2007
•PERMENDAGRI 21/2011
2Ps. 121 (2 & 4), Ps. 124 (2 &3) UU 32/2004 Peran Sekda
URUSANPemerintahan
Daerah
HAKHAK
KEWAJIBANKEWAJIBAN
•Pendapatan
•Belanja•Pembiayaan
•Pendapatan
•Belanja•Pembiayaan
PENDANAAN URUSAN DAERAH
• Wajib• Pilihan• Concurrent
KELOLAKELOLARKPDRKPD
PP 58/2005PP 38/2007PP 41/2007
PMDN 13/2006 & Perubahannya
1. Memungut Pajak & Retribusi2. Memperoleh Dana
Perimbangan3. Melakukan Pinjaman
1. Sinkronisasi program pusat & daerah2. Mengelola anggaran secara efisien dan
efektif3. Menyampaikan Laporan Keuangan yang
akuntabel Pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasos & fasum, serta jaminan sosial
Tujuan OTDA• Efisiensi &
Efektivitas Sumber daya
• Pelibatan Mayarakan dlm pengambilan keputusan (Demokratisasi)
• Peningkatan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat 3
Urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi wewenang Pemerintah: {Psl 10 (1) & (3)}
Urusan pemerintahan selain Psl 10 (3)dapat dikelola bersama oleh Pemerintah (Pusat), Prov, Kab/Kota Dibagi dgn kriteria Psl 11 (1):
Politik Luar Negeri;Pertahanan;Keamanan;Yustisi;Moneter & Fiskal Nasional; &Agama.
Eksternalitas (scope dampak)Akuntabilitas (distance dampak)Efisiensi (rasio untung-rugi)
Urusan Pemerinta
hUrusan Pemerintahan
Daerah
WAJIBPelayanan
Dasar{Psl 11 (3)}
PILIHANSektor
Unggulan{Psl 11 (3)}
{Psl 10 (5)}
• Menyelenggarakan sendiri;
• Melimpahkan sebgn ursn kpd Gub selaku wkl Pem.;
• Menugaskan sebgn ursn kpda Pem-an Daerah/Pemdes.
Standar Pelayanan Minimal
{Psl 11 (4)}
Pemerintah menyelenggarakan sendiri atau dapat melimpahkan sebagian urusannya kepada perangkatnya atau kepada wakil Pemerintah di daerah, atau menugaskan kepada Pemerintahan Daerah/ Pemerintah desa {Psl 10 (4)}
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN(UU 32 TAHUN 2004)
Diselenggarakan berdasarkan asas otonomi & tugas
pembantuan {Psl 10 (2)}
4
Pendidikan Pendidikan KesehatanKesehatanPekerjaan Umum Pekerjaan Umum Perumahan Perumahan Penataan Ruang Penataan Ruang Perencanaan Pembangunan Perencanaan Pembangunan Perhubungan Perhubungan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup PertanahanPertanahanKependudukan dan Catatan Sipil Kependudukan dan Catatan Sipil Pemberdayaan Perempuan Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Sosial Sosial Tenaga Kerja Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Penanaman Modal Penanaman Modal Kebudayaan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Pemuda dan Olah Raga Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Otda, PUM, AKD, PD, Kepeg,& PersandianOtda, PUM, AKD, PD, Kepeg,& PersandianPemberdayaan Masyarakat dan Desa Pemberdayaan Masyarakat dan Desa StatistikStatistikKearsipan Kearsipan Komunikasi dan InformatikaKomunikasi dan InformatikaKetahanan PanganKetahanan PanganPerpustakaan Perpustakaan
Pertanian Pertanian KehutananKehutananEnergi dan Sumberdaya MineralEnergi dan Sumberdaya MineralPariwisata Pariwisata Kelautan dan Perikanan Kelautan dan Perikanan Perdagangan Perdagangan IndustriIndustriKetransmigrasianKetransmigrasian
URUSAN WAJIB PEMDAURUSAN WAJIB PEMDAURUSAN WAJIB PEMDAURUSAN WAJIB PEMDA URUSAN PILIHAN PEMDAURUSAN PILIHAN PEMDAURUSAN PILIHAN PEMDAURUSAN PILIHAN PEMDA
DISUSUN SESUAI DENGAN URUSAN YG MENJADI KEWENANGAN DAERAH SEBAGAI SATU KESATUAN DALAM SISTEM PERENCANAAN NASIONAL
MENJAMIN KETERKAITAN DAN KONSISTENSI ANTARA PERENCANAAN & PENGANGGARAN, PELAKSANAAN, EVALUASI DAN PENGENDALIAN
JANGKA PANJANG (20 TAHUNAN), JANGKA MENENGAH (5 TAHUNAN) & JANGKA PENDEK (1 TAHUNAN)
SINKRONISASI CAPAIAN TARGET DAERAH DENGAN PUSAT
RPJMDRPJMD
RenstraSKPD
RenstraSKPD
RenjaSKPDRenjaSKPD RKPDRKPD
KUAKUA PPASPPAS
PEDOMANPENYUSUNAN
RKA-SKPD
PEDOMANPENYUSUNAN
RKA-SKPD
RAPERDAAPBD
RAPERDAAPBD
TAPDTAPD
RKA-SKPDRKA-SKPD
Dibahas bersama
DPRD
5 tahun
5 tahun
1 tahun 1 tahun
RKPRKP
RPJMNRPJMN
NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH
NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH
1 tahun 1 tahun
5 tahun
1 tahun
RPJPDRPJPD RPJPNRPJPN
20 tahun 20 tahun
RenstraK/L
RenstraK/L
RenjaK/L
RenjaK/L
5 tahun
1 tahun
pedoman
dijabarkan
pedoman
diacu
pedoman
pedomanpedoman
dijabarkan
diacu
pedoman Diserasikan dg Musrenbang
Diacu
Diperhatikan
KUA = Kebijakan umum anggaranPPAS = Prioritas pagu anggaran sementara
TAPD = Tim anggaran pemdaRKA-SKPD= Rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah
Prinsip-Prinsip Penganggaran
Semua penerimaan baik dalam bentuk uang, maupun Semua penerimaan baik dalam bentuk uang, maupun barang dan/atau jasa dianggarkan dalam APBDbarang dan/atau jasa dianggarkan dalam APBD
Seluruh pendapatan, belanja dan pembiayaan Seluruh pendapatan, belanja dan pembiayaan dianggarkan secara brutodianggarkan secara bruto
Jumlah pendapatan merupakan perkiraan terukur dan Jumlah pendapatan merupakan perkiraan terukur dan dpt dicapai serta berdasarkan ketentuan per-UU-andpt dicapai serta berdasarkan ketentuan per-UU-an
Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah cukup dan harus didukung dengan dasar jumlah cukup dan harus didukung dengan dasar hukum yang melandasinyahukum yang melandasinya
9
BELANJA DAERAH
Pasal 26 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Jo. Pasal 31 ayat (1) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kab/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan concurrent.
Pasal 22 ayat (2) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
Struktur APBD diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan daerah dan organisasi yang bertanggung jawab melaksanakan urusan pemerintahan tersebut.
10
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Kewenangan Desa (Pasal 7 PP No. 72/2005)
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup:a.Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;b.Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa;c.Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota; dand.Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan kepada desa.
12
I. Landasan Pemikiran 1. Daerah memiliki kewenangan membuat
kebijakan-kebijakan ttg desa, terutama:- pelayanan;- peningkatan peran serta;- peningkatan prakarsa; dan - pemberdayaan masyarakat desa yg ditujukan
bagi kesejahteraan masy.2. Keseluruhan belanja daerah diprioritaskan
untuk melindungi & meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dlm upaya memenuhi kewajiban daerah
Lanjutan3. Pelaksanaan ADD dpt meningkatkan peran
pemerintah desa dlm memberikan pelayanan & pemberdayaan masyarakat
4. Desa mempunyai hak utk memperoleh bagi hasil pajak daerah & retribusi daerah Kab/Kota, & bagian dari dana perimbangan keuangan pusat & daerah yg diterima oleh Kab/kota
5. Perolehan bagian keu. desa dari Kab/Kota dsb ADD, yg penyalurannya melalui Kas Desa
6. Pemberian ADD merupakan wujud pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan desa itu sendiri berdasarkan keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi & pemberdayaan masyarakat
II. Maksud dan Tujuan ADDA. MaksudADD dimaksudkan untuk membiayai program Pemerintah
Desa dlm melaksanakan kegiatan pemerintahan & pemberdayaan masy
B. Tujuan1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintah desa dlm
melaksanakan pelayanan pemerintahan, pembangunan & kemasyarakatan sesuai kewenangannya
2. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di desa dlm perencanaan, pelaksanaan & pengendalian pembangunan secara partisipatif sesuai dgn potensi desa
3. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja & kesempatan berusaha bagi masyarakat desa
4. Mendorong peningkatan swadaya gotong royong masy
III. PENYUSUNAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KAB/KOTA TTG ADD
1. Penyusunan ADD diprakarsai oleh Pemerintah kab/kota bersama DPRD, dengan melibatkan pihak yg berkepentingan terhadap kemandirian desa, seperti:
- wakil dari pemerintah desa; - Badan Permusyawaratan Desa;- Lembaga Kemasyarakatan di Desa;- Lembaga Swadaya Masy; dan- Perguruan Tinggi.
Lanjutan2. Dalam rangka menyiapkan kebijakan daerah ttg
ADD, Pemerintah Kab/Kota membentuk Tim yang keanggotaannya berasal dari:
- aparat pemerintah daerah yakni kecamatan dan desa;
- Perwakilan DPRD dan BPD;- Organisasi kemasyarakatan yang memiliki
pengalaman dlm pemberdayaan masy & desa3. Tim tsb bertugas mempersiapkan berbagai hal
yg terkait dgn ADD sesuai dengan kebijakan daerah
Lanjutan
4. Kebijakan daerah ttg ADD ditetapkan melalui Peraturan Bupati/Walikota atau Peraturan Daerah
5. Proses penetapan Peraturan Bupati/Walikota atau Peraturan Daerah ttg ADD dilakukan secara transparan & partisipatif
6. Pemerintah Kab/Kota bekerjasama dgn para pelaku terkait, perlu menyiapkan pemerintahan desa & lembaga kemasyarakatan di desa dlm mengelola, memanfaatkan & mengembangkan hasil-hasil ADD
IV. PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN ADD
1. Pengelolaan keu. ADD merupakan bagian yg tdk terpisahkan dari pengelolaan keu. desa dlm APB Desa
2. Seluruh kegiatan yg didanai oleh ADD direncanakan, dilaksanakan & dievaluasi secara terbuka dgn melibatkan seluruh unsur masy di desa
3. Seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan secara administratif, teknis dan hukum
4. ADD dilaksanakan dgn menggunakan prinsip hemat, terarah dan terkendali
20
PENDAPATAN ASLI DESA(Pasal 68 PP 72 Th 2005)
Pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil
kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah;
Bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% untuk desa dan dari retribusiKabupaten/Kota sebagian diperuntukkan bagi desa;
21
ALOKASI DANA DESA(Pasal 68 ayat (1) huruf c PP 72 Th 2005)
Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota untuk Desa paling sedikit 10%, yang pembagiannya untuk setiap Desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa;
Yang dimaksud dengan “bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah” adalah terdiri dari dana bagi hasil pajak dan sumberdaya alam ditambah dana alokasi umum setelah dikurang belanja pegawai.
Dana dari Kabupaten/Kota diberikan langsung kepada Desa untuk dikelola oleh Pemerintah Desa, dengan ketentuan 30% digunakan untuk biaya operasional pemerintah desa dan BPD dan 70% digunakan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.
22
BANTUAN KEUANGAN Bantuan keuangan dari :- Pemerintah, - Pemerintah Provinsi, dan- Pemerintah Kabupaten/Kota =>disalurkan melalui kas desa.
23
Azas Umum Pelaksanaan APBDPenerimaan & Pengeluaran Daerah dlm rangka
pelaksanaan urusan pemda dikelola dlm APBDPenerimaan SKPD dilarang digunakang langsung u/
membiayai pengeluaranPenerimaan SKPD berupa uang/cek disetor ke Kasda
maksimal 1 hari kerjaJumlah belanja yg dianggarkan dlm APBD adl batas
tertinggi utk setiap pengeluaran belanjaPengeluaran tdk dpt dibebankan pada anggaran
belanja jika tdk tersedia/tdk cukup tersedia dlm APBD
SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHSIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHPerencanaa
nPelaksanaan Penatausah
aanPertgjwban Pemeriksaa
nRPJMD RKPD
KUA PPAS
Nota Kesepakatan
Pedoman Penyusunan
RKA-SKPD o/ KDH
RKA-SKPD
RAPBD
Evaluasi Raperda
APBD oleh Gubernur/ Mendagri
Rancangan DPA-SKPD
DPA-SKPD
Verifikasi
Laporan Realisasi Semester Pertama
R P-APBD
Penatausahaan Belanja
• Penerbitan SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU dan SPM-LS oleh Kepala SKPD
• Penerbitan SP2D oleh PPKD
Penatausahaan Pendapatan
Kekayaan dan Kewajiban daerah• Kas Umum• Piutang• Investasi• Barang• Dana Cadangan• Utang
AkuntansiKeuangan Daerah
Laporan KeuanganPemerintah Daerah
• LRA• Neraca• Lap. Arus
Kas• CaLK
Laporan Keuangan
diperiksa oleh BPK
Raperda PJ Pel APBD
Perda APBD
• Bendahara penerimaan wajib menyetor penerimaannya ke rekening kas umum daerah selambat-lambatnya 1 hari kerja
Penatausahaan Pembiayaan
• Dilakukan oleh PPKD
Pelaksanaan APBDPelaksanaan APBD
Pendapatan
Belanja
Pembiayaan
Disusun dan disajikan Sesuai
SAP
Persetujuan Bersama
(KDH + DPRD)
Evaluasi o/ Gubernur/MD
N 15 hari
7 hari penyesuaian
o/ Pemda
Perda PJ Pel APBD
EvaluasiR P-APBD
Oleh Gbrnr/MDN
Perda P-APBD
setelah 3 hari
PEDUM APBD o/ MDN
2626
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD
2727
2. Kepala Daerah menyampaikan Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD berupa Laporan Keuangan kepada DPRD paling lama 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
1. Kepala Daerah menyampaikan Laporan Keuangan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir untuk diaudit.
3. Laporan Keuangan yang disampaikan oleh Kepala Daerah kepada DPRD adalah Laporan Keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
28
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD
1. BATANG TUBUH PERDA
2. LAMPIRAN-LAMPIRAN PERDA- Lampiran I : Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Lampiran I.1 : Ringkasan LRA mnrt Urusan dan Organisasi
Lampiran I.2 : Rincian LRA mnrt Urusan, Org, Pdpt, Bel dan Pemb
Lampiran I.3 : Rekap RA Bel Drh mnrt Urusan, Org, Program & Kegiatan
Lampiran I.4 : Rekap RA Bel Drh u/ Keselarasan Urusan & Fungsi
Lampiran I.5 : Daftar Piutang Daerah
Lampiran I.6 : Daftar Penyertaan Modal (Investasi) Daerah
Lampiran I.7 : Daftar Realisasi Tambah & Kurang Aset Tetap Daerah
Lampiran I.8 : Daftar Realisasi Tambah & Kurang Aset Lainnya
Lampiran I.9 : Daftar Kegiatan yg Belum Diselesaikan s.d. Akhir Tahun
Lampiran I.10 : Daftar Dana Cadangan Daerah
Lampiran I.11 : Daftar Pinjaman Daerah & Obligasi Daerah- Lampiran II : Neraca- Lampiran III : Laporan Arus Kas- Lampiran IV : Catatan Atas Laporan Keuangan
(1) Laporan Kinerja – PP 8/2006(2) Ikhtisar Laporan Keuangan BUMD – PP 8/2006
29
LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN
Catatan Atas Laporan Keuangan:Menyajikan Informasi secara Kualitatif & Kuantitaf Atas akun-akun pada:Laporan Realisasi APBD, Neraca, dan Laporan Arus Kas.
Neraca DaerahAset - Aset Lancar- Investasi - Aset Tetap- Dana Cadangan- Aset Lain-lainKewajiban- Kewajiban Jangka Pendek- Kewajiban Jangka PanjangEkuitas Dana- Ekuitas Dana Lancar- Ekuitas Dana Investasi- Ekuitas Dana Cadangan
Laporan Arus KasSaldo Awal
Penerimaan Operasional Investasi PembiayaanPengeluaran Non Anggaran
Saldo Akhir
Laporan Realisasi AnggaranAnggaran – Realisasi PendapatanAnggaran – Realisasi Belanja - Belanja Tidak Langsung - Belanja LangsungAnggaran – Realisasi Surplus/Defisit Anggaran – Realisasi Pembiayaan SILPA
S E K I A N&
TERIMA KASIH
S E K I A N&
TERIMA KASIH