Prin Insufisiensi Katup

34
SISTEM KARDIOVASKULER INSUFISIENSI AORTA DAN MITRAL Disusun Oleh : Oleh Kelompok III : Maria Immaculata C.B. Sri Nala Deden Irmawati Jessi Yores Nuzulya Rahmadhani Adrianus Pandong Yovita Sela Parubang Fredyrikus Carlokum Hendranus Suprianto S1 Keperawatan

Transcript of Prin Insufisiensi Katup

Page 1: Prin Insufisiensi Katup

SISTEM KARDIOVASKULER

INSUFISIENSI AORTA DAN MITRAL

Disusun Oleh :

Oleh Kelompok III :

Maria Immaculata C.B. Sri Nala

Deden Irmawati

Jessi Yores Nuzulya Rahmadhani

Adrianus Pandong Yovita Sela Parubang

Fredyrikus Carlokum Hendranus Suprianto

S1 Keperawatan

STIKES GRAHA EDUKASI MAKASSAR

2012/2013

Page 2: Prin Insufisiensi Katup

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat dan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini

tepat pada waktunya.

Makalah ini berisi tentan Sistem Kardiovaskuler insufisiensi katub aorta

dan insufisiensi katub mitral. Makalah ini menjelaskan secara terperinci tentang

katub aorta dan katub mitral.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk

itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembaca demi penyempurnaan makalah ini kedepan.

Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

khususnya kita selaku Mahasiswa Keperawatan.

Makassar, 10 Juni 2013

Penyusun

Page 3: Prin Insufisiensi Katup

BAB II

TINJAUAN TEORI

1. INSUFISIENSI KATUB AORTA

a. DEFINISI

Insufisiensi katup aorta (regurgitasi) adalah kembalinya darah ke ventrikel

kiri dari aorta selama diastol. Insufisiensi aorta adalah suatu keadaan dimana

terjadi refluk (aliran balik) darah dari aorta ke dalam ventrikel kiri sewaktu

relaksasi. Ansietas (cemas) adalah suatu perasaan takut yang tidak

menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala

fisiologis.

b. ETIOLOGI

Insufisiensi darah dari aorta ke ventrikel kiri dapat terjadi dalam dua

macam kelainan artifisial yaitu:

1. Dilatasi pangkal aorta seperti yang ditemukan pada :

a) Penyakit kolagen

b) Aortitis sifilitika

c) Diseksi aorta

2. Penyakit katup artifisial

a) Penyakit jantung reumatik

b) Endokarditis bakterialis

c) Aorta artificial congenital

d) Ventricular septal defect (VSD)

e) Ruptur traumatik

f) Aortic left ventricular tunnel

Page 4: Prin Insufisiensi Katup

3. Genetik

a) Sindrom marfan

b) Mukopolisakaridosis

c. PATOFISIOLOGI

Insufisiensi aorta disebabkan oleh lesi peradangan yang merusak bentuk

bilah katup aorta, sehingga masing-masing bilah tidak bisa menutup lumen aorta

dengan rapat selama diastole dan akibatnya menyebabkan aliran balik darah

dari aorta ke ventrikel kiri.

Defek katup ini bisa disebabkan oleh endokarditis, kelainan bawaan, atau

penyakit seperti sifilis dan pecahnya aneurisma yang menyebabkan dilatasi atau

sobekan aorta asenden.

Karena kebocoran katup aorta saat diastole, maka sebagian darah dalam

aorta, yang biasanya bertekanan tinggi, akan mengalir ventrikel kiri, sehingga

ventrikel kiri harus mengatasi keduanya, yaitu mengirim darah yang secara

normal diterima dari atrium kiri maupun darah yang kembali dari aorta. Ventrikel

kiri kemudian melebar dan hipertrofi untuk mengakomodasi peningkatan volume

ini, demikian juga akibat tenaga mendorong yang lebih dari normal untuk

memompa darah, menyebabkan tekanan darah sistolik meningkat. Sistem

kardiovaskuler berusaha mengkompensasi melalui refleks dilatasi pembuluh

darah dan arteri perifer melemas, sehingga tahanan perifer menurun dan

tekanan diastolik turun drastic.

Perubahan hemodinamik keadaan akut dapat dibedakan dengan keadaan

kronik. Kerusakan akut timbul pada pasien tanpa riwayat insufisiensi

sebelumnya. Ventrikel kiri tidak punya cukup waktu untuk beradaptasi terhadap

insufisiensi aorta. Peningkatan secara tiba-tiba dari tekanan diastolik akhir

ventrikel kiri bisa timbul dengan sedikit dilatasi ventrikel.

Page 5: Prin Insufisiensi Katup

d. MANIFESTASI KLINIK

Adapun tanda dan gejala yang biasa dirasakan oleh pasien dengan aorta

regurgitasi adalah sebagai berikut (4):

a) Rasa lelah

b) Dyspnea saat aktivitas

c) Palpitasi

d) Angina dengan hipertropi ventrikel kiri

e) Temuan hemodinamik :

Pengisian dan pengosongan denyut arteri yang cepat

Tekanan nadi melebar disertai peningkatan tekanan sistemik dan

penurunan tekanan diastolik

Tekanan diastolik rendah

f) Auskultasi : Bising diastolic, bising austinflint yang khas, Sistolic Ejection Click

disebabkan oleh peningkatan volume ejeksi.

e. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Elektrokardiogram : Hipertropi ventrikel kiri

2. Radiogram dada : Pembesaran ventrikel kiri, dilatasi aorta proksimal

3. Echocardiogramm : Struktur dan gerakan katup yang abnormal.

4. Kateterisasi jantung : Ventrikel kiri tampak opag selama penyuntikan bahan

kontras kedalam pangkal aorta

5. Aortography

6. Peningkatan cardiac iso enzim (cpk & ckmb)

Page 6: Prin Insufisiensi Katup

f. PENATALAKSANAAN

Penggantian katup aorta adalah terapi pilihan, tetapi kapan waktu yang

tepat untuk penggantian katup masih kontroversial. Pilihan untuk katup buatan

ditentukan berdasarkan umur, kebutuhan, kontraindikasi untuk koagulan, serta

lamanya umur katup. Pembedahan dianjurkan pada semua pasien dengan

hipertrofi ventrikel kiri tanpa memperhatikan ada atau tidaknya gejala lain. Bila

pasien mengalami gejala gagal jantung kongestif, harus diberikan

penatalaksanaan medis sampai dilakukannya pembedahan.

2. KONSEP KEPEREWATAN

Page 7: Prin Insufisiensi Katup

a. Pengkajiana) Aktivitas/istirahat

Gejala: Kelemahan, kelelahan, pusing, rasa berdenyut, dispnea karena

kerja, palpitasi, gangguan tidur (ortopnea, dispnea paroksismal nokturnal,

nokturia, keringat malam hari).

Tanda: Takikardi, gangguan pada TD, pingsan karena kerja, takipnea,

dispnea.

b) Sirkulasi

Gejala: Riwayat kondisi pencetus, contoh demam reumatik, endokarditis

bakterial subakut, infeksi streptokokal; hipertensi, kondisi kongenital

(contoh kerusakan atrial-septal, sindrom Marfan), trauma dada, hipertensi

pulmonal, riwayat murmur jantung, palpitasi, serak, hemoptisis, batuk

dengan/tanpa produksi sputum.

Tanda:

Sistolik TD menurun (AS lambat).

Tekanan nadi: penyempitan (SA); luas (IA).

Nadi karotid: lambat dengan volume nadi kecil (SA); bendungan dengan

pulsasi arteri terlihat (IA).

Nadi apikal: PMI kuat dan terletak di bawah dan ke kiri (IM); secara lateral

kuat dan perpindahan tempat (IA).

Getaran: Getaran diastolik pada apek (SM), getaran sistolik pada dasar

(SA), getaran sistolik sepanjang batas sternal kiri; getaran sistolik pada

titik jugular dan sepanjang arteri karotis (IA).

Dorongan: dorongan apikal selama sistolik (SA).

Bunyi jantung: S1 keras, pembukaan yang keras (SM). Penurunan atau

tak ada S1, bunyi robekan luas, adanya S3, S4 (IM berat). Bunyi ejeksi

sistolik (SA). Bunyi sistolik, ditonjolkan oleh berdiri/jongkok (MVP).

Kecepatan: takikardi (MVP); takikardi pada istirahat (SM).

Irama: tak teratur, fibrilasi atrial (SM dan IM). Disritmia dan derajat

pertama blok AV (SA). Murmur: bunyi rendah, murmur diastolik gaduh

(SM). Murmur sistolik terdengar baik pada dasar dengan penyebaran ke

Page 8: Prin Insufisiensi Katup

leher (SA). Murmur diastolik (tiupan), bunyi tinggi dan terdengar baik pada

dasar (IA).

c) Integritas ego

Gejala: Tanda kecemasan, contoh gelisah, pucat, berkeringat, fokus

menyempit, gemetar.

d) Makanan/cairan

Gejala: Disfagia (IM kronis), perubahan berat badan, penggunaan

diuretik.

Tanda: Edema umum atau dependen, hepatomegali dan asites (SM, IM),

hangat, kemerahan dan kulit lembab (IA), pernapasan payah dan bising

dengan terdengar krekels dan mengi.

e) Neurosensori Gejala: Episode pusing/pingsan berkenaan dengan beban

kerja.

f) Nyeri/kenyamanan

Gejala: Nyeri dada, angina (SA, IA), nyeri dada non-angina/tidak khas

(MVP).

g) Pernapasan .

Gejala: Dispnea (kerja, ortopnea, paroksismal, nokturnal). Batuk menetap

atau nokturnal (sputum mungkin/tidak produktif).

h) Keamanan

Gejala: Proses infeksi/sepsis, kemoterapi radiasi, adanya perawatan gigi

(pembersihan, pengisian, dan sebagainya).

Tanda: Perlu perawatan gigi/mulut.

i) Penyuluhan/pembelajaran

Gejala: Penggunaan obat IV (terlarang) baru/kronis.

j) Pertimbangan pemulangan: DRG menunjukkan rerata lama dirawat: 4,9

hari.

Page 9: Prin Insufisiensi Katup

Bantuan dengan kebutuhan perawatan diri, tugas-tugas rumah

tangga/pemeliharaan, perubahan dalam terapi obat, susunan perabot di

rumah.

b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan dalam

preload/peningkatan tekanan atrium dan kongesti vena.

b. Risiko kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan filtrasi

glomerulus.

c. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan miokard.

d. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

oksigen dan kebutuhan.

e. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

c. INTERVENSI

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan dalam

preload/peningkatan tekanan atrium dan kongesti vena.

Tujuan : Menunjukkan penurunan episode dispnea, nyeri dada, dan disritmia.

Intervensi :

Pantau TD, nadi apikal, nadi perifer. R/ Indikator klinis dari keadekuatan

curah jantung. Pemantauan memungkinkan deteksi dini/tindakan terhadap

dekompensasi.

Bantu dengan aktivitas sesuai indikasi (misal: berjalan) bila pasien mampu

turun dari tempat tidur aatur posisi saat istirahat dengan posisi semi fowler

. R/ Melakukan kembali aktivitas secara bertahap mencegah pemaksaan

terhadap cadangan jantung. Posisi semi fowler memudahkan oksigenasi.

Berikan oksigen suplemen dan obat-obatan sesuai indikasi. Pantau

DGA/nadi oksimetri. R/ Memberikan oksigen untuk ambilan miokard

dalam upaya untuk mengkompensasi peningkatan kebutuhan oksigen.

Page 10: Prin Insufisiensi Katup

b. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan miokard.

Tujuan : Nyeri hilang/terkontrol.

Intervensi :

Selidiki laporan nyeri dada dan bandingkan dengan episode sebelumnya.

Gunakan skala nyeri (0-10) untuk rentang intensitas. Catat ekspresi

verbal/non verbal nyeri, respons otomatis terhadap nyeri (berkeringat, TD

dan nadi berubah, peningkatan atau penurunan frekuensi pernapasan). R/

Perbedaan gejala perlu untuk mengidentifikasi penyebab nyeri. Perilaku

dan perubahan tanda vital membantu menentukan derajat/ adanya

ketidaknyamanan pasien khususnya bila pasien menolak adanya nyeri.

Anjurkan pasien berespons tepat terhadap angina (contoh berhenti

aktivitas yang menyebabkan angina, istirahat, dan minum obat antiangina

yang tepat). Berikan lingkungan istirahat dan batasi aktivitas sesuai

kebutuhan. R/ Aktivitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokardia

(contoh kerja tiba-tiba, stres, makan banyak, terpajan dingin) dapat

mencetuskan nyeri dada.

Berikan vasodilator, contoh nitrogliserin, nifedipin (Procardia) sesuai

indikasi. R/ Obat diberikan untuk meningkatkan sirkulasi miokardia

(vasodilator) menurunkan angina sehubungan dengan iskemia miokardia.

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

oksigen dan kebutuhan.

Tujuan : Menunjukkan peningkatan yang dapat diukur dalam toleransi aktivitas.

Intervensi :

Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas menggunakan parameter berikut:

frekuensi nadi 20/menit diatas frekuensi istirahat; catat peningkatan TD,

dispnea atau nyeri dada; kelelahan berat dan kelemahan; berkeringat;

pusing; atau pingsan. R/ Parameter menunjukkan respons fisiologis

pasien terhadap stres aktivitas dan indikator derajat pengaruh kelebihan

kerja/jantung.

Page 11: Prin Insufisiensi Katup

Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh penurunan

kelemahan/kelelahan, TD stabil/frekuensi nadi, peningkatan perhatian

pada aktivitas dan perawatan diri. R/ Stabilitas fisiologis pada istirahat

penting untuk memajukan tingkat aktivitas individual.

Dorong memajukan aktivitas/toleransi perawatan diri. R/ Konsumsi

oksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah

oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan

tiba-tiba pada kerja jantung.

Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi,

menyikat gigi/rambut dengan duduk dan sebagainya. R/ Teknik

penghematan energi menurunkan penggunaan energi sehingga

membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam memilih periode aktivitas. R/

Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan

mencegah kelemahan.

d. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Tujuan : Menunjukkan penurunan ansietas/terkontrol.

Intervensi :

Pantau respons fisik, contoh palpitasi, takikardi, gerakan berulang,

gelisah. R/ Membantu menentukan derajat cemas sesuai status jantung.

Penggunaan evaluasi seirama dengan respons verbal dan non verbal.

Berikan tindakan kenyamanan (contoh mandi, gosokan punggung,

perubahan posisi). R/ Membantu perhatian mengarahkan kembali dan

meningkatkan relaksasi, meningkatkan kemampuan koping.

Dorong ventilasi perasaan tentang penyakit-efeknya terhadap pola hidup

dan status kesehatan akan datang. Anjurkan pasien melakukan teknik

relaksasi, contoh napas dalam, bimbingan imajinasi, relaksasi progresif.

R/ Memberikan arti penghilangan respons ansietas, menurunkan

perhatian, meningkatkan relaksasi dan meningkatkan kemampuan koping.

Page 12: Prin Insufisiensi Katup

Libatkan pasien/orang terdekat dalam rencana perawatan dan dorong

partisipasi maksimum pada rencana pengobatan. R/ Keterlibatan akan

membantu memfokuskan perhatian pasien dalam arti positif dan

memberikan rasa kontrol.

d. EVALUASI

1. Menunjukkan penurunan episode dispnea, nyeri dada, dan disritmia.

2. Menunjukkan keseimbangan masukan dan haluaran, berat badan stabil, tanda

vital dalam rentang normal, dan tak ada edema.

3. Nyeri hilang/terkontrol.

4. Menunjukkan peningkatan yang dapat diukur dalam toleransi aktivitas.

5. Menunjukkan penurunan ansietas/terkontrol.

Page 13: Prin Insufisiensi Katup

2. INSUFISIENSI MITRAL

1) Definisi

Insufisiensi mitralis merupakan keadaan dimana terdapat refluks darah

dari ventrikel kiri ke atrium kiri pada saat sistolik sebagai akibat dari tidak

sempurnanya penutupan katup mitral. Fungsi katup mitral yang baik tergantung

dari koordinasi yang normal dari aparatus mitral. Adapun aparatus mitral ialah

dinding atrium kiri, annulus mitralis, daun katup, korda tendinae, m. Papilaris

dan dinding ventrikel kiri. Apabila satu atau lebih dari ventrikel tersebut

disfungsi karena penyakit, maka penutupan katup (koaptasi) tidak sempurna

dan terjadilah insufisiensi mitral.

2) Etiologi

        Berdasarkan etiologinya insufisiensi atau regurgitasi mitral dapat dibagi

atas reumatik dan non reumatik (degenaratif, endokarditis, penyakit jantung

koroner, penyakit jantung bawaan, trauma dan sebagainya).

a. Penyakit jantung rematik (PJR/RHD). PJR merupakan salah satu

penyebab yang sering dari insufisiensi mitral berat. Insufisiensi mitral

berat akibat PJR biasanya pada laki-laki. Proses rematik menyebabkan

katup mitral kaku, deformitas, retraksi, komisura melengket/fusi satu

sama lain, korda tendinae memendek, melengket satu dengan yang lain.

b. Penyakit jantung koroner (PJK). Penyakit jantung koroner dapat

menyebabkan insufisiensi mitral melalui 3 cara:

Infark miokard akut mengenai maksila  Papillaris dapat berakibat

ruptura dan terjadi insufisiensi mitral akut dan berat. Terjadi

udema paru akut dan dapat berakibat fatal.

Iskemia maksila papillaris (tanpa infark) dapat menyebabkan

regurgitasi sementara/transient insufisiensi mitral, terjadi pada

saat episode iskemia pada maksila papillaris dan mungkin terjadi

pada saat AP.

Page 14: Prin Insufisiensi Katup

PJK menyebabkan dilatasi ventrikel kiri (dan mungkin terjadi pada

saat AP) dan terjadi insufisiensi mitral.

c. Dilatasi ventrikel kiri/kardiomiopati tipe kongestif. Dilatasi LV apapun

penyakit yang mendasari menyebabkan dilatasi annulus mitralis, posisi

m. Papillaris berubah dengan akibat koaptasi katup mitral tidak

sempurna dan terjadi MR, adapun penyakit yang mendasari antara lain :

diabetes/kardiomiopati diabetik, iskemia peripartal, hipertiroidisme,

toksik, AIDS.

d. Kardiomiopati hipertrofik. Daun katup anterior berubah posisi selama

sistol dan terjadi MR.

e. Klasifikasi annulus mitralis. Mungkin akibat degenerasi pada lansia.

Dapat diketahui melalui ekokardiogram' foto thoraks, penemuan biopsi.

f. Prolaps katup mitral (MVP). Merupakan penyebab sering MR

g. Infective Endocarditis (IE). Dapat mengenai daun katup maupun chorda

tendinae dan merupakan penyebab MR akut.

h. Kongenital. Endocardial Cushion Defect (ECD), insufisiensi mitral pada

anomali ini akibat celah pada katub. Sindrom Marffan yakni akibat

kelainan jaringan ikat.

3) Manifestasi Klinis

a. Palpitasi

b. Lemah

c. Dyspnea

d. Ortopnea : sesak nafas akibat perubahan posisi

e. Paraxymal nocturnal dyspnea : sesak nafas pada saat tidur

f. Thrill sistolik di apeks

g. Hanya terdengar bising sistolik di apeks

h. Bunyi jantung 1 melemah

i. Bising panasistolik, menjalar ke lateral (punctum maksimum di apeks)

j. Iktus kordis kuat

k. Fibrilasi atrium

l. Penatalaksaan

Page 15: Prin Insufisiensi Katup

4) Terapi medikantosa.

a. Digoxin

Digoxin amat berguna terhadap penanganan fibrilasi atrium. Obat

ini adalah kelompok obat digitalis yang bersifat inotropik positif dan

dapat meningkatkan kekuatan denyut jantung dan menjadikan

denyutan jantung kuat dan sekata.

b. Antikoagulan oral

Antikoagulan di berikan kepada pasien untuk mengelakkan

terjadinya pembekuan darah yang bisa menyebabkan emboli sistemik.

Emboli bisa terjadi akibat regurgitasi dan turbulensi aliran darah.

c. Antibiotik profilaksis

Administrasi antibiotic dilakukan untuk mengelakkan infeksi

bacteria yang bisa menyebabkan endokarditis.

5) Terapi umum.

Istirahat

Kerja jantung dalam keadaan dekomensasi harus benar – benar

dikurangi dengan tirah baring mengingat konsumsi O2 yang relatif

meningkat. Dengan istirahat benar, gejala – gejala gagal jantung dapat

jauh berkurang

Diet

Umumnya di berikan makan lunak dengan rendah garam. Jumlah

kalori sesuai dengan kubutuhan. Klien dengan gizi kurang di berikan

makanan tinggi kalori dan tinggi protein. Cairan di berikan 80 – 100

ml / kg BB / hari dengan maksimal 1500 ml / hari.

6) Terapi surgikal, untuk :

Penderita Simptomatis fungsional kelas IV.

Mitral Valve Replacement

Annuloplasty

7) Komplikasi

a. Fibrilasi Atrium

i. Emboli sistemik

Page 16: Prin Insufisiensi Katup

ii. Hipertensi pulmonal

iii. Dekompensasi kordis kiri ( LVF)

iv. Endokarditis

8) Prognosis .

a. Sesekali LVF timbul, keadaan umum penderita merosot cepat

b. Lebih lama bebas keluhan dari pada MS.

1. KONSEP KEPERAWATAN

a. Pengkajian: Anamnesab. Identitas / Data demografi

Berisi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dan keluarga,  dan keterangan lain mengenai identitas pasien.

1. Keluhan utama

Sesak napas, ada beberapa macam sesak napas yang biasanya dikeluhkan oleh klien, antara lain :            Ortopnea terjadi karena darah terkumpul pada kedua paru pada posisi terlentang, menyebabkan pembuluh darah pulmonal mengalami kongesti secara kronis dan aliran balik vena yang meningkat tidak diejeksikan oleh ventrikel kiri.            Dyspnea nocturnal paroximal merupakan dispnea yang berat. Klien sering terbangun dari tidurnyaatau bangun, duduk atau berjalan menuju jendela kamar smabil terengah-engah. Hal ini terjadi karena ventrikel kiri secara mendadak gagal mengeluarkan curah jantung, sehingga tekanan vena dan kapiler pulmonalis meningkat menyebabkan transudasi cairan kedalam jaringan interstisial yang meningkatkan kerja pernapasan.

2. Intervensi Keperawatan

Page 17: Prin Insufisiensi Katup

No Diagnosa

Keperawatan

Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Penurunan curah

jantung yang

berhubungan

dengan

ketidakmampuan

ventrikel kiri untuk

memompa darah.

 

Tujuan : dalam

waktu 3x24 jam \

penurunan curah

jantung dapat

teratasi dan

menunjukkan tanda

vital dalam batas

yang dapat diterima

(disritmia terkontrol

atau hilang dan

bebas gejala gagal

jantung misalnya

parameter

hemodinamika

dalam batas normal,

output urine

adekuat)

 

Klien melaporkan

penurunan episode

dyspnea, berperan

dalam aktivitas

mengurangi beban

kerja jantung,

tekanan darah dalam

batas normal, tidak

terjadi aritmia, denyut

jantung, dan irama

jantung teratur.

-    Kaji dan lapor

tanda penurunan

curah jantung

-    Berikan

oksigen

tambahan

dengan kanula

nasal/masker

sesuai indikasi

-    Kolaborasi

pemberian cairan

intervena,

pembatasan

jumlah total

cairan sesuai

dengan indikasi,

hindari cairan dan

natrium

-    Kolaborasi

pemberian obat

diuretik

-    Kolaborasi

pemberian obat

vasodilator

seperti nitrat

 

-    Kejadian mortalitas dan morbiditas sehubungan dengan infark miokardium yang lebih dari 24 jam pertama-    Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokardium untuk melawan efek hipoksi/iskemia-    Karena adanya peningkatan tekanan ventrikel kiri, klien tidak dapat menoleransi

Page 18: Prin Insufisiensi Katup

peningkatan volume cairan(preload) klien juga mengeluarkan sedikit natrium yang menebabkan retensi cairan dan meningkatkan kerja miokardium-    Penurunan preload paling banyak digunakan dalam mengobati klien dengan curah jantung relative normal ditambah dengan gejala kongesti deuritik

Page 19: Prin Insufisiensi Katup

blok reabsorbsi diuretic sehingga mempengaruhi reabsorbsi natrium dan air-    Vasodilator digunakan untuk meningkatkan curah jantung, menurunkan volume sirkulasi(vasodilator) dan tahanan vasikuler sistemis (arteridilator) juga kerja ventrikel

2. Pola napas tidak

efektif berhubungan

dengan perembesan

cairan, kongesti paru

akibat sekunder dari

perubahan member

kapiler alveoli dan

Klien tidak sesak

napas, frekuensi

pernapasan normal

(16-20 x/menit),

respon batuk

berkurang, output

urin 30ml/jam

- Auskultasi bunyi

napas

- Kaji adanya

edema

- Pertahankan

pemasukan total

cairan

-    Indikasi edema paru, akibat sekunder dekompensasi jantung-    Waspadai

Page 20: Prin Insufisiensi Katup

retensi cairan

intertestial.

 

Tujuan : Dalam

waktu 3x24 jam pola

napas kembali

efektif

 

2000ml/24jam

dalam toleransi

kardiovaskuler

- Kolaborasi

pemberian diet

tanpa garam

- Kolaborasi

pemberian

diuretik

adanya gagal kongestif/kelebihan volume cairan-    Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa tetapi memerlukan pembatasan dengan adanya dekompensasi jantung-    Natrium meningkatkan retensi cairan dan meningkatkan volume plasma yang berdampak terhadap peningkatan beban kerja jantung dan

Page 21: Prin Insufisiensi Katup

akan meningkatkan kerja miokardium-    Diuretic bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan retensi cairan di jaringan sehingga menurunkan risiko terjadinya edema paru

3. Gangguan aktivitas

sehari – hari yang

berhubungan

dengan penurunan

curah jantung ke

jaringan.

 

Tujuan : Dalam

waktu 3x24 jam

aktivitas sehari-hari

klien terpenuhi dan

meningkatnya

kemampuan

beraktivitas

Klien menunjukkan

peningkatan

kemampuan

beraktivitas/mobilisas

i ditempat tidur,

frekuensi pernapasan

normal

-    Catat

frekuensi jantung,

irama, dan

perubahan TD

selama dan

sesudah aktivitas

-    Tingkatkan

istirahat, batasi

aktivitas, dan

berikan aktivitas

senggang yang

tidak berat

-    Jelaskan pola

peningkatan

-     Respon klien terhadap aktivitas dapat mengindikasikan penurunan oksigen miokardium-     Menurunkan kerja miokardium/konsumsi

Page 22: Prin Insufisiensi Katup

  bertahap dari

tingkat

aktivitas,contoh

bangun dari kursi,

bila tak ada nyri,

ambulasi, dan

istirahat selama 1

jamsetelah

makan

-    Berikan waktu

istirahat diantara

waktu aktivitas

oksigen-     Aktivitas yang maju memberikan control jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktivitas berlebihan-     Untuk mendapatkan cukup waktu resolusi bagi tubuh dan tidak terlalu memaksa kerja j

3. Evaluasi

1. penurunan curah jantung dapat teratasi dan menunjukkan tanda vital

dalam batas yang dapat diterima

2. pola napas kembali efektif

3. aktivitas sehari-hari klien terpenuhi dan meningkatnya kemampuan

beraktivitas.

Page 23: Prin Insufisiensi Katup

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Insufisiensi katup aorta (regurgitasi) adalah kembalinya darah ke ventrikel

kiri dari aorta selama diastol. Insufisiensi aorta adalah suatu keadaan dimana

terjadi refluk (aliran balik) darah dari aorta ke dalam ventrikel kiri sewaktu

relaksasi. Ansietas (cemas) adalah suatu perasaan takut yang tidak

menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala

fisiologis. Sedangkan Insufisiensi mitralis merupakan keadaan dimana terdapat

refluks darah dari ventrikel kiri ke atrium kiri pada saat sistolik sebagai akibat dari

tidak sempurnanya penutupan katup mitral. Fungsi katup mitral yang baik

tergantung dari koordinasi yang normal dari aparatus mitral. Adapun aparatus

mitral ialah dinding atrium kiri, annulus mitralis, daun katup, korda tendinae, m.

Papilaris dan dinding ventrikel kiri.

2. SARAN

Kami yakin dalam penyusunan makalah dan askep (asuhan

keperawatan) ini belum begitu sempurna karena kami dalam tahap

belajar, maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan semua biar

memberi saran dan usul serta kritikan yang baik dan membangun

sehingga, makalah ini menjadi sederhana dan bermanfaat. Dan apabila

ada kesalahan dan kejanggalan kami mohon maaf karena kami hanyalah

memiliki ilmu dan kemampuan yang terbatas. Semoga askep ini dapat

pula menambah wawasan bagi mahasiswa lain.

Page 24: Prin Insufisiensi Katup

DAFTAR PUSTAKA

Nuzulul, 2012. Kardiovaskuler askep insufisiensi katup, diakses pada 12 Juni 2013, 14.26 pm

http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35367-Kep%20Kardiovaskuler-Askep%20Insufisiensi%20Katup%20Mitral.html

anonym, 2013. Asuhan keperawatan insufisiensi, diakses pada 12 Juni 2013, 13.15pmhttp://taufanarif1990.blogspot.com/2013/01/askep-insufisiensi-aorta.html

http://nezfine.files.wordpress.com/2010/08/10/bab-2.pdf