Prin Asma Isi

32
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASMA BRONKIAL KOMPREHENSIF I MAKALAH diajukan guna melengkapi tugas salah satu mata kuliah Komprehensif I dengan dosen Ns. Siswoyo. M.Kep Oleh : Karina Diana Safitri NIM. 132310101019

description

asma

Transcript of Prin Asma Isi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASMA BRONKIALKOMPREHENSIF I

MAKALAHdiajukan guna melengkapi tugas salah satu mata kuliah Komprehensif I dengan dosen Ns. Siswoyo. M.Kep

Oleh :Karina Diana SafitriNIM. 132310101019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER2015

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan komprehensif I yang dibuat oleh:

Nama: Karina Diana SafitriNIM: 132310101019Judul:ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ASMA BRONKIAL DI RUANG IGD RUMAH SAKIT PARU JEMBER

telah diperiksa dan disahkan oleh pembimbing pada:

Hari:Tanggal:

Jember, ......................... 2015

TIM PEMBIMBING

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

__________________________ _________________________NIP.............................................. NIP............................................

LAPORAN PENDAHULUANA. DefinisiAsma adalah penyakit kronis yang ditandai dengan serangan berulang sesak napas dan mengi, yang bervariasi dalam tingkat keparahan dan frekuensi dari orang ke orang. Selama serangan asma, lapisan bronkus tabung membengkak, menyebabkan saluran udara untuk mempersempit dan mengurangi aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru (WHO,2013).Asma bronkial adalah penyakit penyempitan saluran pernapasan yang disebabkan oleh meningkatnya respons trakea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan. Penyempitan saluran pernapasan ini bersifat sementara dan dapat kembali seperti semula, baik tanpa obat maupun dengan obat (Admin, 2011). Asma adalah suatu peradangan pada bronkus akibat reaksi hipersensitif mukosa bronkus terhadap bahan alergen. Jadi, kesimpulan asma adalah kondisi yang berulang dimana rangsangan tertentu membuat saluran pernafasan menjadi menyempit untuk sementara waktu sehingga mempersulit jalan nafas.

B. EpidemiologiAsma merupakan penyakit kronik yang paling umum di dunia, dimana terdapat 300 juta penduduk dunia yang menderita penyakit ini. Asma dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa, dengan prevalensi yang lebih besar terjadi pada anak-anak (GINA, 2003). Data studi Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di berbagai propinsi di Indonesia, pada tahun 1986 asma menduduki urutan kelima dari sepuluh penyebab kesakitan (morbiditas) bersama-sama dengan bronkitis kronik dan emfisema. Pada SKRT 1992, asma, bronkitis kronik, dan emfisema sebagai penyebab kematian (mortalitas) keempat di Indonesia atau sebesar 5,6%. Lalu pada SKRT 1995, dilaporkan prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13 per 1.000 penduduk (PDPI, 2006). Dari hasil penelitian Riskesdas, prevalensi penderita asma di Indonesia adalah sekitar 4%. Menurut Sastrawan, dkk (2008), angka ini konsisten dan prevalensi asma bronkial sebesar 515%.C. EtiologiEtiologi dariasma bronkialmasih belum diketahui. Pasien asma yang paling meninjol yaitu hiperaktivitas bronkus. Bronkus penderita asma sangat peka terhadap rangsangan imunologi maupun non imunologi.Rangsangan atau faktor pencetus yang sering menimbulkan asma adalah: (Smeltzer & Bare, 2002).a. Faktor ekstrinsik (alergik) : reaksi alergik yang disebabkan oleh alergen atau alergen yang dikenal seperti debu, serbuk, bulu binatang.b. Faktor intrinsik (non-alergik) : tidak berhubungan dengan alergen, seperticommon cold,infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan serangan.c. Asma gabungan Asma gabungan adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik maupun bentuk idiopatik atau nonalergik (Suddarth dan Brunner, 2002 : 611).d. Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik Menurut The Lung Association of Canada, ada dua faktor yangmenjadi pencetus asma :a. Pemicu Asma (Trigger)Pemicu asma mengakibatkan mengencang atau menyempitnya saluran pernapasan (bronkokonstriksi). Pemicu tidak menyebabkan peradangan.Trigger dianggap menyebabkan gangguan pernapasan akut, yang belum berarti asma, tetapi bisa menjurus menjadi asma jenis intrinsik.Gejala-gejala dan bronkokonstriksi yang diakibatkan oleh pemicu cenderung timbul seketika, berlangsung dalam waktu pendek dan relatif mudah diatasi dalam waktu singkat. Namun, saluran pernapasan akan bereaksi lebih cepat terhadap pemicu, apabila sudah ada, atau sudah terjadi peradangan. Umumnya pemicu yang mengakibatkan bronkokonstriksi adalah perubahan cuaca, suhu udara, polusi udara, asap rokok, infeksi saluran pernapasan, gangguan emosi, dan olahraga yang berlebihan.b. Penyebab Asma (Inducer)Penyebab asma dapat menyebabkan peradangan (inflamasi) dan sekaligus hiperresponsivitas (respon yang berlebihan) dari saluran pernapasan.Inducer dianggap sebagai penyebab asma yang sesungguhnya atau asma jenis ekstrinsik. Penyebab asma dapat menimbulkan gejala-gejala yang umumnya berlangsung lebih lama (kronis), dan lebih sulit diatasi. Umumnya penyebab asma adalah alergen,yang tampil dalam bentuk ingestan (alergen yang masuk ke tubuh melalui mulut), inhalan (alergen yang dihirup masuk tubuh melalui hidung atau mulut), dan alergen yang didapat melalui kontakdengan kulit ( Vita Health, 2006).Lewis et al. (2000) tidak membagi pencetus asma secara spesifik. Menurut mereka, secara umum pemicu asma adalah:a. Faktor predisposisiGenetikFaktor yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakitAsma Bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersensitivitas saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.

b. Faktor presipitasi1. AlergenDimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:a. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan seperti debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.b. Ingestan, yang masuk melalui mulut yaitu makanan (seperti buah-buahan dan anggur yang mengandung sodium metabisulfide) dan obat-obatan (seperti aspirin, epinefrin, ACE- inhibitor, kromolin).c. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.Contoh : perhiasan, logam dan jam tanganPada beberapa orang yang menderita asma respon terhadap Ig E jelas merupakan alergen utama yang berasal dari debu, serbuk tanaman atau bulu binatang. Alergen ini menstimulasi reseptor Ig E pada sel mast sehingga pemaparan terhadap faktor pencetus alergen ini dapat mengakibatkan degranulasi sel mast. Degranulasi sel mast seperti histamin dan protease sehingga berakibat respon alergen berupa asma.2. OlahragaSebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang berat. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai beraktifitas. Asma dapat diinduksi oleh adanya kegiatan fisik atau latihan yang disebut sebagaiExercise Induced Asthma(EIA) yang biasanya terjadi beberapa saat setelah latihan.misalnya: jogging, aerobik, berjalan cepat, ataupun naik tangga dan dikarakteristikkan oleh adanya bronkospasme, nafas pendek, batuk dan wheezing. Penderita asma seharusnya melakukan pemanasan selama 2-3 menit sebelum latihan.

3. Infeksi bakteri pada saluran napasInfeksi bakteri pada saluran napas kecuali sinusitis mengakibatkan eksaserbasi pada asma. Infeksi ini menyebabkan perubahan inflamasi pada sistem trakeo bronkial dan mengubah mekanisme mukosilia. Oleh karena itu terjadi peningkatan hiperresponsif pada sistem bronkial.4. StresStres / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Penderita diberikan motivasi untuk mengatasi masalah pribadinya, karena jika stresnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.

D. Klasifikasi Asmaa. Klasifikasi derajat asma berdasarkan keparahan penyakit (Irwan :2007): 1. Asma intermitten Gejala bersifat bulanan Gejala < 1 minggu dalam jangka waktu sedikitnya 3 bulan. Gejala asma malam < 2X/bulan. Asimptomatis dan fungsi paru normal antara 2 eksaserbi (episode batuk, wheezing dan sesak). Eksaserbi hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa jam. Membutuhkan korstikosteroid.2. Asma persisten ringan Gejala bersifat mingguan Gejala >2X seminggu tapi 1x sehari Gejala mengganggu aktivitas dan tidur Gejala malam > 2 bulan. Membutuhkan bronkodilator dan kortikosteroid.

3. Asma persisten sedang Gejala bersifat harian Gejala mengganggu aktivitas dan tidur Gejala malam > 1x seminggu. Membutuhkan bronkodilator setiap hari. 4. Asma persisten berat Gejala continue Aktivitas fisik terbatas Eksaserbi sering

b. Klasifikasi berdasarkan Derajat seranganRinganSedangBerat

AktivitasDapat berjalanJalan terbatas lebih suka dudukSukar berjalan duduk membungkuk kedepan

BicaraBeberapa kalimatKalimat terbatasKata demi kata

Retraksi otot dadaTidak adaKadang kadangAda

Frekuensi nadi120

APE sesudah bronkodilator>80%60-80%