PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK...

58
PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK DENGAN RIWAYAT PENGGUNAAN NAPZA DI RSKO JAKARTA PADA TAHUN 2011-2012 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Rima Pahlasari NIM : 110103000026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Transcript of PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK...

Page 1: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK

DENGAN RIWAYAT PENGGUNAAN NAPZA DI RSKO JAKARTA

PADA TAHUN 2011-2012

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Rima Pahlasari

NIM : 110103000026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian
Page 3: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian
Page 4: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian
Page 5: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat

iman, islam, rahmat serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan

penelitan ini. Shalawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada baginda besar

Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabat beliau.

Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini dengan

judul “Prevalensi Pasien yang Mengalami Gejala Psikotik dengan Riwayat

Penggunaan NAPZA di RSKO Jakarta Tahun 2011-2013” sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar SarjanaKedokteran di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada

Prof. DR. (hc). dr. M.K Tadjudin, SpAnd selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan dan dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK, selaku ketua Program Studi

Peendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ucapan terimakasih penulis juga sampaikan kepada dr.Adhi Wibowo

Nurhidayat Sp. KJ, MPH dan dr. Achmad Zaki M.Epid Sp.OT sebagai dosen

pembimbing riset penulis, yang telah banyak memberikan arahan, motivasi,

bimbingan, waktu, tenaga, pikiran, masukkan, dan nasihat yang membangun

kepada penulis selama penelitian dan penyusunan riset ini. Tidak lupa saya

ucapkan banyak terimakasih kepada dr. Marita Fadhilah. PhD dan dr. Erfira Sp. M

yang telah banyak memberikan kritik dan saran yang sangat membantu dalam

penyelesaian laporan penelitian ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak RSKO yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian ini, terutama kepada bagian rekam

medik yang telah banyak membantu saat pengambilan data.

Ucapan terimakasih dan rasa hormat penulis sampaikan untuk kedua orang

tua tercinta Alm.Ayahanda Drs. Tgk. Albar, Ibunda Dra. Ainul Mardhiah, yang

telah memberikan doa, semangat dan kasih sayang kepada penulis. Serta saudara-

Page 6: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

vi

saudaraku Nazri Adlani dan Sururimmaudhunati yang telah membantu dalam

memberikan semangat.

Tak lupa ucapan terima kasih penulis untuk teman-teman seperjuangan

kelompok riset M.Dadan Kurniawan, Febri Hanifa, Fajri Nugraha, Naparuddin

dan teman seangkatan PSPD 2010, semoga kesuksesan dapat kita raih bersama di

dunia dan akhirat.

Penulis sadari penyusunan laporan penelitian ini masih jauh dari

sempurna. Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi

sempurnanya laporan penelitian ini.

Demikian laporan penelitian ini penulis buat, semoga bermanfaat bagi para

pembacanya dan menjadi ilmu yang bermanfaat. Semoga Allah SWT selalu

memberikan ridho-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Ciputat, 9 September 2013

Penulis

Page 7: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

vii

ABSTRAK

Rima Pahlasari. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Prevalensi Pasien yang mengalami gejala psikotik dengan riwayat

penggunaan NAPZA di RSKO Jakarta Tahun 2011-2012.

Pengguna Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) di Indonesia

diperkirakan sekitar 3,2juta. Penelitian epidemiologi deskriptif ini dilakukan

untuk mengetahui prevalensi pasien yang mengalami gejala psikotik dengan

riwayat pengguna NAPZA di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta

selama tahun 2011-2012. Beberapa dari zata diktif dapat menimbulkan efek pada

sistem saraf baik pada sentral maupun pada sistem saraf perifer, sehingga dapat

menimbulkan gangguanjiwa. Dari total 131 pasien yang mengalami gejala

psikotik, 96 orang memiliki riwayat pengguna NAPZA. Prevalensi sebesar 73,3%

yang sebagian besarnya berjenis kelamin laki-laki (90,6%), berasal dari kelompok

usia 30-39 tahun (49%), dari kelompok tidak bekerja (53,1%) dan lulusan SMA

(55,2%). Sebagian besar dari populasi merupakan pengguna 2 jenis zat dengan

shabu sebagai jenis yang paling banyak digunakan (66,7%).

Kata Kunci : Psikotik, NAPZA, Prevalensi, RSKO

ABSTRACT

Rima Pahlasari. Medical Education Study Program, Faculty of Medicine and

Health Sciences, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.

Prevalence of Patients with psychotic symptoms with a history of using drug

at Drug Dependence Hospital RSKO Jakarta 2011-2012.

Users of narcotics, psychotropic and addictive substances (drugs) in Indonesia is

estimated around 3.2 million. Descriptive epidemiological study was conducted to

determine the prevalence of patients with a history of psychotic symptoms in drug

users Drug Dependence Hospital RSKO Jakarta during 2011-2012. Some of

addictive substances may cause effects on the nervous system as well as on both

the peripheral nervous system, which can cause mental disorders. Of the total 131

patient who experienced psychotic symptoms, 96 had a history of drug users. A

prevalence of 73.3% which is largely male (90,6%), are from the age group 30-39

years (49%), unemployment (53.1%) and high school graduates (55,2%). Most of

the population are 2 types of substance users with methamphetamine as the most

widely used (66,7%).

Keyword: Psychotic, Substances, Prevalence, Drug Dependence Hospital RSKO

Page 8: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii

PENGESAHAN PANITIAN UJIAN ................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xi

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 2

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 3

1.4.1 Bagi Peneliti ........................................................................................................... 3

1.4.2 Bagi Institusi .......................................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 4

2.1 NAPZA ........................................................................................................................... 4

2.1.1 Narkotika ................................................................................................................ 4

2.1.2 Psikotropika ........................................................................................................... 5

2.1.3 Zat Adiktif .............................................................................................................. 6

2.2 Psikotik ............................................................................................................................ 6

2.3 NAPZA dan Gejala Psikotik ........................................................................................... 7

2.4 Kerangka Konsep ............................................................................................................ 11

Page 9: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

ix

BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 12

3.1 Desain Penelitian ............................................................................................................. 12

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................................... 12

3.3 Populasi dan Sampel ....................................................................................................... 12

3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi ............................................................................................. 13

3.5 Cara Kerja ....................................................................................................................... 13

3.5 Managemen Data ............................................................................................................ 14

3.7 Definisi Operasional........................................................................................................ 14

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 16

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................................ 16

4.1.1 Prevalensi Gejala Psikotik Pada Pengguna NAPZA di RSKO Jakarta ........................ 16

4.1.2 Pola Distribusi Pasien Psikotik dengan Riwayat NAPZA Berdasarkan

Riwayat Penggunaan NAPZA ..................................................................................... 17

4.1.3 Gambaran Gejala Psikotik Pada Pasien Penggunaan NAPZA .................................... 20

4.1.4 Gambaran Diagnosis Kerja Pada Pasien Psikotik dengan Riwayat

Penggunaan NAPZA di RSKO Jakarta ....................................................................... 20

4.1.5 Gambaran Jenis NAPZA Berdasarkan Banyaknya Jenis NAPZA yang

digunakan Per-pasien ................................................................................................... 21

4.1.6 Gambaran Jenis NAPZA Berdasarkan Jumlah Pengguna Zat Terbanyak ................... 21

4.2 Pembahasan .................................................................................................................. 23

4.2.1 Prevalensi Gejala Psikotik Pada Pengguna NAPZA di RSKO Jakarta........................ 23

4.2.2 Pola Distribusi Pasien Psikotik dengan Riwayat NAPZA Berdasarkan

Riwayat Penggunaan NAPZA ..................................................................................... 23

4.2.3 Gambaran Gejala Psikotik Pada Pasien Penggunaan NAPZA .................................... 25

4.2.4 Gambaran Diagnosis Kerja Pada Pasien Psikotik dengan Riwayat

Penggunaan NAPZA di RSKO Jakarta ....................................................................... 26

4.2.5 Gambaran Jenis NAPZA Berdasarkan Banyaknya Jenis NAPZA yang

digunakan Per-pasien ................................................................................................... 26

4.2.6 Gambaran Jenis NAPZA Berdasarkan Jumlah Pengguna Zat Terbanyak ................... 26

4.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................................................... 27

Page 10: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

x

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................... 28

5.1 Simpulan ......................................................................................................................... 28

5.2 Saran ................................................................................................................................ 28

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 29

LAMPIRAN 1 ...................................................................................................................... 34

LAMPIRAN 2 ...................................................................................................................... 45

Page 11: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Gangguan kesehatan mental terkait dengan gangguan penggunaan

NAPZA ............................................................................................... 7

Tabel 3.7 Definisi Operasional .......................................................................... 14

Page 12: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik4.1 Prevalensi Gejala Psikotik pada Pengguna NAPZA di RSKO

Jakarta..... ............................................................................................ 17

Grafik4.2 Pola Distribusi Pasien Berdasarkan Usia .......................................... 17

Grafik4.3 Pola Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 18

Grafik4.4 Pola Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Pekerjaan .......................... 18

Grafik4.5 Pola Distribusi Pasien Berdasarkan Status Pernikahan ...................... 19

Grafik4.6 Pola Distribusi Pasien Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................... 19

Grafik4.7 Gambaran Gejala Psikotik Pada Pengguna NAPZA .......................... 20

Grafik4.8 Gambaran Diagnosis Kerja Pasien Psikotik ....................................... 20

Grafik4.9 Gambaran Jenis NAPZA Berdasarkan Banyaknya Jenis NAPZA

yang digunakan Per-pasien ................................................................. 21

Grafik4.10 Distribusi Pengguna NAPZA yang mengalami gejala psikotik

berdasarkan jumlah pengguna Amfetamin ....................................... 21

Grafik4.11 Distribusi Pengguna NAPZA yang mengalami gejala psikotik

berdasarkan jumlah pengguna Kanabis ............................................ 22

Grafik4.12 Distribusi Pengguna NAPZA yang mengalami gejala psikotik

berdasarkan jumlah pengguna Alkohol ............................................ 22

Page 13: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Metamfetamin . ............................................................................... 8

Gambar 2.2 Kanabis ............................................................................................ 9

Page 14: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penggunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA)

dalam beberapa tahun terakhir meningkat pesat. Kasus pemakai dan

penggunaannya sangat merata mulai dari kalangan atas hingga kalangan

menengah kebawah dan banyak terdapat pada usia produktif. Berdasarkan

data United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) pada tahun 2011

diperkirakan 6,9% atau 315 juta populasi dunia setidaknya sekali dalam

setahun pernah menggunakan NAPZA.1

Menurut data Drug Use Monitoring

in Austalia (DUMA) pada tahun 2008 pengguna NAPZA ditahan oleh polisi

dengan hasil positif menggunakan NAPZA adalah sebesar 68%.2

Di

Indonesia, menurut hasil estimasi perhitungan yang dilakukan oleh Badan

Narkotika Nasional (BNN) diperkirakan ada 3,2 juta orang atau sekitar 1,5%

dari total populasi mempunyai riwayat pengguna NAPZA.3

Berbagai efek yang dapat ditimbulkan pada penggunaan NAPZA berupa

perasaan depresi, meningkatkan gangguan persepsi dan kognitif,

meningkatkan gairah, serta gejala penarikan diri yang tidak menyenangkan.

Selain efek internal tubuh, penggunaan NAPZA juga mempengaruhi fisik

penggunanya serta dapat mengganggu hubungan bidang sosialnya seperti

merusak hubungan kekeluargaan, menurunkan produktivitas dan kemampuan

belajar secara drastis, ketidakmampuan untuk membedakan mana yang baik

dan yang buruk, dan perubahan perilaku antisosial.

Salah satu konsekuensi dari penggunaan NAPZA yaitu adanya

komorbiditas berupa gejala gangguan jiwa. Gejala gangguan jiwa dapat

berupa gejala depresi, ansietas ataupun gejala gangguan jiwa yang lebih berat

yaitu psikotik. Penelitian sebelumnya secara retrospektif oleh Hambrecht dan

Hafner memperlihatkan sepertiga dari pasien skizofrenia memiliki riwayat

Page 15: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

2

penggunaan NAPZA.4

Penelitian lain juga mendapatkan bahwa enam dari

sepuluh orang yang skizofrenia pernah menggunakan NAPZA.5

Penggunaan

NAPZA yang erat kaitannya dengan timbulnya psikosis adalah jenis

kanabis.6

Tidak hanya penggunaan jenis kanabis saja namun berbagai jenis

NAPZA lain turut berperan dalam hal terjadinya gangguan jiwa.

Komorbiditas berupa gangguan jiwa sangat berpengaruh dalam hal

perilaku pasien. Berbagai penelitian telah dilakukan dalam hal hubungan

penggunaan NAPZA dan terjadinya gangguan jiwa terutama psikosis, yang

banyak berpengaruh terhadap kehidupan pasien. Melihat pentingnya hal ini,

maka peneliti bertujuan untuk melihat prevalensi gejala psikotik pada pasien

dengan riwayat penggunaan NAPZA di Rumah Sakit Ketergantungan Obat

Jakarta (RSKO).

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah berapa prevalensi pasien

yang mengalami gejala psikotik dengan riwayat penggunaan NAPZA di

RSKO Jakarta pada tahun 2011-2012?

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui berapa prevalensi pasien yang mengalami gejala

psikotik dengan riwayat penggunaan NAPZA di RSKO Jakarta.

Page 16: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

3

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.2 Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui berapa prevalensi pasien yang

mengalami gejala psikotik dengan riwayat penggunaan

NAPZA di RSKO Jakarta.

Peneliti dapat menambah wawasan atau masukan tentang

pengaruh dan efek dari pengguna NAPZA terhadap gejala

psikotik yang timbul.

Manambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti tentang

NAPZA.

Dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang didapat

selama melakukan penelitian.

1.4.3 Bagi Institusi

Bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

untuk menambah ilmu pengetahuan tentang NAPZA di Jakarta

Bagi Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta,

mendapatkan informasi tentang pengaruh NAPZA terhadap

gejala psikotik.

.

Page 17: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 NAPZA

Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) merupakan zat

kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, suasana hati dan

juga perilaku.7 Istilah NAPZA digunakan oleh Kementrian Kesehatan untuk

menggantikan istilah drugs dan substance.8, 9

Penggunaan NAPZA digunakan dengan berbagai cara antara lain dengan

disuntik, dihirup, diisap, diminum dan sebagainya.7 NAPZA dapat dibedakan

menurut efek pada pemakai, bahan-bahan dasarnya, dan cara pembuatannya.

Menurut efeknya NAPZA dapat dibedakan menjadi : (1) Stimulan yaitu zat yang

dapat merangsang sistem syaraf pusat. (2) Depresan dapat menekan sistem syaraf.

(3) Halusinogen adalah zat yang dapat merubah daya persepsi /halusinasi.7

2.1.1 Narkotika

Narkotik merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman baik sintetismaupun semi sintetis yang efeknya dapat berupa

perubahan pada perasaan, menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan

ketergantungan.

Jenis narkotika dibagi menjadi tiga golongan :

1. Golongan I :

Narkotika yang paling bahaya, daya adiktifnya sangat tinggi

menyebabkan ketergantungan, hanya dapat dilakukan untuk

penelitian.Contoh : ganja, putauw adalah heroin tidak berbentuk bubuk

2. Golongan II :

Narkotika yang memikiki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat

untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: morfin, petidin.

3. Golongan III :

Narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi dapat

Page 18: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

5

bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: kodein dan

turunannya.

2.1.2 Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan

narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan

saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan

perilaku, digunakan untuk mengobati gangguan jiwa.10

Penggolongan Psikotropika (Undang-Undang Indonesia Nomor 5 tahun 1997)

:

1. Golongan I:

Psikotropika golongan ini dapat digunakan hanya untuk

kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta

mempunyai potensi sangat kuat mengakibatkan sindroma

ketergantungan (contoh: amfetamin/ metamfetamin)

2. Golongan II:

Psikotropika yang khasiatnya dapat digunakan untuk pengobatan

dan/atau bertujuan untuk ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi

kuat mengakibatkan ketergantungan. (contoh: metilfenidat atau

ritalin).

3. Golongan III :

Psikotropika yang memiliki khasiat untuk pengobatan, banyak

digunakan dalam terapi dan/atau dapat digunakan dengan tujuan ilmu

pengetahuan mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma

ketergantungan (contoh: fenobarbital, flunitrazepam).

Page 19: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

6

4. Golongan IV:

Psikotropika yang memiliki khasiat untuk terapi sangat luas

dan/atau digunakan dalam ilmu pengetahuan serta memiliki potensi

ringan mengakibatkan sindroma ketergantugan (contoh: diazepam,

fenobarbital)

2.1.3 Zat Adiktif Lainnya

Bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif selain narkotika dan

psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan. Contoh: alkohol,

nikotin.

2.2 PSIKOTIK

Psikotik adalah gangguan mental berat yang menyebabkan timbulnya

persepsi dan pemikiran yang abnormal.11

Dua gejala utama adalah adanya delusi

(waham) dan halusinasi.12

Halusinasi adalah persepsi yang salah dapat timbul tanpa adanya rangsangan

dari luar.13

Halusinasi adalah hal-hal penginderaan yang terlihat secara nyata,

tetapi dihasilkan oleh sebuah pikiran. Delusi (waham) adalah keyakinan yang

salah tentang sesuatu yang terjadi dan berpikir bahwa itu nyata.14, 15

Psikosis dapat disebabkan oleh penyebab organik, intoksikasi, dan gangguan

fungsional seperti skizofrenia, gangguan bipolar, schizophreniform disorder,

schizoaffective disorder, paranoid disorder, induced psychotic disorder, dan

atypical psychosis. Namun, penyebab paling umum dari psikosis adalah

skizofrenia.16

Skizofrenia dapat dibagi menjadi subtipe: 1) tipe paranoid : didominasi delusi

atau halusinasi, 2) tipe disorganisasi : adanya masalah bicara dan perilaku, 3) tipe

katatonik : adanya katalepsi atau stupor, agitasi ekstrim, negativisme ekstrim atau

mutisme , postur katatonik, dan kegembiraan katatonik, 4) tipe residual : dalam

keadaan remisi tetapi masih memperlihatkan gejala penarikan diri secara sosial,

afek datar, perilakueksentrik, dan pikiran tak logis. 5) tipe tak terinci, gejala

Page 20: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

7

halusinasi dan waham dominan, tetapi tidak dapat digolongkan dalam tipe

skizofrenia lain.17

Pada penggolongan gangguan-gangguan yang diderita oleh seseorang, istilah

yang dipakai adalah seorang dengan skizofrenia, seorang dengan neurotik, atau

seorang dengan ketergantungan zat.18

2.3 NAPZA dan Gejala Psikotik

Menurut Kushner & Mueser, ada 4 asumsi yang menghubungkan NAPZA

dan psikosis: (1) Penggunaan NAPZA menyebabkan skizofrenia, (2) Penggunaan

NAPZA merupakan penyebab dari skizofrenia, (3) Skizofrenia dan penggunaan

NAPZA dengan penyebab yang sama, dan (4) Skizofrenia dan penggunaan

NAPZA berinteraksi dan memelihara satu sama lain.19

Tabel 2.1 Gangguan Kesehatan Mental Terkait Dengan Gangguan

Penggunaan NAPZA.8

Jenis

NAPZA

Gangguan

Amnesia

Gangguan

Cemas

Delirium Gangguan

Mood

Gangguan

Psikosis

Gangguan

Fungsi

Seksual

Gangguan

Tidur

CNS

Depresan

Opioid

Sedatif-

Hipnotik

Solven-

inhalasia

CNS

stimulant

Amfetamin

Kafein

Kokain

Nikotin

Halusinogen

Page 21: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

8

(Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No.422/Menkes//SK/III/2010 tentang Pedoman

Penatalaksanaan Medik Gangguan Penggunaan NAPZA)

2.3.1 Metamfetamin, Amfetamin dan Psikotik

Metamfetamin dan amfetamin adalah NAPZA yang digolongkan pada

psikotropika yang dapat menganggu kerja dari sistem saraf pusat.

Gambar 2.1 Metamfetamin

(Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No.422/Menkes//SK/III/2010

tentang Pedoman Penatalaksanaan Medik Gangguan Penggunaan NAPZA)

Zat yang bekerja secara tidak langsung ini dapat menyebabkan

beberapa efek yang ditimbulkan mulai dari rasa sigap, insomnia, euforia,

anoreksia.20,21

Bila pada dosis yang sangat tinggi dapat menyebabkan

timbunya gejala-gejala psikotik berupa halusinasi dan waham, ini dapat

terjadi karena zat ini sangat mudah masuk ke sistem saraf pusat melalui

sirkulasi.20

Metamfetamin sangat mirip dengan amfetamin hanya saja

metamfetamin memiliki efek sentral yang lebih kuat dibandingkan dengan

amfetamin.21

Penelitian oleh Curran et al dalam review 54 studi tentang zat

stimulan dan psikosis, memperlihatkan bahwa dosis tunggal obat stimulan

dapat memicu peningkatan psikosis 50–70% dari responden dengan

skizofrenia dan gejala akut psikosis.22

Page 22: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

9

2.3.2 Kanabis dan Psikotik

Kanabis merupakan jenis zat terlarang yang paling sering

disalahgunakan.Zat aktif pada kanabis adalah delta-9-hidrokanabinol,

merupakan kanabinoid psikoaktif.8 Pada manusia kandungan aktif dari

kanabis ini dapat diubah secara cepat menjadi 11-hidroksil-9-THC, yang

sifatnya aktif pada sistem saraf pusat.21

Sejumlah besar penelitian telah melaporkanhubungan yang signifikan

antara penggunaan ganja dan psikosis dan ada banyak bukti tentang hubungan

antara dua hal tersebut dalam studi epidemiologi yang melibatkan populasi

umum.

Gambar 2. Kanabis

(Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No.422/Menkes//SK/III/2010

tentang Pedoman Penatalaksanaan Medik Gangguan Penggunaan NAPZA)

Studi di Selandia Baru pada 1.011 orang diperoleh bahwa mereka

yang pengguna ganjaharian memiliki tingkat gejalapsikotik2,3-3,3 kali

lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan

ganja.23

Page 23: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

10

2.3.3 Alkohol dan Psikotik

Alkohol adalah suatu kelompok besar dari molekul organik yang

memiliki gugus hidroksil (-OH) melekat pada atom jenuh.21

Bentuk

alkohol paling lazim digunakan dan digunakan untuk minuman adalah

etanol.Rumus kimia dari etanol adalah CH3-CH2-OH.21

Banyak efek yang dapat ditimbulkan oleh alkohol, salah satunya

adalah efek pada otak dengan mendepresi fungsi SSP, mengganggu

pengaturan inhibisi dan eksitasi di otak sehingga menyebabkan terjadinya

disinhibisi, ataksia, sedasi, dan pada kadar yang lebih tinggi menyebabkan

bicara tidak jelas, adanya efek stimulasi SSP, bila penggunaan dalam

jangka panjang dapat berpengatuh pada gangguan mental dan neurologis

yang berat, berupa gangguan tidur, hilangnya daya ingatan dan psikis.14

DSM-IV-TR mengkategorikan gangguan psikotik akibat terinduksi

alkohol kedalam gangguan akibat terinduksi zat.14

Gejala psikotik yang

ditimbulkan akibat penggunaan alkohol ini adalah berupa halusinasi dan

waham.24

Halusinasi yang paling sering adalah auditorik yaitu mendengar

suara yang memfitnah, mencela atau smengancam, dapat berlangsung

kurang dari satu minggu dan pada beberapa mungkin bertahan.21

Halusinasi dapat terjadi pada semua kelompok usia, namun biasanya

terjadi pada orang yang menyalahgunakan alkohol jangka panjang.

Page 24: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

11

2.2 Kerangka Konsep

Keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Mengalami

gejala Psikotik

Delusi

(waham)

Halusinasi

Faktor Risiko:

Usia

JenisKelamin

Pekerjaan

Status Perkawinan

Status Pendidikan

Status Ekonomi

Riwayat Penggunaan

NAPZA

Riwayat

kepribadian

menyendiri

Page 25: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

12

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi deskriptif retrospektif kategorik

untuk mengetahui prevalensi pasien yang mengalami gejala psikotik

dengan riwayat penggunaan NAPZA di RSKO Jakarta.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat: Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta. Jalan

Lapangan Tembak No.75 Cibubur, Jakarta Timur 13720

Waktu: Juli 2013

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi penelitian

Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien psikotik menjalani

perawatan di RSKO Jakarta Tahun 2011-2012.

3.3.2 Sampel Penalitian

Metode pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah

menggunakan metode consecutive sampling yaitu mengambil seluruh data

pasien yang mengalami gangguan psikotik dengan riwayat penggunaan

NAPZA

Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah sampel adalah: 25

( )

( )

Page 26: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

13

Ket :

( )2 adalah derivat baku alfa ditentukan oleh tingkat kepercayaan

pada = 0,05 : = 1,96

adalah jumlah sampel

adalah proporsi kategori variable yang diteliti= 50% = 0,5

adalah 1-P = 1-0.5 = 0.5

adalah presisi 10% = 0.1

3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

3.4.1 Kriteria Inklusi

Data pasien yang mengalami gejala psikotik dengan riwayat

penggunaan NAPZA dan menjalani perawatan di RSKO Jakarta

tahun 2011-2012.

3.4.2 Kriteria Ekslusi

Data pasien yang mengalami gejala psikotik dengan tidak memiliki

riwayat penggunaan NAPZA dan menjalani perawatan di RSKO

Jakarta tahun 2011-2012.

3.5 Cara Kerja Penelitian

Pembuatan

Proposal

Pembuatan surat izin di

FKIK UIN Syarif

Hidayatullah

Izin RSKO

Jakarta

Instalasi

Rekam Medik

Pengambilan Data Pasien

Psikotik di Rekam Medik

Riwayat NAPZA (+) Riwayat NAPZA (-)

Bedah rekam medik

Pengolahan Data

Prevalensi pasien yang

mengalami gejala psikotik

dengan riwayat

penggunaan NAPZA

Page 27: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

14

3.6 Manajemen Data

3.6.1 Metode Pengumpulan Data

Dengan melihat rekam medik pasien yang memiliki gejala psikotik

yang memiliki riwayat pengguna NAPZA.

3.6.2 Analisis data

Setelah melakukan pengumpulan data dari rekam medik pasien

psikotik yang memiliki riwayat pengguna NAPZA di RSKO Jakarta pada

tahun 2011-2012 didapatkan 96 orang yang memenuhi kriteria inklusi.

Data yang terkumpul di input ke dalam SPSS 16.0 dan diverifikasi.

Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan prevalensi dan

distribusi frekuensi.Data yang telah dianalisis kemudian disajikan dalam

bentuk deskriptif dalam bentuk grafik dan dinarasikan dengan bentuk

tulisan.

3.7 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Alat ukur Skala pengukuran

1. Pengguna

NAPZA

Pasien yang menggunakan

Narkotika, Psikotropika

dan Zat Adiktif lainnya

Riwayat pasien

NAPZA pada

rekam medik pasien

Hasil Urinalisis

Kategorik Nominal

NAPZA (+)

NAPZA (-)

2. Psikotik Pasien yang mengalami

halusinasi dan delusi

(waham)

Diagnosis gejala yang

tertulis pada rekam medic

pasien selama perawatan di

RSKO

Kategorik Nominal

Halusinasi

Waham

Halusinasidan

Waham

3 Usia Usia pasien saat bulan

Desember 2012

Data administrasi pasien

RSKO

Kategorik Nominal

<20 tahun

20-29 tahun

30-39 tahun

40-49 tahun

50-60 tahun

Page 28: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

15

6 Jenis

Kelamin

Diklasifikasikan Laki-laki

dan Perempuan

Data administrasi pasien

RSKO

Kategorik Nominal

7. Pekerjaan Pekerjaan pasien saat

pertama kali mendaftar

sebagai pasien

Data administrasi pasien

RSKO

Kategorik Nominal

TidakKerja

Wiraswasta

KaryawanSwa

sta

PNS

TNI/POLRI

8. Status

pernikahan

Diklasifikasikan belum

menikah, menikah, cerai

Data administrasi pasien

RSKO

Kategorik Nominal

9. Pendidikan

Terakhir

Pendidikan Terakhir

pasien saat terdaftar

sebagai pasien di RSKO

Data administrasi pasien

RSKO

Kategorik Nominal

SD

SMP

SMA

PT

10. Diagnosis Diagnosis akhir pasien

berdasarkan PPDGJ-III

Diagnosis Kerja pasien

selama perawatan di RSKO

Jakarta

Kategorik Nominal

Skizofrenia

Psikotik Akut

Drug Induce

Psikotik

Bipolar

11. Jenis

NAPZA

NAPZA yang digunakan

pasien berdasarkan UU RI

No. 35 tahun 2009

Form riwayat

penggunaan Zat

Hasil Urinalisis

Kategorik Nominal

Kanabis

Amfetamin

Alkohol

Page 29: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

16

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 131 responden, dimana responden adalah

pasien psikotik yang memiliki riwayat penggunaan NAPZA di Rumah Sakit

Ketergantungan Obat Jakarta pada tahun 2011-2012. Tekhnik pengambilan data

sekunder ini dengan cara bedah rekam medik secara konsekutif sampling

(Consecutive Sampling) sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

4.1.1 Prevalensi Gejala Psikotik pada Pengguna NAPZA di RSKO Jakarta

Hasil dari pengambilan data rekam medik pasien gejala psikotik yang

menggunakan NAPZA di RSKO Jakarta adalah 96 pasien dan total keseluruhan

pasien yang mengalami gejala psikotik sebanyak 131 pasien. Dari hasil

pengumpulan data tersebut, prevalensinya adalah:

Keterangan: Ʃ =Jumlah, Konstanta = 100%

Maka prevalensi pasien pengguna NAPZA yang mengalami gejala

psikotik di RSKO Jakarta tahun 2011-2012 adalah :

Prevalensi =Ʃ pasien psikotik (dengan NAPZA) x Konstanta

Ʃ pasien psikotik 2011-2012

Prevalensi = 96 x 100 % = 73,28%

1 131

Page 30: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

17

Grafik 4.1 Prevalensi Gejala Psikotik pada Pengguna NAPZA di RSKO

Jakarta

4.1.2 Pola Distribusi Pasien Psikotik Berdasarkan dengan Riwayat

Penggunaan NAPZA

4.2.1.1 Usia Pasien

Grafik 4.2 Pola Distribusi Pasien Psikotik dengan Riwayat

Penggunaan NAPZA Berdasarkan Usia

Dari grafik 4.2 di atas, diketahui bahwa persentasi pengguna NAPZA

didominasi kelompok usia 30-39 tahun 2011-2012 dengan persentase

49%.

7,30%

31,20%

49,00%

8,30% 4,20%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Kelompok Usia (tahun)

< 20

20-29

30-39

40-49

50-60

73,28; %

26,72; %

Responden

Psikotik dan

Napza

Psikotik dan

Tanpa Napza

Page 31: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

18

4.2.1.2 Jenis Kelamin.

Grafik 4.3 Pola Distribusi Pasien Psikotik dengan Riwayat

Penggunaan NAPZA Berdasarkan Berdasarkan Jenis

Kelamin

Dari grafik 4.3 diatas, diketahui bahwa pengguna NAPZA kebanyakan

adalah laki-laki (90,6%).

4.2.1.3 Jenis Pekerjaan

Grafik 4.4 Pola Distribusi Pasien Psikotik dengan Riwayat

Penggunaan NAPZA Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Bersadarkan Jenis Pekerjaan

Dari grafik 4.4 diatas, pengguna NAPZA didominasi oleh kelompok

mereka yang tidak memiliki perkerjaan dengan persentase (53,1%).

90,60%

9,40%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

53,10%

30,30%

14,60%

1,00% 1,00% 0%

10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Jenis Pekerjaan

Tidak Kerja

Wiraswasta

Kary. Swasta

PNS

TNI/POLRI

Page 32: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

19

64,60%

31,20%

4,20%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Status Pernikahan

Belum Menikah

Menikah

Cerai

3,10% 9,40%

55,20%

32,30%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Pendidikan Terakhir

SD

SMP

SMA

PT

4.2.1.4 Status Pernikahan

Grafik 4.5 Pola Distribusi Pasien Psikotik dengan Riwayat

Penggunaan NAPZA Berdasarkan Status Pernikahan

Dari grafik 4.5, didapatkan bahwa persentase pengguna

NAPZA didominasi dari kelompok pasien yang belum menikah

dengan persentase (64,6%).

4.2.1.5 Tingkat Pendidikan Terakhir.

Grafik 4.6 Pola Distribusi Pasien Psikotik dengan Riwayat

Penggunaan NAPZA Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dari data yang terkumpul, didapatkan bahwa pengguna NAPZA

berdasarkan pendidikan terakhir didominasi lulusan SMA sebesar

(55,2%).

Page 33: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

20

4.1.3 Gambaran Gejala Psikotik Pada Pasien Pengguna NAPZA

Grafik 4.7 Gambaran Gejala Psikotik Pada Pasien Pengguna NAPZA di

RSKO Jakarta Tahun 2011-2012

Dari grafik 4.7 diatas, didapatkan bahwa terdapat kesamaan persentase

antara pasien yang hanya mengalami halusinasi dan memiliki gejala campuran

yaitu halusinasi dan waham sebesar (45,8%).

4.1.4 Gambaran Diagnosis Kerja pada Pasien Psikotik dengan Riwayat

Penggunaan NAPZAdi RSKO Jakarta.

Grafik 4.8 Gambaran Diagnosis Kerja pada Pasien Psikotik dengan

Riwayat Penggunaan NAPZA di RSKO Jakarta

Dari grafik 4.8 diatas, didapatkan bahwa diagnosis akhir dari pasien

NAPZA yang mengalami gejala psikotik didominasi skizofrenia dengan

persentase 53,1%.

45,80%

8,30%

45,80%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Gejala Psikotik

Halusinasi

Waham

Waham dan

halusinasi

53,10%

35,40%

9,40% 2,10%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Diagnosis Kerja Responden

Skiozofrenia

Psikotik Akut

Drug Induce

Psikotik

Bipolar

Page 34: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

21

4.1.5 Gambaran Jenis NAPZA Berdasarkan Banyaknya Jenis NAPZA

yang digunakan Per-pasien

Grafik 4.9 Gambaran Jenis NAPZA Berdasarkan Banyaknya Jenis

NAPZA yang digunakan Per-pasien

Dari grafik diatas, didapatkan bahwa pengguna NAPZA didominasi oleh

multi drug user dengan 2 jenis yaitu sebesar 30,2%.

4.1.6 Gambaran Jenis NAPZA Berdasarkan Jumlah Pengguna Zat

Terbanyak.

Grafik 4.10 Distribusi pengguna NAPZA yang mengalami gejala psikotik

berdasarkan jumlah pengguna Amfetamin (Shabu)

10,40% 14,60% 14,60%

30,20%

4,20%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Jenis NAPZA

5 Jenis

4 Jenis

3 Jenis

2 Jenis

> 5 Jenis

66,70%

33,30%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Riwayat Pakai Amfetamin

Ya

Tidak

Page 35: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

22

Grafik 4.11 Distribusi Pengguna NAPZA yang Mengalami Gejala Psikotik

Berdasarkan Jumlah Pengguna Kanabis (Ganja)

Grafik 4.12 Distribusi Pengguna NAPZA yang Mengalami Gejala Psikotik

Berdasarkan Jumlah Pengguna Zat Adiktif (Alkohol)

Dari data yang telah terkumpul, didapatkan bahwa pengguna

NAPZA yang mengalami gejala psikotik didominasi oleh penggunaan

amfetamin (shabu) dengan persentase (66,7%).

38,50%

61,50%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Riwayat Pakai Kanabis

Ya

Tidak

34,40%

65,60%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Riwayat Pakai Alkohol

Ya

Tidak

Page 36: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

23

4. 2 Pembahasan

4.2.1 Prevalensi Gejala Psikotik pada Pengguna NAPZA di RSKO Jakarta

Dari data yang telah didapat prevalensi pasien yang mengalami

gejala psikotik dengan riwayat pengguna NAPZA adalah sebesar 73,3%.

Menurut Kushner & Mueser, ada 4 asumsi yang menghubungkan NAPZA

dan psikosis: (1) penggunaan NAPZA menyebabkan skizofrenia, (2)

penggunaan NAPZA merupakan penyebab dari skizofrenia, (3) skizofrenia

dan penggunaan NAPZA dengan penyebab yang sama, dan (4) skizofrenia

dan penggunaan NAPZA berinteraksi dan memelihara satu sama lain.19

Dari data penelitian prevalensi terbesar yang dilakukan di Amerika

Serikat pada tahun 1990, dengan lebih dari dua puluh ribu pertanyaan

didapatkan bahwa pasien dengan skizofrenia memiliki riwayat

menggunakan NAPZA secara keseluruhan adalah 47% dibandingkan

dengan mereka yang tidak memiliki riwayat menggunakan NAPZA.26,27

Namun, penelitian di London pada tahun 2006 dilaporkan bahwa pasien

dengan skizofrenia yang memiliki riwayat penggunaan zat seumur hidup

adalah 68%.28

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadinya

peningkatan pasien psikotik yang memilki riwayat penggunaan NAPZA.

Hal ini sesuai dengan penelitian kami.

4.2.2 Pola Distribusi Pasien Psikotik Berdasarkan dengan Riwayat

Penggunaan NAPZA

4.2.2.1 Berdasarkan Usia

Dari Grafik 4.2, diketahui bahwa persentasi pengguna NAPZA

didominasi kelompok usia 30-39 tahun 2011-2012 dengan persentase

49%. Tekanan sosial yang tinggi dan keadaan sosial yang buruk dianggap

mengapa pengguna NAPZA dari kelompok usia >30 tahun lebih tinggi.

Pada usia >30 tahun seseorang merasa harus memiliki pekerjaan yang

layak dan memiliki penghasilan yang tetap, namun dari kondisi yang

Page 37: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

24

terjadi pada saat sekarang kebanyakan dari pengangguran kesulitan

mencari pekerjaan sehingga tingkat stress meningkat menyebabkan

seorang dapat melampiaskannya dengan menggunakan NAPZA.

4.2.2.2 Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari Grafik 4.3, diketahui bahwa pengguna NAPZA kebanyakan

adalah laki-laki (90,6%). Rasio pria terhadap wanita pada pengguna

NAPZA berdasarkan DSM-IV-TR yaitu heroin: 3 banding 1, amfetamin: 1

banding 1, dan persentase penggunaan alkohol pada laki-laki 20% dan

pada perempuan 10%.14

Berdasarkan penelitian oleh Dadang Hawari,

prevalensi pengguna NAPZA berjenis kelamin laki-laki adalah 90%. Data

Europe School Project on Alcohol and Drugs (ESPAD) tahun 2003

menunjukkan prevalensi penggunaan pada laki-laki lebih tinggi dari pada

perempuan. Laki-laki memiliki rasa ingin tahu lebih besar, sehingga

awalnya hanya ingin coba-coba konsumsi NAPZA, karena efek

ketergantungan dari NAPZA sendiri sehingga menyebabkan seseorang

sulit untuk berhenti menggunakan NAPZA.29

Hal ini sesuai dengan hasil

dari penelitian kami.

4.2.2.3 Berdasarkan Jenis Pekerjaaan

Dari Grafik 4.4, pengguna NAPZA didominasi oleh kelompok

mereka yang tidak memiliki perkerjaan dengan persentase (53,1%). Faktor

kondisi sosial yang buruk (pemukiman, kondisi keuangan, pengangguran)

dapat mengakibatkan seseorang lebih rentan memiliki rasa ingin

menyalahgunakan NAPZA. Karena tidak memiliki pekerjaan sehingga

dapat menyebabkan tingginya stres dan tekanan tinggi menyebabkan

seseorang dapat melampiaskannya dengan cara menggunakan NAPZA.

Selain itu, karena sulitnya mendapatkan pekerjaan seseorang yang tidak

bekerja dapat memutuskan untuk ikut dalam bisnis NAPZA.

Page 38: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

25

4.2.2.4 Berdasarkan Status Pernikahan

Dari Grafik 4.5, didapatkan bahwa persentase pengguna NAPZA

didominasi dari kelompok pasien yang belum menikah dengan persentase

(64,6%). Belum menikah dapat menjadi salah satu faktor yang

menyebabkan pengguanaan NAPZA pada seseorang karena seorang

beranggapan bahwa ia tidak memiliki tanggung jawab untuk memenuhi

kebutuhan finansial keluarganya. Kebanyakan perempuan akan

menganggap bahwa seorang yang mengkonsumsi NAPZA itu adalah

seorang yang buruk, karena kebanyakan dari perempuan akan merasa takut

dengan kemungkinan tingkat kekerasan yang akan dilakukan oleh seorang

pengguna NAPZA dan dampak yang lain akan menimbulkan perceraian.

4.2.2.5 Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Dari data yang terkumpul, didapatkan bahwa pengguna NAPZA

berdasarkan pendidikan terakhir didominasi lulusan SMA sebesar

(55,2%). Hal ini sesuai dengan hasil data Biro Pusat Statistik (BPS),

tingkat pengangguran berdasarkan pendidikan terakhir terbanyak adalah

lulusan SMA sebanyak 1.841.545 jiwa.30

Hal ini dapat berperan sebagai

faktor pemicu seorang untuk menggunakan NAPZA karena tingginya

persaingan di kalangan masyarakat dalam hal mencari pekerjaan sehingga

menyebabkan kebanyakan lulusan SMA menjadi sulit untuk mencari

pekerjaan sehingga seorang individu kesulitan untuk menghasilkan uang

untuk memenuhi kebutuhan.

4.2.3 Gambaran Gejala Psikotik Pada Pasien Pengguna NAPZA

Dari Grafik 4.7 di atas, didapatkan bahwa terdapat kesamaan

persentase antara pasien yang hanya mengalami halusinasi dan memiliki

gejala campuran yaitu halusinasi dan waham sebesar (45,8%). Dalam

beberapa kasus, pengguna NAPZA (amfetamin) akan mengalami

gangguan psikologis mirip dengan skizofrenia dengan ditandai adanya

delusi paranoid jika penggunaannya dalam jangka panjang.31

Beberapa

Page 39: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

26

jenis NAPZA dapat menyebabkan gejala psikotik waham dan halusinasi

adalah penggunaan amfetamin/metamfetamin, kanabis, alkohol

4.2.4 Gambaran Diagnosis Kerja pada Pasien Psikotik dengan Riwayat

Penggunaan NAPZAdi RSKO Jakarta.

Dari Grafik 4.8 di atas, didapatkan bahwa diagnosis akhir dari pasien

NAPZA yang mengalami gejala psikotik didominasi skizofrenia dengan

persentase 53,1%. Beberapa zat dapat memperburuk keadaan pasien yang

menderita skizofrenia seperti kanabis, amfetamin juga alkohol.32

NAPZA

dianggap tidak langsung menyebabkan skizofrenia namun risiko seorang

pengguna NAPZA mengalami skizofrenia meningkat, namun hanya

beberapa zat yang memicu timbulnya gejala skizofrenia seperti amfetamin,

kanabis, dan kokain.

4.2.5 Gambaran Jenis NAPZA Berdasarkan Banyaknya Jenis NAPZA

yang digunakan Per-pasien

Dari Grafik di atas, didapatkan bahwa pengguna NAPZA didominasi

oleh multi drug user dengan 2 tipe yaitu sebesar 30,2%. Dadang Hawari

menyebutkan bahwa prevalensi penyalahgunaan NAPZA memakai lebih

dari satu (multi drug user) zat yaitu sebesar 68%. Drug User Monitoring

Australia (DUMA) melakukan survei pada pengguna NAPZA di kalangan

tahanan, hampir sepertiga dari tahanan mengkonsumsi dua atau lebih

NAPZA. Di antaranya adalah kanabis (48%) heroin (19%) dan amfetamin

(17%).

4.2.6 Gambaran Jenis NAPZA Berdasarkan Jumlah Pengguna Zat

Terbanyak.

Dari data yang telah terkumpul, didapatkan bahwa pengguna

NAPZA yang mengalami gejala psikotik didominasi oleh penggunaan

amfetamin (shabu) dengan persentase (66,7%). Dalam hal ini dapat

dijelaskan bahwa amfetamin (shabu) lebih mudah masuk dalam SSP

melalui sirkulasi sehingga yang dapat mengganggu kerja dari transporter

Page 40: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

27

monoamin vesikular (VMAT) sehingga menghabiskan kandungan dari

neurotransmitter dalam vesikel sinaptik dalam membran plasma

mengakibatkan kadar dopamin dalam sitoplasma meningkat dan

menimbulkan manifestasi euforia, mempresipitasi psikotik.20,21

4.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif retrospektif

kategorik, menganalisa tentang satu keadaan penyakit tertentu dalam satu

populasi dengan memaparkan beberapa variabel epidemiologi yang

berhubungan dengan timbunlnya masalah. Keterbatasan penelitian ini

dirasa kurang karena pengambilan data pada penelitian ini menggunakan

rekam medik pasien di RSKO Jakarta tidak lengkapnya isi dari rekam

medik itu sendiri sehingga beberapa variabel tidak didapatkan, seperti

jenis waham yang dialami oleh pasien, jenis halusinasi dialami oleh

pasien.

Page 41: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

28

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Prevalensi pengguna NAPZA yang mengalami gejala psikotik di

RSKO Jakarta Tahun 2011-2012 adalah sebesar 73,3% yang sebagian

besar menggunakan 2 jenis zat dengan presentase sebesar 30,2%.

2. Gambaran gejala psikotik pada pasien dengan riwayat pengguna

NAPZA di RSKO Jakarta Tahun 2011-2012, pasien dengan gejala

halusinasi (45,8%), waham (8,3%) dan memiliki kedua gejala

(halusinasi dan waham) sebesar 45,8%. Diagnosis kerja akhir pasien

terbanyak adalah skizofrenia (53,1%).

3. Pola distribusi pengguna NAZPA yang mengalami gejala psikotik di

RSKO Jakarta Tahun 2011-2012 terbanyak pada laki-laki (90,6%),

lulusan SMA (55,2%), tidak bekerja (53,1%), dan belum menikah

(64,6%).

5.2 Saran

1. Perlunya menganalisa tentang rentang waktu penggunaan NAPZA pada

responden yang diteliti.

2. Perlunya menganalisa hubungan antara NAPZA dengan gejala psikotik

3. Perlunya perbaikan kualitas rekam medik RSKO Jakarta.

Penelitian ini dapat menjadi salah satu data untuk penelitian berikutnya

dan dapat menjadi data yang dapat membantu untuk membuat kebijakan

mengenai penggunaan NAPZA di masyarakat luas karena dapat berefek

pada gangguan jiwa.

Page 42: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

29

DAFTAR PUSTAKA

1. United Nations Office on Drugs and Crime. World Drug Report

2013.United Nations publication, Sales No. E.13.XI.6. New York. 2013

http://www.unodc.org/unodc/secured/wdr/wdr2013/World_Drug_Report_

2013.pdf. diunduh pada 11 September 2013

2. Austalian Government (Australian Institute of Criminology).

Amphetamines.http://www.aic.gov.au/crime_types/drugs_alcohol/drug_typ

es/amphetamines.html. Diunduh pada tanggal 30 Agustus 2013.

3. Badan Narkotika Nasional. Ringkasan Eksekutif Survei Nasional

Perkembangan Penyalahguna NAPZA di Indonesia Tahun 2011.

4. Hambrecht, M., & Hafner, H. (1996). Substance abuse and the onset of

Schizophrenia. Biological Psychiatry, 40, 1155−1163

5. Silver, H., & Abboud, E. (1994). Drug abuse in schizophrenia:

Comparison of patients who began drug abuse before their first admission

with thosewho began abusing drugs after their first admission.

Schizophrenia Research, 13,57−63

6. Linszen, D. H., Dingemans, P. M., & Lenior, M. E. (1994). Cannabis use

and the course of recent onset schizophrenic disorders. Archives of

General Psychiatry, 51, 273−279

7. Undang-Undang Republik Indonesia No.35 Tahun 2009 Tentang

Narkotika.

http://www.pom.go.id/pom/hukum_perundangan/pdf/uu35narkotika.pdf.

diunduh pada 01 April 2013

8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

422/MENKES/SK/III/2010 Tentang Pedoman Penatalaksanaan Medik

Gangguan Penggunaan NAPZA

Page 43: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

30

9. Departemen Kesehatan; Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik:

Pedoman Pelayanan Medik Gangguan Penggunaan NAPZA. Jakarta :

DEPKES RI, 2008

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 Tentang

Psikotropika.

http://www.dikti.go.id/files/atur/sehat/UU1997Psikotropika.pdf. diunduh

pada tanggal: 12 Maret 2013.

11. Psychosis. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001553.htm.

Diunduh pada tanggal: 01 Maret 2013

12. Psychosis Disorder.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/psychoticdisorders.html. Di unduh

pada tanggal: 01 Maret 2013

13. Hallucination.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003258.htm. Diunduh

pada tanggal: 01 Maret 2013

14. Kaplan &Saddock: Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Jakarta : EGC,

2010

15. Kaplan &Sadock's: Comprehensive Textbook of Psychiatry. 7th edition.

Lippincott Williams & Wilkins Publishers, 2004

16. Gregg et al. Reasons for increased substance use in psychosis. Clinical

Psychology Review 27 (2007) 494–510

Page 44: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

31

17. Anymous. Psychotic DisordersDual-Focus Perspective.

(http://www.dualdiagnosis.org/resource/patient-assessments/psychotic-

disorders/).

18. Muslim, Rusdi, SpKJ. Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III. Jakarta :

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya, 2001

19. Kushner, M. G., & Mueser, K. T. Integrated treatment for dual disorders:

A guide to effective practice. London: Guilford Press.1993

20. Katzung, Bertram, MD, PhD. Farmakologi Dasar dan Klinik.Edisi 10.

Jakarta : EGC, 2007

21. Gunawan SG, Setiabudy R, Nafriadi (eds). Farmakologi dan Terapi. Edisi

5, Jakarta : Departemen FKUI, 2009

22. Curran, C., Byrappa, N., & McBride, A. (2004). Stimulant psychosis:

Systematic review. British Journal of Psychiatry, 185, 196−204

23. Fergusson, D. M., Horwood, L. J., & Ridder, E. M. (2005). Tests of causal

linkages between cannabis use and psychotic symptoms. Addiction,

100,354−366.

24. Hawari, Dadang. Penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA (Narkotika,

Alkohol, dan Zat Adiktif). Edisi 2,cetakan-3,Jakarta : FKUI, 2006

25. Dahlan, M.Sopiyudin :Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel

dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba

Medika, 2009

Page 45: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

32

26. Regier, D. A., Farmer, M. F., Rae, D. S., Locke, B. Z., Keith, S. J., Judd,

L. L., et al. (1990). Comorbidity of mental disorders with alcohol and

other drug abuse: Results from the Epidemiologic Catchment Area (ECA)

Study. JAMA, 264, 251−2518.

27. Mueser, K. T., Bennet, M., & Kushner, M. G. (1995). Epidemiology of

substance use disorders among persons with chronic mental illnesses. In

A. F. Lehman, & L. B. Dixon (Eds.), Double-jeopardy: Chronic mental

illness and substance use disorders. PA: Harwood Academic Publishers.

28. Barnes, T. R., Mutsatsa, S. H., Hutton, S. B., Watt, H. C., & Joyce, E. M.

(2006). Comorbid substance use and age at onset of schizophrenia. British

Journal of Psychiatry, 188, 237−242.

29. Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

Narkoba pada Kelompok Pelajar/ Mahasiswa di Indonesia Tahun 2011.

http://www.bnn.go.id/portal/_uploads/post/2012/05/29/20120529145032-

10261.pdf. diunduh pada tanggal 26 Agustus 2013

30. Badan Pusat Statistik. Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan

Tertinggi yang Ditamatkan 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010,

dan 2011, 2012, 2013.

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_sub

yek=06&notab=4. Diunduh pada tanggal 26 Agustus 2013

31. Van, S Mastrigt at all. Substance Misuse at Presentatio to an Early

Psychosis Program. Departement of Psychiatry University of Calgary.

Calgary, Alberta, Canada : 2003.

32. National Institute of Mental Health. Schizophrenia.

http://www.nimh.nih.gov/health/publications/schizophrenia/index.shtml.

Diunduh pada tanggal 31 Agustus 2013

Page 46: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

33

33. National Institute of Health. Cannabis as a risk factor for psychosis:

systematic review.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15871146?dopt=Abstract. Diunduh

pada tanggal 31 Agustus 2013

34. Dahlan, M.Sopiyudin : Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian

Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 2. Jakarta : Selemba Medika,

2009

35. Dahlan, M.Sopiyudin : Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 4.

Jakarta : Salemba Medika 2009.

Page 47: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

34

LAMPIRAN 1

( Uji Statistik)

Page 48: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

35

Page 49: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

36

Page 50: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

37

Page 51: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

38

Page 52: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

39

Page 53: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

40

Page 54: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

41

Page 55: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

42

Page 56: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

43

Page 57: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

44

Page 58: PREVALENSI PASIEN YANG MENGALAMI GEJALA PSIKOTIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26405/1/Rima... · Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

45

LAMPIRAN 2

(Riwayat Penulis)

BIODATA PENELITI

Nama : Rima Pahlasari

Tempat/Tanggal Lahir : Bebesen, Aceh Tengah 08 November 1992

Agama : Islam

Jumlah saudara :3 orang

Nama orang tua

Ayah : Drs. Tgk. Albar

Ibu : Dra. Ainul Mardhiah

Alamat : Jl. Melala Sagi Bebesen. Aceh Tengah

Riwayat Pendidikan :

1. TK Ciding ayu Aceh Tengah 1997-1998

2. MIN 1 Bebesen A. Tengah 1998-2004

3. MTsN 1 Takengon A.Tengah 2004-2007

4. SMA N 8 Unggul Takengon 2007-2010

5. FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010-sekarang