PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat...

81
PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS IMBAS OAT DAN FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DI RSUP PERSAHABATAN JAKARTA DAN RSPG CISARUA PADA TAHUN 2012 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Nurazminah Alwi NIM: 1110103000004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UINSYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M/1434 H

Transcript of PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat...

Page 1: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG

MENGALAMI HEPATITIS IMBAS OAT DAN FAKTOR

RISIKO YANG BERHUBUNGAN DI RSUP

PERSAHABATAN JAKARTA DAN RSPG CISARUA PADA

TAHUN 2012

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

Memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Nurazminah Alwi

NIM: 1110103000004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UINSYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013 M/1434 H

Page 2: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...
Page 3: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...
Page 4: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...
Page 5: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala

rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta

salam semoga tetap tercurah limpahkan pada Nabi besar Muhammad SAW,

beserta keluarganya, sahabatnya, serta umatnya.

Akan sangat sulit bagi saya untuk dapat menyelesaikan penelitian ini jika

tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. DR. (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp. And selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang selalu membimbing dan memberikan

kesempatan kepada saya untuk menempuh pendidikan di Program Studi

Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku Ketua Program Studi Program

Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta

seluruh dosen di prodi ini yang selalu membimbing serta memberikan

ilmu kepada saya selama menjalani masa pendidikan di Program Studi

Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Mukhtar Ikhsan, Sp.P(K), MARS dan Zeti Harryati,SSi M.Biomed

selaku dosen pembimbing penelitian saya, yang selalu membimbing dan

mengarahkan dalam berjalannya penelitian ini.

4. Kedua orang tua tercinta, H.Saemu Alwi, SE, MS dan Hj.Nurlian Arfa,

S.ag, MA, yang selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya,

memberikan doa, nasihat, serta semangat sepanjang hidup saya. Juga pada

kedua adik saya, Muhammad Azharan Alwi dan Muhammad Azdahar

Alwi yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi

5. dr. Alyya Siddiqa, SpFK yang sempat membimbing saya dalam riset ini.

Terimakasih untuk perhatian, semangat dam motivasi yang terus diberikan

sampai sekarang.

Page 6: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

vi

6. Untuk teman seperjuangan penelitian saya, Kelompok 2. Fithriyah, Nilam

Fajarwati, Ahmad Hudan, Naufal Farisanto yang telah banyak membantu

dan memotivasi saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Seluruh mahasiswa PSPD 2010 dan semua teman, sahabat saya yang

sudah saling mengingatkan, membantu, dan menyemangati satu sama lain.

8. Untuk kakak kelas PSPD 2009, Wildan Acalipha Wilkensia yang selalu

memberikan doa, membantu, dan menyemangati saya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk segenap staf rekam medik RSUP persahabatan Jakarta dan RSPG

Cisarua yang telah banyak membantu dalam pengambilan data.

Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik

dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi

kesempurnaan laporan penelitian ini.

Demikian laporan penelitian ini saya tulis, semoga dapat memberikan manfaat

bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Ciputat, 13 September 2013

Penulis

Page 7: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

vii

ABSTRAK

Nurazminah Alwi. 2013. Prevalensi pasien TB paru yang mengalami hepatitis imbas

OAT dan faktor risiko yang berhubungan di RSUP Persahabatan Jakarta dan

RSPG Cisarua pada tahun 2012. Program Studi Pendidikan Dokter Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Obat anti tuberkulosis merupakan regimen yang diberikan dalam penatalaksanaan

penyakit tuberkulosis. Obat anti tuberkulosis memiliki efek samping gangguan fungsi hati

yang dapat dilihat secara klinis maupun melalui hasil tes fungsi hati dengan melihat nilai

enzim-enzim transaminase dalam serum yang terdiri dari aspartate amino transaminase

(AST/GOT) yang diekskresikan secara paralel dengan alanine amino

transferase/glutamate pyruvate transaminase (ALT/GPT) yang merupakan penanda lebih

spesifik untuk mendeteksi adanya kerusakan hepar. Banyak faktor yang mempengaruhi

kejadian hepatitis imbas OAT, yaitu usia, jenis kelamin, status gizi, riwayat konsumsi

alkohol, riwayat penyakit hati sebelumnya, dan lain-lain. Penelitian ini dilakukanuntuk

mengetahui prevalensi pasien tuberkulosis yang mengalami hepatitis imbas OAT dan

faktor apa saja yang mempengaruhi pada tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan

prevalensi hepatitis imbas OAT tahun 2012 adalah 52,2 %. Faktor risiko yang bermakna

(p value <0,05) adalah jenis kelamin, status gizi, riwayat konsumsi alkohol, dan konsumsi

rokok. Sedangkan faktor risiko lain seperti usia,riwayat penyakit hati sebelumnya, dan

konsumsi obat lain tidak bermakna. Dapat disimpulkan bahwa prevalensi hepatitis imbas

OAT tinggi di Indonesia dan ini berhubungan dengan faktor risiko seperti jenis kelamin,

status gizi, alkohol, dan rokok.

Kata kunci: Tuberkulosis, Hepatitis imbas OAT, faktor risiko, OAT, Tes fungsi hati

ABSTRACT

Nurazminah Alwi. 2013. Prevalence of pulmonary tuberculosis patients who have

OAT-induced hepatitis and its risk factors in RSUP Persahabatan Jakarta and

Cisarua RSPG on 2012. Medical Education Program State Islamic University Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Anti-tuberculosis drug regimen is given in the management of tuberculosis.

Antituberculosis drugs have side effects liver dysfunction that can be seen clinically as

well as through the results of liver function tests to see the value of transaminase enzymes

in serum consisting of aspartate amino transaminase (AST / GOT), which is excreted in

parallel with alanine amino transferase / glutamate pyruvate transaminase (ALT / GPT)

which is a more specific marker to detect the presence of liver damage. Many factors

affect the incidence of hepatitis, such as age, sex, nutritional status, alcohol, previous

history of liver disease, and etc. This study was conducted to determine the prevalence of

tuberculosis patients who have OAT induced hepatitis and the factors that influence in

2012. Results showed the prevalence of OAT-induced hepatitis in 2012 was 52.2%.

Significant risk factor (p value <0.05) were gender, nutritional status, history of alcohol

consumption, and cigarette consumption. While other risk factors such as age, previous

history of liver disease, and other drug consumption is not significant. It can be concluded

that the high prevalence of OAT induced hepatitis in Indonesia it is influenced by gender,

nutritional status, alcohol, and cigarettes.

Keywords: Tuberculosis, OAT induced hepatitis, risk factors, OAT, liver function tests

Page 8: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN ...........................................................................

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................

KATA PENGANTAR .....................................................................................

ABSTRAK ........................................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

DAFTAR TABEL ............................................................................................

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ..................................................................................

1.2 Rumusan masalah .............................................................................

1.3 Tujuan penelitian ..............................................................................

1.3.1 Tujuan umum ..........................................................................

1.3.2 Tujuan khusus .........................................................................

1.4 Manfaat penelitian ............................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori ..................................................................................

2.1.1 Tuberkulosis ..........................................................................

2.1.2 Pengobatan tuberkulosis ........................................................

2.1.2.1 Isoniazid ..................................................................

2.1.2.2 Rifampisin ..................................................................

2.1.2.3 Etambutuol .................................................................

2.1.2.4 Pirazinamid ................................................................

1.1.2.5 Streptomisin ...............................................................

2.1.3 Definisi hepatitis imbas OAT ................................................

2.1.4 Epidemiologi hepatitis imbas OAT ......................................

2.1.5 Patofisiologi ..........................................................................

2.1.6 Gejala klinis ..........................................................................

2.1.7 Faktor risiko ..........................................................................

2.2 Kerangka teori ..................................................................................

2.3 Kerangka konsep ............................................................................

2.4 Definisi operasional .........................................................................

BAB 3 METODE PENELITIAN

1.1 Desain penelitian ..............................................................................

1.2 Waktu dan tempat penelitian ............................................................

i

ii

iii

iv

vi

vii

ix

x

xi

xii

1

2

3

3

3

4

5

8

9

10

11

13

17

20

22

24

Page 9: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

ix

1.3 Kriteria inklusi dan eksklusi ...........................................................

1.4 Besar sampel ..................................................................................

1.5 Variabel penelitian ..........................................................................

1.6 Pengambilan sampel ........................................................................

1.7 Pengolahan dan penyajian data ........................................................

1.8 Cara kerja penelitian .......................................................................

1.8.1 Izin pengambilan data sekunder .........................................

1.8.2 Alur penelitian ...................................................................

3.10 Etika penelitian ...............................................................................

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian ................................................................................

4.1.1 Pola distribusi responden (Statistik deskriptif) ...............................

4.2 Usia ..................................................................................................

4.3 Jenis Kelamin ..................................................................................

4.4 Konsumsi Alkohol ..........................................................................

4.5 Rokok .............................................................................................

4.6 Riwayat penyakit hati ....................................................................

4.7 Status Gizi ......................................................................................

4.8 Riwayat Konsumsi obat lain ..........................................................

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ...........................................................................................

5.2 Saran ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

LAMPIRAN .....................................................................................................

24

25

26

26

27

29

29

34

37

40

42

43

44

45

Page 10: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Tingkat kemampuan OAT menimbulkan DIH ..............................

Tabel 2.2: Derajat hepatitis imbas OAT ...........................................................

Tabel 2.3: Insidensi dan faktor risiko ...............................................................

Tabel 4.1: Pola distribusi responden ................................................................

Tabel 4.2: Prevalensi hepatitis imbas OAT .....................................................

Tabel 4.3: Distribusi data kejadian hepatitis imbas OAT berdasarkan usia…..

Tabel 4.4: Distribusi data kejadian hepatitis imbas OAT berdasarkan jenis

kelamin………………………………………………………………………..

Tabel 4.5: Distribusi data kejadian hepatitis imbas OAT berdasarkan riwayat

konsumsi alkohol……………………………………………………………

Tabel 4.6: Distribusi data kejadian hepatitis imbas OAT berdasarkan riwayat

konsumsi rokok……………………………………………………………….

Tabel 4.7: Distribusi data kejadian hepatitis imbas OAT berdasarkan riwayat

penyakit hati sebelumnya……………………………………………………..

Tabel 4.8: Distribusi data kejadian hepatitis imbas OAT berdasarkan status

gizi…………………………………………………………………………….

Tabel 4.9 Distribusi data kejadian hepatitis imbas OAT berdasarkan riwayat

konsumsi obat lain…………………………………………………………….

10

11

26

28

30

30

31

33

34

35

37

Page 11: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Alur diagnosis TB .......................................................................

Gambar 2.2: Rumus kimia isoniazid ...............................................................

Gambar 2.3: Rumus kimia etambutol ..............................................................

Gambar 2.4: Rumus kimia pirazinamid ..........................................................

Gambar 4.1: Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ....................

Gambar 4.2: Distribusi responden berdasarkan derajat DIH ..........................

7

10

10

32

Page 12: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Sebaran karakteristik responden ..................................................

Lampiran 2: Hubungan DIH dengan variabel bebas .......................................

Lampiran 3: Riwayat hidup peneliti ................................................................

48

68

Page 13: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

1  

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penyakit tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan dunia.

Tuberkulosis masih merupakan penyakit menular yang paling sering

menyebabkan morbiditas dan mortalitas. Indonesia merupakan negara dengan

penderita terbanyak ke-5 didunia setelah India, Cina, Afrika Selatan, dan

Nigeria.1,2

Merujuk pada angka kejadian yang tinggi, Indonesia bekerjasama dengan

World Health Organization (WHO) menggalang strategi penanggulangan TB di

Indonesia yang kemudian disebut strategi Directly Observed Treatment Short

Course (DOTS).4 Salah satu programnya adalah melaksanakan pengobatan

tuberculosis dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT).

Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi dua fase, yakni fase intensif (2-3

bulan) dan fase lanjutan (4 atau 7 bulan).5 Obat lini pertama yang digunakan

adalah isoniazid, rifampisin, pirazinamid, streptomisin, dan etambutol.5 Obat lini

pertama inilah yang paling sering digunakan dan menimbulkan beragam efek

samping.

Waktu pemakaian yang lama tentu saja dapat menimbulkan efek samping

seperti reaksi kulit, gangguan gastrointestinal, gangguan neurologis.6 Efek

samping yang hampir dimiliki oleh semua jenis OAT lini pertama adalah

hepatitis. Efek ini pula lah yang dapat berdampak paling serius. Hepatitis imbas

OAT adalah peradangan pada organ hati yang diakibatkan oleh reaksi obat anti

tuberkulosis. Pada penelitian yang dilakukan di berbagai Negara, angka kejadian

hepatitis imbas OAT menunjukkan jumlah yang beragam. Contohnya pada

penelitian yang dilakukan di Nepal prevalensi hepatitis imbas OAT mencapai

38%, di Iran prevalensi hepatitis imbas OAT mencapai 27%.

Setiap individu memiliki kerentanan yang berbeda, sehingga efek samping

berupa gangguan fungsi hati juga beragam waktu timbulnya. Biasanya efek

samping hepatitis imbas OAT akan timbul 1-2 bulan setelah konsumsi OAT. Hal

Page 14: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  2  

lain yang mempengaruhi adalah faktor risiko yang dimiliki oleh para pasien

sendiri. Menurut beberapa penelitian, faktor risiko yang menyebabkan hepatitis

imbas OAT diantaranya adalah umur, jenis kelamin, status gizi, riwayat penyakit

hati sebelumnya, memiliki penyakit infeksi lain seperti HIV, konsumsi alkohol,

karier hepatitis B atau hepatitis C, pemakaian obat yang tidak sesuai aturan dan

status asetilatornya.7

Penelitian tentang angka kejadian hepatitis imbas OAT beserta faktor-

faktor yang berhubungan masih sedikit jumlahnya di Indonesia dan sudah cukup

lama tidak dilakukan lagi sehingga data yang didapat juga kurang. Melihat hal ini

maka penelitian mengenai jumlah pasien tuberkulosis paru yang mengalami

hepatitis imbas OAT dan faktor-faktor yang berhubungan perlu utnuk dilakukan

lagi. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta

dan RSPG Cisarua yang keduanya merupakan rumah sakit rujukan nasional dalam

penanganan TB paru di Indonesia. Sehingga diharapkan data yang didapat akan

lebih beragam dan valid.

Diharapkan dengan diketahuinya angka kejadian pada hepatitis imbas

OAT dan faktor yang berhubungan, para tenaga medis, khususnya dokter umum

dan dokter paru yang menangani kasus-kasus pasien TB menjadi lebih waspada

dan gencar dalam melakukan edukasi terhadap pasien, terlebih pasien-pasien TB

paru yang memiliki faktor risiko untuk mengalami gangguan fungsi hati dan dapat

pula menjadi pertimbangan dan antisipasi dalam pemberian OAT. Jika faktor

risiko diketahui lebih dahulu diharapkan biaya pengobatan pun dapat

diminimalisir. Bagi pasien TB paru sendiri, khususnya yang memiliki faktor

risiko tertentu untuk mengalami hepatitis imbas OAT diharapkan menjadi lebih

waspada dan sedapat mungkin menghindari faktor-faktor pencetus.

1.2.RumusanMasalah

Dari uraian diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai

berikut:

1.2.1. Berapa prevalensi pasien TB paru yang mengalami hepatitis imbas

OAT?

Page 15: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  3  

1.2.2. Faktor-faktor risiko apa saja yang berhubungan dengan hepatitis

imbas OAT?

1.3.Tujuan penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui angka kejadian hepatitis imbas OAT pada penderita TB

setelah mendapatkan terapi OAT

1.3.2. Tujuan Khusus

Mengetahui faktor-faktor risiko apa sajakah yang mempengaruhi

terjadinya hepatitis imbas OAT dan bagaimanakah hubungannya

1.4. Manfaat penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

• Mengetahui prevalensi hepatitis imbas OAT di RSUP Persahabatan

dan RSPG Cisarua.

• Mengetahui faktor risiko hepatitis imbas OAT.

• Menambah wawasan mengenai hepatitis imbas OAT.

• Sebagai salah satu persyaratan mendapat gelar sarjana kedokteran.

• Mengimplementasikan ilmu metodologi penelitian yang telah

didapat selama perkuliahan di PSPD FKIK UIN Jakarta.

1.4.2. Bagi Institusi dan Keilmuan

• Merupakan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi pada

bidang penelitian

• Menambah referensi kepustakaan penelitian dan rujukan penelitian

selanjutnya.

Page 16: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  4  

1.4.3. Bagi Masyarakat

• Mengetahui tentang hepatitis imbas OAT.

• Mengetahui faktor risiko terjadinya hepatitis imbas OAT.

 

Page 17: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

5  

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Tuberkulosis

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

bakteri Mycobacterium Tuberculosis.5,8 Bakteri ini berbentuk batang, tidak

berspora, dan tidak berkapsul dengan dinding yang sangat kompleks yang

membuat bakteri ini tahan asam pada pemeriksaan atau biasa disebut Basil

Tahan Asam (BTA)5. Umumnya M. Tuberculosis menyerang paru, tetapi

pada sepertiga kasus menyerang organ lain seperti kelenjar limfe, tulang,

meningens, dll yang biasa disebut TB ekstra paru.5

Tuberkulosis merupakan penyakit dengan angka kejadian yang

sangat tinggi, hampir sepertiga penduduk dunia terkena TB.8 Setiap

tahunnya, 1000 dari 100.000 penduduk terinfeksi TB dan 10%

diantaranya akan menjadi sakit TB.8 Angka insidensi yang begitu tinggi

tersebut berbanding lurus dengan angka kematian. Angka kematian akibat

TB diperkirakan setiap harinya 8000 setiap harinya.5,8 Karena data

tersebut, WHO menjadikan TB sebagai ‘Global Emergency’ dengan

strategi DOTS (Directly observed Treatment Short-course) sebagai

penanggulangannya.5,8

Diagnosis TB ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan bakteriologi, pemeriksaan radiologi, dan pemeriksaan

penunjang lainnya.5,8 Gejala klinis yang dapat timbul dibagi menjadi dua,

gejala lokal dan gejala sistemik.5,8 Pada pasien TB paru, gejala lokal yang

timbul yaitu gejala respiratorik terdiri dari batuk lebih dari 3 minggu,

kadang disertai darah, sesak napas, dan nyeri dada.5,8 Sedangkan untuk TB

ekstraparu, gejala lokal tergantung pada organ yang terkena.5 Gejala

sistemik yaitu penurunan berat badan, malaise, keringat malam, tidak

nafsu makan, dan demam.5,8 Pada pemeriksaan fisik, kelainan dijumpai

tergantung dari organ yang terkena.5 Pada TB paru dapat ditemukan suara

Page 18: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  6  

napas bronkial amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda-tanda

penarikan paru, diafragma dan mediastinum.5 Pemeriksaan bakteriologik

merupakan diagnosis pasti TB, yaitu menemukan kuman M.

Tuberculosis.5,8 Bahan pemeriksaan bakteriologik ini dapat berasal dari

berbagai sumber tergantung TB jenis apa.5 Umumnya untuk TB paru

bahan pemeriksaannya berasal dari dahak dengan cara pengambilan SPS

(Sewaktu Pagi Sewaktu).5 Untuk TB ekstraparu dapat berasal dari cairan

pleura, liquor cerebrospinal (LCS), urin, feses, dan jaringan biopsi.5

Pemeriksaan radiologik yang umumnya digunakan untuk TB adalah foto

toraks.5,8 Diagnosis ditegakan jika ditemukan lesi perkapuran di apeks

paru.5 Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan tetapi jarang adalah

pemeriksaan BACTEC, PCR (Polymerase Chain Reaction), ICT

(Immunochromatographic Tuberculosis), dll.5,8

Page 19: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  7  

+ _ + -

Gambar 2.1 Skema Alur Diagnosis TB paru pada orang dewasa

Sumber: : Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. 2006.5

Gejala Klinis + PF

Sputum BTA Foto Toraks

TB paru BTA (+)

TB paru BTA (-)

Meragukan

Penyakit paru lain

Foto lama ada

Foto lama tidak ada

Lakukan pemeriksaan penunjang lainnya sesuai kebutuhan dan fasilitas

atau terapi eksjuvantibus untuk TB

Evaluasi foto toraks 1-2 bulan

Menetap Perburukan

Bekas TB TB Paru (bila penyakit paru

lain telah tersingkirkan

Perburukan Perbaikan

Bukan TB TB Paru

Page 20: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  8  

2.1.2. Pengobatan Tuberkulosis

Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri yang tumbuh lebih

lambat dari bakteri lain, oleh karena itu antibiotik yang sangat efektif

untuk sel yang sedang tumbuh tidak cukup efektif untuk bakteri ini. Selain

itu, Mycobacterium tuberculosis juga mampu menjadi dorman sehingga

semakin sulit untuk diobati atau dapat terbunuh namun lambat. Dinding

sel Mycobacterium tuberculosis juga kaya akan lipid dan tidak permeabel

terhadap banyak obat. Hal-hal tersebutnya membuat Mycobacterium

tuberculosis mampu membentuk resistensi, kombinasi dua obat atau lebih

mampu mengatasi kemungkinan resistensi dan karena bakteri ini lama

berespon terhadap kemotrapi maka diberikan selama bulanan hingga

tahunan.

Pengobatan TB dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. OAT tidak diberikan monoterapi melainkan dikombinasi beberapa

jenis obat dimana jumlah dan dosisnya disesuaikan dengan

kategori pengobatan. OAT KDT lebih menguntungkan dan sangat

direkomendasikan.8,9

2. Adanya PMO (pengawas minum obat).8,9

3. Diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan tahap lanjutan.8,9

2.1.2.1. Isoniazid

Isoniazid yang secara struktur mirip piridoksin merupakan obat

anti mikobakterium yang paling aktif dalam terapi tuberkulosis namun

kurang efektif untuk mikobakterium atipik. Isoniazid bersifat bakterisid

karena mampu menghambat kebanyakan tuberkel, obat ini juga mampu

penetrasi kedalam makrofag sehingga aktif untuk membunuh bakteri yang

ada didalam intrasel maupun ekstrasel. Obat ini bekerja dengan cara

menghambat sintesis asam mikolat yang merupakan struktur penting

dalam dinding sel mikobakterium.10

Page 21: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  9  

Secara farmakodinamik isoniazid diabsorpsi dari saluran cerna dan

akan mencapai kadar puncak dalam plasma dalam 1-2 jam kemudian.

Metabolisme isoniazid terutama asetilasi oleh N-asetiltransferase hati dan

waktu paruhnya berkisar antara 1-3 jam dan bentuk metabolit isoniazid

terutama diekskresi dalam urin.10

Gambar 2.2 Rumus kimia isoniazid

Sumber: Katzung, Bertram G. Basic & clinical pharmacology 10 th ed. 2006.10

2.1.2.2. Rifampisin

Rifampisin merupakan turunan semisintetik rifamisin, antibiotik

yang dihasilkan oleh Streptomyces mediterranei. Rifampisin bekerja

dengan menghambat sintesis RNA dengan cara berikatan dengan subunit β

RNA polymerase dependen-DNA milik bakteri. RNA polymerase manusia

tidak dapat berikatan dengan rifampisin sehingga sintesis RNA tidak

terganggu. Rifampisin merupakan obat antibiotik yang bersifat bakterisid

terhadap mikobakterium. Obat ini mampu penetrasi kedalam sel makrofag

dan dapat membunuh organisme yang sulit dijangkau oleh obat lainnya.10

Secara farmakodinamik rifampisin diabsorpsi dengan baik dari

saluran cerna dan diekskresi utama oleh hati ke dalam empedu. Rifampisin

juga mengalami siklus enterohepatik, akan dibuang dalam tinja dan

sebagian kecil melalui urin. Rifampisin terdistribusi luas ke dalam cairan

Page 22: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  10  

dan jaringan tubuh.10 Rifampisin bersifat inducer terhadap kebanyakan

isoform sitokrom P450 seperti CYP 1A2, 2C9, 2C19, 2D6 dab 3A4 yang

meningkatkan eliminasi berbagai obat seperti metadon, antikoagulan,

siklosporin, beberapa antikonvulsan, penghambat protease, kontrasepsi

dan obat lain sehingga menurunkan kadar semua obat tersebut didalam

plasma.

2.1.2.3. Etambutol

Etambutol menghambat arabinosil transferase mikobakterium yang

berperan dalam reaksi polimerasi arabinoglikan sehingga sintesis dinding

sel terhambat. Etambutol diabsorpsi dengan baik dari usus, dan mencapai

kadar puncak dalam serum 2-4 jam kemudian. Ekskresi utama obat ini

adalah melalui ginjal dan sedikit melalui tinja.10

Gambar 2.3 Rumus kimia etambutol

Sumber: Katzung, Bertram G. Basic & clinical pharmacology 10 th ed. 2006.10

2.1.2.4. Pirazinamid

Pirazinamid merupakan obat yang tidak aktif pada pH netral,

namun pada pH 5,5 obat ini akan diubah menjadi asam pirazinoat yang

merupakan bentuk aktif obat ini oleh pirazinamidase mikobakterium.

Pirazinamid akan difagosit oleh makrofag dan berefek pada

mikobakterium dalam lisosom yang bersifat asam.10

Pirazinamid diabsorpsi dengan baik dari saluran cerna, dan akan di

distribusikan secara luas ke seluruh jaringan tubuh. kadar puncak dalam

Page 23: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  11  

plasma dicapai dalam 1-2 jam. Waktu paruhnya 8-11 jam. Dimetabolisme

oleh hati dan metabolit aktifnya dibuang melalui ginjal.10

Gambar 2.4 Rumus Kimia pirazinamid

Sumber: Katzung, Bertram G. Basic & clinical pharmacology 10 th ed. 2006.10

2.1.2.5. Streptomisin

Streptomisin termasuk golongan aminoglikosida yang didapat dari

diisolasi dari galur Streptomyces griseus. Di dalam sel bakteri, obat ini

akan berikatan dengan reseptor pada subunit 30S protein ribosom bakteri.

Obat ini akan menghambat sintesis protein ribosom dengan cara

mengganggu inisiasi pembentukan peptida, menyebabkan misreading

mRNA yang menyebabkan penggabungan asam amino yang salah ke

dalam peptida dan menguraikan polisom menjadi monosom yang tidak

berfungsi.10

Streptomisin apabila diberikan secara oral, akan diabsorpsi sedikit

oleh saluran cerna dan kebanyakan secara utuh diekresikan melalui tinja.

Apabila diberikan secara intramuskular, absorpsi baik dan mencapai kadar

puncak dalam darah 30-90 menit. Obat ini biasanya diberikan secara

intravena dalam infus selama 30-60 menit.10

2.1.3. Definisi Hepatitis imbas OAT

Hepatitis imbas OAT adalah suatu peradangan pada hati yang

diakibatkan oleh reaksi merugikan dari obat.11

Page 24: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  12  

Secara klinis, manifestasi yang ditimbulkan hepatitis imbas OAT

serupa dengan hepatitis viral akut.11 Hepatitis imbas OAT bisa

menyebabkan variasi hepatotoksisitas yang beragam, mulai dari kenaikan

serum hati secara asimptomatik hingga timbul gejala berat.11 Hepatitis

imbas OAT sendiri memiliki definisi beragam menurut beberapa

penelitian, tetapi secara umum definisi hepatotoksisitas adalah

peningkatan kadar ALT 1,5 kali dari kadar normal yang muncul setelah

terapi, minimal 4 minggu tanpa gejala hepatitis.11 Masing-masing dari

OAT itu sendiri dapat mengakibatkan hepatitis imbas OAT, tetapi tingkat

kemampuan masing-masing obat berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.1. Tingkat Kemampuan OAT dalam menimbulkan hepatitis imbas

OAT11

Tingkat kemampuan OAT Nama Obat

Tinggi Isoniazid, Rifampisin, Rifabutin,

Pirazinamid

Rendah Streptomisin, Etambutol

Sumber: Drug induced hepatitis with anti-tubercular chemotherapy. 2007.11

Pasien tuberkulosis bisa dikatakan mengalami hepatitis imbas OAT

jika:11,17,23

1. Nilai fungsi hati dalam batas normal sebelum diberikan terapi OAT.

2. Tidak mengkonsumsi alkohol dan zat kimia lainnya minimal 10 hari

sebelum pengobatan TB dimulai.

3. Pasien harus mendapatkan obat isoniazid, pirazinamid, dan rifampisin

dalam dosis normal baik itu sendiri maupun kombinasi minimal 5 hari

sebelum ditemukan nilai fungsi hati yang abnormal.

Page 25: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  13  

4. Ketika sedang mendapatkan terapi OAT terjadi peningkatan nilai

fungsi hati di luar batas normal, dan atau terjadi peningkatan bilirubin

total >1,5 mg/dl.

5. Tidak ada sebab lain yang jelas ketika nilai tes fungsi hati meningkat.

6. Ketika obat dihentikan, nilai fungsi hati menjadi normal atau menurun

dari nilai yang sebelumnya tinggi.

Hepatitis Imbas OAT dapat diklasifikasikan menurut derajat

keparahannya yang dinilai berdasarkan kenaikan SGOT dan SGPT serum.

Tabel 2.2. Derajat keparahan hepatitis imbas OAT

Definisi hepatitis imbas OAT menurut WHO Adverse drug reaction terminology

Definisi hepatitis imbas OAT

menurut WHO

Sadium 1 (ringan) Meningkat < 2 kali dari nilai normal (ALT 51-

125 U/L)

Stadium 2 (ringan) Meningkat 2,5-5 kali dari nilai normal (ALT

126-250 U/L)

Stadium 3 (sedang) Meningkat 5-10 kali dari nilai normal (ALT

251-500 U/L)

Stadium 4 (berat) Meningkat lebih dari 10 kali dari nilai normal

(ALT >500)

Sumber: Drug induced hepatitis with anti-tubercular chemotherapy. 2007.11

2.1.4. Epidemiologi Hepatitis imbas OAT

Timbulnya hepatitis imbas OAT pada seseorang sangat beragam

waktunya, tetapi penelitian menunjukkan seorang yang mengalami

hepatitis imbas OAT adalah pasien yang mendapat terapi setelah

berminggu-minggu atau berbulan-bulan, sedangkan untuk pasien yang

Page 26: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  14  

mengalami hepatitis imbas OAT setelah konsumsi obat dalam hitungan

hari sangat sedikit.11

Insidensi timbulnya hepatitis imbas OAT sangat beragam, karena

tergantung dari definisi peneliti mengenai hepatitis imbas OAT pada

berbagai populasi studi.12 Hepatitis imbas OAT lebih sering terjadi pada

negara berkembang. Pada penelitian yang dilakukan di Nepal ditemukan

insidensi hepatitis imbas OAT mencapai 38%.12 Penelitian lain yang

dilakukan di Malaysia menyebutkan bahwa prevalensi hepatitis imbas

OAT mencapai 9,7%.13

Ras oriental dilaporkan memiliki angka tertinggi, terutama India.

Kejadian hepatotoksik di sub sahara Afrika dilaporkan pada beberapa

literatur, namun untuk insidensinya sendiri tidak tercatat dengan jelas

jumlahnya sehingga tidak dapat dilaporkan.13

Pada sebuah studi survei yang dilakukan oleh The U.S Public

Health Service dilaporkan bahwa seseorang yang mengkonsumsi alkohol

memiliki risiko 2 kali lipat untuk terkena hepatitis akibat obat isoniazid

dan risiko akan semakin meningkat hingga 4-5 kali lipat pada seseorang

yang mengkonsumsi alkohol setiap hari.12

Beberapa penelitian telah dilakukan guna mengetahui insidensi dan

faktor risiko hepatitis imbas OAT pada berbagai populasi seperti Asia,

Amerika, Amerika Selatan, Eropa, Afrika. Untuk lebih jelasnya dapat di

lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.3. Insidensi dan faktor risiko terjadinya hepatitis imbas OAT

pada beberapa wilayah.12

Proporsi

Hepatitis

Imbas

OAT (%)

Definisi Hepatitis Imbas

OAT

Faktor Risiko Populasi

2,0 AST >6x batas normal dan

dikonfirmasi dengan

Perempuan, Usia Tua E: 79%, As:

17%, Af: 4%,

Page 27: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  15  

pemeriksaan berulang NA+SA: 1%

2,3 ALT >5x setelah terapi OAT Usia Tua As India,

Pakistan: 70%,

E:30%,

2,6 ALT/AST >10x nilai normal Alkohol, Carrier

Hepatitis B,

Penggunaan obat lain

yang bersifat

hepatotoksik

E (Spain:

86%, C/SA:

14%

3,0 ALT >3x nilai normal Usia Tua, Perempuan,

HIV, Ras Asia

As: 42%,

E+C/Sa: 29%,

Af: 18%,

NA:12%

3,4 ALT >5x nilai normal Perempuan Dutch (94%),

Non dutch

(6%)

5,3 ALT/AST >3x nilai normal Perempuan, Usia Tua As(

Singapura)

8,1 ALT/AST >5x nilai normal Nilai tes fungsi hati

yang abnormal, Status

gizi dibawah normal,

Pernah mengalami

hepatitis B/C, Riwayat

konsumsi obat lain.

Tidak

disebutkan

10,7 ALT> 5x nilai normal Penggunaan

flukonazol, Nilai CD4

<100, Bilirubin > 13

mmol/L atau ALT > 61

U/L

E: 80%, Af:

34%, Lainnya

5%

11,0 ALT/AST >3x nilai normal Usia Tua, Riwayat

penyakit hepatitis

sebelumnya,

Perempuan

E: 90%, As:

6%, Af: 3%,

SA: 1%

13,0 ALT/AST >5x nilai normal HIV, Ras Asia Af: 60%, As:

15%, E:24%,

Other: 3%

(lanjutan.)

Page 28: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  16  

15,0 ALT> 3x nilai normal Usia Tua, Status gizi

dibawah normal,

Asetilator yang lambat,

CYP2E1 genotip c1/o1

As (Taiwan)

16,1 ALT/AST >5x nilai normal,

atau peningkatan disertai

gejala klinis

Usia Tua As ( India)

19,0 ALT/AST> 3x nilai normal HIV atau hepatitis C Tidak

disebutkan

27,7 ALT> 3x nilai normal

dengan atau ALT>5x nilai

normal tanpa gejala

Tidak ada faktor risiko

yang signifikan

Iran

*NO AST> 3x nilai normal Usia Tua, konsumsi

alkohol dalam jumlah

yang banyak, asetilator

yang lambat

As ( India)

*Wilayah Populasi: Af, Africa: As, Asia: CSA, Central and South America: E, Europe: NA, North America: Sa, South America.

*NO ( No Incidence) :Studi Potong-lintang

* Nilai normal menurut kriteria WHO = 50 IU/L

Sumber: Pengenalan Kembali Obat Anti Tuberkulosa Pada Penderita Hepatitis Imbas Obat Akibat

Obat Anti Tuberkulosa. 201112

2.1.5. Patofisiologi

Berbagai penelitian telah mengatakan bahwa terdapat keterkaitan

HLA-DR2 dengan tuberkulosis paru pada berbagai populasi dan

keterkaitan variasi gen NRAMP1 dengan kerentanan terhadap

tuberkulosis, sedangkan risiko hepatotoksisitas imbas obat tuberkulosis

ditemukan berkaitan dengan fenotipe asetilator dan polimorfisme genetik

lainnya, termasuk sitokrom P450 2E1 dan glutathione S-transferase M1,

dan beberapa major histocompatibility kompleks kelas II terkait HLA-DQ

alel. Dimana dinyatakan tidak adanya HLA-DQA1*0102 dan adanya

(lanjutan.)

Page 29: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  17  

HLA-DQB1*0201 disamping usia lanjut, albumin serum <3,5 gr/dl dan

tingkat penyakit yang moderat atau tingkat lanjut berat.14

Hepatitis imbas OAT dapat diakibatkan langsung dari senyawa

utama, hasil metabolit, atau dapat disebabkan oleh respon imunologis yang

dapat mempengaruhi hepatosit, sel-sel epitel empedu dan atau pembuluh

darah hati.14 Pada beberapa penelitian uji klinis dengan hewan coba yang

di uji dengan dosis tertentu, memiliki tingkat serangan yang lebih tinggi

dan cenderung terjadi cepat..14 Tetapi perlu diketahui beberapa penelitian

lain menunjukkan hepatitis imbas OAT dapat juga merupakan reaksi

idiosinkronisasi yang tidak berhubungan dengan farmakologi obat. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap individu memiliki lokus minoris tersendiri

dimana setiap individu memiliki kerentanan tersendiri terhadap efek

hepatitis ketika mengkonsumsi obat. Beberapa orang mengalami hepatitis

pada dosis tertentu sedangkan beberapa orang lainnya tidak terjadi pada

dosis berapapun. Idiosinkronisasi dapat mengenai berbagai sistem organ.

Hipersensitivitas terhadap OAT dapat terjadi pada beberapa OAT imbas

hepatotoksisitas, apalagi ketika pasien datang dengan ruam kulit, atrhalgia,

dan eosinophilia.15

Pada suatu penelitian disebutkan bahwa beberapa regimen OAT

yakni isoniazid dan rifampisin terbukti meningkatkan lipid peroksidase,

hal ini menunjukkan bahwa isoniazid dan rifampisin menimbulkan

hepatotoksisitas melalui kerusakan oksidasi. Salah satu mekanisme yang

sinergis untuk menimbulkan efek hepatotoksisitas dari isoniazid dan

rifampisin adalah melalui enzim hati yang menginduksi sistem hidrolase

sehingga meningkatkan toksisitas dari zat metabolit obat.14,15

2.1.6. Gejala Klinis

Gejala klinis yang timbul biasanya sulit dibedakan dengan hepatitis

viral baik secara klinis, biokimia, dan histologi. Gejala dan tanda akan

timbul setelah pasien mengkonsumsi OAT 1 hingga 2 bulan. Gejala klinis

Page 30: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  18  

yang akan timbul biasanya adalah nausea, ikterik, muntah, dan

asthenia.13,17 Semua gejala ini tidak menunjukkan kespesifikan yang dapat

membedakan sebab dari gangguan hati. Oleh karena itu pengecekan pada

laboratorium sangat diperlukan guna menegakkan diagnosis yang benar

dan menyingkirkan hal-hal lain yang dapat membuat rancu dalam

mendiagnosis.

Keluhan hepatotoksisitas akibat OAT sebagian besar dapat

dihilangkan jika pengobatan dihentikan sementara, tetapi jika terapi tidak

dihentikan dapat berakibat fatal bagi pasien itu sendiri.13,17

2.1.7. Faktor Risiko

Faktor risiko untuk obat-obat yang menginduksi hepatitis imbas

OAT selama pengobatan tuberkulosis meliputi usia tua, penyakit

tuberkulosis yang luas, malnutrisi, alkoholisme, infeksi kronis akibat

penyakit hepatitis B atau hepatitis C, serta infeksi HIV.13,15,16

Salah satu penelitian kohort dari Spanyol menunjukkan kejadian

hepatitis imbas OAT (serum transaminase naik lebuh dari tiga kali batas

normal) menjadi signifikan pada kelompok yang memiliki faktor risiko

dengan persentase 18,2%, sedangkan kelompok tanpa risiko memiliki

presentase 5,8%. Hepatitis berat (transaminase serum > 10 kali nilai

normal) terjadi pada kelompok yang memiliki faktor risiko dengan

persentase 6,9% sedangkan pada kelompok yang tidak memiliki faktor

risiko terjadi dengan persentase 0,4%.13,15

Pasien dengan infeksi hepatitis kronis atau infeksi HIV lebih rentan

3-5 kali terkena hepatitis imbas OAT. Infeksi kronis hepatitis B dan C

memiliki relevansi tertentu di banyak negara Asia. Infeksi HIV juga kini

mengalami pelonjakan pada beberapa negara Asia.13

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa jenis kelamin

perempuan merupakan salah satu faktor risiko yang dapat mengakibatkan

hepatotoksisitas akibat OAT, tetapi hingga kini mekanisme jelas yang

mendasari hal ini masih dalam penelitian.

Page 31: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  19  

Pasien yang sebelumnya mendapatkan transplantasi organ juga

berisiko, efek toksisitasnya juga akan semakin meningkat akibat

pemberian obat imunosupresif juga yang diberikan bersamaan dengan

OAT.13,15

Page 32: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  20  

2.2. Kerangka Teori

Pasien TB

Konsumsi OAT kategori 1 lebih

dari 2 bulan

Usia

Meningkatkan toksisitas dari zat metabolit obat

Riw.Konsumsi alkohol

Jenis kelamin

 

Riw.Penyakit hati sebelumnya

Status gizi kurang

atau buruk

Riw.Konsumsi

obat lain

Pada usia tua fungsi hati

sudah menurun

Perempuan lebih rentan

terkena gangguan fungsi hati

Ketika diproses

secara kimia menghasilkan

aseltadehid

Biotransformasi pada perempuan

lebih lambat

Alkohol mengandung

etanol

Aseltadehid memicu

terjadinya peradangan

Terjadi proses

penyembuhan

Meninggalkan

jaringan fibrosis

Fungsi fisiologis

dan mekanisme pertahanan organ hati menurun

Imunitas lebih

rendah

Kemampuan melawan efek toksik menurun

Memperberat kerja hati

Riw.Konsumsi rokok

Menurunkan

anioksidan dan

meningkatkan radikal

bebas

Enzim hati menginduksisistem hidrolase

Meningkatkan lipid peroksidase

Hepatitis imbas OAT

Page 33: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  21  

2.3. Kerangka Konsep

Umur

Jenis kelamin

Riw. konsumsi alkohol

Status gizi kurang atau buruk

Riw. Penyakit hati sebelumnya

Konsumsi obat lain

Konsumsi rokok

Hepatitits imbas OAT

Obat Anti Tuberkulosis

Page 34: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  22  

2.4. Definisi Operasional

Tabel 2.3.1 Definisi : perasional: Variabel, Pengukur, Alat Ukur, Cara

Pengukuran, dan Skala Pengukuran.

No Variabel   Definisi   Pengukur   Alat Ukur   Cara

Pengukuran  Skala Pengukuran  

1.   Umur   Umur responden ketika mendapatkan terapi OAT  

Data Rekam Medik  

Data Rekam Medik  

Membaca data rekam medik  

Kategorik  

2.   Jenis Kelamin  

Diklasifikasikan atas laki-laki atau perempuan  

Data rekam medik  

Data rekam medik  

Membaca data rekam medik  

Kategorik  

3.

4.

 

Riwayat Konsumsi Alkohol

 

 

 

Status gizi kurang atau buruk

 

Responden pernah mengkonsumi alkohol, minimal 10 hari sebelum pengobatan

Responden tergolong gizi buruk jika IMT <16, dan tergolong gizi kurang jika IMT <17-18,4.

 

Data rekam medik

Data rekam medik  

Data rekam medik

Data rekam medik

Membaca data rekam medik

Membaca data rekam medik  

Kategorik

Kategorik  

5. Riwayat penyakit hati sebelumnya

 

Responden pernah menderita penyakit hati sebelum sakit TB, seperti hepatitis.

 

Data rekam medik  

Data rekam medik  

Membaca data rekam medik  

Kategorik  

6. Konsumsi obat lain

 

Responden mengkonsumsi obat lain saat menderita tuberkulosis.

Data rekam medik  

Data rekam medik  

Membaca data rekam medik  

Kategorik  

Page 35: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  23  

   

 

7. Riwayat konsumsi rokok

Responden merupakan seorang perokok aktif.

Data rekam medik  

Data rekam medik  

Membaca data rekam medik  

Kategorik  

8. OAT Kategori 1

Obat anti tuberkulosis yang menjadi lini pertama pengobatan tuberkulosis yang terdiri dari Isoniazid, rifampisin, pirazinamid, streptomisin, dan etambutol

Data rekam medik  

Data rekam medik  

Membaca data rekam medik  

Kategorik  

9. Hepatitis Imbas OAT

Peradangan pada organ hati akibat reaksi obat anti tuberkulosis. Menurut WHO, berdasarkan derajat keparahannya hepatitis imbas OAT diklasifikasikan menjadi 4 derajat dinilai dari kadar SGPT.

Data rekam medik  

Data rekam medik  

Membaca data rekam medik  

Kategorik  

Page 36: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

24  

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penilitian

Penelitian ini dilakukan secara deskriptif kategorik secara cross sectional.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Maret 2013 di

Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta dan RSPG Cisarua.

3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah Pasien penderita TB yang diterapi OAT

kategori 1 di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta dan

RSPG Cisarua.

2. Kriteria eksklusi

• Pasien penderita TB yang diterapi OAT dan saat ini mengalami

penyakit hati.

• Pasien TB paru yang mendapatkan terapi OAT kategori 2.

• Pasien TB ekstra paru

Page 37: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  25  

3.4. Besar Sampel

n = (Zα)2 x p x q

d2

n = (1,96)2 x 0,38x 0,62 = 90 orang

0,12

Keterangan:

n = besar sampel minimal

Zα = standar variasi, untuk α = 0,05%, Zα bernilai 1,96

P = prevalensi (proporsi responden pada data sebelumnya)

Q = 1-p

d = derajat ketepatan yang diinginkan, dlm hal ini 10%

3.5. Variabel penelitian

1. Variabel tergantung

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah hepatitis imbas OAT.

Hepatitis imbas OAT merupakan peradangan pada organ hati setelah

mendapatkan terapi OAT.

Penanda dini dari hepatitis imbas OAT adalah peningkatan enzim-

enzim transaminase dalam serum yang terdiri dari aspartate amino

transaminase (AST/GOT) yang diekskresikan secara paralel dengan

alanine amino transferase/glutamate pyruvate transaminase

(ALT/GPT) yang merupakan penanda lebih spesifik untuk mendeteksi

adanya kerusakan hepar.

2. Variabel bebas

Variabel bebas yang diteliti adalah umur, jenis kelamin, riwayat

konsumsi alkohol sebelumnya, status gizi, konsumsi rokok, riwayat

penyakit hati sebelumnya, riwayat konsumsi obat lain.

Page 38: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  26  

3.6. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel di lakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan

Jakarta dan RSPG Cisarua dengan cara melihat rekam medis pasien yang

mengkonsumsi OAT kategori 1 sepanjang tahun 2012.

3.7. Pengolahan dan Penyajian Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for

Windows versi 16,0. Data disajikan dalam bentuk tekstular, grafikal, dan tabular.

Lalu dilakukan analisis deskriptif

3.8. Cara Kerja Penelitian

3.8.1. Izin Pengambilan Data Sekunder penelitian

Data sekunder penelitian berupa rekam medik pasien yang terdiagnosis

pasti TB paru dan mendapat izin dari Rumah Sakit Umum Pusat

Persahabatan Jakarta dan RSPG Cisarua setelah diajukan permohonan.

Page 39: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  27  

3.8.2. Alur Penelitian

Pengolahan Data

Pasien TB yang diterapi OAT

Kriteria Inklusi dan Kriteria

Eksklusi Sampel Penelitian

Pasien TB paru yang mendapat terapi OAT kategori 1 pada tahun 2012

Rekam Medik Pasien

FKIK UIN

Izin Rumah Sakit

Pengambilan Data

Bagian Rekam Medik

Prevalensi pasien yang mengalami hepatitis imbas OAT dan faktor

risiko yang mempengaruhi

Page 40: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  28  

3.9. Etika penelitian

Sebelum dilakukan penelitian akan dimintakan terlebih dahulu

rekomendasi dari program studi pendidikan dokter UINSH Jakarta.

Kerahasiaan informasi pasien dalam rekam medik dijamin oleh peneliti dan

hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil

penelitian.

 

Page 41: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

29  

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Persahabatan Jakarta dan RS paru Dr

Goenawan Partowidigdo Cisarua sepanjang tahun 2012.Berdasarkan rumus besar

sampel yang digunakan dalam penelitian deskriptif kategorik, jumlah sampel

minimal yang harus dimiliki adalah 90 pasien tuberkulosis.Teknik pengambilan

sampel yang dilakukan peneliti adalah simple random sampling.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi dan dengan tujuan

khusus mencari faktor risiko kejadian hepatitis imbas OAT pada pasien

tuberkulosis di RSUP Persahabatan Jakarta dan RSPG Cisarua pada tahun 2012.

Adapun faktor risiko yang diteliti dalam penelitian ini adalah: umur, jenis

kelamin, riwayat konsumsi alkohol, status gizi, riwayat penyakit hati sebelumnya,

dan riwayat konsumsi obat lain.

4.1.1. Pola Distribusi Responden (Statistik Deskriptif)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, distribusi usia responden

yang menjadi sampel penelitian, jenis kelamin, riwayat konsumsi alkohol, status

gizi, riwayat penyakit hati sebelumnya, riwayat konsumsi obat lain selama

menderita tuberkulosis adalah seperti yang terdapat dalam tabel 4.1

Page 42: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  30  

Tabel 4.1. Pola Distribusi Reponden

Variabel Frekuensi (n) Persentase (%)

Umur

15-60

>60

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Riw.Konsumsi alkohol

Ya

Tidak

Status Gizi

Normal

Kurang

Buruk

Konsumsi rokok

Ya

Tidak

Riw. Penyakit hati

Ya

Tidak

Riw. Konsumsi obat lain

Ya

Tidak

76

14

66

24

25

65

21

46

23

62

28

9

81

7

83

84,4

15,6

73,3

26,7

27,8

72,2

23,3

51,1

25,6

68,9

31,1

10

90

7,8

92,2

Page 43: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  31  

 

  Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden berdasarkan usia

adalah untuk kategori usia 15-60 tahun berjumlah 76 orang (84,4%), untuk usia

diatas 60 tahun berjumlah 14 orang (15,6%). Untuk jenis kelamin, responden laki-

laki berjumlah 66 orang (73,3%), perempuan berjumlah 24 orang (26,7%).

Sedangkan distribusi berdasarkan faktor risiko lainnya: riwayat konsumsi alkohol

25 orang (27,8%), status gizi kurang berjumlah 46 orang (51,1%), status gizi

buruk 23 orang (25,6%), sedangkan responden yang masih memiliki status gizi

baik berjumlah 21 orang (23,3%), konsumsi rokok 62 orang (68,9%), riwayat

penyakit hati sebelumnya 9 orang (10 %), riwayat konsumsi obat lain berumlah 7

orang (7,8%).

Berikut adalah gambaran histogram pola distribusi responden berdasarkan

jenis kelamin.

Gambar 4.1. Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin

Drug-induced-hepatitis (DIH) merupakan suatu bentuk peradangan pada organ

hati diakibatkan oleh obat anti tuberkulosis. Di Indonesia disebut dengan istilah

66  

24  

0  

10  

20  

30  

40  

50  

60  

70  

Jenis  Kelamin  

Laki-­‐laiki   Perempuan    

Page 44: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  32  

hepatitis imbas OAT. Obat anti tuberkulosis (OAT) merupakan regimen yang

digunakan untuk mengobati penyakit tuberkulosis. Hepatitis imbas OAT sendiri

memiliki definisi beragam menurut beberapa penelitian, tetapi secara umum

definisi hepatitis imbas OAT adalah peningkatan kadar ALT 1,5 kali dari kadar

normal yang muncul setelah terapi, minimal 4 minggu. Prevalensi hepatitis imbas

OAT hampir berbeda tiap negara, tetapi negara berkembang cenderung lebih

menunjukkan prevalensi yang tinggi.17 Sebagai negara berkembang, Indonesia

menunjukkan prevalensi yang tinggi pada kejadian hepatitis imbas OAT.

Persentase prevalensi hepatitis imbas OAT di RSUP Persahabatan dan RSPG

Cisarua pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2. Prevalensi pasien TB paru yang nengalami hepatitis imbas OAT di

RSUP Persahabatan Jakarta dan RSPG Cisarua pada tahun 2012.

Variabel Frekuensi (n) Persentase (%)

DIH

Tidak mengalami DIH

47

43

52,2%

47,8%

Tabel diatas merupakan akumulasi total prevalensi dari dua rumah sakit yakni

RSUP Persahabatan dan RSPG Cisarua. Untuk jumlah responden yang

mengalami hepatitis imbas OAT masing-masing rumah sakit didapatkan data

yaitu pada RSUP Persahabatan 14 pasien mengalami hepatitis imbas OAT dan 21

orang tidak mengalami hepatitis imbas OAT, sedangkan pada RSPG Cisarua

didapatkan data yaitu 33 responden mengalami hepatitis imbas OAT dan 22 orang

lainnya tidak mengalami hepatitis imbas OAT.

Hepatitis imbas OAT dibagi menjadi 4 stadium menurut derajat keparahannya.

Berikut merupakan gambaran distribusi karakterisitik responden berdasarkan

derajat keparahannya.

Page 45: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  33  

Gambar 4.2. Distribusi karakteristik responden berdasarkan klasifikasi DIH.

Diketahui bahwa jumlah responden yang tidak mengalami hepatitis imbas

OAT sebanyak 43 orang (47,8%). Sedangkan yang mengalami hepatitis imbas

OAT berjumlah 47 orang (52,2%). Berdasarkan stadium keparahan, responden

yang mengalami hepatitis imbas OAT derajat 1 sebanyak 36 orang (40%),

hepatitis imbas OAT derajat 2 sebanyak 9 orang (10%), hepatitis imbas OAT

derajat 3 sebanyak 2 orang (2,2%), dan tidak terdapat responden dengan hepatitis

imbas OAT derajat 4.

4.2. Hubungan Antara Usia Responden dengan Hepatitis Imbas OAT

Tabel 4.3. Distribusi data kejadian hepatitis imbas OAT berdasarkan usia

Klasifikasi_DIH

Total (n)

p-value

Non DIH

(n)

DIH 1

(n)

DIH 2

(n)

DIH 3

(n)

Usia 15-60 37 29 8 2 76 1,00

>60 6 7 1 0 14

Total 43 36 9 2 90

Setelah dilakukan uji statistik chi square, terdapat 3 sel yang memiliki

nilai expected count kurang dari 5 sehingga dilakukan uji alternatifnya yaitu uji

43  

36  

9  

2   0  

Klasi;ikasi  DIH  

Non  DIH   DIH  1   DIH  2   DIH  3   DIH  4  

Page 46: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  34  

Kolmogorov-Smirnov. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi responden

dengan usia 15-60 tahun sebanyak 37 orang (41%) yang tidak mengalami

hepatitis imbas OAT, sebanyak 29 orang (32%) mengalami hepatitis imbas OAT

derajat 1, sebanyak 8 orang (8,8) yang mengalami hepatitis imbas OAT derajat 2,

dan sebanyak 2 orang (2,2%) mengalami hepatitis imbas OATderajat 3.

Sedangkan responden dengan usia >60 tahun yang tidak mengalami hepatitis

imbas OAT sebanyak 6 orang (6,6%), sebanyak 7 orang (7,7%) mengalami

hepatitis imbas OAT derajat 1, 1 orang (1,1%) mengalami hepatitis imbas OAT

derajat 2.

Berdasarkan uji statistik didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara usia dengan kejadian hepatitis imbas OAT. Hasil uji statistik ini

sama dengan hasil uji statistik pada penelitian sebelumnya dimana tidak terdapat

hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian hepatitis imbas OAT.6Hal

ini berbeda dengan beberapa teori yang menyatakan usia memegang perananan

dalam hal hepatitis imbas OAT.20,21 Semakin tua umur pasien yang mendapat

terapi OAT, maka akan semakin rentan pula untuk terkena efek samping dari

OAT, termasuk hepatitis imbas OAT. Hepatitis imbas OAT pada pasien yang

lebih tua diakibatkan oleh penurunan fungsi organ hati sehingga fungsi fisiologis

pun akan semakin menurun.20,21 Ketika organ hati yang fungsinya sudah menurun

pada usia tua harus memetabolisme sejumlah obat anti tuberkulosis dalam jangka

waktu yang cukup lama, maka akan semakin rentanlah pasien menderita hepatitis

imbas OAT. Dari sini terlihat perbedaan antara teori dengan penelitian, hal ini

bisa disebabkan oleh variasi responden dimana responden usia produktif (15-60)

lebih banyak dibanding dengan responden usia tua (>60).

Page 47: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  35  

4.3. Hubungan Antara Jenis Kelamin Responden dengan Hepatitis Imbas

OAT

Tabel 4.4. Distribusi data kejadian hepatitis imbas OAT berdasarkan jenis

kelamin

Klasifikasi_DIH

Total (n)

p-value

Non DIH

(n)

DIH 1

(n)

DIH 2

(n)

DIH 3

(n)

Jenis

kelamin

L 24 34 8 0 66 0,003

P 19 2 1 2 24

Total 43 36 9 2 90

Setelah dilakukan uji statistik chi square, terdapat 3 sel yang memiliki

nilai expected count kurang dari 5 sehingga dilakukan uji alternatifnya yaitu uji

Kolmogorov-Smirnov.

Dari uji statistic yang dilakukan diketahui terdapat hubungan antara jenis

kelamin dengan hepatitis imbas OAT. Hasil penelitian menunjukan bahwa

proporsi responden yang tidak mengalami hepatitis imbas OATpada laki-laki

sebanyak 24 orang (26,6%), hepatitis imbas OAT derajat 1 sebanyak 34 orang

(37,7%), hepatitis imbas OAT derajat 2 sebanyak 8 orang (8,8%), dan tidak ada

pasien yang mengalami hepatitis imbas OAT derajat 3 dan 4. Sedangkan pada

perempuan yang tidak mengalami hepatitis imbas OAT sebanyak 19 orang

(21,1%), hepatitis imbas OAT derajat 1 sebanyak 2 orang (2,2%), hepatitis imbas

OAT derajat 3 sebanyak 2 orang (2,2%), dan tidak ada pasien yang mengalami

hepatitis imbas OAT derajat 4.

Berdasarkan uji statistik dan penelitian sebelumnya dikatakan jenis

kelamin memberikan pengaruh terhadap kejadian hepatitis imbas OAT.Pada

penelitian sebelumnya disebutkan bahwa perempuan cenderung lebih rentan

mengalami hepatitis imbas OAT.17 Hal ini dikarenakan biotransformasi pada

perempuan lebih lambat dibanding laki-laki.17 Alasan kedua adalah asetilator pada

perempuan lebih lambat. Reaksi asetilator adalah reaksi pada jalur metabolisme

Page 48: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  36  

obat. Fungsi asetilator adalah untuk proses detoksifikasi serta mengubah senyawa

obat menjadi metabolit tidak aktif, lebih bersifat polar agar selanjutnya mudah

untuk diekskresikan. Jika asetilator lambat maka akan menurunkan jumlah dan

aktivitas dari enzim N-Asetiltransferase menjadi sangat lambat sehingga

menyebabkan perubahan obat menjadi metabolit tidak aktif juga menjadi

lambat.17 Dari sini terlihat perbedaan antara teori dengan penelitian, pada

penelitian ini didapatkan laki-laki memiliki hubungan dengan kejadian hepatitis

imbas OAT. Hal ini dapat dipengaruhi oleh variasi responden dimana responden

laki-laki lebih banyak daripada responden perempuan.

4.4. Hubungan Antara Alkohol dengan Hepatitis Imbas OAT

Tabel 4.5. Distribusi data kejadian hepatitis imbas OAT berdasarkan riwayat

konsumsi alkohol

Klasifikasi_DIH

Total (n)

p-value

Non DIH

(n)

DIH 1

(n)

DIH 2

(n)

DIH 3

(n)

Riwayat_alkohol Ya 5 13 7 0 25 0,01

Tidak 38 23 2 2 65

Total 43 36 9 2 90

Setelah dilakukan uji statistik chi square, terdapat 3 sel yang memiliki

nilai expected count kurang dari 5 sehingga dilakukan uji alternatifnya yaitu uji

Kolmogorov-Smirnov.

Dari penelitian diketahui hubungan antara konsumsi alkohol dengan

hepatitis imbas OAT. Konsumsi alkohol diduga dapat mempengaruhi kejadian

hepatitis imbas OAT. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi responden

yang mengalami hepatitis imbas OAT derajat 1 dengan kebiasaan konsumsi

alkohol sebanyak 13 orang (14,4%), hepatitis imbas OAT derajat 2 dengan

Page 49: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  37  

kebiasaan konsumsi alkohol sebanyak 7 orang (7,7%), sedangkan pada yang tidak

konsumsi alkohol sebanyak 38 orang (42,2%) yang tidak mengalami hepatitis

imbas OAT, 23 orang (25,5%) mengalami hepatitis imbas OAT derajat 1, 2 orang

(2,2%) mengalami hepatitis imbas OAT derajat 2, dan 2 orang (2,2%) mengalami

hepatitis imbas OAT derajat 3.

Dari uji statistik yang dilakukan hasil yang didapat sesuai dengan teori-

teori yang dikemukakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, bahwa alkohol

merupakan suatu faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya hepatitis imbas

OAT.6 Hal ini dikarenakan alkohol memiliki kandungan etanol.19 Proses

pemecahan etanol dapat menghasilkan bahan kimia yang bersifat toksik seperti

aseltadehid. Bahan toksik ini memicu peradangan yang menghancurkan sel-sel

hati. Beberapa waktu berikutnya jaringan hati yang sehat digantikan oleh jaringan

parut yang ditimbulkan akibat luka peradangan.19 Hal ini akan mengganggu

fungsi fisiologis hati, ditambah lagi hati harus memetabolisme OAT dalam jumlah

yang banyak dan kurun waktu yang lama.

Dalam agama Islam sendiri alkohol memang merupakan sesuatu yang

diharamkan untuk dikonsumsi. Sebagaimana firman Allah SWT pada surat Al-

Maidah ayat 90 :“Hai orang-orang beriman, sesungguhnya meminum khamar,

berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah

termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu

mendapat keberuntungan”. Sebagai dokter muslim penting untuk dilakukan

edukasi tanpa bersifat menggurui kepada pasien tentang dampak buruk alkohol

dan aturan islam yang memang mengharamkan alkohol karena memiliki

kandungan zat yang memabukkan dan membahayakan.

Page 50: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  38  

4.5. Hubungan Antara Riwayat Merokok dengan Hepatitis Imbas OAT

Tabel 4.6. Distribusi data kejadian hepatitis imbas OAT berdasarkan riwayat

konsumsi rokok

Klasifikasi_DIH

Total (n)

p-value

Non

DIH (n)

DIH 1

(n)

DIH 2

(n)

DIH 3

(n)

Riwayat

merokok

Ya 22 32 8 0 62 0,005

Tidak 21 4 1 2 28

Total 43 36 9 2 90

Setelah dilakukan uji statistik chi square, terdapat 3 sel yang memiliki

nilai expected count kurang dari 5 sehingga dilakukan uji alternatifnya yaitu uji

Kolmogorov-Smirnov.

Dari uji statistik yang dilakukan didapatkan hasil bahwa terdapat

hubungan antara konsumsi rokok dengan hepatitis imbas OAT. Hasil penelitian

menunjukan bahwa proporsi responden yang tidak mengalami hepatitis imbas

OAT dengan riwayat merokok sebanyak 22 orang (24,4%), sedangkan pada yang

tidak mempunyai riwayat merokok sebanyak 21 orang (23,3%). Pada hepatitis

imbas OAT derajat 1 sebanyak 32 orang (35,5%) mengkonsumsi rokok, dan 4

orang (4,4%) tidak mengkonsumsi rokok. Pada hepatitis imbas OAT derajat 2

terdapat 8 orang (8,8%) yang mengkonsumsi rokok, dan hanya 1 orang (1,1%)

yang tidak mengkonsumsi rokok. Pada hepatitis imbas OAT derajat 3 terdapat 2

orang (2,2%) yang tidak mengkonsumsi rokok.

Berdasarkan uji statistik yang dilakukan diperoleh hasil bahwa konsumsi

rokok dapat mempengaruhi hepatitis imbas OAT. Penelitian sebelumnya

dikatakan bahwa rokok tidak menjadi faktor risiko untuk terjadinya hepatitis

imbas OAT secara langsung, tetapi rokok dapat memperparah gangguan fungsi

hati jika dibarengi dengan pemberian alkohol.22 Pada teori dikemukakan bahwa

rokok memberikan pengaruh pada fungsi hati, dimana rokok dapat menurunkan

Page 51: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  39  

hepatic glutathione peroxidase yang berperan sebagai antioksidan dan

antitoksin.23 Rokok juga menurunkan aktivitas superoksida dismutase yang

merupakan salah satu enzim antioksidan yang dihasilkan oleh tubuh dan paling

banyak di hati.23 Efek negatif lain dari rokok adalah meningkatkan aktifitas lipid

peroksidase, ini merupakan suatu produk dari radikal bebas.23 Semua hal diatas

akan memudahkan hati mengalami peradangan dan infeksi.

Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya bisa

disebabkan oleh variasi responden yang mayoritas merupakan perokok aktif.

Dalam Islam sendiri merokok tidak dibenarkan karena banyak

menimbulkan efek negatif. Utamanya efek negatif terhadap kesehatan tubuh. Dan

sebaiknya seorang umat muslim tidak melakukan kegiatan sia-sia yang

membahayakan diri sendiri. Dalam surat Al-Baqarah:195 dikatakan “Janganlah

kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”. Seperti yang telah

dilaporkan para ahli kesehatan dalam penelitian mereka bahwa rokok

menyebabkan banyak penyakit berbahaya seperti kanker, penyakit paru obstruktif

kronik (PPOK).

4.6. Hubungan Antara Riwayat Penyakit Hati Sebelumnya dengan Hepatitis

Imbas OAT

Tabel 4.7. Distribusi data kejadian hepatitis imbas OAT berdasarkan riwayat

penyakit hati sebelumnya

Klasifikasi_DIH

Total

(n)

p-value

Non

DIH (n)

DIH 1

(n)

DIH 2

(n)

DIH 3

(n)

Riwayat penyakit

Hati sebelumnya

Ya 2 3 4 0 9 0,25

Tidak 41 33 4 2 81

Total 43 36 8 2 90

Page 52: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  40  

Setelah dilakukan uji statistik chi square, terdapat 3 sel yang memiliki

nilai expected count kurang dari 5 sehingga dilakukan uji alternatifnya yaitu uji

Kolmogorov-Smirnov.

Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi responden yang memiliki

riwayat penyakit hati sebelumnya dan tidak mengalami hepatitis imbas OAT

sebanyak 2 orang (2,2%), hepatitis imbas OAT derajat 1 sebanyak 3 orang

(3,3%), hepatitis imbas OAT derajat 2 sebanyak 4 orang (4,4%). Sedangkan

pasien yang sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit hati dan tidak

mengalami hepatitis imbas OAT berjumlah 41 orang(45,5%), hepatitis imbas

OAT derajat 1 berjumlah 33 orang (36,6%), hepatitis imbas OAT derajat 2

berjumlah 4 orang (4,4%), dan hepatitis imbas OAT derajat 3 berjumlah 2 orang

(2,2%).

Berdasarkan uji statistik tidak terdapat hubungan antara riwayat penyakit

hati sebelumnya dengan angka kejadian hepatitis imbas OAT, berbeda dengan

teori dan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa riwayat penyakit hati

sebelumnya memiliki hubungan dengan kejadian hepatitis imbas OAT. Menurut

teori dan penelitian sebelumnya pasien yang memiliki riwayat penyakit hati

sebelumnya lebih rentan mengalami hepatitis imbas OAT dikarenakan pasien-

pasien yang memiliki penyakit hati sebelumnya cenderung memiliki jaringan ikat

fibrosis, yang merupakan bagian akhir dari proses penyembuhan ketika terjadi

penyakit hati seperti hepatitis sebelumnya.6,17,19 Adanya jaringan ikat pada organ

hati tentu akan mengganggu fungsi fisiologisnya. Apalagi ketika hati yang sudah

tidak memiliki struktur dan fungsi yang normal harus memetabolisme sejumlah

OAT dalam kurun waktu yang lama. Ini akan mengakibatkan hati lebih rentan

mengalami peradangan akibat OAT. Dari sini terlihat perbedaan antara teori

dengan penelitian, hal ini bisa disebabkan oleh variasi responden dimana

responden yang memiliki riwayat penyakit hati sebelumnya hanya sedikit

jumlahnya, yakni 9 dari 90 responden.

Page 53: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  41  

4.7. Hubungan Antara Status Gizi Terhadap Hepatitis Imbas OAT

Tabel 4.8. Distribusi data kejadian hepatitis imbas OAT berdasarkan status gizi

Klasifikasi_DIH

Total (n)

p-value

Non

DIH (n)

DIH 1

(n)

DIH 2

(n)

DIH 3

(n)

Status_Gizi Baik 18 3 0 0 21 0,000

Buruk 4 12 6 1 23

Kurang 21 22 3 0 46

Total 43 37 9 1 90

Setelah dilakukan uji statistik chi square, terdapat 3 sel yang memiliki

nilai expected count kurang dari 5 sehingga dilakukan uji alternatifnya yaitu uji

Kolmogorov-Smirnov.

Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi responden yang mengalami

DIH kelas 1 dengan status gizi kurang sebanyak 22 orang (24,4%) dan sebanyak 3

orang (3,3%) yang mengalami DIH kelas 2 pada responden yang memiliki status

gizi kurang. Responden yang memiliki status gizi buruk sebanyak 12 orang

(13,3%) yang mengalami DIH kelas 1, dan sebanyak 6 orang (6,6%) yang

mengalami DIH kelas 2 sedangkan responden yang memiliki status gizi baik yang

mengalami DIH kelas 1 sebanyak 3 orang (3,3%).

Berdasarkan uji statistik dan penelitian sebelumnya didapatkan bahwa

status gizi memberikan pengaruh pada kejadian hepatitis imbas OAT. Status gizi

yang kurang bahkan buruk akan lebih rentan terkena hepatitis imbas OAT. Hal ini

dikarenakan pasien yang memiliki IMT rendah, <20 memiliki cadangan glutation

yang sangat rendah.17 Glutation adalahprotein yang secara alami diproduksi oleh

tubuh yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh dan juga regenerasi

sel.18 Glutation berperan sebagai antioksidan dan antitoksin.18 Tanpa adanya

glutation dalam jumlah yang memadai maka akan rentan terkena cedera

Page 54: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  42  

oksidatif.18 Pada pasien yang mengalami malnutrisi juga disebutkan bahwa proses

metabolisme obat akan menjadi lebih lambat dibandingkan dengan pasien yang

status gizinya baik.17

Mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari status gizi yang kurang bahkan

buruk, maka disini dapat dilihat pentingnya makanan sebagai sumber asupan

nutrisi bagi tubuh. Dalam islam pun diajarkan bagaimana pola makan yang baik.

Dalam surat Al-Baqarah 168 dikatakan “Hai sekalian manusia makan-makanlah

yang halal lagi baik daripada yang terdapat di bumi dan jangan kamu mengikuti

langkah-langkah syaitan, karena syaitan musuh yang nyata bagimu”. Dari ayat

ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam mengkonsumsi makanan haruslah yang

halal dan baik. Hal ini juga tentunya akan memberikan manfaat dari segi

kesehatan.

4.8. Hubungan Antara Konsumsi Obat Lain dengan Hepatitis Imbas OAT

Tabel 4.9. Distribusi data kejadian hepatitis imbas OAT berdasarkan riwayat

konsumsi obat lain

Klasifikasi_DIH

Total

(n)

p-value

Non

DIH (n)

DIH 1

(n)

DIH 2

(n)

DIH 3

(n)

Konsumsi obat lain Ya 1 5 1 0 7 0,362

Tidak 42 31 8 2 83

Total 43 36 9 2 90

Setelah dilakukan uji statistik chi square, terdapat 3 sel yang memiliki

nilai expected count kurang dari 5 sehingga dilakukan uji alternatifnya yaitu uji

Kolmogorov-Smirnov.

Page 55: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  43  

Data yang didapat pada penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian

sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya dikatakan bahwa konsumsi obat–obatan

lain ketika sedang sakit tuberkulosis meningkatkan risiko terjadinya hepatitis

imbas OAT. Hal ini dikarenakan kebanyakan obat dimetabolisme dihati,

sedangkan obat anti tuberkulosis itu sendiri dimetabolisme dihati.19 Hal ini akan

menambah beban kerja dari organ hati karena harus memetabolisme berbagai

macam obat dan dalam kurun waktu yang lama. Jika hal ini terus berlangsung

akan menyebabkan hati lebih rentan untuk mengalami peradangan, sehingga

menyebabkan hepatitis imbas OAT. Tetapi yang perlu dicatat disini adalah tidak

semua obat menimbulkan efek toksik pada hati, hal ini tergantung dari jenis obat

dan dosis obat. Dari sini terlihat perbedaan antara teori dengan penelitian, hal ini

bisa disebabkan oleh variasi responden dimana responden yang mengkonsumsi

obat lain hanya sedikit jumlahnya, yakni 7 dari 90 responden.

 

Page 56: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

44  

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUP Persahabatan dan RSPG

Cisarua tahun 2013 diperoleh hasil bahwa prevalensi hepatitis imbas OAT

adalah sebanyak 47 orang (52,2%). Berdasarkan stadiumnya responden

yang mengalami hepatitis imbas OAT derajat 1 sebanyak 36 orang (40%),

hepatitis imbas OAT derajat 2 sebanyak 9 orang (10%), hepatitis imbas

OAT derajat 3 sebanyak 2 orang (2,2%), dan tidak terdapat responden

dengan hepatitis imbas OAT derajat 4.

2. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia responden dengan

prevalensi hepatitis imbas OAT di RSUP Persahabatan dan RSPG Cisarua

tahun 2012.

3. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin responden dengan

prevalensi hepatitis imbas OAT di RSUP Persahabatan dan RSPG Cisarua

tahun 2012. ( p value 0,003).

4. Terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi alkohol dengan

prevalensi hepatitis imbas OAT di RSUP Persahabatan dan RSPG Cisarua

tahun 2012. ( p value 0,01).

5. Terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi rokok dengan

kejadian hepatitis imbas OAT (p-value 0,005).

6. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit hati

sebelumnya dengan prevalensi hepatitis imbas OAT di RS Persahabatan

dan RSPG Cisarua tahun 2012.

7. Terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian

hepatitis imbas OAT di RSUP Persahabatan dan RSPG Cisarua tahun

2012 (p value 0,000).

8. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi obat lain dengan

prevalensi hepatitis imbas OAT di RS persahabatan dan RSPG Cisarua

tahun 2012.

Page 57: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

45  

5.2 Saran

• Pasien yang akan mendapat terapi OAT harus ditanyakan terlebih

dahulu apakah memiliki faktor risiko hepatitis Imbas OAT.

• Dokter harus lebih waspada ketika meresepkan OAT

 

Page 58: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

46

DAFTAR PUSTAKA

1. Brazilian Thoracic Association. Guidelines on Tuberculosis. J, Bras.

Pneumol. Vol. 35 no. 10. São Paulo Oct. 2009

2. WHO Report. Global tuberculosis control: Epidemiology, strategy,

financing. 411:1-301. Geneva. 2009.

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia., Pedoman Nasional

Pengendalian Tuberkulosis . 2011.

4. Direktorat Jenderal PPM & PLP, Departemen Kesehatan: Gerakan

Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkulosis: Jakarta; 1999.

5. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis

dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru

Indonesia; 2006.

6. Hussain Z, Kar P, HussainSA, Antituberculosis Drug-Induced Hepatitis:

Risk Factors, Prevention, And Management. Indian J Exp Biol. 2003

7. Jasmer, R.M, Saukkonen J.J, Blumberg H.M. Short-Course Rifampicyn

and Pyrazinamide Company Latent Tuberculosis Infection: A Multicenter

Clinical Trial. Annals. of. Int Med, 137: 640-7. 2002.

8. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Nasional Penanggulangan

Tuberkulosis Ed.2. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2006.

9. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.

Ed. 4. Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam

FKUI, 2006.

10. Katzung, Bertram G. Basic & clinical pharmacology 10 th ed. McGraw

Hill Lange ebook. San francisco.2006.

11. Kishore P.V, Palaian, Paudel R, Mishra P, Shankar, Prabhu. Drug Induced

Hepatitis With Anti-Tubercular Chemotherapy: Challenges and

Difficulties in treatment: Kathmandu University Medical Journal, Vol. 5,

No. 2, Issue 18, 256-260 ; 2007.

12. Ramdhani Meivina P, Alwinsyah, Keliat E, Zuhriat. Pengenalan Kembali

Obat Anti Tuberkulosa Pada Penderita Hepatitis Imbas Obat Akibat Obat

Anti Tuberkulosa. 2011.

Page 59: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

48

13. O.A Marzuki, A.R Fauzi, Ayoub S, Kamarul Imran M. Prevalences and Risk Factors Of Anti-Tuberculosis Drug-Induced Hepatitis in Malaysia: Department of Medicine, School of Medical Sciences, UniversitiSains Malaysia Health Campus, KubangKerian 16150, Malaysia ; 2008.

14. J. Jussi, Saulkonen, L. David. American thoracic society document; Hepatotoxicity Of Anti-Tuberculosis Therapy. 2006.

15. Wing wai yew, Leung chi-chiu. Antituberculosis Drugs and Hepatotoxicity; Grantam Hospital, China ; 2007.

16. Van Crevel R, Alisjahbana B, de lange, Low Plasma Concentrations Of

Rifampicin In Tuberculosis Patients In Indonesia. 2002.

17. Shakya Rajani, Rao B.S, Shrestha Bhawna. Evaluation of risk factors for

antituberculosis drugs-induced hepatotoxicity in Nepalese population.

Kathmandu University Journal Of Science, Engineering and Technology

Vol.II, No.1, February, 2006.

18. Kerksick Chad, Darryn Willoughby. The Antioxidant Role of Glutathione

amd N-Acetylcysteine supplements and Exercises-Induced Oxidative

Stress; Journal of the International Society of Sports Nutrition, 2005.

19. Butura Angelica. Drug and Alcohol Induced Hepatotoxicity. Karolinka

Institutet, Stokholm. 2008.

20. JG Stine, P.Sateesh, J.H Lewis. Drug Induced Liver Injury In The Elderly.

Division of Gastroenterology, Hepatology Section, Department of Internal

Medicine, Georgetown University Hospital, Washington, DC 20007,

USA. 2013.

21. Alimahassenali, Tefera Belachew, Almeshet Yami. Anti-Tuberculosis

Drug Induced Hepatotoxicity among TB/HIV Co-Infected Patients at

Jimma University Hospital. Ethiopia Nested Case-Control Study. 2013.

22. Wannamethesee SG, Shaper SG, Cigarettesmoking and serum liver

enzymes: the role of alcohol and inflammation. Department of Primary

Care and Population Health. London. 2010.

23. Kumar Pramod Avti, Kumar Surender, Mohanpathak Chander, Kim

Vaipei. Smokeless tobacco impairs the antioxidant devense in liver, lung,

and kidney of rats. Oxford. 2005.

Page 60: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

48

24. Jaime R dkk. Antituberculosis Drug-Indeuced Hepatotoxicity The Role of

Hepatitis C Virus and The Human Immunodeficiency Virus. American

Journal Of Respiratory and Critical Care Medicine VOL 157. The

University of Miami School of Medicine, Division of Pulmonary Diseases

and Critical Care Medicine, Division of Gastroenterology, Department of

Internal Medicine. 1998

 

Page 61: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  48  

Lampiran 1 Sebaran karakteristik responden

Frekuensi Usia Pada Responden

 

Frekuensi Jenis Kelamin Pada Responden

Jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 66 73.3 73.3 73.3

Perempuan 24 26.7 26.7 100.0

Total 90 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 15-60 76 84.4 84.4 84.4

>60 14 15.6 15.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 62: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  49  

 

Frekuensi Responden Yang Mengkonsumsi Alkohol

Riwayat_konsumsi_alkohol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 25 27.8 27.8 27.8

Tidak 65 72.2 72.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 63: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  50  

 

 

Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi

Status_Gizi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 21 23.3 23.3 23.3

Kurang 46 51.1 51.1 74.4

buruk 23 25.6 25.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 64: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  51  

Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Hati Sebelumnya

Riwayat_Penyakit_Hati_Sebelumnya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 9 10.0 10.0 10.0

Tidak 81 90.0 90.0 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 65: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  52  

 

Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Konsumsi Rokok

Riwayat_Merokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 62 68.9 68.9 68.9

Tidak 28 31.1 31.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

 

Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Konsumsi Obat Lain

Konsumsi_Obat_Lain

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 7 7.8 7.8 7.8

Tidak 83 92.2 92.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 66: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  53  

 

 

Page 67: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  54  

Lampiran 2

Hubungan DIH dengan variabel bebas

Hubungan Hepatitis Imbas OAT denganUsia

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

usia *

Kadar_SGPT_Sesudah_Kon

sumsi_OAT

90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

 

usia * Kadar_SGPT_Sesudah_Konsumsi_OATCrosstabulation

Kadar_SGPT_Sesudah_Konsumsi_OAT

Total <51 51-125 126-250 251-500

usia 15-60 Count 37 29 8 2 76

Expected Count 36.3 30.4 7.6 1.7 76.0

>60 Count 6 7 1 0 14

Expected Count 6.7 5.6 1.4 .3 14.0

Total Count 43 36 9 2 90

Expected Count 43.0 36.0 9.0 2.0 90.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 1.002a 3 .801

Likelihood Ratio 1.300 3 .729

Linear-by-Linear Association .017 1 .897

N of Valid Cases 90

Page 68: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  55  

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 1.002a 3 .801

Likelihood Ratio 1.300 3 .729

Linear-by-Linear Association .017 1 .897

a. 3 cells (37.5%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .31.   Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Frequencies

usia N

Kadar_SGPT_Sesudah_Kon

sumsi_OAT

15-60 76

>60 14

Total 90

Test Statisticsa

Kadar_SGPT_S

esudah_Konsum

si_OAT

Most Extreme Differences Absolute .060

Positive .058

Negative -.060

Kolmogorov-Smirnov Z .207

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

a. Grouping Variable: usia

Page 69: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  56  

Hubungan Hepatitis Imbas OAT dengan Jenis Kelamin

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

jeniskelamin *

Kadar_SGPT_Sesudah_K

onsumsi_OAT

90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

jeniskelamin * Kadar_SGPT_Sesudah_Konsumsi_OATCrosstabulation

Kadar_SGPT_Sesudah_Konsumsi_OAT

Total <51 51-125 126-250 251-500

jeniskelamin Laki-laki Count 24 34 8 0 66

Expected

Count 31.5 26.4 6.6 1.5 66.0

Perempuan Count 19 2 1 2 24

Expected

Count 11.5 9.6 2.4 .5 24.0

Total Count 43 36 9 2 90

Expected

Count 43.0 36.0 9.0 2.0 90.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 21.567a 3 .000

Likelihood Ratio 23.630 3 .000

Linear-by-Linear Association 3.641 1 .056

N of Valid Cases 90

Page 70: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  57  

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 21.567a 3 .000

Likelihood Ratio 23.630 3 .000

Linear-by-Linear Association 3.641 1 .056

a. 3 cells (37.5%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .53.  

Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Frequencies

jeniskelamin N

Kadar_SGPT_Sesudah_Kon

sumsi_OAT

Laki-laki 66

Perempuan 24

Total 90

Test Statisticsa

Kadar_SGPT_S

esudah_Konsum

si_OAT

Most Extreme Differences Absolute .428

Positive .083

Negative -.428

Kolmogorov-Smirnov Z 1.796

Asymp. Sig. (2-tailed) .003

a. Grouping Variable: jeniskelamin

Page 71: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  58  

Hubungan Hepatitis Imbas OAT dengan Riwayat Konsumsi Alkohol

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Riwayat_konsumsi_alkohol

*

Kadar_SGPT_Sesudah_Ko

nsumsi_OAT

90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

Riwayat_konsumsi_alkohol * Kadar_SGPT_Sesudah_Konsumsi_OATCrosstabulation

Kadar_SGPT_Sesudah_Konsumsi_OAT

Total <51 51-125 126-250 251-500

Riwayat_konsumsi_alko

hol

Ya Count 5 13 7 0 25

Expected

Count 11.9 10.0 2.5 .6 25.0

Tidak Count 38 23 2 2 65

Expected

Count 31.1 26.0 6.5 1.4 65.0

Total Count 43 36 9 2 90

Expected

Count 43.0 36.0 9.0 2.0 90.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 18.821a 3 .000

Likelihood Ratio 18.813 3 .000

Linear-by-Linear Association 10.527 1 .001

N of Valid Cases 90

Page 72: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  59  

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 18.821a 3 .000

Likelihood Ratio 18.813 3 .000

Linear-by-Linear Association 10.527 1 .001

a. 3 cells (37.5%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .56.  

Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Frequencies

Riwayat

_konsu

msi_alk

ohol N

Kadar_SGPT_Sesudah_Kon

sumsi_OAT

Ya 25

Tidak 65

Total 90

Test Statisticsa

Kadar_SGPT_Se

sudah_Konsumsi

_OAT

Most Extreme Differences Absolute .385

Positive .385

Negative -.031

Kolmogorov-Smirnov Z 1.634

Asymp. Sig. (2-tailed) .010

a. Grouping Variable: Riwayat_konsumsi_alkohol

Page 73: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  60  

Hubungan Hepatitis Imbas OAT Dengan Kebiasaan Merokok

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Riwayat_Merokok *

Kadar_SGPT_Sesudah_K

onsumsi_OAT

90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

Riwayat_Merokok * Kadar_SGPT_Sesudah_Konsumsi_OATCrosstabulation

Kadar_SGPT_Sesudah_Konsumsi_OAT

Total <51 51-125 126-250 251-500

Riwayat_Merokok Ya Count 22 32 8 0 62

Expected Count 29.6 24.8 6.2 1.4 62.0

Tidak Count 21 4 1 2 28

Expected Count 13.4 11.2 2.8 .6 28.0

Total Count 43 36 9 2 90

Expected Count 43.0 36.0 9.0 2.0 90.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 19.131a 3 .000

Likelihood Ratio 20.615 3 .000

Linear-by-Linear Association 4.101 1 .043

N of Valid Cases 90

a. 3 cells (37.5%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .62.

Page 74: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  61  

Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Frequencies

Riwayat

_Merok

ok N

Kadar_SGPT_Sesudah_Kon

sumsi_OAT

Ya 62

Tidak 28

Total 90

Test Statisticsa

Kadar_SGPT_S

esudah_Konsum

si_OAT

Most Extreme Differences Absolute .395

Positive .071

Negative -.395

Kolmogorov-Smirnov Z 1.736

Asymp. Sig. (2-tailed) .005

a. Grouping Variable: Riwayat_Merokok

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 75: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  62  

Hubungan Hepatitis Imbas OAT Dengan Riwayat Penyakit Hati Sebelumnya

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Riwayat_Penyakit_Hati_Se

belumnya *

Kadar_SGPT_Sesudah_Ko

nsumsi_OAT

90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

Riwayat_Penyakit_Hati_Sebelumnya *

Kadar_SGPT_Sesudah_Konsumsi_OATCrosstabulation

Kadar_SGPT_Sesudah_Konsumsi_OAT

Total <51 51-125 126-250 251-500

Riwayat_Penyakit_Hati

_Sebelumnya

Ya Count 2 3 4 0 9

Expected

Count 4.3 3.6 .9 .2 9.0

Tidak Count 41 33 5 2 81

Expected

Count 38.7 32.4 8.1 1.8 81.0

Total Count 43 36 9 2 90

Expected

Count 43.0 36.0 9.0 2.0 90.0

Page 76: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  63  

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 13.564a 3 .004

Likelihood Ratio 9.320 3 .025

Linear-by-Linear Association 5.494 1 .019

N of Valid Cases 90

a. 5 cells (62.5%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .20.

Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Frequencies

Riwayat

_Penya

kit_Hati

_Sebelu

mnya N

Kadar_SGPT_Sesudah_Kon

sumsi_OAT

Ya 9

Tidak 81

Total 90

Test Statisticsa

Kadar_SGPT_Se

sudah_Konsumsi

_OAT

Most Extreme Differences Absolute .358

Positive .358

Negative -.025

Kolmogorov-Smirnov Z 1.019

Asymp. Sig. (2-tailed) .250

a. Grouping Variable: Riwayat_Penyakit_Hati_Sebelumnya  

Page 77: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  64  

Hubungan Hepatitis Imbas OAT dengan Status Gizi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Status_Gizi *

Kadar_SGPT_Sesudah_

Konsumsi_OAT 90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

Status_Gizi * Kadar_SGPT_Sesudah_Konsumsi_OATCrosstabulation

Kadar_SGPT_Sesudah_Konsumsi_OAT

Total <51 51-125 126-250 251-500

Status_Gizi Baik Count 18 3 0 0 21

Expected Count 10.0 8.4 2.1 .5 21.0

Kurang Count 21 21 4 0 46

Expected Count 22.0 18.4 4.6 1.0 46.0

buruk Count 4 12 5 2 23

Expected Count 11.0 9.2 2.3 .5 23.0

Total Count 43 36 9 2 90

Expected Count 43.0 36.0 9.0 2.0 90.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 26.679a 6 .000

Likelihood Ratio 28.899 6 .000

Linear-by-Linear Association 22.682 1 .000

N of Valid Cases 90

Page 78: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  65  

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 26.679a 6 .000

Likelihood Ratio 28.899 6 .000

Linear-by-Linear Association 22.682 1 .000

a. 6 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .47.

Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Frequencies

Status_

Gizi N

Kadar_SGPT_Sesudah_Kon

sumsi_OAT

Baik 21

buruk 23

Total 44

Test Statisticsa

Kadar_SGPT_S

esudah_Konsum

si_OAT

Most Extreme Differences Absolute .683

Positive .000

Negative -.683

Kolmogorov-Smirnov Z 2.264

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: Status_Gizi  

Page 79: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  66  

Hubungan Hepatitis Imbas OAT Dengan Riwayat Konsumsi Obat Lain

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Konsumsi_Obat_Lain *

Kadar_SGPT_Sesudah_Ko

nsumsi_OAT

90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

Konsumsi_Obat_Lain * Kadar_SGPT_Sesudah_Konsumsi_OATCrosstabulation

Kadar_SGPT_Sesudah_Konsumsi_OAT

Total <51 51-125 126-250 251-500

Konsumsi_Obat_Lain Ya Count 1 5 1 0 7

Expected Count 3.3 2.8 .7 .2 7.0

Tidak Count 42 31 8 2 83

Expected Count 39.7 33.2 8.3 1.8 83.0

Total Count 43 36 9 2 90

Expected Count 43.0 36.0 9.0 2.0 90.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 3.964a 3 .265

Likelihood Ratio 4.406 3 .221

Linear-by-Linear Association 1.501 1 .220

N of Valid Cases 90

a. 5 cells (62.5%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .16.

Page 80: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  67  

Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Frequencies

Konsum

si_Obat

_Lain N

Kadar_SGPT_Sesudah_Kon

sumsi_OAT

Ya 7

Tidak 83

Total 90

Test Statisticsa

Kadar_SGPT_S

esudah_Konsum

si_OAT

Most Extreme Differences Absolute .363

Positive .363

Negative -.024

Kolmogorov-Smirnov Z .923

Asymp. Sig. (2-tailed) .362

a. Grouping Variable: Konsumsi_Obat_Lain

 

Page 81: PREVALENSI PASIEN TB PARU YANG MENGALAMI HEPATITIS · PDF filemengalami hepatitis imbas oat dan faktor risiko yang berhubungan di rsup persahabatan jakarta dan rspg cisarua pada ...

  68  

Lampiran 3

Riwayat penulis

Nama : Nurazminah Alwi

Tempat/Tanggal Lahir : Raha,14 Oktober 1992

Agama : Islam

Jumlah saudara : 2 orang

Nama orang tua : H. Saemu Alwi SE,Ms dan Hj. Nurlian Arfa S.Ag,

M.Ag

Alamat :Jl.MartanduLorong kharisma 2, Kambu

Anduonohu Sulawesi Tenggara

Riwayat Pendidikan :

1. TK Islam Kemaraya 1996-1998

2. SDN Kuncup Pertiwi 1998-2004

3. SMPN 1 Kendari 2004-2007

4. SMAN 4 Kendari 2007-2010

5. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010-sekarang