PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ......

111
PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN TEKANAN DARAH RESPONDEN BERUSIA 40-75 TAHUN DI KECAMATAN KALASAN, SLEMAN, DIY PADA TAHUN 2015 (KAJIAN FAKTOR UMUR DAN JENIS KELAMIN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Tika Desi Indriyani NIM : 128114092 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ......

Page 1: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN

TEKANAN DARAH RESPONDEN BERUSIA 40-75 TAHUN DI

KECAMATAN KALASAN, SLEMAN, DIY PADA TAHUN 2015

(KAJIAN FAKTOR UMUR DAN JENIS KELAMIN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Tika Desi Indriyani

NIM : 128114092

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

i

PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN

TEKANAN DARAH RESPONDEN BERUSIA 40-75 TAHUN DI

KECAMATAN KALASAN, SLEMAN, DIY PADA TAHUN 2015

(KAJIAN FAKTOR UMUR DAN JENIS KELAMIN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Tika Desi Indriyani

NIM : 128114092

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

ii

Persetujuan Pembimbing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

iii

Pengesahan Skripsi Berjudul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Percaya dengan kemampuan sendiri” Jika aku percaya bahwa aku tak bisa melakukan sesuatu, maka hal itu membuatku tak mampu melakukannya. Namun, ketika

aku yakin bahwa aku bisa, aku mendapatkan kemampuan untuk melakukannya, bahkan meski awalnya aku tidak

memiliki kemampuan itu Mahatma Gandhi

Berusahalah untuk menjadi diri sendiri, jangan selalu menjadi orang lain, karena awal dari kesuksesan adalah dari diri kita

sendiri Bob Sadino

Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo

Adik Novita Wulandari Para Sahabat Terbaikku

Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih

serta Penyayangdan atas semua rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan

Pengendalian Tekanan Darah Responden Berusia 40-75 tahun di Kecamatan

Kalasan, Sleman, DIY Pada Tahun 2015 (Kajian Faktor Umur dan Jenis Kelamin).

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ayah, Ibu dan adik yang tidak bosan-bosannya memberikan dorongan

semangat dan doa setiap saat.

3. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma DIY yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

4. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk selalu membimbing, memberikan semangat, dan

motivasi serta saran dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir.

5. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah

memberikan kritik dan saran selama penyusunan skripsi.

6. Ibu Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah

memberikan kritik dan saran selama penyusunan skripsi.

7. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing II

yang selalu memberikan bimbingan, dorongan serta saran demi

terselesaikannya skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

vii

8. Pemerintah Kabupaten Sleman, BAPPEDA, Camat Kecamatn Kalasan, Kepala

Desa dan Padukuhan setempat yang telah memberikan izin dalam penelitian

sehingga penulis dapat melakukan penelitian dengan lancar.

9. Segenap Masyarakat di Padukuhan setempat yang telah bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini.

10. Teman-teman seperjuangan skripsi payung Nonitha, Venny, Monik, Sina, Ella,

Tiwi dan Edo atas kesabaran, pengertian, kebersamaan dan perjuangannya dari

awal perencanaan hingga akhir pengerjaan skripsi ini.

11. Sahabat tersayang Gita, Prita, Cindya, Kristy, Lisa, Tata, Nuri, Noven, Tiwi

dan Dara yang selalu memberikan semangat, kasih sayang, perhatian,

pengertian, kesabaran dan dukungan dalam proses pembuatan skripsi ini.

12. Sahabat terhebat Angga Hakim Permana Putra yang selalu mendengarkan

semua keluh kesah dari awal hingga akhir pengerjaan skripsi ini. Teman yang

selalu memberikan semangatnya, motivasi, kesabaran, perhatian yang tidak

lelah dan terbatas dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

13. Sahabat-sahabat FSM C dan FKK B yang telah menemani dalam suka duka

perkuliahan dari semester awal hingga akhir.

14. Sahabat-sahabat selama bersekolah di SMP N 6 DIY Ririn, Vidya, Danik, Adis,

Chika, Risty dan Idham yang selalu membawa keceriaan yang dapat

meningkatkan mood dan semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

15. Sahabat- sahabat selama bersekolah di SMA N 6 DIY Tunjung, Nusa, Effine,

Kemal, Nonik, Mareth, Vita, Asri, dan semua sahabat yang tidak dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

viii

disebutkan satu persatu. Para sahabat yang selalu memotivasi, menyemangati,

serta membawa keceriaan dalam proses pembuatan skripsi ini.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam proses

perkuliahan, pengambilan data dan penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi

ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk

menyempurnakan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi banyak pihak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

ix

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

x

INTISARI

Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian nomor 3 di Indonesia.

Tingginya prevalensi hipertensi di Indonesia mengakibatkan timbulnya masalah

kesehatan pada masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi

prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah serta untuk

mengevaluasi perbedaan faktor usia dan jenis kelmain terhadap prevalensi,

kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden berusia 40-75 tahun

di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional dengan

pendekatan cross-sectional. Jumlah responden penelitian sebanyak 813 responden

pada 6 padukuhan di Kecamatan Kalasan. Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dilanjutkan dengan melakukan uji t tidak

berpasangan dan uji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi

responden dengan tekanan darah ≥140 mmHg sebesar 43,9%, sadar hipertensi

25,5%, melakukan terapi 12,6%, dan yang mengendalikan tekanan darah 1,1%.

Faktor usia mempengaruhi prevalensi hipertensi dengan nilai OR 2,76 (95%

CI) 2,01-3,77 tetapi tidak mempengaruhi kesadaran, terapi dan pengendalian

tekanan darah. Faktor jenis kelamin mempengaruhi prevalensi hipertensi dengan

OR 1,36 (95% CI: 1,03-1,80) dan nilai p=0,03. Responden laki-laki memiliki risiko

lebih besar untuk mengalami tekanan darah ≥140 mmHg.

Kata kunci: Hipertensi, Prevalensi, Kesadaran, Terapi, Pengendalian Tekanan

Darah, Faktor Usia dan Jenis Kelamin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

xi

ABSTRACT

Hypertension is on the third rank as one of the cause of death in Indonesia.

The high prevalence of hypertension in Indonesia creats health problems in the

society. The aim of this study is to find the proportion of prevalence, awareness,

therapy and blood pressure control and to evaluate the differences of age and gender

factor againts prevalence, awareness, therapy and blood pressure control of

respondents within the age of 40-75 in Kalasan, Sleman, DIY.

The type the research is observational research with cross-sectional

approach. The total research respondents is 813 from 6 hamlets in Kalasan.

Normality test was conducted using Kolmogorov-Smirnov test, then continued with

independent t test and Chi Square test. Result of the research show the prevalence

of respondents with blood pressure ≥140 mmHg is 43,9%, 25,5% is aware of

hypertension, 12,6% do the therapy, and 1,1% control their blood pressure.

The age factor affects at the prevalence of hypertension with an OR 2,76

(95% CI) 2,01-3,77, but does not affect awareness, therapy and control of blood

pressure. The gender factor affects the prevalence of hypertension with an OR 1,36

(95% CI: 1,03-1,80) and p value=0,03. Male respondents have greater risk to

experience blood pressure ≥140 mmHg.

Keywords: Hypertension, Prevalence, Awareness, Therapy, Blood Pressure

Control, Age Factor, Gender Factor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................................... v

PRAKATA ..................................................................................................... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ ix

INTISARI ....................................................................................................... x

ABSTRACK .................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

BAB I. PENGANTAR

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1. Perumusan masalah .......................................................................... 4

2. Keaslian penelitian ........................................................................... 4

3. Manfaat penelitian ........................................................................... 6

B. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

1. Tujuan Umum ................................................................................... 7

2. Tujuan Khusus .................................................................................. 7

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA

A. Hipertensi ................................................................................................ 9

B. Kesadaran Hipertensi .............................................................................. 11

C. Penatalaksanaan Terapi Hipertensi ......................................................... 12

1. Terapi non-farmakologi .................................................................... 12

2. Terapi farmakologi ............................................................................ 13

D. Pengendalian Tekanan Darah.................................................................. 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

xiii

E. The Rule of Halves .................................................................................. 16

F. Pengukuran Tekanan Darah .................................................................... 17

G. Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Hipertensi ............................ 18

1. Faktor Umur ...................................................................................... 19

2. Jenis Kelamin .................................................................................... 20

H. Landasan Teori ........................................................................................ 22

I. Hipotesis ................................................................................................. 24

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................. 25

B. Variabel Penelitian .................................................................................. 25

1. Variabel bebas ................................................................................... 25

2. Variabel tergantung ........................................................................... 25

3. Variabel pengacau ............................................................................. 26

C. Definisi Operasional ............................................................................... 26

D. Subyek Penelitian .................................................................................... 30

E. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 31

F. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 32

G. Teknik Pengambilan Sampel .................................................................. 32

H. Instrumen Penelitian ............................................................................... 33

I. Tata Cara Penelitian ................................................................................ 34

1. Observasi awal .................................................................................. 34

2. Permohonan ijin dan kerjasama ........................................................ 34

3. Permohonan ijin dan kerjasama dengan Kepala Dukuh ................... 34

4. Pembuatan Case Report Form dan Inform Consent ......................... 35

5. Pengujian validitas dan realibilitas instrument penelitian ................ 35

6. Penetapan dan seleksi pada calon responden penelitian ................... 37

7. Pengukuran tekanan darah ................................................................ 37

8. Penjelasan hasil pengukuran dan wawancara responden .................. 38

9. Pengelompokan dan pengolahan data hasil penelitian ...................... 38

J. Analisis Data Penelitian .......................................................................... 39

K. Pembuktian Hipotesis ............................................................................. 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

xiv

L. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian ...................................................... 41

1. Kesulitan Penelitian .......................................................................... 41

2. Kelemahan Penelitian ...................................................................... 42

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Prevalensi, Kesadaran, Terapi dan Pengendalian Tekanan

Darah Responden di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY ........................ 52

B. Perbedaan Faktor Umur dan Jenis Kelamin Terhadap Prevalensi,

Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden

Hipertensi di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY .................................... 55

1. Prevalensi Hipertensi ........................................................................ 57

2. Kesadaran Hipertensi ........................................................................ 59

3. Terapi Hipertensi .............................................................................. 60

4. Pengendalian Hipertensi ................................................................... 62

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 64

B. Saran ................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 66

LAMPIRAN ................................................................................................... 70

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................... 92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Keaslian Penelitian ................................................................. 5

Tabel II. Penyebab Hipertensi yang Dapat Diidentifikasi .................... 10

Tabel III. Klasifikasi Tingkat Tekanan Darah Berdasarkan

ESH/ESC ................................................................................ 11

Tabel IV. Modifikasi Gaya Hidup untuk Mengontrol Hipertensi .......... 13

Tabel V. Definisi Operasional Penelitian.............................................. 26

Tabel VI. Profil Responden Penelitian di Kecamatan Kalasan .............. 44

Tabel VII. Karakteristik Normalitas Data Responden di

Kecamatan Kalasan ................................................................ 46

Tabel VIII. Perbedaan Faktor Umur Terhadap Tekanan Darah

Sistolik (TDS), Tekanan Darah Diastolik (TDD),

Denyut Nadi, dan Body Mass Index (BMI) di

Kecamatan Kalasan ................................................................ 48

Tabel IX. Perbedaan Faktor Jenis Kelamin Terhadap Umur,

Tekanan Darah Sistolik (TDS). Tekanan Darah Diastolik

(TDD), Denyut Nadi, dan Body Mass Index (BMI) di

Kecamatan Kalasan ................................................................ 50

Tabel X. Terapi Responden Hipertensi di Kecamatan Kalasan ............ 53

Tabel XI. Perbedaan Faktor Jenis Kelamin dan Usia Terhadap

Responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan ..................... 56

Tabel XII. Pengaruh Faktor Umur dan Jenis Kelamin Terhadap

Prevalensi Hipertensi Responden 40-75 tahun di

Kecamatan Kalasan ................................................................ 56

Tabel XIII. Pengaruh Faktor Umur dan Jenis Kelamin Terhadap

Kesadaran Hipertensi Responden 40-75 tahun di

Kecamatan Kalasan ................................................................ 59

Tabel XIV. Pengaruh Faktor Umur dan Jenis Kelamin Terhadap

Terapi Hipertensi Responden 40-75 tahun di

Kecamatan Kalasan ................................................................ 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

xvi

Tabel XV. Pengaruh Faktor Umur dan Jenis Kelamin Terhadap

Pengendalian Tekanan Darah Responden 40-75 tahun di

Kecamatan Kalasan ................................................................ 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Perhitungan Besar Sampel Menggunakan

Rumus Prevalensi Tidak Diketahui ........................................ 31

Gambar 2. Bagan Lokasi Penelitian di Kecamatan Kalasan .................... 31

Gambar 3. Alur Tata Cara Penelitian ....................................................... 34

Gambar 4. Pembuktian Hipotesis ............................................................. 41

Gambar 5. Bagan Proporsi Responden Hipertensi Berdasarkan

“Rule of Halves” ..................................................................... 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ............................................................... 70

Lampiran 2. Ethical Clearance .................................................................. 71

Lampiran 3. Inform Consent ....................................................................... 72

Lampiran 4. Uji Realibilitas Instrumen Penelitian ...................................... 77

Lampiran 5. Validasi Timbangan Berat Badan ........................................... 81

Lampiran 6. SOP Pengukuran Tekanan Darah ........................................... 89

Lampiran 7. Pedoman Wawancara dan CRF (Case Report Form) ............. 91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian nomor 3 setelah

stroke dan tuberkulosis dengan 6,7% dari populasi kematian pada semua usia di

Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 yang

menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%. Tingginya

prevalensi hipertensi di Indonesia mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan

pada masyarakat. Hipertensi menjadi salah satu faktor risiko yang paling

berpengaruh terhadap kejadian jantung dan pembuluh darah (Depkes RI, 2010).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, terjadi penurunan

prevalensi hipertensi dari 31,7 persen pada tahun 2007 menjadi 25,8 persen pada

tahun 2013. Asumsi terjadi penurunan bisa bermacam-macam mulai dari alat

pengukur tekanan darah yang berbeda hingga pada kemungkinan masyarakat sudah

mulai datang berobat ke berbagai fasilitas kesehatan. Namun responden yang

mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang mengkonsumsi obat antihipertensi

sebesar 0,7 persen maka prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 persen

(Depkes RI, 2010).

Berdasarkan Laporan Survailans Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas di

DIY pada tahun 2012 ditemukan penyakit hipertensi sebanyak 29.546 kasus yang

masuk dalam urutan ketiga dari distribusi 10 besar penyakit berbasis STP

Puskesmas. Hal ini terjadi seiring dengan adanya peningkatan status ekonomi,

perubahan gaya hidup serta terpengaruh efek modernisasi maka membuat masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

2

penyakit tidak menular pun cenderung meningkat. Menurut hasil Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas, 2007) menunjukkan bahwa provinsi DIY masuk ke dalam

kelompok lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak. Sedangkan pada

hasil Riskesdas tahun 2010 kasus hipertensi di provinsi DIY mencapai 35,8% yang

berada diatas rata-rata seluruh Indonesia yang mencapai 31,7% (Dinas Kesehatan

Daerah Istimewa DIY, 2013). Prevalensi hipertensi di Kabupaten Sleman pada

tahun 2011 sebesar 39,65% pada orang berusia lanjut/tua, data diperoleh dari data

kesehatan puskesmas (Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, 2012).

Menurut data dari Dinas Kesehatan Sleman tahun 2015, Kecamatan

Kalasan merupakan salah satu Kecamatan yang memiliki jumlah kasus hipertensi

lebih tinggi dibandingkan dengan penyakit-penyakit lain terutama yang terjadi pada

lansia dengan usia 40-80 tahun (Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, 2015).

Tingginya prevalensi tersebut diakibatkan oleh kebiasaan masyarakat yang lebih

mengutamakan pekerjaan dibandingkan dengan pemeliharaan kesehatan mereka

dan keluarganya. Jauhnya jarak puskesmas juga merupakan salah satu kurangnya

upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Hal ini yang

dapat memicu kurangnya kesadaran masyarakat Kecamatan Kalasan terhadap

hipertensi dan penanggulangannya. Maka dari itu, peneliti melakukan penelitian di

Kecamatan Kalasan yang diharapkan dapat memprediksi lebih awal dalam

mengetahui prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah di

masyarakat.

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi

hipertensi dengan usia ≥18 tahun berdasarkan yang terdiagnosis tenaga kesehatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

3

dan pengukuran terlihat meningkat dengan bertambahnya umur, prevalensi

hipertensi pada perempuan cenderung lebih tinggi (perempuan sebesar 28,8% dan

laki-laki sebesar 22,8%) daripada laki-laki di perkotaan. Terdapat dua kelompok

faktor risiko yang dapat memicu munculnya hipertensi yaitu faktor yang tidak dapat

dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol. Beberapa contoh dari faktor yang tidak

dapat dikontrol antara lain keturunan atau riwayat hipertensi di dalam keluarga,

apabila riwayat hipertensi tersebut diperoleh dari kedua orang tua kandung, maka

kemungkinan besar mengalami hipertensi. Dilihat dari faktor jenis kelamin, laki-

laki cenderung lebih mudah terserang hipertensi hal tersebut kemungkinan terjadi

karena laki-laki memiliki lebih banyak faktor pendorong terjadinya hipertensi,

contohnya stress, kelelahan dan pola makan yang tidak terkontrol. Namun ketika

perempuan mengalami menopause (sekitar 45 tahun) risiko peningkatan terjadinya

hipertensi bertambah. Pada umumnya, laki-laki pada usia di atas 31 tahun lebih

rentan terserang hipertensi, sedangkan pada perempuan terjadi setelah usia 45 tahun

(menopause) (Sustrani, Alam, dan Hadibroto, 2006).

Beberapa faktor yang dapat dikontrol antara lain kegemukan/obesitas yang

telah terbukti bahwa memiliki hubungan erat dengan terjadinya hipertensi di waktu

yang akan datang karena daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah yang

tinggi dibanding dengan penderita hipertensi dengan berat badan normal.

Membatasi konsumsi garam secara berlebih karena garam memiliki sifat menahan

air dengan sendirinya akan menaikkan tekanan darah, diet garam dan tidak

mengkonsumsi makanan yang telah diasinkan. Melakukan olahraga secara rutin

dan aktif dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

4

darah. Olahraga dapat menurunkan berat badan melalui proses pembakaran lemak

serta dapat menurunkan kadar garam dalam tubuh, karena garam akan keluar dari

dalam tubuh bersama keringat. Kebiasaan merokok dapat meningkatkan tekanan

darah karena nikotin dapat meningkatkan penggumpalan darah dan pengapuran

pada dinding pembuluh darah. Konsumsi alkohol secara berlebihan berkaitan

dengan hipertensi. Pada orang yang menderita hipertensi dianjurkan untuk

menghentikan konsumsi alkohol. Stres memiliki hubungan dengan hipertensi,

apabila seseorang stres maka tekanan darahnya akan naik dalam jangka waktu

pendek dengan cara mengaktifkan bagian otak dan sistem saraf yang biasanya

mengendalikan tekanan darah secara otomatis (Sustrani, Alam, dan Hadibroto,

2006).

1. Rumusan masalah

a. Berapa proporsi prevalensi hipertensi, tingkat kesadaran terhadap

hipertensi, terapi hipertensi dan pengendalian tekanan darah responden

hipertensi di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY?

b. Apakah perbedaan usia dan jenis kelamin dapat mempengaruhi perbedaan

prevalensi, kesadaran, terapi hipertensi dan pengendalian tekanan darah

responden hipertensi di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY?

2. Keaslian penelitian

Sepanjang penelusuran peneliti, judul penelitian ini belum pernah

diteliti. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan prevalensi, kesadaran,

terapi hipertensi, dan pengendalian tekanan darah dengan kajian faktor umur

dan jenis kelamin yang telah dipublikasikan antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

5

Tabel I. Keaslian penelitian

Hasil Persamaan Perbedaan

Rahajeng

dan

Tuminah,

2009

Prevalensi hipertensi

secara nasional sebesar

28,3%. Proporsi pada

usia ≥45-54 tahun lebih

tinggi dari kontrol. Pada

usia ≥75 tahun memiliki

peningkatan risiko

dengan seiring

bertambahnya usia.

Proporsi laki-laki

bermakna memiliki

risiko hipertensi 1,25

kali daripada

perempuan.

Penelitian ini

menggunakan metode

analisis cross –

sectional, tekanan

darah >140/90 mmHg.

Menggunakan variabel

bebas seperti umur,

jenis kelamin,

merokok,

mengkonsumsi

alkohol, aktivitas fisik,

diet (garam), BMI,

pendidikan, pekerjaan.

Pada penelitian ini

menggunakan data

responden berumur

>18 tahun ang

berjumlah 567.530

orang. Menggunakan

metode analisis kasus

kontrol untuk

mengetahui faktor

yang berisiko

terhadap hipertensi.

meneliti variabel

tentang status

ekonomi serta tipe

daerah (kota/desa).

Rahayu,

2012

Jumlah responden yang

menderita hipertensi

(33,7%) lebih sedikit

daripada jumlah

responden yang tidak

hipertensi (66,3%),

umur rata-rata penderita

hipertensi 49,21 tahun.

Berdasarkan jenis

kelamin di dapat

presentase hipertensi

pada perempuan lebih

besar daripada laki-laki

Menggunakan desain

penelitian cross-

sectional. Penelitian

ini menganalisis

hubungan antara umur,

jenis kelamin, genetik,

mengkonsumsi

makanan asin, BMI,

merokok, olahraga..

Penelitian ini sampel

diambil secara acak

menggunakan simple

random sampling.

Menggunakan tekanan

darah >140/90 mmHg

sebagai kategori

hipertensi.

Pada penelitian ini

menggunakan desain

penelitian deskriptif

korelatif. Dalam

mengumpulkan data

penelitian ini

menggunakan

kuisioner.

Bersmin,

et al.,

2009

Prevalensi pada

perempuan dan laki-laki

sebesar 10%,

ketidaksadaran

responden sebesar 65%

dan yang menggunakan

terapi sebesar 71%.

Menggunakan desain

analisis cross-

sectional. Prevalensi

hipertensi dilaporkan

berdasarkan hasil

pengukuran tekanan

darah. Variabel

sosiodemografi yang

digunakan antara lain

umur, jenis kelamin,

pendidikan.

Menggunakan

rentang umur 25-84

tahun. Dalam

mengumpulkan data

digunakan kuisioner.

Variabel

sosiodemografi yang

digunakan bahasa

pokok sewaktu

dirumah dan status

asuransi kesehatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

6

Lanjutan..

Hasil Persamaan Perbedaan

Gu,

Reynolds,

Wu,Chen

,Duan,M

untner,et

al., 2002

Prevalensi hipertensi

pada laki-laki usia 45-54

sebesar 28,2%; usia 64-

74 sebesar 47,3%,

prevalensi pada

perempuan usia 45-54

sebesar 26,8%; usia 64-

74 sebesar 50,2%.

Kesadaran responden

hipertensi sebesar

44,7%, menerima terapi

sebesar 28,2% dan yang

mengontrol

hipertensinya sebesar

8,1%.

Menggunakan desain

analisis cross-

sectional, Teknik

sampling multistage

cluster, tekanan darah

≥140/90 mmHg

sebagai kategori

hipertensi. Variabel

yang digunakan usia

dan jenis kelamin.

Tempat penelitian

berbeda dan rentang

usia yang digunakan

berbeda yaitu 35-74

tahun.

Greta,

2014

Prevalensi hipertensi

sebesar 55,8% dengan

proporsi laki-laki

sebesar 44,6% dan

perempuan 55,4%.

Responden yang sadar

menderita hipertensi

29,1%, yang melakukan

terapi secara rutin 2,6%

dan yang jarang

melakukan terapi

14,7%.

Jenis penelitian

observasional dengan

rancangan cross

sectional dengan

kesamaan variabel

antara lain umur, jenis

kelamin, aktivitas

fisik, merokok, pola

makan, BMI,

konsumsi alkohol dan

riwayat penyakit.

Dalam penelitian ini

juga dilaporkan hasil

prevalensi, kesadaran

dan terapi responden

hipertensi dan

menggunakan teori

Rule of Halves.

Pada penelitian ini

menggunakan

responden dengan

umur ≥ 40 tahun dan

teknik pengambilan

sampel dilakukan

secara non-random

dengan jumlah

responden penelitian

265 orang.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis.

Penelitian ini diharapkan dapat melihat pengaruh antara faktor umur dan

jenis kelamin terhadap prevalensi hipertensi, tingkat kesadaran terhadap

hipertensi, terapi hipertensi dan pengendalian responden hipertensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

7

b. Manfaat praktis.

Berdasarkan data yang diperoleh diharapkan dapat memberikan

Informasi mengenai tekanan darah responden sehinga responden dapat

melakukan tindak lanjut yang seharusnya dilakukan setelah mengetahui

tekanan darahnya. Penelitan juga diharapkan dapat memberikan

Informasi terkait faktor risiko kesehatan kepada penderita hipertensi

sehingga dapat membantu masyarakat, peneliti selanjutnya atau

institusi dibidang kesehatan seperti puskesmas dalam menurunkan

tingkat prevalensi hipertensi, meningkatkan kesadaran hipertensi,

meningkatkan terapi hipertensi dan dapat mengendalikan tekanan darah

responden di Kabupaten Sleman, DIY.

B. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi, kesadaran, terapi, dan

pengendalian tekanan darah responden berusia 40-75 tahun di Kecamatan

Kalasan, Sleman, DIY pada tahun 2015.

b. Tujuan khusus.

1. Menghitung berapa proporsi prevalensi hipertensi, kesadaran responden

terhadap hipertensi, terapi hipertensi dan pengendalian tekanan darah

yang ada pada populasi di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

8

2. Melakukan evaluasi perbedaan usia dan jenis kelamin terhadap

prevalensi, kesadaran, terapi hipertensi dan pengendalian tekanan darah

responden hipertensi di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

9

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Hipertensi

Sekitar sepertiga dari orang dewasa di sebagian besar masyarakat negara maju

dan berkembang di dunia mengalami hipertensi. Oleh sebab itu hipertensi adalah

kondisi kronis yang paling sering ditangani oleh dokter, keperawatan dan praktisi

kesehatan lain. Ada hubungan yang erat antara tingkat tekanan darah dan risiko

kejadian kardiovaskular, stroke dan penyakit ginjal (Weber, et al., 2014).

Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah sistolik seseorang

berada pada nilai ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik menunjukkan nilai ≥ 90

mmHg dan/atau sedang mengkonsumsi obat untuk menurunkan tekanan darah

tingginya (Ostchega, et al., 2008). Tekanan darah tinggi merupakan salah satu

penyakit degeneratif yang umumnya tekanan darah tersebut akan naik atau

bertambah secara perlahan dengan seiring bertambahnya umur (Chobaniam, et al.,

2003). Awalnya kebanyakan dari penderita tekanan darah tinggi mengalami tahap

tekanan darah prehipertensi sebelum mereka didiagnosis hipertensi, serta banyak

diagnosis hipertensi terjadi pada umur antara dekade ketiga dan kelima. Hingga

umur 55 tahun, lebih banyak laki-laki yang menderita hipertensi dibanding dengan

perempuan. Umur 55 – 74 tahun, sedikit lebih banyak perempuan dibanding dengan

laki-laki yang menderita hipertensi sedangkan pada populasi lansia dengan umur

≥60 tahun, prevalensi hipertensinya sebesar 65,4% ( Prodjosudjadi, 2000).

Hipertensi adalah kondisi medis yang heterogen. Pada banyak pasien tidak

diketahui faktor penyebab terjadinya hipertensi mereka (essensial atau hipertensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

10

primer). Sementara itu hipertensi tidak dapat disembuhkan namun dapat dikontrol.

Sebagian kecil dari pasien memiliki faktor penyebab hipertensi mereka yang

spesifik (hipertensi sekunder) dan apabila penyebab hipertensi sekunder ini dapat

diidentifikasi maka hipertensi pada pasien tersebut dapat berpotensi untuk

disembuhkan (Dipiro, et al., 2005). Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi

merupakan hipertensi primer (Chobaniam, et al., 2003). Kurang dari 10% dari

penderita hipertensi merupakan hipertensi sekunder dimana dapat dikarenakan

penyakit dan pengonsumsian obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan

darah. Dalam tabel dibawah ini merupakan penyakit dan obat-obatan yang memiliki

efek meningkatkan tekanan darah:

Tabel II. Penyebab hipertensi yang dapat diidentifikasi

Penyakit Obat

Penyakit ginjal kronis Kortikosteroid, ACTH

Hiperaldosteronisme primer Estrogen ( pil KB dengan kadar

estrogen yang tinggi)

Penyakit renovaskular NSAID, cox-2 inhibitor

Sindroma Cushing Fenilpropanolamine dan analog

Pheochromocytoma Cyclosporin dan tacrolimus

Koarktasi aorta Eritropoetin

Penyakit tiroid atau paratiroid Sibutramin

Antidepresan ( terutama venlafaxine)

NSAID: non-steroid-anti-inflamatory-drug, ACTH: adrenokortikotropik hormon

(Depkes RI, 2006)

Menurut European Society of Hypertension (ESH) and European Society of

Cardiology (ESC) Guidelines 2013 mengklasifikasikan tingkat tekanan darah,

sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

11

Tabel III. Klasifikasi Tingkat Tekanan Darah (mmHg) Berdasarkan

ESH/ESC

Kategori Sistolik Diastolik

Optimal <120 dan <90

Normal 120-129 dan/atau 80-84

Normal kategori tinggi 130-139 dan/atau 85-89

Hipertensi kelas 1 140-159 dan/atau 90-99

Hipertensi kelas 2 160-179 dan/atau 100-109

Hipertensi kelas 3 ≥180 dan/atau ≥110

Hipertensi isolasi sistolik ≥140 dan <90

(Mancia, et al., 2013)

B. Kesadaran Hipertensi

Kesadaran tentang hipertensi dapat diartikan sebagai orang yang telah

diberitahu oleh dokter atau paramedis bahwa ia memiliki hipertensi dan

menanyakan lebih lanjut tentang pengobatan yang harus mereka dapatkan (Kiau, et

al., 2013). Apabila dibandingkan hasil dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

tahun 2007 dan 2013, maka dapat dilihat adanya penurunan prevalensi dari 31,7%

menjadi 25,8% secara nasional dan hal ini cukup menggembirakan. Namun hal

yang masih perlu mendapatkan perhatian adalah adanya ketidaksadaran masyarakat

jika dirinya ternyata menderita hipertensi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran

karena masih sangat banyak masyarakat yang kurang menyadari jika dirinya

mengidap hipertensi yang setiap saat bisa mengancam jiwa mereka karena stroke

atau penyakit jantung.

Tingkat kesadaran pada perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, hal ini

salah satunya dapat dikarenakan oleh seringnya perempuan mengunjungi pusat

kesehatan atau pratik dokter, antara lain dalam konsultasi kehamilan, pengendalian

kelahiran dan konsultasi tentang anak-anak mereka contohnya imunisasi atau

kegiatan posyandu, sehingga secara tidak langsung, para perempuan atau ibu ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

12

juga ikut memeriksakan kesehatan mereka termasuk pemeriksaan tekanan darah

(Pereira, et al., 2009).

C. Penatalaksanaan Terapi Hipertensi

Tujuan umum dari pengobatan hipertensi adalah untuk mengurangi

morbiditas yang terkait hipertensi dan mortalitas. Morbiditas dan mortilitas ini

terkait dengan target kerusakan organ akibat hipertensi, misalnya, kejadian

kardiovaskular, serebrovaskular, gagal jantung dan penyakit ginjal (Dipiro, et al,

2005). Mengurangi risiko yang masih dapat dikendalikan sebagai penyebab

hipertensi sebagai contoh merokok, mengurangi konsumsi garam dengan program

diet, BMI, olahraga, dan faktor stress.

Terapi yang dapat diterapkan pada pasien hipertensi dapat dibedakan

sebagai terapi non-farmakologi dan terapi farmakologi:

1. Terapi non-farmakologi

Perubahan gaya hidup merupakan dasar bagi pencegahan tingkat

kejadian hipertensi. Efek dari perubahan gaya hidup dengan menargetkan

penurunan tekanan darah dapat setara dengan mengkonsumsi terapi tunggal

obat hipertensi, meskipun kelemahannya adalah tingkat kepatuhan yang

sewaktu – waktu dapat berubah. Perubahan gaya hidup dapat menunda dan

mencegah terjadinya hipertensi pada subyek yang belum terdiagnosis

hipertensi secara aman dan efektif.

Beberapa modifikasi gaya hidup yang dapat dilakukan untuk

mengendalikan tekanan darah menurut Direktorat Bina Farmasi Komunitas

dan Klinik tahun 2006:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

13

Tabel IV. Modifikasi Gaya Hidup untuk Mengontrol Hipertensi

Modifikasi Rekomendasi Kira-kira

penurunan tekanan

darah (range)

Penurunan berat

badan (BB)

Pelihara berat badan

normal (BMI : 18.5-

24.9)

5-20 mmHg/10 kg

penurunan berat

badan

Adopsi pola makan

DASH

Diet kaya dengan

buah, sayur, dan

produk susu rendah

lemak

8-14 mmHg

Diet rendah sodium Mengurangi sodium,

tidak lebih dari

100meq/L (2,4 g

sodium atau 6 g

sodium klorida)

2-8 mmHg

Aktifitas fisik Aktifitas fisik reguler

seperti jalan kaki 30

menit/hari, beberapa

hari/minggu

4-9 mmHg

Mengurangi

konsumsi alkohol

Batas minum alkohol

tidak lebih dari 2/hari

( 30 mL etanol, misal

720 mL beer, 300 mL

wine) untuk laki-laki

dan 1/hari untuk

perempuan

2-4 mmHg

Keterangan: BMI, Body Mass Index ; BB, Berat Badan ; DASH, Dietary

Approach to Stop Hypertension.

2. Terapi farmakologi

Pemilihan obat untuk hipertensi dipengaruhi oleh usia, etnis/ras, dan

karakteristik klinis lain dari pasien. Pilihan obat juga dapat dipengaruhi oleh

kondisi lain terkait hipertensi, misalnya, diabetes dan penyakit koroner. Obat

yang dikonsumsi sekali sehari (long-acting) lebih diminati oleh pasien karena

lebih sederhana dan dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam

mengkonsumsinya dibanding ketika mereka mendapat terapi rejimen yang

terdiri lebih dari 1 jenis obat. Obat tunggal dapat dikonsumsi pada pagi hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

14

atau malam hari sebelum tidur (Weber, et al., 2014). Pilihan obat hipertensi

dapat dibagi dalam beberapa golongan, antara lain:

a. Angiotensi Receptor Blocker (ARB)

ARB secara langsung memblok reseptor angiotensin II tipe 1 (AT1) karena

angiotensin II tidak berikatan dengan AT1 maka akan berikatan dengan AT2.

Stimulasi reseptor AT2 akan menyebabkan vasodilatasi, perbaikan jaringan,

dan penghambatan pertumbuhan sel akan tetap terjadi ketika ARB

digunakan (Dipiro, et al., 2009). Contoh obatnya antara lain candesartan,

losartan, valsartan, irbesartan, olmesartan, dan telmisartan (DIH, 2007).

b. Angiotensin Converting Enzim inhibitor (ACEi)

ACE inhibitor memblokir ACE, sehingga menghambat konversi

angiotensin I menjadi angiotensin II. Dengan menghalangi ACE,

vasodilatasi dan penurunan aldosteron terjadi. Sebagai akibat vasodilatasi

tekanan darah sistemik turun, beban afterload jantung berkurang, aliran

darah ke organ-organ penting seperti jantung dan ginjal meningkat (Dipiro,

et al., 2009). Contoh obatnya antara lain, benazepril, captopril dan enalapril

(DIH, 2007).

c. Calcium Chanel Blockers (CCB)

CCB bekerja dengan menghambat masuknya kalsium melewati membran

sel atau respon vaskuler terhadap angiotensin. Contoh obat golongan CCB

anatara lain amlodipine dan nifedipine (DIH, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

15

d. Diuretik

Obat-obatan golongan diuretik bekerja dengan mengeluakan cairan tubuh

(melalui air kencing), sehingga menyebabkan cairan dari dalam tubuh

berkurang, dengan demikian daya pompa jantung menjadi lebih ringan dan

berefek pada penurunan tekanan darah. Obat golongan diuretik digunakan

sebagai pilihan pertama pada hipertensi tanpa adanya penyakit penyerta

lain, contohnya adalah hidroclorotiazid (Depkes RI, 2006).

D. Pengendalian Tekanan Darah

Hipertensi merupakan peyebab utama dari kejadian penyakit jantung dan

stroke, hal ini merupakan sebuah tantangan besar yang harus dihadapi oleh

lembaga-lembaga kesehatan pemerintah dan para praktisi medis untuk dapat

mengendalikan hipertensi, baik pada satu individu pasien maupun pada tingkat

populasi di masyarakat (Singh, et al., 2000). Hingga saat ini masih terdapat banyak

pasien hipertensi dengan tekanan darah yang tidak terkontrol dan bahkan jumlahnya

terus meningkat. Apabila pengendalian hipertensi berhasil maka akan menurunkan

pula kejadian stroke, peyakit jantung dan penyakit gagal ginjal. Hipertensi yang

dapat dikendalikan maka akan mengurangi beban ekonomi dan sosial bagi keluarga,

masyarakat, pemerintah terhadap yang diakibatkannya (Sofia, 2014).

Kasus hipertensi yang sudah terdiagnosis atau yang telah minum obat

hipertensi masih rendah yaitu 24,2%, hal ini menunjukkan 75,8% kasus hipertensi

di masyarakat belum terjangkau pelayanan kesehatan. Analisis lebih lanjut pun

menunjukkan hanya sekitar 18% mempunyai tekanan darah yang terkontrol dari

yang telah terdiagnosis (Turana, 2007). Terdapat pergeseran pola makan di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

16

Indonesia yang mengarah pada makanan cepat saji dan makanan yang diawetkan

serta mengandung tinggi garam, lemak jenuh, dan rendah serat yang mulai

menjamur terutama di kota-kota besar di Indonesia. Maka Indonesian Society of

Hypertension melalui berbagai kesempatan selalu mempromosikan dan

mengedukasi masyarakat untuk melakukan gaya hidup sehat, diet sehat dengan

mengkonsumsi makanan tinggi buah, sayur, rendah lemak jenuh dan kolesterol,

rendah garam serta produk susu rendah lemak, aktivitas fisik secara teratur,

mempertahankan berat badan ideal, lingkar pinggang ideal dan berada di

lingkungan yang bebas asap rokok.

Meskipun pengendalian tekanan darah dipengaruhi oleh pengobatan, bukan

hal yang tidak mungkin untuk memisahkan sampai sejauh mana perbedaan dalam

pengendalian tekanan darah apakah dari perbedaan dalam pengobatan

menggunakan obat anti hipertensi atau dari faktor lain. Pada faktor jenis kelamin,

perempuan merupakan indikator yang kuat dari keberhasilan pengendalian

hipertensi (Pereira, et al., 2009).

E. The Rule of Halves

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu faktor risiko

kardiovaskular yang paling sering terjadi dan dapat diobati. Menurut beberapa

penelitian “Rule of Halves” berlaku di negara berkembang (Panesar, et al., 2013).

Secara sederhana kesadaran, terapi dan pengendalian hipertensi dapat ditunjukan

melalui “Rule of Halves” yaitu setengah dari responden menderita hipertensi,

setengah dari penderita hipertensi sadar, setengah dari penderita hipertensi yang

sadar menerima terapi dan setengah dari penderita hipertensi yang mendapatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

17

terapi mengontrol tekanan darah mereka (Danon-Hersch, et al., 2009). “Rule of

Halves” untuk keadaan hipertensi adalah setengah orang-orang dengan tekanan

darah tinggi tidak diketahui (“rule 1”), setengah dari mereka diketahui tidak terobati

(“rule 2”) dan setengah dari mereka yang terobati tidak mengontrolnya (“rule 3”)

(Janus, et al., 2008).

F. Pengukuran Tekanan Darah

Menurut Agency for Healthcare Research and Quality, tekanan darah tinggi

atau hipertensi merupakan kondisi medis yang serius. Hal ini terjadi ketika

kekuatan memompa darah melalui arteri terlalu kuat. Adanya kesadaran tentang

pentingnya tekanan darah bagi kesehatan, maka pasti akan paham betapa

pentingnya memeriksa atau mengecek tekanan darah. Pengukuran tekanan darah

dapat dilakikan sendiri maupun meminta petugas kesehatan (dokter, perawat,

bidan) untuk mengukurnya. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan alat yang

disebut sphygmomanometer. Dalam pengukuran tekanan darah dapat menggunakan

sphygmomanometer manual maupun digital. Penggunaan spghmomanometer

hingga saat ini dianggap cara yang paling baik karena ketepatannya dalam

mengukur tekanan darah. Apabila ingin mengukur tekanan darah secara mandiri di

rumah, saat ini sudah beredar alat pengukur tekanan darah digital (tanpa air raksa

namun menggunakan baterai) yang mudah dan praktis cara penggunaannya

(Perhimpunan Hipertensi Indonesia, 2012).

Pengukuran tekanan darah menggunakan alat ukur tekanan darah yaitu

spghmomanometer akan menghasilkan dua angka hasil pencatatan, yaitu tekanan

darah sistole dan diastole. Angka yang ditunjukkan pertama yang lebih besar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

18

nilainya, menunjukkan tekanan darah sistole, dan angka kedua yang lebih kecil

nilainya, menunjukkan tekanan darah diastole. Sistole adalah tekanan darah pada

saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung kontraksi).

Diastole adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah

dari seluruh tubuh kembali atau pembuluh nadi mengempis kosong (Yeni, Djananh,

dan Solikhah, 2010).

G. Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Hipertensi

Hipertensi merupakan salah satu jenis dari Penyakit Tidak Menular (PTM)

yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius, hipertensi disebut sebagai the

silent killer. Apabila hipertensi tidak terkontrol, maka akan menyerang target organ

lain, dan dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta

kebutaan (Rahajeng dan Tuminah, 2009). Beberapa faktor risiko yang saling terkait

dengan hipertensi yang harus diperhatikan antara lain usia, obesitas, aktivitas fisik,

mengkonsumsi makanan tinggi garam, konsumsi alkohol dan merokok

(Thawornchaisit, et al., 2013). Menurut Pedoman Teknis Penemuan dan

Tatalaksana Penyakit Hipertensi, terdapat 2 kelompok faktor risiko penyakit

hipertensi, yaitu:

a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah, antara lain umur, jenis kelamin dan faktor

genetik.

b. Faktor risiko yang dapat diubah, antara lain merokok, diet rendah serat, kurang

aktivitas gerak, kelebihan berat badan, konsumsi alkohol, stres dan konsumsi

garam berlebih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

19

1. Faktor umur

Tingkat prevalensi, kesadaran, terapi dan kontrol tekanan darah dapat

dipengaruhi oleh faktor umur. Adanya peningkatan prevalensi seiring dengan

bertambahnya umur, dari 7,3% yang berumur 18-39, menjadi 32,4% yang

berumur 40-59 dan 65,0% di antara yang berumur ≥60 tahun. Di antara orang

dewasa dengan hipertensi, terjadi peningkatan kesadaran seiring bertambahnya

umur. Kesadaran hipertensi diantara yang berumur 18-39 tahun sebesar 61,8%,

kesadaran hipertensi yang berumur 40-59 tahun sebesar 83,0% dan pada umur

≥60 tahun sebesar 86,1%. Penggunaan terapi obat untuk menurunkan tekanan

darah juga meningkat seiring dengan bertambahnya umur, 44,5% yang

berumur 18-39 tahun, 73,7% yang berumur 40-59 tahun dan 82,2% yang

berumur ≥60 tahun. Di antara orang dewasa dengan hipertensi, pada umur 18-

39 tahun (34,4%) cenderung kurang memiliki tekanan darah yang terkontrol

dibandingkan yang berumur 40-59 tahun (57,8%) atau pada umur ≥60 tahun

sebesar 50,5% (Nwankwo, et al., 2013).

Umur dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi. dengan seiring

bertambahnya umur, maka risiko terkena hipertensi juga menjadi lebih besar

sehingga prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu

sekitar 40% dengan mortalitas sekitar di atas 65 tahun. Pada usia lanjut,

hipertensi terutama ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan darah sistolik.

Tingginya hipertensi berjalan seiring dengan bertambahnya umur, hal ini

disebabkan oleh perubahan struktur dari pembuluh darah besar, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

20

lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku,

akibatnya terjadi peningkatan pembuluh darah sistolik (Depkes RI, 2006).

2. Faktor jenis kelamin

Keberhasilan dari upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan

terjadinya peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH). Terjadinya peningkatan

UHH maka akan menambah jumlah lansia yang akan berdampak pada

pergeseran pola penyakit di masyarakat dari penyakit infeksi ke penyakit

degeneratif. Prevalensi penyakit menular mengalami penurunan, sedangkan

prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi akan cenderung

mengalami peningkatan (Zuraidah, et al., 2012).

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi

antara lain faktor yang telah melekat atau tidak dapat diubah yaitu jenis

kelamin, umur dan genetik. Faktor jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya

hipetensi, di mana laki-laki lebih banyak yang menderita hipertensi

dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dapat terjadi karena diduga laki-laki

memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah

dibandingkan dengan perempuan. Namun, setelah memasuki masa menopause,

prevalensi hipertensi pada perempuan akan meningkat. Bahkan setelah umur

65 tahun, kejadian hipertensi pada perempuan akan lebih tinggi dibandingkan

dengan laki-laki yang diakibatkan oleh faktor hormonal (Depkes RI, 2006).

Sesuai dengan teori medis dan berdasarkan hasil penelitian nasional

(Riskesdas tahun 2007) menunjukkan prevalensi hipertensi pada perempuan

lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki pada usia muda. Namun prevalensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

21

hipertensi pada perempuan mulai lebih tinggi dari laki-laki saat mendekati

umur 35 tahun. Menurut teori medis, hormon estrogen dapat melindungi

perempuan terhadap hipertensi. Kadar estrogen akan menurun saat menopause

(Isfandari, 2015). Penggunaan kontrasepsi hormonal diketahui dapat

berpengaruh terhadap peningkatan berat badan dan kanker, serta dapat

mempengaruhi keadaan fisiologis dan psikologis pada perempuan (Isfandari,

2015). Menurut Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik (2006),

penggunaan obat kontrasepsi oral dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko

hipertensi akan meningkat dengan lamanya penggunaan. Perempuan yang

menggunakan obat konrasepsi oral harus memeriksakan tekanan darahnya

secara teratur.

Adanya hubungan distress emosional, jenis kelamin dan status ekonomi

yang sangat jelas. Perempuan memiliki insiden kesehatan mental yang buruk

dua kali lebih tinggi, dan masalah mental meningkat seiring dengan penurunan

pendapatan. Bahkan dalam jaminan keamanan pada pekerjaan yaitu adanya

pekerjaan sementara tanpa jaminan asuransi dan gaji teratur, laki-laki memiliki

posisi yang lebih baik di lapangan atau industri, sedangkan perempuan bekerja

di sektor unskilled. Pendapatan perempuan 40% lebih rendah daripada laki-

laki. Selain bekerja, perempuan juga memiliki tanggung jawab keluarga. Hasil

Riskesdas 2007 menunjukkan prevalensi distress emosional pada perempuan

dengan umur 15 tahun keatas lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki, hal

ini menjadi kontributor terjadinya kejadian hipertensi pada perempuan lebih

dini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

22

Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya hipertensi khususnya

pada laki-laki, faktor-faktor tersebut antara lain umur, riwayat keluarga dengan

hipertensi, obesitas, asupan garam yang terlalu tinggi, merokok dan kebiasaan

mengkonsumsi kopi. Kejadian hipertensi meningkat seiring dengan

bertambahnya umur dan laki-laki memiliki risiko hipertensi lebih tinggi untuk

menderita hipertensi lebih awal yaitu pada umur ≥40 tahun. Pada kelompok

penduduk umur 25-65 tahun dengan jenis kelamin laki-laki memiliki kebiasaan

merokok yang cukup tinggi yaitu 54,5%. Setiap harinya dapat menghisap lebih

dari satu pak rokok per orangnya, karena kebiasaan merokok ini menjadikan

dua kali lebih rentan terhadap hipertensi daripada mereka yang tidak merokok.

Kebiasaan mengkonsumsi kopi juga merupakan salah satu faktor pencetus

terjadinya hipertensi pada laki-laki. Kebiasaan merokok dan konsumsi kopi

merupakan gaya hidup yang dilakukan oleh laki-laki. Kopi adalah suatu bahan

minuman yang biasa dikonsumsi yang mengandung kafein. Kopi juga dapat

berakibat buruk pada jantung. Kandungan pada kopi yaitu kafein dapat

menstimulasi jantung untuk bekerja lebih cepat sehingga jantung dipacu untuk

mengalirkan lebih banyak cairan setiap detiknya. Setiap satu cangkir kopi

mengandung 75-200 mg kafein, sehingga apabila minum kopi lebih dari empat

cangkir sehari dapat meningkatkan tekanan darah sistolik sekitar 10 mmHg dan

tekanan darah diastolik sekitar 8 mmHg (Wahyuni, 2013).

H. Landasan Teori

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan

darah di dalam arteri (Anies, 2006). Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

23

prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%. Banyak orang yang meninggal

dikarenakan hipertensi karena mereka tidak menyadari menderita hipertensi

sehingga terlambat untuk mencegah atau mengobati hipertensi (Depkes RI, 2009).

Terapi terhadap pasien hipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang

diinginkan dapat dilakukan, namun mengurangi tekanan darah tersebut tidak

menjamin bahwa kerusakan organ tidak terjadi (Dipiro, et al., 2005). Apabila

pengendalian hipertensi berhasil maka akan menurunkan pula kejadian stroke,

peyakit jantung dan penyakit gagal ginjal (Indonesian Society of Hypertension,

2014).

Prevalensi hipertensi akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

Hampir setengah dari orang tua yang berusia 60-64 tahun mengalami hipertensi.

hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya usia maka kemungkinan akan

terjadinya hipertensi juga akan meningkat. Oleh karena itu harus dilakukan

pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan edukasi tentang kesehatan dan

pentingnya tekanan darah bagi kesehatan serta adanya intervensi untuk

pengendalian dan pencegahan hipertensi dikalangan lanjut usia. Bagi penduduk

dengan usia kurang dari 50 tahun, laki-laki memiliki tingkat hipertensi lebih tinggi

dibanding perempuan, tetapi pada perempuan yang mendekati atau memasuki masa

menopause pada usia 50 tahun keatas akan memiliki prevalensi hipertensi yang

lebih tinggi daripada laki-laki dengan usia diatas 50 tahun, hal ini karena perempuan

kehilangan peran estradiol endogen yang berperan sebagai pelindungan dari

tekanan darah tinggi (Wang, et al., 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

24

Menurut penelitian The National Health and Nutrition Examination

Surveys (NHANES) di kalangan penduduk Amerika pada tahun 2007-2008

menunjukka bahwa pengobatan, kesadaran dan kontrol hipertensi memiliki

presentase sebesar 80,6%, 73,7% dan 30,3%. Hasil dari penelitian Wang, et al,

(2013) menunjukkan bahwa kesadaran hipertensi dan pengobatan pada perempuan

lebih tinggi daripada laki-laki yang sering ditemui baik di negara maju maupun

berkembang. Dibandingkan dengan perempuan, laki-laki sangat jarang

mengunjungi dokter, memiliki waktu yang lebih singkat ketika sedang

berkonsultasi dengan tenaga kesehatan atau dokter dan cenderung mengunjungi

dokter setelah mereka terkena suatu penyakit. Pengaruh sosial dan komprehensif

pada perempuan dan laki-laki dapat dipengaruhi oleh perkembangan dan faktor

kepribadian, maka hal ini dapat memperjelas mengapa perempuan memiliki

kesadaran, pengobatan dan kontrol hipertensi yang lebih tinggi.

“Rule of Halves” pada hipertensi ditunjukkan dengan setengah dari pasien

hipertensi tidak diketahui layanan kesehatannya, setengah dari mereka diketahui

hipertensi/tidak menerima terapi dan setengah dari mereka yang menerima terapi

dan terkontrol (Kutnikar, et al., 2014).

I. Hipotesis

Adanya perbedaan faktor umur dan jenis kelamin yang dapat berpengaruh

terhadap proporsi prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian hipertensi di

Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini digunakan jenis penelitian observasional, pada

penelitian ini tidak dilakukan manipulasi atau intervensi pada subyek yang diteliti.

Penelitian dilakukan dengan hanya melakukan pengamatan (observasi) saja pada

subyek penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan dengan rancangan

penelitian cross-sectional yang dirancang untuk meneliti beberapa fenomena

dengan cara mengukur dalam satu waktu. Dalam penelitian, pengumpulan data

dilakukan dengan cara wawancara langsung yang terstruktur menggunakan

panduan pertanyaan dalam bentuk Case Report Form (CRF).

Case Report Form (CRF) merupakan suatu dokumen khusus yang

digunakan dalam sebuah penelitian klinis. CRF harus sesuai dengan aturan dalam

penelitian yang memiliki isi yang kuat dan mencakup materi sesuai dengan data

yang ingin dikumpulkan dalam penelitian (Bellary, Krishnankutty and Latha,

2014). Selain menggunakan panduan pertanyaan yang terdapat di CRF, dalam

pengumpulan data dilakukan juga pengukuran tekanan darah, penimbangan berat

badan serta pengukuran tinggi badan.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

a. Umur

b. Jenis kelamin.

2. Variabel tergantung

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden

hipertensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

26

3. Variabel pengacau

Gaya hidup dan hormonal

C. Definisi Operasional

Tabel V. Definisi Operasional Penelitian

Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran

Skala Penilaian

Umur Responden penelitian

adalah penduduk di

Kecamatan Kalasan,

Sleman, DIY yang berusia

40 – 75 tahun yang telah

memenuhi kriteria inklusi

yang diperoleh dari

wawancara sebelumnya.

Pengelompokan umur

dilakukan berdasarkan

Nwankwo (2013).

Kategorikal 1. 60-75 tahun

2. 40-59 tahun

Jenis Kelamin Responden penelitian

adalah penduduk laki-laki

dan perempuan.

Pengelompokan jenis

kelamin dilakukan

berdasarkan

Thawomchaisit, et al

(2013).

Kategorikal 1. Laki-laki

2. Perempuan

Aktivitas Fisik Responden penelitian

melakukan aktivitas fisik

(olahraga) secara rutin.

Dapat dikatan rutin

berolahraga apabila

melakukan olahraga berupa

jalan kaki atau lari minimal

1 kali seminggu. Dapat

dikatakan tidak rutin

apabila tidak pernah

melakukan olahraga.

Pengelompokan pengaturan

aktivitas fisik dilakukan

berdasarkan AHA (2014).

Kategorikal 1. Tidak Rutin

2. Rutin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

27

Lanjutan...

Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran

Skala Penilaian

Merokok Responden penelitian setiap

hari merokok atau dahulu

pernah merokok, dalam

satu rumah ada yang

merokok dan ditempat kerja

ada yang merokok (perokok

pasif). Pengelompokan

merokok berdasarkan CDC

(2015).

Kategorikal 1. Merokok

2. Tidak

Merokok

Pengaturan Diet Pengukuran pengaturan diet

responsen penelitian yaitu

responden setiap hari

mengatur konsumsi

garamnya saat masak

sehingga tidak berlebihan,

jarang mengkonsumsi

jeroan, daging berlemak

atau bergajih, santan, mie

atau makanan instan, kecap,

saus, gorengan, dan

seberapa sering dalam

mengkonsumsi buah, sayur

dan susu rendah lemak

setiap harinya.

Pengelompokan pengaturan

diet dilakukan berdasarkan

U.S Departement of Health

and Human Services

(2006).

Kategorikal 1. Tidak

Mengatur Diet

2. Mengatur Diet

BMI

(Body Mass

Index)

BMI dihitung dengan

rumus:

BMI=

Berat badan (kg)

Tinggi badan (m2)

Pengelompokan BMI

dilakukan berdasarkan

WHO (2004).

Kategorikal 1. ≥23 kg/m2

2. <23 kg/m2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

28

Lanjutan...

Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran

Skala Penilaian

Pendidikan Pendidikan terakhir yang

telah ditempuh oleh

responden penelitian.

pengelompokan pendidikan

dilakukan berdasarkan

Zhang, et al (2013).

Kategorikal 1. ≤SMP

2. >SMP

Akivitas dalam

bekerja

Kegiatan aktif yang

dilakukan oleh responden

penelitian untuk

mendapatkan penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Pekerjaan dibagi

menjadi 2 kelompok yaitu

kelompok jenis pekerjaan

yang banyak melakukan

aktivitas fisik (buruh,petani)

dan kelompok jenis

pekerjaan yang kurang

menggunakan aktivitas fisik

(pekerja kantoran).

Pengelompokan jenis

pekerjaan dilakukan

berdasarkan Muhammadun

(2010).

Kategorikal 1. Jenis

pekerjaan

yang kurang

melakukan

aktivitas fisik

2. Jenis

pekerjaan

yang banyak

melakukan

aktivitas fisik.

Penghasilan Penghasilan yang diperoleh

responden selama satu

bulan bekerja dengan batas

UMR adalah

Rp.1.200.000,00. Bagi

responden yang sudah

berkeluarga batas UMR

adalah Rp.2.400.000,00.

Pengelompokan

penghasilan dilakukan

berdasarkan Peraturan

Daerah Provinsi DIY

(2015).

Kategorikal 1. ≤UMR

2. >UMR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

29

Lanjutan...

Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran

Skala Penilaian

Prevalensi Presentase responden

penelitian yang hipertensi

dan yang tidak hipertensi.

Standar pengukuran

tekanan darah pada

penelitian ini adalah

berdasarkan klasifikasi

menurut ESH dan ESC

Guidelines 2013.

Kategorikal 1. Hipertensi

(Tekanan

darah ≥140/90

mmHg)

2. Tidak

hipertensi

(Tekanan

darah <140/90

mmHg)

Kesadaran Kesadaran masyarakat akan

hipertensi dapat dilihat dari

hasil wawancara terstruktur

menggunakan CRF, apakah

responden pernah

melakukan pengukuran

tekanan darah sebelumnya,

jika pernah dan hasil

pengukuran tekanan darah

termasuk hipertensi maka

responden termasuk sadar

terhadap hipertensi.

Kategorikal 1. Sadar

hipertensi

2. Tidak sadar

hipertensi

Terapi Responden yang

mengalami hipertensi dan

sadar menderita hipertensi

dan yang melakukan terapi

baik dengan obat

(farmakologi) maupun

tidak menggunakan obat

(non-farmakologi).

Kategorikal 1. Terapi (Rutin

terapi secara

farmakologi

maupun non-

farmakologi)

2. Tidak Terapi

(Tidak pernah

terapi secara

farmakologi

maupun non-

farmakologi).

Pengendalian Tekanan darah yang

dikendalikan

< 140 mmHg sesuai target

menurut ESC/ ESH

Guidelines 2013.

Kategorikal 1. Terkendali

2. Tidak

terkendali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

30

D. Subyek Penelitian

Responden merupakan subjek yang dijadikan target pada penelitian

ini. Responden dalam penelitian ini adalah penduduk yang berumur 40-75 tahun di

Padukuhan Jetis, Pundung, Grumbulgede, Dhuri, Sambirejo, dan Surokerten di

Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY. Kriteria inklusi adalah semua penduduk yang

berumur 40 - 75 tahun. Kriteria eksklusi adalah responden yang tidak bersedia

mengisi Inform consent dan responden yang tidak dapat diukur tekanan darahnya.

Responden penelitian dari Padukuhan Pundung dan Surokerten sampling dilakukan

dengan mengumpulkan masyarakat yang berusia 40-75 tahun di satu tempat.

Responden penelitian dari Padukuhan Dhuri, Jetis, Grumbulgude dan Sambirejo

sampling dilakukan secara door to door. Jumlah responden yang digunakan pada

penelitian ini didapatkan dari perhitungan besar sampel yang belum diketahui

prevalensinya, rumus yang digunakan adalah:

𝑛 = 𝑧𝑎2 𝑥 𝑃1𝑥𝑃2

𝑑2=

(1,962)𝑥0,5𝑥0,5

0,102= 96,04 ∗ (dibulatkan menjadi 100)

Keterangan:

n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan

Z = Derajat kepercayaan

P1 = Proporsi yang melakukan terapi

P2 = (1-p) = Proporsi yang tidak melakukan terapi

d = Limit eror atau presisi absolut

(Dahlan, 2013).

Berdasarkan perhitungan besar sampel “Rule of Halves” jumlah 100 sampel

tersebut diharapkan terdapat pada responden yang menjalani terapi hipertensi,

sehingga dapat diperoleh jumlah sampel pada responden yang sadar hipertensi dan

prevalensi, sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 800 responden. Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

31

penelitian ini responden yang masuk kriteria inklusi sebanyak 813 responden dan

yang termasuk kriteria eksklusi sebanyak 3 responden.

*Hasil didapatkan berdasar rumus prevalensitidak diketahui untuk menentukan

proporsi responden

Gambar 1. Bagan perhitungan besar sampel menggunakan rumus

prevalensi tidak diketahui

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 6 Padukuhan di Kecamatan Kalasan, Sleman,

DIY yaitu Padukuhan Jetis, Padukuhan Pundung, Padukuhan Grumbulgede,

Padukuhan Dhuri, Padukuhan Sambirejo dan Padukuhan Surokerten. Penelitian

berlangsung pada bulan Mei sampai Juni 2015.

Gambar 2. Bagan lokasi penelitian di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY.

Kabupaten Sleman

Kecamatan Kalasan

Desa

Tritomartani

Padukuhan Jetis

Padukuhan Pundung

Padukuhan Dhuri

Desa

Selomartani

Padukuhan Grumbulgede

Padukuhan Surokerten

Padukuhan Sambirejo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

32

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma DIY yang berjudul “Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan

Pengendalian Tekanan Darah Responden Hipertensi di Kecamatan Kalasan,

Sleman, DIY (Kajian Faktor Risiko Kesehatan dan Faktor Sosio-Demografi)”.

Penelitian ini dilakukan secara berkelompok dengan jumlah anggota 8 orang. Pada

setiap padukuhan diteliti oleh 8 orang yang sesuai dengan faktor yang diteliti antara

lain umur, jenis kelamin, BMI, pengaturan diet, merokok, olahraga, pendidikan,

pekerjaan dan penghasilan di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY. Fokus peneliti

hanya pada faktor umur dan jenis kelamin.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan untuk memilih lokasi penelitian dilakukan dengan

multistage random sampling. Multistage random sampling merupakan salah satu

teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara bertahap dengan menggunakan

unit sampel yang lebih kecil dan lebih kecil lagi pada setiap tahapnya. Sampel dapat

dikatakan baik apabila sampel tersebut representatif, yang dapat memberikan

gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti. Menurut

Kerlinger dan Lee (2000) besar sampel sebanyak 30 sampel sebagai jumlah

minimal sampel dalam penelitian kuantitatif dan jumlah tersebut dapat

memperkecil resiko sampel tidak representatif. Jumlah tersebut juga telah

memenuhi batas minimum 30 sampel sebagai pertimbangan untuk pengolahan

statistik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

33

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel (sampling) dilakukan secara

cluster random sampling. Cluster random sampling digunakan jika populasi

penelitian heterogen. Cluster random sampling adalah teknik pengambilan sampel

secara berkelompok (Budiarto, 2002).

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Case report Form

(CRF), Inform consent, dan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah

responden berupa sphygmomanometer digital, timbangan dan alat pengukur tinggi

badan. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang valid, maka alat yang digunakan

harus akurat dan telah dikalibrasi maupun diorientasi. Sphygmomanometer digital

sebelum digunakan dilakukan orientasi dengan sphygmomanometer raksa untuk

melihat perbedaan angka pengecekan pada subjek yang sama dan waktu yang sama.

Apabila pengukuran tekanan pertama dan kedua memiliki selisih >10 mmHg

dilakukan pengukuran sekali lagi pada lengan yang berbeda. Meteran dan

timbangan sebelum digunakan dikalibrasi terlebih dahulu di Badan Metrologi DIY.

Sebelum sphygmomanometer digital digunakan dilakukan uji realibiltas terlebih

dahulu pada 3 probandus dengan melakukan 3 kali pengukuran dan hasilnya

menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan memiliki realibilitas yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

34

I. Tata Cara Penelitian

Gambar 3. Alur Tata Cara Penelitian

1. Penentuan Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dengan menggunakan metode multistage

random sampling.

2. Permohonan ijin dan kerjasama

Dilakukan permohonan ijin yang ditujukan kepada Komisi Etik

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas

Gadjah Mada DIY untuk mendapatkan ethical clearence. Permohonan ijin

ini dilakukan untuk memenuhi etika penelitian dengan menggunakan hasil

pengukuran tekanan darah manusia dan hasil penelitian ini dapat

dipublikasikan.

3. Permohonan ijin dan kerjasama dengan Kepala Dukuh

Permohonan ijin dan kerjasama diajukan kepada Kesatuan Bangsa,

BAPPEDA, Kecamatan Kalasan, Kepala Desa Selomartani dan

Penentuan Lokasi Penelitian

Permohonan ijindan kerjasama

kepada Komisi Etik dan Kepala Dukuh

Penyusunan Casee Report Form dan InForm Consent

Pengujian validitas dan reliabilitas pada instrumen penelitian

Penetapan dan seleksi pada calon

responden penelitian

Pengamatan dengan mengukur tekanan darah responden

Penjelasan tentang hasil pengukuran dan wawancara terhadap

responden

Pengumpulan dan pengolahan data responden

penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

35

Tirtomartani serta Kepala Dukuh dari Padukuhan Jetis, Pundung,

Grumbulgede, Surokerten, Sambirejo, dan Dhuri di Kecamatan Kalasan,

Sleman, DIY.

4. Pembuatan Case Report Form dan Inform consent

Inform consent yang dibuat harus memenuhi standar yang telah

ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedoteran dan Kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Case report Form (CRF)

merupakan selembar kertas dengan ukuran A4 yang berisikan kolom-kolom

pertanyaan sebagai sumber Informasi data penelitian untuk pengambilan

hasil wawancara responden.

5. Pengujian validitas dan reliabilitas instrument penelitian

Pada sebuah penelitian dapat meminimalkan kesalahan dengan

memaksimalkan reliabilitas (kepercayaan) dan validitas (kesahihan) hasil

penelitian. Alat ukur atau instrumen yang baik harus dapat mengukur

dengan benar (valid) dan konsisten (reliabel). Dengan pemilihan desain

penelitian yang tepat akan maka akan menghasilkan kesimpulan yang dapat

dipercaya (reliable) dan sahih (valid). Instrumen yang memiliki validitas

dan reliabilitas yang baik dapat dinyatakan dengan nilai Coefficient of

Variation (CV) ≤5%. Validitas suatu instrumen menunjukkan tingkat

ketepatan suatu instrumen yang digunkan pada saat penelitian. Validitas

penelitian adalah derajat kebenaran (keabsahan) kesimpulan yang ditarik

dari sebuah penelitian, yang dinilai berdasarkan melalui metode yang

digunakan, keterwakilan sampel, dan sifat populasi asal sampel (Last,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

36

2001). Reliabilitas adalah dimana tingkat ketepatan suatu instrumen

mengukur apa yang harus diukur.

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan

sphygmomanometer digital. Sphygmomanometer digital menggunakan

sensor tekanan dan layar elektronik yang menggantikan manometer merkuri

(MHRA, 2013). Dalam sejumlah survei di beberapa negara secara cross-

sectional, perangkat sphygmomanometer digital telah menggantikan

perangkat merkuri untuk mengukur tekanan darah (Ostchega, 2012). Uji

reliabilitas pada penelitian ini dilakukan pengukuran tekanan darah

dilakukan sebanyak 2-3 kali dengan jeda waktu 5 menit pada setiap

pengukurannya pada 3 probandus menggunakan sphygmomanometer

digital dan raksa kemudian masing-masing hasil dari pengukuran tersebut

dihitung nilai coefficient of variation (CV).

Validasi instrumen pada penelitian ini dilakukan dengan

membandingkan hasil pengukuran tekanan darah 3 probandus yang

dilakukan sebanyak 2 sampai 3 kali dengan jeda waktu 2 menit

menggunakan sphygmomanometer digital dan sphygmomanometer raksa.

Setalah pengukuran dilakukan analisis secara statistik menggunakan uji t-

berpasangan dan instrumen dinyatakan valid apabila p>0.05. Instrumen

untuk menimbang berat badan responden berupa timbangan berat badan

dilakukan penaraan di Balai Metrologi, DIY.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

37

6. Penetapan dan seleksi pada calon responden penelitian

Setelah mendapat ijin dari enam Kepala Dukuh maka dilakukan

penetapan responden penelitian yang dilakukan secara door to door atau

dari rumah ke rumah. Setelah bertemu dengan responden, peneliti

menjelaskan tentang tujuan dari penelitian kepada calon responden. Bagi

responden yang telah bersedia mengikuti beberapa tahap penelitian maka

segera dilakukan pengukuran tekanan darah, berat badan dan tinggi badan.

Pertanyaan wawancara sesuai dengan isi CRF setelah semua pengukuran

selesai dilakukan. Setelah semua pengukuran dan wawancara selesai,

responden penelitian diminta untuk menandatangani Inform consent.

7. Pengukuran tekanan darah

Pengukuran tekanan darah responden penelitian dilakukan setelah

peneliti menyatakan tujuan dan meminta persetujuan dari responden serta

sedikit menanyakan kegiatan fisik apa yang dilakukan responden sebelum

dilakukan pengukuran seperti olahraga, merokok dan makan, minimal 30

menit sebelum dilakukan pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan posisi

duduk. Lengan kiri responden diletakkan diatas meja sehingga manset yang

akan dipasang dapat sejajar dengan posisi jantung responden. Pengukuran

tekanan darah dilakukan menggunakan sphygmomanometer digital

OMRON® HEM -7203. Pada saat akan dilakukan pengukuran tekanan

darah, lengan baju yang panjang sebaiknya disingsingkan sehingga tidak

menghambat aliran darah di daerah lengan dan meminta responden untuk

tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara pada saat pengukuran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

38

Pengukuran tekanan darah dilakukan sebanyak dua kali dengan jarak antara

dua pengukuran antara 2 menit dengan melepaskan manset pada lengan.

Apabila hasil pengukuran pertama dan kedua terdapat selisih >10 mmHg

maka pengukuran diulangi untuk ketiga kalinya setelah istirahat selama 10

menit dengan melepaskan manset dari lengan. Kemudian hasil pengukuran

dicatat dan nilai yang paling mendekati dihitung rata-ratanya.

8. Penjelasan hasil pengukuran dan wawancara responden

Setelah dilakukan pengukuran tekanan darah, selanjutnya hasil

pengukuran akan dijelaskan oleh peneliti kepada responden. Pemberian

informasi mengenai pencegahan hipertensi dilakukan apabila responden

memiliki tekanan darah diatas 140/90 mmHg. Wawancara berdasarkan

pertanyaan yang terdapat pada CRF dilakukan disela-sela memberikan

penjelasan kepada responden. Informasi yang telah didapatkan akan

dikelompokkan sebagai data analisis.

9. Pengelompokan dan pengolahan data hasil penelitian

Setelah dilakukan pengambilan data dengan menggunakan teknik

wawancara terstruktur pada CRF, data yang telah terkumpul dikelompokkan

berdasarkan masing-masing kategori kemudian diolah secara manual

dengan bantuan komputer untuk mengubah data tersebut menjadi sebuah

informasi. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan pengolahan

data diawali dengan proses editing yaitu dengan memeriksa kelengkapan

data yang dibutuhkan. Entry dilakukan dengan memasukkan data yang telah

didapatkan berdasarkan CRF kedalam Program Excel. Coding merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

39

proses dimana data diklasifikasikan menurut masing-masing kategori

dengan memberikan kode 1 untuk jenis kelamin laki-laki dan 2 untuk jenis

kelamin perempuan. Proses terakhir cleaning yaitu dilakukan pengecekan

data yang telah dimasukkan untuk memeriksa kembali agar data yang

dimasukkan tidak ada yang salah.

J. Analisis Data Penelitian

Data yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan dan dianalisis secara

statistik dengan bantuan program komputer. Data yang dianalisis tersebut sudah

merupakan data yang memenuhi kriteria inklusi. Pada penelitian ini dilakukan

beberapa pengujian data antara lain, analisis univariat untuk mendapatkan

gambaran distribusi frekuensi variabel bebas (umur dan jenis kelamin) dan variabel

tergantung (tekanan darah). Uji univariat berfungsi untuk mengetahui apakah data

yang digunakan tersebut sudah layak dan melihat apakah data yang didapatkan telah

optimal jika digunakan untuk analisis berikutnya (Umar, 2002).

Data yang telah dikelompokkan lalu diolah menggunakan uji normalitas

untuk melihat dan mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal atau

tidak. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menganalisis

data setiap variabel penelitian karena jumlah responden penelitian ≥50 orang.

Apabila data memiliki nilai p>0,05 maka data terdistribusi normal (Dahlan, 2014).

Data yang terdistribusi normal dilanjutkan dengan uji t tidak berpasangan dan Mann

Whitney apabila data tidak terdistribusi normal. Uji t tidak berpasangan yaitu untuk

mengetahui perbedaan rerata antarkelompok. Uji ini dilakukan untuk melihat

perbedaan rata-rata antara kelompok responden yang berumur 60-75 tahun terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

40

kelompok umur 40-59 tahun. Untuk mengetahui perbedaan proporsi faktor umur

dan jenis kelamin terhadap prevalensi hipertensi, kesadaran, terapi, pengendalian

tekanan darah dari data penelitian dilakukan Uji Chi Square. Dengan dilakukan Uji

Chi Square dapat melihat ada tidaknya pengaruh kelompok responden yang

berumur 60-75 tahun terhadap prevalensi hipertensi, kesadaran, terapi dan

pengendalian tekanan darah responden.

Apabila distribusi data normal maka digunakan mean sebagai ukuran

pemusatan dan standar deviasi (SD) sebagai ukuran penyebaran. Apabila distribusi

data tidak normal maka digunakan median sebagai ukuran pemusatan dan

minimum-maksimum sebagai ukuran penyebaran (Dahlan, 2014). Dinyatakan

secara statistik apabila ukuran sampel semakin besar diharapkan dapat memberikan

hasil yang semakin baik. Dengan menggunakan sampel yang besar, mean dan

standar deviasi yang akan diperoleh akan memiliki probabilitas yang tinggi untuk

menyerupai mean dan standar deviasi populasi. Menurut Agung (2006), terdapat

suatu teorema tentang variabel tunggal atau univariat, yaitu teorema limit sentral

yang menyatakan statistik rata-rata mempunyai distribusi normal untuk ukuran

sampel yang mendekati tak terhingga. Dalam praktek, teorema limit sentral telah

dapat diterapkan untuk ukuran sampel minimal 30.

K. Pembuktian Hipotesis

Hipotesis (H) yaitu pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan

penelitian yang harus dijawab secara empiris. Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis

yang menunjukkan tidak ada perbedaan antarkelompok atau tidak ada hubungan

antarvariabel. H1 merupakan hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

41

Apabila Ho ditolak maka H1 diterima, atau dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan

yang signifikan terhadap variabel tergantung yang diukur.

Gambar 4. Pembuktian Hipotesis

Ho : P1 = P2

H1,2,3,4 : P1≠P2 ; <0.05

P1 = proporsi prevalensi (H1), kesadaran (H2), terapi (H3), dan pengendalian

tekanan darah (H4) responden hipertensi yang berumur 60-75 tahun atau

berjenis kelamin laki-laki.

P2 = proporsi prevalensi (H1), kesadaran (H2), terapi (H3), dan pengendalian

tekanan darah (H4) responden hipertensi yang berumur 40-59 tahun atau

berjenis kelamin perempuan.

L. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian

1. Kesulitan Penelitian

a. Adanya ketidakterbukaan responden mengenai Informasi yang diberikan

untuk melakukan analisis terhadap tingkat kesadaran, terapi dan

pengendalian tekanan darah responden.

Faktor Umur

Prevalensi (H1)

Kesadaran (H2)

Terapi (H3)

Pengendalian (H4)

Faktor Jenis Kelamin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

42

b. Beberapa responden penelitian sebelum dilakukan pengukuran tekanan

darah baru saja menyelesaikan beberapa kegiatan fisik seperti bertani atau

mencari pakan ternak sebaiknya beristirahat terlebih dahulu selama 5

menit sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah.

c. Beberapa responden yang sudah mengetahui mengalami tekanan darah

tinggi dahulu pernah mengkonsumsi obat antihipertensi namun terkadang

lupa untuk membelinya lagi ke apotek bahkan lupa dengan nama obat

tersebut sehingga target terapi tidak tercapai.

2. Kelemahan Penelitian

Prevalensi hipertensi yang diwakili oleh responden yang memiliki tekanan

darah ≥140/90 mmHg dilakukan pada waktu yang berbeda-beda yaitu pada pagi,

siang dan malam hari. Perbedaan waktu pengukuran tekanan darah responden

berpengaruh terhadap hasil pengukuran yang masih dapat dipengaruhi oleh

aktivitas fisik responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dengan judul “Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian

Tekanan Darah Responden Hipertensi di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY dengan

kajian Faktor Umur dan Jenis Kelamin” merupakan bagian dari penelitian payung

yang dilakukan pada enam padukuhan yang terdapat pada Kecamatan Kalasan,

Sleman, DIY melalui metode multistage random sampling. Data dikumpulkan

dengan metode wawancara langsung terstruktur dan pengukuran tekanan darah,

tinggi badan serta berat badan. Dalam analisis data dilakukan analisis univariat

yang merupakan analisis setiap variabel yang dinyatakan dengan sebaran frekuensi,

baik secara angka-angka mutlak maupun secara persentase, disertai dengan

penjelasan secara kualitatif.

Hipertensi dapat menjadi penyebab dari komplikasi penyakit. Menurut

World Health Organization (WHO) hipertensi ditetapkan sebagai faktor risiko

nomor tiga penyebab kematian di dunia. Faktor pemicu utama dari stroke, serangan

jantung, gagal ginjal, gagal jantung adalah hipertensi. Hasil survey kesehatan

daerah pada tahun 2007 di Daerah Istimewa DIY (DIY) menunjukkan bahwa DIY

merupakan provinsi dengan penderita hipertensi tertinggi ke lima di Indonesia.

Presentase penderita hipertensi di DIY mencapai 35,80%. Berdasarkan Profile

Kesehatan Sleman Tahun 2013, terdapat 63.377 kasus hipertensi primer di

Kabupaten Sleman, kasus ini berada di peringkat kedua setelah kasus Common

Cold. Pada penelitian ini dipilih Kecamatan Kalasan dengan jumlah penduduk

berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2014 berdasarkan Data Hasil Konsolidasi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

44

Pembersihan Database Kependudukan oleh Ditjen Kependudukan Pencatatan Sipil

Kemendagri diolah Bagian Kependudukan Biro Tata Pemerintahan Setda DIY

dengan jumlah laki-laki sebanyak 39.455 jiwa dan perempuan 38.452.

Tabel VI. Profil Responden Penelitian di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY

pada Tahun 2015

Variabel n(%) p

Total Responden 813 (100%)

Umur (tahun)

40-59

60-75

581 (71,5%)

232 (28,5%)

<0,01*

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

335 (41,2%)

478 (58,8%)

<0,01*

Body Mass Index (BMI)

≥23 kg/m2

<23 kg/m2

428 (52,6%)

385 (47,4%)

0,13

Mengatur pola makan

Ya

Tidak

181 (22,3%)

632 (77,7%)

<0,01*

Merokok

Ya

Tidak

429 (52,8%)

384 (47,4%)

0,11

Mengatur Aktivitas Fisik

Rutin

Tidak Rutin

315 (38,7%)

498 (62,3%)

<0,01*

Pendidikan

≤SMP

>SMP

506 (62,2%)

307 (37,8%)

<0,01*

Penghasilan

≤UMR

>UMR

610 (75,0%)

203 (25,0%)

<0,01*

Pekerjaan

Fisik (aktif)

Pikiran (tidak aktif)

279 (34,3%)

534 (65,7%)

<0,01*

*Nilai p<0,05 menunjukkan perbedaan bermakana

Berdasarkan tabel profil responden penelitian, total responden yang didapat

sebanyak 813. Untuk melihat proporsi, presentase(%) dan nilai p (tabel masing-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

45

masing variabel antara lain umur, jenis kelamin, BMI, mengatur pola makan,

merokok, mengatur aktivitas fisik, pendidikan, penghasilan dan pekerjaan) dapat

dilihat dari tabel profil responden penelitian di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY

yang dianalisis menggunakan uji Chi Square non-parametrik (tabel VI). Pada

rentang umur 40-59 tahun terdapat sebanyak 581 jiwa (71,5%) dan pada rentang

umur 60-75 tahun terdapat sebanyak 232 jiwa (28,5%). Pada variabel jenis

kelamin, responden perempuan lebih banyak daripada responden laki-laki yaitu

responden perempuan sebanyak 478 jiwa (58,8%) dan responden laki-laki sebanyak

335 jiwa (41,2%) dengan nilai p= <0,01. Responden dengan nilai BMI ≥23 kg/m2

sebanyak 428 jiwa (52,6%) dan responden dengan nilai BMI <23 kg/m2 sebanyak

385 jiwa (47,4%). Terdapat lebih banyak jumlah responden dengan nilai BMI lebih

dari normal (≥23 kg/m2) dengan nilai p=0,13.

Jumlah responden yang merokok lebih banyak daripada yang tidak yaitu

sebanyak 429 jiwa (52,8%) dan yang tidak merokok sebanyak 384 jiwa (47,4%)

dengan nilai p=0,11. Responden yang rutin melakukan aktivitas fisik seperti jalan

kaki atau berolahraga ringan sebanyak 315 jiwa (38,7%) dan yang tidak rutin

melakukan aktivitas fisik sebanyak 498 jiwa (61,3%). Lebih banyak responden

penelitian yang tidak rutin melakukan aktivitas fisik seperti jalan-jalan, bersepeda

atau berolahraga ringan dengan nilai p= <0,01. Responden dengan tingkat

pendidikan ≤SMP lebih banyak daripada responden dengan tingkat pendidikan

>SMP yaitu sebanyak 506 jiwa (62,2%), sedangkan responden dengan tingkat

pendidikan >SMP sebanyak 307 jiwa (37,8%) dengan nilai p= <0,01. Responden

yang kurang aktif melakukan aktivitas fisik dalam pekerjaannya jumlahnya lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

46

sedikit dibandingkan dengan yang aktif melakukan aktivitas fisik. Responden yang

kurang aktif melakukan aktivitas fisik dalam pekerjaannya berjumlah 279 jiwa

(34,3%) dan yang aktif sebanyak 534 (65,7%) dengan nilai p= <0,01. Responden

penelitian dengan penghasilan ≤UMR berjumlah lebih banyak daripada responden

yang berpenghasilan >UMR. Total responden dengan penghasilan ≤UMR sebanyak

610 jiwa (75,0%) dan dengan penghasilan >UMR sebanyak 203 jiwa (25,0%)

dengan nilai p= <0,01.

Dilihat dari tabel porfil diatas pada variabel umur, jenis kelamin, mengatur

pola makan, mengatur aktivitas fisik, pendidikan, penghasilan dan pekerjaan

memiliki nilai p<0,05 maka secara statistik dapat dikatakan bahwa masing-masing

kelompok variabel tersebut memiliki proporsi yang sama.

Tabel VII. Karakteristik Normalitas Data Responden di Kecamatan

Kalasan, Sleman, DIY pada Tahun 2015

Karakteristik Mean±SD Median Nilai p

Umur (tahun) 53,9±10,1 52,0 <0,01

Tekanan Darah

Sistolik (mmHg)

139,8±23,5 135,0 <0,01

Tekanan Darah

Diastolik (mmHg)

81,4±13,2 80,0 <0,01

Denyut Nadi

(kali/menit)

80,2±12,7 79,0 <0,01

BMI (kg/m2) 23,6±4,1 23,5 <0,01

p>0,05= data terdistribusi normal

p<0,05= data tidak terdistribusi normal

Uji statistik yang digunakan pada tabel diatas adalah uji normalitas yaitu

untuk melihat data hasil penelitian yang didapat terdistribusi normal atau tidak

terdistribusi normal. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk melakukan uji

normalitas data tersebut karena jumlah sampel lebih dari 50 sampel. Nilai p

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

47

digunakan untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau tidak. Apabila nilai

p<0,05 maka data tidak terdistribusi normal (Dahlan, 2014).

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel VII, hasil yang ditunjukkan adalah

tidak ada data yang terdistribusi normal setelah dilakukan uji normalitas pada

variabel umur, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, denyut nadi dan

Body Mass Index (BMI). Karena data yang didapat tidak terdistribusi normal maka

digunakan median sebagai ukuran pemusatan. Terdapat salah satu teorema yang

penting berkaitan dengan distribusi normal yaitu teorema limit pusat. Teorema limit

pusat menyatakan jika dari suatu populasi diambil sampel berukuran cukup besar,

maka distribusi sampling dari rata-rata sampel akan mendekati distribusi normal

yaitu pada umumnya distribusi sampling dari rata-rata sampel akan mendekati

distribusi normal jika ukuran sampelnya lebih besar dari 30 (Nurudin, Mara dan

Kusnandar, 2014). Maka apabila data terdistribusi normal dapat diasumsikan bahwa

sampel yang digunakan benar-benar mewakili populasi sehingga hasil penelitian

bisa digeneralisasikan pada populasi.

Tabel VII menunjukkan karakteristik dan distribusi data responden

penelitian di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY. Rata-rata umur responden

penelitian 54 tahun, umur tersebut masuk dalam kategori masa lansia awal. Dengan

bertambahnya usia maka kemungkinan seseorang menderita hipertensi akan

semakin besar. Menurut Zuraidah (2012), umur lebih dari 40 tahun mempunyai

risiko terkena hipertensi, dengan bertambahnya umur makan risiko hipertensi akan

lebih besar dengan prevakensi pada usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40% dan

dengan kematian sekitar 50% diatas umur 60 tahun. Hal ini terjadi karena arteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

48

kehilangan elastisitas serta tekanan darah meningkat seiring dengan bertambahnya

usia.

Rata-rata tekanan darah sistolik responden penelitian mendekati ambang

atas nilai normal yaitu 139,8 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik responden

penelitian sebesar 81,4 mmHg. Sesuai dengan pengertian hipertensi menurut

ESH/ESC yaitu nilai tekanan darah sistolik ≥140mmHg dan/atau nilai tekanan

darah diastolik ≥90mmHg. Menurut klasifikasi dari pengukuran tekanan darah, data

hasil analisis menempati kategori normal tinggi untuk nilai rata-rata tekanan darah

sistolik 130-139 mmHg dan tekanan darah diastolik menempati kategori normal

yaitu dengan rentang nilai 80-84 mmHg.

Body Mass Index (BMI) merupakan sebuah pengukuran yang

menghubungkan atau membandingkan berat badan dengan tinggi badan. BMI dapat

menggambarkan lemak tubuh yang berlebihan, sederhana dan dapat digunakan

dalam penelitian populasi berskala besar. Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata

BMI responden di Kecamatan Kalasan sebesar 23, 6 kg/m2 yang termasuk kategori

overweight.

Tabel VIII. Perbedaan Faktor Umur Terhadap Tekanan Darah

Sistolik (TDS), Tekanan Darah Diastolik (TDD), Denyut Nadi, dan Body

Mass Index (BMI)

Karakteristik

Mean±SD

Nilai p 65-75 Tahun 40-59 Tahun

Tekanan Darah Sistolik

mmHg

149,1±24,7 136,2±22,0 0,01*

Tekanan Darah Diastolik

mmHg

80,3±15,3 81,8±12,3 0,17

Body Mass Index (BMI)

kg/m2

22,6±4,2 24,0±3,9 0,01*

*Nilai p<0,05 yaitu menunjukkan terdapat perbedaan rerata antar kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

49

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zuraidah, Maksuk, dan Apriliadi

(2012), risiko terkena hipertensi seiring bertambahnya umur, sehingga prevalensi

di kalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar 50%

diatas umur 60 tahun. Seseorang dengan umur di atas 60 tahun, 50-60% diantaranya

mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal

tersebut dikarenakan dari pengaruh degenerasi yang terjadi seiring dengan

pertambahan usia. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel VIII menunjukkan

adanya perbedaan rerata pada Tekanan Darah Sistolik (TDS) dan Body Mass Index

(BMI) terhadap responden dengan umur 60-75 tahun dan 40-59 tahun yang dapat

dilihat dari nilai p<0,05. Kenaikan Tekanan Darah Sistolik (TDS) pada responden

dengan umur 60-75 tahun lebih tinggi dibandingkan dengan responden dengan

umur 40-59 tahun. Hal tersebut disebabkan oleh kehilangannya elastisitas dari arteri

serta tekanan darah meningkat seiring bertambahnya usia. Rerata BMI lebih tinggi

pada kelompok umur 40-59 tahun dibandingkan kelompok umur 60-75 tahun.

Menurut Soetiarto, Roselinda dan Suhardi (2010), prevalensi BMI meningkat pada

umur ≥25 tahun dan tertinggi pada umur 45-54 tahun. Tidak ada perbedaan rerata

antara faktor umur terhadap tekanan darah diastolik (TDD) dan denyut nadi pada

hasil analisis data Tabel VIII.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

50

Tabel IX. Perbedaan Faktor Jenis Kelamin Terhadap Umur, Tekanan

Darah Sistolik (TDS), Tekanan Darah Diastolik (TDD), Denyut Nadi, dan

Body Mass Index (BMI)

Kategori

Mean±SD

p Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

Umur (tahun) 55,2±10,16 52,91±10,01 0,01*

Tekanan Darah Sistolik

(TDS)

140,80±21,56 139,17±24,81 0,33

Tekanan Darah Diastolik

(TDD)

81,39±13,01 81,34±13,41 0,95

BMI (kg/m2) 23,25±3,87 23,84±4,15 0,41

*Terdapat perbedaan rerata antar kelompok

Uji yang digunakan pada Tabel VIII adalah uji t tidak berpasangan (t test

independent) yang digunakan untuk melihat kebermaknaan rerata antar kelompok

dengan menggunakan skala pengukuran numerik dengan syarat untuk melakukan

uji tersebut yaitu dengan menggunakan data dua kelompok yang tidak berpasangan

(Dahlan, 2014).

Hasil analisis data pada Tabel IX yaitu terdapat perbedaan rerata pada

kategori umur dengan nilai p=0,01. Faktor umur pada laki-laki memiliki rerata lebih

tinggi dibandingkan dengan perempuan. Insidensi hipertensi semakin meningkat

seiring dengan bertambahnya usia dan laki-laki memiliki risiko hipertensi lebih

tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Seiring meningkatnya kelompok usia

(≥40 tahun) maka meningkat pula prevalensi hipertensi.Pada kalangan penduduk

dengan umur 25-65 tahun dengan jenis kelamin laki-laki mempunyai kebiasaan

merokok cukup tinggi yaitu 54,5%. Kebiasaan laki-laki mengkonsumsi kopi juga

merupakan salah satu faktor penumbang terjadinya hipertensi. kopi adalah bahan

minuman yang banyak mengandung kafein. Kopi juga dapat berakibat buruk pada

jantung. Kafein dapat menstimulasi jantung untuk bekerja lebih cepat sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

51

mengalirkan lebih banyak cairan setiap detiknya. Kebiasaan minum kopi yang di

dapatkan dari satu cangkir kopi mengandung 75-200 mg kafein, sehingga minum

kopi lebih dari empat cangkir dalam sehari dapat meningkatkan tekanan darah

sistolik sekitar 10 mmHg dan tekanan darah sistolik sekitar 8 mmHg (Sutejdo,

2006).

Hipertensi pada laki-laki dan komplikasinya dapat dicegah dengan gaya

hidup sehat dan mengendalikan faktor risiko yaitu dengan memodifikasi hidup

secara efektif, melakukan langkah penurunan berat badan yang berlebih,

mengurangi asupan natrium terutama pada garam, menghentikan atau mengurangi

kebiasaan merokok dan minum kopi bagi penderita yang terbiasa mengkonsumsi

rokok dan kopi, mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan

serta menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga minimal dua kali seminggu

terutama bagi yang mempunyai berat badan berlebih (Wahyuni, 2013). Namun,

setelah memasuki masa menopause, prevalensi hipertensi pada perempuan akan

meningkat. Bahkan setelah umur 65 tahun, kejadian hipertensi pada perempuan

akan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki yang diakibatkan oleh faktor

hormonal (Depkes RI, 2006).

Faktor jenis kelamin memiliki pengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana

laki-laki lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan,

dengan rasio sekitar 2,29 untuk kenaikan darah sistolik dan 3,76 untuk kenaikan

tekanan darah diastolik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

52

A. Prevalensi, Kesadaran, Terapi dan Pengendalian Tekanan Darah

Responden di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY

Gambar 5. Bagan Proporsi Responden Hipertensi Berdasarkan “Rule of

Halves”

Bagan diatas menunjukkan hasil proporsi prevalensi, kesadaran, terapi dan

pengendalian tekanan darah responden di enam padukuhan di Kecamatan Kalasan,

Sleman, DIY. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada “Rule of Halves” yang

dapat digambarkan dengan menunjukkan hasil bahwa setengah responden

hipertensi tidak mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi, setengah dari

mereka yang sadar terkena hipertensi menjalani terapi, dan setengah dari yang

menjalani terapi melakukan pengendalian tekanan darah mereka. Prevalensi

hipertensi pada penelitian ini yaitu proporsi responden dalam populasi dengan

tekanan darah ≥140/90 mmHg. Hasil prevalensi hipertensi pada penelitian yang

dilakukan di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY yaitu sebanyak 357 responden

(43,9%) dari total responden penelitian sebanyak 813. Pada penelitian ini

digunakan “Rule of Halves” untuk acuan, namun hasil yang didapatkan kurang

sesuai karena responden hipertensi proporsinya dibawah setengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

53

Salah satu penyebab meningkatnya prevalensi hipertensi yaitu karena

kurangnya kesadaran masyarakat terhadap risiko hipertensi. Kurangnya kesadaran

terhadap hipertensi dapat dikarenakan hipertensi tidak menunjukkan gejala-gejala

yang spesifik dan jelas, sehingga penderita hipertensi tidak mengetahuinya yang

menyebabkannya tidak menyadari bahwa tekanan darahnya sedang tinggi

(Eksanoto, 2010). Kesadaran terhadap hipertensi yaitu responden yang sadar akan

hipertensi. Berdasarkan Gambar 5 ditunjukkan bahwa responden yang sadar

memiliki hipertensi lebih rendah daripada responden yang tidak sadar bahwa

dirinya mengalami hipertensi. responden yang tidak sadar bahwa dirinya

mengalami hipertensi sebesar 74,5%. Hasil tersebut dapat menunjukkan bahwa

kesadaran akan hipertensi di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY masih rendah

karena responden yang sadar memiliki tekanan darah ≥140/90 mmHg proporsinya

tidak lebih dari setengah responden hipertensi, maka hal ini tidak sesuai dengan

“Rule of Halves”. Pemberian edukasi oleh tenaga medis mengenai hipertensi, gejala

terjadinya hipertensi, faktor penyebab hipertensi dan risiko hipertensi dapat

meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasien serta keluarga dalam upaya untuk

mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi penyakit.

Tabel X. Terapi Responden Hipertensi di Kecamatan Kalasan,

Sleman, DIY

Nama Obat Frekuensi

Amlodipin 10

Kaptopril 24

Lisinopril 1

Valsartan 1

Terapi Non Farmakologi 1

Lupa/Tidak tahu nama obat 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

54

Terapi adalah usaha untuk menyembuhkan suatu penyakit yang dilakukan

oleh seseorang. Terapi yang dapat dilakukan adalah terapi farmakologi dan/atau

non farmakologi. Berdasarkan Tabel X, dari 91 responden yang sadar dengan

hipertensi, terdapat 46 responden (5,7%) yang tidak menjalankan terapi dan 45

responden (5,5%) menjalankan terapi. Proporsi hasil analisis data mendekati

setengah (50%) namun proporsi responden hipertensi yang menjalani terapi masih

kurang dari setengah dari responden yang sadar terhadap hipertensi, maka hal

tersebut kurang sesuai dengan “Rule of Halves”. Masih sedikitnya proporsi

responden yang melakukan terapi hipertensi merupakan salah satu tugas bagi

tenaga kesehatan untuk melakukan edukasi kepada pasien hipertensi agar lebih

patuh dalam melakukan terapi hipertensi. Pengetahuan pasien mengenai hipertensi

dapat mempengaruhi tingkat kemampuan untuk mengerti, memahami manfaat dan

risiko terapi hipertensi, tujuan dan kepatuhan pasien hipertensi dalam menjalani

pengobatan hipertensi secara teratur.

Pengendalian hipertensi atau sama dengan mengontrol tekanan darah agar

tetap terjaga atau bahkan berada dibawah dari nilai 140/90 mmHg pada responden

hipertensi yang menjalankan terapi secara rutin. Berdasarkan Tabel X, dari 45

responden yang menjalankan terapi hipertensi, terdapat 41 responden (5%) yang

menjalankan terapi namun tidak mengendalikan tekanan darahnya dan 4 responden

(0,5%) yang menjalan terapi hipertensi dapat mengendalikan tekanan darahnya,

maka hal tersebut kurang sesuai dengan “Rule of Halves”. Masih sedikitnya

proporsi responden hipertensi yang melakukan pengendalian tekanan darah dapat

dipengaruhi oleh masih rendahnya pengertahuan pasien terhadap hipertensi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

55

risiko bahaya hipertensi. pengetahuan responden mengenai hipertensi dapat

mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam mengkonsumsi obat antihipertensi atau

melakukan pengendalian tekanan darah. Pengetahuan secara formal dan melalui

pengalaman akan memotivasi responden untuk menjalani pengobatan hipertensi

dan melakukan pengendalian tekanan darah pasien hipertensi. Frekuensi kunjungan

pasien hipertensi ke pusat layanan kesehatan seperti puskesmas di dekat tempat

tinggal mereka secara rutin, menjadikan pasien hipertensi mendapatkan Informasi

tentang penyakit hipertensi dan penatalaksaan terapi farmakologi dan non

farmakologi, sehingga pengetahuan pasien tentang pengendalian tekanan darah

akan meningkat. Untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam melakukan

pengendalian tekanan darah pasien hipertensi untuk menjalankan program terapi

dan modifikasi gaya hidup yang sehat maka perlu dilakukan edukasi kesehatan

secara periodik oleh tenaga kesehatan dari puskesmas setempat dan sistematis serta

menggunakan media yang sesuai, sehingga Informasi yang didapatkan oleh para

pasien hipertensi bisa diperoleh secara kontinyu.

B. Perbedaan Faktor Umur dan Jenis Kelamin Terhadap Prevalensi,

Kesadaran, Terapi, dan pengendalian Tekanan Darah Responden

Hipertensi di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden

usia 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY ditinjau berdasarkan kajian

umur dan jenis kelamin dilaksanakan pada tahun 2015. Banyak faktor risiko yang

dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi, antara lain umur, jenis kelamin,

pekerjaan, pendidikan, penghasilan, BMI, kebiasaan merokok, alkoholik,

pengaturan diet, olahraga, stress, hormonal hingga genetik namun hipertensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

56

merupakan penyakut yang dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko yang

sebagian besar merupakan faktor perilaku dan lifestyle masa kini.

Wilayah penelitian yaitu Kecamatan Kalasan merupakan wilayah yang

memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak. Sebagian besar wilayah masih

berupa sawah dan ladang maka dari itu sebagian besar pekerjaan yang mendominasi

adalah bertani dan beternak. Persebaran penduduk berdasarkan jenis kelamin di

Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY tidak terpaut banyak antara jenis kelamin laki-

laki yang berjumlah 39.455 dan perempuan berjumlah 38.452.

Tabel XI. Perbedaan Faktor Jenis Kelamin dan Usia Terhadap Responden

40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY

Usia

60-75 40-59 Total Nilai

p

OR

(95%CI) n % n % n %

Jenis

Kelamin

Laki-laki 110 32,8 225 67,2 335 100 0,03*

1,43

Perempuan 112 25,5 356 74,5 478 100 (1,05-1,94)

*nilai p bermakna (p<0,05)

Hasil analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi square tentang

perbedaan faktor jenis kelamin dan usia terhadap responden 40-75 tahun di

Kecamatan Kalasan. Berdasarkan data tersebut, terdapat pengaruh perbedaan faktor

jenis terhadap usia dengan nilai p sebesar 0,03. Maka dapat dikatakan bahwa pada

kelompok usia 60-75 tahun proporsi laki-laki 1,43 kali lebih banyak daripada

proporsi perempuan. Menurut hasil penelitian Purnama dan Prihartono (2013), yang

dilakukan pada responden lansia berusia 65-74 tahun dan 75 tahun ke atas,

prevalensi hipertensi pada perempuan lebih rendah (60%) daripada laki-laki (80%).

Laki-laki mempunyai risiko untuk menderita hipertensi lebih besar daripada

perempuan dengan rasio 2,29 untuk peningkatan tekanan darah sistolik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

57

1. Prevalensi Hipertensi

Tabel XII. Pengaruh Faktor Umur dan Jenis Kelamin Terhadap Prevalensi

Hipertensi Responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman

Variabel

Prevalensi

Nilai

p

OR

(95%CI)

≥140/90

mmHg

<140/90

mmHg

n % n %

Umur (tahun)

0,01*

2,76

(2,01-3,77)

60-75 143 40,1 89 19,5

40-59 214 59,9 367 80,5

Jenis Kelamin

0,03*

1,36

(1,03-1,80)

Laki-laki 162 48,4 173 51,6

Perempuan 195 40,8 283 59,2

*p<0,05=data berbeda bermakna

Hasil analisis data tentang pengaruh faktor umur dan jenis kelamin terhadap

prevalensi hipertensi di Kecamatan Kalasan. Pada kategori usia 60-75 tahun tingkat

prevalensi hipertensi (≥140/90 mmHg) sebesar 143 (40,1%) dan pada kategori usia

40-59 tahun sebesar 214 (59,9%). Maka dapat disimpulkan bahwa kategori usia 60-

75 tahun 2,76 kali lebih berisiko mengalami tekanan darah ≥140/90 mmHg

dibandingkan dengan kategori usia 40-59 tahun yang dilihat dari nilai OR yaitu 2,76

(2,01-3,77). Hasil penelitian menunjukkan nilai p<0,01, maka menunjukkan adanya

pengaruh perbedaan antara faktor umur terhadap prevalensi hipertensi. Hasil

tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu semakin

bertambahnya usia maka risiko untuk terkena hipertensi menjadi lebih besar

sehingga prevalensi hipetensi lebih banyak ditemukan pada kelompok usia 55-64

dan lebih dari 65 tahun (Depkes RI, 2006).

Hasil analisis antara faktor jenis kelamin terhadap prevalensi hipertensi

menunjukkan nilai p<0,05 yaitu 0,03, maka dapat di katakan bahwa jenis kelamin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

58

dapat mempengaruhi prevalensi hipertensi. Nilai OR (Odds Ratio) yang didapat

sebesar 1,36 dengan CI 95% 1,03-1,80 yang artinya responden laki-laki 1,36 kali

lebih berisiko terkena hipertensi dibandingkan dengan responden perempuan. Jenis

kelamin merupakan salah satu faktor penyebab hipertensi. Hasil temuan peneliti

berbeda dengan penelitian lain yang menunjukkan bahwa kejadian hipertensi

meningkat seiring bertambahnya umur dan laki-laki memiliki risiko hipertensi lebih

tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal yaitu pada umur ≥40 tahun (Wahyuni,

2013). Setelah memasuki masa masa menopause, prevalensi hipertensi pada

perempuan akan meningkat. Bahkan setelah umur 65 tahun, kejadian hipertensi

pada perempuan akan lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang diakibatkan oleh

faktor hormonal (Depkes RI, 2006). Hasil analisis data pada Tabel XI menyatakan

bahwa laki-laki dengan usia 60-75 memiliki proporsi yang lebih banyak daripada

perempuan, hasil ini mendukung dari hasil data pada Tabel XII yaitu laki-laki yang

memiliki tekanan darah ≥140/90 mmHg lebih banyak daripada wanita. Banyaknya

responden laki-laki yang berusia 60-75 tahun merupakan salah satu faktor yang

mendukung tingginya prevalensi hipertensi pada laki-laki di Kecamatan Kalasan.

Prevalensi hipertensi pada perempuan lebih rendah dibandingkan pada laki-

laki diusia muda, namun prevalensi hipertensi pada perempuan akan mulai lebih

tinggi daripada laki-laki saat mendekati umur 35 tahun. Ketika perempuan

memasuki masa menopause, maka prevalensi hipertensi pada perempuan akan

meningkat. Menurut Depkes RI (2006) yaitu setelah umur 65 tahun, kejadian

hipertensi pada perempuan akan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki yang

diakibatkan oleh faktor hormonal. Menurut teori medis, hormon estrogen dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

59

melindungi perempuan terhadap hipertensi namun kadar estrogen akan menurun

saat menopause (Isfandari, 2015).

2. Kesadaran Hipertensi

Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif dan memiliki risiko

bahaya besar namun belum banyak orang yang menyadari. Kesadaran masyarakat

untuk melakukan kontrol tekanan darah dinilai masih rendah. Hal ini disebabkan

oleh peningkatan tekanan darah yang tidak menunjukkan gejala-gejala spesifik,

serta kurangnya pengetahuan tentang faktor risiko meningkatnya tekanan darah

tersebut (Depkes RI, 2009).

Tabel XIII. Pengaruh Faktor Umur dan Jenis Kelamin Terhadap

Kesadaran Hipertensi Responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan

Variabel

Kesadaran

Nilai

p

OR

(95%CI)

Sadar

Tidak

Sadar

n % n %

Umur (tahun)

0,46

0,81

(0,49-1,32)

60-75 33 36,3 110 41,4

40-59 58 63,7 156 58,6

Jenis Kelamin

0,33

0,77

(0,48-1,25)

Laki-laki 37 40,7 125 47,0

Perempuan 54 59,3 141 53,0

Hasil analisis data tentang pengaruh faktor umur dan jenis kelamin terhadap

kesadaran responden terhadap hipertensi di Kecamatan Kalasan. Hasil analisis usia

terhadap kesadaran hipertensi diperoleh nilai p>0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada pengaruh bermakna antara faktor usia dengan kesadaran

responden. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesadaran seseorang

terhadap hipertensi. semakin tua usia seseorang maka akan semakin meningkat pula

tingkat kesadarannya. Tingginya tingkat kesadaran pada orang dengan usia lanjut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

60

dikarenakan pada perhatian mereka terhadap kesehatan tubuhnya sehingga

membuat mereka untuk lebih sering bertemu dengan tenaga kesehatan. Maka

apabila semakin sering seseorang menemui tenaga kesehatan, maka akan semakin

sadar dengan kondisi tubuhnya (Malekzadeh, Etemadi, Kamangar, Khademi,

Golozar, Islami et al., 2013).

Analisis jenis kelamin terhadap kesadaran responden diperoleh nilai p

sebesar 0,33, sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh

terhadap kesadaran responden hipertensi. Namun hasil tersebut berbeda dengan

penelitian Pereira, et al., (2009), bahwa tingkat kesadaran pada perempuan lebih

tinggi daripada laki-laki, beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya karena

seorang ibu atau perempuan akan lebih sering mengunjungi pusat kesehatan atau

tempat pratik dokter untuk keperluan konsultasi kehamilan, kelahiran bayi dan

konsultasi mengenai anak-anak mereka contohnya untuk keperluan imunisasi atau

kegiatan posyandu secara rutin di wilayah mereka. Hal ini secara tidak langsung

membuat para ibu atau perempuan tersebut untuk memeriksakan kesehatan mereka

termasuk mengukur tekanan darahnya.

Responden dengan usia 60-74 tahun dengan hipertensi, kesadaran

perempuan terhadap hipertensi lebih tinggi secara bermakna daripada laki-laki

dengan nilai OR=1,48 (Kaiu, et al., 2013).

3. Terapi Hipertensi

Obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah juga terbukti efektif dalam

menurunkan atau mencegah kerusakan ginjal pada penderita diabetes dengan atau

tanpa adanya hipertensi. Beberapa waktu terakhir sebagian obat-obatan telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

61

terbukti dapat mencegah kerusakan retina pada penderita diabetes dan zat

antihipertensi dapat pula mengurangi kemungkinan orang yang mengalami

serangan jantung untuk mengalaminya lagi atau mengalami gagal jantung (Dipiro,

et al., 2005).

Tabel XIV. Pengaruh Faktor Umur dan Jenis Kelamin Terhadap Terapi

Hipertensi Responden di Kecamatan Kalasan

Variabel

Terapi

Nilai

p

OR

(95%CI)

Ya

Tidak

n % n %

Umur (tahun)

0,08

0,43

(0,18-1,04)

60-75 12 26,7 21 45,7

40-59 33 73,3 25 54,3

Jenis Kelamin

0,67

0,80

(0,34-1,82)

Laki-laki 17 45,9 20 54,1

Perempuan 28 51,9 26 48,1

Hasil analisis data tentang pengaruh faktor usia terhadap terapi hipertensi

menunjukkan nilai p>0,05 yaitu 0,08 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

pengaruh antara faktor usia dengan terapi hipertensi di Kecamatan Kalasan. Terapi

hipertensi banyak dilakukan oleh orang yang telah berusia lanjut yang memiliki

komplikasi beberapa komplikasi penyakit termasuk hipertensi Namun, seiring

dengan bertambahnya usia, jumlah responden yang melakukan terapi hipertensi

secara rutin semakin menurun. Hal tersebut disebabkan karena tingkat kesadaran

responden dengan usia diatas 60 tahun semakin menurun (Seed, Al-Hamdan,

Bahnassy, Abdalla, Abbas, and Abuzaid, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan nilai p sebesar 0,67 maka dapat disimpulkan

bahwa perbedaan jenis kelamin tidak mempengaruhi terapi hipertensi responden di

Kecamatan Kalasan. Beberapa laki-laki yang menjalani terapi hipertensi terkadang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

62

lupa dalam mengkonsumsi obat-obatnya. Hal ini disebabkan oleh kesibukan

mereka, mayoritas pekerjaan penduduk di Kecamatan Kalasan antara lain bertani

dan berladang sekaligus mencari pakan untuk ternak mereka dirumah. Kegiatan

tersebut bisa dilakukan dari pagi hingga siang hari atau dari siang hingga sore hari,

hal ini menyebabkan rendahnya tingkat ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi obat

antihipertensi mereka dan cenderung sulit untuk mengontrol makan yang

dikonsumsi dan porsi makan mereka.

Pada responden berusia tua dengan hipertensi, dalam terapi untuk

mengatasi hipertensi perempuan lebih baik daripada laki-laki dan pada responden

dengan usia 60-74 tahun dikaitkan dengan tingkat pengobatan yang dilakukan,

secara signifikan lebih tinggi dibandingan dengan usia >75 tahun (Kiau, et al.,

2013).

4. Pengendalian Hipertensi

Tabel XV. Pengaruh Faktor Umur dan Jenis Kelamin Terhadap

Pengendalian Tekanan Darah Responden di Kecamatan Kalasan

Variabel

Terkendali

Nilai

p

OR

(95%CI)

Ya

Tidak

n % n %

Umur (tahun)

0,56

Tidak dapat

dihitung

60-75 0 0 12 29,3

40-59 4 100 29 70,7

Jenis Kelamin

0,63

1,73

(0,22-13,60)

Laki-laki 2 11,8 15 88,2

Perempuan 2 7,1 26 92,9

Hasil analisis data tentang pengaruh faktor umur terhadap pengendalian

tekanan darah responden didapatkan nilai p sebesar 0,56 maka dapat di katakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

63

bahwa tidak ada pengaruh antara faktor usia dengan pengendalian tekanan darah

responden hipertensi. Odds Ratio (OR) pada pengendalian tekanan darah tidak

dapat dihitung karena pada kelompok responden yang berumur 40-59 tahun,

tekanan darah yang terkendali sebanyak 0 (0%). Analisis yang digunakan adalah

Uji Chi Square crosstab 2x2, apabila pada tabel data terdapat nilai 0 makan ketika

akan dilakukan analisis lebih lanjut tidak dapat dihitung nilai Odds Ratio untuk

pengendalian tekanan darah terhadap faktor umur.

Analisis data tentang pengendalian tekanan darah responden hipertensi

berdasarkan faktor perbedaan jenis kelamin diperoleh nilai p sebesar 0,63, maka

dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara faktor perbedaan jenis

kelamin terhadap pengendalian tekanan darah responden hipertensi. menurut hasil

penelitian Kiau, et al (2013), bagi responden lanjut usia 60-74 tahun dan >75 tahun

dengan pengobatan hipertensi, responden perempuan yang melakukan pengobatan

hipertensi cenderung lebih rendah untuk memiliki tekanan darah yang terkendali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Responden penelitian ini sebanyak 813 responden. Prevalensi hipertensi

sebanyak 357 responden, proporsi kesadaran hipertensi sebanyak 91

responden (25,8%), menjalani terapi hipertensi sebanyak 45 responden

(12,8%) dan pengendalian tekanan darah terhadap hipertensi sebanyak 4

responden (1,1%) dari subjek yang hipertensi.

2. Responden yang berumur 60-75 tahun yang memiliki tekanan darah

≥140/90 mmHg dibandingkan 40-59 tahun dengan nilai OR 2,76 (95%CI:

2,01-3,77). Responden laki-laki memiliki prevalensi hipertensi dengan

nilai OR 1,36 (95%CI: 1,03-1,80), maka 1,36 kali lebih banyak

dibandingkan dengan responden perempuan, namun tidak terdapat

perbedaan terhadap kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang didapat

dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran antara lain:

1. Dilakukan penyuluhan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman

untuk memberikan beberapa Informasi dan edukasi seputar hipertensi, cara

mengendalikannya dan terapi yang tepat untuk mencegah dan mengobati

hipertensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

65

2. Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan pengukuran tekanan darah lebih

dari sekali pada kesempatan yang berbeda untuk memastikan apakah hasil

pengukuran tersebut benar-benar bisa membuktikan bahwa responden

memiliki tekanan darah tinggi atau tidak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

66

DAFTAR PUSTAKA

Agung, I., 2006, Statistika Penerapan Model Rerata Sel Multivariat dan Model

Ekonometri dengan SPSS, Jakarta, hal. 83.

Bellary, S., Krishnankutty, B., and Latha, M.S., 2014, Basics of Case Report Form

Designing in Clinical Research, Perspect Clin Res, 5 (4), 159.

Budiarto, E., 2002, Biostatistika, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 17.

Chobanian, A,V., 2004, The Sevent Report of the Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure,

US Department of Health and Human Services, National High Blood Pressure

Educatin Program.

Dahlan, M,S., 2014, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Deskriptif,

Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS,

Edisi 6, Salemba Medika, Jakarta, hal. 55.

Dahlan, M,S., 2013, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 3, Salemba Medika, Jakarta, hal.

41.

Danon-Hersch, N., Marques-Vidal, P., Bovet, P., Chiolero, A., Paccaud, F., Pecoud,

A., et al, 2009, Prevalence, Awareness, Treatment, and Control of High Blood

Pressure in a Swiss City Gneneral Population: The Colaus Study. European

Journal of Cardiovascular Prevention and Rehabillitation, 16 (1), 66.

Departemen Kesehatan RI, 2006, Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana

Penyakit Hipertensi, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, hal. 13.

Departemen Kesehatan RI, 2009, Hipertensi Faktor Risiko Utama Penyakit

Kardiovaskular, Departemen Kesehatan RI,

www.depkes.go.id/article/view/157/hipertensi-faktor-risiko-utama-penyakit-

kardiovaskular.html, diakses tanggal 16 April 2015.

Departemen Kesehatan RI, 2010, Hipertensi Penyebab Kematian Nomor Tiga,

Departemen Kesehatan RI, www.depkes.go.id/article/view/810/hipertensi-

penyebab-kematian-nomor-tiga.html, diakses tanggal 16 April 2015.

Departemen Kesehatan RI, 2012, Masalah Hipertensi di Indonesia, Departemen

Kesehatan RI, www.depkes.go.id/article/view/1909masalah-hipertensi-di-

indonesia.html, diakses tanggal 16 April 2015.

Departemen Kesehatan RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS 2013),

Departemen Kesehatan RI, Jakarta, hal. 122.

Departemen Kesehatan RI, 2014, Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan

RI, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, hal. 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

67

Departemen Kesehatan RI, 2006, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi,

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 616.132 Ind P, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 2006, Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana

Penyakit Hipertensi, Jakarta, hal. 13.

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa DIY, 2013, Profil Kesehatan Daerah Istimewa

DIY, Sistem Informasi Kesehatan DIY, DIY.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, 2012, http://dinkes.slemankab.go.id, diakses

tanggal 23 Maret 2016.

DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.C., Wells, B.G., and Posey, L.M.,

2005, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Sixth Edition, The

McGraw-Hill Companies, Inc., United States, 186.

Gu, D., Reynolds, K., Wu, X., Chen, J., Duan, X., Muntner, P., et al, 2002,

Prevalence, Awareness, Treatment, and Control of Hypertension in China,

American Heart Association, Inc., 920-927.

Isfandari, S., 2015, Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dan Distress Emosional

Sebagai Kontributor Hipertensi Perempuan Indinesia: Tinjauan Perspektif

Jender, Bul Penelit Kesehatan,43 (1), hal. 56,57,60.

Janus, E. D., Bunker, S. J., Kilkkinen, A., Namara, K. Mc., Philpot, B., Tideman,

P., et al., 2008, Prevalence, Detection and Drug Treatment of Hypertension

in A Rural Australian Population: The Gender Green Triangle Risk Factor

Study 2004-2006, Internal Medicine Journal, 883.

Kennedy, L., 2009, Problem Solving in Hypertension, Atlas Medical Publishing,

UK, 2-3.

Kiau, H.B., Kaur, J., Nainu, B.M., Omar, M.A., Saleh, M., Keong, Y.W., et al.,

2013, Prevalence, awareness, treatment and control of Hypertension among

the elderly: the 2006 National Health and Morbidity Survey III in Malaysia,

Med J Malaysia, 68(4), 332-333.

Last, J.M., 2001, A Dictionary of Epidemiology, Oxford: Oxford University Press.

Malekzadeh, M., Etemadi, A., Kamangar, F., Khademi, H., Golozar, A., Islami, F.,

et al., 2013, Prevalence, awareness and risk factors of hypertension in a large

cohort of Iranian adult population, J Hypertens, 31 (7), 1364-1371.

Mancia, G., Fagard, R., Narkiewicz, K., Redon, J., Zanchetti, A., Bohm, M., et al.,

2013, The Task Force for The Management of Arterial Hypertension of The

European Society of Hypertension (ESH) and of the European Society of

Cardiology (ESC), J Hypertens, 1286.

MHRA, 2013, Blood Pressure Measurement Devices, Medicines and Healthcare

Products Regulatory Agency, 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

68

Nurudin, M., Mara, M,M., dan Kusanandar, D., 2014, Ukuran Sampel dan

Distribusi Sampling dari Beberapa Variabel Random Kontinu, Buletin Ilmiah

Mat. Stat dan Terapannya (Bimaster), 03 (1), hal. 1-6.

Nwankwo, T., Yoon, S. S., Burt, V., and Gu, Q., 2013, Hypertension Among Adults

in the United States: National Health and Nutrition Examination Survey

2011-2012, NCHS Data Brief, No. 133, US, 2-5.

Ostchega, Y., Yoon, S.S., Hughes, J., Louis, T., and Division of Health and

Nutrition Examination Surveys, 2008, Hypertension Awareness, Treatment,

and Control-Continued Disparaties in Adult: United States 2005-2006, US

Department Of Health And Human Services, NCHS, 1-15.

Panesar, S., Chaturvedi, S., Saini, N.K., Avasthi, R., Quadri, S. S., Singh, A., 2013,

Current status of the ‘rule of halves’ of hypertension: a survey among the

residents of slum resettlement colony from east Delhi, healthline pISSN

2239-337X337X/eISSN2320-1525, 4, 71.

Pereira, M., Lunet, N., Azevedo, A., and Barros, H., 2009, Differences in

prevalence, awareness, treatment and control of hypertension between

developing and develop countries, Journal of Hypertension, 27 (5), 972.

Perhimpunan Hipertensi Indonesia dan Direktorat Penyakit Tidak Menular

KEMENKES R. I., 2012, Referensi Populer Untuk Masyarakat Umum:

Kenalilah Tekanan Darah Anda, Jakarta, Pusat Promosi Kesehatan, hal. 21-

24.

Purnama, D,S., dan Prihartono, N,A., 2013, Prevalensi Hipertensi dan Faktor-

faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di

Posyandu Lansia Wilayah Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat Tahun

2013, Jakarta, Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat,

Universitas Indonesia.

Rahajeng, E., dan Tuminah, S., 2009, Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di

Indonesia, Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Jakarta, hal. 581.

Saeed, Abdallah, A., Al-Hamdan, N., Bahnassy, A., Abdalla, A., Abbas, Mostafa,

A., and Abuzaid, L., 2011, Prevalence, Awareness, Treatment, and Control

of Hypertension among Saudi Adult Population: A National Survey,

International Journal of Hypertension, 2011, 1-8.

Singh, R.B., Suh, I.L., Singh, V.P., Chaithiraphan, S., Laothavorn, P., Sy, R.G.,

2000, Hypertension and stroke in Asia: prevalence, control and straegis in

developing coutries for prevention, India, Journal of Human Hypertension,

14, 753

Soetiarto, F., Roselinda., dan Suhardi, 2010, Hubungan Diabetes Melitus dengan

Obesitas Berdasarkan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang Data

Riskesdas 2007, Buletin Penelitian Kesehatan (Online), Vol. 38, No. 1, hal.

36-42.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

69

Sustrani, L., Alam, S., dan Hadibroto, I., 2006, Hipertensi, PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Sutedjo, 2006, Profil Hipertensi pada Populasi Monica, Hasil Penelitian Monica-

Jakarta III”, Jakarta: Filed Under Riset Epidemiologi.

Thawomchaisit, P., Looze, F., Reid, M. C., Seubsman, S., Sleigh, A., and, Thai

Cohort Study Team., 2013, Health-Risk Factors and the Prevalence of

Hypertension: Cross-Sectional Findings from a National Cohort of 87 143

Thai Open University Students, Global Journal of Health Science; 5 (4), 127.

Umar, H., 2002, Metode Riset Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal.

P. 150.

Wahyuni, I. K., 2013, Faktor Risiko Penyakit Hipertensi Pada Laki-Laki di Wilayah

Kerja Puskesmas Tawangrejo Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun, Skripsi,

Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ponorogo.

Wang, H., Zhang, X., Zhang, J., He, Q., Hu, R., Wang, L., et al., 2013, Factors

Associated with Prevalence, Awareness, Treatment adn Control of

Hypertension Among Adults in Southern China: A Community-Based,

Cross-Sectional Survey, PLOS ONE, 8, 4-7.

Weber, M.A., Schiffrin, E.L., White, W.B., Mann, S., Lindholm, L.H., and

Kenerson, J.G., 2014, Clinical Practice Guidelines for the Management of

Hypertension in the Community: A Statement by the American Society of

Hypertension and the International Society of Hypertension, The Journal of

Clinical Hypertension (16)1, 15.

Sofia, M., 2014, Hipertensi Menduduki Penyebab Kematian Pertama di Indonesia,

www.inash.or.id/news_detail.html, diakses tanggal 5 Desember 2015.

Yeni, Y., Djannah, S.N., dan Solikhah, 2010, Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur di Puskesmas

Umbulharjo I DIY Tahun 2009, KESMAS, Vol. 4, No.2, hal. 95, 100.

Zuraidah, Maksuk, dan Apriliadi, N., 2012, Analisis Faktor Risiko Penyakit

Hipertensi Pada Masyarakat di Kecamatan Kemuning Kota Palembang

Tahun 2012, Palembang, hal. 4-5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

70

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

71

Lampiran 2. Ethical Clearence

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

72

Lampiran 3. Infrom Consent

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK

Kami dari tim peneliti yang diketuai oleh Nonitha Viana Susilo dari Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma akan melakukan penelitian yang berjudul

“Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Responden Hipertensi di

Kecamatan Kalasan” (Kajian Faktor Risiko Kesehatan dan Sosiodemografi)”.

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Melakukan evaluasi berdasarkan tingkat prevalensihipertensi, kesadaran

responden terhadap hipertensi, terapi hipertensi, dan pengendalian tekanan

darah yang terjadi.

2. Melakukan evaluasi terhadap pengaruh umur dan 8 faktor (BMI, jenis

kelamin, olahraga, diet, merokok, pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan)

terhadap prevalensi, kesadaran, terapi hipertensi dan pengendalian tekanan

darah responden.

Tim peneliti mengajak bapak/ibu/saudara(i) untuk ikut serta dalam penelitian ini.

Penelitian ini membutuhkan sekitar 800 responden penelitian. waktu penelitian

diperkirakan 30 menit untuk masing-masing responden.

A. Keikutsertaan untuk Ikut Penelitian

Responden penelitian dibebaskan untuk memilih keikutsertaan dalam

penelitian ini tanpa ada paksaan. Bila responden penelitian sudah memutuskan

untuk ikut, maka responden penelitian juga bebas untuk mengundurkan

diri/berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda atau sanksi apapun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

73

B. Prosedur Penelitian

Apabil responden penelitian bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini,

responden penelitian diminta menandatangani lembar persetujuan ini. Prosedur

selanjutnya adalah:

1. Responden penelitian akan diwawancarai oleh tim peneliti. Setiap dukuh

terdiri dari dua tim peneliti untuk menanyakan: Nama, alamat, usia, jenis

kelamin, riwayat pengobatan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, kebiasaan

minum alkohol, pengaturan pola makan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan

penghasilan (berdasarkan CRF yang sudah disediakan).

2. Responden penelitian akan diukur berat badan, tinggi badan dan tekanan

darahnya oleh tim peneliti.

C. Kewajiban Subyek Penelitian

Sebagai subyek penelitian berkewajiban mengikuti aturan atau petunjuk

penelitian seperti yang tertulis diatas. Bila ada yang belum jelas, responden

penelitian bisa bertanya lebih lanjut kepada tim peneliti.

D. Manfaat

Keuntungan langsung yang responden penelitian dapatkan adalah:

1. Responden penelitian mendapatkan pemeiksaan tekanan darah secara

grartis.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan Informasi mengenai faktor

risiko kesehatan terhadap responden hipertensi sehingga dapat mencegah

prevalensi hipertensi meningkat dan tekanan darah responden hipertensi

dapat terkontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

74

3. Data yang didapatkan diharapkan dapat memberikan Informasi mengenai

tekanan darah responden sehingga responden dapat melakukan tindak

lanjut yang harus dilakukan dengan mengetahui tekanan darahnya, serta

dapat memberikan Informasi terkait faktor risiko kesehatan dan sosio-

demografi terhadap responden di Kecamatan Kalasan. Pengukuran tekanan

darah yang dilakukan diharapkan mampu memberikan gambaran mengani

faktor risiko hipertensi.

E. Kerahasiaan

Semua Informasi yang berkaitan dengan identitas responden penelitian akan

dirahasiakan dan hanya akan diketahui oleh peneliti.

F. Informasi Tambahan

Bapak/ibu/saudara(i) responden penelitian diberi kesempatan untuk

menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini.

Bila sewaktu-waktu membutuhkan penjelasan lebih lanjut, Bapak/ Ibu/

saudara(i) dapat menghubungi Nonitha Viana Susilo pada 085713535980.

Bapak/ ibu/ saudara(i) juga dapat menanyakan tentang penelitian kepada

Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM

(Telp. 9017225 dari lingkungan UGM) atau 0274-7134955 dari luar, atau e-

mail: [email protected].

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

76

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK

Kami dari tim peneliti yang diketuai oleh Nonitha Viana Susilo dari Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma akan melakukan penelitian yang berjudul

“Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Responden Hipertensi di

Kecamatan Kalasan” (Kajian Faktor Risiko Kesehatan dan Sosiodemografi)”.

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Melakukan evaluasi berdasarkan tingkat prevalensihipertensi, kesadaran

responden terhadap hipertensi, terapi hipertensi, dan pengendalian tekanan

darah yang terjadi.

2. Melakukan evaluasi terhadap pengaruh umur dan 8 faktor (BMI, jenis

kelamin, olahraga, diet, merokok, pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan)

terhadap prevalensi, kesadaran, terapi hipertensi dan pengendalian tekanan

darah responden.

Tim peneliti mengajak bapak/ibu/saudara(i) untuk ikut serta dalam penelitian ini.

Penelitian ini membutuhkan sekitar 800 responden penelitian dengan jangka waktu

keikutsertaan masing-masing subjek sekitar 1 bulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

77

Lampiran 4. Validari dan Uji Realibilitas Alat Pengukuran Tekanan Darah

yang digunakan dalam Penelitian.

a. Validitas Sphygmomanmeter Digital dan Raksa

Validitas sphygmomanometer dilakukan melalui ujit t berpasangan

dengan taraf kepercayaan 95%. Nilai p diperoleh >0,05 sehingga secara

statistik dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan antara

sphygmomanometer digital dan raksa. Hasil yang diperoleh menunjukkan

bahwa instrumen penelitian yang digunakan valid.

ValiditasSpyghmomanometer Digital 1 dan Raksa pada Probandus

Sphygmomanometer 1 Probandus

1 2 3

Digital

Raksa

Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

106

60

115

60

102

53

106

58

104

55

107

55

Nilai p sistolik

Nilai p diastolik

0,103

0,423

ValiditasSpyghmomanometer Digital 2 dan Raksa pada Probandus

Sphygmomanometer 2 Probandus

1 2 3

Digital

Raksa

Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

116

77

120

80

131

67

130

70

115

71

120

80

Nilai p sistolik

Nilai p diastolik

0,287

0,085

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

78

ValiditasSpyghmomanometer Digital 3 dan Raksa pada Probandus

Sphygmomanometer 3 Probandus

1 2 3

Digital

Raksa

Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

98

78

100

60

91

53

90

60

105

65

110

70

Nilai p sistolik

Nilai p diastolik

0,386

0,085

ValiditasSpyghmomanometer Digital 4 dan Raksa pada Probandus

Sphygmomanometer 4 Probandus

1 2 3

Digital

Raksa

Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

113

73

110

70

117

80

110

80

111

67

110

70

Nilai p sistolik

Nilai p diastolik

0,173

0,560

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

79

b. Uji Realibilitas Spyghmomanometer Digital

Uji Realibilitas Spyghmomanometer Digital 1 pada Probandus

Probandus

Sphygmomanometer

Digital 1

Hasil

Pengukuran

Mean SD CV

(%)

1 2 3

1 Sistolik (mmHg) 113 115 115 114,33 1,15 0,94

Diastolik (mmHg) 69 77 72 72,66 4,04 3,29

2 Sistolik (mmHg) 101 103 111 105 5,29 4,32

Diastolik (mmHg) 62 71 67 66,67 4,50 3,68

3 Sistolik (mmHg) 101 99 104 101,33 2,51 2,05

Diastolik (mmHg) 75 72 79 75,33 3,51 2,86

Uji Realibilitas Spyghmomanometer Digital 2 pada Probandus

Probandus

Sphygmomanometer

Digital 2

Hasil

Pengukuran

Mean SD CV

(%)

1 2 3

1 Sistolik (mmHg) 101 115 98 99,62 1,53 1,25

Diastolik (mmHg) 59 56 66 60,33 5,13 4,19

2 Sistolik (mmHg) 103 97 102 97 4,36 3,56

Diastolik (mmHg) 57 56 58 57 1 0,81

3 Sistolik (mmHg) 97 94 95 95,33 1,52 1,24

Diastolik (mmHg) 60 63 65 62,66 2,51 2,05

Uji Realibilitas Spyghmomanometer Digital 3 pada Probandus

Probandus

Sphygmomanometer

Digital 3

Hasil

Pengukuran

Mean SD CV

(%)

1 2 3

1 Sistolik (mmHg) 104 115 107 102,67 5,13 4,19

Diastolik (mmHg) 56 77 57 55,33 2,08 1,70

2 Sistolik (mmHg) 94 103 99 96 2,56 2,16

Diastolik (mmHg) 54 71 59 55 3,60 2,94

3 Sistolik (mmHg) 102 99 104 100,33 4,73 3,86

Diastolik (mmHg) 59 72 65 59,66 5,03 4,10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

80

Uji Realibilitas Spyghmomanometer Digital 4 pada Probandus

Probandus

Sphygmomanometer

Digital 4

Hasil

Pengukuran

Mean SD CV

(%)

1 2 3

1 Sistolik (mmHg) 102 99 107 101 1,73 1,41

Diastolik (mmHg) 55 61 65 60,33 5,03 4,11

2 Sistolik (mmHg) 97 103 95 98,33 4,16 3,40

Diastolik (mmHg) 55 61 63 59,67 4,16 3,40

3 Sistolik (mmHg) 107 100 102 103 3,60 2,94

Diastolik (mmHg) 60 59 62 60,33 1,52 1,24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

81

Lampiran 5. Validasi Timbangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

89

Lampiran 6. SOP Pengukuran Tekanan Darah

SOP PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2007), standar operasional pengukuran (SOP)

tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital, antara lain:

1. Sebelum menggunakan pengukuran tekanan darah, responden sebaiknya

menghindari aktivitas fisik seperti olahraga, merokok dan makan, minimal 30

menit sebelum pengukuran. Duduk beristirahat setidaknya 5-15 menit sebelum

pengukuran.

2. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stress. Pengukuran sebaiknya

dilakukan dalam ruangan yang tenang dan dalam kondisi tenag serta posisi

duduk.

3. Pastikan responden duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua

telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kanan responden di atas

meja sehingga manset yang sudah terpasang sejajar dengan jantung responden.

4. Singsingkan lengan baju bagian kanan dan meminta responden untuk tetap

duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara pada saat melakukan

pengukuran tekanan darah. responden yang menggunakan baju berlengan

panjang dapat disingsingkan lengan bajunya keatas tetapi pastikan lipatan baju

tidak terlalu ketat sehingga tidak menghambat aliran darah di lengan.

5. Biarkan lengan dalm posisi tidak tegang dengan telapak tangan terbuka ke atas.

Pastikan tidak ada lekukan pada pipa manset.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

90

6. Persiapkan manset, perhatikan bahwa manset diambil dengan cara yang benar

dengan mengangkat secara keseluruhan (tidak ditarik salah saty bagiannya).

7. Pasang manset pada lengan kanan responden dengan posisi kain halus/lembut

ada di bagian dalam dan D-ring (besi) tidak menyentuh lengan, masukkan

ujung manset melalui D-ring dengan posisi kain perekat di bagian luar. Ujung

bawah manset terletak kira-kira 1-2 cm diatas siku. Posisi pipa manset harus

terletak sejajar dengan lengan kanan responden dalam posisi lurus dan relaks.

8. Tarik manset dan kencangkan melingkari lengan kanan responden. tekan kain

perekat secara benar pada kain bagian luar manset. Pastikan manset terpasang

secara nyaman pada lengan kanan atas responden.

9. Tekan tombol “start” pada layar akan muncul angka 888 dan semua simbol.

10. Semua simbol gambar hati akan berkedip-kedip sampai denyut jantung tidak

terdeteksi dan tekanan udara dalam manset berkurang, angka sistolik, diastolik,

dan denyut nadi akan muncul.

11. Catat angka sistolik, diastolik dan denyut nadi hasil pengukuan tersebut pada

formulir hasil pengukuran dan pemeriksaan

12. Pengukuran dilakukan dua kali, jarak antara dua pengukuran sebaiknya 2 menit

dengan melepaskan manset pada lengan.

13. Apabila pengukuran kedua terdapat selisih >10mmHg, ulangi pengukuran

ketiga setelah istirahat 10 menit dengan melepas manset pada lengan.

14. Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat dilakukan dengan

posisi berbaring dan catat kondisi tersebut di lembar catatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

91

Lampiran 7. Case Repot Form (CRF)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN … · Bob Sadino Untuk: Ayah Ir. Kaca Widagdo ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... BIOGRAFI PENULIS ...

92

BIOGRAFI PENULIS

Tika Desi Indriyani, lahir di Indragiri Hilir, Riau pada

tanggal 22 Desember 1993 dari pasangan Bapak Ir. Kaca

Widagdo dan Ibu Siti Juwariyah. Peneliti adalah anak

pertama dari dua bersaudara. Pendidikan formal yang

pernah ditempuh yaitu TK Aisyah Bustanul Akfal

Temanggung (1998-2000), SD Negeri Jampiroso 2

Temanggung (2000-2005), SD Negeri Sagan DIY (2005-2006), SMP Negeri 6 DIY

(2006-2009), SMA Negeri 6 DIY (2009-2012), dan mulai tahun 2012 mengikuti

Program Studi Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma DIY

sampai sekarang. Selama menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma DIY, peneliti menjadi Koordinator Divisi Konsumsi acara

Pelepasan Wisuda Oktober 2014 dan acara Cara Belajar Ibu Aktif (CBIA) 2014,

anggota Divisi P3K dalam Acara Pharmacy Performance tahun 2012, anggota

Divisi P3K dalam acara pengobatan gratis 2013, anggota Divisi Hubungan

Masyarakat dalam acara pengobatan gratis dalam rangka Dies Natalis Fakultas

Farmasi 2014, Anggota Divisi Hubungan Masyarakat dalam acara Pengabdian

Masyarakat 2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI