Presus Kombusio

28
LUKA BAKAR (KOMBUSIO) AJENG TITI PROBO RAHAYANTI / 20090310122

description

presentasi luka bakar

Transcript of Presus Kombusio

LUKA BAKAR (KOMBUSIO)AJENG TITI PROBO RAHAYANTI / 20090310122

Kasus

Nama : Bp. M Umur : 47 tahun Agama : Islam Tanggal Masuk RS : 06 Juni 2014 jam 15.59 Tanggal Keluar RS : No RM : 532773

Keluhan Utama : Luka bakar Keluhan tambahan : Badan terasa nyeri dan

panas

KasusRiwayat Penyakit Sekarang Pasien datang rujukan puskesmas Surakarta dengan luka bakar derajat II-III

33%. Pasien mengalami luka bakar akibat kecelakaan pada tempat pengisian BBM yang menimbulkan kebakaran.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya disangkal Riwayat minum obat rutin disangkal Riwayat hipertensi disangkal Riwayat DM disangkal Riwayat alergi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai gejala serupa dengan pasien Riwayat hipertensi disangkal Riwayat DM disangkal Riwayat alergi disangkal

Kasus

Pemeriksaan Fisik Umum : Keadaan Umum : Sedang Kesadaran : Compos mentis Vital Sign Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 80x/menit Pernafasan : 22 x/menit Suhu : 36,8 oC

• Kepala : Mesocephal, Rambut warna hitam, Distribusi rambut merata dan lurus, Rambut tidak rontok dan

tidak teraba benjolan. Luka bakar (+) Bula (+) di pipi• Mata : Conjungtiva Anemis (+│+), Sklera Ikterik (-│-)

Pupil Bulat Isokor ( 3 mm│3 mm ) Reflek Cahaya (+│+)

• Hidung : discharge (-)• Telinga : simetris (+), luka bakar (+)• Mulut : sianosis (-) lidah kotor (-) luka bakar pada bibir (+)• Leher : luka bakar (+) Thorax Inspeksi = simetris (+), ketinggalan gerak (-),

retraksi intercostae, melebar (-) Palpasi = Ketinggalan gerak (-), vocal fremitus kanan = kiri Perkusi = Sonor di kedua lapang paru Auskultasi = Vesikuler (+/+), wheezing (-/-) RBK (-/-)

ABDOMEN• Inspeksi : tampak tinggi abdomen = thorax, sikatrik

(-), eritem (-)• Auskultasi : peristaltik (+) normal, suara abnormal (-) • Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri ketok ginjal (-) defans musculer (-) ,hepar dan lien tidak teraba• Perkusi : Tympani diseluruh regio abdomen EKSTREMITAS • Superior : Edema (-/-), hambatan gerak (+/+), akral hangat (+/+)• Inferior : Edema (-/-), hambatan gerak (+/+), akral hangat (+/+),

Pemeriksaan LaboratoriumHb : 18,2 [12 - 16] g%AL : 14,57 [4 - 10] ribu/ulAE : 6,23 [4 - 5] ribu/ulAT : 296 [150 - 450] ribu/ulHMT : 53,8 [36 - 46] %Eosinofil : 0 [2 - 4] %Basofil : 0 [0 - 1] %Batang : 1 [2 - 5] %Segmen : 88 [51 - 67] %Limfosit: 8 [20 - 35] %Monosit: 3 [4 - 8] %Ureum : 30Creatinin : 0,60SGOt : 29SGPT : 7GDS 139

DIAGNOSIS Combusio derajat II-III 42% ec. Api. TERAPI Infus RL 40 TPM Injeksi Ceftriaxon 2x1 gr cefotaxim 2x1 ciprofloxacin

2x500mg Injeksi Ranitidin 2x1 ampul Inj Tramadol 2x1 Burnazin salf Vitamin B complex 3x1 Vitamin C 3x1 Balance cairan

Kepala dan leher = 9 % Trunkus anterior = 3 % Trunkus posterior = 3 % Ext. Atas kanan = 9 % Ext. Atas kiri = 9 % Ext. Bawah kanan = 5 % Ext. Bawah kiri = 4 % Genitalia = 0 % 42 %

STATUS LOKALIS

Definisi

Luka bakar (kombusio) adalah suatu penyekit yang disebabkan oleh panas, arus listrik atau bahan kimia yang mengenai kulit, mukosa, dan jaringan lebih dalam.

Penyebab

Luka bakar karena api Luka bakar karena Air panas Luka bakar karena Bahan kimia Luka bakar karena Listrik, petir, dan radiasi Luka bakar karena Sengatan matahari Luka bakar karena Udara panas Luka bakar karena Ledakan bom

Luka bakar dinyatakan dengan derajat yang ditentukan oleh kedalaman luka bakar.

Berat luka bergantung dalam, luas,dan letak luka.

Kedalaman luka tergantung oleh tingginya suhu dan lamanya pajanan suhu tinggi.

Derajat luka bakar

Derajat 1 hanya mengenai epidermis dan biasanya sembuh dalam 5-7 hari (tersengat matahari). Luka tampak eritem, terasa nyeri atau hipersensitivitas setempat.

• Derajat 2 mencapai kedalaman dermis, tetapi masih ada elemen epitel sehat yang tersisa. Elemen tersebut adalah sel epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan pangkal rambut

• Derajat 3 meliputi seluruh kedalaman kulit dan mungkin subkutis, atau organ yang lebih dalam. Kulit tampak pucat abu-abu, gelap atau hitam. Tidak ada bula dan tidak berasa nyeri.

Dinyatakan dalam persen. Pada orang dewasa dinyatakan dalam “Rule of nine”.

Masing-masing mempunyai presentase 9%, sisanya 1% pada genitalia.

Luas Luka Bakar

Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Rumus 10 untuk

bayi Rumus 10-15-20

untuk anak.

Pembuluh kapiler rusak,

permeabilitas ↑

Sel darah rusak

(anemia)

Edema dan bula

(mengandung elektrolit)

Volume cairan

intravaskuler ↓

Patofisiologi

Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan berlebihan, masuknya cairan ke bula (derajat 2), pengeluaran cairan dari keropeng (derajat 3)

Pada luka bakar di wajah, dapat terjadi kerusakan mukosa jalan nafas karena gas, asap atau uap panas.

Udem laring menimbulkan hambatan jalan nafas dengan gejala: sesak nafas, takipneu, stridor, serak, hingga dahak berwarna gelap.

Luka bakar sering tidak steril. Kontaminasi kulit mati merupakan media baik pertumbuhan kuman. Infeksi sulit diatasi karena tidak tercapai oleh kapiler yang terkena trombosis.

Patofisiologi

Infeksi oleh kokus gram +, diikuti invasi gram -

Yang berbahaya adalah pseudomonas aeroginosa

Infeksi ringan: keropeng mudah terlepas dan nanah yg banyak

Jika terjadi invasi gram + seperti staphylokokus atau dll, terjadi bakterimea

Jika dapat mengatasi infeksi, luka bakar derajat 2 menimbulkan parut. Penyembuhan dimulai dari sel sebasea, sel basal, sel kelenjar keringat, sel pangkal rambut

Patofisiologi

Langkah awal mematikan api pada tubuh Merendam luka bakar dengan air dingin

mengalir 15 menit. (bertujuan untuk menghentikan proses koagulasi protein sel di jaringan sehingga destruksi tidak meluas)

Prinsip luka bakar ringan mendinginkan daerah yang terbakar, mencegah infeksi, menutup permukaan luka.

Penatalaksanaan

Luka bakar berat : penangan umum luka ringan+resusitasi bila menunjukkan tanda syok.

Jika menunjukkan gejala obstruksi jalan nafas, berikan campuran udara lembab dan oksigen. Pada edema laring pasang pipa trakea atau lakukan trakeostomi.

Perawatan lokal dengan antiseptik dan membiarkan terbuka atau menutup dengan pembalut steril.

Berikan ATS Analgetik Antibiotik spektrum luas Pemberian nutrisi Pemberian cairan intravena

Tentukan luas dan dalamnya luka bakar Hitung jumlah cairan infus dengan cara:

Cara evans1. Luas luka bakar dalam % x berat badan dalam kg = jumlah NaCl / 24 jam2. Luas luka bakar dalam % x berat badan dalam kg =jumah plasma / 24 jam(no 1 dan 2 pengganti cairan yang hilang akibat oedem)3. 2000 cc Dextrose 5% / 24 jam (untuk mengganti cairan yang hilang akibat penguapan)Separuh dari jumlah cairan 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan pada hari pertama. Dan hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

Pemberian cairan intravena

Cara lain yang banyak dipakai dan lebih sederhana adalah menggunakan rumus Baxter yaitu :

% x BB x 4 cc Separuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8 jam

pertama, sisanya diberikandalam 16 jam berikutnya. Hari pertama terutama diberikan elektrolit yaitu larutan RL karena terjadi defisit ion Na. Hari kedua diberikan setengah cairan hari pertama.

Contoh : seorang dewasa dengan BB 50 kg dan luka bakar seluas 20 % permukaan kulit akan diberikan 50 x 20 % x 4 cc = 4000 cc yang diberikan hari pertama dan 2000 cc pada hari kedua

Pengobatan lokal : mencegah infeksi dengan membuang jaringan kulit yang mati dan memberi obat topikal

Perawatan dapat dilakukan terbuka atau tertutup.

Perawatan

Terbuka TertutupKeuntungan : mudah dan murahLuka mudah kering dan dingin sehingga kuman sulit berkembangKerugian : penggunaan obat nitras-argenti mengakibatkan alas tidur kotor.Kurang enak dilihat

Dilakukan dengan memberi balutan (menutup luka dari kontaminasi)Keuntungan: luka tampak rapiKerugian: lembab memungkinkan kuman berkembang

Pengukuran vital sign Pemasangan kateter untuk mengukur produksi

urin per jam. Minimal 1 ml/kgbb/jam Pemeriksaan Hb dan HMT Analisis kada elektrolit. Kekurangan Na akibat

masuknya ke dalam sel dapat menimbulkan gejala keracunan air dengan edema otak yang ditandai dengan kejang-kejang. Kekurangan ion K dapat diketahui dari EKG (terlihat depresi segmen ST)

Pencegahan kontraktur

Pemantauan penderita luka bakar

Ekstensi leher Ekstensi pergelangan tangan Abduksi 90 derajat aksila Ekstensi leher dengan bantal Ekstensi siku 180 derajat Abduksi paha 15-20 % Ekstensi sendi paha dan lutut Pergelangan kaki 90%

Pencegahan kontraktur

Sistemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS)

Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS)

Sepsis

KOMPLIKASI

TERIMA KASIH