Presus 5 Sitta Kolelitiasis

41
Presentasi Kasus Kolelitiasis Pembimbing : dr. Widhi P.S, Sp.PD Sitta Grewo Liandar 20100310017

description

interna

Transcript of Presus 5 Sitta Kolelitiasis

Presentasi Kasus Kolelitiasis

Presentasi Kasus KolelitiasisPembimbing :dr. Widhi P.S, Sp.PDSitta Grewo Liandar 20100310017Nama: Ny. MUmur: 69 thJenis Kelamin: PerempuanStatus Pernikahan: Sudah MenikahAlamat: Kalibawang Tanggal Masuk RS: 28 April 2015Identitas PasienAnamnesisKELUHAN UTAMA

Nyeri ulu hati sejak 1 minggu SMRSKeluhan Tambahan

Demam dan nafsu makan menurunRiwayat Penyakit SekarangRiwayat Penyakit SekarangSejak 1 hari yang lalu, pasien masih mengeluh nyeri ulu hati yang menjalar ke perut kanan atas dan pinggang belakang. BAK dalam batas normal. BAB teratur satu kali per 1-2 hari, konsistensi feses lembek, feses berwarna kuning, tidak mencret, tidak ada darah, tidak ada feses berwarna putih ataupun hitam. Keluhan mata dan kulit terlihat kuning, demam, mual, muntah, batuk, sesak napas.Riwayat Penyakit SekarangPasien sebelumnya tidak pernah mondok, tetapi tensi pasien biasa tinggi dan pasien tidak kontrolRiwayat Penyakit DahuluTidak ada keluarga pasien yang mempunyai keluhan serupa dengan pasien. Ibu pasien memiliki riwayat HT.Riwayat penyakit jantung, sakit kuning, riwayat penyakit batu, riwayat batuk lama atau muntah darah, riwayat asma dan alergi dalam keluarga disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat minum minuman beralkohol, mengkonsumsi jamu, merokok, menggunakan narkoba disangkal oleh pasien.Riwayat Kebiasaan dan SosialAnamnesis SistemSistem Cerebrospinal: Compos mentis, pusing, demam Sistem Cardiovaskuler: tidak ada keluhan, Sistem Respirasi: kadang sesak Sistem Gastrointestinal: mual, nyeri di daerah epigastriumSistem Urogenital: BAK lancarSistem Integumentum: tidak ada sianosis, turgor kulit baik, tampak ikterikSistem Muskuloskeletal: Gerak dan kekuatan seluruh ektrermitas baik, namun terbatas karena masalah usia

Anamnesis SistemKeadaan Umum: Tampak LemasKesadaran: Compos MentisTanda VitalSuhu: 37.8CNadi:88 kpmPernapasan: 24 kpmTekanan Darah: 150/90 mmHg

PEMERIKSAAN FISIKStatus GeneralisKulit: Warna kulit sawo matang, ikterik (+), sianosis (-).

Kulit ParuInspeksi: Pergerakan dada simetris saat statis dan dinamis, scar (-), luka (-), benjolan (-).Palpasi: Vocal fremitus kanan = kiri.Perkusi: Sonor di kedua lapang paru.Auskultasi: Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-).JantungInspeksi: Ictus cordis tidak terlihat.Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS V 1 jari medial garis midklavikula sinistra.Perkusi: Batas atas jantung : ICS II garis parasternal sinistra.Batas jantung kanan : ICS III garis parasternal dextra.Batas jantung kiri : ICS V 1 jari medial garis midklavikula sinistra.Auskultasi:Bunyi jantung I dan II regular normal, murmur (-), gallop (-).

Pemeriksaan ThoraxPemeriksaan Abdomen:Inspeksi: tampak membesar, darm countur (-), darm steifung (-), benjolan (-).Palpasi: Supel, nyeri tekan (+) pada regio epigastrik dan hipokondrium dextra, hepar teraba membesar, kistik, permukaan tidak rata, Murphy sign (+), undulasi +Perkusi: Timpani, nyeri ketok (-), shifting dullness + ascites +Auskultasi : Bising usus (+) normal.

Ekstremitas: Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, edema (+/+).LaboratoriumDarah RutinHemoglobin: 11.3 g/dl (11.7- 15.5)Leukosit: 20 . 103 / L ( 3.8- 10.6) Eosinofil: 0.00 %( 2-4) Basofil: 0.00Netrofil: 86.40 %(50-70)Limfosit: 3.9 %( 25-40)Monosit : 9.7 %(2-8)Hematokrit : 34(40-52)Eritrosit: 4.3. 106/ L(4.4-5.9)Trombosit: 157. 103 / L( 150-400)MCV: 80fL( 80-100)MCH: 27 pg( 26-34)MCHC: 33 g/dl( 32-36)Golongan darah: A

Kimia KlinikGDS: 107 mg/ dl( 70-150)Ureum : 55.1/ L( 40% pd wanita dgn usia > 65 tahun.12Insidensi batu kolesterol 7080 % di negara Barat. Prevalensinya meningkat seiring dengan penambahan usia.Batu jarang terjadi pada usia < 20 tahun, tetapi peningkatan tajam terjadi terutama pada wanita setiap dekadenya hingga usia 70 tahun. Di Amerika: prevalensi pd wanita kulit putih 17 % lebih tinggi dibandingkan wanita kulit hitam 14 %.9

Epidemiologi

ANATOMI Anatomi Kandung Empedu secara Anterior. A = duktus hepatikus kanan; b = duktus hepatikus kiri; c = duktus hepatikus komunis; d = vena portal; e = arteri hepatikus; f = arteri gastroduodenal; g = arteri gastrika kiri; h = duktus koledokus; i = fundus kandung empedu; j = korpus kandung empedu; k = infundibulum; l = duktus sistikus; m = arteri sistikus; n = arteri pankreatikoduodenal superior. 6Duktus koledokus memiliki panjang 7 11 cm dengan diameter 5 10 mm. Sepertiga atas (bagian supraduodenal) melewati ligament hepatoduodenal, sebelah kanan dari arteri hepatikus dan anterior dari vena porta.7 Duktus koledokus dapat dibagi menjadi 3 bagian secara anatomis, supraduodenal, retroduodenal, dan intrapankreatik (Gambar 3).9

Pembagian duktus koledokus secara anatomis

Kolelitiasis (batu empedu) merupakan gabungan dari beberapa unsur yang membentuk suatu material yang menyerupai batu yang dapat ditemukan dalam kandung empedu (kolesistolitiasis) atau di dalam saluran empedu (koledokolitiasis) atau pada kedua-duanya. 2,5

DefinisiNational Health and Nutrition Examination and Survey III (1988 1994)4Pengaruh Usia dan Jenis Kelamin terhadap Insidensi Batu Kandung Empedu

Faktor Risiko

*Obesitas didefinisikan sebagai IMT > 30 kg/m2

Supersaturasi kolesterol pada kadung empeduNukleasi kristalPertumbuhan batu3030Batu Kolesterol

Faktor demografi/genetikObesitasHormon seks pada wanitaUsiaHipomotilitas kandung empeduKondisi puasaKehamilanBerkurangnya sekresi asam empeduBerkurangnya sekresi fosfolipid Faktor lain : Diet tinggi kalori, tinggi lemakFaktor Predisposisi Pembentukan Batu KolesterolPatofisiologi

70% hingga 80% pasien tetap asimtomatik seumur hidupnya.10 Bentuk akut: nyeri hebat mendadak pada abdomen bagian atas, terutama di tengah epigastrium. Lalu nyeri menjalar ke punggung dan bahu kanan (Murphy sign). Pasien dapat berkeringat banyak dan berguling ke kanan-kiri saat tidur. Nausea dan muntah sering terjadi. Nyeri dapat berlangsung selama berjam-jam atau dapat kembali terulang.2Gejala-gejala kolesistitis kronik mirip dengan fase akut, tetapi beratnya nyeri dan tanda-tanda fisik kurang nyata.2 Terdapat riwayat dispepsia, intoleransi lemak, nyeri ulu hati atau flatulen yang berlangsung lama.2Manifestasi KlinikDiagnosis Anamnesis Pemeriksaan Fisik sampai 2/3 asimtomatisNyeri perut kanan atas, terutama di tengah epigastriumNyeri menjalar ke punggung dan bahu kananMual MuntahKadang disertai intoleran terhadap makanan berlemak

NT (+) pada regio abdomen kanan atas, epigastriumMurphy sign (+)Sklera ikterik HepatomegaliIkterus klinis

Pemeriksaan PenunjangLaboratorium Radiologis Asimtomatik tidak menunjukkan kelainanLeukositosis Bilirubin serum meningkatAlkalin fosfatase meningkatAmilase serum meningkatSGOT, SGPT dapat meningkatUSGKolesistografi HIDA scan (billiary Radionuclidescanning)CT scanMRIERCPTata LaksanaAsimtomatik Tidak perlu dilakukan pengobatan ~ nyeri hilang timbul dan tidak berat diet rendah lemak

Serangan nyeri berulang meskipun telah dilakukan perubahan pola makan indikasi terapi bedah (kolesistektomi)

Terapi bedah :Kolesistektomi terbukaKolesistektomi laparaskopi

38ANALISA KASUSKOLELITIASISWanitaUsia 69 thnNyeri ulu hati dirasakan tiba-tiba seperti ditekanMenjalar ke perut kanan atas dan pinggang belakangBerulangNyeri semakin memberatMual (-)Muntah (-)PF: - Nyeri tekan (+) pada regio epigastrik dan hipokondrium dextra - Murphy sign (+)USG Abdomen: massa VF,hidrops VF dan kolelitiasis. Lab:Sklera ikterik (+)Ikterus klinis (+)

Faktor Risiko Kolelitiasis

Obesitas * Kehamilan Multiparitas Wanita Obat obatan : estrogen postmenopause Diet Penyakit ileum, reseksi atau by pass Peningkatan usia