Prestasi Panjat Tebing Berlevel...

2
42 MPA 309 / Juni 2012 Siapa bilang olahraga panjat tebing hanya diminati kaum remaja kota dan orang-orang berduit saja? Buktinya, anak-anak desa di Pacitan juga menggemari olahraga mahal ini. Itu terjadi di MI Al Huda. Para siswa- nya begitu berminat menggeluti olah- raga tersebut. Yang mengejutkan, pe- manjat tebing cilik dari madrasah ini telah mengukir prestasi berlevel inter- nasional. “Kami sendiri tak me- nyangka dengan prestasi itu. Sebab baru beberapa tahun belakangan ini saja kami menseriusinya,” tukas Zainal Nurudin, SPd, MSi. Ketertarikan madrasah yang berjarak 2 Km dari pusat Kota Pacitan ini, bermula saat digelar sebuah even olahraga yang digagas PPHBN (Pani- tia Peringatan Hari Besar Nasional) Pacitan pada 2010 silam. Selain mem- perlombakan berbagai bidang olah- raga, juga ada lomba adu ketangkasan siswa tingkat Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Dasar dalam memanjat tebing di Lembah Kera – berjarak se- kitar 5 Km dari madasah. “Awalnya kami hanya ingin berpartisipasi saja,” tutur Kepala MI Al Huda ini singkat. Lalu dipilihlah dua orang siswa yang masing-masing mewakili dalam kategori putra dan putri. Tak disang- ka, ternyata keduanya mampu meraih juara. Padahal kedua siswa yang di- kirim itu tak punya pengalaman se- belumnya dengan dunia panjat- memanjat. Apalagi menaklukkan te- bing curam seperti di Lembah Kera. Mereka berdua adalah Aditya siswa kelas VI dan Muskholifah siswa yang baru duduk di kelas VI. Tak berselang lama, pada Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) Pacit- an, siswa madrasah yang beralamat di Jl. KH. Wakhid Hasyim No. 66 Ploso ini mencatatkan diri sebagai juara da- lam kategori Spyder Kid Putri Cabor Panjat Tebing. Tidak hanya itu, mela- lui siswanya yang bernama Muskho- lifah pun madrasah ini mencatatkan diri sebagai peraih waktu tercepat dalam memanjat wall climbing (papan panjat) setinggi 15 meter dalam waktu 7 detik. “Padahal waktu yang dibu- tuhkan biasanya 10-12 detik,” ujar pria kelahiran Pacitan 22 Juni 1972 ini bersemangat. Sejak itulah timbul kesadaran akan pentingnya pembinaan panjat tebing, agar prestasi yang selama ini diraih dari olahraga tersebut tak lepas begitu saja. Olahraga panjat tebing- pun dijadikan sebagai salah satu eks- tra kurikuler sekolah. Tapi masalah- nya, MI Al Huda masih belum memi- liki fasilitas penunjang untuk ekskul baru ini. Andai harus mendatangkan peralatan dan seluruh perlengkapan panjat tebing, rasanya tak mungkin. Sebab membutuhkan biaya yang ti- dak sedikit. Bagai gayung bersambut. Ter- nyata keinginan madrasah untuk me- ngembangkan panjat tebing direspon oleh FPTI Pacitan. Dan memang sejak kejuaran Porkab, organisasi yang me- naungi atlet panjat tebing ini menaruh perhatian kepada MI Al Huda dan si- ap membantu dalam hal pembinaan. Tak hanya itu, seluruh fasilitas yang dimiliki FPTI juga bisa digunakan oleh siswa madrasah yang berdekatan dengan STIKIP PGRI Pacitan ini. “Untung saja ada FPTI yang sudi me- minjamkan peralatannya pada siswa kami,” ucapnya penuh syukur. Sejak itulah pembinaan calon atlet panjat tebing mulai diintensif- kan. Bahkan sejak difasilitasi FPTI, peminat ekskul panjat tebing bisa berlatih rutin. Setidaknya seminggu sekali dari 10 siswa peminat panjat tebing berlatih di Wall Climbing, yang berada di lapangan Bhayangkara Mapolres Pacitan. Dan menjelang lomba, latihan dilakukan hampir setiap hari sepulang sekolah. Meski pembinaan secara fisik MI Al Huda Pacitan Prestasi Panjat Tebing Berlevel Internasional Zainal Nurudin, SPd, MSi Halaman madrasah yang masih berupa tanah ternyata dimanfaatkan siswa untuk mengasah skill motorik mereka Bangunan madrasah tampak dari luar

Transcript of Prestasi Panjat Tebing Berlevel...

42 MPA 309 / Juni 2012

Siapa bilang olahraga panjattebing hanya diminati kaum remajakota dan orang-orang berduit saja?Buktinya, anak-anak desa di Pacitanjuga menggemari olahraga mahal ini.Itu terjadi di MI Al Huda. Para siswa-nya begitu berminat menggeluti olah-raga tersebut. Yang mengejutkan, pe-manjat tebing cilik dari madrasah initelah mengukir prestasi berlevel inter-nasional. “Kami sendiri tak me-nyangka dengan prestasi itu. Sebabbaru beberapa tahun belakangan inisaja kami menseriusinya,” tukasZainal Nurudin, SPd, MSi.

Ketertarikan madrasah yangberjarak 2 Km dari pusat Kota Pacitanini, bermula saat digelar sebuah evenolahraga yang digagas PPHBN (Pani-tia Peringatan Hari Besar Nasional)Pacitan pada 2010 silam. Selain mem-perlombakan berbagai bidang olah-raga, juga ada lomba adu ketangkasansiswa tingkat Madrasah Ibtidaiyahdan Sekolah Dasar dalam memanjattebing di Lembah Kera – berjarak se-kitar 5 Km dari madasah. “Awalnyakami hanya ingin berpartisipasi saja,”tutur Kepala MI Al Huda ini singkat.

Lalu dipilihlah dua orang siswayang masing-masing mewakili dalamkategori putra dan putri. Tak disang-ka, ternyata keduanya mampu meraihjuara. Padahal kedua siswa yang di-kirim itu tak punya pengalaman se-belumnya dengan dunia panjat-memanjat. Apalagi menaklukkan te-bing curam seperti di Lembah Kera.

Mereka berdua adalah Aditya siswakelas VI dan Muskholifah siswa yangbaru duduk di kelas VI.

Tak berselang lama, pada PekanOlahraga Kabupaten (Porkab) Pacit-an, siswa madrasah yang beralamatdi Jl. KH. Wakhid Hasyim No. 66 Plosoini mencatatkan diri sebagai juara da-lam kategori Spyder Kid Putri CaborPanjat Tebing. Tidak hanya itu, mela-lui siswanya yang bernama Muskho-lifah pun madrasah ini mencatatkandiri sebagai peraih waktu tercepatdalam memanjat wall climbing (papanpanjat) setinggi 15 meter dalam waktu7 detik. “Padahal waktu yang dibu-tuhkan biasanya 10-12 detik,” ujarpria kelahiran Pacitan 22 Juni 1972 inibersemangat.

Sejak itulah timbul kesadaranakan pentingnya pembinaan panjattebing, agar prestasi yang selama ini

diraih dari olahraga tersebut tak lepasbegitu saja. Olahraga panjat tebing-pun dijadikan sebagai salah satu eks-tra kurikuler sekolah. Tapi masalah-nya, MI Al Huda masih belum memi-liki fasilitas penunjang untuk ekskulbaru ini. Andai harus mendatangkanperalatan dan seluruh perlengkapanpanjat tebing, rasanya tak mungkin.Sebab membutuhkan biaya yang ti-dak sedikit.

Bagai gayung bersambut. Ter-nyata keinginan madrasah untuk me-ngembangkan panjat tebing diresponoleh FPTI Pacitan. Dan memang sejakkejuaran Porkab, organisasi yang me-naungi atlet panjat tebing ini menaruhperhatian kepada MI Al Huda dan si-ap membantu dalam hal pembinaan.Tak hanya itu, seluruh fasilitas yangdimiliki FPTI juga bisa digunakanoleh siswa madrasah yang berdekatandengan STIKIP PGRI Pacitan ini.“Untung saja ada FPTI yang sudi me-minjamkan peralatannya pada siswakami,” ucapnya penuh syukur.

Sejak itulah pembinaan calonatlet panjat tebing mulai diintensif-kan. Bahkan sejak difasilitasi FPTI,peminat ekskul panjat tebing bisaberlatih rutin. Setidaknya seminggusekali dari 10 siswa peminat panjattebing berlatih di Wall Climbing, yangberada di lapangan BhayangkaraMapolres Pacitan. Dan menjelanglomba, latihan dilakukan hampirsetiap hari sepulang sekolah.

Meski pembinaan secara fisik

MI Al Huda Pacitan

Prestasi Panjat Tebing Berlevel Internasional

Zainal Nurudin, SPd, MSi

Halaman madrasah yang masih berupa tanah ternyata dimanfaatkansiswa untuk mengasah skill motorik mereka

Bangunan madrasah tampak dari luar

43MPA 309 / Juni 2012

dilakukan oleh FPTI Pacitan, tapipembinaan mental selalu dilakukanoleh madrasah. Sebab dalam setiapbidang olahraga, ketahanan dan ke-tangguhan mental adalah yang uta-ma. “Ketangguhan fisik tanpa diim-bangi ketahanan mental itu rapuh,”tandas suami Surantini ini serius.

Dengan intensitas pembinaantersebut, segera terukir berbagaiprestasi. Dalam kategori Lead YuniorPutri pada even Joggring Saloka Clim-bing Competition II di UniversitasNegeri Malang pada 8 Mei 2011 kema-rin, siswi madrasah dengan motto Te-ladan dalam Imtaq dan Ipteks, Ber-prestasi dalam Akademik dan NonAkademik serta berwawasan kebang-

saan ini mampu unjuk gigi.Bahkan pada ajang Asian Youth

Championsip 2011 di Singapura Julitahun lalu, siswa madrasah favorit diPacitan ini atas nama Muskholifahmewakili Indonesia mendapatkanjuara Harapan I. Asian Youth Cham-pionship 2011 merupakan kompetisireguler tahunan panjat tebing untukkelompok umur tingkat Asia. Adaempat nomor yang dilombakan. YakniJunior, Youth A, Youth B, dan YouthC. Selain Indonesia, peserta juga ber-asal dari berbagai negara. Seperti Je-pang, China, Korea, Iran, India, Thai-land, Taiwan, Hong Kong.

Sebulan sebelumnya, juga ber-hasil menyabet juara tiga BoulderSpyderkid wanita di kejurnas MetalaBoulder Competition VII/2011 di Uni-versitas Muhammadiyah Solo. Masihpada bulan yang sama, dia juga mam-pu duduk di peringkat dua Lead Spy-derkid wanita kejurnas Wali KotaCup Surabaya Pataga X Game 11. Danjuga menjadi semifinalis pada ajangPekan Olahraga Provinsi (Porprov) IIIJatim di Kediri. “Bahkan pada BulanJuni mendatang, Muskholifah akanberangkat ke China untuk mengikutieven panjat tebing mewakili Indone-sia,” ungkap dosen TIK STIT NU Pa-citan ini bernada bangga.

Madrasah yang berdiri sejak

tahun 1945 ini, kini sedang beran-cang-ancang membuat bolder de-ngan menggunakan dinding yangada. “Ini penting sebagai tahapan pe-ngenalan poin pijakan tangan dankaki para siswa,” ujar Hendro Subekti.“Sebab bolder setinggi 2 meter de-ngan berbagai macam poin ini lebihsulit ketimbang wall climbing setinggi18 meter lho,,” imbuh Ketua FPTI Pa-citan sekaligus Pembina Panjat Te-bing MI Al Huda ini.

Itu merupakan bukti keseriusanmadrasah yang tengah berupaya me-numbuhkan bibit-bibit baru dalamolahraga panjat tebing. Dalam me-

todenya, madrasah akan memonitorsiswa mana yang berbakat dalam ma-sing-masing bidang ekstra kurikuler.Apalagi sejauh ini ada 10 ekstra kuri-kuler yang bisa dipilih siswa. Di an-taranya adalah panjat tebing, seni be-la diri, seni musik Islami, PMR (Pa-lang Merah Remaja), seni hadrah, tariSaman, seni rebana dan pidato 4 ba-hasa (Arab, Inggris, Indonesia, JawaKromo Inggil).

Ketika siswa berminat pada le-bih dari dua bidang ekskul, maka ma-drasah akan mengarahkan siswa ma-na yang paling diminati. Ini agar tim-bul kesadaran untuk menseriusi bi-dang yang telah dipilihnya. Baru ke-mudian pihak madrasah akan berbi-cara dengan wali murid agar membe-rikan dukungan pada anaknya.

Ini pula yang dilakukan padapenyarigan calon atlet panjat tebing.Tak sedikit orang tua yang belum me-mahami selukbeluk olahraga tersebut.Yang sering muncul, adalah kekha-

watiran orangtua terkait masalah bia-ya. “Padahal jika ada keluhan masa-lah dana, madrasah akan membantu.Sebab yang terpenting adalah duku-ngan orangtua agar anaknya konsen-trasi dan berprestasi,” tukas Zainal.

Pihak madrasah memang mene-rapkan kiat, hampir semua kebijakansekolah selalu diupayakan menekanbiaya seminimal mungkin. Sebab ayahdua anak ini berkeyakinan, prestasiitu tidak harus berbiaya tinggi. “Sayayakin, untuk meningkatkan kompetisidan kompetensi siswa dalam berpres-tasi tidak harus mahal,” tandasnyamantap. Suprianto, Mahrus

Ritual. Bekerjasama mengikatkantali pengaman sebelum berlatih

Menuju Puncak. Beradu kecepatanmenaklukkan wall climbing setinggi 15 m

Lompat tinggi-tinggi. Siap berjuangmenggapai mimpi dan prestasi