PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms...

70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT BULUTANGKIS PMS SURAKARTA DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh : WIDITYA NURWESTI K5607063 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms...

Page 1: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT

BULUTANGKIS PMS SURAKARTA DITINJAU DARI

KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN

MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011

SKRIPSI

Oleh :

WIDITYA NURWESTI

K5607063

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Widitya Nurwesti

NIM : K 5607063

Jurusan/Program Studi : POK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga

menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PRESTASI BULUTANGKIS

ATLET REMAJA PUSDIKLAT BULUTANGKIS PMS SURAKARTA

DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI

BERLATIH TAHUN 2011” ini merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu,

sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila dalam kemudian hati terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, September 2012

Widitya Nurwesti

Page 3: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT

BULUTANGKIS PMS SURAKARTA DITINJAU DARI

KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN

MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011

Oleh :

WIDITYA NURWESTI

K5607063

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan guna memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 4: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Widitya Nurwesti. PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT BULUTANGKIS PMS SURAKARTA DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari.2012.

Tujuan penelitian adalah (1) Mengetahui hubungan keterampilan

bulutangkis atlet remaja Pusdiklat Bulutangkis PMS terhadap prestasi yang telah

diperoleh tahun 2011. (2) Mengetahui hubungan motivasi berlatih atlet remaja

Pusdiklat Bulutangkis PMS dalam berlatih bulutangkis terhadap prestasi yang

telah diperoleh. (3) Mengetahui hubungan antara keterampilan bulutangkis

dengan motivasi terhadap prestasi bulutangkis atlet remaja Pusdiklat Bulutangkis

PMS tahun 2011.

Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kuantitatif yang bersifat

expost facto. Subjek dalam penelitian ini adalah atlet remaja Pusdiklat

Bulutangkis PMS Surakarta yang berjumlah 16 orang. Yang terdiri dari 13 atlet

putra dan 3 atlet putri.

Data penelitian ini berupa hasil keterampilan bulutangkis yang diperoleh

dari uji keterampilan bulutangkis dengan empat item tes, tingkat motivasi berlatih

atlet yang diperoleh dengan angket, serta prestasi atlet yang diperoleh dari data

prestasi atlet tahun 2011. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi sederhana dan regresi ganda dengan 2 prediktor.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Ada

hubungan yang signifikan antara keterampilan bulutangkis dengan prestasi

bulutangkis pada atlet remaja Pusdiklat Bulutangkis PMS tahun 2011. Dibuktikan

dengan hasil analisis r hitung 0,505 > r tabel 0,497 dengan taraf signifikasi sebesar

5% maka nilai korelasi signifikan. (2) Ada hubungan yang signifikan antara

motivasi berlatih dengan prestasi bulutangkis pada atlet remaja Pusdiklat

Bulutangkis PMS tahun 2011. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan,

diperoleh nilai r hitung o,509 > r tabel 0,497 dengan taraf signifikasi sebesar 5%

maka nilai korelasi signifikan. (3) Ada hubungan yang signifikan antara

keterampilan bulutangkis dan motivasi berlatih dengan prestasi bulutangkis pada

Page 7: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

atlet remaja Pusdiklat Bulutangkis PMS tahun 2011. Dari analisa regresi yang

dilakukan dapat diketahui bahwa nilai Fregresi yang diperoleh adalah 3,6382,

sedangkan db = 2 lawan 13 pada taraf signifikan 5%, maka nilai Fregresi dalam

tabel adalah 2,89 sehingga F Hitung = 3,6382> Ftabel = 2,89.

Page 8: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRACT

Widitya Nurwesti. THE BADMINTON ACHIEVEMENT OF TEENAGER ATHLETE OF PMS BADMINTON EDUCATION AND TRAINING CENTRE SURAKARTA VIEWED FROM BADMINTON SKILL AND TRAINING MOTIVATION, THESIS, Surakarta, : Teaching and Education Faculty, Sebelas Maret University. February 2012

The purposes of the research are (1) to find out the correlation between

badminton skill of teenager athlete in PMS Badminton Education and Training

Centre and the achievement gained during 2011, (2) to find out the correlation

training motivation of teenager athlete in PMS Badminton Education and Training

Centre when training badminton and the achievement gained. (3) to find out the

correlation between badminton skill and motivation toward the badminton

achievement of teenager athlete in PMS Badminton Education and Training

Centre in the year of 2011.

This research uses quantities descriptive method with ex-post facto

characteristic. The subjects of this research are teenager athletes in PMS

Badminton Education and Training Centre who are amount of 13 male teenager

athletes and 3 female teenager athletes.

The data of the research is the result of badminton skill gained from the

badminton skill test with four test item, the level of athlete’s training motivation

derived by using questionnaire, as well the athlete’s achievement concluded from

the athlete’s achievement on the year of 2011. The data analysis on this research

uses simple regression analysis and double regression with 2 predictors.

Based on the research result it can be concluded that: (1) There is a

significant correlation between badminton skill with the achievement of teenager

athlete in PMS Badminton Education and Training Centre on the year of 2011. It

is proven with the analysis that r count 0,505 > r table 0,497 with significance level of

5% meaning that the correlation value is significant. (2) There is a significant

correlation between the training motivation with teenager athlete in PMS

Badminton Education and Training Centre on the year of 2011. Based on the

research done, it is derived the value of r count 0,509 > r table 0,497 with significance

level of 5% meaning that the correlation value is significant. (3) There is a

Page 9: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

significant correlation between badminton skill and training motivation with the

achievement of teenager athlete in PMS Badminton Education and Training

Centre on the year of 2011. From the regression analysis done it can be found that

the value of Fregression derived is 3,6382, meanwhile db = 2 against 13 on

significance level of 5% meaning that Fregression in the table is 2,89 so that F count =

3,6382> Ftable = 2,89.

Page 10: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

MOTTO

\ Educating a brain or educating a mind without educating a heart is no

education \

\ When you wholeheartedly adopt a”with all your heart” attitude and go out with

the positive principle, you can do incredible things ( Norman Vincent Peale )\

\ The main purpose of life is to life rightly, think rightly, act rightly (Mahatma

Gandhi ) \

\ Defer no time, delays have dangerous ends ( William Shakespeare ) \

\ Bisa karena biasa, keyakinan yang tinggi diperoleh melalui proses. Latihan

yang intensif, istirahat yang cukup, bersikap profesional, dan total dalam

berkarir (Susi Susanti ) \

Page 11: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan skripsi ini untuk :

© Pak Gie & Ibu Ning, sebagai orang tua yang selalu mendukung sang anak

berjumpalitan ke sana kemari.

© Kakak ku Sistha Fitri Pramuditha yang selalu, adek ku Nurul Laksmita dan

Farid Nur Fauzan.

© Novianna Leni, Prima Ardya & Wahyu Lestari sebagai sahabatku yang

selalu ada di saat suka maupun duka.. Begitulah sahabat seharusnya.

© Teman-teman Penkepor 2007 dengan berbagai keunikannya masing-

masing, kakak-kakak dan adik-adik tingkat JPOK UNS, keluarga

Pembinaan Prestasi Bulutangkis & Softball JPOK UNS, serta teman-

teman 905 dengan semua kenangannya.

Page 12: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan karunia, rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini yang disususn untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar

Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, banyak

memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan izin penulisan skripsi.

2. Drs. Mulyono, M. M, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Drs. H. Agustiyanta, M. Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Bambang Wijanarko, M. Kes, selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi.

5. Drs. H. Muh. Mariyanto, M. Kes, selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi.

6. Pimpinan, pelatih dan para atlet Pusdiklat Bulutangkis PMS Surakarta yang

bersedia memberikan waktu untuk melaksanakan penelitian.

7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Dan

peneliti berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.

Surakarta, September 2012

Page 13: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. vi

HALAMAN ABSTRACT ............................................................................... viii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... x

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... xi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... xii

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 5

1. Bulutangkis ........................................................................ 5

a. Permainan Bulutangkis ................................................ 5

b. Teknik Dasar Keterampilan Bulutangkis ..................... 7

1. Teknik Memegang Raket......................................... 8

2. Sikap Berdiri (Stance).............................................. 11

3. Teknik Langkah Kaki (FootWork).......................... 12

4. Teknik Memukul Bola (Stroke)............................... 12

Page 14: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

2. Prestasi Atlet ...................................................................... 17

a. Faktor Fisik .................................................................. 17

b. Faktor Teknik ............................................................... 18

c. Faktor Psikologis.......................................................... 18

4. Psikologi............................................................................. 20

a. Psikologi Secara Umun ................................................ 20

b. Psikologi Motivasi ........................................................ 20

c. Psikologi Olahraga ....................................................... 21

5. Motivasi ............................................................................. 26

a. Motivasi Secara Umun ................................................. 26

b. Motivasi Atlet ............................................................... 26

c. Sumber Pembentuk Motivasi........................................ 28

d. Motivasi Berprestasi Atlet ............................................ 28

e. Ciri Atlet Bermotivasi Tinggi ....................................... 31

B. Kerangka Berfikir .................................................................... 32

C. Hipotesis................................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 35

B. Subjek Penelitian...................................................................... 35

C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 35

D. Rancangan Penelitian ............................................................... 40

E. Teknik Analisis Data ................................................................ 41

BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................... 45

A. Deskripsi Data .......................................................................... 45

B. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................... 45

C. Pengujian Hipotesis.................................................................. 47

D. Pembahasan Hasil Analisis Data .............................................. 49

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................................... 51

A. Simpulan .................................................................................. 51

B. Implikasi................................................................................... 51

C. Saran......................................................................................... 52

Page 15: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 53

LAMPIRAN ..................................................................................................... 55

Page 16: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Lapangan Bulutangkis......................................................... 7

2 Raket .................................................................................. 7

3 Pegangan Gebuk Kasur ...................................................... 9

4 Pegangan Forehand Grip ................................................... 10

5 Pegangan Backhand ........................................................... 11

6 Servis Panjang..................................................................... 13

7 Servis Pendek Forehand .................................................... 13

8 Servis Pendek Backhhand................................................... 14

9 Alur Kerangka Berpikir....................................................... 33

Page 17: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Deskripsi Data Hasil Tes Keterampilan Bulutangkis, Motivasi

Belajar dengan Prestasi Bulutangkis pada Atlet Remaja Pusdiklat

Bulutangkis PMS Tahun 2011........................................................

45

2 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data.......................................... 46

3 Rangkuman Hasil Analisis Varians Untuk Uji Linieritas

Hubungan Antara Prediktor dengan Kriterium..............................

47

4 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Tiap Prediktor Dengan

Kriterium.........................................................................................

49

5 Ringkasan Hasil Analisis Regresi................................................... 50

Page 18: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Evaluasi Keterampilan Pukulan Bulutangkis........................ 55

2 Angket Motivasi Berlatih...................................................... 63

3 Prestasi Atlet Remaja Pusdiklat Bulutangkis PMS Tahun

2011....................................................................................... 66

4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket 68

5 Tabulasi Angket Motivasi Berlatih Atlet Remaja Pusdiklat

Bulutangkis PMS Surakarta.................................................. 70

6 Data Hasil Wall Volley Test Atlet Remaja Pusdiklat

Bulutangkis PMS Surakarta.................................................. 71

7 Data Hasil Tes Service Atlet Remaja Pusdiklat Bulutangkis

PMS Surakarta....................................................................... 72

8 Data Hasil Tes Smash Atlet Remaja Pusdiklat Bulutangkis

PMS Surakarta....................................................................... 73

9 Data Hasil Tes Lob Atlet Remaja Pusdiklat Bulutangkis

PMS Surakarta....................................................................... 74

10 Rekapitulasi Data Keterampilan Bulutangkis, Motivasi

Berlatih dan Prestasi Bulutangkis.......................................... 75

11 Data Induk Penelitian............................................................ 76

12 Uji Normalitas Data dengan Metode Chi Kuadrat................ 77

Page 19: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

13 Uji Linieritas.......................................................................... 80

14 Analisis Korelasi Tiap Prediktor........................................... 84

15 Analisis Regresi Dua Prediktor dengan Metode Skor

Deviasi...................................................................................

87

16 Foto-foto Penelitian............................................................... 92

Page 20: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena olahraga

berperan mengingatkan bahwa tubuh manusia adalah alat utama bagi kehidupan.

Hal tersebut telah disadari bersama, sehingga sekarang banyak terlihat manusia

yang melakukan aktifitas olahraga. Olahraga sudah menjadi kebutuhan yang

penting bagi setiap individu karena mereka merasakan manfaat dari aktifitas

olahraga. Pentingnya olahraga sebagai suatu media bagi perkembangan fisik,

motorik, mental, sosial, dan emosional.

Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang sering

mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah dunia. Sudah banyak prestasi

yang telah ditorehkan anak bangsa pada cabang olahraga bergengsi ini sehingga

harkat dan martabat bangsa terangkat di tengah-tengah pembangunan bangsa dan

negara. Hal yang dapat menggambarkan betapa bulutangkis sangat populer di

Indonesia adalah sering dijumpainya lapangan-lapangan bulutangkis yang hampir

terdapat di setiap Rukun Warga (RW), baik yang indoor maupun outdoor.

Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat

keterampilan, dan dimainkan oleh pria maupun wanita untuk rekreasi juga sebagai

ajang kompetisi.

Banyak klub bulutangkis di daerah-daerah yang melahirkan bibit-bibit

pebulutangkis baru. Klub-klub tersebut memberikan pengetahuan bagaimana

melakukan teknik-teknik dasar keterampilan bulutangkis, melatih fisik, mental

serta taktik dan strategi kepada atlet-atletnya. Bermacam-macam hal yang

melatarbelakangi anak-anak tersebut dalam mengikuti latihan bulutangkis di klub

maupun secara privat. Misalnya karena anjuran orang tua, melihat atlet idola,

ingin mencoba, dan lain-lain. Walaupun dengan berbagai macam latar belakang

tersebut, motivasi anak-anak tersebut haruslah terus dipupuk karena mereka

Page 21: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mempunyai satu tujuan, yaitu menjadi juara. Tanpa mental juara dan semangat

yang gigih, kecil kemungkinan seorang atlet dapat mencapai prestasi cemerlang.

Faktor psikologis adalah pilar utama prestasi. Dengan kondisi psikologis

yang baik dan unggul, seorang atlet dapat mengolah kemampuan fisik dan

tekniknya dalam bertanding untuk berprestasi. Seorang atlet Indonesia yang

berprestasi memiliki karakteristik, bermental juara, bertanggung jawab, pantang

menyerah, berbudi luhur, memegang teguh nilai-nilai budaya, dan berbakti kepada

negaranya.

Selain dibutuhkan pada atlet kelas dunia, faktor psikologis pun sangat

penting untuk membantu membina dan mencetak atlet. Bagi atlet pemula,

diharapkan mampu memperlihatkan prestsi-prestasi puncak dan bagi atlet yang

berbakat, diharapkan bakatnya bisa dikembangkan sebaik-baiknya tanpa

hambatan dari faktor-faktor yang ada dalam kepribadiannya.

Dalam setiap bidang, motivasi selalu dibutuhkan. Karena inilah yang

menjadi pendorong atau tenaga untuk bergerak. Begitupun dengan atlet. Motivasi

dibutuhkan agar atlet lebih giat dalam berlatih dan berprestasi dengan maksimal.

Hasil beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa pakar psikologi

olahraga menunjukkan bahwa motivasi merupakan energi psikologis yang sangat

penting, tidak hanya dalam bertanding, melainkan juga dalam memelihara serta

menyesuaikan kegiatan motorik selama proses latihan. Artinya, motivasi

mengarahkan keseluruhan daya penggerak di dalam diri atlet yang menjamin

kelangsungan latihan dan memberi arah pada kegiatan latihan untuk mencapai

tujuan yang dikehendaki.

Pusdiklat Bulutangkis PMS yang mempunyai atlet remaja, umumnya

sudah memperhatikan motivasi yang dimiliki oleh atletnya. Rendahnya motivasi

yang dimiliki atlet dapat dilihat dari keseriusan dan disiplin dalam berlatih.

Misalnya, atlet yang motivasinya rendah akan malas dalam berlatih, tidak

bersemangat, tidak tepat waktu dalam latihan, rendahnya konsentrasi dalam

latihan, tidak mempunyai inisiatif berlatih (hanya tergantung pelatih), dan

Page 22: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sebagainya. Di Pusdiklat Bulutangkis PMS Surakarta belum pernah diadakan

penelitian mengenai motivasi atlet. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk

meneliti hal tersebut di Pusdiklat Bulutangkis PMS Surakarta. Karena Pusdiklat

Bulutangkis PMS Surakarta merupakan salah satu pusdiklat yang sudah

mempunyai nama besar baik di dalam regional Jawa Tengah maupun nasional.

Sehingga para atlet sering dikirim untuk mengikuti events yang ada dan banyak

meraih prestasi.

Dalam latihan apabila atlet mencapai tingkat kelelahan yang timggi, sering

mengabaikan teknik ataupun keterampilan bulutangkis sehingga atlet tersebut

hanya menjalankan program latihan tanpa keterampilan yang dimilikinya.

Keterampilan dasar amatlah penting untuk dikuasai oleh atlet. Dengan

berkembangnya ilmu pengetahuan atau sports science sekarang ini, atlet bisa

mempunyai keterampilan yang bisa ia modifikasi tanpa harus menghilangkan

keterampilan dasar. Misalnya, ia mempunyai teknik pukulan tipuan atau

mempunyai teknik-teknik gerakan yang efektif dan efisien. Tentunya dengan

keterampilan-keterampilan yang baik tersebut dan motivasi berlatih yang tinggi,

dapat menunjang atlet untuk meraih prestasi yang ia inginkan.

Dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas, melatarbelakangi judul

penelitian “Prestasi Bulutangkis Atlet Remaja Pusdiklat Bulutangkis PMS

Ditinjau Dari Keterampilan Bulutangkis Dan Motivasi Tahun 2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,

masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Adakah hubungan antara keterampilan bulutangkis dengan prestasi bulutangkis

atlet remaja Pusdiklat bulutangkis PMS tahun 2011?

2. Adakah hubungan antara motivasi berlatih dengan prestasi bulutangkis atlet

remaja Pusdiklat bulutangkis PMS tahun 2011 ?

Page 23: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

3. Adakah hubungan antara keterampilan bulutangkis dan motivasi berlatih

terhadap prestasi buluangkis atlet remaja Pusdiklat Bulutangkis PMS tahun

2011 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirimuskan di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk :

1. Mengetahui hubungan keterampilan bulutangkis terhadap prestasi atlet remaja

Pusdiklat Bulutangkis PMS tahun 2011.

2. Mengetahui hubungan motivasi berlatih terhadap prestasi atlet remaja Pusdiklat

Bulutangkis PMS tahun 2011s.

3. Mengetahui hubungan antara keterampilan bulutangkis dengan motivasi

berlatih terhadap prestasi bulutangkis atlet remaja Pusdiklat Bulutangkis PMS

tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian

Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat

memberi manfaat antara lain :

1. Mengetahui hubungan keterampilan bulutangkis dan motivasi atlet remaja

terhadap prestasi bulutangkis atlet remaja Pusdiklat Bulutangkis PMS tahun

2011.

2. Sebagai bahan masukan bagi pelatih dalam melaksanakan program latihan.

3. Atlet dapat mengetahui kondisi prestasinya melalui keterampilan dan

motivasi.

4. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya, khususnya peneliti di

bidang bulutangkis.

Page 24: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Bulutangkis

a. Permainan Bulutangkis

Bulutangkis telah ada sejak abad 12 di lapangan olahraga kerajaan Inggris.

Ada bukti menyatakan bahwa anggota-anggota kerajaan Polandia memainkan

olahraga ini pada akhir abad 17 atau awal abad 18. Di Inggris sejak zaman

pertengahan, permainan anak-anak yang disebut Battledores dan Shuttlecocks

sangat populer. Anak-anak pada waktu itu memakai dayung atau tongkat

(Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan

mencegahnya dari menyentuh tanah. Permainan ini cukup populer untuk menjadi

nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch

mempublikasikan kartun ini. Penduduk Inggris membawa permainan ini ke

Jepang, Republik Rakyat Cina, dan Siam (sekarang Thailand) saat mereka

menjajah Asia. Permainan ini segera menjadi permainan anak-anak di wilayah

setempat mereka. Di India olahraga ini dimainkan di daerah yang bernama Poona

dan sampai tahun 1870 permainan ini terkenal dengan nama Poona.

Yang dapat dipastikan, nama “badminton” untuk bulutangkis berasal dari

nama kota yaitu Badminton, tempat kediaman Duke of Beaufort. Peraturan dari

olahraga ini ditegaskan pertama kali pada tahun 1877, diperbaharui tahun 1887

dan lagi tahun 1890. Tahun 1901, bentuk dan ukuran lapangan yang sekarang

sudah mulai dipakai.

Bulutangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling

berlawanan. Mirip dengan tennis, bulutangkis bertujuan memukul bola permainan

(kok atau shuttlecock) melewati jaring agar jauh di bidang permainan lawan yang

Page 25: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6 yang sudah ditentukan dan berusaha mencegah lawan melakukan yang sama.

Peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk bermain bulutangkis antara lain :

1) “Lapangan yang rata dengan ukuran panjang 13,40 meter atau 44 feet dan lebar

6,10 meter atau 20 feet ( Tohar, 1992 : 27 ) .Net atau jaring direntangkan di

tengah-tengah lapangan sebagai bataspembagi dua lapangan. Tinggi net yang

ada di tengah 1,524 meter atau 5 feet Tinggi net dekat tiang net atau di pinggir

1,55 meter atau 5 feet, 1 inchi” ( Poole, James, 2005 : 10).

2) Raket : “Raket dipergunakan sebagai pemukul bola. Panjang raket sekitar 26

inchi beratnya antara 3¾ sampai 5½ ons” ( Poole, James, 2005 : 7 ). Secara

tradisonal raket dibuat dari kayu. Kemudian alumuniun atau logam lainnya

menjadi bahan yang dipilih. Kini, hampir semua raket bulutangkis profesional

berkompisisikan komposit serat karbon (plastik bertulang grafit). Serat karbon

memiliki kekuatan hebat terhadap perbandingan berat, kaku, dan memberi

perpinfahan energi kinetik yang hebat. Namun, sejumlah model rendahan

masih mengguunakan baja atau aluminium untuk sebagian atau keseluruhan

raket.

3) Shuttlecock : “Shuttlecock adalah bola yang dipergunakan dalam permainan.

Dibuat dari rangkaian bulu beratnya antara 73 sampai 85 grain. Pada umumnya

berat shuttlecock yang digunakan adalah 76 grain ( 1 grain = 0,0648 gram )” (

Poole, James, 2005 : 8 )

Page 26: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Gambar 2. 2. Lapangan Bulu Tangkis Gambar 2. 2. Raket

( Wikipedia ) ( Tony Grice, 2004 : 10 )

Kejuaraan bulutangkis yang terkenal di Inggris pada waktu itu adalah

kejuaraan All England, yang hingga kini kejuaraan tersebut masih diadakan

tiap satu tahun sekali. Kejuaraan All England pertama kali diselenggarakan

pada tahun 1899. Karena keberhasilan diselenggarakan kejuaraan ini tiap

tahun, maka peran kejuaraan All England terhadap tersebarnya permainan

bulutangkis di Inggris sendiri dan negara-negara tetangganya, bahkan sampai

merambah ke benua lain. Sejak Mei 2006 pada kejuaraan resmi seluruh partai

menggunakan sistem perhitungan 3x21 reli poin. Pemenang adalah pemain

atau pasangan yang telah memenangkan dua set.

b. Teknik Dasar Keterampilan Bulutangkis

Faktor teknik berhubungan erat dengan keterampilan khusus yang

dimiliki oleh atlet dan bisa ditingkatkan untuk menghasilkan prestasi yang

maksimal. Latihan yang teratur dan intensif dengan baik dan benar dapat

mengembangkan keterampilan khusus dan mengoptimalkan keterampilan atlet

tersebut. Seorang atlet harus menguasai teknik dasar permainan bulutangkis

dengan benar. Teknik dasar bermain bulutangkis meliputi teknik memegang

raket (grips), sikap berdiri (stance), teknik langkah kaki (footwork), dan teknik

memukul bola (strokes) seperti service, smash, dropshot, netting, drive, dan

Page 27: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

lob. Teknik atlet harus dikembangkan karena merupakan salah satu aspek yang

mempengaruhi prestasi atlet.

1) Teknik Memegang Raket

Teknik memegang raket merupakan dasar dalam melakukan berbagai

pukulan dan teknik yang dianggap baik adalah menerima dan mengembalikan

kok dengan mudah dan bebas. Pengenalan fungsi pegangan raket, sebaiknya

lebih dahulu dipelajari oleh pemain pemula seawal mungkin agar dapat

memilih jenis pegangan yang cocok baginya. Menururt Sapta Kunta Purnama

(2010:14) menyatakan bahwa “Cara memegang raket yang baik adalah

menggunakan jari-jari tangan bukan menggunakan telapak tangan. Dengan

menggunakan jari-jari tangan akan memudahkan pergelangan tangan untuk

menggerakkan raket secara leluasa”.

Pegangan raket bulutangkis dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian

atas dan bagian bawah. Pegangan raket di bagian atas akan menghasilkan

pukulan yang bersifat halus dan lambat. Sedangkan pegangan raket di bagian

bawah akan menghasilkan pukulan yang bersifat kuat dan keras. Kesalahn di

dalam cara memegang raket akan cenderung membentuk tipe permainannya

dan sulit pula diperbaiki untuk selanjutnya. Untuk itulah sejak awal belajar,

pengenalan memegang raket perlu mendapat perhatian.

Cara atau teknik memegang raket bulutangkis ada beberapa macam, yaitu

American Grip, Forehand Grip, Backhand Grip, dan Combination Grip.

a) Pegangan Gebuk Kasur (American Grip)

Gagang raket dipegang dengan bagian tangan antara ibu jari dan telunjuk

menempel pada bagian permukaan raket yang gepeng. Permukaan raket sejajar

dengan lantai. Pegangan raket dengan cara American Grip ini tamoaknya

menghasilkan gerakan yang sedikit kaku, namun cara ini sangat efektif untuk

pukulan smashdi depan net atau untuk mengambil bola di atas net dengan cara

mentip-kan ke bawah secara tajam. Dengan daun raket yang menghadap ke

Page 28: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

muka membuat si pemukul dengan mudah mengarahkan bola ke kiri atau ke

kanan sehingga hasil pukulan yang selain keras juga sulit untuk diduga

arahnya.

Dari keuntungan yang telah dikemukakan di atas, American Grip ini juga

mempunyai kelemahan, antara lain grip ini kurang efektif untuk melakukan

pukulan backhand dan untuk permainan netting. Karena adanya kelemahan-

kelemahan tersebut, maka American Grip kurang diminati oleh para

pebulutangkis.

Gambar 2. 3. Pegangan Gebuk Kasur

( Tohar, 1992 : 34 )

b) Forehand Grip

Raket dalam posisi miring dan dipegang dengan cara, bagian antara ibu jari

dengan telunjuk menempel pada bagian permukaan tangkai yang sempit. Yang

perlu diperhatikan adalah letak ibu jari, bahwa ujung ibu jari tidak melebihi

dan tidak juga kurang dari jari telunjuk.

Cara Forehand Grip ini memberikan keuntungan dalam beberapa segi,

antara lain ( Drs. Soemarno, 1995 : 491 ) :

1. Terjaminnya rasa aman, karena raket dipegang dengan seluruh telapak tangan, pegangan terasa lebih kuat dan tidak mudah lepas.

2. Memudahkan pemain untuk melakukan gerakan pukulan terhadap bola yang datangnya ke sebelah kanan badan, sehingga pukulan forehand akan dapat dilakukan dengan cermat, baik kecepatan bola maupun sasarannya.

Page 29: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3. Saat bermain, pemain tidak perlu memutar-mutar pegangan, sehingga kesalahan menempatkan posisi daun raket terhadap bola lebih kecil.

Selain kentungan yang diperoleh dari pegangan ini, perlu diketahui

kerugiannya yaitu ( Drs. Soemarno, 1995 : 491 ) :

1. Karena posisi tangan yang tidak berubah-ubah, maka untuk melakukan pukulan backhand jenis pegangan ini memerlukan kekuatan pergelangan tangan atau kekuatan sendi bahu yang luar biasa dan memerlukan latihan khusus.

2. Pegangan seperti ini juga lemah dalam menerkam bola di muka net. Dengsn pegangan ini, netting dari lawan selalu akan diambil dengan net play lagi atau malah dengan lob tetapi tanggung, sehingga lawan mudah mengantisipasi datangnya bola.

Gambar 4 : Pegangan Forehand Grip

( Tohar, 1992 : 36 )

c) Backhand Grip

Backhand grip merupakan lanjutan dari pegangan forehand, yaitu dengan

memutar raket seperempat putaran ke kiri namun posisi ibu jari tidak seperti

pada forehand grip melainkan agak dekat dengan daun raket. Atau cara

menempelkan penampang ibu jari pada permukaan tangkai raket yang terlebar.

Keuntungan dengan pegangan ini adalah bahwa hasil pukulan sulit diterka,

karena selain bolanya bisa keras juga terkontrol. Sedangkan kelemahannya

adalah untuk mengembalikan bola smash yang datangnya ke arah kanan badan

(bola forehand), terlebih lagi bola smash yang menuju badan antara bahu dan

pinggang sebelah kanan ( Drs. Soemarno, 1995 : 492 ).

Page 30: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

gambar 2. 5. Pegangan Backhand

( Tohar, 1992 : 38 )

d) Combination Grip

Adalah suatu cara memegang raket dengan mengubah cara pegangan raket

sesuai dengan datangnya bola dan jenis pukulan. Pegangan campuran ini

merupakan kombinasi antara forehand grip dan backhand grip. Dengan cara ini

pemain akan memiliki pukulan yang komplit dan sulit dianalisis

kelemahannya. Perubahan cara ini tidak sulit dilakukan, dari pegangan

backhand dengan menggeser ibu jari ke kiri ( Drs. Soemarno, 1995 : 492 ).

2) Sikap Berdiri ( Stance )

Menurut Poole James (2005: 25) bahwa “Posisi siap siaga memungkinkan

untuk bergerak dengan cepat setelah menentukan arah dari pengembalian bola

lawan. Berdiri dengan kaki yang sejajar, dalam posisi terbuka lebih lebar

sedikit dari bahu. Lutut ditekuk dan berat badan berada pada bagian telapak

kaki sebelah muka, dekat pangkal ibu jari. Raket dipegang mengarah ke atas

dan kepala raket sedikit berada pada sisi backhand dari tubuh”.

Page 31: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

3) Teknik Langkah Kaki ( Footwork )

Dalam permainan bulutangkis, kaki berfungsi sebagai penyangga tubuh

untuk menempatkan badan dalam posisi yang memungkinkan dalam

melakukan gerakan pukulan yang efektif.

Sapta Kunta Purnama ( 2010 : 26 ) berpendapat bahwa “Prinsip dasar

footwork dalam permainan bulutangkis adalah kaki yang sesuai dengan tangan

yang digunakan untuk memegang raket saat memukul selalu berakhir sesuai

arah tangan tersebut. Misalnya tangan memukul ke arah depan net, maka

langkah akhir kaki yang sesuai tangannya juga di depan; demikian pula saat

memukul bola di daerah belakang maka langkah akhir kaki yang sesuai

tangannya juga di belakang”.

4) Teknik Memukul Bola ( Strokes )

a) Pukulan Servis

Untuk mendapatkan servis yang legal, kontak dengan bola harus

dilakukan di bawah pinggang dan tangkai raket harus mengarah ke bawah.

Seluruh kepala raket harus dapat dilihat di bawah setiap bagian pegangan

raket sebelum memukul bola. Menurut Tony Grice (2002 : 25) ada tiga

macam jenis servis yang biasa dilakukan oleh pemain bulutangkis ialah

servis, panjang, servis pendek dan servis tanggung.Servis panjang adalah

servis yang yang mengarahkan bola tinggi dan jauh. “Bola diusahakan jatuh

sedekat mungkin dengan garis belakang, dengan demikian bola lebih sulit

untuk diperkirakan dan dipukul, sehingga semua pengembalian lawan

kurang efektif” ( Tony Grice, 2004 : 25 ).

Page 32: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Gambar 2. 6. Servis Panjang

( Tony Grice, 2004 : 26 )

Servis pendek dilakukan rendah adalah paling sering digunakan dalam

partai ganda, karena lapangan untuk ganda lebih pendek, tetapi lebih lebar

dari pada partai tunggal. “Servis ini dapat dilakukan baik dengan fore hand

ataupun dengan backhand.” ( Tony Grice, 2004 : 25 ).

Gambar 2. 7. Servis Pendek Fore Hand ( Tony Grice, 2004 : 27 )

Servis tanggung sebenarnya hanya variasi saja dari servis pendek.

Page 33: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Gambar 2. 8. Servis Pendek Back Hand

(Tony Grice, 2004 : 28)

Dilakukan dengan drive dan flick. “Servis ini merupakan alternatif yang

baik dan membuat lawan hanya memiliki sedikit waktu untuk bertindak” (

Tony Grice, 2004 : 25 )

b) Smash

Menurut Drs. Soemarno, dkk ( 1995: 530 ) menyatakan bahwa “Pukulan

smash adalah pukulan yang dilakukan paling cepat dan sekeras-kerasnya ke

arah bawah lapangan lawan”. Beberapa macam pukulan smash yaitu :

(a) Smash Penuh

Dilakukan dengan daun raket seluruhnya dan memiliki kekuatan yang

penuh tetapi biasanya kok menjadi kurang terarah. Smash penuh dilakukan

denga sekuat tenaga, maka akan menggunaka posisi pen-smash. Oleh karena

itu smash ini harus dapat mematikan lawan.

(b) Smash Potong

Jika dibandingkan dengan smash penuh, smash potong kurang keras

namun lebih terarah dan tajam. Pada umumnya smash potong dilakukan

secara menyilang sebagai smash silang atau cross smash.

Page 34: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

(c) Around the Head Smash

Men-smash di depan pundak kiri atau bahkan lebih ke kiri itulah yang

disebut around the head smash yaitu smash dengan lengan memutar

mengitari atas kepala. Smash jenis ini sangat memerlukan keterampilan

terutama keterampilan gerak pergelangan tangan dan keseimbangan badan

untuk menjaga posisi agar bisa tetap berdiri dengan tegak dan tidak

sempoyongan.

(d) Backhand Smash

Tidak setiap smash dilakukan dengan forehand, namun juga bisa

dilakukan dengan backhand smash, yaitu smash dari sebelah kiri. Backhand

smash mengutamakan keterampilan pergelangan tangan, sehingga

diperlukan pergelangan tangan yang kuat dan mantap serta dilatih secara

leluasa.

c) Dropshot

Dropshot adalah pukulan menyerang dengan menempatkan bola tipis

dekat jaring pada lapangan lawan. “Dropshot mengandalkan kemampuan

feeling dalam memukul bola sehingga arah dan ketajaman bola tipis di atas

net serta jatuh dekat net”. (Sapta Kunta Purnama, 2010: 22).

d) Netting

Menurut Sapta Kunta Purnama (2010: 24) menyatakan bahwa “Netting

adalah pukulan pendek yang dilakukan di depan net dengan tujuan untuk

mengarahkan bola setipis mungkin jaraknya dengan net di daerah lawan”.

Dalam permainan net sedikit melibatkan penggunaan otot besar atau

mengurangi kontraksi otot yang berlebihan dan dapat dilakukan dengan

forehand maupun backhand.

Page 35: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

e) Drive

Merupakan jenis pukulan keras dan cepat yang arahnya mendatar. “Drive

biasanya digunakan untuk menyerang atau mengembalikan bola dengan

cepat secara lurus maupun menyilang ke daerah lawan, baik dengan

forehand maupun backhand” (Sapta Kunta Purnama, 2010: 23). Manfaat

drive adalah mempercepat tempo permainan dan berfungsi untuk

mengacaukan posisi lawan.

f) Lob(Clear)

Merupakan jenis pukulan yang paling sering digunakan oleh setiap

pemain bulutangkis. Sangat baik untuk mempersiapkan serangan atau untuk

membenahi posisi sulit saat mendapatkan tekanan dari lawan. Ada beberapa

jenis lob yaitu :

(a) Lob Serang (Attack Clear)

Bertujuan untuk menyerang lawan dengan memukul bola lebih cepat

dan melambungkannya agak rendah melewati lawan ke lapangan bagian

belakang.

(b) Lob Penangkis (High Defensive Clear)

Lob ini digunakan untuk mempertahankan serangan dan untuk

menangkis serangan karena hasil pukulannya adalah melambung tinggi dan

jauh sampai ke garis belakang. Makin tinggi bola (lob) dipukul, makin

lambat bola melayang di udara, maka makin banyaklah waktu yang

diperoleh untuk memperbaiki posisi dan makin menyulitkan serta

melelahkan lawan.

Page 36: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17 2. PrestasiAtlet

Prestasi atlet merupakan suatu kumpulan hasil yang telah dicapai atlet

dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi atlet diukur

berdasarkan pencapaian akhir dalam suatu pertandingan yang diikuti, misalnya

seberapa sering menjadi juara. Selain itu dapat pula diukur dari perhitungan

ranking sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk dipersiapkan untuk terjun

di level yang lebih tinggi. Prestasi atlet sendiri merupakan aktualisasi dari

beberapa faktor. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi yang

optimal antara lain :

a. Faktor Fisik

Faktor fisik berhubungan dengan struktur morfologis dan antropometrik

atlet yang diaktualisasikan dalam prestasi. Struktur morfologis berkaitan erat

dengan bentuk tubuh atlet yang ideal. Sedangkan struktur antopometrik

berhubungan dengan kemampuan atlet dalam melakukan grakan-gerakan yang

berkaitan dengan cabang olahraga yang digelutinya. Fisik yang prima

merupakan salah satu aset penting yang harus dipertahankan oleh seorang atlet.

Selain berhubungan dengan postur tubuh yang ideal, faktor fisik ini juga

berkaitan erat dengan daya tahan, kecepatan, fleksibilitas, agilitas, koordinasi

gerak, dan kekuatan seorang atlet baik saat latihan maupun saat bertanding.

Atlet akan sulit berkembang apalagi berprestasi secara maksimal apabila

fisiknya tidak mendukung. Tinggi badan minimum untuk pemain bulutangkis

adalah 170 cm untuk atlet putra dan 165 cm untuk atlet putri, Semakin tinggi

badannya dengan berat badan yang proporsional, semakin tinggi potensinya

untuk berprestasi. Atlet juga harus menjaga stamina dengan hidup disiplin,

baik dalam asupan gizi, tidur, maupun tidak merokok. Atlet yang tidak

memperhatikan gizi akan berdampak buruk pada perkembangan otot dan

staminanya. Kelelahan fisik akan didapat jika atlet tidak mengatur mengatur

pola tidurnya. Sementara itu, bila seorang atlet merokok maka daya tahan

dalam pengaturan nafas pun akan berkurang sehingga akan berdampak pada

staminanya yang cepat turun. Dengan menurunnya stamina seorang atlet, maka

atlet tersebut tidak dapat tampil secara maksimal dan rentan terhadap cedera.

Page 37: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Jadi untuk menjadi atlet yang unggul, seseorang atlet harus dapat menjaga

kondisi fisiknya dengan baik karena fisik yang baik merupakan salah satu

modal untuk berprestasi.

b. Faktor Teknik

Faktor teknik berkaitan erat dengan keterampilan khusus yang dimiliki

oleh atlet dan bisa ditingkatkan untuk menghasilkan prestasi yang maksimal.

Latihan yang teratur dan intensif dapat mengembangkan keterampilan khusus

dan mengoptimalkan keterampilan atlet tersebut. Penguasaan teknik akan

semakin baik jika atlet memiliki keterampilan khusus.

Keterampilan khusus bisa dipengaruhi oleh bakat atau bawaan, dapat juga

dilatih dan dikembangkan. Variasi-variasi pukulan yang berbeda membantu

atlet untuk meraih prestasi. Variasi pukulan diperoleh di dalam latihan yang

ketat guna memaksimalkan potensi atlet. Dengan berbagai macam variasi ini,

lawan akan mengalami kesulitan untuk menebak arah datangnya bola sehingga

permainan bisa menjadi menarik dan tidak monoton. Bila seorang atlet tidak

menguasai teknik keterampilan bermain dengan baik, maka prestasi yang

dicapai pun tidak akan maksimal.

c. Faktor Psikologis

Fungsi faktor psikologis adalah sebagai penggerak atau pengarah

penampilan atlet. Faktor psikologis merupakan struktur dan fungsi aspek

psikis, baik karakterologis (misalnya emosi, motivasi, self efficacy, dan

sebagainya) maupun kognitif (intelektual) yang bisa menunjang (atau

menghambat) aktualisasi sesuai potensi yang ada dan dilihat pada prestasi yang

dicapai. Faktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan

atlet pribadi terhadap diri sendiri, pelatih, maupun hal-hal lain di sekelilingnya.

Dalam olahraga kompetitif khususnya bulutangkis, yang perlu diperhatikan

adalah bagaimana seorang atlet dapat mengedalikan emosinya agar tidak

merugikan dirinya sendiri, tetapi sebaliknya untuk dapat dijadikan sebagai

motivator untuk berprestasi.

Page 38: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Pengendalian emosi sangat menentukan dalam pertandingan olahraga.

Para pelatih harus mengetahui bagaimana keadaan emosi atlet asuhannya baik

saat berlatih, bertanding bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja

keadaan emosi tiap atlet akan berbeda mengingat tiap individu berbeda satu

sama lain. Gejolak emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis,

seperti gemetar, sakit perut, kejang otot, keringat berlebihan, pusing, dan

sebagainya. Seringkali atlet mengalami ketegangan sesaat sebelum

pertandingan dimulai. Hal ini sangat mengganggu konsentrasi sehingga dia

tidak dapat memunculkan performa yang maksimal. Konsentrasi akan buyar,

strategi yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan, bahkan ia tidak tahu

harus berbuat apa dan semuanya berakhir dengan kekalahan. Oleh karena itu,

komunikasi yang baik antara pelatih dan atlet diperlukan sehingga bisa

ditemukan cara yang tepat dan efektif untuk mengatasi ketegangan tersebut.S

Sementara itu, aspek kognitif perlu mendapat perhatian juga karena

berkaitan dengan kemampuan intelektual yang dimiliki oleh seorang atlet.

Kemampuan ini dibutuhkan dalam mengatasi masalah (problem solving),

menerapkan taktik dan strategi dalam latihan, dan menghadapi pertandingan.

Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, seorang atlet dapat lebih mudah

memahami dan mencerna dengan baik instruksi yang diberikan oleh pelatih

dan dapat mengatasi masalah saat bertanding dengan teknik dan strategi yang

dimilikinya.

Jadi memang faktor psikologis memegang peranan penting pada

pencapaian prestasi yang tinggi. Pada penampilan atlet tingkat internasional,

khususnya bulutangkis, dibutuhkan setidaknya 50 % faktor fisik dan 50 %

faktor psikologis untuk menjadi juara. Bahkan seorang pakar psikologi

olahraga dunia mengatakan bahwa 80 % faktor kemenangan atlet profesional

ditentukan oleh faktor psikologis. Faktor psikologis pun juga berguna untuk

membina dan mencetak atlet ( Lilik Sudarwati Adisasmito, 2007 : 17 ). Bagi

atlet pemula diharapkan mampu memperlihatkan prestasinya dan

mengembangkan sebaik-baiknya tanpa hambatan dari faktor-faktor yang ada

dalam kepribadiannya.

Page 39: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Apabila ketiga faktor di atas, yaitu fisik, teknik dan psikologis dimiliki

oleh atlet, maka atlet tersebut bisa menjadi atlet unggul dan memiliki modal

untuk meraih prestasi puncak. Karena faktor-faktor tersebut saling berkaitan

dalam memunculkan prestasi yang maksimal.

3. Psikologi

a. Psikologi secara Umum

Secara etimologi, psikologi berasal dari bahasa Yunani “psyche” yang

berarti jiwa dan “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi psikologi berarti

“ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai gejalanya, prosesnya

maupun latar belakangnya”. Kejiwaan atau jiwa merupakan sesuatu yang

sifatnya abstrak, yang berarti tidak dapat dilihat dan belum dapat diungkapkan

secara jelas dan lengkap. Oleh karena itu, untuk mengungkapkannya para ahli

cenderung untuk mempelajari kejiwaan yang terjilma ke dalam jasmani

manusia dalam bentuk fisik, yaitu segalaaktivitas, perbuatan atau penampilan

manusia dalam hidupnya.

Psikologi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku

manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku

sederhana sampai yang kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari dengan

lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang tidak disadari, dan

perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar ataupun dari

dalam dirinya sendiri.

b. Psikologi Motivasi

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu kata “movere” yang berarti

bergerak. Dalam konteks sekarang, motivasi dapat didefinisikan sebagai

seluruh proses dari adanya kebutuhan yang menimbulkan dorongan untuk

dilakukannya perilaku tertentu, demi memenuhi kebutuhan yaitu tercapainya

tujuan. Pakar psikologi motivasi Abraham Maslow memaparkan teori hierarki

kebutuhan dari motivasi. Maslow menyatakan bahwa psikologi motivasi adalah

sebuah fungsi dari lima kebutuhan dasar, yaitu :

Page 40: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

a. Psikologi Merupakan kebutuhan dasar yang utama, antara lain kebutuhan akan makanan, minum, udara untuk bertahan hidup

b. Keamanan Antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.

c. Cinta Keinginan untuk dicintai dan mencintai, mengandung kebutuhan akan kasih sayang dan rasa memiliki.

d. Penghargaan Kebutuhan akan reputasi, kebanggan, kepercayaan diri, kekuatan, dan pengakuan dari orang lain

e. Aktualisasi Diri Keinginan untuk menjadi apa yang ia inginkan, untuk menjadi yang terbaik adalah kesangupan dari menjadi apa.

Maslow juga membagi kebutuhan menjadi tiga jenis yaitu :

a. The Need for Achievement Menyatakan bahwa motivasi dan kemampuan sangat mendorong untuk memperkuat lebih keras lagi mencapai prestasi atau keinginan menyelesaikan suatu kesulitan

b. The Need for Affiliation Keinginan untuk menghabiskan waktu dalam aktivitas serta hubungan sosial.

c. The Need of Power Merefleksikan keinginan individu untuk mempengaruhi, melatih, mengajar, atau mendorong seseorang untuk sukses.

c. Psikologi Olahraga

Pada awalnya psikologi hanya mengembangkan diri secara vertikal saja,

yang berarti berkembang hanya terbatas pada disiplin ilmunya sendiri, yaitu

tentang kejiwaan manusia sebagai individu. Sedangkan manusia bukan hanya

sebagai individu, namun juga sebagai makhluk sosial yang berhubungan

dengan lingkungannya. Dengan demikian para ahli psikologi tidak hanya

mengebangkan disiplin ilmunya secara vertikal saja namun juga secara

horizontal dengan mengembangkan diri memasuki disiplin ilmu yang lain.

Oleh karena olahraga juga merupakan salah satu bentuk perilaku manusia,

maka psikologi mulai memasuki bidang olahraga dan muncullah psikologi

olahraga.

Psikologi olahraga adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku dan

pengalaman manusia berolahraga dalam interaksi dengan manusia lain dan

Page 41: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dalam situasi sosial yang merangsangnya. Secara garis besar, ruang lingkup

psikologi olahraga meliputi dua hal, yaitu belajar ketangkasan gerak dan unjuk

laku.

Penampilan atlet dalam mencapai prestasi merupakan komulasi yang

dimilikinya, salah satunya adalah potensi mental. Mental yang tegar, sama

halnya dengan teknik dan fisik akan didapat melalui latihan yang terencana,

teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek psikis atau mental atlet,

pertama-tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus dipandang secara

individual, yang satu berbeda dengan yang lainnya. Kontribusi atau sumbangan

ilmu psikologi dalam pencapaian prestasi menunjukkan bahwa semakin tinggi

level kejuaraan, semakin besar pula kontribusi aspek psikologisnya. Beberapa

masalah psikologis yang paling sering timbul di dalam olahraga, khususnya

dalam kaitannya dengan pertandingan dan masa latihan, antara lain :

1) Prestasi Atlet

Prestasi atlet merupakan suatu kumpulan hasil yang telah dicapai

atlet dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi atlet

diukur berdasarkan pencapaian akhir dalam suatu pertandingan yang diikuti,

misalnya seberapa sering menjadi juara. Selain itu dapat pula diukur dari

perhitungan ranking sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk

dipersiapkan untuk terjun di level yang lebih tinggi. Prestasi atlet sendiri

merupakan aktualisasi dari beberapa faktor. Dan faktor-faktor yang

mempengaruhi pencapaian prestasi yang optimal antara lain fisik, teknik,

psikologis ( Lilik Sudarwati Adisasmito, 2007 : 8).

2) Keyakinan Diri Atlet ( Self-Efficacy )

Keyakinan diri (self-efficacy) adalah suatu kondisi di mana

seseorang memiliki keyakinan diri akan kemampuan yang dimilikinya. Self-

efficacy merupakan suatu proses kognitif di mana sesorang melakukan

penilaian yang subjektif terhadap kemampuannya dalam mengelola dan

menjalankan serangkaian kegiatan yang dibutuhkan untuk mengatasi

Page 42: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

tuntutan situasi tertentu. Keyakinan diri sangat diperlukan untuk

menampilkan tingkah laku yang optimal dalam menghasilkan suatu prestasi

tertentu.

3) Motivasi Atlet

Motivasi merupakan seluruh proses dari adanya kebutuhan yang

menimbulkan dorongan untuk dilakukannya perilaku tertentu, demi

memenuhi kebutuhan yaitu tercapainya tujuan. Jika motivasi merupakan

proses, maka yang disebut menjadi sumbernya adalah motif. Motivasi

sangat penting dalam peningkatan prestasi atlet, jika atlet tidak mempunyai

motivasi, strategi apapun dalam yang diterapkan dalam latihan tidak akan

menolong atlet meningkatkan kemampuannya.

4) Motivasi Berprestasi Atlet

Motivasi berprestasi adalah motivasi yang bertujuan untuk

mendapatkan pengakuan atau menghindari celaan dari sendiri mauoun

orang lain dan berhubungan dengan performa dalam situasi yang

menerapkan standar keunggulan. Motivasi berprestasi merupakan keinginan

yang kuat untuk mencapai kesuksesan dengan cepat di mana kesuksesan itu

tergantung pada kemampuan atlet itu sendiri ( Lilik Sudarwati Adisasmito,

2007 : 38 ).

5) Stres pada Atlet

Bagaimana seorang atlet dapat mengatasi stres yang dialaminya

akan membantu atlet tersebut meraih prestasinya. Stres merupakan tekanan

atau sesuatu yang menekan dalam diri seseorang. Sumber stres berasal dari

dalam dan dari luar atlet. Pikiran negatif, masa persiapan menghadapi

pertandingan, dan tanggung jawab yang berlebihan merupakan sumber stres

yang berasal dari dalam diri atlet. Sedangkan stres yang bersumber dari luar

atlet antara lain target yang ingin dicapai, penonton, dan situasi

pertandingan.

Page 43: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

6) Penetapan Sasaran ( Goal Setting )

Penetapan sasaran diaplikasikan sebagai teknik untuk mengatur

waktu dan sumber daya lain secara efisien. Didefinisikan sebagai sesuatu

yang akan coba diraih seseoran yang merupakan tujuan dari suatu aksi.

Penetapan sasaran dilakukan baik saat berlatih maupun saat bertandung dan

dimulai dari sasaran jangka panjang, menengah, sampai sasaran jangka

pendek yang lebih spesifik. Agar sasaran bermanfaat, maka ada syarat yang

harus dipenuhi yaitu sasaran harus menantang, sasaran harus dapat dicapai,

dan sasaran harus meningkat.

7) Emosi

Emosi merupakan keadaan internal subjektif yang sering disebut

“mood” dan “feeling”. Emosi juga merupakan perpaduan dari beberapa

perasaan yang mempunyai intensitas tinggi dan menimbulkan suatu gejolak

suasana batin ( Lilik Sudarwati Adisasmito, 2007 : 76 ). Emosi berkaitan

erat dengan motivasi berprestasi atlet karena keduanya merupakan

komponen psikologi dan fisiologi. Komponen psikologis merupakan faktor

kejiwaan yang menyebabkan suatu tindakan terjadi atau faktor yang

mendorong suatu kejadian. Komponen fisiologis merupakan perubahan

yang terjadi dan berhubungan dengan fisik kita,misalnya perubahan ekspresi

wajah, hormonal, pernapasan, denyut jantung, dan sebagainya. Emosi

memotivasi tingkah aku individu, misalnya bagaimanana emosi bisa

memotivasi individu berprestasi dalam suatu pertandingan dan latihan.

8) Kecemasan

Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap objek atau keadaan

yang tidak memiliki cukup alasan untuk ditakuti dan tidak rasional ( Greist

dalam Gunarsa, Setiadarma, dan Soekasah, 1996 ). Pada dasarnya setiap

atlet ingin mencapai yang terbaik berdasarkan kemampuan yang

dimilikinya. Hal ini dapat menimbulkan suatu kondisi di mana atlet merasa

cemas akan keberhasilan untuk pencapaian prestasi tersebut.

Page 44: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Lilik Sudarwati Adisasmito ( 2007 : 98 ) mengemukakan sumber-

sumber kecemasan, antara lain :

a) Keluhan somatis b) Takut gagal c) Merasa tidak komplet atau tidak lengkap d) Kehilangan kendali e) Rasa bersalah f) Cita-cita yang tinggi g) Diperhatikan orang lain h) Kegelisahan yang berlebihan i) Kegagalan dalam pertandingan yang lalu j) Cedera k) Usia l) Jenis kelamin

Penelitian membuktikan bahwa peningkatan sesaar yang sedang

atau rendah pada suatu tingkat tertentu dapat mengoptimalkan performa

yang ditampilkan atlet, sebaliknya tingkat kecemasan sesaat yang meningkat

terlalu tinggi dapat menurunkan performa atlet ( Lilik Sudarwati

Adisasmito, 2007 : 102 ).

9) Pembinaan Mental Atlet

Pembinaan mental atlet harus dimulai sejak dini, dapat dilakukan

ketika atlet masih berada di klub oleh seorang pelatih. Ketika mental ini

sudah terbentuk, maka perlu ditingkatkan dan dipertahankan pada pola yang

optimal. Pembinaan mental harus dilakukan secara sistematis dan terus-

menerus sejak dini.

4. Motivasi

a. Motivasi secara Umum

Motivasi yang pada umumnya diartikan sebagai suatu dorongan,

sebenarnya adalah merupakan proses. Motivasi merupakan seluruh proses dari

adanya kebutuhan yang menimbulkan dorongan untuk dilakukannya perilaku

tertentu, demi memenuhi kebutuhan yaitu tercapainya tujuan. Jika motivasi

merupakan proses, maka yang disebut menjadi sumbernya adalah motif.

Page 45: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Perbuatan atau perilaku seseorang selain ditentukan oleh faktor-faktor dari luar,

juga ditentukan oleh faktor dari dalam individu sendiri. Faktor dari dalam yang

dimaksud adalah kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang disebut motif.

Motif merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin yaitu movere,

yang artinya adalah menggerakkan atau mendorong untuk bergerak. Dengan

demikian motif dapat diartikan sebagai penggerak atau pendorong bagi

manusia ke arah tujuan tertentu. Selanjutnya setelah motif itu menjadi aktif,

kemudian menjadi apa yang disebut motivasi.

b. Motivasi Atlet

Motivasi sangat penting dalam peningkatan prestasi atlet, jika atlet

tidak mempunyai motivasi, strategi apapun yang diterapkan dalam latihan tidak

akan menolong atlet meningkatkan kemampuannya. Jika motivasi atlet rendah

ia tidak akan memaksimalkan latihannya sehingga tidak mampu berprestasi

maksimal. Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh ingatan atau kejadian masa lalu

yang tidak begitu baik. Misalnya saat bertanding yang sering kalah atau

kemampuan diri yang terbatas membuat motivasi seorang atlet menjadi rendah.

Sebaliknya, jika ingatan atau kejadian masa lalu baik, misalnya ia sering

mendapat penghargaan berupa prestasi saat bertanding, maka dalam proses

selanjutnya ia akan semangat dan mempunyai motivasi yang lebih tinggi lagi

untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi juga.

Lilik Sudarwati Adisasmito ( 2007: 32 ) mengemukakan bahwa

“Motivasi merupakan energi psikologi olahraga yang sangat penting, tidak

hanya saat bertanding namun juga memelihara serta menyesuaikan kegiatan

motorik selama proses latihan”. Artinya motivasi mengarahkan keseluruhan

daya penggerak di dalam diri atlet yang menjamin lekangsungan latihan dan

memberi arah pada kegiatan latihan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Atlet yang bermotivasi rendah dapat dilihat keseriusan dan disiplin dalam

berlatih. Misalnya malas berlatih, tidak bersemangat, tidak tepat waktu,

rendahnya konsentrasi saat latihan, tidak mempunyai inisiatif berlatih

Page 46: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

(tergantung dengan pelatih), dan sebagainya. Motivasi dibagi menjad dua

bagian, yaitu :

1) Motivasi Intrinsik

Adalah dorongan dari dalam diri atlet untuk melakukan suatu tugas

atau perilaku tertentu. Atlet dengan motivasi intrinsik biasanya bertanggung

jawab, tekun, bekerja keras, teratur, dan disiplin dalam latihan, serta tidak

menggantungkan dirinya kepada orang lain. Kemenangan yang

diperolehnya merupakan suatu kepuasan dan selalu dievaluasi untuk lebih

ditingkatkan. Dan jika kekalahan yang didapat tidak akan membuatnya

terlalu kecewa, karena dapat diterima yang selanjutnya akan diperbaiki

melalui latihan-latihan.

Kekalahan-kekalahan yang dialami tidak akan membuat seorang

atlet menjadi putus asa, melainkan menjadi motivator untuk menjadi lebih

baik lagi di pertandingan-pertandingan berikutnya. Aktivitas yang dilandasi

oleh motivasi intrinsik cenderung bertahan lama daripada motivasi lainnya.

Oleh karena itu, motivasi intrinsik perlu ditumbuhkembangkan dalam diri

setiap atlet.

2) Motivasi Ekstrinsik

Adalah motivasi yang ditimbulkan dari berbagai sumber dari luar

atau yang disebut motif sosial, yaitu menyangkut kebutuhan sosial seperti

hadiah yang dijanjikan, penghargaan, sertifikat, atau uang. Selain itu,

motivasi ekstrinsik bisa bersumber dari orang tua, pelatih, guru, dan atlet

idolanya. Atlet ini berprestasi hanya karena imbalan yang akan diterimanya,

bukan dari keinginannya untuk berprestasi yang lebih baik. Oleh karena itu,

apabila hadiah yang diterima berkurang atau tidak ada sama sekali,

prestasinya cenderung menurun.

Page 47: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28 c. Sumber Pembentuk Motivasi

Sumber-sumber pembentuk motivasi pada atlet antara lain sebagai berikut

( Lilik Sudarwati Adisasmito, 2007 : 36 ) :

1) Dalam Diri Atlet Sendiri Sumber pembentuk motivasi berasal dari dalam diri atlet itu

sendiri. Misalnya kemampuan fisik, kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman sukses dan gagal, latar belakang sosial budaya, serta tingkat kedewasaan.Peran seorang pelatih sebagai motivator cukup penting dalam menumbuhkan motivasi atlet sesuai latar belakang yang dimilikinya dengan menggunakan pendekatan personal. Pelatih harus menumbuhkan dan membangkitkan motivasi intrinsik seorang atlet. Selain pelatih, peran orang tua juga tidak kalah pentingnya dalam menumbuhkan motivasi atlet, karena orang tua adalah sosok terdekat yang sangat mengenal kepribadian dan karakter anaknya.

2) Lingkungan Pembinaan, Latihan, dan Pertandingan Prasarana dan sarana sangat diperlukan untuk menunjang

pembinaan prestasi seorang atlet. Kelengkapan sarana latihan seperti gedung, jumlah lapangna yang cukup, penerangan yang baik, alat-alat fitness, dan asrama yang memenuhi persyaratan akan merangsang atlet untuk berlatih dengan nyaman, baik, dan bersemangat. Lingkungan hendaknya dapat menimbulkan rangsangan-rangsangan terhadap persepsi atlet, harapan, cita-cita dalam latihan dan pertandingan, serta rasa puas terhadap aktivitas olahraga yang ditekuninya. Dalam latihan dan pertandingan, perlu diciptakan suasana yang memungkinkan atlet menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan latihan, menerima petunjuk pelatih, serta metode latihan yang menimbulkan gairah.

d. Motivasi Berprestasi Atlet

Motivasi berprestasi adalah motivasi yang bertujuan untuk mendapatkan

pengakuan atau menghindari celaan dari sendiri mauoun orang lain dan

berhubungan dengan performa dalam situasi yang menerapkan standar

keunggulan. Motivasi berprestasi merupakan keinginan yang kuat untuk

mencapai kesuksesan dengan cepat di mana kesuksesan itu tergantung pada

kemampuan atlet itu sendiri (Lilik Sudarwati Adisasmito, 2007 : 36). Atlet

yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi mempunyai sifat yang

positif, semangat, pantang menyerah, kerja keras, dan memiliki keyakinan

yang kuat untuk meraih sukses.

Page 48: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi seorang atlet antara

lain :

1) Orang Tua Atlet

Biasanya seorang anak mengikuti latihan yang intensif di klub atas

arahan orang tua, namun ada juga yang kemauan si anak sendiri. Sikap

orang tua terhadap anak akan mempengaruhi perkembangan motivasi

berprestasi anak. Jika orang tua mengharapkan anaknya untuk berprestasi

maka mereka akan mendorong anaknya untuk berusaha keras dalam

mencapai kesuksesan. Orang tua yang mendukung kegiatan anaknya untuk

berprestasi biasanya berperan sebagai motivator dan fasilitator. Seperti

dengan memasukkan anaknya ke klub untuk mendapat pembinaan lebih

lanjut dari orang yang tepat dan mengikutsertakan anaknya ke kejuaraan-

kejuaraan, memberikan umpan balik atas penampilan anaknya dalam

bertanding, mengawasi asupan gizi anak, serta mengawasi pergaulannya

dengan siapa ia bergaul.

2) Pengalaman Atlet

Seseorang akan memiliki motivasi berprestasi yang kuat untuk

mencapai prestasi dalam suatu tugas jika ia mempunyai pengalaman-

pengalaman berhasil di masa lalu. Bila atlet pernah mengalami sejumlah

keberhasilan, maka akan timbul suatu kebanggaan dari dalam dirinya dan

memandang dirinya sebagai orang yang sukses. Sebaliknya, jika atlet

berulangkali mengalami kegagalan, akan mendekati tugas baru dengan

reaksi yang tidak menentu. Namun jika ia berpikir positif, maka kegagalan

itu akan ia jadikan cambuk untuk menjadi yang lebih baik agar mendapat

prestasi yang ia inginkan di masa mendatang.

3) Pelatih

Pelatih merupakan sosok yang paling dekat setelah orang tua dan

berperan penting dalam memotivasi atletnya. Pelatih yang antusias dalam

Page 49: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

melatih cenderung meningkatkan motivasi atletnya untuk berlatih lebih giat

serta memberikan nasehat dan kritikan sehingga dapat meningkatkan

prestasi atlet tersebut.

4) Sehat Fisik dan Mental

Kesehatan fisik dan psikis merupakan kesatuan organis yang

memungkinkan motivasi berprestasi berkembang, yang meliputi kebugaran,

nutrisi, emosi, motivasi, dan sebagainya.

5) Lingkungan yang Sehat dan Menyenangkan

Udara yang bersih dan sehat, lingkungan yang bersih dan rapi, serta

keadaan sekitar yang menarik merupakan lingkungna yang dapat

mendorong atlet untuk berprestasi. Selain itu, lingkungan persaingna yang

sehat dapat memberikan rangsangan yang efektif untuk memacu prestasi

atlet.

6) Fasilitas Lapangan yang Lengkap dan Baik untuk Latihan

Kondisi lapangan yang baik serta peralatan yang baik dan lengkap

akan memperkuat motivasi berprestasi atlet.

7) Olahraga yang Sesuai dengan Bakat dan Naluri Atlet

Olahraga merupakan sarana untuk memperhalus dorongan-dorongan

negatif dari unsur-unsur bawaan ( naluri ) seperti ingin tahu, keberanian,

ketegasan, sifat memberontak, agresif, dan lain sebagainya. Olahraga yang

tepat dengan unsur-unsur naluri akan mengembangkan motivasi yang baik.

8) Pengaturan Aktivitas Latihan yang Menarik

Program latihan yang teratur dan sistematis serta dikemas dengan

menarik akan memberikan motivasi yang tinggi pada atlet.

9) Alat Bantu Audio-Visual

Page 50: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tujuan menggunakan alat bantu audio-visual adalah untuk

meningkatkan kualitas latihan karena bulutangkis melibatkan koordinasi

dari penglihatan dan kecepatan reaksi. Sehingga dalam prosesnya, dapat

dilakukan evaluasi dalam latihan sehingga motivasi dari dalam diri atlet

dapat ditingkatkan. Misalnya, dengan memutar kembali video permainan

sendiri dan lawan untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan sendiri

dan lawan.

10) Metode Latihan

Dalam proses latihan, sebaiknya pelatih memulai dari hal yang

diketahui sampai yang tidak diketahui, dari yang sederhana menuju yang

lebih kompleks, dari yang nyata menuju yang abstrak, dari keseluruhan ke

bagian, dari yang pasti menuju ke yang tidak pasti. Prinsip ini merupakan

kunci latihan yang baik dan merupakan faktor yang dapat memotivasi atlet.

Metode latihan harus bervariasi agar atlet tidak merasa jenuh dan tetap

termotivasi untuk mengikuti latihan secara intensif.

e. Ciri Atlet Bermotivasi Tinggi

Menurut Lilik Sudarwati Adisasmito ( 2007 : 48 )atlet yang

mempunyai motivasi berprestasi tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1) Berani Mengambil Resiko Atlet dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung memilih

aktivitas yang menantang, namun tidak berada di atas taraf kemampuan dan cenderung memilih aktivitas dengan derajat sedang yang memungkinkan berhasil. Mereka menghindari tugas yang dirasa terlalu mudah karena sedikitnya tantangan atau kepuasan yang didapat. Misalnya, seseorang yang belum bisa melakukan jumping smash akan berusaha keras agar berhasil walaupun dengan resiko bisa cedera.

2) Melakukan Evaluasi Atlet yang melakukan evaluasi baik saat berhasil maupun gagal dan

meminta umpan balik kepada pelatih adalah atlet yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi. Ia lebih suka bekerja dalam situasi di mana ia dapat memperoleh umpan balik yang konkret tentang apa yang sudah ia lakukan. Karena jika tidak, mereka tidak dapat mengetahui apakah mereka sudah melakukan sesuatu dengan baik dibandingkan yang lain atau belum. Umpan balik ini selanjutnya akan dipergunakan untuk memperbaiki prestasinya.

Page 51: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

3) Bertanggung Jawab dan Disiplin Atlet yang motivasi berprestasinya tinggi memiliki tanggung jawab

yang penuh dalam menjalankan program latihan yang diberikan kepadanya dengan bersungguh-sungguh dan disiplin tinggi. Tanggung jawab dan disiplin yang tinggi dapat dilihat dari tepat waktunya dalam latihan, tidur, menjaga asupan makanan, serta melakukan latihan dengan semangat dan bersungguh-sungguh.

4) Tekun Atlet yang motivasi berprestasinya tinggi lebih tekun dalam

menjalani latihan, walaupun latihan tersebut lebih sulit dan kompleks. Apabila ia merasakan kelemahan dalam tekniknya, maka ia akan mencari tahu dan berlatih untuk mengatasi kelemahannya tersebut. Dalam pertandingan, atlet yang mempunyai ketekunan akan terlihat sabar, ulet, semangat, dan pantang menyerah walaupun perolehan angkanya tertinggal.

5) Inovatif Atlet dengan motivasi berprestasi tinggi biasanya sering melakukan

inovasi dalam bermain dengan melakukan cara atau sesuatu yang beda dari sebelumnya. Ia akan lebih sering mencari nformasi untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melakukan suatu hal dan lebih inovatif sehingga dapat menemukan taktik dan strategi yang baik dalam mengatasi lawan-lawannya.

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan uraian landasan teori yang telah dikemukakan penulis di atas

maka dapat diuraikan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi bulutangkis

diantaranya adalah faktor keterampilan bulutangkis dan motivasi berlatih dari si

atlet. Keterampilan yang dimiliki atlet sangat menunjang untuk melaksanakan apa

yang harus ia laksanakan di dalam proses latihan. Apabila ia memiliki tingkat

keterampilan yang rendah sedangkan tingkat motivasinya tinggi, maka

keterampilan yang sulit pun dapat ia capai sehingga prestasi yang ia inginkan pun

juga dapat ia raih.

Pada prinsipnya keterampilan dan motivasi antara atlet satu dengan yang

lainnya berbeda. Sehingga penulis ingin mengetahui pengaruh positif antara

keterampilan bulutangkis serta motivasi berlatih terhadap prestasi bulutangkis

atlet remaja Pusdiklat Bulutangkis PMS Surakarta.

Page 52: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Kerangka berfikir dalam suatu penelitian sangatlah penting artinya karena

akan dapat memberikan gambaran yang jelas antar variabel yang akan diteliti.

Adapun kerangka pemikiran yang dikemukakan di sini adalah sebagai berikut :

Gambar 2. 9. Alur Kerangka Berpikir

C. Hipotesis

Melalui kerangka pemikiran yang disusun sebelumnya, maka dapat

dirumuskan hipotesis terhadap penelitian adalah sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara keterampilan bulutangkis (X1) dengan prestasi

bulutangkis (Y) atlet remaja Pusdiklat Bulutangkis PMS tahun 2011 (X1Y).

2. Ada hubungan antara motivasi berlatih (X2) prestasi bulutangkis (Y) atlet

remaja Pusdiklat Bulutangkis PMS tahun 2011 (X2Y).

3. Ada hubungan antara keterampilan bulutangkis (X1) dan motivasi berlatih (X2)

dengan prestasi buluangkis (Y) atlet remaja Pusdiklat Bulutangkis PMS tahun

2011 (X1 X2 Y).

Keterampilan Bulutangkis (X1)

Prestasi Bulutangkis (Y)

Motivasi Berlatih (X2)

Page 53: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat dan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di GOR PMS Surakarta sebagai tempat latihan

rutin Pusdiklat Bulutangkis PMS Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November tahun 2011.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah atlet remaja Pusdiklat Bulutangkis

PMS Surakarta yang berjumlah 16 orang. Yang terdiri dari 13 atlet remaja putra

dan 3 atlet remaja putri.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang menjadi dasar objek pengamatan dan sebagai

faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Variabel yang terdapat dalam

penelitian ini terdiri dari :

a. Variabel Bebas

Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah :

1) Keterampilan bulutangkis (X1)

2) Motivasi Berlatih (X2)

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi bulutangkis (Y) yang dapat

diketahui dari ranking atlet tersebut di dalam Pusdiklat Bulutangkis PMS

Surakarta.

Page 54: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2. Sumber Data

Metode yang digunakan dalam mencari sumber data penelitian adalah

dengan metode dokumentasi, metode angket, dan metode tes evaluasi belajar

keterampilan pukulan bulutangkis.

a. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:206) “Metode dokumentasi yaitu

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang merupakan catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legenda, dan sebagainya”.

Sedangkan menurut Hadari Nawawi (1995:23) “Teknik dokumentasi

adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa

arsip-arsip termasuk juga buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum

dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan”.

Dokumentasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk memperoleh

keterangan yang berupa data catatan penting atau dokumen-dokumen yang ada

hubungannya dengan masalah yang diteliti dari orang-orang yang berperan

dalam penelitian. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi dipergunakan untuk

mendapatkan data tentang prestasi bulutangkis atlet remaja Pusdiklat

Bulutangkis PMS Surakarta.

b. Angket

Angket merupakan sekumpulan pertanyaan atau pernyataan yang harus

dilengkapi oleh responden. Angket ini digunakan untuk memperoleh data

tentang motivasi berlatih atlet remaja Pusdiklat Bulutangkis PMS Surakarta

untuk meraih prestasi.

Langkah-langkah penyusunan angket menurut Zainal Arifin (1990:30)

sebagai berikut :

1) Spesifikasi Angket

Spesifikasi data ditentukan pada penyusunan konsep yang menjadi

pusat perhatian dalam lingkup masalah dan ruang penelitian yang

Page 55: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

kemudian dijabarkan ke dalam aspek yang dapat diukur dan ditentukan

indikatornya serta sumber datanya.

2) Pembuatan Kisi-kisi

Dari variabel dalam indikator yang telah dirumuskan dapat dibuat

kisi-kisi angket sebagai pedoman penyusunan item pertanyaan maupun

pernyataan beserta jumlahnya sehingga seluruh aspek dapat terukur dan

terwakili.

3) Penyusunan Angket

Penyusunan angket meliputi pembuatan item-item pertanyaan atau

pernyataan, surat pengantar angket dan petunjuk pengisian angket.

Sedangkan skala untuk penilaian angket berdasarkan Rusaffendi

(1994:120) sebagai berikut :

a) Pertanyaan atau pernyataan yang bersifat positif

Nilai 4 untuk alternaif jawaban sangat setuju

Nilai 3 untuk alternatif jawaban setuju

Nilai 2 untuk alternatif jawaban tidak setuju

Nilai 1 untuk alternatif jawaban sangat tidak setuju

b) Pertanyaan atau pernyataan yang bersifat negatif

Nilai 4 untuk alternaif jawaban sangat tidak setuju

Nilai 3 untuk alternatif jawaban tidak setuju

Nilai 2 untuk alternatif jawaban setuju

Nilai 1 untuk alternatif jawaban sangat setuju

4) Perbaikan Angket

Untuk mendapatkan angket yang baik maka perlu dilakukan

pengujian pada responden. Uji coba dilakukan sebelum angket digunakan

pada subjek uji coba dari populasi penelitian. Uji coba angket

dimaksudkan untuk mendapatkan angket yang benar-benar baik dan dapat

Page 56: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

dipertanggungjawabkan sebagai alat pengungkap data. Adapun tahap-

tahap pengujian angket sebagai berikut.

a) Uji Validitas Angket

Uji validitas angket ini digunakan untuk mengetahui apakah

instrumen tersebut sudah valid atau belum. Uji validitas dalam

penelitian ini menggunakan rumus product moment, sebagai berikut :

r xy = ~ ∑% 能(∑%)能(∑ )瞬走~ ∑铺潜能 纵∑%邹潜奏誓~∑ 潜能 (∑ )潜嗜

Keterangan :

r xy = Koefisien korelasi antara skor item dengan skor total

∑ X = Skor item

∑ Y = Skor total

N = Banyaknya subjek

Kriteria uji jika r xy > r tabel pada syarat signifikan 0,05 maka item

dinyatakan valid. (Suharsimi Arikunto, 2002:146)

b) Uji Relibialitas Angket

Suatu instrumen selain harus memnuhi syarat validitas juga harus

memenuhi syarat reliabilitas. Adapun untuk mengetahui kestabilan

instrumen pada penelitian ini digunakan rumus alpha, yaitu :

r 11 = 瓶(瓶能囊) ∑崎闰潜崎搔潜

Page 57: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Keterangan :

r 11 = Koefisien reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan 2贫挠 = Jumlah varians skor tiap-tiap butir 2迫挠 = Varians total

Kriteria pengujian jika r 11 > r tabel , maka item dinyatakan reliabel.

(Suharsimi Arikunto, 2002:171)

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:245) bahwa untuk

menginterpretasikan r 11 yang diperoleh dari rumus alpha ini dilakukan

dengan cara mengartikan indeks korelasi sebagai berikut :

Rentang Nilai Reliabilitas

Besarnya Nilai r Interpretasi

0,800 – 1,000

0,600 – 0,800

0,400 – 0,600

0,200 – 0,400

0,000 – 0,200

Tinggi

Cukup

Agak rendah

Rendah

Sangat rendah

c. Tes Evaluasi Belajar Keterampilan Pukulan Bulutangkis

Di dalam penelitian ini, tes evaluasi keterampilan bulutangkis

menggunakan penilaian yaitu menyangkut masalah keterampilan pukulan yang

harus di kuasai menggunakan tes keterampilan bulutangkis . Namun didalam

penelitian ini tidak semua teknik keterampilan yang dijelaskan diukur, tapi

secara umum tes keterampilan yang akan diukur hanya terdiri dari empat

macam item.

Page 58: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Macam Item tes ini sebagai berikut :

1. Wall volley/ Drive

2. Servis Panjang

3. Clear Tes/ Lob

4. Smash

Tata cara tes evaluasi keterampilan bulutangkis dapat dilihat di lampiran.

D. Ranncangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi

kuantitatif yang bersifat expost facto. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim

(2001:64) “Metode deskriptif adalah metode dalam penelitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian”. Sedangkan expost facto

menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2001:56) adalah “sesudah fakta”. Jadi,

expost facto sebagai metode penelitian yang menunjukkan kepada perlakuan atau

manipulasi variabel bebas yang telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak

perlu memberi perlakuan lagi tinggal melihat efeknya.

Dengan demikian penelitian deskripsi kuantitatif yang bersifat expost facto

merupakan penelitian yang bertujuan untuk mempelajari masalah-masalah tertentu

pada saat sekarang serta mengungkapkan data yang telah berlangsung tanpa

melakukan perlakuan terhadap subjek yang diteliti.

Page 59: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penulisan ini analisis

regresi sederhana dan regresi ganda dengan 2 prediktor. Analisis regresi sederhana

digunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu variabel bebas dengan satu

variabel terikat. Dalam hal ini untuk mengetahui pengaruh antara keterampilan

bulutangkis (X1) terhadap prestasi bulutangkis (Y) serta untuk mengetahui

pengaruh motivasi berlatih (X2) terhadap prestasi bulutangkis (Y). Sedangkan

teknik analisis regresi ganda atau multiple regression digunakan untuk

mengetahui pengaruh antara dua dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat.

Dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh antara keterampilan

bulutangkis (X1) dan motivasi berlatih (X2) terhadap prestasi bulutangkis (Y).

Data dianalisis dengan teknik regresi menggunakan dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

1) Membuat tabel distribusi frekuensi

a. Menentukan rentang yaitu data terbesar dikurangi data terkecil

b. Menentukan banyak kelas interval

c. Menentukan panjang kelas interval

2) Menentukan rarta-rata data

3) Menghitung standar deviasi data

4) Melakukan uji chi kuadrat (果挠)

5) Mencari Xi

Me Xi tabel dengan α = 0,05

6) Kriteria penerimaan hipotesis

Normalitas distribusi diterima apabila X2 hit < X2 tab

b. Uji Linieritas digunakan untuk mencari hubungan antara variabel X dan Y

Page 60: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Langkah-langkah yang ditempuh :

1) Menentukan persamaan regresi linier sederhana

2) Pengujian hipotesis

3) Kriteria pengujian

Linieritas distribusi diterima apabila F hit > F tab

c. Uji Independensi digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas

(X1 dan X2) saling lepas atau tidak terjadi korelasi. Kaidah yang digunakan

apabila antara X1 dan X2 independen.

2. Uji Hipotesis

a. Pengujian Hipotesis I

1) Penentuan regresi linier sederhana antara variabel X1 terhadap Y

2) Pengujian keberartian regresi linier

a) Membuat tabel skor X1 yang diikuti Y guna menentukan banyak

kelompok K

b) Menghitung jumlah kuadrat (JK) untuk berbagai sumber variasi

c) Membuat rangkuman ANAVA Regresi Linier Sederhana X1 terhadap

Y

Rangkuman ANAVA Regresi Linier Sederhana X1 terhadap Y

Sumber Varians Dk JK KT = RJK F

Total N ∑ Y2 ∑ Y2

Koefisien (a)

Koefisien (a/b)

Sisa

J

1

n-2

JK (a)

JK (a/b)

JK (s)

JK (a)

S2reg = JK (b/a)

S2sis = �4 (魄)坡能挠

S2 reg / S2 sis

Tuna Cocok

Galat

k-2

k-2

JK ((TC)

JK (G) S2 =

�4 (飘披)瓶能挠 S2 TC / S2 G

Page 61: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

S2 = �4 (啤)瓶能挠

3) Prosedur

a. Hipotesis

b. Uji statistik

F = S2 reg / S2 sis

Keterangan :

F = Harga bilangan F untuk keberartian regresi

S2 reg = Varian regresi

S2 sis = Varian sisa

c. Daerah kritik

4) Uji keberartian koefisien korelasi linier sederhana

b. Pengujian Hipotesis II

1) Penentuan regresi linier sederhana antara variabel X2 terhadap Y

2) Pengujian keberartian regresi linier

a) Membuat tabel skor X2 yang diikuti Y guna menentukan banyak

kelompok K

b) Menghitung jumlah kuadrat (JK) untuk berbagai sumber variasi

c) Membuat rangkuman ANAVA Regresi Linier Sederhana X2 terhadap Y

Rangkuman ANAVA Regresi Linier Sederhana X2 terhadap Y

Sumber Varians Dk JK KT = RJK F

Total N ∑ Y2 ∑ Y2

Koefisien (a)

Koefisien (a/b)

Sisa

J

1

n-2

JK (a)

JK (a/b)

JK (s)

JK (a)

S2 reg = JK (b/a)

S2 sis = �4 (魄)坡能挠

S2 reg / S2 sis

Page 62: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Tuna Cocok

Galat k-2

k-2

JK ((TC)

JK (G)

S2 = �4 (飘披)瓶能挠

S2 = �4 (啤)瓶能挠

S2 TC / S2 G

3) Prosedur

a) Hipotesis

b) Uji statistik

F = S2 reg / S2 sis

Keterangan :

F = Harga bilangan F untuk keberartian regresi

S2 reg = Varians regresi

S2 sis = Varians sisa

c) Daerah kritik

4) Uji keberartian koefisien korelasi linier sederhana

c. Pengujian Hipotesis III

1) Menentukan persamaan regresi linier ganda antara X1 dan X2 terhadap Y

2) Menentukan koefisien korelasi ganda

3) Menentukan besarnya sumbangan relatif (SR%) dan sumbangan efektif

(SE%)

Page 63: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Hasil

penelitian yang disajikan adalah hasil dari analisis yang telah dilakukan terhadap data

dari tiap variabel. Data dari masing-masing variabel yang diambil dalam penelitian,

terdiri dari dua variabel bebas yaitu keterampilan bulutangkis dan motivasi berlatih,

dan satu variabel terikat yaitu prestasi bulutangkis. Berturut-turut dalam bab ini

disajikan mengenai deskripsi data, pengujian persyaratan analisis, hasil analisis data

dan pengujian hipotesis.

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dari tiap-tiap variabel tersebut kemudian dikelompokkan

dan dianalisis dengan statistik, seperti terlihat pada lampiran. Adapun rangkuman

deskripsi data secara keseluruhan akan disajikan sebagai berikut:

Tabel 4. 1. Deskripsi Data Hasil Tes Keterampilan Bulutangkis, Motivasi Berlatih

dan Prestasi Bulutangkis pada Atlet Remaja Pusdiklat Bulutangkis PMS Tahun 2011

Variabel N Mean SD Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah

Keterampilan Bulutangkis 16 206,81 15,03 233 182

Motivasi 16 46,63 5,28 56 38

Prestasi Bulutangkis 16 49,06 23,96 90 10

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum analisis data dilakukan uji persyaratan analisis. Untuk analisis regresi

diperlukan uji persyaratan analisis yaitu normalitas penyebaran nilai dan persyaratan

Page 64: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

linieritas hubungan antara prediktor dengan kriterium. Hasil pengujian persyaratan

analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan chi-kuadrat. Adapun

hasil uji normalitas yang dilakukan pada hasil tes keterampilan bulutangkis (X1),

motivasi berlatih (X2) dan prestasi bulutangkis (Y) pada penelitian ini adalah:

Tabel 4. 2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data

Variabel Db M SD c2hitung c2

tabel 5% Simpulan

Keterampilan Bulutangkis 5 – 1 = 4 206,81 15,03 6,602 11,070

Berdistribusi normal

Motivasi 5 – 1 = 4 46,63 5,28 7,430 11,070 Berdistribusi

normal Prestasi Bulutangkis 5 – 1 = 4 49,06 23,96 6,602 11,070

Berdistribusi normal

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada tiap-tiap variabel tersebut dapat

diketahui bahwa nilai chi-kuadrat yang diperoleh (c2hitung) pada variabel keterampilan

bulutangkis (X1), motivasi (X2) dan prestasi bulutangkis (Y) lebih kecil dari nilai chi-

kuadrat dalam tabel (c2tabel 5%). Dengan demikian hipotesis nol diterima. Yang berarti

bahwa data hasil tes keterampilan bulutangkis (X1), motivasi (X2) dan prestasi

bulutangkis (Y) termasuk berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas hubungan antara masing-masing prediktor yaitu keterampilan

bulutangkis (X1), motivasi berlatih (X2), dengan kriterium yaitu prestasi bulutangkis

(Y) dilakukan dengan analisis varians. Rangkuman hasil uji linieritas tersebut dapat

dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Page 65: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 4. 3. Rangkuman Hasil Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Hubungan Antara Prediktor dengan Kriterium

Variabel db Fhitung Ftabel 5% Simpulan

X1Y 10:24 1,35 2,26 Model linier diterima

X2Y 1:15 0,11 4,54 Model linier diterima

Dari rangkuman hasil uji linieritas tersebut dapat diketahui bahwa nilai Fhitung

linieritas yang diperoleh dari tiap variabel lebih kecil dari harga Ftabel 5%. Dengan

demikian hipotesis nol linieritas kedua variabel tersebut diterima. Yang berarti

bahwa baik korelasi antara X1Y dan X2Y berbentuk linier.

C. Pengujian Hipotesis

1. Hubungan Antara Keterampilan Bulutangkis dengan Prestasi Bulutangkis

Dari hasil analisis korelasi pada data keterampilan bulutangkis dengan prestasi

bulutangkis, diperoleh nilai r sebesar 0,505, dimana nilai tersebut lebih besar dari

nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,497. Karena nilai rhitung > rtabel, maka nilai

korelasi signifikan. Hal ini berarti bahwa perubahan variansi prestasi bulutangkis

dipengaruhi oleh komponen variansi keterampilan bulutangkis.

Keterampilan bulutangkis merupakan komponen penting yang diperlukan pada

permainan bulutangkis. Keberhasilan dan pencapaian hasil prestasi bulutangkis

dipengaruhi oleh keterampilan bulutangkis yang dimiliki. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa keterampilan bulutangkis memiliki hubungan dengan prestasi

bulutangkis. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa keterampilan bulutangkis

memiliki hubungan dengan prestasi bulutangkis dapat diterima kebenarannya.

Page 66: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2. Hubungan Antara Motivasi Berlatih dengan Prestasi Bulutangkis

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap data motivasi berlatih

terhadap prestasi bulutangkis, diperoleh nilai r sebesar 0,509, dimana nilai tersebut

lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,497. Karena nilai rhitung >

rtabel, maka nilai korelasi signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

motivasi memiliki hubungan yang signifikan terhadap prestasi bulutangkis.

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa motivasi berlatih

memiliki hubungan dengan prestasi bulutangkis. Hubungan motivasi berlatih

terhadap kemampuan prestasi bulutangkis cukup signifikan. Motivasi berlatih

diperlukan untuk menunjang keterampilan prestasi bulutangkis. Sehingga hipotesis

yang menyatakan bahwa motivasi berlatih memiliki hubungan dengan prestasi

bulutangkis dapat diterima kebenarannya.

3. Hubungan Keterampilan Bulutangkis dan Motivasi Berlatih dengan Prestasi

Bulutangkis

Untuk menguji hubungan antara keterampilan bulutangkis dan motivasi berlatih

dengan prestasi bulutangkis, dilakukan analisis regresi ganda dua prediktor. Dari

analisis regresi yang dilakukan dapat diketahui bahwa nilai Fregresi yang diperoleh

adalah 3,6382, sedangkan dengan db = 2 lawan 13 pada taraf signifikansi 5%, nilai

Fregresi dalam tabel adalah 2,89. Karena Fhitung = 3,6382 > Ftabel = 2,89. Besarnya nilai

hubungan keterampilan bulutangkis dan motivasi terhadap prestasi bulutangkis

adalah 0,599.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan

antara keterampilan bulutangkis dan motivasi berlatih dengan prestasi bulutangkis.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa keterampilan bulutangkis dan

motivasi berlatih memiliki hubungan dengan prestasi bulutangkis dapat diterima

kebenarannya. Besarnya nilai hubungan antara keterampilan bulutangkis (X1),

motivasi (X2) terhadap prestasi bulutangkis (Y) adalah 0,599. Hal ini berarti bahwa

variansi prestasi bulutangkis dipengaruhi oleh keterampilan bulutangkis dan motivasi

berlatih sebesar 35,886%.

Page 67: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Hasil analisis korelasi dan analisis regresi antara data tes keterampilan

bulutangkis (X1), motivasi berlatih (X2) dengan prestasi bulutangkis (Y) penelitian

ini adalah:

1. Analisis Korelasi Tiap Prediktor

Hasil analisis korelasi masing-masing prediktor dengan kriterium penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan analisis korelasi antara keterampilan bulutangkis (X1) dengan

prestasi bulutangkis (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,505. Dengan N =

16, nilai rtabel 5% = 0,497. Ternyata rhitung = 0,505 > rtabel 5% = 0,497. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan

bulutangkis (X1) dengan prestasi bulutangkis (Y).

b. Berdasarkan analisis korelasi antara motivasi berlatih (X2) dengan prestasi

bulutangkis (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,509. Dengan N = 16, nilai

rtabel 5% = 0,497. Ternyata rhitung = 0,509 > rtabel 5% = 0,497. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berlatih (X2) dengan

prestasi bulutangkis (Y).

Ringkasan hasil analisis korelasi masing-masing prediktor dengan kriterium

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 4. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Tiap Prediktor dengan Kriterium

Variabel rhitung rtabel Simpulan

X1Y 0,505 0,497 Korelasi signifikan

X2Y 0,509 0,497 Korelasi signifikan

Page 68: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

2. Analisis Regresi

Analisis regresi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan analisis

regresi ganda dua prediktor. Hasil analisis regresi antara data tes keterampilan

bulutangkis (X1), motivasi berlatih (X2) dengan prestasi bulutangkis (Y) penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Persamaan garis regresinya adalah:

ŷ = 0,560 X1 + 1,621 X2 - 142,299

2. Koefisien korelasi dan determinasi antara prediktor dan kriterium:

Ry(1,2) = 0,599

R2y(1,2) = 0,359

3. Uji signifikansi analisis regresi.

Hasil uji signifikansi regresi penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. 5. Ringkasan Hasil Analisis Regresi

Sumber Variasi db JK RK Freg

Regresi (reg) 2 3090,1352 1545,0676 3,6382

Residu (res) 13 5520,8023 424,6771 -

Total 15 8610,9375 - -

Dari hasil analisis regresi tersebut dapat disimpulkan, dengan db = m lawan N -

m - 1 = 2 lawan 13, harga Ftabel 5% adalah 2,89. Sedangkan nilai F yang diperoleh

adalah 3,6382 ternyata lebih besar dari angka batas penolakan hipotesa nol. Dengan

demikian hipotesa nol ditolak, yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara keterampilan bulutangkis (X1), motivasi berlatih (X2) dengan prestasi

bulutangkis (Y). Adapun besarnya nilai R2 antara keterampilan bulutangkis (X1),

motivasi berlatih (X2) dengan prestasi bulutangkis (Y) adalah 0,359.

Page 69: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis regresi dan korelasi product

moment yang telah dilakukan dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan yang signifikan antara keterampilan bulutangkis dengan

prestasi bulutangkis pada atlet remaja Pusdiklat Bulutangkis PMS tahun 2011,

rhitung = 0,505 > rtabel 5% = 0,497.

2. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi berlatih dengan prestasi

bulutangkis pada atlet remaja Pusdiklat Bulutangkis PMS tahun 2011, rhitung =

0,509 > rtabel 5% = 0,497.

3. Ada hubungan yang signifikan antara keterampilan bulutangkis dan motivasi

berlatih dengan prestasi bulutangkis pada atlet remaja Pusdiklat Bulutangkis

PMS tahun 2011, Fhitung = 3,6382 > Ftabel = 2,89.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini adalah bahwa keterampilan bulutangkis dan motivasi

berlatih memiliki hubungan dengan prestasi bulutangkis pada atlet remaja

Pusdiklat Bulutangkis PMS tahun 2011. Berdasarkan hasil penelitian dapat

dikemukakan implikasinya sebagai berikut:

1. Keterampilan bulutangkis dan motivasi berlatih merupakan unsur yang

mendukung terhadap pencapaian prestasi bulutangkis. Dengan memiliki

keterampilan bulutangkis dan motivasi berlatih yang memadai, maka akan

menghasilkan prestasi bulutangkis yang tinggi pula.

2. Usaha meningkatkan keterampilan bulutangkis dan motivasi berlatih dapat

meningkatkan prestasi bulutangkis.

Page 70: PRESTASI BULUTANGKIS ATLET REMAJA PUSDIKLAT …/Prestasi...atlet remaja pusdiklat bulutangkis pms surakarta DITINJAU DARI KETERAMPILAN BULUTANGKIS DAN MOTIVASI BERLATIH TAHUN 2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52 3. Peranan keterampilan bulutangkis dan motivasi berlatih terhadap prestasi

bulutangkis sangat signifikan, sehingga unsur–unsur tersebut tidak boleh

diabaikan.

C. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil, maka kepada pelatih

bulutangkis, khususnya di Pusdiklat Bulutangkis PMS, disarankan agar:

1. Dalam upaya untuk meningkatkan prestasi bulutangkis hendaknya

memberikan variasi-variasi latihan sehingga si atlet tidak merasa jenuh dan

memberikan saran serta kritikan.

2. Seorang pelatih hendaknya dapat menciptakan suasana latihan yang aktif serta

mampu memupuk semangat atletnya untuk berlatih.

3. Seorang pelatih diharapkan mampu meningkatkan motivasi atletnya agar

dapat mencapai prestasi setinggi-tingginya.

Dan bagi atlet bulutangkis di Pusdiklat Bulutangkis PMS, penulis

mengemukakan saran sebagai berikut :

a. Atlet hendaknya berlatih lebih giat untuk berlatih bulutangkis.

b. Atlet hendaknya bisa meningkatkan motivasi berlatih supaya mencapai

prestasi bulutangkis setinggi-tingginya.

c. Atlet hendaknya memperbanyak latihan atau menambah jam latihan yang

sesuai dengan aturan supaya mencapai prestasi bulutangkis secara maksimal.