Preskes Nefroblastoma
-
Author
fiqna-syani -
Category
Documents
-
view
94 -
download
0
Embed Size (px)
description
Transcript of Preskes Nefroblastoma

PRESENTASI KASUS BEDAH ANAK
SEORANG ANAK LAKI-LAKI USIA 5 TAHUN
DENGAN TUMOR RHABDOID DEXTRA
Oleh :
Adri Fauzan G0004031
Trimanto Wibowo G0005199
Pembimbing :
dr. Soewardi, Sp. BA
KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
S U R A K A R T A2009

STATUS PASIEN
A. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama : An. B
Umur : 5 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Sukoharjo
No. RM : 976834
Masuk RS : 13 Oktober 2009
Pemeriksaan : 2 November 2009
2. Keluhan Utama Urologi
Ada benjolan di perut kanan atas
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 2 bulan yang lalu ibu pasien mengeluh terdapat benjolan
pada perut kanan atas, benjolan membesar dan pasien mengeluh mbeseseg
(+). Nyeri tekan (+) kadang dirasakan pada perut kanan atas. Mual (-),
muntah(-), BAK darah (-), BAB tidak ada keluhan, demam (-). Kemudian
dibawa ke bagian anak RSDM. CT Scan abdomen dan USG abdomen
menunjukan adanya nefroblastoma stadium I. Pasien mendapat kemoterapi
Actinomycin dan vincristin, telah memasuki kemoterapi IV. Kemudian
pasien dikonsulkan ke bagian bedah.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat operasi sebelumnya
: disangkal
1

5. Anamnesa Sistemik
Keluhan utama : benjolan pada perut kanan atas
Kepala : sakit kepala (-), trauma (-), pusing (-)
Mata : sakit mata(-), diplopia (-), lakrimasi (-),
kacamata (-)
Hidung : pilek (-), mimisan (-), hidung tersumbat (-)
Telinga : pendengaran berkurang (-), keluar cairan (-),
berdenging (-)
Mulut : mulut terasa kering (-), bibir biru (-), sariawan
(-), gusi berdarah (-), gigi berlubang (-), bibir
pecah-pecah (-)
Tenggorokan : sakit telan (-), serak (-), gatal (-)
Respirasi : sesak (-), batuk (-), dahak (-), batuk darah (-),
mengi (-)
Cardiovaskuler : nyeri dada (-), pingsan (-), sesak (-), kaki
bengkak (-/-), keringat dingin (-), berdebar-
debar (-)
Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), perut terasa panas (-),
kembung (-), sebah (-), nafsu makan menurun
(-), perut membesar (-), muntah darah (-), BAB
warna hitam (-), BAB darah lendir (-), BAB
sulit (-), ambeien (-), mbeseseg (+)
Genitourinaria : BAK (+) normal, nanah (-), hematuria (-),
incontinensia (-), nokturia (-).
Muskuloskeletal : nyeri otot (-), nyeri sendi (-), bengkak sendi (-),
kesemutan (-)
Extremitas : atas : pucat (-/-), kebiruan (-/-), bengkak
(-/-), luka (-/-), terasa dingin (-/-)
bawah : pucat (-/-), kebiruan (-/-), bengkak
(-/-), luka (-/-), terasa dingin (-/-)
2

Kulit : kering (-), gatal (-), luka (-), pucat (-), kuning
(-), kebiruan (-)
B. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : KU baik, compos mentis, gizi kesan cukup
Berat badan : 15 kg
Tinggi badan : 102 cm
Tanda vital:
a. Nadi : 118 kali/menit
b. Respirasi : 28 kali/menit
c. Suhu : 37,3 ºC
Kulit : warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-),
venectasi (-), spider nevi (-), turgor baik (+)
Kepala : bentuk mesocephal, luka (-), lingkar kepala 50 cm.
Mata : cekung (-/-), conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),
reflek cahaya (+/+), pupil isokor (2mm/2mm), oedem
palpebra (-/-)
Telinga : sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-)
Hidung : napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-)
Mulut : bibir kering (-), sianosis (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-),
gusi berdarah (-), lidah kotor (-), lidah hiperemis (-), lidah
tremor (-), papil lidah atrofi (-)
Tenggorokan : tonsil hipertrofi (-), faring hiperemis (-)
Leher : simetris, trachea di tengah , JVP tidak meningkat, KGB
servikal membesar (-), tiroid membesar (-), nyeri tekan (-)
Thorax : normochest, simetris, retraksi supraternal (-), spider nevi (-),
pernapasan tipe thoraco-abdominal
Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Auscultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
3

Paru : Inspeksi : simetris statis dan dinamis
Palpasi : fremitus raba kanan=kiri
Perkusi : sonor / sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), ST (-/-), wheezing
(-/-), RBK (-/-), RBH (-/-)
Abdomen : Inspeksi : dinding perut sejajar dengan dinding dada
Auskultasi : peristaltik usus (+) normal
Palpasi : supel, nyeri tekan (+), hepar teraba, lien
tidak teraba.
Extremitas : Atas : oedema (-/-), akral dingin (-/-), luka (-/-),
clubbing finger (-/-), spoon nail (-/-)
Bawah : oedem (-/-), akral dingin (-/-), luka (-/-),
clubbing finger (-/-), spoon nail (-/-)
STATUS LOKALIS
Regio Abdomen
Inspeksi : tampak bekas operasi terhecting pada supraumbilical, panjang
± 15 cm,bulging (-), massa (-)
Regio genitalia eksterna
1. Penis
Inspeksi : discharge (-), sirkumsisi (-)
2. Scrotum
Inspeksi : udem (-), hiperemi (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), testis 2 buah
C. ASSESMENT I
Tumor abdomen suspek nefroblastoma
D. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Neuroblastoma
Hidronefrosis
4

E. PLANNING I
- Cek darah lengkap
- Ro Thoraks
- CT Scan abdomen
- Pro Nefrectomy (D)
- Nilai dulu fungsi ginjal
Hasil Laboratorium Darah (31 Oktober 2009)
Hb 9,2 g/dl
Hct 29%
Leukosit 7,6 ribu/µl
Trombosit 60 ribu/µl
Eritrosit 3,43 juta/µl
Albumin 2,8 g/dl
Natrium 134 mmol/L
Kalium 3,3 mmol/L
Clorida 105 mmol/L
Hasil Ro Thorax
Tak tampak adanya massa mediastinum
Tampak PK TB dengan bronchitis
Hasil CT Scan (tanggal 4 September 2009)
Tampak massa pada ginjal kanan
Hasil USG Abdomen (19 Oktober 2009)
Tampak tumor Willms kanan (T3-T4)
F. ASSESMENT II
Nefroblastoma (D)
5

G. PLANNING II
- Pro nefrectomy (D)
- Konsul anestesi
Laporan Operasi tanggal 28 Oktober 2009 jam 10.00 – 12.10 di IBS RSDM
Operator : dr. Tumpal
Asisten : dr. Rodi
Diagnosis pre Op : Nefroblastoma dextra
Diagnosis post Op : Neuroblastoma dextra
Macam operasi : Laparotomy, eksisi tumor, PA
Tindakan :
1. Posisi supine, dalam GA toilet medan operasi, tutup duk steril berlubang
2. Insisi transversal supraumbilical ± 15 cm perdalam lapis demi lapis sampai
peritoneum
3. Peritoneum dibuka keluar cairan jernih ± 10 cc
4. Rongga peritoneum dibuka secara tumpul, tampak massa tumor ukuran
10x12x8 cm dengan permukaan berbenjol-benjol
5. Massa tumor dibebaskan secara tumpul dari jaringan sekitar
6. Dilakukan ekstraksi tumor, untuk biopsi PA
7. Nilai rongga peritoneum, rend extra intak tampak normal
8. Rongga peritoneum ditutup
9. Cuci cavum abdomen dengan Na Cl 0,9% hingga bersih, jahit peritoneum
10. Jahit luka operasi lapis demi lapis
11. Operasi selesai
Hasil Pemeriksaan Patologi Anatomi (29 Oktober 2009)
Asal Jaringan : tumor retropritoneal
Diagnosa Klinik : suspek nefroblastoma
Hasil Mikroskopik : tumor mesenkimal, sel bulat polygonal, sitoplasma
asidofil, sebagian tumor berupa rhabdomyoblast/ rabdoid
Kesimpulan : Massa retroperitoneal: malignant rabdoid tumor
6

TINJAUAN PUSTAKA
WILMS TUMOR (NEFROBLASTOMA)
Tumor Wilms merupakan tumor ginjal padat yang sering dijumpai pada
anak di bawah 10 tahun dan merupakan kira-kira 10% keganasan pada anak,
Paling sering dijumpai pada umur 3 tahun dan kira-kira 10% merupakan lesi
bilateral. Tumor Wilms ditemukan sama benyak pada kedua jenis kelamin dan
tidak ada predileksi bangsa atau ras. Wilms tumor mungkin ditemukan pada anak
dengan kelainan anirida (tidak punya iris), keraguan genetalia dan sindrom
Beckwith-Wiedeman (makroglosi, omfalokel, viseromegali, dan hipog;likemia
neonatal. 1 % dari tumor Wilms ditemukan familial dan diturunkan secara
dominan autosomal. Onkogen tumor wilms telah dilokasi pada garis p13 dan
kromosom 11. (De Jong, 2005)
PATOLOGI
Tumor Wlms berasal dari blastema metanefrik. Oleh karena itu, tumor ini terdiri
atas unsure blastema, epitel, dan stroma, dengan perbandingan yang berbeda.
Kadang tidak tampak unsure epitel atau stroma. Pada sediaan makroskopik
tampak sebagai tumor yang besar berwarna abu-abu dengan fokus perdarahan atau
nekrosis. Penyebaran tumor dapat terjadi secara ekspansi local melalui simpai,
penyebaran hematogen melalui v. renalis dan v. kava, atau melalui sluran limfe.
Tumor ini sering sudah bermetastasis pada saat ditemukan, terutama ke paru
(85%) dan hati (10%). (De Jong, 2005)
GEJALA KLINIK
Keluhan utama biasanya hany benjolan di perut, jarang dilaporkan adanya nyeri
perut da hematuria. Nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang
menembus ginjal, sedangkan hematuri terjadi karena invasi tumor yang
menembus sistim pelvicocalices. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis
tubuh terhadap protein tumor. Lebih dari 50% kasus disertai dengan hipertensi
yang sebabnya belum diketahui. (Hassan et al., 2005)
7

PEMERIKSAAN
Sangat penting bagi tim medis untuk memperhatikan anak dengan Wilms Tumor,
untuk mengtahui penyebaran pasti dari tumor. Pertama, peeriksa apakah tumor
berada di ginjal atau tidak. Lalu tim medis perlu menentukan apakah tumor
tersebut perlu diangkat memalui pembedahan atau tidak. Untuk mengankat tumor,
dokter harus memastikan bahwa ginjal yang lain berfungsi dengan baik. Terkhir,
tim medis harus memeriksa apakah tumor sudah menyebar melewati abdomen.
Semua hasil pemeriksaan tersebut diperlukan untuk menentukan terapi yang
paling baik sejak awal.(Coppes, 1999)
Pencitraan ginjal dapat dilakukan dengan ultrasonografi yang dapat menemukan
tumor padat pada ginjal, yang pada anak paling mungkin adalah Wilms tumor.
Pyelogram intravena juga dapat menunjukan perubahan bayangan ginjal dan
gambaran pelvikocloces dan sekligus memberikan kesan mengenai faal ginjal. CT
scan dapat member gambaran pembesaran kelenjar regional atau infiltrasi tumor
ke jaringan sekitarnya. Pemeriksaan untuk mencari metastasis biasanya dengan
foto thoraks dan CT scan otak. (De Jong, 2005)
Pemeriksaan MRI tidak menambah banyak keterangan tentang tumor Wilms.
Pemeriksaan penunjang lain biopsy jarum yang hanya dibenarkan apabila tumor
sangat besar sehingga diperkirakan akan sukar untuk mengangkat seluruh tumor.
Pungsi dilakukan sekadar untuk mendapatkan sediaan patologik untuk kepastian
diagnosis dan menentukan radiasi atau terpi sitostatik prabedah untuk
mengecilkan tumor. (De Jong, 2005)
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosa banding meliputi hidronefrosis, kista ginjal dan neuroblastoma
intrarenal. Pada neuroblastoma, yang juga biasanya ditemukan pada anaktidak
terlihat bentuk kelainan bentuk pielum dan kaliks dan kadar ketokolamin
meninggio. Sarkoma ginjal jarang ditemukan. Hidronefrosis dan kista ginjal
biasanya mudah dibedakan dengan ultrasonograf, sddangkan lesi neuroblastoma
biasanya menyeberang garis tengah. (De Jong, 2005)
8

TATA LAKSANA
Nefrektomi radikal merupakan terapi terpilih apabila tumor belum melewati garis
tengah dan belum menginfiltrasi jaringan lain (Cendron, 2009). Pada pembedahan
perlu diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral cukup
tinggi (10%). Apabila ditemukan penjalaran ke v. Kava, tumor tersebut harus
diusahakan diangkat. Pada waktu pem bedahan harus diusahakan agar tidak
terjadi penyebaran untuk mencegah kenaikan tingkat keganasan klinis. Pada
tumor bilateral harus dilakukan pemeriksaan patologik dengan biopsy jarum,
untuk menentukan diagnosis dan perangai histologik. Apabila termasuk prognosis
baik, dapat diberika kemoterapi disusul dengan nefrektomi parsial. Kalau
termasuk golongan prognosis kurang baik, harus dilakukan nefrektomi bilateral,
kemoterapi dan radioterapi, kemudian dialysis atatu transplantasi ginjal.(De Jong,
2005)
Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitive. Akan tetapi, radioterapi
mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit jantung, paru, dan
hati. Oleh karena itu, radioterpi hanya diberikan pada penderita dengan tumor
yang termasuk golongan patologi prognosis buruk atau stadium III dan IV. Jika
ada sisa pasca bedah juga diberikan radioterapi.(De Jong, 2005)
Tumor Wilms merupakan tumor yang kemosensitif terhadap bebrapa obat
antitumor, seperti aktinomisin D, vinkristin, doksorubisin, siklofosfamid, dan
sisplatin. Biasanya kemoterapi diberika prabedah selama 4-8 minggu. Dengan
terpi kombinasi di atas, dapat dicapai kelanjutan hidup lebih dari 90% dan bebas
penyakit 85%. Pada tumor bilateral, kelanjutan hidu 3 tahun adalah 80%.(De
Jong, 2005)
9

A: Tumor T1
B: Tumor T2: glandula renalis (1) jaringan ginjal (2) tumor (3)
Penyebaran tumor Wilms menurut TNM
T Tumor primer
T1 Unilateral permukaan (termasuk ginjal) <80cm2
T2 Unilateral permukaan >80cm2
T3 Unilateral ruptr sebelum penanganan
T4 Bilateral
N Metastasis Limfe
N0 Tidak ditemukan metastasis
N1 Ada metastasis limfe
M Metastasis jauh
M0 Tidak ditemukan
M+ Ada metastasis jauh
(De Jong, 2005)
10

Tingkat penyebaran tumor Wilms menurut NWTS III
Stadium I Tumor terbatas pada ginjal dan dapat diangkat seluruhnya, tidak
ada metastasis limfogen (N0)
Stadium II Tumor melewati batas sampai ginjal tetapi masih dapat diangkat
seluruhnya dan tidak ada sisa tumor pada permukaantumor semula
dan N0
Stadium III Tumor tidak dapat diangkat seluruhnya sehingga ada sisa tumo]r
dalam tubuh, termasuk tumpahan jaringan tumor dan/atau N+
Stadium IV Tumor sudah mengadakan metastasis hematogen ke paru, tulang,
atau otak (M+)
Stadium V Tumor ditemukan bilateral
(De Jong, 2005)
11

NEUROBLASTOMA
Neuroblastoma merupakan tumor ganas, yang berasal dari sel ganglion embrional
dari susunan saraf simpatik. Tumor ini dapat ditemukan mulai dari leher sampai
ke panggul. Kebanyakan terdapat di ruang retroperitoneal di perut atas dan 40%
berasal dari kelenjar suprarenal. (De Jong, 2005)
Biasanya ditemukan pada anak berumur di bawah 4 tahun dan terseing 2 tahun.
Tidak didapatkan predileksi pada salah satu jenis kelamin atau bangsa (Hassan et
al., 2005).
PATOLOGI
Neuroblastoma merupakan tumor dengan vaskularisasi banyak, berwarna ungu,
biasanya solid tetapi dapat pula kistik. Tumor ini mudsh pesah karena kapsulnya
rapuh sehingga menimbulkan perdarahan selama operasi(Mansjoer, 2000).
GEJALA KLINIS
Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke dokter tergantung pada letak
dan penyebaran tumor. Bila tumor terletak di mediastinum mungkin akan
didapatkan keluhan sesak nafas sedangkan bila sudah terjadi metastasis ke tulang
maka penderita dating dengan keluhan nyeri tulang yang menyolok. Metastasis
dapat terjadi ke dalam susmsum tulang, tulang pipih, metafisis tulang panjang,
kelenjar regional dan hati.(Hassan et al., 2005)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium: Laju endap darah meninggi. Pada pungsi susmsum tulang dapat
ditemukan anak sebar, walaupun pada peda pemeriksaan foto tulang tersebut
belum tampak destruksi. Pemeriksaan kadar katekolamin dan derivatnya dalam
urin 24 jam yaitu VMA (vanil mandelic acid) atau HMVA (homovalinic acid)
secara kualitatif. Kadar kedua zat ini dapat pula dijadika pegangan apakah tumor
itu masih ada atau kambuh lagi(Hassan et al., 2005)
Pemeriksaan radiologis: Foto thoraks atau foto polos abdomen dilakukan untuk
mengetahuoi letak tumor. Lebih dari 50% akan disertai kalsifikasi. Pielografi
intravena dapat menunjukan letak ginjal yang terdorong atau tertekan kea rah
lateral bawah. Reno-arteriogram menunjukan gambar pembuluh darah di sekitar
12

tumor dan tidak memasuki massa tumor. Foto tulang menyeluruh (bone survey)
dilakukan untuk melihat metastase ke tulang. (Hassan et al., 2005)
TATA LAKSANA
Tata laksana Neuroblastoma adalah pembedahan yaitu eksisi yang memadai. Bila
telah terdapat metastasis, dapat diberikan kemoterapi dengan hasil yang kurang
memuaskan. Pada tumor yang besar, dapat dipertimbangkan kombinasi
radioterapi dan kemoterapi prabedah sebagai noeadjuvant(De Jong, 2005)
PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada penyebaran tumor dan usia anak. Pada anak usia
kurang dari 2 tahun denagan ekstensi reginal saja, ketahanan hidup 2 tahun setelah
diagnosis mendekati 100%. Berbeda dengan tumor ganas lain, regresi spontan
dapat terjadi walaupun jarang sekali.(De Jong, 2005)
Penentuan stadium neuroblastoma menurut Evans
Stadium I Tumor terbatas pada alat tubuh atau struktur asal
Stadium II Tumor meluas keluar alat tubuh atu struktur asal tapi belu
melewati garis tengah. Kelenjar limfe regional ipsilateral dapat
telah terkena.
Stadium III Tumor meluas melewati garis tengah. Kelenjar limfe regional
bilateral dapat telah terkena.
Stadium IV Tumor dengan metastasis jauh ke tulan, jaringan lemak atau
kelompok jaringan limfe yang jauh.
Stadium V Pasien digolongkan pada stadium I atau II tapi dengan
penyebaran yang hanya terbatas pada satu atau lebih alat tubuh
brikut: hati, kulit, atau sumsum tulang
(Mansjoer, 2000)
13

RHABDOID TUMOR
Rhabdoid tumor is merupakan tumor yang jarang ditemukan di ginjal. Beberapa
tahun terkhir, penelitian menunjukkan bahwa tumor ini dapat muncul di system
saraf pusat (otak dan medulla spinalis) dan juga pada lokasi lain di luar ginjal
seperti hati, otot, jantung, paru, soft tissue, dan kulit. Jika tumor berada di ginjal
disebut “rhabdoid tumor ginjal” dan dan jika berada di otak dan medulla spinalis
disebut "CNS atypical teratoid/rhabdoid tumors (AT/RT)". Dan jika berada di luar
ginjal dan otak, disebut "non-CNS extrarenal rhabdoid tumors". (Ragg, 2006)
Rhabdoid tumor ginjal adalah kanker ganas yang muncul pada infant dan anak
kecil. Tumor ini diklasifikasikan sebaga variasi rhabdomyosarcomatoid dari
Wilms tumor. Rahbdoid tumor ginjal merupakan salah satu tumor solid ganas
yang mematikan pada anak-anak dengan survival rates tidak lebih dari 20-25%.
(Tomlinson, 2005)
GEJALA KLINIK
Rhabdoid tumor pada semua lokasi dapat menimbulkan demam
Rhabdoid tumor of the kidney:
-Masa pada abdomen atau flank
-60% dari anak mengalami hematuri
-70% dari anak memiliki tekanan darah tinggi
Rhabdoid tumor of the brain:
-Kepala anak tampak lebih besar dan merasa ada sesuatu yang mengganjal
di kepalanya
-Perubahan neurologis
-Tekanan darah tinggi(Ragg, 2006)
BIOLOGI
Peneliti menemukan bahwa sebagian kromosom 22 hilang pada rhabdoid tumor.
Penemuan ini menuntun identifikasi gen INI1. Melalui berbagai penelitian
ditemukan bahwa hamper semua tumor rhabdoid memiliki eror pada gen INI1.
Sehingga disimpulkan bahwa adanya eror atau hilangnya gen INI1 dapat
menimbulkan tumor yang sama tanpa melihat lokasi tumor. (Ragg, 2006)
14

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang pertama kali dilakukan adalah abdominal ultrasound yang
menggunakan gelombang khusus disebut Doppler ultrasound untuk memeriksa
penyebaran tumor ke pembuluh darah. Kemudian pemeriksaan dilanjutkan dengan
CT scan dan/atau MRI pada abdomen dan pelvis untuk mengevaluasi tumor lebih
lanjut. MRI sering dilakukan pasa tangan dan kaki. MRI dapat memberikan
gambaran yang lebih tepat tentang lokasi sehingga bermanfaat dalam
pengangkatan tumor. Foto x-ray thoraks untuk mengetahui penyebaran tumor ke
paru. Foto x-ray tulang juga diperlukan untuk mengeytahui penyebaran tumor.
(Ragg, 2006)
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan tumor rhabdoid meliputi kombinasi bedah, kemoterapi dan
radiasi. Cara yang direkomendasikan adalah pengangkatan tumor kemudian
dilanjutkan kemoterapi dan radiasi. Tumor yang tidak dapat diangkat secara
sempurna atau telah menyebar luas perlu dibiopsi dahulu. Kemudian biopsy
dilanjutka dengan kemoterapi untuk mencegah perkembangan tumor. Reevaluasi
pembedahan dapat dilakukan di kemudian hari.(Ragg, 2006)
15

Sumber Pustaka
Cenndron, Mark. 2009. Wilms tumor. www.emedicine.com/medscape/
wilmstumor (diakses tanggal 2 November 2009)
Coppes, Max J. 1999. WILMS TUMOR. www.googleleads.com/cancernews
(diakses tanggal 2 November 2009)
De jong, Wim dan R. Sjamsuhidajat. 2005. Buku ajar Ilmu bedah Edisi 2. Jakarta:
EGC
Hassan, Rusepno,et al. 2005. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta:
INFOMEDIKA JAKARTA.
Mansjoer, Arif,et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius.
Ragg, Susanne et al., 2006. Rhabdoid Tumor Facts.
www.wilms&otherrenaltumor.net (diakses tanggal 4 November 2009)
Tomlinson, Gail E et al., 2005. Rhabdoid Tumor of the Kidney in National Wlms
Tumou Study: Age st Diagnosis as a Prognosis Factor. Journal of Clinical
Oncology, Vol 23, No 30 (October 20), 2005: pp. 7641-7645.
16