Preskes Diare Dr Pudji

38
Laporan Kasus DIARE AKUT Oleh : Dwi Septiadi Badri G99141147 / A 06 2015 Dimas Alan Setiawan G99141148 / A 07 2015 Pembimbing : dr. Noor Alifah, SpA. KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD PANDAN ARANG

description

pediatric

Transcript of Preskes Diare Dr Pudji

Presentasi Kasus

Laporan Kasus

DIARE AKUT

Oleh :

Dwi Septiadi Badri G99141147 / A 06 2015Dimas Alan SetiawanG99141148 / A 07 2015

Pembimbing :dr. Noor Alifah, SpA.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD PANDAN ARANGBOYOLALI2015

HALAMAN PENGESAHAN

Presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Presentasi kasus dengan judul :

SEORANG ANAK PEREMPUAN USIA 11 TAHUN DENGAN DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER GRADE I

Hari/tanggal : Jumat 20 Februari 2015

Oleh:

Dwi Septiadi Badri. G99141147 / A 06 2015Dimas Alan SetiawanG99141148 / A 07 2015

Mengetahui dan menyetujui,Pembimbing Laporan Kasus

dr. Noor Alifah, Sp.A

BAB ISTATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIENNama: An. MSUmur: 1,5 bulanBerat badan: 3,1 kgJenis Kelamin: Laki-lakiAgama: IslamAlamat: Mojosongo Jebres Surakarta Tanggal Masuk: 16 Februari 2015Tanggal Pemeriksaan: 16 Februari 2015No. CM: 01282113

II. ANAMNESISA. Keluhan UtamaDiare

B. Riwayat Penyakit Sekarang (Alloanamnesis dari ibu pasien)Pasien datang dengan keluhan diare, 3 hari SMRS pasien BAB kurang lebih 4 kali, sebanyak 2 sendok makan. 1 hari SMRS pasien BAB hingga 10 kali, kurang lebih sebanyak 2 sendok makan kemudian pasien dibawa ke IGD RSDM Tidak ada demam, BAK masih cukup banyak, warna kuning, tidak ditemukan darah dan lendir dalam tinja, tidak ada kejang, batuk pilek, dan sesak nafas.

C. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat sakit serupa: disangkalRiwayat alergi obat dan makanan: disangkalRiwayat asma: disangkalRiwayat DM: disangkal

D. Riwayat Penyakit Keluarga dan LingkunganRiwayat sakit serupa di keluarga: disangkalRiwayat alergi obat dan makanan: disangkalRiwayat Asma: disangkalRiwayat DM: disangkalRiwayat sakit serupa di lingkungan: disangkal

E. Pohon KeluargaI

II

III An PM 11 tahun 31 kg

F. Riwayat Pemeliharaan Kehamilan Ibu pasien kontrol teratur ke dokter pada trimester I satu kali saat usia 1 bulan kehamilan, satu kali saat trimester II dan kontrol ke dokter dua kali saat trimester III. Selama kehamilan ibu tidak menderita sakit dan tidak mengkonsumsi obat.

G. Riwayat KelahiranLahir spontan ditolong dokter pada usia kehamilan 38 minggu, dengan berat badan lahir 2500 gram dan langsung menangis kuat.

H. Riwayat Post NatalRutin ke posyandu tiap bulan untuk menimbang badan dan mendapat imunisasi.

I. Riwayat ImunisasiPasien sudah mendapat imunisasi:BCG: < 1 bulanHepatitis B: 0 bulanPolio: 0 bulanKesan : Imunisasi lengkap sesuai umur bayi.

J. Riwayat Asupan Gizi AnakSaat ini pasien hanya minum ASI eksklusif.Kesan : kualitas dan kuantitas nutrisi cukup

K. Riwayat Kesehatan KeluargaAyah: baikIbu: baik

III. Pemeriksaan Fisik16 Februari 2015A. Keadaan umum: compos mentis, tampak sakit sedang, kesan gizi burukB. Tanda vital:BB: 3,1 kgTB: 142 cmNadi: 130x/ menit, reguler, isi,dan tegangan cukupLaju nafas: 36x/ menit, kedalaman cukup, reguler, tipe abdominalSuhu: 36,5C (aksila)SiO2: 99 %C. Kepala: mesocephal, lingkar kepala 36 cm, UB cekung (+)D. Mata: oedem palpebra (-/-), mata cekung (+/+), air mata (+/+) menurun, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)E. Hidung: napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)F. Telinga: sekret (-/-)G. Mulut: Bibir kering (+), Palatoscisis(+), sianosis (-), lidah kotor (-), faring hiperemis (-)H. Leher: kelenjar getah bening tidak membesarI. Thoraks: simetris, retraksi (-/-)J. Jantung: Inspeksi: iktus cordis tampakPalpasi: iktus cordis kuat angkatPerkusi: batas jantung kesan tidak melebarAuskultasi: bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-)K. Pulmo:Inspeksi: pengembangan dada kanan sama dengan dada kiriPalpasi: fremitus raba dada kanan sama dengan dada kiriPerkusi: sonor/sonorAuskultasi: suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)L. Abdomen:Inspeksi: dinding perut sejajar dengan dinding dadaAuskultasi: bising usus (+) normalPerkusi: pekak alih (-) Pekak sisi (-) Undulasi (-)Palpasi: supel, hepar tidak teraba. Lien tidak teraba, turgor kulit kembali cepatM. Ekstremitas:Akral Dingin

--

--

Oedem

--

--

Capillary refill time < 2 detikArteri dorsalis pedis teraba kuatPetekie, ekimosis (-)

IV. Perhitungan Status Gizi A. Secara KlinisGizi kesan burukB. Secara AntropometriBB: 31kgTB: 142 cmUsia: 11 tahun = (31:37) x 100% = 83,78% -2 < z score < 2(BB normal) = (142:144) x 100% = 98,61% -2 < z score < 2(TB normal) = (31:36) x 100% = 86,11% -2 < z score < 2(Gizi baik)Kesimpulan: Kesan gizi baik dengan BB dan TB normal berdasarkan antropometri WHO

I. Pemeriksaan Penunjanga. Laboratorium Darah8 FebSatuanRujukan

Hb17.3g/dl11.5 12.5

Hct48.8%34 40

AE6.89.106/uL3.9 5.9

AL5930.103/uL6 17

%Neutrofil batang0%1 6

% Neutrofil Segmen26%50-70

% Limfosit51%20 40

% Monosit22%2 8

% Eosinofil0.8%1 3

% Basofil0.3%0 1

MCV71fL80 100

MCH25Pg27 32

MCHC15,3%32 36

AT27.103/uL150 450

Protein plasma6.4g/dl6-8

II. ResumePasien datang dengan keluhan diare, 3 hari SMRS pasien BAB kurang lebih 4 kali, sebanyak 2 sendok makan. 1 hari SMRS pasien BAB hingga 10 kali, kurang lebih sebanyak 2 sendok makan kemudian pasien dibawa ke IGD RSDM Tidak ada demam, BAK masih cukup banyak, warna kuning, tidak ditemukan darah dan lendir dalam tinja, tidak ada kejang, batuk pilek, dan sesak nafas.Riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga yang berkaitan dengan riwayat penyakit sekarang tidak ditemukan. Riwayat pemeliharaan kehamilan dan prenatal baik. Riwayat kelahiran berat badan lahir cukup, cukup bulan, sesuai masa kehamilan, lahir spontan, dan menangis kuat. Riwayat imunisasi, pasien mendapatkan imunisasi dasar sesuai jadwal DEPKES sesuai dengan usianya saat ini. Riwayat perkembangan pasien baik sesuai dengan usia. Status gizi pasien kesan buruk berdasarkan pemeriksaan klinis dan antropometri.Hasil pemeriksaan keadaan umum didapatkan composmentis, tampak sakit sedang,status gizi kesan buruk. Tanda vital pasien didapatkan nadi 130x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup, pernafasan 36x/menit, kedalaman cukup, reguler, tipe abdominal, suhu 36,5 C (aksila), Didapatkan ubun ubun besar cekung (+), mata cekung (+/+), air mata (+/+) berkurang, mulut kering (+) III. Daftar Masalaha. Diareb. Tanda tanda dehidrasi

IV. Diagnosis Kerja1. Diare dengan dehidrasi ringan sedang2. Gizi buruk (antropometri)

V. Penatalaksanaan1. Rawat bangsal anak2. IVFD Asering 210 cc/jam selanjutnya 150cc/jam3. Inj. Ondancentron 3mg (k/p)4. Paracetamol syr 3xcth II5. Antasid syr 3xcth I

VI. Planning1. Pemeriksaan darah lengkap2. Pemeriksaan IgG/IgM anti dengue3. Pemeriksaan urin

VII. Monitoring1. KUVS/8 jam2. Balance cairan dan diuresis/8 jam3. Cek Lab darah/12 jam

VIII. EdukasiEdukasi keluarga tentang:1. Kondisi pasien2. Penyakit pasien3. Tatalaksana4. Higiene

IX. PrognosisAd vitam : bonamAd sanam : bonamAd fungsionam : bonam

FOLLOW UP PASIEN

A. Tanggal 17 Februari 2015 (DPH I)S: demam (-), perut sakit (-)O: tampak sakit sedang. komposmentis, gizi kesan baikTanda vital: TD: 100/70 mmHgHR: 98x/menit T: 36,70CRR: 19x/menitKepala: mesocephalMata: oedem palpebra (-/-), mata cekung (-/-),konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)Hidung: napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)Telinga: sekret (-/-)Mulut: mukosa basah (+), sianosis (-)Tenggorok: mukosa faring hiperemis(-), tonsil T1-T1 Leher: kelenjar getah bening tidak membesarThoraks: simetris, retraksi (-/-)Jantung:Inspeksi: iktus cordis tidak tampakPalpasi: iktus cordis tidak kuat angkatPerkusi: batas jantung kesan tidak melebarAuskultasi: bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-)Pulmo :Inspeksi: pengembangan dada kanan sama dengan dada kiriPalpasi: fremitus raba dada kanan sama dengan dada kiriPerkusi: sonor/sonorAuskultasi: suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)Abdomen:Inspeksi: dinding perut sejajar dengan dinding dadaAuskultasi: bising usus (+) normalPerkusi: timpaniPalpasi: supel, hepar teraba 2-3 cm dibawah arcus costa dextra dan lien tidak teraba, turgor kulit kembali cepatEkstremitas:Akral Dingin

--

--

Oedem

--

--

Capillary refill time< 2 detik, Arteri dorsalis pedis teraba kuatPetekie (-), ekimosis (-)

Lab darah: 4 FebSatuanRujukan

Hct38.0%37 47

AT38.103/uL150 450

PP5.6g/dl6-8

Assesment:1. DHF grade I2. Gizi baik (antropometri)

Terapi:1. IVFD Asering 150cc/jam2. Inj. Ondancentron 3mg (k/p)3. Paracetamol syr 3xcth II4. Antasid syr 3xcth I

Plan: 1. Pemeriksaan darah lengkap/24 jam2. Pemeriksaan AT,HT,PP /12 jamMonitoring:1. KUVS/8 jam2. Balance cairan dan diuresis/8 jam

B. Tanggal 18 Februari 2015 (DPH II)S: demam (-), perut sakit (+)O: Compos mentis, tampak sakit sedang, gizi kesan baikTanda vital: TD: 120/80 mmHgHR: 128x/menit T: 36.90CRR: 27x/menitKepala: mesocephalMata: oedem palpebra (-/-), mata cekung (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)Hidung: napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)Telinga: sekret (-/-)Mulut: mukosa basah (+), sianosis (-)Tenggorok: mukosa faring hiperemis(-), tonsil T1-T1 Leher: kelenjar getah bening tidak membesarThoraks: retraksi (-/-)Jantung:Inspeksi: iktus cordis tidak tampakPalpasi: iktus cordis tidak kuat angkatPerkusi: batas jantung kesan tidak melebarAuskultasi: bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-)Pulmo :Inspeksi: pengembangan dada kanan sama dengan dada kiri.Palpasi: fremitus raba dada kanan sama dengan dada kiriPerkusi: sonor/sonorAuskultasi: suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)Abdomen:Inspeksi: dinding perut sejajar dengan dinding dadaAuskultasi: bising usus (+) normalPerkusi: timpaniPalpasi: supel, hepar teraba 2-3 cm dibawah arcus costa dextra dan lien tidak teraba, turgor kulit kembali cepatEkstremitas:Akral Dingin

--

--

Oedem

--

--

Capillary refill time< 2 detik, Arteri dorsalis pedis teraba kuatPetekie (-), ekimosis (-)

Lab darah: 5 FebSatuanRujukan

Hct36.9%37 47

Protein plasma6g/dl6-8

AT52.103/Ul150 450

Assesment:1. DHF Grade I 2. Gizi baik (antropometri)

Terapi:1. IVFD Asering 150cc/jam2. Inj. Ondancentron 3mg (k/p)3. Inj. Antrain 400mg (k/p)4. Paracetamol syr 3xcth II5. Antasid syr 3xcth I

Plan: 1. Pemeriksan AT,HT,PP /24 Jam

Monitoring:1. KUVS/8 jam2. Balance cairan dan diuresis/8 jam

BAB IIANALISIS KASUS

Diagnosis DBD pada kasus ini ditegakkan pada hari ke 4 febris, berdasarkan :a. Kriteria klinis :1. Demam mendadak tinggi dan terus menerus selama 4 hari (kriteria demam 2-7 hari) 2. Rumple leede test (+) 3. Hepatomegalib. Kriteria laboratoris : Terdapat penurunan trombositKami setuju dengan dimasukkannya diagnosis kerja sebagai DBD derajat I. Hal ini berdasarkan anamnese yaitu demam yang mendadak tinggi dalam 4 hari, dari pemeriksaan fisik terdapat hepatomegali yang menandakan adanya kebocoran plasma, serta dari pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan jumlah trombosit, yaitu dibawah 100.000.Dari hasil anamnese, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium, maka penyakit pasien ini dimasukkan kedalam DBD derajat I.Kami setuju dengan penatalaksanaan pada pasien ini yaitu diberi infus asering 5 cc/BB/jam pada perawatan hari pertama di rumah sakit karena untuk mengatasi hemokonsentrasi. Dari hasil perhitungan berdasarkan berat badan 31 kg, maka jumlah tetesan cairan asering adalah 150 cc/jam. Hal ini sesuai dengan prosedur penatalaksanaan kasus DBD derajat I, yaitu pemberian cairan 5-7 cc/kg/hari. Cairan yang diberikan adalah cairan isotonis yaitu asering. RL juga dapat diberikan namun karena laktat dimetabolisme di hati maka akan memperberat kerja hati. Oleh karena itu asering yang tidak mengandung laktat dipilih dalam kasus ini. Pada pemeriksaan perkusi dinding dada didapatkan sonor dan auskultasi didapatkan suara dasar vesikuler. Paracetamol syrup diberikan sebagai antipiretik dengan dosis pemberian 2 sendok teh untuk sekali minum, diminum 3 kali sehari. Pada pasien ini juga diberikan antrain 400mg sebagai anti nyeri dan anti piretik, selain itu bila perlu diberikan juga ondansentron sebagai anti nausea dan anti vomitus. Antasida diberikan untuk menetraalkan keasaman lambung yang diakibatkan oleh obat obat lain yang diberikan.

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

A. DefinisiDemam berdarah dengue adalah suatu penyakit infeksi virus yang menimbulkan demam akut disertai dengan manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan renjatan yang dapat menimbulkan kematian.1Demam berdarah dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan pada dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama. Uji tourniquet akan positif dengan atau tanpa ruam disertai beberapa atau semua tanda perdarahan.2

B. EpidemologiDemam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang masih menimbulkan masalah kesehatan di negara berkembang khususnya Indonesia. Hal ini disebabkan karena masih tingginya angka morbiditas dan mortalitas.3Penyakit ini terdapat di daerah tropis, terutama di negara ASEAN dan pasifik barat. Penyakit ini disebabkan oleh penyakit dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes. Di Indonesia dikenal dua jenis nyamuk Aedes yaitu Aedes aegypty dan Aedes albopictus.3Secara nasional, insiden DBD pernah dilaporkan selama tahun 1973 (10.189 kasus) dan tahun 1977 (8141 kasus), jumlah DBD yang mengalami renjatan berkisar antara 25-65%.3Sejak tahun 1993-1997 sebagian besar penderita DBD pada kelompok usia > 15 tahun.4

C. EtiologiDemam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang termasuk group B Arthropod borne virus (arbo virus) dan sekarang dikenal sebagai genus flavivirus, famili flaviviridae.4Setidaknya ada 4 tipe virus Dengue yang berbeda yang telah diisolasi dari penderita demam berdarah.5 Keempat jenis tersebut adalah : DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, sedang di Indonesia di dominasi oleh DEN-3 tapi akhir-akhir ini juga didominasi DEN-2.3Virus dengue ditularkan kepada manusia gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan beberapa spesies yang lain dapat juga menularkan virus ini tapi merupakan vector yang kurang berperan.4

D. Patogenesis Menurut sejarah perkembangan patogenesis DBD dalam kurun waktu 100 tahun ini, dapat dibagi dua kelompok besar teori patogenesis yaitu :1. Teori virulensi virusTeori ini mengatakan seseorang akan terkena virus dengue dan menjadi sakit kalau jumlah dan virulensi cukup kuat.4 Keempat serotipe virus mempunyai potensi patogen yang sama dan syok sindrom terjadi sebagai akibat serotipe virus yang paling virulen.22. Teori imunopatologi (The Secondary Heterologous Dengue Infection Hypothesis)Teori ini mengatakan DBD dapat terjadi apabila seseorang yang telah terinfeksi dengan virus dengue pertama kali, mendapat infeksi ulangan dengan tipe virus dengue tipe yang berlainan. Akibat infeksi kedua oleh tipe virus yang berlainan pada seseorang penderita dengan kadar antibodi anti dengue rendah maka respon antibodi anamnestik yang akan terjadi dalam beberapa hari mengakibatkan proliferasi dan transformasi limfosit sistem imun dengan menghasilkan titer antibodi IgG anti dengue. Selain itu, replikasi virus dengue terjadi juga dalam limfosit yang bertranformasi dengan akibat terdapatnya virus dalam jumlah yang banyak. Hal ini akan mengakibatkan terbentuknya komplek antigen antibodi (komplek virus-antibodi) yang selanjutnya akan:a. Merngaktifasi system komplemen. Pelepasan C3a dan C5a akibat aktivasi C3 dan C5 menyebabkan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah dan menghilangnya plasma melalui endothel dinding itu. Syok yang tidak ditanggulangi secara adekuat akan menimbulkan anoksia jaringan, asidosis metabolik dan berakhir dengan kematian.b. Dengan terdapatnya komplek virus-antibodi dalam sirkulasi darah maka akan mengakibatkan trombosit kehilangan fungsi agregasi dan mengalami metamorfosis, sehingga dimusnahkan oleh system RE sehingga berakibat terjadinya trombositopenia hebat dan pendarahan. Disamping itu, trombosit yang mengalami metamorfosis akan melepaskan faktor trombosit 3 yang dapat mengaktivasi sistem koagulasi.c. Aktivasi faktor hageman (Faktor XII) yang selanjutnya juga mengaktivasi sistem koagulasi sehingga berakibat terjadinya pembekuan intravaskuler yang meluas. Dalam proses ini maka plasminogen akan berubah menjadi plasmin yang berperan pada pembentukan anafilatoksin dan penghancuran fibrin menjadi Fibrin degradation Product (FDP).3Secara skematis dapat dilihat pada gambar terlampir

3. Manifestasi KlinikSeperti pada infeksi virus yang lain, maka infeksi virus dengue juga merupakan suatu self limiting infecting disease yang akan berakhir sekitar 2-7 hari.3Gambaran Klinis yang terjadi diantaranya adalah sebagai berikut :1. PanasPanas biasanya langsung tinggi dan terus menerus dengan sebab yang tidak jelas dan hampir tidak bereaksi terhadap pemberian anti piretik (mungkin hanya turun sedikit kemudian naik kembali). Panas ini biasanya berlangsung 2-7 hari. Bila tidak disertai syok maka panas akan turun dan penderita sembuh sendiri..32. Tanda Pendarahana. Pendarahan karena manipulasiUji torniket / rumple leed test yaitu dengan mempertahankan manset tensimeter selama 5 menit, kemudian dilihat apakah timbul petekie atau tidak di daerah volar lengan bawah.3 Sekarang ini banyak dianut RL (+) bila dalam 1 inchi persegi petekie berjumlah > 10 bukan 20 seperti sebelum tahun 1975.6b. Pendarahan spontan Petekie Pendarahan gusi Epistaksis Hematemesis dan melena3. Pembesaran heparUntuk gambaran laboratories biasanya kelainan hematologis yang paling sering adalah kenaikan hematokrit 20% atau lebih melebihi nilai hematokrit penyembuhan, trombositopenia, leukositosis ringan, perpanjangan waktu pendarahan dan penurunan kadar protrombin. Kadar fibrinogen mungkin subnormal dan produk-produk pecahan fibrin naik.5ss

Patogenesis DBD menurut The Secondary Heterologous Dengue Infection Hypothesis

Sumber :Hendarwanto, 1996

4. DiagnosisUntuk menegakkan diagnosis DBD didasarkan pada Kriteria menurut WHO (1997),yaitu :a) Kriteria Klinis1. Panas tinggi mendadak, terus menerus selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas (tipe demam bifasik)2. Manifestasi perdarahan Uji Turniquet (+) Petechie, ekhimosis, purpura Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi Hematemesis dan atau melena3. Hepatomegali4. Kegagaln sirkulasi (syok) yang ditandai dengan Nadi cepat dan lemah Penurunan tekanan darah Akral dingin Kulit lembab Pasien tampak gelisahb) Kriteria Laboratoris1. Trombositopenia (AT