Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

34
STATUS PENDERITA I. IDENTITAS PENDERITA Nama : An. L Umur : 1 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Lontron Tanggal masuk : 26 Agustus 2013 Tanggal Pemeriksaan : 28 Agustus 2013 No. CM : 01209120 II. ANAMNESIS Anamnesis diperoleh dengan cara aloanamnesis terhadap ibu penderita Pohon Keluarga Keterangan : Perempuan : Laki-laki : penderita 1

description

yaaaa gitu deh ..

Transcript of Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

Page 1: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

STATUS PENDERITA

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. L

Umur : 1 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Lontron

Tanggal masuk : 26 Agustus 2013

Tanggal Pemeriksaan : 28 Agustus 2013

No. CM : 01209120

II. ANAMNESIS

Anamnesis diperoleh dengan cara aloanamnesis terhadap ibu penderita

Pohon Keluarga

Keterangan

: Perempuan

: Laki-laki

: penderita

1

Page 2: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

A. Keluhan Utama

BAB cair

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan BAB cair sejak 2 hari SMRS. Pasien

BAB 5x perhari, @ ¼ gelas belimbing dan berwarna kuning. Konsistensi

BAB cair lebih banyak dari ampas. Lendir (-), darah (-). Pasien juga demam

sumer-sumer sejak mulai diare cair. Batuk (-), pilek (-), telinga keluar cairan

(-).

Pasien juga muntah sehari sebelum masuk rumah sakit. Muntah 2 x, @

½ gelas belimbing, dan berisi makanan yang dimakan. BAK (+), terakhir 4

jam yang lalu, @ ½ gelas belimbing, warna kuning jernih. Karena diare tidak

segera berhenti dan pasien susah untuk makan dan minum maka orangtuanya

memeriksakan pasien ke RSPA.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat sakit serupa sebelumnya: (-)

Riwayat mondok di RS : (-)

Riwayat alergi obat/makanan : (-)

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit serupa : (-)

Riwayat alergi obat/makanan : (-)

E. Riwayat Makan Minum Anak

Usia 0-6 bulan : ASI saja, frekuensi minum ASI tiap kali bayi menangis atau

minta minum, sehari biasanya lebih dari 10 kali dan lama menyusui 15 menit,

bergantian kiri kanan.

2

Page 3: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

F. Riwayat Pemeriksaan Kehamilan dan Prenatal

Pemeriksaan kehamilan dilakukan ibu penderita di bidan setempat. Frekuensi

pemeriksaan pada trimester I 1x/bulan, trimester II 2x/ tiap bulan, dan pada

trimester III 1 kali tiap minggu. Penyakit kehamilan (-). Riwayat minum jamu

selama hamil (-), obat-obatan yang diminum adalah vitamin dan tablet

penambah darah

G. Riwayat Kelahiran

Penderita lahir di bidan di daerah setempat, partus normal, ditolong oleh

bidan, cukup bulan, menangis kuat segera setelah lahir. Berat waktu lahir

3000 gram.

H. Riwayat Imunisasi

Polio : 0 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan

Hepatitis b : 0 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan

BCG : 1 bulan

DPT : 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan

Campak : 9 bulan

I. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Motorik Kasar

Mengangkat kepala : 3 bulan

Tengkurap kepala tegak : 4 bulan

Duduk sendiri : 6 bulan

Bahasa

Bersuara “aah/ooh” : 2,5 bulan

Motorik halus

Memegang benda 3,5 bulan

3

Page 4: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

Personal sosial

Tersenyum : 2 bulan

Mulai makan : 6 bulan

J. Keluarga Berencana

Keluarga mengikuti program KB dengan suntik KB.

III. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum : baik

Derajat Kesadaran : compos mentis

Status gizi : kesan gizi cukup

2. Vital sign

S : 38.2oC per aksiler

N : 100 x/menit, reguler, simetris, isi dan tegangan cukup.

RR : 32 x/menit, tipe abdominotorakal

BB : 7.2 kg

PB : 68 cm

Status gizi :

BB/U : 7.2/9 x 100 % = 86.8 % (-2 SD < BB/U< 0 SD)

TB/U : 70/74 x 100 % = 94 % (-2 SD <TB/U< 0 SD)

BB/TB : 7.2/8.2 x 100 % = 87,8 % (-2 SD <BB/TB< -1 SD)

Kesan : Gizi baik.

3. Kulit : warna sawo matang, kelembaban baik, turgor kurang, tekstur halus

4. Kepala : bentuk normocephal, 1ingkar kepala 47 cm (0 SD < z score < +2SD),

UUB masih terbuka, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah rontok dan

sukar dicabut.

5. Mata : cekung (-/-), air mata (+/+), conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik

(-/-),

6. Hidung: napas cuping hidung(-), sekret (-), darah (-), deformitas(-).

7. Mulut : mukosa basah (+), sianosis (-), gusi berdarah (-),

4

Page 5: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

8. Tenggorokan : uvula di tengah, tonsil T1–T1, faring hiperemis (-),

pseudomembran (-),

9. Telinga : normotia, sekret (-), prosesus mastoideus tidak nyeri tekan, tragus

pain (-).

10. Leher : bentuk normal, trachea ditengah, kelenjar thyroid tidak

membesar.

11. Limfonodi : kelenjar limfe auricular, submandibuler, servikalis,

suparaklavikularis, aksilaris, dan inguinalis tidak membesar.

12. Thorax : bentuk normochest, retraksi (-), gerakan simetris ka=ki

Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat

Perkusi : Batas jantung kesan tidak membesar

Kiri atas : SIC II LPSS

Kiri bawah : SIC IV LMCS

Kanan atas : SIC II LPSD

Kanan bawah : SIC IV LPSD

Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)

Pulmo : Inspeksi : Pengembangan dada kanan =kiri

Palpasi : Fremitus raba kanan =kiri

Perkusi : Sonor / Sonor di semua lapang paru

Batas paru-hepar : SIC V kanan

Batas paru-lambung : SIC VI kiri

Redup relatif di : SIC V kanan

Redup absolut : SIC VI kanan (hepar)

Auskultasi : SD vesikuler (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-)

13. Abdomen : Inspeksi : dinding dada setinggi dinding perut

Auskultasi : peristaltik (+) meningkat

Perkusi : tympani

Palpasi : nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, turgor

kurang .

5

Page 6: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

14. Urogenital : dalam batas normal

15. Ekstremitas:

akral dingin sianosis oedem

CRT <2 detik

ADP teraba kuat

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium darah 26 Agustus 2013 di RSUD Pandan Arang

Hb : 12.9 gr/d1

Hct : 37.3 %

AT : 520 x 10 3 /mm3

AL : 13.9 x 10 3/ µL

AE : 5.18 juta/uL

MCV : 72 /um

MCH : 24.9 pg

MCHC : 34,6 g/dl

RDW : 14.8 %

Eosinofil :0.10 %

Basofil : 0.10 %

Netrofil batang : 0 %

Netrofil segmen : 58.70 %

Limfosit : 36.80 %

Monosit : 4.30 %

V. RESUME

Pasien datang dengan keluhan BAB cair sejak 2 hari SMRS. Pasien

BAB 5x perhari, @ ¼ gelas belimbing dan berwarna kuning. Konsistensi

BAB cair lebih banyak dari ampas. Lendir (-), darah (-). Pasien juga demam

6

- ---

- ---

- ---

Page 7: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

sumer-sumer sejak mulai diare cair. Batuk (-), pilek (-), telinga keluar cairan

(-).

Pasien juga muntah sehari sebelum masuk rumah sakit. Muntah 2 x, @

½ gelas belimbing, dan berisi makanan yang dimakan. BAK (+), terakhir 4

jam yang lalu, @ ½ gelas belimbing, warna kuning jernih. Karena diare tidak

segera berhenti dan pasien susah untuk makan dan minum maka orangtuanya

memeriksakan pasien ke RSPA.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, compos mentis dan gizi

kesan cukup, tanda vital didapatkan suhu 38.2oC per aksiler, nadi 100 x/menit,

reguler, simetris, isi dan tegangan cukup, frekuensi nafas 32 x/menit, tipe

abdominotorakal. UUB masih terbuka, nafas cuping hidung (-), mukosa bibir dan

mulut basah, retraksi(-), akral dingin (-), CRT < 2 detik. Pada pemeriksaan

penunjang 26 Agustus 2013 didapatkan Hb: 12.9 gr/d1, Hct : 37.3 % AT :

520.000 /mm3 AL: 13,9 x 103/ µL AE: 5.18 juta/uL MCV: 72 /um MCH: 24.9 pg

MCHC: 34,6 g/dl RDW: 14.8 % Eosinofil: 0.10 % Basofil: 0.10 % Netrofil

batang: 0 % Netrofil segmen: 58.70 % Limfosit: 36.80 % Monosit: 4.30 %

VI. DIAGNOSA BANDING

- Diare akut tanpa dehidrasi e/c dd virus, bakteri

VII. DIAGNOSA KERJA

Diare akut tanpa dehidrasi

VIII. PENATALAKSANAAN

Terapi

Pro mondok bangsal anak

Diet bubur 700 kkal/hari

Infus KAEN 3A 8 tpm mikro

7

Page 8: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

L-BIO 2x1

Zinc 1x1 tab

Oralit 70 cc tiap mencret

35 cc tiap muntah

Monitoring

KU dan VS per 8 jam

Planning

Darah lengkap

Edukasi

Motivasi keluarga tentang penyakitnya

Istirahat

Banyak minum

Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering.

IX. PROGNOSIS

Ad vitam : baik

Ad sanam : baik

Ad fungsionam : baik

X. MONITORING

Dibawah ini merupakan monitoring yang kami lakukan :

Tanggal 26 Agustus 2013 (18.00) 27 Agstus 2013 (06.00) 28 Agstus 2013 (14.00)

S demam (+), mimisan (-), muntah

(+), minum >> & makan <, nyeri

perut (-) BAK 3-4x, BAB 3-4x air

> ampas

Demam (-) mimisan (-), muntah (-),

minum >> & makan <, BAK 5x

banyak, BAB 10x air > ampas

demam (-), mimisan (-), muntah (-),

minum >> & makan <, BAK 6x

banyak, BAB 3x ampas >> air

O Lemah, CM, gizi kesan baik Lemah, CM, gizi kesan baik Lemah, CM, gizi kesan baik

T: 90/60 mmHg, N : 100x/’ (isi

cukup, kuat), RR : 32x/’, S : 38,2 0C.

T: 95/65 mmHg, N : 108x/’ (isi

cukup, kuat), RR : 32x/’, S : 36,2 0C

T: 90/60 mmHg, N : 120x/’ (isi

cukup, kuat), RR : 30x/’, S : 36,10C

8

Page 9: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

UUB sudah menutup

Mata: cekung (-), air mata (+/+) <

Mulut: MB (+), sianosis (-)

Abdomen:turgor cepat, peristaltik

(+) meningkat

Ext. Atas&bawah lembab (-), akral

dingin (-), sianosis (-), CRT < 2”

UUB sudah menutup

Mata: sedikit cekung (-), air mata

(+/+) <

Mulut: MB (+), sianosis (-)

Abdomen:turgor cepat, peristaltik

(+) meningkat

Ext. Atas&bawah lembab (-), akral

dingin (-), sianosis (-)CRT < 2”

UUB sudah menutup

Mata: sedikit cekung (-/-), air

mata(+/+) <

Mulut: MB (-), sianosis (-)

Abdomen: turgor cepat, peristaltik

(+) normal

Ext. Atas&bawah lembab (-), akral

dingin (-), CRT < 2”

Hasil Lab

Hb: 12.9 gr/d1, Hct : 37.3 % AT :

520.000 /mm3 AL: 13,9 x 103/ µL

AE: 5.18 juta/uL MCV: 72 /um

MCH: 24.9 pg MCHC: 34,6 g/dl

RDW: 14.8 % Eosinofil: 0.10 %

Basofil: 0.10 % Netrofil batang: 0

% Netrofil segmen: 58.70 %

Limfosit: 36.80 % Monosit: 4.30 %

Diagnosis Diare akut tanpa dehidrasi Diare akut tanpa dehidrasi

Terapi Pro mondok bangsal anak

Diet bubur 700 kkal/hari

Infus KAEN 3A 8 tpm mikro

L-BIO 2x1

Zinc 1x1 tab

Oralit 70 cc tiap mencret

35 cc tiap muntah

Lanjutkan Lanjutkan

Plan BLPL

Monitoring KU dan VS/ 8 jam KU dan VS/8 jam

9

Page 10: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DIARE

1. Definisi

Diare akut pada anak adalah diare yang terjadi secara mendadak dan

berlangsung kurang dari 14 hari (kebanyakan kurang dari 7 hari) pada bayi atau

anak yang sebelumnya sehat (Ditjen PPM & PLP, 1999). Ada juga yang

memberi batasan diare akut pada anak yaitu buang air besar lebih dari 3 kali

dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu

(IDAI, 2004).

2. Epidemiologi

Diare akut merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas

anak-anak di berbagai negara berkembang termasuk di Indonesia. Terdapat 60

juta episode diare akut setiap tahunnya di Indonesia dimana 1-5 % daripadanya

akan menjadi diare kronik dan bila sampai terjadi dehidrasi berat yang tidak

segera ditolong, 50-60% diantaranya dapat meninggal dunia (Ditjen PPM &

PLP, 1999).

Berbagai faktor yang mempengaruhi kejadian diare antara lain :

Faktor lingkungan

Gizi

Kependudukan

Pendidikan

Keadaan sosial ekonomi

Perilaku masyarakat

Faktor lingkungan yang dimaksud adalah kebersihan lingkungan dan

perorangan seperti kebersihan puting susu, kebersihan botol dan dot susu,

maupun kebersihan air yang digunakan untuk mengolah susu dan makanan.

10

Page 11: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

Faktor gizi misalnya adalah tidak diberikannya makanan tambahan meskipun

anak telah berusia 4-6 bulan. Faktor pendidikan yang utama adalah pengetahuan

ibu tentang masalah kesehatan. Faktor kependudukan menunjukkan bahwa

insiden diare lebih tinggi pada penduduk perkotaan yang padat dan miskin atau

kumuh. Sedangkan faktor perilaku orangtua dan masyarakat misalnya adalah

kebiasaan ibu yang tidak mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan,

setelah buang air besar atau membuang tinja anak. Kesemua faktor di atas

terkait erat dengan faktor ekonomi masing-masing keluarga (Irwanto, dkk,

2002).

3. Etiologi

Penyebab diare akut antara lain yaitu virus, bakteri, parasit, alergi susu sapi,

laktose defisiensi primer dan obat-obatan tertentu . Penyebab utama oleh virus

adalah Rotavirus (40-60%) sedangkan virus lainnya yaitu virus Norwalk,

Astrovirus, Calcivirus, Coronavirus, Minirotavirus dan virus bulat kecil.

Bakter-bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Aeromonas

hydrophyla, Escherichia coli enteroaggregatife, E. coli enteroinvansife, E. coli

halemortagik, Plesiomonas shigelloides, Vibrio cholerae non-01, V.

Parahemolyticus, Yersina enterocolotica.

Sedangkan penyebab diare oleh parasit adalah Giardia lamblia, Entamoeba

histolytica, Isospora belli, Balantidium coli, Cryptosporodium, Capillaria

philipinensis, Fasiolopsis buski, Sarcocystis suihominis, Strongiloides

strecoralis, dan Trichuris trichiura (Irwanto, dkk, 2002).

4. Patogenesis

Virus

Beberapa jenis virus seperti Rotavirus, berkembang biak dalam epitel vili usus

halus, menyebabkan kerusakan sel epitel dan pemendekan vili. Hilangnya

sel-sel vili yang secara normal mempunyai fungsi absorbsi dan penggantian

sementara oleh sel epitel berbentuk kripta yang belum matang,

11

Page 12: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

menyebabkan usus mensekresi air dan elekrolit. Kerusakan vili dapat juga

dihubungkan dengan hilangnya enzim disakaridase terutama laktase.

Penyembuhan terjadi bila vili mengalami regenerasi dan epitel vilinya

menjadi matang.

Bakteri

Penempelan di mukosa. Bakteri yang berkembang biak dalam usus halus

pertama-tama harus menempel mukosa untuk menghindarkan diri dari

penyapuan. Penempelan terjadi melalui antigen yang menyerupai rambut

getar, disebut pili atau fimbria yang melekat pada reseptor di permukaan

usus. Hal ini terjadi misalnya pada E. coli enterotoksigenik dan V. Cholera

01. Pada beberapa keadaan, penempelan di mukosa dihubungkan dengan

perubahan epitel usus yang menyebabkan pengurangan kapasitas

penyerapan atau menyebabkan sekresi cairan (misalnya infeksi E. coli

enteropatogenik atau enteroaggrerasi).

Toksin yang menyebabkan sekresi. E. coli enterotoksigenik, V. cholerae 01

dan beberapa bakteri lain mengeluarkan toksin yang menghambat fungsi sel

epitel. Toksin ini mengurangi absorbsi natrium melalui vili dan mungkin

meningkatkan sekresi chlorida dari kripta, yang menyebabkan sekresi air

dan elektrolit. Penyembuhan terjadi bila sel yang sakit diganti dengan sel

yang sehat setelah 2-4 hari.

Invasi mukosa. Shigella, C. Jedesember, E. coli enteroinvasife dan Salmonella

dapat menyebabkan diare berdarah melalui invasi dan perusakan sel epitel

mukosa. Ini terjadi sebagian besar di colon dan bagian distal ileum. Invasi

mungkin diikuti dengan pembentukan mikroabses dan ulkus superfisial

yang menyebabkan adanya sel darah merah dan sel darah putih atau terlihat

adanya darah dalam tinja. Toksin yang dihasilkan oleh kuman ini

menyebabkan kerusakan jaringan dan kemungkinan juga sekresi air dan

elektrolit dari mukosa (Ditjen PPM & PLP, 1999).

Parasit

12

Page 13: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

Penempelan mukosa. G. Lamblia dan Cryptosporodium menempel pada

epitel usus halus dan menyebabkan pemendekan vili yang kemungkinan

menyebabkan diare.

Invasi mukosa. E. histolytica menyebabkan diare dengan cara menginvasi

epitel mukosa di kolon atau ileum yang menyebabkan mikroabses dan

ulkus. Namun hal ini baru terjadi bila strainnya sangat ganas.

Obat-obatan

Beberapa macam obat terutama antibiotika dapat juga menjadi penyebab

diare. Antibiotika agaknya membunuh flora normal usus sehigga organisme

yang tidak biasa atau yang kebal terhadap antibiotik itu sendiri akan

berkembang bebas. Disamping itu sifat farmakokinetika dari antibiotika itu

sendiri juga memegang peran penting. Sebagai contoh ampisilin dan

klindamisin adalah antibiotik yang dikeluarkan di dalam empedu yang

merubah flora flora tinja secara intesif walaupun diberikan secara parental.

Antibiotik juga bisa menyebabkan malabsorbsi, misalnya tetrasiklin,

kanamisin, basitrasi, polmiksi, dan neomisin (Irwanto, dkk, 2002).

5. Patofisiologi

Ada 2 prinsip mekanisme terjadinya diare yaitu sekretorik dan osmotik.

Diare sekretorik

Diare sekretorik disebabkan karena sekresi air dan elektrolit ke dalam usus

halus. Hal ini terjadi bila absorbsi natrium oleh vili gagal sedangkan sekresi

chlorida di sel epitel berlangsung terus atau meningkat. Hasil akhirnya adalah

sekresi cairan yang menebabkan kehilangan air dan elektrolit dari tubuh sebagai

tinja cair yang dapat menyebabkan dehidrasi. Pada diare infeksi perubahan ini

terjadi karena adanya rangsangan pada mukosa usus oleh toksin bakteri seperti

toksin E.coli dan V. cholerae 01 atau virus (Rotavirus).

Diare osmotik

Diare osmotik terjadi bila suatu bahan yang secara osmotik aktif dan sulit

diserap. Jika bahan semacam itu berupa larutan isotonik, air dan bahan yang larut

13

Page 14: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

di dalamnya akan lewat tanpa diabsorbsi sehingga terjadi diare. Bila substansi

yang diabsorbsi dengan jelek berupa larutan hiprtonik, air dan beberapa elektrolit

akan pindah dari cairan ekstraseluler ke dalam lumen usus sampai osmolaritas

dari isi usus sama dengan cairan eksreaseluler dan darah. Hal in meningkatkan

volume tinja dan menyebabkan dehidrasi karena kehilangan cairan tubuh (Ditjen

PPM & PLP, 1999).

Pada diare akan terjadi kekurangan air (dehidrasi), gangguan keseimbangan

asam basa (asidosis metabolik), yang secara klinis berupa pernafasan kusmaull,

hipoglikemia, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi (Aswitha, dkk, 2000).

6. Manifestasi Klinis

Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu

makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Gejala muntah dapat

terjadi sebelum dan/ sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air dan

elektrolit terjadilah dehidrasi. Berat badan turun. Pada bayi, ubun-ubun besar

cekung. Tonus dan turgor kulit berkurang. Selaput lendir bibir dan mulut kering

(Aswitha, dkk, 2000).

Cara praktis penatalaksanaan diare yaitu berdasarkan tipe klinis diare itu

sendiri. Terdapat 4 macam tipe klinis diare, dimana tiap macam

menggambarkan kelainan yang mendasari dan perubahan fisiologi yang

berbeda-beda :

Diare cair akut (termasuk kolera) yang berlangsung beberapa jam sampai

dengan beberapa hari. Pada diare ini perlu diwaspadai bahaya terjadinya

dehidrasi, juga dapat terjadi penurunan berat badan apabila intake

makanan kurang.

Diare akut dengan pendarahan (disentri) , dimana pada diare ini bahaya

utamanya adalah kerusakan usus, sepsis, dan malnutrisi serta dehidrasi.

Diare persisten (berlangsung selama 14 hari atau lebih), dimana bahaya

utamanya adalah malnutrisi dan infeksi non intestinal berat serta dehidrasi.

14

Page 15: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

Diare dengan malnutisi berat (marasmus atau kwashiorkor) dengan bahaya

utamanya antara lain infeksi sistemik berat, dehidrasi, gagal jantung, dan

defisiensi mineral dan vitamin (WHO, 2004).

7. Pencegahan

Diare dapat dicegah dengan memperbaiki usaha multisektoral antara lain

sebagai berikut :

- Meningkatkan sarana air besih dan sanitasi umum

- Promosi pendidikan higiene

- Pemberian ASI eksklusif

- Meningkatkan ketrampilan mengasuh anak

- Imunisasi pada anak : khususnya untuk membasmi campak

- Menggunakan jamban /wc

- Menjaga kebersihan makanan dan minuman

- Mencuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh makanan

- Mencuci peralatan makan (WHO, 2004).

8. Diagnosis

1. Anamnesis

a. Riwayat diare sekarang :

- Sudah berapa lama diare berlangsung

- Total diare dalam 24 jam, diperkirakan dari frekuensi diare dan

jumlah tinja

- Keadaan klinis tinja (warna, konsistensi, ada lendir atau darah tidak)

- Muntah (frekuensi dan jumlah)

- Demam

- Buang air kecil terakhir

- Anak lemah, rewel, rasa haus, kesadaran menurun

- Jumlah cairan yang masuk selama diare

15

Page 16: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

- Tindakan yang telah diambil (diberi cairan, ASI, makanan, obat,

oralit)

- Apakah ada yang menderita diare di sekitarnya (IDAI, 2004).

- Riwayat bepergian ke daerah yang sedang terkena wabah diare

- Kontak dengan orang yang sakit

- Penggunaan antibiotik (Randy P Prescilla,2012)

b. Riwayat diare sebelumnya : kapan, berapa lama

c. Riwayat penyakit penyerta saat ini

d. Riwayat imunisasi : lengkap atau tidak.

e. Riwayat makanan sebelum diare : ASI, susu formula, makan makanan

yang tidak biasa (Subagyo, 2004).

2. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan tanda utama yaitu,

kesadaran, rasa haus, turgor kulit abdomen. Perhatikan juga tanda

tambahan, yaitu ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata cekung atau

tidak, ada atau tidaknya air mata, kering atau tidaknya mukosa mulut,

bibir dan lidah. Jangan lupa menimbang berat badan. Perhatikan pula ada

tidaknya pernafasan cuping hidung, retraksi interkostal, akral dingin,

perfusi jaringan serta derajat dehidrasinya.

Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai dengan kriteria berikut :

a. Tanpa dehidrasi (kehilangan caiaran < 5% berat badan)

- Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan

- Keadaan umum baik baik dan sadar

- Tanda vital dalam batas normal

- Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada,

mukosa mulut dan bibir basah

- Turgor abdomen baik, bising usus normal

- Akral hangat

16

Page 17: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain

(tidak mau minum, muntah terus menerus, diare yang frekuen).

b. Dehidarasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan)

- Apabila di dapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih tanda

tambahan

- Keadaan umum gelisah dan cengeng

- Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata

kurang, mukosa mulut dan bibir sedikit kering

- Turgor kurang

- Akral hangat

- Pasien harus rawat inap.

c. Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10% berat badan)

- Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih tanda

tambahan

- Keadaan umum lemah, letargi atau koma

- Ubun-ubun besar sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak

ada, mukosa mulut dan bibir sangat kering

- Turgor buruk

- Akral dingin

- Pasien harus rawat inap (IDAI, 2004).

Penilaian dehidrasi menurut MTBS

Terdapat 2 atau lebih dari tanda-tanda

berikut ini :

Letargis atau tidak sadar

Mata cekung

Tidak bisa minum atau malas

minum

Dehidrasi berat

17

Page 18: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

Cubitan kulit perut kembalinya

sangat lambat

Terdapat 2 atau lebih tanda-tanda

berikut ini:

Gelisah, rewel

Mata cekung

Haus, minum dengan lahap

Cubitan kulit perut kembalinya

lambat

Dehidrasi ringan/sedang

Tidak cukup tanda-tanda untuk

diklasifikasikan dehidrasi berat atau

ringan/sedang

Tanpa dehidrasi

(Ditjen PPM & PLP, 1999)

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaaan tinja

- Makroskopis : bau, warna, lendir, darah , konsistensi

- Mikroskopis: eritrosit, lekosit, bakteri, parasit

- Kimia : PH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)

- Biakan dan uji sensitivitas

b. Pemeriksaan darah : Darah lengkap, analisis gas darah dan elektrolit

(terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang

disertai kejang), kadar uerum dan kreatinin darah.

c. Pemeriksaan urin : urin rutin (Aswitha, dkk, 2001)

9. Penatalaksanaan

18

Page 19: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

1. Atasi dehidrasi

Tanpa dehidrasi

Cairan rumah tangga dan ASI diberikan semaunya, oralit diberikan

sesuai usia setiap kali buang air besar atau muntah dengan dosis:

- < 1 tahun: 50-100 cc

- 1-5 tahun : 100-200 cc

- 5 tahun : semaunya.

Dehidrasi sedang

Rehidrasi dengan oralit 75 cc/kgBB dalam 3 jam pertama

dilanjutkan pemberian kehilangan cairan yang sedang berlangsung

sesuai umur seperti di atas setiap kali buang air besar.

Dehidrasi berat

Rehidrasi parenteral dengan cairan ringer laktat atau ringer asetat

100 cc/kgBB. Cara pemberian :

- < 1 tahun 30cc/kgBB dalam 1 jam pertama dilanjutkan 70

cc/kgBB dalam 5 jam berikutnya.

- 1 tahun : 30 cc/kgBB dalam ½ jam pertama dilanjutkan 70

cc/kgBB dalam 2 ½ jam berikutnya.

Minum diberikan jika pasien sudah mau minum 5 cc/kgBB selama

proses rehidrasi.

2. Pemakaian antibiotik

Bila ada indikasi seperti pada Shigella dan Cholera. Antibiotik sesuai

dengan hasil pemeriksaan penunjang. Sebagai pilihan adalah kotrimoksazol,

amoksisilin dan atau sesuai hasil uji sensitivitas.

3. Diet

Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tapi

sering, rendah serat, buah-buahan diberikan terutama pisang.

4. Jangan mengunakan spasmolitika

5. Koreksi elektrolit : koreksi bila terjadi hipernatremia, hiponatremia,

hiperkalemia atau hipokalemia.

19

Page 20: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

6. Vitamin A

- 6 bulan – 1 tahun : 100.000 IU

- >1 tahun : 200.000 IU

7. Pendidikan orangtua : penyuluhan tentang penanganan diare dan cara-cara

pencegahan diare (IDAI, 2004).

Indikasi rawat inap :

Diare akut dengan dehidrasi berat

Diare akut dehidrasi sedang dengan komplikasi

Usia < 6 bulan (usia yang mempunyai resiko tinggi mengalami dehidrasi), buang

air besar cair > dari 8 kali dalam 24 jam dan muntah > dari 4 kali sehari (Armon,

2001).

10. Pemantauan

1) Terapi

Setelah pemberian caiaran rehidrasi harus dinilai ulang derajat

dehidrasi, berat badan, gejala dan tanda dehidrasi. Jika masuh dehidrasi maka

dilakukan rehidrasi ulang sesuai dengan derajat dehidrasinya.Jika setelah 3

hari pemberian antibiotik klinis dan laboratorium tidak ada perubahan maka

dipikirkan penggantian antibiotik sesuai hasil uji sensitivitas.

2) Tumbuh kembang

3) Timbang berat badan sebelum dan sesudah rehidrasi, 2 minggu setelah

sembuh dan seterusnya secara periodik sesuai umur. Jika anak mengalami gizi

buruk maka dikelola sesuai dengan SPM gizi buruk

Penderita dapat dipulangkan bila penderita tidak dehidrasi, keadaaan umum dan

tanda vital baik, sudah bisa makan dan minum (IDAI, 2004).

20

Page 21: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

BAB III

ANALISA KASUS

Pada kasus ini diagnosis diare akut tanpa dehidrasi ditegakkan berdasarkan :

A. Anamnesis didapatkan :

1. Penderita mengalami diare mendadak sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit

dengan frekuensi 5x/hari

2. Rasa ingin minum meningkat, rewel

3. Nafsu makan menurun, pasien malas untuk makan

4. Disertai muntah, panas sumer-sumer.

B. Pemeriksaan Fisik didapatkan

1. Kesadaran :tampak lemah, rewel, gizi kesan baik

2. Tanda vital penderita didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg; nadi 100 kali

permenit, pengisian cukup, kuat; frekuensi pernafasan 32 kali permenit; suhu

tubuh pada saat itu adalah 38,2°C.

3. UUB sudah menutup, mata cekung (-/-), air mata tetap (+/+), nafas cuping

hidung (-), mukosa bibir dan mulut basah, peristaltik meningkat, turgor kulit

baik, akral hangat, CRT < 2 detik.

C. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Darah Lengkap: Hb: 12.9 gr/d1, Hct : 37.3 % AT : 520.000 /mm3

AL: 13,9 x 103/ µL AE: 5.18 juta/uL MCV: 72 /um MCH: 24.9 pg MCHC: 34,6

g/dl RDW: 14.8 % Eosinofil: 0.10 % Basofil: 0.10 % Netrofil batang: 0 %

Netrofil segmen: 58.70 % Limfosit: 36.80 % Monosit: 4.30 %

Prinsip pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang hilang lewat tinja

dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektolit dan glukosa,

pada kasus diare tanpa dehidrasi diberikan cairan rumah tangga untuk mencegah

dehidrasi seperti air tajin, larutan gula garam, oralit, kuah sayur sayuran, dll tapi

karena pasien ini tidak mau makan dan minum, serta muntah terus maka dilakukan

rehidrasi secara parenteral (IVFD). Pemberian infus hanya secara maintenance

21

Page 22: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

dimana berat badan 1-10 kg kebutuhan harian cairan rumatan 10 ml/KgBB, sehingga

pada penderita ini kebutuhan cairan rumatan per hari 720 ml diberikan ringer laktat 8

tetes per menit makro.

Pada hari perawatan selanjutnya tetap diusahakan diberikan oralit sesuai umur

setiap kali buang air besar atau muntah dimana untuk anak 1 – 5 tahun sebanyak 70

cc setiap kali buang air besar dan 35 cc setiap kali muntah.

Pada kasus ini diberikan zinc sebanyak 1x1 karena zinc berperan dalam

menjaga integritas mukosa usus dengan jalan regenerasi sel. Zn juga berperan dalam

imunitas reguler dan imunitas humoral.

Pada kasus ini pula diberikan diet bubur lunak dengan 700 kkalori/hari. Hal

ini disebabkan anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tapi

sering. Syarat makanan lunak yang diberikan adalah : bahan yang digunakan tidak

banyak mengandung serat, mudah dicernakan, tidak menimbulkan gas dalam saluran

pencernaan, tidak boleh diberikan gorengan yang keras, bumbu yang merangsang,

dan diberikan dalam porsi kecil, buah-buahan diberikan terutama pisang. Sedangkan

penentuan kalori pada penderita ini berdasarkan BB dari penderita adalah 7,2 kg.

Konstanta perkalian untuk kebutuhan kalori perhari pada usia 0-3 tahun adalah 100-

110 kkal/hari. Dan hasil perkaliannya adalah 700 kkal per hari.

22

Page 23: Preskes Anak Diare Tanpa Dehidrasi

DAFTAR PUSTAKA

Armon, 2001. An evidence and consensus based guideline for acute diarrhoea

management. [email protected]

Aswitha, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran; Gastroenterologi Anak.

Media Aesculapius. Jakarta, hal : 470 –471.

Ditjen PPM & PLP, 1999. Buku Ajar Diare. Jakarta, hal : 8-10.

IDAI, 2004. Standar Pelayanan Medis. Badan Penerbit IDAI. Jakarta, hal :

49-52.

Irwanto, 2002. Ilmu Penyalit Anak; Diagnosa dan Penatalaksanaan. Salemba

Medika. Jakarta, hal : 73 – 79.

Randy P Prescilla, MD, FAAP, 2012. Gastroenteritis.

www.emedicinehealth.com

Subagyo, 2004. Standar Pelayanan Medis Kelompok Staf Medis Fungsional

Anak RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Surakarta, hal : 58-63.

WHO, 2004. Diarrhoea : Water, Sanitation and Hygiene Links to

Health .www.wikipedia.com.

23