Preskas Skizofrenia Paranoid

28
PRESENTASI KASUS INDIVIDU Skizofrenia Paranoid Oleh : Nama : Ratu Qurroh `Ain NIM : 1110103000074 Pembimbing : dr. W.D. Wulandari, Sp. KJ KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRI RS.Dr. H. MARZOEKI MAHDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

description

Skizofrenia Paranoid

Transcript of Preskas Skizofrenia Paranoid

PRESENTASI KASUS INDIVIDUSkizofrenia Paranoid

Oleh :Nama : Ratu Qurroh `AinNIM : 1110103000074

Pembimbing :dr. W.D. Wulandari, Sp. KJ

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRI RS.Dr. H. MARZOEKI MAHDIPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA2015

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN Nama: Tn. M.N.No. Rekam Medis : 255487Jenis Kelamin: Laki-lakiUmur: 22tahunTanggal Lahir: 13 Juli 1991Agama: IslamSuku bangsa /Negara : Sunda / IndonesiaStatus Pernikahan: Belum MenikahPendidikan Terakhir: Tamat SDPekerjaan: PemulungAlamat:Kampung BabakanTanggal Masuk RS: UGD RSMM tanggal 16 April 2015Masuk Bangsal Kresna: 16 April 2015Masuk Bangsal Gatot Kaca : 19 April 2015

II. RIWAYAT PSIKIATRIAutoanamnesis UGD RSMM tanggal 16 April 2014 Bangsal Gatot Kaca tanggal 22 April 2014 Bangsal Gatot Kaca tanggal 23April 2014Alloanamnesis keluarga (Ibu) UGD RSMM tanggal 16 April 2014

A. Keluhan Utama Pasien dibawa ke UGD RSMM karena marah-marah dan menendang bapaknyasejak 1 hari SMRS.

B. Riwayat Gangguan SekarangPasien dibawa ke UGD RSMM tanggal 16 April 2015diantar oleh ibu pasienkarena menurut keluarga, pasien sering marah-marah dan menendang bapaknya sejak 1 hari SMRS. Menurut pasien sendiri, pasien tidak marah-marah dan alasannya menendang bapaknya adalah karena bapaknya terlihat oleh pasien sebagai maling.Pasien merasa dikejar-kejar oleh maling yang berkeliaran di luar rumah. Pada malam tersebut pasien menyatakan telah menangkap 120 maling dan menyerahkannya ke polisi. Pasien menyatakan memiliki kekuatan yang langsung berasal dari Tuhan.Menurut keluarga, saat 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien menyeret ayahnya yang sedang tidur di malam hari, pasien pun melempar ayahnya keluar rumah dan memukul ayahnya hingga kesakitan. Selain itu pasien juga merusak alat-alat rumah tangga dan membanting pintu hingga pintunya rusak. Keluarga pasien menyatakan bahwa pasien menunjukkan gejala setelah putus obat selama 5 bulan. Keluarga mengatakan penyebab pasien putus obat adalah keluarga tidak mampu membeli obat dan tidak memiliki BPJS.Pasien mengatakan bahwa belakangan ini tetangga pasien tidak menyukai dirinya dan iri akan keberhasilan usaha pasien di bidang pengumpulan barang bekas. Pasien juga meyakini bahwa tetangga pasien membicarakan dan menjelek-jelekkan pasien. Alasan pasien meyakini hal tersebut karena adanya bisikan-bisikan yang menyatakan bahwa dia dibenci oleh orang-orang di sekitar karena usahanya yang maju.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat Psikiatri SebelumnyaPada tahun 2010 (usia pasien 19 tahun), keluarga mengatakan bahwa untuk pertama kalinya pasien mulai berbicara sendiri yang sulit dimengerti dan menjadi mudah marah. Selain itu pasien pergi dari rumah selama 3 minggu namun dapat pulang lagi dengan selamat. Setibanya di rumah, seminggu kemudian pasien kembali hilang selama 6 hari dan ditemukan oleh tetangga pasien dalam kondisi kepala berdarah. Keluarga mengatakan pasien mengalami kecelakaan di jalan dan mendapatkan 7 jahitan di kepala. Setelah itu pasien dibawa ke IGD RS Marzoeki Mahdi oleh orangtua pasien dan dirawat disana. Selama 1 minggu perawatan pasien kabur dan pulang ke rumah menurut keluarga kondisi pasien membaik. Pada tahun 2013 (usia pasien 22 tahun), keluarga mengatakan pasien kembali menunjukkan gejala seperti marah-marah, tertawa sendiri dan berbicara sendiri. Keluarga juga mengatakan pasien sering keluyuran. Setibanya di rumah, pasien mencekik leher dan menginjak ayahnya yang sedang melaksanakan shalat di mesjid. Pasien juga naik ke atas rumah tetangga pasien dan melempar genteng rumah tetangganya. Setelah itu pasien dibawa kembali ke RS Marzoeki Mahdi. Saat itu pasien mengatakan bahwa ada yang meledek pasien, serta banyak orang jahat di luar rumah. Pasien juga mengatakan mendengar suara yang mengatakan bahwa tetangga pasien tidak suka terhadap pasien, selain itu pasien juga mengatakan melihat bayangan berwujud kuntilanak.

2. Riwayat Penyakit Medis LainnyaPasien pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan kepalanya di jahit saat 5 tahun yang lalu. Pasien tidak pernah mengalami penyakit berat lainnya seperti kencing manis, tekanan darah tinggi,stroke, kejang-kejang dan demam tinggi.3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan AlkoholPasien tidak pernah mengonsumsi narkoba dan alkohol. Pasien juga tidak merokok.

Grafik Perjalanan Penyakit

D. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat Prenatal dan PerinatalPasien merupakan anak pertamadari empat bersaudara.Pasien lahir secara normal, umur kehamilan cukup bulan, tidak ada trauma lahir,dan cacat bawaan.2. Masa Kanak Awal (0 3 tahun)Tumbuh kembang pasien normal seperti anak-anak seusianya. Pasien tidak pernah menderita penyakit serius dan tergolong anak yang sehat. Pasien tidak pernah mengalami panas tinggi dan kejang.3. Masa KanakPertengahan (3 11 tahun)Tidak ada keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan selama pasien bersekolah sampai kelas 6 SD.Pasien mau belajar. Pasien memiliki teman namun tidak mempunyai teman dekat. Pasien anak penurut. Pasien sangat takut kepada ayahnya karena ayah pasien mendidik dengan keras. Ayah pasien melarang pasien bermain di luar rumah. Ayah pasien juga selalu memarahi pasien dengan kata-kata kasar sejak pasien kecil.

4. Masa Kanak Akhir (Pubertas sampai Remaja)a. Hubungan Sosial Pasien memiliki sifat yang tertutup terhadap keluarga. Pasien memiliki masalah dengan ayah pasien karena ayah pasien selalu bertindak kasar dan tidak pernah mengikuti keinginan pasien. Pasien tidak memiliki teman dekat.b. Riwayat Sekolah Pasien hanya bersekolah hingga kelas 6 SD. Pasien tidak melanjutkan sekolah karena masalah ekonomi. c. Perkembangan Kognitif dan Motorik Pasien dapat membaca, menulis, dan berhitung dengan baik.d. Problem Emosi atau Fisik Khusus Masa RemajaPasien tidak pernah terlibat perkelahian dengan temannya. e. Riwayat PsikoseksualSelama masa remaja tidak memiliki pacar. Namun pasien memiliki ketertarikan dengan lawan jenis.f. Latar Belakang Agama Kedua orang tua beragama Islam.Pasien dididik mengenal agama Islam sejak kecil dengan baik. Pasien pernah masuk pesantren selama 2 bulan namun berhenti karena masalah biaya.

5. Riwayat Masa Dewasaa. Riwayat Pekerjaan Setelah keluar dari pesantren, pasien bekerja sebagai pemulung. Dalam pekerjaannya tidak ada masalah dengan teman sesama pemulungnya. Hingga sebelum masuk RS pasien masih memulung dengan penghasilan Rp 500.000,- per bulan.b. Aktivitas Sosial Pasien memiliki teman namun tidak mempunyai teman dekat. Hubungannya dengan tetangga sekitar rumah cukup.

c. Kehidupan Psikoseksual/PernikahanPasien belum menikah. Menurut ibu pasien, pasien ingin segera menikah namun karena kendala penyakitnya tersebut sehingga belum dapat menikah. Pasien menyatakan ingin menikah setelah sembuh dan keluar dari RS.d. Riwayat Kehidupan BeragamaPasien dan keluarganya beragama Islam. Menurut keterangan pasien, dirinya rajin melaksanakan shalat lima waktu dan shalat dhuha.e. Riwayat Pelanggaran HukumPasien tidak pernah terlibat dalam proses pengadilan yang berkaitan dengan hukum.

E. Riwayat KeluargaSejak lahir pasien diasuh oleh ibu dan ayahnya, pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara.Ketiga adik pasien adalah perempuan. Saat ini ayah pasien berumur 81 tahun, bekerja sebagai petani. Saat mudanya ayah pasien bekerja di hotel. Ibu pasien berumur 45 tahun dan bekerja sebagai ibu rumah tangga. Adik perempuannya yang pertama telah menikah 1 tahun lalu dan tinggal di Bandung bersama suaminya. Adik kedua dan ketiganya masih tinggal satu rumah bersama pasien dan orangtua pasien. Adik ketiganya berumur 16 tahun dan kini berdagang baju di pasar Cisarua. Adiknya yang terakhir masih sekolah di SMP kelas 2 berumur 14 tahun.

Genogram Keluarga Pasien

F. Riwayat Sosial EkonomiSebelumnya pasien bekerja sebagai pemulung. Hingga sebelum masuk RS pasien masih memulung dengan penghasilan Rp 500.000,- per bulan. Pasien mengatakan dari hasil penghasilannya masih dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-harinya serta memberi uang untuk orangtua dan adiknya.

G. Persepsi Tentang Dirinya dan Kehidupannya1. Impian:Pasien ingin menjadi seorang boss rongsokan, karena menurutnya pekerjaan tersebutlah yang telah menghidupinya hingga saat ini sampai bisa memberikan uang untuk orangtua serta adiknya. 2. Sistem nilai:Pasien menyadari bahwa dirinya sedang sakit3. Dorongan kehendak:Pasien ingin segera keluar dari rumah sakit karena ingin bekerja, pasien kapok tidak minum obat sehingga ketika sudah keluar rumah sakit ingin rajin minum obat.4. Hal yang menjadi sumber kemarahan atau frustasi dan yang membuat bahagia atau senang.Pasien merasa sedih karena belum bisa menikah akibat penyakitnya ini.5. Persepsi lingkungan terhadap dirinya:Keluarga pasien merasa ada yang berubah pada pasien sejak 5 tahun yang lalu. Pasien menjadi penyendiri dan jarang berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Ibunya merasa sedih dengan keadaan anaknya karena anaknya menjadi mudah tersinggung dan sering marah-marah, jarang tidur dan jarang makan serta selalu curiga dengan orang-orang di sekitar.

III. STATUS MENTALAutoanamnesis di IGD Psikiatri pada tanggal 16April 2015, dan di bangsal Gatotkaca pada tanggal 22April 2015.

A. Deskripsi Umum1. Penampilan Pasien seorang laki-laki, berusia 22 tahun, berpenampilan fisik sesuai dengan usianya.Kulit sawo matang. Rambut dipotong pendek. Pasien memakaikaus lengan pendek berwarna biru, memakai sarung berwarna cokelatdan menggunakan alas kaki sendal. Kebersihan dan kerapihan diri cukup baik. Kuku pendek terpotong rapi tidak hitam dan tidak kotor.2. Kesadaran 0. Kesadaran neurologic / biologic: Compos mentis0. Kesadaran psikologis: Terganggu0. Kesadaran sosial: Terganggu

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor Sebelum wawancara, pasien sedang mandi di bangsal. Saat ditemui, kontak mata adekuat. Selama wawancara pasien tenang, tidak ada perilaku stereotipik, hiperaktivitas, agitasi aktivitas tanpa tujuan maupun perlembatan pergerakan tubuh. Setelah wawancara pasien kembali melanjutkan kegiatan di bangsal.

4. Pembicaraan Pembicaraan spontan, intonasi jelas, volume sedang, artikulasi jelas, kuantitas cukup, terkadang memakai bahasa sunda.5. Sikap Terhadap PemeriksaSelama wawancara pasien kooperatif.

B. Alam Perasaan 1. Afek : sesuai2. Mood: eutimik3. Keserasian : serasi antara pembicaraan dengan ekspresi wajah 4. Empati : dapat diraba rasakan

C. Fungsi Intelektual1. Taraf Pendidikan, Pengetahuan dan KecerdasanTaraf Pendidikan: SDPengetahuan Umum :Cukup baik (pasien dapat menyebutkan siapa nama presiden sekarang)Kecerdasan: Cukup baik (pasien dapat menjawab beberapa pertanyaan perhitungan sederhana) 2. Daya Konsentrasi Buruk (pasien tidak dapat mengurangi 100 dengan 7 secara berurut)3. Orientasi Daya Orientasi Waktu: Baik (pasien dapat menyebutkan sekarang siang atau malam, dapat mengidentifikasi hari, bulan dan tahun)Daya Orientasi Tempat: Baik (pasien mengetahui dirinya berada di Ruang perawatan Gatotkaca, Rumah Sakit Marzoeki Mahdi)Daya Orientasi Personal: Baik (pasien mengetahui siapa yang memeriksanya)

4. Daya Ingat Daya Ingat Jangka Panjang : Baik(masih ingat sekolah SD dan SMP pasien bersekolah dulu)Daya Ingat Jangka Pendek : Baik (pasieningat hari ini makan berapa kali dan lauk makan apa saja)Daya Ingat Sesaat: Baik (pasien mampu mengingat nama pemeriksa setelah beberapa menit)5. Pikiran AbstrakBaik (saat wawancara pasien dapat menyebutkan persamaan antara apel dan jeruk)6. Kemampuan Menolong DiriBaik (pasien dapat mandi dan makan sendiri)

D. Gangguan PersepsiDitemukan gangguan persepsi saat wawancara, terdapat halusinasi visual berupa saat 3 tahun yang lalu melihat bayangan-bayangan kuntilanak namun sekarang melihat bayangan maling. Pasien juga terdapat halusinasi auditorik berupa suara-suara yang meledeknya.

E. Pikiran 1. Proses/Bentuk PikirProduktivitas:SpontanKontinuitas Pikiran: Assosiasi longgarHendaya Berbahasa: Tidak ada 2. Isi Pikir Preokupasi : Ada (pasien menyatakan keinginannya untuk pulang)Waham : Kebesaran (Pasien menyatakan memiliki kekuatan langsung dari Tuhan untuk menangkap maling-maling dan menyerahkannya ke polisi), Rujukan (Pasien meyakini bahwa tetangga pasien membicarakan dan menjelek-jelekkan pasien), Kejar (Pasien merasa dikejar-kejar oleh maling yang berkeliaran di luar rumah)F. Pengendalian Impuls Baik (pasien bisa mengendalikan emosi dan amarahnya)

G. Daya Nilai 1. Daya Nilai SosialBaik (ketika diberi pertanyaan mengenai apakah marah-marah pada orang tua itu baik atau tidak, pasien menjawab hal tersebut tidak baik).2. Uji Daya NilaiBaik (ketika diberi pertanyaan mengenai apabila dia menemukan dompet ditengah jalan yang ada identitas pemiliknya apa yang akan dia lakukan, pasien mengatakan bahwa dia akan menyerahkannya ke pemiliknya).3. Penilaian RealitaBaik, pasien dapat mengetahui perbedaan antara halusinasi dengan dunia nyata.

H. Tilikan Tilikan derajat 4(pasien tidak mengetahui penyakit yang dia alami namun pasien ingin berobat untuk sembuh)

I. Taraf Dapat DipercayaDapat dipercaya

IV. STATUS FISIKPemeriksaan fisik di UGD Psikiatri pada tanggal 16April 2014

A. Status InternusKeadaan umum: BaikKesadaran: Kompos mentisTekanan darah: 110/70 mmHgFrekuensi napas: 20x/menitFrekuensi nadi: 96 x/menitSuhu: afebrisStatus gizi: Gizi Baik (BMI 27 kg/m2)BB xxx cm, BB = xx kgKulit: Sawo matangKepala: Tidak ada deformitasRambut: Hitam, pendek, cepakMata: Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterikTHT: AS d.b.n AD d.b.nGigi dan mulut: Dalam batas normalLeher: Pembesaran KGB (-)Jantung: Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)Paru: Simetris, vesikuler, rhonki -/-, wheezing-/-Abdomen: Datar, supel, bising usus normal, hepatomegali (-)Ekstremitas: Akral hangat, edema (-)B. Status NeurologisGCS: 15 (E4,V5,M6)Tanda rangsang meningeal: (-)Pupil: Bulat, isokor.Nervus kranialis: kesan parese (-)Motorik: Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada gangguan keseimbangan dan koordinasiSensorik: Tidak ada gangguan sensibilitasReflex fisiologis: NormalReflex patologis: (-)Gejala ekstrapiramidal : (-)Gaya berjalan dan postur tubuh: baikStabilitas postur tubuh: baikTremor di kedua tangan : (-)V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAPasien dibawa ke UGD RSMM tanggal 16 April 2015 diantar oleh ibu pasien karena menurut keluarga, pasien sering marah-marah dan menendang bapaknya sejak 1 hari SMRS. Menurut pasien sendiri, pasien tidak marah-marah dan alasannya menendang bapaknya adalah karena bapaknya terlihat oleh pasien sebagai maling. Pasien merasa dikejar-kejar oleh maling yang berkeliaran di luar rumah. Pada malam tersebut pasien menyatakan telah menangkap 120 maling dan menyerahkannya ke polisi. Pasien menyatakan memiliki kekuatan yang langsung berasal dari Tuhan. Menurut keluarga, saat 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien menyeret ayahnya yang sedang tidur di malam hari, pasien pun melempar ayahnya keluar rumah dan memukul ayahnya hingga kesakitan. Selain itu pasien juga merusak alat-alat rumah tangga dan membanting pintu hingga pintunya rusak. Keluarga pasien menyatakan bahwa pasien menunjukkan gejala setelah putus obat selama 5 bulan. Keluhan pasien ini sudah terjadi sejak 5 tahun yang lalu.

Pada status mental ditemukan: Penampilan Pasien seorang laki-laki, berusia 22 tahun, berpenampilan fisik sesuai dengan usianya.Kulit sawo matang. Rambut dipotong pendek. Pasien memakaikaus lengan pendek berwarna biru, memakai sarung berwarna cokelat dan menggunakan alas kaki sendal. Kebersihan dan kerapihan diri cukup baik. Kuku pendek terpotong rapi tidak hitam dan tidak kotor. Kesadaran: Compos mentis Perilaku dan Aktivitas Psikomotor Kontak mata adekuat, tenang, tidak ada perilaku stereotipik, hiperaktivitas, agitasi aktivitas tanpa tujuan maupun perlembatan pergerakan tubuh. Pembicaraan: spontan, volume cukup, lancar, terkadang memakai bahasa sunda. Sikap Terhadap Pemeriksa: kooperatif Alam Perasaan Afek : sesuai Mood: eutim Keserasian : serasi antara pembicaraan dengan ekspresi wajah Empati : dapat diraba rasakan Taraf Pendidikan, Pengetahuan dan Kecerdasan: Cukup baik Daya Konsentrasi :Baik Orientasi: Baik Daya Ingat: Baik Pikiran Abstrak: Baik Kemampuan Menolong Diri: Baik Gangguan Persepsi: Tidak ditemukan adanya gangguan persepsi Pikiran Proses/Bentuk Pikir: Spontan, Assosiasi longgar Isi Pikir : Waham kejar, kebesaran dan rujukan Pengendalian Impuls: Kurang Baik Daya Nilai Daya Nilai Sosial: Baik Uji Daya Nilai: Baik Penilaian Realita: Tidak terganggu Tilikan: Derajat 4 Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

VI. FORMULASI DIAGNOSTIKDiagnosis Aksis I :Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala, riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu, gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.Pasien tidak mempunyai riwayat penggunaan napza. Sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.Pasien juga pernah mengalami halusinasi auditorik, halusinasi visual dan gangguan isi pikir berupa waham kebesaran, rujukan dan kejar terdapat perilaku kacauseperti marah-marah,sering keluyuran dan mengganggu orang-orang disekitarnya (pernah mencekik dan menendang bapaknya). Sehingga diagnosis skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham (F20-29) belum dapat disingkirkan.Diagnosis lebih diberatkan pada F20.0 yaitu Skizofrenia Paranoid, dimana gejala pada pasien tersebut memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia dengan gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik relatif tidak menonjol.

Diagnosis Aksis II :Pada pasien tidak terdapat ciri kepribadian sehingga tidak ada diagnosis pada aksis ini.

Diagnosis Aksis III :Pada pasien tidak terdapat gangguan medis lainnya sehingga tidak ada diagnosis pada aksis ini.

Diagnosis Aksis IV :Pasien memiliki ayah yang mendidiknya keras bahkan sering menggunakan kata-kata kasar. Dengan demikian, diagnosis aksis IV adalah masalah dengan primary support group (keluarga).

Diagnosis Aksis V :Berdasarkan skala Global Assesment of Functioning (GAF) dalam satu tahun terakhir atau the highest level past year (HLPY) didapatkan nilai 71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, dll). Skala GAF pada saat pemeriksaan (current) didapatkan nilai81 (gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa).

VII. EVALUASI MULTIAKSIALAksis I:F20.0 Skizofrenia ParanoidAksis II: Z03.2 Tidak ada diagnosisAksis III: Z03.2 Tidak ada diagnosisAksis IV: Masalah dengan primary support group (keluarga)Aksis V: GAF HLPY 71GAFCurrent 81

VIII. DAFTAR PROBLEMOrganobiologis:tidak terdapat faktor herediter dan gangguan organikPsikologi: tidak terdapat gangguan dalam daya nilai sosial dan uji daya nilai, dan RTA juga tidak mengalami gangguanSosiobudaya:hendaya dalam fungsi sosial

IX. PROGNOSISQuo ad vitam: BonamQuo ad functionam: Dubia ad bonamQuo ad sanactionam: Dubia ad malam

A. Faktor yang mendukung prognosis1. Ibu mendukung pengobatan yang akan direncanakan pada pasien2. Pencetus kondisi pasien diketahui pasti3. Tidak terdapat faktor herediter

B. Faktor yang memperburuk prognosis1. Kehidupan sosio ekonomi yang rendah2. Latar pendidikan rendah3. Ayah yang berperilaku kasar

X. PENATALAKSANAAN Psikofarmaka:1. Risperidon 2 x 2 mg2. Haloperidol 3 x 5 mg Psikoterapi: Memberi edukasi pada pasien agar pasien memahami kondisi penyakitnya sehingga pasien menyadari bahwa dia membutuhkan pengobatan yang lama dan teratur. Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur. Sosioterapi: 1. Memberi nasehat kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan pasien dan selalu memberi dukungan kepada pasien, mengikut sertakan pasien dalam kegiatan RSJ Marzoeki Mahdi agar dapat berinteraksi dengan baik, juga pendalaman agama sesuai dengan kepercayaannya1. Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke RS Marzoeki Mahdi yang terdekat dan mengambil obat secara teratur.1. Mendukung pekerjaan pasien sebagai pemulung setelah keluar dari RS Marzoeki Mahdi untuk menambah penghasilan ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Maslim, Rusdi.Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ - III Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmadjaya. 2001.Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. edisi ketiga. 2001. Elvira D Sylvia. Buku Ajar psikiatri. Jakarta : Badan Penerbit FKUI. 2010