preskas mirza.ppt

38
Kasus Poli Presentan RYAN MIRZA Pembimbing dr. Nur Astini , Sp.S

description

w

Transcript of preskas mirza.ppt

Kasus Poli

PresentanRYAN MIRZA

Pembimbingdr. Nur Astini , Sp.S

PENDAHULUAN

• Salah satu masalah dalam penanggulangan epilepsi ialah menentukan dengan pasti diagnosis epilepsi oleh karena sebelum pengobatan dimulai diagnosis epilepsi harus ditegakkan dulu (Mardjono, 2003). Diagnosis dan pengobatan epilepsi tidak dapat dipisahkan sebab pengobatan yang sesuai dan tepat hanya dapat dilakukan dengan diagnosis epilepsi yang tepat pula (Oguni, 2004).

• Diagnosis epilepsi berdasarkan atas gejala dan tanda klinis yang karakteristik. Jadi membuat diagnosis tidak hanya berdasarkan dengan beberapa hasil pemeriksaan penunjang diagnostik saja, justru informasi yang diperoleh sesudah melakukan wawancara yang lengkap dengan pasien maupun saksi mata yang mengetahui serangan kejang tersebut terjadi dan kemudian baru dilakukan pemeriksaan fisik & neurologi . Begitu diperkirakan diagnosis epilepsi telah dibuat barulah dilanjutkan pemeriksaan tambahan untuk memastikan diagnosis dan mencari penyebabnya, lesi otak yang mendasari , jenis serangan kejang dan sindrom epilepsi (Anonymous, 2003)

•  

LAPORAN KASUS

• Nama : Tn F• Umur : 24 tahun• Alamat : Laweung, Pidie• Agama : Islam• Status Perkawinan : Belum kawin• Suku : Aceh• Nomor CM : 969796• Pekerjaan : Belum kerja• Tanggal Pemeriksaan : 19 September 2013

Anamnesis

Keluhan Utama: Riwayat kejang berulang

Riwayat Penyakit Sekarang• Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan riwayat kejang

berulang sejak 1 minggu SMRS. Frekuensi kejang sebanyak 5 kali dalam satu hari lama kejang sekitar 3 menit, diantara kejang pasien masih sadar. Pola kejang berbeda. Saat pertama mengalami kejang diawali dengan perasaan pusing berputar dan rasa tertarik dari sisi kiri, kemudian pasien terjatuh namun pasien masih, pada saat jatuh pasien sulit bernapas disertai rasa tertarik pada lidah, pada kedua tangan terasa kaku seperti menggenggam serta pada kaki seperti mengayuh, pada kejang yang ketiga pasien merasakan rasa tertarik ke kiri pada sebagian tubuh mulai dari muka, tangan dan kaki. Pasien juga tidak merasakan gejala sakit kepala, penglihatan kabur, melihat cahaya.

Serangan berawal dari pasien merasa lemas sebelum kejang. Proses kejang berawal dari anggota gerak kiri kemudian pada kejang yang ketiga kejang menyeluruh. Setelah serangan pasien merasa lemas. Pasien tidak mengetahui pencetus dari kejang tersebut

Riwayat Penyakit Keluarga: ayah stroke, abang kejang disertai kelumpuhan.

Riwayat Penyakit Dahulu:riwayat kejang demam 1x pada usia 7 tahun riwayat trauma kepala disangkal.riwayat hipertensi positifriwayat diabetes positifriwayat stroke berulang

Riwayat PengobatanCarbamazepin 2x200mg

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : BaikKesadaran : Compos mentisTekanan Darah : 110/70 mmHgNadi : 84 x/menitSuhu : 36,2 oCPernafasan : 18 x/menitBerat Badan : 70 kgTinggi Badan : 170 cmKeadaan Gizi: Normal

Status Internus

Warna : Sawo MatangTurgor : Cepat KembaliParut cacar : negatifCyanosis : negatifIcterus : negatifOedema : negatifAnemia : negatif

Kulit

Status Internus

Rambut : Hitam, sukar dicabutWajah : simetris, oedema (-), deformitas (-)Mata : Conjunctiva pucat (-/-), ikterik (-/-), sekret (-/-),

refleks cahaya (+/+), Pupil bulat isokor 3 mm/3mmTelinga : Serumen (-/-)Hidung : Sekret (-/-)

Kepala

Status Internus

Bibir : Simetris, bibir pucat (-), mukosa basah (+), sianosis (-)Lidah : Tremor (-), hiperemis (-)Tonsil : Hiperemis (-/-), T1 – T1Faring : Hiperemis (-)

Mulut

LeherInspeksi : Simetris, retraksi (-)Palpasi : TVJ R-2 cmH2O, Pembesaran KGB (-)

Status Internus

InspeksiStatis : Simetris, bentuk normochestDinamis : Pernafasan thoracoabdominal, retraksi

suprasternal (-), retraksi intercostal (-), retraksi epigastrium (-)

Thorax

Status Internus

Thorax

Status Internus

Thorax

Status Internus

Jantung

Status Internus

Inspeksi : Simetris, distensi (-), vena kolateral (-)

Palpasi : Nyeri Tekan (-), defans muscular (-)Hepar : tidak terabaLien : tidak terabaGinjal : Ballotement (-)

Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)

Auskultasi : Peristaltik normal

Abdomen

Status Internus

Genitalia : Tidak diperiksa

Anus : Tidak diperiksa

Tulang Belakang Bentuk : Simetris

Kelenjar Limfe Pembesaran KGB : negatif

Status Neurologis

GCS : E4 M6 V5Pupil : Isokor, bulat, ukuran 3 mm/3 mmReflek Cahaya : Langsung (+/+), tidak langsung (+/+)TRM : (-)TIK : (-)

Status Neurologis

Nervus Cranialis

Kelompok Optik

Status Neurologis

Nervus Cranialis

Status Neurologis

Nervus Cranialis

Kelompok MotorikNervus V (fungsi motorik)

Membuka Mulut : dalam batas normalMenggigit dan mengunyah : dalam batas normal

Nervus VII (fungsi motorik)Mengerutkan dahi : dalam batas normalMenutup Mata : dalam batas normalMenggembungkan pipi : dalam batas normalMemperlihatkan gigi : dalam batas normalSudut bibir : simetris

Status Neurologis

Nervus Cranialis

Nervus IX (fungsi motorik)Bicara : dalam batas normalReflek menelan : tidak mengalami gangguan

Nervus XI (fungsi motorik)Mengangkat bahu : dalam batas normalMemutar kepala : dalam batas normal

Nervus XII (fungsi motorik)Artikulasi lingualis : dalam batas normalMenjulurkan lidah : dalam batas normal

Status Neurologis

Nervus Cranialis

Kelompok Sensoris

Nervus I (fungsi penciuman) : kesan normalNervus V (fungsi sensasi wilayah): kesan normalNervus VII (fungsi pengecapan) : kesan normalNervus VIII (fungsi pendengaran) : kesan normal

Status Neurologis

Nervus Cranialis

BadanMotorik

Gerakan Respirasi : Abdominotorakal Gerakan Columna Vertebralis : Simetris Bentuk Columna Vertebralis : Kesan simetris 

SensibilitasRasa Suhu : dalam batas normalRasa nyeri : dalam batas normalRasa Raba : dalam batas normal

Status Neurologis

Nervus Cranialis

Anggota Gerak AtasMotorik Kanan Kiri

Pergerakan positif positif Kekuatan 5555 5555Tonus positif positif

 Reflek Kanan Kiri

Bisceps positif positifTrisceps positif positif

Status Neurologis

Anggota Gerak BawahMotorik Kanan Kiri

Pergerakan positif positifKekuatan 5555 5555Tonus positif positif

 Reflek Kanan Kiri

Patella positif positifAchilles positif positifBabinski negatif negatifChaddok negatif negatifGordon negatif negatifOppenheim negatif negatif

Status Neurologis

Anggota Gerak BawahMotorik Kanan Kiri

Pergerakan positif positifKekuatan 5555 5555Tonus positif positif

 Reflek Kanan Kiri

Patella negatif negatifAchilles negatif negatifBabinski negatif negatifChaddok negatif negatifGordon negatif negatifOppenheim negatif negatif

Status Neurologis

Klonus Kanan KiriPaha negatif negatifKaki negatif negatif

Tanda Laseque negatif negatifTanda Kernig negatif negatifTanda Patrick negatif negatif

SensibilitasRasa Suhu : dbnRasa nyeri : dbn Rasa Raba : dbn

Status Neurologis

Gerakan Abnormal : negatif

Fungsi VegetatifA.Miksi : inkontinensia urin (-)B.Defekasi : inkontinensia alvi (-)

Epilepsi post trauma

DIAGNOSA

Fenitoin 3 x 100 mg Carbamazepin 1 x 100 mgSohobion 2 x 1

TERAPI

Pemeriksaan Penunjang

PROGNOSIS

Kumpulan gejala dan tanda klinis, ditandai oleh bangkitan (seizure) berulang akibat gangguan fungsi otak secara intermitten.Terjadi oleh lepas muatan listrik abnormal dan berlebihan di neuron – neuron secara paroksismal.Memiliki berbagai etiologi.

Definisi

Idiopatik Causa : (-)Predisposisi genetik

Kriptogenik Causa : (-)Lesi SSP : (+)

Simtomatik Causa: Lesi SSP

Trauma KepalaInfeksi SSPKelainan KongenitalLesi Desak RuangGangguan vaskular otakToksik (alkohol, obat)MetabolikKelainan Neurodegeneratif

Etiologi kasus ini : trauma kepala

Etiologi

Ditegakkan Atas Dasar : Bangkitan Epilepsi Berulang (Min.2x) + EEG ( Gbr-an Epileptiform)Urutan Pemeriksaan:1. Anamnesis2. Pemeriksaan Fisik : Umum & Neurologik 3. Pemeriksaan Penunjanga)EEGb)Brain imaging

- MRI - CTScan

c) Laboratorium

Diagnosis

KESIMPULAN Diagnosa epilepsi dapat ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda klinis dalam bentuk bangkitan epilepsi berulang (minimal 2 kali). Pemeriksaan EEG yang normal belum tentu menyingkirkan diagnosa epilepsi. Pemeriksaan CT-Scan dan MRI dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan organik yang dapat menyebabkan epilepsi. Terapi farmakologi epilepsi tergantung pada tipe serangan terapi non farmakologi berupa edukasi tentang kepatuhan berobat dan penjelasan tentang penyakit epilepsi.

TERIMA KASIH