PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan...

239
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan kedaulatan rakyat atas dasar kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, perlu mewujudkan lembaga permusyawaratan rakyat, lembaga perwakilan rakyat, dan lembaga perwakilan daerah yang mampu mengejawantahkan nilai-nilai demokrasi serta menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara; b. bahwa untuk mewujudkan lembaga permusyawaratan rakyat, lembaga perwakilan rakyat, dan lembaga perwakilan daerah sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menata Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; c. bahwa untuk mengembangkan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, perlu mewujudkan lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai penyelenggara pemerintahan daerah bersama-sama dengan pemerintah daerah yang mampu mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia; d. bahwa dalam rangka peningkatan peran dan tanggung jawab lembaga permusyawaratan rakyat, lembaga perwakilan rakyat, lembaga perwakilan daerah sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah perlu diganti; e. bahwa . . .

Transcript of PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan...

Page 1: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 27 TAHUN 2009

TENTANG

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan kedaulatan rakyat atas dasarkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaandalam permusyawaratan/perwakilan, perlu mewujudkanlembaga permusyawaratan rakyat, lembaga perwakilanrakyat, dan lembaga perwakilan daerah yang mampumengejawantahkan nilai-nilai demokrasi serta menyerapdan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuaidengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa danbernegara;

b. bahwa untuk mewujudkan lembaga permusyawaratanrakyat, lembaga perwakilan rakyat, dan lembagaperwakilan daerah sebagaimana dimaksud dalam huruf a,perlu menata Majelis Permusyawaratan Rakyat, DewanPerwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan DewanPerwakilan Rakyat Daerah;

c. bahwa untuk mengembangkan kehidupan demokrasidalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, perlumewujudkan lembaga perwakilan rakyat daerah sebagaipenyelenggara pemerintahan daerah bersama-sama denganpemerintah daerah yang mampu mengatur dan mengurusurusan pemerintahan dan kepentingan masyarakatsetempat berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistemNegara Kesatuan Republik Indonesia;

d. bahwa dalam rangka peningkatan peran dan tanggungjawab lembaga permusyawaratan rakyat, lembagaperwakilan rakyat, lembaga perwakilan daerah sesuaidengan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003tentang Susunan dan Kedudukan MajelisPermusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan RakyatDaerah perlu diganti;

e. bahwa . . .

Page 2: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 2 -

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlumembentuk Undang-Undang tentang MajelisPermusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan RakyatDaerah;

Mengingat: Pasal 1 ayat (2), Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5 ayat (1), Pasal 7A,Pasal 7B, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 11, Pasal 13, Pasal 18ayat (3), Pasal 19, Pasal 20 ayat (1), Pasal 20A, Pasal 21,Pasal 22B, Pasal 22C, Pasal 22D, Pasal 22E ayat (2), ayat (3)dan ayat (4), Pasal 23E, Pasal 23F, Pasal 24C ayat (2), danPasal 37 Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATANRAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWANPERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYATDAERAH.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat, selanjutnya disingkatMPR, adalah Majelis Permusyawaratan Rakyatsebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Dewan Perwakilan Rakyat, selanjutnya disingkat DPR,adalah Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana dimaksuddalam Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945.

3. Dewan . . .

Page 3: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 3 -

3. Dewan Perwakilan Daerah, selanjutnya disingkat DPD,adalah Dewan Perwakilan Daerah sebagaimana dimaksuddalam Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, selanjutnya disingkatDPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerahsebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945.

5. Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umumprovinsi, dan Komisi Pemilihan Umum kabupaten/kota,selanjutnya disingkat KPU, KPU provinsi, dan KPUkabupaten/kota adalah KPU, KPU provinsi, dan KPUkabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam undang-undang mengenai penyelenggara pemilihan umum.

6. Badan Pemeriksa Keuangan, selanjutnya disingkat BPK,adalah lembaga negara yang bertugas memeriksapengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negarasebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945.

7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnyadisingkat APBN, adalah rencana keuangan tahunanpemerintahan negara yang ditetapkan dengan undang-undang.

8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnyadisingkat APBD, adalah rencana keuangan tahunanpemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturandaerah.

9. Hari adalah hari kerja.

BAB IIMPR

Bagian KesatuSusunan dan Kedudukan

Pasal 2

MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilihmelalui pemilihan umum.

Pasal 3

MPR merupakan lembaga permusyawaratan rakyat yangberkedudukan sebagai lembaga negara.

Bagian Kedua . . .

Page 4: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 4 -

Bagian KeduaTugas dan Wewenang

Pasal 4

MPR mempunyai tugas dan wewenang:

a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden hasilpemilihan umum;

c. memutuskan usul DPR untuk memberhentikan Presidendan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya, setelahMahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presidendan/atau Wakil Presiden terbukti melakukan pelanggaranhukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatantercela dan/atau terbukti bahwa Presiden dan/atau WakilPresiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presidendan/atau Wakil Presiden;

d. melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabilaPresiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidakdapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya;

e. memilih Wakil Presiden dari 2 (dua) calon yang diusulkanoleh Presiden apabila terjadi kekosongan jabatan WakilPresiden dalam masa jabatannya; dan

f. memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanyamangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapatmelakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secarabersamaan, dari 2 (dua) pasangan calon presiden danwakil presiden yang diusulkan oleh partai politik ataugabungan partai politik yang pasangan calon Presidendan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertamadan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya, sampaiberakhir masa jabatannya.

Pasal 5

(1) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4, MPR menyusun anggaran yangdituangkan dalam program dan kegiatan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam . . .

Page 5: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 5 -

(2) Dalam menyusun program dan kegiatan MPRsebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk memenuhikebutuhannya, MPR dapat menyusun standar biayakhusus dan mengajukannya kepada Pemerintah untukdibahas bersama.

(3) Pengelolaan anggaran MPR sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal MPRsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) MPR menetapkan pertanggungjawaban pengelolaananggaran MPR dalam peraturan MPR sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) MPR melaporkan pengelolaan anggaran sebagaimanadimaksud pada ayat (3) melalui Sekretariat Jenderal MPRkepada publik pada akhir tahun anggaran.

Bagian KetigaKeanggotaan

Pasal 6

(1) Keanggotaan MPR diresmikan dengan keputusanPresiden.

(2) Masa jabatan anggota MPR adalah 5 (lima) tahun danberakhir pada saat anggota MPR yang baru mengucapkansumpah/janji.

Pasal 7

(1) Anggota MPR sebelum memangku jabatannyamengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama yangdipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam sidangparipurna MPR.

(2) Anggota MPR yang berhalangan mengucapkansumpah/janji secara bersama-sama sebagaimanadimaksud pada ayat (1) mengucapkan sumpah/janji yangdipandu oleh pimpinan MPR.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengucapansumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) diatur dengan peraturan MPR tentang tata tertib.

Pasal 8 . . .

Page 6: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 6 -

Pasal 8

Sumpah/janji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 sebagaiberikut:

“Demi Allah (Tuhan) saya bersumpah/berjanji:

bahwa saya, akan memenuhi kewajiban saya sebagaianggota/ketua/wakil ketua Majelis Permusyawaratan Rakyatdengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, sesuai denganperaturan perundang-undangan, dengan berpedoman padaPancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

bahwa saya dalam menjalankan kewajiban akan bekerjadengan sungguh-sungguh, demi tegaknya kehidupandemokrasi, serta mengutamakan kepentingan bangsa dannegara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dangolongan;

bahwa saya akan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerahyang saya wakili untuk mewujudkan tujuan nasional demikepentingan bangsa dan Negara Kesatuan RepublikIndonesia.”

Bagian KeempatHak dan Kewajiban Anggota

Paragraf 1Hak Anggota

Pasal 9

Anggota MPR mempunyai hak:

a. mengajukan usul pengubahan pasal Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilankeputusan;

c. memilih dan dipilih;

d. membela diri;

e. imunitas;

f. protokoler; dan

g. keuangan dan administratif.

Paragraf 2 . . .

Page 7: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 7 -

Paragraf 2Kewajiban Anggota

Pasal 10

Anggota MPR mempunyai kewajiban:

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila;

b. melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 dan menaati peraturan perundang-undangan;

c. mempertahankan dan memelihara kerukunan nasionaldan menjaga keutuhan Negara Kesatuan RepublikIndonesia;

d. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentinganpribadi, kelompok, dan golongan; dan

e. melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakildaerah.

Bagian KelimaFraksi dan Kelompok Anggota MPR

Paragraf 1Fraksi

Pasal 11

(1) Fraksi adalah pengelompokan anggota MPR yangmencerminkan konfigurasi partai politik.

(2) Fraksi dapat dibentuk oleh partai politik yang memenuhiambang batas perolehan suara dalam penentuan perolehankursi DPR.

(3) Setiap anggota MPR yang berasal dari anggota DPR harusmenjadi anggota salah satu fraksi.

(4) Fraksi dibentuk untuk mengoptimalkan kinerja MPR dananggota dalam melaksanakan tugasnya sebagai wakilrakyat.

(5) Pengaturan internal fraksi sepenuhnya menjadi urusanfraksi masing-masing.

(6) MPR menyediakan sarana bagi kelancaran tugas fraksi.

Paragraf 2 . . .

Page 8: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 8 -

Paragraf 2Kelompok Anggota

Pasal 12

(1) Kelompok Anggota adalah pengelompokan anggota MPRyang berasal dari seluruh anggota DPD.

(2) Kelompok Anggota dibentuk untuk meningkatkanoptimalisasi dan efektivitas kinerja MPR dan anggota dalammelaksanakan tugasnya sebagai wakil daerah.

(3) Pengaturan internal Kelompok Anggota sepenuhnyamenjadi urusan Kelompok Anggota.

(4) MPR menyediakan sarana bagi kelancaran tugas KelompokAnggota.

Bagian KeenamAlat Kelengkapan

Pasal 13

Alat kelengkapan MPR terdiri atas:

a. pimpinan; dan

b. panitia ad hoc MPR.

Paragraf 1Pimpinan

Pasal 14

(1) Pimpinan MPR terdiri atas 1 (satu) orang ketua yangberasal dari anggota DPR dan 4 (empat) orang wakil ketuayang terdiri atas 2 (dua) orang wakil ketua berasal darianggota DPR dan 2 (dua) orang wakil ketua berasal darianggota DPD, yang ditetapkan dalam sidangparipurna MPR.

(2) Pimpinan MPR yang berasal dari DPR sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dipilih secara musyawarah untukmufakat dan ditetapkan dalam rapat paripurna DPR.

(3) Dalam hal musyawarah untuk mufakat sebagaimanadimaksud pada ayat (2) tidak tercapai, pimpinan MPR yangberasal dari DPR dipilih dari dan oleh anggota DPR danditetapkan dalam rapat paripurna DPR.

(4) Pimpinan . . .

Page 9: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 9 -

(4) Pimpinan MPR yang berasal dari DPD sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dipilih secara musyawarah untukmufakat dan ditetapkan dalam sidang paripurna DPD.

(5) Dalam hal musyawarah untuk mufakat sebagaimanadimaksud pada ayat (4) tidak tercapai, pimpinan MPR yangberasal dari DPD dipilih dari dan oleh anggota DPD sertaditetapkan dalam sidang paripurna DPD.

(6) Selama pimpinan MPR sebagaimana dimaksud padaayat (1) belum terbentuk, sidang MPR pertama kali untukmenetapkan pimpinan MPR dipimpin oleh pimpinansementara MPR.

(7) Pimpinan sementara MPR sebagaimana dimaksud padaayat (6) adalah Ketua DPR sebagai Ketua Sementara MPRdan Ketua DPD sebagai Wakil Ketua Sementara MPR.

(8) Pimpinan MPR ditetapkan dengan keputusan MPR.

Pasal 15

(1) Pimpinan MPR bertugas:

a. memimpin sidang MPR dan menyimpulkan hasil sidanguntuk diambil keputusan;

b. menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagiankerja antara ketua dan wakil ketua;

c. menjadi juru bicara MPR;

d. melaksanakan putusan MPR;

e. mengoordinasikan anggota MPR untukmemasyarakatkan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;

f. mewakili MPR di pengadilan;

g. menetapkan arah dan kebijakan umum anggaran MPR;dan

h. menyampaikan laporan kinerja pimpinan dalam sidangparipurna MPR pada akhir masa jabatan.

(2) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan tugas pimpinanMPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganperaturan MPR tentang tata tertib.

Pasal 16 . . .

Page 10: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 10 -

Pasal 16

(1) Pimpinan MPR berhenti dari jabatannya karena:

a. meninggal dunia;

b. mengundurkan diri; atau

c. diberhentikan.

(2) Pimpinan MPR diberhentikan sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c apabila:

a. diberhentikan sebagai anggota DPR atau anggota DPD;atau

b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutanatau berhalangan tetap sebagai pimpinan MPR.

(3) Dalam hal pimpinan MPR berhenti dari jabatannyasebagaimana dimaksud pada ayat (1), pimpinan MPRdiganti oleh anggota yang berasal dari DPR atau DPDsebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), ayat (2),ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) paling lambat 30 (tiga puluh)hari sejak pimpinan MPR berhenti dari jabatannya.

(4) Penggantian pimpinan MPR sebagaimana dimaksud padaayat (3) ditetapkan dengan keputusan pimpinan MPR dandilaporkan dalam sidang paripurna MPR berikutnya ataudiberitahukan secara tertulis kepada anggota MPR.

Pasal 17

(1) Dalam hal salah seorang pimpinan MPR atau lebihberhenti dari jabatannya, pimpinan MPR lainnyamengadakan musyawarah untuk menentukan pelaksanatugas sementara sampai terpilihnya pengganti definitif.

(2) Dalam hal pimpinan MPR dinyatakan sebagai terdakwakarena melakukan tindak pidana yang diancam denganpidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih, pimpinan MPRyang bersangkutan tidak boleh melaksanakan tugasnya.

(3) Dalam hal pimpinan MPR sebagaimana dimaksud padaayat (2) dinyatakan tidak terbukti melakukan tindakpidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh . . .

Page 11: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 11 -

memperoleh kekuatan hukum tetap, pimpinan MPR yangbersangkutan melaksanakan tugasnya kembali sebagaipimpinan MPR.

Pasal 18

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberhentian danpenggantian pimpinan MPR diatur dengan peraturan MPRtentang tata tertib.

Paragraf 2Panitia Ad Hoc MPR

Pasal 19

(1) Panitia ad hoc MPR terdiri atas pimpinan MPR dan palingsedikit 5% (lima persen) dari jumlah anggota dan palingbanyak 10% (sepuluh persen) dari jumlah anggota yangsusunannya mencerminkan unsur DPR dan unsur DPDsecara proporsional dari setiap fraksi dan KelompokAnggota MPR.

(2) Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkanoleh unsur DPR dan unsur DPD dari setiap fraksi danKelompok Anggota MPR.

Pasal 20

(1) Panitia ad hoc MPR sebagaimana dimaksud dalamPasal 19 ayat (1) melaksanakan tugas yang diberikan olehMPR.

(2) Setelah terbentuk, panitia ad hoc MPR segeramenyelenggarakan rapat untuk membahas danmemusyawarahkan tugas yang diberikan oleh MPR.

Pasal 21

(1) Panitia ad hoc MPR bertugas:

a. mempersiapkan bahan sidang MPR; dan

b. menyusun rancangan putusan MPR.

(2) Panitia . . .

Page 12: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 12 -

(2) Panitia ad hoc MPR melaporkan pelaksanaan tugassebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam sidangparipurna MPR.

(3) Panitia ad hoc MPR dibubarkan setelah tugasnya selesai.

Pasal 22

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan,susunan, dan tugas panitia ad hoc MPR diatur denganperaturan MPR tentang tata tertib.

Bagian KetujuhPelaksanaan Tugas dan Wewenang

Paragraf 1Perubahan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Pasal 23

(1) MPR berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

(2) Dalam mengubah Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 sebagaimana dimaksud padaayat (1), anggota MPR tidak dapat mengusulkanpengubahan terhadap Pembukaan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945 dan bentukNegara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 24

(1) Usul pengubahan pasal Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 (satu pertiga) dari jumlah anggota MPR.

(2) Setiap usul pengubahan diajukan secara tertulis denganmenunjukkan secara jelas pasal yang diusulkan diubahbeserta alasannya.

Pasal 25 . . .

Page 13: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 13 -

Pasal 25

(1) Usul pengubahan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 diajukan kepada pimpinan MPR.

(2) Setelah menerima usul pengubahan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), pimpinan MPR memeriksakelengkapan persyaratannya yang meliputi:

a. jumlah pengusul sebagaimana dimaksud dalamPasal 24 ayat (1); dan

b. pasal yang diusulkan diubah dan alasan pengubahansebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2).

(3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak usulpengubahan diterima.

Pasal 26

Dalam pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25ayat (3), pimpinan MPR mengadakan rapat dengan pimpinanfraksi dan pimpinan Kelompok Anggota MPR untuk membahaskelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud dalamPasal 25 ayat (2).

Pasal 27

(1) Dalam hal usul pengubahan tidak memenuhikelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud dalamPasal 25 ayat (2), pimpinan MPR memberitahukanpenolakan usul pengubahan secara tertulis kepada pihakpengusul beserta alasannya.

(2) Dalam hal usul pengubahan dinyatakan oleh pimpinanMPR memenuhi kelengkapan persyaratan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 25 ayat (2), pimpinan MPR wajibmenyelenggarakan sidang paripurna MPR paling lambat60 (enam puluh) hari.

(3) Anggota MPR menerima salinan usul pengubahan yangtelah memenuhi kelengkapan persyaratan paling lambat14 (empat belas) hari sebelum dilaksanakan sidangparipurna MPR.

Pasal 28 . . .

Page 14: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 14 -

Pasal 28

Dalam sidang paripurna MPR sebagaimana dimaksud dalamPasal 27 ayat (2) dilakukan kegiatan sebagai berikut:a. pengusul menjelaskan usulan yang diajukan beserta

alasannya;

b. fraksi dan Kelompok Anggota MPR memberikanpemandangan umum terhadap usul pengubahan; dan

c. membentuk panitia ad hoc untuk mengkaji usulpengubahan dari pihak pengusul.

Pasal 29

(1) Dalam sidang paripurna MPR berikutnya panitia ad hocmelaporkan hasil kajian sebagaimana dimaksud dalamPasal 28 huruf c.

(2) Fraksi dan Kelompok Anggota MPR menyampaikanpemandangan umum terhadap hasil kajian panitiaad hoc.

Pasal 30

(1) Sidang paripurna MPR sebagaimana dimaksud dalamPasal 29 ayat (1) dihadiri oleh sekurang-kurangnya2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota MPR.

(2) Sidang paripurna MPR sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat memutuskan pengubahan pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,dengan persetujuan sekurang-kurangnya 50% (limapuluh persen) dari jumlah anggota ditambah 1 (satu)anggota.

Pasal 31

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengambilankeputusan terhadap usul pengubahan Undang-Undang DasarRepublik Indonesia Tahun 1945 diatur dengan peraturan MPRtentang tata tertib.

Paragraf 2 . . .

Page 15: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 15 -

Paragraf 2Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden

Hasil Pemilihan Umum

Pasal 32

MPR melantik Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihanumum dalam sidang paripurna MPR.

Pasal 33

(1) Pimpinan MPR mengundang anggota MPR untukmenghadiri sidang paripurna MPR dalam rangkapelantikan Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihanumum.

(2) Pimpinan MPR mengundang pasangan calon Presiden danWakil Presiden terpilih untuk dilantik sebagai Presidendan Wakil Presiden dalam sidang paripurna MPR.

(3) Dalam sidang paripurna MPR sebagaimana dimaksuddalam Pasal 32, pimpinan MPR membacakan keputusanKPU mengenai penetapan pasangan calon Presiden danWakil Presiden terpilih hasil pemilihan umum Presidendan Wakil Presiden.

(4) Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden dilakukan denganbersumpah menurut agama atau berjanji dengansungguh-sungguh di hadapan sidang paripurna MPR.

(5) Dalam hal MPR tidak dapat menyelenggarakan sidangsebagaimana dimaksud pada ayat (4), Presiden dan WakilPresiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengansungguh-sungguh di hadapan rapat paripurna DPR.

(6) Dalam hal DPR tidak dapat menyelenggarakan rapatsebagaimana dimaksud pada ayat (5), Presiden dan WakilPresiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengansungguh-sungguh di hadapan pimpinan MPR dengandisaksikan oleh pimpinan Mahkamah Agung.

(7) Berita Acara Pelantikan Presiden dan Wakil Presidenditandatangani oleh Presiden dan Wakil Presiden sertapimpinan MPR.

(8) Setelah . . .

Page 16: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 16 -

(8) Setelah mengucapkan sumpah/janji Presiden dan WakilPresiden, Presiden menyampaikan pidato awal masajabatan.

Pasal 34

Sumpah/janji Presiden dan Wakil Presiden sebagaimanadimaksud dalam Pasal 33 sebagai berikut:

Sumpah Presiden (Wakil Presiden):

“Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajibanPresiden Republik Indonesia (Wakil Presiden RepublikIndonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya,memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankansegala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa dan bangsa.”

Janji Presiden (Wakil Presiden):

“Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akanmemenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (WakilPresiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya danseadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar danmenjalankan segala undang-undang dan peraturannya denganselurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa dan bangsa.”

Paragraf 3Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden

dalam Masa Jabatannya

Pasal 35

(1) MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atauWakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

(2) Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presidensebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan oleh DPR.

Pasal 36

(1) MPR wajib menyelenggarakan sidang paripurna MPRuntuk memutuskan usul DPR mengenai pemberhentianPresiden dan/atau Wakil Presiden pada masa jabatannya

paling . . .

Page 17: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 17 -

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak MPR menerimausul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2).

(2) Usul DPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2)harus dilengkapi dengan putusan Mahkamah Konstitusibahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden terbuktimelakukan pelanggaran hukum baik berupapengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,tindak pidana berat lainnya, maupun perbuatan tercela;dan/atau terbukti bahwa Presiden dan/atau WakilPresiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presidendan/atau Wakil Presiden.

Pasal 37

(1) Pimpinan MPR mengundang Presiden dan/atau WakilPresiden untuk menyampaikan penjelasan yang berkaitandengan usulan pemberhentiannya dalam sidangparipurna MPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36ayat (1).

(2) Apabila Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak hadiruntuk menyampaikan penjelasan, MPR tetap mengambilkeputusan terhadap usul pemberhentian Presidendan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalamPasal 36 ayat (1).

(3) Keputusan MPR terhadap usul pemberhentian Presidendan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud padaayat (2) diambil dalam sidang paripurna MPR yangdihadiri sekurang-kurangnya 3/4 (tiga perempat) darijumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota yang hadir.

Pasal 38

(1) Dalam hal MPR memutuskan memberhentikan Presidendan/atau Wakil Presiden atas usul DPR, Presidendan/atau Wakil Presiden berhenti dari jabatannya.

(2) Dalam hal MPR memutuskan tidak memberhentikanPresiden dan/atau Wakil Presiden atas usul DPR,Presiden dan/atau Wakil Presiden melaksanakan tugasdan kewajibannya sampai berakhir masa jabatannya.

(3) Keputusan . . .

Page 18: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 18 -

(3) Keputusan MPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) ditetapkan dengan ketetapan MPR.

Pasal 39

Dalam hal Presiden dan/atau Wakil Presiden mengundurkandiri sebelum diambil keputusan MPR sebagaimana dimaksuddalam Pasal 37 ayat (3), sidang paripurna sebagaimanadimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) tidak dilanjutkan.

Paragraf 4Pelantikan Wakil Presiden Menjadi Presiden

Pasal 40

Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidakdapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, iadigantikan oleh Wakil Presiden sampai berakhir masajabatannya.

Pasal 41

(1) Jika terjadi kekosongan jabatan Presiden, MPR segeramenyelenggarakan sidang paripurna MPR untuk melantikWakil Presiden menjadi Presiden.

(2) Dalam hal MPR tidak dapat mengadakan sidangsebagaimana dimaksud pada ayat (1), Presidenbersumpah menurut agama atau berjanji dengansungguh-sungguh di hadapan rapat paripurna DPR.

(3) Dalam hal DPR tidak dapat mengadakan rapatsebagaimana dimaksud pada ayat (2), Presidenbersumpah menurut agama atau berjanji dengansungguh-sungguh di hadapan pimpinan MPR dengandisaksikan oleh pimpinan Mahkamah Agung.

Pasal 42

Sumpah/janji Presiden sebagaimana dimaksud dalamPasal 41 sebagai berikut:

Sumpah Presiden:

“Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhikewajiban Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknyadan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar

dan . . .

Page 19: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 19 -

dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannyadengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa danbangsa.”

Janji Presiden:

“Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akanmemenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia dengansebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang danperaturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepadanusa dan bangsa.”

Pasal 43

Presiden sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1)ditetapkan dengan ketetapan MPR.

Pasal 44

Setelah mengucapkan sumpah/janji, Presiden menyampaikanpidato pelantikan.

Paragraf 5Pemilihan dan Pelantikan Wakil Presiden

Pasal 45

(1) Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, MPRmenyelenggarakan sidang paripurna dalam waktu palinglambat 60 (enam puluh) hari untuk memilih WakilPresiden.

(2) Presiden mengusulkan 2 (dua) calon wakil presidenbeserta kelengkapan persyaratan kepada pimpinan MPRpaling lambat 14 (empat belas) hari sebelumpenyelenggaraan sidang paripurna MPR.

(3) Dalam sidang paripurna sebagaimana dimaksud padaayat (1), MPR memilih satu di antara 2 (dua) calon wakilpresiden yang diusulkan oleh Presiden.

(4) Dua calon wakil presiden yang diusulkan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) wajib menyampaikan pernyataankesiapan pencalonan dalam sidang paripurna MPRsebelum dilakukan pemilihan.

(5) Calon . . .

Page 20: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 20 -

(5) Calon wakil presiden yang memperoleh suara terbanyakdalam pemilihan di sidang paripurna MPR ditetapkansebagai Wakil Presiden.

(6) Dalam hal suara yang diperoleh tiap-tiap calon samabanyak, pemilihan diulang 1 (satu) kali lagi.

(7) Dalam hal pemilihan sebagaimana dimaksud padaayat (6) hasilnya tetap sama, Presiden memilih salah satudi antara calon wakil presiden.

Pasal 46

(1) MPR melantik Wakil Presiden sebagaimana dimaksuddalam Pasal 45 ayat (5) atau ayat (7) dalam sidangparipurna MPR dengan bersumpah menurut agama atauberjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan sidangparipurna MPR.

(2) Dalam hal MPR tidak dapat mengadakan sidangparipurna sebagaimana dimaksud pada ayat (1), WakilPresiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengansungguh-sungguh di hadapan rapat paripurna DPR.

(3) Dalam hal DPR tidak dapat mengadakan rapat paripurnasebagaimana dimaksud pada ayat (2), Wakil Presidenbersumpah menurut agama atau berjanji dengansungguh-sungguh di hadapan pimpinan MPR dengandisaksikan oleh pimpinan Mahkamah Agung.

Pasal 47

Sumpah/janji Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalamPasal 46 sebagai berikut:

Sumpah Wakil Presiden:

“Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhikewajiban Wakil Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-UndangDasar dan menjalankan segala undang-undang danperaturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepadanusa dan bangsa.”

Janji Wakil Presiden:

“Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akanmemenuhi kewajiban Wakil Presiden Republik Indonesiadengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh

Undang-Undang . . .

Page 21: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 21 -

Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya sertaberbakti kepada nusa dan bangsa.”

Pasal 48

Wakil Presiden terpilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45ditetapkan dengan ketetapan MPR.

Paragraf 6Pemilihan dan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden

Pasal 49

Dalam hal Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti,diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannyadalam masa jabatannya secara bersamaan, pelaksana tugaskepresidenan adalah Menteri Luar Negeri, Menteri DalamNegeri, dan Menteri Pertahanan secara bersama-sama.

Pasal 50

(1) Apabila Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti,diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannyadalam masa jabatannya secara bersamaan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 49, MPR menyelenggarakan sidangparipurna paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejakPresiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti,diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannyadalam masa jabatannya secara bersamaan.

(2) Paling lama 3 (tiga) kali 24 (dua puluh empat) jam sejakPresiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti,diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannyadalam masa jabatannya secara bersamaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), pimpinan MPR memberitahukankepada partai politik atau gabungan partai politik yangpasangan calon presiden dan wakil presidennya meraihsuara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihanumum sebelumnya untuk mengajukan pasangan calonpresiden dan wakil presiden.

(3) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya suratpemberitahuan dari pimpinan MPR, partai politik ataugabungan partai politik sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) . . .

Page 22: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 22 -

ayat (2) menyampaikan calon presiden dan wakilpresidennya kepada pimpinan MPR.

(4) Pasangan calon presiden dan wakil presiden yangdiusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politikyang meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalampemilihan umum sebelumnya sebagaimana dimaksudpada ayat (3), menyampaikan kesediaannya secaratertulis yang tidak dapat ditarik kembali.

(5) Calon presiden dan wakil presiden yang diajukansebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus memenuhipersyaratan sebagaimana diatur dalam undang-undangmengenai pemilihan umum presiden dan wakil presiden.

(6) Ketentuan mengenai tata cara verifikasi terhadapkelengkapan dan kebenaran dokumen administrasipasangan calon presiden dan wakil presiden yangdiajukan diatur dengan peraturan MPR tentangtata tertib.

Pasal 51

(1) Pemilihan 2 (dua) pasangan calon presiden dan wakilpresiden dalam sidang paripurna MPR sebagaimanadimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) dilakukan denganpemungutan suara.

(2) Pasangan calon presiden dan wakil presiden yangmemperoleh suara terbanyak dalam sidang sebagaimanadimaksud pada ayat (1), ditetapkan sebagai Presiden danWakil Presiden terpilih.

(3) Dalam hal suara yang diperoleh setiap pasangan calonpresiden dan wakil presiden sebagaimana dimaksudpada ayat (1) sama banyak, pemungutan suara diulangi1 (satu) kali lagi.

(4) Dalam hal hasil pemungutan suara ulang sebagaimanadimaksud pada ayat (3) tetap sama, MPR memutuskanuntuk mengembalikan kedua pasangan calon presidendan wakil presiden kepada partai politik atau gabunganpartai politik pengusul untuk dilakukan pemilihan ulangoleh MPR.

(5) Dalam . . .

Page 23: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 23 -

(5) Dalam hal MPR memutuskan sebagaimana dimaksudpada ayat (4), berlaku ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 50 ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6).

Pasal 52

(1) MPR melantik Presiden dan Wakil Presiden terpilihsebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) dalamsidang paripurna MPR dengan bersumpah menurutagama atau berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan sidang paripurna MPR.

(2) Dalam hal MPR tidak dapat mengadakan sidangsebagaimana dimaksud pada ayat (1), Presiden dan WakilPresiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengansungguh-sungguh di hadapan rapat paripurna DPR.

(3) Dalam hal DPR tidak dapat mengadakan rapatsebagaimana dimaksud pada ayat (2), Presiden dan WakilPresiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengansungguh-sungguh di hadapan pimpinan MPR dengandisaksikan oleh pimpinan Mahkamah Agung.

Pasal 53

Sumpah/janji Presiden dan Wakil Presiden sebagaimanadimaksud dalam Pasal 52 sebagai berikut:

Sumpah Presiden (Wakil Presiden):

“Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhikewajiban Presiden (Wakil Presiden) Republik Indonesiadengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguhUndang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya sertaberbakti kepada nusa dan bangsa.”

Janji Presiden (Wakil Presiden):

“Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akanmemenuhi kewajiban Presiden (Wakil Presiden) RepublikIndonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya,memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankansegala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa dan bangsa.”

Pasal 54 . . .

Page 24: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 24 -

Pasal 54

Presiden dan Wakil Presiden terpilih sebagaimana dimaksuddalam Pasal 51 ditetapkan dengan ketetapan MPR.

Pasal 55

Setelah mengucapkan sumpah/janji, Presiden menyampaikanpidato pelantikan.

Bagian KedelapanPelaksanaan Hak Anggota

Paragraf 1Hak Imunitas

Pasal 56

(1) Anggota MPR mempunyai hak imunitas.

(2) Anggota MPR tidak dapat dituntut di depan pengadilankarena pernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yangdikemukakannya baik secara lisan maupun tertulis didalam sidang atau rapat MPR ataupun di luar sidangatau rapat MPR yang berkaitan dengan tugas danwewenang MPR.

(3) Anggota MPR tidak dapat diganti antarwaktu karenapernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yangdikemukakannya baik di dalam sidang atau rapat MPRmaupun di luar sidang atau rapat MPR yang berkaitandengan tugas dan wewenang MPR.

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakberlaku dalam hal anggota yang bersangkutanmengumumkan materi yang telah disepakati dalam rapattertutup untuk dirahasiakan atau hal lain yang dimaksuddalam ketentuan mengenai rahasia negara sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2Hak Protokoler

Pasal 57

(1) Pimpinan dan anggota MPR mempunyai hak protokoler.

(2) Ketentuan . . .

Page 25: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 25 -

(2) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan hakprotokoler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdalam peraturan perundang-undangan.

Paragraf 3Hak Keuangan dan Administratif

Pasal 58

(1) Pimpinan dan anggota MPR mempunyai hak keuangandan administratif.

(2) Hak keuangan dan administratif pimpinan dan anggotaMPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun olehpimpinan MPR dan diatur sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 59

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan hakanggota MPR diatur dengan peraturan MPR tentang tata tertib.

Bagian KesembilanPersidangan dan Pengambilan Keputusan

Paragraf 1Persidangan

Pasal 60

(1) MPR bersidang sedikitnya sekali dalam 5 (lima) tahun diibu kota negara.

(2) Persidangan MPR diselenggarakan untuk melaksanakantugas dan wewenang MPR sebagaimana dimaksud dalamPasal 4.

Pasal 61

Ketentuan mengenai tata cara persidangan diatur denganperaturan MPR tentang tata tertib.

Paragraf 2 . . .

Page 26: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 26 -

Paragraf 2Pengambilan Keputusan

Pasal 62

Sidang MPR dapat mengambil keputusan apabila:

a. dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlahanggota MPR dan disetujui oleh sekurang-kurangnya50% (lima puluh persen) ditambah 1 (satu) anggota dariseluruh anggota MPR untuk mengubah dan menetapkanUndang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945;

b. dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 (tiga perempat) darijumlah anggota MPR dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota MPR yanghadir untuk memutuskan usul DPR tentangpemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden;

c. dihadiri sekurang-kurangnya 50% (lima puluh persen) darijumlah anggota MPR ditambah 1 (satu) anggota MPR dandisetujui oleh sekurang-kurangnya 50% (lima puluhpersen) dari jumlah anggota ditambah 1 (satu) anggotaMPR yang hadir untuk sidang selain sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan huruf b.

Pasal 63

(1) Pengambilan keputusan dalam sidang sebagaimanadimaksud dalam Pasal 62 terlebih dahulu diupayakandengan cara musyawarah untuk mufakat.

(2) Dalam hal cara pengambilan keputusan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, keputusan diambilmelalui pemungutan suara.

(3) Dalam hal keputusan berdasarkan pemungutan suarasebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak tercapai,dilakukan pemungutan suara ulang.

(4) Dalam hal pemungutan suara ulang sebagaimanadimaksud pada ayat (3) hasilnya masih belum memenuhi

ketentuan . . .

Page 27: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 27 -

ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berlakuketentuan:

a. pengambilan keputusan ditangguhkan sampai sidangberikutnya; atau

b. usul yang bersangkutan ditolak.

Pasal 64

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengambilankeputusan sidang MPR diatur dengan peraturan MPR tentangtata tertib.

Bagian KesepuluhPenggantian Antarwaktu

Pasal 65

(1) Penggantian antarwaktu anggota MPR dilakukan apabilaterjadi penggantian antarwaktu anggota DPR atauanggota DPD.

(2) Pemberhentian dan pengangkatan sebagai akibatpenggantian antarwaktu anggota MPR diresmikan dengankeputusan Presiden.

Bagian KesebelasPenyidikan

Pasal 66

(1) Pemanggilan dan permintaan keterangan untukpenyidikan terhadap anggota MPR yang disangkamelakukan tindak pidana harus mendapat persetujuantertulis dari Presiden.

(2) Dalam hal persetujuan tertulis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) tidak diberikan oleh Presiden dalam waktupaling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejakditerimanya permohonan, proses pemanggilan danpermintaan keterangan untuk penyidikan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakberlaku apabila anggota MPR:

a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana;

b. disangka . . .

Page 28: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 28 -

b. disangka melakukan tindak pidana kejahatan yangdiancam dengan pidana mati atau pidana seumurhidup atau tindak pidana kejahatan terhadapkemanusiaan dan keamanan negara berdasarkanbukti permulaan yang cukup; atau

c. disangka melakukan tindak pidana khusus.

BAB IIIDPR

Bagian KesatuSusunan dan Kedudukan

Pasal 67

DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihanumum yang dipilih melalui pemilihan umum.

Pasal 68

DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yangberkedudukan sebagai lembaga negara.

Bagian KeduaFungsi

Pasal 69

(1) DPR mempunyai fungsi:

a. legislasi;

b. anggaran; dan

c. pengawasan.

(2) Ketiga fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dijalankan dalam kerangka representasi rakyat.

Pasal 70

(1) Fungsi legislasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69ayat (1) huruf a dilaksanakan sebagai perwujudan DPRselaku pemegang kekuasaan membentuk undang-undang.

(2) Fungsi anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69ayat (1) huruf b dilaksanakan untuk membahas danmemberikan persetujuan atau tidak memberikan

persetujuan . . .

Page 29: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 29 -

persetujuan terhadap rancangan undang-undang tentangAPBN yang diajukan oleh Presiden.

(3) Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud dalamPasal 69 ayat (1) huruf c dilaksanakan melaluipengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan APBN.

Bagian KetigaTugas dan Wewenang

Pasal 71

DPR mempunyai tugas dan wewenang:

a. membentuk undang-undang yang dibahas denganPresiden untuk mendapat persetujuan bersama;

b. memberikan persetujuan atau tidak memberikanpersetujuan terhadap peraturan pemerintah penggantiundang-undang yang diajukan oleh Presiden untukmenjadi undang-undang;

c. menerima rancangan undang-undang yang diajukan olehDPD berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusatdan daerah, pembentukan dan pemekaran sertapenggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alamdan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitandengan perimbangan keuangan pusat dan daerah;

d. membahas rancangan undang-undang sebagaimanadimaksud dalam huruf c bersama Presiden dan DPDsebelum diambil persetujuan bersama antara DPR danPresiden;

e. membahas rancangan undang-undang yang diajukan olehPresiden atau DPR yang berkaitan dengan otonomidaerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan danpemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaansumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,serta perimbangan keuangan pusat dan daerah, denganmengikutsertakan DPD sebelum diambil persetujuanbersama antara DPR dan Presiden;

f. memperhatikan pertimbangan DPD atas rancanganundang-undang tentang APBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, danagama;

g. membahas bersama Presiden dengan memperhatikanpertimbangan DPD dan memberikan persetujuan atas

rancangan . . .

Page 30: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 30 -

rancangan undang-undang tentang APBN yang diajukanoleh Presiden;

h. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang dan APBN;

i. membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yangdisampaikan oleh DPD terhadap pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan,pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusatdan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumberdaya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak,pendidikan, dan agama;

j. memberikan persetujuan kepada Presiden untukmenyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjiandengan negara lain, serta membuat perjanjianinternasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luasdan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait denganbeban keuangan negara dan/atau mengharuskanperubahan atau pembentukan undang-undang;

k. memberikan pertimbangan kepada Presiden dalampemberian amnesti dan abolisi;

l. memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam halmengangkat duta besar dan menerima penempatan dutabesar negara lain;

m. memilih anggota BPK dengan memperhatikanpertimbangan DPD;

n. membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan ataspengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yangdisampaikan oleh BPK;

o. memberikan persetujuan kepada Presiden ataspengangkatan dan pemberhentian anggota KomisiYudisial;

p. memberikan persetujuan calon hakim agung yangdiusulkan Komisi Yudisial untuk ditetapkan sebagaihakim agung oleh Presiden;

q. memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi danmengajukannya kepada Presiden untuk diresmikandengan keputusan Presiden;

r. memberikan persetujuan terhadap pemindahtangananaset negara yang menjadi kewenangannya berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan dan terhadapperjanjian yang berakibat luas dan mendasar bagi

kehidupan . . .

Page 31: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 31 -

kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangannegara;

s. menyerap, menghimpun, menampung, danmenindaklanjuti aspirasi masyarakat; dan

t. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diaturdalam undang-undang.

Pasal 72

(1) DPR dalam melaksanakan tugas dan wewenangnyaberhak meminta pejabat negara, pejabat pemerintah,badan hukum, atau warga masyarakat untukmemberikan keterangan tentang suatu hal yang perluditangani demi kepentingan bangsa dan negara.

(2) Setiap pejabat negara, pejabat pemerintah, badan hukum,atau warga masyarakat wajib memenuhi permintaan DPRsebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Setiap pejabat negara, pejabat pemerintah, badan hukum,atau warga masyarakat yang melanggar ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakanpanggilan paksa sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(4) Dalam hal panggilan paksa sebagaimana dimaksud padaayat (3) tidak dipenuhi tanpa alasan yang sah, yangbersangkutan dapat disandera paling lama 15 (lima belas)hari sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Dalam hal pejabat yang disandera sebagaimana dimaksudpada ayat (4) habis masa jabatannya atau berhenti darijabatannya, yang bersangkutan dilepas daripenyanderaan demi hukum.

Pasal 73

(1) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimanadimaksud dalam Pasal 71, DPR menyusun anggaran yangdituangkan dalam program dan kegiatan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam . . .

Page 32: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 32 -

(2) Dalam menyusun program dan kegiatan DPRsebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk memenuhikebutuhannya, DPR dapat menyusun standar biayakhusus dan mengajukannya kepada Pemerintah untukdibahas bersama.

(3) Pengelolaan anggaran DPR sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal DPR dibawah pengawasan Badan Urusan Rumah Tangga sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) DPR menetapkan pertanggungjawaban pengelolaananggaran DPR dalam peraturan DPR sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) DPR melaporkan pengelolaan anggaran sebagaimanadimaksud pada ayat (3) kepada publik dalam laporankinerja tahunan.

Bagian KeempatKeanggotaan

Pasal 74

(1) Anggota DPR berjumlah 560 (lima ratus enam puluh)orang.

(2) Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusanPresiden.

(3) Anggota DPR berdomisili di ibu kota Negara RepublikIndonesia.

(4) Masa jabatan anggota DPR adalah 5 (lima) tahun danberakhir pada saat anggota DPR yang baru mengucapkansumpah/janji.

Pasal 75

(1) Anggota DPR sebelum memangku jabatannyamengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama yangdipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam rapatparipurna DPR.

(2) Anggota . . .

Page 33: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 33 -

(2) Anggota DPR yang berhalangan mengucapkansumpah/janji bersama-sama sebagaimana dimaksudpada ayat (1) mengucapkan sumpah/janji yang dipanduoleh pimpinan DPR.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengucapansumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) diatur dengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Pasal 76

Sumpah/janji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 sebagaiberikut:

”Demi Allah (Tuhan) saya bersumpah/berjanji:

bahwa saya, akan memenuhi kewajiban saya sebagaianggota/ketua/wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat dengansebaik-baiknya dan seadil-adilnya, sesuai dengan peraturanperundang-undangan, dengan berpedoman pada Pancasiladan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945;

bahwa saya dalam menjalankan kewajiban akan bekerjadengan sungguh-sungguh, demi tegaknya kehidupandemokrasi, serta mengutamakan kepentingan bangsa dannegara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dangolongan;

bahwa saya akan memperjuangkan aspirasi rakyat yang sayawakili untuk mewujudkan tujuan nasional demi kepentinganbangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Bagian KelimaHak DPR

Pasal 77

(1) DPR mempunyai hak:

a. interpelasi;

b. angket; dan

c. menyatakan pendapat.

(2) Hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a adalah hak DPR untuk meminta keterangankepada Pemerintah mengenai kebijakan Pemerintah yang

penting . . .

Page 34: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 34 -

penting dan strategis serta berdampak luas padakehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(3) Hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf badalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadappelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakanPemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis,dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara yang diduga bertentangandengan peraturan perundang-undangan.

(4) Hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c adalah hak DPR untuk menyatakanpendapat atas:

a. kebijakan Pemerintah atau mengenai kejadian luarbiasa yang terjadi di tanah air atau di duniainternasional;

b. tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasisebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan hak angketsebagaimana dimaksud pada ayat (3); atau

c. dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presidenmelakukan pelanggaran hukum baik berupapengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,tindak pidana berat lainnya, maupun perbuatantercela, dan/atau Presiden dan/atau Wakil Presidentidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atauWakil Presiden.

Bagian KeenamHak dan Kewajiban Anggota

Paragraf 1Hak Anggota

Pasal 78

Anggota DPR mempunyai hak:

a. mengajukan usul rancangan undang-undang;

b. mengajukan pertanyaan;

c. menyampaikan usul dan pendapat;

d. memilih dan dipilih;

e. membela diri;

f. imunitas;

g. protokoler . . .

Page 35: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 35 -

g. protokoler; dan

h. keuangan dan administratif.

Paragraf 2Kewajiban Anggota

Pasal 79

Anggota DPR mempunyai kewajiban:

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila;

b. melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 dan menaati peraturan perundang-undangan;

c. mempertahankan dan memelihara kerukunan nasionaldan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

d. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentinganpribadi, kelompok, dan golongan;

e. memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat;

f. menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraanpemerintahan negara;

g. menaati tata tertib dan kode etik;

h. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja denganlembaga lain;

i. menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melaluikunjungan kerja secara berkala;

j. menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduanmasyarakat; dan

k. memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politiskepada konstituen di daerah pemilihannya.

Bagian KetujuhFraksi

Pasal 80

(1) Untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas danwewenang DPR, serta hak dan kewajiban anggota DPR,dibentuk fraksi sebagai wadah berhimpun anggota DPR.

(2) Dalam . . .

Page 36: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 36 -

(2) Dalam mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas danwewenang DPR, serta hak dan kewajiban anggota DPRsebagaimana dimaksud pada ayat (1), fraksi melakukanevaluasi terhadap kinerja anggota fraksinya danmelaporkan kepada publik.

(3) Setiap anggota DPR harus menjadi anggota salah satufraksi.

(4) Fraksi dapat dibentuk oleh partai politik yang memenuhiambang batas perolehan suara dalam penentuanperolehan kursi DPR.

(5) Fraksi mempunyai sekretariat.

(6) Sekretariat Jenderal DPR menyediakan sarana, anggaran,dan tenaga ahli guna kelancaran pelaksanaan tugasfraksi.

Bagian KedelapanAlat Kelengkapan

Pasal 81

(1) Alat kelengkapan DPR terdiri atas:

a. pimpinan;

b. Badan Musyawarah;

c. komisi;

d. Badan Legislasi;

e. Badan Anggaran;

f. Badan Akuntabilitas Keuangan Negara;

g. Badan Kehormatan;

h. Badan Kerja Sama Antar-Parlemen;

i. Badan Urusan Rumah Tangga;

j. panitia khusus; dan

k. alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentukoleh rapat paripurna.

(2) Dalam menjalankan tugasnya, alat kelengkapan dibantuoleh unit pendukung yang tugasnya diatur dalamperaturan DPR tentang tata tertib.

Paragraf 1 . . .

Page 37: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 37 -

Paragraf 1Pimpinan

Pasal 82

(1) Pimpinan DPR terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan4 (empat) orang wakil ketua yang berasal dari partaipolitik berdasarkan urutan perolehan kursi terbanyakdi DPR.

(2) Ketua DPR ialah anggota DPR yang berasal dari partaipolitik yang memperoleh kursi terbanyak pertama di DPR.

(3) Wakil Ketua DPR ialah anggota DPR yang berasal daripartai politik yang memperoleh kursi terbanyak kedua,ketiga, keempat, dan kelima.

(4) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yangmemperoleh kursi terbanyak sama, ketua dan wakil ketuasebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)ditentukan berdasarkan urutan hasil perolehan suaraterbanyak dalam pemilihan umum.

(5) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yangmemperoleh suara sama, ketua dan wakil ketuasebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)ditentukan berdasarkan persebaran perolehan suara.

Pasal 83

(1) Dalam hal pimpinan DPR sebagaimana dimaksud dalamPasal 82 ayat (1) belum terbentuk, DPR dipimpin olehpimpinan sementara DPR.

(2) Pimpinan sementara DPR sebagaimana dimaksud padaayat (1) terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan 1 (satu)orang wakil ketua yang berasal dari 2 (dua) partai politikyang memperoleh kursi terbanyak pertama dan keduadi DPR.

(3) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yangmemperoleh kursi terbanyak sama, ketua dan wakil ketuasementara DPR ditentukan secara musyawarah oleh wakilpartai politik bersangkutan yang ada di DPR.

(4) Ketua . . .

Page 38: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 38 -

(4) Ketua dan wakil ketua DPR diresmikan dengankeputusan DPR.

(5) Pimpinan DPR sebelum memangku jabatannyamengucapkan sumpah/janji yang teksnya sebagaimanadimaksud dalam Pasal 76 yang dipandu oleh KetuaMahkamah Agung.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapanpimpinan DPR diatur dengan peraturan DPR tentangtata tertib.

Pasal 84

(1) Pimpinan DPR bertugas:

a. memimpin sidang DPR dan menyimpulkan hasilsidang untuk diambil keputusan;

b. menyusun rencana kerja pimpinan;

c. melakukan koordinasi dalam upaya menyinergikanpelaksanaan agenda dan materi kegiatan dari alatkelengkapan DPR;

d. menjadi juru bicara DPR;

e. melaksanakan dan memasyarakatkan keputusanDPR;

f. mewakili DPR dalam berhubungan dengan lembaganegara lainnya;

g. mengadakan konsultasi dengan Presiden danpimpinan lembaga negara lainnya sesuai dengankeputusan DPR;

h. mewakili DPR di pengadilan;

i. melaksanakan keputusan DPR berkenaan denganpenetapan sanksi atau rehabilitasi anggota sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

j. menyusun rencana anggaran DPR bersama BadanUrusan Rumah Tangga yang pengesahannyadilakukan dalam rapat paripurna; dan

k. menyampaikan laporan kinerja dalam rapat paripurnaDPR yang khusus diadakan untuk itu.

(2) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan tugaspimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Pasal 85 . . .

Page 39: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 39 -

Pasal 85

(1) Pimpinan DPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82ayat (1) berhenti dari jabatannya karena:

a. meninggal dunia;

b. mengundurkan diri; atau

c. diberhentikan.

(2) Pimpinan DPR diberhentikan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf c apabila:

a. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutanatau berhalangan tetap sebagai anggota DPR selama3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa keterangan apapun;

b. melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik DPRberdasarkan keputusan rapat paripurna setelahdilakukan pemeriksaan oleh Badan Kehormatan DPR;

c. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilanyang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karenamelakukan tindak pidana yang diancam denganpidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

d. diusulkan oleh partai politiknya sesuai denganperaturan perundang-undangan;

e. ditarik keanggotaannya sebagai anggota DPR olehpartai politiknya;

f. melanggar ketentuan larangan sebagaimana diaturdalam Undang-Undang ini; atau

g. diberhentikan sebagai anggota partai politikberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Dalam hal salah seorang pimpinan DPR berhenti darijabatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), anggotapimpinan lainnya menetapkan salah seorang di antarapimpinan untuk melaksanakan tugas pimpinan yangberhenti sampai dengan ditetapkannya pimpinan yangdefinitif.

(4) Dalam . . .

Page 40: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 40 -

(4) Dalam hal salah seorang pimpinan DPR berhenti darijabatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1),penggantinya berasal dari partai politik yang sama.

(5) Pimpinan DPR diberhentikan sementara dari jabatannyaapabila dinyatakan sebagai terdakwa karena melakukantindak pidana yang diancam dengan pidana penjara5 (lima) tahun atau lebih.

(6) Dalam hal pimpinan DPR sebagaimana dimaksud padaayat (5) dinyatakan tidak terbukti melakukan tindakpidana berdasarkan putusan pengadilan yang telahmemperoleh kekuatan hukum tetap, pimpinan DPR yangbersangkutan melaksanakan kembali tugasnya sebagaipimpinan DPR.

Pasal 86

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberhentian danpenggantian pimpinan DPR diatur dengan peraturan DPRtentang tata tertib.

Paragraf 2Badan Musyawarah

Pasal 87

Badan Musyawarah dibentuk oleh DPR dan merupakan alatkelengkapan DPR yang bersifat tetap.

Pasal 88

(1) DPR menetapkan susunan dan keanggotaan BadanMusyawarah pada permulaan masa keanggotaan DPR danpermulaan tahun sidang.

(2) Anggota Badan Musyawarah berjumlah paling banyak1/10 (satu persepuluh) dari jumlah anggota DPRberdasarkan perimbangan jumlah anggota tiap-tiap fraksiyang ditetapkan oleh rapat paripurna.

Pasal 89 . . .

Page 41: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 41 -

Pasal 89

Pimpinan DPR karena jabatannya juga sebagai pimpinanBadan Musyawarah.

Pasal 90

(1) Badan Musyawarah bertugas:

a. menetapkan agenda DPR untuk 1 (satu) tahun sidang,1 (satu) masa persidangan, atau sebagian dari suatumasa sidang, perkiraan waktu penyelesaian suatumasalah, dan jangka waktu penyelesaian rancanganundang-undang, dengan tidak mengurangikewenangan rapat paripurna untuk mengubahnya;

b. memberikan pendapat kepada pimpinan DPR dalammenentukan garis kebijakan yang menyangkutpelaksanaan tugas dan wewenang DPR;

c. meminta dan/atau memberikan kesempatan kepadaalat kelengkapan DPR yang lain untuk memberikanketerangan/penjelasan mengenai pelaksanaan tugasmasing-masing;

d. mengatur lebih lanjut penanganan suatu masalahdalam hal undang-undang mengharuskan Pemerintahatau pihak lainnya melakukan konsultasi dankoordinasi dengan DPR;

e. menentukan penanganan suatu rancangan undang-undang atau pelaksanaan tugas DPR lainnya oleh alatkelengkapan DPR;

f. mengusulkan kepada rapat paripurna mengenaijumlah komisi, ruang lingkup tugas komisi, dan mitrakerja komisi yang telah dibahas dalam konsultasipada awal masa keanggotaan DPR; dan

g. melaksanakan tugas lain yang diserahkan oleh rapatparipurna kepada Badan Musyawarah.

(2) Badan Musyawarah menyusun rancangan anggaranuntuk pelaksanaan tugasnya sesuai dengan kebutuhanyang selanjutnya disampaikan kepada Badan UrusanRumah Tangga.

Pasal 91 . . .

Page 42: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 42 -

Pasal 91

Badan Musyawarah tidak dapat mengubah keputusan atassuatu rancangan undang-undang atau pelaksanaan tugas DPRlainnya oleh alat kelengkapan DPR sebagaimana dimaksuddalam Pasal 90 ayat (1) huruf a.

Pasal 92

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan,susunan, tugas, wewenang dan mekanisme kerja BadanMusyawarah diatur dengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Paragraf 3Komisi

Pasal 93

Komisi dibentuk oleh DPR dan merupakan alat kelengkapanDPR yang bersifat tetap.

Pasal 94

(1) DPR menetapkan jumlah komisi pada permulaan masakeanggotaan DPR dan permulaan tahun sidang.

(2) Jumlah anggota komisi ditetapkan dalam rapat paripurnamenurut perimbangan dan pemerataan jumlah anggotatiap-tiap fraksi pada permulaan masa keanggotaan DPRdan pada permulaan tahun sidang.

Pasal 95

(1) Pimpinan komisi merupakan satu kesatuan pimpinanyang bersifat kolektif dan kolegial.

(2) Pimpinan komisi terdiri atas 1 (satu) orang ketua danpaling banyak 3 (tiga) orang wakil ketua, yang dipilih daridan oleh anggota komisi berdasarkan prinsipmusyawarah untuk mufakat dan proporsional denganmemperhatikan keterwakilan perempuan menurutperimbangan jumlah anggota tiap-tiap fraksi.

(3) Pemilihan . . .

Page 43: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 43 -

(3) Pemilihan pimpinan komisi sebagaimana dimaksud padaayat (2) dilakukan dalam rapat komisi yang dipimpin olehpimpinan DPR setelah penetapan susunan dankeanggotaan komisi.

Pasal 96

(1) Tugas komisi dalam pembentukan undang-undangadalah mengadakan persiapan, penyusunan,pembahasan, dan penyempurnaan rancangan undang-undang.

(2) Tugas komisi di bidang anggaran adalah:

a. mengadakan pembicaraan pendahuluan mengenaipenyusunan rancangan anggaran pendapatan danbelanja negara yang termasuk dalam ruang lingkuptugasnya bersama-sama dengan Pemerintah;

b. mengadakan pembahasan dan mengajukan usulpenyempurnaan rancangan anggaran pendapatan danbelanja negara yang termasuk dalam ruang lingkuptugasnya bersama-sama dengan Pemerintah;

c. membahas dan menetapkan alokasi anggaran untukfungsi, program, dan kegiatan kementerian/lembagayang menjadi mitra kerja komisi;

d. mengadakan pembahasan laporan keuangan negaradan pelaksanaan APBN termasuk hasil pemeriksaanBPK yang berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya;

e. menyampaikan hasil pembicaraan pendahuluansebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan hasilpembahasan sebagaimana dimaksud dalam huruf b,huruf c, dan huruf d, kepada Badan Anggaran untuksinkronisasi;

f. menyempurnakan hasil sinkronisasi Badan Anggaranberdasarkan penyampaian usul komisi sebagaimanadimaksud dalam huruf e; dan

g. menyerahkan kembali kepada Badan Anggaran hasilpembahasan komisi sebagaimana dimaksud dalamhuruf f untuk bahan akhir penetapan APBN.

(3) Tugas komisi di bidang pengawasan adalah:

a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaanundang-undang, termasuk APBN, serta peraturan

pelaksanaannya . . .

Page 44: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 44 -

pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkuptugasnya;

b. membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaanBPK yang berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya;

c. melakukan pengawasan terhadap kebijakanPemerintah; dan

d. membahas dan menindaklanjuti usulan DPD.

(4) Komisi dalam melaksanakan tugas sebagaimanadimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), dapatmengadakan:

a. rapat kerja dengan Pemerintah yang diwakili olehmenteri/pimpinan lembaga;

b. konsultasi dengan DPD;

c. rapat dengar pendapat dengan pejabat Pemerintahyang mewakili instansinya;

d. rapat dengar pendapat umum, baik atas permintaankomisi maupun atas permintaan pihak lain;

e. rapat kerja dengan menteri atau rapat dengarpendapat dengan pejabat Pemerintah yang mewakiliinstansinya yang tidak termasuk dalam ruang lingkuptugasnya apabila diperlukan; dan/atau

f. kunjungan kerja.

(5) Komisi menentukan tindak lanjut hasil pelaksanaantugas komisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),ayat (2), ayat (3), dan ayat (4).

(6) Keputusan dan/atau kesimpulan hasil rapat kerja komisiatau rapat kerja gabungan komisi bersifat mengikatantara DPR dan Pemerintah.

(7) Komisi membuat laporan kinerja pada akhir masakeanggotaan DPR, baik yang sudah maupun yang belumterselesaikan untuk dapat digunakan sebagai bahan olehkomisi pada masa keanggotaan berikutnya.

(8) Komisi menyusun rancangan anggaran untukpelaksanaan tugasnya sesuai dengan kebutuhanyang selanjutnya disampaikan kepada Badan UrusanRumah Tangga.

Pasal 97 . . .

Page 45: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 45 -

Pasal 97

Jumlah, ruang lingkup tugas, dan mitra kerja komisiditetapkan dengan keputusan DPR.

Pasal 98

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan,susunan, tugas, wewenang dan mekanisme kerja komisi diaturdengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Paragraf 4Badan Legislasi

Pasal 99

Badan Legislasi dibentuk oleh DPR dan merupakan alatkelengkapan DPR yang bersifat tetap.

Pasal 100

(1) DPR menetapkan susunan dan keanggotaan BadanLegislasi pada permulaan masa keanggotaan DPR danpermulaan tahun sidang.

(2) Jumlah anggota Badan Legislasi ditetapkan dalam rapatparipurna menurut perimbangan dan pemerataan jumlahanggota tiap-tiap fraksi pada permulaan masakeanggotaan DPR dan pada permulaan tahun sidang.

Pasal 101

(1) Pimpinan Badan Legislasi merupakan satu kesatuanpimpinan yang bersifat kolektif dan kolegial.

(2) Pimpinan Badan Legislasi terdiri atas 1 (satu) orang ketuadan paling banyak 3 (tiga) orang wakil ketua yang dipilihdari dan oleh anggota Badan Legislasi berdasarkanprinsip musyawarah untuk mufakat dan proporsionaldengan memperhatikan keterwakilan perempuanmenurut perimbangan jumlah anggota tiap-tiap fraksi.

(3) Pemilihan . . .

Page 46: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 46 -

(3) Pemilihan pimpinan Badan Legislasi sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilakukan dalam rapat BadanLegislasi yang dipimpin oleh pimpinan DPR setelahpenetapan susunan dan keanggotaan Badan Legislasi.

Pasal 102

(1) Badan Legislasi bertugas:

a. menyusun rancangan program legislasi nasional yangmemuat daftar urutan dan prioritas rancanganundang-undang beserta alasannya untuk 1 (satu)masa keanggotaan dan untuk setiap tahun anggarandi lingkungan DPR dengan mempertimbangkanmasukan dari DPD;

b. mengoordinasi penyusunan program legislasi nasionalantara DPR dan Pemerintah;

c. menyiapkan rancangan undang-undang usul DPRberdasarkan program prioritas yang telah ditetapkan;

d. melakukan pengharmonisasian, pembulatan, danpemantapan konsepsi rancangan undang-undangyang diajukan anggota, komisi, gabungan komisi, atauDPD sebelum rancangan undang-undang tersebutdisampaikan kepada pimpinan DPR;

e. memberikan pertimbangan terhadap rancanganundang-undang yang diajukan oleh anggota, komisi,gabungan komisi, atau DPD di luar prioritasrancangan undang-undang tahun berjalan atau diluar rancangan undang-undang yang terdaftar dalamprogram legislasi nasional;

f. melakukan pembahasan, pengubahan, dan/ataupenyempurnaan rancangan undang-undang yangsecara khusus ditugaskan oleh Badan Musyawarah;

g. mengikuti perkembangan dan melakukan evaluasiterhadap pembahasan materi muatan rancanganundang-undang melalui koordinasi dengan komisidan/atau panitia khusus;

h. memberikan masukan kepada pimpinan DPR atasrancangan undang-undang usul DPD yang ditugaskanoleh Badan Musyawarah; dan

i. membuat laporan kinerja dan inventarisasi masalah dibidang perundang-undangan pada akhir masa

keanggotaan . . .

Page 47: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 47 -

keanggotaan DPR untuk dapat digunakan oleh BadanLegislasi pada masa keanggotaan berikutnya.

(2) Badan Legislasi menyusun rancangan anggaran untukpelaksanaan tugasnya sesuai dengan kebutuhan yangselanjutnya disampaikan kepada Badan Urusan RumahTangga.

Pasal 103

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan,susunan, tugas, wewenang dan mekanisme kerja BadanLegislasi diatur dengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Paragraf 5Badan Anggaran

Pasal 104

Badan Anggaran dibentuk oleh DPR dan merupakan alatkelengkapan DPR yang bersifat tetap.

Pasal 105

(1) DPR menetapkan susunan dan keanggotaan BadanAnggaran menurut perimbangan dan pemerataan jumlahanggota tiap-tiap fraksi pada permulaan masakeanggotaan DPR dan pada permulaan tahun sidang.

(2) Susunan dan keanggotaan Badan Anggaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) terdiri atas anggota dari tiap-tiapkomisi yang dipilih oleh komisi dengan memperhatikanperimbangan jumlah anggota dan usulan fraksi.

Pasal 106

(1) Pimpinan Badan Anggaran merupakan satu kesatuanpimpinan yang bersifat kolektif dan kolegial.

(2) Pimpinan Badan Anggaran terdiri atas 1 (satu) orangketua dan paling banyak 3 (tiga) orang wakil ketua yangdipilih dari dan oleh anggota Badan Anggaranberdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat dan

proporsional . . .

Page 48: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 48 -

proporsional dengan mempertimbangkan keterwakilanperempuan menurut perimbangan jumlah anggota tiap-tiap fraksi.

(3) Pemilihan pimpinan Badan Anggaran sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilakukan dalam rapat BadanAnggaran yang dipimpin oleh pimpinan DPR setelahpenetapan susunan dan keanggotaan Badan Anggaran.

Pasal 107

(1) Badan Anggaran bertugas:

a. membahas bersama Pemerintah yang diwakili olehmenteri untuk menentukan pokok-pokok kebijakanfiskal secara umum dan prioritas anggaran untukdijadikan acuan bagi setiap kementerian/lembagadalam menyusun usulan anggaran;

b. menetapkan pendapatan negara bersama Pemerintahdengan mengacu pada usulan komisi terkait;

c. membahas rancangan undang-undang tentang APBNbersama Presiden yang dapat diwakili oleh menteridengan mengacu pada keputusan rapat kerja komisidan Pemerintah mengenai alokasi anggaran untukfungsi, program, dan kegiatan kementerian/lembaga;

d. melakukan sinkronisasi terhadap hasil pembahasandi komisi mengenai rencana kerja dan anggarankementerian/lembaga;

e. membahas laporan realisasi dan prognosis yangberkaitan dengan APBN; dan

f. membahas pokok-pokok penjelasan atas rancanganundang-undang tentang pertanggungjawabanpelaksanaan APBN.

(2) Badan Anggaran hanya membahas alokasi anggaran yangsudah diputuskan oleh komisi.

(3) Anggota komisi dalam Badan Anggaran sebagaimanadimaksud dalam Pasal 105 ayat (2) harus mengupayakanalokasi anggaran yang diputuskan komisi danmenyampaikan hasil pelaksanaan tugas sebagaimanadimaksud pada ayat (1) kepada komisi.

Pasal 108 . . .

Page 49: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 49 -

Pasal 108

Badan Anggaran menyusun rancangan anggaran untukpelaksanaan tugasnya sesuai dengan kebutuhan yangselanjutnya disampaikan kepada Badan Urusan RumahTangga.

Pasal 109

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan,susunan, tugas, wewenang dan mekanisme kerja BadanAnggaran diatur dengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Paragraf 6Badan Akuntabilitas Keuangan Negara

Pasal 110

Badan Akuntabilitas Keuangan Negara, yang selanjutnyadisingkat BAKN, dibentuk oleh DPR dan merupakan alatkelengkapan DPR yang bersifat tetap.

Pasal 111

(1) DPR menetapkan susunan dan keanggotaan BAKN padapermulaan masa keanggotaan DPR dan permulaan tahunsidang.

(2) Anggota BAKN berjumlah paling sedikit 7 (tujuh) orangdan paling banyak 9 (sembilan) orang atas usul fraksiDPR yang ditetapkan dalam rapat paripurna padapermulaan masa keanggotaan DPR dan permulaan tahunsidang.

Pasal 112

(1) Pimpinan BAKN merupakan satu kesatuan pimpinanyang bersifat kolektif dan kolegial.

(2) Pimpinan BAKN terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan1 (satu) orang wakil ketua yang dipilih dari dan olehanggota BAKN berdasarkan prinsip musyawarah untukmufakat dengan memperhatikan keterwakilan perempuanmenurut perimbangan jumlah anggota tiap-tiap fraksi.

(3) Pemilihan . . .

Page 50: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 50 -

(3) Pemilihan pimpinan BAKN sebagaimana dimaksud padaayat (2) dilakukan dalam rapat BAKN yang dipimpin olehpimpinan DPR setelah penetapan susunan dankeanggotaan BAKN.

Pasal 113

(1) BAKN bertugas:

a. melakukan penelaahan terhadap temuan hasilpemeriksaan BPK yang disampaikan kepada DPR;

b. menyampaikan hasil penelaahan sebagaimanadimaksud dalam huruf a kepada komisi;

c. menindaklanjuti hasil pembahasan komisi terhadaptemuan hasil pemeriksaan BPK atas permintaankomisi; dan

d. memberikan masukan kepada BPK dalam hal rencanakerja pemeriksaan tahunan, hambatan pemeriksaan,serta penyajian dan kualitas laporan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c, BAKN dapat meminta penjelasan dariBPK, Pemerintah, pemerintah daerah, lembaga negaralainnya, Bank Indonesia, badan usaha milik negara,badan layanan umum, badan usaha milik daerah, danlembaga atau badan lain yang mengelola keuangannegara.

(3) BAKN dapat mengusulkan kepada komisi agar BPKmelakukan pemeriksaan lanjutan.

(4) Hasil kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,huruf b, dan huruf d disampaikan kepada pimpinan DPRdalam rapat paripurna secara berkala.

Pasal 114

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalamPasal 113 ayat (1), BAKN dapat dibantu oleh akuntan, ahli,analis keuangan, dan/atau peneliti.

Pasal 115

BAKN menyusun rancangan anggaran untuk pelaksanaantugasnya sesuai dengan kebutuhan yang selanjutnyadisampaikan kepada Badan Urusan Rumah Tangga.

Pasal 116 . . .

Page 51: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 51 -

Pasal 116

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan,susunan, tugas, wewenang dan mekanisme kerja BAKN diaturdengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Paragraf 7Badan Kerja Sama Antar-Parlemen

Pasal 117

Badan Kerja Sama Antar-Parlemen, yang selanjutnya disingkatBKSAP, dibentuk oleh DPR dan merupakan alat kelengkapanDPR yang bersifat tetap.

Pasal 118

(1) DPR menetapkan susunan dan keanggotaan BKSAP padapermulaan masa keanggotaan DPR dan permulaan tahunsidang.

(2) Jumlah anggota BKSAP ditetapkan dalam rapat paripurnamenurut perimbangan dan pemerataan jumlah anggotatiap-tiap fraksi pada permulaan masa keanggotaan DPRdan pada permulaan tahun sidang.

Pasal 119

(1) Pimpinan BKSAP merupakan satu kesatuan pimpinanyang bersifat kolektif dan kolegial.

(2) Pimpinan BKSAP terdiri atas 1 (satu) orang ketua danpaling banyak 3 (tiga) orang wakil ketua, yang dipilih daridan oleh anggota BKSAP berdasarkan prinsipmusyawarah untuk mufakat dan proporsional denganmemperhatikan keterwakilan perempuan menurutperimbangan jumlah anggota tiap-tiap fraksi.

(3) Pemilihan pimpinan BKSAP sebagaimana dimaksud padaayat (2) dilakukan dalam rapat BKSAP yang dipimpin olehpimpinan DPR setelah penetapan susunan dankeanggotaan BKSAP.

Pasal 120 . . .

Page 52: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 52 -

Pasal 120

(1) BKSAP bertugas:

a. membina, mengembangkan, dan meningkatkanhubungan persahabatan dan kerja sama antara DPRdan parlemen negara lain, baik secara bilateralmaupun multilateral, termasuk organisasiinternasional yang menghimpun parlemen dan/atauanggota parlemen negara lain;

b. menerima kunjungan delegasi parlemen negara lainyang menjadi tamu DPR;

c. mengoordinasikan kunjungan kerja alat kelengkapanDPR ke luar negeri; dan

d. memberikan saran atau usul kepada pimpinan DPRtentang masalah kerja sama antarparlemen.

(2) BKSAP membuat laporan kinerja pada akhir masakeanggotaan baik yang sudah maupun yang belumterselesaikan untuk dapat digunakan sebagai bahan olehBKSAP pada masa keanggotaan berikutnya.

Pasal 121

BKSAP menyusun rancangan anggaran untuk pelaksanaantugasnya sesuai dengan kebutuhan, yang selanjutnyadisampaikan kepada Badan Urusan Rumah Tangga.

Pasal 122

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan,susunan, tugas, wewenang dan mekanisme kerja BKSAPdiatur dengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Paragraf 8Badan Kehormatan

Pasal 123

Badan Kehormatan dibentuk oleh DPR dan merupakan alatkelengkapan DPR yang bersifat tetap.

Pasal 124 . . .

Page 53: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 53 -

Pasal 124

(1) DPR menetapkan susunan dan keanggotaan BadanKehormatan dengan memperhatikan perimbangan danpemerataan jumlah anggota tiap-tiap fraksi padapermulaan masa keanggotaan DPR dan permulaan tahunsidang.

(2) Anggota Badan Kehormatan berjumlah 11 (sebelas) orangdan ditetapkan dalam rapat paripurna pada permulaanmasa keanggotan DPR dan pada permulaan tahun sidang.

Pasal 125

(1) Pimpinan Badan Kehormatan merupakan satu kesatuanpimpinan yang bersifat kolektif dan kolegial.

(2) Pimpinan Badan Kehormatan terdiri atas 1 (satu) orangketua dan 2 (dua) orang wakil ketua, yang dipilih dari danoleh anggota Badan Kehormatan berdasarkan prinsipmusyawarah untuk mufakat dan proporsional denganmemperhatikan keterwakilan perempuan menurutperimbangan jumlah anggota tiap-tiap fraksi.

(3) Pemilihan pimpinan Badan Kehormatan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilakukan dalam rapat BadanKehormatan yang dipimpin oleh pimpinan DPR setelahpenetapan susunan dan keanggotaan Badan Kehormatan.

Pasal 126

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukanBadan Kehormatan diatur dalam peraturan DPR tentangtata tertib.

Pasal 127

(1) Badan Kehormatan bertugas melakukan penyelidikan danverifikasi atas pengaduan terhadap anggota karena:

a. tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksuddalam Pasal 79;

b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutanatau berhalangan tetap sebagai anggota DPR selama

3 (tiga) . . .

Page 54: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 54 -

3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa keteranganapa pun;

c. tidak menghadiri rapat paripurna dan/atau rapat alatkelengkapan DPR yang menjadi tugas dankewajibannya sebanyak 6 (enam) kali berturut-turuttanpa alasan yang sah;

d. tidak lagi memenuhi syarat sebagai calon anggota DPRsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pemilihan umum anggota DPR,DPD, dan DPRD; dan/atau

e. melanggar ketentuan larangan sebagaimana diaturdalam Undang-Undang ini.

(2) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BadanKehormatan melakukan evaluasi dan penyempurnaanperaturan DPR tentang kode etik DPR.

(3) Badan Kehormatan berwenang memanggil pihak terkaitdan melakukan kerja sama dengan lembaga lain.

(4) Badan Kehormatan membuat laporan kinerja pada akhirmasa keanggotaan.

Pasal 128

Badan Kehormatan menyusun rancangan anggaranuntuk pelaksanaan tugasnya sesuai dengan kebutuhan,yang selanjutnya disampaikan kepada Badan UrusanRumah Tangga.

Pasal 129

Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme pelaksanaantugas dan wewenang Badan Kehormatan diatur denganperaturan DPR tentang tata beracara Badan Kehormatan.

Paragraf 9Badan Urusan Rumah Tangga

Pasal 130

Badan Urusan Rumah Tangga, yang selanjutnya disingkatBURT, dibentuk oleh DPR dan merupakan alat kelengkapanDPR yang bersifat tetap.

Pasal 131 . . .

Page 55: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 55 -

Pasal 131

(1) DPR menetapkan susunan dan keanggotaan BURT padapermulaan masa keanggotaan DPR dan permulaan tahunsidang.

(2) Jumlah anggota BURT ditetapkan dalam rapat paripurnamenurut perimbangan dan pemerataan jumlah anggotatiap-tiap fraksi pada permulaan masa keanggotaan DPRdan pada permulaan tahun sidang.

Pasal 132

(1) Pimpinan BURT merupakan satu kesatuan pimpinanyang bersifat kolektif dan kolegial.

(2) Pimpinan BURT terdiri atas 1 (satu) orang ketua yangdijabat oleh Ketua DPR dan paling banyak 3 (tiga) orangwakil ketua yang dipilih dari dan oleh anggota BURTberdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat danproporsional dengan memperhatikan keterwakilanperempuan menurut perimbangan jumlah anggota tiap-tiap fraksi.

(3) Pemilihan pimpinan BURT sebagaimana dimaksud padaayat (2) dilakukan dalam rapat BURT yang dipimpin olehpimpinan DPR setelah penetapan susunan dankeanggotaan BURT.

Pasal 133

BURT bertugas:

a. menetapkan kebijakan kerumahtanggaan DPR;

b. melakukan pengawasan terhadap Sekretariat JenderalDPR dalam pelaksanaan kebijakan kerumahtanggaanDPR sebagaimana dimaksud dalam huruf a, termasukpelaksanaan dan pengelolaan anggaran DPR;

c. melakukan koordinasi dengan alat kelengkapan DPD danalat kelengkapan MPR yang berhubungan denganmasalah kerumahtanggaan DPR, DPD, dan MPR yangditugaskan oleh pimpinan DPR berdasarkan hasil rapatBadan Musyawarah;

d. menyampaikan . . .

Page 56: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 56 -

d. menyampaikan hasil keputusan dan kebijakan BURTkepada setiap anggota DPR; dan

e. menyampaikan laporan kinerja dalam rapat paripurnaDPR yang khusus diadakan untuk itu.

Pasal 134

BURT menyusun rancangan anggaran untuk pelaksanaantugasnya sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 135

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan,susunan, tugas, wewenang dan mekanisme kerja BURT diaturdengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Paragraf 10Panitia Khusus

Pasal 136

Panitia khusus dibentuk oleh DPR dan merupakan alatkelengkapan DPR yang bersifat sementara.

Pasal 137

(1) DPR menetapkan susunan dan keanggotaan panitiakhusus berdasarkan perimbangan dan pemerataanjumlah anggota tiap-tiap fraksi.

(2) Jumlah anggota panitia khusus ditetapkan oleh rapatparipurna paling banyak 30 (tiga puluh) orang.

Pasal 138

(1) Pimpinan panitia khusus merupakan satu kesatuanpimpinan yang bersifat kolektif dan kolegial.

(2) Pimpinan panitia khusus terdiri atas 1 (satu) orang ketuadan paling banyak 3 (tiga) orang wakil ketua yang dipilihdari dan oleh anggota panitia khusus berdasarkan prinsipmusyawarah untuk mufakat dan proporsional dengan

memperhatikan . . .

Page 57: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 57 -

memperhatikan jumlah panitia khusus yang ada sertaketerwakilan perempuan menurut perimbangan jumlahanggota tiap-tiap fraksi.

(3) Pemilihan pimpinan panitia khusus sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilakukan dalam rapat panitiakhusus yang dipimpin oleh pimpinan DPR setelahpenetapan susunan dan keanggotaan panitia khusus.

Pasal 139

(1) Panitia khusus bertugas melaksanakan tugas tertentudalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh rapatparipurna.

(2) Panitia khusus bertanggung jawab kepada DPR.

(3) Panitia khusus dibubarkan oleh DPR setelah jangkawaktu penugasannya berakhir atau karena tugasnyadinyatakan selesai.

(4) Rapat paripurna menetapkan tindak lanjut hasil kerjapanitia khusus.

Pasal 140

Panitia khusus menggunakan anggaran untuk pelaksanaantugasnya sesuai dengan kebutuhan yang diajukan kepadapimpinan DPR.

Pasal 141

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan,susunan, tugas, wewenang dan mekanisme kerja panitiakhusus diatur dengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Bagian KesembilanPelaksanaan Tugas dan Wewenang

Paragraf 1Pembentukan Undang-Undang

Pasal 142

(1) Rancangan undang-undang dapat berasal dari DPR,Presiden, atau DPD.

(2) Rancangan . . .

Page 58: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 58 -

(2) Rancangan undang-undang yang berasal dari DPR,Presiden, atau DPD disertai penjelasan atau keterangandan/atau naskah akademik.

Pasal 143

(1) Usul rancangan undang-undang dapat diajukan olehanggota DPR, komisi, gabungan komisi, atau BadanLegislasi.

(2) Usul rancangan undang-undang disampaikan secaratertulis oleh anggota DPR, pimpinan komisi, pimpinangabungan komisi, atau pimpinan Badan Legislasi kepadapimpinan DPR disertai daftar nama dan tanda tanganpengusul.

(3) DPR memutuskan usul rancangan undang-undangsebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam rapatparipurna, berupa:

a. persetujuan;

b. persetujuan dengan pengubahan; atau

c. penolakan.

(4) Dalam hal persetujuan dengan pengubahan, DPRmenugasi komisi, gabungan komisi, Badan Legislasi, ataupanitia khusus untuk menyempurnakan rancanganundang-undang tersebut.

(5) Rancangan undang-undang yang telah disiapkan olehDPR disampaikan dengan surat pimpinan DPR kepadaPresiden.

Pasal 144

Rancangan undang-undang yang berasal dari Presidendiajukan dengan surat Presiden kepada pimpinan DPR.

Pasal 145

(1) Pengajuan peraturan pemerintah pengganti undang-undang dilakukan dalam bentuk pengajuan rancanganundang-undang tentang penetapan peraturan pemerintahpengganti undang-undang menjadi undang-undang.

(2) Pembahasan . . .

Page 59: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 59 -

(2) Pembahasan rancangan undang-undang tentangpenetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang menjadi undang-undang dilakukan melaluitingkat pembicaraan di DPR.

Pasal 146

(1) Rancangan undang-undang beserta penjelasan atauketerangan dan/atau naskah akademik yang berasal dariDPD disampaikan secara tertulis oleh pimpinan DPDkepada pimpinan DPR.

(2) Penyebarluasan rancangan undang-undang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh SekretariatJenderal DPD.

Pasal 147

(1) Pimpinan DPR setelah menerima rancangan undang-undang dari DPD sebagaimana dimaksud dalamPasal 146 ayat (1) memberitahukan adanya usulrancangan undang-undang tersebut kepada anggota DPRdan membagikannya kepada seluruh anggota DPR dalamrapat paripurna.

(2) DPR memutuskan usul rancangan undang-undangsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam rapatparipurna berikutnya, berupa:

a. persetujuan;

b. persetujuan dengan pengubahan; atau

c. penolakan.

(3) Dalam hal rapat paripurna memutuskan memberipersetujuan terhadap usul rancangan undang-undangyang berasal dari DPD sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf a, rancangan undang-undang tersebutmenjadi rancangan undang-undang usul dari DPR.

(4) Dalam hal rapat paripurna memutuskan memberipersetujuan dengan pengubahan terhadap usulrancangan undang-undang yang berasal dari DPDsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, rancanganundang-undang tersebut menjadi rancangan undang-undang usul dari DPR dan untuk selanjutnya DPR

menugaskan . . .

Page 60: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 60 -

menugaskan penyempurnaan rancangan undang-undangtersebut kepada komisi, gabungan komisi, BadanLegislasi, atau panitia khusus.

(5) Dalam hal rapat paripurna memutuskan menolak usulrancangan undang-undang yang berasal dari DPDsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, pimpinanDPR menyampaikan keputusan mengenai penolakantersebut kepada pimpinan DPD.

(6) Pimpinan DPR menyampaikan rancangan undang-undangsebagaimana dimaksud pada ayat (3) atau rancanganundang-undang yang telah disempurnakan sebagaimanadimaksud pada ayat (4) kepada Presiden dan PimpinanDPD, dengan permintaan kepada Presiden untukmenunjuk menteri yang akan mewakili Presiden dalammelakukan pembahasan rancangan undang-undang sertakepada DPD untuk menunjuk alat kelengkapan DPD yangakan membahas rancangan undang-undang tersebut.

(7) Apabila dalam waktu 60 (enam puluh) hari DPD belummenunjuk alat kelengkapan DPD sebagaimana dimaksudpada ayat (6), pembahasan rancangan undang-undangtetap dilaksanakan.

Pasal 148

Tindak lanjut pembahasan rancangan undang-undang yangberasal dari DPR atau Presiden dilakukan melalui 2 (dua)tingkat pembicaraan.

Pasal 149

Dua tingkat pembicaraan sebagaimana dimaksud dalamPasal 148 adalah:

a. Tingkat I dalam rapat komisi, rapat gabungan komisi,rapat Badan Legislasi, rapat Badan Anggaran, atau rapatpanitia khusus.

b. Tingkat II dalam rapat paripurna.

Pasal 150

(1) Pembicaraan Tingkat I dilakukan dengan kegiatansebagai berikut:

a. pengantar musyawarah;

b. pembahasan . . .

Page 61: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 61 -

b. pembahasan daftar inventarisasi masalah; dan

c. penyampaian pendapat mini.

(2) Dalam pengantar musyawarah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a:

a. DPR memberikan penjelasan dan Presidenmenyampaikan pandangan apabila rancanganundang-undang berasal dari DPR;

b. DPR memberikan penjelasan serta Presiden dan DPDmenyampaikan pandangan apabila rancanganundang-undang yang berkaitan dengan kewenanganDPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 huruf eberasal dari DPR;

c. Presiden memberikan penjelasan dan fraksimemberikan pandangan apabila rancangan undang-undang berasal dari Presiden; atau

d. Presiden memberikan penjelasan serta fraksi dan DPDmenyampaikan pandangan apabila rancanganundang-undang yang berkaitan dengan kewenanganDPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 huruf eberasal dari Presiden.

(3) Daftar inventarisasi masalah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b diajukan oleh:

a. Presiden, apabila rancangan undang-undang berasaldari DPR.

b. DPR, apabila rancangan undang-undang berasal dariPresiden.

(4) Penyampaian pendapat mini sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c disampaikan pada akhir PembicaraanTingkat I oleh:

a. fraksi;

b. DPD, apabila rancangan undang-undang berkaitandengan kewenangan DPD sebagaimana dimaksuddalam Pasal 71 huruf e; dan

c. Presiden.

(5) Dalam hal DPD tidak memberikan pandangansebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b danhuruf d, dan/atau pendapat mini sebagaimana dimaksudpada ayat (4) huruf b, Pembicaraan Tingkat I tetapdilaksanakan.

(6) Dalam . . .

Page 62: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 62 -

(6) Dalam Pembicaraan Tingkat I dapat diundang pimpinanlembaga negara atau lembaga lain apabila materirancangan undang-undang berkaitan dengan lembaganegara atau lembaga lain.

Pasal 151

(1) Pembicaraan Tingkat II merupakan pengambilankeputusan dalam rapat paripurna dengan kegiatan:

a. penyampaian laporan yang berisi proses, pendapatmini fraksi, pendapat mini DPD, dan hasilPembicaraan Tingkat I;

b. pernyataan persetujuan atau penolakan dari tiap-tiap fraksi dan anggota secara lisan yang dimintaoleh pimpinan rapat paripurna; dan

c. pendapat akhir Presiden yang disampaikan olehmenteri yang mewakilinya.

(2) Dalam hal persetujuan sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b tidak dapat dicapai secara musyawarahuntuk mufakat, pengambilan keputusan dilakukanberdasarkan suara terbanyak.

(3) Dalam hal rancangan undang-undang tidak mendapatpersetujuan bersama antara DPR dan Presiden,rancangan undang-undang tersebut tidak boleh diajukanlagi dalam persidangan DPR masa itu.

Pasal 152

Ketentuan lebih lanjut mengenai tingkat pembicaraansebagaimana dimaksud dalam Pasal 148 diatur denganperaturan DPR tentang tata tertib.

Pasal 153

(1) Dalam penyiapan dan pembahasan rancangan undang-undang, termasuk pembahasan rancangan undang-undang tentang APBN, masyarakat berhak memberikanmasukan secara lisan dan/atau tertulis kepada DPRmelalui pimpinan DPR dan/atau alat kelengkapanDPR lainnya.

(2) Anggota . . .

Page 63: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 63 -

(2) Anggota atau alat kelengkapan DPR yang menyiapkanatau membahas rancangan undang-undang dapatmelakukan kegiatan untuk mendapat masukan darimasyarakat.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penerimaanmasukan dan penyerapan aspirasi dari masyarakat dalampenyiapan dan pembahasan rancangan undang-undangdiatur dengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Paragraf 2Penerimaan Pertimbangan DPD

terhadap Rancangan Undang-Undang

Pasal 154

(1) DPR menerima dan menindaklanjuti pertimbangantertulis terhadap rancangan undang-undang tentangAPBN dan rancangan undang-undang yang berkaitandengan pajak, pendidikan, dan agama yang disampaikanoleh DPD sebelum memasuki tahap pembahasan antaraDPR dan Presiden.

(2) Apabila rancangan undang-undang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berasal dari Presiden, pimpinanDPR setelah menerima surat Presiden menyampaikansurat kepada pimpinan DPD agar DPD memberikanpertimbangannya.

(3) Apabila rancangan undang-undang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berasal dari DPR, Pimpinan DPRmenyampaikan surat kepada pimpinan DPD agar DPDmemberikan pertimbangannya.

(4) Pertimbangan DPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dan ayat (3) disampaikan secara tertulis melalui pimpinanDPR paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanyasurat dari pimpinan DPR, kecuali rancangan undang-undang tentang APBN disampaikan paling lambat14 (empat belas) hari sebelum diambil persetujuanbersama antara DPR dan Presiden.

(5) Pada rapat paripurna berikutnya, pimpinan DPRmemberitahukan kepada anggota DPR perihalditerimanya pertimbangan DPD atas rancangan undang-undang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan

meneruskannya . . .

Page 64: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 64 -

meneruskannya kepada Badan Musyawarah untukditeruskan kepada alat kelengkapan yang akanmembahasnya.

Paragraf 3Penetapan APBN

Pasal 155

(1) Penyusunan rancangan APBN berpedoman pada rencanakerja Pemerintah dalam rangka mewujudkan tercapainyatujuan bernegara.

(2) Rancangan rencana kerja Pemerintah disusun olehPemerintah untuk dibahas dan disepakati bersamadengan DPR.

(3) Rencana kerja Pemerintah yang telah dibahas dandisepakati bersama dengan DPR sebagaimana dimaksudpada ayat (2) menjadi pedoman bagi penyusunanrancangan APBN untuk selanjutnya ditetapkan menjadisatu kesatuan dengan APBN, dan menjadi acuan kerjaPemerintah yang ditetapkan dengan keputusan Presiden.

Pasal 156

Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimanadimaksud dalam Pasal 71 huruf g, DPR menyelenggarakankegiatan sebagai berikut:

a. pembicaraan pendahuluan dengan Pemerintah dan BankIndonesia dalam rangka menyusun rancangan APBN;

b. pembahasan dan penetapan APBN yang didahului denganpenyampaian rancangan undang-undang tentang APBNbeserta nota keuangannya oleh Presiden;

c. pembahasan:

1. laporan realisasi semester pertama dan prognosis6 (enam) bulan berikutnya;

2. penyesuaian APBN dengan perkembangan dan/atauperubahan dalam rangka penyusunan prakiraan

perubahan . . .

Page 65: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 65 -

perubahan atas APBN tahun anggaran yangbersangkutan, apabila terjadi:

a) perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuaidengan asumsi yang digunakan dalam APBN;

b) perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal;

c) keadaan yang menyebabkan harus dilakukannyapergeseran anggaran antarunit organisasi,antarkegiatan, dan antarjenis belanja; dan/atau

d) keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebihtahun sebelumnya harus digunakan untukpembiayaan anggaran yang berjalan;

d. pembahasan dan penetapan rancangan undang-undangtentang perubahan atas undang-undang tentang APBN;dan

e. pembahasan dan penetapan rancangan undang-undangtentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.

Pasal 157

(1) Pembicaraan pendahuluan dalam rangka penyusunanrancangan APBN dilakukan segera setelah Pemerintahmenyampaikan bahan kerangka ekonomi makro danpokok-pokok kebijakan fiskal pada pertengahan bulanMei, yang meliputi:

a. kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakanfiskal tahun anggaran berikutnya;

b. kebijakan umum dan prioritas anggaran untukdijadikan acuan bagi setiap kementerian/lembagadalam penyusunan usulan anggaran; dan

c. rincian unit organisasi, fungsi, program, dan kegiatan.

(2) Pemerintah menyampaikan kerangka ekonomi makro danpokok-pokok kebijakan fiskal kepada DPR padatanggal 20 Mei tahun sebelumnya atau sehari sebelumnyaapabila tanggal tersebut jatuh pada hari libur.

(3) Komisi dengan kementerian/lembaga melakukan rapatkerja dan/atau rapat dengar pendapat untuk membahasrencana kerja dan anggaran kementerian/lembagatersebut.

(4) Hasil pembahasan rencana kerja dan anggaransebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepadaBadan Anggaran.

Pasal 158 . . .

Page 66: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 66 -

Pasal 158

Kegiatan dalam tahap pembicaraan pendahuluan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 157 meliputi:

a. rapat kerja yang diadakan oleh komisi dengan Pemerintahuntuk membahas alokasi anggaran menurut fungsi,program, dan kegiatan kementerian/lembaga; dan

b. rapat kerja yang diadakan oleh Badan Anggaran denganPemerintah dan Bank Indonesia untuk penyelesaian akhirkerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakanfiskal, dengan memperhatikan pemandangan umum fraksi,jawaban Pemerintah, saran dan pendapat BadanMusyawarah, keputusan rapat kerja komisi denganPemerintah mengenai alokasi anggaran menurut fungsi,program, dan kegiatan kementerian/lembaga.

Pasal 159

(1) Presiden mengajukan rancangan undang-undang tentangAPBN, disertai nota keuangan dan dokumenpendukungnya kepada DPR pada bulan Agustus tahunsebelumnya.

(2) Pembahasan rancangan undang-undang tentang APBNdilakukan sesuai dengan tingkat pembicaraansebagaimana dimaksud dalam Pasal 148, Pasal 149,Pasal 150, dan Pasal 151.

(3) DPR dapat mengajukan usul yang mengakibatkanperubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalamrancangan undang-undang tentang APBN.

(4) Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai rancanganundang-undang tentang APBN dilakukan paling lambat2 (dua) bulan sebelum tahun anggaran yangbersangkutan dilaksanakan.

(5) APBN yang disetujui oleh DPR terperinci sampai denganunit organisasi, fungsi, program, kegiatan, danjenis belanja.

(6) Dalam hal DPR tidak menyetujui rancangan undang-undang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintahdapat melakukan pengeluaran paling tinggi sebesar angkaAPBN tahun anggaran sebelumnya.

Pasal 160 . . .

Page 67: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 67 -

Pasal 160

Badan Anggaran mengadakan pembahasan denganPemerintah dan Bank Indonesia pada triwulan ketiga setiaptahun anggaran tentang laporan realisasi semester pertamaAPBN dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya yangdisampaikan Pemerintah kepada DPR paling lambat padaakhir bulan Juli tahun anggaran yang bersangkutan.

Pasal 161

(1) Dalam hal terjadi perubahan asumsi ekonomi makrodan/atau perubahan postur APBN yang sangat signifikan,Pemerintah mengajukan rancangan undang-undangtentang perubahan APBN tahun anggaran yangbersangkutan.

(2) Perubahan asumsi ekonomi makro yang sangat signifikansebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa prognosis:

a. penurunan pertumbuhan ekonomi, minimal 1% (satupersen) di bawah asumsi yang telah ditetapkan;dan/atau

b. deviasi asumsi ekonomi makro lainnya minimal10% (sepuluh persen) dari asumsi yang telahditetapkan.

(3) Perubahan postur APBN yang sangat signifikansebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa prognosis:

a. penurunan penerimaan perpajakan minimal10% (sepuluh persen) dari pagu yang telah ditetapkan;

b. kenaikan atau penurunan belanjakementerian/lembaga minimal 10% (sepuluh persen)dari pagu yang telah ditetapkan;

c. kebutuhan belanja yang bersifat mendesak dan belumtersedia pagu anggarannya; dan/atau

d. kenaikan defisit minimal 10% (sepuluh persen) darirasio defisit APBN terhadap produk domestikbruto (PDB) yang telah ditetapkan.

(4) Pembahasan dan penetapan rancangan undang-undangtentang perubahan APBN sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan oleh Pemerintah bersama denganBadan Anggaran dan komisi terkait dalam waktu palinglama 1 (satu) bulan dalam masa sidang, setelah

rancangan . . .

Page 68: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 68 -

rancangan undang-undang tentang perubahan APBNdiajukan oleh Pemerintah kepada DPR.

(5) Dalam hal tidak terjadi perubahan asumsi ekonomimakro dan/atau perubahan postur APBN yang sangatsignifikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) danayat (3), pembahasan perubahan APBN dilakukan dalamrapat Badan Anggaran dan pelaksanaannya disampaikandalam laporan keuangan Pemerintah.

Pasal 162

Pembahasan dan penetapan rancangan undang-undangtentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dilakukandalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan setelahdisampaikannya bahan hasil pemeriksaan laporan keuanganPemerintah oleh BPK ke DPR.

Pasal 163

(1) Presiden menyampaikan rancangan undang-undangtentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepadaDPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa olehBPK paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahunanggaran berakhir.

(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) sekurang-kurangnya meliputi realisasi APBN,neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporankeuangan yang dilampiri dengan laporan keuangankementerian/lembaga.

Paragraf 4Pengajuan Calon dan Pemberian Persetujuan atau

Pertimbangan atas Calon

Pasal 164

(1) DPR mengajukan calon untuk mengisi suatu jabatanberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undanganmelalui rapat paripurna.

(2) DPR memberikan persetujuan atau pertimbangan atascalon untuk mengisi suatu jabatan berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan melalui rapatparipurna.

(3) Rapat . . .

Page 69: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 69 -

(3) Rapat paripurna sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2) menugasi Badan Musyawarah untukmenjadwalkan dan menugaskan pembahasannya kepadaalat kelengkapan terkait.

(4) Pembahasan oleh alat kelengkapan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 165

DPR memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam halmengangkat duta besar untuk negara lain dan menerimapenempatan duta besar dari negara lain.

Pasal 166

(1) Dalam hal pimpinan DPR menerima pemberitahuan dariPresiden mengenai penempatan calon duta besar untuknegara lain, pimpinan DPR menyampaikanpemberitahuan tersebut dalam rapat paripurna.

(2) Rapat paripurna sebagaimana dimaksud pada ayat (1)menugasi alat kelengkapan terkait untuk membahasnyasecara rahasia.

Pasal 167

(1) Dalam hal pimpinan DPR menerima pemberitahuan dariPresiden mengenai penempatan calon duta besar negaralain untuk Republik Indonesia, pimpinan DPRmenyampaikan pemberitahuan tersebut dalam rapatparipurna tanpa menyebut nama calon duta besar.

(2) Dalam hal permintaan pertimbangan terhadap calon dutabesar negara lain untuk Republik Indonesia disampaikanpada masa reses, permintaan tersebut dibahas dalampertemuan konsultasi antara pimpinan DPR, pimpinankomisi terkait, dan pimpinan fraksi.

Pasal 168

Pertimbangan DPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 165disampaikan oleh pimpinan DPR kepada Presiden secararahasia.

Pasal 169 . . .

Page 70: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 70 -

Pasal 169

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengajuan calondan pemberian persetujuan atau pertimbangan atas calondiatur dengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Paragraf 5Pemilihan Anggota BPK

Pasal 170

DPR memilih anggota BPK dengan memperhatikanpertimbangan DPD.

Pasal 171

(1) Kepada pimpinan DPD, pimpinan DPR memberitahukanrencana pemilihan anggota BPK dengan disertai dokumenkelengkapan persyaratan calon anggota BPK sebagaibahan DPD untuk memberikan pertimbangan atas calonanggota BPK, paling lambat 1 (satu) bulan sebelum alatkelengkapan DPR memproses pelaksanaan pemilihananggota BPK.

(2) Pertimbangan DPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disampaikan secara tertulis kepada pimpinan DPR palinglambat 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan pemilihan, yangselanjutnya segera disampaikan kepada alat kelengkapanDPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untukdigunakan sebagai bahan pertimbangan.

(3) Dalam hal pertimbangan DPD sebagaimana dimaksudpada ayat (2) tidak disampaikan, pemilihan anggota BPKtetap dilaksanakan.

(4) Nama calon terpilih anggota BPK disampaikan oleh DPRkepada Presiden paling lambat 30 (tiga puluh) harisebelum masa jabatan anggota BPK berakhir.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihananggota BPK dan penerimaan pertimbangan dari DPDdiatur dengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Pasal 172 . . .

Page 71: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 71 -

Pasal 172

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan tugas danwewenang DPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 diaturdengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Bagian KesepuluhPelaksanaan Hak DPR

Paragraf 1Hak Interpelasi

Pasal 173

(1) Hak interpelasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77ayat (1) huruf a diusulkan oleh paling sedikit 25 (duapuluh lima) orang anggota DPR dan lebih dari 1 (satu)fraksi.

(2) Pengusulan hak interpelasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) disertai dengan dokumen yang memuat sekurang-kurangnya:

a. materi kebijakan dan/atau pelaksanaan kebijakanPemerintah yang akan dimintakan keterangan; dan

b. alasan permintaan keterangan.

(3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hakinterpelasi DPR apabila mendapat persetujuan dari rapatparipurna DPR yang dihadiri lebih dari 1/2 (satu perdua)jumlah anggota DPR dan keputusan diambil denganpersetujuan lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggotaDPR yang hadir.

Pasal 174

(1) Dalam hal rapat paripurna DPR sebagaimana dimaksuddalam Pasal 173 ayat (3) menyetujui usul interpelasisebagai hak interpelasi DPR, Presiden dapat hadir untukmemberikan penjelasan tertulis terhadap materiinterpelasi dalam rapat paripurna berikutnya.

(2) Apabila . . .

Page 72: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 72 -

(2) Apabila Presiden tidak dapat hadir untuk memberikanpenjelasan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Presiden menugasi menteri/pejabat terkait untukmewakilinya.

Pasal 175

(1) DPR memutuskan menerima atau menolak keterangandan jawaban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 174ayat (1) dan ayat (2).

(2) Dalam hal DPR menerima keterangan dan jawabansebagaimana dimaksud pada ayat (1), usul hak interpelasidinyatakan selesai dan materi interpelasi tersebut tidakdapat diusulkan kembali.

(3) Dalam hal DPR menolak keterangan dan jawabansebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPR dapatmenggunakan hak DPR lainnya.

(4) Keputusan untuk menerima atau menolak keterangandan jawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmendapat persetujuan dari rapat paripurna DPR yangdihadiri lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota DPRdan putusan diambil dengan persetujuan lebih dari1/2 (satu perdua) jumlah anggota DPR yang hadir.

Pasal 176

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan hakinterpelasi diatur dengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Paragraf 2Hak Angket

Pasal 177

(1) Hak angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77ayat (1) huruf b diusulkan oleh paling sedikit 25 (duapuluh lima) orang anggota DPR dan lebih dari 1 (satu)fraksi.

(2) Pengusulan . . .

Page 73: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 73 -

(2) Pengusulan hak angket sebagaimana dimaksud padaayat (1) disertai dengan dokumen yang memuat sekurang-kurangnya:

a. materi kebijakan dan/atau pelaksanaan undang-undang yang akan diselidiki; dan

b. alasan penyelidikan.

(3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hakangket DPR apabila mendapat persetujuan dari rapatparipurna DPR yang dihadiri lebih dari 1/2 (satu perdua)jumlah anggota DPR dan keputusan diambil denganpersetujuan lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggotaDPR yang hadir.

Pasal 178

(1) DPR memutuskan menerima atau menolak usul hakangket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 177 ayat (1).

(2) Dalam hal DPR menerima usul hak angket sebagaimanadimaksud pada ayat (1), DPR membentuk panitia angketyang terdiri atas semua unsur fraksi DPR dengankeputusan DPR.

(3) Dalam hal DPR menolak usul hak angket sebagaimanadimaksud pada ayat (1), usul tersebut tidak dapatdiajukan kembali.

Pasal 179

Panitia angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 178ayat (2), dalam melakukan penyelidikan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 77 ayat (3), selain meminta keterangandari Pemerintah, dapat juga meminta keterangan dari saksi,pakar, organisasi profesi, dan/atau pihak terkait lainnya.

Pasal 180

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, panitia angket dapatmemanggil warga negara Indonesia dan/atau orang asingyang bertempat tinggal di Indonesia untuk memberikanketerangan.

(2) Warga . . .

Page 74: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 74 -

(2) Warga negara Indonesia dan/atau orang asingsebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhipanggilan panitia angket.

(3) Dalam hal warga negara Indonesia dan/atau orang asingsebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak memenuhipanggilan setelah dipanggil 3 (tiga) kali berturut-turuttanpa alasan yang sah, panitia angket dapat memanggilsecara paksa dengan bantuan Kepolisian Negara RepublikIndonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 181

(1) Panitia angket melaporkan pelaksanaan tugasnya kepadarapat paripurna DPR paling lama 60 (enam puluh) harisejak dibentuknya panitia angket.

(2) Rapat paripurna DPR mengambil keputusan terhadaplaporan panitia angket.

Pasal 182

(1) Apabila rapat paripurna DPR sebagaimana dimaksuddalam Pasal 181 ayat (2) memutuskan bahwapelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakanPemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis,dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara bertentangan denganketentuan peraturan perundang-undangan, DPR dapatmenggunakan hak menyatakan pendapat.

(2) Apabila rapat paripurna DPR sebagaimana dimaksuddalam Pasal 181 ayat (2) memutuskan bahwapelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakanPemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis,dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara tidak bertentangan denganketentuan peraturan perundang-undangan, usul hakangket dinyatakan selesai dan materi angket tersebuttidak dapat diajukan kembali.

(3) Keputusan . . .

Page 75: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 75 -

(3) Keputusan DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) harus mendapat persetujuan dari rapat paripurnaDPR yang dihadiri lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlahanggota DPR dan putusan diambil dengan persetujuanlebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota DPRyang hadir.

Pasal 183

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan hakangket diatur dengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Paragraf 3Hak Menyatakan Pendapat

Pasal 184

(1) Hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud dalamPasal 77 ayat (1) huruf c diusulkan oleh paling sedikit25 (dua puluh lima) orang anggota DPR.

(2) Pengusulan hak menyatakan pendapat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) disertai dengan dokumen yangmemuat sekurang-kurangnya:

a. materi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (4)huruf a dan alasan pengajuan usul pernyataanpendapat;

b. materi hasil pelaksanaan hak interpelasi atau hakangket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77ayat (4) huruf b; atau

c. materi dan bukti yang sah atas dugaan adanyatindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77ayat (4) huruf c atau materi dan bukti yang sah atasdugaan tidak dipenuhinya syarat sebagai Presidendan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksuddalam Pasal 77 ayat (4) huruf c.

(4) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hakmenyatakan pendapat DPR apabila mendapat persetujuandari rapat paripurna DPR yang dihadiri paling sedikit3/4 (tiga perempat) dari jumlah anggota DPR dankeputusan diambil dengan persetujuan paling sedikit3/4 (tiga perempat) dari jumlah anggota DPR yang hadir.

Pasal 185 . . .

Page 76: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 76 -

Pasal 185

(1) DPR memutuskan menerima atau menolak usul hakmenyatakan pendapat sebagaimana dimaksud dalamPasal 184 ayat (1).

(2) Dalam hal DPR menerima usul hak menyatakan pendapatsebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPR membentukpanitia khusus yang terdiri atas semua unsur fraksi DPRdengan keputusan DPR.

(3) Dalam hal DPR menolak usul hak menyatakan pendapatsebagaimana dimaksud pada ayat (1), usul tersebut tidakdapat diajukan kembali.

Pasal 186

(1) Panitia khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 185ayat (2) melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada rapatparipurna DPR paling lama 60 (enam puluh) hari sejakdibentuknya panitia khusus.

(2) Rapat paripurna DPR mengambil keputusan terhadaplaporan panitia khusus.

Pasal 187

(1) Dalam hal rapat paripurna DPR sebagaimana dimaksuddalam Pasal 186 ayat (2) memutuskan menerima laporanpanitia khusus terhadap materi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 77 ayat (4) huruf a dan huruf b, DPRmenyatakan pendapatnya kepada Pemerintah.

(2) Dalam hal rapat paripurna DPR sebagaimana dimaksuddalam Pasal 186 ayat (2) memutuskan menerima laporanpanitia khusus yang menyatakan bahwa Presidendan/atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran hukumberupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatantercela, ataupun tidak lagi memenuhi syarat sebagaiPresiden dan/atau Wakil Presiden, DPR menyampaikankeputusan tentang hak menyatakan pendapat kepadaMahkamah Konstitusi.

(3) Dalam . . .

Page 77: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 77 -

(3) Dalam hal rapat paripurna DPR menolak laporan panitiakhusus terhadap materi sebagaimana dimaksud dalamPasal 77 ayat (4), hak menyatakan pendapat tersebutdinyatakan selesai dan tidak dapat diajukan kembali.

(4) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harusmendapat persetujuan dari rapat paripurna DPR yangdihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) darijumlah anggota DPR dan keputusan diambil denganpersetujuan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) darijumlah anggota DPR yang hadir.

Pasal 188

(1) Dalam hal Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwapendapat DPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 187ayat (2) terbukti, DPR menyelenggarakan rapat paripurnauntuk meneruskan usul pemberhentian Presidendan/atau Wakil Presiden kepada MPR.

(2) Dalam hal Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwapendapat DPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 187ayat (2) tidak terbukti, usul pemberhentian Presidendan/atau Wakil Presiden tidak dapat dilanjutkan.

Pasal 189

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan hakmenyatakan pendapat diatur dengan peraturan DPR tentangtata tertib.

Bagian KesebelasPelaksanaan Hak Anggota

Paragraf 1Hak Mengajukan Usul Rancangan Undang-Undang

Pasal 190

(1) Anggota DPR mempunyai hak mengajukan usulrancangan undang-undang.

(2) Ketentuan mengenai tata cara pengajuan usul rancanganundang-undang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Paragraf 2 . . .

Page 78: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 78 -

Paragraf 2Hak Mengajukan Pertanyaan

Pasal 191

(1) Anggota DPR mempunyai hak mengajukan pertanyaan.

(2) Dalam hal pertanyaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) diajukan kepada Presiden, pertanyaan tersebutdisusun secara tertulis, singkat, dan jelas sertadisampaikan kepada pimpinan DPR.

(3) Apabila diperlukan, pimpinan DPR dapat memintapenjelasan kepada anggota DPR yang mengajukanpertanyaan.

(4) Pimpinan DPR meneruskan pertanyaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) kepada Presiden dan memintaagar Presiden memberikan jawaban.

(5) Sebelum disampaikan kepada Presiden, pertanyaansebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapatdiumumkan.

Pasal 192

(1) Jawaban terhadap pertanyaan anggota DPR sebagaimanadimaksud dalam Pasal 191 ayat (2) disampaikan secaralisan atau tertulis oleh Presiden.

(2) Penyampaian jawaban oleh Presiden sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat diwakilkan kepada menteriatau pejabat yang ditunjuk.

Paragraf 3Hak Menyampaikan Usul dan Pendapat

Pasal 193

(1) Anggota DPR berhak menyampaikan usul dan pendapatmengenai suatu hal, baik yang sedang dibicarakanmaupun yang tidak dibicarakan dalam rapat.

(2) Tata cara penyampaian usul dan pendapat dilaksanakansesuai dengan ketentuan mengenai hak mengajukanpertanyaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 191.

(3) Ketentuan . . .

Page 79: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 79 -

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyampaianusul dan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2) diatur dengan peraturan DPR tentangtata tertib.

Paragraf 4Hak Memilih dan Dipilih

Pasal 194

(1) Anggota DPR mempunyai hak memilih dan dipilih untukmenduduki jabatan tertentu pada alat kelengkapan DPR.

(2) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan hak memilihdan dipilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Paragraf 5Hak Membela Diri

Pasal 195

(1) Anggota DPR yang diduga melakukan pelanggaransumpah/janji, kode etik, dan/atau tidak melaksanakankewajiban sebagai anggota diberi kesempatan untukmembela diri dan/atau memberikan keterangan kepadaBadan Kehormatan.

(2) Ketentuan mengenai tata cara membela diri dan/ataumemberikan keterangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur dengan peraturan DPR tentang tataberacara Badan Kehormatan.

Paragraf 6Hak Imunitas

Pasal 196

(1) Anggota DPR mempunyai hak imunitas.

(2) Anggota DPR tidak dapat dituntut di depan pengadilankarena pernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yangdikemukakannya baik secara lisan maupun tertulis didalam rapat DPR ataupun di luar rapat DPR yangberkaitan dengan fungsi serta tugas dan wewenang DPR.

(3) Anggota . . .

Page 80: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 80 -

(3) Anggota DPR tidak dapat diganti antarwaktu karenapernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yangdikemukakannya baik di dalam rapat DPR maupun diluar rapat DPR yang berkaitan dengan fungsi serta tugasdan wewenang DPR.

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakberlaku dalam hal anggota yang bersangkutanmengumumkan materi yang telah disepakati dalam rapattertutup untuk dirahasiakan atau hal lain yang dimaksuddalam ketentuan mengenai rahasia negara sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 7Hak Protokoler

Pasal 197

(1) Pimpinan dan anggota DPR mempunyai hak protokoler.

(2) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan hakprotokoler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdalam peraturan perundang-undangan.

Paragraf 8Hak Keuangan dan Administratif

Pasal 198

(1) Pimpinan dan anggota DPR mempunyai hak keuangandan administratif.

(2) Hak keuangan dan administratif pimpinan dan anggotaDPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun olehpimpinan DPR dan diatur sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Bagian Kedua BelasPersidangan dan Pengambilan Keputusan

Paragraf 1Persidangan

Pasal 199

(1) Tahun sidang DPR dimulai pada tanggal 16 Agustus dandiakhiri pada tanggal 15 Agustus tahun berikutnya dan

apabila . . .

Page 81: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 81 -

apabila tanggal 16 Agustus jatuh pada hari libur,pembukaan tahun sidang dilakukan pada hari kerjasebelumnya.

(2) Khusus pada awal masa jabatan keanggotaan, tahunsidang DPR dimulai pada saat pengucapan sumpah/janjianggota.

(3) Tahun sidang dibagi dalam 4 (empat) masa persidangan.

(4) Masa persidangan meliputi masa sidang dan masa reses,kecuali pada persidangan terakhir dari satu periodekeanggotaan DPR, masa reses ditiadakan.

(5) Sebelum pembukaan tahun sidang sebagaimanadimaksud pada ayat (1), anggota DPR dan anggota DPDmendengarkan pidato kenegaraan Presiden dalam sidangbersama yang diselenggarakan oleh DPR atau DPD secarabergantian.

Pasal 200

Semua rapat di DPR pada dasarnya bersifat terbuka, kecualirapat tertentu yang dinyatakan tertutup.

Pasal 201

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara persidangan danrapat diatur dengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Paragraf 2Pengambilan Keputusan

Pasal 202

(1) Pengambilan keputusan dalam rapat DPR pada dasarnyadilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat.

(2) Apabila cara pengambilan keputusan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, keputusan diambilberdasarkan suara terbanyak.

Pasal 203 . . .

Page 82: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 82 -

Pasal 203

(1) Setiap rapat atau sidang DPR dapat mengambilkeputusan apabila memenuhi kuorum.

(2) Kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpenuhiapabila rapat dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu perdua)jumlah anggota rapat dan terdiri atas lebih dari 1/2 (satuperdua) jumlah fraksi, kecuali dalam rapat pengambilankeputusan terhadap pelaksanaan hak menyatakanpendapat.

(3) Apabila kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (2)tidak terpenuhi, rapat ditunda paling banyak 2 (dua) kalidengan tenggang waktu masing-masing tidak lebih dari24 (dua puluh empat) jam.

(4) Setelah 2 (dua) kali penundaan, kuorum sebagaimanadimaksud pada ayat (2) belum juga terpenuhi, carapenyelesaiannya diserahkan kepada pimpinan DPR.

Pasal 204

Setiap keputusan rapat DPR, baik berdasarkan musyawarahuntuk mufakat maupun berdasarkan suara terbanyak bersifatmengikat bagi semua pihak yang terkait dalam pengambilankeputusan.

Pasal 205

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengambilankeputusan diatur dengan peraturan DPR tentang tata tertib.

Bagian Ketiga BelasTata Tertib dan Kode Etik

Paragraf 1Tata Tertib

Pasal 206

(1) Tata tertib DPR ditetapkan oleh DPR dengan berpedomanpada peraturan perundang-undangan.

(2) Tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlakudi lingkungan internal DPR.

(3) Tata . . .

Page 83: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 83 -

(3) Tata tertib DPR paling sedikit memuat ketentuan tentang:

a. pengucapan sumpah/janji;

b. penetapan pimpinan;

c. pemberhentian dan penggantian pimpinan;

d. jenis dan penyelenggaraan persidangan atau rapat;

e. pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang lembaga,serta hak dan kewajiban anggota;

f. pembentukan, susunan, serta tugas dan wewenangalat kelengkapan;

g. penggantian antarwaktu anggota;

h. pengambilan keputusan;

i. pelaksanaan konsultasi antara legislatif dan eksekutif;

j. penerimaan pengaduan dan penyaluran aspirasimasyarakat;

k. pelaksanaan tugas kelompok pakar/ahli; dan

l. mekanisme keterlibatan dan partisipasi masyarakatdalam pelaksanaan fungsi legislasi, anggaran, danpengawasan.

Paragraf 2Kode Etik

Pasal 207

DPR menyusun kode etik yang berisi norma yang wajibdipatuhi oleh setiap anggota selama menjalankantugasnya untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dankredibilitas DPR.

Bagian Keempat BelasLarangan dan Sanksi

Paragraf 1Larangan

Pasal 208

(1) Anggota DPR dilarang merangkap jabatan sebagai:

a. pejabat negara lainnya;

b. hakim pada badan peradilan; atau

c. pegawai . . .

Page 84: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 84 -

c. pegawai negeri sipil, anggota Tentara NasionalIndonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia,pegawai pada badan usaha milik negara, badan usahamilik daerah, atau badan lain yang anggarannyabersumber dari APBN/APBD.

(2) Anggota DPR dilarang melakukan pekerjaan sebagaipejabat struktural pada lembaga pendidikan swasta,akuntan publik, konsultan, advokat atau pengacara,notaris, dan pekerjaan lain yang ada hubungannyadengan tugas dan wewenang DPR serta hak sebagaianggota DPR.

(3) Anggota DPR dilarang melakukan korupsi, kolusi, dannepotisme, serta dilarang menerima gratifikasi.

Paragraf 2Sanksi

Pasal 209

(1) Anggota DPR yang tidak melaksanakan kewajibansebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 dikenai sanksiberdasarkan keputusan Badan Kehormatan.

(2) Anggota DPR yang terbukti melanggar ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 208 ayat (1)dan/atau ayat (2) dikenai sanksi pemberhentian sebagaianggota DPR.

(3) Anggota DPR yang terbukti melanggar ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 208 ayat (3)berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperolehkekuatan hukum tetap dikenai sanksi pemberhentiansebagai anggota DPR.

Pasal 210

Jenis sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 209 ayat (1)berupa:

a. teguran lisan;

b. teguran tertulis; dan/atau

c. diberhentikan dari pimpinan pada alat kelengkapan.

Pasal 211 . . .

Page 85: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 85 -

Pasal 211

Setiap orang, kelompok, atau organisasi dapat mengajukanpengaduan kepada Badan Kehormatan DPR dalam halmemiliki bukti yang cukup bahwa terdapat anggota DPR yangtidak melaksanakan salah satu kewajiban atau lebihsebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 dan/atau melanggarketentuan larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 208.

Pasal 212

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengaduanmasyarakat dan penjatuhan sanksi diatur dengan peraturanDPR tentang tata beracara Badan Kehormatan.

Bagian Kelima BelasPemberhentian Antarwaktu, Penggantian Antarwaktu,

dan Pemberhentian Sementara

Paragraf 1Pemberhentian Antarwaktu

Pasal 213

(1) Anggota DPR berhenti antarwaktu karena:

a. meninggal dunia;

b. mengundurkan diri; atau

c. diberhentikan.

(2) Anggota DPR diberhentikan antarwaktu sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c, apabila:

a. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutanatau berhalangan tetap sebagai anggota DPR selama3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa keterangan apapun;

b. melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik DPR;

c. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilanyang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karenamelakukan tindak pidana yang diancam denganpidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

d. tidak . . .

Page 86: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 86 -

d. tidak menghadiri rapat paripurna dan/atau rapat alatkelengkapan DPR yang menjadi tugas dankewajibannya sebanyak 6 (enam) kali berturut-turuttanpa alasan yang sah;

e. diusulkan oleh partai politiknya sesuai denganperaturan perundang-undangan;

f. tidak lagi memenuhi syarat sebagai calon anggota DPRsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pemilihan umum anggota DPR,DPD, dan DPRD;

g. melanggar ketentuan larangan sebagaimana diaturdalam Undang-Undang ini;

h. diberhentikan sebagai anggota partai politik sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;atau

i. menjadi anggota partai politik lain.

Pasal 214

(1) Pemberhentian anggota DPR sebagaimana dimaksuddalam Pasal 213 ayat (1) huruf a dan huruf b serta padaayat (2) huruf c, huruf e, huruf h, dan huruf i diusulkanoleh pimpinan partai politik kepada pimpinan DPRdengan tembusan kepada Presiden.

(2) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya usulanpemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),pimpinan DPR menyampaikan usul pemberhentiananggota DPR kepada Presiden untuk memperolehperesmian pemberhentian.

(3) Presiden meresmikan pemberhentian sebagaimanadimaksud pada ayat (2) paling lama 14 (empat belas) harisejak diterimanya usul pemberhentian anggota DPR daripimpinan DPR.

Pasal 215

(1) Pemberhentian anggota DPR sebagaimana dimaksuddalam Pasal 213 ayat (2) huruf a, huruf b, huruf d,huruf f, dan huruf g, dilakukan setelah adanya hasilpenyelidikan dan verifikasi yang dituangkan dalamkeputusan Badan Kehormatan DPR atas pengaduan daripimpinan DPR, masyarakat, dan/atau pemilih.

(2) Keputusan . . .

Page 87: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 87 -

(2) Keputusan Badan Kehormatan DPR mengenaipemberhentian anggota DPR sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaporkan oleh Badan Kehormatan kepada rapatparipurna.

(3) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak keputusan BadanKehormatan DPR yang telah dilaporkan dalam rapatparipurna sebagaimana dimaksud pada ayat (2),pimpinan DPR menyampaikan keputusan BadanKehormatan DPR kepada pimpinan partai politik yangbersangkutan.

(4) Pimpinan partai politik yang bersangkutanmenyampaikan keputusan tentang pemberhentiananggotanya kepada pimpinan DPR, paling lambat 30 (tigapuluh) hari sejak diterimanya keputusan BadanKehormatan DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dari pimpinan DPR.

(5) Dalam hal pimpinan partai politik sebagaimana dimaksudpada ayat (3) tidak memberikan keputusanpemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (4),pimpinan DPR meneruskan keputusan BadanKehormatan DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (2)kepada Presiden untuk memperoleh peresmianpemberhentian.

(6) Presiden meresmikan pemberhentian sebagaimanadimaksud pada ayat (5) paling lama 14 (empat belas) harisejak diterimanya keputusan Badan Kehormatan DPRatau keputusan pimpinan partai politik tentangpemberhentian anggotanya dari pimpinan DPR.

Pasal 216

(1) Dalam hal pelaksanaan penyelidikan dan verifikasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 215 ayat (1), BadanKehormatan DPR dapat meminta bantuan dari ahliindependen.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelidikan,verifikasi, dan pengambilan keputusan oleh BadanKehormatan DPR diatur dengan peraturan DPR tentangtata beracara Badan Kehormatan.

Paragraf 2 . . .

Page 88: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 88 -

Paragraf 2Penggantian Antarwaktu

Pasal 217

(1) Anggota DPR yang berhenti antarwaktu sebagaimanadimaksud dalam Pasal 214 ayat (1) dan Pasal 215 ayat (1)digantikan oleh calon anggota DPR yang memperolehsuara terbanyak urutan berikutnya dalam daftarperingkat perolehan suara dari partai politik yang samapada daerah pemilihan yang sama.

(2) Dalam hal calon anggota DPR yang memperoleh suaraterbanyak urutan berikutnya sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meninggal dunia, mengundurkan diri, atautidak lagi memenuhi syarat sebagai calon anggota DPR,anggota DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1)digantikan oleh calon anggota DPR yang memperolehsuara terbanyak urutan berikutnya dari partai politikyang sama pada daerah pemilihan yang sama.

(3) Masa jabatan anggota DPR pengganti antarwaktumelanjutkan sisa masa jabatan anggota DPR yangdigantikannya.

Pasal 218

(1) Pimpinan DPR menyampaikan nama anggota DPR yangdiberhentikan antarwaktu dan meminta nama calonpengganti antarwaktu kepada KPU.

(2) KPU menyampaikan nama calon pengganti antarwaktuberdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 217 ayat (1) dan ayat (2) kepada pimpinan DPRpaling lambat 5 (lima) hari sejak diterimanya suratpimpinan DPR.

(3) Paling lambat 7 (tujuh) hari sejak menerima nama calonpengganti antarwaktu dari KPU sebagaimana dimaksudpada ayat (2), Pimpinan DPR menyampaikan namaanggota DPR yang diberhentikan dan nama calonpengganti antarwaktu kepada Presiden.

(4) Paling . . .

Page 89: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 89 -

(4) Paling lambat 14 (empat belas) hari sejak menerima namaanggota DPR yang diberhentikan dan nama calonpengganti antarwaktu dari pimpinan DPR sebagaimanadimaksud pada ayat (3), Presiden meresmikanpemberhentian dan pengangkatannya dengan keputusanPresiden.

(5) Sebelum memangku jabatannya, anggota DPR penggantiantarwaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3)mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh pimpinanDPR, dengan tata cara dan teks sumpah/janjisebagaimana diatur dalam Pasal 75 dan Pasal 76.

(6) Penggantian antarwaktu anggota DPR tidak dilaksanakanapabila sisa masa jabatan anggota DPR yang digantikankurang dari 6 (enam) bulan.

Paragraf 3Pemberhentian Sementara

Pasal 219

(1) Anggota DPR diberhentikan sementara karena:

a. menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidana umumyang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahunatau lebih; atau

b. menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidanakhusus.

(2) Dalam hal anggota DPR dinyatakan terbukti bersalahkarena melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a atau huruf b berdasarkan putusanpengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukumtetap, anggota DPR yang bersangkutan diberhentikansebagai anggota DPR.

(3) Dalam hal anggota DPR dinyatakan tidak terbuktimelakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a atau huruf b berdasarkan putusanpengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukumtetap, anggota DPR yang bersangkutan diaktifkan.

(4) Anggota DPR yang diberhentikan sementara, tetapmendapatkan hak keuangan tertentu.

(5) Ketentuan . . .

Page 90: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 90 -

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberhentiansementara diatur dengan peraturan DPR tentang tatatertib.

Bagian Keenam BelasPenyidikan

Pasal 220

(1) Pemanggilan dan permintaan keterangan untukpenyidikan terhadap anggota DPR yang didugamelakukan tindak pidana harus mendapat persetujuantertulis dari Presiden.

(2) Dalam hal persetujuan tertulis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) tidak diberikan oleh Presiden dalam waktupaling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejakditerimanya permohonan, proses pemanggilan danpermintaan keterangan untuk penyidikan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakberlaku apabila anggota DPR:

a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana;

b. disangka melakukan tindak pidana kejahatan yangdiancam dengan pidana mati atau pidana seumurhidup atau tindak pidana kejahatan terhadapkemanusiaan dan keamanan negara berdasarkanbukti permulaan yang cukup; atau

c. disangka melakukan tindak pidana khusus.

BAB IVDPD

Bagian KesatuSusunan dan Kedudukan

Pasal 221

DPD terdiri atas wakil daerah provinsi yang dipilih melaluipemilihan umum.

Pasal 222 . . .

Page 91: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 91 -

Pasal 222

DPD merupakan lembaga perwakilan daerah yangberkedudukan sebagai lembaga negara.

Bagian KeduaFungsi

Pasal 223

(1) DPD mempunyai fungsi:

a. pengajuan usul kepada DPR mengenai rancanganundang-undang yang berkaitan dengan otonomidaerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukandan pemekaran serta penggabungan daerah,pengelolaan sumber daya alam dan sumber dayaekonomi lainnya, serta yang berkaitan denganperimbangan keuangan pusat dan daerah;

b. ikut dalam pembahasan rancangan undang-undangyang berkaitan dengan otonomi daerah, hubunganpusat dan daerah, pembentukan, pemekaran danpenggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alamdan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangankeuangan pusat dan daerah;

c. pemberian pertimbangan kepada DPR atas rancanganundang-undang tentang anggaran pendapatan danbelanja negara dan rancangan undang-undang yangberkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama; dan

d. pengawasan atas pelaksanaan undang-undangmengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekarandan penggabungan daerah, hubungan pusat dandaerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumberdaya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak,pendidikan, dan agama.

(2) Fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijalankandalam kerangka perwakilan daerah.

Bagian Ketiga . . .

Page 92: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 92 -

Bagian KetigaTugas dan Wewenang

Pasal 224

(1) DPD mempunyai tugas dan wewenang:

a. dapat mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,hubungan pusat dan daerah, pembentukan danpemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaansumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,serta yang berkaitan dengan perimbangan keuanganpusat dan daerah;

b. ikut membahas bersama DPR dan Presiden rancanganundang-undang yang berkaitan dengan halsebagaimana dimaksud dalam huruf a;

c. ikut membahas bersama DPR dan Presiden rancanganundang-undang yang diajukan oleh Presiden atauDPR, yang berkaitan dengan hal sebagaimanadimaksud dalam huruf a;

d. memberikan pertimbangan kepada DPR atasrancangan undang-undang tentang APBN danrancangan undang-undang yang berkaitan denganpajak, pendidikan, dan agama;

e. dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaanundang-undang mengenai otonomi daerah,pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah,hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumberdaya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya,pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama;

f. menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaanundang-undang mengenai otonomi daerah,pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah,hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumberdaya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,pelaksanaan undang-undang APBN, pajak,pendidikan, dan agama kepada DPR sebagai bahanpertimbangan untuk ditindaklanjuti;

g. menerima hasil pemeriksaan atas keuangan negaradari BPK sebagai bahan membuat pertimbangankepada DPR tentang rancangan undang-undang yangberkaitan dengan APBN;

h. memberikan . . .

Page 93: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 93 -

h. memberikan pertimbangan kepada DPR dalampemilihan anggota BPK; dan

i. ikut serta dalam penyusunan program legislasinasional yang berkaitan dengan otonomi daerah,hubungan pusat dan daerah, pembentukan danpemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaansumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,serta yang berkaitan dengan perimbangan keuanganpusat dan daerah.

(2) Dalam menjalankan tugas pengawasan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf e, anggota DPD dapatmelakukan rapat dengan pemerintah daerah, DPRD, danunsur masyarakat di daerah pemilihannya.

Pasal 225

(1) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimanadimaksud dalam Pasal 224, DPD menyusun anggaranyang dituangkan dalam program dan kegiatan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam menyusun program dan kegiatan DPDsebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk memenuhikebutuhannya, DPD dapat menyusun standar biayakhusus dan mengajukannya kepada Pemerintah untukdibahas bersama.

(3) Pengelolaan anggaran DPD sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal DPD dibawah pengawasan Panitia Urusan Rumah Tangga sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) DPD menetapkan pertanggungjawaban pengelolaananggaran DPD dalam peraturan DPD sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) DPD melaporkan pengelolaan anggaran sebagaimanadimaksud pada ayat (3) kepada publik dalam laporankinerja tahunan.

Pasal 226

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan tugas danwewenang DPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 224diatur dengan peraturan DPD tentang tata tertib.

Bagian Keempat . . .

Page 94: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 94 -

Bagian KeempatKeanggotaan

Pasal 227

(1) Anggota DPD dari setiap provinsi ditetapkan sebanyak4 (empat) orang.

(2) Jumlah anggota DPD tidak lebih dari 1/3 (satu pertiga)jumlah anggota DPR.

(3) Keanggotaan DPD diresmikan dengan keputusanPresiden.

(4) Anggota DPD dalam menjalankan tugasnya berdomisili didaerah pemilihannya dan mempunyai kantor di ibu kotaprovinsi daerah pemilihannya.

(5) Masa jabatan anggota DPD adalah 5 (lima) tahun danberakhir pada saat anggota DPD yang baru mengucapkansumpah/janji.

Pasal 228

(1) Anggota DPD sebelum memangku jabatannyamengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama yangdipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam sidangparipurna DPD.

(2) Anggota DPD yang berhalangan mengucapkansumpah/janji bersama-sama sebagaimana dimaksudpada ayat (1) mengucapkan sumpah/janji yang dipanduoleh pimpinan DPD.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengucapansumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) diatur dengan peraturan DPD tentang tata tertib.

Pasal 229

Sumpah/janji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 228sebagai berikut:

“Demi Allah (Tuhan) saya bersumpah/berjanji:

bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya sebagaianggota/ketua/wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah dengansebaik-baiknya dan seadil-adilnya, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan . . .

Page 95: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 95 -

perundang-undangan, dengan berpedoman pada Pancasiladan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945;

bahwa saya dalam menjalankan kewajiban akan bekerjadengan sungguh-sungguh, demi tegaknya kehidupandemokrasi, serta mengutamakan kepentingan bangsa, negara,dan daerah daripada kepentingan pribadi, seseorang, dangolongan;

bahwa saya akan memperjuangkan aspirasi daerah yang sayawakili untuk mewujudkan tujuan nasional demi kepentinganbangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 230

(1) Di provinsi yang dibentuk setelah pelaksanaan pemilihanumum tidak diadakan pemilihan anggota DPD sampaidengan pemilihan umum berikutnya.

(2) Anggota DPD di provinsi induk juga mewakili provinsiyang dibentuk setelah pemilihan umum.

Bagian KelimaHak DPD

Pasal 231

DPD mempunyai hak:

a. mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitandengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,pembentukan dan pemekaran serta penggabungandaerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber dayaekonomi lainnya, serta yang berkaitan denganperimbangan keuangan pusat dan daerah;

b. ikut membahas rancangan undang-undang yangberkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dandaerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungandaerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber dayaekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dandaerah;

c. memberikan pertimbangan kepada DPR dalampembahasan rancangan undang-undang tentanganggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan

undang-undang . . .

Page 96: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 96 -

undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan,dan agama;

d. melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan,pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusatdan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumberdaya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak,pendidikan, dan agama.

Bagian KeenamHak dan Kewajiban Anggota

Paragraf 1Hak Anggota

Pasal 232

Anggota DPD mempunyai hak:

a. bertanya;

b. menyampaikan usul dan pendapat;

c. memilih dan dipilih;

d. membela diri;

e. imunitas;

f. protokoler; dan dan

g. keuangan dan administratif.

Paragraf 2Kewajiban Anggota

Pasal 233

Anggota DPD mempunyai kewajiban:

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila;

b. melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 dan menaati peraturanperundang-undangan;

c. mempertahankan dan memelihara kerukunan nasionaldan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

d. mendahulukan . . .

Page 97: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 97 -

d. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentinganpribadi, kelompok, golongan, dan daerah;

e. menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraanpemerintahan negara;

f. menaati tata tertib dan kode etik;

g. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja denganlembaga lain;

h. menampung dan menindaklanjuti aspirasi danpengaduan masyarakat; dan

i. memberikan pertanggungjawaban secara moral danpolitis kepada masyarakat di daerah yang diwakilinya.

Bagian KetujuhAlat Kelengkapan

Pasal 234

(1) Alat kelengkapan DPD terdiri atas:

a. pimpinan;

b. Panitia Musyawarah;

c. panitia kerja;

d. Panitia Perancang Undang-Undang;

e. Panitia Urusan Rumah Tangga;

f. Badan Kehormatan; dan

g. alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentukoleh rapat paripurna.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan,susunan, serta tugas dan wewenang alat kelengkapanDPD diatur dengan peraturan DPD tentang tata tertib.

Paragraf 1Pimpinan

Pasal 235

(1) Pimpinan DPD terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan2 (dua) orang wakil ketua yang dipilih dari dan olehanggota DPD dalam sidang paripurna DPD.

(2) Dalam . . .

Page 98: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 98 -

(2) Dalam hal pimpinan DPD sebagaimana dimaksud padaayat (1) belum terbentuk, DPD dipimpin oleh pimpinansementara DPD.

(3) Pimpinan sementara DPD sebagaimana dimaksud padaayat (2) terdiri atas 1 (satu) orang ketua sementara dan1 (satu) orang wakil ketua sementara yang merupakananggota tertua dan anggota termuda usianya.

(4) Dalam hal anggota tertua dan/atau anggota termudasebagaimana dimaksud pada ayat (3) berhalangan,sebagai penggantinya adalah anggota tertua dan/atauanggota termuda berikutnya.

(5) Ketua dan wakil ketua DPD diresmikan dengankeputusan DPD.

(6) Pimpinan DPD sebelum memangku jabatannyamengucapkan sumpah/janji yang teksnya sebagaimanadimaksud dalam Pasal 229 yang dipandu oleh KetuaMahkamah Agung.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihanpimpinan DPD diatur dengan peraturan DPD tentang tatatertib.

Pasal 236

(1) Pimpinan DPD bertugas:

a. memimpin sidang DPD dan menyimpulkan hasilsidang untuk diambil keputusan;

b. menyusun rencana kerja pimpinan;

c. menjadi juru bicara DPD;

d. melaksanakan dan memasyarakatkan keputusanDPD;

e. mengadakan konsultasi dengan Presiden danpimpinan lembaga negara lainnya sesuai dengankeputusan DPD;

f. mewakili DPD di pengadilan;

g. melaksanakan keputusan DPD berkenaan denganpenetapan sanksi atau rehabilitasi anggota sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

h. menetapkan . . .

Page 99: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 99 -

h. menetapkan arah dan kebijakan umum anggaranDPD; dan

i. menyampaikan laporan kinerja dalam sidangparipurna DPD yang khusus diadakan untuk itu.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaantugas pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dengan peraturan DPD tentang tata tertib.

Paragraf 2Panitia Musyawarah

Pasal 237

Panitia Musyawarah dibentuk oleh DPD dan merupakan alatkelengkapan DPD yang bersifat tetap.

Pasal 238

(1) Panitia Musyawarah bertugas menetapkan jadwal danacara persidangan.

(2) Apabila Panitia Musyawarah tidak dapat mengadakanrapat untuk menetapkan jadwal dan acara sebagaimanadimaksud pada ayat (1), pimpinan DPD dapatmenetapkan jadwal dan acara tersebut.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukandan mekanisme kerja Panitia Musyawarah diatur denganperaturan DPD tentang tata tertib.Disetujui, Timus 24 Juni 2009

Paragraf 3Panitia Kerja

Pasal 239

(1) Panitia kerja dibentuk oleh DPD dan merupakan alatkelengkapan DPD yang bersifat tetap.

(2) Keanggotaan panitia kerja ditetapkan oleh sidangparipurna DPD pada permulaan masa kegiatan DPD danpada setiap permulaan tahun sidang, kecualipada permulaan tahun sidang terakhir dari masakeanggotaan DPD.

(3) Panitia kerja dipimpin oleh pimpinan panitia kerja.

Pasal 240 . . .

Page 100: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 100 -

Pasal 240

(1) Tugas panitia kerja dalam pengajuan rancangan undang-undang adalah mengadakan persiapan dan pembahasanrancangan undang-undang tertentu.

(2) Tugas panitia kerja dalam pembahasan rancanganundang-undang yang berasal dari DPR atau Presidenadalah melakukan pembahasan serta menyusunpandangan dan pendapat DPD.

(3) Tugas panitia kerja dalam pemberian pertimbanganadalah:

a. melakukan pembahasan dan penyusunanpertimbangan DPD mengenai rancangan undang-undang tentang APBN dan rancangan undang-undangyang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama;dan

b. menyusun pertimbangan DPD terhadap calon anggotaBPK yang diajukan DPR.

(4) Tugas panitia kerja di bidang pengawasan adalah:

a. melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang bidang tertentu; dan

b. membahas hasil pemeriksaan BPK.

Pasal 241

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan danmekanisme kerja panitia kerja diatur dengan peraturan DPDtentang tata tertib.

Paragraf 4Panitia Perancang Undang-Undang

Pasal 242

(1) Panitia Perancang Undang-Undang dibentuk oleh DPDdan merupakan alat kelengkapan DPD yang bersifattetap.

(2) Keanggotaan Panitia Perancang Undang-Undangditetapkan oleh sidang paripurna DPD pada permulaanmasa keanggotaan DPD dan pada setiap permulaan tahunsidang, kecuali pada permulaan tahun sidang terakhirmasa keanggotaan DPD.

(3) Panitia . . .

Page 101: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 101 -

(3) Panitia Perancang Undang-Undang dipimpin olehpimpinan Panitia Perancang Undang-Undang.

Pasal 243

Panitia Perancang Undang-Undang bertugas:

a. merencanakan dan menyusun program serta urutanprioritas pembahasan usul rancangan undang-undanguntuk 1 (satu) masa keanggotaan DPD dan setiap tahunanggaran;

b. membahas usul rancangan undang-undang berdasarkanprogram prioritas yang telah ditetapkan;

c. melakukan kegiatan pembahasan, harmonisasi,pembulatan, dan pemantapan konsepsi usul rancanganundang-undang yang disiapkan oleh DPD;

d. melakukan pembahasan, pengubahan, dan/ataupenyempurnaan rancangan undang-undang yang secarakhusus ditugaskan oleh Panitia Musyawarah dan/atausidang paripurna;

e. melakukan koordinasi, konsultasi, dan evaluasi dalamrangka mengikuti perkembangan materi usul rancanganundang-undang yang sedang dibahas oleh panitia kerja;

f. melakukan evaluasi terhadap program penyusunan usulrancangan undang-undang; dan

g. membuat laporan kinerja dan inventarisasi masalah, baikyang sudah maupun yang belum terselesaikan untukdapat dipergunakan sebagai bahan oleh PanitiaPerancang Undang-Undang pada masa keanggotaanberikutnya.

Pasal 244

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan danmekanisme kerja Panitia Perancang Undang-Undang diaturdengan peraturan DPD tentang tata tertib.

Paragraf 5Badan Kehormatan

Pasal 245

(1) Badan Kehormatan dibentuk oleh DPD dan merupakanalat kelengkapan DPD yang bersifat tetap.

(2) Ketentuan . . .

Page 102: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 102 -

(2) Ketentuan mengenai tata cara pembentukan BadanKehormatan diatur dengan peraturan DPD tentang tatatertib.

Pasal 246

(1) Badan Kehormatan bertugas melakukan penyelidikan danverifikasi atas pengaduan terhadap anggota karena:

a. tidak melaksanakan kewajiban sebagaimanadimaksud dalam Pasal 233;

b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutanatau berhalangan tetap sebagai anggota DPD selama3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa keterangan apapun;

c. tidak menghadiri sidang paripurna dan/atau rapatalat kelengkapan DPD yang menjadi tugas dankewajibannya sebanyak 6 (enam) kali berturut-turuttanpa alasan yang sah;

d. tidak lagi memenuhi syarat sebagai calon anggotaDPD sesuai dengan peraturan perundang-undanganmengenai pemilihan umum anggota DPR, DPD, danDPRD; dan/atau

e. melanggar ketentuan larangan sebagaimana diaturdalam Undang-Undang ini.

(2) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BadanKehormatan melakukan evaluasi dan penyempurnaanperaturan DPD tentang tata tertib dan kode etik DPD.

(3) Badan Kehormatan berwenang memanggil pihak terkaitdan melakukan kerja sama dengan lembaga lain.

(4) Badan Kehormatan membuat laporan kinerja pada akhirmasa keanggotaan.

Pasal 247

Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme pelaksanaantugas dan wewenang Badan Kehormatan diatur denganperaturan DPD tentang tata beracara Badan Kehormatan.

Paragraf 6 . . .

Page 103: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 103 -

Paragraf 6Panitia Urusan Rumah Tangga

Pasal 248

(1) Panitia Urusan Rumah Tangga dibentuk oleh DPD danmerupakan alat kelengkapan DPD yang bersifat tetap.

(2) Keanggotaan Panitia Urusan Rumah Tangga ditetapkanoleh sidang paripurna DPD pada permulaan masakegiatan DPD dan pada setiap permulaan tahun sidang,kecuali pada permulaan tahun sidang terakhir dari masakeanggotaan DPD.

(3) Panitia Urusan Rumah Tangga dipimpin oleh pimpinanPanitia Urusan Rumah Tangga.

Pasal 249

(1) Panitia Urusan Rumah Tangga bertugas:

a. membantu pimpinan DPD dalam menentukankebijakan kerumahtanggaan DPD, termasukkesejahteraan anggota dan pegawai SekretariatJenderal DPD;

b. membantu pimpinan DPD dalam melakukanpengawasan terhadap pelaksanaan tugas dankewajiban yang dilakukan oleh Sekretariat JenderalDPD;

c. membantu pimpinan DPD dalam merencanakan danmenyusun kebijakan anggaran DPD;

d. melaksanakan tugas lain yang berhubungan denganmasalah kerumahtanggaan DPD yang ditugaskan olehpimpinan DPD berdasarkan hasil rapat PanitiaMusyawarah; dan

e. menyampaikan laporan kinerja dalam sidangparipurna DPD yang khusus diadakan untuk itu.

(2) Panitia Urusan Rumah Tangga dapat memintapenjelasan dan data yang diperlukan kepada SekretariatJenderal DPD.

(3) Panitia . . .

Page 104: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 104 -

(3) Panitia Urusan Rumah Tangga membuat inventarisasimasalah, baik yang sudah maupun yang belumterselesaikan untuk dapat digunakan sebagai bahan olehPanitia Urusan Rumah Tangga pada masa keanggotaanberikutnya.

Pasal 250

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan danmekanisme kerja Panitia Urusan Rumah Tangga diaturdengan peraturan DPD tentang tata tertib.

Bagian KedelapanPelaksanaan Tugas dan Wewenang DPD

Paragraf 1Pengajuan dan Pembahasan Rancangan Undang-Undang

Pasal 251

(1) DPD dapat mengajukan rancangan undang-undangberdasarkan program legislasi nasional.

(2) Rancangan undang-undang sebagaimana dimaksud padaayat (1) yang disertai dengan penjelasan atau keterangandan/atau naskah akademik dapat diusulkan oleh PanitiaPerancang Undang-Undang dan/atau panitia kerja.

(3) Usul rancangan undang-undang sebagaimana dimaksudpada ayat (2) diputuskan menjadi rancanganundang-undang yang berasal dari DPD dalam sidangparipurna DPD.

Pasal 252

(1) Rancangan undang-undang sebagaimana dimaksuddalam Pasal 251 ayat (3) beserta penjelasan atauketerangan dan/atau naskah akademik, disampaikansecara tertulis kepada pimpinan DPR dengan suratpengantar dari pimpinan DPD.

(2) Surat pengantar pimpinan DPD sebagaimana dimaksudpada ayat (1) menyebut juga Panitia Perancang Undang-Undang dan/atau panitia kerja yang mewakili DPD dalammelakukan pembahasan rancangan undang-undangtersebut.

Pasal 253 . . .

Page 105: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 105 -

Pasal 253

(1) DPD ikut serta membahas rancangan undang-undangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 224 ayat (1) huruf abersama DPR dan Presiden.

(2) Keikutsertaan DPD dalam pembahasan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berlaku ketentuan Pasal 148,Pasal 149 huruf a, Pasal 150 ayat (1), Pasal 150 ayat (2)huruf b dan huruf d, serta Pasal 150 ayat (4) huruf b.

Pasal 254

Dalam hal DPD ikut membahas rancangan undang-undangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 224 ayat (1) huruf b danhuruf c, DPD menyampaikan pendapat dan pandangannyadalam Pembicaraan Tingkat I sebagaimana dimaksud dalamPasal 150 ayat (1), Pasal 150 ayat (2) huruf b dan huruf d,serta Pasal 150 ayat (4) huruf b.

Pasal 255

Ketentuan lebih lanjut mengenai keikutsertaan DPD dalampembahasan rancangan undang-undang diatur denganperaturan DPD tentang tata tertib.

Paragraf 2Pemberian Pertimbangan

terhadap Rancangan Undang-Undang

Pasal 256

DPD memberikan pertimbangan terhadap rancangan undang-undang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 224 ayat (1)huruf d kepada pimpinan DPR.

Pasal 257

(1) Terhadap rancangan undang-undang tentang APBN, DPDmemberikan pertimbangan kepada DPR paling lambat14 (empat belas) hari sebelum diambil persetujuanbersama antara DPR dan Presiden.

(2) Terhadap . . .

Page 106: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 106 -

(2) Terhadap rancangan undang-undang berkaitan denganpajak, pendidikan, dan agama, DPD memberikanpertimbangan kepada DPR paling lambat 30 (tiga puluh)hari sejak diterimanya surat dari pimpinan DPR.

(3) Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2) disampaikan secara tertulis oleh pimpinanDPD kepada DPR setelah diputuskan dalam sidangparipurna DPD.

(4) Dalam pemberian pertimbangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) berlaku ketentuanPasal 154.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian pertimbangandiatur dengan peraturan DPD tentang tata tertib.

Paragraf 3Pemberian Pertimbangan terhadap Calon Anggota BPK

Pasal 258

(1) DPD memberikan pertimbangan kepada DPR mengenaicalon anggota BPK.

(2) Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diputuskan dalam sidang paripurna DPD.

(3) Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)disampaikan secara tertulis oleh pimpinan DPD kepadapimpinan DPR paling lambat 3 (tiga) hari sebelumpelaksanaan pemilihan anggota BPK.

(4) Dalam pemberian pertimbangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) berlaku ketentuanPasal 171.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian pertimbangandiatur dengan peraturan DPD tentang tata tertib.

Paragraf 4Penyampaian Hasil Pengawasan

Pasal 259

(1) DPD menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaanundang-undang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 224ayat (1) huruf f kepada DPR sebagai bahan pertimbangan.

(2) Hasil . . .

Page 107: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 107 -

(2) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diputuskan dalam sidang paripurna DPD.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyampaian hasilpengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan peraturan DPD tentang tata tertib.

Paragraf 5Pembahasan Hasil Pemeriksaan BPK

Pasal 260

(1) DPD menerima hasil pemeriksaan keuangan negara yangdisampaikan oleh pimpinan BPK kepada pimpinan DPDdalam acara yang khusus diadakan untuk itu.

(2) DPD menugasi panitia kerja untuk membahas hasilpemeriksaan keuangan negara oleh BPK setelah BPKmenyampaikan penjelasan.

(3) Hasil pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)diputuskan dalam sidang paripurna DPD.

(4) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)disampaikan kepada DPR dengan surat pengantar daripimpinan DPD untuk dijadikan bahan pertimbanganbagi DPR.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembahasan hasilpemeriksaan keuangan negara oleh BPK diatur denganperaturan DPD tentang tata tertib.

Bagian KesembilanPelaksanaan Hak Anggota

Paragraf 1Hak Bertanya

Pasal 261

(1) Anggota DPD mempunyai hak bertanya.

(2) Hak bertanya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dalam sidang dan/atau rapat sesuai dengantugas dan wewenang DPD sebagaimana dimaksud dalamPasal 224 ayat (1) huruf e.

(3) Ketentuan . . .

Page 108: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 108 -

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak bertanya diaturdengan peraturan DPD tentang tata tertib.

Paragraf 2Hak Menyampaikan Usul dan Pendapat

Pasal 262

(1) Anggota DPD berhak menyampaikan usul dan pendapatmengenai suatu hal, baik yang sedang dibicarakanmaupun yang tidak dibicarakan dalam rapat.

(2) Ketentuan mengenai tata cara penyampaian usul danpendapat diatur dengan peraturan DPD tentangtata tertib.

Paragraf 3Hak Memilih dan Dipilih

Pasal 263

(1) Anggota DPD mempunyai hak memilih dan dipilih untukmenduduki jabatan tertentu pada alat kelengkapan DPD.

(2) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan hak memilihdan dipilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan peraturan DPD tentang tata tertib.

Paragraf 4Hak Membela Diri

Pasal 264

(1) Anggota DPD yang diduga melakukan pelanggaransumpah/janji, kode etik, dan/atau tidak melaksanakankewajiban sebagai anggota diberi kesempatan untukmembela diri dan/atau memberikan keterangan kepadaBadan Kehormatan.

(2) Ketentuan mengenai tata cara membela diri dan/ataumemberikan keterangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur dengan peraturan DPD tentang tataberacara Badan Kehormatan.

Paragraf 5 . . .

Page 109: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 109 -

Paragraf 5Hak Imunitas

Pasal 265

(1) Anggota DPD mempunyai hak imunitas.

(2) Anggota DPD tidak dapat dituntut di depan pengadilankarena pernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yangdikemukakannya baik secara lisan maupun tertulis didalam rapat DPD ataupun di luar rapat DPD yangberkaitan dengan fungsi serta tugas dan wewenang DPD.

(3) Anggota DPD tidak dapat diganti antarwaktu karenapernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yangdikemukakannya baik di dalam rapat DPD maupun diluar rapat DPD yang berkaitan dengan fungsi serta tugasdan wewenang DPD.

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakberlaku dalam hal anggota yang bersangkutanmengumumkan materi yang telah disepakati dalam rapattertutup untuk dirahasiakan atau hal lain yang dimaksuddalam ketentuan mengenai rahasia negara sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 6Hak Protokoler

Pasal 266

(1) Pimpinan dan anggota DPD mempunyai hak protokoler.

(2) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan hakprotokoler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdalam peraturan perundang-undangan.

Paragraf 7Hak Keuangan dan Administratif

Pasal 267

(1) Pimpinan dan anggota DPD mempunyai hak keuangandan administratif.

(2) Hak . . .

Page 110: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 110 -

(2) Hak keuangan dan administratif pimpinan dan anggotaDPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun olehpimpinan DPD dan diatur sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Disetujui, Timus 18 Juni 2009Bagian Kesepuluh

Persidangan dan Pengambilan Keputusan

Paragraf 1Persidangan

Pasal 268

(1) Tahun sidang DPD dimulai pada tanggal 16 Agustus dandiakhiri pada tanggal 15 Agustus tahun berikutnya, danapabila tanggal 16 Agustus jatuh pada hari libur,pembukaan tahun sidang dilakukan pada hari kerjasebelumnya.

(2) Khusus pada awal masa jabatan keanggotaan, tahunsidang DPD dimulai pada saat pengucapan sumpah/janjianggota.

(3) Kegiatan DPD meliputi sidang DPD di ibu kota negaraserta rapat di daerah dan tempat lain sesuai denganpenugasan DPD.

(4) Sidang DPD di ibu kota negara dalam hal pengajuan danpembahasan rancangan undang-undang mengikuti masasidang DPR.

(5) Sebelum pembukaan tahun sidang sebagaimanadimaksud pada ayat (1), anggota DPD dan anggota DPRmendengarkan pidato kenegaraan Presiden dalam sidangbersama yang diselenggarakan oleh DPD atau DPR secarabergantian.

Pasal 269

Semua rapat di DPD pada dasarnya bersifat terbuka, kecualirapat tertentu yang dinyatakan tertutup.

Pasal 270 . . .

Page 111: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 111 -

Pasal 270

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara persidangan danrapat DPD diatur dengan peraturan DPD tentang tata tertib.

Paragraf 2Pengambilan Keputusan

Pasal 271

(1) Pengambilan keputusan dalam rapat/sidang DPD padadasarnya dilakukan dengan cara musyawarah untukmufakat.

(2) Apabila cara pengambilan keputusan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, keputusan diambilberdasarkan suara terbanyak.

Pasal 272

(1) Setiap rapat atau sidang DPD dapat mengambilkeputusan apabila memenuhi kuorum.

(2) Kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpenuhiapabila rapat dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu perdua)jumlah anggota rapat atau sidang.

(3) Apabila kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (2)tidak terpenuhi, rapat atau sidang ditunda paling banyak2 (dua) kali dengan tenggang waktu masing-masing tidaklebih dari 24 (dua puluh empat) jam.

(4) Setelah 2 (dua) kali penundaan, kuorum sebagaimanadimaksud pada ayat (1) belum juga terpenuhi, carapenyelesaiannya diserahkan kepada pimpinan DPD.

Pasal 273

Setiap keputusan rapat DPD, baik berdasarkan musyawarahuntuk mufakat maupun berdasarkan suara terbanyak,menjadi perhatian semua pihak yang terkait.

Pasal 274 . . .

Page 112: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 112 -

Pasal 274

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengambilankeputusan diatur dengan peraturan DPD tentang tata tertib.

Bagian KesebelasTata Tertib dan Kode Etik

Paragraf 1Tata Tertib

Pasal 275

(1) Tata tertib DPD ditetapkan oleh DPD dengan berpedomanpada ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlakudi lingkungan internal DPD.

(3) Tata tertib DPD paling sedikit memuat ketentuan tentang:

a. pengucapan sumpah/janji;

b. pemilihan dan penetapan pimpinan;

c. pemberhentian dan penggantian pimpinan;

d. jenis dan penyelenggaraan persidangan atau rapat;

e. pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang lembaga,serta hak dan kewajiban anggota;

f. penggantian antarwaktu anggota;

g. pembentukan, susunan, tugas dan wewenang alatkelengkapan;

h. pengambilan keputusan;

i. pelaksanaan konsultasi antara legislatif dan eksekutif;

j. penerimaan pengaduan dan penyaluran aspirasimasyarakat;

k. pengaturan protokoler;

l. pelaksanaan tugas kelompok pakar/ahli; dan

m. mekanisme keterlibatan dan partisipasi masyarakatdalam pelaksanaan fungsi legislasi, anggaran, danpengawasan.

Paragraf 2 . . .

Page 113: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 113 -

Paragraf 2Kode Etik

Pasal 276

DPD menyusun kode etik yang berisi norma yang wajibdipatuhi oleh setiap anggota selama menjalankan tugasnyauntuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dankredibilitas DPD.

Bagian Kedua BelasLarangan dan Sanksi

Paragraf 1Larangan

Pasal 277

(1) Anggota DPD dilarang merangkap jabatan sebagai:

a. pejabat negara lainnya;

b. hakim pada badan peradilan; atau

c. pegawai negeri sipil, anggota Tentara NasionalIndonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia,pegawai pada badan usaha milik negara, badan usahamilik daerah, atau badan lain yang anggarannyabersumber dari APBN/APBD.

(2) Anggota DPD dilarang melakukan pekerjaan sebagaipejabat struktural pada lembaga pendidikan swasta,akuntan publik, konsultan, advokat atau pengacara,notaris, dan pekerjaan lain yang ada hubungannyadengan tugas dan wewenang DPD serta hak sebagaianggota DPD.

(3) Anggota DPD dilarang melakukan korupsi, kolusi, dannepotisme, serta dilarang menerima gratifikasi.

Paragraf 2 . . .

Page 114: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 114 -

Paragraf 2Sanksi

Pasal 278

(1) Anggota DPD yang tidak melaksanakan kewajibansebagaimana dimaksud dalam Pasal 233 dikenai sanksiberdasarkan keputusan Badan Kehormatan.

(2) Anggota DPD yang terbukti melanggar ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 277 ayat (1)dan/atau ayat (2) dikenai sanksi pemberhentian sebagaianggota DPD.

(3) Anggota DPD yang terbukti melanggar ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 277 ayat (3)berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperolehkekuatan hukum tetap dikenai sanksi pemberhentiansebagai anggota DPD.

Pasal 279

Jenis sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 278 ayat (1)berupa:

a. teguran lisan;

b. teguran tertulis; dan/atau

c. diberhentikan dari pimpinan pada alat kelengkapan.

Pasal 280

Setiap orang, kelompok, atau organisasi dapat mengajukanpengaduan kepada Badan Kehormatan DPD dalam halmemiliki bukti yang cukup bahwa terdapat anggota DPD yangtidak melaksanakan salah satu kewajiban atau lebihsebagaimana dimaksud dalam Pasal 233 dan/atau melanggarketentuan larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 277.

Pasal 281

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengaduanmasyarakat dan penjatuhan sanksi diatur dengan peraturanDPD tentang tata beracara Badan Kehormatan.

Bagian Ketiga Belas . . .

Page 115: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 115 -

Bagian Ketiga BelasPemberhentian Antarwaktu, Penggantian Antarwaktu,

dan Pemberhentian Sementara

Paragraf 1Pemberhentian Antarwaktu

Pasal 282

(1) Anggota DPD berhenti antarwaktu karena:

a. meninggal dunia;

b. mengundurkan diri; atau

c. diberhentikan.

(2) Anggota DPD diberhentikan antarwaktu sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c, apabila:

a. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutanatau berhalangan tetap sebagai anggota DPD selama3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa keterangan apapun;

b. melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik DPD;

c. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilanyang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karenamelakukan tindak pidana yang diancam denganpidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

d. tidak menghadiri sidang paripurna dan/atau rapat alatkelengkapan DPD yang menjadi tugas dankewajibannya sebanyak 6 (enam) kali berturut-turuttanpa alasan yang sah;

e. tidak memenuhi syarat sebagai calon anggota DPDsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pemilihan umum anggota DPR,DPD, dan DPRD; atau

f. melanggar ketentuan larangan sebagaimana diaturdalam Undang-Undang ini.

Pasal 283

(1) Pemberhentian anggota DPD sebagaimana dimaksuddalam Pasal 282 ayat (1) huruf a dan huruf b serta padaayat (2) huruf c diusulkan oleh pimpinan DPD yangdiumumkan dalam sidang paripurna.

(2) Paling . . .

Page 116: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 116 -

(2) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak usul pimpinan DPDdiumumkan dalam sidang paripurna sebagaimanadimaksud pada ayat (1), pimpinan DPD menyampaikanusul pemberhentian anggota DPD kepada Presiden untukmemperoleh peresmian pemberhentian.

(3) Presiden meresmikan pemberhentian sebagaimanadimaksud pada ayat (2) paling lama 14 (empat belas) harisejak diterimanya usul pemberhentian anggota DPD daripimpinan DPD.

Pasal 284

(1) Pemberhentian anggota DPD sebagaimana dimaksuddalam Pasal 282 ayat (2) huruf a, huruf b, huruf d,huruf e, dan huruf f, dilakukan setelah adanya hasilpenyelidikan dan verifikasi yang dituangkan dalamkeputusan Badan Kehormatan DPD atas pengaduan daripimpinan DPD, masyarakat, dan/atau pemilih.

(2) Keputusan Badan Kehormatan DPD mengenaipemberhentian anggota DPD sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaporkan oleh Badan Kehormatan DPD kepadasidang paripurna.

(3) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak keputusan BadanKehormatan DPD yang telah dilaporkan dalam sidangparipurna sebagaimana dimaksud pada ayat (2),pimpinan DPD menyampaikan keputusan BadanKehormatan DPD kepada Presiden untuk memperolehperesmian pemberhentian.

(4) Presiden meresmikan pemberhentian sebagaimanadimaksud pada ayat (3) paling lama 14 (empat belas) harisejak diterimanya usulan pemberhentian anggota DPDdari pimpinan DPD.

Pasal 285

(1) Dalam hal pelaksanaan penyelidikan dan verifikasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 284 ayat (1), BadanKehormatan DPD dapat meminta bantuan dari ahliindependen.

(2) Ketentuan . . .

Page 117: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 117 -

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelidikan,verifikasi, dan pengambilan keputusan oleh BadanKehormatan DPD diatur dengan peraturan DPD tentangtata beracara Badan Kehormatan.

Paragraf 2Penggantian Antarwaktu

Pasal 286

(1) Anggota DPD yang berhenti antarwaktu sebagaimanadimaksud dalam Pasal 283 ayat (1) dan Pasal 284 ayat (1)digantikan oleh calon anggota DPD yang memperolehsuara terbanyak urutan berikutnya dalam daftarperingkat perolehan suara calon anggota DPD dariprovinsi yang sama.

(2) Dalam hal calon anggota DPD yang memperoleh suaraterbanyak urutan berikutnya dalam daftar peringkatperolehan suara calon anggota DPD sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meninggal dunia, mengundurkandiri, atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai calonanggota DPD, anggota DPD sebagaimana dimaksud padaayat (1) digantikan oleh calon anggota DPD yangmemperoleh suara terbanyak urutan berikutnya.

(3) Masa jabatan anggota DPD pengganti antarwaktumelanjutkan sisa masa jabatan anggota DPD yangdigantikannya.

Pasal 287

(1) Pimpinan DPD menyampaikan nama anggota DPD yangdiberhentikan antarwaktu dan meminta nama calonpengganti antarwaktu kepada KPU.

(2) KPU menyampaikan nama calon pengganti antarwaktuberdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 286 ayat (1) dan ayat (2) kepada pimpinan DPDpaling lambat 5 (lima) hari sejak diterimanya suratpimpinan DPD.

(3) Paling lambat 7 (tujuh) hari sejak menerima nama calonpengganti antarwaktu dari KPU sebagaimana dimaksudpada ayat (2), Pimpinan DPD menyampaikan namaanggota DPD yang diberhentikan dan nama calonpengganti antarwaktu kepada Presiden.

(4) Paling . . .

Page 118: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 118 -

(4) Paling lambat 14 (empat belas) hari sejak menerima namaanggota DPD yang diberhentikan dan nama calonpengganti antarwaktu dari pimpinan DPD sebagaimanadimaksud pada ayat (3), Presiden meresmikanpemberhentian dan pengangkatannya dengan keputusanPresiden.

(5) Sebelum memangku jabatannya, anggota DPD penggantiantarwaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3)mengucapkan sumpah/janji yang pengucapannyadipandu oleh pimpinan DPD, dengan tata cara dan tekssumpah/janji sebagaimana diatur dalam Pasal 228 danPasal 229.

(6) Penggantian antarwaktu anggota DPD tidak dilaksanakanapabila sisa masa jabatan anggota DPD yang digantikankurang dari 6 (enam) bulan.

Paragraf 3Pemberhentian Sementara

Pasal 288

(1) Anggota DPD diberhentikan sementara karena:

a. menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidana umumyang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahunatau lebih; atau

b. menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidanakhusus.

(2) Dalam hal anggota DPD dinyatakan terbukti bersalahkarena melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a atau huruf b berdasarkan putusanpengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukumtetap, anggota DPD yang bersangkutan diberhentikansebagai anggota DPD.

(3) Dalam hal anggota DPD dinyatakan tidak terbuktimelakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a atau huruf b berdasarkan putusanpengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukumtetap, anggota DPD yang bersangkutan diaktifkan.

(4) Anggota DPD yang diberhentikan sementara, tetapmendapatkan hak keuangan tertentu.

(5) Ketentuan . . .

Page 119: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 119 -

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberhentiansementara diatur dengan peraturan DPD tentang tatatertib.

Bagian Keempat BelasPenyidikan

Pasal 289

(1) Pemanggilan dan permintaan keterangan untukpenyidikan terhadap anggota DPD yang didugamelakukan tindak pidana harus mendapat persetujuantertulis dari Presiden.

(2) Dalam hal persetujuan tertulis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) tidak diberikan oleh Presiden dalam waktupaling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejakditerimanya permohonan, proses pemanggilan danpermintaan keterangan untuk penyidikan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakberlaku apabila anggota DPD:

a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana;

b. disangka melakukan tindak pidana kejahatan yangdiancam dengan pidana mati atau pidana seumurhidup atau tindak pidana kejahatan terhadapkemanusiaan dan keamanan negara berdasarkanbukti permulaan yang cukup; atau

c. disangka melakukan tindak pidana khusus.

BAB VDPRD PROVINSI

Bagian KesatuSusunan dan Kedudukan

Pasal 290

DPRD provinsi terdiri atas anggota partai politik pesertapemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum.

Pasal 291 . . .

Page 120: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 120 -

Pasal 291

DPRD provinsi merupakan lembaga perwakilan rakyat daerahyang berkedudukan sebagai unsur penyelenggarapemerintahan daerah provinsi.

Bagian KeduaFungsi

Pasal 292

(1) DPRD provinsi mempunyai fungsi:

a. legislasi;

b. anggaran; dan

c. pengawasan.

(2) Ketiga fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dijalankan dalam kerangka representasi rakyat diprovinsi.

Bagian KetigaTugas dan Wewenang

Pasal 293

(1) DPRD provinsi mempunyai tugas dan wewenang:

a. membentuk peraturan daerah provinsi bersamagubernur;

b. membahas dan memberikan persetujuan rancanganperaturan daerah mengenai anggaran pendapatandan belanja daerah provinsi yang diajukan olehgubernur;

c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaanperaturan daerah dan anggaran pendapatan danbelanja daerah provinsi;

d. mengusulkan pengangkatan dan/atau pemberhentiangubernur dan/atau wakil gubernur kepada Presidenmelalui Menteri Dalam Negeri untuk mendapatkanpengesahan pengangkatan dan/atau pemberhentian;

e. memilih . . .

Page 121: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 121 -

e. memilih wakil gubernur dalam hal terjadi kekosonganjabatan wakil gubernur;

f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepadapemerintah daerah provinsi terhadap rencanaperjanjian internasional di daerah;

g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasional yang dilakukan oleh pemerintahdaerah provinsi;

h. meminta laporan keterangan pertanggungjawabangubernur dalam penyelenggaraan pemerintahandaerah provinsi;

i. memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan daerah lain atau dengan pihak ketigayang membebani masyarakat dan daerah;

j. mengupayakan terlaksananya kewajiban daerahsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

k. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diaturdalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan tugas danwewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan peraturan DPRD provinsi tentang tata tertib.

Bagian KeempatKeanggotaan

Pasal 294

(1) Anggota DPRD provinsi berjumlah paling sedikit 35 (tigapuluh lima) orang dan paling banyak 100 (seratus) orang.

(2) Keanggotaan DPRD provinsi diresmikan dengankeputusan Menteri Dalam Negeri.

(3) Anggota DPRD provinsi berdomisili di ibu kota provinsiyang bersangkutan.

(4) Masa jabatan anggota DPRD provinsi adalah 5 (lima)tahun dan berakhir pada saat anggota DPRD provinsiyang baru mengucapkan sumpah/janji.

Pasal 295 . . .

Page 122: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 122 -

Pasal 295

(1) Anggota DPRD provinsi sebelum memangku jabatannyamengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama yangdipandu oleh ketua pengadilan tinggi dalam rapatparipurna DPRD provinsi.

(2) Anggota DPRD provinsi yang berhalangan mengucapkansumpah/janji bersama-sama sebagaimana dimaksudpada ayat (1) mengucapkan sumpah/janji yang dipanduoleh pimpinan DPRD provinsi.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengucapansumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) diatur dengan peraturan DPRD provinsi tentangtata tertib.

Pasal 296

Sumpah/janji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 295sebagai berikut:

“Demi Allah (Tuhan) saya bersumpah/berjanji:

bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya sebagaianggota/ketua/wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerahprovinsi dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, sesuaidengan peraturan perundang-undangan, dengan berpedomanpada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

bahwa saya dalam menjalankan kewajiban akan bekerjadengan sungguh-sungguh, demi tegaknya kehidupandemokrasi, serta mengutamakan kepentingan bangsa dannegara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dangolongan;

bahwa saya akan memperjuangkan aspirasi rakyat yang sayawakili untuk mewujudkan tujuan nasional demi kepentinganbangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Pasal 297 . . .

Page 123: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 123 -

Pasal 297

(1) Dalam hal dilakukan pembentukan provinsi setelahpemilihan umum, pengisian anggota DPRD provinsi diprovinsi induk dan provinsi yang dibentuk setelahpemilihan umum dilakukan dengan cara:

a. menetapkan jumlah kursi DPRD provinsi induk danprovinsi yang dibentuk setelah pemilihan umumberdasarkan jumlah penduduk sesuai denganketentuan dalam undang-undang mengenai pemilihanumum anggota DPR, DPD, dan DPRD;

b. menetapkan perolehan suara partai politik dan calonanggota DPRD provinsi berdasarkan hasil pemilihanumum di daerah pemilihan provinsi induk danprovinsi yang dibentuk setelah pemilihan umum;

c. menentukan bilangan pembagi pemilih berdasarkanhasil pemilihan umum di daerah pemilihan provinsiinduk dan provinsi yang dibentuk setelah pemilihanumum;

d. menentukan perolehan kursi partai politik pesertapemilihan umum berdasarkan hasil pemilihan umumdi daerah pemilihan provinsi induk dan provinsi yangdibentuk setelah pemilihan umum;

e. menetapkan calon terpilih dari daftar calon tetapuntuk mengisi kursi sebagaimana dimaksud padahuruf d berdasarkan suara terbanyak.

(2) Pengisian anggota DPRD provinsi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan oleh KPU provinsi induk.

(3) Pengisian anggota DPRD provinsi tidak dilakukan bagiprovinsi yang dibentuk setelah pemilihan umum yangdibentuk 12 (dua belas) bulan sebelum pelaksanaanpemilihan umum.

(4) Masa jabatan anggota DPRD provinsi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berakhir pada saat anggota DPRDprovinsi hasil pemilihan umum berikutnya mengucapkansumpah/janji.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan jumlah dantata cara pengisian keanggotaan DPRD provinsi indukdan provinsi yang dibentuk setelah pemilihan umumsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganperaturan KPU sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Bagian Kelima . . .

Page 124: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 124 -

Bagian KelimaHak DPRD Provinsi

Pasal 298

(1) DPRD provinsi mempunyai hak:

a. interpelasi;

b. angket; dan

c. menyatakan pendapat.

(2) Hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a adalah hak DPRD provinsi untuk memintaketerangan kepada gubernur mengenai kebijakanpemerintah provinsi yang penting dan strategis sertaberdampak luas pada kehidupan bermasyarakat danbernegara.

(3) Hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf badalah hak DPRD provinsi untuk melakukan penyelidikanterhadap kebijakan pemerintah provinsi yang penting danstrategis serta berdampak luas pada kehidupanmasyarakat, daerah, dan negara yang didugabertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c adalah hak DPRD provinsi untukmenyatakan pendapat terhadap kebijakan gubernur ataumengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerahdisertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atausebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi danhak angket.

Bagian KeenamHak dan Kewajiban Anggota

Paragraf 1Hak Anggota

Pasal 299

Anggota DPRD provinsi mempunyai hak:

a. mengajukan rancangan peraturan daerah provinsi;

b. mengajukan pertanyaan;

c. menyampaikan . . .

Page 125: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 125 -

c. menyampaikan usul dan pendapat;

d. memilih dan dipilih;

e. membela diri;

f. imunitas;

g. mengikuti orientasi dan pendalaman tugas;

h. protokoler; dan

i. keuangan dan administratif.

Paragraf 2Kewajiban Anggota

Pasal 300

Anggota DPRD provinsi mempunyai kewajiban:

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila;

b. melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 dan menaati peraturan perundang-undangan;

c. mempertahankan dan memelihara kerukunan nasionaldan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

d. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentinganpribadi, kelompok, dan golongan;

e. memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat;

f. menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraanpemerintahan daerah;

g. menaati tata tertib dan kode etik;

h. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja denganlembaga lain dalam penyelenggaraan pemerintahan daerahprovinsi;

i. menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melaluikunjungan kerja secara berkala;

j. menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduanmasyarakat; dan

k. memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politiskepada konstituen di daerah pemilihannya.

Bagian Ketujuh . . .

Page 126: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 126 -

Bagian KetujuhFraksi

Pasal 301

(1) Untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas danwewenang DPRD provinsi, serta hak dan kewajibananggota DPRD provinsi, dibentuk fraksi sebagai wadahberhimpun anggota DPRD provinsi.

(2) Setiap anggota DPRD provinsi harus menjadi anggotasalah satu fraksi.

(3) Setiap fraksi di DPRD provinsi beranggotakan palingsedikit sama dengan jumlah komisi di DPRD provinsi.

(4) Partai politik yang jumlah anggotanya di DPRD provinsimencapai ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)atau lebih dapat membentuk 1 (satu) fraksi.

(5) Dalam hal partai politik yang jumlah anggotanya di DPRDprovinsi tidak memenuhi ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat (3), anggotanya dapat bergabungdengan fraksi yang ada atau membentuk fraksi gabungan.

(6) Dalam hal tidak ada satu partai politik yang memenuhipersyaratan untuk membentuk fraksi sebagaimanadimaksud pada ayat (3) maka dibentuk fraksi gabungan.

(7) Jumlah fraksi gabungan sebagaimana dimaksud padaayat (5) dan ayat (6) paling banyak 2 (dua) fraksi.

(8) Partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat (4) danayat (5) harus mendudukkan anggotanya dalam 1 (satu)fraksi.

(9) Fraksi mempunyai sekretariat.

(10) Sekretariat DPRD provinsi menyediakan sarana,anggaran, dan tenaga ahli guna kelancaran pelaksanaantugas fraksi sesuai dengan kebutuhan dan denganmemperhatikan kemampuan APBD.

Bagian Kedelapan . . .

Page 127: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 127 -

Bagian KedelapanAlat Kelengkapan DPRD Provinsi

Pasal 302

(1) Alat kelengkapan DPRD provinsi terdiri atas:

a. pimpinan;

b. Badan Musyawarah;

c. komisi;

d. Badan Legislasi Daerah;

e. Badan Anggaran;

f. Badan Kehormatan; dan

g. alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentukoleh rapat paripurna.

(2) Dalam menjalankan tugasnya, alat kelengkapan dibantuoleh sekretariat.

(3) Ketentuan mengenai tata cara pembentukan, susunan,serta tugas dan wewenang alat kelengkapan DPRDprovinsi diatur dengan peraturan DPRD provinsi tentangtata tertib.

Pasal 303

(1) Pimpinan DPRD provinsi terdiri atas:

a. 1 (satu) orang ketua dan 4 (empat) orang wakil ketuauntuk DPRD provinsi yang beranggotakan 85 (delapanpuluh lima) sampai dengan 100 (seratus) orang;

b. 1 (satu) orang ketua dan 3 (tiga) orang wakil ketuauntuk DPRD provinsi yang beranggotakan 45 (empatpuluh lima) sampai dengan 84 (delapan puluh empat)orang;

c. 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua) orang wakil ketuauntuk DPRD provinsi yang beranggotakan 35 (tigapuluh lima) sampai dengan 44 (empat puluh empat)orang.

(2) Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasaldari partai politik berdasarkan urutan perolehan kursiterbanyak di DPRD provinsi.

(3) Ketua . . .

Page 128: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 128 -

(3) Ketua DPRD provinsi ialah anggota DPRD provinsi yangberasal dari partai politik yang memperoleh kursiterbanyak pertama di DPRD provinsi.

(4) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yangmemperoleh kursi terbanyak pertama sebagaimanadimaksud pada ayat (3), ketua DPRD provinsi ialahanggota DPRD provinsi yang berasal dari partai politikyang memperoleh suara terbanyak.

(5) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yangmemperoleh suara terbanyak sama sebagaimanadimaksud pada ayat (4), penentuan ketua DPRD provinsidilakukan berdasarkan persebaran wilayah perolehansuara partai politik yang lebih luas secara berjenjang.

(6) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yangmemperoleh kursi terbanyak pertama sebagaimanadimaksud pada ayat (3), wakil ketua DPRD provinsi ialahanggota DPRD provinsi yang berasal dari partai politikyang memperoleh suara terbanyak kedua, ketiga,dan/atau keempat.

(7) Apabila masih terdapat kursi wakil ketua DPRD provinsiyang belum terisi sebagaimana dimaksud pada ayat (6),maka kursi wakil ketua diisi oleh anggota DPRD provinsiyang berasal dari partai politik yang memperoleh kursiterbanyak kedua.

(8) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yangmemperoleh kursi terbanyak kedua sama, wakil ketuasebagaimana dimaksud pada ayat (7) ditentukanberdasarkan urutan hasil perolehan suara terbanyak.

(9) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yangmemperoleh kursi terbanyak kedua sebagaimanadimaksud pada ayat (7), penentuan wakil ketua DPRDprovinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dilakukanberdasarkan persebaran wilayah perolehan suara partaipolitik yang lebih luas secara berjenjang.

Pasal 304

(1) Dalam hal pimpinan DPRD provinsi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 303 ayat (1) belum terbentuk,DPRD provinsi dipimpin oleh pimpinan sementaraDPRD provinsi.

(2) Pimpinan . . .

Page 129: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 129 -

(2) Pimpinan sementara DPRD provinsi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) terdiri atas 1 (satu) orang ketuadan 1 (satu) orang wakil ketua yang berasal dari 2 (dua)partai politik yang memperoleh kursi terbanyak pertamadan kedua di DPRD provinsi.

(3) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yangmemperoleh kursi terbanyak sama, ketua dan wakil ketuasementara DPRD provinsi ditentukan secara musyawaraholeh wakil partai politik bersangkutan yang ada di DPRDprovinsi.

(4) Ketua dan wakil ketua DPRD provinsi diresmikan dengankeputusan Menteri Dalam Negeri.Disetujui, Timus 24 Juni 2009

(5) Pimpinan DPRD provinsi sebelum memangku jabatannyamengucapkan sumpah/janji yang teksnya sebagaimanadimaksud dalam Pasal 296 yang dipandu oleh ketuapengadilan tinggi.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapanpimpinan DPRD provinsi diatur dengan peraturan DPRDprovinsi tentang tata tertib.

Pasal 305

Komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 302 ayat (1)huruf c dibentuk dengan ketentuan:

a. DPRD provinsi yang beranggotakan 35 (tiga puluh lima)sampai dengan 55 (lima puluh lima) orang membentuk4 (empat) komisi;

b. DPRD provinsi yang beranggotakan lebih dari 55 (limapuluh lima) orang membentuk 5 (lima) komisi.

Bagian KesembilanPelaksanaan Hak DPRD Provinsi

Paragraf 1Hak Interpelasi

Pasal 306

(1) Hak interpelasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 298ayat (1) huruf a diusulkan oleh:

a. paling sedikit 10 (sepuluh) orang anggota DPRDprovinsi dan lebih dari 1 (satu) fraksi untuk DPRD

provinsi . . .

Page 130: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 130 -

provinsi yang beranggotakan 35 (tiga puluh lima)orang sampai dengan 75 (tujuh puluh lima) orang;

b. paling sedikit 15 (lima belas) orang anggota DPRDprovinsi dan lebih dari 1 (satu) fraksi untuk DPRDprovinsi yang beranggotakan di atas 75 (tujuh puluhlima) orang.

(2) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukankepada pimpinan DPRD provinsi.

(3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hakinterpelasi DPRD provinsi apabila mendapat persetujuandari rapat paripurna DPRD provinsi yang dihadiri lebihdari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota DPRD provinsi danputusan diambil dengan persetujuan lebih dari 1/2 (satuperdua) jumlah anggota DPRD provinsi yang hadir.

Pasal 307

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan hakinterpelasi diatur dengan peraturan DPRD provinsi tentangtata tertib.

Paragraf 2Hak Angket

Pasal 308

(1) Hak angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 298ayat (1) huruf b diusulkan oleh:

a. paling sedikit 10 (sepuluh) orang anggota DPRDprovinsi dan lebih dari 1 (satu) fraksi untuk DPRDprovinsi yang beranggotakan 35 (tiga puluh lima)orang sampai dengan 75 (tujuh puluh lima) orang;

b. paling sedikit 15 (lima belas) orang anggota DPRDprovinsi dan lebih dari 1 (satu) fraksi untuk DPRDprovinsi yang beranggotakan di atas 75 (tujuh puluhlima) orang.

(2) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukankepada pimpinan DPRD provinsi.

(3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hakangket DPRD provinsi apabila mendapat persetujuan darirapat paripurna DPRD provinsi yang dihadiri sekurang-

kurangnya . . .

Page 131: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 131 -

kurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah anggota DPRDprovinsi dan putusan diambil dengan persetujuansekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlahanggota DPRD provinsi yang hadir.

Pasal 309

(1) DPRD provinsi memutuskan menerima atau menolak usulhak angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 308ayat (1).

(2) Dalam hal DPRD provinsi menerima usul hak angketsebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPRD provinsimembentuk panitia angket yang terdiri atas semua unsurfraksi DPRD provinsi dengan keputusan DPRD provinsi.

(3) Dalam hal DPRD provinsi menolak usul hak angketsebagaimana dimaksud pada ayat (1), usul tersebut tidakdapat diajukan kembali.

Pasal 310

(1) Panitia angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 309ayat (2), dalam melakukan penyelidikan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 298 ayat (3), dapat memanggilpejabat pemerintah provinsi, badan hukum, atau wargamasyarakat di provinsi yang dianggap mengetahui ataupatut mengetahui masalah yang diselidiki untukmemberikan keterangan serta untuk memintamenunjukkan surat atau dokumen yang berkaitandengan hal yang sedang diselidiki.

(2) Pejabat pemerintah provinsi, badan hukum, atau wargamasyarakat di provinsi yang dipanggil sebagaimanadimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi panggilan DPRDprovinsi, kecuali ada alasan yang sah menurut peraturanperundang-undangan.

(3) Dalam hal pejabat pemerintah provinsi, badan hukum,atau warga masyarakat di provinsi telah dipanggil denganpatut secara berturut-turut tidak memenuhi panggilansebagaimana dimaksud pada ayat (2), DPRD provinsidapat memanggil secara paksa dengan bantuanKepolisian Negara Republik Indonesia sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 311 . . .

Page 132: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 132 -

Pasal 311

Panitia angket melaporkan pelaksanaan tugasnya kepadarapat paripurna DPRD provinsi paling lama 60 (enam puluh)hari sejak dibentuknya panitia angket.

Pasal 312

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan hakangket diatur dengan peraturan DPRD provinsi tentangtata tertib.

Paragraf 3Hak Menyatakan Pendapat

Pasal 313

(1) Hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud dalamPasal 298 ayat (1) huruf c diusulkan oleh:

a. paling sedikit 15 (lima belas) orang anggota DPRDprovinsi dan lebih dari 1 (satu) fraksi untuk DPRDprovinsi yang beranggotakan 35 (tiga puluh lima) orangsampai dengan 75 (tujuh puluh lima) orang;

b. paling sedikit 20 (dua puluh) orang anggota DPRDprovinsi dan lebih dari 1 (satu) fraksi untuk DPRDprovinsi yang beranggotakan di atas 75 (tujuh puluhlima) orang.

(2) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukankepada pimpinan DPRD provinsi.

(3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hakmenyatakan pendapat DPRD provinsi apabila mendapatpersetujuan dari rapat paripurna DPRD provinsi yangdihadiri sekurang-kurangnya 3/4 (tiga perempat) darijumlah anggota DPRD provinsi dan putusan diambildengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 (duapertiga) dari jumlah anggota DPRD provinsi yang hadir.

Pasal 314

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan hakmenyatakan pendapat diatur dengan peraturan DPRD provinsitentang tata tertib.

Bagian Kesepuluh . . .

Page 133: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 133 -

Bagian KesepuluhPelaksanaan Hak Anggota

Paragraf 1Hak Imunitas

Pasal 315

(1) Anggota DPRD provinsi mempunyai hak imunitas.

(2) Anggota DPRD provinsi tidak dapat dituntut di depanpengadilan karena pernyataan, pertanyaan, dan/ataupendapat yang dikemukakannya baik secara lisanmaupun tertulis di dalam rapat DPRD provinsi ataupun diluar rapat DPRD provinsi yang berkaitan dengan fungsiserta tugas dan wewenang DPRD provinsi.

(3) Anggota DPRD provinsi tidak dapat diganti antarwaktukarena pernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yangdikemukakannya baik di dalam rapat DPRD provinsimaupun di luar rapat DPRD provinsi yang berkaitandengan fungsi serta tugas dan wewenang DPRD provinsi.

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakberlaku dalam hal anggota yang bersangkutanmengumumkan materi yang telah disepakati dalam rapattertutup untuk dirahasiakan atau hal lain yang dimaksuddalam ketentuan mengenai rahasia negara sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2Hak Protokoler

Pasal 316

(1) Pimpinan dan anggota DPRD provinsi mempunyai hakprotokoler.

(2) Hak protokoler sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dalam peraturan pemerintah.

Paragraf 3 . . .

Page 134: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 134 -

Paragraf 3Hak Keuangan dan Administratif

Pasal 317

(1) Pimpinan dan anggota DPRD provinsi mempunyai hakkeuangan dan administratif.

(2) Hak keuangan dan administratif pimpinan dan anggotaDPRD provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dengan peraturan pemerintah.

(3) Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, pimpinandan anggota DPRD provinsi berhak memperolehtunjangan yang besarannya disesuaikan dengankemampuan daerah.

(4) Pengelolaan keuangan dan tunjangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) dilaksanakan olehsekretariat DPRD provinsi sesuai dengan peraturanpemerintah.

Bagian KesebelasPersidangan dan Pengambilan Keputusan

Paragraf 1Persidangan

Pasal 318

(1) Pada awal masa jabatan keanggotaan, tahun sidangDPRD provinsi dimulai pada saat pengucapansumpah/janji anggota.

(2) Tahun sidang dibagi dalam 3 (tiga) masa persidangan.

(3) Masa persidangan meliputi masa sidang dan masa reses,kecuali pada persidangan terakhir dari satu periodekeanggotaan DPRD provinsi, masa reses ditiadakan.

Pasal 319

Semua rapat di DPRD provinsi pada dasarnya bersifat terbuka,kecuali rapat tertentu yang dinyatakan tertutup.

Pasal 320 . . .

Page 135: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 135 -

Pasal 320

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara persidangan danrapat DPRD provinsi diatur dengan peraturan DPRD provinsitentang tata tertib.

Paragraf 2Pengambilan Keputusan

Pasal 321

(1) Pengambilan keputusan dalam rapat DPRD provinsi padadasarnya dilakukan dengan cara musyawarah untukmufakat.

(2) Apabila cara pengambilan keputusan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, keputusan diambilberdasarkan suara terbanyak.

Pasal 322

(1) Setiap rapat DPRD provinsi dapat mengambil keputusanapabila memenuhi kuorum.

(2) Kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpenuhiapabila:

a. rapat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tigaperempat) dari jumlah anggota DPRD provinsi untukmengambil persetujuan atas pelaksanaan hak angketdan hak menyatakan pendapat serta untuk mengambilkeputusan mengenai usul pemberhentian gubernurdan/atau wakil gubernur;

b. rapat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (duapertiga) dari jumlah anggota DPRD provinsi untukmemberhentikan pimpinan DPRD provinsi serta untukmenetapkan peraturan daerah dan anggaranpendapatan dan belanja daerah;

c. rapat dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlahanggota DPRD provinsi untuk rapat paripurna DPRDprovinsi selain rapat sebagaimana dimaksud padahuruf a dan huruf b.

(3) Keputusan . . .

Page 136: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 136 -

(3) Keputusan rapat dinyatakan sah apabila:

a. disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga)dari jumlah anggota DPRD provinsi yang hadir, untukrapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a;

b. disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlahanggota DPRD provinsi yang hadir, untuk rapatsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b;

c. disetujui dengan suara terbanyak, untuk rapatsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c.

(4) Apabila kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tidak terpenuhi, rapat ditunda paling banyak 2 (dua) kalidengan tenggang waktu masing-masing tidak lebih dari1 (satu) jam.

(5) Apabila pada akhir waktu penundaan rapat sebagaimanadimaksud pada ayat (4) kuorum belum juga terpenuhi,pimpinan dapat menunda rapat paling lama 3 (tiga) hariatau sampai waktu yang ditetapkan oleh BadanMusyawarah.

(6) Apabila setelah penundaan sebagaimana dimaksud padaayat (5), kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)belum juga terpenuhi, terhadap ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b, rapat tidakdapat mengambil keputusan.

(7) Apabila setelah penundaan sebagaimana dimaksud padaayat (5) kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (2)belum juga terpenuhi, terhadap ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf c, cara penyelesaiannyadiserahkan kepada pimpinan DPRD provinsi danpimpinan fraksi.

Pasal 323

Setiap keputusan rapat DPRD provinsi, baik berdasarkanmusyawarah untuk mufakat maupun berdasarkan suaraterbanyak, merupakan kesepakatan untuk ditindaklanjuti olehsemua pihak yang terkait dalam pengambilan keputusan.

Pasal 324 . . .

Page 137: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 137 -

Pasal 324

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengambilankeputusan diatur dengan peraturan DPRD provinsi tentangtata tertib.

Bagian Kedua BelasTata Tertib dan Kode Etik

Paragraf 1Tata Tertib

Pasal 325

(1) Tata tertib DPRD provinsi ditetapkan oleh DPRD provinsidengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

(2) Tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlakudi lingkungan internal DPRD provinsi.

(3) Tata tertib DPRD provinsi paling sedikit memuatketentuan tentang:

a. pengucapan sumpah/janji;

b. penetapan pimpinan;

c. pemberhentian dan penggantian pimpinan;

d. jenis dan penyelenggaraan rapat;

e. pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang lembaga,serta hak dan kewajiban anggota;

f. pembentukan, susunan, serta tugas dan wewenangalat kelengkapan;

g. penggantian antarwaktu anggota;

h. pembuatan pengambilan keputusan;

i. pelaksanaan konsultasi antara DPRD provinsi danpemerintah daerah provinsi;

j. penerimaan pengaduan dan penyaluran aspirasimasyarakat;

k. pengaturan protokoler; dan

l. pelaksanaan tugas kelompok pakar/ahli.

Paragraf 2 . . .

Page 138: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 138 -

Paragraf 2Kode Etik

Pasal 326

DPRD provinsi menyusun kode etik yang berisi norma yangwajib dipatuhi oleh setiap anggota selama menjalankantugasnya untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dankredibilitas DPRD provinsi.

Bagian Ketiga BelasLarangan dan Sanksi

Paragraf 1Larangan

Pasal 327

(1) Anggota DPRD provinsi dilarang merangkap jabatansebagai:

a. pejabat negara atau pejabat daerah lainnya;

b. hakim pada badan peradilan; atau

c. pegawai negeri sipil, anggota Tentara NasionalIndonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia,pegawai pada badan usaha milik negara, badan usahamilik daerah, atau badan lain yang anggarannyabersumber dari APBN/APBD.

(2) Anggota DPRD provinsi dilarang melakukan pekerjaansebagai pejabat struktural pada lembaga pendidikanswasta, akuntan publik, konsultan, advokat ataupengacara, notaris, dan pekerjaan lain yang adahubungannya dengan tugas dan wewenang DPRDprovinsi serta hak sebagai anggota DPRD provinsi.

(3) Anggota DPRD provinsi dilarang melakukan korupsi,kolusi, dan nepotisme, serta dilarang menerima gratifikasi.

mu

s 24 Juni 20Paragraf 2

Sanksi

Pasal 328

(1) Anggota DPRD provinsi yang tidak melaksanakankewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 300dikenai sanksi berdasarkan keputusan BadanKehormatan.

(2) Anggota . . .

Page 139: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 139 -

(2) Anggota DPRD provinsi yang terbukti melanggarketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 327ayat (1) dan/atau ayat (2) dikenai sanksi pemberhentiansebagai anggota DPRD provinsi.

(3) Anggota DPRD provinsi yang terbukti melanggarketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 327ayat (3) berdasarkan putusan pengadilan yang telahmemperoleh kekuatan hukum tetap dikenai sanksipemberhentian sebagai anggota DPRD provinsi.

Pasal 329

Jenis sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 328 ayat (1)berupa:

a. teguran lisan;

b. teguran tertulis; dan/atau

c. diberhentikan dari pimpinan pada alat kelengkapan.

Pasal 330

Setiap orang, kelompok, atau organisasi dapat mengajukanpengaduan kepada Badan Kehormatan DPRD provinsi dalamhal memiliki bukti yang cukup bahwa terdapat anggota DPRDprovinsi yang tidak melaksanakan salah satu kewajiban ataulebih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 300 dan/ataumelanggar ketentuan larangan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 327.

Pasal 331

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengaduanmasyarakat dan penjatuhan sanksi diatur dengan peraturanDPRD provinsi tentang tata beracara badan kehormatan.

Bagian Keempat Belas . . .

Page 140: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 140 -

Bagian Keempat BelasPemberhentian Antarwaktu, Penggantian Antarwaktu,

dan Pemberhentian Sementara

Paragraf 1Pemberhentian Antarwaktu

Pasal 332

(1) Anggota DPRD provinsi berhenti antarwaktu karena:

a. meninggal dunia;

b. mengundurkan diri; atau

c. diberhentikan.

(2) Anggota DPRD provinsi diberhentikan antarwaktusebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, apabila:

a. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutanatau berhalangan tetap sebagai anggota DPRDprovinsi selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpaketerangan apa pun;

b. melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik DPRDprovinsi;

c. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilanyang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karenamelakukan tindak pidana yang diancam denganpidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

d. tidak menghadiri rapat paripurna dan/atau rapat alatkelengkapan DPRD provinsi yang menjadi tugas dankewajibannya sebanyak 6 (enam) kali berturut-turuttanpa alasan yang sah;

e. diusulkan oleh partai politiknya sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan;

f. tidak lagi memenuhi syarat sebagai calon anggotaDPRD provinsi sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan mengenai pemilihan umum;

g. melanggar ketentuan larangan sebagaimana diaturdalam Undang-Undang ini;

h. diberhentikan sebagai anggota partai politik sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;atau

i. menjadi anggota partai politik lain.

Pasal 333 . . .

Page 141: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 141 -

Pasal 333

(1) Pemberhentian anggota DPRD provinsi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 332 ayat (1) huruf a dan huruf bserta pada ayat (2) huruf c, huruf e, huruf h, dan huruf idiusulkan oleh pimpinan partai politik kepada pimpinanDPRD provinsi dengan tembusan kepada Menteri DalamNegeri.

(2) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya usulpemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),pimpinan DPRD provinsi menyampaikan usulpemberhentian anggota DPRD provinsi kepada MenteriDalam Negeri melalui gubernur untuk memperolehperesmian pemberhentian.

(3) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya usulpemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (2),gubernur menyampaikan usul tersebut kepada MenteriDalam Negeri.

(4) Menteri Dalam Negeri meresmikan pemberhentiansebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lama14 (empat belas) hari sejak diterimanya usulanpemberhentian anggota DPRD provinsi dari gubernur.

Pasal 334

(1) Pemberhentian anggota DPRD provinsi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 332 ayat (2) huruf a, huruf b,huruf d, huruf f, dan huruf g, dilakukan setelah adanyahasil penyelidikan dan verifikasi yang dituangkan dalamkeputusan badan kehormatan DPRD provinsi ataspengaduan dari pimpinan DPRD provinsi, masyarakat,dan/atau pemilih.

(2) Keputusan badan kehormatan DPRD provinsi mengenaipemberhentian anggota DPRD provinsi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaporkan oleh badankehormatan DPRD provinsi kepada rapat paripurna.

(3) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak keputusan badankehormatan DPRD provinsi yang telah dilaporkan dalamrapat paripurna sebagaimana dimaksud pada ayat (2),pimpinan DPRD provinsi menyampaikan keputusanbadan kehormatan DPRD provinsi kepada pimpinanpartai politik yang bersangkutan.

(4) Pimpinan . . .

Page 142: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 142 -

(4) Pimpinan partai politik yang bersangkutanmenyampaikan keputusan tentang pemberhentiananggotanya kepada pimpinan DPRD provinsi, palinglambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya keputusanbadan kehormatan DPRD provinsi sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dari pimpinan DPRD provinsi.

(5) Dalam hal pimpinan partai politik sebagaimana dimaksudpada ayat (3) tidak memberikan keputusanpemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (4),pimpinan DPRD provinsi paling lama 7 (tujuh) harimeneruskan keputusan badan kehormatan DPRDprovinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepadaMenteri Dalam Negeri melalui gubernur untukmemperoleh peresmian pemberhentian.

(6) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya keputusanpemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (5),gubernur menyampaikan keputusan tersebut kepadaMenteri Dalam Negeri.

(7) Menteri Dalam Negeri meresmikan pemberhentiansebagaimana dimaksud pada ayat (5) paling lama14 (empat belas) hari sejak diterimanya keputusan badankehormatan DPRD provinsi atau keputusan pimpinanpartai politik tentang pemberhentian anggotanya darigubernur.

Pasal 335

(1) Dalam hal pelaksanaan penyelidikan dan verifikasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 334 ayat (1), badankehormatan DPRD provinsi dapat meminta bantuan dariahli independen.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelidikan,verifikasi, dan pengambilan keputusan oleh badankehormatan DPRD provinsi diatur dengan peraturanDPRD provinsi tentang tata beracara badan kehormatan.

Paragraf 2Penggantian Antarwaktu

Pasal 336

(1) Anggota DPRD provinsi yang berhenti antarwaktusebagaimana dimaksud dalam Pasal 333 ayat (1) dan

Pasal 334 . . .

Page 143: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 143 -

Pasal 334 ayat (1) digantikan oleh calon anggota DPRDprovinsi yang memperoleh suara terbanyak urutanberikutnya dalam daftar peringkat perolehan suara daripartai politik yang sama pada daerah pemilihanyang sama.

(2) Dalam hal calon anggota DPRD provinsi yang memperolehsuara terbanyak urutan berikutnya sebagaimanadimaksud pada ayat (1) mengundurkan diri, meninggaldunia, atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai calonanggota DPRD provinsi, anggota DPRD provinsisebagaimana dimaksud pada ayat (1) digantikan olehcalon anggota DPRD provinsi yang memperoleh suaraterbanyak urutan berikutnya dari partai politik yangsama pada daerah pemilihan yang sama.

(3) Masa jabatan anggota DPRD provinsi penggantiantarwaktu melanjutkan sisa masa jabatan anggotaDPRD provinsi yang digantikannya.

Pasal 337

(1) Pimpinan DPRD provinsi menyampaikan nama anggotaDPRD provinsi yang diberhentikan antarwaktu danmeminta nama calon pengganti antarwaktu kepada KPUprovinsi.

(2) KPU provinsi menyampaikan nama calon penggantiantarwaktu berdasarkan ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 336 ayat (1) dan ayat (2) kepadapimpinan DPRD provinsi paling lambat 5 (lima) hari sejakditerimanya surat pimpinan DPRD provinsi.

(3) Paling lambat 7 (tujuh) hari sejak menerima nama calonpengganti antarwaktu dari KPU provinsi sebagaimanadimaksud pada ayat (2), Pimpinan DPRD provinsimenyampaikan nama anggota DPRD provinsi yangdiberhentikan dan nama calon pengganti antarwaktukepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur.

(4) Paling lambat 7 (tujuh) hari sejak menerima namaanggota DPRD provinsi yang diberhentikan dan namacalon pengganti antarwaktu sebagaimana dimaksud padaayat (3), gubernur menyampaikan nama anggota DPRDprovinsi yang diberhentikan dan nama calon penggantiantarwaktu kepada Menteri Dalam Negeri.

(5) Paling . . .

Page 144: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 144 -

(5) Paling lambat 14 (empat belas) hari sejak menerima namaanggota DPRD provinsi yang diberhentikan dan namacalon pengganti antarwaktu dari gubernur sebagaimanadimaksud pada ayat (4), Menteri Dalam Negerimeresmikan pemberhentian dan pengangkatannyadengan keputusan Menteri Dalam Negeri.

(6) Sebelum memangku jabatannya, anggota DPRD provinsipengganti antarwaktu sebagaimana dimaksud padaayat (3) mengucapkan sumpah/janji yang pengucapannyadipandu oleh pimpinan DPRD provinsi, dengan tata caradan teks sumpah/janji sebagaimana diatur dalamPasal 295 dan Pasal 296.

(7) Penggantian antarwaktu anggota DPRD provinsi tidakdilaksanakan apabila sisa masa jabatan anggota DPRDprovinsi yang digantikan kurang dari 6 (enam) bulan.

Pasal 338

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengajuanpenggantian antarwaktu, verifikasi terhadap persyaratan calonpengganti antarwaktu, dan peresmian calon penggantiantarwaktu anggota DPRD provinsi diatur dengan peraturanpemerintah.

Paragraf 3Pemberhentian Sementara

Pasal 339

(1) Anggota DPRD provinsi diberhentikan sementara karena:

a. menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidana umumyang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahunatau lebih; atau

b. menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidanakhusus.

(2) Dalam hal anggota DPRD provinsi dinyatakan terbuktibersalah karena melakukan tindak pidana sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a atau huruf b berdasarkanputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatanhukum tetap, anggota DPRD provinsi yang bersangkutandiberhentikan sebagai anggota DPRD provinsi.

(3) Dalam . . .

Page 145: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 145 -

(3) Dalam hal anggota DPRD provinsi dinyatakan tidakterbukti melakukan tindak pidana sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a atau huruf b berdasarkanputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatanhukum tetap, anggota DPRD provinsi yang bersangkutandiaktifkan.

(4) Anggota DPRD provinsi yang diberhentikan sementara,tetap mendapatkan hak keuangan tertentu.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberhentiansementara diatur dengan peraturan DPRD provinsitentang tata tertib.

Bagian Kelima BelasPenyidikan

Pasal 340

(1) Pemanggilan dan permintaan keterangan untukpenyidikan terhadap anggota DPRD provinsi yangdisangka melakukan tindak pidana harus mendapatpersetujuan tertulis dari Menteri Dalam Negeri.

(2) Dalam hal persetujuan tertulis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) tidak diberikan oleh Menteri Dalam Negeridalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitungsejak diterimanya permohonan, proses pemanggilan danpermintaan keterangan untuk penyidikan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakberlaku apabila anggota DPRD provinsi:

a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana;

b. disangka melakukan tindak pidana kejahatan yangdiancam dengan pidana mati atau pidana seumurhidup atau tindak pidana kejahatan terhadapkemanusiaan dan keamanan negara berdasarkanbukti permulaan yang cukup; atau

c. disangka melakukan tindak pidana khusus.

BAB VI . . .

Page 146: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 146 -

BAB VIDPRD KABUPATEN/KOTA

Bagian KesatuSusunan dan Kedudukan

Pasal 341

DPRD kabupaten/kota terdiri atas anggota partaipolitik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihanumum.

Pasal 342

DPRD kabupaten/kota merupakan lembaga perwakilan rakyatdaerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggarapemerintahan daerah kabupaten/kota.

Bagian KeduaFungsi

Pasal 343

(1) DPRD kabupaten/kota mempunyai fungsi:

a. legislasi;

b. anggaran; dan

c. pengawasan.

(2) Ketiga fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dijalankan dalam kerangka representasi rakyat dikabupaten/kota.

Bagian KetigaTugas dan Wewenang

Pasal 344

(1) DPRD kabupaten/kota mempunyai tugas dan wewenang:

a. membentuk peraturan daerah kabupaten/kotabersama bupati/walikota;

b. membahas . . .

Page 147: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 147 -

b. membahas dan memberikan persetujuan rancanganperaturan daerah mengenai anggaran pendapatan danbelanja daerah kabupaten/kota yang diajukan olehbupati/walikota;

c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaanperaturan daerah dan anggaran pendapatan danbelanja daerah kabupaten/kota;

d. mengusulkan pengangkatan dan/atau pemberhentianbupati/walikota dan/atau wakil bupati/wakil walikotakepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur untukmendapatkan pengesahan pengangkatan dan/ataupemberhentian;

e. memilih wakil bupati/wakil walikota dalam hal terjadikekosongan jabatan wakil bupati/wakil walikota;

f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepadapemerintah daerah kabupaten/kota terhadap rencanaperjanjian internasional di daerah;

g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasional yang dilakukan oleh pemerintahdaerah kabupaten/kota;

h. meminta laporan keterangan pertanggungjawabanbupati/walikota dalam penyelenggaraan pemerintahandaerah kabupaten/kota;

i. memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan daerah lain atau dengan pihak ketigayang membebani masyarakat dan daerah;

j. mengupayakan terlaksananya kewajiban daerahsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

k. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diaturdalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan tugas danwewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan peraturan DPRD kabupaten/kota tentangtata tertib.

Bagian KeempatKeanggotaan

Pasal 345

(1) Anggota DPRD kabupaten/kota berjumlah paling sedikit20 (dua puluh) orang dan paling banyak 50 (limapuluh) orang.

(2) Keanggotaan . . .

Page 148: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 148 -

(2) Keanggotaan DPRD kabupaten/kota diresmikan dengankeputusan gubernur.

(3) Anggota DPRD kabupaten/kota berdomisili di ibu kotakabupaten/kota yang bersangkutan.

(4) Masa jabatan anggota DPRD kabupaten/kota adalah5 (lima) tahun dan berakhir pada saat anggota DPRDkabupaten/kota yang baru mengucapkan sumpah/janji.

Pasal 346

(1) Anggota DPRD kabupaten/kota sebelum memangkujabatannya mengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama yang dipandu oleh ketua pengadilan negeri dalamrapat paripurna DPRD kabupaten/kota.

(2) Anggota DPRD kabupaten/kota yang berhalanganmengucapkan sumpah/janji bersama-sama sebagaimanadimaksud pada ayat (1) mengucapkan sumpah/janji yangdipandu oleh pimpinan DPRD kabupaten/kota.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengucapansumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) diatur dengan peraturan DPRD kabupaten/kotatentang tata tertib.

Pasal 347

Sumpah/janji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 346sebagai berikut:

“Demi Allah (Tuhan) saya bersumpah/berjanji:

bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya sebagaianggota/ketua/wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerahkabupaten/kota dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya,sesuai dengan peraturan perundang-undangan, denganberpedoman pada Pancasila dan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945;

bahwa saya dalam menjalankan kewajiban akan bekerjadengan sungguh-sungguh, demi tegaknya kehidupandemokrasi, serta mengutamakan kepentingan bangsadan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang,dan golongan;

bahwa . . .

Page 149: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 149 -

bahwa saya akan memperjuangkan aspirasi rakyat yang sayawakili untuk mewujudkan tujuan nasional demi kepentinganbangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Pasal 348

(1) Dalam hal dilakukan pembentukan kabupaten/kotasetelah pemilihan umum, pengisian anggota DPRDkabupaten/kota di kabupaten/kota induk dankabupaten/kota yang dibentuk setelah pemilihan umumdilakukan dengan cara:

a. menetapkan jumlah kursi DPRD kabupaten/kotainduk dan kabupaten/kota yang dibentuk setelahpemilihan umum berdasarkan jumlah penduduksesuai dengan ketentuan dalam undang-undangmengenai pemilihan umum anggota DPR, DPD,dan DPRD;

b. menetapkan perolehan suara partai politik dan calonanggota DPRD kabupaten/kota berdasarkan hasilpemilihan umum di daerah pemilihan kabupaten/kotainduk dan kabupaten/kota yang dibentuk setelahpemilihan umum;

c. menentukan bilangan pembagi pemilih berdasarkanhasil pemilihan umum di daerah pemilihankabupaten/kota induk dan kabupaten/kota yangdibentuk setelah pemilihan umum;

d. menentukan perolehan kursi partai politik pesertapemilihan umum berdasarkan hasil pemilihan umumdi daerah pemilihan kabupaten/kota induk dankabupaten/kota yang dibentuk setelah pemilihanumum;

e. menetapkan calon terpilih dari daftar calon tetapuntuk mengisi kursi sebagaimana dimaksud padahuruf d berdasarkan suara terbanyak.

(2) Pengisian anggota DPRD kabupaten/kota sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh KPUkabupaten/kota induk.

(3) Pengisian anggota DPRD provinsi tidak dilakukan bagikabupaten/kota yang dibentuk setelah pemilihan umumyang dibentuk 12 (dua belas) bulan sebelum pelaksanaanpemilihan umum.

(4) Masa . . .

Page 150: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 150 -

(4) Masa jabatan anggota DPRD kabupaten/kotasebagaimana dimaksud pada ayat (1) berakhir pada saatanggota DPRD kabupaten/kota hasil pemilihan umumberikutnya mengucapkan sumpah/janji.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan jumlah dantata cara pengisian keanggotaan DPRD kabupaten/kotainduk dan kabupaten/kota yang dibentuk setelahpemilihan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dengan peraturan KPU sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Bagian KelimaHak DPRD Kabupaten/Kota

Pasal 349

(1) DPRD kabupaten/kota mempunyai hak:

a. interpelasi;

b. angket; dan

c. menyatakan pendapat.

(2) Hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a adalah hak DPRD kabupaten/kota untukmeminta keterangan kepada bupati/walikota mengenaikebijakan pemerintah kabupaten/kota yang penting danstrategis serta berdampak luas pada kehidupanbermasyarakat dan bernegara.

(3) Hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf badalah hak DPRD kabupaten/kota untuk melakukanpenyelidikan terhadap kebijakan pemerintahkabupaten/kota yang penting dan strategis sertaberdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah,dan negara yang diduga bertentangan dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(4) Hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c adalah hak DPRD kabupaten/kota untukmenyatakan pendapat terhadap kebijakanbupati/walikota atau mengenai kejadian luar biasa yangterjadi di daerah disertai dengan rekomendasipenyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaanhak interpelasi dan hak angket.

Bagian Keenam . . .

Page 151: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 151 -

Bagian KeenamHak dan Kewajiban Anggota

Paragraf 1Hak Anggota

Pasal 350

Anggota DPRD kabupaten/kota mempunyai hak:

a. mengajukan rancangan peraturan daerah kabupaten/kota;

b. mengajukan pertanyaan;

c. menyampaikan usul dan pendapat;

d. memilih dan dipilih;

e. membela diri;

f. imunitas;

g. mengikuti orientasi dan pendalaman tugas;

h. protokoler; dan

i. keuangan dan administratif.

Paragraf 2Kewajiban Anggota

Pasal 351

Anggota DPRD kabupaten/kota mempunyai kewajiban:

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila;

b. melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 dan menaati peraturan perundang-undangan;

c. mempertahankan dan memelihara kerukunan nasionaldan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

d. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentinganpribadi, kelompok, dan golongan;

e. memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat;

f. menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraanpemerintahan daerah;

g. menaati tata tertib dan kode etik;

h. menjaga . . .

Page 152: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 152 -

h. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja denganlembaga lain dalam penyelenggaraan pemerintahan daerahkabupaten/kota;

i. menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melaluikunjungan kerja secara berkala;

j. menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduanmasyarakat; dan

k. memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politiskepada konstituen di daerah pemilihannya.

Bagian KetujuhFraksi

Pasal 352

(1) Untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi serta tugasdan wewenang DPRD kabupaten/kota serta hak dankewajiban anggota DPRD kabupaten/kota, dibentukfraksi sebagai wadah berhimpun anggota DPRDkabupaten/kota.

(2) Setiap anggota DPRD kabupaten/kota harus menjadianggota salah satu fraksi.

(3) Setiap fraksi di DPRD kabupaten/kota beranggotakanpaling sedikit sama dengan jumlah komisi di DPRDkabupaten/kota.

(4) Partai politik yang jumlah anggotanya di DPRDkabupaten/kota mencapai ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) atau lebih dapat membentuk1 (satu) fraksi.

(5) Dalam hal partai politik yang jumlah anggotanya di DPRDkabupaten/kota tidak memenuhi ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat (3), anggotanya dapat bergabungdengan fraksi yang ada atau membentuk fraksi gabungan.

(6) Dalam hal tidak ada 1 (satu) partai politik yangmemenuhi persyaratan untuk membentuk fraksisebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka dibentukfraksi gabungan.

(7) Jumlah fraksi gabungan sebagaimana dimaksud padaayat (5) dan ayat (6) paling banyak 2 (dua) fraksi.

(8) Partai . . .

Page 153: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 153 -

(8) Partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat (4) danayat (5) harus mendudukkan anggotanya dalam 1 (satu)fraksi.

(9) Fraksi mempunyai sekretariat.

(10) Sekretariat DPRD kabupaten/kota menyediakan sarana,anggaran, dan tenaga ahli guna kelancaran pelaksanaantugas fraksi sesuai dengan kebutuhan dan denganmemperhatikan kemampuan APBD.

Bagian KedelapanAlat Kelengkapan

Pasal 353

(1) Alat kelengkapan DPRD kabupaten/kota terdiri atas:

a. pimpinan;

b. Badan Musyawarah;

c. komisi;

d. Badan Legislasi Daerah;

e. Badan Anggaran;

f. Badan Kehormatan; dan

g. alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentukoleh rapat paripurna.

(2) Dalam menjalankan tugasnya, alat kelengkapan dibantuoleh sekretariat.

(3) Ketentuan mengenai tata cara pembentukan, susunan,serta tugas dan wewenang alat kelengkapan DPRDkabupaten/kota diatur dengan peraturan DPRDkabupaten/kota tentang tata tertib.

Pasal 354

(1) Pimpinan DPRD kabupaten/kota terdiri atas:

a. 1 (satu) orang ketua dan 3 (tiga) orang wakil ketuauntuk DPRD kabupaten/kota yang beranggotakan45 (empat puluh lima) sampai dengan 50 (lima puluh)orang;

b. 1 (satu) . . .

Page 154: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 154 -

b. 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua) orang wakil ketuauntuk DPRD kabupaten/kota yang beranggotakan20 (dua puluh) sampai dengan 44 (empat puluhempat) orang.

(2) Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasaldari partai politik berdasarkan urutan perolehan kursiterbanyak di DPRD kabupaten/kota.

(3) Ketua DPRD kabupaten/kota ialah anggota DPRDkabupaten/kota yang berasal dari partai politik yangmemperoleh kursi terbanyak pertama di DPRDkabupaten/kota.

(4) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yangmemperoleh kursi terbanyak pertama sebagaimanadimaksud pada ayat (3), ketua DPRD kabupaten/kotaialah anggota DPRD kabupaten/kota yang berasal daripartai politik yang memperoleh suara terbanyak.

(5) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yangmemperoleh suara terbanyak sama sebagaimanadimaksud pada ayat (4), penentuan ketua DPRDkabupaten/kota dilakukan berdasarkan persebaranwilayah perolehan suara partai politik yang lebih luassecara berjenjang.

(6) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yangmemperoleh kursi terbanyak pertama sebagaimanadimaksud pada ayat (3), wakil ketua DPRDkabupaten/kota ialah anggota DPRD kabupaten/kotayang berasal dari partai politik yang memperoleh suaraterbanyak kedua, ketiga, dan/atau keempat.

(7) Apabila masih terdapat kursi wakil ketua DPRDkabupaten/kota yang belum terisi sebagaimana dimaksudpada ayat (6), maka kursi wakil ketua diisi oleh anggotaDPRD kabupaten/kota yang berasal dari partai politikyang memperoleh kursi terbanyak kedua.

(8) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yangmemperoleh kursi terbanyak kedua sama, wakil ketuasebagaimana dimaksud pada ayat (7) ditentukanberdasarkan urutan hasil perolehan suara terbanyak.

(9) Dalam . . .

Page 155: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 155 -

(9) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yangmemperoleh kursi terbanyak kedua sebagaimanadimaksud pada ayat (7), penentuan wakil ketua DPRDkabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (8)dilakukan berdasarkan persebaran wilayah perolehansuara partai politik yang lebih luas secara berjenjang.

Pasal 355

(1) Dalam hal pimpinan DPRD kabupaten/kota sebagaimanadimaksud dalam Pasal 354 ayat (1) belum terbentuk,DPRD kabupaten/kota dipimpin oleh pimpinan sementaraDPRD kabupaten/kota.

(2) Pimpinan sementara DPRD kabupaten/kota sebagaimanadimaksud pada ayat (1) terdiri atas 1 (satu) orang ketuadan 1 (satu) orang wakil ketua yang berasal dari 2 (dua)partai politik yang memperoleh kursi terbanyak pertamadan kedua di DPRD kabupaten/kota.

(3) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yangmemperoleh kursi terbanyak sama, ketua dan wakil ketuasementara DPRD kabupaten/kota ditentukan secaramusyawarah oleh wakil partai politik bersangkutan yangada di DPRD kabupaten/kota.

(4) Ketua dan wakil ketua DPRD kabupaten/kota diresmikandengan keputusan gubernur.

(5) Pimpinan DPRD kabupaten/kota sebelum memangkujabatannya mengucapkan sumpah/janji yang teksnyasebagaimana dimaksud dalam Pasal 347 yang dipanduoleh ketua pengadilan negeri.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapanpimpinan DPRD kabupaten/kota diatur dengan peraturanDPRD kabupaten/kota tentang tata tertib.

Pasal 356

Komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 353 ayat (1)huruf c dibentuk dengan ketentuan:

a. DPRD kabupaten/kota yang beranggotakan 20 (dua puluh)sampai dengan 35 (tiga puluh lima) orang membentuk3 (tiga) komisi;

b. DPRD . . .

Page 156: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 156 -

b. DPRD kabupaten/kota yang beranggotakan lebih dari35 (tiga puluh lima) orang membentuk 4 (empat) komisi.

Bagian KesembilanPelaksanaan Hak DPRD Kabupaten/Kota

Paragraf 1Hak Interpelasi

Pasal 357

(1) Hak interpelasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 349ayat (1) huruf a diusulkan oleh:

a. paling sedikit 5 (lima) orang anggota DPRDkabupaten/kota dan lebih dari 1 (satu) fraksi untukDPRD kabupaten/kota yang beranggotakan 20 (duapuluh) sampai dengan 35 (tiga puluh lima) orang;

b. paling sedikit 7 (tujuh) orang anggota DPRDkabupaten/kota dan lebih dari 1 (satu) fraksi untukDPRD kabupaten/kota yang beranggotakan di atas35 (tiga puluh lima) orang.

(2) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukankepada pimpinan DPRD kabupaten/kota.

(3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hakinterpelasi DPRD kabupaten/kota apabila mendapatpersetujuan dari rapat paripurna DPRD kabupaten/kotayang dihadiri lebih dari 1/2 (satu perdua) dari jumlahanggota DPRD kabupaten/kota dan putusan diambildengan persetujuan lebih dari 1/2 (satu perdua) darijumlah anggota DPRD kabupaten/kota yang hadir.

Pasal 358

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan hakinterpelasi diatur dengan peraturan DPRD kabupaten/kotatentang tata tertib.

Paragraf 2 . . .

Page 157: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 157 -

Paragraf 2Hak Angket

Pasal 359

(1) Hak angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 349ayat (1) huruf b diusulkan oleh:

a. paling sedikit 5 (lima) orang anggota DPRDkabupaten/kota dan lebih dari 1 (satu) fraksi untukDPRD kabupaten/kota yang beranggotakan 20 (duapuluh) sampai dengan 35 (tiga puluh lima) orang;

b. paling sedikit 7 (tujuh) orang anggota DPRDkabupaten/kota dan lebih dari 1 (satu) fraksi untukDPRD kabupaten/kota yang beranggotakan di atas35 (tiga puluh lima) orang.

(2) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukankepada pimpinan DPRD kabupaten/kota.

(3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hakangket DPRD kabupaten/kota apabila mendapatpersetujuan dari rapat paripurna DPRD kabupaten/kotayang dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 (tiga perempat)dari jumlah anggota DPRD kabupaten/kota dan putusandiambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota DPRDkabupaten/kota yang hadir.

Pasal 360

(1) DPRD kabupaten/kota memutuskan menerima ataumenolak usul hak angket sebagaimana dimaksud dalamPasal 359 ayat (1).

(2) Dalam hal DPRD kabupaten/kota menerima usul hakangket sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPRDkabupaten/kota membentuk panitia angket yang terdiriatas semua unsur fraksi DPRD kabupaten/kota dengankeputusan DPRD kabupaten/kota.

(3) Dalam hal DPRD kabupaten/kota menolak usul hakangket sebagaimana dimaksud pada ayat (1), usultersebut tidak dapat diajukan kembali.

Pasal 361 . . .

Page 158: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 158 -

Pasal 361

(1) Panitia angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 360ayat (2), dalam melakukan penyelidikan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 349 ayat (3), dapat memanggilpejabat pemerintah kabupaten/kota, badan hukum, atauwarga masyarakat di kabupaten/kota yang dianggapmengetahui atau patut mengetahui masalah yangdiselidiki untuk memberikan keterangan dan untukmeminta menunjukkan surat atau dokumen yangberkaitan dengan hal yang sedang diselidiki.

(2) Pejabat pemerintah kabupaten/kota, badan hukum, atauwarga masyarakat di kabupaten/kota yang dipanggilsebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhipanggilan DPRD kabupaten/kota kecuali ada alasan yangsah menurut peraturan perundang-undangan.

(3) Dalam hal pejabat pemerintah kabupaten/kota, badanhukum, atau warga masyarakat di kabupaten/kota telahdipanggil dengan patut secara berturut-turut tidakmemenuhi panggilan sebagaimana dimaksud padaayat (2), DPRD kabupaten/kota dapat memanggil secarapaksa dengan bantuan Kepolisian Negara RepublikIndonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 362

Panitia angket melaporkan pelaksanaan tugasnya kepadarapat paripurna DPRD kabupaten/kota paling lama 60 (enampuluh) hari sejak dibentuknya panitia angket.

Pasal 363

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan hakangket diatur dengan peraturan DPRD kabupaten/kotatentang tata tertib.

Paragraf 3 . . .

Page 159: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 159 -

Paragraf 3Hak Menyatakan Pendapat

Pasal 364

(1) Hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud dalamPasal 349 ayat (1) huruf c diusulkan oleh:

a. paling sedikit 8 (delapan) orang anggota DPRDkabupaten/kota dan lebih dari 1 (satu) fraksi untukDPRD kabupaten/kota yang beranggotakan 20 (duapuluh) sampai dengan 35 (tiga puluh lima) orang;

b. paling sedikit 10 (sepuluh) orang anggota DPRDkabupaten/kota dan lebih dari 1 (satu) fraksi untukDPRD kabupaten/kota yang beranggotakan di atas35 (tiga puluh lima) orang.

(2) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukankepada pimpinan DPRD kabupaten/kota.

(3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hakmenyatakan pendapat DPRD kabupaten/kota apabilamendapat persetujuan dari rapat paripurna DPRDkabupaten/kota yang dihadiri sekurang-kurangnya3/4 (tiga perempat) dari jumlah anggota DPRDkabupaten/kota dan putusan diambil dengan persetujuansekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlahanggota DPRD kabupaten/kota yang hadir.

Pasal 365

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan hakmenyatakan pendapat diatur dengan peraturan DPRDkabupaten/kota tentang tata tertib.

Bagian KesepuluhPelaksanaan Hak Anggota

Paragraf 1Hak Imunitas

Pasal 366

(1) Anggota DPRD kabupaten/kota mempunyai hak imunitas.

(2) Anggota . . .

Page 160: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 160 -

(2) Anggota DPRD kabupaten/kota tidak dapat dituntut didepan pengadilan karena pernyataan, pertanyaan,dan/atau pendapat yang dikemukakannya baik secaralisan maupun tertulis di dalam rapat DPRDkabupaten/kota ataupun di luar rapat DPRDkabupaten/kota yang berkaitan dengan fungsi serta tugasdan wewenang DPRD kabupaten/kota.

(3) Anggota DPRD kabupaten/kota tidak dapat digantiantarwaktu karena pernyataan, pertanyaan, dan/ataupendapat yang dikemukakannya baik di dalam rapatDPRD kabupaten/kota maupun di luar rapat DPRDkabupaten/kota yang berkaitan dengan fungsi serta tugasdan wewenang DPRD kabupaten/kota.

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakberlaku dalam hal anggota yang bersangkutanmengumumkan materi yang telah disepakati dalam rapattertutup untuk dirahasiakan atau hal lain yang dimaksuddalam ketentuan mengenai rahasia negara sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2Hak Protokoler

Pasal 367

(1) Pimpinan dan anggota DPRD kabupaten/kotamempunyai hak protokoler.

(2) Hak protokoler sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dalam peraturan pemerintah.

Paragraf 3Hak Keuangan dan Administratif

Pasal 368

(1) Pimpinan dan anggota DPRD kabupaten/kota mempunyaihak keuangan dan administratif.

(2) Hak keuangan dan administratif pimpinan dan anggotaDPRD kabupaten/kota sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.

(3) Dalam . . .

Page 161: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 161 -

(3) Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, pimpinandan anggota DPRD kabupaten/kota berhak memperolehtunjangan yang besarannya disesuaikan dengankemampuan daerah.

(4) Pengelolaan keuangan dan tunjangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) dilaksanakan olehsekretariat DPRD kabupaten/kota sesuai denganperaturan pemerintah.

Bagian KesebelasPersidangan dan Pengambilan Keputusan

Paragraf 1Persidangan

Pasal 369

(1) Pada awal masa jabatan keanggotaan, tahun sidangDPRD kabupaten/kota dimulai pada saat pengucapansumpah/janji anggota.

(2) Tahun sidang dibagi dalam 3 (tiga) masa persidangan.

(3) Masa persidangan meliputi masa sidang dan masa reses,kecuali pada persidangan terakhir dari satu periodekeanggotaan DPRD kabupaten/kota, masa resesditiadakan.

Pasal 370

Semua rapat di DPRD kabupaten/kota pada dasarnya bersifatterbuka, kecuali rapat tertentu yang dinyatakan tertutup.

Pasal 371

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara persidangan danrapat diatur dengan peraturan DPRD kabupaten/kota tentangtata tertib.

Paragraf 2 . . .

Page 162: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 162 -

Paragraf 2Pengambilan Keputusan

Pasal 372

(1) Pengambilan keputusan dalam rapat DPRDkabupaten/kota pada dasarnya dilakukan dengan caramusyawarah untuk mufakat.

(2) Apabila cara pengambilan keputusan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, keputusan diambilberdasarkan suara terbanyak.

Pasal 373

(1) Setiap rapat DPRD kabupaten/kota dapat mengambilkeputusan apabila memenuhi kuorum.

(2) Kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpenuhiapabila:

a. rapat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tigaperempat) dari jumlah anggota DPRD kabupaten/kotauntuk mengambil persetujuan atas pelaksanaan hakangket dan hak menyatakan pendapat serta untukmengambil keputusan mengenai usul pemberhentianbupati/walikota dan/atau wakil bupati/wakilwalikota;

b. rapat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (duapertiga) dari jumlah anggota DPRD kabupaten/kotauntuk memberhentikan pimpinan DPRDkabupaten/kota serta untuk menetapkan peraturandaerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah;

c. rapat dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlahanggota DPRD kabupaten/kota untuk rapat paripurnaDPRD kabupaten/kota selain rapat sebagaimanadimaksud pada huruf a dan huruf b.

(3) Keputusan rapat dinyatakan sah apabila:

a. disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga)dari jumlah anggota DPRD kabupaten/kota yanghadir, untuk rapat sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf a;

b. disetujui . . .

Page 163: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 163 -

b. disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlahanggota DPRD kabupaten/kota yang hadir, untukrapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b;

c. disetujui dengan suara terbanyak, untuk rapatsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c.

(4) Apabila kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tidak terpenuhi, rapat ditunda paling banyak 2 (dua) kalidengan tenggang waktu masing-masing tidak lebih dari1 (satu) jam.

(5) Apabila pada akhir waktu penundaan rapat sebagaimanadimaksud pada ayat (4) kuorum belum juga terpenuhi,pimpinan dapat menunda rapat paling lama 3 (tiga) hariatau sampai waktu yang ditetapkan oleh BadanMusyawarah.

(6) Apabila setelah penundaan sebagaimana dimaksud padaayat (5), kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)belum juga terpenuhi, terhadap ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b, rapat tidakdapat mengambil keputusan.

(7) Apabila setelah penundaan sebagaimana dimaksud padaayat (5), kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)belum juga terpenuhi, terhadap ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf c, cara penyelesaiannyadiserahkan kepada pimpinan DPRD kabupaten/kota danpimpinan fraksi.

Pasal 374

Setiap keputusan rapat DPRD kabupaten/kota, baikberdasarkan musyawarah untuk mufakat maupunberdasarkan suara terbanyak, merupakan kesepakatan untukditindaklanjuti oleh semua pihak yang terkait dalampengambilan keputusan.

Pasal 375

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengambilankeputusan diatur dengan peraturan DPRD kabupaten/kotatentang tata tertib.

Bagian Kedua Belas . . .

Page 164: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 164 -

Bagian Kedua BelasTata Tertib dan Kode Etik

Paragraf 1Tata Tertib

Pasal 376

(1) Tata tertib DPRD kabupaten/kota ditetapkan oleh DPRDkabupaten/kota dengan berpedoman pada peraturanperundang-undangan.

(2) Tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlakudi lingkungan internal DPRD kabupaten/kota.

(3) Tata tertib DPRD kabupaten/kota paling sedikit memuatketentuan tentang:

a. pengucapan sumpah/janji;

b. penetapan pimpinan;

c. pemberhentian dan penggantian pimpinan;

d. jenis dan penyelenggaraan rapat;

e. pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang lembaga,serta hak dan kewajiban anggota;

f. pembentukan, susunan, serta tugas dan wewenangalat kelengkapan;

g. penggantian antarwaktu anggota;

h. pembuatan pengambilan keputusan;

i. pelaksanaan konsultasi antara DPRD kabupaten/kotadan pemerintah daerah kabupaten/kota;

j. penerimaan pengaduan dan penyaluran aspirasimasyarakat;

k. pengaturan protokoler; dan

l. pelaksanaan tugas kelompok pakar/ahli.

Paragraf 2Kode Etik

Pasal 377

DPRD kabupaten/kota menyusun kode etik yang berisi normayang wajib dipatuhi oleh setiap anggota selama menjalankantugasnya untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dankredibilitas DPRD kabupaten/kota.

Bagian Ketiga Belas . . .

Page 165: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 165 -

Bagian Ketiga BelasLarangan dan Sanksi

Paragraf 1Larangan

Pasal 378

(1) Anggota DPRD kabupaten/kota dilarang merangkapjabatan sebagai:

a. pejabat negara atau pejabat daerah lainnya;

b. hakim pada badan peradilan; atau

c. pegawai negeri sipil, anggota Tentara NasionalIndonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia,pegawai pada badan usaha milik negara, badan usahamilik daerah, atau badan lain yang anggarannyabersumber dari APBN/APBD.

(2) Anggota DPRD kabupaten/kota dilarang melakukanpekerjaan sebagai pejabat struktural pada lembagapendidikan swasta, akuntan publik, konsultan, advokatatau pengacara, notaris, dan pekerjaan lain yang adahubungannya dengan tugas dan wewenang DPRDkabupaten/kota serta hak sebagai anggota DPRDkabupaten/kota.

(3) Anggota DPRD kabupaten/kota dilarang melakukankorupsi, kolusi, dan nepotisme serta dilarang menerimagratifikasi.

Paragraf 2Sanksi

Pasal 379

(1) Anggota DPRD kabupaten/kota yang tidak melaksanakankewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 351dikenai sanksi berdasarkan keputusan BadanKehormatan.

(2) Anggota DPRD kabupaten/kota yang dinyatakan terbuktimelanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 378 ayat (1) dan/atau ayat (2) dikenai sanksipemberhentian sebagai anggota DPRD kabupaten/kota.

(3) Anggota . . .

Page 166: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 166 -

(3) Anggota DPRD kabupaten/kota yang dinyatakan terbuktimelanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 378 ayat (3) berdasarkan putusan pengadilan yangtelah memperoleh kekuatan hukum tetap dikenai sanksipemberhentian sebagai anggota DPRD kabupaten/kota.

Pasal 380

Jenis sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 379 ayat (1)berupa:

a. teguran lisan;

b. teguran tertulis; dan/atau

c. diberhentikan dari pimpinan pada alat kelengkapan.

Pasal 381

Setiap orang, kelompok, atau organisasi dapat mengajukanpengaduan kepada Badan Kehormatan DPRD kabupaten/kotadalam hal memiliki bukti yang cukup bahwa terdapat anggotaDPRD kabupaten/kota yang tidak melaksanakan salah satukewajiban atau lebih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 351dan/atau melanggar ketentuan larangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 378.

Pasal 382

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengaduanmasyarakat dan penjatuhan sanksi diatur dengan peraturanDPRD kabupaten/kota tentang tata beracara badankehormatan.

Bagian Keempat BelasPemberhentian Antarwaktu, Penggantian Antarwaktu,

dan Pemberhentian Sementara

Paragraf 1Pemberhentian Antarwaktu

Pasal 383

(1) Anggota DPRD kabupaten/kota berhenti antarwaktukarena:

a. meninggal dunia;

b. mengundurkan . . .

Page 167: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 167 -

b. mengundurkan diri; atau

c. diberhentikan.

(2) Anggota DPRD kabupaten/kota diberhentikan antarwaktusebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, apabila:

a. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutanatau berhalangan tetap sebagai anggota DPRDkabupaten/kota selama 3 (tiga) bulan berturut-turuttanpa keterangan apa pun;

b. melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik DPRDkabupaten/kota;

c. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilanyang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karenamelakukan tindak pidana dengan ancaman hukuman5 (lima) tahun penjara atau lebih;

d. tidak menghadiri rapat paripurna dan/atau rapat alatkelengkapan DPRD kabupaten/kota yang menjaditugas dan kewajibannya sebanyak 6 (enam) kaliberturut-turut tanpa alasan yang sah;

e. diusulkan oleh partai politiknya sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan;

f. tidak lagi memenuhi syarat sebagai calon anggotaDPRD kabupaten/kota sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan mengenai pemilihanumum;

g. melanggar ketentuan larangan sebagaimana diaturdalam Undang-Undang ini;

h. diberhentikan sebagai anggota partai politik sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;atau

i. menjadi anggota partai politik lain.

Pasal 384

(1) Pemberhentian anggota DPRD kabupaten/kotasebagaimana dimaksud dalam Pasal 383 ayat (1) huruf adan huruf b serta pada ayat (2) huruf c, huruf e, huruf h,dan huruf i diusulkan oleh pimpinan partai politik kepadapimpinan DPRD kabupaten/kota dengan tembusankepada gubernur.

(2) Paling . . .

Page 168: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 168 -

(2) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya usulpemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),pimpinan DPRD kabupaten/kota menyampaikan usulpemberhentian anggota DPRD kabupaten/kota kepadagubernur melalui bupati/walikota untuk memperolehperesmian pemberhentian.

(3) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya usulpemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (2),bupati/walikota menyampaikan usul tersebut kepadagubernur.

(4) Gubernur meresmikan pemberhentian sebagaimanadimaksud pada ayat (2) paling lama 14 (empat belas) harisejak diterimanya usul pemberhentian anggota DPRDkabupaten/kota dari bupati/walikota.

Pasal 385

(1) Pemberhentian anggota DPRD kabupaten/kotasebagaimana dimaksud dalam Pasal 383 ayat (2) huruf a,huruf b, huruf d, huruf f, dan huruf g, dilakukan setelahadanya hasil penyelidikan dan verifikasi yang dituangkandalam keputusan badan kehormatan DPRDkabupaten/kota atas pengaduan dari pimpinan DPRDkabupaten/kota, masyarakat, dan/atau pemilih.

(2) Keputusan badan kehormatan DPRD kabupaten/kotamengenai pemberhentian anggota DPRD kabupaten/kotasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan olehbadan kehormatan DPRD kabupaten/kota kepada rapatparipurna.

(3) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak keputusan badankehormatan DPRD kabupaten/kota yang telah dilaporkandalam rapat paripurna sebagaimana dimaksud padaayat (2), pimpinan DPRD kabupaten/kota menyampaikankeputusan badan kehormatan DPRD kabupaten/kotakepada pimpinan partai politik yang bersangkutan.

(4) Pimpinan partai politik yang bersangkutanmenyampaikan keputusan tentang pemberhentiananggotanya kepada pimpinan DPRD kabupaten/kota,paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanyakeputusan badan kehormatan DPRD kabupaten/kotasebagaimana dimaksud pada ayat (2) dari pimpinanDPRD kabupaten/kota.

(5) Dalam . . .

Page 169: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 169 -

(5) Dalam hal pimpinan partai politik sebagaimana dimaksudpada ayat (3) tidak memberikan keputusanpemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (4),pimpinan DPRD kabupaten/kota meneruskan keputusanbadan kehormatan DPRD kabupaten/kota sebagaimanadimaksud pada ayat (2) kepada gubernur melaluibupati/walikota untuk memperoleh peresmianpemberhentian.

(6) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya keputusanpemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (5),bupati/walikota menyampaikan keputusan tersebutkepada gubernur.

(7) Gubernur meresmikan pemberhentian sebagaimanadimaksud pada ayat (5) paling lama 14 (empat belas) harisejak diterimanya keputusan badan kehormatan DPRDkabupaten/kota atau keputusan pimpinan partai politiktentang pemberhentian anggotanya dari bupati/walikota.

Pasal 386

(1) Dalam hal pelaksanaan penyelidikan dan verifikasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 385 ayat (1), badankehormatan DPRD kabupaten/kota dapat memintabantuan dari ahli independen.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelidikan,verifikasi, dan pengambilan keputusan oleh badankehormatan DPRD kabupaten/kota diatur denganperaturan DPRD kabupaten/kota tentang tata beracarabadan kehormatan.

Paragraf 2Penggantian Antarwaktu

Pasal 387

(1) Anggota DPRD kabupaten/kota yang berhenti antarwaktusebagaimana dimaksud dalam Pasal 384 ayat (1) danPasal 385 ayat (1) digantikan oleh calon anggota DPRDkabupaten/kota yang memperoleh suara terbanyakurutan berikutnya dalam daftar peringkat perolehansuara dari partai politik yang sama pada daerahpemilihan yang sama.

(2) Dalam . . .

Page 170: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 170 -

(2) Dalam hal calon anggota DPRD kabupaten/kota yangmemperoleh suara terbanyak urutan berikutnyasebagaimana dimaksud pada ayat (1) meninggal dunia,mengundurkan diri, atau tidak lagi memenuhi syaratsebagai calon anggota, anggota DPRD kabupaten/kotasebagaimana dimaksud pada ayat (1) digantikan olehcalon anggota DPRD kabupaten/kota yang memperolehsuara terbanyak urutan berikutnya dari partai politikyang sama pada daerah pemilihan yang sama.

(3) Masa jabatan anggota DPRD kabupaten/kota penggantiantarwaktu melanjutkan sisa masa jabatan anggotaDPRD kabupaten/kota yang digantikannya.

Pasal 388

(1) Pimpinan DPRD kabupaten/kota menyampaikan namaanggota DPRD kabupaten/kota yang diberhentikanantarwaktu dan meminta nama calon penggantiantarwaktu kepada KPU kabupaten/kota.

(2) KPU kabupaten/kota menyampaikan nama calonpengganti antarwaktu berdasarkan ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 387 ayat (1) danayat (2) kepada pimpinan DPRD kabupaten/kota palinglambat 5 (lima) hari sejak diterimanya surat pimpinanDPRD kabupaten/kota.

(3) Paling lambat 7 (tujuh) hari sejak menerima nama calonpengganti antarwaktu dari KPU kabupaten/kotasebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pimpinan DPRDkabupaten/kota menyampaikan nama anggota DPRDkabupaten/kota yang diberhentikan dan nama calonpengganti antarwaktu kepada gubernur melaluibupati/walikota.

(4) Paling lambat 7 (tujuh) hari sejak menerima namaanggota DPRD kabupaten/kota yang diberhentikan dannama calon pengganti antarwaktu sebagaimana dimaksudpada ayat (3), bupati/walikota menyampaikan namaanggota DPRD kabupaten/kota yang diberhentikan dannama calon pengganti antarwaktu kepada gubernur.

(5) Paling . . .

Page 171: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 171 -

(5) Paling lambat 14 (empat belas) hari sejak menerima namaanggota DPRD kabupaten/kota yang diberhentikan dannama calon pengganti antarwaktu dari bupati/walikotasebagaimana dimaksud pada ayat (4), gubernurmeresmikan pemberhentian dan pengangkatannyadengan keputusan gubernur.

(6) Sebelum memangku jabatannya, anggota DPRDkabupaten/kota pengganti antarwaktu sebagaimanadimaksud pada ayat (3) mengucapkan sumpah/janji yangpengucapannya dipandu oleh pimpinan DPRDkabupaten/kota, dengan tata cara dan teks sumpah/janjisebagaimana diatur dalam Pasal 346 dan Pasal 347.

(7) Penggantian antarwaktu anggota DPRD kabupaten/kotatidak dilaksanakan apabila sisa masa jabatan anggotaDPRD kabupaten/kota yang digantikan kurang dari6 (enam) bulan.

Pasal 389

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengajuanpenggantian antarwaktu, verifikasi terhadap persyaratan calonpengganti antarwaktu, dan peresmian calon penggantiantarwaktu anggota DPRD kabupaten/kota diatur denganperaturan pemerintah.

Paragraf 3Pemberhentian Sementara

Pasal 390

(1) Anggota DPRD kabupaten/kota diberhentikan sementarakarena:

a. menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidana umumyang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahunatau lebih; atau

b. menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidanakhusus.

(2) Dalam . . .

Page 172: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 172 -

(2) Dalam hal anggota DPRD kabupaten/kota dinyatakanterbukti bersalah karena melakukan tindak pidanasebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a atau huruf bberdasarkan putusan pengadilan yang telah memperolehkekuatan hukum tetap, anggota DPRD kabupaten/kotayang bersangkutan diberhentikan sebagai anggota DPRDkabupaten/kota.

(3) Dalam hal anggota DPRD kabupaten/kota dinyatakantidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a atau huruf b berdasarkanputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatanhukum tetap, anggota DPRD kabupaten/kota yangbersangkutan diaktifkan.

(4) Anggota DPRD kabupaten/kota yang diberhentikansementara, tetap mendapatkan hak keuangan tertentu.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberhentiansementara diatur dengan peraturan DPRDkabupaten/kota tentang tata tertib.

Bagian Kelima BelasPenyidikan

Pasal 391

(1) Pemanggilan dan permintaan keterangan untukpenyidikan terhadap anggota DPRD kabupaten/kotayang disangka melakukan perbuatan pidana harusmendapat persetujuan tertulis dari gubernur.

(2) Dalam hal persetujuan tertulis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) tidak diberikan oleh gubernur dalam waktupaling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejakditerimanya permohonan, proses pemanggilan danpermintaan keterangan untuk penyidikan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakberlaku apabila anggota DPRD kabupaten/kota:

a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana;

b. disangka . . .

Page 173: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 173 -

b. disangka melakukan tindak pidana kejahatan yangdiancam dengan pidana mati atau pidana seumurhidup atau tindak pidana kejahatan terhadapkemanusiaan dan keamanan negara berdasarkanbukti permulaan yang cukup; atau

c. disangka melakukan tindak pidana khusus.

BAB VIISISTEM PENDUKUNG

Bagian KesatuSistem Pendukung MPR, DPR, dan DPD

Paragraf 1Organisasi

Pasal 392

(1) Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas danwewenang MPR, DPR, dan DPD, dibentuk SekretariatJenderal MPR, Sekretariat Jenderal DPR, dan SekretariatJenderal DPD yang susunan organisasi dan tata kerjanyadiatur dengan peraturan Presiden atas usul lembagamasing-masing.

(2) Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas danwewenang DPR, dibentuk badan fungsional/keahlian yangditetapkan dengan peraturan DPR setelah dikonsultasikandengan Pemerintah.

(3) Badan fungsional/keahlian sebagaimana dimaksud padaayat (2) secara fungsional bertanggung jawab kepada DPRdan secara administratif berada di bawah SekretariatJenderal DPR.

(4) Pimpinan MPR, pimpinan DPR, dan pimpinan DPDmelalui alat kelengkapan melakukan koordinasi dalamrangka pengelolaan sarana dan prasarana dalam kawasangedung perkantoran MPR, DPR, dan DPD.

Paragraf 2 . . .

Page 174: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 174 -

Paragraf 2Pimpinan Organisasi

Pasal 393

(1) Sekretariat Jenderal MPR, Sekretariat Jenderal DPR, danSekretariat Jenderal DPD sebagaimana dimaksud dalamPasal 392, masing-masing dipimpin oleh seorangsekretaris jenderal yang diusulkan oleh pimpinan lembagamasing-masing sebanyak 3 (tiga) orang kepada Presiden.

(2) Sekretaris jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)pada dasarnya berasal dari pegawai negeri sipilprofesional yang memenuhi syarat sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Sebelum mengajukan usul nama calon sekretaris jenderalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),pimpinan lembaga masing-masing harus berkonsultasidengan Pemerintah.

(4) Usul nama calon Sekretaris Jenderal MPR, SekretarisJenderal DPR, dan Sekretaris Jenderal DPD sebagaimanadimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan keputusanpimpinan lembaga masing-masing untuk diangkat dengankeputusan Presiden.

(5) Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Jenderal MPR,Sekretaris Jenderal DPR, dan Sekretaris Jenderal DPDbertanggung jawab kepada pimpinan lembaga masing-masing.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan dantata cara pertanggungjawaban sekretaris jenderal diaturdengan peraturan lembaga masing-masing.

Paragraf 3Pegawai

Pasal 394

(1) Pegawai Sekretariat Jenderal MPR, Sekretariat JenderalDPR dan badan fungsional/keahlian DPR, sertaSekretariat Jenderal DPD terdiri atas pegawai negeri sipildan pegawai tidak tetap.

(2) Ketentuan . . .

Page 175: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 175 -

(2) Ketentuan mengenai manajemen kepegawaian MPR, DPR,dan DPD diatur dengan peraturan lembaga masing-masing yang dibahas bersama dengan Pemerintah untukditetapkan dalam peraturan pemerintah.

Paragraf 4Kelompok Pakar atau Tim Ahli

Pasal 395

(1) Dalam rangka melaksanakan tugas dan wewenang DPRdan DPD dibentuk kelompok pakar atau tim ahli yangdiperbantukan terutama kepada anggota.

(2) Kelompok pakar atau tim ahli sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diangkat dan diberhentikan dengankeputusan Sekretaris Jenderal DPR atau SekretarisJenderal DPD sesuai dengan kebutuhan atas usulanggota.

Bagian KeduaSistem Pendukung DPRD Provinsi

Paragraf 1Sekretariat

Pasal 396

(1) Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas danwewenang DPRD provinsi, dibentuk sekretariat DPRDprovinsi yang susunan organisasi dan tata kerjanyaditetapkan dengan peraturan daerah provinsi sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Sekretariat DPRD provinsi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dipimpin oleh seorang sekretaris DPRD provinsiyang diangkat dan diberhentikan dengan keputusangubernur atas persetujuan pimpinan DPRD provinsi.

(3) Sekretaris DPRD provinsi dan pegawai sekretariat DPRDprovinsi berasal dari pegawai negeri sipil.

Paragraf 2 . . .

Page 176: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 176 -

Paragraf 2Kelompok Pakar atau Tim Ahli

Pasal 397

(1) Dalam rangka melaksanakan tugas dan wewenang DPRDprovinsi, dibentuk kelompok pakar atau tim ahli.

(2) Kelompok pakar atau tim ahli sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diangkat dan diberhentikan dengankeputusan sekretaris DPRD provinsi sesuai dengankebutuhan atas usul anggota dan kemampuan daerah.

(3) Kelompok pakar atau tim ahli sebagaimana dimaksudpada ayat (1) bekerja sesuai dengan pengelompokan tugasdan wewenang DPRD provinsi yang tercermin dalam alatkelengkapan DPRD provinsi.

Bagian KetigaSistem Pendukung DPRD Kabupaten/Kota

Paragraf 1Sekretariat

Pasal 398

(1) Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas danwewenang DPRD kabupaten/kota, dibentuk sekretariatDPRD kabupaten/kota yang susunan organisasi dan tatakerjanya ditetapkan dengan peraturan daerahkabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(2) Sekretariat DPRD kabupaten/kota sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang sekretarisDPRD kabupaten/kota yang diangkat dan diberhentikandengan keputusan bupati/walikota atas persetujuanpimpinan DPRD kabupaten/kota.

(3) Sekretaris DPRD kabupaten/kota dan pegawai sekretariatDPRD kabupaten/kota berasal dari pegawai negeri sipil.

Paragraf 2Kelompok Pakar atau Tim Ahli

Pasal 399

(1) Dalam rangka melaksanakan tugas dan wewenang DPRDkabupaten/kota, dibentuk kelompok pakar atau tim ahli.

(2) Kelompok . . .

Page 177: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 177 -

(2) Kelompok pakar atau tim ahli sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diangkat dan diberhentikan dengankeputusan sekretaris DPRD kabupaten/kota sesuaidengan kebutuhan atas usul anggota dan kemampuandaerah.

(3) Kelompok pakar atau tim ahli sebagaimana dimaksudpada ayat (1) bekerja sesuai dengan pengelompokan tugasdan wewenang DPRD kabupaten/kota yang tercermindalam alat kelengkapan DPRD kabupaten/kota.

BAB VIIIKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 400

Undang-Undang ini berlaku juga bagi Dewan PerwakilanRakyat Aceh (DPRA), dewan perwakilan rakyatkabupaten/kota (DPRK) di Aceh, Dewan Perwakilan RakyatPapua (DPRP) di Provinsi Papua, dan DPRD Provinsi PapuaBarat, sepanjang tidak diatur khusus dalam undang-undangtersendiri.

BAB IXKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 401

Penyampaian rincian unit organisasi, fungsi, program, dankegiatan untuk pembicaraan pendahuluan dalam rangkapenyusunan rancangan APBN sebagaimana dimaksud dalamPasal 157 ayat (1) huruf c mulai dilaksanakan tahun 2012untuk penyusunan APBN Tahun 2013.

Pasal 402

Penyediaan kantor DPD di setiap ibu kota provinsi untukmemenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 227ayat (4) dilakukan secara bertahap oleh Pemerintah palinglama 2 (dua) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.

[[[[[[

Pasal 403

Bagi kabupaten/kota yang dibentuk sebelum pemilihan umumtahun 2009 dan belum terbentuk DPRD kabupaten/kota,pengisian keanggotaannya berlaku ketentuan Pasal 348Undang-Undang ini.

Pasal 404 . . .

Page 178: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 178 -

Pasal 404

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-UndangNomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan KedudukanMajelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan RakyatDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4310) tetap berlaku bagi MPR, DPR, DPD, DPRDprovinsi, dan DPRD kabupaten/kota hasil Pemilihan UmumTahun 2004 sampai dengan pengucapan sumpah/janjianggota MPR, DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRDkabupaten/kota hasil pemilihan umum berikutnya.

BAB XKETENTUAN PENUTUP

Pasal 405

Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus telahditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak Undang-Undangini diundangkan.

Pasal 406

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, ketentuanperaturan perundang-undangan yang mengatur mengenaiMPR, DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kotadan ketentuan undang-undang lainnya dinyatakan tetapberlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undangini atau tidak diatur secara khusus dalam Undang-Undang ini.

Pasal 407

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-UndangNomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan KedudukanMajelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan RakyatDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4310), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 408

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar . . .

Page 179: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 179 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannyadalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakartapada tanggal 29 Agustus 2009

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 29 Agustus 2009

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

ttd.

ANDI MATTALATTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 NOMOR 123

Salinan sesuai dengan aslinyaSEKRETARIAT NEGARA RI

Kepala Biro Peraturan Perundang-undanganBidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,

ttd

Wisnu Setiawan

Page 180: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN

ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 27 TAHUN 2009

TENTANG

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

I. UMUM

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945mengamanatkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negarayang berkedaulatan rakyat yang dalam pelaksanaannya menganut prinsipkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan.

Untuk melaksanakan kedaulatan rakyat berdasarkan kerakyatan yangdipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,perlu diwujudkan lembaga permusyawaratan rakyat, lembaga perwakilanrakyat, dan lembaga perwakilan daerah yang mampu mengejewantahkannilai-nilai demokrasi serta dapat menyerap dan memperjuangkan aspirasirakyat, termasuk kepentingan daerah, agar sesuai dengan tuntutanperkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sejalan dengan perkembangan kehidupan ketatanegaraan dan politikbangsa, termasuk perkembangan dalam lembaga permusyawaratan rakyat,lembaga perwakilan rakyat, dan lembaga perwakilan daerah, dan lembagaperwakilan rakyat daerah telah dibentuk Undang-Undang Nomor 22Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis PermusyawaratanRakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan DewanPerwakilan Rakyat Daerah, yang dimaksudkan sebagai upaya penataansusunan dan kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, DewanPerwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan PerwakilanRakyat Daerah dalam rangka mewujudkan lembaga permusyawaratanrakyat, lembaga perwakilan rakyat, dan lembaga perwakilan daerah, sertalembaga perwakilan rakyat daerah.

Untuk mengembangkan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraanpemerintahan daerah, perlu diwujudkan lembaga perwakilan rakyat daerahsebagai penyelenggara pemerintahan daerah bersama dengan pemerintahdaerah sehingga mampu mengatur dan mengurus urusan pemerintahandan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan aspirasi masyarakatdalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk . . .

Page 181: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 2 -

Untuk mewujudkan lembaga permusyawaratan/perwakilan yang lebihmampu mengejawantahkan nilai-nilai demokratis dan memperjuangkanaspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan perkembangan kehidupanberbangsa dan bernegara, perlu penataan kembali kelembagaan MajelisPermusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan PerwakilanDaerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana dimaksuddalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Dalam membentuk undang-undang yang mengatur secara komprehensiftentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, terjadi pengubahan judul, denganmenghapus frasa “Susunan dan Kedudukan” yang tercantum dalam judulUndang-Undang Nomor 22 Tahun 2003. Penghapusan tersebutdimaksudkan untuk tidak membatasi pengaturan yang hanya terbatas padamateri muatan susunan dan kedudukan lembaga, tetapi juga mengatur hal-hal lain yang lebih bersifat komprehensif.

Berkaitan dengan penguatan dan pengefektifan kelembagaan MPR, DPR,DPD, dan DPRD, terdapat penambahan, pengubahan penamaan(nomenklatur), dan penghapusan alat kelengkapan dalam rangkamendukung fungsi serta tugas dan wewenang kelembagaan tersebut. DiMPR, alat kelengkapan Badan Kehormatan dihapus karena dipandang alatkelengkapan tersebut telah ada di lembaga DPR dan DPD yang anggotanyasebagai unsur MPR. Di DPR dibentuk alat kelengkapan baru, yaitu BadanAkuntabilitas Keuangan Negara sebagai alat kelengkapan yang bersifat tetapyang berfungsi untuk menindaklanjuti laporan hasil pemeriksaan BPKdalam hal pengawasan penggunaan keuangan negara sehingga diharapkankeberadaan alat kelengkapan ini berkontribusi positif dalam pelaksanaantransparansi dan akuntabilitas penggunaan keuangan negara. Selanjutnya,terdapat pula alat kelengkapan di DPR yang mengalami pengubahannomenklatur yaitu Panitia Anggaran diubah menjadi Badan Anggaran, yangbermaksud untuk menegaskan alat kelengkapan tersebut bersifatpermanen. Di DPD pengubahan terjadi pada nomenklatur panitia ad hocyang diubah menjadi panitia kerja, serta menghapus alat kelengkapanPanitia Kerja Sama Lembaga Perwakilan. Di DPRD terdapat penggantiannomenklatur panitia menjadi badan agar lebih jelas keberadaankelembagaan politiknya, yaitu Panitia Musyawarah menjadi BadanMusyawarah dan Panitia Anggaran menjadi Badan Anggaran. Berkaitandengan alat kelengkapan di MPR, DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRDkabupaten/kota, perlu memperhatikan keterwakilan perempuan sebagaipimpinan alat kelengkapan.

Dalam rangka penguatan fungsi legislasi DPR sebagai suatu pelaksanaanamandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,perlu pula diatur lebih lanjut mengenai penguatan peran DPR dalam prosesperancangan, pembentukan, dan sekaligus pembahasan rancangan undang-undang. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjawab kritik bahwa DPRkurang maksimal dalam menjalankan fungsi legislasi. Artinya adalah bahwa

di . . .

Page 182: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 3 -

di satu sisi kinerja DPR yang berkaitan dengan legislasi diusahakanseoptimal mungkin, tetapi di sisi lain secara individual juga dituntuttanggung jawab untuk menghasilkan produk legislasi yang benar-benarberkualitas serta benar-benar berorientasi pada kebutuhan rakyat danbangsa.

Berkaitan dengan pelaksanaan fungsi legislasi, kedudukan DPD perluditempatkan secara tepat dalam proses pembahasan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dandaerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaansumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangankeuangan pusat dan daerah, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 22Dayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Kedudukan DPD dalam proses pembahasan rancangan undang-undangtersebut sampai pada pembahasan tingkat pertama dan tidak turut sertadalam proses pengambilan keputusan.

Konteks penguatan DPRD dimaksudkan agar hubungannya denganpemerintah daerah dapat berjalan secara serasi dan tidak salingmendominasi satu sama lain. Konteks penguatan ini secara kelembagaandilaksanakan melalui keseimbangan antara mengelola dinamika politik disatu pihak dan tetap menjaga stabilitas pemerintahan daerah di pihak lainsehingga pola keseimbangan pengelolaan pemerintahan daerah yangdilakukan dapat memberikan manfaat secara signifikan bagi peningkatankesejahteraan rakyat di daerah tersebut sehingga secara agregatif akanberkontribusi terhadap pembangunan nasional dan fundamental integrasibangsa secara keseluruhan.

Hal penting lainnya yang menjadi perhatian adalah keberadaan sistempendukung yang menunjang fungsi serta tugas dan wewenang MPR, DPR,DPD, dan DPRD. Perlunya dukungan yang kuat, tidak terbatas padadukungan sarana, prasarana, dan anggaran, tetapi juga pada dukungankeahlian. Dengan demikian, perlu penataan kelembagaan sekretariatjenderal di MPR, DPR, dan DPD, serta sekretariat di DPRD provinsi danDPRD kabupaten/kota. Hal itu diwujudkan dalam pengadaan sumber dayamanusia, alokasi anggaran, dan sekaligus pertanggungjawaban publik unitpendukung dalam menjalankan tugasnya.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, perlu dibentuk Undang-Undangtentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, DewanPerwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam rangkameningkatkan peran dan tanggung jawab lembaga permusyawaratan rakyat,lembaga perwakilan rakyat, dan lembaga perwakilan daerah untukmengembangkan kehidupan demokrasi, menjamin keterwakilan rakyatdan daerah dalam melaksanakan tugas dan wewenang lembaga, sertamengembangkan mekanisme checks and balances antara lembaga legislatifdan eksekutif, serta meningkatkan kualitas, produktivitas, dan kinerja

anggota . . .

Page 183: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 4 -

anggota lembaga permusyawaratan rakyat, lembaga perwakilan rakyat, danlembaga perwakilan daerah demi mewujudkan keadilan dan kesejahteraanrakyat.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup jelas.

Pasal 2Cukup jelas.

Pasal 3Cukup jelas.

Pasal 4Huruf a

Cukup jelas.Huruf b

Cukup jelas.Huruf c

Cukup jelas.Huruf d

Cukup jelas.Huruf e

Pengusulan 2 (dua) calon wakil presiden kepada MPRmerupakan prakarsa Presiden. Dua calon wakil presidentersebut berasal dari 1 (satu) partai politik atau gabunganpartai politik yang mengajukan pasangan calon tersebut dalamPemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.

Huruf fCukup jelas.

Pasal 5Ayat (1)

Untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan wewenangMPR perlu disediakan anggaran yang mencukupi sesuai dengankemampuan keuangan negara.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Yang dimaksud dengan “pertanggungjawaban pengelolaananggaran MPR” adalah format dan prosedur pengelolaananggaran.

Ayat (5) . . .

Page 184: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 5 -

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 6Cukup jelas.

Pasal 7Cukup jelas.

Pasal 8Pada waktu pengucapan sumpah/janji lazimnya dipakai frasa tertentusesuai dengan agama masing-masing, misalnya untuk penganutagama Islam didahului dengan frasa “Demi Allah”, untuk penganutagama Protestan dan Katolik diakhiri dengan frasa “Semoga Tuhanmenolong saya”, untuk penganut agama Budha didahului denganfrasa “Demi Hyang Adi Budha”, dan untuk penganut agama Hindudidahului dengan frasa “Om Atah Paramawisesa”.

Pada hakikatnya, sumpah/janji merupakan tekad untukmemperjuangkan aspirasi rakyat yang diwakilinya, memegang teguhPancasila, menegakkan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945, dan menjalankan peraturan perundang-undangan yang mengandung konsekuensi berupa kewajiban dantanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota MPR.

Pasal 9Huruf a

Cukup jelas.Huruf b

Yang dimaksud dengan “menentukan sikap dan pilihan dalampengambilan keputusan” adalah dalam rangka pelaksanaantugas dan wewenang MPR.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fYang dimaksud dengan “hak protokoler” adalah hak anggotaMPR untuk memperoleh penghormatan berkenaan denganjabatannya baik dalam acara kenegaraan atau dalam acararesmi maupun dalam melaksanakan tugasnya.

Huruf gCukup jelas.

Pasal 10 . . .

Page 185: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 6 -

Pasal 10Huruf a

Cukup jelas.Huruf b

Cukup jelas.Huruf c

Cukup jelas.Huruf d

Kepentingan kelompok dan golongan dalam ketentuan initermasuk kepentingan partai politik, daerah, suku, agama,dan ras.

Huruf eCukup jelas.

Pasal 11Cukup jelas.

Pasal 12Cukup jelas.

Pasal 13Cukup jelas.

Pasal 14Cukup jelas.

Pasal 15Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eYang dimaksud dengan “mengoordinasikan” adalahmempersiapkan anggota MPR untuk memasyarakatkanUndang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945 pada saat menjalankan tugas danwewenangnya pada lembaga masing-masing. Ketentuanini tidak menutup kesempatan bagi Pemerintah danmasyarakat untuk memasyarakatkan Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Huruf fDalam mewakili MPR di pengadilan, pimpinan dapatmenunjuk kuasa hukum.

Huruf g . . .

Page 186: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 7 -

Huruf gCukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 16Ayat (1)

Huruf aPernyataan meninggal dunia dibuktikan dengan suratketerangan dokter dan/atau pejabat yang berwenang.

Huruf bPernyataan mengundurkan diri dibuat secara tertulis diatas kertas yang bermeterai sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Huruf cCukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelas.Huruf b

Yang dimaksud dengan “tidak dapat melaksanakan tugassecara berkelanjutan atau berhalangan tetap” adalahmenderita sakit yang mengakibatkan baik fisik maupunmental tidak berfungsi secara normal yang dibuktikandengan surat keterangan dokter yang berwenangdan/atau tidak diketahui keberadaannya.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 17Cukup jelas.

Pasal 18Cukup jelas.

Pasal 19Cukup jelas.

Pasal 20Cukup jelas.

Pasal 21Cukup jelas.

Pasal 22 . . .

Page 187: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 8 -

Pasal 22Cukup jelas.

Pasal 23Cukup jelas.

Pasal 24Cukup jelas.

Pasal 25Cukup jelas.

Pasal 26Cukup jelas.

Pasal 27Cukup jelas.

Pasal 28Cukup jelas.

Pasal 29Cukup jelas.

Pasal 30Cukup jelas.

Pasal 31Cukup jelas.

Pasal 32Cukup jelas.

Pasal 33Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (4)

Cukup jelas.Ayat (5)

Cukup jelas.Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7) . . .

Page 188: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 9 -

Ayat (7)Dalam hal pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di hadapanrapat paripurna DPR, Berita Acara Pelantikan Presiden danWakil Presiden ditandatangani oleh pimpinan MPR.

Ayat (8)Pidato awal masa jabatan disampaikan oleh Presiden:

a. dalam sidang paripurna MPR apabila pengucapansumpah/janji di hadapan sidang paripurna MPR;

b. dalam rapat paripurna DPR apabila pengucapansumpah/janji di hadapan rapat paripurna DPR; atau

c. di hadapan pimpinan MPR dan pimpinan Mahkamah Agungapabila pengucapan sumpah/janji dilakukan di hadapanpimpinan MPR dan pimpinan Mahkamah Agung.

Pasal 34Pada waktu pengucapan sumpah/janji lazimnya dipakai frasa tertentusesuai dengan agama masing-masing, misalnya untuk penganutagama Islam didahului dengan frasa “Demi Allah”, untuk penganutagama Protestan dan Katolik diakhiri dengan frasa “Semoga Tuhanmenolong saya”, untuk penganut agama Budha didahului denganfrasa “Demi Hyang Adi Budha”, dan untuk penganut agama Hindudidahului dengan frasa “Om Atah Paramawisesa”.

Pasal 35Cukup jelas.

Pasal 36Cukup jelas.

Pasal 37Cukup jelas.

Pasal 38Cukup jelas.

Pasal 39Cukup jelas.

Pasal 40Cukup jelas.

Pasal 41Cukup jelas.

Pasal 42 . . .

Page 189: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 10 -

Pasal 42Pada waktu pengucapan sumpah/janji lazimnya dipakai frasa tertentusesuai dengan agama masing-masing, misalnya untuk penganutagama Islam didahului dengan frasa “Demi Allah”, untuk penganutagama Protestan dan Katolik diakhiri dengan frasa “Semoga Tuhanmenolong saya”, untuk penganut agama Budha didahului denganfrasa “Demi Hyang Adi Budha”, dan untuk penganut agama Hindudidahului dengan frasa “Om Atah Paramawisesa”.

Pasal 43Cukup jelas.

Pasal 44Cukup jelas.

Pasal 45Cukup jelas.

Pasal 46Cukup jelas.

Pasal 47Pada waktu pengucapan sumpah/janji lazimnya dipakai frasa tertentusesuai dengan agama masing-masing, misalnya untuk penganutagama Islam didahului dengan frasa “Demi Allah”, untuk penganutagama Protestan dan Katolik diakhiri dengan frasa “Semoga Tuhanmenolong saya”, untuk penganut agama Budha didahului denganfrasa “Demi Hyang Adi Budha”, dan untuk penganut agama Hindudidahului dengan frasa “Om Atah Paramawisesa”.

Pasal 48Cukup jelas.

Pasal 49Cukup jelas.

Pasal 50Cukup jelas.

Pasal 51Cukup jelas.

Pasal 52Cukup jelas.

Pasal 53 . . .

Page 190: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 11 -

Pasal 53Pada waktu pengucapan sumpah/janji lazimnya dipakai frasa tertentusesuai dengan agama masing-masing, misalnya untuk penganutagama Islam didahului dengan frasa “Demi Allah”, untuk penganutagama Protestan dan Katolik diakhiri dengan frasa “Semoga Tuhanmenolong saya”, untuk penganut agama Budha didahului denganfrasa “Demi Hyang Adi Budha”, dan untuk penganut agama Hindudidahului dengan frasa “Om Atah Paramawisesa”.

Pasal 54Cukup jelas.

Pasal 55Pidato pelantikan disampaikan oleh Presiden:

a. dalam sidang paripurna MPR apabila pengucapan sumpah/janji dihadapan sidang paripurna MPR;

b. dalam rapat paripurna DPR apabila pengucapan sumpah/janji dihadapan rapat paripurna DPR; atau

c. di hadapan pimpinan MPR dan pimpinan Mahkamah Agungapabila pengucapan sumpah/janji dilakukan di hadapan pimpinanMPR dan pimpinan Mahkamah Agung.

Pasal 56Cukup jelas.

Pasal 57Cukup jelas.

Pasal 58Cukup jelas.

Pasal 59Cukup jelas.

Pasal 60Cukup jelas.

Pasal 61Cukup jelas.

Pasal 62Huruf a

Cukup jelas.Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c . . .

Page 191: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 12 -

Huruf cKetentuan ini harus mencerminkan unsur anggota DPR dananggota DPD.

Pasal 63Cukup jelas.

Pasal 64Cukup jelas.

Pasal 65Cukup jelas.

Pasal 66Cukup jelas.

Pasal 67Cukup jelas.

Pasal 68Cukup jelas.

Pasal 69Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Pelaksanaan fungsi DPR terhadap kerangka representasi rakyatdilakukan antara lain melalui pembukaan ruang partisipasipublik, transparansi pelaksanaan fungsi, danpertanggungjawaban kerja DPR kepada rakyat.

Pasal 70Cukup jelas.

Pasal 71Cukup jelas.

Pasal 72Cukup jelas.

Pasal 73Ayat (1)

Untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan wewenangDPR, perlu disediakan anggaran yang mencukupi sesuai dengankemampuan keuangan negara.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3) . . .

Page 192: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 13 -

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Yang dimaksud dengan “pertanggungjawaban pengelolaananggaran DPR” adalah format dan prosedur pengelolaananggaran.

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 74Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Selama menjadi anggota DPR, yang bersangkutan harusberdomisili di ibu kota Negara Republik Indonesia untukmenjamin kelancaran pelaksanaan tugas penuh waktu.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 75Cukup jelas.

Pasal 76Pada waktu pengucapan sumpah/janji lazimnya dipakai frasa tertentusesuai dengan agama masing-masing, misalnya untuk penganutagama Islam didahului dengan frasa “Demi Allah”, untuk penganutagama Protestan dan Katolik diakhiri dengan frasa “Semoga Tuhanmenolong saya”, untuk penganut agama Budha didahului denganfrasa “Demi Hyang Adi Budha”, dan untuk penganut agama Hindudidahului dengan frasa “Om Atah Paramawisesa”.

Pada hakikatnya, sumpah/janji merupakan tekad untukmemperjuangkan aspirasi rakyat yang diwakilinya, memegang teguhPancasila, menegakkan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945, dan menjalankan peraturan perundang-undangan yang mengandung konsekuensi berupa kewajiban dantanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota DPR.

Pasal 77Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3) . . .

Page 193: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 14 -

Ayat (3)Pelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakanPemerintah dapat berupa kebijakan yang dilaksanakan sendirioleh Presiden, Wakil Presiden, menteri negara, Panglima TNI,Kapolri, Jaksa Agung, atau pimpinan lembaga pemerintahnonkementerian.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 78Huruf a

Hak ini dimaksudkan untuk mendorong anggota DPR menyikapidan menyalurkan serta menindaklanjuti aspirasi rakyatyang diwakilinya dalam bentuk pengajuan usul rancanganundang-undang.

Huruf bHak anggota DPR untuk mengajukan pertanyaan baik secaralisan maupun tertulis kepada Pemerintah sesuai dengan fungsiserta tugas dan wewenang DPR.

Huruf cHak anggota DPR untuk menyampaikan usul dan pendapatsecara leluasa baik kepada Pemerintah maupun kepada DPRsendiri sehingga ada jaminan kemandirian sesuai denganpanggilan hati nurani serta kredibilitasnya. Oleh karena itu,setiap anggota DPR tidak dapat diarahkan oleh siapa pun didalam proses pengambilan keputusan. Namun, tata carapenyampaian usul dan pendapat dimaksud tetapmemperhatikan tata krama, etika, moral, sopan santun, dankepatutan sebagai wakil rakyat.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gYang dimaksud dengan “hak protokoler” adalah hak anggotaDPR untuk memperoleh penghormatan berkenaan denganjabatannya, baik dalam acara kenegaraan atau dalam acararesmi maupun dalam melaksanakan tugasnya.

Huruf hCukup jelas.

Pasal 79Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b . . .

Page 194: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 15 -

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dKepentingan kelompok dan golongan dalam ketentuan initermasuk kepentingan partai politik, daerah, agama, ras, dansuku.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iYang dimaksud dengan “kunjungan kerja secara berkala” adalahkewajiban anggota DPR untuk bertemu dengan konstituennyasecara rutin pada setiap masa reses, yang hasil pertemuannyadengan konstituen dilaporkan secara tertulis kepada partaipolitik melalui fraksinya di DPR.

Huruf jCukup jelas.

Huruf kPemberian pertanggungjawaban secara moral dan politisdisampaikan kepada pemilih di daerah pemilihannya pada setiapmasa reses dan masa sidang melalui perjuangan politik yangmenyangkut aspirasi pemilihnya.

Pasal 80Cukup jelas.

Pasal 81Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf g . . .

Page 195: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 16 -

Huruf gCukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iCukup jelas.

Huruf jPanitia khusus dibentuk untuk melaksanakan fungsilegislasi dan/atau fungsi pengawasan, termasukmenangani masalah/urusan yang bersifat mendesak ataumemerlukan penanganan segera.

Huruf kCukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 82Cukup jelas.

Pasal 83Ayat (1)

Partai politik yang urutan perolehan kursinya terbanyak di DPRdan berhak mengisi kursi pimpinan DPR, melalui pimpinanpartai politik mengajukan anggota DPR yang akan ditetapkanmenjadi pimpinan DPR kepada pimpinan sementara DPR.Berdasarkan pengajuan tersebut, pimpinan sementara DPRmengumumkan dalam rapat paripurna adanya usulan pimpinanpartai politik tersebut untuk ditetapkan.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Pasal 84Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf d . . .

Page 196: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 17 -

Huruf dCukup jelas.

Huruf eDalam memasyarakatkan keputusan DPR, pimpinan dapatmenugasi anggota DPR.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hDalam mewakili DPR di pengadilan, pimpinan dapatmenunjuk kuasa hukum.

Huruf iCukup jelas.

Huruf jCukup jelas.

Huruf kCukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 85Ayat (1)

Huruf aPernyataan meninggal dunia dibuktikan dengan suratketerangan dokter dan/atau pejabat yang berwenang.

Huruf bPernyataan mengundurkan diri dibuat secara tertulis diatas kertas yang bermeterai sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Huruf cCukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Yang dimaksud dengan “tidak dapat melaksanakan tugassecara berkelanjutan atau berhalangan tetap” adalahmenderita sakit yang mengakibatkan baik fisik maupunmental tidak berfungsi secara normal yang dibuktikandengan surat keterangan dokter yang berwenang, tidakdiketahui keberadaannya, dan/atau tidak hadir dalamrapat tanpa keterangan apa pun selama 3 (tiga) bulanberturut-turut.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf d . . .

Page 197: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 18 -

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Pasal 86Cukup jelas.

Pasal 87Cukup jelas.

Pasal 88Cukup jelas.

Pasal 89Cukup jelas.

Pasal 90Cukup jelas.

Pasal 91Cukup jelas.

Pasal 92Cukup jelas.

Pasal 93Cukup jelas.

Pasal 94Cukup jelas.

Pasal 95Cukup jelas.

Pasal 96 . . .

Page 198: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 19 -

Pasal 96Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2 )

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (4)

Cukup jelas.Ayat (5)

Cukup jelas.Ayat (6)

Yang dimaksud dengan “bersifat mengikat” adalah kesepakatanuntuk ditindaklanjuti.

Ayat (7)Cukup jelas.

Ayat (8)Cukup jelas.

Pasal 97Jumlah komisi disesuaikan dengan jumlah institusi pemerintah yangmeliputi kementerian negara, lembaga pemerintah nonkementerian,dan/atau sekretariat lembaga negara. Ruang lingkup tugas komisidisesuaikan dengan ruang lingkup kementerian negara, lembagapemerintah nonkementerian, dan/atau sekretariat lembaga negara,dengan mempertimbangkan keefektifan tugas DPR.

Pasal 98Cukup jelas.

Pasal 99Cukup jelas.

Pasal 100Cukup jelas.

Pasal 101Cukup jelas.

Pasal 102Cukup jelas.

Pasal 103Cukup jelas.

Pasal 104Cukup jelas.

Pasal 105 . . .

Page 199: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 20 -

Pasal 105Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Jumlah anggota Badan Anggaran memberikan alokasi yang lebihbanyak terhadap komisi yang menangani urusan keuangannegara.

Pasal 106Cukup jelas.

Pasal 107Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eYang dimaksud dengan “prognosis” adalah perkiraanrealisasi APBN.

Huruf fCukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 108Cukup jelas.

Pasal 109Cukup jelas.

Pasal 110Cukup jelas.

Pasal 111Cukup jelas.

Pasal 112Cukup jelas.

Pasal 113 . . .

Page 200: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 21 -

Pasal 113Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Pemerintah, pemerintah daerah, lembaga negara lainnya, BankIndonesia, badan usaha milik negara, badan layanan umum,badan usaha milik daerah, dalam ketentuan ini diwakili olehpejabat teknis di bawah menteri/ketualembaga/gubernur/bupati/walikota dan/atau direktur/manajerteknis badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah.

Lembaga atau badan lain dalam ketentuan ini antara lain badanhukum milik negara, yayasan yang mendapat fasilitas negara,komisi yang dibentuk dengan undang-undang, dan badanswasta yang menerima dan/atau mengelola keuangan negara.

Ayat (3)Pemeriksaan lanjutan berupa pemeriksaan hal-hal yangberkaitan dengan keuangan, pemeriksaan kinerja, danpemeriksaan dengan tujuan tertentu.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 114Cukup jelas.

Pasal 115Cukup jelas.

Pasal 116Cukup jelas.

Pasal 117Cukup jelas.

Pasal 118Cukup jelas.

Pasal 119Cukup jelas.

Pasal 120Cukup jelas.

Pasal 121Cukup jelas.

Pasal 122 . . .

Page 201: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 22 -

Pasal 122Cukup jelas.

Pasal 123Cukup jelas.

Pasal 124Cukup jelas.

Pasal 125Cukup jelas.

Pasal 126Cukup jelas.

Pasal 127Cukup jelas.

Pasal 128Cukup jelas.

Pasal 129Cukup jelas.

Pasal 130Cukup jelas.

Pasal 131Cukup jelas.

Pasal 132Cukup jelas.

Pasal 133Cukup jelas.

Pasal 134Cukup jelas.

Pasal 135Cukup jelas.

Pasal 136Cukup jelas.

Pasal 137Cukup jelas.

Pasal 138 . . .

Page 202: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 23 -

Pasal 138Cukup jelas.

Pasal 139Cukup jelas.

Pasal 140Cukup jelas.

Pasal 141Cukup jelas.

Pasal 142Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Pada prinsipnya semua naskah rancangan undang-undangharus disertai naskah akademik, tetapi beberapa rancanganundang-undang seperti rancangan undang-undang tentangAPBN, rancangan undang-undang tentang penetapan peraturanpemerintah pengganti undang-undang menjadi undang-undang,rancangan undang-undang tentang pengesahan perjanjianinternasional, atau rancangan undang-undang yang hanyaterbatas mengubah beberapa materi yang sudah memilikinaskah akademik sebelumnya dapat disertai atau tidak disertainaskah akademik.

Pasal 143Cukup jelas.

Pasal 144Cukup jelas.

Pasal 145Cukup jelas.

Pasal 146Cukup jelas.

Pasal 147Cukup jelas.

Pasal 148Cukup jelas.

Pasal 149Cukup jelas.

Pasal 150 . . .

Page 203: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 24 -

Pasal 150Cukup jelas.

Pasal 151Ayat (1)

Huruf aPendapat mini DPD hanya disampaikan terhadaprancangan undang-undang yang berkaitan dengankewenangan DPD.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 152Cukup jelas.

Pasal 153Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Dalam menyiapkan atau membahas rancangan undang-undanganggota dapat melakukan kegiatan dalam kerangka kegiatanalat kelengkapan DPR, antara lain rapat dengar pendapat, rapatdengar pendapat umum, seminar, lokakarya, dan kunjungankerja.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 154Cukup jelas.

Pasal 155Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Dalam pembahasan rencana kerja Pemerintah, DPR mendapatmasukan dari masyarakat.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 156Cukup jelas.

Pasal 157 . . .

Page 204: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 25 -

Pasal 157Cukup jelas.

Pasal 158Cukup jelas.

Pasal 159Cukup jelas.

Pasal 160Cukup jelas.

Pasal 161Cukup jelas.

Pasal 162Cukup jelas.

Pasal 163Cukup jelas.

Pasal 164Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (4)

Pembahasan dilakukan antara lain dengan:a. penelitian administrasi;b. penyampaian visi dan misi;c. uji kepatutan dan kelayakan; dan/ataud. memperhatikan keterwakilan perempuan.

Pasal 165Cukup jelas.

Pasal 166Cukup jelas.

Pasal 167Cukup jelas.

Pasal 168Cukup jelas.

Pasal 169 . . .

Page 205: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 26 -

Pasal 169Cukup jelas.

Pasal 170Cukup jelas.

Pasal 171Cukup jelas.

Pasal 172Cukup jelas.

Pasal 173Cukup jelas.

Pasal 174Cukup jelas.

Pasal 175Ayat (1)

Yang dimaksud dengan ”menerima keterangan dan jawabanPresiden” adalah menerima tanpa catatan atau menerimadengan catatan.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 176Cukup jelas.

Pasal 177Cukup jelas.

Pasal 178Cukup jelas.

Pasal 179Cukup jelas.

Pasal 180Cukup jelas.

Pasal 181Cukup jelas.

Pasal 182 . . .

Page 206: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 27 -

Pasal 182Cukup jelas.

Pasal 183Cukup jelas.

Pasal 184Cukup jelas.

Pasal 185Cukup jelas.

Pasal 186Cukup jelas.

Pasal 187Cukup jelas.

Pasal 188Cukup jelas.

Pasal 189Cukup jelas.

Pasal 190Cukup jelas.

Pasal 191Cukup jelas.

Pasal 192Cukup jelas.

Pasal 193Cukup jelas.

Pasal 194Cukup jelas.

Pasal 195Cukup jelas.

Pasal 196Cukup jelas.

Pasal 197Cukup jelas.

Pasal 198 . . .

Page 207: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 28 -

Pasal 198Cukup jelas.

Pasal 199Cukup jelas.

Pasal 200Cukup jelas.

Pasal 201Cukup jelas.

Pasal 202Cukup jelas.

Pasal 203Cukup jelas.

Pasal 204Cukup jelas.

Pasal 205Cukup jelas.

Pasal 206Cukup jelas.

Pasal 207Cukup jelas.

Pasal 208Cukup jelas.

Pasal 209Cukup jelas.

Pasal 210Cukup jelas.

Pasal 211Cukup jelas.

Pasal 212Cukup jelas.

Pasal 213 . . .

Page 208: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 29 -

Pasal 213Ayat (1)

Huruf aPernyataan meninggal dunia dibuktikan dengan suratketerangan dokter dan/atau pejabat yang berwenang.

Huruf bPernyataan mengundurkan diri dibuat secara tertulis diatas kertas yang bermeterai sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Huruf cCukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Yang dimaksud dengan “tidak dapat melaksanakan tugassecara berkelanjutan atau berhalangan tetap” adalahmenderita sakit yang mengakibatkan baik fisik maupunmental tidak berfungsi secara normal yang dibuktikandengan surat keterangan dokter yang berwenang, tidakdiketahui keberadaannya, dan/atau tidak hadir dalamrapat tanpa keterangan apa pun selama 3 (tiga) bulanberturut-turut.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hDalam hal anggota partai politik diberhentikan oleh partaipolitiknya dan yang bersangkutan mengajukan keberatanmelalui pengadilan, pemberhentiannya sah setelah adanyaputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatanhukum tetap.

Huruf iKetentuan ini dikecualikan terhadap anggota partaipolitik lokal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Pasal 214 . . .

Page 209: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 30 -

Pasal 214Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “pimpinan partai politik” adalah ketuaumum atau sebutan lain yang sejenis sesuai dengan anggarandasar/anggaran rumah tangga partai politik masing-masing.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 215Cukup jelas.

Pasal 216Cukup jelas.

Pasal 217Cukup jelas.

Pasal 218Cukup jelas.

Pasal 219Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “hak keuangan tertentu” adalah hakkeuangan yang meliputi gaji pokok, tunjangan keluarga,tunjangan pangan, tunjangan jabatan, dan uang paket.

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 220Cukup jelas.

Pasal 221Cukup jelas.

Pasal 222Cukup jelas.

Pasal 223Cukup jelas.

Pasal 224 . . .

Page 210: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 31 -

Pasal 224Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iYang dimaksud dengan “ikut serta” adalah memberikanmasukan secara aktif dengan mengajukan daftarrancangan undang-undang dan membahasnya denganBadan Legislasi DPR.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 225Ayat (1)

Untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas danwewenangnya kepada DPD, perlu disediakan anggaran yangmencukupi sesuai dengan kemampuan keuangan negara.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Yang dimaksud dengan “pertanggungjawaban pengelolaananggaran DPD” adalah format dan prosedur pengelolaananggaran.

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 226Cukup jelas.

Pasal 227Cukup jelas.

Pasal 228 . . .

Page 211: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 32 -

Pasal 228Cukup jelas.

Pasal 229Pada waktu pengucapan sumpah/janji lazimnya dipakai frasa tertentusesuai dengan agama masing-masing, misalnya untuk penganutagama Islam didahului dengan frasa “Demi Allah”, untuk penganutagama Protestan dan Katolik diakhiri dengan frasa “Semoga Tuhanmenolong saya”, untuk penganut agama Budha didahului denganfrasa “Demi Hyang Adi Budha”, dan untuk penganut agama Hindudidahului dengan frasa “Om Atah Paramawisesa”.

Pada hakikatnya, sumpah/janji adalah tekad untuk memperjuangkanaspirasi daerah yang diwakilinya dengan memegang teguh Pancasiladan menegakkan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945 dan peraturan perundang-undangan yang mengandungkonsekuensi berupa kewajiban dan tanggung jawab yang harusdilaksanakan oleh setiap anggota DPD.

Pasal 230Cukup jelas.

Pasal 231Cukup jelas.

Pasal 232Huruf a

Hak bertanya anggota DPD tidak bermakna sama dengan hakmengajukan pertanyaan anggota DPR.

Huruf bHak anggota DPD untuk mendapatkan keleluasaan menyampaikanusul dan pendapat baik kepada pemerintah maupun kepada DPDsehingga ada jaminan kemandirian sesuai dengan panggilan hatinurani serta kredibilitasnya. Oleh karena itu, setiap anggota DPDtidak dapat diarahkan oleh siapa pun di dalam prosespengambilan keputusan. Tata cara penyampaian usul danpendapat dimaksud dilakukan dengan tetap memperhatikan tatakrama, etika, moral, sopan santun, dan kepatutan sebagai wakildaerah.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf f . . .

Page 212: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 33 -

Huruf fYang dimaksud dengan “hak protokoler” adalah hak anggotaDPD untuk memperoleh penghormatan berkenaan denganjabatannya baik dalam acara kenegaraan atau dalam acararesmi maupun dalam melaksanakan tugasnya.

Huruf gCukup jelas.

Pasal 233Huruf a

Cukup jelas.Huruf b

Cukup jelas.Huruf c

Cukup jelas.Huruf d

Kepentingan kelompok, golongan, dan daerah dalam ketentuanini termasuk kepentingan daerah yang diwakili, agama, ras, dansuku.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iPemberian pertanggungjawaban secara moral dan politisdisampaikan kepada masyarakat dan pemilih di daerah yangdiwakilinya pada masa sidang melalui perjuangan politik yangmenyangkut kepentingan daerah yang diwakilinya, serta di luarmasa sidang melalui pertemuan-pertemuan dengan konstituendan masyarakat di daerah yang diwakilinya.

Pasal 234Cukup jelas.

Pasal 235Cukup jelas.

Pasal 236Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf c . . .

Page 213: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 34 -

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fDalam mewakili DPD di pengadilan, pimpinan dapatmenunjuk kuasa hukum.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iCukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 237Cukup jelas.

Pasal 238Cukup jelas.

Pasal 239Cukup jelas.

Pasal 240Cukup jelas.

Pasal 241Cukup jelas.

Pasal 242Cukup jelas.

Pasal 243Cukup jelas.

Pasal 244Cukup jelas.

Pasal 245Cukup jelas.

Pasal 246Cukup jelas.

Pasal 247 . . .

Page 214: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 35 -

Pasal 247Cukup jelas.

Pasal 248Cukup jelas.

Pasal 249Cukup jelas.

Pasal 250Cukup jelas.

Pasal 251Cukup jelas.

Pasal 252Cukup jelas.

Pasal 253Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Keikutsertaan DPD dalam pembahasan rancangan undang-undang yang terkait dengan kewenangan DPD, DPD hanya dapatmenyampaikan pandangan/pendapat, tetapi tidak dapatmengajukan daftar inventarisasi masalah (DIM) secara tertulisdan tidak ikut dalam pengambilan keputusan.

Pasal 254Cukup jelas.

Pasal 255Cukup jelas.

Pasal 256Cukup jelas.

Pasal 257Cukup jelas.

Pasal 258Cukup jelas.

Pasal 259Cukup jelas.

Pasal 260 . . .

Page 215: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 36 -

Pasal 260Ayat (1)

Hasil pemeriksaan BPK meliputi hasil pemeriksaan laporankeuangan, hasil pemeriksaan kinerja, hasil pemeriksaan dengantujuan, dan ikhtisar pemeriksaan semester.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 261Cukup jelas.

Pasal 262Cukup jelas.

Pasal 263Cukup jelas.

Pasal 264Cukup jelas.

Pasal 265Cukup jelas.

Pasal 266Cukup jelas.

Pasal 267Cukup jelas.

Pasal 268Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Sidang DPD di ibu kota negara dilakukan pada waktu tertentudalam rangka pelaksanaan fungsi serta tugas dan wewenangDPD.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5) . . .

Page 216: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 37 -

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 269Cukup jelas.

Pasal 270Cukup jelas.

Pasal 271Cukup jelas.

Pasal 272Cukup jelas.

Pasal 273Cukup jelas.

Pasal 274Cukup jelas.

Pasal 275Cukup jelas.

Pasal 276Cukup jelas.

Pasal 277Cukup jelas.

Pasal 278Cukup jelas.

Pasal 279Cukup jelas.

Pasal 280Cukup jelas.

Pasal 281Cukup jelas.

Pasal 282Ayat (1)

Huruf aPernyataan meninggal dunia dibuktikan dengan suratketerangan dokter dan/atau pejabat yang berwenang.

Huruf b . . .

Page 217: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 38 -

Huruf bPernyataan mengundurkan diri dibuat secara tertulis diatas kertas yang bermeterai sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Huruf cCukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Yang dimaksud dengan “tidak dapat melaksanakan tugassecara berkelanjutan atau berhalangan tetap” adalahmenderita sakit yang mengakibatkan baik fisik maupunmental tidak berfungsi secara normal yang dibuktikandengan surat keterangan dokter yang berwenang, tidakdiketahui keberadaannya, dan/atau tidak hadir dalamrapat tanpa keterangan apa pun selama 3 (tiga) bulanberturut-turut.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Pasal 283Cukup jelas.

Pasal 284Cukup jelas.

Pasal 285Cukup jelas.

Pasal 286Cukup jelas.

Pasal 287Cukup jelas.

Pasal 288Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3) . . .

Page 218: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 39 -

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Yang dimaksud dengan “hak keuangan tertentu” adalah hakkeuangan yang meliputi gaji pokok, tunjangan keluarga,tunjangan pangan, tunjangan jabatan, dan uang paket.

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 289Cukup jelas.

Pasal 290Cukup jelas.

Pasal 291Cukup jelas.

Pasal 292Cukup jelas.

Pasal 293Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf ePemilihan wakil gubernur oleh DPRD provinsi, dilakukanapabila masa jabatannya masih tersisa 18 (delapan belas)bulan atau lebih.

Huruf fYang dimaksud dengan ”perjanjian internasional” dalamketentuan ini adalah perjanjian antara Pemerintah dan pihakluar negeri yang berkaitan dengan kepentingan daerah.

Huruf gYang dimaksud dengan ”kerja sama internasional” dalamketentuan ini adalah kerja sama antara pemerintah daerahprovinsi dan pihak luar negeri yang meliputi kerja samaprovinsi ”kembar”, kerja sama teknik termasuk bantuan

kemanusiaan . . .

Page 219: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 40 -

kemanusiaan, kerja sama penerusan pinjaman/hibah, kerjasama penyertaan modal, dan kerja sama lainnya sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-perundangan.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iCukup jelas.

Huruf jCukup jelas.

Huruf kCukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 294Ayat (1)

Penentuan jumlah anggota DPRD provinsi untuk setiap provinsididasarkan pada jumlah penduduk provinsi yang bersangkutansebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 10Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DewanPerwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan DewanPerwakilan Rakyat Daerah.

Ayat (2)Nama anggota DPRD provinsi terpilih berdasarkan hasilpemilihan umum secara administratif dilakukan oleh KPUprovinsi dan dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri melaluigubernur dan tembusannya kepada KPU.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 295Cukup jelas.

Pasal 296Pada waktu pengucapan sumpah/janji lazimnya dipakai frasa tertentusesuai dengan agama masing-masing, misalnya untuk penganutagama Islam didahului dengan frasa “Demi Allah”, untuk penganutagama Protestan dan Katolik diakhiri dengan frasa “Semoga Tuhanmenolong saya”, untuk penganut agama Budha didahului denganfrasa “Demi Hyang Adi Budha”, dan untuk penganut agama Hindudidahului dengan frasa “Om Atah Paramawisesa”.

Pada hakikatnya, sumpah/janji merupakan tekad untukmemperjuangkan aspirasi rakyat yang diwakilinya, memegang teguhPancasila, menegakkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia . . .

Page 220: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 41 -

Indonesia Tahun 1945, dan menjalankan peraturan perundang-undangan yang mengandung konsekuensi berupa kewajiban dantanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota DPRDprovinsi.

Pasal 297Cukup jelas.

Pasal 298Cukup jelas.

Pasal 299Huruf a

Hak mengajukan rancangan peraturan daerah provinsidimaksudkan untuk mendorong anggota DPRD provinsi dalammenyikapi serta menyalurkan dan menindaklanjuti aspirasirakyat yang diwakilinya dalam bentuk pengajuan usul rancanganperaturan daerah provinsi.

Huruf bHak anggota DPRD provinsi untuk mengajukan pertanyaan baiksecara lisan maupun tertulis kepada pemerintah daerah sesuaidengan fungsi serta tugas dan wewenang DPRD provinsi.

Huruf cHak anggota DPRD provinsi untuk menyampaikan suatu usuldan pendapat secara leluasa baik kepada pemerintah daerahmaupun kepada DPRD provinsi sehingga ada jaminankemandirian sesuai dengan panggilan hati nurani sertakredibilitasnya. Oleh karena itu, setiap anggota DPRD provinsitidak dapat diarahkan oleh siapa pun di dalam prosespengambilan keputusan. Namun, tata cara penyampaian usuldan pendapat dimaksud tetap memperhatikan tata krama, etika,moral, sopan santun, dan kepatutan sebagai wakil rakyat.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gPenyelenggaraan orientasi dapat dilakukan oleh Pemerintah,pemerintah daerah setempat, sekretariat DPRD provinsi, partaipolitik, atau perguruan tinggi.

Huruf hYang dimaksud dengan “hak protokoler” adalah hak anggotaDPRD provinsi untuk memperoleh penghormatan berkenaandengan jabatannya baik dalam acara kenegaraan atau dalamacara resmi maupun dalam melaksanakan tugasnya.

Huruf i . . .

Page 221: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 42 -

Huruf iCukup jelas.

Pasal 300Huruf a

Cukup jelas.Huruf b

Cukup jelas.Huruf c

Cukup jelas.Huruf d

Kepentingan kelompok dan golongan dalam ketentuan initermasuk kepentingan partai politik, daerah, ras, agama, dansuku.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iYang dimaksud dengan “kunjungan kerja secara berkala” adalahkewajiban anggota DPRD provinsi untuk bertemu dengankonstituennya secara rutin pada setiap masa reses, yang hasilpertemuannya dengan konstituen dilaporkan secara tertuliskepada partai politik melalui fraksinya di DPRD provinsi.

Huruf jCukup jelas.

Huruf kPemberian pertanggungjawaban secara moral dan politisdisampaikan pada setiap masa reses kepada pemilih di daerahpemilihannya.

Pasal 301Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (4)

Cukup jelas.Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6) . . .

Page 222: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 43 -

Ayat (6)Yang dimaksud dengan “fraksi gabungan” adalah fraksi yangdibentuk dari gabungan anggota partai politik yang tidak dapatmemenuhi syarat pembentukan 1 (satu) fraksi.

Ayat (7)Cukup jelas.

Ayat (8)Cukup jelas.

Ayat (9)Cukup jelas.

Ayat (10)Cukup jelas.

Pasal 302Cukup jelas.

Pasal 303Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Partai politik yang urutan perolehan kursinya terbanyak di DPRDprovinsi dan berhak mengisi kursi pimpinan DPRD provinsi,melalui pimpinan partai politik setempat mengajukan anggotaDPRD provinsi yang akan ditetapkan menjadi pimpinan DPRDprovinsi kepada pimpinan sementara DPRD provinsi.Berdasarkan pengajuan tersebut, pimpinan sementara DPRDprovinsi mengumumkan dalam rapat paripurna adanya usulanpimpinan partai politik tersebut untuk ditetapkan.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Ayat (7)Cukup jelas.

Ayat (8)Cukup jelas.

Ayat (9)Cukup jelas.

Pasal 304Cukup jelas.

Pasal 305 . . .

Page 223: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 44 -

Pasal 305Cukup jelas.

Pasal 306Cukup jelas.

Pasal 307Cukup jelas.

Pasal 308Cukup jelas.

Pasal 309Cukup jelas.

Pasal 310Cukup jelas.

Pasal 311Cukup jelas.

Pasal 312Cukup jelas.

Pasal 313Cukup jelas.

Pasal 314Cukup jelas.

Pasal 315Cukup jelas.

Pasal 316Cukup jelas.

Pasal 317Cukup jelas.

Pasal 318Cukup jelas.

Pasal 319Cukup jelas.

Pasal 320Cukup jelas.

Pasal 321 . . .

Page 224: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 45 -

Pasal 321Cukup jelas.

Pasal 322Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (4)

Cukup jelas.Ayat (5)

Cukup jelas.Ayat (6)

Cukup jelas.Ayat (7)

Penyelesaian diserahkan kepada pimpinan DPRD provinsi danpimpinan fraksi yang dilakukan dalam bentuk rapat konsultasi.

Pasal 323Yang dimaksud dengan “keputusan rapat” adalah kesepakatanbersama yang dituangkan secara tertulis dan ditandatangani olehsemua pihak terkait dalam pengambilan keputusan.

Pasal 324Cukup jelas.

Pasal 325Cukup jelas.

Pasal 326Cukup jelas.

Pasal 327Cukup jelas.

Pasal 328Cukup jelas.

Pasal 329Cukup jelas.

Pasal 330Cukup jelas.

Pasal 331 . . .

Page 225: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 46 -

Pasal 331Cukup jelas.

Pasal 332Ayat (1)

Huruf aPernyataan meninggal dunia dibuktikan dengan suratketerangan dokter dan/atau pejabat yang berwenang.

Huruf bPernyataan mengundurkan diri dibuat secara tertulis diatas kertas yang bermeterai sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Huruf cCukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Yang dimaksud dengan “tidak dapat melaksanakan tugassecara berkelanjutan atau berhalangan tetap” adalahmenderita sakit yang mengakibatkan baik fisik maupunmental tidak berfungsi secara normal yang dibuktikandengan surat keterangan dokter yang berwenang, tidakdiketahui keberadaannya, dan/atau tidak hadir dalamrapat tanpa keterangan apa pun selama 3 (tiga) bulanberturut-turut.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hDalam hal anggota partai politik diberhentikan oleh partaipolitiknya dan yang bersangkutan mengajukan keberatanmelalui pengadilan, pemberhentiannya sah setelahadanya putusan pengadilan yang telah memperolehkekuatan hukum tetap.

Huruf iKetentuan ini dikecualikan terhadap anggota partaipolitik lokal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Pasal 333 . . .

Page 226: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 47 -

Pasal 333Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “pimpinan partai politik” adalah ketuaatau sebutan lain yang sejenis atau yang diberi kewenanganuntuk melaksanakan hal tersebut sesuai dengan anggarandasar/anggaran rumah tangga partai politik masing-masing.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 334Cukup jelas.

Pasal 335Cukup jelas.

Pasal 336Cukup jelas.

Pasal 337Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (4)

Cukup jelas.Ayat (5)

Cukup jelas.Ayat (6)

Cukup jelas.Ayat (7)

Yang dimaksud dengan “6 (enam) bulan” adalah sejak prosesawal pengajuan pemberhentian antarwaktu di DPRD provinsi.

Pasal 338Cukup jelas.

Pasal 339Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3) . . .

Page 227: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 48 -

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Yang dimaksud dengan “hak keuangan tertentu” adalah hakkeuangan yang meliputi uang representasi, uang paket,tunjangan keluarga dan tunjangan beras serta tunjanganpemeliharaan kesehatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 340Cukup jelas.

Pasal 341Cukup jelas.

Pasal 342Cukup jelas.

Pasal 343Cukup jelas.

Pasal 344Ayat (1)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf ePemilihan wakil bupati/wakil walikota oleh DPRDkabupaten/kota dilakukan apabila masa jabatannya masihtersisa 18 (delapan belas) bulan atau lebih.

Huruf fYang dimaksud dengan ”perjanjian internasional” dalamketentuan ini adalah perjanjian antara Pemerintah danpihak luar negeri yang berkaitan dengan kepentingandaerah.

Huruf gYang dimaksud dengan ”kerja sama internasional” dalamketentuan ini adalah kerja sama daerah antara pemerintahdaerah kabupaten/kota dan pihak luar negeri yang meliputikerja sama kabupaten/kota ”kembar”, kerja sama teknik

termasuk . . .

Page 228: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 49 -

termasuk bantuan kemanusiaan, kerja sama penerusanpinjaman/hibah, kerja sama penyertaan modal, dan kerjasama lainnya sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iCukup jelas.

Huruf jCukup jelas.

Huruf kCukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 345Ayat (1)

Penentuan jumlah anggota DPRD kabupaten/kota untuk setiapprovinsi didasarkan pada jumlah penduduk kabupaten/kotayang bersangkutan sebagaimana diatur dalam Undang-UndangNomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DewanPerwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan DewanPerwakilan Rakyat Daerah.

Ayat (2)Nama anggota DPRD kabupaten/kota terpilih berdasarkan hasilpemilihan umum secara administratif dilakukan oleh KPUkabupaten/kota dan dilaporkan kepada gubernur melaluibupati/walikota dan tembusannya kepada KPU.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 346Cukup jelas.

Pasal 347Pada waktu pengucapan sumpah/janji lazimnya dipakai frasa tertentusesuai dengan agama masing-masing, misalnya untuk penganutagama Islam didahului dengan frasa “Demi Allah”, untuk penganutagama Protestan dan Katolik diakhiri dengan frasa “Semoga Tuhanmenolong saya”, untuk penganut agama Budha didahului denganfrasa “Demi Hyang Adi Budha”, dan untuk penganut agama Hindudidahului dengan frasa “Om Atah Paramawisesa”.

Pada hakikatnya, sumpah/janji merupakan tekad untukmemperjuangkan aspirasi rakyat yang diwakilinya, memegang teguh

Pancasila . . .

Page 229: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 50 -

Pancasila, menegakkan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945, dan menjalankan peraturan perundang-undangan yang mengandung konsekuensi berupa kewajiban dantanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota DPRDkabupaten/kota.

Pasal 348Cukup jelas.

Pasal 349Cukup jelas.

Pasal 350Huruf a

Hak ini dimaksudkan untuk mendorong anggota DPRDkabupaten/kota dalam menyikapi serta menyalurkan danmenindaklanjuti aspirasi rakyat yang diwakilinya dalam bentukpengajuan usul rancangan peraturan daerah kabupaten/kota.

Huruf bHak anggota DPRD kabupaten/kota untuk mengajukanpertanyaan baik secara lisan maupun tertulis kepada pemerintahdaerah sesuai dengan fungsi serta tugas dan wewenang DPRDkabupaten/kota.

Huruf cHak anggota DPRD kabupaten/kota untuk menyampaikan usuldan pendapat secara leluasa baik kepada pemerintah daerahmaupun kepada DPRD kabupaten/kota sehingga ada jaminankemandirian sesuai dengan panggilan hati nurani sertakredibilitasnya. Oleh karena itu, setiap anggota DPRDkabupaten/kota tidak dapat diarahkan oleh siapa pun di dalamproses pengambilan keputusan. Namun, tata cara penyampaianusul dan pendapat dimaksud tetap memperhatikan tata krama,etika, moral, sopan santun, dan kepatutan sebagai wakil rakyat.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gPenyelenggaraan orientasi dapat dilakukan oleh Pemerintah,pemerintah daerah setempat, sekretariat DPRD kabupaten/kota,partai politik, atau perguruan tinggi.

Huruf hYang dimaksud dengan “hak protokoler” adalah hak anggotaDPRD kabupaten/kota untuk memperoleh penghormatan

berkenaan . . .

Page 230: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 51 -

berkenaan dengan jabatannya baik dalam acara kenegaraan atauacara resmi maupun dalam melaksanakan tugasnya.

Huruf iCukup jelas.

Pasal 351Huruf a

Cukup jelas.Huruf b

Cukup jelas.Huruf c

Cukup jelas.Huruf d

Kepentingan kelompok dan golongan dalam ketentuan initermasuk kepentingan partai politik, daerah, ras, agama,dan suku.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iYang dimaksud dengan “kunjungan kerja secara berkala” adalahkewajiban anggota DPRD kabupaten/kota untuk bertemudengan konstituennya secara rutin pada setiap masa reses, yanghasil pertemuannya dengan konstituen dilaporkan secara tertuliskepada partai politik melalui fraksinya di DPRD kabupaten/kota.

Huruf jCukup jelas.

Huruf kPemberian pertanggungjawaban secara moral dan politisdisampaikan pada setiap masa reses kepada pemilih di daerahpemilihannya.

Pasal 352Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5) . . .

Page 231: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 52 -

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Ayat (7)Yang dimaksud dengan “fraksi gabungan” adalah fraksi yangdibentuk dari gabungan anggota partai politik yang tidak dapatmemenuhi syarat pembentukan 1 (satu) fraksi.

Ayat (8)Cukup jelas.

Ayat (9)Cukup jelas.

Ayat (10)Cukup jelas.

Pasal 353Cukup jelas.

Pasal 354Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Partai politik yang urutan perolehan kursinya terbanyak di DPRDkabupaten/kota dan berhak mengisi kursi pimpinan DPRDkabupaten/kota, melalui pimpinan partai politik setempatmengajukan anggota DPRD kabupaten/kota yang akan ditetapkanmenjadi pimpinan DPRD kabupaten/kota kepada pimpinansementara DPRD kabupaten/kota. Berdasarkan pengajuantersebut, pimpinan sementara DPRD kabupaten/kotamengumumkan dalam rapat paripurna adanya usulan pimpinanpartai politik tersebut untuk ditetapkan.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Ayat (7)Cukup jelas.

Ayat (8)Cukup jelas.

Ayat (9)Cukup jelas.

Pasal 355Cukup jelas.

Pasal 356 . . .

Page 232: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 53 -

Pasal 356Cukup jelas.

Pasal 357Cukup jelas.

Pasal 358Cukup jelas.

Pasal 359Cukup jelas.

Pasal 360Cukup jelas.

Pasal 361Cukup jelas.

Pasal 362Cukup jelas.

Pasal 363Cukup jelas.

Pasal 364Cukup jelas.

Pasal 365Cukup jelas.

Pasal 366Cukup jelas.

Pasal 367Cukup jelas.

Pasal 368Cukup jelas.

Pasal 369Cukup jelas.

Pasal 370Cukup jelas.

Pasal 371Cukup jelas.

Pasal 372 . . .

Page 233: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 54 -

Pasal 372Cukup jelas.

Pasal 373Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (4)

Cukup jelas.Ayat (5)

Cukup jelas.Ayat (6)

Cukup jelas.Ayat (7)

Penyelesaian diserahkan kepada pimpinan DPRD kabupaten/kotadan pimpinan fraksi yang dilakukan dalam bentuk rapatkonsultasi.

Pasal 374Yang dimaksud dengan “keputusan rapat” adalah kesepakatan bersamayang dituangkan secara tertulis dan ditandatangani oleh semua pihakterkait dalam pengambilan keputusan.

Pasal 375Cukup jelas.

Pasal 376Cukup jelas.

Pasal 377Cukup jelas.

Pasal 378Cukup jelas.

Pasal 379Cukup jelas.

Pasal 380Cukup jelas.

Pasal 381Cukup jelas.

Pasal 382 . . .

Page 234: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 55 -

Pasal 382Cukup jelas.

Pasal 383Ayat (1)

Huruf aPernyataan meninggal dunia dibuktikan dengan suratketerangan dokter dan/atau pejabat yang berwenang.

Huruf bPernyataan mengundurkan diri dibuat secara tertulis di ataskertas yang bermeterai sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Huruf cCukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Yang dimaksud dengan “tidak dapat melaksanakan tugassecara berkelanjutan atau berhalangan tetap” adalahmenderita sakit yang mengakibatkan baik fisik maupunmental tidak berfungsi secara normal yang dibuktikan dengansurat keterangan dokter yang berwenang, tidak diketahuikeberadaannya, dan/atau tidak hadir dalam rapat tanpaketerangan apa pun selama 3 (tiga) bulan berturut-turut.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hDalam hal anggota partai politik diberhentikan olehpartai politiknya dan yang bersangkutan mengajukankeberatan melalui pengadilan, pemberhentiannya sah setelahadanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatanhukum tetap.

Huruf iKetentuan ini dikecualikan terhadap anggota partai politiklokal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006tentang Pemerintahan Aceh.

Pasal 384 . . .

Page 235: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 56 -

Pasal 384Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “pimpinan partai politik” adalah ketua atausebutan lain yang sejenis atau yang diberi kewenangan untukmelaksanakan hal tersebut sesuai dengan anggaran dasar/anggaranrumah tangga partai politik masing-masing.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 385Cukup jelas.

Pasal 386Cukup jelas.

Pasal 387Cukup jelas.

Pasal 388Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.Ayat (4)

Cukup jelas.Ayat (5)

Cukup jelas.Ayat (6)

Cukup jelas.Ayat (7)

Yang dimaksud dengan “6 (enam) bulan” adalah sejak proses awalpengajuan pemberhentian antarwaktu di DPRD provinsi.

Pasal 389Cukup jelas.

Pasal 390Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3) . . .

Page 236: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 57 -

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Yang dimaksud dengan “hak keuangan tertentu” adalah hakkeuangan yang meliputi uang representasi, uang paket, tunjangankeluarga dan tunjangan beras serta tunjangan pemeliharaankesehatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 391Cukup jelas.

Pasal 392Cukup jelas.

Pasal 393Ayat (1)

Masing-masing lembaga menetapkan 3 (tiga) orang nama setelahmelakukan penyeleksian terhadap beberapa calon.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Pasal 394Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Yang dimaksud dengan ”manajemen kepegawaian” adalahkeseluruhan upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, danderajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi, dankewajiban pegawai, yang meliputi perencanaan, pengadaan,pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian,kesejahteraan, dan pemberhentian.

Pasal 395Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “kelompok pakar atau tim ahli” adalahsekelompok orang yang mempunyai kemampuan dalam disiplin

ilmu . . .

Page 237: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 58 -

ilmu tertentu untuk membantu anggota dalam pelaksanaan fungsiserta tugas dan wewenang DPR/DPD.

Kelompok pakar atau tim ahli bertugas mengumpulkan data danmenganalisis berbagai masalah yang berkaitan dengan fungsi sertatugas dan wewenang DPR/DPD. Penugasan kelompok pakar atautim ahli disesuaikan dengan kebutuhan.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 396Ayat (1)

Organisasi sekretariat DPRD provinsi dibentuk untuk mendukungpelaksanaan fungsi dan tugas pokok DPRD provinsi dalam rangkameningkatkan kualitas, produktivitas, dan kinerja lembagaperwakilan rakyat daerah, dengan memperhatikan pedomanpenyusunan organisasi perangkat daerah.

Ayat (2)Sekretaris DPRD provinsi adalah jabatan karier pegawai negeri sipilsehingga dalam pengusulan pengangkatan dan pemberhentiannyamengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan bidangkepegawaian. Dalam pengusulan pengangkatannya, gubernurmengajukan 3 (tiga) orang calon kepada pimpinan DPRD provinsiuntuk mendapat persetujuan dengan memperhatikan jenjangkepangkatan, kemampuan, dan pengalaman.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 397Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “kelompok pakar atau tim ahli” adalahsekelompok orang yang mempunyai kemampuan dalam disiplinilmu tertentu untuk membantu alat kelengkapan dalampelaksanaan fungsi serta tugas dan wewenang DPRD provinsi.

Kelompok pakar atau tim ahli bertugas mengumpulkan data danmenganalisis berbagai masalah yang berkaitan dengan fungsi sertatugas dan wewenang DPRD provinsi. Penugasan kelompok pakaratau tim ahli disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuandaerah provinsi.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 398 . . .

Page 238: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 59 -

Pasal 398Ayat (1)

Organisasi sekretariat DPRD kabupaten/kota dibentuk untukmendukung pelaksanaan fungsi dan tugas pokok DPRDkabupaten/kota dalam rangka meningkatkan kualitas,produktivitas, dan kinerja lembaga perwakilan rakyat daerah,dengan memperhatikan pedoman penyusunan organisasi perangkatdaerah.

Ayat (2)Sekretaris DPRD kabupaten/kota adalah jabatan karier pegawainegeri sipil sehingga dalam pengusulan pengangkatan danpemberhentiannya mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian. Dalam pengusulanpengangkatannya, bupati/walikota mengajukan 3 (tiga) orang calonkepada pimpinan DPRD kabupaten/kota untuk mendapatpersetujuan dengan memperhatikan jenjang kepangkatan,kemampuan, dan pengalaman.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 399Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “kelompok pakar atau tim ahli” adalahsekelompok orang yang mempunyai kemampuan dalam disiplinilmu tertentu untuk membantu alat kelengkapan dalampelaksanaan fungsi serta tugas dan wewenang DPRDkabupaten/kota.

Kelompok pakar atau tim ahli bertugas mengumpulkan data danmenganalisis berbagai masalah yang berkaitan dengan fungsi sertatugas dan wewenang DPRD kabupaten/kota. Penugasan kelompokpakar atau tim ahli disesuaikan dengan kebutuhan dankemampuan daerah kabupaten/kota.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 400Cukup jelas.

Pasal 401Cukup jelas.

Pasal 402Cukup jelas.

Pasal 403 . . .

Page 239: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAJELIS ...Tugas dan Wewenang Pasal 4 MPR mempunyai tugas dan wewenang: a. mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 60 -

Pasal 403Cukup jelas.

Pasal 404Cukup jelas.

Pasal 405Cukup jelas.

Pasal 406Cukup jelas.

Pasal 407Cukup jelas.

Pasal 408Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5043