Presiden dan DPR

17
Presiden dan DPR Presiden dan DPR

description

Presiden dan DPR. Sistem Presidensiil. Pasal 7C Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat. *** Pasal 7A - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Presiden dan DPR

Page 1: Presiden dan DPR

Presiden dan DPRPresiden dan DPR

Page 2: Presiden dan DPR

Sistem PresidensiilSistem PresidensiilPasal 7CPasal 7CPresiden tidak dapat membekukan dan/atau Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat. ***membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat. ***

Pasal 7APasal 7APresiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atau usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik Rakyat atau usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan penyapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. ***syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. ***

Page 3: Presiden dan DPR

LegislasiLegislasi• Fungsi Legislasi adalah fungsi membentuk Fungsi Legislasi adalah fungsi membentuk

undang-undang yang dibahas dengan Presiden undang-undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan bersamauntuk mendapat persetujuan bersama

(Penjelasan Pasal 25 huruf a UU 22/2003)(Penjelasan Pasal 25 huruf a UU 22/2003)• Pembentukan undang-undang atau peraturan Pembentukan undang-undang atau peraturan

perundang-undangan pada intinya meliputi perundang-undangan pada intinya meliputi kegiatan perencanaan, persiapan, teknik kegiatan perencanaan, persiapan, teknik penyusunan, perumusan, pembahasan, penyusunan, perumusan, pembahasan, pengesahan, pengundangan dan pengesahan, pengundangan dan penyebarluasanpenyebarluasan

(Pasal 1 angka 1 UU 10/2004(Pasal 1 angka 1 UU 10/2004

Page 4: Presiden dan DPR

Perencanaan Perencanaan Penyusunan UUPenyusunan UU

• Perencanaan Penyusunan UU dibuat dalam Perencanaan Penyusunan UU dibuat dalam suatu Program Legislasi Nasional suatu Program Legislasi Nasional (Prolegnas)(Prolegnas)

(Pasal 15 ayat (1) UU 10/2004)(Pasal 15 ayat (1) UU 10/2004)• Proglegnas adalah instrumen perencanaan Proglegnas adalah instrumen perencanaan

program pembentukan UU yang disusun program pembentukan UU yang disusun secara berencana, terpadu dan sistematis.secara berencana, terpadu dan sistematis.

(Pasal 1 angka 9 UU 10/2004)(Pasal 1 angka 9 UU 10/2004)• Dalam prolegnas memuat daftar RUU yang Dalam prolegnas memuat daftar RUU yang

akan dibahas oleh DPR dan Pemerintah akan dibahas oleh DPR dan Pemerintah untuk 5 tahunan dan 1 tahunanuntuk 5 tahunan dan 1 tahunan

(Pasal 42 ayat (1) huruf a Tata Tertib DPR) (Pasal 42 ayat (1) huruf a Tata Tertib DPR)

Page 5: Presiden dan DPR

Pembahasan RUUPembahasan RUU• Pembahasan RUU dilakukan oleh DPR bersama Pembahasan RUU dilakukan oleh DPR bersama

Presiden yang dapat diwakili oleh Menteri yang Presiden yang dapat diwakili oleh Menteri yang ditugasiditugasi

(Pasal 32 ayat (1) UU 10/2004)(Pasal 32 ayat (1) UU 10/2004)• Pembahasan RUU ‘tertentu’ dilakukan dengan Pembahasan RUU ‘tertentu’ dilakukan dengan

mengikutkan DPDmengikutkan DPD(Pasal 32 ayat (2) dan ayat (3) UU 10/2004)(Pasal 32 ayat (2) dan ayat (3) UU 10/2004)• DPD diundang oleh DPR untuk melakukan DPD diundang oleh DPR untuk melakukan

pembahasan RUU bersama pemerintah pada awal pembahasan RUU bersama pemerintah pada awal pembicaraan tingkat I, yaitu dalam hal penyampaian pembicaraan tingkat I, yaitu dalam hal penyampaian pandangan dan pendapat DPD atas RUU serta pandangan dan pendapat DPD atas RUU serta tanggapan atas pandangan dan pendapat masing-tanggapan atas pandangan dan pendapat masing-masing lembaga. Pandangan, pendapat dan masing lembaga. Pandangan, pendapat dan tanggapan tersebut dijadikan sebagai masukan untuk tanggapan tersebut dijadikan sebagai masukan untuk pembahasan lebih lanjut antara DPR dan Pemerintahpembahasan lebih lanjut antara DPR dan Pemerintah

(Pasal 43 UU 22/2003)(Pasal 43 UU 22/2003)

Page 6: Presiden dan DPR

Pengesahan RUUPengesahan RUU• RUU yang telah disetujui bersama oleh DPR dan Presiden, RUU yang telah disetujui bersama oleh DPR dan Presiden,

disampaikan oleh Pimpinan DPR kepada Presiden untuk disampaikan oleh Pimpinan DPR kepada Presiden untuk disahkan menjadi UUdisahkan menjadi UU

(Pasal 37 ayat (1) UU 10/04)(Pasal 37 ayat (1) UU 10/04)• RUU yang telah disetujui bersama tersebut disahkan oleh RUU yang telah disetujui bersama tersebut disahkan oleh

Presiden dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka Presiden dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu paling lambat 30 hari sejak RUU tersebut disetujui waktu paling lambat 30 hari sejak RUU tersebut disetujui bersama.bersama.

(Pasal 38 ayat (1) UU 10/04)(Pasal 38 ayat (1) UU 10/04)• Apabila setelah 15 hari kerja, RUU yang sudah disampaikan Apabila setelah 15 hari kerja, RUU yang sudah disampaikan

belum disahkan menjadi UU, Pimpinan DPR mengirim surat belum disahkan menjadi UU, Pimpinan DPR mengirim surat kepada Presiden untuk meminta penjelasankepada Presiden untuk meminta penjelasan

(Pasal 121 ayat (2) Tata Tertib DPR)(Pasal 121 ayat (2) Tata Tertib DPR)• Apabila RUU sebagaimana dimaksud tidak ditandatangani oleh Apabila RUU sebagaimana dimaksud tidak ditandatangani oleh

Presiden dalam waktu 30 hari sejak RUU tersebut disetujui Presiden dalam waktu 30 hari sejak RUU tersebut disetujui bersama maka RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib bersama maka RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib diundangkandiundangkan

(Pasal 38 ayat (2) UU 10/04)(Pasal 38 ayat (2) UU 10/04)

Page 7: Presiden dan DPR

Pembahasan PerpuPembahasan Perpu• Perpu adalah peraturan perundang-undangan yang Perpu adalah peraturan perundang-undangan yang

ditetapkan oleh Presiden dalam hal ikhwal kegentingan ditetapkan oleh Presiden dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa. Dalam hirarki peraturan perundang-yang memaksa. Dalam hirarki peraturan perundang-undangan Perpu diletakkan pada posisi yang sama dengan undangan Perpu diletakkan pada posisi yang sama dengan UUUU

• Pembahasan Perpu pada dasarnya sama dengan Pembahasan Perpu pada dasarnya sama dengan pembahasan RUU, perbedaan yang sangat prinsip bahwa pembahasan RUU, perbedaan yang sangat prinsip bahwa pilihan bagi DPR adalah menolak atau menerima isi Perpu pilihan bagi DPR adalah menolak atau menerima isi Perpu secara keseluruhan. Dengan demikian, tidak ada secara keseluruhan. Dengan demikian, tidak ada penambahan dan pengurangan materi Perpu oleh DPRpenambahan dan pengurangan materi Perpu oleh DPR

(Pasal 36 ayat (2) UU 10/04)(Pasal 36 ayat (2) UU 10/04)• Dalam hal RUU mengenai penetapan Perpu menjadi UU Dalam hal RUU mengenai penetapan Perpu menjadi UU

ditolak oleh DPR, maka Perpu tersebut dinyatakan tidak ditolak oleh DPR, maka Perpu tersebut dinyatakan tidak berlaku. Untuk itu selanjutnya, Presiden mengajukan RUU berlaku. Untuk itu selanjutnya, Presiden mengajukan RUU tentang pencabutan Perpu tersebut yang dapat mengatur tentang pencabutan Perpu tersebut yang dapat mengatur pula segala akibat dari penolakan tersebut.pula segala akibat dari penolakan tersebut.

(Pasal 36 ayat (3) dan (4) UU 10/04)(Pasal 36 ayat (3) dan (4) UU 10/04)

Page 8: Presiden dan DPR

YA

DPR

UU

Presiden

3

dibahas bersama

[Pasal 20 (2)]

RUU

4bmengesahkan[Pasal 20 (4)]

4cdalam hal RUU tidak disahkan, dalam waktu 30

hari, RUU tersebut sah

menjadi UU dan wajib

diundangkan[Pasal 20 (5)]

1amemegang kekuasaan

membentuk UU[Pasal 20 (1)]anggota berhak

mengajukan usul RUU

(Pasal 21)

4atidak boleh

diajukan lagi dalam persi-dangan masa

itu[Pasal 20 (3)]

4

persetujuan bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYATPembentukan UU

1bberhak

mengajukan RUU[Pasal 5 (1)]

2

RUUtertentu

ikut membahas

memberi pertimbang

an

DPD

TIDAK

13

Page 9: Presiden dan DPR

DPRPresiden

3bharus

dicabut[Pasal 22

(3)]

1 dalam hal ihwal kegentingan

yang memaksa, berhak menetapkan peraturan

pemerintah sebagai pengganti undang-undang

[Pasal 22 (1)]

2peraturan pemerintah pengganti UU itu harus mendapat persetujuan

[Pasal 22 (2)]

3amenjadi

UU

3persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYATPeraturan Pemerintah pengganti UU

TIDAK

YA

14

Page 10: Presiden dan DPR

Pengangkatan Pejabat Pengangkatan Pejabat PublikPublik

Page 11: Presiden dan DPR

Pengangkatan Pejabat Pengangkatan Pejabat Publik IPublik I

• Pejabat publik yang dalam Pejabat publik yang dalam pengangkatannya diusulkan oleh pengangkatannya diusulkan oleh DPR, dengan persetujuan DPR dan DPR, dengan persetujuan DPR dan dipilih oleh DPR. dipilih oleh DPR.

• Pejabat-pejabat dalam kelompok ini Pejabat-pejabat dalam kelompok ini dalam proses pencalonannya dalam proses pencalonannya memerlukan persetujuan melalui memerlukan persetujuan melalui Paripurna DPR sebelum disampaikan Paripurna DPR sebelum disampaikan kepada Presiden untuk diproses lebih kepada Presiden untuk diproses lebih lanjut,lanjut,

Page 12: Presiden dan DPR

Pejabat Publik dengan Pejabat Publik dengan Persetujuan DPRPersetujuan DPR

– Ketua/Wakil Ketua dan Anggota BPKKetua/Wakil Ketua dan Anggota BPK– Gubernur, Deputi Senior dan Deputi Gubernur BIGubernur, Deputi Senior dan Deputi Gubernur BI– Anggota Badan Supervisi BIAnggota Badan Supervisi BI– Hakim Agung, Ketua dan Waka dan Ketua Muda MAHakim Agung, Ketua dan Waka dan Ketua Muda MA– Anggota KPUAnggota KPU– Panglima TNIPanglima TNI– KapolriKapolri– Ketua dan Anggota Badan Pengatur Penyedian dan Ketua dan Anggota Badan Pengatur Penyedian dan

Pendistribusian BBM dan Gas Bumi pada kegiatan hilirPendistribusian BBM dan Gas Bumi pada kegiatan hilir– Pimpinan KPKPimpinan KPK– Anggota KPPUAnggota KPPU– Anggota Komnas HAMAnggota Komnas HAM– Anggota KPIAnggota KPI– Hakim KonstitusiHakim Konstitusi– Anggota KYAnggota KY– Dewan Pengawas RRIDewan Pengawas RRI

Page 13: Presiden dan DPR

Pengangkatan Pejabat Pengangkatan Pejabat Publik IIPublik II

• Pejabat publik yang dalam Pejabat publik yang dalam pengangkatannya harus pengangkatannya harus mendapatkan pertimbangan dari DPR mendapatkan pertimbangan dari DPR atau dikonsultasikan dengan DPRatau dikonsultasikan dengan DPR

• Untuk pejabat-pejabat ini dalam Untuk pejabat-pejabat ini dalam proses pencalonannya tidak proses pencalonannya tidak memerlukan persetujuan dari memerlukan persetujuan dari paripurna DPRparipurna DPR

Page 14: Presiden dan DPR

Pejabat Publik dengan Pejabat Publik dengan Pertimbangan DPRPertimbangan DPR

• Duta Besar (Pemberian Pertimbangan Duta Besar (Pemberian Pertimbangan DPR terhadap pencalonan Duta Besar DPR terhadap pencalonan Duta Besar negara-negara sahabat untuk RI dan negara-negara sahabat untuk RI dan Duta Besar RI untuk negara-negara Duta Besar RI untuk negara-negara sahabat)sahabat)

• Anggota Badan Perlindungan Anggota Badan Perlindungan Konsumen NasionalKonsumen Nasional

• Kepala Badan Pelaksana Pengendalian Kepala Badan Pelaksana Pengendalian Kegiatan Usaha Hulu di bidang MigasKegiatan Usaha Hulu di bidang Migas

• Anggota KPA Anggota KPA

Page 15: Presiden dan DPR

Persetujuan dan Persetujuan dan PertimbanganPertimbangan DPR DPR

terhadap Bukan Pejabat terhadap Bukan Pejabat PublikPublik• DPR mDPR memberikan persetujuan diantaranya:emberikan persetujuan diantaranya:

– Menyatakan perang, membuat perdamaian dan Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain serta membuat perjanjian dengan negara lain serta membuat perjanjian internasional lainnyaperjanjian internasional lainnya

– Memberikan usulan terhadap pembentukan Memberikan usulan terhadap pembentukan Pengadilan HAM Ad HocPengadilan HAM Ad Hoc

• DPR mDPR memberikan pertimbangan/pendapatemberikan pertimbangan/pendapat– Amnesti dan AbolisiAmnesti dan Abolisi– Pembukaan Kedubes/Konjen RI di luar negeriPembukaan Kedubes/Konjen RI di luar negeri

Page 16: Presiden dan DPR

Pengawasan dalam Bidang Pengawasan dalam Bidang AnggaranAnggaran

• Dalam melaksanakan fungsi pengawasan Dalam melaksanakan fungsi pengawasan anggaran, DPR melakukan pengawasan anggaran, DPR melakukan pengawasan terhadap APBN. DPR mempunyai tugas dan terhadap APBN. DPR mempunyai tugas dan wewenang membahas dan menindaklanjuti wewenang membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan oleh BPKkeuangan negara yang disampaikan oleh BPK

(Pasal 6 ayat (1) hruf f dan huruf i Tata Tertib DPR)(Pasal 6 ayat (1) hruf f dan huruf i Tata Tertib DPR)• Hasil pemeriksaan BPK diberitahukan kepada Hasil pemeriksaan BPK diberitahukan kepada

DPR dalam bentuk Hasil Pemeriksaan DPR dalam bentuk Hasil Pemeriksaan Semester dan Hasil Pemeriksaan Semester dan Hasil Pemeriksaan Parsial/IndividualParsial/Individual

(Pasal 2 ayat (4) UU No. 5/74)(Pasal 2 ayat (4) UU No. 5/74)

Page 17: Presiden dan DPR

AnggaranAnggaranPasal 23Pasal 23

(1)Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai (1)Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggurg jawab untuk sebesar-secara terbuka dan bertanggurg jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. ***besarnya kemakmuran rakyat. ***

(2)Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan (2)Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah. ***Daerah. ***

(3)Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui (3)Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu.***lalu.***