Presentation1 skenario 3 kedkom.ppt
-
Upload
aditya-kuoichi -
Category
Documents
-
view
241 -
download
0
Transcript of Presentation1 skenario 3 kedkom.ppt
ASSALAMUALIKUM WR WB
SKENARIO 3
KETUA : Chintia Nilna Muna1102009062 SEKRETARIS : Anneu Rostiana
1102009036ANGGOTA : Adityo Wibhisono 1102009011
Alfisyahrin 1102009023 Bassam 1102009054
Citra Aminah Purnamasari 1102009065
Dias Nuzulia Afriani 1102009080
Julian Pratama1102008127
Dewi Ayu 1102007082 Ega Surya Setya
1102007097
STATUS GIZI DAN PHBS
Kasus gizi buruk di sejumlah daerah masih cukup tinggi, walaupun berdasarkan Riskesdas 2010 terjadi penurunan 0,5% yaitu dari 5,4% tahun 2007 jadi 4,9% pada tahun 2010. Sedangkan prevalensi gizi kurang masih tetap sebesar 13,0%. Bila dibandingkan dalam pencapaian sasaran MDG tahun 2005 yaitu 15,5% . Maka prevalensi 15,5% maka prevalensi berat kurang secara nasional harus diturunkan minimal sebesar 2,4% dalam periode 2011 sampai 2015
Dari 53 Provinsi di Indonesia 18 provinsi masih memiliki prevalensi berat kurang di atas angka prevalensi nasional yaitu berkisar 18,5% di provinsi Banten sampai 30,5% di provinsi Nusa tenggara Barat.
Salah satu cara menurunkan kasus gizi buruk adalah dengan Pemberian makanan tambahan (PMT) kepada para balita. PMT dapat dilakukan di posyandu-posyandu melalui program revitalisasi posyandu.
Selain itu peran kesehatan lingkungan amatlah penting. Lingkungantempat tinggal harus memenuhi syarat hidup sehat, dan perilaku harus diubah menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Diharapkan masyarakat sekitar dapat menggalakan kepedulian social sesuai dengan syariah islam (jihad sosial)
SASARAN BELAJAR
LO 1 Memahami dan menjelaskan status gizi pada anak Definisi Klasifikasi Penilaian status gizi (antropometri)
LO 2 Memahami dan menjelaskan gizi buruk2.1 Definisi2.2 Etiologi2.3 Pencegahan 2.4 PengobatanLO 3 Memahami dan menjelaskan posyandu3.1 Definisi3.2 Fungsi dan tujuan3. 3 Program 3.4 Stratifikasi3.5 Kegiatan posyandu dan system pelayanan 5 meja
LO 4 Memahami dan menjelaskan lingkungan perumahan dan rumah yang memenuhi syarat kesehatan
4.1 Rumah memenuhi syarat kesehatan4.2 Lingkungan perumahan yang memenuhi syarat
kesehatan4.3 Cegah TB dengan lingkungan dan rumah yang sehatLO 5 Memahami dan menjelaskan PHBS5.1 Pentingnya PHBS5.2 Manfaat PHBS5.3 Indikator PHBSLO 6 Memahami dan menjelaskan jihad sosial
LO 1 Memahami dan menjelaskan status gizi pada anak
Penilaian Status Gizi Anak Ada beberapa cara melakukan penilaian
status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain
Variabel penilain status gizi : Umur Berat badan Tinggi badan
NoIndeks yang dipakai
Batas Pengelompokan
Sebutan Status Gizi
1 BB/U < -3 SD Gizi buruk
- 3 s/d <-2 SD Gizi kurang
- 2 s/d +2 SD Gizi baik
> +2 SD Gizi lebih
2 TB/U < -3 SD Sangat Pendek
- 3 s/d <-2 SD Pendek
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Tinggi
3 BB/TB < -3 SD Sangat Kurus
- 3 s/d <-2 SD Kurus
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Gemuk
1.2 klasifikasi status gizi
NoIndeks yang digunakan
InterpretasiBB/U TB/U BB/TB
1 Rendah Rendah Normal Normal, dulu kurang gizi
Rendah Tinggi Rendah Sekarang kurang ++
Rendah Normal Rendah Sekarang kurang +
2 Normal Normal Normal Normal
Normal Tinggi Rendah Sekarang kurang
Normal Rendah TinggiSekarang lebih, dulu kurang
3 Tinggi Tinggi Normal Tinggi, normal
Tinggi Rendah Tinggi Obese
Tinggi Normal TinggiSekarang lebih, belum obese
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
1.3 Penilaian status gizi ( antropometri)
Metode penelitian status gizi A. Secara langsung
1. Antropometri2. Biokimia3. Biofisik
B. Tidak langsung1. Survei konsumsi2. Statistik vital3. Faktor ekologi
D. UmurE. Berat BadanF. Tinggi badan
LO 2 Memahami dan menjelaskan gizi buruk
2.1 DefinisiGizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang
disebabkan karena kekurangan asupan energi dan protein juga mikronutrien dalam jangka waktu lama
2.2 EtiologiPenyebab terjadinya gizi buruk secara
langsung antara lain:1. Penyapihan yang terlalu dini2. Kurangnya sumber energi dan protein dalam makanan TBC
3. Anak yang asupan gizinya terganggu karena penyakit bawaan seperti
jantung atau metabolisme lainnya. Penyebab tidak langsung:
1. Daya beli keluarga rendah/ ekonomi lemah2. Lingkungan rumah yang kurang baik3. Pengetahuan gizi kurang4. Perilaku kesehatan dan gizi keluarga kurang
2.3 Pencegahan
Pencegahan gizi buruk1. Pemberian makanan tambahan pemulihan (MP-ASI) kepada balita gakin yang berat badannya tidak naik atau gizi kurang2. Penyelenggaraan PMT penyuluhan setiap bulan di posyandu3. Konseling kepada ibu-ibu yang anaknya mempunyai gangguan pertumbuhan
2.4 Ada tiga tipe gizi buruk, antara lain:
1. Marasmus: Anak sangat kurus,
wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel, rambut tipis, jarang, kusam, berubah warna, kulit keriput karena lemak di bawah kulit berkurang, iga gambang, bokong baggy pant, perut cekung, wajah bulat sembab.
2. Kwarsiorkor: rewel, apatis, rambut tipis, warna jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, kedua punggung kaki bengkak, bercak merah kehitaman, di tungkai atau bokong.
3. gabungan marasmus dan kwasirkhor
2.5 Tatalaksana kasus gizi buruk
Menyediakan biaya rujukan khusus untuk gizi buruk gakin baik di puskesmas/RS (biaya perawatan dibebankan pada PKPS BBM)
Kunjungan rumah tindak lanjut setelah perawatan di puskesmas/RS
Menyediakan paket PMT (modisko, MP-ASI) bagi pasien paska perawatan
Meningkatkan ketrampilan petugas puskesmas/RS dalam tatalaksana gizi buruk
LO 3 Memahami dan menjelaskan posyandu
DefinisiPosyandu adalah suatu wadah komunikasi
ahli teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana.
SasaranSasaran Posyandu : Bayi/Balita. Ibu hamil/ibu menyusui. WUS dan PUS.
3.2 Tujuan penyelenggara Posyandu
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil, melahirkan dan nifas)
2. Membudayakan NKKBS. 3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan
masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
3.3 Stratifikasi Posyandu
1. Posyandu Pratama (warna merah)Posyandu tingkat pratama adalah Posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas
2. Posyandu Madya (warna kuning)Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata – rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KIA, KB, Gizi dan Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50%.
3. Posyandu Purnama (warna hijau)Posyandu pada tingkat purnama adalah Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali per tahun, rata – rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%4. Posyandu Mandiri (warna biru)Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK.
3.4 Kegiatan Posyandu dan system pelayanan 5 meja
1. Kesehatan Ibu dan AnakIbu Hamil
a. Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi
b. pengukuran tekanan darah dan pemberian imunisasi Tetanus Toksoid.
c. dengan pemeriksaan tinggi fundus/usia kehamilan
Ibu Nifas dan Ibu MenyusuiPelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:
A . Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir (vagina)
B. Pemberian vitamin A dan tablet besiC. Perawatan payudaraD. Senam ibu nifasE. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan
tersedia ruangan, dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
Bayi dan Anak BalitaA. Penimbangan berat badanB. Penentuan status pertumbuhanC. PenyuluhanD. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas
dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
2. Keluarga BerencanaPelayanan KB di Posyandu yang dapat
diselenggarakan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan suntukan KB, dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang dilakukan pemasangan IUD.3. Imunisasi
Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.
4. Gizipenimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul Yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik.
Pencegahan dan pengendalian diare
Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain penyuluhan, pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang disediakan.
3.5 Pelayanan yang diberikan kader sesuai dengan sistem lima meja yang ditetapkan di Posyandu (Depkes RI, 2003) yaitu 1. Meja I, pada meja ini dilakukan kegiatan yaitu
pendaftaran, pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur.
2. Meja II, pada meja ini dilakukan kegiatan yaitu penimbangan balita dan ibu hamil
3. Meja III, pada meja ini dilakukan kegiatan yaitu pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat).
4. Meja IV, pada meja ini dilakukan kegiatan yaitu diketahui berat badan anak naik/tidak naik penimbangan di meja II, mengetahui ibu hamil dengan risiko tinggi dan PUS yang belum ber – KB penyuluhan kesehatan, pelayanan PMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil dan kondom.
5. Meja V, pemberian imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, pelayanan kontrasepsi IUD dan suntikan.
Untuk meja I sampai IV kegiatan dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan di antaranya dokter, bidan, dan juru imunisasi.
LO 4 Memahami dan menjelaskan lingkungan perumahan dan rumah yang memenuhi syarat kesehatan
Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman menurut Kepmenkes No 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah : 1. Lokasi 2. Kualitas udara 3. Kebisingan dan Getaran
Prasarana dan Sarana Lingkungan Pemukiman:Memiliki taman bermain untuk anak, sarana
rekreasi kel dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan
Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit
Memiliki sarana jln lingk dengan ketentuan konstruksi jln tidak menganggu kes, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyadang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata
Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan
Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan
Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah RT harus memenuhi syarat kesehatan
Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kes, kom, t4 kerja, t4 hiburan, t4 pendidikan, kesenian, dll
Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya
Tempat pengelolaan makanan harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan yg dapat menimbulkan keracunan
Adapun Persyaratan Rumah Tinggal Menurut Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah: 1. Bahan bangunan 2. Komponen dan Penataan Ruang 3. Pencahayaan 4. Kualitas udara
Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.
Penyediaan airTersedia sarana penyediaan air bersih dengan
kapasitas minimal 60 liter/ orang/hari;Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan
air bersih dan/atau air minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.
Pembuangan Limbah Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak
mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;
Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.
Kepadatan hunian Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang tidur.
LO 5 Memahami dan menjelaskan PHBS
• Indikator PHBSPersalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Memberi ASI ekslusifMenimbang balita setiap bulanMenggunakan air bersihMencuci tangan dengan air bersih dan sabunMenggunakan jamban sehatMemberantas jentik dd rumah sekali semingguMakan buah dan sayur setiap hariMelakukan aktivitas fisik setiap hariTidak merokok di dalam rumah .
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu :
Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan
menggunakan sabunMengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolahMenggunakan jamban yang bersih dan sehatOlahraga yang teratur dan terukurMemberantas jentik nyamukTidak merokok di sekolahMenimbang berat badan dan mengukur tinggi
badan setiap 6 bulanMembuang sampah pada tempatnya
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Tempat - Tempat Umum yaitu :
Menggunakan air bersihMenggunakan jambanMembuang sampah pada tempatnyaTidak merokok di tempat umumTidak meludah sembaranganMemberantas jentik nyamuk
LO 6 Memahami dan menjelaskan jihad sosial
Jihad sosial yaitu sikap atau tindakan yang membutuhkan kesungguhan, seperti kesungguhan dalam bersumpah, kesungguhan orang tua dalam memaksa anaknya agar mengganti aqidah, kesungguhan seseorang meraih sesuatu dengan segala kemampuan.
Karakteristik JihadJihad dengan al-Quran“(inilah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya
kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang.” (Ibrahim[14]: 1)
Jihad dengan hartaJihad dengan harta merupakan perjuangan yang
memiliki dimensi spiritual yang sangat tinggi, sebab tidak semua orang memiliki kesadaran berkorban dijalan Allah dengan harta mereka. Atas dasar itu, maka setiap pengorbanan dengan harta di jalan Allah, diganjar oleh Allah dengan derajat dan kemuliaan (QS. al-Nisa [4]: 49-96) dan (QS. at-Taubah [9]: 20)
Jihad dengan Jiwa (anfus)Jihad bil al anfus ,erupakan jihad tertinggi yang
dilakukan sepanjang hayat manusia terutama dalam menjalankan tugas kekhalifannya di muka bumi
Dimensi-dimensi JihadJihad di Bidang Sosial PendidikanPendidikan merupakan proses pembentukan
karakter dan kepribadian seseorang sehingga pendidikan juga merupakan salah satu bentuk Jihad dalam kehidupan.
Jihad di Bidang Sosial EkonomiJihad sosial ekonomi adalah gerakan
memperjuangkan kehidupan ekonomi lebih baik.
Jihad Sosial KemasyarakatanJihad sosial kemasyarakatan dilakukan sebagai
bentuk upaya memberikan bantuan dan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah di bidang pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Azwar, A. 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber
Daya. 2. Lubis, P. 1989. Perumahan Sehat. Jakarta: Depkes RI 3. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta 4. Walton, P. 1991. Environment Health. New York: Academic Press 5. Kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Pasal "Ahlus Sunnah
Wal Jama'ah Menegakkan Jihad Fii Sabiilillaah Bersama Ulil Amri". Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam.
6. Departemen Kesehatan RI, Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota
Sehat Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2002. 7. Departemen Kesehatan RI, Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota, Jakarta 2004.