Presentation1 Pielonefrtis

25
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PIELONEFRITIS Di susun Oleh : Konny Liane Rako Frisilia Lintong Junike Tarek Junita Toar Vetrilia Karwur Swinly Lonto

Transcript of Presentation1 Pielonefrtis

Slide 1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PIELONEFRITISDi susun Oleh :Konny Liane RakoFrisilia LintongJunike TarekJunita ToarVetrilia KarwurSwinly LontoKONSEP DASAR1.DefinisiPielonefritis merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tubulus, dan jaringan interstisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik ke ginjal. Meskipun ginjal menerima 20% - 25% curah jantung, bakteri jarang mencapai ginjal melalui darah; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3%.

2.EtiologiEscherichia coliInfeksi biasanya berasal dari daerah kelamin yang naik ke kandung kemih.Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air kemih (misalnya batu ginjal atau pembesaran prostat)Infeksi juga bisa dibawa ke ginjal dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah.kehamilankencing maniskeadaan-keadaan yang menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.

3. PatofisiologiBakteri Masuk ke dalam pelvis ginjal dan terjadi inflamasi.Inflamasi ini menyebabkan pembekakan daerah tersebut, dimulai dari papila dan menyebar ke daerah korteks. Infeksi terjadi setelah terjadinya cytitis, prostatitis (asccending) atau karena infeksi steptococcus yang berasal dari darah (descending).4. KlasifikasiPyelonefritis dibagi menjadi 2 macam yaitu :Pyelonefritis akut.Pyelonefritis kronik.

5. Manifestasi KlinikPyelonefritis akutGejala biasanya timbul secara tiba-tiba berupa demam, menggigil, nyeri di punggung bagian bawah, mual dan muntah. Beberapa penderita menunjukkan gejala infeksi saluran kemih bagian bawah, yaitu sering berkemih dan nyeri ketika berkemih. Bisa terjadi pembesaran salah satu atau kedua ginjal. Kadang otot perut berkontraksi kuat, bisa terjadikolik renalis, dimana penderita merasakan nyeri hebat yang disebabkan oleh kejang ureter. Kejang bisa terjadi karena adanya iritasi akibat infeksi atau karena lewatnya batu ginjal. Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan lebih sulit untuk dikenali pada pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau hematuria dengan bau yang tajam, selain itu juga adanya peningkatan sel darah putih.Pyelonefritis kronikPyelonefritis kronik terjadi akibat infeksi yang berulang-ulang.Sehingga kedua ginjal perlahan-lahan mejadi rusak.a) Adanya serangan Pyelonefritis akut yang berulang-ulang biasanya tidak mempunyai gejala yang sfesifik.b) Adanya keletihan.c) Sakit kepala, nafsu makan rendah dan berat badan menurun.d) Adanya poliuria, haus yang berlebihan, azotemia, anemia, asidosis, proteinuria, pyuria, dan kepekatan urin menurun.e) Kesehatan pasien semakin menurun, pada akhirnya pasien mengalami gagal ginjal.f) Ketidaknormalan kalik dan adanya luka pada daerah korteks.g) Ginjal mengecil dan kemampuan nefron menurun dikarenakan luka pada jaringan.

6.KomplikasiPielonefritis kronik adalah penyakit ginjal stadium akhir(mulai dari hilangnya progresifitas nefron akibat inflamasi kronik dan jaringan parut)hipertensi, danpembentukan batu ginjal (akibatinfeksi kronik disertai organisme pengurai-urea, yang mengakibatkan terbentuknya batu).7. Pemeriksaan PenunjangUrinalisisBakteriologisKultur urine Hitung koloni Metode tesUrogram intravena (IVU).Pielografi (IVP)

8.PenatalaksanaanPielonefritis Akut :pasien pielonefritis akut beresiko terhadap bakteremia dan memerlukan terapi antimikrobial yang intensif. Terapi parentral di berikan selama 24-48 jam sampai pasien afebril. Pada waktu tersebut, agens oral dapat diberikan. Pasien dengan kondisi yang sedikit kritis akan efektif apabila ditangani hanya dengan agens oral. Untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri yang tersisa, maka pengobatan pielonefritis akut biasanya lebih lama daripada sistitis.

Masalah yangmungkin timbul dalam penanganan adalah infeksi kronik atau kambuhan yang muncul sampai beberapa bulan atau tahun tanpa gejala. Setelah program antimikrobial awal, pasien dipertahankan untuk terus dibawah penanganan antimikrobial sampai bukti adanya infeksi tidak terjadi, seluruh faktor penyebab telah ditangani dan dikendalikan, dan fungsi ginjal stabil. Kadarnya pada terapi jangka panjang.

Pielonefritis kronik:agens antimikrobial pilihan di dasarkanpada identifikasi patogen melalui kultur urin, nitrofurantion atau kombinasi sulfametoxazole dan trimethoprim dan digunakan untuk menekan pertumbuhan bakteri. Fungsi renal yang ketat, terutama jika medikasi potensial toksik.

PengobatanMengurangi demam dan nyeri dan menentukan obat-obat antimikrobial seperti trimethroprim-sulfamethoxazole (TMF-SMZ, Septra), gentamycin dengan atau tanpa ampicilin, cephelosporin, atau ciprofloksasin (cipro) selama 14 hari. Merilekskan otot halus pada ureter dan kandung kemih, meningkatkan rasa nyaman, dan meningkatkan kapasitas kandung kemih menggunakan obat farmakologi tambahan antispasmodic dan anticholinergic seperti oxybutinin (Ditropan) dan propantheline (Pro-Banthine)Pada kasus kronis, pengobatan difokuskan pada pencegahan kerusakan ginjal secara progresif.

ASUHAN KEPERAWATANA.PengkajianDalam melakukan pengkajian pada klien pielonefritis menggunakan pendekatan bersifat menyeluruh yaitu :1. Data biologis meliputi :Identitas Klien- Nama:- Usia / Tanggal Lahir:- Jenis Kelamin:- Suku Bangsa:- Status Pernikahan:- Agama:- Pekerjaan:- Diagnosa Medik:- Tanggal Masuk:- Tanggal Pengkajian:- No. RM:Identitas penanggung- Nama:- Usia:- Jenis kelamin:- Alamat:- Pekerjaan:- Hubungan dengan Klien:

2.Riwayat kesehatan :Keluhan utamaKeluhan yang paling dirasakan oleh klien saat dikaji.Riwayat kesehatan sekarangPenjelasan dari keluhan utama, diuraikan dalam konsep PQRSTRiwayat kesehatan dahuluMengidentifikasi riwayat kesehatan yang memiliki hubungan dengan atau memperberat keadaan penyakit yang sedang diderita saat ini.Riwayat kesehatan keluargaMengidentifikasi apakah di keluarga ada riwayat penyakit menular atau turunan atau keduanya.

- Bila ditemukan riwayat penyakit menular, dibuat struktur keluarga dimana diidentifikasi individu-individu yang tinggal serumah. Tidak dalam bentuk genogram.- Bila ditemukan riwayat penyakit turunan, dibuat genogram dalam minimal tiga generasi.

3.Pengkajian fisik :UmumTanda-tanda vitalSistem Perkemihan,khusus pada sistem perkemihan seperti di lakukan tindakan seperti berikut: -Palpasi kandung kemih-Infeksi darah meatus -Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernian urine - Pengkajian pada costovertebralisSistem PenglihatanSistem PendengaranSistem PernafasanSistem KardiovaskulerSistem EndokrinSistem GenetaliaSistem MuskuluskeletalSistem IntegumenSistem Syaraf

4.Pola Aktifitas Sehari-hari:Nutrisi1. Kaji jumlah,cara ,jenis cairan yang biasa diminum pasien dan perbedaan frekuensi minum klien sebelum masuk rumah sakit dan saat di rawar di rumah sakit.2. Kaji jumlah,cara ,jenis makanan yang biasa dimakan pasien dan perbedaan frekuensi makan klien sebelum masuk rumah sakit dan saat di rawar di rumah sakit.Eliminasi1. Kaji frekuensi, urgensi, dan jumlah urine output.2. Kaji perubahan warna urin.3. Kaji adanya darah dalam urin.4. Disuria; kapan keluhan ini terjadi : pada saat urinasi, pada awal urinasi, atau akhir urinasi.5. Hesitancy; mengedan nyeri selama atau sesudah urinasi.6. Konstipasi dapat menyumbat sebagian urethra, menyebabkan tidak adekuatnya pengosongan kandung kemih.

IstirahatPersonal Higiene

5.Data Psikologis, Sosial dan Spiritual :Data PsikologisDalam data psikologis terdiri dari status emosi, kecemasan, pola koping, gaya komunikasi dan konsep diri (gambaran diri, harga diri, dll)Data Sosialdalam data sosial Berisi hubungan dan pola interaksi klien dengan keluarga dan masyarakat.Data SpiritualMengidentifikasi tentang keyakinan hidup, optimisme terhadap kesembuhan penyakit, gangguan dalam melaksanakan ibadah.

B.Diagnosa Keperawatan1.Perubahannutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d hipertermi, perubahan membran mukosa, kurang nafsu makan2.Nyeri akutb.d proses peradangan / infeksi3.Ansietas b.d hematuria, kurang pengetahuan tentang penyakit dan tujuan pengobatan

C. PerencanaanDp. 1 :Perubahannutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d hipertermi, perubahan membran mukosa, kurang nafsu makanTujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatanselama 3x 24 jam pasien merasa nafsu makan bertambah.Batasan karateristik :Subjektif :kram abdomen, melaporkan perubahan sensasi rasa, merasa kenyang setelah mengingesti makanan, merasakan ketidakmampuan mengingesti makanan.Objektif :adanya bukti kekurangan makanan, bising usus hiperaktif, konjungtiva dan membran mukosa pucat, tonus otot buruk.Kriteria Hasil :menunjukkan status gizi : asupan makanan, cairan dan zat gizi.

NoIntervensiRasional1.Mandiri

Pantau/ catat permasukan diet

Membantu dan mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet. Kondisi fisik umum, gajala uremik (contoh : mual, anoreksia, gangguan rasa) dan pembatasan diet multiple mempengaruhi pemasukan makanan.

2.Tawarkan perawatan mulut sering/cuci denganlarutan (25%) cairan asam asetat. Berikan permen karet, permen keras, penyegar mulut diantara makan

Membran mukosa menjadi kering dan pecah. Perawatan mulut menyejukkan, meminyaki dan membantu menyegarkan rasa mulut yang sering tidak nyaman pada uremia dan membatasi pemasukan oral. Pencucian dengan asam asetat membantu menetralkan amonea yang dibentuk oleh perubahan urea.

3.Berikan makanan sedikit tapi sering

Meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dengan status uremik/menurunnya paristaltik

4.Kolaborasi :

Konsul dengan ahli gizi/tim pendukung nutrisi

Menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi dalam pembatasan,dan mengidentifikasi rute paling efektif dan produknya, contoh tambahan oral, makanan selang hiperalimentasi

5.Batasi kalium, natrium dan pemasukan fosat sesuai indikasi

Pembatasan elektrolit ini dibutuhkan untuk mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut, khususnya bila dialisis tidak menjadi bagian pengobatan, dan atau selama fase penyembuhan.

6.Awasi pemeriksaan labiratorium, contoh; BUN, albumin serum, transferin, natrium dan kalium.Indikator kebutuhan nutrisi, pembatasan, dan kebutuhan / efektivitas terapi.Dp. 2 : Nyeri akut b.d proses peradangan, infeksi

Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatanselama 3x 24 jam pasien merasa nyaman dan nyerinya berkurang.

Batasan karakteristik:kegelisahan, perilakumelindungi, perilaku menjaga, kandung kemih tegang

Subjektif:keletihanObjektif:perubahan kemampuan untuk meneruskan aktifitas sebelumnya, perubahan pola tidur, penurunan interaksi dengan orang lain, perubahan berat badan.Kriteria Hasil: Tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih, kandung kemih tidak tegang, tenang,tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah, tidak ada posisi tubuh, tidak ada kegelisahan, tidak ada kehilangan nafsu makan.NoIntervensi Rasional 1.Mandiri :

Pantau intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat atau meringankan nyeri

Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi

2.Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat di toleran.

Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot otot

3.Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasi

Untuk membantu klien dalam berkemih

4.Pantau haluaran urine terhadap perubahan warna, bau dan pola berkemih, masukan dan haluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang

Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang di harapkan

5Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan punggung, lingkungan istirahat

Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot

6.Berikan perawatan parineal

Untuk mencegah kontaminasi uretra7.Kolaborasi :

Konsul dokter bila : sebelumnya kuning gading urine kuning, jingga gelap, berkabut atau keruh. Pla berkemih berubah, sering berkemih dengan jumlah sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih. Nyeri menetap atau bertambah sakit

Temuan temuan ini dapat memberi tanda kerusakan jaringan lanjut dan perlu pemeriksaan luas

8.Berikan analgesic sesuia kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya

Analgesic memblok lintasan nyeri sehingga mengurangi nyeri

9.Berikan antibiotic. Buat berbagi variasi sediaan minum, termasuk air segar. Pemberian air sampai 2400 ml/hari

Akibat dari haluran urin memudahkan berkemih sering dan membantu membilas saluran berkemihDp. 3 : Ansietas b.d hematuria, kurang pengetahuan tentang penyakit dan tujuan pengobatanTujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatanselama 3x 24 jam cemas pasien Hilang dan tidak memperlihatkan tanda-tanda gelisaBatasan Karakteristik :klien gelisah, tidak tenang, tanda vital abnormal, gelisah, ketakutan, gangguan tidur.Kriteria Hasil :tenang, gelisa berkurang, ketakutan berkurang, dapat beristirahat, frekuensi nafas 12-24/menit

No Intervensi Rasional 1.Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya

Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan pengobatan

2.Pantau tingkat kecemasan

Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien

3.Beri dorongan spiritual

Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada tuhan YME

4.Beri penjelasan tentang penyakitnyaAgar klien mengerti sepenuhnya dengan penyakit yang di alaminya.D. ImplementasiImplementasi yang dilakukan berdasarkan rencana keperawatan yang telah dibuat dan disesuaikan dengan kondisi pasien.E. EvaluasiEvaluasi adalah hasil dari asuhan keperawatan yang di berikan apakah sesuai dengan kriteria hasil ataukah masalah belum teratasi.

Thanks for Attention :D

God Bless