Presentation my proposal

19
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENGHISAP AIBON DI WILAYAH KECAMATAN LEBONG SAKTI TAHUN 2013 Disusun oleh : NOPA ARYOPIS NIM P00320110 064 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU PRODI KEPERAWATAN CURUP 2013

Transcript of Presentation my proposal

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENGHISAP AIBON

DI WILAYAH KECAMATAN LEBONG SAKTI

TAHUN 2013

Disusun oleh :

NOPA ARYOPIS

NIM P00320110 064

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

PRODI KEPERAWATAN CURUP

2013

A. LATAR BELAKANG

Penyalahgunaan napza dari tahun ketahun meningkat, sedangkan fenomenaNapza itu sendiri bagaikan gunung es (ice berg) yang tampak dipermukaan lebih kecildibandingkan dengan yang tidak tampak. (Hawari, 2006)

Lem aibon merupakan NAPZA yang sangat mudah didapat karenakeberadaannya legal (sebagai lem). Hal ini yang menyebabkan penyalahgunaanpemakaian lem ini sangat cepat perkembangannya terutama di dunia anak remaja(Yosef, 2008)

Fenomena menghirup uap lem aibon kini sudah bukan sesuatu yang asinglagi bagi kalangan remaja. Kegiatan seperti ini sudah menjadi suatu hal yang lazim dansering diperlihatkan anak-anak remaja dan anak jalanan dimuka umum. Maraknyakebiasaan anak-anak remaja yang menghisap lem aibon seolah sudah menjadikebutuhan sehari-hari bagi mereka. Pemandangan yang sangat miris ini sering kitalihat ditempat-tempat seperti jembatan penyebrangan jalan, terminal, stasiun danbanyak lagi..( Yosep, 2008)

Berdasarkan data resmi yang dikeluarkan BNN , saat ini Bengkulu mendudukipringkat ke 13 di Indonesia dalam hal mengkonsumsi narkotika dan obat obatan yang berbahaya(NAPZA). Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang atau NAPZA dari tahun ini terjadi peningkatan. Sejak Januari hingga April tahun ini tindakpenyalahgunaan narkotika mencapai 57 kasus. (BNN, 2012)

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

D. Manfaat Penelitian

E. Ruang Lingkup Penelitian

F. Keaslian Penelitian

A. Konsep Teori Remaja1. Remaja

Masa remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak-anakdan dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan social. Dalamkebanyakkan budaya, remaja dimulai pada kira-kira usia 10-13 tahun dan berakhirkira-kira usia 18-22 tahun. ( John W. Santrock, 2003)

WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batas usia remaja.Selanjutnya WHO menyatakan walaupun definisi diatas terutama didasarkan padausia kesuburan wanita, batasan tersebut berlaku juga untuk remaja pria dan WHOmembagi kurun usia tersebut dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun danremaja akhir 15-20 tahun.( Sarlito, 2007)2. Tumbuh kembang remaja3. Kenakalan remaja

menurut Santrock (2007) , Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilahJuvenile berasal dari bahasa Latin juvenilis, yang ertinya anak-anak, anakmuda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada masaremaja, sedangkan delinquent berasal dari bahasa latin “delinquere” yangbererti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadijahat, nakal, anti sosial, kriminal, kutu dan sebagainya

4. Usaha Pencegahan Atau Pengurangan Tingkat Kenakalan Remaja

Usaha yang dilakukan oleh pemerintah dapat meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: Penerangan tentang maslah generasi mudaMemberikan sanksi yang tegasMendirikan pusat-pusat pelatihan dan rehabilitasiMendirikan lembaga-lembaga pendidikan formalUsaha yang dilakukan oleh pihak sosial dapat meliputi organisasi kemasyarakatanMengadakan kegiatan-kegiatan sosial melalui organisasi kemasyarakatanMendirikan lembaga-lembaga pendidikan swastaMendirikan lembaga-lembaga sosial masyaraka RT dan RW (Groupsyariah, 2012)

5. Usaha Yang Sifatnya BimbinganUsaha ini dapat mencakup hal-hal sebagai berikut: Berusaha untuk mengerti pribadi individu dan anak terus dibimbing agar lebih dapat memahami

cirri pribadi dan minatnya dalam menghadapi masa depannya. Menanamkan kesadaran agar anak bersemangat mencapai hasil sebaik-baiknya dalam kehidupan

sehari-hari. Memberikan simpati atau kasih sayang secukupnya dengan tindakan berlebihan. Menanamkan nilai-nilai spiritual atau nilai-nilai agama pada diri anak sebaik mungkin. Untuk

masalah ini, yang paling penting dan efektif adalah contoh keteladanan dari orang tuanya sendiriuntuk taat dalam beragama.

Menimbulkan sikap mental suka membantu orang lain, atau anak terus dibimbing untukmempunyai jiwa kepedulian sosial yang tinggi.

(Groupsyariah, 2012)

B. Konsep teori NAPZA1. Definisi

NAPZA adalah bahan / zat yang dapatmempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapatmenimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropikadan Zat Adiktif lainnya (Partodiharjo Subagyo, 2008)

2. jenis- jenis napza Narkotika Psikotropika Zat adiktif lainnya

3. Mekanisme kerja NAPZA dalam tubuhMenurut partodiharjo ( 2008), cara pemakaian obat dapatdibedakan atas: Melalui saluran pernapasan Melalui saluran pencernaan Melalui aliran darah

4. Dampak-dampak dari NAPZA

Menurut partodiharjo (2008),

Dampak terhadap fisik

Sakaw, bunuh diri: mati

Kriminalitas: mati terbunuh

Overdosis: mati

Penyakit berbahaya: mati

Dampak terhadap mental dan moral.

Dampak terhadap keluarga, masyarakat dan bangsa.

5. Faktor pendorong keinginan memakai NAPZA

Menurut Partodiharjo (2008)

Ingin tahu dan ingin mencoba rasa memakai NAPZA ( pada anak muda)

Ingin dianggap lebih hebat dari orang lain ( pada orang muda)

Ingin membuktikan kesetiaan kawanan (pada anak muda)

Dianggap cara tepat untuk mengatasi perasaan kecewa, jengkel, prustasi.

Dianggap cara yang paling mudah untuk menghalau rasa sakit pada tubuh (pada penderitapenyakit yang kronis)

Dianggap cara paling mudah dan ampuh untuk mendapatkan perasaantenang, tentram, damai, atau gembira.

Dianggap cara paling mudah untuk melangsingkan tubuh.

Dianggap metode sederhana untuk belajar giat dan bekerja keras dalam mengatasi masalahyang menumpuk dan harus dihadapi tanpa tidur

6. Faktor penyebab penyalahgunaan danketergantungan NAPZA Faktor NAPZA

Faktor individu

Perubahan Biologik

Perubahan psikologis

Perubahan social

Faktor Lingkungan

Lingkungan keluarga

Faktor teman sebaya

lingkungan sekolah

Lingkungan masyarakat

Faktor Sosial Budaya

7. Tingkat Pemakai NAPZA

Pemakaian coba-coba (eksperimentuse),

Pemakaian social atau rekreasi(social/recreational use)

Pemakaian (situasional use)

Penyalahgunaan (abuse)

Ketergantungan ( dependen use)

Konsep Teori lem aibon

Definisi

Lem aibon merupakan NAPZA jenis inhalan. Inhalen ( ngelem) merupakan senyawa organic berupa gas danpelarut yang mudah menguap. Inhalen banyakterdapat di produk-produk seperti bensin, pernis, aseton untuk pembersih warna kuku, lem, pengencercat, tip-ex, semprotan, freon dan lem aibon (lemaibon merupakan inhalen yang sering dipakai anakremaja untuk ngelem).

Tanda-Tanda PemakaianInhalan ( Ngelem)

Mata merah, berkaca-kaca atau berair. Pengucapan kata-kata

yang lambat, bergumamkental dan tidak jelas. Terdapat noda cat

pada tangan atausekitar mulut. Terlihat seperti orang

mabuk. Bau bahan kimia di

dalam ruangan. Bau mulut yang tidak

biasa .(Firdinata 2012)

Gambaran klinis

Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian iniadalah desain Cross Sectional (Nursalam,2003). Dimana dalampenelitian ini variabel independen adalah faktor-faktor yang mempengaruhi sedangkan variabel dependennya adalahremaja menghisap lem aibon. Data diobservasi dandikumpulkan pada saat bersamaan.

Faktor lingkungan1. Faktor lingkungan

masyarakat2. Faktor sosial budaya3. Faktor lingkungan keluarga4. Faktor teman sebaya

1. Fakor NAPZA2. Faktor individu3. Faktor lingkungan

a. Lingkungan sekolah

Faktor yang diteliti

Faktor yang tidak diteliti

Variable independen Variable dependen

Remajamenghisap aibon

Hipotesa PenelitianHa : ada hubungan faktor lingkungan masyarakat

terhadap remaja menghisap lem aibon diwilayahkecamatan lebong sakti tahun 2013

Ha : ada hubungan faktor social budaya terhadapremaja menghisap lem aibon diwilayah kecamatanlebong sakti tahun 2013

Ha : ada hubungan faktor keluarga terhadap remajamenghisap lem aibon diwilayah kecamatan lebongsakti tahun 2013

Ha : ada hubungan faktor teman sebaya terhadapremaja menghisap lem aibon diwilayah kecamatanlebong sakti tahun 2013

Definisi Operasional

Variable Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

Faktor lingkungan

masyarakat

Tempat terjadinya sebuah

interaksi suatu system yang

berlangsung dalam kurun

waktu yang lama.

Lembar quisioner 0:berpengaruh jika skor > mean

nilai kelompok

1:tidak berpengaruh jika skor <

mean nilai kelompok

nominal

Faktor social

budaya

Faktor yang dapat

mempengaruhi karakter

individu dan kebiasaan dalam

kehidupan sehari-hari

Lembar quisioner 0:berpengaruh jika skor > mean

nilai kelompok

1:tidak berpengaruh jika skor <

mean nilai kelompok

nominal

Faktor keluarga Beberapa orang yang berada

dalam satu rumah dan saling

berinteraksi dalalm 24 jam

Lembar quisioner 0:berpengaruh jika skor > mean

nilai kelompok

1:tidak berpengaruh jika skor <

mean nilai kelompok

Nominal

Faktor teman

sebaya

Interaksi individu dengan

tingkat usia yang relative sama

melibatkan keakraban yang

lebih besar diantara individu.

Lembar quisioner 0:berpengaruh jika skor > mean

nilai kelompok

1:tidak berpengaruh jika skor <

mean nilai kelompok

Nominal

Remaja yang

menhisap aibon

Setiap individu yang berumur

12-20 tahun yang pernah

menghisap lem aibon

Lembar quisioner 0: ya

1: tidak

Nominal

Populasi Dan Sample

Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruhremaja di wilayah Kecamatan Lebong SaktiKabupaten Lebong. Yang berjumlah 1813 orang.

Sample

Dalam penelitian ini menggunakan tekniksampling non probability sampling yaitu denganpurvorsive sampling dan cluster sampling teknikpengambilan sampel berdasarkan pada suatupertimbangan tertentu yang dibuat oleh penelitiansendiri dan berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasiyang sudah diketahui sebelumnya.

1. Dengan kriteria inklusi :

2. Remaja yang pernah menghisap lem aibon

3. Bersedia menjadi Responden.

4. Bersedia mengisi Kuesioner

5. Ada dalam rentang waktu penelitian.

6. Dapat diajak berkomunikasi

Dengan kriteria inklusi :

Remaja yang pernah menghisap lem aibon

Bersedia menjadi Responden.

Bersedia mengisi Kuesioner

Ada dalam rentang waktu penelitian.

Dapat diajak berkomunikasi

Tempat Dan Waktu

Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah KecamatanLebong Sakti Kabupaten Lebong tahun 2013

Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan april sampaijuli tahun 2013

Etika Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisa Data

TRIMAKASIH

WASSALAMMUALAIKUM WR.WB