Presentation 1

18
TEORI DAN MODEL KEPEMIMPINAN Kelompok 1 Abdi Wijaya Koniyo Abdurazak Hemeto Afrilia V Patras Agung E. Nohu Alfian Ismail Amelia Rahim Andika Roli S. Tahala Aprilia Dumbi Asmirandah Ishak

description

gsssss

Transcript of Presentation 1

Page 1: Presentation 1

TEORI DAN MODEL KEPEMIMPINAN

Kelompok 1Abdi Wijaya KoniyoAbdurazak HemetoAfrilia V PatrasAgung E. NohuAlfian IsmailAmelia RahimAndika Roli S. TahalaAprilia DumbiAsmirandah Ishak

Page 2: Presentation 1

Teori dan Model Kepemimpinan Kepemimpinan adalah urusan semua orang karena

setiap manusia adalah pemimpin, minimal memimpin dirinya sendiri, serta bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Teori kepemimpinan terdiri atas teori kepemimpinan klasik dan teori kepemimpinan modern. Teori kepemimpinan klasik meliputi : (1) gaya kepemimpinan model Taylor, (2) gaya kepemimpinan model Mayo, (3) studi Iowa, (4) studi Ohio, (5) studi Michigan. Teori kepmimpinan modern meliputi : (1) teori orang besar (great man), (2) sifat-sifat (traits), (3) perilaku (behavioral), (4) situasional (kontingensi), (5) Teori jalan kecil – Tujuan (path-goal theory), (6) Teori X dan Y, (7) Teori Z

Page 3: Presentation 1

A. Transisi dalam Teori Kepemimpinan1. Teori Kepemimpinan Klasika. Gaya Kepemimpinan Model Taylor Taylor (1911), seorang ahli teknik mesin sekaligus

Bapak Manajemen Ilmiah menemukan gaya kepemimpinannya dalam memimpin perusahaan, sebagai berikut

Cara terbaik untuk meningkatkan hasil kerja ialah dengan meningkatkan teknik atau metode kerja, akibatnya manusia dianggap sebagai mesin

Fungsi pemimpin menurut teori manajemen keilmuan adalah menentapkan dan menerapkan kriteria prestasi untuk mencapai tujuan

Fokus pemimpin adalah pada kebutuhan organisasi.

Page 4: Presentation 1

Gaya Kepemimpinan Model Mayo

Studi Iowa

Gaya kepemimpinan Mayo (1920) yang terkenal dengan gerakan hubungan manusiawi merupakan reaksi dan revisi dari gaya kepemimpinan Taylor yang memperlakukan manusia seperti mesin. Mayo berpendapat bahwa dalam memimpin (1) selain mencari teknik atau metode kerja terbaik, juga harus memerhatikan perasaan dan hubungan manusia yang baik; (2) pusat-pusat kekuasaan adalah hubungan pribadi dalam unit-unit kerja; dan (3) fungsi pemimpin adalah memudahkan pencapaian tujuan anggota secara kooperatif dan mengembangkan kepribadiannya.

Penelitian kepemimpinan mula-mula dilakukan oleh Lippit & White pada tahun 1930 dari Universitas Iowa. Penelitian ini berpengaruh terhadap penelitian-penelitian berikutnya.

Dalam penelitiannya, mereka meneliti tiga klub anak-anak berumur 10 tahun. Setiap klub diminta memainkan peran tiga gaya kepemimpinan, yaitu otoriter, demokratis, dan laiza faire (semaunya sendiri). Penelitian menemukan bahwa 19 anak dari 20 anak sangat suka kepada kepemimpinan demokratis dan hanya 1 orang anak sangat senang dengan gaya kepemimpinan otoriter mungkin karena kebetulan dia anak seorang militer

Page 5: Presentation 1

d. Studi Ohio Pada tahun 1945, Biro Penelitian Bisnis Universitas Negeri Ohio

melakukan serangkaian penemuan di bidang kepemimpinan. Penelitian Ohio Menemukan empat gaya kepemimpinan seperti gambar di berikut ini

Struktur Rendah Perhatian

Tinggi Pemimpin mendorong

hubungan kerja sama harmonis

dan kepuasaan dengan

kebutuhan sosial anggota

kelompok

Struktur Tinggi Perhatian Tinggi

Pemimpin mendorong mencapai

keseimbangan pelaksanaan tugas

dan pemeliharaan hubungan

kelompok yang bersahabat

Struktur Rendah Perhatian

Rendah

Pemimpin menarik diri dan

menempati peranan pasif.

Pemimpin membiarkan keadaan

sejadinya

Struktur Tinggi Perhatian

Rendah

Pemimpin memusatkan perhatian

hanya kepada tugas. Perhatian pada

pekerja tidak penting

Tinggi

Perhatian

Rendah Struktur Inisiasi Tinggi

Page 6: Presentation 1

e. Studi Michigan

Pada tahun 1947, Kantor Riset Angkatan Laut dan Riset Survei Universitas Michigan mengadakan suatu penelitian di Newark, New York Jersey pada perusahaan asuransi Prudential. Tujuannya untuk meneliti prinsip prinsip produktivitas kelompok dan kepuasan anggota kelompok yang diperoleh dari pertisipasi mereka.

Hasi penelitian menunjukkan bahwa pengawasan pada seksi prosuksi lebih menyukai (1) menerima pengawasan dari pengawas-pengawas mereka yang bersifat terbuka dibandingkan yang terlalu ketat ; (2) sejumlah otoritas dan tanggung jawab yang ada dalam pekerjaan mereka; (3) memberikan pengawasan terbuka pada bawahannya dibandingkan pengawasan yang ketat ; dan (4) berorientasi pada pekerja daripada produksi (Likert, 1962)

Page 7: Presentation 1

2. Teori Kepemimpinan Modern

a. “Great Man” TeoriTeori awal tentang sifat ini dapat di telusuri

kembali pada zaman Yunani kuno dan zaman roma. Pada waktu itu orang percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan,bukannya dibuat. Teori the Great man menyatakan bahwa seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin akan menjadi pemimpin tanpa memperhatikan apakah ia mempunyai sifat atau tidak mempunyai sifat sebagai pemimpin.Contoh dalam sejarah ialah Napolen. Ia dikatakan mempunyai kemempuan ilmiah sebagai pemimpin, yang dapat menjadikan sebagai pemimpin besar pada setiap situasi.

Page 8: Presentation 1

b. Teori Sifat

Keith davis merumuskan empat sifat umum yang tampak memepunyai pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi.

Kecerdasan. Hasil penelitian pada umumnya membuktikan bahwa pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipimpin.Namun demikian, yang sangat menarik diri penelitian tersebut ialah pemimpin tidak bisa melampaui terlalu banyak dari kecerdasan

Kedewasan dan keluasan hubungan sosial. Pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil, karena mempunyai perhatian yang luas terhadap aktivitas-aktivitas sosial. Dia mempunyai keinginan menghargai dan dihargai.

Motivasi diri dan dorongan berprestasi. Para pemimpin secara relatif mempinyai dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi. Mereka bekerja berusha mendapatkan penghargaan yang instristik.

Sikap-sikap hubungan kemanusiaan. Pemimpin –pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan para pengikutnya dan mampu berpihak kepadanya. Dalam istilah penelitian Universitas Ohio pemimpin mempunyai perhatian, dan kalau mengikuti istilah penemuan Michigan, pemimpin berorientasi pada karyawan bukan berorientasi pada produksi.

Page 9: Presentation 1

c. Teori Perilaku

Pendekatan sifat ternyata tidak mampu menjelaskan hal-hal yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin yang efektif. Oleh karena itu, pendekatan perilaku merevisinya. Pendekatan ini berasumsi bahwa perilaku dapat dipelajari, sehingga pemimpin dapat dilatih dengan perilaku kepemimpinan yang tepat agar menjadi pemimpin yang efektif. Pendekatan ini menjelaskan bahwa perilaku kepemimpinan yang membuat seseorang menjadi pemimpin yang efektif. Pemimpin yang efektif ialahh pemimpin yang menggunakan gaya (style) yang dapat mewujudkan sasarannya, misalnya dengan mendelegasikan tugas, mengadakan omunikasi yang efektif, memotivasi bawahannya, melaksakan kontrol, dst. Para peneliti telah mengidentifikasi dua gaya keemimpinan, yaitu (1) berorientasi tugas (task oriented), dan berorientasi bawahan (employee oriented). Gaya yang berorientasi pada tugas lebih memrhatikan pada penyelesaian tugas dengan pengawasan yang ketat agar tugas selesai sesuai dengan keinginannya. Sebaliknya, gaya kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan cenderung lebih memerhatikan hubungan yang baik dengan bawahannya.

Page 10: Presentation 1

d. Teori Kepemimpinan Situasional-KontingensiPendekatan ini merevisi pendekatan perilaku yang

ternyata tidak mampu menjelaskan kepemimpinan yang ideal. Kepemimpinan yang efektif ditentukan oleh berfungsinya Pemimpin, pengikut, dan situasi secara optimal. Ada tiga sifat situasi yang mempengaruhi keefektifan kepemimpinan yaitu (1) hubungan pimpinan-bawahan yang menguntungkan situasi, ditandai hbungan yang harmonis antara atasan dengan bawahan, pemimpin diterima oleh bawahan (acceptable). (2) derajat susunan tugas yang menguntungkan, ditandai dengan pembagian tugas yang didasarkan professionalisme, pemimpin yang mampu memipin (capable). dan (3) kekuasaan formal yang menguntungkan, ditandai oleh kekuasaan yang sah (legal) dan semua tugas bawahan serta kepemimpinannya dapat dipertanggungjawabkan (accountable). Jika acceptable, capable, legal, dan accountable sudah terpenuhi, maka ia akan menjadi pemimpin yang dapat dipercaya

Page 11: Presentation 1

e. Teori Jalan Kecil – Tujuan ( Path-Goal Theory) Seperti telah diketahui secara luas pengembangan teori

kepemimpinan selain berdasarkan pendekatan kontijensi, dapat pula didekati dari teori path-goal yang menggunakan kerangka teori motivasi. Pemimpin berusaha mempengaruhi persepsi bawahannya dan memotivasikannya, dengan cara mengarahkan mereka pada kejelasan tugas-tugasnya, pecapaian tujuan, kepuasan kerja, dan pelaksanaan kerja yang efektif. Adapun usaha-usaha yang lebih spesifik yang dapat dicapai oleh pemimpin, antara lain :

Mengetahui kebutuhan-kebutuhan para bawahan untuk menghasilkan sesuatu yang bisa dikontrol pimpinan;

Memberikan insentif kepada bawahan yang mampu mencapai hasil dalam bekerja

Membuat suatu jalan yang muda dilewati oleh bawahan untuk menaikkan prestasinya dengan cara latihan dan pengarahan;

Membantu para bawahan dengan menjelaskan apa yang bisa diterapkan darinya.

Mengurangi halangan-halangan yang bisa membuat frustasi Dengan kata lain, dengan cara-cara seperti di atas,

pemimpin berusaha membuat jalan kecil (path) untuk pencapaian tujuan-tujuan (goals) para bawahannya sebaik mungkin

Page 12: Presentation 1

f. Teori X dan Y Douglas McGregor (1960) menekankan tentang pendapat

Mayo dengan teori yang dikemukakannya tentang manajemen perilaku terhadap pegawai. Teori X menekankan bahwa seorang pemimpin percaya bahwa pegawai pada dasarnya adalah malas, tidak mempunyai keinginan untuk meningkatkan produktifitas jadi perlu supervisi secara terus-menerus dan arahan secara melekat. Sedangkan teori Y menekankan pemimpin percaya bahwa pegawainya senang bekerja dengan motivasi yang timbul dari dalam dirinya, dan berusaha untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan individu dan organisasi. Perlu dicatat baha McGregor tidak merasa bahwa teori X dan Y adalah bertentangan, tetapi lebih dari suatu komponen yang berkesinambungan sehingga pemimpin harus menggabungkan komponen tersebut dalam mengelola dan memipin pegawainya.

g. Teori ZTeori Z dikemukakan oleh Ouchi (1981). Teori ini merupakan pengembangan dari teori Y dari McGregor dan mendukung gaya kepemimpinan demokratis. Komponen teori Z meliuti pengambilan keputusan dan kesepakatan, menempatkan pegawai sesuai keahliannya, menekankanpada keamanan pekerjaan, promosi yang lambat, dan pendekatan yang hoistik terhadap staf.

Page 13: Presentation 1

Perbandingan Teori X, Y, dan Z

Teori X Teori Y Teori Z

Menghindari pekerjaan jika

ada kesempatan

Tidak senang bkerja

Harus diarahkan

Mempunyai sedikit ambisi

Menghindar dari tanggung

jawab

Memerlukan supervisi ketat

Termotivasi oleh hukuman

dan hadiah

Senang untuk bekerja

Mandiri

Mempunyai tanggung jawab

Kreatif dan bekrkembang

Menggunakan pendekatan

ilmiah

Memerlukan supervisi

seperlunya berminat dalam

membantu menyelesaikan

masalah organisasi

Menekankan pada teori

humanistik

Fokus : motivasi yang lebih

kpd. Human utk.

Meningkatkan kepuasan

kerja dan menghasilkan

produksi

Karakteristik :

Pengambilan keputusan

bersama;

Supervisi secara tidak

langsung;

Menekankan pada

pendekatan holistik

Page 14: Presentation 1

Model Kepemimpinan Bush (2008) membagi model

kepemimpinan atas sembilan model, yaitu : Manajerial (managerial) Partisipatf (partisipative) Transformalsional (transformational) Interpersonal (interpersonal) Transaksional (transactional) Postmodern Kontingensi (contingency) Moral (moral) Pembelajaran (instructional)

Page 15: Presentation 1

Model kepemimpinan manajerial berasumsi bahwa focus seorang pemimpin adalah melaksanankan tugas pokok dan fungsinya dengan menggunakan kompetensinya. Otoritas dan pengaruh bersifat normal, hierarkis, dan birokratis.

Model kepemimpinan partisipatif berasumsi bahwa proses pengambilan keputusan di ambil bersama-sama kelompok akan mendapat dukungan kelompok dalam pengimplementasian keputusan tersebut. Partisipasi mengundang kelompok. Kelompok yang di undang merasa di hargai dan dilibatkan. Keterlibatan akan menimbulkan sikap demokratis, meningkatkan keefetktifan tim dan lembaga, serta rasa tanggung jawab. Rasa bertanggung jawab dapat menimbulkan rasa memiliki. Rasa memiliki dapat menimbulkan turut memelihara.

Model kepemimpinan tranformasional adalah model yang komprehensif yang menggunakan pendekatan normative. Model ini lebih sentralistik, lebih mengarahkan, lebih mengontrol system. Jika model ini berjalan optimal, maka model ini melibatkan stake holders dalam mencapai tujuan.

Page 16: Presentation 1

Model kepemimpinan interpersonal lebih menekankan pada hubungan dengan teman sejawat dan hubungan antarpribadi. Model ini lebih mengutamakan pendekatan pribadi dalam mempengaruhi pengikutnya. Model kepemimpinan transaksional adalah hubungan antara pemimpin dengan pengikut berdasarkan kesepakatan nilai atau proses pertukaran (transaksi terutama uang). Transaksi diharapkan menguntungkan kedua belah pihak. Pemimpin yang menggunakan kepemimpinan transaksional dapat menimbulkan money politic dalam pemilihan pemimpin dan pemilihan kontarktor suatu proyek.

Kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang mempengaruhi orang lain berdasarkan pada pertukaran beberapa sumber-sumber yang berharga berdasarkan kesepakatan. Definisi Millierbdan Millier’s (2001) merujuk pada kepemimpinan transaksional sebagai proses pertukaran. Esensi dari kepemimpinan transaksional adalah kesepakatan antara pemimpin dengan yang dipimpin yang saling menguntungkan. Dengan kata lain, pemimpin dapat bagian apa? Yang dipimpin dapat kebagian apa?

Model kepemimpinan postmodern mengizinkan menggunakan kepemimpinan demokratis. Fokusnya pada visi yang dikembangkan oleh pemimpin. Pemimpin harus penuh perhatian pada budaya dan lambing-lambang makna yang dibentuk oleh individu atau kelompok. Model ini juga berfokus pada interpretasi individu.

Page 17: Presentation 1

Model kepemimpinan kontingensi lebih focus pada situasi dan mengevaluasi cara menyesuaikan perilakunya dengan lingkungan

Model kepemimpinan moral berfokus pada nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan dan etika. Model ini berdasarkan rasional normative, rasional berdasarkan pertimbangan normal/salah. Kepemimpinan moral mengasumsikan bahwa focus utama dalam kepemimpinan sebaiknya pada nilai, kepercayaan, dan etika pimpinan. Kekuasaan dan pengaruh dijabarkan dari konsep devensif dari apa yang benar dan baik (Leithwood, et al., 11990: 10).

Kepemimpinan instruksional adalah kepemimpinan yang memfokuskan pada pembelajaran oleh guru kepada siswanya. Targetnya adalah kualitas pembelajaran siswa melauli gurunya (Bush 2008). Peningkatan kualitas pembelajaran membutuhkan pendekatan pengembangan kepemimpinan yang berfokus pada kepemimpinan instruksional. Hal ini berarti berusaha untuk mengubah pola piker pemimpin untuk memperhatikan proses belajar dan mengajar sebagai pusat dari peran mereka (Bush, 2008).

Page 18: Presentation 1

Thanks