Presentation 1
-
Upload
luthfita-rahmawati -
Category
Documents
-
view
215 -
download
1
description
Transcript of Presentation 1
IDENTITAS
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : LK
Umur : 38 tahun
Alamat : Jl. Sukapura, Cilincing
Status : menikah
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 10 Oktober 2015
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke RS Islam Jakarta Sukapura dengan keluhan batuk darah sejak ± 4 jam SMRS. Batuk darah berupa percikan berwarna merah kehitaman bercampur dahak keputihan. Batuk darah baru dirasakan 1 hari ini saja. Sebelumnya pasien mempunyai keluhan batuk lama ± 2 bulan, namun dahaknya sulit keluar. Pasien mengeluh sesak dirasakan sudah dari ± 1 bulan yang lalu. Sesak bertambah berat, namun dapat menghilang kembali. Sesak dirasakan memberat pada malam hari. Pasien merasa lemas dan nafsu makan menurun sehingga pasien merasa badannya semakin kurus. 1 hari sebelumnya pasien merasakan pusing berputar dan tidak bergairah untuk melakukan aktivitas sehari – hari. Keluhan tidak disertai nyeri dada, jantung tidak terasa berdebar-debar, tidak ada demam, nyeri ulu hati, tidak ada mual dan muntah, BAB dan BAK tidak ada keluhan.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak terdapat riwayat penyakit seperti ini pada keluarga. Riwayat TB Hipertensi, DM, dan Asma pada keluarga disangkal.
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pasien bekerja sebagai pedagang di pasar. Pasien sering kontak dengan orang atau pedagang yang nafsu makan menurun.
RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien sebelumnya berobat ke puskesmas hanya diberi obat batuk dan amoxicillin namun pasien tidak membaik.
RIWAYAT ALERGI
Riwayat alergi terhadap makanan disangkal oleh pasien
Riwayat alergi terhadap obat-obatan disangkal oleh pasien
Riwayat alergi terhadap cuaca disangkal oleh pasien
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : composmentis Tanda Vital :
TD : 120/80 mmHg
N : 96 x/menit, reguler, isi cukup
R : 22x/menit
S : 36,80C
STATUS GIZI
BB sebelum sakit : 45 kgBB setelah sakit : 41 kgTB : 165 cm
Kesimpulan : 17,2 (underweight)
STATUS GENERALIS
- Kepala : NormocephalMata : Konjungtiva Anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)Hidung : sekret (-), Epistaksis (-), septum deviasi (-)Telinga : Sekret (-), Normotia, Nyeri tekan (-).Mulut : mukosa bibir kering, sianosis (-), bercak darah (+)Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran Kel. Tiroid (-)
PARU
I : normochest, pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-)
P : nyeri tekan (-), Vokal Fremitus kanan dan kiri sama (+)
P : sonor pada kedua lapang paru
A : vesicular, rhonki (+/+),
Wheezing (-/-)
JANTUNG
I : ictus cordis tidak terlihat
P : ictus cordis teraba di ICS V midclavicula
P : batas atas di ICS II linea parasternalis sinistra, batas kanan di ICS IV linea parasternalis dextra, batas kiri di ICS V linea midclavicula sinistra
A : BJ I dan II murni regular, gallop (-), murmur (-)
ABDOMEN
I : Datar
A : Bising usus dalam batas normal
P : nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba
P : timpani pada seluruh lapang abdomen
EKSTREMITAS
Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema -/-, sianosis -/-
Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema -/-, sianosis -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG (10-10-15)PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
HEMATOLOGI
Laju endap darah 8 mm/1jam
Hemoglobin 13,3 g/dl
Leukosit 7.800 /µl
Differential:
- Basofil
- Eosinofil
- Batang
- N. Segmen
- Limfosit
- Monosit
0
1
2
67
17
13
%
%
%
%
%
%
Eritrosit 4,5 Juta/ mm3
Hematokrit 38 %
Trombosit 235.000 / µl
MCV 85 fl
MCH 23 Pg
MCHC 33 g/dl
14-10-2015PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
HEMATOLOGI
Hemoglobin 13,9 g/dl L = 13,8 – 17,0; P=
11,3-15,5
Leukosit 8.200 /µl L = 4,5 – 10,8; P = 4,3
– 10,4
Hematokrit 41 % L = 40,0 – 54.0
P = 38,0 – 47,0
Trombosit 266.000 / µl L = 185.000 – 402.000
P = 132.000
GDS 123 Mg/dl <200
Kreatinin 0,7 Mg/dl L= 0,9 – 1,3 P = 0,6 –
1,1
Rontgen Thoraks (14-10-2015)
Cor, sinuses, dan diafragma normalAorta dan mediastinum superior tidak melebarSkeletal dan jaringan lunak normalPulmo : Hili normal, corakan vascular normal
Tampak infiltrate di lapang atas paru kananKesan: TB paru dextra
Tidak tampak pembesaran jantung
RESUME Pasien laki-laki, 38 tahun, datang ke UGD RSIJ Sukapura dengan
keluhan batuk darah sejak ± 4 jam SMRS. Batuk darah berupa percikan berwarna merah kehitaman bercampur dahak keputihan. Batuk darah baru dirasakan 1 hari ini saja. Sebelumnya pasien mempunyai keluhan batuk lama ±2 bulan, namun dahaknya sulit keluar. Pasien mengeluh sesak dirasakan sudah dari ± 1 bulan yang lalu. Sesak bertambah berat, namun dapat menghilang kembali. Sesak dirasakan memberat pada malam hari. Pasien merasa lemas dan nafsu makan menurun sehingga pasien merasa badannya semakin kurus. 1 hari sebelumnya pasien merasakan pusing berputar dan tidak bergairah untuk melakukan aktivitas sehari – hari. Pasien bekerja sebagai pedagang di pasar. Pasien sering kontak dengan orang atau pedagang yang nafsu makan menurun. Pasien sebelumnya berobat ke puskesmas hanya diberi obat batuk dan amoxicillin namun pasien tidak membaik.
Pemeriksaan fisik :
- BB sebelum sakit : 45 kg
- BB setelah sakit : 41 kg
- TB : 165 cm
Kesimpulan : 17,2 (underweight)
Tanda Vital
- Nadi : 96 x/menit,
- Pernapasan : 22 x/menit, reguler
- Suhu : 36,8 0C
- TD : 120 / 80 mmHg
Ronkhi kasar (+/+)
Pemeriksaan penunjang:
BTA 3x +2. Rontgen : TB paru dextra
Hemoptisis
S : batuk darah sejak ± 4 jam SMRS. Batuk darah berupa percikan berwarna merah kehitaman bercampur dahak keputihan. Batuk darah baru dirasakan 1 hari ini saja. Sebelumnya pasien mempunyai keluhan batuk lama ±2 bulan, namun dahaknya sulit keluar. Pasien mengeluh nafsu makan menurun sehingga pasien merasa badannya semakin kurus.
O : BB sebelum sakit : 45 kg
- BB setelah sakit : 41 kg
- TB : 165 cm
- Kesimpulan : 17,2 (underweight)
Tanda Vital
- Nadi : 96 x/menit, Pernapasan : 22 x/menit, regular, Suhu : 36,8 0C, TD:120/80 mmHg. Ronkhi kasar (+/+).
Pemeriksaan penunjang: BTA 3x +2. Rontgen : TB paru dextra
A : Hemoptisis e.c TB paru
P: - IVFD Rl 500 cc/ 8 jam
- Ambroxol 3 x 1/ hari
- OAT kategori I = 3 tablet RHZE (4KDT)
Dipsneu
S : Pasien mengeluh sesak dirasakan sudah dari ± 1 bulan yang lalu. Sesak bertambah berat, namun dapat menghilang kembali. Sesak dirasakan memberat pada malam hari. Pasien merasa lemas dan nafsu makan menurun sehingga pasien merasa badannya semakin kurus.
O : BB sebelum sakit : 45 kg
- BB setelah sakit : 41 kg
- TB : 165 cm
- Kesimpulan : 17,2 (underweight)
Tanda Vital
- Nadi : 96 x/menit, Pernapasan : 22 x/menit, regular, Suhu : 36,8 0C, TD :120/80 mmHg. Ronkhi kasar (+/+).
Pemeriksaan penunjang: BTA 3x +2. Rontgen : TB paru dextra
A : Dispneu e.c TB paru
P: - IVFD Rl 500 cc/ 8 jam
Ambroxol 3 x 1/ hari
OAT kategori I = 3 tablet RHZE (4KDT)
Follow Up Tgl 10-10-2015 S : batuk darah, sesak nafas, lemas, nafsu makan menurun hingga merasa kurus, pusing.
O : TD = 110/70 mmHg
Nadi = 80 x/ menit
RR = 20 x/ menit
S = 36,5 °C
Ronkhi (+/+)
A : TB paru
P : Terapi:
IVFD Rl 500 cc / 8 jam
Ambroxol 3 x 1
OAT kategori I 3 tablet RHZE (4KDT)
Vit C
Vit B-compleks
Vit K
Follow Up
11-10-2015 S : Batuk darah ± 10 x tadi malam, sempat makan
dan minum di muntahkan, sesak sudah berkurang, masih merasa lemas dan pusing.
O : TD = 110/70 mmHg
Nadi = 80 x/ menit
RR = 20 x/ menit
S = 36,5 °C
Ronkhi (+/+)
A : TB paru
P : Terapi:
IVFD Rl 500 cc / 8 jam
Ambroxol 3 x 1
OAT kategori I 3 tablet RHZE (4KDT)
Vit C
Vit B-compleks
Vit K
12-10-2015 S : batuk darah masih ada, sesak tidak
ada, muntah 2x pagi hari, masih terasa lemas dan pusing.
O : TD = 120/80 mmHg
Nadi = 76 x/ menit
RR = 20 x/ menit
S = 36,7 °C
ronkhi (+/+)
A : TB paru
P : Terapi:
IVFD Rl 500 cc / 8 jam
Ambroxol 3 x 1
OAT kategori I 3 tablet RHZE (4KDT)
Vit C
Vit B-compleks
Vit K
Follow Up13-10-2015 S : batuk darah, lemas, pusing
O : TD = 110/80 mmHg
Nadi = 84 x/ menit
RR = 20 x/ menit
S = 36,7 °C
Ronkhi (+/+)
A : TB paru
P : rencana pemeriksaan : Rontgen Thoraks, HR (Hb, Ht, Trombosit, leukosit)
Terapi:
IVFD Rl 500 cc / 8 jam
Ambroxol 3 x 1
OAT kategori I 3 tablet RHZE (4KDT)
Vit C
Vit B-compleks
Vit K
14-10-2015 S : batuk darah berkurang, pusing,
lemas
O : TD = 120/80 mmHg
Nadi = 86 x/ menit
RR = 18 x/ menit
S = 36,8 °C
Ronkhi (+/-)
A : TB paru
P : Terapi:
IVFD Rl 500 cc / 8 jam
Ambroxol 3 x 1
OAT kategori I 3 tablet RHZE (4KDT)
Vit C
Vit B-compleks
Vit K
Follow up15-10-15 S : batuk berdahak , lemas
O : TD = 120/80 mmHg
Nadi = 86 x/ menit
RR = 18 x/ menit
S = 36,8 °C
A : A : TB paru
P : Terapi:
IVFD Rl 500 cc / 8 jam
Ambroxol 3 x 1
OAT kategori I 3 tablet RHZE (4KDT)
Vit C
Vit B-compleks
Vit K
Klasifikasi Bercak (Streaking) : <15-20 ml/24 jam.
Hemoptisis: 20-600 ml/24 jam
Hemoptisis massif : > 600 ml/24 jam.
Pseudohemoptisis : batuk darah dari struktur saluran napas bagian atas (di atas laring) atau dari saluran cerna atas atau hal ini dapat berupa perdarahan buatan ( factitious).
Patogenesis Patogenesis hemoptisis bergantung dari tipe dan lokasi dari
kelainan.
Secara umum bila perdarahan berasal dari lesi endobronkial, maka perdarahan adalah dari sirkulasi bronkialis, sedangkan bila lesi di parenkim maka perdarahan adalah dari sirkulasi pulmoner.
Pada keadaan kronik dimana terjadi perdarahan berulang, maka perdarahan seringkali berhubungan dengan peningkatan vaskularitas di lokasi yang terlibat.
Pada tuberkulosis paru, penyebab bisa sangat beragam.
Pada lesi parenkim akut, perdarahan bisa akibat nekrosis percabangan arteri / vena.
Pada lesi kronik, lesi fibroulseratif parenkim paru dengan kavitas bisa memiliki tonjolan aneurisma arteri ke rongga cavitas yang mudah berdarah.
Pada tuberkulosis endobronkial, perdarahan bisa terjadi akibat ulserasi granulasi dari mukosa bronkus
Bila terjadi hemoptisis, maka harus dilakukan penilaian terhadap:
Warna darah untuk membedakannya dengan hematemesis.
Lamanya perdarahan.
Terjadinya mengi (wheezing) untuk menilai besarnya obstruksi.
Keadaan umum pasien, tekanan darah, nadi, respirasi dan tingkat kesadaran.
Klasifikasi menurut Pussel :
Positif satu dan dua dikatakan masih ringan
Positif tiga hemoptisis sedang
Positif empat termasuk di dalam kriteria hemoptisis masif.
Pada kasus ini pasien mengalami granulositosis, limfopenia, Ht menurun, Gambaran anemia mikrositik hipokrom. Dengan sedikit peningkatan kreatinin. Hal ini menunjukan telah terjadi perdarahan dan infeksi yang bersifat akut.
Tata Laksana Mencegah tersumbatnya saluran napas.
Mencegah kemungkinan penyebaran infeksi
Menghentikan perdarahan
Terapi konservatif
Pasien harus dalam keadaan posisi istirahat, yakni posisi miring (lateral decubitus). Kepala lebih rendah dan miring ke sisi yang sakit untuk mencegah aspirasi darah ke paru yang sehat.
Melakukan suction dengan kateter setiap terjadi perdarahan.
Lavase bronkus dengan larutan salin normal dingin dapat dipertimbangkan pada kasus tidak masif
Pemberian obat – obat penghenti perdarahan (obat – obat hemostasis), misalnya vit.K, ion kalsium, trombin dan karbazokrom.
Pada kasus diberikan Kalnex yang berisi asam traksenamat.
Antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder.
Tuberkulosis Paru Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksi bakteri menahun yang dise
babkan oleh bakteri Micobakterium tuberculosis.
Pada kasus ini M. tuberculosis dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan. Dilihat dari RPK orangtua pasien + TB dan anak pasien + TB.
Kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui udara (airborne), yaitu melalui inhalasi droplet nuclei yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel, kuman ini tidak menghasilkan toksin yang di kenal.
Dalam droplet yang terhirup dan mencapai alveoli.
Resistensi dan hipersensitivitas host sangat mempengaruhi perkembangan penyakit.Penyakit ini dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel, sel efektornya adalah makrofag, sedangkan limfosit biasanya sel T adalah sel imunoresponsinya.
Tipe imunitasseperti ini biasanya lokal, melibatkan makrofag yang di aktifkan ditempat infeksi oleh limfosit dan limfokinnya.Respon ini disebut sebagai reaksi hipersensitivitas atau reaksi lambat.
Faktor yang berpengaruh
Pembentukan dan perkembangan lesi serta penyembuhannya atau progresifnya terutama ditentukan oleh :
Jumlah kuman yang masuk
Virulensi kuman.
Hipersensivitas dari host.
Daya tahan host
Gejala
Gejala Respiratorik Batuk lebih dari 2 minggu
Dahak (sputum)
Batuk darah
Sesak nafas
Nyeri dada
Gejala Sistemik Demam
Penurunan berat badan
Rasa lelah dan lemah (malaise)
Berkeringat banyak terutama di malam hari
Nafsu makan menurun
Klasifikasi WHO tahun 1991
Tuberkulosis paru BTA ( + ) adalah :
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA positif
Hasil pemeriksaan satu specimen dahak menunjukkan hasil BTA positif dan kelainan radiologi menunjukkan gambaran tuberculosis aktif
Hasil pemeriksaan satu specimen dahak menunjukkan BTA positif dan biakan positif
Tuberkulosis paru BTA (-) adalah :
Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinis dan radiologis menunjukkan tuberkulosis aktif
Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan Myccobacterium tuberculosis positif
Tata laksanaPanduan OAT oleh Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia :
Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
Evaluasi Pengobatan Klinis Kontrol dalam 1 minggu pertama, selanjutnya
setiap 2 minggu selama tahap intensif dan seterusnya sekali sebulan sampai akhir pengobatan.
BakteriologisSetelah 2-3 minggu pengobatan sputum BTA
mulai menjadi negatif. Pemeriksaan kontrol sputum BTA dilakukan sekali sebulan. WHO menganjurkan pemeriksaan dilakukan pada bulan ke-2, 4, dan 6.
RadiologisDilakukan untuk melihat kemajuan terapi,
evaluasi foto thoraks dilakukan tiap 3 bulan sekali.