Presentation 1

7
Ketiganya Adalah Ibadah

description

tutup

Transcript of Presentation 1

Slide 1

Tiga perkara yang telah kita bahas di atas, baikistianah,istiadzah, maupunistighotsah, termasuk dalam ibadah dari berbagai macam ibadah yang ada dalam Islam. Dalil-dalil yang berasal dari Al Quran dan hadits menjelaskan bahwa ketiga hal tersebut adalah ibadah.Adapun dalil tegasnya adalah sebagai berikut.Dalil tentangistianahadalah firman Allah dalam surat AlFatihah ayat 5 (yang artinya),Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.Adapun dari hadis yaitu sabda RasulullahJika engkau meminta pertolongan, maka minta tolonglah kepada Allah.(HR. Tirmidzi, derajat :hasan shahih)Dalil tentangistiadzahadalah firman Allah dalam surat AlFalaq ayat 1 (yang artinya),Katakanlah : aku berlindung kepada Allah, Rabb yang menguasai waktu subuh. Dan surat AnNaas ayat 1 (yang artinya),Katakanlah : aku berlindung kepada Allah,Rabb-nya manusia.Dalil tentangistighotsahadalah ketika Nabi Muhammadshallallahu alaihi wa sallamberada dalam perang badar, beliau melihat pasukan kaum musyrikin yang sangat banyak dibandingkan dengan pasukan kaum muslimin.Kemudian beliau memasuki tendanya dan memohon kepada Allah sambil mengangkat tangannya seraya berdoa,Ya Allah, sempurakanlah apa yang Engkau janjikan padaku. Ya Allah, jika Engkau hancurkan pasukan Islam ini,niscaya Engkau tidak akan disembah di muka bumi ini.(HR. Muslim). Beliau terus menerus berdoa sampai Abu Bakarradhiyallahu anhumeyakinkan beliau bahwa Allah akan menepai janji-Nya, sehingga turunlah ayat yang menjawab permohonan Nabi (yang artinya),Ingatlah ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabb-mu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, (Allah berkata) Sungguh Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.(QS. AlAnfal : 9)5Segala macam bentuk ibadah, baik ibadah hati, ucapan, maupun anggota badan, semuanya wajib ditujukan hanya kepada Allah semata dan tidak kepada selain-Nya.Barang siapa yang memalingkan ibadah sekecil apapun kepada selain Allah, maka dia tergolong musyrik. AllahTaalaberfirman (yang artinya),Barang siapa yang menyembah sesembahan lain selain Allah, padahal tidak ada satu bukti pun baginya tentang itu, maka perhitungannya hanya pada Rabb-nya. Sungguh orang-orang kafir itu tidak akan beruntung.(QS. AlMuminun : 117)

Pada ayat ini, Allah menjelaskan bahwa orang yang menyembah sesembahan selain Allah dan di samping itu dia juga menyembah Allah, maka orang itu adalah orang kafir. Karena Allah menutup ayat ini dengan firman-Nya (yang artinya), Sungguh orang-orang kafir itu tidak akan beruntung. Oleh karena itu, selayaknya bagi seorang muslim sejati untuk beribadah semata-mata hanya kepada Allah. Sebab, Allah tidak sudi disekutukan dengan apapun dalam ibadah kepada-Nya.Ketikaistianah,istiadzah, danistighotsahtergolong ibadah, maka semuanya harus ditujukan kepada Allah semata.Istianahkepada Allah dalam perkara yang menjadi kekhususan bagi-Nya,mengandung makna bahwa seorang hamba merendahkan diri serendah-rendahnya kepada Allah, menyerahkan segala urusan kepada-Nya, dan yakin bahwa cukup dengan pertolongan-Nya saja.Perkara yang menjadi kekhususan Allah tersebut, hanya Allah saja yang mampu mewujudkannya, seperti mendatangkan rezeki, mencegah bahaya, dan menghilangkan bencana. Jika hanya Allah saja yang mampu untuk mewujudkannya, maka sebagai seorang hamba harus memohon bantuan hanya pada-Nya semata, sebagaimana firman-Nya (yang artinya),Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.(QS. AlFatihah : 5)

Yang menegaskan dalil pada ayat ini adalah Allah mengedepankan objek hanya kepada-Mudaripada kata kerja dan subjeknya kami menyembah. Dalam bahasa Arab, mengedepankan objek yang seharusnya di belakang, daripada kata kerja dan subjeknya yang seharusnya di depan, menunjukkan adanya pembatasan dan kekhususan dalam ibadah dan pertolongan, yang ini hanya untuk Allah saja. Jika dipalingkan kepada selain Allah, pelakunya telah berbuat syirik yang mengeluarkan dari agama.DEFINISI Ketiganya Adalah IbadahIbadahWajib Ikhlas dan Ditujukan Hanya Kepada AllahKapankah Boleh Meminta Pertolongan pada Makhluk?

Manusia merupakan makhluk yang memiliki kehidupan yang kompleksDengan kondisi kehidupan yang kompleks ini, manusia tidak pernah lepas dari kebutuhan dan hajat di setiap sisi kehidupannya. individu, memiliki cara dan jalan yang ia tempuh Masing-masing agar bisa mendapatkan bantuan. Ada yang mencari bantuan dari orang lain yang ia anggap mampu. Ada yang mencarinya melalui bantuan orang-orang pintar. Ada yang mencarinya dengan melakukan ritual-ritual tertentu di tempat-tempat tertentu seperti mengirimkan hasil panen ke lautan atau kawah gunung berapi. Bahkan ada yang mencarinya dengan mendatangi kuburan keramat atau binatang tertentu yang dianggap sakti. Mereka melakukan itu semua tanpa mengetahui apakah cara tersebut sudah benar dan bermanfaat, atau justru bisa menyeret mereka menuju kerugian yang sangat besar dan fatal?

Apabila seseorang ingin meminta pertolongan kepada makhluk, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.Pertama, makhluk itu hidup.

Jika makhluk itu mati maka tidak boleh dimintai pertolongannya, meskipun di masa hidupnya dulu ia seorang nabi, wali, atau orang saleh.Kedua, makhluk itu hadir di hadapannya. Jika makhluk itu tidak hadir seperti jin, maka ia tidak boleh meminta pertolongan pada makhluk tersebut.

Ketiga, makhluk itu mampu untuk memberikan pertolongan, semisal membawakan barang yang berat, meminjamkan uang, atau yang lainnya. Jika makhluk itu tidak mampu, maka ini adalah perbuatan sia-sia dan mengolok-olok makhluk tersebut. Jika dalam hal yang menjadi kekhususan Allah, maka ini adalah perbuatan syirik karena hanya Allah yang mampu mengabulkannya dan tidak ada satu pun selain Allah yang mampu. Jika ketiga syarat di atas terpenuhi, maka seseorang boleh meminta bantuan kepada makhluk dan tentu saja meminta bantuan dalam hal kebaikan atau mubah. Tidak boleh memberikan bantuan dalam kejahatan atau dosa sebagai mana firman-Nya (yang artinya),..dan saling tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan. Dan jangan saling tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.(Q.S. Al-Maaidah : 2)