Presentasi Untuk Indonesian Water and Waste Water Forum 2013-REVISI
-
Upload
ryannuur-hafizmatta -
Category
Documents
-
view
98 -
download
2
Transcript of Presentasi Untuk Indonesian Water and Waste Water Forum 2013-REVISI
KEBIJAKAN PPN ATAS SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
UNTUK AKSELERASI PENCAPAIAN MDGs
Oleh :
Dr. Haula Rosdiana*
Dipresentasikan dalam Indonesian Water and Wastewater
Forum
Auditorium Binakarna, 16 Januari 2013
*1. Associate Professor Ilmu Administrasi Fiskal/Perpajakan
Departemen Ilmu Administrasi – Universitas Indonesia
2. Dosen Inti Penelitian Universitas Indonesia
3. Redaktur Pelaksana – Jurnal Bisnis dan Birokrasi
4. Observer UN Committe of Experts – Tax Matters
LATAR BELAKANG (1)
• Air merupakan bagian esensial dari kehidupan
• PBB menetapkan bahwa Air merupakan Hak Asasi Manusia
• Penyediaan air yang aman menjadi salah satu bagian dari Millenium Development Goals (MDGs)
• Laporan World Bank tahun 2008 juga menyebutkan bahwa dampak kesehatan akibat pengelolaan air dan sanitasi yang buruk menyebabkan Indonesia kehilangan Rp 56 triliun (2,3% dari PDRB)
LATAR BELAKANG (2)
• Pelayanan yang diberikan oleh perusahaan daerah air minum mempunyai peranan yang sangat signifikan karena kebutuhan akan air sebagian besar disediakan melalui pipa dan paling optimal dalam menyediakan kebutuhan akan air
Developing Regions Population (millions)
Facility Type Urban % Rural % Total %
Piped on Premises 1,751 73% 929 31% 2,680 49
Public tap/standpipe 161 7% 232 8% 393 7%
Borehole/tubewell 218 9% 1,026 34% 1,244 23%
Rainwater 12 0% 51 2% 63 1%
Dug Wells 165 6% 434 13% 599 11%
Springs 40 2% 165 5% 205 4%
Tanker trucks/small carts
with drum 48 2% 21 1% 69 1%
Surface Water 15 1% 176 6% 191 4%
Total 2,410 100
% 3,034 100% 5,444
100
%
Bottled water* 143 6% 25 1% 168 3%
Piped water on premises is the optimal service
level, since it provides the most convenient
supply and has positive impacts on health and
hygiene (WHO, 2011)
LATAR BELAKANG (3)
Bappenas juga melaporkan bahwa masih terdapat kesenjangan yang cukup lebar
dalam hal akses terhadap air minum yang layak (Bappenas, 2010)
Indikator Acuan Dasar
Saat Ini Target MDG 2015
Status Sumber
TUJUAN C: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
Target 7C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air
minum layak dan sanitasi layank hingga tahun 2015
7.8
Proporsi Rumah Tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak, perkotaan dan perdesaan
37,73%
(1993)
47,71%
(2009 68,87% ▼
BPS, Susenas
7.8a Perkotaan 50,53%
(1993)
49,82%
(2009) 75,29% ▼
7.8b Perdesaan 31,61%
(1993)
45,72%
(2009) 65,81% ▼
7.9
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak, perkotaan dan perdesaan
24,81%
(1993)
51,19%
(2009) 62,41% ▼
7.9a Perkotaan 53,64%
(1993)
69,51%
(2009) 76,82% ▼
7.9b Perdesaan 11,10%
(1993)
33,96%
2009 55,55% ▼
Status: ● Sudah tercapai ►Akan tercapai ▼Perlu perhatian khusus Sumber : Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS),
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Di Indonesia 2010, 2010, hal. 107.
Kondisi Saat Ini (1)
Kondisi Saat Ini (2)
• Bahkan DKI Jakarta termasuk kota yang paling terbelakang untuk urusan limbah rumah tangga
• Sejauh ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta baru mengolah 2,38 persen limbah rumah tangga dari total limbah yang ada.
“pencapaian target MDGs atas air
bersih/minum yang aman dan sanitasi di
Indonesia masih belum memenuhi harapan dan
target MDGs tersebut harus dicapai pada
tahun 2015”.
Kondisi Saat Ini (3)
• Belum ada kebijakan perpajakan yang komprehensif untuk mendorong akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi layak
• Kebijakan perpajakan untuk water dan waste water seharusnya menjadi imparsial, holistik, komprehensif dan integratif.
Proses Bisnis Penyediaan Air Minum
Perpipaan Dan Penyaluran Air Limbah
PROBLEMATIC SITUATION (1)
a)Selama dari 10 tahun terakhir ini (sejak UU no
18 thn 2000), baik dalam penjelasan Pasal 16B UU PPN tidak pernah ada definisi teknis tentang apa yang dimaksud dengan air bersih.
b)Definisi teknis justru diatur dalam Kepdirjen dan SE Dirjen Pajak.
PROBLEMATIC SITUATION (2)
• Implikasi dari ketidakselarasan antara terminologi Ditjen
Pajak dan Kemenkes/MDGs adalah dispute yang terjadi di pelaksanaan perpajakan, khususnya yang dilakukan perusahaan penyedia layanan air minum dan bahkan terjadi ketidakseragaman perlakuan pajak .
• ketidakselarasan terminologi yang digunakan Ditjen Pajak dengan kebijakan lain yang terkait justru akan menimbulkan kebijakan yang salah sasaran bahkan akan menimbulkan disinsentif. Padahal kebijakan tersebut sebenarnya ditujukan untuk memberikan insentif UNTUK MENJAMIN TERSEDIANYA AIR BERSIH.
• Ketidakjelasan kebijakan juga menjadi disinsentif terhadap minat investor
KEBIJAKAN PPN ATAS AIR DI BEBERAPA NEGARA
No Negara
Kebijakan
Zero Rated Object
Exemption
1 Australia Water, sewerage and drainage services
2 Barbados Water and sewerage services
3 Curacao Water and electricity services
4 Dominican republic Electricity, water, and garbage collection services
5 Ecuador Public supply of electricity, drinking water and sewerage services
6 Honduras Water and electrical services
7 Inggris Supplies of water and ice (except heated water, distilled water, or mineral waters etc.)
The provision of water against payment of an unmeasured
charge, standing charge or other availability charge for those supplies
Charges for the abstraction of water by licence
Specific charges for the supply of water for hosepipes, swimming pools and garden ponds, sprinklers and sprinkler licence fees
Disconnection and reconnection charges arising as a result of the non-payment of the bill
Opening and closing of stopcocks at the request of the water supplier
Ordinary water, of a kind usually supplied by water mains, supplied in bottles as a drought alleviation or other emergency measure
8 Malaysia In addition to exports of goods and services, certain basic food products and utilities for domestic users (i.e. electricity and water) are expected to be zero-rated in order to minimize the impact of the GST on lower income earners. Suppliers of zero-rated supplies will likely be eligible to claim GST paid on business inputs.
9 Malta Water Services
10 Mauritius Electricity and water
11 Moldova Supplies of water to the public
12 Philipine on the supply and distribution of water but not on provision of sewerage and sanitation with a10% VAT.
13 Trinidad&Tobago Water and sewerage services supplied by a public authority
14 Turkey Water for agriculture
15 Uruguay Water Services
16 Zambia Supply of water and sewerage services
No Negara Kebijakan PPN atas Water Supply/Piped Water
1 Inggris Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Inggris atas water supply/piped water atau
penggunaan air dibagi menjadi 2 sektor yaitu sektor industry dan sektor non-industri serta
konsumen domestic. Pada sektor industry, pemerintah Inggris mengenakan PPN atas water
supply/piped water dengan tarif sandar yaitu 20%. Sedangkan pada sektor non-industri dan
penggunanaan domestic ada variasi tarif yang dikenakan, yaitu tarif 0%, reduced rate (5%) dan
tarif standar (20%) tergantung pada jenis klasifikasi peruntukan penggunaan persediaan air yang
ada.
2 Malaysia Pemerintah Malaysia disamping ekspor barang-barang dan Jasa, produk makanan dasar
tertentu dan yang dimanfaatkan oleh konsumen domestik seperti air dan listrik menerapkan Tarif
0% Atas Pajak Barang Dan Jasa (Goods and Services Tax). Dengan tarif 0% pihak penyedia
dapat mengkreditkan pajak masukan bagi perusahaannya. Untuk persediaan air dan distribusi air
di kenakan tarif 0% karena air termasuk dalam bahan dasar produksi.
3 Filipina Pemerintah Filipina membebaskan (exemption) pengenaan PPN atas persediaan air dan
distribusi air, tetapi pengecualian untuk penyediaan saluran kotor dan kebersihan tetap
dikenakan PPN sebesar 10%.
4 Zambia Pemerintah Zambia membebaskan (exemption) PPN atas Jasa penyediaan air , dengan kata lain
penyedia air tidak mengenakan PPN dan atas ketentuan tersebut maka tidak ada pajak masukan
yang dapat dikreditkan.
5 Cameroon Pada kebijakan Sectoral Incentives di Cameroon, PPN dibayarkan oleh orang pribadi,
perusahaan, ataupun perusahaan negara yang melakukan kegiatan ekonomi untuk
menghasilkan keuntungan. Ada sektor ekonomi tertentu yang dibebaskan (Exemption) dari
pengenaan PPN yang salah satunya adalah PPN atas Persediaan Air.
6 India Pada kebijakan Sectoral Incentives di India, pemerintah India membebaskan (exemption) Pajak
bagi industri yang memulai usahanya di India sebelum 31 Maret 2003 dengan memberikan
pembebasan Pajak atas keuntungan yang diperoleh pada 5 (lima) tahun pertama dan 30% pada
5 (lima) tahun berikutnya. Salah satu industri yang mendapatkan fasilitas tersebut adalah
industri penyedia air.
KEBIJAKAN PPN ATAS AIR DI NEGARA INGGRIS
No Supply VAT rate* Sector
1 water supply industries. 20%
(Standart rated)
Industries
2 Supplies of water and ice (except heated water, distilled
water, or mineral waters etc.)
zero-rated water to
domestic and
other non-
industrial
customers
3 Supplies of hot water or steam 5% reduced-rated or
20%
(standard-rated)
4 The provision of water against payment of an unmeasured
charge, standing charge or other availability charge for those
supplies
zero-rated
5 Charges for the abstraction of water by licence Zero-rated
6 Specific charges for the supply of water for hosepipes,
swimming pools and garden ponds, sprinklers and sprinkler
licence fees
Zero Rated
7 Disconnection and reconnection charges arising as a result of
the non-payment of the bill
Zero Rated
8 Opening and closing of stopcocks at the request of the water
Supplier
Zero Rated
9 Distilled or deionised water and water of similar purity 20%
(Standart Rated)
10 Mineral, table and spa waters in bottles or similar containers
held out for sale as a beverage
20%
(Standart Rated)
11 Ordinary water, of a kind usually supplied by water mains,
supplied in bottles as a drought alleviation or other
emergency measure
Zero Rated
Kebijakan PPN atas air bersih/minum di Indonesia dalam berbagai VAT regime (1).
VAT REGIME KEBIJAKAN
UU PPN No. 8 Tahun 1983
UU No. 8 Tahun 1983 tidak mengatur fasilitas PPN, namun Keppres 18/1986 (Pasal 2 angka 6) Air bersih yang disalurkan melalui pipa termasuk penyerahan BKP yang PPNnya ditanggung Pemerintah.
UU PPN No.11 Tahun 1994
• UU No. 11 Tahun 1994 mengatur bahwa air bersih yang disalurkan melalui pipa (air PAM) termasuk jenis barang yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (Penjelasan Pasal 4A huruf i).
• Hal ini ditegaskan pula dalam PP 50/1994 (Pasal 3 angka 9).
• Namun dalam Kepres 41/1994 (Pasal 2 angka 6) diatur bahwa air bersih yang disalurkan melalui pipa termasuk penyerahan BKP yang PPNnya ditanggung Pemerintah.
Kebijakan PPN atas air bersih/minum di Indonesia dalam berbagai VAT regime (2).
VAT REGIME KEBIJAKAN
UU PPN No. 18 Tahun 2000
• Dalam UU No. 18 Tahun 2000, air bersih tidak lagi termasuk dalam BTKP.
• Untuk pertama kalinya sejak PPN diberlakukan,fasilitas PPN diatur secara khusus (menjadi payung hukum) dalam Pasal 16B UU No. 18 Tahun 2000. Dalam penjelasan 16B tidak disebutkan secara spesifik fasilitas untuk air bersih.
• Ketentuan fasilitas Pembebasan PPN atas air bersih diatur dalam PP 12/2001, di mana dalam ketentuan ini air bersih dikategorikan sebagai barang strategis.
• PP tersebut telah empat kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir terjadi pada tanggal 1 Mei 2007 melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2007. Meskipun demikian, kebijakan dan terminologi air bersih tidak mengalami perubahan.
• Untuk pertama kalinya, definisi air bersih diatur melalui Kep Dirjen Pajak Nomor Kep - 539/PJ./2001.
KEBIJAKAN PPN ATAS AIR BERSIH/MINUM DI INDONESIA DALAM BERBAGAI VAT REGIME (3).
VAT REGIME KEBIJAKAN
UU PPN No.42 Tahun 2009
• Dalam Pasal 16B UU No. 42 Tahun 2009, secara eksplisit disebutkan bahwa kemudahan perpajakan yang diatur dalam pasal ini diberikan terbatas antara lain untuk menjamin tersedianya air bersih dan listrik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
• Belum ada pengganti PP No. 31 Tahun 2007. Dengan demikian, kebijakan dan terminologi air bersih tidak mengalami perubahan.
• Belum ada perubahan Kep Dirjen Pajak Nomor Kep - 539/Pj./2001, maupun SE Dirjen Pajak Nomor SE - 118/PJ/2009
DEFINISI AIR BERSIH MENURUT PERATURAN PPN
DALAM VAT REGIME 1985-1994
• Belum ada definisi air bersih,
• Private ruling (Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S - 1163/PJ.51/1995 “Pengertian air bersih yang disalurkan melalui pipa adalah sebagaimana yang tersirat di dalam Penjelasan Pasal 4A Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1994, yaitu setiap air bersih yang disalurkan melalui pipa, termasuk air PAM atau yang sejenisnya, yang penyalurannya dapat dilakukan oleh negara (PDAM) maupun oleh swasta.”
DALAM VAT REGIME 2000 - sekarang
• PP No 12 / 2001
“air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum;”
• Kep Dirjen Pajak Nomor Kep - 539/PJ./2001.
“air bersih adalah air bersih yang belum siap untuk diminum yang dihasilkan dan diserahkan oleh Perusahaan Air Minum dengan cara dialirkan melalui pipa atau dengan cara lain seperti diserahkan melalui mobil tangki air.”
• SE Dirjen Pajak Nomor SE - 118/Pj/2009 mengatur syarat kumulatif air bersih sebagai BKP Strategis, yaitu
1) air bersih yang belum siap untuk diminum;
2) yang dihasilkan dan diserahkan oleh Perusahaan Air Minum;
3) dengan cara dialirkan melalui pipa atau dengan cara lain seperti diserahkan melalui tangki air.
KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DAN MDGS TERKAIT DENGAN AIR BERSIH/MINUM.
1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang : Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
DEFINISI AIR BERSIH MENURUT PER/KEPMENKES PermenkesNo. 416 Tahun 1990 Kepmenkes Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002
Permenkes Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010
A. Terminologi:
1. air minum,
2. air bersih,
3. air kolam renang, dan
4. air pemandian umum.
A. Terminologi:
Air Minum
A. Terminologi:
Air minum
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud
dengan:
a. Air adalah air minum, air bersih, air kolam
renang, dan air pemandian umum.
b. Air minum adalah air yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
c. Air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak.
d. Air kolam renang adalah air di dalam kolam
renang yang digunakan untuk olah raga
renang dan kualitasnya memenuhi syarat-
syarat kesehatan.
e. Air Pemandian Umum adalah air yang
digunakan pada tempat
f. pemandian umum tidak termasuk pemandian
untuk pengobatan tradisional dan kolam
renang yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan.
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang
dimaksud dengan :
1. Air Minum adalah air yang
melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung di minum.
Pasal 2
(1) Jenis air minum meliputi :
a. Air yang didistribusikan melalui
pipa untuk keperluan rumah
tangga;
b. Air yang didistribusikan melalui
tangki air;
c. Air kemasan;
d. Air yang digunakan untuk
produksi bahan makanan dan
minuman yang disajikan
kepada masyarakat; harus
memenuhi syarat kualitas air
minum.
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang
dimaksud dengan :
1. Air Minum adalah air
yang melalui proses
pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang
memenuhi syarat
kesehatan dan dapat
langsung di minum.
Pasal 3 ayat (1)
Air minum aman bagi
kesehatan apabila
memenuhi persyarata
fisika, mikrobiologis,
kimiawi dan radioaktif yang
dimuat dala parameter
wajib dan parameter
tambahan.
DEFINISI AIR BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16
TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.
2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
3. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja manusia dari lingkungan permukiman.
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
• Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.
• Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum.
• Pengaturan pengembangan SPAM diselenggarakan secara terpadu dengan pengembangan Prasarana dan Sarana Sanitasi yang berkaitan dengan air minum.
Implikasi dari ketidakselarasan terminologi (1)
1. karena penyerahan air bersih/air minum tidak
dipahami secara komprehensif melainkan parsial. Akibatnya, dalam praktik di lapangan, beberapa PDAM dianggap harus memungut PPN atas aktivitas/penyerahan lain yang sebenarnya terkait dengan kegiatan usaha penyerahan air bersih/minum.
2. proses penyelesaian sengketa yang berlarut-larut dan menimbulkan cost of taxation yang tinggi, sehingga daat mengganggu kinerja PDAM yang seharusnya menjadi ujung tombak pemerintah dalam mencapai target MDGs.
3. UU PPN khususnya rejim UU No. 42 Tahun
2009 telah memberikan landasan kebijakan fasilitas PPN atas barang strategis, diantaranya adalah “menjamin tersedianya air bersih dan listrik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Implikasi dari ketidakselarasan terminologi (2)
4. PPN adalah salah satu jenis pajak yang bersifat tidak langsung (indirect tax), sehingga beban pajak dapat dialihkan-seluruhnya atau sebagian- kepada pihak lain. Bentuk pengalihan beban pajak ini bisa Forward Shifting atau Backward Shifting. Pada kenyataannya, lebih sering yang terjadi adalah forward shifting, sehingga pembeli yang akhirnya menanggung beban pajak. Dengan demikian, setiap penambahan beban pajak, pada akhirnya akan berpengaruh terhadap harga.
5. ketidakjelasan perlakuan PPN ini menimbulkan uncertainty yang menimbulkan kebingungan pelaku usaha.
6. dalam praktiknya di lapangan, ketidakjelasan perlakuan PPN ini menimbulkan uncertainty, sehingga terjadi perbedaan perlakuan PPN diantara PDAM-PDAM. Hal ini tentu tidak selaras dengan asas kepastian hukum dalam pemungutan pajak sehingga pada akhirnya menimbulkan ketidakadilan bagi pelangggan / masyarakat pengguna PDAM.
Urgensi dan Dampak Kebijakan Pembebasan PPN atas Sistem Penyediaan Air Minum (1)
1. Tujuan dari ditentukannnya syarat-syarat air minum yang dikonsumsi masyarakat pada adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tujuannya agar air yang dikonsumsi masyarakat tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Tujuan tersebut tentunya harus didukung oleh kebijakan fiskal, baik berupa kebijakan pengeluaran (expenditure policy) maupun kebijakan pajak (tax policy).
2. Kebijakan pajak, dalam hal ini kebijakan PPN, merupakan instrumen yang penting, karena legal character PPN sebagai indirect tax akan berimplikasi terhadap harga yang akan dibebankan kepada pelanggan.
Urgensi dan Dampak Kebijakan Pembebasan PPN atas Sistem Penyediaan Air Minum (2)
2. sudah seharusnya kebijakan PPN dibuat secara komprehensif dan integratif dengan memperhatikan SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM secara keseluruhan. Dapat dikatakan bahwa telah menjadi internatonal best practice SPAM diberikan fasilitas PPN secara keseluruhan, sehingga kebijakan fasilitas PPN bukan hanya diberikan pada water tetapi juga sewerage and drainage services.
Urgensi dan Dampak Kebijakan Pembebasan PPN atas Sistem Penyediaan Air Minum (2)
3. kebijakan fasilitas PPN memang seharusnya diberikan secara menyeluruh terhadap sistem penyediaan air, karena seharusnya kebijakan ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
4. Kebijakan fasilitas PPN yang integratif atas sistem penyediaan air minum adalah guna mengurangi kerugian nasional. Hasil kajian Kementerian Pekerjaan Umum menunjukkan bahwa kerugian nasional akibat air dan sanitasi yang buruk adalah sebesar seratus ribu rupiah per keluarga per bulan dan atau kehilangan 56 triliun rupiah atau sekita 2,3% dari Produk Domestik Regional Bruto.
Kesimpulan (1)
1.Implikasi dari ketidakselarasan ini adalah timbulnya sengketa perpajakan yang pada akhirnya menimbulkan cost of taxation yang tinggi dikedua belah pihak. Bahkan, terjadi ketidakseragaman perlakuan PPN di lingkungan penyelenggaran air minum (PDAM) itu sendiri.
Kesimpulan (2)
2. Hasil kajian juga menunjukkan bahwa kebijakan
fasilitas PPN diterapkan di banyak negara. Pada
umumnya negara memberikan fasilitas PPN secara
komprehensif, baik untuk sistem penyediaan air,
pembuangan/limbah dan sanitasi sesuai dengan
target MDGs yang menjadikan penyediaan air minum
yang aman dan sanitasi sebagai bagian dari tujuan
pembangunan manusia.
Rekomendasi (1)
1. BKF segera menyelaraskan kebijakan PPN atas air dengan kebijakan pemerintah yang terkait dengan water dan water waste. Idealnya, penyempurnaan kebijakan ini diatur dalam Peraturan Pemerintah. DJP segera menyempurnakan Kepdirjen/SE Dirjen
Rekomendasi (2)
2. Kebijakan fasilitas PPN atas sistem penyediaan air hendaknya
didisain secara komprehensif dan integratif sehingga tidak
menimbulkan cost of taxation yang tinggi yang pada akhirnya
membebani masyarakat, kinerja penyelenggara penyediaan air
minum dan mengganggu pencapaian target pembangunan yang
dicanangkan pemerintah.
Rekomendasi (3)
3. kebijakan fasilitas PPN diberikan kepada sistem penyelenggaraan air minum sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, sehingga melingkupi juga air limbah. Dengan demikian, air minum dalam kemasan maupun air bersih yang dihasilkan dan diserahkan melalui cara lain seperti diserahkan melalui mobil tangki air, yang bersifat komersial, tetap menjadi objek pemungutan PPN.
Rekomendasi (4)
4. Cakupan Air yang diberikan fasilitan pembebasan PPN adalah:
“ Semua jenis air yang diolah dan atau disediakan oleh Perusahaan Air Minum untuk kepentingan masyarakat luas, selain Air Minum Dalam kemasan.”