Presentasi t.a kelompok 11

68
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hubungan di antara laporan keuangan (Laporan Laba Rugi, Perubahan Modal, Neraca dan Aliran Kas). Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Berdasar pada PSAK 1 (Revisi 2009), komponen laporan keuangan lengkap mengalami perubahan dari yang tadinya hanya mencakup lima item, sekarang mencakup enam item. Berdasar PSAK 1 (Revisi 1998), komponen laporan keuangan lengkap meliputi: 1. neraca, 2. laporan laba rugi, 3. laporan perubahan ekuitas, 4. laporan arus kas, dan 5. catatan atas laporan keuangan. Sedangkan menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang disahkan pada tanggal 15 Desember 2009 dan mulai yang efektif berlaku 1

Transcript of Presentasi t.a kelompok 11

Page 1: Presentasi t.a kelompok 11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hubungan di antara laporan keuangan (Laporan Laba Rugi, Perubahan Modal, Neraca

dan Aliran Kas).

Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi keuangan

suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari

neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi keuangan serta

catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu

periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.

Berdasar pada PSAK 1 (Revisi 2009), komponen laporan keuangan lengkap

mengalami perubahan dari yang tadinya hanya mencakup lima item, sekarang mencakup

enam item. Berdasar PSAK 1 (Revisi 1998), komponen laporan keuangan lengkap meliputi:

1. neraca,

2. laporan laba rugi,

3. laporan perubahan ekuitas,

4. laporan arus kas, dan

5. catatan atas laporan keuangan.

Sedangkan menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang disahkan pada tanggal 15

Desember 2009 dan mulai yang efektif berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai pada

atau setelah tanggal 1 Januari 2011, laporan keuangan yang lengkap harus meliputi

komponen-komponen berikut ini :

1. laporan posisi keuangan pada akhir periode

2. laporan laba rugi komprehensif selama periode

3. laporan perubahan ekuitas selama periode

4. laporan arus kas selama periode

1

Page 2: Presentasi t.a kelompok 11

5. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan

6. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

Jika kita bandingkan antara PSAK 1 (Revisi 1998) dengan PSAK No. 1 (Revisi

2009), terkait komponen laporan keuangan, maka terdapat dua perbedaan utama yaitu:

1. perubahan pada laporan laba rugi, dimana sebelumnya hanya mensyaratkan laporan

laba rugi, sekarang harus menyajikan laporan laba rugi komprehensif

2. PSAK 1 (Revisi 1998) tidak mensyaratkan adanya laporan posisi keuangan pada awal

periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan

akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan

keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

Perlu ditekankan bahwa antara laporan laba rugi dengan laporan laba rugi

komprehensif memiliki perbedaan. Laporan laba rugi adalah total pendapatan dikurangi

beban, tidak termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif lain. Sedangkan

laporan laba rugi komprehensif termasuk didalamnya laporan laba rugi dan pendapatan

komprehensif. Pendapatan komprehensif mencakup (paragraf 7):

1. perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16 (Revisi 2007): Aset Tetap dan

PSAK 19 (Revisi 2009): Aset Tidak Berwujud)

2. keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui sesuai

dengan PSAK 24: Imbalan Kerja

3.  keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari

entitas asing (lihat PSAK 10 (Revisi 2009): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar

Valuta Asing)

4.  keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang

dikategorikan sebagai ‘tersedia untuk dijual’ (lihat PSAK 55 (Revisi 2006) :

Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran)

5. bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka

lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55 (Revisi 2006) : Instrumen Keuangan :

Pengakuan dan Pengukuran

2

Page 3: Presentasi t.a kelompok 11

Penyajian Laporan Keuangan

Penyajian laporan keuangan yang dituangkan dalam PSAK No.1 merupakan adopsi

dari IAS 1 Presentation of Financial Statements (2009). Terdapat beberapa perbedaan

berdasar PSAK 1 (Revisi 2009) dengan PSAK 1 (Revisi 1998). Beberapa perbedaan terkait

penyajian laporan keuangan di antaranya:

1. Dalam paragraf 9 PSAK 1 (Revisi 2009), laporan keuangan menyajikan

beberapa informasi mengenai entitas yang meliputi: aset, liabilitas, ekuitas,

pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan

distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, serta arus kas

sedangkan menurut PSAK 1 (1998), informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan meliputi: aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban, serta arus

kas.

2. PSAK 1 (Revisi 2009) tidak mengatur kapan entitas sebaiknya mengeluarkan

laporan keuangan, sedangkan PSAK 1 (1998) mengatur bahwa entitas

sebaiknya mengeluarkan laporan keuangan paling lama 4 bulan setelah

tanggal neraca.

3. Paragraf 84 PSAK 1 (Revisi 2009) tidak memperkenankan penyajian “pos luar

biasa” dalam laporan laba rugi komprehensif (akan dibahas spada bagian

berikutnya).

4. Dalam paragraf 78 PSAK 1 (Revisi 2009) mensyaratkan bahwa seluruh pos

penghasilan dan beban yang diakui dalam satu periode dapat disajikan dengan

dengan memilih salah satu format berikut:

Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau

Dalam bentuk dua laporan, yaitu:

i.      Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah), dan

ii.      Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen

pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif).

3

Page 4: Presentasi t.a kelompok 11

Neraca

Juga disebut laporan posisi keuangan, bisa diibaratkan sebagai foto (baias disebut

snapshot) dari suatu perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Laporan keuangan yang satu

ini terdiri dari daftar sumber daya kuantitatif yang dipergunakan oleh perusahaan untuk

beroperasi. Di sisi lainnya, laporan ini juga mengandung daftar klaim terhadap sumber daya

tersebut yang diwakili oleh kreditur dan pemilik.

Dalam bentuk laporan pernyataan, sumber daya kuantitatif disebut aktiva (asset),

diikuti dengan klaim kreditur dan pemilik. Dalam bentuk rekening pernyataan, aset biasanya

disajikan di sebelah kiri dan yang mengklaim aset di sisi kanan dari pernyataan itu.

Satu hubungan penting dalam sebuah neraca adalah bahwa klaim terhadap asset selalu

sama (seimbangan) persis dengan jumlah aset yang disajikan. Itulah sebabnya mengapa

Neraca juga disebut dengan ‘Balance Sheet’.

1. Laporan Laba Rugi.

Melanjutkan analogi neraca sebagai foto statis dari suatu perusahaan pada titik waktu

tertentu, laporan laba rugi kemudian dapat digambarkan sebagai sebuah film bergerak yang

mengidentifikasi dimensi-dimensi tertentu dari perusahaan selama periode waktu. Laporan

laba rugi didasari oleh prinsip akuntansi yang disebut ‘prinsip kecocokan (the matching

principle)’.

Pendapatan biasanya dapat dengan mudah dikaitkan dengan aktivitas usaha secara

spesifik yang berhubungan dalam periode waktu tertentu.

Setelah pendapatan untuk jangka waktu telah diidentifikasi, akuntan kemudian

mencoba untuk menelisik dan mengkaitkan pendapatan dengan semua biaya yang

berhubungan dengan (1) periode waktu yang sama dan/atau (2) proses pembentukan

pendapatan tertentu. Jumlah ini kemudian “dicocokkan (matched),” maksudnya biaya

dikurangkan dari pendapatan—untuk menentukan hasil operasi untuk periode tersebut.

Hasilnya disebut ‘laba bersih’ jika pendapatan melebihi biaya, dan disebut ‘rugi bersih’ jika

biaya-biaya melebihi pendapatan.

4

Page 5: Presentasi t.a kelompok 11

2. Pernyataan Perubahan Modal

Juga disebut dengan pernyataan ‘Ekuitas Pemegang Saham’. Sebuah pengungkapan

yang diperlukan dalam satu set lengkap laporan keuangan korporasi adalah identifikasi dari

perubahan modal (ekuitas) dalam angka-angka dan jumlah saham. Seperti laporan laba rugi,

laporan perubahan modal (ekuitas pemegang saham) mencakup periode waktu pada titik

waktu tertentu.

Di kolom utama dari ekuitas pemegang saham ‘ terdiri dari: kontribusi ekuitas saham

pilihan, saham biasa, dan tambahan modal disetor dan laba ditahan. Pernyataan ini dimulai

dengan saldo pada akhir periode sebelumnya. Baris dalam pernyataan menunjukkan kegiatan

yang mengakibatkan perubahan dalam kategori utama dari ekuitas pemegang saham dari

saham biasa, laba bersih, dan dividen. Laba bersih dan dividen hanya mempengaruhi laba

ditahan. Laba bersih meningkatkan saldo laba ditahan, dan dividen mengurangi

keseimbangan itu.

3. Laporan Arus Kas –

Kegunaan Informasi Arus Kas

Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas

dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi

perubahan dalam aset bersih entitas, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas)

dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian

terhadap keadaan dan peluang yang berubah. Informasi arus kas berguna untuk menilai

kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para

pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari

arus kas masa depan (future cash fl ows) dari berbagai entitas. Informasi tersebut juga

meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas karena dapat

meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan

peristiwa yang sama.

5

Page 6: Presentasi t.a kelompok 11

Secara umum perbedaan antara PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas

dengan PSAK 2 (1994): Laporan Arus Kas adalah sebagai berikut:dengan PSAK 2 (1994):

Laporan Arus Kas adalah sebagai berikut:

Perihal PSAK 2 (1994) ED PSAK 2 (Revisi 2009)

Arus kas yang berasal dari

beberapa transaksi serta

keuntungan atau kerugian

dari transaksi tersebut

Tidak diatur secara eksplisit

- Arus kas dari beberapa transaksi,

misalnya penjualan peralatan

pabrik diakui sebagai arus kas

investasi.- Arus kas dari

keuntungan atau kerugian dari

transaksi di atas diakui sebagai

arus kas operasi.

Metode tidak langsung

Penyesuaian atas laba atau

rugi termasuk berasal dari

hak minoritas dalam laba /

rugi konsolidasi.

Dihilangkan

Arus kas dari pos luar biasa

Terdapat peraturan

mengenai arus kas pos luar

biasa

Dihilangkan

Arus kas dari pelepasan

kepemilikan pada entitas

anak yang tidak

mengakibatkan hilangnya

pengendalian

Tidak ada pengaturanArus kas dari transaksi tersebut

diakui sebagai arus kas pendanaan.

6

Page 7: Presentasi t.a kelompok 11

Kas dan Setara Kas

Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposits).

Sedangkan Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,

berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat

ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Setara Kas dimiliki

untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain.

Untuk memenuhi persyaratan sebagi setara kas, suatu investasi harus segera dapat

dirubah menjadi kas, dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki resiko perubahan

nilai yang tidak signifikan. Karenanya, suatu investasi pada umumnya memenuhi syarat

sebagai setara kas, hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu, misalnya tiga bukan atau

kurang sejak tanggal perolehannya.

PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS

Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan

menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Entitas menyajikan arus kas dari

aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnisnya.

Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan pengguna untuk

menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta terhadap jumlah

kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan di

antara ketiga aktivitas tersebut.

Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran dalam

bentuk kas selama periode waktu tertentu sama dengan konsep waktu pada Laporan Laba

Rugi. Dalam bentuk yang paling sederhana, laporan arus kas hanya menunjukkan sumber kas

utama perusahaan dan cara perusahaan menggunakan uang tunai itu. Perubahan-perubahan

ini disajikan dengan cara merekonsiliasi perubahan kas dari awal sampai akhir periode

akuntansi. Laporan Arus Kas disajikan dalam tiga kategori: (1) arus kas dari aktivitas operasi;

(2) arus kas dari aktivitas investasi; dan (3) arus kas dari aktivitas pendanaan.

Di ujung bawah laporan, perubahan bersih kas disajikan dalam angka rekonsiliasi

untuk menunjukan saldo kas bersih antara saldo awal dengan akhir—baik  itu dalam keadaan

meningkat maupun menurun. Empat laporan keuangan ini berasal dari transaksi dasar yang

7

Page 8: Presentasi t.a kelompok 11

sama dan pengukuran keuangan yang sama. Keempatnya diperlukan oleh pembaca laporan

keuangan untuk mendapatkan pemahaman lengkap, sebisa mungkin melalui media laporan

keuangan.

Mencoba untuk menunjukkan hubungan dari empat laporan keuangan ini, dalam

ilustrasi tunggal adalah pekerjaan yang mustahil. Tetapi untuk referensi ringkas, saya

mencoba manyajikannya dalam grafik tunggal (mudah-mudahan bermanfaat) khusus

beberapa hubungan penting yang mendasari empat laporan keuangan: neraca, laporan laba

rugi, laporan perubahan modal (ekuitas pemegang saham), dan pernyataan arus kas:

8

Page 9: Presentasi t.a kelompok 11

Kedelapan hubungan diidentifikasi oleh nomor dalam tanda kurung:

(1) Pendapatan dan biaya.

yang disajikan dalam laporan laba rugi, mengakibatkan perubahan dalam aktiva dan

kewajiban dalam neraca.

(2) Laba bersih

mengalir ke dalam laporan perubahan modal (ekuitas pemegang saham) dan

merupakan determinan penting dari saldo akhir periode laba ditahan.

(3) Saldo akhir akun modal (ekuitas)

memberikan kontribusi dalam laporan ekuitas sesuai dengan jumlah yang sama di

pemegang saham bagian ekuitas pada neraca.

(4) Saldo akhir dari laba ditahan

dalam laporan ekuitas sesuai dengan saldo laba ditahan pada pemegang saham

‘bagian ekuitas pada neraca.

(5) Saldo akhir kas

dalam laporan arus kas sesuai dengan jumlah uang tunai disajikan di neraca.

(6) Arus kas dari aktivitas operasi

dalam laporan arus kas mencerminkan efek kas dari transaksi-transaksi termasuk

dalam penentuan laba bersih. Rekonsiliasi laba bersih dan arus kas bersih dari aktivitas

operasi disajikan sebagai bagian dari laporan arus kas.

(7) Aktivitas investasi

dalam laporan arus kas mencerminkan arus kas positif dan negatif dari perubahan

dalam aset yang berakhir saldo termasuk dalam neraca.

9

Page 10: Presentasi t.a kelompok 11

(8) Pembiayaan kegiatan

dalam laporan arus kas mencerminkan arus kas positif dan negatif dari hutang dan

ekuitas transaksi pembiayaan. Akhir-dari periode saldo utang dan ekuitas disajikan dalam

neraca.

Banyaknya standar yang harus dilaksanakan dalam program konvergensi ini menjadi

tantangan yang cukup berat bagi DSAK IAI periode 2009-2012. Implementasi program ini

akan dipersiapkan sebaik mungkin oleh IAI. Dukungan dari semua pihak agar proses

konvergensi ini dapat berjalan dengan baik tentunya sangat diharapkan.

Rosita juga menambahkan bahwa tantangan konvergensi IFRS 2012 adalah kesiapan

praktisi akuntan manajemen, akuntan publik, akademisi, regulator serta profesi pendukung

lainnya seperti aktuaris dan penilai.

Akuntan Publik diharapkan dapat segera mengupdate pengetahuannya sehubungan

dengan perubahan SAK, mengupdate SPAP dan menyesuaikan pendekatan audit yang

berbasis IFRS. Akuntan Manajemen/Perusahaan dapat mengantisipasi dengan segera

membentuk tim sukses konvergensi IFRS yang bertugas mengupdate pengetahuan Akuntan

Manajeman, melakukan gap analysis dan menyusun road map konvergensi IFRS serta

berkoordinasi dengan proyek lainnya untuk optimalisasi sumber daya.

Akuntan Akademisi/Universitas diharapkan dapat membentuk tim sukses konvergensi

IFRS untuk mengupdate pengetahuan Akademisi, merevisi kurikulum dan silabus serta

melakukan berbagai penelitian yang terkait serta Memberikan input/komentar terhadap ED

dan Discussion Papers yang diterbitkan oleh DSAK maupun IASB.

Regulator perlu melakukan penyesuaian regulasi yang perlu terkait dengan pelaporan

keuangan dan perpajakan serta melakukan upaya pembinaan dan supervisi terhadap profesi

yang terkait dengan pelaporan keuanganseperti penilai dan aktuaris. Asosiasi Industri diharap

dapat menyusun Pedoman Akuntansi Industri yang sesuai dengan perkembangan SAK,

membentuk forum diskusi yang secara intensif membahas berbagai isu sehubungan dengan

dampak penerapan SAK dan secara proaktif memberikan input/komentar kepada DSAK IAI.

10

Page 11: Presentasi t.a kelompok 11

Program Kerja DSAK lainnya yaitu: Mencabut PSAK yang sudah tidak relevan

karena mengadopsi IFRS; Mencabut PSAK Industri; Mereformat PSAK yang telah diadopsi

dari IFRS dan diterbitkan sebelum 2009; Melakukan kodifikasi penomoran PSAK dan

konsistensi penggunaan istilah; Mengadopsi IFRIC dan SIC per 1 January 2009; Memberikan

komentar dan masukan untuk Exposure Draft dan Discussion Paper IASB; Aktif

berpartisipasi dalam berbagai pertemuan organisasi standard setter, pembuat standar

regional/internasional; serta Menjalin kerjasama lebih efektif dengan regulator, asosiasi

industri dan universitas dalam rangka konvergensi IFRS. (sumber: Ikatan Akuntan Indonesia)

2.2 Macam dan Jenis Perkiraan atau Akun dalam Akuntansi : Harta / Aset / Aktiva,

Hutang , Modal, Pendapatan dan Biaya.

A. Harta / Aset / Aktiva

Harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh

perusahaan. Klaim atas harta yang tidak berwujud disebut ekuitas / equities yang dapat

mendatangkan manfaat di masa depan.

FASB mernndefenisikan aset dalam kerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC

No 6, prg. 25):

(aset adalah manfaat ekonomik masa yang akan datang yang cukup pasti yang di

proleh atau di kuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian

masa lalu).

Dalam Statement of Accounting Concepts No. 4, Australian Accounting Standards

Board (AASB) mendefenisikan asset sebagai berikut (prg, 12):

(Aset adalah sumber daya yang di kendalikan oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa

masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan yang di harapkan mengalir ke

perusahaan.

11

Page 12: Presentasi t.a kelompok 11

Dengan makna yang sama, IASC mendefenisikan aset sebagai berikut:

1. Harta Lancar / Aktiva Lancar / Current Assets

Harta lancar adalah harta yang berbentuk uang tunai maupun aktiva lainnya yang

dapat ditukarkan dengan uang tunai dalam jangka satu tahun.

Contoh : piutang dagang, biaya atau beban dibayar di muka, surat berharga, kas, emas

. batangan, persediaan barang dagang, pendapatan yang akan diterima, dan ,

. lain sebagainya.

2. Harta Investasi / Aktiva Ivestasi / Investment Assets

Harta Investasi adalah harta yang diinvestasikan pada produk-produk investasi untuk

mendapatkan keuntungan.

Contoh : Reksadana, saham, obligasi, dan lain-lain.

3. Harta Tak Berwujud / Intangible Assets

Aset tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki

perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Contoh : Merk dagang, hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph, franchise,

, goodwill, dan lain sebagainya.

4. Harta Tetap / Aktiva Tetap / Fixed Assets

Harta tetap adalah harta yang menunjang kegiatan operasional perusahaan yang

sifatnya permanen kepemilikannya.

Contoh : Gedung, mobil, mesin, peralatan dan perlengapan kantor, dan lain-lain.

5. Harta Lainnya / Other Assets

Harta lain adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat dikategorikan pada harta atau

aset di atas baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi, aset tak berwujud dan aset lancar.

Contoh : Mesin rusak, uang jaminan, harta yang masih dalam proses kepengurusan

yang sah, dan lain-lain.

12

Page 13: Presentasi t.a kelompok 11

Secara umum perbedaan antara ED PSAK 16 (revisi 2011): Aset Tetap dengan PSAK 16

(2007): Aset Tetap adalah sebagai berikut:

PERIHAL ED PSAK 16

(revisi 2011)

PSAK 16

(revisi 2007

Pengecualian

terhadap ruang

lingkup 

Menambahkan pengecualian ruang lingkup

untuk:Aa. aset tetap diklasifikasikan sebagai

dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58

(revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki

untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan

Bb. pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi

dan evaluasi (Lihat PSAK 64: Aktivitas

Eksplorasi dan Evaluasi Pada Pertambangan

Sumber Daya Mineral)

Hanya mengatur

pengecualian ruang

lingkup untuk untuk hak

penambangan dan

reservasi tambang, seperti

minyak, gas alam, dan

sumber daya alam sejenis

yang tidak dapat

diperbarui 

Ruang lingkup  Tidak mengatur lagi mengenai properti

investasi yang sedang dibangun atau

dikembangkan. 

Ruang lingkup mencakup

properti yang dibangun

atau dikembangkan untuk

digunakan di masa depan

sebagai properti investasi. 

Hibah

Pemerintah 

Tidak mengatur syarat pengakuan aset tetap

yang berasal dari hibah. Hanya mengatur nilai

tercatat aset tetap yang dapat dikurangi dari

hibah pemerintah. 

Pengakuan aset tetap yang

berasal dari hibah

pemerintah mempunyai

syarat bahwa:a. entitas

telah memenuhi kondisi

atau prasyarat hibah

tersebut;

b. hibah akan diperoleh.

Aset tetap yang

tersedia untuk

dijual 

Pengaturan aset tetap yang tersedia untuk dijual

dihapus karena sudah diatur dalam PSAK 58

(revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki

untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. 

Mengatur perlakuan

akuntansi terhadap suatu

aset tetap yang tersedia

untuk dijual 

13

Page 14: Presentasi t.a kelompok 11

Depresiasi atas

tanah 

Menjelaskan bahwa pada umumnya tanah

memiliki umur ekonomis tidak terbatas

sehingga tidak disusutkan, kecuali entitas

meyakini umur ekonomis tanah

terbatas.Perlakuan akuntansi tanah yang

diperoleh dengan Hak Guna Usaha, Hak Guna

Bangunan dan lainnya mengacu pada ISAK 25:

Hak Atas Tanah

Perlakuan akuntansi untuk

tanah yang diperoleh

dengan Hak Guna Usaha,

Hak Guna Bangunan dan

lainnya mengacu pada

PSAK 47: Tanah. 

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, agar

pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas di aset

tetap, dan perubahan dalam investasi tersebut. Isu utama dalam akuntansi aset tetap adalah

pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan

nilai atas aset tetap.

Istilah – istilah yang sering digunakan dalam pernyataan dalam PSAK 16 ini adalah :

1. Aset tetap adalah aset berwujud yang:

a)      dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk

direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan

b)      diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

1. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar

dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan

atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset pada

saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain,

misalnya PSAK 53 (revisi 2010): Pembayaran Berbasis Saham.

2. Jumlah tercatat adalah nilai aset yang diakui setelah dikurangi akumulasi penyusutan

dan akumulasi rugi penurunan nilai.

3. Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya

untuk menjual dan nilai pakainya.

4. Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan

pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya.

14

Page 15: Presentasi t.a kelompok 11

5. Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas entitas yang diharapkan timbul

dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhir

umur manfaatnya atau yang diharapkan terjadi saat penyelesaian liabilitas.

6. Nilai residu aset adalah jumlah estimasian yang dapat diperoleh entitas saat ini dari

pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah mencapai

umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya.

7. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara

pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu

transaksi dengan wajar.

8. Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset

selama umur manfaatnya.

9. Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah

tercatat suatu aset atas jumlah terpulihkannya.

10. Umur manfaatadalah:

1. periode suatu aset yang diharapkan dapat digunakan oleh entitas, atau

2. jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari suatu

aset oleh entitas.

Manfaat Ekonomik.

Untuk dapat di katakana asset, suatu objek harus mengandung manfaat ekonomik di

masa datang yang cukup pasti (probable). Ini mengisyaratkan bahwa manfaat tersebut terukur

dan dapat di kaitkan dengan kemampuannya untuk mendatangkan pendapatan atau aliran kas

di masa datang.

Uang atau kas mempunyai manfaat atau potensi jasa karena apa yang dapat di beli

atau karena daya tukarnya. Dengan kata lain, potensi jasa kas dapat di tukarkan dengan

potensi jasa apapun yang di perlukan kesatuan usaha untuk melaksanakan kegiatan

ekonomiknya.

Di kuasai oleh Entitas

Untuk dapat di sebut sebagai asset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh

entitas tetapi cukup di kuasai oleh entitas. Pemilikan (ownership) mempunyai makna yuridis

15

Page 16: Presentasi t.a kelompok 11

atau legal. Artinya, untuk memiliki suatu objek di perlukan proses yang di sebut transfer hak

milik (transfer of title).

Pemerolehan perlengkapan (equipment) secara tunai merupakan contoh penguasaan

manfaat ekonomik karena pembelian. Piutang dagang adalah manfaat ekonomik yang di

kuasai oleh kesatuan usaha karena penjualan.

Lebih Lanjut, pendefenisian asset lebihdi fokuskan pada manfaat ekonomik masa

datang yang di kuasai oleh entitas dan baru kemudian pada objek fisis dan pihak yang

menyediakan manfaat. Karena kepemilikan bukan bagian dari defenisi aset, manfaat yang di

kuasai tidak harus mencukupi seluruh objek fisis atau seluruh manfaat yang di miliki atau di

kuasai oleh pihak lain.

B. Hutang / Pasiva / Liabilities

Hutang adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga untuk melakukan sesuatu

yang pada umumnya dalah pembayaran uang, penyerahan barang maupun jasa pada waktu-

waktu tertentu.

Jika kita ingat kembali persamaan dasar akuntansi, sisi kiri persamaan akuntansi

adalah harta (aktiva) dan sisi kanan terdiri dari hutang dan modal. Hutang menunjukkan

besarnya kepentingan kreditur pada harta perusahaan.

Sementara itu modal menunjukkan besarnya kepentingan pemilik pada harta

perusahaan. Persamaan tersebut juga tergambar pada neraca yang memuat harta, hutang dan

modal.

Adanya hutang di neraca menunjukkan perusahaan pernah menarik sumber daya yan

digunakan dari kreditur. Pada bab ini akan dibicarakan akuntansi atas kegiatan pendanaan

yang berasal dari kreditur. Hutang didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi di

masa datang yang bersifat probable yang timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas

untuk menyerahkan harta atau menyediakan jasa ke entitas lain di kemudian hari sebagai

akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu.

16

Page 17: Presentasi t.a kelompok 11

Dari definisi di atas dapat ditarik beberapa hal penting yaitu :

1. Hutang ini timbul dari transaksi atau kejadian masa lalu.

2. Hutang harus melibatkan transfer asset atau penyediaan jasa dikemudian hari yang

bersifat probable (hampir pasti).

3. Hutang ini merupakan kewajiban dari suatu entitas.

1. KLASIFIKASI HUTANG.

Untuk tujuan pelaporan, hutang diklasifikasikan sebagai hutang lancar dan hutang jangka

panjang. Suatu hutang yang berasal dari kegiatan operasional akan diklasifikasikan sebagai hutang

lancar jika hutang ini akan dilunasi dengan menggunakan harta lancar dalam satu tahun ke depan atau

dalam satu siklus operasi normal, yang mana yang lebih lama. Namun hutang yang berasal dari

pinjaman bank, atau pinjaman lainnya diklasifikasikan menurut kriteria satu tahun. Suatu hutang yang

jatuh tempo dalam satu tahun sejak tanggal neraca akan diklasifikasikan sebagai hutang lancar. 

2. PENGUKURAN HUTANG.

Pengukuran merupakan proses pemberian atribut nilai pada hutang. Atribut nilai yang

diberikan pada hutang adalah nilai moneter. Namun ternyata pengklasifikasian hutang

menjadi lancar dan tidak lancar menjadi pertimbangan dalam pengukuran hutang. Secara

umum hutang akan diukur sebesar nilai sekarang dari hutang tersebut yang merupakan

jumlah uang yang harus dibayarkan untuk melunasinya sekarang.

Aturan ini lebih tepat untuk hutang tidak lancar. Sementara itu hutang yang berasal

dari kegiatan operasional misalnya hutang gaji dan hutang usaha, umumnya hutang ini akan

segera dilunasi sehingga selisih antara nilai jatuh tempo dengan nilai sekarang hutang

tersebut tidak material. Oleh karena itu hutang yang berasal dari operasional umumnya untuk

tujuan praktis disajikan sebesar nilai jatuh temponya.

Untuk tujuan pengukuran, baik hutang lancar maupun tidak lancar dapat diklasifikasikan

menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Hutang yang jumlahnya sudah pasti. Contoh dari hutang ini adalah nominal dari

wesel atau obligasi.

17

Page 18: Presentasi t.a kelompok 11

2. Hutang yang jumlahnya harus diestimasi. Dilihat dari kepastiannya, hutang ini pasti

terjadi namun jumlahnya belum diketahui secara pasti. Hutang garansi merupakan

contohnya.

3. Hutang bersyarat (contingent liablility) yaitu suatu hutang yang akan muncul jika

terjadi kejadian lain. Contohnya perusahaan dituntut dipengadilan oleh perusahaan

lain. Perusahaan akan berkewajiban membayar uang jika pengadilan memenangkan

perusahaan yang menuntut tersebut. Tingkat kemungkinan timbulnya hutang

bersyarat dapat dibagi menjadi :

1. Probable : Tingkat kemungkinannya sangat tinggi dan bahkan dapat

dikatakan hampir pasti. Jika jumlah hutangnya dapat diestimasi dengan

handal, maka hutang ini dicatat, jika jumlahnya sulit diestimasi maka

keberadaan hutang ini diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

2. Reasonable posible : Kemungkinan terjadinya 50% atau dapat terjadi

dapat pula tidak. Jika kondisinya demikian cukup diungkapkan dalam

catatan atas laporan keuangan.

3. Remote : Kemungkinan terjadinya sangat kecil sehingga tidak perlu

dicatat dan dilaporkan kecuali untuk hutang jaminan pembayaran

hutang walaupun tingkat kemungkinan terjadinya kewajiban kecil

tetapi harus diungkap dalam catatan atas laporan keuangan.

3. AKUNTANSI HUTANG JANGKA PENDEK

Seperti telah dibahas pada bagian di atas, hutang jangka pendek tidak perlu

didiskontokan ke nilai sekarang. Yang termasuk hutang ini adalah Hutang Usaha (Account

Payable), serta berbagai hutang opersional seperti hutang gaji, listrik, telepon, pajak dan

sebagainya.

18

Page 19: Presentasi t.a kelompok 11

Sementara itu untuk hutang wesel, walaupun jangka pendek umumnya disajikan

sebesar nilai sekarangnya

1. Hutang operasional

No. Jenis Hutang 

Perlakuan 

1. Account Payable 

Hutang ini dicatat jika hak kepemilikan barang sudah berpindah kepada perusahaan. Dilihat dari jumlahnya, yang dicatat adalah sebesar jumlah yang akan dibayar yaitu harga faktur.

2. Hutang biaya 

Dicatat manakala jasa sudah dikonsumsi dan sebesar jumlah yang akan dibayar. 

2. Pinjaman jangka pendek

Perusahaan kadangkala menerbitkan sebuah promes atau janji tertulis untuk

membayar uang pada tanggal tertentu. Dilihat dari ada atau tidaknya tarip bunga yang harus

dibayar, noters dapat dibagi menjadi hutang wesel berbunga dan hutang wesel tak berbunga.

Hutang wesel berbunga merupakan hutang wesel yang penerbitannya disamping harus

membayar nominal wesel juga harus membayar bunga.

Hutang Lancar yang akan diganti dengan Hutang Jangka Panjang

Suatu hutang lancar kadangkala dapat dibiayai kembali seperti diciptakan surat hutang

baru sebagai pelunasan hutang pada saat jatuh temponya nanti. Surat Hutang yang baru akan

jatuh tempo melebihi setahun. Dengan adanya tindakan ini maka perusahaan tidak akan

membayar hutang dalam waktu setahun yang akan datang.

Dalam kondisi seperti ini tentu akan lebih tepat jika hutang tersebut tidak

diklasifikasikan sebagai hutang jangka pendek. Namun terdapat syarat –syarat yang harus

dipenuhi :

1. Manajemen bermaksud merefinance hutang tersebut menjadi hutang jangka

panjang.

19

Page 20: Presentasi t.a kelompok 11

2. Manajemen harus dapat menunjukkan kemampuan merefinance hutang

tersebut yang terbukti dengan :

1. pelaksanaan refinace tersebut terjadi pada masa setelah tanggal neraca

tetapi sebelum laporan keuangan diterbitkan

2. mencapai kesepakatan yang kuat yang secara jelas yang

memungkinkan refinance dengan dasar jangka panjang. 

Line of Credit

Perusahaan kadangkala mengadakan perjanjian dengan bank. Bank akan memberikan

pinjaman kepada perusahaan sewaktu-waktu membutuhkan. Karena perjanjian ini sudah

disetujui maka pada saat perusahaan menarik dana dari Bank, perusahaan tidak perlu melalui

proses yang panjang . Pengaruhnya terhadap akuntansi adalah :

1. Pada saat line of credit ditandatangani, perusahaan belum mencatat adanya

hutang

2. Jika perusahaan menarik uang dari bank, saat itu perusahaan mencatat hutang

(lancar atau tidk lancar tergantung pada hutang tersebut kapan jatuh

temponya).

AKUNTANSI HUTANG JANGKA PANJANG

Hutang jangka panjang merupakan hutang yang jatuh tempo melebihi satu tahun sejak

tanggal neraca. Hutang ini dapat didukung dengan penerbitan promes dan hutang seperti ini

disebut hutang wesel jangka panjang.

Hutang jangka panjang dapat juga didukung dengan menerbitkan sertifikat yang

lazim disebut surat Obligasi. Karena akuntansi untuk hutang wesel jangka pendek di atas

hakekatnya sama dengan akuntansi hutang wesel jangka panjang, maka berikut ini hanya

akan dibahas hutang obligasi. Akuntansi untuk obligasi antara lain terdiri dari saat penerbitan

obligasi, saat pembayaran bunga dan amortisasi premium atau diskon serta pelunasannya.

Jenis-jenis hutang sebagai berikut:

1. Hutang Lancar / Kewajiban Lancar / Current Liabilities

Hutang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo satu tahun.

20

Page 21: Presentasi t.a kelompok 11

Contoh : hutang dagang, beban yang harus dibayar, hutang dagang, hutang pajak, pendapatan

diterima di muka, dan lain sebagainya.

2. Hutang Jangka Panjang / Long-Term Liabilities

Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu

lebih dari setahun.

Contoh : Hutang hipotek, hutang obligasi yang jatuh tempo lebih dari setahun, hutang

pinjaman jangka panjang, dan lain sebagainya.

3. Hutang lain-lain / Other Payable

Perkiraan atau akun ini digunakan untuk mencatat hutang lain yang tidak termasuk

pada hutang lancar dan hutang jangka panjang.

Contoh : uang jaminan, hutang pada pemegang saham, dan lain sebagainya.

C. Modal / Capital

Modal adalah hak milik atas kekayaan dan harta perusahaan yang berbentuk hutang

tak terbatas suatu perusahaan kepada pemilik modal hingga jangka waktu yang tidak terbatas.

Rumus modal adalah harta atau aset dikurangi dengan kewajiban atau hutang.

Contoh Modal : modal disetor, prive, modal komanditer, laba ditahan, agio saham, saham

preferen & biasa, simpanan-simpanan, sisa hasil usaha atau shu, dan lain sebagainya.

Istilah modal sering digunakan pula sebagai padan kata equity walaupun modal lebih dekat

maknanya dengan istilah capital. Karena ekuitas mengandung unsur pemilikan (ownership), untuk

organisasi nonprofit ekuitas disebut sebagai aset bersih (net assets) untuk menghindari kesan adanya

pemilikan.

Karena konsep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen dan pemilikan, informasi

tentang ekuitas pemegang saham menjadi sangat penting karena hal tersebut menunjukan hubungan

antara perusahaan (perseroan) dengan pemegang saham. Dari sudut pemegang saham, ekuitas

pemegang saham merupakan hak atas kekayaan atau nilai yang tertanam dalam perseroan. Kalau

dipandang dari sudut kesatuan usaha, ekuitas pemegang saham merupakan “utang” perseroan

kepada para pemegang saham. Oleh karna itu, ekuitas pemegang saham dapat juga dipandang sebagai

gambaran hubungan yuridis antar perseroan dan pemegang saham. Dengan kedudukannya yang

demikian persoalannya adalah bagaimana melaporkan atau menyajikan informasi elemen ini agar

hubungan tanggung jawab yuridis dapat dipertahankan.

21

Page 22: Presentasi t.a kelompok 11

Ekuitas pemegang saham itu sendiri terdiri atas dua komponen penting yaitu modal setoran

(paid-in atau contributed capital) dan laba ditahan (retained earnings). Sebagai pasangan modal

setoran, laba ditahan dapat disebut sebagai modal bentukan atau ciptaan (earned capital).

Menurut PSAK (2002) pasal 49, ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah

dikurangi semua kewajiban. Ekuitas didefinisi sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa

ekuitas bukan kewajiban. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik masa datang.

Karena didefinisi atas dasar aset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung pada bagaimana aset

dan kewajiban diukur.

Atas dasar konsep kesatuan usaha, kreditor dan pemegang saham sama-sama mempunyai

klaim atau hak untuk dilunasi atas dana yang ditanamkan dalam perusahaan. Namun kreditor dan

pemegang saham memiliki perbedaan sbb:

a. Hak-hak masing-masing pihak atas penyelesaian klaim

Klaim kreditor terbatas jumlahnya dan harus diselesaikan pada tanggal tertentu

sementara klaim pemegang saham merupakan jumlah residual dan tidak harus diselesaikan

atau dilunasi pada tanggal tertentu.

b. Hak penggunaan aset dalam operasi

Kreditor pada umumnya tidak mempunyai akses dan kendali dalam penggunaan aset

perusahaan. Mereka juga tidak mempunyai hak dalam pengambilan keputusan operasi

perusahaan secara langsung.

Di lain pihak, pemilik (khusunya dalam perusahaan perseorangan) mempunyai akses, hak,

dan autoritas untuk menjalankan perusahaan dan menggunakan atau mengendalikan aset.

c. Substansi ekonomik perjanjian

Kreditor berhak atas pelunasan sedangkan pemegang saham berhak atas pembagian

laba (residual). Jadi, secara substansi ekonomik, kreditor menanggung risiko lebih besar

sehingga berhak atas kembalian (rate of return) yang bervariasi melalui pembagian laba

(participation in profits).

KOMPONEN EKUITAS PEMEGANG SAHAM

Dari segi riwayat terjadinya dan sumbernya, ekuitas pemegang saham diklasifikasi atas dasar

dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal

saham (capital stock) sebagai modal yuridis (legal capital) dan modal setoran tambahan (additional

paid-in capital), dan komponen lain yang merefleksi transaksi pemilik (misalnya saham treasuri atau

modal sumbangan).

22

Page 23: Presentasi t.a kelompok 11

TUJUAN PENYAJIAN EKUITAS

Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham akan sangat dipengaruhi oleh tujuan

penyajian informasi tersebut kepada pemakai statemen keuangan. Pada umumnya, tujuan pelaporan

informasi ekuitas pemegang saham adalah menyelidiki akan informasi kepada yang berkepentingan

tentang efisiensi dan kepengurusan (stewardship) manajemen serta menyediakan informasi tentang

riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya. Informasi tentang kewajiban

yuridis perseroan terhadap para pemegang saham dan pihak lainnya juga merupakan tujuan penyajian

ekuitas pemegang saham ini.

PEMBEDAAN MODAL SETORAN DAN LABA DITAHAN

Ditinjau dari sumbernya, ada beberapa komponen yang membentuk ekuitas pemegang saham

yaitu:

(1) jumlah rupiah yang disetorkan oleh pemegang saham

(2) laba ditahan yang merupakan sisa laba setelah pembagian dividen

(3) jumlah rupiah yang timbul akibat apresiasi/revaluasi aset visis tertentu

(4) jumlah rupiah donasi dari pihak nonpemegang saham

(5) sumber lainnya

Laba ditahan pada dasarnya adalah terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari akun

ikhtisar Laba-Rugi (income summary). Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan, sebenarnya saldo

laba tersebut telah lebur menjadi elemen modal modal pemegang saham yang sah. Seperti juga modal

setoran, laba ditahan menunjukkan sejumlah hak atas seluruh jumlah rupiah aset bukan hak atas jenis

aset tertentu. Dengan demikian untuk mengukur seluruh hak pemegang saham atas aset, laba ditahan

harus digabungkan (ditambahkan) dengan modal setoran.

Pembedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting. Dari segi

administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba (earning power) sehingga laba

ditahan harus selalu dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlahnya akhirnya ditotal untuk

membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan ini juga penting secara yuridis karena modal

setoran merupakan dana dasar (basic fund) yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan

perlindungan bagi pihak lain. Dana ini hanya dapat ditarik kembali dalam likuidasi atau dalam

keadaan luar biasa lainnya. Sementara itu, laba ditahan adalah jumlah rupiah yang secara yuridis

dapat digunakan untuk pembagian dividen.

Segala perubahan aset akibat penggunaan aset untuk tujuan produktif (for productive effect)

harus dibedakan dengan perubahan aset dalam rangka pemerolehan dana (for financial effect.). Untuk

23

Page 24: Presentasi t.a kelompok 11

selanjutnnya, perubahan yang pertama disebut perubahan karena transaksi operasi sedangkan yang

kedua transaksi modal. Pembedaan ini menjadi landasan utama penyajian statemen laba-rugi

komprehensif.

1.modal internal perusahaan .

modal internal perusahaan dalah segala sesuatu yang ditanamkan oleh peusahaan

seperti yang sudah disebutkan oleh pak sugiarto tadi dan yang dimana utnuk mengasilkan

sesuatu pendapatan .yang persenanya berdasarkan besarnya yang ditentukan oleh perusahaan 

2.modal eksternal perusahaan : 

modal eksternal perusahaan adalah segala sesuatu modal yang dimiliki perusahaan

dan besarnya modal eksternal juga ditentukan oleh perusahaan yang dimana modal eksternal

biasanya didapat daripersetujuan atau pasar modal

D. Pendapatan.

Pendapatan menurut Paton dan Littleton (1940), pengertian pendapatan dapat di tinjau

dari aspek fisik dan aspek moneter. Di lihat dari aspek fisik, pendapatan merupakan hasil

akhir dari suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba.syyn

Sedangkan dari aspek moneter, Paton dan Littleton menghubungkan pengertian

pendapatan dengan aliran masuk aktiva yang berasal dari seluruh kegiatan operasi

perusahaan. Jadi, atas dasar konsep kesatuan usaha, pendapatan di artikan sebagai aliran

masuk aktiva ke dalam perusahaan.

Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum

mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam

hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri.

Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :

1. Menurut ilmu ekonomi.

Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat

dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama

24

Page 25: Presentasi t.a kelompok 11

pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total

kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan

adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh

selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih

dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada jumlah nilai

statis pada akhir periode. Secara garis besar pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal

periode ditambah perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.

2. Menurut ilmu akuntansi.

Banyak konsep pendapatan didifinisikan dari berbagai literatur akuntansi dan teori

akuntansi. Namun pada dasarnya konsep pendapatan dapat ditelusuri dari dua sudut pandang,

yaitu :

a. Pandangan yang menekankan pada pertumbuhan atau peningkatan jumlah aktiva

yang timbul sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan. Pendekatan yang

memusatkan perhatian kepada arus masuk atau inflow adalah pendapat merupakan aliran

dalam dari kas, piutang pelayanan lainnya, atau dari investasi misalnya, bunga atau tabungan.

Pandangan yang menekankan kepada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan serta

penyerahan barang dan jasa atau outflow.

Vernon Kam menyatakan Pendapatan adalah nilai aset dan modal dengan penigkatan

pada akhirnya berhubungan dengan uang tunai.

Kam berpendapat, bahwa pendapatan adalah kenaikan kotor dalam jumlah atau nilai

aktiva dan modal, dan biasanya kenaikan tersebut berwujud aliran kas masuk ke unit usaha.

Aliran kas masuk ini terjadi terutama akibat penciptaan melalui produksi dan penjualan

output perusahaan.

FASB SFAC No.6 memberikan pemahaman pendapatan adalah Pendapat adalah arus

masuk aset dari suatu entitas atau penyelesaian kewajiban dari pengiriman atau produk

barang , rendering, jasa, atau kegiatan lain yang merupakan entitas untuk operasi besar atau

pusat.

Definisi di atas, menekankan pengertian pendapatan pada arus masuk penambahan

lain atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajiban-kewajibannya atau kombinasi

keduanya yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau kegiatan-

kegiatan lain yang merupakan operasi inti.

25

Page 26: Presentasi t.a kelompok 11

Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa ada dua penggolongan mengenai

pendapatan, yaitu penggolongan secara luas dan secara sempit. Pendapatan secara luas

menitikberatkan kepada keseluruhan kegiatan perusahaan yang menghasilkan kenaikan aktiva

atau berkurangnya hutang dan dapat merubah modal pemiliknya. Keseluruhan kegiatan

perusahaan itu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan lain di luar kegiatan utama.

Pemfokusan kegiatan perusahaan terhadap kegiatan utama yang berakibat kepada kenaikan

aktiva atau pengurangan hutang dan yang dapat merubah modal tersebut pendapatan dalam

arti sempit.

Dilihat dari arti sempit, untuk kenaikan ekuitas yang berasal dari transaksi periferal

atau insidental pada suatu entitas dan semua transaksi lain dan kejadian serta situasi lain yang

mempekerjakan entitias kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi pemilik

disebut keuntungan.

Karakteristik Pendapatan

Pendapatan diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memanfaatkan

faktor-faktor produksi untuk mempertahankan diri dan pertumbuhan. Seluruh kegiatan

perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebur earning process.

Secara garis besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau

pendapatan dan keuntungan dan pengaruh negatif atau beban dan kerugian. The activity of

earning process creates two effect, possitive stream (revenues and gains) and negative stream

(expenses and loses).

Selisih dari keduanya nantinya menjadi laba atau income dan rugi atau less.

Pendapatan umumnya digolongkan atas pendapatan yang berasal dari kegiatan normal

perusahaan dan pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan.

Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang

ataupun jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang bukan

berasal dari kegiatan normal perusahaan adalah hasil di luar kegiatan utama perusahaan yang

sering disebut hasil non operasi.

1. Sumber pendapatan

Jumlah rupiah perusahaan bertambah melalui berbagai cara tetapi tidak semua cara

tersebut mencerminkan pendapatan. Tambahan jumlah rupiah aktiva perusahaan dapat

berasal dari transaksi modal; laba dari penjualan aktiva yang bukan barang dagangan seperti

26

Page 27: Presentasi t.a kelompok 11

aktiva tetap; surat berharga; ataupun penjualan anak atau cabang perusahaan; hadiah,

sumbangan atau penemuan; revaluasi aktiva tetap; dan penjualan produk perusahaan. Dari

semua transaksi di atas, hanya transaksi atas penjualan produk saja yang dapat dianggp

sebagai sumber utama pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam

hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk utama perusahaan.

2. Produk dan kegiatan utama perusahaan

Produk perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam bentuk jasa. Perusahaan

tertentu mungkin sekali menghasilkan berbagai macam produk atau baik berupa barang atau

jasa atau keduanya yang sangat berlainan jenis maupun arti pentingnya bagi perusahaan.

Terkadang, produk yang dihasilkan secara insidental bila dihubungkan dengan

kegiatan utama perusahaan atau yang timbul tidak tetap, sering dipandang sebagai elemen

pendapatan non operasi, maka pemberian pembatasan tentang epndapatan sangat perlu.

untuk itu produk perusahaan harus diartikan meliputi seluruh jenis barang atau jasa

yang disediakan atau diserahkan kepada konsumen tanpa memandang jumlah rupiah relatif

tiap jenis produk tersebut atau sering tidaknya produk tersebut atau sering tidaknya produk

tersebut dihasilkan.

3. Jumlah rupiah pendapatan dan proses penandingan.

Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali kuantitas terjual.

Perusahaan umumnya akan mengharapkan terjadinya laba yaitu jumlah rupiah pendapatan

lebih besar dari jumlah biaya yang dibebankan. Laba atau rugi yang terjadi baru akan

diketahui setelah pendapatan dan beban dibandingkan. Setelah biaya yang dibebankan secara

layak dibandingkan dengan pendapatan maka tampaklah jumlah rupiah laba atau pendapatan

neto.

C. Kriteria pengakuan pendapatan

Pengakuan sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan-perkiraan dan laporan

keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Pengakuan

itu termasuk penggambaran suatu item baikd alam kata-kata maupun dalam jumlahnya,

dimana jumlah mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan

tersebut.

Empat kriteria mendasar yang harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui adalah :

1. Definsi item dalam pertanyaan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh unsur laporan

keuangan yaitu aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.

27

Page 28: Presentasi t.a kelompok 11

2. Item tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur secara andal, yaitu

karakteristik, sifat atau aspek yang dapat dikuantifikasi dan diukur.

3. Relevansi informasi mengenai item tersebut mampu membuat suatu perbedaan dalam

pengambilan keputusan.

4. Reliabilitas informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar dapat diuji,

dan netral.

Empat kriteria pengakuan di atas, diterapkan pada semua item yang akan diakui pada laporan

keuangan. Namun SFAC No.5 menyatakan persyaratan yang lebih mengikat dalam hal

pengakuan komponen laba dan pada pengakuan perubahan lainnya dalam aktiva atau

kewajiban.

Sebagai tambahan pada empat kriteria pengakuan secara umum yang telah dijelaskan

sebelumnya, pendapatan dan keuntungan umumnya diakui apabila :

1. Pendapatan dan keuntungan tersebut telah direalisasikan.

2. Pendapatan dan keuntungan tersebut telah dihasilkan karena sebagian besar dari proses

untuk menghasilkan laba telah selesai.

Pendapatan direalisasikan ketika kas diterima untuk barang dan jasa yang dijual.

Pendapatan itu dapat direalisasikan ketiga klaim atas kas (misalnya, aktiva non kas seperti

piutang usaha atau wesel tagih) diterima yang ditentukan dapat segera dikonversikan ke

dalam kas tertentu.

Kriteria ini juga dipenuhi jika produk tersebut adalah suatu komoditas, seperti emas, dimana

ada pasar publik untuk jumlah tak terhingga, dan produk tersebut dapat dibeli dan dijual pada

harga pasar yang telah diketahui.

Pengukuran dan Pengakuan Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan NO.23.

Kemampuan dari akuntansi memberi suatu informasi yang baik dapat dilihat dari

kemampuannya untuk memberikan konsep pengakuan pendapatan dengan tepat sehingga

membantu pemakai dalam mengambil keputusan.

Standar Akuntansi Keuangan NO.23 mendefinisikan pendapatan sebagai berikut :

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal

perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang

tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan hanya terdiri dari arus masuk

bruto dari manfaat ekonomi yang diterima perusahaan itu sendiri, di luar dari pernyataan di

atas yang tidak memiliki manfaat ekonomi dalam peningkatan ekuitas bagi perusahaan

dikeluarkan dari pendapatan.

28

Page 29: Presentasi t.a kelompok 11

Saat menentukan pendapatan diakui dapat ditinjau dari besar kemungkiman manfaat ekonomi

masa depan akan mengalir ke perusahaan dapat diukur dan diprediksikan dengan normal.

1. Pengukuran pendapatan

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat

diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh

persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut

diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan

dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan.

Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan

adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun jika

terdapat perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal, maka imbalan tersebut diakui

sebagai pendapatan bunga. Nilai wajar disini dimaksudkan sebagai suatu jumlah dimana

kegiatan mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memakai

dan berkeinginan untuk meakukan transaksi wajar, kemungkinan kurang dari jumlah nominal

kas yang diterima atau dapat diterima.

Barang yang dijual atau jasa yang diberikan untuk diperkirakan atau barter dengan

barang atau jasa yang tidak sama, maka pertukaran dianggap sebagai transaksi yang

mengakibatkan pendapatan. Tetapi bila barang atau jasa yang dipertukarkan untuk barang

atau jasa dengan sifat dan nilai yang sama maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai

transaksi yang mengakibatkan pendapatan.

2. Pengakuan pendapatan

Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki identifikasi

tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara

terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk

menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat

diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari

transaksi tersebut.

Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-

sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak

dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan.

Pendapatan dari penjualan barang harus segera diakui bila seluruh kriteria berikut ini

terpenuhi :

• Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memudahkan manfaat

kepemilikan barang kepada pembeli;

29

Page 30: Presentasi t.a kelompok 11

• Perusahaan tidak lagi mengelola atau pengendalian efektif atas barang yang dijual;

• Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan handal;

• Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir ke

perusahaan tersebut;

• Biaya yang akan terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan

dapat diukur dengan handal.

Bila salah satu kriteria di atas tidak dipenuhi, maka pengakuan pendapatan harus

ditangguhkan. Pendapatan tidak diakui apabila perusahaan tersebut menahan resiko dari

kepemilikan, antara lain :

• Bila perusahaan menahan kewajiban sehubungan dengan pelaksanaan suatu hal yang tidak

memuaskan yang tidak dijamin sebagaimana lazimnya;

• Bila penerimaan pendapatan dari suatu penjualan tertentu tergantung pada pendapatan

pembeli yang bersumber dari penjualan barang yang bersangkutan;

• Bila pengiriman barang tergantung pada instalasinya, dan instalasi tersebut merupakan

bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan oleh perusahaan; dan

• Bila pembeli berhak untuk membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang ditentukan

dalam kontrak dan perusahaan tidak dapat memastikan apakah akan terjadi return.

Pendapatan dan transaksi penjualan jasa dapat diestimasi atas tugas yang disepakati

perusahaan. Pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui pada tingkat

penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan, penjualan jasa dapat diakui dengan metode

persentase penyelesaian, bila memenuhi seluruh kondisi berikut :

• Jumlah pendapatan dapat diukur dengan handal;

• Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh

perusahaan;

• Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal;

dan

• Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya tidak menyelesaikan transaksi tersebut

dapat diukur dengan andal.

Suatu perusahaan dapat membuat estimasi yang andal setelah perusahaan tersebut dapat

dipisah dengan kekuatan hukum berkenaan dengan jasa yang diberikan dan diterima oleh

pihak-pihak tersebut, antara lain :

• Hak masing-masing pihak yang pelaksanaannya dapat dipaksakan dengan kekuatan hukum

yang berkenaan dengan jasa yang diberikan dan diterima pihak-pihak tersebut;

30

Page 31: Presentasi t.a kelompok 11

• Imbalan yang harus dipertukarkan; dan

• Cara dan persyaratan penyelesaian.

Tingkat penyelesaian suatu transaksi dapat ditentukan dengan berbagai metode, tergantung

pada sifat transaksi, metode tersebut dapat meliputi :

• Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan

diperoleh perusahaan.

• Jumlah pendapatan dapat diukur dengan handal.

• Pendapatan atas bunga, royalti, dan deviden ini diakui dengan menggunakan dasar

tersebut.

• Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efektif

aktiva tersebut.

• Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang

relevan.

• Dalam metode biaya (cost method), deviden tunai harus diakui bila hak pemegang

saham untuk menerima pembayaran diterapkan.

2. Masalah pengukuran dan pengakuan pendapatan

a. Masalah pengukuran pendapatan

Pengukuran akuntansi haruslah diarahkan ke penyajian informasi yang relevan untuk

penggunaan yang ditetapkan. Pembatasan data yang tersedia dan ciri-ciri tertentu dari

lingkungan membatasi keakuratan dan keterandalan pengukuran. Oleh sebab itu keterbatasan

ini harus dikemukakan secara eksplisit dan dipertimbangkan dalam pengembangan prinsip

serta prosedur akuntansi, karena kendala-kendala ini tidak dapat dibuang oleh lingkungan

atau kurangnya alat pengukur memadai.

Namun, ketidakmampuan untuk membuat pengukuran pendapatan yang terandal dan

atribut khusus yang dianggap relevan dapat juga disebab oleh kurangnya teknik pengukuran

yang terandal dan ketidakmampuan untuk menemukan prosedur pengukuran pendapatan

yang menjelaskan secara layak atribut yang sedang diukur.

b. Masalah pengakuan pendapatan

Pada penjelasan sebelumnya konsep pendapatan hingga saat ini sulit dirumuskan oleh

para ahli ekonomi maupun akuntansi, hal ini disebabkan pendapatan menyangkut prosedur

tertentu, perubahan nilai tertentu dan waktu pendapatan harus dilaporkan.

31

Page 32: Presentasi t.a kelompok 11

Didalam definisi pendapatan sebagai produk perusahaan dalam mengukur dan melaporkan

pendapatan masih menghadapi masalah. Suatu alternatif pengakuan pendapatan pada waktu

penyelesaian kegiatan utama ekonomi adalah konsep pelaporan pendapatan berdasarkan

kejadian kritis atau yang paling menentukan, dengan kata lain sebagian pendapatan diakui

kemudian jika fungsi atau kegiatan ekonomi tambahan akan terjadi kemudian.

Sebaliknya bahwa nilai tambahan oleh perusahaan seharusnya dialokasikan beberapa

titik waktu, bahkan jika pertambahan nilai oleh perusahaan dilaporkan pada satu titik waktu

saja maka jumlah pendapatan yang ditunjukkan oleh pertambahan nilai karena faktor-faktor

ekonomi lainnya harus dilaporkan pada satu titik waktu saja. Walaupun pendapatan yang

ditunjukkan oleh pertambahan nilai karena faktor-faktor lainnya sesuah pengakuan utama.

Inilah konsep nilai bersih yang dapat direalisasikan yaitu harga penjualan tunai akhir

dikurangi biaya tambahan untuk memproduksi dan menjual.

Salah satu kesulitan utama konsep realisasi adalah bahwa realisasi mempunyai arti berbeda-

beda bagi setiap orang

E. Biaya (expense).

Secara umum, dapat di katakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka

menciptakan pendapatan di sebut dengan biaya. FASB (1980) mendefenisikan biaya sebagai

berikut:

Biaya adalah aliran keluar atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang selama satu

periode yang berasal dari penjualan atau produksi barang, atau penyerahan barang atau

pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas.

Sedangkan IAI (1994) mendefenisikan biaya atau beban sebagai berikut:

Biaya adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam

bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan

penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

PENURUNAN ASET

Biaya dapat dikatakan timbul jika terjadi transaksi atau kejadian yang menurunkan aset

atau sumber ekonomik. Aset dalam hal ini harus diartikan sebagai semua aset perusahaan

sebagai satu kesatuan. Dengan demikian konsumsi (consumption) atau pemakaian (using up)

32

Page 33: Presentasi t.a kelompok 11

aset atau manfaat ekonomik harus diartikan bahwa manfaat ekonomik aset (direpresentasi

oleh kos) telah habis karena melekat pada barang atau jasa yang telah diserahkan (keluar) dari

kesatuan usaha sehingga kesatuan usaha tidak menguasai lagi manfaat tersebut.

OPERASI UTAMA YANG MENERUS

Sebagaimana berlaku untuk pendapatan, pengertian operasi menunjuk kegiatan

operasi yang merupakan elemen statemen aliran kas yaitu : operasi (operating), investasi

(investing), dan pendanaan (financing). Biaya adalah penurunan aset yang berkaitan dengan

operasi dan bukan dengan investasi dan pendanaan.

KENAIKAN KEWAJIBAN

Definisi Biaya menurut Kam adalah kenaikan kewajiban. Bila barang dan jasa telah

dimanfaatkan oleh perusahaan tetapi perusahaan tidak mengakuinya sebagai aset sebelumnya

atau perusahaan belum mengakui kewajiban atas penggunaan barang dan jasa yang dikuasai

pihak lain, perusahaan mempunyai keharusan untuk membayar atau melakukan pengorbanan

sumber ekonomik di masa datang sehingga kewajiban timbul.

PENURUNAN EKUITAS

Penurunan Ekuitas lebih menegaskan pengertian biaya karena tidak setiap penurunan

aset mengakibatkan penurunan ekuitas. Misalnya, pembagian dividen kas merupakan

penurunan aset tetapi tidak dapat disebut sebagai biaya. Jadi, penurunan ekuitas hanya

merupakan karakteristik pendukung makna biaya. Hal ini serupa dengan keteridentifikasian

terbayar (payee) sebagai karakteristik pendukung pengertian kewajiban.

ALIRAN FISIS ATAU MONETER?

Definisi Kam dilandasi oleh pemikiran bahwa biaya merupakan kejadian moneter

yaitu perubahan nilai aset, kewajiban, atau ekuitas. Nilai ini diukur dengan kos barang dan

jasa yang dapat dikuasai dan dimanfaatkan kesatuan usaha melalui penyerahan aset

(pembelian tunai), penimbulan kewajiban (pembelian kredit), dan peningkatan ekuitas

(pembelian dengan saham perusahaan sebagai penghargaan).

RUGI

Kata-kata kunci yang melekat pada pengertian rugi adalah :

1) Penurunan ekuitas (aset bersih)

33

Page 34: Presentasi t.a kelompok 11

2) Transaksi periferal atau insidental

3) Selain apa yang didefinisi sebagai biaya atau selain distribusi ke pemilik.

Empat sumber rugi yang diidentifikasi FASB adalah (SFAC No.6, prg.85):

a) Periferal dan insidental : misalnya penjualan investasi dalam surat-surat berharga,

penjualan aset tetap, pelunasan hutang obligasi sebelum jatuh tempo.

b) Transfer nontimbal-balik (nonreciprocal transfers) dengan pihak lain: misalnya pencurian

dan pembayaran ganti rugi dari kekalahan dalam tuntutan perkara hukum.

c) Penahanan aset (holding assets): misalnya penurunan harga sekuritas investasi, penurunan

nilai-tukar valuta asing, dan penurunan harga karena penahanan sediaan (holding losses).

d) Faktor lingkungan: misalnya ganti rugi asuransi musibah alam yang lebih rendah dari kos

aset yang rusak. Contoh lain adalah lenyapnya manfaat aset yang tidak diasuransi akibat

kebakaran.

Patton dan Littleton (1970, hlm.93-96) mendefinisi rugi sebagai berbeda dengan biaya

yang merupakan penyerapan atau pengorbanan kos tanpa suatu kompensasi atau kembalian

(return). Yang dimaksudkan kembalian disini adalah bahwa kos yang diserap tersebut tidak

merupakan upaya untuk menghasilkan pendapatan.

PENGAKUAN BIAYA

Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan menyangkut

masalah kriteria pengakuan (recognition criteria) yaitu apa yang harus dipenuhi agar

penurunan nilai aset yang memenuhi definisi biaya atau rugi dapat diakui dan masalah saat

pengakuan (recognition rules atau timing) yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai

bahwa kriteria pengakuan telah dipenuhi.

KRITERIA PENGAKUAN

Biaya atau rugi pada umumnya diakui bilamana salah satu dari dua kriteria berikut

dipenuhi ( SFAC No.5,prg. 85):

34

Page 35: Presentasi t.a kelompok 11

a) Konsumsi manfaat (consumption of benefits).

Biaya atau rugi diakui bilamana manfaat ekonomik yang dikuasai suatu entitas telah

dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau pembuatan barang, penyerahan atau

pelaksanaan jasa, atau kegiatan lain yang merepresentasikan operasi utama atau sentral

entitas tersebut.

b) Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang (loss or lack of future benefits).

Biaya atau rugi diakui bilamana aset yang telah diakui sebelumnya diperkirakan telah

berkurang manfaat ekonomiknya atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomik.

KAIDAH ATAU SAAT PENGAKUAN

Sebagai pedoman bagi penyusun standar atau manajemen (kebijakan akuntansi

perusahaan), perlu dirumuskan pedoman umum saat pengakuan di tingkat rerangka

konseptual. FASB memberikan pedoman umum yaitu:

-Konsumsi Manfaat

Konsumsi manfaat ekonomik selama suatu perioda dapat diakui langsung pada saat

terjadinya atau diakui bersamaan dengan pengakuan pendapatan yang berkaitan. Berbagai

jenis atau pos biaya menghendaki cara pengakuan yang berbeda yaitu (SAFC No.5,prg. 86):

a) Beberapa pos biaya, seperti kos barang terjual, ditandingkan(matched with) dengan

pendapatan yang terkait. Diakui pada saat atau perioda yang sama dengan pengakuan

pendapatan yang dihasilkan langsung atau bersama (directly or jointly) dari transaksi atau

kejadian lain yang sama dengan yang menimbulkan biaya.

b) Banyak pos biaya, seperti gaji staf penjualan dan administratif, diakui selama perioda pada

saat kas dibayarkan atau kewajiban terjadi untuk barang dan jasa yang

dimanfaatkan/dikonsumsi bersamaan dengan pemerolehan atau segera setelah itu.

c) Beberapa pos biaya, seperti depresiasi dan asuransi, dialokasi (diakui) dengan prosedur

sistematik dan rasional untuk perioda-perioda yang menikmati manfaat aset bersangkutan.

LENYAPNYA ATAU BERKURANGNYA MANFAAT MASA DATANG

35

Page 36: Presentasi t.a kelompok 11

Biaya atau rugi diakui bila telah menjadi nyata atau jelas bahwa manfaat ekonomik

masa datang suatu aset yang diakui sebelumnya telah berkurang atau lenyap atau bahwa

kewajiban timbul atau bertambah tanpa adanya manfaat.

KAIDAH PENGAKUAN APB

a) Mengasosiasi sebab dan akibat (associating cause and effect). Beberapa kos diakui sebagai

biaya atas dasar asosiasi langsung dengan pendapatan tertentu.

b) Alokasi sistematik dan rasional (systematic and rational allocation). Bila tidak ada cara

langsung untuk mengasosiasi sebab dan akibat, beberapa kos diasosiasi dengan perioda

sebagai biaya atas dasar usaha (attempt) untuk mengalokasi kos secara sistematik dan

rasional ke beberapa perioda yang diperkirakan menikmati manfaat.

c) Pengakuan segera (immediate recognition). Beberapa kos diasosiasi dengan perioda

berjalan sebagai biaya karena :

1. Kas yang terjadi dalam perioda berjalan tidak memberi manfaat masa datang yang cukup

nyata (discernible),

2. Kas yang dicatat sebagai aset dalam perioda-perioda sebelumnya tidak lagi mempunyai

manfaat ekonomik yang cukup nyata,

3. Mengalokasi berbagai kos baik atas dasar asosiasi dengan pendapatan atau atas dasar

perioda akuntansi dipandang tidak mempunyai manfaat yang berarti.

HUBUNGAN KAS DAN BIAYA

Kas adalah pengukur biaya atau biaya direpresentasi dengan kos sehingga secara

teknis dan praktis biaya sering disebut kos saja. Memang biaya selalu dapat disebut kos

karena kos melekat didalamnya. Akan tetapi, kos tidak selalu dapat disebut biaya karena kos

dapat juga merepresentasi aset.

36

Page 37: Presentasi t.a kelompok 11

2.3 Instrumen-Instrumen keuangan.

Instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam transaksi pembayaran berbasis

saham berdasarkan PSAK 53 (revisi 2010): Pembayaran Berbasis Saham, kecuali Pernyataan

ini diterapkan untuk kontrak yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55 (revisi 2006)

paragraf 4 – 6 (e) instrumen yang disyaratkan sebagai instrumen ekuitas sesuai dengan PSAK

50 paragraf 13 dan 14 atau paragraph 15 dan 16 04. Pernyataan ini berlaku untuk instrumen

keuangan yang diakui dan yang tidak diakui. Instrumen keuangan yang diakui termasuk aset

keuangan dan liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen

Keuangan:

, Pengakuan dan Pengukuran. Instrumen keuangan yang tidak diakui termasuk

beberapa instrumen keuangan yang meskipun di luar ruang lingkup PSAK 55 (revisi 2006)

namun termasuk dalam ruang lingkup Penyataan ini (seperti beberapa komitmen pinjaman).

Pernyataan ini diterapkan pada kontrak pembelianatau penjualan pos non-keuangan

dalam ruang lingkup PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan

Pengukuran (lihat PSAK 55 (revisi 2010) paragraf 4 – 6).

KELOMPOK INSTRUMEN KEUANGAN DAN TINGKAT PENGUNGKAPAN.

Ketika Penyataan ini mensyaratkan pengungkapan berdasarkan kelompok instrumen

keuangan, maka entitas mengelompokan instrumen keuangan menjadi kelompokkelompok

sesuai dengan sifat informasi yang diungkapkan dan mempertimbangkan karakteristik dari

instrumen keuangan tersebut. Entitas menyediakan informasi yang cukup untuk

memungkinkan rekonsiliasi terhadap setiap baris pos yang

disajikan dalam laporan posisi keuangan.

Secara garis besar ED PSAK 60 mengatur ketentuan atas pengungkapan instrumen

keuangan dengan dua kategori sebagai

berikut:

a. Informasi mengenai signifikansi instrumen keuangan untuk posisi dan kinerja keuangan

ED PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi sehingga para

pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap

Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif. Selain itu entitas juga

disyaratkan untuk mengungkapkan mengenai kebijakan akuntansi, akuntansi lindung nilai

dan nilai wajar termasuk tingkat dalam hirarki nilai wajar.

37

Page 38: Presentasi t.a kelompok 11

b. Informasi mengenai sifat dan tingkat risiko yang timbul

dari instrumen keuangan

ED PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi sehingga para

pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi jenis dan tingkat risiko yang timbul dari

instrumen keuangan. Pengungkapan informasi tersebut berupa pengungkapan kualitatif dan

pengungkapan kuantitatif. Dalam pengungkapan kualitatif entitas harus mengungkapkan

eksposur risiko, bagaimana risiko timbul, tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan risiko

serta metode pengukuran risiko. Sedangkan pengungkapan untuk kuantitatif entitas

disyaratkan untuk mengungkapkan risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar termasuk

membuat analisa sensitivitas untuk setiap jenis risiko pasar.

Untuk lebih detail perbedaan antara ED PSAK 60: Instrumen Keuangan:

Pengungkapan dengan PSAK 50 (revisi 2006):

Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan adalah sebagai berikut:

Perihal ED PSAK 60 PSAK 50 (revisi 2006) Ruang Lingkup

a. Ruang lingkup ED PSAK 60 mencakup kontrak untuk pertimbangan kontinjensi dalam

penggabungan usaha.Ha l ini di sebabkankarena dalam PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi

Bisnis, pertimbangan kontinjensi dalam penggabungan usaha diukur dalam nilai wajar

b. ED PSAK 60 tidak mencakup ruang lingkup atas intrumen ekuitas tentang puttable

instrument seperti yang diatur dalam ED PSAK 50 (revisi 2010).

c. ED PSAK 60 berlaku untuk instrument keuangan yang diakui seperti aset keuangan

dan liabilitas keuangan serta instrumen keuangan yang tidak diakui seperti komitmen

perjanjian.

a. Kontrak untuk pertimbangan kontinjensi dalam penggabungan usaha bukan merupakan

ruang lingkup PSAK 50 (revisi 2006):

Instrumen Keuangan :Penyajian

b. Tidak mengatur mengenai

pengungkapan puttable instrument .

c. Tidak mengatur hal tersebut

Signifikansi instrument keuangan untuk posisi dan kinerja keuangan

Mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan

pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap

posisi dan kinerja keuangan. Tidak ada persyaratan tersebut.

38

Page 39: Presentasi t.a kelompok 11

Laporan posisi keuangan- Kategori aset dan liabilitas keuangan

Mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan nilaitercatat untuk setiap

kategoriinstrumen keuangan dalamlaporan posisi keuangan dan catatan atas laporan

keuangan.

Instrumen keuangan (financial instrument) adalah kontrak yang mengakibatkan

timbulnya asset keuangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas

bagi entitas lainnya.

Instrumen keuangan merupakan aset yang dapat diperdagangkan dalam bentuk apapun, baik

kas; bukti kepemilikan dalam suatu entitas, atau hak kontraktual untuk menerima atau

memberikan, uang tunai atau instrumen keuangan lainnya.

Menurut SAI 32 dan 39, instrumen keuangan didefinisikan sebagai "setiap kontrak yang

menimbulkan aset keuangan dari satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas

entitas lain".[1]

Instrumen keuangan dapat dikategorikan dengan tergantung pada bentuknya pada

apakah mereka adalah instrumen kas atau instrumen derivatif:

Instrumen kas adalah instrumen keuangan yang nilainya ditentukan langsung oleh pasar.

Mereka dapat dibagi menjadi sekuritas, yang mudah dipindahtangankan, dan instrumen kas

lainnya seperti pinjaman dan deposito, di mana kedua peminjam dan pemberi pinjaman harus

menyepakati transfer.

Instrumen derivatif adalah instrumen keuangan yang memperoleh nilai mereka dari nilai dan

karakteristik dari satu atau lebih entitas yang mendasari seperti aset, indeks, atau tingkat suku

bunga. Mereka dapat dibagi menjadi diperdagangkan di bursa derivatif dan derivatif over-the-

counter (OTC).

Atau, instrumen keuangan dapat dikategorikan berdasarkan "kelas aset" tergantung

pada apakah mereka berbasis ekuitas (yang mencerminkan kepemilikan pada badan yang

menerbitkan) atau berbasis utang (yang mencerminkan pinjaman investor yang diberikan

terhadap entitas yang menerbitkan). Jika utang, dapat lebih dikategorikan ke dalam jangka

pendek (kurang dari satu tahun) atau jangka panjang.

39

Page 40: Presentasi t.a kelompok 11

Instrumen valuta asing dan transaksi bukan utang maupun ekuitas didasarkan dan termasuk

dalam kategori mereka sendiri.

Tabel

Menggabungkan metode di atas untuk kategorisasi, instrumen utama dapat disusun dalam

tabel sebagai berikut:

Kelas aset

Tipe instrumenSekuritas Kas

lainnyaDiperdagangkan di bursa derivatif

Derivatif OTC

Utang (Jangka panjang)>1 tahun

Obligasi Pinjaman Obligasi masa yang akan datangOpsi dalam obligasi masa yang akan datang

Pertukaran tingkat suku bungaTingkat suku bunga tertutup dan dasarOpsi tingkat suku bungaInstrumen eksotis

Utang (Jangka pendek)<=1 tahun

Bills, e.g. T-BillsSurat berharga komersial

DepositoSertifikat deposito

Tingkat suku bunga masa depan jangka pendek

Perjanjian tingkat suku bunga selanjutnya

Ekuitas Saham Tidak tersedia

Opsi sahamModal masa depan

Opsi sahamInstrumen eksotis

Valuta asing

Tidak tersedia

Spot foreign exchange

Currency futures Foreign exchange optionskontrak serahForeign exchange swapsCurrency swaps

Asset keuangan (financial asset) adalah asset berupa:

kas

instrumen ekuitas entitas lain

hak kontraktual:

o untuk menerima kas atau asset keuangan lainnya dari entitas lain

o untuk menukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas

lain yang persyaratan/kondisinya mungkin menguntungkan bagi entitas sendiri

40

Page 41: Presentasi t.a kelompok 11

kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas sendiri

dan merupakan:

o instrumen non-derivatif yang mewajibkan atau mungkin mewajibkan entitas

itu untuk menerima instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah variabel ,

atau

o instrumen derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain melalui

pertukaran kas atau asset keuangan lainnya dalam jumlah tetap dengan

instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah tetap. Untuk maksud ini,

instrumen ekuitas entitas sendiri tidak mencakup instrumen yang berupa

kontrak untuk menerima dan menyerahkan instrumen ekuitas entitas sendiri di

masa depan; instrumen ekuitas entitas sendiri juga tidak mencakup instrumen

keuangan yang dapat dijual dengan harga tertentu di masa depan (puttable

financial instrument).

Kewajiban keuangan (financial liability) mencakup:

kewajiban kontraktual:

o untuk menyerahkan kas atau asset keuangan lainnya kepada entitas lain; atau

o untuk menukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan yang

persyaratan/kondisinya mungkin menguntungkan bagi perusahaan; atau

kontrak yang akan atau bisa diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas sendiri dan

berupa:

o instrumen non-derivatif yang mewajibkan atau mungkin mewajibkan entitas

untuk menyerahkan instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah variabel

atau

o instrumen derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain melalui

pertukaran kas atau asset keuangan lainnya dalam jumlah tetap dengan

instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah tetap. Untuk maksud ini,

instrumen ekuitas entitas sendiri tidak mencakup instrumen keuangan yang

dapat dijual dengan harga tertentu di masa depan (puttable financial

instrument).

41

Page 42: Presentasi t.a kelompok 11

Contoh instrumen keuangan yang termasuk dalam cakupan IAS 32 dan 39:

kas

giro dan deposito

commercial paper

utang dan piutang usaha, wesel, dan pinjaman

sekuritas utang dan ekuitas, baik dari perspektif pemegang maupun penerbitnya.

Kategori ini mencakup investasi dalam perusahaan anak, perusahaan assosiasi, dan

usaha patungan.

sekuritas yang dijamin dengan asset, seperti kewajiban hipotik dengan jaminan,

kesepakatan pembelian kembali, dan securitised packages of receivables

42

Page 43: Presentasi t.a kelompok 11

BAB III

PENUTUP

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengungkapan laporan keuangan dalam arti luas berarti penyampaian (release)

informasi. Sedangkan menurut para akuntansi memberi pengertian secara terbatas yaitu

penyampaian informasi keunagan tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan

biasanya laporan tahunan

Mengetahui hubungan angka-angka dalam Neraca, Laba Rugi, Laporan Arus Kas dan

Perubahan Modal dalam satu set laporan keuangan adalah penting bagi siapa saja yang ingin

memahami isi sebuah Laporan Keuangan, dan Akuntansi secara umum

Kita dapat mengetahui apa saja Macam dan Jenis Perkiraan atau Akun dalam

Akuntansi : Harta / Aset / Aktiva, Hutang ,Modal, Pendapatan dan Biaya, serta juga

mengetahui tentang instrumen-instrumen keuangan.

Informasi itu sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi

kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat

melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap.

Perusahaan akan melakukan pengungkapan melebihi kewajiban pengungkapan

minimal jika mereka merasa pengungkapan semacam itu akan menurunkan biaya modalnya

atau jika mereka tidak ingin ketinggalan praktik-praktik pengungkapan yang kompetitif.

Sebaliknya, perusahaan-perusahaan akan mengungkapkan lebih sedikit apabila mereka

merasa pengungkapan keuangan akan menampakkan rahasia kepada pesaing atau

menampakkan sisi buruk perusahaan di depan berbagai pihak.

Harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh

perusahaan. Klaim atas harta yang tidak berwujud disebut ekuitas / equities yang dapat

mendatangkan manfaat di masa depan.

43

Page 44: Presentasi t.a kelompok 11

Hutang adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga untuk melakukan sesuatu

yang pada umumnya dalah pembayaran uang, penyerahan barang maupun jasa pada waktu-

waktu tertentu.

Modal adalah hak milik atas kekayaan dan harta perusahaan yang berbentuk hutang

tak terbatas suatu perusahaan kepada pemilik modal hingga jangka waktu yang tidak terbatas.

Rumus modal adalah harta atau aset dikurangi dengan kewajiban atau hutang.

Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum

mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam

hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri.

Biaya adalah aliran keluar atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang selama satu

periode yang berasal dari penjualan atau produksi barang, atau penyerahan barang atau

pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas.

44

Page 45: Presentasi t.a kelompok 11

REFERENSI

1. Suwardjono, Teori Akuntansi, Edisi Ketiga,BPFE, Yogyakarta, 2005.2. Ghozali,Imam dan Chari Anis. Teori Akuntansi, Edisi Ketiga, Universitas

Diponegoro, Semarang, 2007.

3. Dykman, Thomas R., Akuntansi Intermediate, Edisi Ketiga, Jilid Satu, terjemahan

Munir Ali, Erlangga, Jakarta, 2000.

4. Granof, Michael H., Philip W., Bell, Financial Accounting Principles and Issues,

Fourth Edition, Prentice Hall Inc., Englewood Cliffs, 1991.

5. Hadibroto, S., Sukadam, Sudardjat, Akuntansi Intermediate, PT. Ichtiar Baru Van

Hoeve, Jakarta, 1985.

6. Harahap, Sofyan Safri, Teori Akuntansi, PT. Raja Grafindo Perseda, Jakarta, 1993.

7. Hendriksen, Eldon S., Accounting Theory, Fifth Edition, Richard D.Irwin Inc.,

Homewood, Illinois, 1990.

8. Kam, Vernon, Accounting Theory, Edisi Kedua, terjemahan Suwardjono, BPFE,

Yogyakarta, 1998.

9. Niswonger, C.Rollin, Fess, Philip E., Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi

Ketujuhbelas, Erlangga, Jakarta, 1999.

10. Smith, Jay M., Skousen, K.Fred, Akuntansi Intermediate Volume Komprehensive,

Edisi Kesebilan, Jilid Dua, terjemahan Alfonsus Sirait, Erlangga, Jakarta, 1993.

11. FASB APB Statement No.4, Basic Concept and Accounting Principle Underlying

Financial Statements of Business Enterprise, AICPA Inc., New York, 1970.

12. FASB, Accounting Standard Original Pronoucements, Juli 1973 - Juli 1984, New

York, 1984.

13. FASB, Statement of Financial Accounting Concept NO.5, “Recognation and

Measurement in Financial Statement of Business Enterprises, Norwalk, 1984.

14. FASB, SFAC No.5, Edisi Kedua, terjemahan Suwardjono, BPFE, Yogyakarta, 1989.

15. FASB, Statement of Financial Accounting Concept No.6, “Elements of Financial

Statements of Business Enterprises”, Norwalk, 1985.

16. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Buku Dua, Salemba

Empat, Jakarta, 1994.

17. International Accounting Standard (IAS) 32.11

18. Dari internet

45

Page 46: Presentasi t.a kelompok 11

46