Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

30
BLOK GASTROINTESTINAL SKENARIO 3 PERUT KEMBUNG Kelompok : A-1 Ketua: Hanifa Adani (1102010118) Sekertaris : Anggi Novita E (1102010022) Anggota : •Eva Amanda Rahmawati (1102007103) •Hadiyana Arief Hafiz (1102009125) •Adhi Pratama(1102010004) •Amelia Alresna (1102010017) •Arif Gusaseano (1102010033) •Arina Rizki Mujahid (1102010034) •Ariqo Alala (1102010035) •Asri Paramytha Supriandini (1102010038)

Transcript of Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Page 1: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

BLOK GASTROINTESTINALSKENARIO 3 PERUT KEMBUNG

Kelompok : A-1Ketua: Hanifa Adani (1102010118)

Sekertaris : Anggi Novita E (1102010022)Anggota :

•Eva Amanda Rahmawati (1102007103)•Hadiyana Arief Hafiz (1102009125)•Adhi Pratama (1102010004)•Amelia Alresna (1102010017)•Arif Gusaseano (1102010033)•Arina Rizki Mujahid (1102010034)•Ariqo Alala (1102010035)

•Asri Paramytha Supriandini (1102010038)

Page 2: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Perut Kembung

Tn.M, 42 tahun, datang berobat ke poliklinik Bedah RS YARSI dengan keluhan perut kembung sejak 1 hari

yang lalu, disertai dengan muntah, nyeri perut, tidak bisa buang angin dan tidak bisa buang air besar. Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan tonus spincter

ani baik, ampula kolaps, serta tidak ditemukan feses, lender dan darah. Dokter memutuskan untuk merawat

Tn. M untuk dilakukan pemeriksaan radiologi abdomen dan direncanakan untuk melakukan tindakan operasi. Setelah didiskusikan dengan

keluarganya Tn.M tidak menolak tindakan operasi karena tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Page 3: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

SASARAN BELAJARI. Memahami dan Menjelaskan Makroskopik dan Mikroskopik Intestinal, Colon & Rectum

1.1 Anatomi Makroskopik Intestinal, Colon dan Rectum1.2 Anatomi Mikroskopik Intestinal, Colon dan Rectum

II. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Intestinal dan Colon2.1 Fisiologi Intestinal dan Colon

III. Memahami dan Menjelaskan Illeus Obstruksi3.1 Definisi3.2 Klasifikasi3.3 Etiologi3.4 Epidemiologi3.5 Patofisiologi3.6 Manifestasi Klinis3.7 Pemeriksaan Fisik dan Penunjang3.8 Diagnosis dan Diagnosis Banding3.9 Tatalaksana3.10 Pencegahan3.11 Prognosis

IV. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Mengenai Operasi Medis

Page 4: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

I. Memahami dan Menjelaskan Makroskopik dan Mikroskopik Intestinal,Colon dan Rectum

1.1 Makroskopik INTESTINAL

Duodenum Panjang : 12 jari atau 25 cm. • Pars superior (flexura duodenalis

superior)• Pars descendens (flexura duodenalis

inferior),• Pars horizontal, • Pars ascendens.

Page 5: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Jejunum dan IleumJejunum (usus kosong) : 2/5 proximal, ileum (usus berkelok-kelok) : 3/5 distal.

Panjang : 6 meter.

Page 6: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal
Page 7: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

COLON

Caecum • Regio iliaca dextra. Panjang : 6 cm. Di bagian bawah

terdapat muara dr ileum yaitu junctura ileocolica. Pada sisi medial bawah caecum terdapat appendix vermiformis, panjang 8 cm (pada orang mati tetap, pada orang hidup bisa semua tipe : post caecalis >>, descending, subcaecalis, ante ilei, post ilei). Pada caecum terdapat valvula ileocolica terdiri dari labium superius dan labium inferius. Lipatan stratum sirkular dr ventral dan dorsal membentuk frenulum valvula ileocolica.

Page 8: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Colon (cont.)

• Colon ascendens• Colon transversum• Colon descendens• Colon sigmoid• Rectum

Di dalam pelvis minor. Stratum sirkular terdapat plica transversa recti, superior dan inferior (memotong feses). Ada m. Sphincter ani internus dan m. Sphincter ani eksternus. Tunica mucosa terdapat colon rectalis dan sinus rectalis

Page 9: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

1.2 Anatomi Mikroskopik

Page 10: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal
Page 11: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

II. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Intestinal dan Colon

• Kontraksi segmentasi mencampur dan mendorong kimus secara perlahan

• Kontraksi otot polos sirkular yg berulang dan berbentuk cincin disepanjang usus halus, diantara segmen-segmen yg berkontraksi terdapat daerah rileks yg mengandung sedikit bolus kimus. Cincin kontraktil seperti halnya gelombang peristaltik. Dalam hitungan detik, segmen yg semula berkontraksi-melemas dan bagian yg semula melemas-berkontraksi.

• Saat makanan pertama masuk ke usus halus, duodenum dan ileum mulai kontraksi segmentasi secara bersamaan, lalu timbul gastrin yg disekresikan lambung sebagai respon keberadaan kimus dilambung disebut refleks gastroileum.

• Fungsi segmentasi : mencampur kimus dengan getah pencernaan yg disekresikan kedalam lumen usus halus dan memajankan semua kimus kepermukaan absorptif mukosa usus halus.

• Usus halus memerlukan waktu memproses 3-5 jam

Page 12: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Fisiologi Intestinal (cont.)• Pertemuan antara ileum dan usus

besar adalah katup ileosekum dikelilingi otot polos tebal yaitu sfingter ileosekum. Tekanan di sisi sekum mendorong katup tertutup dan menyebabkan kontraksi sfingter.

• Katup/sfingter terbuka dan isi ileum masuk ke usus besar sebagai respon terhadap tekanan di sisi ileum katup dan terhadap hormon gastrin yg dikeluarkan sewaktu makanan berikutnya masuk lambung.

• Enzim usus halus menyelesaikan pencernaan didalam membran brush border

• Sebagian besar penyerapan di duodenum dan jejunum, hanya sedikit di ileum.

Page 13: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Fisiologi Intestinal (cont.)Karbohidrat dan protein diserap oleh transpor aktif sekunder dan masuk ke darahPenyerapan karbohidrat1. Polisakarida makanan yaitu tepung dan glikogen diubah menjadi disakarida (maltosa, laktosa, sukrosa) melalui efek amilase liur dan pankreas2. Disakarida diubah menjadi monosakarida oleh disakaridase yg terletak dibrush border sel epitel usus halus.3. Monosakarida (glukosa, galaktosa) terserap kedalam interior sel dan masuk kedarah melalui transpor aktif sekunder dependen energi dan Na+4. Monosakarida (fruktosa) diserap kedalam tubuh dengan difusi terfasilitasi pasif

Penyerapan protein1.Protein makanan (eksogen) dan protein endogen dihidrolisis menjadi asam amino dan fragmen peptida kecil oleh pepsin lambung dan enzim proteolitik pankreas2.Asam amino diserap kedalam sel epitel usus halus dan akhirnya masuk kedarah melalui transpor aktif sekunder dependen energi dan Na+3.Peptida kecil yg diserap oleh tipe pembawa tersendiri dipecah menjadi asam amino pembentuknya oleh aminopeptidase dibrush border sel epitel /peptidaseintraselPenyerapan LemakLemak yg telah dicerna diabsorpsi secara pasif dan masuk ke limfe, kemudian diemulsi.

Page 14: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Fisiologi Intestinal (cont.)Penyerapan besi Besi dlm diet yg diserap kedalam sel epitel usus halus dan dibutuhkan untuk produksi sel darah merah dipindahkan kedalam darahDidarah, besi yg diserap diangkut kesumsum tulang dlm bentuk terikat ke transferin (suatu protein pengangkut dalam plasma)Besi dlm makanan yg diserap namun tdk segera digunakan disimpan disel epitel sebagai feritin yg tdk dpt dipindahkan kedalam darahBesi dalam makanan yg tdk diserap akan keluar melalui tinja.

Penyerapan vitamin Vitamin larut air diserap secara pasif bersama air sedangkan vitamin larut lemak dibawa dalam misel dan diserap secara pasif bersama produk akhir pencernaan lemak.

Penyerapan ekstensif oleh usus halus seimbang dengan sekresi. Sekitar 9500 ml H2O dan zat terlarut masuk ke lumen usus halus per hari dan 9000 ml cairan diserap usus halus kembali kedalam plasma serta 500 ml ke kolon.

Page 15: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Fisiologi ColonFungsi utama kolon adalah(1) absorbsi air dan elektrolit dari kimus untuk membentuk feses yang padat dan (2) penimbunan bahan feses sampai dapat dikeluarkan.Setengah bagian proksimal kolon berhubungan dengan absorbsi dan setengah distal kolon berhubungan dengan penyimpananGerakan kolon sangat lambat, yang dibagi menjadi gerakan mencampur dan mendorong.

Gerakan MencampurGerakan segmentasi dengan konstriksi sirkular yang besar pada kolon, ± 2.5 cm ototsirkular akan berkontraksi, kadang menyempitkan lumen hampir tersumbat. Saat yang sama, otot longitudinal kolon (taenia koli) akan berkontraksi. Kontraksi gabungan tadi menyebabkan bagianusus yang tidak terangsang menonjol keluar (haustrasi). bahan feses dalam usus besar secara lambat diaduk dan dicampur sehingga secara bertahap bersentuhan dengan permukaan mukosa usus besar, dan cairan serta zat terlarut secara progresif diabsorbsi hingga terdapat 80-200 ml feses yang dikeluarkan tiap hari.

Page 16: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Fisiologi Colon (cont.)Gerakan MendorongBanyak dorongan dalam sekum dan kolon asendens dari kontraksi haustra yang lambat tapi persisten, kimus saat itu sudah dalam keadaan lumpur setengah padat.Kolon mempunyai kripta lieberkuhn tapi tidak ber-vili menghasilkan mucus (sel epitelnya jarang mengandung enzim). Mucus mengandung ion bikarbonat yang diatur olehrangsangan taktil , langsung dari sel epitel dan oleh refleks saraf setempat terhadap sel mucus Krista lieberkuhn.

• Mucus juga berperan dalam melindungi dinding kolon terhadap ekskoriasi, tapi selain itu menyediakan media yang lengket untuk saling melekatkan bahan feses. Lebih lanjut, mucus melindungi dinding usus dari aktivitas bakteri yang berlangsung dalam feses, ion bikarbonat yang disekresi ditukar dengan ion klorida sehingga menyediakan ion bikarbonat alkalis yang menetralkan asam dalam feses.Mengenai ekskresi cairan, sedikit cairan yang dikeluarkan melalui feses (100 ml/hari). Meningkat pada penderita diare berat.

Page 17: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

III. Memahami dan Menjelaskan Ileus Obstruktif

3.1 DefinisiIntestinal (Ileus) adalah gangguan pasase dari isi usus akibat sumbatan sehingga terjadi penumpukkan cairan dan udara di bagian proksimal dari sumbatan tersebut. Akibat sumbatan tersebut, terjadi peningkatan tekanan intraluminer dan terjadi gangguan resorbsi usus serta meningkatnya sekresi usus.

3.2 KlasifikasiAda dua tipe obstruksi yaitu:• Mekanis (Ileus Obstruktif)Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma.• Neurogenik (Ileus Paralitik)Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf ototnom mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi sepanjang usus.

Page 18: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Ileus Obstruktif3.3 Etiologi1. Perlengketan Lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh secara lambat atau pada jaringan parut setelah pembedahan abdomen2. Intususepsi Salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian lain yang ada dibawahnya akibat penyempitan lumen usus.3. Volvulus Usus besar yang mempunyai mesocolon dapat terpuntir sendiri dengan demikian menimbulkan penyumbatan. Usus halus juga dapat terputar pada mesentriumnya.

4. HerniaProtrusi usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan otot abdomen atau defek di dinding rongga peritoneum yang memungkinkan terbentuknya tonjolan peritoneum yang dilapisi serosa.5. Tumor : Tumor yang ada dalam dinding usus meluas ke lumen usus atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus.6. Inkarserasi (terperangkap) Massa visera yang meningkat di dalam hernia akibat adanya stasis dan edema secara permanen.7. Strangulasi :Gangguan lebih lanjut dimana pasokan darah dan drainase menyebabkan infark segmen yang terperangkap.

Page 19: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Ileus Obstruktif

3.4 EpidemiologiPerlekatan usus sebagai penyebab dari Ileus saat ini menempati urutan pertama. Maingot melaporkan bahwa sekitar 70% penyebab dari Ileus adalah perlekatan. Survey Ileus Obstruksi di RSUD DR. Soetomo pada tahun 2001 mendapatkan 50% dari penyebabnya adalah perlekatan usus, kemudian diikuti Hernia 33,3%, keganasan 15%, Volvulus 1,7%.

3.5 Patofisiologi

Page 20: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Ileus Obstruktif3.6 Manifestasi KlinisObstruksi sederhanaObstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya disertai dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit.Gejala penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada perut, disertai kembung. Pada obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak. Nyeri abdomen sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian atas.

1. Obstruksi dengan proses strangulasiTanda-tandanya berupa nyeri iskemik dimana nyeri yang sangat hebat, menetap dan tidak menyurut, maka dilakukan tindakan operasi segera untuk mencegah terjadinya nekrosis usus.2. Obstruksi mekanis di kolon timbulNyeri yang hebat dan terus menerus menunjukkan adanya iskemia atau peritonitis. Borborygmus dapat keras dan timbul sesuai dengan nyeri. Konstipasi atau obstipasi adalah gambaran umum obstruksi komplit.

Page 21: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Ileus ObstruktifTerdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif :1. Nyeri abdomen 2. Muntah 3. Distensi 4. Kegagalan buang air besar atau gas(konstipasi).

Dehidrasi umumnya terjadi pada ileus obstruktif usus halus yang disebabkan muntah yang berulang-ulang dan pengendapan cairan.Muntah timbul kemudian dan tidak terjadi bila katup ileosekal mampu mencegah refluks. Bila akibat refluks isi kolon terdorong ke dalam usus halus, akan tampak gangguan pada usus halus.

Muntah fekal akan terjadi kemudian. Gejala selanjutnya yang bisa muncul termasuk dehidrasi, oliguria, syok hypovolemik, pireksia, septikemia, penurunan respirasi dan peritonitis. Terhadap setiap penyakit yang dicurigai ileus obstruktif, semua kemungkinan hernia harus diperiksa.Konstipasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konstipasi absolut ( dimana feses dan gas tidak bisa keluar) dan relatif (dimana hanya gas yang bisa keluar).

Page 22: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Ileus Obstruktif

3.7. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang1. Inspeksi Dapat ditemukan tanda-tanda dehidrasi, pada abdomen harus dilihat adanya distensi, parut abdomen, hernia dan massa abdomen. Terkadang dapat dilihat gerakan peristaltik usus yang bersamaan dengan mulainya nyeri kolik disertai mual dan muntah. Penderita tampak kesakitan sewaktu serangan kolik.

2. Palpasi Palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum atau nyeri tekan, yang mencakup ‘defance musculair’ involunter atau rebound dan pembengkakan atau massa yang abnormal.3. Auskultasi Pada ileus obstruktif pada auskultasi terdengar kehadiran episodik gemerincing logam bernada tinggi dan gelora (rush) diantara masa tenang. Tetapi setelah beberapa hari aktivitas peristaltik (bising usus) bisa tidak ada atau menurun.

Page 23: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Ileus Obstruktif4. Radiologi Level cairan dari usus dapat dilihat pada posisi berdiri. Dalam ileus obstruktif usus besar dengan katup ileocaecalis kompeten, distensi gas dalam kolon merupakan gambaran penting.5. Laboratorium Peningkatan amilase serum kadang-kadang ditemukan pada semua bentuk ileus obstruktif, khususnya jenis strangulasi. Level BUN: Jika BUN meningkat merupakan tanda dari berkurangnya volume cairan (dehidrasi)

6.Pemeriksaan colok dubur• Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease• Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma• Feses yang mengeras : skibala• Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi• Ampula kolaps : curiga obstruksi• Nyeri tekan : lokal general peritonitis

Page 24: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Ileus Obstruktif

3.8. Diagnosis & Diagnosis BandingPada anamnesis ileus obstruktif usus halus penyebabnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi sebelumnya atau terdapat hernia.Pada ileus obstruksi usus halus kolik dirasakan disekitar umbilikus, sedangkan pada ileus obstruksi usus besar kolik dirasakan disekitar suprapubik.

Diagnosis banding• Ileus dapat disebabkan oleh

adanya proses dalam intraabdominal dan retroperitoneal, termasuk iskemik usus, kolik ureter, fraktur pelvis dan setelah operasi abdomen. Jika terjadi ileus paralitik, nyeri biasanya tidak terlalu berat dan lebih konstan.

• Obstipasi dan distensi abdomen menunjukkan adanya obstruksi usus besar. Muntah jarang terjadi dan nyeri tidak bersifat kolik.

Page 25: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Ileus Obstruktif3.9. TatalaksanaA. Terapi umum1. Istirahat• Dirawat di ruangan gawat darurat• Segera pasang sonde lambung (NGT)• Selang rectal• Pasang kateter2. Diet• Pasien puasa• Nutrisi perenteral total sampai ada bising usus atau mulai flatus3. MedikamentosaObat pertama :• Prostigmin 3 x 1 sampai IV untuk memacu mobilitas usus• Antibiotik

Obat Antiemetik :• Antagonis reseptor H1• Antagonis reseptor muskarinik• Antagonis reseptor dopamin• Antagonis reseptor serotonin• Cannabinoid• SteroidAntagonis reseptor H1Antagonis reseptor muskarinikAntagonis reseptor dopaminMetoklopramid, Domperidone, Phenothiazine, Antagonis serotonin, Cannabinoid

Page 26: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Ileus Obstruktif3.10. Komplikasi• Peritonitis septikemia• Syok hipovolemia• Perforasi usus• gangguan elektrolit• pnemonia aspirasi dari proses

muntah • sepsis• nekrosis usus • perfusi usus

3.11. PencegahanPre-operatifDasar pengobatan obstruksi usus meliputi :1. Penggantian kehilangan cairan dan

elektrolit ke dalam lumen usus 2. Dekompressi tractus

gastrointestinal dengan sonde yang ditempatkan intralumen dengan tujuan untuk dekompressi lambung

3. Pemberian antibiotika untuk pencegahan pertumbuhan bakteri berlebihan bersama dengan produk endotoksin dan eksotoksin.

Page 27: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Ileus ObstruktifOperatifTergantung etiologi masing-masing :• AdhesiPada operasi, perlengketan dilepaskan dan pita dipotong agar pasase usus pulih kembali.• Hernia inkarserataDapat dilakukan Herniotomi untuk membebaskan usus dari jepitan.• NeoplasmaOperasi berupa pengangkatan tumor.Pada tumor jinak pasase usus harus dipulihkan kembali, sedangkan pada tumor ganas sedapat mungkin dilakukan reseksi radikal.

• AskariasisJika terdapat obstruksi lengkap, atau jika pengobatan konservatif tidak berhasil dapat dilakukan operasi dengan jalan enterotomi untuk mengeluarkan cacing• Carsinoma ColonOperasi dengan jalan reseksi luas pada lesi dan limfatik regionalnya. Apabila obstruksi mekanik jelas terjadi, maka diperlukan persiapan Colostomi atau Sekostomi.•VolvulusPada volvulus sekum dilakukan tindakan operatif yaitu melepaskan volvulus yang terpelintir dengan melakukan dekompresi dengan sekostomi temporer, yang juga berefek fiksasi terhadap sekum dengan cara adhesi.

Page 28: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

Ileus Obstruktif

3.12. PrognosisObstruksi yang tak mengakibatkan strangulasi mempunyai angka kematian sekitar 5%. Kebanyakan yang meninggal adalah pasien yang sudah lanjut usia. Obstruksi yang disertai dengan strangulasi mempunyai angka kematian 8%. Kalau operasi dilakukan dalam jangka waktu 36 jam sesudah timbulnya gejala yang bersangkutan

Page 29: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

LO.IV Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Mengenai Operasi Medis

Firman Allah, “Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (Al-Maidah: 32). Dalam ayat ini Allah memuji orang yang berusaha menyelamatkan jiwa dari kematian dan sudah dimaklumi bahwa dalam banyak kasus operasi medis menjadi sembuh dengan izin Allah atas usaha manusia (tim medis).Inilah syarat-syarat dibolehkannya operasi medis yang diletakkan oleh fuqaha Islam dalam buku-buku mereka, syarat-syarat ini diambil dari dasar-dasar kaidah syariat. 1) Hendaknya operasi medis disyariatkan. 2) Hendaknya penderita membutuhkannya. 3) Hendaknya penderita mengizinkan. 4) Hendaknya tim medis menguasai. 5) Hendaknya peluang keberhasilan lebih besar. 6) Hendaknya tidak ada cara lain yang lebih minim mudharatnya.

Page 30: Presentasi Skenario 3 Blok Gastrointestinal

ALHAMDULILLAH

QUESTION?