Presentasi Rapat Di TNGM

6
Presentasi Disampaikan pada Rapat Koordinasi Penanganan Pengambilan Pasir dalam Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Tanggal 20 Mei 2014 di Aula Kantor Balai TNGM Jl. Kaliurang km 22,6, Hargobinangun akem !leman 1. Erupsisupla! ba"an galian Ba"an tambang #ang ber$umber dari Gunung Mera%i meru%akan $atu&$atun#a ba"an tambang #ang terbarukan ' renewable (, "al ter$ebut karena Mera%i $elama ini mem%un#ai $iklu$ eru%$i #ang %endek antara ) * + ta"unan ditandari dengan letu$an ke il&ke il dan $iklu$ %an-ang antara 10 * )0 ta"unan dengan letu$an be$ar. ada $etia% letu$an, gunung Mera%i mengeluarkan material beru%a %a$ir dan batu. Material "a$il letu$an ter$ebut mengalir memenu"i $ungai& $ungai #ang ber"ulu di Mera%i. #. Peraturan Pertambangan 1( . 4/200 tentang Minerba 2( . 22/2010 tentang ila#a" ertambangan )( . 2)/2010 tentang elak$anaan engu$a"aan Minerba 4( . ++/2010 tentang embinaan dan enga a$an $a"a ertambangan Minerba +( . 3 /2010 tentang 5eklama$i dan enutu%an Tambang 6( . erda 1/200 tengan $a"a ertambangan 3( . erda +/2011 tentang 5T5 Kab. Magelang Ta"un 2010 & 20)0 ( .Ke%men !7M 58 1204 K/)0/M M/2014 tentang eneta%an ila#a" ertambangan di ulau Ja a dan Bali ( .erbu% 4/2010 tentang Tata 9ara dan er$#aratan eri:inan $a"a ertambangan 10( . erbu% +/2010 tentang Tata 9ara elak$anaan 5eklama$i dan en airan atau ele%a$an Jaminan 5eklama$i 11( .erbu% No. 1 T" 2011 tentang engu$a"aan Ba"an Galian Akibat ;etu$an Gunung Mera%i Ta"un 2010

description

Presentasi Rapat Di TNGM

Transcript of Presentasi Rapat Di TNGM

Presentasi

PresentasiDisampaikan pada Rapat Koordinasi Penanganan Pengambilan Pasir

dalam Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM)

Tanggal 20 Mei 2014 di Aula Kantor Balai TNGM

Jl. Kaliurang km 22,6, Hargobinangun Pakem Sleman

1. Erupsi/suplay bahan galian

Bahan tambang yang bersumber dari Gunung Merapi merupakan satu-satunya bahan tambang yang terbarukan (renewable), hal tersebut karena Merapi selama ini mempunyai siklus erupsi yang pendek antara 3 5 tahunan ditandari dengan letusan kecil-kecil dan siklus panjang antara 10 30 tahunan dengan letusan besar. Pada setiap letusan, gunung Merapi mengeluarkan material berupa pasir dan batu. Material hasil letusan tersebut mengalir memenuhi sungai-sungai yang berhulu di Merapi.

2. Peraturan Pertambangan

1) . UU 4/2009 tentang Minerba

2) . PP 22/2010 tentang Wilayah Pertambangan

3) . PP 23/2010 tentang Pelaksanaan Pengusahaan Minerba

4) . PP 55/2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Usaha Pertambangan Minerba

5) . PP 78/2010 tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang

6) . Perda 1/2008 tengan Usaha Pertambangan

7) . Perda 5/2011 tentang RTRW Kab. Magelang Tahun 2010 - 2030

8) . Kepmen ESDM RI 1204 K/30/MEM/2014 tentang Penetapan Wilayah Pertambangan di Pulau Jawa dan Bali

9) . Perbup 4/2010 tentang Tata Cara dan Persyaratan Perizinan Usaha Pertambangan

10) . Perbup 5/2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Reklamasi dan Pencairan atau Pelepasan Jaminan Reklamasi11) . Perbup No. 1 Th 2011 tentang Pengusahaan Bahan Galian Akibat Letusan Gunung Merapi Tahun 2010

12) . Keputusan Bupati No. : 188.45/1/KEP/25/2011 tentang Penetapan Wilayah Pertambangan di Sungai-sungai Yang Terkena Banjir Akibat Erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang.13) . Surat edaran (SE) Bupati Magelang Nomor: 180/364/03/2014 menggantikan Peraturan Bupati (Perbup) Magelang Nomor 4 tahun 2014 tentang rute dan tonase angkutan bahan galian akibat letusan Gunung Merapi di kawasan Merapi Kabupaten Magelang3. Kebijakan Pertambangan Berbasis Mitigasi Bencana di Kawasan Merapi.NOTATA RUANGLOKASIWILAYAH PERTAMBANGANKRITERIAPENANGGUNG JAWAB

1KAWASAN

BUDIDAYAa. Di luar TNGM

b. di luar area terdampak

c. di luar wilayah KRB III (KRB II, KRB I dan non KRB)WUP dengan bentuk usaha :

- IUP Penambangan

- IUP Pengangkutan

- IUP Pengolahan

IUP Penjualan /depo

IUP Eksplorasia. Pemenuhan aspek teknis, ekonomi dan lingkungan

b. Dukungan masyarakat lokal

c. Dapat menggunakan peralatan beratBadan Usaha (BUMN/BUMD, Badan Usaha Swatsa, Perseorangan)

WPR dengan bentuk usaha :

- IPRa. Merupakan wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah dikerjakan sekurang-kurangnya 15 th.

b. Peralatan tradisionalPenambang rakyat

2KAWASAN LINDUNGa. di area terdampak

b. di dalam wilayah KRB III Kegiatan normalisasi sungai terhadap pendangkalan sungai oleh endapan lahar.

Hasil normalisasi sungai dimanfaatkan sebagai komoditas pasira. Kegiatan pengurangan resiko pencegahan dan mitigasi bencana

b. Dapat menggunakan peralatan berata. BBWSSO (di wilayah ungai)

b. BPBD (di wilayah non sungai)

Kegiatan yang termasuk dalam pencegahan, tanggap darurat, dan rehabilitasi pasca bencana endapan lahar merapi meliputi;

1) Rehabilaitasi masyarakat dan aset ekonomi yang terdampak bencana aliran lahar Merapi.

2) Normalisasi aliran sungai yang terdampak oleh bencana aliran lahar Merapi.

3) Normalisasi infrastruktur yang terdampak oleh bencana aliran lahar Merapi.

4) Pemanfaatan endapan lahar di wilayah terdampak bencana aliran lahar Merapi.

Kegiatan rehabilitasi masyarakat dan aset ekonomi yang terdampak bencana aliran lahar, meliputi :

Perbaikan lingkungann dan infrastruktur umum daerah bencana

Pemulihan sosial ekonomi, psikologis, keamanan dan ketertiban

Pemulihan fungsi pemerintahan dan pelayanan publikKegiatan normalisasi sungai yang terdampak bencana aliran lahar Merapi meliputi :

Pendalaman alur sungai

Penataan tanggul sungai

Pelurusan sungai

Pemulihan sempadan sungai yang terdampak oleh endapan lahar.

Kegiatan normalisasi infrastruktur yang terdampak bencana aliran lahar Merapi meliputi :

Pengerukan endapan lahar di daerah terdampak, terutama pada infrastruktur jalan raya, kawasan pertanian, dan kawasan permukiman dilakukan pada tahap tanggap darurat dan rehabilitasi.

Pengangkutan endapan lahar dari daerah terdampak ke daerah penimbunan yang dicadangkan sebagai daerah depo.

Pengerukan dan pengangkutan endapan lahar sebagaimana point a dan b, dapat dikerjakan dengan peralatan sederhana maupun dengan peralatan berat.

Kegiatan pemanfaatan / pengelolaan endapan piroklastik dan endapan lahar di daerah terdampak meliputi :

Pemanfaatan endapan lahar pada tahap pencegahan

Pemanfaatan endapan lahar pada tahap tanggap darurat.

Pemanfaatan endapan lahar pada tahap rehabilitasi (baik di sungai maupun non sungai) dapat dilakukan dengan alat tradisional maupun peralatan berat.

Pemanfatan endapan lahar pada tahap pencegahan, pada tahap tanggap darurat, tahap rehabilitasi, dapat diatur melalui Ijin Usaha Pertambangan (IUP) dan Ijin Pertambangan Rakyat (IPR).

Pemanfaatan endapan lahar pada tahap tanggap darurat dapat segera diangkut ke depo yang dicadangkan. Sehingga dapat dikeluarkan IUP Pengangkutan dan Penjualan / Depo Pasir Batuan.

4. Peta Peta (terlampir)a. Peta Kawasan Rawan Bencana Merapi

b. Peta Operasional Pemanfaatan Lahar Merapi

c. Wilayah Pertambangan Kab. Magelang (Kepmen ESDM)

5. Kesimpulan dan Saran

Aktivitas pertambangan tidak akan dinyatakan sebagai suatu kejahatan perusak lingkungan, jika praktek pertambangan yang baik dan benar (good minning practice) dapat di implementasikan dengan penuh kesadaran pemangku kepentingan dan pelaku kegiatan (pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat);

Pengelolaan pertambangan pada lintas batas Kawasan Merapi:

a. Koordinasi dalam pemetaan potensi mineral di daerah perbatasan sebagai penetapan Wilayah Pertambangan

b. Perlu adanya keserasian dalam penentuan peruntukan Wilayah Pertambangan dalam RT RW masing-masing daerah di kawasan Merapi

c. Meningkatkan efektitas dan efisiensi dalam pengawasan dan penertiban kawasan pertambangan melalui bimbingan dan pengawasan dari pemangku kepentingan (pemerintah) harus sudah mulai dilaksanakan sebagai tahap perencanaan sampai pasca tambang;