Presentasi Proposal

Click here to load reader

download Presentasi Proposal

of 44

Transcript of Presentasi Proposal

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG BAHAYA MEROKOK TERHADAP PERSEPSI TENTANG MEROKOK DI UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

Disusun Oleh:EKA SILITONGA(10150148)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANANFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA2013

SEMINAR KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG BAHAYA MEROKOK TERHADAP PERSEPSI TENTANG MEROKOK DI UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTABAB I. PENDAHULUANA. LATAR BELAKANGMerokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi si perokok maupun orang-orang di sekitarnya. Mereka yang merokok, 15 kali lebih mungkin menggunakan obat lainnya daripada mereka yang tidak merokok (Subanada cit Soetjiningsih, 2004). World Health Organization (WHO) pada tahun 2008 melaporkan bahwa Indonesia berada pada peringkat ketiga untuk jumlah perokok terbesar dari jumlah perokok dunia (4.8%) setelah Cina (30%) dan India (11.2%).

Lanjutan LB...Secara nasional, rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap tiap hari oleh lebih dari separuh (52,3%) perokok adalah 1-10 batang. Sekitar dua dari lima perokok saat ini rata-rata merokok sebanyak 11-20 batang per hari. Sedangkan prevalensi yang merokok rata-rata 21-30 batang per hari dan lebih dari 30 batang perhari masing-masing sebanyak 4,7% dan 2,1%. Penduduk yang merokok 1-10 batang per hari paling tinggi dijumpai di Maluku (69,4%), disusul oleh Nusa Tenggara Timur (68,7%), Bali (67,8%), DI Yogyakarta (66,3%), dan Jawa Tengah (62,7%) (Riskesdas, 2010).

Lanjutan LB...Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) adalah salah satu institusi pendidikan tinggi dengan peserta didik yang heterogen, yaitu mahasiswanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia bahkan beberapa di antaranya merupakan warga negara asing. Hal ini menunjukkan banyak sekali kebiasaan dan kebudayaan dari tempat asal yang dibawa dan tidak dipungkiri bisa mempengaruhi persepsi dan perilaku seseorang dan orang-orang disekitarnya, salah satunya yaitu persepsi dan perilaku merokok.

Lanjutan LB...Pada studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 10 September 2013, peneliti menemui 15 mahasiswa secara acak dan 10 di antaranya mengaku sebagai perokok. Dari 10 mahasiswa yang merokok 9 orang berjenis kelamin laki-laki, 1 orang berjenis kelamin perempuan. Sebanyak 14 mahasiswa mengatakan pernah mendapatkan informasi, sedangkan 1 mahasiswa mengatakan tidak pernah mendapat informasi tentang rokok. Berdasarkan sumber informasi tentang rokok, 6 mahasiswa mengatakan mendapat informasi dari iklan, sisanya ( 8 mahasiswa) mendapatkan informasi dari koran/majalah, tempat pelayanan kesehatan, televisi/radio atau internet, namun tidak ada yang pernah mendapatkan informasi dari seminar/diskusi. Lanjutan LB...Sebagian besar mahasiswa yang merokok (8 mahasiswa) mengatakan pertama kali merokok di umur 12-24 tahun, 1 mahasiswa mulai merokok di usia 11 tahun, 1 mahasiswa mulai merokok 25 tahun. Berdasarkan jumlah rokok yang dihisap dalam 24 jam terakhir, 5 mahasiswa menghisap rokok sebanyak 1-3 batang rokok, 2 mahasiswa menghisap sebanyak 4-6 batang rokok, 2 mahasiswa menghisap rokok sebanyak 10-12 batang rokok, 1 mahasiswa menghisap rokok sebanyak 24 batang rokok.

B. RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah : Apakah ada pengaruh penyuluhan bahaya merokok terhadap persepsi mahasiswa tentang merokok di Universitas Teknologi Yogyakarta?

C. TUJUAN PENELITIANTujuan KhususTujuan Umum

D. MANFAAT PENELITIANManfaat teoritisManfaat praktis

E. KEASLIAN PENELITIANBAB II. TINJAUAN PUSTAKAA. TINJAUAN TEORI1. Penyuluhan Pengertian:Pengertian pendidikan kesehatan identik dengan penyuluhan kesehatan, karena keduanya berorientasi kepada perubahan perilaku yang diharapkan, yaitu perilaku sehat, sehingga mempunyai kemampuan mengenal masalah kesehatan dirinya, keluarga, dan kelompoknya dalam meningkatkan kesehatannya. Menurut Anwar, penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hububungannya denga kesehatan (Effendy, 1998).

Lanjutan...Komponen penyuluhan:Menentukan tujuanMenentukan sasaranMenentukan isiMenentukan metodeMenentukan mediaMenyusun rencana evaluasiMenyusun jadwal pelaksanakan

Metode dan teknik penyuluhan Metode pendidikan individual (perorangan)Metode pendidikan kelompokMetode pendidikan massa

Lanjutan...2. Bahaya RokokRokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan (Peraturan Pemerintah RI nomor 109 tahun 2012).

Lanjutan...Lebih dari 4000 bahan kimia telah diidentifikasi dalam asap tembakau. Banyak di antaranya beracun, beberapa bersifat radioaktif. Lebih dari 40 diketahui menyebabkan kanker. Kandungan zat kimia yang paling banyak terdapat dalam rokok adalah tar, nikotin dan karbon monoksida (Crofton, dan David, 2009).

Lanjutan...3. Persepsi MerokokPersepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris (Walgito, 2004). Sedangkan Maramis (1999) cit Sunaryo (2004) mengungkapkan bahwa persepsi adalah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan dan perbedaan melalui proses mengamati, mengetahui, atau mengartikan setelah pancainderanya mendapat rangsang.

Lanjutan...Persepsi menurut teori Health Belief Model (HBM) oleh Rosenstock (1982) cit Sarwono (2007) bahwa perilaku individu ditentukan oleh motif dan kepercayaan tanpa memperdulikan apakah motif dan kepercayaan tersebut sesuai atau tidak dengan realitas atau dengan pandangan orang lain tentang apa yang baik untuk individu tersebut.

Lanjutan...Model kepercayaan ini mencakup beberapa unsur, yaitu: (Glanz & Rimer, 2008)1. Kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility)2. Keparahan/ancaman yang dirasakan (Perceived severity)3. Manfaat yang dirasakan (Perceived benefits)4. Hambatan yang dirasakan (Perceived barriers)5. Faktor pencetus (cuess to action)6. Kesiapan diri (Self-efficacy)

Lanjutan...Novita & Fransiska (2011) menjelaskan bahwa kerentanan, ancaman, manfaat dan hambatan dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:Variabel demografi ( umur, jenis kelamin, latar belakang budaya)Variabel sosiopsikologis (kepribadian, kelas sosial, tekanan sosial)Variabel struktural (pengetahuan dan pengalaman sebelumnya)

B. KERANGKA TEORI

C. KERANGKA KONSEP

D. HIPOTESISAda pengaruh penyuluhan bahaya merokok terhadap persepsi tentang merokok di Universitas Teknologi Yogyakarta.

BAB III. METODE PENELITIANA. JENIS RANCANGAN PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan rancangan One Group Pretest Posttest.01 x 02

Keterangan:01: pengukuran persepsi tentang merokok sebelum penyuluhanX: perlakuan (penyuluhan dengan cara ceramah)02: pengukuran persepsi tentang merokok sesudah penyuluhan

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Teknologi Yogyakarta (FIB UTY). Penelitian ini akan dilakukan pada 10, 12 dan 13 Desember 2013.C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Populasi dan SampelPopulasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi D3 Bahasa Inggris angkatan 2011, 2012 dan 2013 yang masih aktif kuliah di FIB UTY. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 75 orang mahasiswa.

Lanjutan...Sampel penelitian ini ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:n= Jumlah sampelN= Jumlah populasiD= Tingkat signifikansi (0,05) (Nursalam, 2011)

Lanjutan...Besar sampel yang akan digunakan adalah 63 mahasiswa. Untuk mengantisipasi hilangnya unit eksperimen seperti jawaban yang tidak valid atau tidak lengkap, maka sampel penelitian ditambah menjadi 70 mahasiswa.

Lanjutan...2. Teknik SamplingPopulasi penelitian ini terdiri dari mahasiswa program studi D3 Bahasa Inggris angkatan 2011, 2012, dan 2013, sehingga teknik sampling yang digunakan adalah sampel proporsi yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan bila populasi yang terdapat pada setiap strata tidak sama (Arikunto, 2010). Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sebagai berikut: (Sugiyono, 2008)

D. VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL

1. Variabel PenelitianVariabel bebas (Independent variable): pengaruh penyuluhan tentang bahaya merokok.Variabel terikat (dependent variable): persepsi tentang merokok.

2. Definisi Operasional

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data primer dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu peneliti mengumpulkan responden di dalam satu ruangan, kemudian masing responden diberikan kuesioner (pretest), responden mengisi sendiri jawaban yang menurut responden paling sesuai dengan kondisinya. Kemudian peneliti memberikan perlakuan berupa penyuluhan kepada responden dan untuk evaluasinya peneliti memberikan kuesioner kembali kepada responden (posttest). Pada saat pengumpulan data berlangsung, peneliti dibantu oleh 2 orang petugas pengumpul data yang telah dilatih dan mengawasi langsung saat responden mengisi kuesioner, petugas juga membantu peneliti untuk mengambil gambar sebagai dokumentasi. Data sekunder yang digunakan sebagai data pendukung diperoleh dari bagian akademik yang ada di FIB UTY, Dinas Kesehatan, dan dinas terkait lainnya.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner dengan sejumlah pertanyaan tertulis dan digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010). Kuesioner disusun dengan Skala Likert. Instrumen penelitian diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Liana (2011) dengan judul penelitian Persepsi Mahasiswa terhadap Perilaku Merokok di Kampus Terpadu Politeknik Kesehatan Kemenkes Nangroe Aceh Darussalam.

Lanjutan...Alat ukur persepsi disusun dengan format pertanyaan tertutup yang terdiri dari 38 pertanyaan, yaitu persepsi tentang kerentanan, ancaman, hambatan dan keuntungan. Pemberian skor pada persepsi untuk pertanyaan favourable adalah jawaban sangat setuju (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2, sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1. Sementara, skor pada persepsi dengan pertanyaan unfavourable, jawaban sangat setuju (SS) diberi skor 1, setuju (S) diberi skor 2, tidak setuju (TS) diberi skor 3, sangat tidak setuju (STS) diberi skor 4.G. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Pada penelitian ini peneliti tidak melakukan uji validitas dan uji reliabilitas karena alat instrumen yang digunakan merupakan adopsi dari penelitian sebelumnya dan sudah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Peneliti sebelumnya melakukan uji kuesioner sebanyak 2 kali yaitu pada 30 orang responden di Akademi Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Aceh. Pada uji coba pertama banyak item yang gugur, setelah dilakukan perbaikan agar bahasa nya dapat dipahami responden dilakukan uji kuesioner kedua masih pada responden yang sama dan hasilnya sudah baik, dengan hasil uji statistik Alpha Cronbach pada persepsi terhadap kerentanan yaitu 0,844, persepsi terhadap ancaman yaitu 0,829, persepsi terhadap hambatan yaitu 0,731, dan persepsi terhadap keuntungan yaitu 0,797.

H. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

1. Pengolahan DataSetelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data kemudian dianalisis. Pengolahan data dilakukan (Notoatmodjo, 2010) dengan proses sebagai berikut:EditingCodingEntryTabulasi

Lanjutan...2. Analisa DataAnalisis UnivariatAnalisis BivariatPenelitian ini menggunakan analisis bivariat, yaitu untuk menguji pengaruh antara variabel bebas (penyuluhan tentang bahaya merokok) dengan variabel terikat (persepsi tentang merokok) dengan menggunakan rumus uji chi-square (x2) sebagai berikut (Machfoedz, 2008).

Keterangan:x2: chi-squaren1: jumlah data negatifn: jumlah data positif

JALANNYA PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:Tahap persiapanTahap pelaksanaanTahap penyusunan laporan dan hasil

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian1. Gambaran Umum Tempat PenelitianUniversitas Teknologi Yogyakarta(UTY)adalah salah satu perguruan tinggiswasta yang berbentuk universitas di ProvinsiDaerah Istimewa Yogyakarta(DIY).Universitas Teknologi Yogyakarta memiliki 5 fakultas yaitu Fakultas Bisnis dan Teknologi Informasi (FITB), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Psikologi (FPsi) dan Fakultas Pendidikan. Penelitian ini sendiri dilakukukan di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) yang terletak di Jalan Prof. Dr. Soepomo, S.H. No.21 Janturan, Umbulharjo, Yogyakarta. Fakultas Ilmu Budaya (FIB) mempunyai 3 program studi, yaitu Program Studi Bahasa Inggris, Bahasa Jepang dan Sastra Inggris.

2. Karakteristik Responden

3. Analisis Univariat

4. Analisis Bivariat

B. PEMBAHASAN Dalam penelitian ini terdapat 1 kelompok sampel yang dinilai sebanyak 2 kali. Penilaian pertama dilakukan sebelum kelompok mendapat perlakuan (penyuluhan) dan penilaian kedua dilakukan setelah kelompok mendapat perlakuan (penyuluhan). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis adanya pengaruh penyuluhan tentang bahaya merokok terhadap perubahan persepsi mahasiswa tentang merokok. Dari hasil analisa, sebanyak 34 responden (53,97%) mempunyai persepsi yang positif mengenai kerentanan diri terhadap dampak yang ditimbulkan oleh merokok. Artinya sebagian besar responden berpendapat bahwa dengan merokok akan membuat si perokok gampang terkena penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh rokok dibandingkan orang yang tidak merokok. Persepsi mahasiswa tentang ancaman akibat dampak merokok pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 37 responden (58,73%) memiliki persepsi yang positif. Artinya, sebagian responden menganggap bahwa penyakit yang ditimbulkan oleh kegiatan merokok sangat serius Hasil analisa mengenai tentang hambatan untuk berhenti merokok pada 63 responden yang diteliti menunjukkan sebanyak 30 responden (47,62%) memiliki persepsi positif. Artinya, sebagian besar responden menganggap bahwa berhenti merokok itu sulit. Sedangkan persepsi mahasiswa mengenai keuntungan berhenti merokok menunjukkan sebanyak 28 responden (44,44%) mempunyai persepsi yang positif. Artinya, sebagian besar responden menganggap bahwa berhenti merokok atau tidak merokok itu sangat baik bagi kesehatan. Secara keseluruhan, sebanyak 41 responden (65,08%) memiliki persepsi yang positif tentang merokok. Artinya, sebagian besar responden menganggap bahwa merokok itu tidak baik bagi kesehatan, merokok dapat merugikan diri sendiri dan orang disekitarnya yang ikut menghirup asap rokok (perokok pasif).Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan umur responden, sebagian besar responden berusia 17-20 tahun, yaitu sebanyak 45 responden (71,43%), atau dengan kata lain sebagian besar responden berada pada masa remaja akhir (Behrman, 1999). Wong (2002) menjelaskan bahwa usia remaja akhir ini adalah masa dimana remaja memperlihatkan pemikiran yang abstrak, dapat menerima dan bertindak pada rentang pilihan yang luas. Pada masa ini juga remaja dapat memandang suatu masalah secara komprehensif. Sehingga dengan diberikan penyuluhan diharapkan dapat memberikan pandangan yang lebih luas tentang bahaya merokok. Dengan adanya pandangan yang lebih baik tentang bahaya merokok ini diharapkan juga responden dapat memiliki persepsi yang baik dan memutuskan dengan lebih seksama hal yang baik untuk dirinya.

Notoatmotdjo (2010), mengungkapkan penyuluhan yang baik harus memenuhi komponen-komponen penyuluhan, yaitu: tujuan penyuluhan, sasaran, isi, metode, media, rencana evaluasi, dan jadwal pelaksanakan penyuluhan. Pada penelitian ini, komponen-komponen penyuluhan tersebut sudah terpenuhi. Perubahan persepsi pada mahasiswa dapat terjadi karena materi/isi penyuluhan dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami oleh mahasiswa tanpa terkesan mendikte atau menghakimi. Penyampaian materi penyuluhan dipermudah oleh media yang digunakan yaitu OHP, poster dan leaflet. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bensley & Brookins-Fisher (2008), bahwa materi mencerminkan informasi yang akan disampaikan kepada peserta agar tujuan khusus dapat tercapai, sedangkan metode akan menjadi strategi yang menentukan dalam menyampaikan materi, dan membantu peserta dalam mencapai tujuan khususnya.Demikian pentingnya penyuluhan kesehatan agar mendapat perhatian dari semua pihak terkait untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap bahaya merokok.C. KETERBATASAN PENELITIANSulit menentukan jadwal penelitian yang berdekatan antara semester I, III, dan V. Hal ini menyebabkan adanya kemungkinan soal penelitian yang bocor ke sesama responden.Variabel yang diteliti terfokus pada persepsi responden tentang merokok tanpa mencari tahu tingkat pengetahuan responden tentang bahaya merokok.Responden yang diteliti adalah seluruh mahasiswa jurusan DIII Bahasa Inggris semester I, III dan V tanpa membedakan jenis kelamin dan status responden sebagai perokok atau tidak.

BAB VKESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanKesimpulan dari penelitian ini adalah Ada pengaruh penyuluhan bahaya merokok terhadap persepsi mahasiswa tentang kerentanan merokok bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Bahasa, Universitas Teknologi Yogyakarta (FIB UTY). Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan yang diberikan tidak mempengaruhi persepsi mahasiswa tentang kerentanan merokok.Ada pengaruh penyuluhan bahaya merokok terhadap persepsi mahasiswa tentang ancaman merokok bagi mahasiwa Fakultas Ilmu Bahasa, Universitas Teknologi Yogyakarta (FIB UTY). Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan yang diberikan tidak mempengaruhi persepsi mahasiswa tentang ancaman merokok.Ada pengaruh penyuluhan bahaya merokok terhadap persepsi mahasiswa tentang hambatan berhenti merokok bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Bahasa, Universitas Teknologi Yogyakarta (FIB UTY). Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan yang diberikan tidak mempengaruhi persepsi mahasiswa tentang hambatan berhenti merokok.Lanjutan..Tidak ada pengaruh pengaruh penyuluhan bahaya merokok terhadap persepsi mahasiswa tentang keuntungan berhenti merokok bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Bahasa, Universitas Teknologi Yogyakarta (FIB UTY). Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan yang diberikan tidak mempengaruhi persepsi mahasiswa tentang keuntungan berhenti merokok.Ada pengaruh penyuluhan bahaya merokok terhadap persepsi mahasiswa tentang merokok di Universitas Teknologi Yogyakarta. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan yang diberikan mempengaruhi persepsi mahasiswa tentang merokok.

B. SaranUniversitas Teknologi Yogyakarta (UTY) perlu sering mengadakan kegiatan-kegiatan pemberian informasi tentang bahaya merokok agar persepsi mahasiswa tentang merokok semakin positif. Sehingga mahasiswa yang mengerti bahaya yang mengancam jika merokok.Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penyuluhan yang lebih maksimal dan tidak hanya 1 kali untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.Para responden sebaiknya semakin menyadari tentang dampak buruk merokok bagi kesehatan. Bagi yang sudah terlanjur merokok sebaiknya berhenti merokok dan bagi yang tidak merokok disarankan tidak mencoba-coba untuk merokok.

TERIMA KASIH