Presentasi pertamina

27
EVALUASI PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN UDARA EMISI DAN UDARA AMBIENT DI PT. PERTAMINA (PERSERO) RU V BALIKPAPAN Kristy Rosyemary 15308084 Program Studi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung 2011

description

 

Transcript of Presentasi pertamina

Page 1: Presentasi pertamina

EVALUASI PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN UDARA EMISI DAN

UDARA AMBIENT DI PT. PERTAMINA (PERSERO) RU V

BALIKPAPAN

Kristy Rosyemary

15308084

Program Studi Teknik Lingkungan

Institut Teknologi Bandung

2011

Page 2: Presentasi pertamina

ABOUT PERTAMINA RU V

Page 3: Presentasi pertamina

Salah satu dari 7 RU yang tersebar

di Indonesia

Terletak di tepi Teluk Balikpapan dan memiliki luas

± 2.5 Ha

Terdiri dari 2 kilang, yaitu Kilang Balikpapan I dan

Kilang Balikpapan II (di Lawe-Lawe)

Kilang Balikpapan I dapat mengolah 60.000 barrel/hari,

Kilang Balikpapan II dapat mengolah 20.000 barrel/hari

Page 4: Presentasi pertamina

Lokasi RU milik PT. PERTAMINA (Persero)

Page 5: Presentasi pertamina

TINJAUAN PUSTAKA

Page 6: Presentasi pertamina

Pencemaran Udara

“Masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain

ke dalam udara ambient oleh kegiatan manusia, sehingga mutu

udara ambient turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan

udara ambient tidak dapat memenuhi fungsinya”

Peraturan Pemerintah RI No.41 Tahun

1999

Page 7: Presentasi pertamina

Pengukuran Pencemaran Udara

• Identifikasi Jenis

dan Konsentr

asi PolutanPartikel &

Gas

• Gas : SOx, NOx, CO,

CO2, O3, dll

Partikel : debu, asap, kabut, fume

• Pencemaran Udara

Dapat diukur!

Page 8: Presentasi pertamina

Peraturan yang menjadi acuan untuk Industri Minyak dan Gas PP RI No. 41 Tahun 1999 mengatur

mengenai pemantauan udara ambient yang berisikan baku mutu udara ambient

Kep.50/Men LH/11/1996 mengatur mengenai kebauan

Kep.49/Men LH/11/1996 mengatur mengenai getaran

Kep.48/Men LH/11/1996 mengatur mengenai kebisingan

Page 9: Presentasi pertamina

Baku Mutu Emisi untuk Industri Minyak dan Gas

No. Bahan Bakar ParameterKadar

Maksimum (mg/Nm3)

1 Minyak

Total Partikulat 150

Sulfur Dioksida 1200

Nitrogen Dioksida 800

Opasitas 20%

2 Gas

Total Partikulat 50

Sulfur Dioksida 150

Nitrogen Dioksida 400

Opasitas 20%

Page 10: Presentasi pertamina

Jenis Polutan yang dihasilkan di Industri Minyak dan Gas

Proses Jenis PolutanDestilasi Atmosferik Gas dari stack (CO, SOx, NOx,

HC, & Partikulat), emisi yang cepat menghilang (HC)

Vacuum Destilasi Gas dari stack (CO, SOx, NOx, HC, & Partikulat), emisi yang

cepat menghilang (HC)

Thermal cracking/visbreakerGas dari stack (CO, SOx, NOx,

HC, & Partikulat)

Hydrotreating/Hydroprocessing Gas dari stack (CO, SOx, NOx, HC, & Partikulat), regenerasi

katalis (CO, NOx, SOx)

Catalytic Reforming Gas dari stack (CO, SOx, NOx, HC, & Partikulat), regenerasi

katalis (CO, NOx, SOx)

Dewaxing Pelarut yang mudah menguap, pemanas

Page 11: Presentasi pertamina

PEMBAHASAN

Page 12: Presentasi pertamina

Skema Pengendalian Udara PT. PERTAMINA (Persero) RU V Balikpapan

Pengendalian Pencemaran

Udara

Pemantauan Kualitas Udara

Udara Ambient

Udara Emisi

Pengendalian Udara

Udara Ambient

Udara Emisi

Page 13: Presentasi pertamina

Pemantauan Kualitas Udara

Emisi

• Laboratorium Eksternal BBTPPI Semarang

• CEMS• Kebocoran

Gas dengan Gas FindlR

Ambient

• Ambient• Kebauan• Kebisingan• Getaran

Page 14: Presentasi pertamina

Pemantauan Udara Emisi

•SOx dan NOx : Metode absorbansi basah dan Bag Sampler

•CO, CO2, dan O2 : Dengan eralatan analisis otomatik

•Opasitas : Menggunakan skala Ringelmann untuk asap hitam

BBTPPI Semarang

•NO

x, SO

x, CO, CO

2, opasitas, partikulat, dan O2

CEMS

•Menggunakan Gas FindlR

Kebocoran Gas

Page 15: Presentasi pertamina

Hasil Analisis Udara Emisi

Efisiensi pembakaran

Sempurna baik Tidak sempurna HC banyak

Kualitas bahan bakar

Kualitas mesin Kualitas udara ambient

Terjadi perubahan yang cukup signifikan pada Desember 2009

KENAPA?

Page 16: Presentasi pertamina

Hasil Analisis Udara Emisi

• Karena Ringelmann masih bersifat subyektif

Pengukuran opasitas masih kurang akurat

• Karena beberapa titik sampling tidak berada pada jarak 8D cerobong hilir dan/atau 2D cerobong hulu dari gangguan aliran gas

Hasil pengukuran SOx, NOx, dan Partikulat masih kurang akurat

Page 17: Presentasi pertamina

Hasil Analisis Udara Emisi (CEMS)

MIN MAX P-P Mean RMS BAKU MUTUP1-SOx 70.531 1520.327 1449.796 75.755 101.878

[mg/m3] 62.694 1504.653 1441.959 65.306 91.429P1-CO Max 4.571 93.714 89.143 67.429 67.429

[mg/m3] Min 4.571 85.714 81.143 66.286 66.286P1-CO2 Max 759.673 1540.898 781.224 840.490 845.878

[mg/m3] Min 756.082 1513.959 757.878 835.102 840.490P1-NOx Max 43.184 1314.286 1271.102 54.449 63.837

[mg/m3] Min 37.551 1288.000 1250.449 46.939 52.571P1-O2 Max 7 7 0 7 7

[%] Min 7 7 0 7 7P1-Opacity Max 8 11 3 11 11

[%] Min 8 10 2 8 8P1-Partikulat Max -4 24 28 1 1

[mg/m3] Min -5 24 29 1 1P1-Laju Alir Max 0 53 53 0 4

[m/s] Min 0 53 53 0 3

-

-

1200 mg/m3

Tag

-

150 mg/m3

20%

-

1800 mg/m3

PLANT 1

Terjadi kerusakan pada alat pengukur dan pemantauan di

CEMS

Sedang dilakukan kalibrasi alat

Hasil pengukuran SOx melebih baku mutu

Hasil pengukuran partikulat bernilai negatif

KENAPA?

Page 18: Presentasi pertamina

Pemantauan Udara Ambient

Ambient• SO2 : Pararosanalin menggunakan Spektrofotometer• NO2 : Saltzman dengan Spektrofotometer• CO : NDIR dengan NDIR Analyzer• O3 : Chemiluminescent dengan Spektrofotometer• HC : Flamed Ionization dengan Gas Chromatografi• TSP : Gravimetric dengan Hi-Vol• Pb : Gravimetric Ekstraktif Pengabuan dengan Cannister

Kebauan (Uji Kebauan Odoran Tunggal)NH3 : Analisis Indofenol

H2S : Analisis Merkuri Thiosianat

Page 19: Presentasi pertamina

Pemantauan Udara Ambient

Kebisingan

Menggunakan alat Sound Level Meter setiap 10 detik sebanyak

120x

Getaran

Menggunakan alat Vibration Meter yang dapat menghitung kadar

getaran di frekuensi : 4, 5, 6.3, 8, 10, 12.5, 16, 20, 25, 31.5, 40, 50, dan 63

Page 20: Presentasi pertamina

Sistem Pengendalian Udara Emisi dan Ambient

• Terdapat 18 stack di Kilang Balikpapan & 2 stack di Lawe-Lawe

Penyediaan Stack

• Memanfaatkan kembali gas sisa menjadi fuel gas

Flare Gas Recovery System

• Melakukan inventarisasi lalu melaporkan ke KLH Indonesia

Pemantauan Sumber Emisi Fugitive

Page 21: Presentasi pertamina

Sistem Pengendalian Udara Emisi dan Ambient

• Agar kualitas udara emisi tetap sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Perhitungan beban emisi

• Plant 1 & 4/5 : opasitas, partikulat, laju alir (flowrate), dan O2

• Plant 7 (tidak beroperasi) : laju alir (flowrate) dan O2

Penambahan parameter CEMS

Page 22: Presentasi pertamina

KESIMPULAN & SARAN

Page 23: Presentasi pertamina

Kesimpulan1. PT. PERTAMINA

(Persero) RU V Balikpapan telah

melakukan pemantauan serta

pengendalian udara emisi dan udara ambient yang sistem

kerjanya mengacu kepada SNI

Sumber Emisi Tidak Bergerak

2. Pemantauan yang dilakukan oleh PT.

PERTAMINA (Persero) RU V

Balikpapan terdiri dari pemantauan

kualitas udara emisi dan

pemantauan kualitas udara

ambient

Page 24: Presentasi pertamina

Kesimpulan

3. Pengelolaan udara emisi di PT. PERTAMINA (Persero)

RU V Balikpapan :

Penambahan parameter CEMS

Perhitungan beban emisi

Pemantauan sumber emisi fugitive

Flare Gas Recovery System

Penyediaan stack

Page 25: Presentasi pertamina

Saran

1.

• Melakukan maintenance berkala untuk menghindari kebocoran gas

2.

• Memperbaiki alat pengukuran dan pemantauan CEMS

3.

• Mempertegas peraturan mengenai penggunaan APD untuk mengurangi bahaya dari kebocoran gas dan emisi fugitive

Page 26: Presentasi pertamina

Saran

4.

• Tetap melakukan pemantauan & pengelolaan udara sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan & kepatuhan kepada peraturan

5.

• Melakukan pemantauan pada titik sampling dengan jarak 8x diameter cerobong hilir dan/atau 2x diameter cerobong hulu dari gangguan aliran gas

6.

• Melakukan penghijauan di wilayah kilang. Contoh : pohon trembesi untuk mereduksi karbon, pohon mahoni menyerap polutan, dsb

Page 27: Presentasi pertamina