PRESENTASI PBL II BLOK 18 maroi
-
Upload
maroi-canfrisco -
Category
Documents
-
view
88 -
download
2
Transcript of PRESENTASI PBL II BLOK 18 maroi
PRESENTASI PBL II BLOK 18
SISTEM RESPIRASI 2
SESAK NAPAS DISERTAI BATUK
BERDAHAK
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN- FISIK
- PENUNJANG
DIAGNOSIS
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PREVENTIF
ANAMNESIS
Memulai pertanyaan terbuka kepada pasien mengenai:
Menenyakan keluhan utama Menanyakan waktu dan berapa lama
timbulnya sesak napas dan batuk Riwayat kesehatan masa lalu Riwayat penyakit keluarga
Dapat dijumpai pernapasan yang cepat dan sukar, disertai batuk batuk paroksismal, kadang terdengar suara “wheezing”. Ekspirasi memanjang, pada inspirasi terlihat retraksi daerah suprasternal, supraklavikular, epigastrium, dan sela iga.
Hipersonor seluruh toraks pada perkusi.
PEMERIKSAAN FISIK
Serangan ringan: wheezing akhir ekspirasi paksa
Serangan berat : wheezing dpt tdk terdengar, sianosis, gelisah, takikardi, retraksi ics, penggunaan otot bantu napas
1. Spirometri- Menegakkan
diagnosis - Menilai berat
obstruksi- Menilai efek
pengobatan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Uji provokasi bronkus3. Pemeriksaan sputum4. Pemeriksaan eosinofil total5. Uji kulit6. Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE
spesifik dalam sputum7. Analisis gas darah
8.radiologi
diagnosis asma didasarkan pada :- Anamnesa- Pemeriksaan fisik- Pemeriksaan penunjang: foto toraks, faal
paru, uji provokasibronkus, status alergi (skin test, Ig E, eosinofil)
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDINGBronkitis kronik Emfisema paru Bronkiektasis
Definisi
Penyebab
Suatu definisi klinis yaitu batuk-batukBerulang selama 2-3 bulan dalam 1 tahun selama 2 tahun berturut-turut
Merokok adalah penyebab paling umum
Pelebaran secara abnormal asinus yang sifatnya permanen
Rokok ,Polusi ,Infeksi , Faktor genetik ,Obstruksi jalan nafas
pelebaran bronkus yang disebabkan oleh kelemahan dinding bronkus yang sifatnya permanen.
Infeksi pernafasan, Penyumbatan bronkus ,kongenital
Gejala
Pemeriksaan lain
Sesak nafas(Nafas yg Sulit )Disertai batuk yg produktif sering pada pagi hari.
Corakan bronkovaskular bertambah pada Ro paru, Pada stadium lanjut dapat ditemukan sianosis atau tanda-tanda kor pulmonal
Napas pendek persisten dengan peningkatan dispnea.sering disertai batuk kering dan mengi,tidak pernah ada masa remisi sesak.
hyperinflated lung dengan berkurangnya ekspansi dada saat inspirasi, perkusi hipersonor dan napas pendek.
Batuk menahun dengan banyak dahak yang berbau busukDan sering disertai darah
Pada tingkat yang lebih berat dapat terdengar rales dan ronkhi pada daerah yang terkena
pembeda Asma bronkial
Bronkitis kronik
Bronkiektasis Emfisema
Batuk Produktif (+/-) (+) (+) (-/+)
Hemoptesis (-) (-/+) (+) (-)
Bronkospasme (+) (-/+) (-) (-)
HoneyComb Appearance
(-) (-) (+) (-)
Mengi (+) (-) (-) (+)
Batuk kering (-/+) (-) (-/+) (+)
Club Finger (-) Kronik kronik (-)
Bronkitis kronik Sekresi mukus yang berlebihan pada
saluran napas secara terus menerus disertai batuk
Bronkitis kronik dibagi 2 : Bronkitis kronik simplek Bronkitis kronik obstruktif
Ditemukannya sel mononukleus pada dinding sel, hiperplasia kelanjar mukosa bronkial, dan peradangan peribronkial yang menyebabkan kerusakan lumen bronkus.
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe, yaitu :
1. Ekstrinsik (alergik) Keturunan (+), Skin test (+), Ig E &
eosinofil
2. Intrinsik (non alergik)Skin test (-), Ig E & eosinofil normal
ETIOLOGI
Infeksi virus saluran napas: influenza. Alergen : tungau, debu rumah, bulu
binatang iritan asap rokok, minyak wangi. Kegiatan jasmani: lari. Ekspresi emosional takut, marah, frustasi. Obat-obat aspirin, penyekat beta, NSAID Lingkungan kerja: uap zat kimia. Pengawet makanan: sulfit. Lain-lain, misalnya haid, kehamilan.
Faktor-faktor pencetus pada asma yaitu:
Dipengaruhi antara lain jenis kelamin, umur pasien, status atopi, faktor keturunan, serta faktor lingkungan.
Masa anak-anak ♂ : ♀ = 1,5 : 1 Di indonesia prevalensi asma berkisar 5-7%
EPIDEMIOLOGI
PATOGENESIS
Mediator tahap awal : leukotrien C4, D4, E4, protaglandin D2, E2, dan F2a, histamin, platelet activating factor, dan triptase sel mast
Mediator mast cell untuk rekrutmen sel radang : leukotrien B4, IL4, IL5, platelet activating factor, dan TNF
Derajat Gejala Gejala malam Faal paru
Intermiten Gejala kurang dari
1x/minggu
Asimtomatik
Kurang dari 2 kali
dalam sebulan
APE > 80%
Mild persistan -Gejala lebih dari 1x/minggu
tapi kurang dari 1x/hari
-Serangan dapat menganggu
Aktivitas dan tidur
Lebih dari 2 kali
dalam sebulan
APE >80%
Moderate persistan -Setiap hari,
-serangan 2 kali/seminggu,
bisa berahari-hari.
-menggunakan obat setiap
hari
-Aktivitas & tidur terganggu
Lebih 1 kali dalam
seminggu
APE 60-80%
Severe persistan - gejala Kontinyu
-Aktivitas terbatas
-sering serangan
Sering APE <60%
Klasifikasi
Mencegah ikatan alergen-IgE Mencegah penglepasan mediator Melebarkan saluran napas dengan
bronkodilator a. simpatomimetik
- 1. agonis β2 ( salbutamol, terbutalin, fenoterol, prokaterol)
- 2. Epinefrin
PENATALAKSANAAN
b. aminofilin c. kortikosteroid d. antikolinergik
Mengurangi respon dengan jalan meredam inflamasi saluran napas.
1. Penyuluhan kepada pasien2. Penilaian derajat beratnya asma3. Pencegahan dan pengendalian faktor
pencetus serangan4. Perencanaan obat-obat jangka panjang
a) obat obat anti asmab) pengobatan farmakologis berdasar sistem anak tanggac)pengobatan berdasar sistem wilayah
Pengobatan asma menurut GINA
5. Merencanakan pengobatan asma akut6. Berobat secara teratur
Controller/Pengontrol: kortikosteroid hirup, kortikosteroid sistemik,
natrium kromolin, natrium nedokromil, teofilin lepas lambat (TLL), agonis beta 2 kerja panjang hirup (salmaterol dan formoterol) dan oral, dan obat-obat anti alergi.
Obat-obat anti asma
Penghilang Gejala (reliever) agonis beta 2 hirup kerja pendek (short-
acting), kortikosteroid sistemik, anti kolinergik hirup, teofilin kerja pendek, agonis beta 2 oral kerja pendek.
Pengobatan farmakologis sistem anak tangga
Sistem wilayah
Pneumotoraks Pneumodiastinum dan emfisema subkutis Atelektasis Aspergilosis bronkopulmoner alergik Gagal napas Bronkitis
KOMPLIKASI
Menghindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan asma
Imunoterapi (desensitisasi) Pemakaian obat-obatan pencegah asma,
cth : kortikosteroid topikal, kromolin, ketotifen.
PENCEGAHAN
Sulit untuk meramalkan prognosis dari asma bronkial yang tidak disertai komplikasi.Hal ini akan tergantung pula dari umur, pengobatan, lama observasi dan definisi.
Prognosis selanjutnya ditentukan banyak faktor. Dari kepustakaan didapatkan bahwa asma pada anak menetap sampai dewasa sekitar 26% - 78%.
KOMPLIKASI
TERIMA KASIH