presentasi KURIKULUM PENDIDIKAN 2013

25
Oleh : ABDUL HAKAM NAJA (Anggota DPR RI – F-PAN)

Transcript of presentasi KURIKULUM PENDIDIKAN 2013

Oleh :

ABDUL HAKAM NAJA(Anggota DPR RI – F-PAN)

KI HAJAR DEWANTARA : “Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batik, karakater), pikiran dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak.

UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL membrikan amanah bahwa : “Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Political and Economic Risk Consultant (PERC) Menurut PERC, kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam.

Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia.

Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.

Rendahnya kemampuan siswa-siswa Indonesia di matematika, sains, dan membaca juga tercermin dalam Program for International Student Assessment [PISA] yang mengukur kecakapan anak-anak berusia 15 tahun dalam mengimplementasikan pengetahuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalah-masalah dunia nyata.

Indonesia telah ikut serta dalam siklus tiga tahunan penilaian tersebut, yaitu 2003, 2006, dan 2009. Hasilnya sangat memprihatinkan. Siswa-siswa Indonesia lagi-lagi secara konsisten terpuruk di peringkat bawah.

Menurut hasil assesmen TIMSS, Nilai rata-rata matematika siswa kelas VIII [kali ini Indonesia tidak mengikutkan siswa kelas IV] hanya 386 dan menempati urutan ke-38 dari 42 negara. Negara tetangga, seperti Malaysia, Thailand dan Singapura, berada di atas Indonesia. Singapura bahkan di urutan kedua dengan nilai rata-rata 611.

Nilai matematika dan sains siswa kelas VIII Indonesia bahkan berada di bawah Palestina yang negaranya didera konflik berkepanjangan

Survei firma pendidikan Pearson menunjukkan sistem pendidikan Indonesia terendah di dunia bersama Brasil dan Meksiko (2012).

Hasil Penelitian World Bank (2012) menunjukkan bahwa Kualitas Guru Indonesia rendah.

Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) juga menunjukkan kualitas guru rendah dengan skor rata-rata hanya 4,20.

Survay FSGI menunjukkan bahwa 62% guru SD tidak pernah mendapatkan pelatihan, bahkan menjelang pensiun. Rata-rata Guru kota hanya mngikuti pelatihan 1 X dalam 5 Tahun

rendahnya kualitas pendidikan, rendahnya kualitas guru, rendahnya daya nalar siswa dan buruknya sistem pendidikan manjadi salah satu pertimbangan untuk dilakukannya “PERUBAHAN KURIKULUM”.

Meski banyak siswa Indonesia yang berprestasi, pada umumnya assesmen internasional menunjukan kualitas pendidikan Indonesia tidak begitu baik sejak 1998 s.d 2012.

Selama periode tersebut “KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL sudah 4x (Empat) ganti kurikulum.

Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan.

Mata pelajaran terdiri atas: a) Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta

didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan.

b) Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan mereka.

Kedua kelompok mata pelajaran tersebut (wajib dan pilihan) terutama dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (SMA/SMK) sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia 7 – 15 tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk peserta didik SD dan SMP

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU BELAJAR PERMINGGU

I II III IV V VI

KELOMPOK A  

1 Pendidikan Agama 4 4 4 4 4 4

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

5 6 6 6 6 6

3 Bahasa Indonesia 8 8 10 10 10 10

4 Matematika 5 6 6 6 6 6

KELOMPOK B  

1 Seni Budaya dan Keterampilan (termasuk muatan lokal)

4 4 4 6 6 6

2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan (termasuk muatan lokal)

4 4 4 4 4 4

  Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 36

               

Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD Tahun I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk Tahun IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD adalah 40 menit.

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU BELAJAR

PERMINGGUVII VIII IX

KELOMPOK A1. Pendidikan Agama 3 3 32. Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan 3 3 3

3. Bahasa Indonesia 6 6 64. Matematika 5 5 55. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 56. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 47. Bahasa Inggris 4 4 4

KELOMPOK B1. Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 3 3 32. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan

Kesehatan (termasuk muatan lokal)

3 3 3

3. Prakarya (termasuk muatan lokal)

2 2 2

  Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38 38 38

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor .

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU BELAJAR

PERMINGGUX XI XII

KELOMPOK WAJIB1. Pendidikan Agama 3 3 32. Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 44. Matematika 4 4 45. Sejarah Indonesia 2 2 26. Bahasa Inggris 2 2 27. Seni Budaya 2 2 28. Prakarya 2 2 29. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan

Kesehatan 2 2 2

Jumlah Jam Pelajaran Kelompok Wajib per minggu

23 23 23

Kelompok Peminatan      Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA)

20 20 20

Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (SMK)

28 28 28

Kompetensi Dasar mata pelajaran wajib memberikan kemampuan dasar yang sama bagi tamatan Pendidikan Menengah antara mereka yang belajar di SMA dan SMK.

Bagi mereka yang memilih SMA tersedia pilihan kelompok peminatan (sebagai ganti jurusan) dan pilihan antar kelompok peminatan dan bebas. Nama Kelompok Peminatan digunakan karena memiliki keterbukaan untuk belajarsedangkan nama jurusan memiliki konotasi terbatas pada apa yang tersedia pada jurusan tersebut dan tidak boleh mengambil mata pelajaran di luar jurusan di luar kelompok tersebut .

Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota. 1)Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum. 2)Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional. 3)Pemerintah propinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait. 4)Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.

Stategi Implementasi Kurikulum terdiri atas: 1)Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yaitu: Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XIJuli 2015: kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII 2)Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 2013 – 20153)Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun 2012 – 2014 4)Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, dimulai dari bulan Januari – Desember 20135)Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013 – 2016

Landasan Filosofis Pendidikan yang berakar dari nilai-nilai budaya bangsa belum trersusun secara lengkap.

Kurikulum 2013 disusun dengan berbasis Kompetensi.

Berbagai keterbatasan konseptual dan praktis yang melekat dengan Pendekatan berbasis kompetensi belum disadari dengan sungguh – sungguh.

Kesiapan institusi pendidikan, perangkat pendidikan dan guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, dimana perubahan kurikulum terjadi dengan proses yang relatif cepat, tanpa diimbangi dengan proses sosialisasi yang baik dan menyeluruh terhadap pemangku kepentingan pendidikan nasional.

Struktur Kurikulum SD memunculkan banyak permasalahan baik secara konseptual maupun praktis.

Penghapusan IPA dan IPS dan mengintegrasikannya kedalam mata pelajaran lain mengakibatkan terlalu padatnya muatan sehingga akan terjadi reduksi isi.

Pendekatan Tematik seiring dengan pengintegrasian dengan jam pelajaran yang tersedia akan sulit dirancang dan akan sulit pula diterapkan dalam proses pemebalajaran.

Di kelas V dan VI akan terjadi pemisahan proses pemebelajaran antara IPA dan IPS.

Pemisahan ini berimplikasi kepada ketersediaan guru, ruangan dan peraltan pembelajaran. Dimana pada umumnya ketersediaan guru masih terbatas, apalagi di daerah pedesaan.

Karena di SD masioh menggunakan sistem guru kelas pemisahan ini merupakan permasalahan yang berimplikasi amat serius. Perangkat pelajaran, dan fasilitas lainnnya tentunya akan menjadi masalah lain. Dimana hal ini justru bisa memperburuk mutu pendidikan nasional.

Pendekatan dalam proses pembelajaran berbasis sains akan sulit dilakukan terutama dalam penyusunan RPP dan penerapannya dalam proses learning.

Struktur Kurikulum SMP ditandai dengan adanya pengintegrasian beberapa mata pelajaran yang memunculkan berbagai kesulitan dan implikasi baik secara konseptual maupun praktis di lapangan.

Pola pendekatan dan struktur kurikulum harusnya menjadi instrumen penting peningkatan mutu pendidikan, jangan sampai menjadi masalah.

Struktur Kurikulum di SMA banyak memunculkan permasalahan yang secara konseptual dan praktis akan menghambat implementasi kurikulum 2013.

Penghapusan jurusan dan menggantikannya dengan pilihan-pilihan sesuai dengan bakat dan minat berimplikasi terhadap kesiapan guru, kesiapan fasilitas pendidikan, dan kesiapan buku teks yang sesuai.

Pilihan sesuai bakat,minat dan potensi siswa harus diatur sehingga implikasinya dapat terkendali dan dapat meningkatkan mutu siswa.

Pilihan yang ideal tetap dilaksanakan pada kelas XI dan XII dengan alternatif IPA,IPS,Bahasa dan Seni, atau IPA,IPAS dan perpaduan antara IPA dan IPS,sedangkian matapelajaran kebahasaan dapat disebar kepada setiap kelompok pilihan ini.

Struktur krukulum SMK yang berbeda dari SMA menkankan kepada adanya kelompok matapelajaran keahlian vokasional yang dikaitkan dengan kebutuhan dunia bisnis dan industri

Relevancy kurikulum merupakan isu utama yang memerlukan perhatian demikian pula isu kerjasama dengan dunia bisnis dan industri

Program Praktek kerja Industri ( Prakerin) pentingt dan karena itu perlu memperoleh dukungan dunia bisnis dan industri dalam pelaksanaannya

Kemendikbud perlu menelaah kembali pengalaman implementasi kurikulum pada masa yang lalu dan dijadikan lesson learnt agar berbagai kesulitan dan kesalahan tidak terus dilakukan.

Kelemahan utama adalah dalam persiapan dari tingkat pusat hingga tingkat satuan pendidikan yaitu persekolahan.

Tarahunnya amat besar yaitu peserta didik sebagai anak bangsa yang jumlah keseluruhan untuk semua jenis dan jenjang luar biasa besarnya.

Untuk tidak mengulangi kesalahan masa lalu, maka langkah strategis berikut perlu dicermati:1)Selesaikan terlebih dahulu dengan tuntas dokumen kuirkulum 2013 hingga betul-betuil nsiap dilaksanakan.2)Adakan sosialisasi yang menyeluruh terutama pada tingkat daerah dan satuan pendidikan.3)Siapkan manajemen dan perangkatnya dengan mantap sehingga manajemen tidak muncul sebagai kendala.4)Siapkan daya dukung yang memadai untuk mengurangi hambatan dalam proses implementasi di di daerah dan pada tingkat satuan pendidikan.

TERIMA KASIH