Presentasi KK

21
Oleh : Baiq Adelina A M (1508020093) Mira Ria Andriani (1508020096) Vinie Triana(1508020104) Sulfiati Mukaromah (1508020137) Ari Fariz Mustafa (1508020171) Komunikasi dan Konseling Diabetes Mellitus

description

mm

Transcript of Presentasi KK

Page 1: Presentasi KK

Oleh :Baiq Adelina A M (1508020093)Mira Ria Andriani (1508020096)

Vinie Triana(1508020104)Sulfiati Mukaromah (1508020137)

Ari Fariz Mustafa (1508020171)

Komunikasi dan Konseling

Diabetes Mellitus

Page 2: Presentasi KK

Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.

Pengertian

Page 3: Presentasi KK

Diabetes Mellitus Tipe 1Insulin Dependent

Diabetes Melliyus (IDDM)

Disebabkan kerusakan sel β pankreas (reaksi autoimun)

75 % kasus terjadi sebelum usia 30 tahun

Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)

terjadi penurunan kemampuan insulin bekerja di jaringan perifer (insulin resistance) dan disfungsi sel β.

DM tipe 2 umumnya terjadi pada usia >40 tahun

Klasifikasi Diabetes MellitusDiabetes Mellitus Tipe 2

Page 4: Presentasi KK

DM dalam kehamilan (Gestational Diabetes Mellitus)

Kehamilan yang disertai dengan peningkatan insulin resistance (ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia)

Pada umumnya mulai ditemukan pada kehamilan trimester kedua atau ketiga.

Diabetes Mellitus Tipe Lain

Page 5: Presentasi KK

Diabetes Mellitus Tipe 1Reaksi otoimun.Virus (Cocksakie,

Rubella, CMVirus, Herpes, dll)

Otoantibodi (ICCA/Islet Cell Cytoplasmic Antibodies, ICSA/Islet cell surface antibodie dan GAD /glutamic acid decarboxylase.

Obesitas Diet tinggi lemak

dan rendah serat, Kurang gerak badan

EtiologiDiabetes Mellitus Tipe 2

Page 6: Presentasi KK

Patofisiologi

Page 7: Presentasi KK

Parameter Kriteria DiagnosaGlukosa Plasma Vena Puasa

Glukosa Plasma2 jam setelah makan

Normal <100 mg/dL <140 mg/dL

Pra DiabetesIFG

IGT

100 – 125 mg/dL

––

––

140 – 199 mg/dL

diabetes > 126 mg/dL > 200 mg/dL

Page 8: Presentasi KK

PoliuriaPolidipsiaPolifagiaPenglihatan kaburKesemutan pada tangan atau kaki

Gejala Klinik

Page 9: Presentasi KK

Mikrovaskuler (Neurophaty, Neprophaty, Retinophaty)

Makrovaskuler (penyakit jantung koroner (coronary heart disease , penyakit pembuluh darah otak, dan penyakit pembuluh darah perifer /peripheral vascular disease )

Hipoglikemia (ditandai dengan gejala klinis penderita merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, sampai hilang kesadaran

Hiperglikemia (keadaan dimana kadar gula darah melonjak secara tiba-tiba)

Komplikasi Diabetes Mellitus

Page 10: Presentasi KK

Terapi farmakologiTerapi non Farmakologi

Tatalaksana Terapi DM

Page 11: Presentasi KK

Golongan & Cotoh Obat

Mekanisme Kerja ESO Keterangan

SulfonilureaEx :GlipizidGlibenklamidKlorpropamid

Merngasang sekresi insulin insulin di kelenjar pancreas. Oleh sebab itu hanya efektif apabila sel-sel β Langerhans pankreas masih dapat berproduksi

Gangguan saluran cerna, mual, diare, sakit kepala, dsb

Berhati-hati pada pasien usia lanjut, wanita hamil, pasien dengan gangguan hati, atau gangguan ginjal.

BiguanidaEx :Metformin

Bekerja langsung pada hati, menurunkan produksi glukosa hati.

Mual, muntah, diare dan asidosis laktat

Tidak boleh diberikan pada pada penderita gangguan fungsi hepar, gangguan fungsi ginjal, penyakit jantung kongesif dan wanita hamil

TiazolidionEx: Rosiglitazonpioglitazon

Meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin dengan jalan berikatan dengan PPARγ (peroxisome proliferator activated receptor-gamma) di otot, jaringan lemak, dan hati untuk menurunkan resistensi insulin.

anemia ringan, edema (pada 4-5% terapi tunggal atau kombinasi), dan kenaikan berat badan.

Obat ini tidak boleh diberikan pada pasien gagal jantung karena dapat memperberat edema dan juga pada gangguan fungsi hati.

Alfa Glukosidase Inhibitor.Ex :akarbose miglitol

Menghambat enzim alfa glukosidase yang terdapat pada dinding usus halus. Enzim-enzim α-glukosidase (maltase, isomaltase, glukomaltase dan sukrase) berfungsi untuk menghidrolisis oligosakarida, pada dinding usus halus.

Kembung, flatulensi, diare

Kontraindikasi pada penderita inflamatory bowel disease, ulcerasi kolon, ileus, obstruksi GI

Page 12: Presentasi KK

Insulin (Terapi pada penderita DM tipe 1)me1. Mekanisme Kerja

Insulin yang disekresikan oleh sel-sel β pancreas akan langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena porta, yang kemudian akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Efek kerja insulin adalah membantu transport glukosa dari darah ke dalam sel.

2. Penggunaan Terapi InsulinSediaan insulin saat ini tersedia dalam bentuk obat suntik yang umumnya dikemas dalam bentuk vial. Kecuali dinyatakan lain, penyuntikan dilakukan subkutan (di bawah kulit). Penyerapan insulin dipengaruhi oleh beberapa hal. Penyerapan paling cepat terjadi di daerah abdomen, diikuti oleh daerah lengan, paha bagian atas dan bokong

Terapi Farmakologi

Page 13: Presentasi KK
Page 14: Presentasi KK

3. Penggolongan Sediaan Insulin Berdasarkan Mula dan Masa Kerja

- Masa kerja singkat (short acting)- Masa kerja sedang- Masa kerja panjang4. Penyimpanan Sediaan Insulin- Insulin harus disimpan di lemari es pada

temperatur 2-8°C- Insulin dapat disimpan pada suhu kamar dengan

penyejuk 15-20ºC bila seluruh isi vial akan digunakan dalam satu bulan.

Penfill dan pen yang disposable berbeda masa simpannya.

Untuk mengurangi terjadinya iritasi lokal pada daerah penyuntikan yang sering terjadi bila insulin dingin disuntikkan, dianjurkan untuk mengguling-gulingkan alat suntik di antara telapak tangan

Page 15: Presentasi KK

Cara Penggunaan Insulin Pen

Page 16: Presentasi KK

Edukasi.Edukasi yang harus diberikan kepada pasien diantaranya pengetahuan dan pemantauan glukosa darah secara mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya. Tenaga kesehatan dapat melaksanakan edukasi sebagai berikut:

1. Memberikan dukungan dan nasehat positif 2. Memberikan informasi bertahap dimulai dari hal yang sederhana 3. Mendiskusikan program pengobatan secara sederhana dan

lengkap terkait program pengobatan yang diperlukan pasien 4. Melakukan kompromi dan negosiasi tujuan pengobatan yang

dapat diterima 5. Memberikan motivasi dan penghargaan kepada pasien 6. Melibatkan keluarga atau pendamping dalam proses edukasi 7. Memperhatikan kondisi jasmani dan psikologi serta tingkat

pendidikan pasien dan keluarga.

Terapi Non Farmakologi

Page 17: Presentasi KK

Terapi Gizi Medis/DietKunci keberhasilan penatalaksaan diabetesTinggi serat ( 25 gram per hari)Karbohidrat : 60 – 70 %Protein : 10 – 15 %Lemak : 20 – 25 %

Page 18: Presentasi KK

Latihan JasmaniLatihan jasmani berfungsi untuk menjaga kebugaran, menurunkan berat badan, dan memperbaiki sensitivitas insulin sehingga memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan diantaranya jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang yang disesuaikan dengan umur dan status kesehatan jasmani (PERKENI, 2005).

Page 19: Presentasi KK

Prinsip yang perlu diperhatikan pada proses edukasi diabetes adalah:

Memberikan dukungan dan nasihat yang positif serta hindari terjadinya kecemasan

Memberikan informasi secara bertahap, dimulai dengan hal-hal yang sederhana

Lakukan pendekatan untuk mengatasi masalah dengan melakukan simulasi

Berikan penjelasan secara sederhana dan lengkap tentang program pengobatan yang diperlukan oleh pasien dan diskusikan hasil pemeriksaan laboratorium

Lakukan kompromi dan negosiasi agar tujuan pengobatan dapat diterima

Berikan motivasi dengan memberikan penghargaan Libatkan keluarga/ pendamping dalam proses edukasi

Konseling Pencegahan dan Penatalaksanaan Penderita Diabetes Mellitus

Page 20: Presentasi KK

Materi edukasi terdiri dari materi edukasi tingkat awal dan materi

edukasi tingkatlanjutan. Edukasi yang diberikan kepada pasien meliputi

pemahaman tentang: Perjalanan penyakit DM Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM Penyulit DM dan risikonya Intervensi farmakologis dan non-farmakologis serta target

perawatan Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat

hipoglikemik oral atau insulin serta obat-obatan lain Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil

glukosa darah atau urin mandiri (hanya jika pemantauan glukosa darah mandiri tidak tersedia)

Mengatasi sementara keadaan gawat darurat seperti rasa sakit, atau hipoglikemia

Pentingnya latihan jasmani yang teratur

Page 21: Presentasi KK

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu contoh penyakit kronis sehingga pengelolaan DM memerlukan penanganan secara multidisiplin yang mencangkup terapi non-obat dan terapi obat. Apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan penatalaksanaan diabetes diantaranya mendampingi, memberikan konseling dan bekerja sama erat dengan penderita dalam penatalaksanaan diabetes sehari-hari

Kesimpulan